PENTINGNYA PENGGUNAAN METHODE NETWORK PLANNING UNTUK PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PRODUKSI PADA CV. MAHADANA MADIUN
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi pada jenjang Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro Makassar
ABSTRAK Agustina Mustika Surya Dewi : 2007. Pentingnya Penggunaan Methode Network Planning Untuk Perencanaan Dan Pengawasan Produksi Pada CV. Mahadana Madiun, (Pembimbing : Abd. Halik). Penelitian ini bertujuan untuk menyajikan aplikasi analisis jaringan kerja (network) pada salah satu proyek CV. Mahadana Madiun. Metode yang digunakan adalah metode jalur kritis / CPM, dimana CPM dapat mengoptimalkan mutu, biaya, dan jangka waktu penyelesaian proyek yang bisa dicapai. Hasil dari penelitian ini menunjukkan penerapan untuk metode jalur kritis / CPM sebagai alat perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan produksi pada CV. Mahadana Madiun telah memperoleh hasil yang optimal dari segi mutu, biaya dan waktu. Kata kunci: Critical Part Method
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan, kekuatan, rahmat, hidayah dan karunia. Yang membuat semua hal menjadi mungkin, membuat semua yang sulit menjadi mudah, dan membuat yang perih menjadi terasa nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program studi Strata Satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (STIM) Nitro Makassar. Diawali dengan doa dan sebentuk perjuangan memulai studi hingga penyusunan skripsi dengan melewati berbagai kendala, semuanay memberikan pengalaman yang menjadi motivasi bagi penulis untuk meraih cita-cita. Ruang dan waktu tidak pernah cukup untuk mengekspresikan perasaan penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. berbagai hal yang dialami menjadi demikian berarti, sindiran, pujian, rasa senang, dan kecewa yang dialami menjadi sesuatu hal yang istimewa karena merupakan manifestasi cinta dari keluarga besar, sahabat sejati, dan orang-orang terkasih. Renungan batin ini hakekat kebahagiaan semata-mata wujud terimakasih atas restu-Nya, penulis persembahkan skripsi ini untuk semua yang telah menemani penulis sekian lama dengan kejutan-kejutan yang tidak terduga dalam kehidupan yang begitu sederhana yang ternyata mempunyai kekuatan besar. Sujud syukur atas rahmat dan rizki-Nya, penulis diberikan keluarga yang sempurna papa dan mama, saudara, dan sahabat yang memberikan banyak cinta, semangat, kepercayaan, kesabaran, dan dukungan yang selalu mengiringi setiap langkah kehidupan.
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini. Penulis merasakan betapa uluran tangan Allah SWT begitu besar, melalui orang-orang disekeliling penulis yang penuh cinta kasih dan hati yang tulus bersedia membantu dalam melewati proses ini yang tidak akan pernah dilupakan sepanjang hidup penulis, sebagai bagian dari proses
pendewasaan diri dalam menghadapi hidup, khususnya kepada: 1. Bapak Suharwan, SE, SU., selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Nitro Makassar. 2. Bapak Drs. Abdul Halik, selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktunya dan masukan-masukan demi kesempurnaan skripsi ini. 3. Bapak Zakaria, SE, M.Si, atas bantuan dan masukan-masukannya. 4. Segenap dosen yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan pada Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Nitro Makassar. 5. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada pimpinan CV. Mahadana Madiun beserta seluruh karyawan dan staf yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam usaha pengumpulan data guna penyelesaian skripsi ini. 6. Papa dan mama tersyang serta adik-adikku atas kepercayaan, dukungan, kesabaran, kasih sayang, suport dan doanya. 7. Orang asing yang kini jadi sahabat dan keluarga baruku kemarin, hari ini dan sampai nanti: Wulan, Diana, Yura, Awie, Arwan,Rahmat, Mawan dan Eky. 8. Specially for my the best friend: Surdi... thanks for your support, attention and always be there for me. (yang baik banyak man, tapi yang asik hanya kamu ...)
9. Kepada seluruh rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan 03 yang telah sama-sama berjuang dibangku kuliah. Setulus hati menggenggam cinta, dulu, sekarang, nanti dan selamanya ketika sebuah karya dilahirkan hanya satu niat penulis, semoga skripsi ini sampai dihati dan pikiran pembaca dengan baik. Penulis menyadari bahwa skripsi ini penuh dengan kekurangan akan tetapi hal tersebut menjadi sumber belajar bagi penulis untuk memahami sebuah realitas yang jauh berbeda dengan harapan yang diinginkan. Kekuatan bahasa dan kata yang diinterpretasikan membuat penulis kehilangan ruang sosial untuk berdamai dengan kesejatian. Oleh karena itu, penulis berharap kiranya keterbatasan dan kekurangan yang ada dapat dimaknai secara simbolik sebagai sebuah karya yang berarti. Ucapan terima kasih tampak terlalu sederhana, hanya Allah SWT yang dapat memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua yang telah memberikana bantuan pada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan studi dan skripsi ini. Amin Ya Rabbal Allamin. Wassalamualaikum Wr. Wb. Makassar, Maret 2007
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ii HALAMAN PENGESAHAN PENANGGUNG JAWAB iii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI MOTTO ABSTRAK v vi vii iv
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka B. Kerangka Pemikiran C. Hipotesis 24 5 23
BAB III : METODE PENELITIAN 25 A. Tempat dan Lokasi Penelitian B. Metode Pengumpulan Data C. Jenis dan Sumber Data D. Metode Analisis 26 25 26 25
28
A. Analisis Penerapan Metode Network Planning B. Analisis Jaringan Kinerja BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA 47 48 46 46 37
36
DAFTAR TABEL
: Kode Aktivitas Pekerjaan Jalan Inspeksi di Ponorogo : Logoka Ketergantungan 37 : Perhitungan ES, EF, LS, LF dan S : Daftar Harga Satuan Upah Kerja 41 43
36
DAFTAR GAMBAR
35
40 42
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Methode Net Work Planning sangat berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan produksi. Yang pada pelaksanaan proses produksi dibidang jasa konstruksi antara lain sangat berguna dalam memanfaatkan waktu pengerjaan secara efektif dan efisien. Dengan uraian tersebut, penulis ingin mencoba mengamati peranan Net Work Planning dalam kaitannya dengan perencanaan dan pengawasan proses produksi jasa konstruksi pada suatu perusahaan, dalam hal ini CV. Mahadana. Dengan Net Work Planning ini dapat digunakan untuk mempercepat suatu proses kegiatan produksi, dengan syarat agar pemilihan urutan-urutan logika ketergantungan adalah sudah tepat dan benar. Dari diagram Net Work akan memudahkan dalam pengawasan produksinya, dan untuk perencanaan yang akan datang. Pada perusahaan CV.Mahadana masih belum memanfaatkan Methode Net Work ini untuk perencanaan dan pengawasan proses produksinya dibidang jasa konstruksi. Tujuan yang akan dicapai oleh CV.Mahadana meliputi : 1. Tujuan jangka pendek, yaitu : a) Mencapai target produksi sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan secara efektif dan efisien. b) Mempertahankan kestabilan jalannya proses produksi. 2. Tujuan jangka panjang, yaitu :
a) Mengembangkan perusahaan dengan memodernisasikan peralatan dan mesin serta memaksimalkan laba. b) Mempertahankan reputasi perusahaan. c) Membantu pemerintah dalam penyerapan tenaga kerja Masalah yang dihadapi oleh perusahaan yaitu dalam merealisasikan tujuan jangka pendek, perusahaan menghadapi hambatan. Hambatan mana yang akan berkembang menjadi persoalan yang mana harus dipecahkan. Apabila tidak dipecahkan akan mempengaruhi tercapainya tujuan perusahaan. Masalah yang dihadapi CV.Mahadana adalah belum tercapainya waktu pengerjaan secara efektif dan efisien. Penyebab masalah dari CV. Mahadana yaitu routing dan schedulling yang kurang sempurna penyusunannya. Hal ini disebabkan proses pelaksanaan urutan pekerjaan dari aktivitas kegiatan yang kurang tepat untuk menunjang tercapainya waktu penyelesaian yang diharapkan. Sebagai contoh, untuk pekerjaan jaringan tersier yang benar adalah : setelah pekerjaan persiapan, pekerjaan berikut secara bersamaan adalah saluran tersier, box tersier, dan saluran kwarter. Hal ini akan sangat berpengaruh cukup besar pada akhir dari pada pengerjaan proyek tersebut. Schedulling yang kurang tepat dalam penyusunan program kerjanya, yang dimaksud adalah waktu mulainya suatu aktivitas kegiatan kurang tepat dikarenakan routing yang kurang sempurna penyusunannya. Dengan adanya masalah-masalah tersebut maka akan menyebabkan timbulnya permasalahan yang lain seperti : 1. Terdapatnya pemborosan waktu pengerjaan di lapangan 2. Target produksi tidak dapat dicapai dengan biaya yang paling ekonomis.
