Anda di halaman 1dari 30

-

Kekayaan Negara yang Dipisahkan di Badan Usaha Milik Negara, Khususnya Perusahaan Perseroan dan Kaitannya Tindak Pidana di Korupsi Oleh Ridwan Khairandy
A. Pendahuluan Persoalan korupsi bagi Indonesia telah masalah bangsa yang sangat mengkhawatirkan. Ia telah merambah ke dalam berbagai sektor kehidupan negara. Walaupun telah banyak upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut, namun hasilnya dirasakan belum terlalu menggembirakan. Hal tersebut diakui sendiri oleh Presiden . Di tengah upaya penyidikan dan penuntutan oleh aparat penegak terhadap kasus korupsi di berbagai B !", khususnya Perusahaan Perseroan #Persero$ yang begitu gen%ar, ternyata menimbulkan banyak kritik. &parat penegak hukum seringkali dikatakan tidak memahami konsep badan hukum, seperti Perseroan terbatas #P'$ atau Perusahaan Perseroan #Persero$. (uga tidak dipahami benar apa konsekuensi yuridis penyertaan modal oleh negara dalam bentuk kekayaan negara yang dipisahkan dan Badan saha !ilik "egara #B !"$. &kibatnya, tindakan aparat untuk memberantas "o. )* tahun +**, tentang Perseroan "o. -. "o. - 'ahun -../ tentang Perseroan 'erbatas$ dan korupsi di B !" ternyata bertentangan 'erbatas #dulu 'ahun +**0 tentang Badan kegiatan perusahaan dimaksud. B. Korporasi sebagai Badan Hukum B !", khususnya Persero pada dasarnya adalah sebuah korporasi, sebuah badan usaha berbadan hukum yang bertu1uan untuk men%ari keuntungan. Dengan

saha !ilik "egara yang men1adi dasar eksistensi dan

memahami makna dan konsekuensi badan hukum, akan didapat pemahaman yang utuh tentang Persero. Pada dasarnya badan hukum adalah suatu badan yang dapat memiliki hak2hak dan kewa1iban2kewa1iban untuk melakukan suatu perbuatan seperti manusia, memiliki kekayaan sendiri, dan digugat dan menggugat di depan pengadilan. Badan hukum ini adalah rekayasa manusia untuk membentuk suatu badan yang memiliki status, kedudukan, kewenangan yang sama seperti manusia. Oleh karena badan ini adalah hasil rekayasa manusia, maka badan ini disebut sebagai artificial person. Di dalam hukum, istilah person #orang$ men%akup makhluk pribadi, yakni manusia #natuurlijk persoon$ dan badan hukum #persona moralis, legal person, legal entity, rechtspersoon$. Keduanya adalah sub1ek hukum, sehingga keduanya adalah penyandang hak dan kewa1iban hukum. Dengan perkataan lain, sebagaimana yang dikatakan oleh (. 3atrio, mereka ia memiliki hak4dan atau kewa1iban yang diakui hukum.Oleh karena badan hukum adalah sub1ek, maka ia merupakan badan yang independen atau mandiri dari pendiri, anggota, atau penanam modal badan tersebut. Badan ini dapat melakukan kegiatan bisnis atas nama dirinya sendirinya seperti manusia. Bisnis yang di1alankan, kekayaan yang dikuasai, kontrak yang dibuat semua atas nama itu sendiri. Badan ini seperti halnya manusia memiliki kewa1iban2kewa1iban hukum, seperti membayar pa1ak dan menga1ukan i5in kegiatan bisnis atas nama dirinya sendiri.+ "indyo Pramono0 menyatakan bahwa 6iloso6i pendirian badan hukum adalah bahwa dengan kematian pendirinya, harta kekayaan badan hukum tersebut diharapkan masih dapat berman6aat oleh orang lain. Oleh karena itu, hukum men%iptakan suatu kreasi 7sesuatu8 yang oleh hukum kemudian dianggap atau diakui sebagai sub1ek
-

(. 3atrio, Hukum Pribadi, Bagian I Persoon Alamiah, 9itra &ditya Bakti, Bandung, -..., Robert W. Hamilton, The La of !orporation, West Publishing 9o, 3t. Paul, !inn, -..:,

hlm -0.
+

hlm -. "indyo Pramono, 7Kekayaan "egara ;ang Dipisahkan !enurut "o. -. 'ahun +**0 tentang B !"8, dalam 3ri Re1eki Hartono, et.al, ed, Permasalahan "eputar Hukum Bisnis# Persembahan kepada "ang $aha %uru, 'anpa Penerbit, (og1akarta, +**:, hlm -)+.
0

mandiri seperti halnya orang #natuurlijk persoon atau natural person$. Kemudian 7sesuatu8 itu oleh ilmu hukum disebut sebagai badan hukum #rechtspersoon atau legal person$. &gar badan hukum itu dapat bertindak seperti halnya orang alamiah, maka diperlukan organ sebagai alat bagi badan hukum itu untuk men1alin hubungan hukum dengan pihak ketiga. 3e%ara teoritik, baik di negara common la maupun ci&il la dikenal beberapa a1aran atau doktrin yang men1adi landasan teoritik keberadaan badan hukum. &da beberapa konsep terkemuka tentang personalitas badan hukum #legal personality$, yakni<) . Legal Personality as Legal Person/ !enurut konsep ini badan hukum adalah %iptaan atau rekayasa manusia, badan merupakan hasil suatu 6iksi manusia. Kapasitas hukum badan ini didasarkan pada hukum positi6. Oleh karena personalitas badan hukum ini didasarkan hukum positi6, maka negara mengakui dan men1amin personalitas hukum badan tersebut. Badan hukum yang memiliki hak dan kewa1iban tersebut diperlakukan sama dengan manusia sebagai 'real( person. !. Corporate Realism: !enurut konsep ini personalitas hukum suatu badan hukum berasal dari suatu kenyataan dan tidak di%iptakan oleh proses inkorporasi, yakni pendirian badan hukum yang didasarkan pada peraturan perundang2undangan. 3uatu badan hukum tidak memiliki personalitas sendiri yang diakui negara. Personalitas hukum ini tidak didasarkan pada 6iksi, tetapi didasarkan pada kenyataan alamiah layaknya manusia. ". Theory of the Zweckvermogen, !enurut konsep ini suatu badan hukum terdiri atas se1umlah kekayaan yang digunakan untuk tu1uan tertentu. 'eori ini dapat ditelusuri ke dalam sistem hukum yang menentukan = seperti hukum (erman = bahwa institusi dalam hukum publik #Anstalten$ dan endo ment dalam hukum perdata #"tiftungen$ adalah badan hukum
Daniel >immer, 7?egal Personality8, dalam @lla Aepken (ager, et.al, eds, )*! +,-. / .--.# 0-- 1ears of !ompany La , Kluwer ?egal Publisher, DeBenter, +**/, hlm +:, = +:.. / Konsep legal personality as legal person ini dikenal pula dengan istilah 'eori Ciksi. : Pendekatan ini corporate realism ini dikenal pula dengan istilah 'eori Kenyataan ;uridis. , 'eori ini dikenal pula dengan istilah 'eori Kekayaan Bertu1uan.
)

yang ditentukan oleh suatu ob1ek dan tu1uan, dan tidak ditentukan oleh indiBidual anggotanya. #. Aggregation Theory 'eori aggregasi ini disebut 1uga sebagai teori 7 symbolist8 atau teori 7bracker8, dan dalam Bersi modern dikenal sebagai 7corporate nominalism8 se%ara teoritik berhubungan dengan teori 6iksi. Pandangan indiBidualistik ini menyatakan bahwa makhluk #human being$ dapat men1adi sub1ek atau penyandang hak dan kewa1iban timbul atau lahir dari hubungan hukum dan oleh karenanya benar2benar men1adi badan hukum. !enurut konsep personalitas korporasi, badan hukum ini adalah semata2mata suatu nama bersama #collecti&e name$, suatu simbol bagi para anggota korporasi. $. Modern Views on Legal Personality Hukum nasional modern dewasa ini menggabungkan antara realist and fictionist theory dalam mengatur hubungan bisnis domestik dan internasional, di satu sisi mengakui realitas sosial yang ada di belakang di belakang personalitas hukum, dan sisi lain, memperlakukan badan hukum dalam se1umlah aspek sebagai suatu 6iksi. Konsep perusahaan sebagai badan yang hukum yang kekayaannya terpisah dari para pemegang sahamnya merupakan si6at yang dianggap penting bagi status korporasi sebagai suatu badan hukum yang membedakan dengan bentuk2bentuk perusahaan yang lain. 3i6at terbatasnya tanggung 1awab se%ara singkat merupakan pernyataan dari prinsip bahwa pemegang saham tidak bertanggung1awab se%ara pribadi atas kewa1iban perusahaan sebagai badan hukum yang kekayaannya terpisah dari pemegang sahamnya. Prinsip 7continuity of e2istence8D menegaskan tentang pemisahan kekayaan korporasi dengan pemiliknya. Badan hukum itu sendiri tidak dipengaruhi oleh kematian ataupun pailitnya pemegang saham. Badan hukum 1uga tidak

