Anda di halaman 1dari 23

1

ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DALAM MENENTUKAN


EFISIENSI PERUSAHAAN PADA PT. PISMA PUTRA TEXTILE

RESUME SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan


Program Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Pekalongan

Oleh :

Dian Palupi P.
NPM : 99.1745.E

FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN


UNIVERSITAS PEKALONGAN
2007
2

BAB I

PENDAHULUAN

Pada umumnya suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa

maupun industri, didirikan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

dengan berkembang dan memperoleh laba. Laba dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain yaitu jumlah barang yang dijual, harga barang yang

bersangkutan, dan sumber daya yang harus dibayar. Tujuan-tujuan tersebut hanya

akan diperoleh apabila seluruh kegiatan perusahaan dilaksanakan secara efisien

dan terarah kepada pencapaian tujuan tersebut.

Kriteria dan efisiensi ini merupakan perhatian pada seluruh siklus input,

output dan proses. Ukuran efisiensi meliputi tingkat laba modal dan harta serta

biaya per unit. Dengan demikian, suatu perusahaan terutama perusahaan yang

bergerak dalam bidang pengolahan bahan baku atau bahan mentah menjadi

produk jadi, biaya produksi memegang peranan yang sangat penting. Dengan

diketahuinya biaya produksi, perusahaan akan dapat menghitung harga pokok dari

barang jadi atau harga pokok produksinya. Harga pokok produksi adalah total

biaya barang yang diselesaikan selama periode tertentu. Adapun besar kecilnya

harga pokok produksi dipengaruhi oleh tiga elemen biaya yaitu harga pokok

bahan baku yang dipakai, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

Suatu perusahaan yang telah memiliki kedudukan yang sangat kuat

di pasar, faktor biaya dalam penentuan harga pokok produksi merupakan faktor

yang penting yang salah satunya adalah menentukan harga jual. Karena faktor
3

persaingan yang sangat ketat mengakibatkan faktor biaya bersifat lebih pasti

daripada faktor permintaan.

Dalam memperhitungkan harga pokok produksi, perlu digunakan

metode yang tepat atau metode yang sesuai dengan keadaan yang ada pada

masing-masing perusahaan. Oleh karena itu, dengan metode harga pokok produksi

yang tepat, efisiensi perusahaan yang lebih tinggi dapat dicapai.

Dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut di atas,

maka penulis mamilih judul : “ANALISA HARGA POKOK PRODUKSI

DALAM MENENTUKAN EFISIENSI PERUSAHAAN (STUDI KASUS

PADA PT. PISMA PUTRA TEXTILE)”.


4

BAB II

PERMASALAHAN

Harga pokok produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan

kegiatan perusahaan. Dalam suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang

produksi dan penjualan di mana proses produksinya secara terus menerus

(kontinyu) dan bersifat masa, metode harga pokok produksi yang sesuai akan

dapat mempengaruhi efisiensi perusahaan. Oleh karena itu, dengan pemilihan

metode harga pokok produksi yang tepat, maka efisiensi yang diharapkan

perusahaan akan dapat tercapai.

Agar permasalahan yang ada dalam penulisan skripsi kali ini tidak

melebar jauh, maka diperlukannya suatu pembatasan masalah yang akan diangkat.

Untuk membatasi masalah yang akan dihadapi, maka penulis mambatasi masalah

hanya mengenai harga pokok produksi dan kaitannya dengan penentuan efisiensi

perusahaan yang terjadi pada PT. PISMA PUTRA TEXTILE di mana harga pokok

produksi yang dimaksud merupakan total dari biaya barang yang disediakan

dalam periode tertentu.

Dalam menghadapi persaingan dan untuk meningkatkan efisiensi

perusahaan, maka salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan adalah

menghitung harga pokok produksinya secara tepat sesuai dengan keadaan yang

ada dalam perusahaan yang bersangkutan.


5

BAB III

ANALISIS

A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Harga Pokok Proses

Metode yang digunakan dalam memperhitungkan HPP yang telah

dijalankan atau dilakukan oleh perusahaan PT. PISMA PUTRA TEXTILE

PEKALONGAN adalah dengan menggunakan metode Harga Pokok Proses.

