Gangguan Somatoform,
dan Gangguan Terkait
Stress
Oleh : muthiah ramadhani agus
Gangguan Ansietas
Anxietas : kecemasan
Gejala anxietas
Dipengaruhi 2 pengalaman :
1. kesadaaan akan sensasi fisiologis
2. kesadaraan bahwa ia gugup dan takut.
!! Mempengaruhi viseral,motorik,pikiran, persepsi,
dan pembelajaraan.
Cenderung menimbulkan kebingunan dan distorsi
persepsi
!! Cenderung memperhatikan hal tertentu dalam
lingkungannya dan mengabaikan hal lain,upaya
membenarkan kalau mereka menanggap situasi
itu menakutkan.
EPIDEMIOLOGI
National comorbidity study:
Perempuan (prevalensi seumur hidup 30,5
%)
Laki-laki (prevalensi seumur hidup 19,2 %)
Menurun prevalensinya = meningkat sosial
ekonomi.
DSM-IV-TR
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
panik : serangan
panik yang tidak diduga, spontan
terdiri atas priode rasa takut intens
yang hati-hati dan bervariasi dari
jumlah serangan sepanjang harisedikit sepanjang tahun.
Gangguan
Epidimiologi
Prevalensi seumur hidup:
1. Gangguan panik: 1,5-5 %
2.
Serangan panik: 3-5,6 %
Wanita > 2-3 kali = laki-laki
Paling lazim terjadi usia dewasa muda (25
tahun) !! Bisa seumur hidup.
ETIOLOGI
1. Faktor biologis
2. Faktor genetik
3. Faktor psikososial.
1. palpitasi
2.berkeringat
pingsan
3. gemetar
B. Ada agrofobia
C. Serangan panik tidak disebabkan efek
fisiologis langsung zat, keadaan medis
umum.
D. Serangan panik tidak dimasukan
kedalam gangguan jiwa lainnya ( fobia
sosial dll)
B.
C.
Diagnosisi banding :
Gangguan panik
Gangguan medis
Gangguan jiwa
Fobia sosial dan spesifik
Terapi
Farmakoterapi
Selective serotonin reuptake inhibitor
paroksetin,fluoksamin, sertalin
Benzodiazepin lorazepam, klonazepam juga
efektif
Obat trisiklik dan tetrasiklik clomipramine
dan imipramine.
Monoamine oxidase inhibitors fenelzin,
tranilsipromin.
A.
1.
2.
a.
b.
c.
Epidimiologi
Fobia spesifik perempuan > laki-laki ( 2:1)
Prevalensi 6 bulan sekitar 5-10 orang/ 100 orang.
Usia puncak awitan: jenis lingkungan alami &
jenis cedera-darah-suntik : 5-9 tahun
Jenis situasional : tua
Agorafobia : usia pertengan 20.
Fobia sosial prevalensi 6 bulan 2-3 orang/100
orang, wanita>laki-laki, usia puncak awitannya
lazimnya 5-35 tahun.
Etiologi
1. faktor prilaku pola menghindari situasi dan
objek untuk periode waktu yang lama.
2. psikoanalitik sigmund freud ( fungsi utama
ansietas : memeberikan sinyal kepada ego
dorongan terlarang yang tidak sadar
diekpresikan peringatkan ego memperkuat
dan menyusun pertahanan melawak kekuatan
insting yang menancam.
( histeria ansietas)
3. sikap counterphobic pola perilaku
melibatkan mekanisme defens (bermain dokter2
an)
Tipe
Tipe hewan
Tipe lingkungan alami
Tipe cedera-darah-suntik
Tipe situasional
Tipe lain ( takut suara keras, kostum, takut
muntah ).
Diagnosis banding
Fobia spesifik hipokondriasis, obesesifkompulsive, kepribadian paranoid.
(hipo vs fobis spesifik : suatu penyakit)
( OCD vs fobis spesifik: menghindari pisau)
Fobia sosial depresi berat, gangguan
kepribadian skizoid.