D Prinsip continuity of e2istence merupakan prinsip di mana perusahaan akan tetap eksis walaupun ter1adi pergantian pemilik saham. (adi, 1ika pemilik saham perusahaan meninggal atau berhenti dari perusahaan dengan %ara mengalihkan saham2sahamnya, perusahaan akan tetap eksis dan tidak bubar. Prinsip ini merupakan salah prinsip yang membedakan bentuk korporasi dengan bentuk badan usaha lainnya. Di dalam persekutuan perdata, termasuk 6irma, semestinya dengan meninggalnya salah seorang, persekutuan harus bubar.

dipengaruhi oleh perubahan struktur kepemilikan perusahaan. 3ebagai akibatnya, saham2saham perusahaan diperdagangkan se%ara bebas.. H.!." Purwosut1ipto mengemukakan beberapa syarat agar suatu badan dapat dikategorikan sebagai badan hukum. Persyaratan agar suatu badan dapat dikatakan berstatus badan hukum meliputi keharusan<-* -. &danya harta kekayaan #hak2hak$ dengan tu1uan tertentu yang terpisah dengan kekayaan pribadi para sekutu atau pendiri badan itu. 'egasnya ada pemisahan kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi para sekutuE +. 0. Kepentingan yang men1adi tu1uan adalah kepentingan bersamaE &danya beberapa orang sebagai pengurus badan tersebut. Ketiga unsur di atas merupakan unsur material #substanti6$ bagi suatu badan hukum. Kemudian persyaratan lainnya adalah persyaratan yang bersi6at 6ormal, yakni adanya pengakuan dari negara yang mengakui suatu badan adalah badan hukum. Perseroan terbatas sebagai korporasi #corporation$, yakni perkumpulan yang berbadan hukum memiliki beberapa %iri substanti6 yang melekat pada dirinya, yakni< --. 'erbatasnya 'anggung (awab Pada dasarnya, para pendiri atau pemegang saham atau anggota suatu korporasi tidak bertanggung1awab se%ara pribadi terhadap kerugian atau utang korporasi. 'anggung 1awab pemegang saham hanya sebatas 1umlah maksimum nominal saham yang ia kuasai. 3elebihnya, ia tidak bertanggung1awab. +. Perpetual "uccession 3ebagai sebuah korporasi yang eksis atas haknya sendiri, perubahan keanggotaan tidak memiliki akibat atas status atau eksistensinya. Bahkan, dalam konteks P', pemegang saham dapat mengalihkan saham yang ia miliki kepada pihak ketiga. Pengalihan
.

tidak

menimbulkan

masalah

kelangsungan

perseroan

yang

bersangkutan. Bahkan, bagi P' yang masuk dalam kategori P' 'erbuka dan
@rik P.!. Fermuelen, The 3&olution of Legal Business 4orms in 3urope and the 5nited "tates# &enture !apital, 6oint )enture, and Partnership "tructures , Kluwer ?aw International, DeBenter, +**+, hlm -D.. -* H.!.". Purwosut1ipto, Pengantar Pokok Hukum Dagang Indonesia. (ilid +, D1ambatan, (akarta, -.D+. -Perhatikan DaBid Kelly, et.al, Business La , 9aBendish Publishing ?imited, ?ondon, +**+, hlm 0)0 = 0)/.

sahamnya terda6tar di suatu bursa e6ek #listed$, terdapat kebebasan untuk mengalihkan saham tersebut. 0. !emiliki Kekayaan 3endiri 3emua kekayaan yang ada dimiliki oleh badan itu sendiri. Kekayaan tidak dimiliki oleh pemilik oleh anggota atau pemegang saham. Ini adalah suatu kelebihan utama badan hukum. Dengan demikian, kepemilikan kekayaan tidak didasarkan pada anggota atau pemegang saham. ). !emiliki Kewenangan Kontraktual serta Dapat !enuntut dan Dapat Dituntut atas "ama Dirinya 3endiri Badan hukum sebagai sub1ek hukum diperlakukan seperti manusia yang memiliki kewenangan kontraktual. Badan itu dapat mengadakan hubungan kontraktual atas nama dirinya sendiri. 3ebagai sub1ek hukum, badan hukum dapat dituntut dan menuntut di hadapan pengadilan. Reiner R. Kraakman menyebutkan bahwa suatu korporasi biasanya memiliki / #lima$ karakteristik yang penting, yaitu mempunyai personalitas hukum, terbatasnya tanggung 1awab, adanya saham yang dapat dialihkan, mana1emen terpusat di bawah struktur dewan direksi, dan kepemilikan saham oleh penanam modal. 3etiap korporasi pada umumnya didirikan berdasarkan undang2undang yang men%akup / #lima$ karakteristik tersebut ke%uali 1ika pendiri korporasi tersebut #dan diperbolehkan oleh undang2undang$ membuat aturan khusus tersendiri yang meniadakan salah satu dari karakteristik tersebut di atas.-+ 'idak semua pendirian korporasi men%akup / #lima$ karakteristik tersebut. Banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi / #lima$ karakteristik itu. 3eringkali korporasi didirikan berdasarkan undang2undang negara tertentu yang memberikan keuntungan bagi perusahaan tersebut mengenai 6leksibilitas bagi pendirian korporasi untuk meniadakan satu atau lebih karakteristik tersebut. Kelima karakteristik korporasi akan diuraikan se%ara rin%i sebagai berikut<-0 . Personalitas Hukum %legal personality&
Reiner R. Kraakman, et.al, The Anatomy of !orporate La # A !omparati&e and 4unctional Approach, OG6ord niBersity Press, OG6ord, +**/, hlm / -0 Ibid, hlm : 2 -).
-+

3ebagai suatu entitas ekonomi, korporasi pada dasarnya berperan sebagai ne2us of contracts, yaitu merupakan pihak tunggal yang mengkoordinasikan kegiatan pemasokan untuk perusahaan dan sekaligus konsumen sebagai pengguna produk dan 1asa. Kontribusi hukum perusahaan yang paling utama dan penting yaitu untuk mengi1inkan perusahaan men1alankan kegiatannya sebagai sub1ek hukum. 3ub1ek hukum di sini berbeda dengan sub1ek hukum indiBidu yang memiliki atau mengelola korporasi, atau pihak supplier dan konsumen korporasi. @lemen utama dari personalitas hukum ini adalah apa yang disebut dalam hukum perdata sebagai 7pemisahan harta kekayaan8 #separate patrimony$. Hal ini merupakan kemampuan perusahaan untuk memiliki aset2aset yang terpisah dengan kekayaan orang lain, seperti perusahaan inBestor, dan 1uga perusahaan memiliki kebebasan tidak hanya untuk menggunakan dan men1ual kekayaannya, tetapi 1uga dapat menggadaikan kekayaan kepada kreditor. &kibat dari penggadaian aset dalam personalitas hukum disebut dengan istilah 7affirmati&e asset partitioning8 untuk menekankan bahwa istilah ini men%akup perlindungan aset badan hukum, yaitu korporasi, baik dari kreditor mana1er perusahaan dan pemilik. !. Terbatasnya Tanggung 'a(ab %limited liability& Bentuk korporasi biasanya se%ara e6ekti6 membebankan ingkar 1an1i dalam kontrak yang dibuat korporasi dengan kreditornya supaya kreditor dibatasi dalam membuat tuntutan terhadap aset yang merupakan kekayaan korporasi itu sendiri. 3elain itu, hal ini 1uga bertu1uan supaya kreditor tidak dapat menuntut lebih lan1ut terhadap aset perseorangan yaitu pemegang saham atau mana1er korporasi. Pembatasan pertanggung1awaban ini membedakan bentuk korporasi ini dengan bentuk perusahaan lain, seperti persekutuan perdata. 'anggung 1awab terbatas berperan sebagai 7defensi&e asset partitioning8 yang berbeda dari 7affirmati&e asset partitioning( dalam personalitas hukum. 7efensi&e asset partitioning men%adangkan aset pribadi pemegang saham untuk kreditor perorangan perusahaan. 7Affirmati&e asset partitioning( dalam personalitas hukum mengi1inkan perusahaan untuk memiliki aset2aset, dan kemudian men1adikan aset

