Anda di halaman 1dari 39

ETIKA PROFESI

PERANAN KODE ETIK DALAM KCMI


GRAND ASTON YOGYAKARTA 14 MEI 2012
IR. BUDI SANTOSO, PERHAPI, MAusIMM. KETUA JOIN KOMITE KCMI PERHAPI-IAGI DIREKTUR PT. SRK CONSULTING INDONESIA bsantoso@srk.co.id

OUTLINE MATERI
I. II. III. IV. V. VI. PENDAHULUAN TEORI ETIKA PROFESIONALISME KODE ETIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS PENUTUP

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

ETIKA DALAM PROFESI

I. Pendahuluan
Berkaitan dengan ekspektasi publik terhadap praktekpraktek profesi dan perlindungan terhadap profesi itu sendiri maka perlu disusun prinsip-prinsip dasar yang berkaitan dengan perilaku terpuji (honorable conduct) dan bakuan etika (ethical standard). Khianat Ilmu itu lebih mudhorat daripada khianat harta. (Hadist ?)

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

I. Pendahuluan
Masalah Etika disekitar; 1. Angelina Sondach 2. Bom bunuh diri 3. Jembatan KUKAR. 4. Busang Konsep Martir sering menjadi dasar dalam tindakan di atas

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

1.2. ETIKA ATAU ETIKET


ETIKA? atau ETIKET?

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

1.3. MASALAH ETIKA DALAM PROFESI

Seorang Geologist diminta due diligence KP yang mengklaim memiliki 30 Juta ton batubara, setelah dilakukan tes pemboran ternyata jumlah sumberayanya tidak sampai 1 juta; Seorang geologist diminta melakukan survey KP untuk melihat potensinya, hasilnya dinyatakan tidak prospek tapi ternyata dua bulan berikutnya geologist tersebut membawa investor lain untuk membeli KP tersebut. Seorang Geologist bersedia melaporkan suatu lokasi potensi tambang menjadi aset nasional dalam kepentingan penelitian hanya karena teman2 seprofesinya mendapatkan manfaat ekonomi.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 6

1.3. MASALAH ETIKA DALAM PROFESI

Seorang CP diminta membantu menyiapkan dokumen berkaitan dengan pengajuan dana untuk pengembangan tambang dan apabila perusahaan tersebut tidak mendapatkan dana tertentu maka tambang akan ditutup sehingga banyak karyawan yang terkorbankan. Salah satu kewenangan menjdai tanggungjawab seorang CP tersebut. Seorang profesional dihadapkan kepada pekerjaan untuk melakukan studi tentang keuangan perusahaan yang akan dibayar apabila ternyata proyek tersebut layak. Apakah opini yang dinyatakan atas kelayakan proyek tersebut dapat diterima oleh publik sebagai suatu karya profesional?
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 7

1.3. MASALAH ETIKA DALAM PROFESI

Seorang ahli geologi dan tambang mencoba menyakinkan Pemerintah untuk mengubah hutan lindung menjadi hutang produksi supaya penambangannya bisa dilakukan.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

1.4. PERLUNYA PENDEKATAN METODOLOGI


Permasalahan etika dalam profesiharus dipecahkan melalui suatu pendekatan metodologi (methodology approach), bukan dengan menggunakan persepsi. Pendekatan metodologi ini dimungkinkan karena didukung oleh seperangkat teori-teori etika yang merupakan dasar penetapan hukum, peraturan serta kode etik. Dalam pemecahan masalah etika acapkali ditemui dilema moral, oleh sebab itu diperlukan pendekatan metodologi untuk mencari solusi yang optimal. Pada kondisi ini acapkali harus mengorbankan satu kode etik demi mempertahankan kode etik yang lain.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 9

1.5. TUJUAN ETIKA


Meningkatkan kemampuan dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan moral dalam kehidupan sehari-hari (membedakan baik dan buruk serta benar dan salah) serta membangun dan memperkuat otonomi moral. OTONOMI MORAL Kesadaran manusia untuk mentaati kewajibannya bukan karena paksaan melainkan karena sadar sebagai sesuatu yang bernilai dan sebagai tanggungjawabnya.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

10

1.7. MENGAPA PERLU MEMAHAMI TEORI ETIKA?

Diperlukannya pendekatan metodologi


Penyusunan Kode Etik Menangani permasalahan yang timbul karena tidak dapat dipecahkan dengan Kode Etik yang ada.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

11

II. TEORI ETIKA

Etika Tujuan (Egoisme dan Utilitarianisme) Etika Kewajiban (Formalisasi Kant, Pandangan Ross) Etika Hak Asasi (Kebebasan Locke, Kesejahteraan Melden) Etika Keutamaan (Keutamaan Klasik Aristoteles, Keutamaan Kontemporer Alasdair Maclntyre) Etika Relativisme (Relativisme descriptive, Relativisme normative)
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 12

