Anda di halaman 1dari 6

Ilmu mantik adalah merupakan suatu ilmu yang membahas tentang kaidah-kaidah yang dapat membimbing manusia dalam

berfikir, supaya dapat menghasilkan kesimpulan yang benar, sehingga dia terhindar dari kesalahan berfikir, yang akhirnya menghasilkan kesimpulan yang salah dan keliru Urgensi mempelajari ilmu mantik, tidak lepas dari pengertian ilmu mantik itu sendiri, dimana ilmu mantik bertujuan melatih kerja otak supaya dapat berfikir logis, artinya melatih, mendidik, serta mengembangkan potensi akal dalam mengkaji objek pikir dalam menggunakan metodologi berfikir, serta menempatkan persoalan dan menunaikan sesuatu tugas pada suatu kondisi dan waktu yang tepat. dan agar dapat membedakan antara proses berfikir yang benar (hak), dari yang salah(batil). Faidah yang didapat dari belajar ilmu mantik salah satunya adalah membuat daya pikir tidak saja menjadi lebih tajam, akan tetapi juga menjadikan pikiran kita jadi lebih berkembang, melalui latihan-latihan berfikir dan mengenalisis serta mengugkap suatu permasalahan secara runtun ilmiyah. !adhiyah adalah" $% # $ &' () (* ( ' +, $ )&( . (/ +0 1 )& 3 24 $5 (6 +7 (/ 89 + :; 3 < 8= +> ( Pernyataan yang sempurna, yang isinya mengandung klemungkinan benar atau salah. jumlah khobariyah yang mengandung kebenaran dan kesalahan dan bisa diketahui benar tidaknya dengan penelitian atau eksperimen. ?isalnya, @ahun depan saya akan dapat menamatkan sekolah saya pelajaran saya atau besok syawal saya akan pindah ke Aurabaya. Berkataan ini disebut Cadhiyah karena penamatan atau kepindahan itu mungkin bisa terjadi dan mungkin tidak terjadi.DEF Aebuah contoh, Gllah itu maujud ada, Habi ?uhammad itu utusan Gllah. Untuk memastikan kebenarannya bahwa telah ada yang mengatakan dan membuktikan kebenarannya kepada kita, atau kita sudah mengiItiCadkannya terlebih dahulu bahwa Gllah itu ada dan ?uhammad itu utusan Gllah. E. E. J. keputusan. K. Montoh" Naid itu berdiri, maka yang pertama yaitu Naid disebut maudhuI, berdiri dinamakan mahmul yaitu hukum yang diletakkan pada Oaid dan itu disebut rabithah. Perdasarkan rabithah-nya, Cadhiyyah dibagi menjadi dua" Cadiyyah hamliyyah (proposisi kategoris) dan Cadiyyah syarthiyyah (proposisi hipotesis). yaitu 1. 1. Qadhiyah syarthiyyah Qaitu Cadhiyah yang menerangkan ketergantungannya suatu hukum, dimana ketetapan suatu hukum tersebut digantungkan oleh adanya suiatu hukum yang lain,DKFcontoh" Labith (penghubung), berupa kata ganti (dhamir al-fashl) byang menghubungkan antara subjek dan predikat. ?acam-macam Cadhiyyah Aetiap Cadhiyyah terdiri dari tiga unsur" E) maudhuI, J) mahmul dan K) rabithah (hubungan antara mawdhuI dan mahmul).DJF ?audhuI (subjek), dalam ilmu nahwu disebut mubtada, fail atau naibul fail atau mahkum alaih jika dilihat dari segi proses engambilan kerputusan ?ahmul (predikat) dalam ilmu nahwu disebut khabar atau fiil, disebut pula al-mahkumbih jika dilihat dari segi pengambilan

Ralau aku punya uang, aku pergi haji. Ralau matahari terbit, terjadilah siang. !adhiyah syarthiyyah dibagi menjadi dua macam"

1.

a. Ayarthiyyah muttashilah, yaitu Cadhiyah yang mengharuskan adanya saling tetap menetapkan antara juOnya. seperti" kalau aku punya uang, aku jadi pergi.DSF Tilihat dari segi penggunaan Uadat AurV (kata yang menunjukkan kuantitas), !adhiyah Ayarthiyah ?uttashilah terbagi menjadi empat macam"DWF

