Anda di halaman 1dari 174

CV.

TRI MATRA DI SAI N


Konsultan Perencana Dan Pengawas
A - 1
A.1. Latar Belakang Perusahaan
1. Umum
CV. TRI MATRA DISAIN terbentuk dengan dilandasi sikap kerjasama dan
keinginan mengmbangkan diri bersama serta tanggungjawab profesi, dimana
didalamnya tergabung beberapa sumber daya manusia dengan berbekal ilmu
pengetahuan dan profesionalisme yang tinggi. CV. TRI MATRA DISAIN
adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang didirikan pada Tanggal 27 Januari
1992 di Denpasar - Bali dengan lingkup layanan Bidang Sipil, Arsitektur,
Tata Lingkungan, Mekanikal dan Elektrikal.
Disisi lain, CV. TRI MATRA DISAIN didirikan dengan tujuan untuk
memberikan jangkauan pelayanan yang lebih luas di bidang jasa konsultansi
serta mengantisipasi perkembangan pembangunan yang ada. Perkembangan
dunia usaha jasa konsultasi yang sejalan dengan laju pembangunan bangsa
dituntut adanya sumber daya manusia yang handal dengan profesionalisme
tinggi dalam usaha peningkatan kualitas pembangunan. Meningkatnya
profesionalisme telah mampu mengikuti perkembangan pembangunan, hal
ini menyebabkan semakin meningkatnya mutu layanan yang diberikan
dibidang jasa konsultasi.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan CV. TRI MATRA DISAIN
didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman dalam bidangnya masing-masing. Serta dalam hal penanganan
berbagai masalah pekerjaan, CV. TRI MATRA DISAIN ada dalam posisi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
A - 2
untuk mendapatkan solusi teknik terbaik dan pendekatan ekonomis untuk
masing-masing penyelesaian permasalahan.
CV. TRI MATRA DISAIN adalah badan usaha Jasa Konsultansi yang
didirikan pada tanggal 20 April 1984 di Denpasar - Bali dengan lingkup
layanan Bidang Sipil, Arsitektur, Tata Lingkungan, dan Mekanikal dan
Elektrikal. Konsultan ini didirikan dengan tujuan untuk berpartisipasi dan
mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional khususnya
dalam memberikan pelayanan di bidang jasa konsultansi.
2. Data Administrasi
Data-data administrasi yang akan kami presentasikan adalah bertujuan untuk
memudah bagi pengguna jasa yang akan mempercayakan kepada kami untuk
melaksanakan pekerjaan. Data Administrasi CV. TRI MATRA DISAIN
adalah sebagai berikut :
Nama Perusahaan : CV. TRI MATRA DISAIN
Bentuk Badan Usaha : Perseroan Komanditer
Alamat Kantor Pusat : Jalan Tunggul Ametung I/9 Denpasar Bali
Akte Pendirian Perusahaan : No. 63 Tanggal 27 Januari 1992
Notaris Amir Sjarifudin, SH.
Akte Perubahan : Nomor 39 Mei 2007
Notaris Ida Ayu Dwi Lestari, SH.
NPWP Perusahaan : No. 01.543.621.5-901.000
Ijin Usaha : IUJK No. 2203.1.91.92.01153
Keanggotaan Profesi : INKINDO No. 5049/P/0057.BL
(Anggota Penuh)
Sertifikat Badan Usaha : No. A008-2-BL71-000007
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
A - 3
3. Organisasi Perusahaan
Untuk operasional perusahaan CV. TRI MATRA DISAIN dilakukan oleh
beberapa pengurus perusahaan yang memiliki pengalaman manajemen dan
pengalaman teknis yang di koordinir oleh seorang Direktur.
A.2. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur Organisasi Perusahaan CV. Tri Matra Disain seperti tergambar pada
diagram berikut.
D I R E K T U R
DIVISI
PERENCANAAN
TEKNIK
DIVISI
PENGAWASAN
TEKNIK
DIVISI
ADMINISTRASI
P R O Y E K
B - 1
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
B.1. UMUM
Dalam perkembangan dunia usaha khususnya dalam bidang jasa konsultansi
bersama ini pula kami presentasikan jenis pekerjaan sejenis yang pernah
ditangani sesuai dengan Bidang dan Sub Bidang Layanan yang dimiliki meliputi
Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan seperti Perencanaan dan
Pengawasan Embung, Jaringan Irigasi, Sarana dan Prasarana Penyediaan Air
Baku, untuk bidang Teknik Lingkungan seperti penyusunan AMDAL, UKL &
UPL dan Perencanaan Wilayah dan Kota.
B.2. PENGALAMAN PERUSAHAAN CV. TRI MATRA DISAIN
1. Bidang Tata Lingkungan
CV. TRI MATRA DISAIN dalam pelayanannya di bidang Tata
Lingkungan telah berhasil menyelesaikan beberapa perencanaan seperti
penyusunan UKL & UPL, Kajian Lingkungan. Beberapa pekerjaan yang
telah dilaksanakan yaitu penysunan UKL & UPL Pembangunan Trash Rack
di Tukad Mati.
Dalam bidang Perencanaan Kota dan Wilayah CV. TRI MATRA DISAIN
telah memiliki pengalaman dalam penyusunan Rencana Tata Ruang
Wilayah dan Studi Penataan Kawasan.
B - 2
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
2. Bidang Sipil Sub Bidang Prasarana Keairan
Dalam bidang pengembangan dan pengelolaan sumber daya air CV. TRI
MATRA DISAIN telah berpengalaman dalam perencanaan embung,
bendung, sistem penyediaan air baku, jaringan irigasi, pengamanan pantai
dan pengendalian banjir dan bangunan air lainnya.
Untuk perencanaan Embung untuk
rencana penyediaan air baku, CV. TRI
MATRA DISAIN telah melaksanakan
kegiatan perencanaan dari Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten karangasem
yaitu Perencanaan Embung Lean di
Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem, dengan lingkup pekerjaan yaitu
survei topografi, investigasi geoteknik, perencanaan detail embung dan
bangunan penunjang, rencana biaya konstruksi dan penyusunan O & P.
Perencanaan pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi meliputi
Perencanaan Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Manduang di Kabupaten
Klungkung. Adapun lingkup kegiatan yang dilakukan meliputi survei
inventarisasi kondisi eksisting jaringan, survei sosial ekonomi pertanian,
survei kelembagaan, perencanaan pola tanam, perencanaan detail bangunan
dan jaringan irigasi dan penyusunan biaya konstruksi.
Pengalaman dibidang perencanaan
pengamanan daerah pantai yang pernah
dilaksanakan yaitu Studi Kelayakan
Rehabilitasi Pantai Pengaman Pariwisata
di Kabupaten Karangasem dari
Pemerintah Kabupaten Karangasem.
Dan pengalaman lainnya di bidang pengembangan dan pengelolaan sumber
daya air yang telah banyak dilakukan dalam eksistinsinya di bidang jasa
B - 3
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
konsultan ditunjukkan pada bagian B mengenai uraian Pengalaman
Perusahaan pada Usulan Teknis ini.
Adapun Daftar Pengalaman CV. TRI MATRA DISAIN dalam menangani
pekerjaan sejenis selama 10 (sepuluh) tahun terakhir diuraikan secara rinci
dalam tabel berikut :

DATA PENGALAMAN PERUSAHAAN 10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
BIDANG TATA LINGKUNGAN
1 3 5 6 7 8 9
1 - Pemerinah Kabupaten Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Tata Lingkungan Kab. Buleleng 5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010 4,50 39.600.000,00 -
Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng
- PPK/ PAKantor Lingkungan
Hidup Kabupaten Buleleng
2 - Pemerintah Kota Denpasar Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 23 Agustus 2010 s/d 20 Nopember 2010 7,00 86.410.000,00 -
Badan Perencanaan Pembanguan Daerah Raperda RDTRKecamatan Denpasar
- Kepala Bappeda Kota Denpasar, selaku Timur
PA/Pengguna Barang
3 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemutakhiran/ Updating Data Sarana - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010 3,00 48.999.000,00 -
Dinas Cipta Karya dan Prasarana Pendidikan
- PPKKegiatan Pemutakhiran/
Updating Data Sarana dan
Prasarana Pendidikan
4 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan SistemPenyediaan Air Minum - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010 12,00 166.863.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum IKK Abang Kabupaten Karangasem
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA /
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
5 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemeriksaan Kualitas Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Badung 8 Juni 2010 s/d 4 Nopember 2010 14,00 97.900.000,00 -
Badan Lingkungan Hidup
- Kepala Badan Lingkungan Hidup Kab.
Badung selaku Pejabat Pengguna
Anggaran Kegiatan Pemantauan Kualitas
Lingkungan dengan Pek. Pemeriksaan
Kualitas Lingkungan
6 - Pemerintah Prov. Bali Konsultasi Publik Pengelolaan Sampah - Bidang Tata Lingkungan Tersebar di Prov. Bali 26 April 2010 s/d 24 Juli 2010 9,00 71.967.000,00 -
Badan Lingkungan Hidup
- Kegiatan Pengendalian Sampah
ORANG
BULAN (MM)
NI LAI KONTRAK
(Rp.)
2 4
PENGGUNA J ASA / SUMBER DANA PERIODE NO. LOKASI LI NGKUP LAYANAN NAMA PAKET PEKERJ AAN MITRA KERJ A