2.1 DILEMA MORAL DALAM KEHIDUPAN

Konsep Martir bagi banyak kalangan sering merupakan dilema etika dan implikasi serius terhadap kehidupan masyarakat.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

13

III. PROFESIONALISME

Adalah panggilan tugas yang membutuhkan pengetahuan yang lanjut, pemahaman dan kemampuan yang diperoleh dari pendidikan, pelatihan dan pengalaman secara spesifik dan intensif. Profesional :adalah seseorang yang menjalankan profesi dan tunduk pada moral tertentu Seorang yang menjalankan profesi harus menjujung tinggi norma-norma profesional

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

14

3.1 Profesionalisme
PROFESIONALISME KOMPETENSI
PENGEMBANGAN
INTEGRITAS MORAL

PENDIDIKAN FORMAL

ETIKA

KELEMBAGAAN PROFESIONAL
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 15

DISIPLIN/KODE PERILAKU

PRAKTEK

3.2 MORAL PROFESIONAL

Kompetensi adalah kemampuan untuk menerapkan secara arif dan bijaksana atas pengetahuan (dasar-dasar ilmu pengetahuan serta konsep yang teruji), keahlian dan pengalamannya.
Standard Moral Menjujung tinggi standar moral tertentu yang telah disepakati bersama untuk dilaksanakan.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

16

3.2 MORAL PROFESIONAL

Tanggungjawab Pribadi Professional bertanggungjawab secara pribadi terhadap pekerjaannya dan opininya Komitmen Terhadap Masyarakat Membantu masyarakat memilih yang terbaik baginya untuk saat ini atau dimasa yang akan datang.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

17

3.3 PROFESIONAL DAN KODE ETIK

Untuk meningkatkan dan memperkuat otonomi moral profesional seorang serta meningkatkan kemampuan dalam menghadapi pertanyaanpertanyaan moral profesional dalam kehidupan sehari-hari maka perlu disusun suatu etika profesional yang diformulasikan dalam KODE ETIK PROFESI. Untuk membantu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kode etik profesi maka diperlukan metodologi penyelesaian masalah.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 18

IV. KODE ETIK FUNGSI KODE ETIK Landasan Inspiratif dan Tuntunan Landasan Profesional Berbuat Etis Dasar Inspirasi Kode Perilaku Membantu dalam Pendidikan dan Pemahaman Moral Mendukung Citra Profesi Mempertahankan Praktek-praktek yang baku dan teruji.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 19

4.1 KODE ETIK DAN KODE PERILAKU Kode Etik :


- non enforceable - aspire, tidak bisa accountable

Kode Perilaku (Code of Conduct):


- enforceable - accountable

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

20

4.2 KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB


1. Public 2. The Clients 3. The Employer 4. The Sub-ordinates 5. Profession 6. Colleagues 7. Personal PRIORITY

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

21

4.3 ELEMEN WAJIB KODE ETIK


1. Mengemban Kepentingan Publik Profesional harus mengemban kepentingan publik secara umum didalam melaksanakan kewajibannya. Antara lain melindungi setiap anggota masyarakat terhadap kerugian material dan spritual. Kewajiban terhadap pemberi kerja Mempunyai kewajiban untuk bertindak adil, loyal, menjamin rahasia perusahaan, menyatakan secara terbuka kemungkinan terjadinya benturan kepentingan (conflict of interest). Kewajiban terhadap klien Mempunyai kewajiban seperti kepada pemberi kerja (butir 2) tetapi ada pertimbangan tertentu berkaitan dengan singkatnya masa kontrak terhadap klien untuk menghindari terjadinya benturan kepentingan serta meningkatkan kerjasama para pihak yang terlibat.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 22

2. 3.

4.3 ELEMEN WAJIB KODE ETIK


4. Kewajiban terhadap Teman Sejawat (Kolega) Saling menghormati dan menjaga hubungan baik. Tidak melibatkan masalah pribadi dalam hubungan profesional. Adalah tidak etis untuk mengkaji ulang karya profesional teman sejawat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Kewajiban terhadap karyawan atau bawahan Harus menjujung tinggi hak-hak karyawan dan bawahan serta wajib mempekerjakan mereka sesuai dengan kesepakatan bersama. Kewajiban Profesi Keinsinyuran Mempunyai kewajiban untuk mempertahankan martabat dan reputasi-baik profesiserta tidak mencemarkan profesi ini dengan skandal atau tindakan-tindakan yang tidak terpuji.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 23

5.

6.