tersebut sebagai floating lien-) untuk kreditor bisnis daripada untuk kreditor indiBidual seperti inBestor dan mana1er. 'anggung 1awab terbatas ini memberikan 6leksibilitas dalam mengalokasikan risiko dan keuntungan antara e8uity holders dan debt holders, mengurangi biaya pengumpulan transaksi2transaksi dalam perkara insolBensi, dan mempermudah dan se%ara substansial menstabilkan harga saham. 'anggung 1awab terbatas 1uga berperan penting dengan memberikan kemudahan dalam pendelegasian mana1emen. 3elain itu, dengan mengalihkan risiko bisnis dari pemegang saham ke kreditor, maka tanggung 1awab terbatas memasukkan kreditor sebagai pengawas mana1er perusahaan. 'ugas pengawasan ini lebih baik di1alankan oleh kreditor daripada oleh pemegang saham dalam perusahaan yang kepemilikan sahamnya tersebar se%ara luas. ". Adanya )aham yang dapat Dialihkan %transferable shares& Pengalihan saham se%ara penuh dalam kepemilikan merupakan salah satu karakteristik korporasi yang membedakan korporasi dari persekutuan perdata dan badan hukum lain yang se1enis. 3i6at dapat dialihkan # transferability$ ini membuat perusahaan mampu melakukan kegiatan bisnisnya tanpa adanya gangguan ketika pemilik perusahaan itu berganti. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan likuiditas kepentingan pemegang saham dan memberikan kemudahan bagi pemegang saham untuk membangun dan mempertahankan diBersi6ikasi inBestasi porto6olio mereka. Pengalihan saham se%ara penuh #fully transferable shares$ tidak sama dengan saham yang diperdagangkan se%ara bebas #freely tradable shares$. 3ekalipun saham tersebut dapat dialihkan, saham tersebut tidak dapat diperdagangkan tanpa adanya pembatasan dalam pasar publik. 3aham tersebut hanya dapat dialihkan di antara kelompok indiBidu yang terbatas atau dengan persetu1uan pemegang saham korporasi yang ada. 3i6at dapat diperdagangkan dengan bebas memaksimalkan
4loating lien adalah hak memegang barang 1aminan yang diperluas %akupannya meliputi benda2benda tambahan lainnya yang didapatkan oleh debitor ketika utangnya belum dilunasi. 4loating lien 1uga bermakna sebagai hak memegang barang 1aminan yang tetap masih ada walaupun 1aminan tersebut si6atnya, klasi6ikasinya, atau tempatnya berubah. ?ihat Bryan &. Aarner, et.al, ed, Black9s La 7ictionary, Dth @dition, 'homson2West, 3t. Paul !in, +**), hlm .)+.
-)

likuiditas

kepemilikan

saham

dan

kemampuan

pemegang

saham

untuk

mendiBersi6ikasi inBestasi mereka. 3i6at tersebut 1uga memberikan perusahaan 6leksibilitas yang maksimal dalam meningkatkan modalnya. ntuk itu, semua negara menetapkan si6at dapat diperdagangkan dengan bebas tidak baik untuk salah satu bentuk korporasi #seringkali untuk korporasi terbuka$. 3i6at dapat diperdagangkan dengan bebas dapat pula membuat perusahaan kesulitan dalam mempertahankan kontrol penyusunan perundingan. &kibatnya, semua negara menetapkan mekanisme untuk membatasi si6at dapat dialihkan. 3eringkali hal ini dilakukan dengan pembuatan undang2undang yang terpisah, seperti undang2undang @ropa khusus bagi korporasi tertutup. "egara lain menetapkan untuk mengendalikan si6at dapat dialihkan sebagai suatu pilihan berdasarkan undang2 undang korporasi negara tersebut. #. Pendelegasian Mana*emen Pendelegasian mana1emen merupakan si6at yang hampir ada di semua perusahaan besar dengan 1umlah pemilik besar yang nominal kepemilikan sahamnya ke%il. Pendelegasian memperbolehkan adanya pemusatan mana1emen untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi. Hal ini 1uga sama pentingnya dengan pendelegasian kewenangan dalam membuat keputusan kepada indiBidu tertentu memberitahukan pihak ketiga sebagaimana kepada seseorang yang ada dalam perusahaan yang memiliki kewenangan untuk membuat per1an1ian yang mengikat. 3etiap bentuk organisasi mempunyai %ara tersendiri untuk mendelegasikan kewenangan dan kekuasaan mana1emen. Dalam limited partnership dan common la pri&ate trust biasanya memberikan hak penguasaan se%ara penuh kepada general partner-/ atau trustee dan hal ini tidak digantikan kepada orang lain tanpa adanya alasan yang 1elas. 3ebaliknya, hukum perusahaan biasanya memberikan kewenangan atas urusan perusahaan kepada dewan direksi atau organ yang se1enis yang dipilih se%ara periodik oleh pemegang saham perusahaan. Dengan demikian,

%eneral partner adalah sekutu dalam bidang usaha yang tanggung 1awabnya dalam utang piutang tak terbatas. ?ihat I.P.! Ranuhandoko, Terminologi Hukum Inggris:Indonesia, 3inar Ara6ika, (akarta, +**0, hlm 0*,.

-/

-*

kewenangan pembuatan keputusan perusahaan berada di tangan dewan direksi yang memiliki empat %iri khas. Pertama, direksi dipisahkan dari mana1er operasional perusahaan. Bentuk pemisahan ini berBariasi tergantung dari struktur dewan itu sendiri, apakah dewan itu menggunakan one tier board atau t o tier boards. Dalam t o tier boards, pe1abat tinggi perusahaan #top corporate officer$ menempati dewan tingkat kedua #subordinat$, tetapi se%ara umum dia tidak akti6 dalam dewan tingkat pertama #pengawasan$. Pe1abat ini mempunyai independensi dari pegawai perusahaan yang disewa #firm9s hired officer$, yaitu pegawai mana1erial senior perusahaan. Dalam single:tier board, pegawai yang disewa #firm9s hired officer$ merupakan anggota, atau bahkan mendominasi dewan itu sendiri. Dengan kata lain, pegawai yang disewa perusahaan #firm9s hired officer$ mempunyai kewenangan di bidang penga1uan dan pelaksanaan keputusan bisnis. Dewan direksi mempunyai kewenangan di bidang pengawasan, pengesahan keputusan, dan penyewaan pegawai. Kedua, dewan se%ara 6ormal berbeda dari pemegang saham perusahaan. Keanggotaan dewan ini memberikan sarana bagi pemegang saham minoritas atau konstituen yang lain, seperti pegawai atau kreditor, untuk mendapatkan akses atas in6ormasi yang terper%aya. 3elain itu, mereka 1uga dapat berpartisipasi langsung dalam pembuatan keputusan perusahaan. Pendelegasian kewenangan pembuatan keputusan kepada indiBidu atas nama perusahaan, dapat meningkatkan probabilitas indiBidu tersebut untuk merespon perkembangan terbaru demi kepentingan seluruh konstituen perusahaan. Ketiga, dewan perusahaan itu dipilih oleh pemegang saham perusahaan. ntuk itu dewan harus merespon kepentingan pemegang saham perusahaan. Hal ini dikarenakan pemegang saham perusahaan merupakan pihak yang menanggung keuntungan dan kerugian atas pembuatan keputusan perusahaan. 3elain itu, dewan 1uga harus mampu merespon kepentingan para pihak, seperti konstituen perusahaan lain, yang tidak terlindungi dengan kuat oleh per1an1ian.

--

Keempat, dewan biasanya mempunyai anggota yang besar. 3truktur ini memberikan pengawasan se%ara bersama2sama oleh anggota dewan. &turan ini ada penge%ualiannya, misalnya sebagian undang2undang tentang korporasi tertutup, seperti aturan yang mengatur AmbH di (erman atau 3&R? di Peran%is, mengi1inkan perusahaan untuk meniadakan adanya dewan kolekti6 dan mengganti dewan tersebut men1adi direksi umum tunggal atau dewan tunggal #one:person board$. $. Kepemilikan +n,estor &da dua elemen penting dalam kepemilikan perusahaan, yaitu hak untuk mengendalikan perusahaan dan hak untuk menerima pendapatan bersih perusahaan. Hukum perusahaan pada pokoknya dibuat untuk memudahkan in&estor:o ned firms, yaitu perusahaan yang kedua elemen kepemilikannya terikat pada inBestasi modal dalam perusahaan. ?ebih khusus, dalam in&estor:o ned firms, baik hak untuk berpartisipasi dalam pengendalian = yang se%ara umum men%akup hak Boting dalam pemilihan direksi dan hak Boting untuk menyetu1ui transaksi yang penting = dan hak untuk menerima penghasilan residual perusahaan, atau keuntungan, sesuai dengan proporsi 1umlah modal yang dimasukkan inBestor ke perusahaan. Dominasi kepemilikan saham dalam perusahaan2perusahaan besar mere6leksikan beberapa e6isiensi keuntungan yang menarik perhatian. 3alah satunya yaitu, di antara banyaknya partisipan dalam perusahaan, inBestor seringkali merupakan pihak yang sulit untuk mendapatkan perlindungan melalui sarana kontraktual. 3elain itu, inBestor yang memiliki modal, se%ara khusus memiliki kepentingan homogen di antara mereka sendiri, sehingga meminimalkan potensi kon6lik yang membutuhkan biaya besar di antara para pihak yang bersama2sama mengelola perusahaan. !en1alankan bisnis dengan wadah korporasi khususnya P' memiliki beberapa keuntungan yang 1elas kelihatan, yakni adanya tanggung 1awab tidak terbatas bagi perseroan, tetapi tidak bagi pemegang saham. Pemegang saham hanya bertanggung 1awab se1umlah nominal saham yang ia miliki. Pemilik saham menikmati terbatasnya tanggung 1awab tersebut.-:
-:

Robert W. Hamilton, loc.cit.