Terapi
1. terapi prilaku
2. psikoterapi berorientasi tilikan
3. fobia spesifik : terapi pajanan( relaksasi,
kendali pernafasan ,terapi kognitif
fobia sosial: obatnya 1) SSRI 2)
benzodiazepin 3) venlafaksin 4) Buspiron
( memperkuat terapi SSRI).
Gangguan obesesif
kompulsif
Epidemiologi
Orang dewasa : laki=perempuan
Remaja : cenderung laki> perempuan.
Usia awitan: laki-laki : 19 tahun ,
perempuan 22 tahun
Sekitar 2/3 memiliki awitan sebelum usia 25
tahun. < 15% setelah usia 35 tahun
Paling dini usia 2 tahun.
Lebih sering pada lajang
Lebih sering pada ras kulit hitam
Etiologi
1. faktor biologis
Sistem serotonergik : disregulasi serotonin
Sistem noradrenergik: disfungsi sistem
noradrenergik
Neuroimunologi
2. Studi pencitraan otak PET (positron emission
tomography) meningkat aktivitas di lobus
frontalis, ganglia basalis dan cingulum .
3. Genetik
4. Faktor prilaku obesesi: stimulus yang dipelajari
Kompulsi: tindakan untk mengurangi ansietas
dengan pikiran obsesional.
5. Faktor psikososial.
Gambaran klinis
Tampilan obsesi dan kompulsi heterogen,dan
memiliki 4 gejala utama:
1. kontaminasi : mencuci tangan
2. keraguan patologis : memeriksa kondisi
rumah
3. pikiran yang menganggu : pikiran tindakan
seksual atau agresif sehingga melaporkan
dirinya ke polisi, pendeta, ustdz.
4. simetri : makan dan mencukur berjam-jam.
5. gejala lainnya : obsesi religius,
trikotilomania, mengigit-gigit kuku.
1.
2.
3.
4.
Diagnosisi banding
Kondisi medis gangguan epilepsi lobus
temporalis dll.
Gangguan tourette 90% orang taurette
memiliki gejala OCD.
Keadaan psikiatri lainnya hipokondriasis,
gangguan pengendalian impuls.
Terapi
A.Farmakoterapi SSRI ( flouxetine,
sitalopram dll) dosis yang lebih tinggi lebih
memberikan efek menguntungkan (karna
efek sampingnya sementara dari pada obat
trisiklik)
Clomiperamine
Obat lain penambahan valpoat,litium
B.Terapi prilaku
C. Psikoterapi berorientasi tilikan.
Epidiomoilogi
PTSD Muncul diusia berapun paling
sering pada usia muda.
Pada wanita : 10-12 %
Pada laki-laki : 5-6 %
Etiologi Stresor
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
.
.
.
TERAPI
Faemakoterapi
SSRI ( Sertalin dan paroksetin ) lini pertama
Psikoterapi
Terapi prilaku, terapi kognitif, dan hipnosis
Disamping terapi individu terapi kelompok
dan keluarga jga efektif pada kasus PTSD.
Gangguan ansietas
menyeluruh
Epidemiologi
Dalam 1 tahun berkisar 3-8 %
Perempuan>laki-laki (2:1)
Tapi prevalensi rawat inap (1:1)
Prevalensi seumurhidupnya 45 %
Etiologi
1. Faktor biologis Efektivitas benzodiazepim
2. faktor psikososial
Kelompok Prilaku- kognitif : memberikan
respon pada hal2 yg tidak akurat dan benar
sebagai bahaya, ketidakakuratan timbul
melalui perhatian selesktif pada hal-hal kecil
negatif di lingkungan, dengan distorsi proses
informasi dan pandangan negatif terhadap
kemampuan beradaptasi.
Kelompok psikoanalitik : ansietas gejala konflik
yg tdk disadari dan tidak terselesaikan.
Diagnosis
A. Ansietas berlebihan,setiap hari selama 6 bulan
mengenai sejumlah kejadiaan atau aktivitas.
B. Merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya
C. Ansietas dikaitkan dengan 3 atau lebih :
1. gelisah/merasaterpojok
2. mudah merasa lelah
3. sulit kosentrasi/pikiran kosong
4. otot tegang
5. gangguan tidur.
Terapi
Psikoterapi prilaku-kognitif, suportif dan
psikoterapi beorientasi tikikan diri.
Farmakoterapi buspiron, benzodiazepin,
SSRI , obat lain dapat berguna trisiklik
( anihistamin, imipramin)
Dilihat terapi 6- 12 bulan bisa jangka
panjang, sumur hidup,
25 % kambuh dibulan pertama setelah
penghentian terapi.
Diagnosis
A. Ansieta, serangan panik, obsesi maupun
kompulsi menonjol dan mendominasi
gambaran klinis
B. terdapat bukti merupakan ganganguan
fisiologis.
C. Tidak di sebabkan gangguan jiwa lainnya
D. Menyebabkan distres yang secara klinis
bermakna atau hendaya hendaya sosial,
pekerjaan,
Tentukan jika!!
Dengan ansietas menyeluruh
Dengan serangan oanik
Dengan gelaja obsesif kompulsi
Pemberian kode pada aksis satu
mencakup nama medis umum seperti:
Gangguan anisetas akibat feokromositoma
Pada aksis 3 dibuat lagi diangnosis kondisi
medisnya.
Terapi
Diagnosis
A. Ansietas, serangan panik, atau obsesi
maupun komopulsi yang menonjol dan
mendominasi gambaran klinis
B. Terbukti dari anamnesis, penfis dan lab
baik 1 dan 2:
1. Gejala pada kriteria A timbul selama atau
dalam 1 bulan sejak intoksikasi atau putus
obat
2.
penggunaan obat secara etiologi terkait
denan gangguan ini
Terapi
Diagnosis
1. Gangguan campuran ansietas depresi :
secara klinis gejala bermakna namun tidak
memenuhi kriteria gangguan mood spesifik
atau ansietas spesifik.
2. Gejala fobia sec klinis bermakna yang
berkaitan dengan dampak sosial karena
memiliki keadaan medis umum atau angguan
jiwa ( parkinson)
3. situasi dengan gangguan cukup berat,
sehingga butuh diagnosis gangguan ansietas
tapi org tersebut gagal melaporkan cukup
gejala guna memenuhi kriteria lengkap
gangguan ansietas spesifik apa pun
Gangguan disosiatif
1. Amnesia disosoatif
Adalah ada gejala amnesia,
Kuncinya : ketidakmampuan dalam mengingat
kembali informasi yang penuh stres atau
traumatik di dalam hidupnya.
Bentuk umumnya : indentitas personal.,tapi
ingatan tentang informasi umum masih segar.
Etiologi pendekatan psikoanalitik: mekanisme
pertahanan diri, ksadaran individu berubah
sebagai cara untuk menyelesaikan konflik
emosional atau stresor dari luar.
Bentuk-bentuk
1. amnesia yang terlokalisir : plg sering,
kehilangan ingatan untuk suatu peristiwa
dalam waktu singkat ( jam / hari)
2. amnesia umum : ditandai dengan
hilangnya memori dari seluruh periode
amnesia
3. amnesia selektif : ditandai dengn
kegagalan untuk mengingat beberapa
bagian bukan keseluruhan dari peristiwa
yang terjadi dalam waktu singkat.
Diagnosis DSM-IV-TR
1. Gangguan yg predominan adalah satu
/lebih episode tdk mampu mengingat
informasi personal yang penting, biasanya
keadaan traumatik / penuh stres .
2. Gangguan bukan bagian khusu dari
gejala gangguan identitas, disosiasi fugue,
ptsd, gangguan stres akut atau efek
fisiologis dari zat .
3. Gejala tersebut menyebabkan distres
/hendaya dalam fungsi sosial, pekerjaan dll.