Metode ini digunakan karena pada PT. PISMA PUTRA TEXTILE

merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan

di mana proses produksinya secara terus menerus (kontinyu), bersifat masal

dan tujuan produksi adalah untuk membentuk persediaan (inventory).

Adapun hasil penelitian mengenai biaya pengolahan dan jumlah produk

yang diproduksi dapat dilihat pada lampiran I dan pada tabel 1, di mana

dalam memperhitungkan HPP per unit produk perusahaan membebankan

semua biaya yang berhubungan dengan proses pengolahan bahan baku

hingga menjadi produk/barang jadi.

Pengeluaran biaya di dalam pengolahan harus dikelompokkan lagi

untuk memudahkan di dalam perhitungan HPP. Penggolongan biaya tersebut

didasarkan atas obyek pengeluaran perusahaan yaitu:

1. Biaya bahan baku yang terdiri dari:

a. Serat poliester;

b. Serat rayon.

2. Biaya tenaga kerja yang terdiri dari:


6

a. Biaya tenaga kerja langsung;

b. Biaya tenaga kerja tidak langsung.

3. Biaya overhead pabrik yang terdiri dari :

a. Biaya penyusutan gedung dan peralatan;

b. Biaya pemeliharaan dan reparasi;

c. Biaya pemakaian bahan bakar;

d. Biaya overhead lainnya.

Dari penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran perusahaan

dari tahun 2001 – 2005 dapat dilihat pada lampiran I.

Untuk memperjelas data produksi yang diperoleh dari bagian produksi mulai

tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

TABEL 1
PRODUK YANG DIHASILKAN
PERSEDIAAN AWAL DAN AKHIR BARANG DALAM PROSES
TAHUN 2001 – 2005

JUMLAH PRODUK PERSEDIAAN


TAHUN
YANG DIHASILKAN AWAL AKHIR
2001 12.309 - 130.000
2002 14.845 130.000 154.000
2003 17.594 154.000 278.000
2004 19.701 278.000 510.820
2005 22.851 510.820 795.470

Dari tabel di atas diketahui bahwa jumlah produk yang dihasilkan dari

tahun ke tahun meningkat bersamaan dengan meningkatnya tingkat

penjualan tiap tahun. Dari lampiran I dapat dihitung biaya pemakaian bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, dan BOP dari tahun 2001 – 2005. Ketiga

biaya elemen tersebut merupakan biaya produksi. Untuk memperjelas

pengelompokkan biaya tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


7

TABEL 2
BIAYA PRODUKSI
TAHUN 2001 – 2005

BIAYA TENAGA BIAYA


BIAYA BAHAN TOTAL BIAYA
TAHUN KERJA OVERHEAD
BAKU PRODUKSI
LANGSUNG PABRIK

2001 Rp 30.775.243.303 Rp 804.448.874 Rp 10.621.931 Rp 31.590.314.108

2002 Rp 35.349.169.683 Rp 1.667.926.606 Rp 12.726.144 Rp 37.029.822.433


2003 Rp 40.338.579.720 Rp 1.743.484.362 Rp 15.509.368 Rp 42.097.573.450

2004 Rp 44.675.096.586 Rp 2.142.010.911 Rp 16.687.671 Rp 46.833.795.168

2005 Rp 51.170.900.602 Rp 3.084.995.206 Rp 17.235.296 Rp 54.273.131.104

Mengenai proses produksi untuk setiap tahunnya selalu terdapat

produk yang belum selesai diproses sebelum akhir tahun, produk ini

merupakan produk dalam proses. Produk dalam proses ini akan diproses

selanjutnya menjadi barang atau produk selesai pada tahun berikutnya. Oleh

karena itu metode penentuan harga pokok produksinya digunakan metode

harga pokok proses.