-+

Ketika seseorang membeli saham perusahaan, maka orang tersebut men1adi pemegang saham. 'idak seperti anggota persekutuan perdata, struktur pemegang saham dapat berubah terus menerus tanpa mempengaruhi keberadaan korporasi tersebut. Pemegang saham dapat menggugat perusahaan. 3ebaliknya, korporasi dapat pula menuntut pemegang saham. Dalam keadaan tertentu, pemegang saham dapat menuntut atas nama korporasi.-, Pen1elasan tentang P' sebagai badan hukum di atas se%ara singkat dapat digambarkan melalui skema di bawah ini. -D Perseroan 'erbatas tang atau kewa1iban yang dimiliki Pihak Ketiga

InBestasi !odal

Pemegang 3aham

Pemegang 3aham

Pemegang 3aham

Pemegang 3aham

Keterangan< Pemegang saham menanamkan modalnya dalam perseroan terbatas. Pada dasarnya tidak ada tanggung 1awab pribadi atas utang dan kewa1iban perusahaan. &gar badan hukum dapat berinteraksi dalam pergaulan hukum seperti membuat per1an1ian, melakukan kegiatan usaha tertentu diperlukan modal. !odal awal badan hukum itu berasal dari kekayaan pendiri yang dipisahkan. !odal awal itu men1adi kekayaan badan hukum, terlepas dari kekayaan pendiri. Oleh karena itu, salah satu %iri utama suatu badan hukum seperti P' #termasuk P' Persero$ adalah kekayaan yang terpisah itu, yaitu kekayaan terpisah kekayaan pribadi pendiri badan hukum itu.-.
Roger ?eroy !iller dan Aaylord &. (ent5, 4undamentals of Business La , 3iGth @dition, 'hompson, Ohio, +**/, hlm 0-.. -D Henry R. 9heeseman, Business La # 3thical, International and 3:!ommerce 3n&ironment , Courth @dition, Prenti%e Hall, "ew (ersey, +**-, hlm :,D. -. "indyo Pramono, loc.cit.
-,

-0

-. Pengertian dan Tu*uan Badan Usaha Milik Negara !enurut Pasal "o. -. 'ahun +**0, B !" adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan se%ara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Dari de6inisi di atas dapat ditarik kesimpulan, ada beberapa unsur yang men1adi suatu perusahaan dapat dikategorikan sebagai B !"< -. Badan usaha atau perusahaan+*E +. !odal badan usaha tersebut seluruhnya atau sebagian besar dimiliki oleh negara. (ika modal tersebut tidak seluruhnya dikuasai negara, maka agar tetap dikategorikan sebagai B !", maka negara minimum menguasai /- H modal tersebut. 0. Di dalam usaha tersebut, negara melakukan penyertaan se%ara langsungE !engingat di sini ada penyertaan langsung, maka negara terlibat dalam menanggung risiko untung dan ruginya perusahaan. !enurut Pen1elasan Pasal ) ayat #0$ "o. -. tahun +**0, pemisahan kekayaan negara untuk di1adikan penyertaan modal negara ke dalam B !" hanya dapat dilakukan dengan %ara penyertaan langsung negara ke B !", sehingga setiap penyertaan tersebut harus ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah #PP$. ). !odal penyertaan tersebut berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Kekayaan yang dipisahkan di sini adalah pemisahan kekayaan negara dari &nggaran Pendapatan dan Belan1a "egara #&PB"$ untuk di1adikan penyertaan modal negara pada B !" untuk di1adikan modal B !". 3etelah itu selan1utnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem &PB", namun pembinaan dan pengelolaannya pada prinsip2prinsip perusahaan yang sehat.+3uatu badan usaha dapat dikategorikan sebagai B !" harus merupakan perusahaan yang modalnya berasal dari penyertaan langsung dari negara. (ika ada sebuah P' yang didirikan oleh B !", ia tidak dapat dikatakan sebagai B !", karena
Oleh karena B !" merupakan sebuah badan usaha perusahaan, maka sesuai dengan makna perusahaan atau badan, ia harus bertu1uan untuk mendapatkan keuntungan atau pro6it, bukan untuk tu1uan sosial. ?ebih lan1ut lihat Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum 7agang, CH II Press, (og1akarta, +**:, hlm ::. +Perhatikan Pen1elasan Pasal ) ayat #-$ "o. -. 'ahun +**0.
+*

-)

penyertaan modalnya bukan berasal dari negara, tetapi dari B !". !isalnya P' Pupuk Kalimantan 'imur #P' PK'$ tidak dapat disebut sebagai B !", karena dari &nggaran Dasar P' tersebut, terlihat bahwa modal perseroan berasal dari penyertaan P' Pupuk 3riwi1aya #Persero$ dan koperasi karyawan. Dalam putusan perkara korupsi Direktur tama P' PK', Omay K Wiriatmad1a, Pengadilan "egeri (akarta 3elatan berpendapat, bahwa P' PK' bukan B !". Hal ini didasarkan pada 6akta bahwa saham P' PK' tidak dimiliki oleh pemerintah. ..,.. H saham P' PK' dimiliki oleh P' Pupuk 3riwi1aya #Persero$. Penyertaan modal P' Pupuk 3riwi1aya tidak dapat dikategorikan sebagai penyertaan langsung negara pada P' PK'. Penyertaan tersebut tidak berasal dari &PB".++ "o. -. 'ahun +**0 se%ara tegas menyebut bahwa modal B !" adalah penyertaan langsung dari kekayaan negara yang dipisahkan. Dengan pemisahan ini, maka begitu negara melakukan penyertaan di perusahaan tersebut, penyertaan tersebut demi hukum men1adi kekayaan badan usaha. Pemisahan kekayaan ini merupakan konsekuensi hukum bagi sebuah badan hukum. Dengan demikian, se%ara yuridis modal tadi sudah men1adi kekayaan perusahaan, bukan kekayaan negara lagi. Penyertaan modal negara dalam rangka pendirian atau penyertaan pada B !" menurut Pasal ) 1o Pen1elasan Pasal ) ayat #+$ Huru6 b bersumber dari< a. &nggaran Pendapatan dan Belan1a "egaraE 'ermasuk dalam &PB" yaitu meliputi proyek2proyek &PB" yang dikelola oleh B !" dan4atau piutang negara pada B !" yang di1adikan sebagai penyertaan modal. b. Kapitalisasi %adanganE Kapitalisasi %adangan ini adalah penambahan modal disetor yang berasal dari %adangan. %. 3umber lainnya 'ermasuk dalam kategori sumber lainnya ini antara lain keuntungan reBaluasi aset. "o. -. 'ahun +**0,

++

?ihat ;ompas, 3abtu +) Cebruari +**,.

-/

Pasal + ayat #-$

"o. -. 'ahun +**0 menentukan bahwa maksud dan

tu1uan didirikannya B !" adalah< -. memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnyaE Di sini B !" diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan pada masyarakat sekaligus memberikan konstribusi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan membantu penerimaan keuangan negara. +. menge1ar keuntunganE !enurut Pen1elasan Pasal - ayat #-$ huru6 a, meskipun maksud dan tu1uan Persero adalah untuk menge1ar keuntungan, namun dalam hal2hal tertentu untuk melakukan pelayanan umum, Persero dapat diberikan tugas khusus dengan memperhatikan prinsip2prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dengan demikian, penugasan pemerintah harus disertai dengan pembiayaannya #kompensasi$ berdasarkan perhitungan bisnis atau komersial, sedangkan untuk Perum yang tu1uannya menyediakan barang dan 1asa untuk kepentingan umum, dalam pelaksanaannya harus memperhatikan prinsip2prinsip pengelolaan perusahaan yang baik. 0. menyelenggarakan keman6aatan umum berupa penyediaan barang dan4atau 1asa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan ha1at hidup orang banyakE Dengan maksud dan tu1uan seperti ini, setiap usaha B !", baik barang maupun 1asa, dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. ). men1adi perintis kegiatan2kegiatan yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasiE dan turut akti6 memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat. !enurut Pen1elasan Pasal - ayat #-$ huru6 d, kegiatan perintisan merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyediakan barang dan4atau 1asa yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun kegiatan tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi karena se%ara komersial tidak menguntungkan. Oleh karena itu, tugas tersebut dapat dilakukan melalui penugasan kepada B !". Dalam hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang mendesak, pemerintah dapat pula menugasi suatu B !" yang mempunyai 6ungsi pelayanan keman6aatan

