Anda di halaman 1dari 17

Nama Anggota

Kevin Handri Sutisna (122.12.001) Ulfi Rizki Fitria (122.12.006) Aditya Hendra Wijaya Rafieq (122.12.007) Farazi (122.12.008) Fauzan Septiana (122.12.016) Reza Noor Ramadhan (122.12.301)

Materi Presentasi Pengertian Batuan dan Batuan Beku Proses Terbentuknya Batuan Beku Pembagian Genetik (Tempat Terjadinya) Tekstur Batuan Beku Komposisi Mineral Pembentuk Batuan Beku

Proses-proses geologi di alam yang terlihat sekarang ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan atau sebagai kunci untuk mengetahui proses geologi di masa lampau.

Batu

Batuan Beku

Batuan adalah segala macam material padat yang menyusun kulit bumi/kerak bumi, baik yang telah padu maupun lepas.

Batuan Beku atau batuan igneous (dari bahasa latin: ignis, "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik).

Proses Terbentuknya Batuan Beku

Siklus Batuan Reaksi Bowen


Secara Ekstrusif dan Intrusif

Pembagian Genetik (Tempat Terbentuknya

Intrusif

Ekstrusif

Batuan beku intrusif adalah batun beku yang telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan bumi. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif besar. Meliputi :

Bentuk Batholit Bentuk Stock Bentuk Dyke Bentuk Laccolith Bentuk Lopollith

Bentuk Sill

Batuan Beku ekstrusif merupakan batuan beku yang terbentuk dari pembentukan magma di permukaan bumi. Batuan ini terdiri dari mineral-mineral yang di keluarkan ke permukaan bumi, baik yang di darat maupun yang ada di permukaan. Dua tipe larva yang biasanya membentuk batuan ekstrusif adalah :

Larva basaltik Larva asam

Tekstur Batuan Beku

Kristalinitas Granualitas Bentuk Kristal

(a) Hypohialin (hipohialin) (b) Hypocrystalin (hipokristalin) (c) Holocrystalin (holokristalin)

Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu :

Holokristalini Hippokristalin Holohialin

Contoh

Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu: Fanerik/fanerokristalin Afanitik

Intrusive Textures
a. b. Coarse grained (phaneritic) : Slow Cooling Porphyritic (whit coarsegrondmass) : two phase of cooling : one ver slow, one slow Pegmatitic : Slow cooling plus high water content Fine grained (aphanitic) : fast cooling Porphyritic (with fine-grained groundmass) : Two phase of cooling : one slow one fast Glassy : fast cooling plus high silica content

a.

b.

c.

c. d. e.

Extrusive Textures

f.

c.

d.

e.

Textures of sulfides in microgranitoid enclaves. (a) Anhedral, inclusion-free pyrite and subhedral chalcopyrite (BSE image). (b) Subhedral pyrite with silicate and chalcopyrite inclusions and anhedral chalcopyrite (BSE image). (c) Euhedral pyrite with concentric zoning. (d) Anhedral chalcopyrite with an apparently

Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu: Euhedral Subhedral Anhedral Sedangkan dalam bentuk tiga dimensi dikenal empat bentuk, yaitu: Equidimensional Tabular Prismitik Irregular

Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna mineral sebagai penyusun batuan beku dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

Mineral felsik
Mineral mafik Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya. Berikut macam-macam klasifikasinya:

Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976) Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962)

Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943)


Klasifikasi menurut S.J. Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks warnanya.

Wassalamualaikum wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai