Anda di halaman 1dari 2

Fatty Liver

Definisi Secara teoritis disebut fatty liver apabila berat lemak hepar lebih dari 5% berat hepar keseluruhan. Secara klinis fatty liver didiagnosis apabila pada biopsi hepar ditemukan adiposit pada lebih dari 10% pengamatan. Etiologi dan klasifikasi Klasifikasi fatty liver didasarkan pada etiologinya: 1. Alkoholik fatty liver 2. Non alkoholik fatty liver Dari kedua klasifikasi ini tidak terdapat perbedaan pada gambaran histopatologis maupun manifestasi klinisnya, tetapi tatalaksananya berbeda. Patokan pembedanya masih diperdebatkan oleh para ahli, tetapi yang saat ini digunakan adalah apabila konsumsi alkohol kurang dari 20g/hari, tergolong non alkoholik fatty liver. Patogenesis Alkoholik fatty liver Pada umumnya, makanan yang dicerna akan diuraikan menjadi penyusun terkecilnya dan dapat dikelompokkan menjadi 3: protein, karbohidrat, lemak. Alkohol tidak didapat dikelompokkan dalam 3 kelompok tersebut. Di dalam tubuh, alkohol akan mengalami dehidrogenasi menjadi aldehide. Di hepar, aldehide bersifat hepatotoksik sehingga apabila seseorang mengkonsumsi alkohol dalam jumlah besar dalam waktu lama, lama-kelamaan sel hepatosit di heparnya akan rusak. Karena rusaknya hepatosit tersebut, kemampuan metabolisme lemak di hepar menjadi terganggu sehingga menimbulkan penumpukan lemak di hepar. Non alkoholik fatty liver Orang-orang yang mengalami non alkoholik fatty liver memiliki masalah metabolik seperti obesitas, dyslipidemi, atau resistensi insulin. Sampai saat ini belum ada teori yang benar-benar dapat menjelaskan mekanismenya, tetapi yang saat ini diterima adalah two hit theory. Pada orang yang memiliki masalah metabolik, kadar lemak bebasnya akan lebih tinggi dari orang normal, sehingga jumlah lemak yang harus dimetabolisme di hepar akan lebih banyak. Apabila jumlah yang harus dimetabolisme lebih banyak daripada kapasitas metabolisme hepar, maka akan terjadi penumpukan lemak di hepar.

Ketika terjadi penumpukan, akan memicu peningkatan beban kerja hepatosit sehingga lama kelamaan terjadi stress oksidatif yang akan mengakibatkan kerusakan mitokondria dan apabila berlangsung terus menerus dapat mengakibatkan kerusakan hepar lebih lanjut. Manifestasi klinis asimptomatis. Sebagian besar pasien ditemukan secara tidak sengaja ketika medical checkup. umumnya ditemukan pada fase steatohepatitis dengan tanda terjadi hepatomegali. Pemeriksaan penunjang Pada ambilan darah ditemukan peningkatan AST/ALT tetapi tidak dapat digunakan sebagai patokan diagnosis karena sifatnya tidak spesifik. Gold standar adalah melakukan biopsi. Didefinisikan bila tampak adiposit lebih dari 10% lapang pandang Tatalaksana Tatalaksana tergantung pada etiologi. Pada pasien alkoholik fatty liver, pasien harus menghentikan konsumsi alkohol. Terapi farmakologis yang dapat diberikan, menurut American College of Gastroenterology, adalah kolkisin karena memiliki sifat antifibrosis. Pada pasien non alkoholik fatty liver, pada umumnya dilakukan perbaikan profil leman, baik melalui diet maupun terapi farmakologis seperti pemberian orlystat atau tiazolidion. Pada pasien fatty liver tipe apapun, perlu juga diberikan hepatoprotektor untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hepatosit. Saat ini, yang digunakan secara klinis adalah vitamin E

Anda mungkin juga menyukai