Anda di halaman 1dari 9

Bab 3

Tinjauan RAM

BAB III TINJAUAN RAM

III.1

Tinjauan Umum Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM)

Reliability , Availability, dan Maintainability (RAM) merupakan tiga karakteristik dalam suatu sistem yang berhubungan dengan operasionalnya. Dalam program teknik rekayasa sistem (system engineering ), Reliability, Availability, dan Maintainability (RAM) merupakan salah satu tinjauan yang sangat penting untuk memastikan bahwa sistem berada pada tingkat kondisi yang diinginkan seperti tingkat keselamatan (safety), performance, lingkungan, batasan waktu, dan tujuan ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi pentingnya RAM antara lain adalah desain sistem, mutu manufaktur, lingkungan dimana sistem dioperasikan, ditangani, disimpan, desain dan pengembangan sistem pendukung, tingkat pelatihan dan kemampuan dari personel yang mengoperasikan dan memelihara sistem, ketersediaan material yang dibutuhkan untuk merepair sistem, serta tujuan diagnosa dan peralatan yang tersedia. Pencapaian tingkat RAM yang spesifik pada suatu sistem sangat penting berkaitan dengan kesiapan (readiness), keselamatan sistem (system safety ), kesuksesan misi (mission success), alokasi biaya (total cost ), dan dukungan logistik (logistic support ).

Bab 3 ini menguraikan konsep dan landasan teori yang mendasari RAM, pendefinisian sistem dan sub sistem, serta diagram blok kehandalan (Reliability Blok Diagram/RBD). Sebagai pendukung analisis digunakan Unavailability system dan Fault Tree Analysis (FTA).

III.2

Analisis Kehandalan (Reliability Analysis)

Metode analisis kehandalan dalam tesis ini berdasarkan pada analisis kualitatif atau analisis kuantitatif dengan mengacu kepada metode diagram blok kehandalan (Reliability Block Diagram/RBD). Diagram blok kehandalan diturunkan dari

diagram blok fungsional yang telah dibangun dalam bab 2.

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

-27-

Bab 3

Tinjauan RAM

III.2.1 Dasar-dasar Reliability Reliability didefinisikan sebagai suatu peluang bahwa suatu sistem atau komponen akan berfungsi selama rentang waktu t (Ref. 4). Ekspresi hubungan secara

matematis, didefinisikan sebagai variabel acak kontinyu (continous random variable) T menjadi waktu kegagalan sistem atau komponen ; T 0. Reliability dapat dinyatakan sebagai : R (t) = Pr {T t} dimana R(t) 0, R(0) = 1 Untuk nilai t yang diberikan, R(t) adalah peluang bahwa waktu kegagalan adalah lebih besar atau sama dengan t, sehingga : F (t) = 1 R (t) = 1 - Pr {T t} = Pr {T < t} dimana F(t) 0, F(0) = 0 F(t) adalah peluang dimana suatu kegalan terjadi sebelum waktu t. Dengan (3-2) (3-1)

mengacu kepada R(t) sebagai suatu fungsi reliability dan F(t) sebagai fungsi distribusi kumulatif (Cumulative Distribution Function/CDF) dari distribusi kegagalan. Fungsi ketiga disebut dengan fungsi kerapatan peluang (Probability Distribution Function/PDF) dan didefinisikan sebagai :

f (t ) dt 1
0

(3-3)

Fungsi ini menjabarkan bentuk karakteristik distribusi kegagalan. PDF atau f(t) mempunyai dua komponen :

f(t) 0 Dengan demikian :

dan

f ( t ) d t
0 t

F ( t ) f ( t ') dt '
0

(3-4)

R ( t ) f ( t ') dt '
t

(3-5)

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

-28-

Bab 3

Tinjauan RAM

Dengan kata lain, baik fungsi kehandalan dan CDF merepresentasikan daerah di bawah kurva yang didefinisikan oleh f(t). Karena daerah di bawah seluruh kurva adalah sama dengan 1, kehandalan dan peluang kegagalan keduanya akan didefinisikan sebagai : 0 R(t) 1 dan 0 F(t) 1 Kedua fungsi R(t) dan F(t), digunakan saat dilakukan analisis kehandalan dan peluang kegagalan. Grafik PDF atau f(t), merupakan representasi visual dari

distribusi kegagalan. Karakteristik kehandalan umumnya dihitung sebagai waktu rata-rata kegagalan sistem/komponen atau Mean Time Between Failure (MTBF). (Ref. 16 ). MTTF dirumuskan seperti persamaan 3-6 (Ref. 4).