Adapun data produksi perusahaan textile “PT. PISMA PUTRA TEXTILE”

Pekalongan tahun 2001 sampai dengan 2005 menurut bagian produksi

adalah sebagai berikut: (lihat tabel 1)

1. Data produksi untuk tahun 2001

- Jumlah produksi dalam proses awal -

- Jumlah produk selesai/jadi 12.309

- Jumlah produksi dalam proses akhir 130.000

(tingkat penyelesaian BB = 73%, BTKL = 2,0%, BOP = 25,17%)


8

Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk mengolah produk selama

tahun 2001 adalah sebagai berikut: (lihat tabel 2)

BBB Rp 30.775.243.303

BTKL Rp 804.448.874

BOP Rp 10.621.931
+
Jumlah biaya produksi Rp 31.590.314.108

Jumlah persediaan produk dalam proses awal -

Dengan biaya yang melekat pada produksi dalam proses awal sebagai

berikut (lampiran I):

BBB Rp 3.340,53

BTKL Rp 87,44

BOP Rp 1.152,83
+
Rp 4.580,80

Untuk menentukan HPP dan persediaan produk yang masih dalam proses

pada akhir tahun sebagai berikut:

Rp 12.309 x Rp 341.251,60 = Rp 2.895.711.944,4

Jumlah produk selesai Rp 167.148.


:
HP per unit produk selesai Rp 17.324,24

Perhitungan HPP dalam proses akhir sebagai berikut:

BBB Rp 130.000 x 73% x Rp 287.058,42 = Rp 27.241.844.058

BTKL Rp 130.000 x 2% x Rp 53.957,27 = Rp 140.288.902

BOP Rp 130.000 x 25,17% x Rp 253,91 = Rp 7.719.211,11 +


9

Rp

27.389.852.171,11

Berdasarkan perhitungan-perhitungan biaya produksi unit dan harga

pokok produk selesai serta produk dalam proses dapat disajikan laporan

harga pokok produk sebagai berikut:

TABEL 3
PERUSAHAAN PT. PISMA PUTRA TEXTILE PEKALONGAN
TAHUN 2002

Laporan Produksi:
- Jumlah persediaan produk dalam proses awal -
- Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses 142.309
+
- Jumlah produk yang diolah 142.309
- Jumlah produk selesai 12.309
- Jumlah produk dalam proses akhir 130.000
+
-
BBB 142.309

Biaya yang dibebankan (Lampiran I)


Biaya produksi tahun
Biaya produksi
Jenis lalu yang melekat Biaya per
yang dibebankan Jumlah biaya
biaya pada produk dalam unit
pada tahun 2001
proses awal

BBB Rp 4.527.989.582,83 Rp 30.775.243.303 Rp 35.303.232.885,80 Rp 1.038,56


BTKL Rp 118.521.591,42 Rp 804.448.874 Rp 922.970.465,42 Rp 27,15
BOP Rp 1.562.625.844,53 Rp 10.621.931 Rp 1.573.247.775,53 Rp 13,65

Rp 6.209.137.018,53 Rp 31.590.314.108 Rp 37.799.451.126,70 Rp 1.079,36

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi Rp 12.309 x Rp 341.251,60 = Rp 4.200.465.944

Harga pokok produk dalam proses akhir:

BBB Rp 27.241.844.058
BTKL Rp 140.288.902
BOP Rp 7.719.211,11
+
10

Rp 27.389.852.171,11 +
Rp 31.590.318.115,11
11

2. Data produksi untuk tahun 2002

- Jumlah produk dalam proses awal 130.000

- Jumlah produk selesai/jadi 14.845

- Jumlah produk dalam proses akhir 154.000

(tingkat penyelesaian BB = 71,06 %, BTKL = 3,35 %, BOP = 25,60 %)

Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk mengolah produk selama

tahun 2002 adalah sebagai berikut: (lihat tabel 2)

BBB Rp 35.349.169.683

BTKL Rp 1.667.926.606

BOP Rp 12.726.144
+
Jumlah biaya produksi Rp 37.029.822.433

Jumlah persediaan produk dalam proses awal Rp 130.000 dengan HPP

dalam proses sebagai berikut: (lampiran II)

BBB Rp 415.852.398

BTKL Rp 19.603.350

BOP Rp 12.726.144
+
Rp 585.312.460

Untuk menentukan HPP dan persediaan produk yang masih dalam

proses pada akhir tahun sebagai berikut:

14.845 x Rp 605.518,94 = Rp 9.049.243.899,3

Jumlah produk selesai = 198.550,4,0


:
HP per unit produk selesai = Rp 45.576,56
12

Perhitungan HPP dalam proses akhir sebagai berikut:

BBB : Rp 154.000 x 71,06 % x Rp 287.783,10 = Rp 31.492.871.915,1

BTKL : Rp 154.000 x 3,35 % x Rp 84.359,63 = Rp 453.000.331,17

BOP : Rp 154.000 x 25,60 % x Rp 237.438,51 = Rp 9.361.775.818,24


+
Rp 41.288.859.064,5

Berdasarkan perhitungan-perhitungan biaya produksi unit dan harga

pokok produk selesai serta produk dalam proses dapat disajikan laporan

harga pokok produk sebagai berikut:

TABEL 4
PERUSAHAAN PT. PISMA PUTRA TEXTILE PEKALONGAN
TAHUN 2002
Laporan Produksi:
- Jumlah persediaan produk dalam proses awal 130.000
- Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses 38.845 +
- Jumlah produk yang diolah 168.845
- Jumlah produk jadi/selesai 14.845
- Jumlah produk dalam proses- akhir 154.000
+
BBB 168.845

Biaya yang dibebankan


Biaya produksi tahun
Biaya produksi yang
Jenis lalu yang melekat Biaya per
dibebankan pada Jumlah biaya
biaya pada produk dalam unit
tahun 2002
proses awal

BBB 415.852.398 35.349.169.683 35.765.022.081 287.783,80


BTKL 19.603.350 1.667.926.606 1.687.529.956 84.359,63
BOP 149.856.720 12.735.693.619 12.885.550.339 237.438,57

583.312.460 49.752.789.908 50.338.102.376 609.581,94


13

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi 14.845 x Rp 609.581,94 = Rp 9.049.243.899,3

Harga pokok produk dalam proses akhir:

BBB Rp 31.492.871.915,1

BTKL Rp 435.211.331,17

BOP Rp 9.360.775.818,24+

Rp 41.288.859.064,5
+
Rp 50.338.102.963,8

3. Data produksi untuk tahun 2003

- Jumlah produk dalam proses awal 154.000

- Jumlah produk jadi/selesai 17.594

- Jumlah produk dalam proses akhir 287.000

(tingkat penyelesaian BB = 70,0 %, BTKL = 3,03 %, BOP = 26,80 %)

Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk mengolah produk selama

tahun 2003 adalah sebagai berikut: (lihat tabel 2)

BBB Rp 40.338.579.720

BTKL Rp 1.743.484.362

BOP Rp 15.509.368
+
Jumlah biaya produksi Rp 42.097.573.450

Jumlah persediaan produk dalam proses awal 154.000 dengan HPP

dalam proses sebagai berikut: (lampiran III)


14

BBB Rp 482.973.044,40

BTKL Rp 20.867.338,40

BOP Rp 184.832.201,40
+
Rp 688.672.584,60

Untuk menentukan HPP dan persediaan produk yang masih dalam

proses pada akhir tahun sebagai berikut:

17.594 x Rp 427.561,01 = Rp 7.522.508.409,94

Jumlah produk selesai = 331.199,0


:
HP per unit produk selesai = Rp 22.712,96

Perhitungan HPP dalam proses akhir sebagai berikut:

BBB : 278.000 x 70 % x Rp 192.378,45 = Rp 37.436.846.370

BTKL : 278.000 x 3,03 % x Rp 65.572,22 = Rp 552.341.037,95

BOP : 278.000 x 26,80 % x Rp 169.610,34 = Rp 12.636.648.771,3


+
= Rp 50.625.836.179,2

Berdasarkan perhitungan-perhitungan biaya produksi unit dan harga

pokok produk selesai serta produk dalam proses dapat disajikan laporan

harga pokok produk sebagai berikut:

TABEL 5
PERUSAHAAN PT. PISMA PUTRA TEXTILE PEKALONGAN
TAHUN 2003
15

Laporan Produksi:
- Jumlah persediaan produk dalam proses awal 154.000

- Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses 141.594


+
- Jumlah produk yang diolah 295.594

- Jumlah produk jadi/selesai 17.594


- Jumlah produk dalam proses- akhir 278.000 +
295.594

Biaya yang dibebankan


Biaya produksi tahun
Biaya produksi yang
Jenis lalu yang melekat pada
dibebankan pada Jumlah biaya Biaya per unit
biaya produk dalam proses
tahun 2003
awal

BBB Rp 482.973.044,40 Rp 40.338.519.720 Rp 40.821.552.764,4 Rp 192.378,45


BTKL Rp 20.867.338,80 Rp 1.743.484.362 Rp 1.764.351.700,80 Rp 65.572,22
BOP Rp 184.832.201,40 Rp 15.435.941.041 Rp 15.620.773.242,4 Rp 169.610,34

Rp 688.672.584,60 Rp 57.591.475.048 Rp 58.206.677.707,6 Rp 427.561,01

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi 17.594 x Rp 427.561,01 = Rp 7.522.508.409,94

Harga pokok produk dalam proses akhir:

BBB Rp 37.436.846.370

BTKL Rp 552.341.037,95

BOP Rp 12.636.648.771
+
Rp 50.625.836.179,20
+
Rp 58.148.344.589,10

4. Data produksi untuk tahun 2004

- Jumlah produk dalam proses awal 278.000


16

- Jumlah produk selesai/jadi 019.701

- Jumlah produk dalam proses akhir 510.820

(tingkat penyelesaian BB = 70,3 %, BTKL = 3,37 %, BOP = 26,27 %)

Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk mengolah produk selama

tahun 2004 adalah sebagai berikut: (lihat tabel 2)

BBB Rp 44.675.096.586

BTKL Rp 2.142.010.911

BOP Rp 16.687.671
+
Jumlah biaya produksi Rp 46.833.886.168

Jumlah persediaan produk dalam proses awal 278.000 dengan HPP

dalam proses sebagai berikut: (lampiran IV)

BBB Rp 854.778.276,00

BTKL Rp 40.946.925,80

BOP Rp 319.242.662,20
+
Rp 1.214.967.864,00

Untuk menentukan HPP dan persediaan produk yang masih dalam

proses pada akhir tahun sebagai berikut:

19.701 x Rp 289.837,31 = Rp 5.710.084.844,31

Jumlah produk selesai = Rp 569.616,5,0


:
HP per unit produk selesai = Rp 10.024,440

Perhitungan HPP dalam proses akhir sebagai berikut:

BBB : 510.820 x 70,3 % x Rp 120.192,66 = Rp 43.161.960.650,50


17

BTKL : 510.820 x 3,37 % x Rp 59.133,70 = Rp 1.017.965.002,56

BOP : 510.820 x 26,27 %x Rp110.510,95 = Rp 14.829.731.153,90


+
Rp 59.009.656.806,90

Berdasarkan perhitungan-perhitungan biaya produksi unit dan harga

pokok produk selesai serta produk dalam proses dapat disajikan laporan

harga pokok produk sebagai berikut:

TABEL 6
PERUSAHAAN PT. PISMA PUTRA TEXTILE PEKALONGAN
TAHUN 2004

Laporan Produksi:
- Jumlah persediaan produk dalam proses awal 278.000
- Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses 252.521+
- Jumlah produk yang diperoleh tahun 2005 530.521
- Jumlah produk jadi/selesai Rp 44.675.096
- Jumlah produk dalam proses
- akhir dng tingkat penyelesaian Rp 6.967.376
+
530.521

Biaya yang dibebankan


Biaya produksi tahun
Biaya produksi yang
Jenis lalu yang melekat pada
dibebankan pada Jumlah biaya Biaya per unit
biaya produk dalam proses
tahun 2004
awal

BBB Rp 854.778.276,00 Rp 44.675.096.586 Rp 45.529.874.862,00 Rp 120.192,66


BTKL Rp 40.946.925,80 Rp 2.142.010.911 Rp 2.182.957.836,80 Rp 59.133,70
BOP Rp 319.242.662,20 Rp 16.687.664.722 Rp 17.006.907.384,20 Rp 110.510,95

Rp 1.214.967.864,00 Rp 63.504.790.219 Rp 52.520.328.750,80 Rp 289.837,31


18

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi 19.701x Rp 289.837,31 = Rp 5.710.084.844,31

Harga pokok produk dalam proses akhir:

BBB Rp 43.161.960.650,50

BTKL Rp 1.017.965.002,56

BOP Rp 14.829.731.153,90
+
Rp 59.009.656.806,90 +
Rp 64.719.741.651,200

5. Data produksi untuk tahun 2005

- Jumlah produk dalam proses awal 510.000

- Jumlah produk selesai/jadi 022.857

- Jumlah produk dalam proses akhir 795.470

(tingkat penyelesaian BB = 70,3 %, BTKL = 3,37 %, BOP = 26,27 %)

Biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk mengolah produk selama

tahun 2005 adalah sebagai berikut: (lihat tabel 2)

BBB Rp 51.170.900.602
BTKL Rp 3.084.995.206
BOP Rp 17.265.296 +
Jumlah biaya produksi Rp 54.273.131.104

Jumlah persediaan produk dalam proses awal 510.000 dengan HPP

dalam proses sebagai berikut: (lampiran V)

BBB Rp 1.506.448.228,28
BTKL Rp 490.757.593,73
BOP Rp 507.475.559,30+
Rp 2.104.681.381,30
19

Untuk menentukan HPP dan persediaan produk yang masih dalam

proses pada akhir tahun sebagai berikut:

22.857 x Rp 227.224,22 = Rp 5.193.663.996,54

Jumlah produk selesai = 863.881,91


:
HP per unit produk selesai = Rp 6.012,01

Perhitungan HPP dalam proses akhir sebagai berikut:

BBB : Rp 795.470 x 71,57 % x Rp 88.955,73 = Rp 50.664.087.528,4

BTKL : Rp 795.470 x 4,31 % x Rp 55.576,74 = Rp 1.905.435.025,73

BOP : Rp 795.470 x 24,1 % x Rp 82.691,75 = Rp 15.852.692.335,4


+
Rp 68.402.214.889,8

Berdasarkan perhitungan-perhitungan biaya produksi unit dan harga

pokok produk selesai serta produk dalam proses dapat disajikan laporan

harga pokok produk sebagai berikut:

TABEL 7
PERUSAHAAN PT. PISMA PUTRA TEXTILE PEKALONGAN
TAHUN 2005

Laporan Produksi:
- Jumlah persediaan produk dalam proses awal 510.000

- Jumlah produk yang dimasukkan dalam proses 308.327+

- Jumlah produk yang diolah tahun 2005 818.327

- Jumlah produk jadi/selesai 22.857


- Jumlah produk dalam proses akhir 795.470
+
818.327
20

Biaya yang dibebankan


Biaya produksi tahun
Biaya produksi yang
Jenis lalu yang melekat pada
dibebankan pada Jumlah biaya Biaya per unit
biaya produk dalam proses
tahun 2005
awal

BBB Rp 1.506.448.228,28 Rp 51.170.900.602 Rp 52.677.348.830 Rp 88.955,73


BTKL Rp 90.757.593,73 Rp 3.084.995.206 Rp 3.175.752.800 Rp 55.576,24
BOP Rp 507.475.559,30 Rp 17.235.302.969 Rp 17.742.778.528 Rp 82.691,75

Rp 2.104.681.381,30 Rp 71.491.198.777 Rp 73.595.880.158 Rp 227.224,22

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk jadi 22.875 x Rp 227.224,22 = Rp 05.193.663.996,54,00

Harga pokok produk dalam proses akhir:

BBB Rp 50.644.087.528,40

BTKL Rp 1.905.435.025,75

BOP Rp 15.852.692.335,70 +
Rp 68.402.214.889,80 +
Harga pokok diperhitungkan Rp 73.595.878.886,3