B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka akan disajikan rumusan masalah yaitu : Bagaimana cara menentukan waktu penyelesaian yang tepat untuk pekerjaan jasa konstruksi, agar dapat diperoleh waktu penyelesaian yang paling efektif dan efisien ? C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dan menyajikan Methode Net Work Planning pada jasa konstruksi, agar dapat diperoleh waktu penyelesaian yang paling efektif dan efisien. 2. Kegunaan Penelitian a) Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk meningkatkan pengendalian dan menemukan perencanaan yang tepat sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. b) Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengindentifikasi masalah yang berhubungan dengan efisiensi biaya-biaya dan
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Methode Network Planning Banyak perusahaan telah menggunakan Methode Network Planning dalam perencanaan, schedulling dan pengawasan untuk berbagai macam proyek seperti misalnya konstruksi bangunan, jembatan, dan irigasi serta proyek riset dan pengembangan lainnya. Menurut pendapat Eddy Herjanto dalam bukunya Manajemen Produksi & Operasi edisi kedua (1999:338) Network Planning (perencanaan jaringan kerja) adalah salah satu model yang banyak digunakan dalam
penyelenggaraan proyek, yang produksinya berupa informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam diagram jaringan kerja yang
bersangkutan. Dengan perencanaan jaringan kerja dapat dilakukan analisis terhadap jadwal waktu penyelesaian proyek, masalah yang mungkin timbul jika terjadi keterlambatan, probabilitas selesainya proyek, biaya yang diperlukan sebagainya. Selanjutnya dijelaskan bahwa kegunaan dari Network Planning yaitu dapat membantu manajemen dengan baik dalam bidang-bidang : a. Pembangunan rumah, jembatan dan bangunan yang lain. b. Penelitian dan pemprosesan pada produk-produk baru. c. Pembangunan proyek-proyek besar seperti pembangkit tenaga listrik. d. Pemasangan jaringan komputer (internet). dalam rangka mempercepat penyelesaian proyek, dan
e. Dan bidang lainnya yang memerlukan perncanaan dan pengawasan yang cukup, serta waktu penyelesaian yang efisien. Dari kegunaan Network Planning tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Network Planning sangat berguna untuk pekerjaan-pekerjaan sedang maupun besar dimana memerlukan perencanaan dan pengawasan yang cukup. Sedangkan manfaat dari Network Planning menurut Eddy Herjanto dalam bukunya Manajemen Produksi & Operasi edisi kedua (1999:340) adalah sebagai berikut : a. Mengorganisir data dan informasi secara sistematis. b. Penentuan prioritas/urutan pekerjaan. c. Dapat menemukan pekerjaan-pekerjaan yang dapat ditunda tanpa meyebabkan terlambatnya penyesaian proyek/pekerjaan secara
keseluruhan, sehingga dapat menghemat tenaga, waktu dan biaya. d. Dapat menentukan pekerjaan yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunya, karena penundaan pekerjaan tersebut dapat mengakibatkan tertundanya penyelesaian pekerjaan secara keseluruhan. e. Dapat mengambil keputusan apabila jangka waktu kontrak (jangka waktu penyelesaian proyek yang diminta oleh konsumen) tidak sama dengan jangka waktu penyelesaian proyek secara normal. f. Dapat segera menentukan pekerjaan mana yang harus disubkontrakkan, agar penyelesaian proyek/pekerjaan secara keseluruhan dapat sesuai dengan permintaan konsumen. Dari manfaat penggunaan Network Planning tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Network Planning sangat membantu manajemen dalam
penyusunan
suatu
perencanaan
dan
pengawasan
produksi
agar
menghasilkan waktu penyelesaian yang paing efisien. 2. Metode Jalur Kritis Sebagai Alat Manajemen Pada umumnya tehnik yang digunakan dalam analisis jaringan kerja ini adalah PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan Metode Jalur Kritis/CPM (Critical Path Method). Metode jaringan kerja PERT mula digunakan dari kalangan milter dimana sistem ini diperkenalkan dalam program Polaris Angkatan Laut Amerika Serikat yang dikembangkan oleh US Navy bekerja sama dengan Booz, Allen dan Hamilton pada tahun 1958. Sedangkan CPM sendiri digunakan pertama kali dari kalangan industri yaitu perusahaan bahan kimia Dupont Company yang diperkenalkan oleh MR Walker dan JE Kelly dari Remington Rand pada tahun 1957. Pada dasarnya PERT dan CPM dapat digunakan secara bersamasama karena letak persamaannya yaitu terletak pada visualisasi proyek, dimana menurut PERT dan CPM berbentuk diagram yang mempunyai bentuk dan disusun berdasarkan prinsip yang sama. Persamaan lainnya yaitu pada PERT dan CPM harus mencari dan menemukan sejumlah waktu sebagai suatu dasar perencanaan dan pengendalian proyek. Perbedaan PERT dan CPM terletak pada anggaran terhadap proyek. PERT menganggap bahwa proyek terdiri dari peristiwa yang saling susul menyusul sedangkan CPM menganggap bahwa proyek itu terdiri dari kejadian-kejadian yang membentuk lintasan atau beberapa lintasan. Perbedaan kedua yaitu bahwa PERT didasarkan atas perkiraan jangka waktu penyusunan proyek, sehingga secara keseluruhan masih
mengandung unsur kemungkinan ketidakpastian dalam penyelesaiannya. Sedangkan CPM telah menetapkan jangka waktu penyusunan suatu suatu kejadian yang telah ditentukan. Perbedaan yang lain adalah menyangkut penyajian diagram anak panah, dimana PERT melambangkan kejadian dengan anak panah, kegiatan dilambangkan dengan suatu lingkaran kecil. Sedangkan CPM melambangkan kejadian dengan lingkaran kecil dan kegiatan dihubungkan dengan anak panah. Simbol yang umum dipakai dalam Network Planning adalah sebagai berikut : a. Node / event bentuk lingkaran kecil yang artinya saat peristiwa atau kejadian adalah permulaan atau akhir dari satu atau lebih kegiatan. b. Activity adalah pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu kejadian tertentu, dalam
diagram digambarkan sebagai anak panah yang menghubungkan antara dua event dan dinyatakan dalam suatu waktu yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan tersebut (jam, hari, minggu, dan lain-lain) c. Double Arrow / anak panah sejajar merupakan kegiatan lintasan kritis (critical part) d. Dummy activity (kegiatan semu) adalah suatu
kegiatan yang memerlukan waktu relatif sangat pendek, yang sangat menentukan atas dapat tidaknya kegiatan berikutnya dilaksanakan.