M T T F E ( T ) tf ( t ) d t
0

(3-6)

Dimana rata-rata (mean ) adalah nilai yang diharapkan (expected value), dari distribusi peluang f(t), atau dapat juga menggunakan persamaan 3-7 :

M T T F R ( t ) d t
o

(3-7)

Selain fungsi peluang yang sudah disebutkan di atas, ada fungsi yang lain yang disebut dengan laju kegagalan (failure rate) atau hazard rate. Fungsi laju

kegagalan memungkinkan untuk menetapkan jumlah kegagalan yang terjadi per unit waktu (Ref. 4).

Laju kegagalan secara matematis dinyatakan dengan persamaan :

(t )

f (t) R (t )

(3-8)

Laju kegagalan suatu sistem pada awal periode operasi tinggi, kemudian menurun dengan nilai konstan, dan ditahap akhir meningkat kembali. Secara umum kurva laju kegagalan komponen yang berhubungan dengan waktu digambarkan dengan kurva bak mandi (bathtub curve). Tren kecenderungan kurva menurun -29-

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

Bab 3

Tinjauan RAM

menggambarkan laju kegagalan komponen yang relatif tinggi pada awal dioperasikan/usia pakai (Life Cycle). Kegagalan prematur atau awal biasanya sering disebabkan oleh kesalahan dalam desain, pemasangan yang tidak tepat, pengoperasian oleh operator yang tidak terlatih dan lain-lain. disebut dengan fase Burn-in. Fase ini sering

Tahapan berikutnya adalah fase Useful Life Tahap ketiga adalah fase

atau sering disebut sebagai laju kegagalan konstan.

Wear-out, dimana laju kegagalan meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan pemeliharaan komponen.

Gambar III.1. Bathtub Curve (Ref. 4) Secara singkat dapat dikatakan bahwa ketika suatu sistem bekerja, fase 1 dan 3 lebih banyak membutuhkan perawatan dan sumber daya, sedangkan fase 2 secara relatif lebih sedikit membutuhkan perawatan dan sumber daya yang dibutuhkan.

III.2.2 Sistem dan Subsistem Pesawat merupakan suatu sistem yang kompleks, sehingga perlu digunakan cara pandang sistem (System View) untuk menggambarkan hubungan antar komponen dan memprediksi prestasi sistem dalam kondisi tertentu yang dipertimbangkan. Untuk itu diperlukan suatu pemodelan sistem yang dapat mendefinisikan atau merepresentasikan sistem sedemikian rupa, sehingga dapat menjelaskan suatu hubungan matematis atau hubungan logika tentang bagaimana suatu sistem merespon (input dan output). Karakteristik model sistem hanya mewakili

beberapa fitur dan karakteristik dari sistem nyata. -30-

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

Bab 3

Tinjauan RAM

Sistem didefinisikan sebagai suatu himpunan bagian yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama menuju suatu tujuan bersama. Elemen dari sistem terdiri dari komponen, atribut dan hubungan (relasi). Sistem dapat diklasifikasikan

dalam 2 kelompok, yaitu sistem statis yang keadaannya tidak berubah terhadap waktu, dan sistem dinamis yang keadaannya berubah terhadap waktu (kontinyu, diskrit dan kombinasi). Berdasarkan definisi di atas, maka pesawat merupakan

suatu sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang membentuk sistem, kemudian hubungan antar subsistem melahirkan suatu fungsi.

III.2.3 Metode Diagram Blok Kehandalan (Reliability Block Diagram /RBD) Dalam analisis Reliability, teknik yang paling banyak dipakai adalah menentukan kehandalan sistem dalam bentuk kehandalan komponennya. Metode diagram

kehandalan merupakan metode yang menerapkan fungsi atau persamaan hukumhukum logika kegagalan tiap-tiap komponen dan direpresentasikan dalam bentuk diagram blok. Diagram blok kehandalan bisa disusun secara seri, paralel ataupun standby. Pada sistem dengan beberapa komponen yang kompleks, diagram blok kehandalan merupakan diagram blok fungsional yang menggambarkan hubungan antar komponen dalam membentuk fungsi kerja dari sistem dan subsistem yang ada di pesawat secara keseluruhan. Diagram menyatakan suatu proses yang

terjadi antara komponen-komponen utama terdiri dari masukan (input), proses rangkaian dan keluaran (output). Pembuatan diagram blok kehandalan dari sistem pesawat, dapat diturunkan dari prinsip kerja komponen dan sistem yang ada di pesawat, dengan asumsi sebagai penyederhanaan dari diagram blok fungsional. Penyusunan reliability block diagram dari komponen/sistem Pesawat C-130 Hercules selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B.

