Anda di halaman 1dari 20

SATUAN ACARA PENYULUHAN

MENINGITIS Di Ruang SERUNI A RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Oleh :

1. Pandu Rahmat 2. Yuliayanti 3. Didit Supriyanto 4. Dwi Endah Mahargyani 5. Sri Astutik

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2010

SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik Sasaran Tempat Waktu 1. : Meningitis : Keluarga pasien yang dirawat di Ruang Seruni A RSUD Dr. Soetomo Surabaya : Ruang pertemuan seruni A RSUD Dr. Soetomo : 60 menit Hari/Tanggal : Kamis, 15 april 2010

Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan, keluarga pasien yang dirawat di Ruang Seruni A mengerti tentang meningitis.

2.

Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penyuluhan, pengunjung diharapkan dapat : a. Menjelaskan tentang pengertian meningitis b. Menyebutkan etiologi meningitis c. Menyebutkan tanda dan gejala pada meningitis d. Menyebutkan pencegahan pada meningitis e. Menyebutkan komplikasi meningitis f. Menyebutkan penanganan dan perawatan pada pasien dengan meningitis

3.

Metode Ceramah Tanya jawab Kuesioner (pre dan post)

4.

Media Flip chart Leaflet

5.

Materi Materi penyuluhan terlampir

6.

Setting

: Penyaji X X X X X 7. Job discription Moderator 1. Membuka kegiatan dengan mengucap salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Menyebutkan materi yang akan diberikan 5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan 6. Menulis pertanyaan yang diajukan oleh peserta penyuluhan 7. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi 8. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan Pembicara 1. Menggali pengetahuan keluarga tentang meningitis 2. Menjelaskan materi mengenai definisi meningitis, faktor penyebab meningitis, tanda gejala, penatalaksanaan dan komplikasi menigitis. X X X X X X X X X : Moderator : Fasilitator : Observer : Pembimbing

Fasilitator 1. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan 2. Menyebarkan kuesioner (Pre) pada keluarga sebelum penyuluhan diberikan 3. Mengatur tehnik acara sebelum dimulainya penyuluhan 4. Memotivasi keluarga pasien agar dapat berpartisipasi mengikuti penyuluhan 5. Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan kesempatan bertanya. 6. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta 7. Memberi kuesioner (post) pada keluarga di akhir penyuluhan 8. Membagi leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan Observer 1. Mengobservasi jalannya proses kegiatan 2. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan berlangsung 3. Memberikan penjelasan kepada pembimbing tentang evaluasi hasil penyuluhan 8.
NO.

Kegiatan Penyuluhan
WAKTU TAHAP KEGIATAN PENYULUHAN KEGIATAN PESERTA PELAKSANA

1.

15 menit

Pembukaan Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Melakukan kontrak waktu Menyebutkan materi penyuluhan yang akan diberikan Menyebarkan kuesioner (pre) sebelum dilakukan penyuluhan

Menyambut salam dan mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mendengarkan Mengisi lembar jawaban

Moderator

Fasilitator

30 menit

Isi

15 menit

Penutup

Menjelaskan tentang: Pengertian Meningitis Etiologi meningitis Tanda dan gejala meningitis Komplikasi meningitis Pencegahan meningitis Penanganan dan perawatan pada pasien dengan meningitis Memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk bertanya tentang materi yang diberikan Memberikan jawaban / penjelasan dari pertanyaan yang diajukan Menyatakan kegiatan telah selesai Membagikan kuesioner (post) di akhir penyuluhan Mengucapkan terima kasih kepada pengunjung dan membagikan leaflet Mengucapkan salam sebagai penutup acara

Mendengark an dan memperhatikan

Penyaji

Mendengark an dan memperhatikan

Bertanya dan memperhatikan

Mendengarkan dan membalas salam Mengisi kuesioner yang diberikan. Mendengarkan dan membalas salam

Fasilitator

Moderator

9.

Kriteria Evaluasi Evaluasi struktur Peserta yang hadir di ruang seruni A RSUD Dr.Soetomo Surabaya minimal 15 orang. Penyuluhan diselenggarakan di ruang seruni A RSUD dr.Soetomo Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 30 menit sebelum penyuluhan dimulai. Perencanaan penyuluhan dilakukan empat hari sebelum hari H. Kontrak waktu dengan keluarga H -1 dengan membagikan undangan dan ditindaklanjuti pada hari H-nya. Evaluasi proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama Peserta mengajukan pertanyaan

Evaluasi hasil Peserta mampu menjawab kuesioner yang diberikan setelah dilakukan penyuluhan 75 % materi yang dapat diterima. Peserta mengerti dan dapat menyebutkan tentang pengertian meningitis Peserta mengerti dan dapat menyebutkan tanda dan gejala meningitis Peserta dapat menyebutkan pencegahan pada meningitis Peserta dapat menyebutkan komplikasi meningitis Peserta mengerti dan dapat menyebutkan cara penanganan dan perawatan pada pasien dengan meningitis Peserta yang hadir 78% (11 orang) dari yang diundang (15 orang). Peserta yang meninggalkan tempat saat diskusi 1 orang

10.