1 3 5 6 7 8 9
7 - Kementrian Pekerjaan Umum Rencana Tindak Penanganan Lingkungan - Bidang Tata Lingkungan Kab. Gianyar 19 April 2010 s/d 16 Agust 2010 13,00 244.483.000,00 -
Dirjen Cipta Karya Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar
- PPKPenataan Lingkungan
Permukiman (PLP) Sakter
Penataan Bangunan dan
Lingkungan Bali
8 - Pemerintah Kabupaten Badung Pemantauan Kawasan Suci - Bidang Tata Lingkungan Kabupaten Badung 14 April 2010 s/d 12 Juli 2010 7,00 34.903.000,00 -
Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung
- PPKKegiatan Monitoring dan
Evaluasi Pemanfaatan Ruang
di Kabupaten Badung
9 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang - Bidang Tata Lingkungan Kab. Karangasem 08 September 2010 s/d 06 Desember 2010 10,00 97.927.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Kawasan Besakih
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA/
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
10 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air MinumDesa Duda, Duda - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 11,90 291.000.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Timur dan Kec. Sidemen Kab. Karangasem
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA/
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
11 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Air MinumIKK Manggis - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Nop 2009 s/d 31 Desember 2009 15,30 341.000.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum di Kab. Karangasem
- Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA/
Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
12 - Pemerintah Kab. Tabanan Penyusunan Laporan Status Lingkungan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Tabanan 19 Oktober 2009 s/d 17 Desember 2009 9,50 74.497.500,00 -
Kantor Lingkungan Hidup Hidup Daerah
- Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Tabanan
2 4
MI TRA KERJ A NO. PENGGUNA J ASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJ AAN LINGKUP LAYANAN LOKASI PERIODE
ORANG
BULAN (MM)
NILAI KONTRAK
(Rp.)


1 3 5 6 7 8 9
13 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 3 September 2009 s/d 1 Desember 2009 7,40 87.505.000,00 -
Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng
- PPK/Kepala Kantor Lingkungan Hidup
Kabupaten Buleleng
14 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Statistik Pertambangan - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 9 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 93.893.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Batuan di Kab. Karangasem
- Kepala Bidang Pertambangan
15 - Departemen Pekerjaan Umum DEDSistemDrainase Kawasan - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 7 Juli 2009 s/d 6 Oktober 2009 14,00 283.459.000,00 -
Dirjen Cipta Karya Wisata Kuta Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung
- PPKPengembangan Infrastruktur
Metropolitan
16 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan DPPLHPembangunan Sistem - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 1 Juni 2009 s/d 29 Okt 2009 17,50 284.234.000,00 -
Dirjen SDABalai Wilayah Air Baku Telagawaja Di Kabupaten
Sungai Bali-Penida Karangasem
- PPKPerencanaan dan Program
17 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang - Bidang Tata Lingkungan Kota Denpasar 11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009 13,00 211.524.000,00 -
Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL Tukad Badung Kota Denpasar dan Bidang Inspeksi Teknis
- PPKPembinaan Teknis Bangunan
Gedung (PTBG) Satker Penataan
Bangunan dan Lingkungan Bali
18 - Dinas Pekerjaan Umum ReviewDesain Teknis Rehabilitasi Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 28 April 2009 s/d 27 Mei 2009 4,00 30.336.000,00 -
Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Jungut Batu
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Selaku Pejabat Pembuat Komitmen
19 - Pemerintah Prov. Bali Perencanaan Penyediaan Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 April 2009 s/d 22 Juli 2009 6,50 88.716.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Sanggalangit di Kab. Buleleng
- Kepala Bidang Sumber Daya Air
selaku Kuasa PA/Kuasa Pengguna
Barang DPU. Prov. Bali
20 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan Ded SistemDistribusi - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 2 April 2009 s/d 3 Juni 2009 13,20 225.420.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Air Bersih Telaga Waja
2 4
MI TRA KERJ A LOKASI PERIODE
ORANG
BULAN (MM)
NILAI KONTRAK
(Rp.)
NO. PENGGUNA J ASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJ AAN LINGKUP LAYANAN


1 3 5 6 7 8 9
21 - Pemerintah Kabupaten Badung Penyusunan Database Kegiatan - Bidang Inspeksi Teknis Kabupaten Badung 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009 5,00 44.660.000,00 -
Dinas Cipta Karya Keciptakaryaan
- Kepala Dinas Cipta Karya
Kabupaten Badung
22 - Pemerintah Kab. Karangasem Perencanaan Teknis Kegiatan Perbaikan Irigas - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 12 Pebruari 2009 s/d 12 Maret 2009 5,00 34.806.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Subak di Kec. Manggis dan Abang
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Karangasem/ Pengguna
Anggaran
23 - Pemerintah Kab. Karangasem DEDPerencanaan Jaringan Air Bersih / Air - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 11 Pebruari 2009 s/d 11 April 2009 3,00 29.914.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Minumdi Kecamatan Selat dan Sidemen
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kab. Karangasem/ Pengguna
Anggaran
24 Dinas Pekerjaan Umum DEDTeknik Pembangunan Tanggul - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 11 Nopember 2008 s/d 10 Des 2008 10,00 120.350.000,00 -
Kabupaten Klungkung Pengaman Pantai Lembongan
25 - Dep. Pekerjaan Umum Survey Kondisi Sungai-sungai Potensial - Bidang Inspeksi Teknis di Kawasan 10 Nopember 2008 s/d 24 Des 2008 4,50 39.395.000,00 -
- UPT Balai Pengelolaan di Kawasan Bali Utara Bali Utara
Infrastruktur Kawasan
Bali Utara
26 - Departemen Pekerjaan Umum Penyusunan Neraca DSDP - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan 9 September 2008 s/d 7 Desember 2008 3,00 46.420.000,00 -
Dirjen Cipta Karya SARBAGITA
- PPKPengembangan Infrastruktur
Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA
27 - Departemen Pekerjaan Umum DEDPilot Project Composting Bangli - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 6 Okt 2009 3,90 95.865.000,00 -
- Satker Pengembangan penyehatan dan Bidang Inspeksi Teknis
Lingk Permukiman Bali
28 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Buku Konsep Taman Bali/ - Bidang Inspeksi Teknis 28 Agustus 2008 s/d 11 Nop. 2008 5,50 19.900.000,00 -
Badan Lingkungan Hidup Bali Menuju pulau Taman
- (BLH)
2 4
MI TRA KERJ A LOKASI PERIODE
ORANG
BULAN (MM)
NILAI KONTRAK
(Rp.)
NO. PENGGUNA J ASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJ AAN LINGKUP LAYANAN