Ciri-ciri dari kegiatan semu adalah : a. Waktu yang dipergunakan dalam kegiatan semu relatif singkat, sehingga waktu yang diperlukan dianggap nol (tidak ada). b. Kegiatan yang menentukan boleh tidaknya kegiatan selanjutnya dilakukan (atau merupakan kegiatan kunci). c. Dapat merubah lintasan/jalur kritis dan waktu kritis. Walaupun PERT dan CPM berbeda dalam pengembangan terminologi dan di dalam konstruksi jaringannya, sasarannya ternyata sama. Dengan demikian, analisis yang digunakan dikedua teknik itu adalah sangat mirip. Perbedaan utama adalah bahwa PERT menggunakan tiga perkiraan untuk masing-masing aktivitas. Masing-masing estimasi memiliki probabilitas kejadian yang terkait, yang mana sebaiknya digunakan dalam menghitung nilai yang diharapkan dan deviasi/penyimpangan standar untuk waktu aktivitas. CPM membuat asumsi bahwa waktu aktivitas diketahui dengan kepastian dan oleh sebab itu hanya satu faktor waktu diberikan oleh masingmasing aktivitas. 3. Prosedur Network Planning Prosedur yang ditempuh dalam menyusun Diagram Network Planning adalah sebagai berikut : a) Harus diketahui jalannya kegiatan proses produksi. Kegiatan itu kemudian diberi simbol dengan nomor-nomor. b) Memeriksa apakah logika ketergantungan dari rangkaian urutan kegiatan proses produksi sudah benar aatau belum. Stelah benar kemudian digambarkan dalam bentuk diagram Network. c) Mencari ada tidaknya kegiatan semu.
d) Menghitung waktu yang diperlukan oleh masing-masing kegiatan dalam proses produksi. Dalam menghitung waktu ini, dapat dicari dengan cara perkiraan yang berdasarkan pengalaman tahun lau atau menggunakan teori yang ada. Perhitungan waktu ini akan sangat baik apabila digunakan analisa waktu standar time and motion study. e) Langkah terakhir dalam penyusunan Diagram Net Work adalah menentukan lintasan/jalur kritis yaitu mencari dan menghitung waktu kritisnya. Lintasan kritis adalah lintasan yang memakan waktu terpanjang dalam proses produksi. 4. Konsep Waktu Dalam Net Work Planning Setelah Network diagram untuk suatu proyek digambarkan, maka tahap selanjutnya adalah peninjauan unsur waktu dengan membuat suatu perkiraan berdasarkan pengalaman, teori, dan perhitungan nengenai jangka waktu penyelesaian tiap-tiap kejadian event dari permulaan sampai berakhirnya proyek. Dengan menganalisa unsur waktu diharapkan dapat ditetapkan skala prioritas pada tiap tahap kegiatan kritis dan bila terjadi perubahan waktu pelaksanaan kegiatan, segera dapat diperkirakan akibatnya sehingga keputusan yang diperlukan dapat segera diambil. Dengan menentukan waktu yang tepat, maka analisa sumber daya (biaya) segera dapat dilakukan dan manfaat lainnya adalah pelaksanaan cara kerja yang efisien dapat tercapai. 5. Waktu Kegiatan (Event Time) Dalam suatu jaringan kerja biasanya perencanaan tidak dapat secara tepat diketahui kapan suatu event akan terjadi, tetapi yang dapat dinyatakan
hanya event time itu paling tepat harus terjadi (Earliest Event Time) serta menyatakan kapan event time itu paling lambat harus terjadi (Latest Event Time). Menurut Badri (1997:25) Node pada suatu event dibagi menjadi tiga ruang, sehingga informasi yang diperlukan dapat dimasukkan keruang tersebut, seperti gambar dibawah ini : Event time
Keterangan : a) Ruang pertama yang terletak pada bagian kiri disediakan untuk nomor petunjuk lingkaran atau nomor lingkaran. b) Ruang kedua pada bagian kanan atas disediakan untuk menunjukkan saat paling awal / Earliest Event Time (EET). c) Ruang ketiga pada bagian kanan bawah disediakan untuk menunjukkan saat kejadian paling lambat / Latest Event Time (LET) 6. Tenggang Waktu (Float Time) Tenggang waktu kegiatan (Activity Float) adalah jangka waktu yang merupakan ukuran batas toleransi keterlambatan kegiatan. Dengan mengetahui tenggang waktu bagi kegiatan yang tidak kritis, maka penjadwalan mendapatkan peluang untuk menentukan waktu mulai yang paling baik bagi kegiatan tersebut sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
Haedar (1996:26) mengungkapkan Jalur Kritis memiliki kegunaan untuk mengetahui kegiatan yang memiliki kepekaan sangat tinggi atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan atau sering disebut sebagai kegiatan kritis. Apabila kegiatan kritis mengalami keterlambatan penyelesaian, maka akan memperlambat penyelesaian proyek secara keseluruhan, meskipun kegiatan lain tidak mengalami keterlambatan. Demikian pula halnya apabila diinginkan percepatan penyelesaian kegiatan kritis. Oleh karena itu selama jangka waktu penyelesaian proyek, jalur kritis dapat berubah sebagai akibat dari keterlambatan atau percepatan penyelesaian kegiatan. Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan suatu proyek, yaitu sebagai berikut : a) Waktu CPM diarahkan untuk mendapatkan jalur yang memerlukan waktu yang paling lama melalui kegiatan-kegiatan yang tersusun dalam suatu kerangka pekerjaan. Waktu inilah yang digunakan sebagai dasar untuk perencanaan dan pengawasan suatu proyek. b) Biaya CPM digunakan untuk mengembangkan suatu penjadwalan yang menghasilkan biaya minimal untuk proyek secara keseluruhan. Jadi yang diketahui dengan jelas bahwa CPM mempunyai hubungan antara biaya dan jangka waktu penyelesaian proyek. c) Sumber Daya yang tersedia Dalam pelaksanaan suatu proyek, maka sumber daya yang tersedia merupakan suatu faktor yang tidak kalah pentingnya sebab biaya dan
waktu sangat tergantung kepada sumber daya seperti peralatan dang tenaga kerja. Keuntungan yang diperoleh dari penerapan metode Jalur Kritis antara lain sebagai berikut : a) Dengan logika saling ketergantungan dari tiap kegiatan (activity) dalam sebuah jaringan kerja akan membuat kita merencanakan suatu proyek sampai mendetail. b) Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu dari setiap kejadian (event) yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan maka dapat diketahui dengan pasti kendala dan hambatan yang mungkin terjadi, sehingga dengan cepat dapat diadakan tindakan pencegahan yang diperlukan. c) Dalam metode ini ditunjukkan dengan jelas, dimana kegiatan yang
waktu penyelesaiannya kritis atau non kritis, sehingga memungkinkan untuk mengatur pembagian kerja dan perhatian terhadap kegiatan tersebut d) Memungkinkan dapat dicapainya pelaksanaan proyek yang lebih ekonomis dipandang dari sudut biaya langsung (direct cost) serta kepastian dalam penggunaan sumber daya, biaya, waktu dan lain-lain. Dengan menggunakan CPM maka para perencana dan manajer ini berkemampuan untuk mengadakan analisis dengan teliti mengenai
peraturan waktu serta urutan dan logika dari semua operasi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek, jauh sebelum mengikat dari janji mengenai waktu, dana, peralatan, tenaga kerja, serta material untuk rekayasa dan konstruksi.