Pengorganisasian Pembimbing Pembimbing Klinik Penyaji Moderator Fasilitator Obsever S.Kep Akademik : Ni Ketut Alit Armini, S.Kp

: Sudijono, SST Upit Natalina, S.Kep.,Ns : Sri Astutik, S.Kep : Pandu Rahmat, S.Kep : Didit Supriyanto, S.Kep Yuliayanti, S.Kep : Dwi Endah Mahargyani,

MENINGITIS 1.1 Definisi Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur (Smeltzer, 2001). Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen (Piameter, durameter, araknoid), cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi &Rita,2001). 1.2 Etiologi 1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa 2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia 3. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki laki lebih sering dibandingkan dengan wanita 4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan 5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. 6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan system persarafan

2.3 Klasifikasi Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu : 1. Meningitis serosa Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia. 2. Meningitis purulenta Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa. 2.4 Patofisiologi Agen penyebab Invasi ke SSP melalui aliran darah Bermigrasi ke lapisan subarahnoid Respon inflamasi di piamatter, arahnoid,CSF dan ventrikuler Exudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinal Kerusakan neurologist ( Donna D., 1999)

Selain dari adanya invasi bakteri, virus, jamur maupun protozoa, point dentry masuknya kuman juga bisa melalui trauma tajam, prosedur operasi, dan abses otak yang pecah, penyebab lainnya adalah adanya rinorrhea, otorrhea pada fraktur bais cranii yang memungkinkan kontaknya CSF dengan lingkungan luar. Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas. Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis. Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri. Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK. Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

WOC
Mikroorganisme Infeksi saat hamil Daya tahan tubuh menurun Infeksi paru Kelainan sistem saraf pusat Agen penyebab infeksi

Endotoksin meningkatkan permeabilitas sawar darah otak

Penetrasi mikroorganisme melalui sawar darah otak

Penyebaran secara hematogen

Terbentuk eksudat serebrospinosa

Kerusakan sawar darah otak

Migrasi leukosit melalui dinding kapiler otak

Penetrasi mikroorganisme di meningen MK: Resiko cedera

Inflamasi pada meningen hingga sub araknoid dan parenkim otak Konvulsi/kejang Hambatan pada faktor intrinsic GABA inhinitor Abses otak

PK: Sepsis MK: Peningkatan suhu tubuh Panas

Hambatan jalan napas

Lidah jatuh ke pangkal lidah

Obstruksi aliran cairan serebrospinal

Edema MK: Pola napas inefektif PTIK

Nyeri kepala Penurunan kesedaran

Herniasi otak Menekan medulla oblongata

muntah proyektil

Intake tidak adekuat MK: perfusi jaringan serebri Gangguan dan kegagalan napas MK: -Defisit voleme cairan -Nutrisi kurang dari kebutuhan

2.5 Manifestasi klinis

MK: -Pola inefektif - Gg. Pertukaran gas

Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK : 1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering) 2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma. 3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb: a) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher. b) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna. c) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan. 4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya. 5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat kesadaran. 6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal. 7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata 2.6 Pemeriksaan Diagnostik 1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :

a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri. b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus. 2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis ) 3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri ) 4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil ( infeksi bakteri) 5. Elektrolit darah : Abnormal . 6. ESR/LED : meningkat pada meningitis 7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi 8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor 9. Rongent dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.

2.7 Komplikasi 1. Hidrosefalus obstruktif 2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia ) 3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral) 4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone ) 5. Efusi subdural 6. Kejang 7. Edema dan herniasi serebral 8. Cerebral palsy 9. Gangguan mental 10. Gangguan belajar 11. Attention deficit disorder

2.8 Pencegahan Meningitis dapat dicegah dengan cara mengenali dan mengerti dengan baik faktor presdis posisi seperti otitis media atau infeksi saluran napas (seperti TBC) dimana dapat menyebabkan meningitis serosa. Dalam hal ini yang paling penting adalah pengobatan tuntas (antibiotik) walaupun gejala-gejala infeksi tersebut telah hilang. Setelah terjadinya meningitis penanganan yang sesuai harus cepat diatasi. Untuk mengidentifikasi faktor atau janis organisme penyebab dan dengan cepat memberikan terapi sesuai dengan organisme penyebab untuk melindungi komplikasi yang serius. Meningitis yang disebabkan oleh meningokokus dan hemofilus influenza tipe B bisa menular pada anak dan orang dewasa yang berhubungan erat dengan penderita yaitu tinggal dan makan dalam 1 rumah yang sama. Mereka perlu diberi pencegahan antara lain: 1. Penderita diisolasi 2. Vaksinasi 3. Obat-obatan 2.9 Penatalaksanaan Pengobatan dibagi menjadi pengobatan umum dan pemberian antibiotik. Umum 1. 2. 3. 4. 5. 6. Penderita dirawat di rumah sakit Cairan diberikan secara infus dalam jumlah yang cukup dan jangan berlebihan Bila gelisah diberi sedativ seperti fenobarbital (penenang) Nyeri kepala diatasi dengan analgetik Panas diturunkan dengan: Kompres es, parasetamol, asam salisilat, pada anak dosisnya 10 mg/kg BB tiap 4 jam secara oral Kejang diatasi dengan: Diazepam -Dewasa -Anak Fenobarbital -Dewasa : 6-120 mg/hari secara oral : 10-20 mg /iv : 0,5 mg/kg BB/ iv

-Anak Difenilhidantoin -Dewasa -Anak 7. 8.