E. J.

Al-Sur al-Kulli fi al-Ijab yaitu kata depan yang menunjukkan adanya penetapan atas hubungan antara muCaddam dan taliy dalam semua situasi dan kondisi, Montoh" jika tamu datang ke rumahku, aku akan menemuinya. Al-Sur al-Kulli fi al-Salabi yaitu kata depan yang menunjukkan penetapan dengan meniadakan tetapnya hubungan sebab-akibat antara muCaddam dan taliy dalam semua situasi dan kondisi. Montoh" tidaklah sama sekali, jika pandangan masyarakat itu bersatu, mereka gagal dalam perjuangannya.

K. S.

Al-Sur al-JuzI fi al-Ijab yaitu kata depan yang menunjukkan penetapan adanya sebagian hubungan sebab-akibat antara muCaddam dan taliy tanpa menentukan situasi dan kondisi. MontohX terkadang terjadi, jika mahasiswa itu rajin, ia akan memperoleh penghargaan. Al-Sur al-JuzI fi al-Salab artinya kata depan yang menunjukkan tetapnya sebagian dengan memindahkan tetapnya hubungan sdebabakibat antara muCaddam dan taliy tanpa menentukan situasi dan kondisi. Montoh" terkadang tidak terjadi, manusi berilmu, mengamalkan ilmunya.

E. E.

Ayarthiyyah munfashilah, yaitu Cadhiyah yang menetapkan adanya perlawanan antara dua juOnya. Aeperti" Naid ada kalanya pergi, ada kalanya tidur. !adhiyah ini dibagi menjadi tiga macam" ?aniIul jamiI, ditolak kumpulnya artinya tidak boleh berkumpul dan tidak ditolak sepinya artinya tidak boleh terjadi kedua-duanya. Umpama" Umar adakalanya berdiri, adakalanya dudukX ini maniIul jamiI karena berdiri dan duduk tidak bisa dilakukan secara bersamaan. @etapi kalau sekaligus tidak berdiri dan tidak duduk itu mungkin terjadi, ini yang dimaksud ditolak sepinya (boleh tidak terjadi kedua-duanya).

2.
DYF K.

?aniIul huluwwi, ditolak sepinya (tidak boleh tidak terjadi kedua-duanya), tidak ditolak berkumpulnya (boleh berkumpul kedua-duanya sekaligus), misalnya" Gisyah ada kalanya berada dilautan, adakalanya tidak tenggelam, ini boleh jadi (karena berperahu misalnya). ?aniIul jamiI wal huluw, yaitu yang dinamakan Cadhiyyah syarthiyyah munfashilah haCiCCiyah, artinya kedua-duanya berkumpulnya dan sepinya (tidak terjadi) itu ditolak, keduanya terjadi sekaligus tidak mungkin. Montohnya, ?uhammad adakalanya mati dan adakalanya hidup, andaikata ?uhammad sekjaligus mati dan hidup itu tidak mungkin terjadi, sebaliknya ia tidak mati dan tidak hidup juga tidak mungkin. !adhiyah syarthiyyah pasti mempunyai dua bagian (Tua juO) kalimat. ?anakala matahari terbit (bagian ke satu muCaddam) siang hari terjadi (bagian juO kedua taalie). Qadhiyah hamliyyah Qaitu Cadhiyah yang menerangkan terjadinya ketetapan hukum, tidak tergantung pada suatu yang lain.DZF !adhiyah ini ada dua macam"

1.

!adhiyah syahshiyyahX yaitu Cadhiyah yang menerangkan terjadinya ketetapan hukum atas bagian yang tertentu. Aeperti" Ghmad kaya, Tani itu juru tulis, ditetapkannya hukum (kaya dan juru tulis) atas Ghmad dan Tani merupakan sebagian dari hakekat Ghmad dan Tani. Gtau Ghmad dan Tani itu adalah sebagian saja dari suatu jenis (manusia).D[F

J. E.

!adhiyah kulliyah atau berdasarkan maudhuInya dibagi menjadi dua macam, yaitu" Rulliyah musyawwaroh atau mahshurahX yaitu Cadhiyah yang dimulai dengan UAoerV, misalnya semua siswa pada tidur, kata UsemuaV itu dinamakan UsoerV yang bahasa Grabnya URulluV. Aemua, setiap, seluruh adalah UsoerV. Aeperti contoh, setiap manusia itu hewan, semua murid berolah raga, seluruh penghuni asrama tidur.