2. Fugue disosiatif
Lebih bertujuan
Pasien meninggalkan rumah atau situasi
tertentu dan gagal mengingat aspek
penting dari identitasnya ( nama, famili,
pekerjaan)
Etiologi
Predisposisi : gangguan mood dan
gangguan kepribadian tertentu.
Faktor motivasi ; ingin menarik diri dari
pengalaman emosional yang menyakitkan.
Diagnosis
A. Gangguan predominan terjadi perjalanan
mendadak yang tidak diharapkan,
pekerjaan, keluarga, dan ia tdk mampu
mengingat masa lalunya.
B. Kebingungan tentang identitas personal
C. Gangguan tidak terjadi secara khusus
selama perjalanan gangguan identitas dan
tidak disebabkan efek zat, kondisi medik
umum.
D. Menyebabkan distres yang bermakna.
Prognosis :
Terjadi dalam waktu pendek, beberapa jamhari,jarang sampai beberapa bulan ,
perbaikan fugue disosiatif spontam cepat
dan jarang terjadi kekambuhan.
Gangguan identitas
disosiasif
gangguan kepribadian ganda , gangguan
disosiasi kronik dan penyebab khas yaitu
kejadian traumatik masa lalu , biasa
kekerasan fisik ,seksual.
gangguan disosiasif yang paling serius
Epidemiologi ; 0,5 -2 %
Diagnosis
A. Adanya 2 atau lebih identitas atau
kepribadian yang berbeda
B. Paling sedikit 2kepribadian, berulang dan
mengambil ahli prilaku
C. Tidak mampu mengingat infromasi
personal yang penting yang bisa dijelaskan
oleh orang lupa biasanya.
D. Gangguan tdk disebabkan fisiologik,
pengunaan zat, kondisi medik umum dll.
Pronosis
Dapat timbul masa kanak-kanak disertai
peiode depresi, halusinasi suara, perubahan
tingkat kemampuan, prilaku bunuh diri dan
menyakiti diri sendiri.
Makin awal timbul gejala prognosis makin
buruk.
Gangguan depersonalisasi
Gangguan persisten, berulang,dalam
persepsi tentang realitas diri yang hilang
dalam waktu tertentu. Seperti dirinya robot
atau terpiah dari tubuhnya dan ia
menyadari gejala tidak sesuai dengan
realita.
Depersonalisasi merasa tubuh /dirinya
tidak nyata /asing
Sering terjadi
Etiologi
Faktor psikologis
Neurologik
Penyakit sistemik ( gangguan
thyroid,pangkreas)
Epilepsi ,tumor otak
Diagnosis
A. Pengalaman yang persisten, berulang
merasa terpisah dari dirinya.
B. RTA masih utuh
C. Menyebabkan distres atau kesulitan
dalam sosial,pekerjaan, fungsi penting
dalam hidupnya
D. Depersonalisasi tidak terjadi selama
gangguan mental lainnya.
GANGGUAN
SOMATOFORM
Gangguan Somatisasi
Karakteristik :
a. Keluhan pasien meliputi Gastrointestinal,
Seksual, Saraf dan bersifat kronis.
b. Berkaitan dengan stessor psikologis
c. Hendaya di bidang okupasi dan sosial
d. Mencari pertolongan medis yang
berlebihan.
e. Wanita: Pria= 5:1 . < 30 tahun ( remaja)
Etiologi
a. Psikososial : penyebab tidak diketahui, gejala
merupakan bentuk komunikasi untuk
mengekspresikan emosi.
b. Biologis: Adanya transmisi genetik gangguan
somatisasi.
Gambaran Klinis
c. Banyak keluhan ( mual,muntah,sesak dll).
d. Adanya gangguan pseudoneurologik
( kelemahan, gangguan keseimbangan,
penglihatan kabur, pingsan).
e. Interpersonal menonjol dan tampak mandiri,
haus penghargaan. Sering mengancam
bunuh diri, muatan emosi berlebihan.