-:

umum untuk melaksanakan program kemitraan dengan pengusaha golongan ekonomi lemah. D. Perusahaan Perseroan !enurut Pasal - &ngka "o. -. 'ahun +**0, Perusahaan Perseroan #Persero$ adalah B !" yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruhnya atau paling sedikit /- H #lima puluh satu persen$ sahamnya dimiliki negara Republik Indonesia yang tu1uannya menge1ar keuntungan. Berdasarkan de6inisi atas, dapat ditarik unsur2unsur yang melekat di dalam Persero, yakni< -$ Persero adalah badan usaha +$ Persero adalah Perseroan 'erbatas !engingat Persero adalah P', pendiriannya dan pengelolaan Persero 1uga harus tunduk kepada Pen1elasan Pasal 0 "o. - 'ahun -../, dengan beberapa penge%ualian. Pasal 0 dan "o -. 'ahun +**0 menyebutkan bahwa B !", dalam hal "o. - 'ahun -../ #sekarang "o. )* tahun +**,$

ini Persero tunduk kepada penge%ualian ketentuan

termasuk perubahannya #1ika ada$ dan peraturan pelaksanaan. 3alah satu "o. )* 'ahun +**, terhadap Persero adalah "o. )* 'ahun penyimpangan terhadap ketentuan 1umlah pemegang saham.

+**, mensyaratkan minimal ada dua orang pemegang saham. Ketentuan ini dike%ualikan terhadap Persero, karena di dalam Persero adakalanya negara memegang atau menguasai -** H #seratus persen$ saham Persero. 0$ !odalnya terbagi dalam sahamE "egara menguasai -** H atau paling sedikit /- H saham perusahaan yang bersangkutan. Dalam kasus priBatisasi 7P' Indosat #Persero$ 'bk8, negara melepaskan mayoritas kepemilikan saham Persero tersebut kepada pihak swasta asing. Konsekuensinya, Persero tersebut telah men1adi perusahaan swasta atau P' Biasa, sehingga perusahaan tersebut men1adi P' Indosat 'bk. )$ 'u1uan didirikannya Persero adalah untuk menge1ar keuntungan.

-,

Persero dapat berbentuk Persero #'ertutup$ dan Persero 'erbuka. Persero 'erbuka menurut Pasal - &ngka 0 "o. -. 'ahun +**0 adalah Persero yang modal dan 1umlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang2undangan yang berlaku. (adi, Persero dapat ter1adi dari kemungkinan. Pertama, Persero tersebut memiliki modal dan 1umlah pemegang tertentu yang diisyaratkan peraturan perundang2 undangan tertentu. !enurut Pasal - &ngka ++ "o. D 'ahun -../ tentang Pasar !odal, suatu perusahaan dapat disebut sebagai perusahaan publik #terbuka$ bilamana pemegang sahamnya paling sedikit ber1umlah 0** #tiga ratus$ pemegang saham dan perusahaan tersebut memiliki modal yang disetor sekurang2kurangnya Rp 0.***.***.***, ** #tiga milyar rupiah$ atau suatu 1umlah pemegang saham dan modal disetor yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Kedua, Persero telah melakukan penawaran umum di pasar modal #go public$. Di Indonesia, Persero yang masuk kategori ini diantaranya P' Bank Rakyat Indonesia #Persero$ 'bk, P' 'elekomunikasi Indonesia #Persero$ 'bk, dan P' Bank !andiri #Persero$ 'bk. Persero #tertutup$ adalah Persero yang tidak termasuk dalam kategori Persero terbuka. Persero yang demikian ini antara lain P' Pertamina #Persero$.

.. Pemisahan Kekayaan Negara dalam Perusahaan Perseroan Dari pen1elasan di atas se%ara 1elas terlihat Persero adalah P'. Walaupun ada unsur negara di dalam perusahaan tersebut, tetapi oleh karena badan usaha ini adalah P', maka badan usaha tersebut harus tunduk kepada men1adi dasar substanti6 pengaturan eksistensi P'. P' oleh hukum dipandang memiliki kedudukan mandiri terlepas dari orang atau badan hukum lain dari orang yang mendirikannya. Di satu pihak P' merupakan wadah yang menghimpun orang2orang yang mengadakan ker1asama dalam P', tetapi di lain pihak segala perbuatan yang dilakukan dalam rangka ker1asama dalam P' itu oleh hukum dipandang semata2mata sebagai perbuatan badan itu sendiri. Oleh karena itu, "o. )* 'ahun +**, yang

-D

segala keuntungan yang diperoleh dipandang sebagai hak dan harta kekayaan badan itu sendiri. Demikian pula sebaliknya, 1ika ter1adi suatu utang atau kerugian dianggap men1adi beban P' sendiri yang dibayarkan dari harta kekayaan P'.+0 Penyetoran modal pada saat pendirian maupun pada saat penambahan modal P' dalam bentuk saham merupakan suatu penyertaan. 3uatu penyertaan adalah keikutsertaan seseorang mengambil bagian dalam suatu badan hukum. Penyertaan itu diwu1udkan melalui lembaga saham.+) Wu1ud penyertaan itu adalah penyetoran se1umlah nilai nominal saham yang telah ditentukan dalam anggaran dasar. Penyetoran atas saham itu sendiri menurut Pasal 0) ayat #-$ "o. )* 'ahun +**, dapat berwu1ud uang atau bentuk lainnya. 3e%ara yuridis, modal yang disertakan ke dalam perseroan bukan lagi men1adi kekayaan orang menyertakan modal, tetapi men1adi kekayaan perseroan itu sendiri. Di sini ter1adi pemisahan kekayaan antara kekayaan pemegang saham dan perseroan. Dengan karakteristik yang demikian, tanggung 1awab pemegang saham atas kerugian atau utang perseroan 1uga terbatas. tang atau kerugian tersebut semata2mata dibayar se%ukupnya dari harta kekayaan yang tersedia dalam perseroan. Dengan konsep yang demikian itu, maka ketika negara menyertakan modalnya dalam bentuk saham ke dalam Persero dari kekayaan negara yang dipisahkan, demi hukum kekayaan itu men1adi kekayaan Persero. 'idak lagi men1adi kekayaan negara. Konsekuensinya, segala kekayaan yang didapat baik melalui penyertaan negara maupun yang diperoleh dari kegiatan bisnis Persero, demi hukum men1adi kekayaan Persero itu sendiri. Persoalan kemudian mun%ul 1ika konsep tersebut dikaitkan dengan pengertian keuangan negara dan dikaitkan pula dengan praktik tuduhan dan sanksi pidana korupsi yang dikenakan terhadap tindakan direksi Persero dalam men1alankan transaksi bisnis yang didalilkan dapat merugikan keuangan negara.

Rudhi Prasetya, ;edudukan $andiri Perseroan Terbatas 7isertai 7engan 5lasan $enurut 5ndang:5ndang <o. + Tahun +==>, &lumni, Bandung, -../, hlm .. +) Ibid, hlm -).

+0

-.

!enurut @rman Ra1agukguk+/, sebenarnya tidak ada yang salah dengan perumusan mengenai keuangan negara dalam Pen1elasan tentang 'indak Pidana Korupsi yang menyatakan< 7Keuangan negara yang dimaksud adalah seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun, yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan, termasuk di dalamnya segala bagian kekayaan negara dan segala hak yang timbul karena< a. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung1awaban pe1abat lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun di daerahE b. berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggung1awaban Badan saha !iliki "egara4Badan saha !ilik Daerah, yayasan, badan hukum dan perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasar per1an1ian dengan "egara8. Kekayaan negara yang dipisahkan dalam Persero se%ara 6isik berbentuk saham yang dipegang oleh negara, bukan harta kekayaan milik Persero itu. !enurut Pasal D "o. +* 'ahun +**- tentang Perubahan "o. 0- 'ahun -... tentang 'indak Pidana Korupsi menyatakan bahwa seseorang baru dikenakan tindak pidana korupsi bila seseorang dengan senga1a menggelapkan surat berharga dengan 1alan men1ual saham tersebut se%ara melawan hukum yang disimpannya karena 1abatannya atau membiarkan saham tersebut diambil atau digelapkan oleh orang lain atau membantu melakukan perbuatan tersebut. @rman Ra1agukguk+: menambahkan, dalam kenyataannya sekarang ini tuduhan korupsi 1uga dikenakan terhadap tindakan Direksi B !" dalam transaksi2 transaksi yang didalilkan dapat merugikan kerugian negara. Dapat dikatakan telah ter1adi salah pengertian dan penerapan apa yang dimaksud dengan keuangan negara. Begitu 1uga tidak ada yang salah dengan pengertian keuangan negara dalam "o. -, 'ahun +**0 tentang Keuangan "egara. Pasal - &ngka "o. -, 'ahun +**0 menyatakan keuangan negara adalah semua hak dan kewa1iban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun barang yang dapat di1adikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewa1iban tersebut.
@rman Ra1agukguk, <yanyi "unyi ;emerdekaan $enuju Indonesia <egara Hukum 7emokratis, Cakultas Hukum niBersitas Indonesia, ?embaga 3tudi Hukum dan @konomi, Depok, +**:, hlm 0D:. +: Ibid
+/

"o. 0- 'ahun -...