J.

Rulliyah ?uhmalahX yaitu Cadhiyah yang tidak dimulai dengan UsoerV. Umpama" manusia itu hewan, murid berolah raga, penghuni asrama tidur. Aur yang berupa kully dan juOIi itu dapat dilihat dari empat bagian sur, ada kalanya dengan lafadO kullin atau dengan lafadO baIdlin atau dengan lafadO laa syaiIin dan lafadO laisa baIdlu atau sesamanya yang telah jelas.D\F Aoer itu ada kalanya kulli(uni]ersal keseluruhan) dan ada kalanya juOIi(sebagian), kulli dibagi menjadi dua yakni mujibah yang mengharuskan, kepastian, keharusan. Montoh" seperti manusia itu hewan. Tan salibah yang menghapuskan, mentiadakan, dan menolak. Montoh" tidaklah semua dari manusia itu batu. ^uOIi juga dibagi menjadi dua yaitu mujibah, contoh" sebagian dari hewan itu manusia dan salibah, contoh" tidaklah sebagian dari hewan itu manusia.

E.

Gdat Aur !adhiyyah _amliyah Aur Cadhiyah adalah" $= ` +a 3 = +4 ( )& b $ &c (d +e (f +; $ g 3, +6 3 )& # $9 +h (i ( j (> $3 k; ( l $9 (4 $m ( nh (i ( < 3 &/ o )& p 3: +h o)& Kata yang menunjukkan kuantitas sesuatu yang padanya ditetapkan keputusan dari indi idu-indi idu maudhu. Adat sur atau sur !adhiyah adalah kata yang menunjukkan penjumlahan (kuantitas). !adhiyah yang menggunakan adat sur ini disebut masrurat atau mahshurat.[10] Gdat sur ada ada empat macam, diantaranya"

E. rm 2 3 J. satupun). K. 8 x y +z (

Al-sur al-Kulli fi al-ijabi, yaitu kata yang menunjukkan tetapnya mahmul pada seluruh indi]idu maudhuI,contoh kata" ,j 89 +4 $q ( ,l 8; o ki ( ,l 8d o km ( Al-sur al-Kulli fi al-Ijabi, yaitu kata yang menunjukkan tidak tetapnya mahmul dari indi]idu maudhuI. Aeperti kata s 8n + t ( u ( ,/ 8v (e (u ( (tidak Al-Sur al-juzI fi al-Ijabi, yaitu kata yang menunjukkan tetapnya mahmul bagi sebagian indi]idu maudhuI. Aeperti kata" ,c 89 +5 $m ( ,g 8w (x +; 3 ,2 89 +h $> (

S.

Al-Sur al-JuzI fi al-Salab, yaitu kata yang menunjukkan tidak tetapnya mahmul dari sebagian indi]idu-indi]idu maudhuI. Aeperti kata"y 8 x +z ({ ( 9 +) ( ,j 89 +4 $q ( { ( 9 +) ( ,2 rm 3 { ( 9 +) ( Tengan memperhatikan uraian !adhiyyah _amiliyah dari segi kualitatif ( mujabah, salibah, maudhu-nya" dan kuantitatif #kuliyah, juziyah" serta kletika tidak menggunakan kata kuantitatif, maka jumlah keseluruhannya adalah delapan macam, diantaranya"

