Anda di halaman 1dari 3

Pohon jati belanda, berdasarkan beberapa penelitian terdahulu, pada daunnya mengandung tripenoid, sterol, alkaloid, karotenoid, flavonoid,

tannin, dan karbohidrat. Berdasarkan senyawa-senyawa kimia yang disebutkan tersebut ada lima senyawa daun jati Belanda yang paling sering diteliti yaitu alkaloid, flavonoid, musilago, tannin, dan tripernoid. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa senyawa-senyawa bioaktif yang ada di tanaman pohon jati Belanda ikut masuk kedalam jalur metabolisme sama seperti halnya metabolisme karbohodrat. Senyawa ini ikut mengalir di dalam darah serta diproses di dalam hati, meskipun senyawa tersebut ikut mengalami termetabolisme di dalam hati tidak menyebabkan gangguan terhadap fungsi hati. Hali ini sejalan dengan penelitian dengan penlitian yang telah dilakukan oleh Adjirni, et al (2001). Menurut Hegnauer alkaloid sesungguhnya adalah senyawa beracun, senyawa tersebut menunjukan aktifitas fisiologis yang luas dan diturunkan dari asam amin. Menurut Rahardjo (2006), jenis alkaloid yang terdapat pada daun jati memiliki struktur kimia yang mirip dengan Orlistat yaitu obat sintesis penekan nafsu makan sehingga alkaloid diduga dapat menurunkan beran badan. Gambar struktur Selain itu, senyawa lain yang terdapat di daun pohon jati Belanda yaitu Musilago(lender) adalah suatu polisakarida heterogen dengan struktur polimer bercabang yang tersusun atas berbagai macam gula dan asam uronat. Musilago bersifat hidrofilik dan mampu menangkap air untuk membentuk gel. Sifat musilago yang mampu menangkap air tersebut menyebabkan musilago berfungsi sebagai pembentukan masa feses (Utomo, 2008). Senyawa lainnya yaitu tannin, merupakan senyawa polifenol yang memiliki berat molekul cukup tinggi (lebih dari 1000) dan dapat membentuk kompleks dengan protein. Di dalam usus halus, sifat tannin yang mudah berikatan dengan protein ini, memungkinkan protein di permukaan usus mengendap sehingga mengurangi penyerapan makanan. Tannin, bila direaksikan dengan air, senyawa ini akan membentuk larutan koloid yang bereaksi asam dan mempunyai rasa sepat yang kuat. Sifat umum dari senyawa tannin antara lain dalam air membentuk koloidal yang bereaksi asam dan sepat, dapat mengendapkan larutan gel, tidak dapat mengkristal, mampu mengoksidasi oksigen, dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolik. Senyawa ini juga mempunyai sifat khusus yaitu tidak dapat dikristalisasi, memiliki efek astringensi yaitu dapat menetralisir lemak, dapat mengedapkan

larutan gel dalam larutan bila terlarut dalam garam menghasilkan warna biru tua, terlarut dalam gram Cu, Pb, Sn, lar. K-bikarbonat kuat/asam kromat 1%, mudah mengabsorbsi oksigen dalam larutan basa. MANFAAT JATI BELANDA Jati Belanda oleh masyarakat pada umumnya sangat terkenal terutama pada kaum wanita sebagai obat pelangsing tubuh. Banyak penelitian membuktikan bahwa daun jati Belanda bermanfaat untuk menurunkan berat badan (Rachmadani, 2001; Rahadrjo, et al, 2004; Sukandar et al, 2006; Utomo, 2006). Jati Belanda memiliki banyak kandungan senyawa tannin dan musilago yang mampu mengurangi penyerapan makanan dengan cara mengendapkan protein yang ada dalam permukaan usus (Hendri,2007). Menurut Utomo (2008), ekstrak daun jati Belanda berdampak pada peningkatan HDL. HDL dapat menurunkan kadar kolesterol dalam sel dengan cara mengambil kelebihan kolesterol dari jaringan untuk kemudian diproses di hati lalu dibuang bersama cairan empedu. Dalam hal tingkat keamanan dalam penggunaannya, diketahui bahwa ekstrak daun jati Belanda tidak menimbulkan efek toksik kepada hewan uji (Utomo,2008). Hal ini didukung dengan adanya penelitian yang menggunakan ekstrak jati Belanda yang telah tercampur dengan etanol dan juga pada penyari air. Dinyatakan bahwa pemberian ekstrak jati Belanda hingga 6324,134 mg/kg BB hewan uji, tidak memberikan efek toksik dan kematian pada hewan tikus putih (Utomo,2008).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rina Mardiyah Widyati,2012 dengan judul Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Gauzuma ulmifolia Lamk) Terhadap Berat Badan, Berat Testis, Dan Jumlah Sperma Mencit (Mus musculus L) Galur Swiss Webster. Berdasarkan hasil uji Anova yang dilakukan menghasilkan pengaruh yang nyata pada semua perlakuan yang dilakukan, yaitu dimana Penurunan berat badan mencit pada kelompok perlakuan diduga karena adanya kandungan senyawa bioaktif pada ekstrak daun jati Belanda. Kandungan senyawa bioaktif pada ekstrak jati Belanda yang diduga memberikan pengaruh menurunkan berat badan adalah tannin, musilago, dan alkaloid. Hal tersebut sejalan dengan penelitian dari Astika (2008); Gusmayanti (2008); Syahid (2010). Senyawa tannin memiliki dampak dapat mengendapkan protein yang ada di dalam permukaan usus halus karena mudah berikatan dengan protein sehingga mengurangi penyerapan makanan, dengan demikian proses kegemukan dapat dihambat. Senyawa musilago

yang terkandung dalam daun jati Belanda merupakan polisakarida yang terbentuk lender dan bersifat sebagai pelican sehingga dengan adanya musilago, absorpsi makanan pada usus dapat dikurangi. Selain karena pengaruh senyawa tannin dan musilago, penurunan berat badan mencit dapat disebabkan karena adanya kadungan alkaloid di dalam ekstrak. Menurut Rahardjo (2006) senyawa alkaloid dalam ekstrak daun jati Belanda diduga dapat menghambat aktifitas enzim lipase pankreas. Enzim lipase adalah enzim yang menghidrolisis ikatan ester lemak menjadi alcohol dan asam lemak. Aktifitas enzim lipase akan meningkatkan penyerapan asam lemak. Sehingga, jika aktifitas enzim lipase ini dihambat mengakibatkan terjadi absorpsi lemak menjadi berkurang sehingga banyak lemak yang terbuang melalui feses.

Anda mungkin juga menyukai