: 5-6 mg/kg BB/hari secara oral : 300 mg/hari secara oral :5-9 mg/kgBB/hari secara oral

Sumber infeksi yang menimbulkan meningitis purulenta diberantas dengan obatobatan atau dengan operasi. Kenaikan tekanan intra kranial diatasi dengan: -Manitol Dosisnya 1-1,5 mg/kgBB/iv dalam 30-60 menit dan dapat diulangi 2 kali jarak 4 jam. -Kortikosteroid Biasanya dipakai dexametason secara intravena dengan dosis pertama 10 mg lalu diulangi dengan 4 mg setiap 6 jam. Kortikosteroid masih menimbulkan pertentangan. Ada yang setuju untuk memakainya, tetapi ada juga yang mengatakan tidak ada gunanya. -Pernapasan diusahakan sebaik mungkin dengan membersihkan jalan napas. dengan

9. 10. 11.

Bila ada hidrosefalus obstruktif dilakukan operasi pemasangan pirau (shunting) Efusi subdural pada anak dikeluarkan 25-30 cc setiap hari selama 2-3 minggu, bila gagal dilakukan operasi. Fisioterapi diberikan untuk mencegah dan mengurangi cacat.

Antibiotika Antibiotik spektrum luas harus diberikan secepat mungkin tanpa menunggu hasil biakan, baru setelah ada hasil biakan diganti dengan antibiotik yang sesuai. Antibiotik diberikan secara per enteral, pemberian intrtekal tidak dianjurkan. Lama pemberian antibiotik biasanya 10-14 hari atau sedikitnya sampai dengan 7 hari setelah penderita bebas dari demam. Antibiotik yang sering dipakai untuk meningitis: 1. Ampisilin (iv) : 8-12 gr/ hari, dibagi dalam 4 kali pemberian 2. Gentamisin (iv) : 5 mg/kg/BB/hari, dibagi dalam 3 kalipemberian. 3. Kloramfenikol (iv) : 4-8 gr/ hari, diberikan dalam 4 kali pemberian 4. Sefalosporin (iv) : 2 gr tiap 4-6 jam

DAFTAR PUSTAKA Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan.. Jakarta :EGC Kapita Selekta Kedokteran FKUI, (1999) Jakarta :Media Aesculapius. Brunner / Suddarth,( 2000). Buku saku keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC. Harsono, (2007). Kapita Selekta Neurologi. Yogyakarta: UGM

PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH MAHASISWA PSIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR ANGKATAN BXI TAHUN 2010 DAFTAR HADIR PESERTA PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT RUANG SERUNI A RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Hari / Tanggal Tempat Judul Penyuluhan NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 11. 9. 10. 7. 8. 5. 6. 3. 4. : Kamis,15 April 2010 : SERUNI A : Meningitis ALAMAT 1. 2. TANDA TANGAN

N A M A

12. 13. 14. 15. 16. 15. 13.

12.

14.

16.

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH MAHASISWA PSIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNAIR ANGKATAN BXI TAHUN 2010

LEMBAR OBSERVASI PENYULUHAN


PESERTA PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS) RUANG SERUNI A RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Hari / Tanggal Tempat Judul Penyuluhan NO. 1. : Kamis, 15 April 2010 : SERUNI A : Meningitis DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN

EVALUASI

Persiapan:
a. SAP telah disiapkan sebelum penyuluhan dilaksanakan b.Materi penyuluhan telah disiapkan sebelum penyuluhan dilaksanakan c. LCD dan Power point sudah disiapkan sebelum peserta penyuluhan masuk ke tempat penyuluhan.

2.

3.

Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam. Memperkenalkan diri Menjelaskan tujuan dari penyuluhan Menyebutkan materi yang akan diberikan

Pelaksanaan :

4.

Menggali pengetahuan keluarga tentang meningitis Menjelaskan pengertian meningitis Menjelaskan etiologi meningitis Menjelaskan tanda dan gejala meningitis Menjelaskan tentang pencegahan meningitis Menjelaskan tentang pelaksanaan meningitis Menjelaskan tentang komplikasi yang terjadi pada meningitis Memberikan kesempatan kepada keluarga dan klien untuk bertanya hal yang tidak dimengerti Menanyakan kembali kepada keluarga dan klien tentang materi yang telah diberikan. Mengucapkan terimakasih atas peran serta keluarga dan klien ruang Seruni A Mengucapkan salam penutup

Evaluasi :

5.

Terminasi :

Mengetahui, Observer

(Pandu Rahmat) NIM : 010830432 B

Anda mungkin juga menyukai