Pengendalian
dengan
menggunakan
CPM
dapat
memusatkan
perhatian para ahli mengenai bidang permasalahan yang kritis dan dapat menunjukkan dimana tepat melakukan upaya tertentu yang paling baik untuk mengurangi biaya serta penangguhan waktu tanpa membuat sumber daya. Di samping itu, CPM merupakan suatu metode pengendalian yang memungkinkan dilakukannya suatu revisi yang relatif mudah terhadap simulasi serta evaluasi dari dampak mengenai suatu perubahan. Oleh karena itu, CPM juga merupakan suatu alat pengendalain yang unggul untuk diterapkan selama pelaksanaan dari proyek tersebut. Selain kemudahan-kemudahan metode jalur kritis dalam
mendokumentasikan dan mengkomunikasikan pikiran dan asumsi terhadap proyek yang ditangani, metode ini juga mempunyai keterbatasan umum di temui, antara lain : a) Dalam hal ini kemajuan proyek sulit untuk melihat secara langsung kondisi kemajuan proyek, sehingga membutuhkan proses dalam mengetahui kemajuan proyek terutama jika kemajuan proyek tersebut akan ditampilkan secara grafik. b) Pada proyek dengan karakteristik tertentu, misalnya para proyek yang tipikal atau berulang, metode ini kurang mampu bekerja cepat dan tepat. c) Dengan ketidakmampuannya tersebut maka implementasinya akan terlihat pada ketidakmampuan memelihara kelancaran kerja bagi tenaga kerja yang ada (pada proyek yang berulang/ repetitif). Dengan segala keunggulan dan keterbatasan yang dimiliki maka metode jalur kritis setidak-tidaknya akan terus menjadi alat pengendalian yang mempunyai nilai yang baik dalam manajemen proyek.
Selanjutnya hal ini telah mendorong dapat diterimanya secara umum dan penggunaan secara luas sebagai bentuk yang baik untuk komunikasi dalam proyek, dengan disertai suatu pengertian yanhg mendasar yang umumnya akan ditemukan dalam tahap-tahap dini yang penuh pergolakan dan suatu proyek konstruksi dalam hal perubahan dan revisi dari aktivitas proyek yang sering terjadi bilamana perubahan dan revisi itu merupakan faktor dari suatu kehidupan. Satu pemahaman mengenai keterbatasannya penting tetap diperhatikan agar dapat mencapai suatu manfaat yang efektif dan efisien. 7. Pengertian Perencanaan dan Pengawasan Suatu urutan umum yang dibutuhkan untuk keputusan manajemen dalam suatu proyek adalah keputusan perencanaan. Perencanaan proyek (project planning) meliputi penentuan terlebih dahulu seluruh unsur yang berkaitan dengan pelaksaanan suatu proyek, yaitu apa yang harus dihasilkan, kegiatan-kegiatan apa yang harus dilaksanakan untuk
memperoleh hasil tersebut, sumberdaya-sumberdaya apa yang harus tersedia, dan tekhnik-tekhnik apa yang harus digunakan. Seluruh hal tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan manfaat dan biayanya. Penentuan sasaran akan menjadi dasar bagi perencanaan setiap proyek. Akhirnya, termasuk didalam perencanaan proyek adalah penentuan ukuran atau kriteria pelaksanaan yang setidak-tidaknya harus meliputi waktu dan biaya. Menurut Pontans M Pardede dalam bukunya manajemen operasi dan produksi (2006:566) pengawasan (controlling) adalah seluruh kegiatan yang dimaksudkan untuk mengarahkan dan menjamin agar berbagai kegiatan
yang sudah dan sedang dilaksanakan sudah sesuai dengan apa yang direncanakan. Beberapa keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan dengan adanya pengawasan produksi yaitu : 1. Dapat membantu tercapainya operasi produksi yang efisien dari suatu perusahaan. Pengawasan produksi ini melengkapi atau memberikan kepada manajemen keterangan-keterangan data yang diperlukan untuk merencanakan pekerjaa, sehingga dapat dicatpai pengeluaran yang minimum dan efisien, dimana pada akhirnya akan dapat dicapai keuntungan yang lebih besar. 2. Membantu merencanakan prosedur pengerjaan yang kacau dan sembarangan sehingga dpaat lebih sederhana. Hal ini tidak hanya menambah efisiensi perusahaan, tetapi juga akan membuat pekerjaan yang ada lebih mudah dikerjakan. Di samping itu umumnya para pekerja lebih suka untuk bekerja dengan hasil yang lebih baik. 3. Menjaga supaya tersedia pekerjaan yang dibutuhkan pada titik yang minimum, sehingga dengan demikian akan dapat dilakukan
penghematan dalam penggunaan tenaga kerja, bahan dan biaya. Apabila suatu perusahaan tidak melaksanakan pengawasan produksi akan mengalami : 1. Penyimpangan hasil proses produksi dari yang telah ditetapkan 2. Dalam proses produksi yang bersifat pesanan kemungkinan spesifikasi produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan hasil yang dikehendaki oleh konsumen. 3. Terjadinya pemborosan waktu dan biaya. 4. Produk tidak bisa diserahkan tepat pada waktunya.