1 3 5 6 7 8 9
29 - Pemerintah Prov. Bali Pembuatan DEDPembangkit Listrik Tenaga - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008 13,00 173.283.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli
- Kepala Bidang Pertambangan
30 - Pemerintah Kab. Buleleng Penyusunan Status Lingkungan Hidup - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 4 Agustus 2008 s/d 2 Oktober 2008 125.050.000,00 -
Kantor Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng
31 - Departemen Pekerjaan Umum Outline Plan Drainase Kawasan Kuta - Bidang Inspeksi Teknis Kawasan Kuta 21 Juli 2008 s/d 22 Sept 2008 6,50 93.797.000,00 -
- Dirjen Cipta Karya dan Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung
Satker Pengembangan
Persampahandan Sanitasi Sarbagita
32 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 24 Juni 2008 s/d 22 Okt. 2008 12,00 172.227.000,00 -
Dirjen SDABalai Wilayah Hidrant di Kabupaten Buleleng
Sungai Bali-Penida
- PPKPerencanaan dan Program
33 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Evaluasi SistemPenyedian Air Baku - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 23 Juni 2008 s/d 21 Okt. 2008 14,50 174.718.000,00 -
Dirjen SDABalai Wilayah Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng
Sungai Bali-Penida
- PPKPerencanaan dan Program
34 - Pemerintah Prov. Bali Iventarisasi Kerusakan dan Bangunan - Bidang Inspeksi Teknis Prov. Bali 16 Juni 2008 s/d 12 Nop 2008 20,00 238.060.000,00 -
Badan Perenc. Pemb. Bali Pengaman Pantai Serta Teknis dan Inspeksi Teknis (tersebar)
Pengamanan Abrasi Pantai di Prov. Bali
35 - Pemerintah Provinsi Bali Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan - Bidang Tata Lingkungan Denpasar, 23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008 7,00 86.806.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum strategis Kota Denpasar, Kab. Tabanan, Kab. Tabanan,
- Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Kab, Badung Kab. Badung
Barang DPU. Provinsi Bali
36 - Pemerintah Prov. Bali Monitoring Perkembangan DAS SUBSWS - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 14 Mei 2008 s/d 24 Agustus 2008 8,50 93.582.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum 03.01.15 & 03.01.16 di Kab. Karangasem
37 - Pemerintah Prov. Bali Membuat Petunjuk O&P Untuk - Bidang Inspeksi Teknis Kab Gianyar 9 Mei 2008 s/d 6 Agustus 2008 9,00 47.465.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum D.I. Cengcengan Kab. Gianyar
2 4
MI TRA KERJ A LOKASI PERIODE
ORANG
BULAN (MM)
NILAI KONTRAK
(Rp.)
NO. PENGGUNA J ASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJ AAN LINGKUP LAYANAN


1 3 5 6 7 8 9
38 - Pemerintah Prov. Bali Kajian Penuruan Muka Air Danau Batur - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Bangli 30 April 2008 s/d 27 Agst 2008 91.762.000,00 -
(Bapedalda) Prov. Bali
39 - Pemerintah Kab. Badung Pemuktahiran SistemInformasi Tata Ruang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Badung 28 April 2008 s/d 28 Agust 2008 8,00 46.596.000,00 -
Badan Perencanaan di Kab. Badung
Pembangunan Daerah
40 - Dep. Pekerjaan Umum Penyusunan DEDInfrastruktur Pulau Kecil - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Klungkung 14 April 2008 s/d 12 Juli 2008 5,50 89.457.500,00 -
Dirjen Cipta Karya dan Kawasan Perdesaan Tertinggal di
- Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Nusa Penida Kabupaten Klungkung
Permukiman Bali/PPK Pengembangan
Kawasan Permukiman Perdesaan.
41 - Dirjen Cipta Karya Penyusunan UKL dan UPL Trashrack - Bidang Inspeksi Teknis Kota Denpasar 7 April 2008 s/d 6 Mei 2008 7,00 47.355.000,00 -
Satker PengebanganPersampahan Tukad Loloan
dan Sanitasi Sarbagita
42 - Pemerintah Prov. Bali Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur - Bidang Inspeksi Teknis 9 Kab./Kota 3 April 2008 s/d 25 Nop. 2008 9,00 48.190.000,00 -
(Bapedalda) Prov. Bali Tentang Lokasi Pembuangan Limbah Prov. Bali
43 - Dinas Pekerjaan Umum FS. Perbaikan Lingkungan Permukiman - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 17 Des. 2007 4,50 59.321.000,00 -
Kab. Karangasem di Kabupaten Karangasem
44 Dinas Pekerjaan Umum FS. Rehabilitasi Pantai Penunjang - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 14 Des. 2007 6,50 59.411.000,00 -
Kab. Karangasem Pariwisata
45 Dinas Pekerjaan Umum Perencanaan 1 Unit Embung Dusun Lean - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 7 Nopember 2007 s/d 16 Des 2007 8,50 84.714.000,00 -
Kab. Karangasem Desa Bunutan Kecamatan Abang
46 - Pemerintah Kabupaten Klungkung Perencanaan Teknis Rehabilitasi Bendung - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Karangasem 27 Juli 2006 s/d 12 Oktober 2006 4,50 75.250.000,00 -
Dinas Pekerjaan Umum dan Jaringan Irigasi DI. Cai
- Kepala Dinas Pekerjaan Umum/
Pengguna Anggaran
47 - Dep. Pekerjaan Umum Studi Identifikasi Pra Desain Embung Daerah - Bidang Inspeksi Teknis Kab. Buleleng 18 Juni 2005 s/d 20 Oktober 2005 6,00 93.582.000,00 -
Dirjen Sumber Daya Air Kritis Air Kabupaten Buleleng
- Kepala Satuan Kerja Sementara
Proyek Penyediaan Air Baku Bali
2 4
MI TRA KERJ A LOKASI PERIODE
ORANG
BULAN (MM)
NILAI KONTRAK
(Rp.)
NO. PENGGUNA J ASA / SUMBER DANA NAMA PAKET PEKERJ AAN LINGKUP LAYANAN



CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
C - 1
Tabel-tabel berikut ini merupakan uraian pengalaman kerja dari CV. Tri Matra
Disain untuk pekerjaan sejenis selama periode 10 (sepuluh) tahun terakhir.
2
C - 2

1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Buleleng
5 NILAI KONTRAK : Rp39.600.000
6 NO. KONTRAK : 600/1645/KLH
7 WAKTU PELAKSANAAN : 5 Oktober 2010 S/D 3 Desember 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader - Teknik Biologi / Kimia
Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia
Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan
J umlah
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Pemerinah Kabupaten Buleleng Kantor Lingkungan Hidup
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah
No.
1.
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 2,00
2 1,00
3 1,50
4,50

3
C - 3

2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kota Denpasar
5 NILAI KONTRAK : Rp39.600.000,0
6 NO. KONTRAK : 600/1645/KLH
7 WAKTU PELAKSANAAN : 5 Oktober 2010 s/d 3 Desember 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader - Teknik Arsitektur
Ahli Arsitektur - Ahli Arsitektur
Ahli Teknik Lingkungan - Teknik Lingkungan
Ahli Hukum - Ahli Hukum
J umlah
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.
CV. Tri Matra Disain
: Pemerintah Kota Denpasar Badan Perencanaan Pembanguan Daerah
Orang Bulan Orang Bulan
Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft Raperda RDTR Kecamatan Denpasar
Timur
No.
Penyesuaian Kajian Teknis dan Draft Raperda RDTR Kecamatan Denpasar
Timur
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
3 1,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1
2 2,00
4
3,00
1,00
7,00

4
C - 4
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kab. Badung
5 NILAI KONTRAK : Rp48,999,000.0
6 NO. KONTRAK : 027/1997/BAPPEDA LITBANG
7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 Juli 2010 s/d 16 Sept 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader - Teknik Arsitektur
Ahli Data Base - Ahli Informatika
J umlah
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Pemerintah Kabupaten Badung Dinas Cipta Karya
Pemutakhiran/ Updating Data Sarana dan Prasarana Pendidikan
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Pemutakhiran/ Updating Data Sarana dan Prasarana Pendidikan
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 2.00
2 1.00
3.00
5
C - 5
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem
5 NILAI KONTRAK : Rp166.863.000
6 NO. KONTRAK : 602.1/3609/DPU tanggal 16 Juni 2010
7 WAKTU PELAKSANAAN : 16 Juni 2010 s/d 14 Oktober 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan
Nama Perusahaan
- - -
Posisi
TeamLeader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan
Ahli Struktur/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil
Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - Teknik Penyehatan
Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi - Teknik Geodesi
Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil
JUMLAH
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta
Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
Orang Bulan Orang Bulan
Perencanaan SistemPenyediaan Air MinumIKK Abang Kabupaten Karangasem
No.
Perencanaan SistemPenyediaan Air MinumIKK Abang Kabupaten Karangasem
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
2 2,00
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 4,00
3,00
4 2,00
5 1,00
12,00

