Anda di halaman 1dari 40

GUILLAIN BARRE SINDROM

KELOMPOK XVII

BAB I PENDAHULUAN

Penyakit GBS, sudah ada sejak 1859. Nama Guillain Barre diambil dari dua Ilmuwan Perancis, Guillain dan Barr. Data di Indonesia mengenai gambaran epidemiologi belum banyak dan angka kejadian GBS tergolong kecil, 1:100.000. Di RSUP dr Kariadi (RSDK) Semarang, setiap tahun rata-rata ditemukan sekitar lima sampai tujuh kasus. Penelitian menyebutkan bahwa insidensi penderita laki-laki dan wanita hampir sama.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

ANATOMI & FISIOLOGI

Cont
Susunan saraf tepi (saraf perifer) merupakan penghubung susunan saraf pusat dengan reseptor sensorik dan efektor motorik Serabut saraf perifer berhubungan dengan otak dan korda spinalis, terdiri atas 12 pasang saraf kranial yang keluar dari tempat berbeda dari dalam otak dan 31 pasang saraf spinal

SUSUNAN SARAF SOMATIC


Saraf-saraf Tulang Belakang (Spinal Nerves)

Cont
Saraf-saraf Kepala (Cranial Nerves)

SUSUNAN SARAF OTONOM

Cont
Organ Jantung Arteri koronari Pembuluh darah perifer Tekanan darah Bronkus Kelenjar ludah Kelenjar lakrimalis Pupil mata Sistem pencernaan makanan (SPM) Kelenjar-kelenjar SPM Kelenjar keringat Rangsangan simpatis Denyut dipercepat Dilatasi Vasokontriksi Naik Dilatasi Sekresi berkurang Sekresi berkurang Dilatasi Sekresi berkurang Rangsangan parasimpatis Denyut diperlambat Kontriksi Vasodilatasi Turun Kontriksi Sekresi bertambah Sekresi bertambah Konstriksi Peristaltik bertambah

Sekresi berkurang Eksresi bertambah

Sekresi bertambah Eksresi berkurang

GUILLAIN BARRE SINDROM


Guillan barre syndrome (GBS) adalah proses peradangan akut dengan karakterik kelemahan motorik dan paralisis yang disebabkan karena demyelin pada saraf perifer (tarwoto, 2007). Guillan barre syndrome adalah polineuropati inflamasi akut yang mengalami demielinasi (Ginsberg, 2005).

Cont

ETIOLOGI
Etiologi SGB sampai saat ini masih belum dapat diketahui dengan pasti penyebabnya dan masih menjadi bahan perdebatan (Japardi, 2002).

Cont
GBS ini tadinya dianggap sebagai neuroalergi yang menghasilkan berbagai bahan berbahaya. Terdapat perkiraan bahwa kumpulan gejala ini terjadi karena menurunnya daya kekebalan tubuh sendiri (auto imun), yang biasanya didahului oleh infeksi virus atau kuman-kuman. Sel sistem kekebalan menyerang sarung saraf (mielin) yang mengelilingi serabut saraf di seluruh saraf tepi (Depkes RI).

KLASIFIKASI
1. Acute Motor-Sensory Aksonal Neuropathy
(AMSAN)

2. Acute Motor-Aksonal Neuropathy (AMAN) 3. Miller Fisher Syndrome 4. Chronic Inflammatory Demyelinative Polyneuropathy (CIDP) 5. Acute pandysautonomia

PATOFISIOLOGI
Gullain Barre Syndrome diduga disebabkan oleh kelainan system imun lewat mekanisme limfosit medialed delayed hypersensivity atau lewat antibody mediated demyelinisation. Masih diduga, mekanismenya adalah limfosit yang berubah responnya terhadap antigen. Limfosit yang berubah responnya menarik makrofag ke saraf perifer, maka semua saraf perifer dan myelin diserang sehingga selubung myelin terlepas dan menyebabkan system penghantaran implus terganggu.

TANDA & GEJALA


Gangguan motorik: Kelemahan otot secara asending dengan paralisis flaksid dan atropi Kesulitan berjalan Menurunnya atau tidak adanya refleks tendon dalam Gangguan pernafasan (dipsnue, menurunnya bunyi nafas, menurunnya tidal volume dan vital capacity) Kehilangan kontrol bowel dan bladder

Cont
Gangguan sensorik: Parasthesia Nyeri (kram) Kerusakan saraf kranial Kelemahan otot wajah Disphagia Diplopia Kerusakan saraf kranial (IX, X, XI, XII)

Cont
Gangguan saraf otonom Tekanan darah tidak stabil Kardiak disritmia Takikardi

MANIFESTASI KLINIS
Terdapat variasi dalam bentuk awitannya. Gejala-gejala neurologic diawali dengan parestesia (kesemutan dan kebas) dan kelemahan otot kaki, yang dapat berkembang ke ektremitas atas, batang tubuh dan otot wajah. Kelemahan otot dapat diikuti dengan paralisis yang lengkap.

Cont
Disfungsi autonom yang sering terjadi dan memperlihatkan bentuk reaksi berlebihan atau kurang bereaksinya sistem saraf simpatis dan parasimpatis, seperti dimanifestasikan oleh gangguan frekuensi jantung dan ritme, perubahan tekanan darah (hipertensi transien, hipotensi ortostatik), dan gangguan vasomotor lainnya yang bervariasi.

Cont
Perubahan sensori dimanifestasi dengan bentuk parestesia. Kebanyakan pasien mengalami pemulihan penuh beberapa bulan sampai satu tahun, tetapi sekitar 10 % menetap dengan residu ketidakmampuan (Doenges, 2000).

Cont
Kriteria diagnosa yang umum dipakai adalah kriteria dari National Institute of Neurological and Communicative Disorder and Stroke (NINCDS), yaitu: 1. Ciri-ciri yang perlu untuk diagnosis: Terjadinya kelemahan yang progresif Hiporefleksi

Cont
2. Ciri-ciri yang secara kuat menyokong diagnosis SGB: a. Ciri-ciri klinis: Progresifitas: gejala kelemahan motorik berlangsung cepat, maksimal dalam 4 minggu, 50% mencapai puncak dalam 2 minggu, 80% dalam 3 minggu, dan 90% dalam 4 minggu. Relatif simetris Gejala gangguan sensibilitas ringan Gejala saraf kranial 50% terjadi parese N VII dan sering bilateral. Saraf otak lain dapat terkena khususnya yang mempersarafi lidah dan otot-otot menelan, kadang < 5% kasus neuropati dimulai dari otot ekstraokuler atau saraf otak lain Pemulihan: dimulai 2-4 minggu setelah progresifitas berhenti, dapat memanjang sampai beberapa bulan. Disfungsi otonom. Takikardi dan aritmia, hipotensi postural, hipertensi dan gejala vasomotor. Tidak ada demam saat onset gejala neurologis

Cont
b. Ciri-ciri kelainan cairan serebrospinal yang kuat menyokong diagnosa: Protein CSS meningkat setelah gejala 1 minggu atau terjadi peningkatan pada LP serial Jumlah sel CSS < 10 MN/mm3 Varian: - Tidak ada peningkatan protein CSS setelah 1 minggu gejala - Jumlah sel CSS: 11-50 MN/mm3 c. Gambaran elektrodiagnostik yang mendukung diagnosa: Perlambatan konduksi saraf bahkan blok pada 80% kasus. Biasanya kecepatan hantar kurang 60% dari normal

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan elektrofisiologi Pemeriksaan radiologi Tes fungsi paru Temuan histologis

WOC

DIAGNOSA & INTERVENSI TEORITIS

PENATALAKSANAAN MEDIS
Plasmaparesis Pengobatan imunosupresan: 1. Imunoglobulin IV 2. Obat sitotoksik a. 6 merkaptopurin (6-MP) b. Azathioprine c. cyclophosphamid

PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Mempertahankan/menyokong fungsi pernapasan. Meminimalkan/mencegah komplikasi Memberikan dukungan emosional terhadap pasien dan orang terdekat/keluarga Mengendalikan/menghilangkan nyeri Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan.

ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III ANALISA KASUS

PENATALASANAAN FARMAKOLOGI
Plasmaparesis Plasmaparesis atau plasma exchange bertujuan untuk mengeluarkan faktor autoantibodi yang beredar. Pengobatan dilakukan dengan mengganti 200-250 ml plasma/kg BB dalam 7-14 hari. Plasmaparesis lebih bermanfaat bila diberikan saat awal onset gejala (minggu pertama).

Cont
Pengobatan imunosupresan: 1. Imunoglobulin IV Dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari selama 3 hari dilanjutkan dengan dosis maintenance 0.4 gr/kg BB/hari tiap 15 hari sampai sembuh. 2. Obat sitotoksik Pemberian obat sitoksik yang dianjurkan adalah: 6 merkaptopurin (6-MP) Azathioprine cyclophosphamid

PENATALAKSANAAN NONFARMAKOLOGI
Valsava manufer, batuk, suksioning, dan perubahan posisi harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat memicu gangguan sistem saraf otonom. Respirasi diawasi secara ketat, setiap ada tanda kegagalan pernafasan maka penderita harus segera dibantu dengan nafas buatan. Fisioterapi dada secara teratur untuk mencegah retensi sputum dan kolaps paru.

Cont
fisioterapi aktif dapat dimulaiuntuk melatih dan meningkatkan kekuatan otot. Nutrisi yang adekuat harus dipertahankan. Jika pasien tidak mampu makan peroral, dapat dipasang selang peroral.

HEALTH EDUCATION
Hindari mengkonsumsi susu segar mentah. Selain itu, salah satu jalan untuk mencegah SGB adalah dengan mempertinggi daya tahan tubuh saat tidak sakit dengan cara mengonsumsi protein hewani dari daging dan ikan, nabati dari tempe dan tahu disertai sayur dan buah, menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dan cuci tangan bila mau makan untuk menghindari infeksi kuman, virus atau bakteri yang menyebabkan diare.

TERIMAKASIH

KUIS!

Anda mungkin juga menyukai