8. Hubungan Net Work Planning Dengan Perencanaan dan Pengawasan Produksi Network planning merencanakan urutan-urutan dari logika
ketergantungan. Unsur pengawasan akan nampak pada kegiatan dari events satu ke event berikutnya baik dalam waktu pelaksanaan maupun pengawasan biayanya. Adanya perencanaan dan pengawasan produksi akan menentukan juga ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan. Hal ini tercermin juga dalam net work planning. Jika terjadi ketidaktepatan waktu antara kegiatan satu dengan kegiatan berikutnya, maka akan menyebabkan terjadinya
penyimpangan dalam menentukan waktu dan lintasan kritisnya. 9. Konsep Waktu Dalam Net Work Planning Setelah net work diagram untuk suatu proyek digambarkan, maka tahap selanjutnya adalah peninjauan unsur waktu dengan waktu suatu perkiraan berdasarkan pengalaman, teori, dan perhitungan mengenai jangka waktu penyelesaian tiap-tiap kejadian event dari permulaan sampai berakhirnya proyek. Dengan menganalisa unsur waktu diharapkan dapat diterapkan secara prioritas pada tiap tahap kritis apabila terjadi perubahan waktu pelaksanaan kegiatan, segera dapat diperkirakan akibatnya sehingga keputusan yang diperlukan dapat segera diambil. Dengan menentukan waktu yang tepat, maka analisa sumber daya (biaya) segera dapat dilakukan dan manfaat lainnya adalah pelaksanaan cara kerja yang efisien dapat tercapai. 10. Routing dan Schedulling
a. Routing Routing merupakan bagian yang penting untuk pengawasan produksi sebab routing menentukan bagaimana suatu proyek dibuat dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan setiap kegiatan guna memproduksikan produk tersebut. Disamping itu routing merupakan langkah untuk proses suatu produk sebelum kegiatan-kegiatan lainnya seperti schedulling. Prosedur routing : 1) Untuk proses produksi terus-menerus : Yang terpenting adalah persiapan memulai pekerjaan penyelidikan gerak yang menentukan kegiatan yang paling efisien, dan juga penyelidikan waktu guna untuk menyamakan kegiatan para pekerja. 2) Untuk proses produksi terputus-putus : Disini routing memanfaatkan fasilitas mesin yang ada secara efisien sebab mesin-mesin layoutnya sudah tetap. b. Schedulling (penjadwalan proyek) Penjadwalan proyek (project planning) meliputi penentuan berbagai jenis, urutan pelaksanaan, kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan dalam
penyelesaian suatu proyek, serta waktu dimulai dan diakhirinya setiap, dan seluruh kegiatan. Penjadwalan proyek ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan tersedianya berbagai sumberdaya yang dibutuhkan seperti manusia, bahan-bahan, dan dana. Hali lain yang juga harus dipertimbangkan adalah penggunaan berbagai alat penjadwalan proyek seperti jaringan proyek (project network) yaitu CPM dan PERT.
Penjadwalan proyek harus dilakukan dengan membentuk suatu jaringan kegiatan yang menunjukkan hubungan antara, dan urutan dari, berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan. Kegiatan-kegiatan lain harus
ditujukkan dengan jelas. 11. Hubungan Routing dan Schedulling dengan Net Work Planning Network Planning erat hubungannya dengan Routing dan Schedulling. Penentuan urutan-urutan pekerjaan/prioritas pekerjaan merupakan alat untuk berhasilnya dalam menyusun Network Planning. Network Planning juga menentukan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan harus selesai dengan menentukan waktu
pelaksanaannya. 12. Pengertian Biaya Istilah biaya mempunyai banyak arti atau dalam konteks akuntansi istilah tersebut mempunyai arti khusus, dimana biaya merupakan
pengeluaran atau kewajiban yang timbul dalam hal memproduksikan suatu barang atau jasa. Sedangkan menurut Rayburn (1994:4) biaya didefenisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Dari uraian di atas dapat disimpulkan perbedaan antara biaya dan beban. Biaya merupakan pengeluaran untuk memperoleh barang atau jasa yang mempunyai manfaat atau dapat lebih dari satu periode akuntansi, sedangkan beban merupakan pengeluaran yang langsung berhubungan dengan periode terjadinya dan tidak mempunyai manfaat untuk periode selanjutnya yang langsung dikalkulasi dengn periode tersebut.
B. KERANGKA PEMIKIRAN
Perencanaan
Pengawasan
Hasil
Pelaksanaan
Keterangan :
Bahwa dalam melaksanakan proyek konstruksi setelah memenangkan proses tender, sebuah perusahaan akan menerapkan metode lintasan atau jalur kritis pada perencanaan dasar dengan menyusun anggaran induk, jadwal dan pelaksanaan serta mengadakan pengawasan langsung di lapangan agar tidak terjadi hal-hal di luar pengawasan dasar demi kelancaran pekerjaan selalu terbimbing menuju sasaran yaitu hasil kerja yang optimal dari segi jadwal, biaya dan kualitas proyek dimana akan berpengaruh kembali kepada perusahaan dalam hal kredibilitas pembelian proyek terhadap CV Mahadana oleh pemerintah dinas tata ruang dan pemukiman provinsi Jawa Timur. C. HIPOTESIS Dari permasalah yang dikemukakan sebelumnya, maka disusun hipotesis adalah sebagai berikut : Bahwa dengan penerapan metode net work planning khususnya metode jalur kritis (CPM) sebagai alat perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pada CV Mahadana Madiun akan mendapatkan hasil yang efektif dan efisien dari segi mutu, biaya, dan waktu.
A. TEMPAT DAN LOKASI PENELITIAN Tempat penelitian skripsi yaitu pada CV Mahadana Madiun yang bertempatv di Jl. Raya Solo No. 314 Madiun. B. METODE PENGUMPULAN DATA Dalam memperoleh data yang cukup dan tepat yang berkaitan dengan skripsi ini, penulis melakukan 2(dua) metode Pengumpulan data yaitu : a) Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penelitian secara langsung dengan menggunakan cara observasi dan wawancara 1. Interview (wawancara), yaitu cara pengumpulan data secara langsung dengan pimpinan atau karyawan yang ditunjuk dengan jalan wawancara dan tanya jawab. 2. Observasi yaitu suatu penelitian dengan cara menganalisa dan meneliti secara langsung pada objek penelitian. b) Penelitian Pustaka (Library Research), yaitu proses pengumpulan data dengan melakukan aktivitas membaca buku-buku literatur. C. JENIS DAN SUMBER DATA 1) Data Primer Yakni data yang bersumber dari hasil wawancara dan observasi langsung mengenai sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian. 2) Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa daftar satuan dan volume kebutuhan bahan baku, harga satuan sewa peralatan per jam, daftar upah pekerja, analisis satuan kerja berdasarkan jenisnya. D. METODE ANALISIS Berdasarkan masalah yang akan dibahas maka metode analisis yang digunakan adalah analsis deskriptif yaitu dengan menggunakan metode jalur kritis (CPM). Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1. Perhitungan ES dan EF dilakukan secara maju (forward pass) yaitu dimulai dari awal (peristiwa dimulainya proyek) sampai ke kegiatan terakhir (peristiwa saat berakhirnya proyek). EF untuk suatu kegiatan sama dengan ES ditambah dengan waktu melaksanakan kegiatan tersebut atau EF=ES+t Dimana: EF (earliest activity finish time) menunjukkan saat paling awal selesainya suatu kegiatan. ES (earliest activity start time) menunjukkan saat paling awal suatu kegiatan dapat dimulai. t (time) menunjukkan waktu dari kegiatan 2. Sementara perhitungan LS dan LF dilakukan secara mundur (backward pass) yang dirumuskan sebagai berikut: LS= LF t Dimana : LS (Latest activity start time) menunjukkan saat paling lambat suatu kegiatan harus dimulai
LF (Latest activity finish time) menunjukkan saat paling lambat suatu kegiatan harus sudah selesai. t (time) menunjukkan waktu dari kegiatan 3. Waktu tenggang kegiatan (activity float time atau slack, S) dapat diukur sebagai perbedaan antara LF dan Ef atau antara LS dan LF. S = LF EF = LS ES S (slack) menunjukkan waktu longgar yang dimiliki oleh kegiatan yang bersangkutan.