6
C - 6

1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung
5 NILAI KONTRAK : Rp97.900.000
6 NO. KONTRAK : 027/546/LH/2010 dan 096/TMD/KONT/VI/2010, tanggal 8 Juni 2010
7 WAKTU PELAKSANAAN : 8 Juni 2010 S/D 4 Nopember 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Ketua Tim - Teknik Lingkungan
Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan
Ahli Biologi - Ahli Biologi
Ahli Kimia - Ahli Kimia
J umlah 14,00
3 2,50
4 2,50
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 5,00
2 4,00
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Pemeriksaan Kualitas Lingkungan
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Pemeriksaan Kualitas Lingkungan
No.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Pemerintah Kabupaten Badung Badan Lingkungan Hidup
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10


7
C - 7
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Tersebar di Provinsi Bali
5 NILAI KONTRAK : Rp71.967.000
6 NO. KONTRAK : 027/1010/Bid. Was/2010 dan 26/KONT-CV. TMD/IV/2010, tanggal 26 April 2010
7 WAKTU PELAKSANAAN : 26 April 2010 S/D 24 Juli 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader (Ahli HukumLingkungan) - Ahli Hukum/ Teknik Lingkungan
Ahli Ilmu Lingkungan - Ahli Hukum
Ahli Kelembagaan - Ahli Hukum
J umlah
ASISTEN AHLI
Ass. Ahli Lingkungan
Ass. Ahli Kelembagaan
9,00
3,00
1 2,50
2 2,50
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
2 3,00
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Konsultasi Publik RAPERDA Pengelolaan Sampah
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
No.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Pemerintah Prov. Bali Badan Lingkungan Hidup
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

8
C - 8
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaen Gianyar
5 NILAI KONTRAK : Rp244.483.000,0
6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PK.PLP-PBL/57/2010
7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 April 2010 s/d 16 Agust 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader/Arsitektur - Teknik Arsitektur
Ahli Teknik Sipil - Teknik Sipil
Ahli Landscape - Teknik Planologi/Arsitektur
Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan
J umlah
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Kementrian Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya
Orang Bulan Orang Bulan
Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar
No.
Rencana Tindak Penanganan Lingkungan Terbuka Hijau Kabupaten Gianyar
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
3 3,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 4,00
2 3,00
4 3,00
13,00
9
C - 9
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem
5 NILAI KONTRAK : Rp97.927.000,0
6 NO. KONTRAK : 602.1/5918/DPU
7 WAKTU PELAKSANAAN : 08 September 2010 s/d 06 Desember 2010
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader - Teknik Planologi
Ahli Arsitektur - Teknik Arsitektur
Ahli Permukiman - Teknik Arsitektur
Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan
Ahli Transportasi - Teknik Sipil
Ahli Sosial Budaya - Teknik Planologi/Arsitektur
Ahli Ekonomi - Ekonomi Pembangunan
Ahli Hukum - Teknik Planologi/Arsitektur
J umlah
6 1,00
7 1,00
10,00
2 1,00
8 1,00
4 1,00
5 1,00
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
3 1,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Besakih
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Besakih
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.

10
C - 10
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem
5 NILAI KONTRAK : Rp291.000.000
6 NO. KONTRAK : 620.1/8734/DPU, Tanggal 11 Nopember 2009
7 WAKTU PELAKSANAAN : 11 Nov 2009 - 31 Des 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 7 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Penyehatan Lingkungan
Ahli Struktur/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil
Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - Teknik Lingkungan/Teknik Penyehatan
Ahli Pemetaan/Geodesi - Teknik Geodesi
Ahli ME/Teknik Mesin - Teknik Mesin
Ahli Geoteknik/Teknik Sipil/Geologi - Teknik Sipil / Geologi
Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil
JUMLAH
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta
Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
Orang Bulan Orang Bulan
Perencanaan Air MinumDesa Duda, Duda Timur dan Kec. Sidemen Kab.
Karangasem
No.
Perencanaan Air MinumDesa Duda, Duda Timur dan Kec. Sidemen Kab.
Karangasem
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
2 1,70
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 1,70
1,70
4 1,70
5 1,70
6 1,70
7 1,70
11,90

11
C - 11
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem
5 NILAI KONTRAK : Rp341.000.000
6 NO. KONTRAK : 602.1/8731/DPU, tanggal 11 Nopember 2009
7 WAKTU PELAKSANAAN : 11 Nov 2009 - 31 Des 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 9 Orang Bulan
Nama Perusahaan
- - -
Posisi
TeamLeader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Sipil / Pengairan/Penyehatan
Ahli Struktur/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil
Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - 1 - Teknik Penyehatan
Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - 2 - Teknik Penyehatan
Ahli Teknik Penyehatan Lingkungan - 3 - Teknik Penyehatan
Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi - Teknik Geodesi
Ahli ME/Teknik Mesin - Teknik Mesin
Ahli Geoteknik/Teknik Sipil/Geologi - Teknik Sipil
Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil
JUMLAH
4
5
1,70
1,70
6 1,70
8 1,70
9 1,70
15,30
7 1,70
2 1,70
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 1,70
1,70
Perencanaan Air MinumIKK Manggis di Kab. Karangasem
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Perencanaan Air MinumIKK Manggis di Kab. Karangasem
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan Cipta
Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
12
C - 12
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Buleleng
5 NILAI KONTRAK : Rp88.716.000
6 NO. KONTRAK : 602.1/1693/DPU dan 24/CV-TMD/IV/2009, Tanggal 24 April 2009
7 WAKTU PELAKSANAAN : 24 April 2009 - 22 Juli 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
- - -
Posisi
TeamLeader - Teknik Sipil
Ahli Hidrolika - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Desain / Struktur - Teknik Sipil
JUMLAH
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Sumber Daya Air
selaku Kuasa PA /Kuasa Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Perencanaan Penyediaan Air Baku Sanggalangit di Kab. Buleleng
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Perencanaan Penyediaan Air Baku Sanggalangit di Kab. Buleleng
No.
1.
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
2 2,00
3 1,50
6,50

13
C - 13
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem
5 NILAI KONTRAK : RP. 225.420.000,00
6 NO. KONTRAK : 602.1 / 1837 / DPU
7 WAKTU PELAKSANAAN : 2 April 2009 - 3 Juni 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 7 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader/Teknik Penyehatan Lingk. - Teknik Sipil
Ahli Konstruksi/Sipil Konstruksi - Teknik Sipil
Ahli Teknik Hidrologi/Sipil Hidro - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Pemetaan/Teknik Geodesi - Teknik Geodesi
Ahli ME/Teknik Mesin - Teknik Mesin
Ahli Geoteknik/Teknik Sipil/Geologi - Teknik Sipil
Ahli Cos Estimator - Teknik Sipil
JUMLAH
4 1,85
5 1,85
6 1,85
7 1,85
13,20
2 1,85
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 2,10
1,85
Pembuatan DED Sistem Distribusi Air Bersih Telaga Waja
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Pembuatan DED Sistem Distribusi Air Bersih Telaga Waja
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
Pemerintah Prov. Bali, Dinas Pekerjaan Umum, Kepala Bidang Tata Ruang dan
Cipta Karya selaku Kuasa PA / Pengguna Barang DPU. Prov. Bali
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
14
C - 14

1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Tabanan
5 NILAI KONTRAK : Rp74.497.500
6 NO. KONTRAK : 660.1/723/KLH dan 09/TMD-KONT/X/2009, tanggal 19 Oktober 2009
7 WAKTU PELAKSANAAN : 19 Oktober 2009 S/D 17 Desember 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Ketua Tim - Teknik Lingkungan
Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan
Ahli Hidrologi - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Biologi - Teknik Lingkungan
Ahli Sosial budaya - Ahli Sosial & Budaya
Kedokteran - Kedokteran
J umlah 9,51
1,50
4 1,50
6 1,50
5 1,50
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 2,00
2 1,51
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah
No.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Pemerintah Kab. Tabanan Kantor Lingkungan Hidup
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

15
C - 15
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten B uleleng
5 NILAI KONTRAK : Rp87.505.000
6 NO. KONTRAK : 600/1149/KLH/2009 dan 03/CV. TMD/IX/2009, tanggal 3 September 2009
7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 September 2009 S/D 1 Desember 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader - Teknik Biologi / Kimia
Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia
Ahli Sosial Budaya - Ahli Sosial / Antropologi
Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan
J umlah
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Pemerintah Kab. Buleleng Kantor Lingkungan Hidup
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Buleleng
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Status Lingkungan Hidup Daerah
No.
1.
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,0
2 2,0
3 1,2
4 1,2
7,4