Dari hasil perhitungan di atas, harga pokok diperhitungkan selama 2005 sebesar

Rp. 73.595.878.886,3. Hal ini menunjukkan bahwa harga pokok tersebut

merupakan harga pokok yang sudah menyerap seluruh elemen yang

mengandung biaya/menyerap biaya. Penyerapan seluruh elemen biaya dalam

sebuah harga pokok dapat memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam

mengefisienkan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

B. Perhitungan Efisiensi Perusahaan

Untuk mengetahui efisiensi tidaknya perusahaan PT. PISMA PUTRA

TEXTILE PEKALONGAN dalam memperhitungkan harga pokok produksinya

digunakan perhitungan (Ero H. Rosyidi, 1975 : 128)

Output
21

Input

Di mana:

- Output adalah harga jual produk per unit

- Input adalah harga pokok produk per unit

Apabila perbandingan antara output dan input lebih besar dari satu, maka

metode perhitungan harga pokok produksi perusahaan tersebut efisien.

Sebaliknya apabila hasil perbandingan antara ouput lebih kacil dari satu,

maka metode perhitungan harga pokok produksi tersebut tidak efisien.

TABEL 8
EFISIENSI PERUSAHAAN
DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES
TAHUN 2001 – 2005

Harga Jual Harga Pokok Produksi Efisiensi Perusahaan


Tahun
(Output) (Input) (Output : Input)
2001 Rp 3.118.024,05 Rp 341.251,60 9,14
2002 Rp 3.062.755,27 Rp 609.581,94 5,02
2003 Rp 3.074.010,00 Rp 427.561,01 7,19
2004 Rp 3.356.083,40 Rp 289.837,31 11,58
2005 Rp 3.422.318,54 Rp 227.224,22 15,06

Dari hasil di atas dapat diketahui bahwa dengan metode harga pokok

proses efisiensi yang diperoleh perusahaan tinggi, karena nilai perbandingan

antara output dengan input lebih dari satu (1).

Jadi dengan melihat tabel 8 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut,

bahwa dengan menggunakan metode harga pokok proses dalam mencari

perhitungan untuk menentukan efisiensi pada perusahaan “PT. PISMA

PUTRA TEXTILE PEKALONGAN” yang diperoleh sudah tinggi.


22

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil perhitungan pada perusahaan PISMA PUTRA TEXTILE

masalah yang telah diuraikan pada bab V maka dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. PISMATEX di dalam melakukan perhitungan dengan menggunakan

metode perhitungan Harga Pokok Proses. Di mana Harga Pokok

Produksi yang terjadi selama 1 tahun mampu memperlihatkan

penyerapan biaya dari semua elemen produksi. Perusahaan dapat

melihat elemen produksi yang memberikan kontribusi terbesar pada

Harga Pokok Produksi tersebut, sehingga perusahaan akan mampu

mengendalikan biaya yang terjadi maupun Harga Pokok Produksi yang

akan digunakan.

2. PT. PISMATEX dalam memperhitungkan Harga Pokok Produksi sudah

efisien. Hal ini bisa dilihat dari perbandingan antara output dengan input

dari tahun ke tahun memberikan hasil nilai lebih dari satu (1) yang

ditunjukkan melalui perhitungan pada tabel 8 dan dari tahun ke tahun

menunjukkan kenaikan yang signifikan.


23

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, maka penulis

menyarankan agar perusahaan dalam hal ini PT. PISMA PUTRA TEXTILE

untuk tetap menggunakan metode Harga Pokok Proses dalam menganalisa

Harga Pokok Produksi mengingat bahwa PT. PISMA PUTRA TEXTILE

adalah salah satu perusahaan manufaktur yang berproduksi secara massa

dan kompleks dalam perhitungan biaya maupun elemen-elemen lain yang

mempengaruhi Harga Pokok Produksi tersebut. Di samping itu pula ada

beberapa manfaat yang didapar perusahaan dari perhitungan Harga Pokok

Proses yaitu:

1. Dapat menentukan harga jual produk.

2. Dapat mementau realisasi biaya produksi.

3. Dapat menghitung laba/rugi secara periodik.

Anda mungkin juga menyukai