A. SEJARAH PERKEMBANGAN CV.MAHADANA CV. Mahadana adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa
borongan/konstruksi dengan akte pendirian No. 3 tanggal12 April 1983 dan terdaftar pada kantor Pengadilan Negeri Madiun No.9 tanggal 15 Apri 1983. Disamping itu CV. Mahadana mendapat ijin dari Departemen Pekerjaan Umum dengan SIUJK atau Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi No. 1319-2-83-8800078, tanggal 30 April 1983. Kedua hal tersebut, baik akte notaris maupun Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi masih tetap berlaku sampai saat ini. Letak atau lokasi perusahaan yang diteliti oleh penulis yaitu di Jl. Raya Solo No. 314 Madiun. Perusahaan ini yang bentuk usahanya bersifat perseorangan. Sejak berdiri hingga sekarang CV. Mahadana ini belum mengalami perubahan bentuk usahanya dan selama ini pula perusahaan ini belum mengadakan alih jabatan. Disamping itu, CV. Mahadana belum pernah menjual sahamnya, namun bukan berarti merupakan CV. Tertutup. Mengenai penjualan saham merupakan kebijaksanaan yang sewaktu-waktu dapat dilakukan oleh direktur. Sebelum terjadi perjanjian oleh perusahaan, terlebih dahulu ada perintah usulan dari pihak pemberi kerja berisi informasi yang perlu bagi penawaran untuk menyiapkan usulan tehnik dam penawaran harga. Bentuk dokumen utama yang termasuk dalam permintaan usulan antara lain :
1. Surat pengantar ; menyampaikan dokumen yang berkaitan dengan pengadaan dan memberi uraian umum tentang barang-barang yang akan dibeli, jenis kontrak yang diminta dan informasi dasar lain yang penting. 2. Pernyataan tentang pekerjaan : merumuskan upaya yang diperlukan dari kontraktor dan persyaratan yang disebut secara lain dalam spesifikasi. 3. Spesifikasi ; menetapkan unjuk kerja dan persyaratan fisik bagi peralatan utama serta barang-barang lain dalam pengadaan. 4. Rencana kerja kontrak ; menunjukkan barang-barang yang harus disediakan, tanggal penyerahan, klausula kontrak, ketentuan-ketentuan kontrak lain yang berlaku untuk pengadaan yang diusulkan (jika proyek dalam APBN sesuai dengan yang diatur dalam Keputusan Presiden No. 29 Tahun 1984) 5. Persyaratan usulan tehnik ; menentukan keterangan khusus yang diberikan oleh penawar dalam usulannya. 6. Rincian biaya ; menentukan rincian biaya yang diperlukan dimana rincian tersebut dpat mencakup rincian biaya bagi tiap jenis bidang. 7. Data ; keterangan tambahan guna membantu penawaran mengidentifikasikan proyek yang dihasilkan, data dapat berbentuk gambaran, bagan dan lain-lain. Setelah itu maka tugas kontraktor adalah mengajukan proposalnya yang harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan. Biasanya banyak perusahaan kontraktor yang mengajukan proposal dan tidak mungkin semuanya dapat diterima, oleh sebab itu sebelum mengajukan proposal harus betul-betul berdasarkan pada analisis yang seksama mengenai resiko yang harus diterima perusahaan kontraktor jika saja proposal tersebut tidak diterima. Perusahaan kontraktor yang memenangkan tender pengerjaan proyek membuat kontrak pekerjaan dengan pihak pemberi tugas dan harus
melaksanakan pembangunan proyek sesuai dengan bestek dan syarat lain sebagaiman yang tercantum dalam syarat-syarat kontrak. Selain itu manajer proyek harus memahami secara rinci mengenai angsuran pembayaran dan memastikan bahwa pembayaran angsuran tercapai secara tepat waktu. Pada umumnya proyek yang diterima perusahaan kontraktor dilakukan lewat pelelangan umum, hal ini sebenarnya lebih menguntungkan bagi pihak kontraktor dari segi harga. Namun adapun proyek yang diterima tidak melalui pelelangan umum tetapi lewat penunjukkan langsung, maka perusahaan kontraktor tidak perlu ikut pelelangan untuk bersaing dengan perusahaanperusahaan kontraktor lain karena telah ditunjuk langsung oleh pemberi kerja. Perusahaan ini memiliki usaha yang sama dengan perusahaan kontraktor lainnya yang berskala besar, dimana kegiatannya meliputi : 1. Pekerjaan yang manfaatnya secara langsung dapat dirasakan masyarakat umum misalnya pembuatan jalan, jembatan, irigasi, dan lain-lain. 2. Pekerjaan bangunan yang bermanfaat kepada pemakai kelompok misalnya bangunan perkantoran, perumahan, dan lain-lain. Adapun beberapa proyek yang telah dikerjakan oleh CV. Mahadana, antara lain : 1. Proyek Rehabilitasi / Pembuatan Jalan Inspeksi Magetan tahun 1999. 2. Proyek Pembangunan Pasar Besar Madiun tahun 1991. 3. Proyek Pembangunan Perumahan Dosen Universitas Merdeka Madiun tahunn 1995. 4. Proyek Pembangunan Stadion Seni Madiun tahun 2001. 5. Proyek Perombakan Pasar Besar Madiun tahun 2004.