Analisis Reliability Block Diagram mengikuti pendekatan umum sebagai berikut : a. Menetapkan kriteria kegagalan b. Menentukan Diagram Blok Reliability c. Menganalisis modus kegagalan d. Perhitungan Reliability sistem

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

-31-

Bab 3

Tinjauan RAM

III.2.4 Markov Model untuk Sistem yang Dapat Diperbaiki (Repairable Systems) Dalam suatu analisis sering diasumsikan bahwa kegagalan komponen dan properti repair adalah saling independen. Pada kenyataannya, ini bukanlah keadaan yang sesungguhnya. Interaksi banyaknya komponen yang gagal (kegagalan

independen), akan lebih efektif menggunakan proses markov, dimana laju kegagalan dan laju repair menggunakan pendekatan sebagai waktu independen. Teknik analisis markov, mengasumsikan bahwa laju kegagalan ( ) dan laju repair ( ) adalah konstan ( Constant failure rate and constant repair rate). Untuk kasus distribusi lain (misalnya proses kegagalan Weibull atau waktu repair Log Normal), metode simulasi Monte Carlo lebih tepat digunakan.

Formulasi Markov didesain untuk semua kemungkinan tingkat keadaaan (t.k.) sistem (State). Tingkat keadaan didefinisikan menjadi suatu kombinasi sebagian dari komponen yang beroperasi dan yang gagal. Sebagai contoh jika sistem terdiri dari tiga komponen, maka ada 8 kombinasi t.k. yang berbeda untuk komponen yang beroperasi dan gagal. Tabel III.1 menyatakan t.k. markov (Markov state) untuk sistem dengan tiga komponen. Di mana O menunjukkan komponen yang beroperasi dan X adalah komponen yang gagal. Secara umum, sistem dengan N komponen akan mempunyai 2N tingkat keadaan, sehingga jumlah t.k. meningkat lebih cepat dibandingkan jumlah komponen. Tabel III.1 Peluang Tingkat Keadaan Markov Sistem dengan 3 Komponen Komponen a b c 1 O O O 2 X O O State (Tingkat Keadaan) 3 4 5 6 O O X X X O X O O X O X 7 O X X 8 X X X

Dalam melakukan analisis maka harus diketahui, mana t.k. yang berhubungan dengan kegagalan sistem. Hal ini tergantung kepada konfigurasi komponen yang digunakan, yaitu seri, paralel, atau kombinasi keduanya. Objek dari analisis

Markov adalah menghitung Pi (t), yaitu peluang bahwa sistem dalam kondisi t.k i pada waktu t. Untuk menentukan Pi (t), diturunkan suatu set persamaan

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

-32-

Bab 3

Tinjauan RAM

differensial, satu untuk tiap t.k. sistem. Terkadang mengacu kepada persamaan transisi t.k. karena persamaan mengijinkan Pi (t) untuk ditentukan dalam bentuk laju dimana transisi dibuat dari satu t.k. ke t.k. lainnya. Laju transisi terdiri dari superposisi dari laju kegagalan komponen, laju repair atau keduanya. Dalam analisis Markov, peluang perubahan tingkat keadaan hanya bergantung pada tingkat keadaan itu sendiri. Jadi peluang kegagalan atau peluang reparasi tidak bergantung pada sejarah masa lalu sistem.

III.3

Maintainability Analysis

Maintainability didefinisikan sebagai jumlah kegiatan perawatan korektif dalam selang waktu tertentu dibagi dengan jumlah waktu perawatan total yang diperlukan untuk memperbaiki sistem. Dari definisi tersebut terlihat bahwa

maintainability berbanding terbalik dengan Mean Time To Repair (MTTR). Dengan demikian dalam hubungannya untuk meningkatkan availability, kedua faktor reliability dan maintainability harus diperbaiki. Hal ini mengasumsikan bahwa hal-hal lain yang mungkin menyebabkan waktu penundaan (delay time) yang berlebihan dapat dihilangkan.