4.3 ELEMEN WAJIB KODE ETIK

7.

Kewajiban Terhadap Dirinya Menjamin bahwa kewajibannya terhadap pihak lain harus sepadan dengan hak yang dimilikinya. Seorang insinyur berhak atas pendapatan yang layak, lingkungan kerja yang nyaman, dihargai, mengembangkan diri dan mempertahankan kompetensinya.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

24

4.4 PERNYATAAN KODE ETIK

1.

2.

Menjunjung tinggi dan bertanggung jawab terhadap keselamatan, kesehatan, kesejahteran masyarakat umum serta bertanggung jawab terhadap perlindungan lingkungan hidup, peningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja ditempat kerja serta senantiasa menjaga kelangsungan tersedianya sumberdaya bagi kegiatan produksi. Bertindak dalam rangka mempertahankan kepercayaan masyarakat umum terhadap profesi ini dan tidak membiarkan persepsi yang salah berkembang terhadap kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya serta selalu mempertahankan kehormatan, integritas dan harga diri dalam usaha mendapatkan pekerjaan dari pemberi kerja atau pemakai jasa.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 25

4.4 PERNYATAAN KODE ETIK


3. Memberikan jasa berupa konsultansi, konsultasi atau pelaksanaan pekerjaan hanya pada bidangbidang yang diyakini dapat dilaksanakan berdasarkan kompetensi yang dimilikinya dan dilakukan secara sungguh-sungguh, teliti, penuh dedikasi, bersikap jujur, menghargai dan beritikad baik kepada pemakai jasa tersebut. Bertindak loyal, menjaga kerahasiaan, menghindari terjadinya konflik kepentingan dengan pemakai jasa dan/atau perusahaan tempat bekerja, menjelaskan secara terbuka kepada pemakai jasa dan/atau perusahaan tempat bekerja apabila terjadi kesalahan dalam menilai atau mengambil keputusan serta bertindak tanpa kompromi terhadap pelanggaran keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat umum. Bertindak adil dalam persaingan, menghargai dan beritikad baik terhadap sesama rekan seprofesi, memberikan pujian jika patut untuk diberikan serta siap untuk menerima dan memberikan saran dan/atau kritik yang dinyatakan secara jujur dan terbuka. Menghargai hak-hak karyawan dan bawahan dengan mematuhi kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya, memberikan kesempatan yang sama untuk berkembang, adil, peduli terhadap peningkatan jenjang karir mereka serta bertanggung jawab dalam peningkatan kemampuan, ketrampilan dan kompetensinya.

4.

5.

6.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

26

4.4 PERNYATAAN KODE ETIK


7. Melaporkan kepada asosiasi profesi atau lembaga-lembaga terkait atas keputusan atau tindakan berkenaan dengan pekerjaan yang dilakukan baik oleh rekan seprofesi maupun pihak lain dan ternyata telah melanggar prinsip-prinsip moral maupun hukum yang berlaku. Meningkatkan kemampuan kompetensinya, meningkatkan pengetahuan dan keahlian pada saat bekerja, menuntut hakhak untuk mendapatkan kesempatan mengikuti program peningkatan profesional dan hak-hak untuk mendapat penghargaan dan kompensasi yang sesuai dengan ujuk laku profesionalnya. Meningkatkan pemahaman dan pengertian msyarakat umum terhadap seluruh aspek pekerjaan yang dilakukan dan melindungi citra profesi ini dari pengertian dan pemahaman yang salah.
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 27

8.

9.

4.4 PERNYATAAN KODE ETIK


10. Pada saat diperlukan akan memberikan opini, penyataan dan bukti-bukti secara jujur dan terbuka, tidak memihak, serta yakin memiliki kompetensi yang cukup untuk melakukan hl ini kepada pihak-pihak yang berhak untuk mendapatkannya.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

28

4.5 ELEMEN KODE PERILAKU


1. 2. 3. Perlindungan masyarakat umum Kompetensi Kelalaian, Kriteria lalai dapat dartikan sebagai berikut:

1. 2. 3.

4. 5.

4. 5.