6. Proyek Pembangunan Rehabilitasi Jaringan Tersier Kelompok II Seksi Pengairan Ngawi tahun 2002/2003 7. Proyek Rehabilitasi / Pembuatan Jalan Inspeksi Ponogoro tahun 2005/2006. B. STRUKTUR ORGANISASI Pada umumnya struktur organisasi yang digunakan perusahaan kontraktor adalah sederhana dan secara ekonomis menguntungkan bagi perusahaan, selain itu juga harus fleksibel dalam arti bila terjadi penambahan dalam struktur organisasi tidak mengganggu secara serius susunan yang telah ada. CV. Mahadana dalam operasinya secara praktek adalah milik
perseorangan, dimana modal yang dipakai untuk operasi adalah modal sendiri. Namun demikian dalam menentukan kebijaksanaan perusahaan selalu
mengadakan musyawarah. Sesuai dengan akte pendirian, persero-persero CV. Mahadana terdiri dari persero pengurus dan persero komanditer. Tanggung jawab para persero adalah sebagai berikut : 1. Persero Pengurus : Memimpin jalannya perusahaan dan bertindak sebagai Direktur serta bertanggung jawab sepenuhnya terhadap segala usaha perusahaan dan akibatnya dengan seluruh harta benda yang dimilikinya. 2. Persero Komanditer : Bertanggung jawab hanya sebesar modal yang diserahkan Sejak tahun 1985, persero pengurus selaku Direktur Perusahaan memberikan kuasa kepada Direktur Eksekutif untuk menjalankan perusahaan dan sebagai pemegang hak Direktur sesuai dengan akte pendirian. Direktur
Eksekutif dalam menjalankan tugasnya sehari-hari dibantu oleh para asisten, yaitu : 1. Asisten I untuk urusan Tehnik 2. Asisten II untuk urusan Keuangan dan Logistik 3. Asisten III untuk urusan Administrasi Adapun bagan struktur organisasi dapat dilihat pada gambar 1 Tugas dan tanggung jawab Direktur Eksekutif dan para Asistennya adalah sebagai berikut : 1. Direktur Eksekutif : a) Megelola usaha perusahaan secara umum. b) Membuat neraca dan laporan rugi/laba. c) Bertanggung jawab kepada Direktur. 2. Asiten I (urusan Tehnik) : a) Mempelajari permintaan penawaran dari konsumen dan dokumen tender. b) Mengikuti rapat penjelasan dengan pemberi kerja. c) Mempersiapkan penawaran. d) Mempelajari kontrak kerja dengan konsumen. e) Menyusun program kerja, routing, schedulling dan lain-lain sesuai dengan kontrak kerja. f) Menyusun anggaran biaya pekerjaan bersama-sama dengan Asisten II. g) Menyusun Tim Pelaksana Lapangan. h) Menyusun kebutuhan bahan dan peralatan lapangan yang diperlukan. i) Memberi pengarahan, bimbingan dan pengawasan atas pelaksanaan kerja. j) Membuat laporan hasil prestasi pekerjaan. k) Membantu Direktur Eksekutif dalam mempersiapkan usaha pemasaran.
3. Asisten II (urusan Keuangan dan Logistik) : a) Menyiapkan peralatan kerja. b) Menyediakan bahan-bahan yang diperlukan. c) Menyediakan biaya sesuai dengan anggaran biaya perusahaan. d) Menyusun anggaran penerimaan. e) Menyusun laporan keuangan. f) Mengelola tugas-tugas pekerjaan bagian bengkel (work shop). 4. Asisten III (urusan Administrasi) : a) Menyelenggarakan pekerjaan administrasi kantor. b) Menyiapkan surat-surat keluar. c) Pengolahan data sebagai alat pengendalian dan pengawasan. d) Melaksanakan Administrasi Kepegawaian dan penggajian pegawai tetap. e) Melaksanakan pekerjaan umum lainnya diluar tugas-tugas Asisten yang lain. Para Asisten dalam tugasnya sehari-hari dibantu oleh Pembantu Khusus. Kegiatan pelaksanaan pekerjaan dilapangan dilaksanakan oleh pelaksana dan para pekerja, dibawah bimbingan dan pengawasan Asisten yang bersangkutan.
DIREKTUR EKSEKUTIF
PELAKSANA
BAGIAN KEUANGAN
PEMBANTU PELAKSANA
PELAKSANA
PENGEMUDI
PELAKSANA
PEKERJA
PEKERJA
PEKERJA
PEMBANTU PENGEMUDI
PEKERJA
PEKERJA
A. ANALISIS PENERAPAN METHODE NETWORK PLANNING Seluruh pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam proyek jalan inspeksi akan ditunjukkan pada tabel dibawah ini. pekerjaan-pekerjaan tersebut terdiri dari 9 jenis. Pada tabel tersebut ditunjukkan juga pekerjaan-pekerjaan persyaratan bagi setiap pekerjaan, yaitu pekerjaan yang harus mendahului setiap pekerjaan yang bersangkutan. Tabel 1 : KODE AKTIVITAS PEKERJAAN JALAN INSPEKSI DI PONOROGO (SPO,2005 2006) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Uraian Pekerjaan Persiapan Galian Tanah Urugan Grosok (batu urug) Perkerjaan Gorong-gorong Lapisan Pekerjaan Urugan Tanah Pekerjaan Jembatan Urugan Pasir Lain-lain Kode Aktivitas A B C D E F G H I Waktu Pelaksanaan (hari) 30 40 50 30 30 30 60 30 20
B. ANALISIS JARINGAN KERJA Pada tabel 2, menunjukkan langkah-langkah urutan pekerjaan, untuk logika saling ketergantungan atar kegiatan pekerjaan, penyusunan logika saling ketergantungan dimaksudkan untuk mengetahui pekerjaan yang harus
diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai dan pekerjaan apa yang mengikutinya. Dengan demikian logika ketergantungan adalah sebagai salah satu faktor utama dalam membuat suatu jaringan kerja.
Tabel 2 : LOGIKA KETERGANTUNGAN DARI KODE AKTIVITAS DI JALAN INSPEKSI PONOROGO (SPO,2005 2006) No 1 2 3 4 5 6 Aktivitas A B,C,D E F,G H I Aktivitas Sebelumnya A B D E,C,F H,G Waktu Pelaksanaan (hari) 30 B=40,C=50,D=30 30 F=30,G=60 30 20
Pada langkah ini, digambarkan Diagram Network berdasarkan pada logika ketergantungan masing-masing proyek. Pekerjaan Pembuatan Jalan Inspeksi Ponorogo (SPO. 2005,2006) : 1) Kode aktivitas (A) adalah merupakan awal dari kegiatan proyek. 2) Dari kegiatan (A) disusul sekaligus pekerjaan galian tanah (B), urugan grosol (C) dan pekerjaan gorong0gorong (D). 3) Kode aktivitas (E) adalah pekerjaan lapisan perkerasan, sedangkan (F) adalah pekerjaan urugan tanah. 4) Pekerjaan (E), (C), (F), mendahului pekerjaan (H), yang merupakan pekerjaan pasir urug. 5) Pekerjaan (G) adalah pekerjaan jembatan, bersama aktivitas (H) mendahului pekerjaan (I) yakni pekerjaan lain-lain, yang merupakan pekerjaan akhir, berupa pekerjaan perapihan. Berdasarkan tabel di atas terbentuk gambar logika saling ketergantungan antar kegiatan, seperti pada gambar 2 berikut ini:
GAMBAR PEKERJAAN
B 40 30 A 30 C C 50
H 30
I 20
D 30
F 30 G 60
GAMBAR PEKERJAAN
70
30