+*

3elan1utnya Pasal +

"o. -, 'ahun +**0 menyebutkan bahwa keuangan

negara sebagaimana dimaksud Pasal - &ngka - di atas men%akup< -. hak negara untuk memungut pa1ak, mengeluarkan dan mengedarkan uang dan melakukan pin1amanE +. kewa1iban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan kepada pihak ketigaE 0. penerimaan negaraE ). pengeluaran negaraE /. penerimaan daerahE :. pengeluaran daerahE ,. kekayaan negara4kekayaan daerah yang dipisahkan yang dikelola sendiri atau pihak lain berupa surat berharga, piutang, barang, serta hak2hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan negara yang dipisahkan pada perusahaan negara4perusahaan daerahE D. kekayaan pihak lain yang dikuasai pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan4atau kepentingan umumE .. kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan 6asilitas yang diberikan pemerintah. Konsisten dengan konsep pemisahan kekayaan di atas, @rman Ra1agukguk 1uga berpendapat bahwa kekayaan negara yang dipisahkan dalam B !" dalam lahirnya berbentuk saham yang dimiliki negara, bukan harta kekayaan B !" tersebut.+, Keran%uan kata @rman Ra1agukguk+D mulai ter1adi dari Pen1elasan menyatakan< 7Pengertian yang digunakan dalam merumuskan Keuangan "egara adalah dari sisi obyek, subyek, proses, dan tu1uan. Dari sisi obyek yang dimaksud dengan Keuangan "egara meliputi semua hak dan kewa1iban negara yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kebi1akan dan kegiatan dalam bidang 6iskal, moneter dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta
+, +D

"o. -,

'ahun +**0 berkaitan dengan pengertian dan ruang lingkup keuangan negara yang

Ibid, hlm 0D,. Ibid.

+-

segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat di1adikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewa1iban tersebut. Dari sisi subyek dimaksud dengan keuangan negara meliputi seluruh obyek sebagaimana tersebut di atas dimiliki negara, dan4atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan "egara4daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Dari sisi proses, Keuangan "egara men%akup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan pengelolaan obyek sebagaimana tersebut di atas mulai dari perumusan kebi1akan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggung1awaban. Dari sisi tu1uan, Keuangan "egara meliputi seluruh kebi1akan, kegiatan dan hubungan hukum atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka pemerintahan negara. Bidang pengelolaan Keuangan "egara yang demikian luas dapat dikelompokkan dalam sub bidang pengelolaan 6iskal, sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang. Pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan8. Dalam pengamatan "indyo Pramono+., dari de6inisi keuangan negara yang dirumuskan kedua undang2undang di atas dapat dilihat adanya de6inisi keuangan negara yang di dalamnya memasukkan kekayaan negara sebagai bagian keuangan negara, namun kedua undang2undang itu tidak memberikan tolok ukur yang sama tentang unsur2unsur apa dari keuangan negara. apapun I, sedangkan se1umlah uang I Dari dua de6inisi itu sa1a orang dapat berdebat. (ika menga%u kepada menga%u kepada "o. 0- 'ahun -..., keuangan negara berarti seluruh keuangan negara I, sedangkan 1ika "o. -, 'ahun +**0, keuangan negara berarti hak dan kewa1iban 3amakah makna hukumnya 7seluruh kekayaan negara8 dengan 7hak dan kewa1iban negara8J (awabannya pasti benda. Di satu sisi wu1udnya atau unsurnya adalah seluruh kekayaan atau dapat diperluas dengan istilah seluruh harta kekayaan negara. Di sisi yang lain wu1ud atau unsurnya adalah hak dan kewa1iban. (ika dika1i lebih lan1ut, hak dan kewa1iban itu erat kaitannya dengan sub1ek hukum. !enurut hukum, hanya sub1ek hukum menyandang hak dan kewa1iban. P' #Persero$ adalah sub1ek hukum, karena P'
+.

0- 'ahun -... memberikan batasan atau

tolok pengertian yang sangat luas yaitu meliputi seluruh kekayaan negara dalam bentuk "o. -, 'ahun +**0 memberikan batasan keuangan negara yang lebih sempit yaitu semua hak dan kewa1iban negara yang dapat dinilai dengan

"indyo Pramono, op.cit, hlm -0:.

++

#Persero$ adalah badan hukum. Harta kekayaan adalah sesuatu atau ob1ek yang dapat dimiliki atau dikuasai oleh sub1ek hukum yang menyandang hak dan kewa1iban itu.0* Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keuangan negara dari sudut ob1eknya, sedangkan 0- 'ahun -... mengartikan "o. -, tahun +**0 mengartikan

keuangan negara dari sub1eknya. Dari sisi ini siapapun yang terlibat dalam pelaksanaan hukum tidak menggunakan pendekatan atau kriteria yang sama, dapat dipastikan dalam pelaksanaannya akan menimbulkan permasalahan.0@rman Ra1agukguk0+ menyatakan, kesalahan ter1adi lagi dalam PP "o. -) 'ahun +**/ tentang 'ata 9ara Penghapusan Piutang "egara4Daerah. Pasal -. menyatakan bahwa penghapusan se%ara bersyarat dan penghapusan se%ara mutlak piutang Perusahaan "egara4Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang2undangan yang berlaku. 3elan1utnya Pasal +* menyatakan bahwa tata %ara dan penghapusan se%ara bersyarat dan penghapusan se%ara mutlak atas piutang Perusahaan "egara4Daerah yang pengurusan piutang diserahkan kepada P P" diatur lebih lan1ut dengan Peraturan !enteri Keuangan. Dengan demikian, peraturan ini tidak memisahkan kekayaan B !" Persero dan kekayaan negara sebagai pemegang saham. Pemerintah menyadari kesalahan pemikiran tersebut ketika menghadapi kredit bermasalah #non performing loan$ P' Bank Rakyat #Persero$, P' Bank "egara Indonesia, dan P' Bank !andiri #Persero$. Ketika pemerintah melalui mengambil inisiati6 untuk menghapus Pasal -. dan +* PP "o. -) 'ahun +**/ !enteri Keuangan menyatakan< 73elan1utnya, pengurusan piutang perusahaan negara4daerah dilakukan berdasarkan Perseroan 'erbatas dan badan saha !ilik "egara. (adi, disebutkan bahwa aturan yang mengatur bank2bank B !" adalah Perseroan 'erbatas dan ndang2 ndang Badan saha !ilik "egara.800 sulan perubahan tersebut sempat mengundang perdebatan di dalam Komisi KI Dewan Perwakilan Rakyat karena dianggap membatalkan Pasal + Butir g
0* 0-

"o.

-, tahun +**0 tentang Keuangan negara. ntuk itu kemudian diusulkan untuk meminta
Ibid. Ibid, hlm -0,. 0+ @rman Ra1agukguk, op.cit, hlm 0DD. 00 Ibid, hlm 0D. mengutip $edia Indonesia, -- (uli +**:.

+0

6atwa !ahkamah &gung Republik Indonesia. !ahkamah &gung sendiri dalam 6atwanya membenarkan alasan !enteri keuangan di atas. &khirnya, pemerintah melalui PP "o. 00 'ahun +**: menghapus Pasal -. dan Pasal +* PP -) 'ahun +**/. 3elan1utnya Pasal II ayat #-$ PP "o. 00 'ahun +**: menentukan pada saat berlakunya PP ini mulai berlaku< a. Pengurusan Piutang "egara4Daerah untuk selan1utnya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang2undangan yang berlaku di bidang Perseroan 'erbatas dan Badan saha !ilik "egara beserta peraturan pelaksanaannyaE b. Pengurusan I Dengan ketentuan ini terlihat 1elas piutang2piutang B !", Persero tidak dapat dikategorikan sebagai piutang negara, tetapi piutang2piutang B !" sendiri. Oleh karena piutang merupakan bagian kekayaan perseroan, maka keseluruhan kekayaan yang dimiliki B !" adalah B !" itu sendiri, bukan kekayaan negara. Permasalahannya sekarang peraturan perundang2undangan mana yang harus dipakai menyelesaikan permasalahan yang menyangkut keuangan negara dikaitkan kekayaan negara. Kekayaan negara yang dipisahkan dalam B !" harus diperlakukan sebagai aturan khusus #le2 specialis$, sehingga berdasar adagium le2 specialis derogat legi generale, maka "o. -. 'ahun +**0 harus men1adi dasar penyelesaiannya. "o. Kemudian dikaitkan dengan waktu pengundangannya atau pemberlakuannya, derogat legi priori, -. 'ahun +**0 harus men1adi dasar hukumnya.