E. J. K. S. W. Y. Z. [. \.

$adhiyah %amliyah Kulliyah &asrurah bi al-Sur al-Kulli 'ajibah contoh setiap manusia adalah hewan yang berpikir. . $adhiyah %amliyah Kulliyah &asrurah bi al-Sur al-Kulli Salibah.contoh" tidak satupun dari manusia itu batu. $adhiyah %amliyah Kulliyah &asrurah bi al-Sur al-JuzI &ujabah. Montoh" sebagian manusia adalah penulis. $adhiyah %amliyah Kulliyah &asrurah bi al-Sur al-JuzI Salibah. Montoh" sebagian hewan adalah manusia. $adhiyah %amliyah Kulliyah &ahmulah &ujabah. Montoh" manusia adalah termasuk hewan. $adhiyah %amliyah Kulliyah &ahmulah Salibah. Montoh" manusia itu bukan batu. $adhiyah %amliyah Syahshiyah &ujabah. Montoh" amar adalah mahasiswa. $adhiyah %amliyah Syahshiyah Salibah. Montoh" Ayahroni bukan mahasiswa. _ukum-_ukum !adhiyyah Bada pembahasan terdahulu telah kita ketahui bahwa terdapat empat macam hubungan antara empat tashawwuri kulli" E. tab|yun, J. tas|wi, K. umum wa khusus mutlak dan S. umum wa khusus min wajhin. Temikian pula terdapat empat macam hubungan antara masing-masing empat Cadhiyyah mahshurah" E. tanaCudh, J. tadhadd, K. dukhul tahta tadhadd dan S. tadakhul.DEEF

E.

@anaCudh (mutanaCidhain kontradiktif) adalah dua Cadhiyyah yang mawdhuI dan mahmul-nya sama, tetapi kuantitas (kam) dan kualitasnya (kaif) berbeda, yakni yang satu kulliyah mujabah dan yang lainnya juOIiyyah salibah. ?isalnya, UAemua manusia hewanV (kulliyyah mujabah) dengan UAebagian manusia bukan hewanV (juOIiyyah salibah). U@anaCudV menurut istilah mantiC yaitu berbedanya dua Cadhiyyah dipandang dari ijab (kepastian) salibah (tidak)nya dan kebenarannya. Ralau dua Cadhiyyah berbeda (tanaaCudh) dengan sendirinya salah satu dari Cadhiyah itu pasti benar dan yang lain tidak benar.DEJF Mara membuat tanaaCudh adalah apabila Cadhiyahnya memakai"

E. E.

!adhiyah syakhshiyyah atau Cadhiyyah muhmalah, cukup hanya kaifnya (kepastian tidaknya, ijab salibahnya), seperti" Qang asalnya" kholid menulis (ijab) dirubah menjadi Rholid tidak menulis (salab) jadi hanya berubah, yang asalya mujabah menjadi saalibah. !adhiyyah musawwaroh, cara mentaannaCudkan, yaitu dengan merubah UsoerVnya. Ralau Cadhiyyah" ?ujibah kulliyah" semua manusia itu hewan, naCidhnya dengan salibah juOIiyyah" tidaklah sebagian manusia itu hewan. Aalbah kulliyah" tidaklah setiap manusia itu batu, naCidhnya dengan mujibah juOIiyyah " sebagian manusia itu batu. Bara ahli mantiC dan filsafat menyebutkan bahwa selain mawdhuI dan mahmul dua Cadhiyyah mutanaCidhain itu harus sama, juga ada beberapa kesamaan dalam kedua Cadhiyyah tersebut. Resamaan itu terletak pada"

E. J. K. S. W. Y.

Resamaan tempat (makan) Resamaan waktu (Oaman) Resamaan kondisi (syart) Resamaan korelasi (idhafah) Resamaan pada sebagian atau keseluruhan (juO dan kull ) Resamaan dalam potensi dan aktual (bil Cuwwah dan bil fiIli). !iyas (silogisme) Bembahasan tentang Cadhiyyah sebenarnya pendahuluan dari masalah Ciyas, sebagaimana pembahasan tentang tashawwur sebagai pendahuluan dari hudud atau taIrifat. Tan sebenarnya inti pembahasan mantiC adalah hudud dan Ciyas. !iyas adalah kumpulan dari beberapa Cadhiyyah yang berkaitan yang jika benar, maka dengan sendirinya (li dOatihi) akan menghasilkan Cadhiyyah yang lain (baru).DEKF Gtau yang otomatis dapat menimbulkan kesimpulan, contohnya seperti" kholid itu putera dari Umar, dan Umar putera dari Gbu Pakar.DESF ?anusia disaat ingin mengetahui hal-hal yang majhul, maka terdapat tiga cara untuk mengetahuinya"