eeee100 F 30 G 60 60
eeee130
eeee150
D 30
70
Adapun diagram jaringan kerja di atas dibuat setelah semua analisa selesai seperti pada gambar 3. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa CPM adalah salah satu teknik perencanaan yang didasarkan pada jaringan kerja (network planning) dan merupakan dasar dari sistem pengendalian kemajuan pekerjaan. Jadi dengan menggunakan CPM akan dapat menganalisa secara teliti mengenai pengaturan waktu serta urutan logika saling ketergantungan dari operasi yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek. Tabel 3: PERHITUNGAN ES, EF, LS, LF DAN S No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Activity Prodecessor A B A C A D A E B F D G D H E,C,F I H,G Time 30 40 50 30 30 30 60 30 20 ES 0 30 30 30 70 60 60 100 130 EF 30 70 80 60 100 90 120 130 150 LS 0 30 50 40 70 70 70 100 130 LF 30 70 100 70 100 100 130 130 150 S 0 0 20 10 0 10 10 0 0 Keterangan KRITIS KRITIS NON KRITIS NON KRITIS KRITIS NON KRITIS NON KRITIS KRITIS KRITIS
Pada gambar 4 di bawah ini menunjukkan adanya jalur kritis pada proyek jalan inspeksi di Ponorogo, dimana jalur kritis terdapat pada lintasan kegiatan yaitu: A B E H I dengan waktu 150 hari
GAMBAR PEKERJAAN
70
30
eeee100 F 30 G 60 60
eeee130
eeee150
D 30
70
Tabel 4: DAFTAR HARGA SATUAN UPAH KERJA No 1 2 3 4 5 6 7 Keterangan Pekerja Gorong-gorong Pekerja Jembatan Mandor Kepala Tukang Tukang Ukur Tukang Batu Kerikil Tukang Aspal Satuan Org / Hari Org / Hari Org / Hari Org / Hari Org / Hari Org / Hari Org / Hari Harga satuan (Rp) 30.000 25.000 45.000 40.000 20.000 20.000 20.000
Dimana jika dari upah di atas dikalikan dengan hasil dari perhitungan jalur kritisnya yaitu 150 hari maka: 1. Pekerja Gorong-gorong= 150 X Rp 30.000,00 = Rp 2. Pekerja Jembatan 3. Mandor 4. Kepala Tukang 5. Tukang Ukur 6. Tukang Batu Kerikil 7. Tukang Aspal = 150 X Rp 25.000,00 = Rp = 150 X Rp 45.000,00 = Rp = 150 X Rp 40.000,00 = Rp = 150 X Rp 20.000,00 = Rp = 150 X Rp 20.000,00 = Rp = 150 X Rp 20.000,00 = Rp 4.500.000,00 3.750.000,00 6.750.000,00 6.000.000,00 3.000.000,00 3.000.000,00 3.000.000,00
Rp 30.000.000,00 Sedangkan jika dari upah di atas dikalikan dengan waktu yang diinginkan oleh konsumen yaitu 180 hari maka: 1. Pekerja Gorong-gorong= 180 X Rp 30.000,00 = Rp 5.400.000,00 2. Pekerja Jembatan 3. Mandor 4. Kepala Tukang 5. Tukang Ukur 6. Tukang Batu Kerikil 7. Tukang Aspal = 180 X Rp 25.000,00 = Rp 4.500.000,00 = 180 X Rp 45.000,00 = Rp 8.100.000,00 = 180 X Rp 40.000,00 = Rp 7.200.000,00 = 180 X Rp 20.000,00 = Rp 3.600.000,00 = 180 X Rp 20.000,00 = Rp 3.600.000,00 = 180 X Rp 20.000,00 = Rp 3.600.000,00
Rp 36.000.000,00 Maka dari kedua perhitungan di atas akan mendapatkan selisih sebesar Rp 6.000.000,00. Dimana perusahaan akan dapat lebih efisien dan efektif dari segi mutu. Tabel 5: Target dan Realisasi Produksi / Penjualan CV. Mahadana JENIS PEKERJA AN Jalan Irigasi Bangunan Air Bangunan gedung JUMLAH PAKET 2002 / 2003 2003 / 2004 2004/ 2005 2005/ 2006 Targ Reali Tar Reali Tar reali Tar reali et sasi get sasi get sasi get sasi 2 2 2 1 2 2 3 2 5 4 5 6 4 2 4 3 5 1 4 5 1 3 1 3 1 1 1 1 2 1
Target Produksi Karena proses produksi dilaksanakan berdasarkan pesanan seluruhnya, maka target produksi sama dengan target penjualan. Target penjualan ini ditetapkan berdasarkan hasil pendekatan dengan konsumen, sebagian besar adalah instansi pemerintah. Persediaan bahan, pekerjaan dalam proses dan pekerjaan selesai. Hasil Produksi Dalam perusahaan dikenal dua istilah produk (output) yaitu produk pokok/utama dan produk sampingan. CV Mahadana ini juga menghasilkan dua macam produk yaitu: 1. Hasil produk utama 2. Hasil produk sampingan : jasa borongan / konstruksi : pengadaan bahan bangunan dalam jumlah besar
A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil penelitian metode network planning yang telah dilakukan, maka penulis menarik kesimpulan: Analisis CPM yang penulis terapkan pada proyek pekerjaan jalan inspeksi di Ponorogo (spo. 2005,2006) dilaksanakan oleh CV Mahadana Madiun mendapatkan hasil yang optimal terhadap penjadwalan pelaksanaan pekerjaan khususnya waktu, biaya dan mutu, dimana memberikan kemungkinan untuk dilakukan rencana proyek yang pada gilirannya dapat memberikan alternatif kegiatan pada proyek yang lebih efektif dan efisien, dengan asumsi : a) Faktor alam tidak diperhitungkan seperti gempa, banjir, tanah longsor dan lainlain. b) Wilayah Jawa Timur dalam keadaan aman. c) Sumber daya yang dibutuhkan tersedia seperti modal, tenaga kerja, bahan baku dan peralatan. d) Oknum birokrasi yang terlibat harus bersih dari korupsi dan kolusi serta bekerja dengan disiplin dan tepat waktu. B. SARAN 1. Mengingat besar manfaat metode network planning khususnya metode PERT dan CPM maka penulis menyarankan agar dalam pelaksanaan proyek dimana urutan-urutan kegiatan hendaknya diidentifikasi dengan tepat untuk menyusun time time schedule sehingga dengan mudah mengevaluasi proyek tersebut dan mengambil tindakan secepatnya bila terjadi penyimpangan dari rencana semula.
2. Kepada pihak pelaksana proyek agar dalam melaksanakan pekerjaannya diusahakan sesuai dengan time schedule yang telah dibuat dengan cara menyediakan sumber daya dengan memprioritaskan pengguna sumber daya untuk kegiatan pada jalur yang telah dilalui oleh jalur kritis dengan menggunakan metode network planning.
DAFTAR PUSTAKA
Badri Sofwan, Dasar-dasar Network Planning, Penerbit Rineka Cipta, 1996. Haedar Ali Tubagus, Prinsip-prinsip Dasar Network Planning, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta 1996. Handoko T Hani, Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi I Cetakan XII, Penerbit BPFE, Yogyakarta 1999. Pardede Pontas M, Manajemen Operasi dan Produksi, Penerbit Andi Yogyakarta, 2006 Rayburn, Letricia Gayle alih bahasa Sugiyarto, Akuntansi Biaya : Dengan Menggunakan Pendekatan Manajemen Biaya, Penerbit Erlangga, Jakarta 1999. Soeharto Iman, Manajemen Proyek, Edisi II Cetakan I, Penerbit Erlangga, Jakarta 1999.