16
C - 16
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta - Badung
5 NILAI KONTRAK : Rp283.459.000
6 NO. KONTRAK : Ku.08.08/PPLP. M-TMD/08.09
7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 Juli 2009 S/D 6 Oktober 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Teknik Drainase - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Geodesi / Pemetaan - Teknik Geodesi
Ahli Struktur Bangunan - Teknik Sipil
Ahli Mekanika Tanah / Geologi Teknik - Teknik Sipil
Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil
J umlah
ASSISTENAHLI
Ass. Ahli Muda Pengukuran / Geodesi
Ass. Ahli Muda Gambar
Ass. Ahl;I Muda Lab. Aulity Test
Ass. Ahli Muda Bor Master 1,00
14,00
4
1
2
4 x 2
3,00
1,00
2,00
4 2,00
6 2,00
3 1,00
5 2,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
2 3,00
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
DED Sistem Drainase Kawasan Wisata Kuta
No.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur
Metropolitan
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

17
C - 17
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem
5 NILAI KONTRAK : Rp284.234.000
6 NO. KONTRAK : HK.02.03/BWS-BP/PPR/09, tanggal 1 Juni 2009,
7 WAKTU PELAKSANAAN : 1 Juni 2009 S/D 29 Okt 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader - Teknik Sipil/Pengairan/Lingkungan
Ahli Sumber Dya Air - Teknik Sipil/Pengairan
Ahli Lingkungan - Teknik Lingkungan
Ahli Sosial Ekonomi dan Budaya - Ahli Sosiologi / Ekonomi Pertanian
Ahli Kimia - Ahli Biologi/Kimia
J umlah
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Departemen Pekerjaan UmumDirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida - PPK
Perencanaan dan Program
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Penyusunan DPPLH Pembangunan SistemAir Baku Telagawaja Di Kabupaten
Karangasem
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan DPPLH Pembangunan SistemAir Baku Telagawaja
No.
1.
5 2,0
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 5,0
2 3,0
3 4,5
4 3,0
17,5

18
C - 18
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kota Denpasar
5 NILAI KONTRAK : Rp211.524.000,0
6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PK.PTBG-PBL/28/2009
7 WAKTU PELAKSANAAN : 11 Mei 2009 s/d 7 Sept. 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader/Arsitektur - Teknik Arsitektur
Ahli Arsitektur - Teknik Arsitektur
Ahli Sipil - Teknik Sipil
Ahli Teknik Lingkungan - Teknik Lingkungan
Ahli Landscape - Teknik Plaologi / Arsitektur
J umlah
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya - Direktorat PBL
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang Tukad Badung Kota Denpasar
No.
Penyusunan Desain Kawasan Sepanjang Tukad Badung Kota Denpasar
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
3 2,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 4,00
2 3,00
4 2,00
5 2,00
13,00

19
C - 19
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung
5 NILAI KONTRAK : Rp44.660.000,0
6 NO. KONTRAK : 49 Tahun 2009 dan 20/II/CV.TRI MATRA DISAIN/09
7 WAKTU PELAKSANAAN : 20 Februari 2009 s/d 21 Mei 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 5 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader - Teknik Arsitektur/Sipil
Ahli Arsitektur - Teknik Arsitektur
J umlah 5,00
2 2,00
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
Penyusunan Database Kegiatan Keciptakaryaan
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Database Kegiatan Keciptakaryaan
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Pemerintah Kabupaten Badung Dinas Cipta Karya
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.

20
C - 20
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Karangasem
5 NILAI KONTRAK : Rp29.914.000
6 NO. KONTRAK : 602.1/1050/DPU/2009, tanggal 17 Pebruari 2009
7 WAKTU PELAKSANAAN : 17 Feb 2009 - 17 April 2009
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan
Nama Perusahaan
- - -
Posisi
TeamLeader - Teknik Sipil
Ahli Hidrolika - Teknik Sipil / Pengairan
JUMLAH 3,00
2 1,00
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 2,00
DED Perencanaan Jaringan Air Bersih/ Air Minumdi Kec. Selat dan Sidemen
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
DED Perencanaan Jaringan Air Bersih/ Air Minumdi Kec. Selat dan Sidemen
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
Pemerintah Kabupaten Karangasem- Dinas Pekerjaan Umum
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
21
C - 21
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kawasan SARBAGITA
5 NILAI KONTRAK : Rp46.420.000
6 NO. KONTRAK : KU.08.09/PIPSS-TMD/27.08, tanggal 9 September 2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 9 September 2008 S/D 7 Desember 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 2 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader / Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi
J umlah
ASSITEN AHLI
Ass. Ahli Akuntansi - Ekonomi Akuntansi
3,00
1 3,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Penyusunan Neraca DSDP
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Neraca DSDP
No.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Departemen Pekerjaan UmumDirjen Cipta Karya - PPK Pengembangan Infrastruktur
Persampahan dan Sanitasi SARBAGITA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
22
C - 22
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Bangli
5 NILAI KONTRAK : Rp95.865.000
6 NO. KONTRAK : KU.08,08/PPLP.M-TMD/10.09
7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 Agustus 2008 S/D 6 Okt 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader (Ahli HukumLingkungan) - Ahli Hukum/ Teknik Lingkungan
Ahli Ilmu Lingkungan - Teknik Lingkungan
Ahli Kelembagaan - Ahli Hukum
J umlah
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Departemen Pekerjaan Umum- Satker Pengembangan Penyehatan Lingk
Permukiman Bali
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
DED Pilot Project Composting Bangli
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
DED Pilot Project Composting Bangli
No.
1.
3,90
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 1,30
2 1,30
3 1,30
23
C - 23
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Bangli
5 NILAI KONTRAK : Rp173.283.000
6 NO. KONTRAK : 602.1/85/DPU-TB/2008 dan 28/TMD-KONT/VIII/2008 tanggal 28 Agustus 2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 Agustus 2008 s/d 25 Nop. 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 6 Orang Bulan
Nama Perusahaan
- - -
Posisi
TeamLeader/Ketua Tim - Teknik Sipil Mesin / Elektro / Sipil
Ahli Teknik Mesin / Elektro - Teknik Mesin / Elektro
Ahli Sipil (Struktur) - Teknik Sipil
Ahli Geologi - Teknik Geologi
Ahli Geodesi - Teknik Geodesi
Ahli Hidrologi - Teknik Geologi / Sipil / Pengairan
JUMLAH
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
Pemerintah Prov. Bali Dinas Pekerjaan UmumKepala Bidang Pertambangan
Orang Bulan Orang Bulan
Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli
No.
Pembuatan DED Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Kab. Bangli
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
2 2,50
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
2,00
6 1,50
13,00
4 2,00
5 2,00
24
C - 24

1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kawasan Kuta
5 NILAI KONTRAK : Rp93.797.000,00
6 NO. KONTRAK : KU.08.08/PIPSS-TMD.22.08, tanggal 21 Juli 2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 21 Juli 2008 s/d 18 September 2008 (60 hari kalender)
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Ketua Team/ TeamLeader - Teknik Lingkungan
Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Estimasi Biaya - Teknik Sipil
J umlah
ASSISTENAHLI
Ass. Ahli Drainase Perkotaan - Teknik Sipil / Pengairan
Ass. Ahli Sungai - Teknik Sipil / Pengairan
1,5 3
1
2
1,0
1,0
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Departemen Pekerjaan UmumDirjen Cipta Karya, Satker Pengembangan
Infrastruktur Persampahan dan Sanitasi Sarbagita
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Outline Plan Drainase Kuta
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Outline Plan Drainase Kuta
No.
1.
6,50
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 2,0
2 1,5
4 1,5



25
C - 25
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kab. Buleleng
5 NILAI KONTRAK : Rp172.227.000
6 NO. KONTRAK : KU. 08.08/BWS-BP/PPR/18, tanggal 24 Juni 2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 24 Juni 2008 - 22 Oktober 2008 (4 Bulan)
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
- - -
Posisi
TeamLeader - Teknik Sipil
Ahli Mekanikal - Teknik Mesin
Ahli Irigasi - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Geologi - Teknik Sipil / Geologi
JUMLAH
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Dep. Pekerjaan Umum, Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa Hidrant di Kabupaten Buleleng
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Studi Identifikasi dan Detail Desain Pompa Hidrant di Kabupaten Buleleng
No.
1.
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 4,00
2 3,00
3 2,50
4 2,50
12,00

26
C - 26
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kab. Buleleng
5 NILAI KONTRAK : Rp174.718.000
6 NO. KONTRAK : Kontrak No. : KU. 08.08/BWS-BP/PPR/15, tanggal 23 Juni 2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 23 Juni 2008 - 21 Oktober 2008 (4 Bulan)
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) : -
ALAMAT : -
NEGARA ASAL : -
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 7 Orang Bulan
Nama Perusahaan
- - -
Posisi
TeamLeader - Teknik Sipil
Ahli Desain / Hidrolika - Teknik Mesin
Ahli Geodesi - Teknik Geodesi
Ahli Hidrologi - Teknik Sipil / Pengairan
Ahli Hidrogeologi - Teknik Sipil / Geologi
Ahli Sosial Ekonomi dan Lingkungan - Ekonomi Pembangunan
Ahli Mekanikal & Elektrikal - Teknik Mesin
JUMLAH
4 1,50
5 1,50
6 1,00
7 1,00
14,50
2 3,50
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 4,00
2,00
Studi Evaluasi SistemPenyedian Air Baku Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Studi Evaluasi SistemPenyedian Air Baku Mata Air Pejarakan di Kab. Buleleng
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
Departemen Pekerjaan Umum, Dirjen SDA Balai Wilayah Sungai Bali-Penida
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
27
C - 27
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung
5 NILAI KONTRAK : Rp86.806.000,0
6 NO. KONTRAK : 602.1/3528/DPU
7 WAKTU PELAKSANAAN : 23 Mei 2008 s/d 19 Sept 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Team Leader - Teknik Arsitektur/Sipil
Ahli Arsitektur - Teknik Arsitektur
Ahli Sipil - Teknik Sipil
J umlah
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Pemerintah Provinsi Bali Dinas Pekerjaan Umum
Orang Bulan Orang Bulan
Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan strategis Kota Denpasar, Kab.
Tabanan,
No.
Pemantuan pemanfaatan ruang kawasan strategis Kota Denpasar, Kab.
Tabanan,
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
3 1,50
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 4,00
2 1,50
7,00

28
C - 28
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kabupaten Badung
5 NILAI KONTRAK : Rp46.596.000,0
6 NO. KONTRAK : 027/2149/Bappeda dan 28/TMD-KONT/IV/2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 28 April 2008 s/d 28 Agust 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Ahli Sistem Informasi Geografi - Managemen Informatika
Ahli Programer - Teknik Informatika
J umlah 8,00
2 4,00
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 4,00
Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang di Kab. Badung
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Pemuktahiran Sistem Informasi Tata Ruang di Kab. Badung
No.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Pemerintah Kab. Badung Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.

29
C - 29
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Kab. Klungkung
5 NILAI KONTRAK : Rp89.457.500,0
6 NO. KONTRAK : KU.08.08/SPK-PKP/70
7 WAKTU PELAKSANAAN : 14 April 2008 s/d 12 Juli 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA )
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
Ketua Tim / Team leader - Teknik Sipil / Lingkungan
Ahli Arsitektur - Teknik Arsitektur
J umlah
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
1.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJA SEJENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
: Dep. Pekerjaan Umum Dirjen Cipta Karya
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil dan Kawasan Perdesaan
Tertinggal di Nusa Penida Kabupaten Klungkung
No.
Penyusunan DED Infrastruktur Pulau Kecil dan Kawasan Perdesaan
Tertinggal di Nusa Penida Kabupaten Klungkung
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,00
2 2,50
5,50

30
C - 30
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : SARBAGITA
5 NILAI KONTRAK : Rp47.355.000
6 NO. KONTRAK : Ku.08.09/PIPSS-TMD/02/2008, Tanggal 7 April 2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 7 April 2008 S/D 6 Mei 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 4 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader/Ahli Lingkungan - Teknik Sipil
Ahli Teknik Sipil Struktur / Hidrologi - Teknik Sipil/Pengairan
Ahli Sosial - Teknik Kelembagaan
Ahli Sungai - Teknik Sipil/Pengairan
J umlah
ASSITENAHLI
Ass. Ahli Teknik Mekanika dan Elektrikal - Teknik M&E
Ass. Ahli Teknik Kimia - Teknik Kesehatan
Ass. Ahli Teknik Mikrobiologi - Teknik Kesehatan
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
DPU-Dirjen Cipta Karya - Satker PengebanganPersampahan dan Sanitasi Sarbagita
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan UKL dan UPL Trashrack Tukad Loloan
No.
1.
4,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 1,00
2 1,00
3 1,00
4 1,00
1 1,00
2
3
0,75
0,75

31
C - 31
1. :
2. NAMA PEKERJAAN :
3. LINGKUP PRODUK UTAMA :
4 LOKASI PROYEK : Provinsi Bali
5 NILAI KONTRAK : Rp48.190.000
6 NO. KONTRAK : 027/179/Bid III/Bapedalda, 3 April 2008
7 WAKTU PELAKSANAAN : 3 April 2008 S/D 25 Nop. 2008
8 NAMA PEMIMPIN KEMITRAAN (JIKA ADA ) :
ALAMAT :
NEGARA ASAL :
9 JUMLAH TENAGA AHLI : Tenaga Ahli Asing : - Orang Bulan
: Tenaga Ahli Indonesia : 3 Orang Bulan
Nama Perusahaan
Posisi
TeamLeader (Ahli Lingkungan) - Teknik Lingkungan
Ass. Ahli Hukum - Ahli Hukum
Ass. Ahli Sosial Ekonomi - Ahli Ekonomi
J umlah
3,0
9,00
No. Keahlian Jumlah Orang Bulan
1 3,0
2 3,0
3
TENAGA AHLI TETAP YANG TERLIBAT :
Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah
Jumlah Tenaga Ahli
Tenaga Ahli Asing Tenaga Ahli Indonesia
Orang Bulan Orang Bulan
Penyusunan Kajian Peraturan Gubenur Tentang Lokasi Pembuangan Limbah
No.
1.
URAIAN PENGALAMAN KERJ A SEJ ENIS
10 (SEPULUH) TAHUN TERAKHIR
CV. Tri Matra Disain
dst.
2.
3.
PENGGUNA JASA
Pemerintah Prov. Bali - (Bapedalda) Prov. Bali
PERUSAHAAN MITRA KERJA 10

CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
D - 1
Setelah melalui proses pemahaman dan penelaahan terhadap Kerangka Acuan Kerja
serta setelah melalui proses penjelasan oleh panitia lelang maka berikut ini akan
disampaikan beberapa hal mengenai tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja oleh
CV. TRI MATRA DISAIN dengan maksud untuk menyamakan persepsi untuk
kesempurnaan dan menjadikan preseden baik atau nilai tambah bagi konsultan.
Adapun tanggapan konsultan terhadap pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
D.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
(KAK)
1. Tanggapan dan Saran Secara Umum Terhadap KAK
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, konsultan akan tetap berpedoman pada
lingkup pekerjaan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja/Term Of Reference
(KAK) pekerjaan tersebut. Secara umum Kerangka Acuan Kerja yang ada
telah memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai tujuan dan sasaran
kegiatan, batasan dan lingkup pekerjaan, dan apa saja yang harus dilakukan
oleh konsultan dalam melaksanakan pekerjaan ini serta output/keluaran yang
harus dihasilkan pada akhir kegiatan ini nantinya.
Beberapa masalah yang belum jelas dan belum dimengerti telah diajukan
pada waktu penjelasan pekerjaan/Aanwijzing dan sudah dijawab langsung
oleh pemilik pekerjaan serta jawaban atas penjelasan tersebut juga disajikan
dalam bentuk berita acara penjelasan pekerjaan. Jadi pada umumnya
konsultan telah mengerti betul apa yang menjadi tugas dari konsultan dan
tentunya tidak tertutup kemungkinan akan meminta penjelasan lagi kepada
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
D - 2
pemberi kerja dikemudian hari apabila pada waktu pelaksanaan timbul
masalah yang sebelumnya tidak atau belum muncul.
2. Tanggapan Terhadap Lingkup Pekerjaan
Konsultan CV. TRI MATRA DISAIN menyadari bahwa keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada
Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana ini akan tercapai jika
memahami dengan seksama terhadap apa yang dimaksud di dalam Kerangka
Acuan Kerja. Dengan demikian keseluruhan lingkup pekerjaan yang masuk
didalamnya bisa terlaksana sepenuhnya dengan baik, dan sasaran dari
pekerjaan yang diharapkan bisa tercapai dengan tepat waktu. Dan konsultan
cukup memahami apa yang disajikan dalam KAK, maupun penjelasan-
penjelasan yang disampaikan dalam rapat penjelasan yang telah dilakukan.
Jenis-jenis kegiatan yang harus dilaksanakan dalam studi ini telah dijabarkan
secara rinci dalam KAK. Dan setelah mempelajari, maka Konsultan
menanggapi bahwa sebenarnya item pekerjaan yang tercantum dalam KAK
cukup banyak dan cukup luas, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan
nantinya konsultan akan lebih cermat dalam menentukan metode
pelaksanaan agar semua item kegiatan yang harus terlaksana tidak ada yang
terlewatkan atau item pekerjaan yang tumpang tindih. Dengan demikian
keluaran yang diharapkan dari pelaksanaan studi ini dapat tercapai sesuai
dengan alokasi waktu, biaya dan mutu pekerjaan.
3. Tanggapan Terhadap Waktu Kegiatan
Dalam Kerangka Acuan Kerja telah ditetapkan bahwa jangka waktu
pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada
Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembran ini adalah 3 (tiga) bulan atau
900 (sembilan puluh) hari kalender memang terlihat cukup pendek apalagi
melihat volume pekerjaan yang meliputi kajian semua aspek baik teknis,
lingkungan dan ekonomi. Akan tetapi dengan pengalaman konsultan dengan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
D - 3
dalam penanganan dan dukungan Tenaga Ahli yang cukup berpengalaman
dalam bidangnya, maka konsultan dalam hal ini akan menerapkan strategi
penanganan pekerjaan secara terprogram dan terkoordinasi.
Untuk mengantisipasi padatnya kegiatan yang harus dilakukan oleh
konsultan, maka dalam penyusunan Bagan Alir dan Jadwal Pelaksanaan,
Jadwal Personil dan Jadwal Penggunaan Alat harus sangat hati-hati dan
harus konsekuen dengan Jadwal masing-masing, agar tidak terdapat kegiatan
yang mundur. Apabila ada kegiatan yang mundur maka semua kegiatan yang
telah disusun tidak akan berjalan sesuai dengan kehendak.
Konsultan akan berusaha memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang
disediakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan kualitas seperti yang
diharapkan, dengan dukungan dari berbagai pihak yang terkait dengan
pekerjaan ini.
D.2. Tanggapan dan Saran Terhadap Personil/Fasilitas Pendukung dari PPK
Uraian mengenai Tenaga Ahli seperti yang disyaratkan dalam KAK, baik
mengenai jenis keahlian, maupun kualifikasi pendidikan, serta pengalaman
personil, menurut Konsultan telah sesuai dengan lingkup kegiatan yang dituntut
dalam studi ini. Dalam hal ini konsultan akan mengusulkan Tenaga Ahli dengan
pendidikan (S1) sesuai bidang keahliannya, bersertifikat sebagai Tenaga Ahli
yang dikeluarkan Asosiasi Keahlian atau Badan/Lembaga yang berwenang serta
memiliki pengalaman sesuai bidang keahlian untuk menangani pekerjaan
sejenis.
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah
menyediakan fasilitas meliputi :
Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan
dukungan dengan instansi terkait.
Peminjaman referensi yang ada pada proyek.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
D - 4
Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan
Kewajiban Konsultan.
Konsultan menanggapi bahwa kebutuhan akan fasilitas dan peralatan yang
disediakan oleh pihak pemrakarsa pekerjaan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 1
E.1. Umum
Dengan didasari atas konsistensi pemahaman dan penyampaian tanggapan
Kerangka Acuan Kerja, selanjutnya konsultan membuat usulan inovasi terhadap
penyempurnaan dari KAK serta menyusun pendekatan dan metode pelaksanaan
yang sesuai. Untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan harapan dan
untuk kelancaran serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan, maka kegiatan
yang paling pokok adalah dengan pendekatan operasional, pendekatan teknis dan
penyusunan metodologi pelaksanaan pekerjaan. Uraian teknis pelaksanaan
pekerjaan ini menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan.
1. Latar Belakang
Berdasarkan Permen Kelautan dan Perikanan No.12 Tahun 2010
tentang Minapolitan, bahwa pembangunan ekonomi Kelautan dan Perikanan
perlu dikembangkan kawasan minapolitan untuk meningkatkan efisiensi dan
mengoptimalisasi keunggulan komparatif dan kompetitif daerah sesuai
dengan eksistensi kegiatan pra produksi, produksi, pengolahan dan/atau
pemasaran secara terpadu, holistic dan berkelanjutan. Kawasan Minapolitan
adalah kawasan yang terdiri dari satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah
perdesaan sebagai sistem produksi perikanan dan pengelolaan sumberdaya
alam tertentu yang ditujukan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarkis
keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis. Konsepsi
pengembangan kawasan minapolitan dalam penataan ruang diarahkan untuk
memberikan arahan pengelolaan tata ruang suatu kawasan perikanan sebagai
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 2
pusat pertumbuhan ekonomi berbasis perikanan denganpendekatan dan
sistem manajemen kawasan berdasarkan prinsip prinsip : integrasi,
efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi. Perencanaan pengembangan kawasan
perikanan terpadu dalam kawasan Minapolitan merupakan upaya untuk
memanfaatkan potensi yang ada dan mengatasi permasalahan yang terkait
dengan sarana dan prasarana pendukung usaha sistem agribisnis perikanan
terpadu.
Pengembangan Kawasan Minapolitan merupakan pembangunan
ekonomi berbasis Kelatan dan Perikanan yang dirancang dan dilaksanakan
dengan mensinergiskan berbagai potensi yang ada untuk mendorong
berkembangnya system dan usaha Kelautan dan Perikanan yang berdaya
saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi yang
digerakkan dan difasilitasi oleh Pemerintah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32
Tahun 2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan, Kabupaten Jembrana
termasuk ke dalam 197 Kabupaten / Kota sebagai daerah pengembangan
Kawasan Minapolitan. Sesuai Keputusan Bupati Jembrana No.
665/PKL/2011 tentang Penetapan Lokasi Minapolitan di Kabupaten
Jembrana, lokasinya berada di Kecamatan Negara, Jembrana, Melaya,
Mendoyo dan Pekutatan. Zona Inti Kawasan Minapolitan terletak di
Pengambengan, Kecamatan Negara dan hal ini juga telah dituangkan dalam
Raperda RTRW Kabupaten Jembrana dengan pertimbangan di kawasan
tersebut telah berkembang kegiatan Perikanan yang telah dilengkapi
Pelabuhan Perikanan Nusantara. Kawasan Pengambengan dengan potensinya
juga ditetapkan sebagai salah satu pusat pelayanan atau kawasan perkotaan
dengan fungsi sebagai PPK yang sekaligus merupakan kawasan strategis
Kabupaten.