E. J. K.

Bengetahuan dari juOIi ke juOIi yang lain. Grgumenatsi ini sifatnya horisontal, dari sebuah titik yang parsial ke titik parsial lainnya. Grgumentasi ini disebut tamtsil (analogi). Bengetahuan dari juOIi ke kulli. Gtau dengan kata lain, dari khusus ke umum (menggeneralisasi yang parsial) Grgumentasi ini bersifat ]ertikal, dan disebut istiCraI (induksi). Bengetahuan dari kulli ke juOIi. Gtau dengan kata lain, dari umum ke khusus. Grgumentasi ini disebut Ciyas (silogisme).

Macam-macam Qiyas !iyas dibagi menjadi dua, yaitu" iCtirani (silogisme kategoris) dan istitsnaIi (silogisme hipotesis). Aesuai dengan definisi Ciyas di atas, satu Cadhiyyah atau beberapa Cadhiyyah yang tidak dikaitkan antara satu dengan yang lain tidak akan menghasilkan Cadhiyyah baru. ^adi untuk memberikan hasil (konklusi) diperlukan beberapa Cadhiyyah yang saling berkaitan. Tan itulah yang namanya Ciyas.DEWF 1. Qiyas Iqtirani !iyas iCtirani adalah Ciyas yang mawdhuI dan mahmul natijahnya berada secara terpisah pada dua muCaddimah. Montoh" URunci itu besiV dan Usetiap besi akan memuai jika dipanaskanV, maka Ukunci itu akan memuai jika dipanaskanV. !iyas ini terdiri dari tiga CadhiyyahX E. Runci itu besi, J. setiap besi akan memuai jika dipanaskan dan K. kunci itu akan memuai jika dipanaskan. !adhiyyah pertama disebut muCaddimah shugra (premis minor), Cadhiyyah kedua disebut muCaddimah kubra (premis mayor) dan yang ketiga adalah natijah (konklusi). Hatijah merupakan gabungan dari mawdhuI dan mahmul yang sudah tercantum pada dua muCaddimah, yakni, UkunciV (mawdhuI) dan Uakan memuai jika dipanaskanV (mahmul). Aedangkan UbesiV sebagai had awshat. Qang paling berperan dalam Ciyas adalah penghubung antara mawdhuI muCadimah shugra dengan mahmul muCaddimah kubra. Benghubung itu disebut had awsath. _ad awsath harus berada pada kedua muCaddimah (shugra dan kubra) tetapi tidak tecantum dalam natijah. Empat Bentuk Qiyas Iqtirani !iyas iCtirani kalau dilihat dari letak kedudukan had awsath-nya pada muCaddimah shugra dan kubra mempunyai empat bentuk "DEYF E. Ayakl Gwwal adalah !iyas yang had awsth-nya menjadi mahmul pada muCaddimah shugra dan menjadi mawdhuI pada muCaddimah kubra. ?isalnya, UAetiap Habi itu makshumV, dan Usetiap orang makshum adalah teladan yang baikV, maka Usetiap nabi adalah teladan yang baikV. U?akshumV adalah had awsath, yang menjadi mahmul pada muCaddimah shugra dan menjadi mawdhuI pada muCaddimah kubra. Ayarat-syarat syakl awwal. Ayakl awwal akan menghasilkan natijah yang badihi (jelas dan pasti) jika memenuhi dua syarat berikut ini" a. ?uCaddimah shugra harus mujabah. b. ?uCaddimah kubra harus kulliyah. J. Ayakl Redua adalah !iyas yang had awshat-nya menjadi mahmul pada kedua muCaddimah-nya. ?isalnya, UAetiap nabi makshumV, dan Utidak satupun pendosa itu makshumV, maka Utidak satupun dari nabi itu pendosaV. Ayarat-syarat syakl kedua. a. Redua muCaddimah harus berbeda dalam kualitasnya (kaif, yakni mujabah dan salibah). b. ?uCaddimah kubra harus kulliyyah. K. Ayakl Retiga adalah !iyas yang had awshat-nya menjadi mawdhuI pada kedua muCaddimahnya. ?isalnya, UAetiap nabi makshumV, dan Usebagian nabi adalah imamV, maka Usebagian orang makshum adalah imamV. Ayarat-syarat Ayakl ketiga. a. ?uCaddimah sughra harus mujabah. b. Aalah satu dari kedua muCaddimah harus kulliyyah. S. Ayakl Reempat adalah !iyas yang had awsath-nya menjadi mawdhuI pada muCaddimah shugra dan menjadi mahmul pada muCaddimah kubra (kebalikan dari syakl awwal).DEZF Ayarat-syarat Ayakl keempat. a. Redua muCaddimahnya harus mujabah. b. ?uCaddimah shugra harus kulliyyah. Gtau c. Redua muCaddimahnya harus berbeda kualitasnya (kaif) d. Aalah satu dari keduanya harus kulliyyah. Matatan" ?enurut para mantiCiyyin, bentuk Ciyas iCtirani yang badihi (jelas sekali) adalah yang pertama sedangkan yang kedua dan ketiga membutuhkan pemikiran. Gdapun yang keempat sangat sulit diterima oleh pikiran. }leh karena itu Gristoteles sebagai penyusun mantiC yang pertama tidak mencantumkan bentuk yang keempat.DE[F Qiyas Istitsnai Perbeda dengan Ciyas iCtirani, Ciyas ini terbentuk dari Cadhiyyah syarthiyyah dan Cadhiyyah hamliyyah. ?isalnya, U^ika ?uhammad itu utusan Gllah, maka dia mempunyai mukjiOat. }leh karena dia mempunyai mukjiOat, berarti dia utusan GllahV. Benjelasannya" U^ika ?uhammad itu utusan Gllah, maka dia mempunyai mukjiOatV adalah Cadhiyyah syarthiyyah yang terdiri dari muCaddam dan tali, dan UTia mempunyai mukjiOatV