Diagnosis DSM-IIV-TR:
a. < 30 tahun
b. Memenuhi : (1) 4 gejala nyeri, (2) 2 gejala
GI, (3) 1 gejala seksual, (4) 1 gejala
pseudoneurologik , dan tak satupun dapat
dijelaskan dengan pemfis +lab.
c. Salah satu dari 1 atau 2
d. Tidak berpura pura.
Perjalanan penyakit:
]a. Dimulai saat remaja diagnosis biasanya
sebelum 25 tahun. Kronis
b. Keluhan dini keluhan menstruasi
c. Keluhan ringan 9-12 bulan, gejala berat 6-9
bulan.
d. Sebelum setahun sudah mencari
pertolongan medis.
Terapi : 1 dokter, interval pertemuan
1x/bulan, psikoterapi, terapi psikofarmaka
dianjurkan bila ada gangguan lain ketat
pengawsan, karna pengguanan cenderung
irasional.
GANGGUAN KONVERSI
a.
b.
c.
d.
Etiologi
Faktor psikodinamik
represi konflik-konflik intrapsikis yg tdk
disadari dan konversi dari kecemasan
kedalam gejala fisik.
Konflik terjadi dorongan instink
(seksual/agresi) melawan larangan untuk
diekspresikan melalui gejala-gejala yang
muncul namun tersamar,
Exp:
Gambaran klinis
Gejala sensorik sering timbul anestesi
dan parastesi
Gejala motorik gerak abnormal gangguan,
gaya jalan, paralisis.
Gejala bangkitan psudo-sizures
Gangguan primer
Gangguan sekunder mengambil
keuntungan nyata dengan menjadi sakit.
La belle indifference sikap angkuh yg tdk
sesuai dengan gejala serius yang
dialaminya
Diagnosis
1 atau lebih gejala yang melibatkan fungsi
motorik volunter atau sensorik yang
diperkiraan sebagai kondisi neorologis
Berkaitan dengan faktor psikologis dimulai
dengan konflik atau stresor
Gejala defisit tdk sengaja dibuat-buat
Gejala /defisit tidak dapat dijelaskan dengan
kondisi medis umum, suatu zat atau karna
sebuah kultur.
Menyebabkan penderitaan dan hendaya yang
bermakna
Gejala/defisit tdk hanya pada nyeri dan
disfungsi seksual dan bukan karna gangguan
mental lainnya.
terapi
Psikoterapi suportif beorientasi tilikan atau
prilaku
Hipnosis, anti cemas dan terapi relaksasi
sangat membantu.
Pendekatan psikodimanik seperti
psikoanalisi dan psikoterapi.
HIPOKONDRIASIS
a.
b.
c.
d.
Etiologi :
a. Salah menginterpretasikan sensasi fisik.
Ex. Rasa kembung diinterpretasikan
sebagai sakit perut.
b. Mendapatkan peran sakit : ini memberi
peluang untuk menghindari kewajiban
berat. (model pembelajaran sosial).
c. 80% pasien depresi dan cemas.
d. Agresivitas dan permusuhan yang
ditujukan pada orang lain dipindahkan
lewat keluhan somatik ( teori
psikodinamik).
Gambaran Klinis:
a. Sangat yakin kalau dirinya sakit.
b. Keyakinan bertahan walau hasil pemfis dan
lab negatif.
c. Meskipun DSM menetapkan hypokondriasi
harus sudah berlangsung < 6 bulan,
namun ada yang tiba tiba setelah adanya
tekanan.
Diagnosis :
a. Ketakutan memiliki penyakit serius
b. Menetap walaupun sudah dibuktikan
secara medis
c. Keyakinan pada A tidak berupa waham
d. Menimbulkan penderitaan secara klinis,
sosial, dan pekerjaan.
e. Lama nya sekurang kurangnya 6 bulan.
f.
Bukan disebabkan cemas menyeluruh,
gangguan obsesi komplusif, gangguan
panik, dan somatoform lainnya.
Perjalanan penyakit:
a. Episodik. Berbulan bulan hingga tahuan.