-. 'ahun +**0 diundangkan lebih belakangan, maka berdasar adagium le2 posteriori &da satu hal yang harus diingat, 1ika aparat penegak hukum masih menganut paham kekayaan B !" adalah kekayaan negara, negara 1uga harus bertanggung1awab terhadap seluruh utang yang dimiliki B !". &PB" akan terkuras untuk membayar utang2utang B !" yang begitu besar. / !id"ciary #"ty0 Ke(a*iban dan Tanggung 'a(ab Direksi Persero Pasal / ayat #-$ dan #+*$ "o. -. 'ahun +**0 menyatakan bahwa pengurusan B !" dilakukan oleh direksi. Direksi bertanggung1awab se%ara penuh atas pengurusan B !" untuk kepentingan dan tu1uan B !" serta mewakili B !"

+)

baik di dalam maupun di luar pengadilan. !engingat Persero adalah P', maka pembahasan kewa1iban dan tanggung 1awab direksi Persero harus didasarkan ndang Perseroan 'erbatas. P' sebagai badan hukum dalam melakukan perbuatan hukum mesti melalui pengurusnya, dalam hal ini direksi. 'anpa adanya pengurus, badan hukum itu tidak akan dapat ber6ungsi. Ketergantungan antara badan hukum dan pengurus men1adi sebab mengapa antara badan hukum dan direksi lahir hubungan 6idusia # fiduciary duties$ di mana pengurus selalu pihak yang diper%aya bertindak dan menggunakan wewenangnya hanya untuk kepentingan perseroan semata.0) 4iduciary duties di dalam P' pada hakikatnya berkaitan dengan kedudukan, wewenang, dan tanggung 1awab direksi.0/ Cidusia #fiduciary$ yang dalam bahasa ?atin dikenal sebagai fiduciarius bermakna keper%ayaan. 3e%ara teknis istilah dimaknai sebagai 7memegang sesuatu dalam keper%ayaan atau seseorang yang memegang sesuatu dalam keper%ayaan untuk kepentingan orang8. 3eseorang memiliki tugas fiduciary #fiduciary duty$ manakala ia memiliki kapasitas fiduciary #fiduciary capacity$. 3eseorang dikatakan memiliki capacity fiduciary 1ika bisnis yang ditransaksikannya, harta benda atau kekayaan yang dikuasainya bukan untuk bukan untuk kepentingan dirinya sendiri, tetapi untuk kepentingan lain. Orang yang memberinya kewenangan tersebut, memiliki keper%ayaan yang besar kepadanya. Pemegang amanah pun wa1ib memiliki iktikad baik dalam men1alankan tugasnya.0: Prinsip umum dalam hukum perseroan menyatakan bahwa fiduciary duty ini bagi direksi berlaku dalam kedudukannya baik untuk men1alankan 6ungsi mana1emen maupun 6ungsi representasi.0, 3elan1utnya, manakala dipakai tingkat tanggung 1awab sebagai kriteria, maka tugas direksi perseroan dapat dibeda2bedakan sebagai berikut<0D
Bambang Kesowo, 74iduciary 7uties Direksi Perseroan 'erbatas !enurut ndang2undang "o. - 'ahun -../(, artikel di <e sletter, edisi "o. +04FI4Desember -../, hlm. 0/ Ibid. 0: ?ihat !unir Cuady, 7oktrin:7oktrin $odern dalam !orporate La . 3ksistensinya dalam Hukum Indonesia, 9itra &ditya Bakti, Bandung, +**+, hlm 00. 0, Ibid, hlm ).. 0D Ibid. Perhatikan 1uga Denis Keenan, "mith and ;eenan9s, !ompany La , Pearson ?ongman, Harlow, +**+, hlm 00) = 0)*.
0)

ndang2

+/

+. 4iduciary 7uty Dalam hal ini yang dimaksud adalah tugas yang terbit dari hubungan 6idusia antara direksi dan perseroan yang dipimpinnya, yang menyebabkan direksi berkedudukan sebagai trustee dalam pengertian hukum trust. 3eorang direktur harus memiliki kepedulian dan kemampuan #duty of care and skill$, iktikad baik. loyalitas, dan ke1u1uran terhadap perseroan dengan dera1at tinggi #high degree$. +. 'ugas !empedulikan #duty of care$ 'ugas mempedulikan yang diharapkan dari direksi adalah duty of care sebagaimana dimaksud dalam hukum tentang perbuatan melawan hukum. dalam arti, direksi berbuat atau bertindak se%ara hati2hati agar terhindar dari kelalaian #negligence$. !enurut Pasal .+ ayat #-$ perseroan. 3elan1utnya Pasal .D ayat #-$ "o. )* 'ahun +**,, direksi men1alankan "o. )* 'ahun +**, menentukan, bahwa pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud tu1uan direksi bertugas mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan. Dengan demikian, dapat dikatakan, bahwa direksi memiliki tugas dan wewenang ganda, yakni melaksanakan pengurusan dan perwakilan perseroan.0. Kewenangan pengurusan meliputi semua perbuatan hukum yang ter%akup dalam maksud dan tu1uan serta kegiatan usaha perseroan yang telah ditentukan anggaran dasar perseroan tersebut. Dengan demikian direksi adalah organ yang di dalam perseroan yang mengambil bagian dalam lalu lintas sesuai dengan maksud dan tu1uannya. Ini pula yang men1adi sumber kewenangan direksi untuk melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga. Dengan perkataan lain, direksi mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan.)* Pengurusan perseroan oleh direksi tidak hanya terbatas pada memimpin dan men1alankan kegiatan rutin, tetapi 1uga men%akup pengelolaan kekayaan perseroan. Berdasarkan prinsip fiduciary duties tersebut, Pasal ., ayat #+$ "o. )* 'ahun +**, menentukan, bahwa setiap anggota direksi wa1ib dengan iktikad baik dan penuh tanggung 1awab men1alankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan.
0. )*

Bambang Kesowo, op.cit, hlm. + I bid

+:

&pabila direksi bersalah baik karena kesenga1aan maupun lalai dalam men1alankan kewa1ibannya atau dengan kata lain melakukan pelanggaran terhadap kewa1iban 6idusia berakibat pada timbulnya tanggung 1awab pribadi direksi. 3ehubungan hal ini, Pasal ., ayat #0$ "o. )* 'ahun +**, menentukan, bahwa setiap anggota direksi bertanggung1awab penuh se%ara pribadi apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai men1alankan tugasnya untuk kepentingan dan usaha perseroan. 'erhadap ke1adian seperti itu, hukum memberikan kewenangan kepada pihak ketiga yang dirugikan melakukan gugatan tanggung 1awab pribadi terhadap tindakan tersebut. 'idak hanya itu Pasal ., ayat #:$ "o. )* 'ahun +**, 1uga memberikan kewenangan kepada pemegang saham perseroan bertindak untuk dan atas nama perseroan. Pasal tersebut se%ara lengkap menyatakan sebagai berikut< 7&tas nama perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit -4-* #satu per sepuluh$ bagian dari 1umlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapat menga1ukan gugatan ke Pengadilan "egeri terhadap anggota direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada perseroan8. 3epan1ang direksi bertindak dengan iktikad dan tindakan tersebut semata2mata untuk kepentingan perseroan, tetapi ternyata perseroan tetap menderita kerugian, tidak serta merta kerugian tersebut men1adi beban tanggung 1awab pribadi direksi. Di dalam hukum perseroan, dikenal doktrin business judgment rule yang menga1arkan bahwa direksi perseroan tidak bertanggung1awab atas kerugian yang timbul dari suatu tindakan pengambilan putusan, apabila tindakan tersebut didasarkan pada iktikad baik dan hati2hati. Direksi mendapat perlindungan hukum tanpa perlu memperoleh pembenaran dari pemegang saham atau pengadilan atas keputusan yang diambilnya dalam konteks pengelolaan perusahaan.)Business judgment rule mendorong direksi untuk lebih berani mengambil risiko daripada terlalu berhati2hati, sehingga perseroan tidak 1alan. Prinsip ini men%erminkan asumsi bahwa pengadilan tidak dapat membuat kepastian yang lebih
&ngela 3%heeman, The la of !orporations, Partnerships, and "ole Proprietorship , Delmar Publisher, &lbany, -..,, hlm +)/.
)-