adalah Cadhiyyah hamliyyah. Aedangkan Umaka dia mempunyai mukjiOatV adalah natijah. Tinamakan istitsnaIi karena terdapat kata V tetapiV, atau Uoleh karenaV. ?acam-?acam !iyas istitsnaIi (silogisme) Gda empat macam, yaitu" ?uCaddam positif dan tali positif. ?isalnya, U^ika ?uhammad utusan Gllah, maka dia mempunyai mukjiOat. @etapi ?uhammad mempunyai mukjiOat berarti Tia utusan GllahV. ?uCaddam negatif dan tali positif. ?isalnya, U^ika @uhan itu tidak satu, maka bumi ini akan hancur. @etapi bumi tidak hancur, berarti @uhan satu (tidak tidak satu)V. @ali negatif dan muCaddam negatif. ?isalnya, U^ika ?uhammad bukan nabi, maka dia tidak mempunyai mukjiOat. @etapi dia mempunyai mukjiOat, berarti dia Habi (bukan bukan nabi)V. @ali negatif dan muCaddam positif. ?isalnya, U^ika FirIaun itu @uhan, maka dia tidak akan binasa. @etapi dia binasa, berarti dia bukan @uhanV. E. J. @adhad (kontrariatif) adalah dua Cadhiyah yang sama kuantitasnya (keduanya kulliyyah), tetapi yang satu mujabah dan yang lain salibah. ?isalnya, UAemua manusia dapat berpikirV (kulliyyah mujabah) dengan U@idak satupun dari manusia dapat berpikirV (kulliyyah salibah). Tukhul tahta tadhad (dakhilatain tahta tadhad interferensif sub-kontrariatif) adalah dua Cadhiyyah yang sama kuantitasnya (keduanya juOIiyyah), tetapi yang satu mujabah dan lain salibah. ?isalnya" UAebagian manusia pintarV (juOIiyyah mujabah) dengan UAebagian manusia tidak pintarV (juOIiyyah salibah). K. @adakhul (mutadakhilatain interferensif) adalah dua Cadhiyyah yang sama kualitasnya tetapi kuantitasnya berbeda. ?isalnya" UAemua manusia akan matiV (kulliyyah mujabah) dengan UAebagian manusia akan matiV (juOIiyyah mujabah) atau U@idak satupun dari manusia akan kekalV (kulliyyah salibah) dengan UAebagian manusia tidak kekalV (juOIiyyah salibah). S. Gkas mustawie yaitu" membalikkan dua juO dari Cadhiyyah tetapi kebenaran kaifnya dan kamnya tetap tidak berubah. Aemua Cadhiyyah dapat diIakas mustawiekan, yakni dengan membalik Cadhiyyah itu (lafadOnya maudhuI menjadi lafadOnya mahmul, dan lafadOnya mahmul menjadi maudhuI) kecuali mujibah kulliyah. Montoh" ?anusia itu dapat menulis, akasnya" yang dapat menulis itu manusiaV, hal itu tidak merubah kaif (ijabsalab)nya dan am (soer)nya, akan tetapi kebenarannya, persesuaiannya tidak berubah.kalau Cadhiyyahnya" mujibah kulliyah misalnya" DE\F setiap manusia itu hewan, ~akasnya harus memakai mujibah juOIiyyah, misalnya sebagian hewan itu