Prinsip-prinsip keterbukaan Cacat mental dan fisik

Semua perencanaan, pengawasan atau manajemen harus lengkap sempurna, Kekurangan, kesalahan dan kekeliruan yang terdeteksi dalam masa pelaksanaan proyek dan dapat segera diatasi, Semua langkah penyempurnaan yang secara fisik menambahkan pada apa yang telah digariskan dalam dokumen teknik sepanjang tidak menimbulkan biaya yang secara rasional merugikan bukan tergolong kelalaian. Kekurangan atau keliruan selalu ada. Kalau dalam batas-batas yang wajar tidak dapat digolongkan kelalaian seorang insinyur profesional Kekurangan-kekurangan yang mengakibatkan kegagalan (failure) yang seharusnya dapat dihindari jika insinyur profesional melaksanakan fungsinya secara normal (dalam ukuran standar kewajaran seorang ahli pada umumnya), digolongkan sebagai sesuatu kelalaian.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

29

4.5 ELEMEN KODE PERILAKU


6. 7. 8. 9. 10. Konflik kepentingan Tidak Bersalah terhadap peraturan dan perundangundangan lain Keselamatan kerja Membantu penyelidikan pelanggaran Tidak Membantu terjadinya pelanggaran

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

30

V. PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS (EDM)


PENGAMBILAN KEPUTUSAN ETIS BERKAITAN DENGAN PERMASALAHAN ETIKA PADA UMUMNYA SULIT DIDEKATI DENGAN TEORI ETIKA TERTENTU DAN DIPERLUKAN ANALISA PENILAIAN ANTARA MANFAAT DAN KERUGIAN YANG TERKECIL

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

31

5.1 POTENSI PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SEORANG PROFESIONAL

Lingkungan (masyarakat dan alam)

Perusahaan kerekayasaan
Insinyur Manajer Kolega

Keluarga

Industri (perusahaan lain)

Organisasi profesi

Klien atau Konsumen

Hukum, pemerintah dan instansi lain

32

5.2. Kerangka Pengambilan Keputusan Etis

Pengambilan keputusan etis tidak cukup dengan memakai satu satndard . Kosekuensinya diperlukan beberapa standard untuk melakukan kajian keutusan etis antara lain;
Consequences atau well-offness Right and Duty Affected Fairness involeved Motivation or virtue expected

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

33

5.3 Azas Kepentingan Stake Holder Azas Manfaat


Tujuan dari keputusan harus menghasilkan manfaat tidak Cuma biaya

Azas Keadilan

Pembagian manfaat dan beban harus adil

Azas Hak

Tujuan keputusan tidak mengorbankan hak-hak stake holder atau pengambil keputusan
WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012) 34

5.4 HAL-HAL YANG MENYEBABKAN KONFLIK KEPENTINGAN

Bagaimana Keputusan akan tergoyah


Kepentingan, pengaruh, loyalitas, emosi, consern atau kondisi lain yang menyebabkan keputusan memiliki tingkat keandalan rendah dari normal.
Suap, kickbacks-payments or property kepada pengambil keputusan, keluarga Hadiah, wisata gratis, pertolongan Keuntungan spesial (diskon dibawah pasar) Perlakuan khusus Berkaitan dengan keluarga, saudara atau teman

Kepentingan Pribadi

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

35

5.4 HAL-HAL YANG MENYEBABKAN KONFLIK KEPENTINGAN

Fraud/Penipuan
Pengunaan dana atau kepemilikan yang salah Kecurangan Pemalsuan dokumen Mencuri dana, aset atau sumberdaya Pemalsuan hasil atau data-data yang menyebutkan keputusan berbeda.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

36

5.4 HAL-HAL YANG MENYEBABKAN KONFLIK KEPENTINGAN

Salah Pengertian
Signal yang membingungkan/insentive Semua Orang melakukan Perbedaan Budaya Apabila hal kecil yang menyebabkan masalah yg besar

Turunan yang Licin (Slippery Slope)

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

37

VI. Pemberian sanksi


1. Mencabut lisensi Competen Person. 2. Menangguhkan lisensi Competen Person untuk waktu tertentu. 3. Menetapkan pembatasan atas lisensi Competen Person seperti menyelia dan memerikasa pekerjaan yang dilakukannya. 4. Memberikan peringatan, teguran atau nasihat dan mempublikasikan secara terinci hasil persidangan disiplin dengan atau tanpa mencantumkan nama. 5. Mengenakan Competen Person biaya-biaya penyelidikan dan persidangan. 6. Mengharuskan Competen Person untuk mengikuti kursus atau pelatihan atau mengikuti ujian yang diatur oleh organisasi petofesi 7. Menetapkan denda untuk jumlah tertentu.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

38

VII. PENUTUP

DILEMA ETIKA MENYEBABKAN BANYAK KEPUTUSAN-KEPUTUSAN PROFESIONAL SERING TIDAK POPULER UNTUK PIHAK TERTENTU TETAPI SEBAGAI MASYARAKAT PROFESIONAL MAKA KEPUTUSAN ETIS YANG DIAMBIL ADALAH YANG MEMILIKI KEPENTINGAN STAKE HOLDER TERBANYAK.

WORKSHOP III, Kode - KCMI (14 15 MEI 2012)

39

Anda mungkin juga menyukai