III.3.1 Dasar-dasar Maintainability Tujuan dari analisis maintainability adalah meningkatkan efisisensi dan safety serta mengurangi biaya pemeliharaan peralatan berdasarkan kondisi, prosedur dan sumber daya yang telah ditetapkan. Persyaratan maintainability antara lain : a. Penentuan definisi perencanaan yang meliputi seluruh dokumentasi perencanaan untuk program yang ditentukan. b. Dikhususkan bagi kategori top-level dengan produk/sistem yang dapat diaplikasikan. c. Didesain melalui proses iteratif dari analisi fungsional, alokasi persyaratan, trade-off dan optimasi, sintesis dan pemilihan komponen. d. Diukur dalam bentuk kecukupan melalui sistem uji dan evaluasi.

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

-33-

Bab 3

Tinjauan RAM

Untuk menentukan waktu repair, tentukan T sebagai variabel acak kontinyu yang merepresentasikan waktu repair suatu unit kegagalan yang mempunyai fungsi kerapatan kegagalan h(t). Fungsi distribusi kumulatif dirumuskan (Ref. 4) :

P r{ T t } H ( t ) h ( t ') d t '
t 0

(3-9)

Persamaan yang menyatakan bahwa waktu suatu repair akan diselesaikan dalam waktu t (MTTR), selanjutnya dirumuskan dalam persamaan :

M T T R th ( t ) d t {1 H ( t )} d t
0 t

(3-10)

Maintainability mempunyai lingkup definisi yang paling luas, dapat diukur dalam bentuk kombinasi dari beberapa faktor yang berbeda. Dari perspektif sistem, pemeliharaan diasumsikan menjadi 2 kategori : a. Pemeliharaan Korektif (Corrective Maintenance), yaitu melakukan pemeliharaan tidak terjadwal, untuk mengembalikan suatu sistem/produk ke kondisi semula setelah terjadi kegagalan, termasuk kemungkinan melakukan modifikasi. b. Pemeliharaan Preventif (Preventive Maintenance), yaitu melakukan pemeliharaan terjadwal untuk menjaga suatu sistem pada tingkat performa yang diinginkan melalui serangkaian tindakan sistematis seperti, inspeksi, deteksi, servicing, atau pencegahan kegagalan melalui penggantian komponen secara periodik.

Gambar III.2. Fitur desain Inherent and secondary maintainability (Ref. 4)


Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

-34-

Bab 3

Tinjauan RAM

Ada beberapa konsep yang harus diikuti sebagai bagian dari aktifitas desain yang mendukung untuk mengurangi waktu repair. Lingkaran dalam pada gambar III.2 merupakan fitur desain inherent maintainability dan lingkaran luar merupakan fitur sekunder yang mempengaruhi total downtime sistem. Faktor-faktor sekunder yang mempengaruhi maintainability difokuskan pada pemeliharaan dan suplai komponen yang dibutuhkan untuk mendukung proses repair. Memelihara suplai komponen pada tingkat yang tepat merupakan bagian dari proses logistik.

III.3.2 Down Time Analysis Downtime merupakan total waktu yang dibutuhkan (ketika sistem tidak beroperasi) untuk merepair dan mengembalikan sistem kepada status operasi sepenuhnya. Dalam prakteknya dow time mempunyai paling tidak dua komponen. Komponen pertama adalah waktu tunggu datangnya sukucadang melalui rantai suplai (logistic downtime). Komponen kedua adalah waktu repair, yang terdiri dari waktu maintenance. Sedangkan Mean Downtime (MDT) didefinisikan

sebagai selang waktu tak beroperasi rata-rata, yaitu jumlah waktu yang diperlukan untuk memperbaiki produk sampai mencapai kondisi yang dapat dirawat. Gambar III.3 dan III.4 menggambarkan hubungan variasi faktor downtime dalam konteks total waktu serta pernjelasan dari elemen dan aktifitas downtime.

Gambar III.3 Faktor-faktor Uptime/Downtime (Ref. 18) -35-

Analisis Optimalisasi Tingkat Operasional (Availability) Pesawat C-130 Hercules

Anda mungkin juga menyukai