manusia. ^adi hanya Cadhiyyah mujibah kulliyah saja yang tidak boleh dibalik begitu saja, tanpa merubah kaifnya kamnya. Temikian pula sebaliknya.DJF ~aks itu dapat ditetapkan pada lainnya sesuatu yang terwujud dengan sesuatu itu kumpulnya dua hina, maka memksudkanlah engkau dan umpamanya ijtimaaI al khistaini itu Cadhiyyah muhmalan salbiyyah karena muhmalah yang ada di dalam Cuwwati juOIiyyah. Aemua Cadhiyyah itu dapat diIakas mustawilkan, kecuali Cadhiyyah salibah juOIiyyah dan Cadhiyyah muhmalah saalibah sebab muhmalah itu bisa dikatakan (seolah-olah) juOIiyyah, hanya lafadOnya saja yang lain, jadi kalau salibah muhmalah sama dengan saalibah juOIiyyah didalam artinya, padahal saalibah juOIiyyah tidak dapat di ~akas-mustawilkan. ?aka Cadhiyyah" E. a. manusia sebagian hewan itu manusia dan b. manusia itu tidak hewanX tidak bisa di ~akas begini J. a. tidak sebagian manusia itu hewan atau pun b. semua manusia itu hewan serta hewan itu tidak manusia. Aedangkan selain dua Cadhiyyah tersebut dapat diIakas mustawiulkan. @iga macam Cadhiyyah yang tidak dapat di ~akas taIwilkan, yaitu" E. J. K. @idak sebagian hewan itu manusia @idak sebagian hewan itu tidak manusia ?,anusia itu tidak hewan.~akas-mustawiy itu tidak dimungkinkan terjadinya, kecuali bagi Cadhiyyah-Cadhiyyah yang bertartibkan thobiIiy, yaitu dengan kata lain, yang dimungkinkan dapat terjadi ~akas mustawie hanyalah Cadhiyyah hamliyyah dan muttashilah. Aedangkan Cadhiyyah syarthiyyah munfashilah tidak dapat diIakas mustawikan karena kedua bagian dari Cadhiyyah syarthiyyah munfashilah itu masingmasing patut kecuali menjadi muCaddam juga, menjadi taaly dan sama sekali tidak mempengaruhi artinya, manakala bolak-balik S. W. Y. Z. [. \. E. @ashawur ashli meliputi tiga bentuk" a. Pentuk makna mufrad. Aeperti manusia, kayu, batu, besi, dan lain-lain. b. c. Pentuk murakkab, idhafah, seperti kebun binatang, sepatu gajah dan lain-lain. Pentuk sifat-sifat murakkab, seperti manusia yang berfikir, hewan yang berakal dan lain-lain.

@ashwur yang mempunyai nisbah hukum yang demikian, disebut tashdiC. Montohnya seperti manusia itu penulis, baunga itu bagus. Qang dimaksud hukum disini ialah tersandarnya sesuatu pada yang lain. bisa berbentuk ijab atau mujabah atau berbentuk salibah. Gl-nisbah al-_ukumiyah, yakni, hubungan antara ?ahkum alaih dengan mahkum bih. ?ahkum Glaih"

EE.

Gl-_ukmu, yakni adanya penisbahan atau tercabutnya )tidak adanya). EDEF

Anda mungkin juga menyukai