+,

baik dalam bidang bisnis daripada direksi. Para hakim umumnya tidak memiliki keterampilan bisnis dan mulai mempela1ari permasalahan setelah ter1adi 6akta26akta.)+ Dengan demikian, tindakan yang dilakukan beberapa direksi Persero yang men1alankan perusahaan, termasuk melakukan inBestasi yang dianggap merugikan negara dan kemudian dituduh melakukan tindak pidana korupsi patut dipertanyakan kebenaran atau ketepatannya. &palagi, 1ika hal yang dituduhkan kepada direksi itu adalah kerugian yang ter1adi suatu transaksi bisnis akibat kesalahan direksi dapat dimintakan tanggung 1awab kepada dirinya. &pabila tindakan direksi yang menimbulkan kerugian tidak dilandasi iktikad baik, maka ia dapat dikategorikan sebagai pelanggaran fiduciary duty yang melahirkan tanggung 1awab pribadi. !isalnya, 1ika direksi menginBestasikan dana yang dimiliki perseroan yang dilandasi iktikad baik dan semata2mata untuk kepentingan dan keuntungan perseroan, tindakan inBestasi itupun atas dasar pertimbangan ahli analisis inBestasi yang beker1a sesuai dengan standar pro6esinya, tetapi ternyata menimbulkan kerugian bagi perseroan tidak dengan sendirinya timbul tanggung 1awab pribadi direksi. Kerugian dalam suatu transaksi bisnis tertentu tidak dengan sendirinya menimbulkan kerugian bagi perseroan. Harus ada terlebih dahulu perhitungan laba rugi dalam nera%a keuangan tahunan perseroan. Pasal /: "o. - 'ahun -../ menentukan bahwa dalam waktu sekurang2kurangnya : #enam$ bulan setelah tahun buku perseroan ditutup, direksi menyusun laporan tahunan untuk dia1ukan kepada R P3 yang antara lain memuat perhitungan laporan yang terdiri dari nera%a akhir tahun buku yang baru lampau dan perhitungan laba rugi dari tahun yang bersangkutan serta pen1elasan atas dokumen tersebut. Dari laporan perhitungan itu ter%ermin keadaan 6inansial yang sebenarnya dari aktiBa, kewa1iban, modal, dan hasil usaha perseroan selama satu tahun ber1alan.)0 Dengan demikian, kerugian yang diderita dalam suatu transaksi tertentu tidak lantas berarti kerugian bagi perseroan, karena mungkin ada transaksi2transaksi yang menguntungkan.
@rman Ra1agukguk, op,cit, hlm +)/. &hmad ;ani dan Aunawan Wid1a1a, Perseroan Terbatas, Ra1a Ara6indo Persada, (akarta, -..., hlm D,.
)0 )+

+D

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tidak benar kerugian ter1adi dari suatu transaksi bisnis tertentu dengan sendirinya men1adi kerugian perseroan, apalagi kerugian negara. !enurut @rman Ra1agukguk ada hal yang salah dalam praktik peradilan di Indonesia di mana direksi Persero dikenakan tuntutan tindak pidana korupsi atas kerugian dalam suatu transaksi tertentu.)) 1. Alternati2 Upaya Hukum 'erhadap kenyataan di atas, tidak berarti bahwa direksi Persero yang karena tindakannya dalam transaksi bisnis menimbulkan kerugian bagi perseroan tidak dapat dimintakan tanggung1awabnya atau dilakukan upaya hukum. 3ebenarnya terhadap direksi dua tindakan hukum sekaligus, yakni baik melalui gugatan perdata maupun tuntutan pidana. Augatan se%ara perdata dapat dilakukan berdasarkan ketentuan "o. )* 'ahun +**,. 3ebagaimana di1elaskan di atas, apabila direksi melanggar kewa1iban fiduciary duty, maka lahir tanggung 1awab pribadi. "egara sebagai pemegang saham dapat melakukan gugatan perdata sebagaimana dimaksud Pasal ., +**,. 'untutan pidana pun dapat dilakukan terhadap direksi yang bersangkutan. Hal ini dapat sa1a dilakukan apabila direksi tersebut melakukan penggelapan, pemalsuan data dan laporan keuangan, pelanggaran ndang2 ndang Pasar !odal, pelanggaran ndang2 ndang Perbankan, pelanggaran ndang2 ndang &nti !onopoli, dan "o. )* 'ahun

undang2undang lain yang memiliki sanksi pidana. H. Kesimpulan 3e%ara yuridis penyertaan negara dalam suatu badan usaha yang berbentuk Persero merupakan kekayaan negara yang dipisahkan. Begitu negara menyertakan kekayaan tersebut, kekayaan itu demi hukum men1adi kekayaan Persero. Persero sebagai badan hukum memiliki kedudukan mandiri. 3e%ara 6isik kekayaan negara dalam Persero itu berwu1ud saham, bukan kekayaan Persero yang bersangkutan.
))

@rman Ra1agukguk, loc.cit.

+.

paya hukum yang dapat dilakukan negara terhadap direksi yang karena tindakannya menimbulkan kerugian bagi Persero mestinya tidak dilakukan atas dasar tindak pidana korupsi. "egara sebagai pemegang saham dapat melakukan gugatan perdata terhadap direksi tersebut karena melanggar kewa1iban fiduciary duty. Direksi yang bersangkutan dapat pula dituntut se%ara pidana misalnya atas tuduhan melakukan penggelapan, pemalsuan data atau laporan keuangan, dan tindak pidana perbankan.

Da2tar Pustaka
&li, 9hidir, Badan Hukum, &lumni, Bandung, -.D,. 9heeseman, Henry R., Business La # 3thical, International and 3:!ommerce 3n&ironment, Courth @dition, Prenti%e Hall, "ew (ersey, +**-. Cuady, !unir, 7oktrin:7oktrin $odern dalam !orporate La , 3ksistensinya dalam Hukum Indonesia, 9itra &ditya Bakti, Bandung, +**+. Aarner, Bryan &, et.al, ed, Black9s La Paul !in, +**). Hamilton, Robert W, The La -..:. Hartono, 3ri Re1eki, et.al, ed, Permasalahan "ekitar Hukum Bisnis# Persembahan kepada "ang $aha %uru, 'anpa Penerbit, (og1akarta, +**:. (ager, @lla Aepken, et.al, eds, )*! +,-. / .--.# 0-- 1ears of !ompany La , Kluwer ?egal Publisher, DeBenter, +**/ Kelly, DaBid et.al, Business La , 9aBendish Publishing ?imited, ?ondon, +**+. Keenan, Denis, "mith and ;eenan9s !ompany La , Pearson ?ongman, Harlow, +**+. of !orporation, West Publishing 9o, 3t. Paul, !inn, 7ictionary, Dth @dition, 'homson2West, 3t.

0*

Kesowo, Bambang 74iduciary 7uties Direksi Perseroan 'erbatas !enurut undang "o. - 'ahun -../(, <e sletter, edisi "o. +04FI4Desember ./. Khairandy, Ridwan, Pengantar Hukum 7agang, CH II Press, (og1akarta, +**:.

ndang2

Kraakman, Reiner R. et.al, The Anatomy of !orporate La # A !omparati&e and 4unctional Approach, OG6ord niBersity Press, OG6ord, +**/. !iller, Roger ?eroy dan Aaylord &. (ent5, 4undamentals of Business La , 3iGth @dition, 'hompson, Ohio, +**/ Prasetya, Rudhi, ;edudukan $andiri Perseroan Terbatas 7isertai 7engan 5lasan $enurut 5ndang:5ndang <o. + Tahun +==>, &lumni, Bandung, -../. Purwosut1ipto, H.!."., Pengantar Pokok Hukum Dagang Indonesia. (ilid +, D1ambatan, (akarta, -.D+. Ra1agukguk, @rman, <yanyi "unyi ;emerdekaan $enuju Indonesia <egara Hukum 7emokratis, Cakultas Hukum dan @konomi, Depok, +**:. Ranuhandoko, P.!, Terminologi Hukum Inggris:Indonesia, 3inar Ara6ika, (akarta, +**0. 3atrio, (, Hukum Pribadi, Bagian I Persoon Alamiah, 9itra &ditya Bakti, Bandung, -.... 3%heeman, &ngela The la of !orporations, Partnerships, and "ole Proprietorship , Delmar Publisher, &lbany, -..,. ;ani, &hmad dan Aunawan Wid1a1a, Perseroan Terbatas, Ra1a Ara6indo Persada, (akarta, -.... ;ompas, 3abtu +) Cebruari +**,. Fermuelen, @rik P.!., The 3&olution of Legal Business 4orms in 3urope and the 5nited "tates# &enture !apital, 6oint )enture, and Partnership "tructures , Kluwer ?aw International, DeBenter, +**+. . . niBersitas Indonesia, ?embaga 3tudi Hukum

Anda mungkin juga menyukai