Ada fase tenang yang sama lamanya.
b. Prognosis baik pada gol ekonomi
menengah keatas, pengobatan untuk
cemas dan depresi, awitan mendadak,
tidak ada gangguan kepribadian.
Terapi :
c. Psikoterapi
d. Pemeriksaan fisik teratur membantu
menenangkan pasien.
e. Farmakoterapi bila disertai cemas, depresi,
gangguan mental primer.
BODY DISMORPHIC
DISORDER
Karakteristik:
a. Pasien merasa penampilannya buruk,
padahal normal dan baik.
b. Takut jika dirinya tak menarik dan
menjijikan.
c. Sulit diredakan dengan penentraman dan
pujian.
d. Umumnya usia 15-30 tahun, wanita > pria.
e. Biasa disertai dengan ganguan mental
lainnya.
Etiologi:
a. Belum diketahui, diduga terdapat peran
serotonin.
b. Tergantung konsep kecantikan yang dianut
keluarga atu kulur tertentu.
Gambaran klinis:
c. Bagian tubuh yang menjadi keprihatinanan
biasanya cacat, kekurangan pada wajah,
hasrat pria untuk membesarkan otot
tubuhnya.
d. Gejala lain berupa waham rujukan tentang
orang orang yang memperhatikan cacat
tubuhnya, sering bercermin, menyembunyikan
tubuh yang dianggap deformitas.
Diagnosis:
a. Preokupasi dengan cacat. Bila anomali
ringan, keprihatinan berlebihan.
b. Mengakibatkan penderitaan dan hendaya
sosial, pekerjaan, dll.
c. Preokupasi bukan karena gangguan mental
lainnya.
Perjalanan Penyakit:
d. Bertahap, akan semakin menjadi jadi
hingga butuh bantuan medis. Kronik bila
tidak diobati.
Terapi :
a. Pembedahan plastik biasanya tidak
berhasil mengatasi keluhan.
b. Obat yang bekerja pada serotonin
mengurangi gejala minimal 50%.
c. Apabila dibarengi gangguan depresi atau
cemas, diatasi dengan farmakoterapi dan
psikoterapi memadai.
GANGGUAN NYERI
Karakteristik:
a. Menurut DMS adalah nyeri yang
merupakan keluhan utama dan menjadi
fokus perhatian klinis.
b. Faktor psikologi sangat berperan
c. Gejala utama adalah nyeri satu tempat
atau lebih.
d. Wanita> pria
Etiologi:
a. Psikodinamik : nyeri tanpa penyebab fisik
b. Faktor prilaku : nyeri diperkuata apabila
dihargai atau diperhatikan.
c. Faktor interpersonal : nyeri dimanipulasi
untuk memperoleh keuntungan.
d. Faktor bilogis: adanya peran sistem saraf
dalam penyampaian sensasi nyeri.
Gambaran klinis:
a. Harus terdapat unsur psikologis untuk
menegakkan diagnosis.
b. Pasien menyalahkan rasa nyeri sebagai
sumber kesengsaraan.
Terapi:
a. Farmakoterapi : antidepresan trisiklik paling
ampuh menenangkan pasien.
diagnosis
A. Nyeri pada 1 tempat antomis/lebih menjadi
fokus utama
B. Nyeri menyebakan penderitaan klinis yang
bermakna /hendaya di bidang sosial,dan fungsi
penting lainnya
C. Faktor pikologis berperan aktif dalam awitan,
keparahan, atau bertahannya nyeri
D. Gejala atau defisit tidak dibuat sengaja atau
berpura-pura
E. Nyeri tidak dapat dijelaskan sebagaimana
gangguan suasana perasaan.
Daftar pustaka
Kusumawardhani,
A.A.A.A.BukuAjar
Psikiatri
Fakultas KedokteranUniversitas
Indonesia. Badan Penerbit FK UI. Edisi ke 2,
Jakarta: 2013.
Maslim,
Rusdi dr.BukuSaku Diagnosis
Gangguan
Jiwa
Rujukan
Ringkasan
dariPPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK
Unika Atmajaya. Jakarta, 2001.
Trima kasih