Anxietas Fobik
Anxietas Fobik
Gangguan anxietas fobik ditandai dengan adanya anxietas yang dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu sendiri). Sebagai akibatnya objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan perasaan terancam.
EPIDEMIOLOGI
Survei Nasional melaporkan memperkirakan prevalensi: 13,3% untuk gangguan kecemasan sosial (sosial fobia), 11,3% untuk fobia khas, dan 6,7% untuk agoraphobia. Gangguan ini tampaknya memiliki insiden lebih tinggi pada wanita Gangguan kecemasan sosial lebih sering terjadi pada wanita, karena biasanya pria lebih mencari pengobatan karena masalahnya
Etiologi
Teori Neurobiologik gangguan Fobia Sosial 2. Teori Neurobiologik fobia khas 3. Teori psikologi 4. Pola keluarga
1.
Patofisiologi
1.
Etiologi biologis gangguan fobia, kebanyakan berfokus pada disregulasi amina biogenik endogen. Aktivasi sistem saraf simpatik adalah umum pada gangguan fobia, mengakibatkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, serta gejala-gejala seperti tremor, palpitasi, berkeringat, dispnea, pusing, dan / atau parestesia
Patofisiologi
2. Teori psikologi menjelaskan kecemasan sebagai perpindahan dari konflik intrapsikis (model psikodinamik) untuk pengkondisian (belajar) paradigma (kognitif-perilaku model). Banyak dari teori ini mengambil bagian dari gangguan
Pemeriksaan fisik
Peningkatan denyut jantung Peningkatan tekanan darah Getaran Palpitasi Diare Berkeringat Dispnea Pusing
DIAGNOSA
Diagnosis pasti ketiga kelompok gangguan ansietas fobik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a. Gejala psikologis perilaku atau otonom yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari ansietasnya dan bukan sekunder seperti waham atau pikiran obsesi. b. Ansietas yang timbul harus terbatas, untuk agorafobia, pada (terutama terjadi pada hubungan dengan) setidaknya dua dari situasi berikut: banyak orang/keramaian, tempat umum, bepergian ke luar rumah, dan bepergian sendiri; untuk fobia sosial, pada situasi sosial tertentu; untuk fobia khas, pada adanya obyek atau situasi fobik tertentu. c. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol.
Diagnosa Banding
Gangguan hipokhondarik 2. Gangguan waham 3. Gangguan fobik lainnya 4. Gangguan fobik YTT
1.
Farmakoterapi
Farmakoterapi Gangguan Kecemasan Sosial : Pada saat ini, 3 obat disetujui oleh Food and Dariug Administration (FDA) 2 selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) (paroxetine dan sertraline) dan 1 selektif serotonin / norepinefrin reuptake inhibitor (SNRI) (venlafaxine).
Farmakoterapi Fobia Khas : Untuk saat ini, tidak ada studi terkontrol menunjukkan kemanjuran intervensi Psychopharmacologic untuk fobia spesifik. Pengetahuan klinis menunjukkan bahwa, sesuai kebutuhan, penggunaan benzodiazepin short-acting mungkin berguna untuk bantuan kecemasan
Farmakoterapi Agoraphobia : selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) (yaitu, escitalopram, citalopram, fluoxetine, fluvoxamine, paroxetine, sertraline) venlafaxine dan reboxetine, beberapa antidepresan trisiklik (TCA) (clomipramine dan imipramine), dan beberapa benzodiazepin (alprazolam, lorazepam, diazepam, dan clonazepam).
Pencegahan
Intervensi (psikoterapi atau obat) pada tahap awal pengembangan gejala mungkin bermanfaat dalam mencegah memburuknya gejala.
Terimakasih