Oleh:
Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K)., M.M., FISC.
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, pembaca/peserta didik diharapkan mampu:
mendeskripsikan konsep gangguan metabolik pada sistem muskuloskeletal; mendeskripsikan gangguan metabolik dan penyakit tulang; menjelaskan patofisiologi pada gangguan metabolik pada sistem muskuloskeletal; menjelaskan manifestasi klinik yang terjadi pada kondisi gangguan metabolik pada sistem muskuloskeletal; menjelaskan pemeriksaan diagnostik yang diperlukan pada gangguan metabolik pada sistem muskuloskeletal; mendeskripsikan penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan metabolik pada sistem muskuloskeletal; mendeskripsikan artritis metabolik serta penatalaksanaan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan.
2
Rakitis
Rakitis atau riketsia adalah penyakit tulang dengan manifestasi gangguan pertumbuhan pada anakanak dan remaja. Hal ini disebabkan oleh kegagalan deposisi kalsium pada osteoid, di mana pada orang dewasa disebut osteomalasia. Kekurangan vitamin D pada penyakit rakitis terjadi ketika asupan metabolit vitamin D berkurang. Kondisi lainnya adalah defisiensi asupan kalsium atau fosfor juga dapat menghasilkan rakitis. Vitamin D-3 (kolekalsiferol) dibentuk di kulit, turunan dari kolesterol di bawah rangsangan sinar ultraviolet.
4
Osteomalasia
Osteomalasia ialah perubahan patologis berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
5
Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu keadaan penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang, menyebabkan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi fraktur. Pada osteoporosis, terjadi penurunan kualitas tulang dan kuantitas kepadatan tulang, padahal keduanya sangat menentukan kekuatan tulang sehingga penderita osteoporosis mudah mengalami patah tulang atau fraktur.
6
Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik didapatkan dari anamnesis untuk mendeteksi adanya faktor risiko seperti berikut ini. Usia, jenis kelamin, dan ras. Riwayat keluarga tentang osteoporosis, terutama adanya riwayat fraktur patologis. Faktor reproduksi, seperti riwayat tidak pernah hamil, masa menopause, dan penggunaan terapi estrogen. Faktor kebiasaan hidup, seperti merokok, konsumsi alkohol, kopi, dan kurangnya aktivitas fisik. Asupan kalsium dan vitamin D. Riwayat fraktur, dengan jenis trauma ringan pada usia di atas 40 tahun. Penggunaan obat-obatan yang memberikan predisposisi seperti pada etiologi. Kelemahan otot-otot ekstremitas.
7
Pemeriksaan Fisik
Berat badan rendah (Body Mass Index <19 kg/m2). Tanda adanya perubahan kurvatura tulang belakang. Tanda-tanda predisposisi penyebab osteoporosis (sejarah keluarga, gangguan endokrin, gangguan nutrisi dan gastrointestinal, penyakit ginjal, dan lainnya). Tanda-tanda penuaan (perubahan gaya berjalan, hipotensi ortostatik, kelemahan otot-otot ekstremitas, penurunan penglihatan, dan perubahan kognitif).
8
Penatalaksanaan
Konservatif Diet: dewasa muda harus mencapai kepadatan tulang yang normal dengan mendapatkan cukup kalsium (1.000 mg/hari) dalam dietnya (minum susu atau makan makanan tinggi kalsium seperti salmon), berolahraga seperti jalan kaki atau aerobik dan menjaga berat badan normal. Spesialis: orang dengan fraktur tulang belakang, pinggang, atau pergelangan tangan harus dirujuk ke spesialis ortopedi untuk manajemen selanjutnya. Olahraga: modifikasi gaya hidup harus menjadi salah satu pengobatan. Olahraga yang teratur akan mengurangi patah tulang akibat osteoporosis. Olahraga yang direkomendasikan termasuk di dalamnya adalah jalan kaki, bersepeda, dan joging. Medikamentosa. Intervensi bedah.
9
10
Artritis Gout
Artritis Gout atau artritis pirai adalah suatu peradangan sendi sebagai manifestasi dari akumulasi endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Tidak semua orang dengan hiperurisemia adalah penderita artritis pirai atau sedang menderita artritis pirai.
11
Penatalaksanaan
Sasaran terapi gout artritis yaitu mempertahankan kadar asam urat dalam serum di bawah 6 mg/dL dan nyeri yang diakibatkan oleh penumpukan asam urat. Tujuan terapi yang ingin dicapai yaitu mengurangi peradangan dan nyeri sendi yang ditimbulkan oleh penumpukan kristal monosodium urat monohidrat. Kristal tersebut ditemukan pada jaringan kartilago, subkutan serta jaringan partikular, tendon, tulang, ginjal, dan beberapa tempat lainnya.
14
15