Terkait dengan Kebijakan Perda No.16 Tahun 2006 tentang RTRW
Provinsi Bali, maka Penetapan Kawasan Minapolitan Pengambengan akan
terintegarasi dengan Kawasan Industri Pengambengan yang merupakan
Kawasan Strategis Provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 3
wilayah. Sebagai implementasi dari ditetapkannya Kabupaten Jembrana
sebagai Kawasan Minapolitan, maka Pemerintah Kabupaten Jembrana Tahun
Anggaran 2013 melaksanakan Kegiatan Penyusunan Detail Engineering
Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan, sebagai pengembangan /
penjelasan dari apa yang telah tertuang dalam Kajian Masterplan Kawasan
Minapolitan Kabupaten Jembrana. Penyusunan DED ini diserasikan,
diselaraskan dan diseimbangkan dengan RTRWP Bali dan RTRWK
Jembrana serta keserasian, keselarasan dan keseimbangan dengan daya
dukung ekosistem, fungsi pemanfaatan dan fungsi perlindungan dimensi
ruang dan waktu, teknologi social budaya serta fungsi pertahanan dan
keamanan.
2. Maksud Tujuan dan Sasaran
Maksud dan tujuan penyusunan kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
adalah sebagai acuan dan petunjuk bagi konsultan menyusun Perencanaan
teknis dalam melaksanakan kegiatan perencanaan untuk menyiapkan
dokumen lelang.
Sasaran kegiatan penyusunan Dokumen Detail Engineering Design (
DED ) adalah tersusunnya DED pada Kawasan Inti Minapolitan berdasarkan
skenario terpilih yang mencakup fungsi kawasan Zona Inti yang merupakan
sentra pelayanan dan jasa kawasan serta pusat pengelolaan dan
pengembangan minapolitan.
E.2. Pengertian dan Defenisi
Definisi Minapolitan
Minapolitan terdiri dari kata mina dan kata politan (polis). Mina berarti
ikandan Politan berarti kota, sehingga Minapolitan dapat diartikan sebagai
kota perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah
kota.
Disebutkan dalam Keputusan Menteri No. 12 Tahun 2010, Minapolitan adalah
konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 4
berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.
Sedangkan Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai
fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran
komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan 'minapolitan adalah kota perikanan
yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya system dan usaha
perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan
pembangunan ekonomi daerah sekitarnya
Kota perikanan dapat merupakan kota menengah, atau kota kecil atau kota
kecamatan atau kota perdesaan atau kota nagari yang berfungsi sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi yang mendorong pertumbuhan pembangunan
perdesaan dan desa-desa hinterlan atau kawasan sekitarnya melalui
pengembangan ekonomi, yang tidak terbatas sebagi pusat pelayanan sektor
peri kanan, tetapi juga pembangunan sektor secara luas seperti usaha
perikanan (on farm dan off farm), industri kecil, pariwisata, jasa pelayanan
dll.
Kota perikanan (minapolitan) berada dalam kawasan pemasok hasil perikanan
(sentra produksi perikanan) yang mana kawasan tersebut memberikan
kontribusi yang besar terhadap mata pencarian dan kesejahteraan
masyarakatnya. Selanjutnya kawasan perikanan tersebut (termasuk kotanya)
disebut dengan kawasan minapolitan.
Tujuan dan Sasaran Kawasan Minapolitan
1) Tujuan
Menurut KepMen No.12 Tahun 202 tentang Minapolitan, minapolitan
dilaksanakan dengan tujuan:
- Meningkatkan produksi, produktivitas, dan kualitas produk kelautan dan
perikanan;
- Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolah
ikan yang adil dan merata; dan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 5
- Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi di daerah.
2) Sasaran
Dalam KepMen No.12 Tahun 202 tentang Minapolitan, sasaran pelaksanaan
Minapolitan, meliputi:
- Meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat kelautan dan perikanan
skala mikro dan kecil, antara lain berupa:
Penghapusan dan/atau pengurangan beban biaya produksi,
pengeluaran rumah tangga, dan pungutan liar;
Pengembangan sistem produksi kelautan dan perikanan efisien untuk
usaha mikro dan kecil;
Penyediaan dan distribusi sarana produksi tepat guna dan murah bagi
masyarakat;
Pemberian bantuan teknis dan permodalan; dan/atau
Pembangunan prasarana untuk mendukung sistem produksi,
pengolahan, dan/atau pemasaran produk kelautan dan perikanan.
- Meningkatkan jumlah dan kualitas usaha kelautan dan perikanan skala
menengah ke atas sehingga berdaya saing tinggi, antara lain berupa:
deregulasi usaha kelautan dan perikanan;
pemberian jaminan keamanan dan keberlanjutan usaha dan
investasi;
penyelesaian hambatan usaha dan perdagangan (tarif dan non-tarif
barriers);
pengembangan prasarana untuk mendukung sistem produksi,
pengolahan, dan/atau pemasaran; dan
pengembangan sistem insentif dan disinsentif ekspor-impor produk
kelautan dan perikanan.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 6
- Meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak
ekonomi regional dan nasional, antara lain berupa:
pengembangan sistem ekonomi kelautan dan perikanan berbasis
wilayah;
pengembangan kawasan ekonomi kelautan dan perikanan
di daerah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi lokal;
revitalisasi sentra produksi, pengolahan, dan/atau
pemasaran sebagai penggerak ekonomi masyarakat; dan
Pemberdayaan kelompok usaha kelautan dan perikanan di
sentra produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran.
Ciri Kawasan Minapolitan
Suatu kawasan Minapolitan yang sudah berkembang memiliki ciri
sebagai berikut:
1) Sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut memperoleh
pendapatan dari kegiatan perikanan (minabisnis);
2) Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh
kegiatan perikanan, termasuk di dalamnya usaha industri
pengolahan hasil perikanan, perdagangan hasil perikanan
(termasuk perdagangan untuk tujuan ekspor), perdagangan
minabisnis hulu (sarana perikanan dan permodalan, minawisata
dan jasa pelayanan);
3) Hubungan antara kota dan daerah-daerah hinterland/ daerah-
daerah sekitarnya di kawasan minapolitan bersifat
interdependensi/timbal balik yang harmonis, dan saling
membutuhkan, dimana kawasan perikanan mengembangkan
usaha budidaya (on farm) dan produk olahan skala rumah
tangga (off farm), sebaliknya kota menyediakan fasilitas untuk
berkembangnya usaha budidaya dan minabisnis seperti
penyediaan sarana perikanan, modal, teknologi, informasi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 7
pengolahan hasil dan penampungan (pemasaran) hasil produksi
perikanan;
4) Kehidupan masyarakat di kawasan minapolitan mirip dengan
suasana kota karena keadaan sarana yang ada di Kawasan
Minapolitan tidak jauh berbeda dengan di kota.
Persyaratan Kawasan Minapolitan
Suatu wilayah dapat dikembangkan menjadi suatu Kawasan
Minapolitan dengan persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki sumberdaya lahan/perairan yang sesuai untuk
pengembangan komoditas perikanan yang dapat dipasarkan atau
telah mempunyai pasar, serta berpotensi atau telah berkembang
diversifikasi usaha dari produk unggulannya. Pengembnagan
kawasan tersebut tidak saja menyangkut kegiatan budidaya
perikanan (on farm) tetapi juga off farm; yaitu mulai pengadaan
sarana dan prasarana perikanan. Kegiatan pengolahan hasil
perikanan sampai dengan pemsaran hasil perikanan serta kegiatan
penunjang.
2) Memiliki berbagai sarana dan prasarana Minabisnis yang memadai
untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha minabisnis
yaitu:
- Pasar, baik pasar untuk hasil perikanan, psara sarana perikanan
maupun pasar jasa pelayanan termasuk pasar lelang, cold
storage dan prosessing hasil perikanan sebelum dipasarkan;
- Lembaga Keuangan (perbankan dan non perbankan) sebagai
sumber modal untuk kegiatan minabisnis;
- Memiliki kelembagaan pembudidayaan ikan yang dinamis dan
terbuka pada inovasi baru, yang diharapkan dapat berfungsi
sebagai Sentra Pembelajaran dan Pengembangan Minabisnis
(SPPM). Kelembagaan pembudidaya disamping sebagai
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 8
pusat pembelajaran (pelatihan), juga diharapkan
kelembagaan pembudidaya ikan dengan pembudidaya ikan
disekitarnya merupakan Inti-Plasma dalam usaha minabisnis;
- Balai Benih Ikan, Unit Perbenihan Rakyat yang berfungsi
sebagai penyumpai induk dan penyedia benih untuk
kelangsungan kegiatan budidaya ikan.
- Penyuluhan dan bimbingan teknologi minabisnis, untuk
mengembangkan teknologi tepat guna yang cocok untuk
daerah Kawasan Minapolitan;
- Jaringan jalan yang memadai dan aksesibilitas dengan daerah
serta sarana irigasi, yang kesemuanya untuk mendukung
usaha perikanan yang effisien
3) Memiliki sarana dan prasarana umum yang memadai seperti
transportasi, jaringan listrik, telekomunikasi, air bersih dll.
4) Memiliki sarana dan prasarana kesejahteraan sosial/masyarakat
yang memadai seperti kesehatan, pendidikan, kesenian, rekreasi,
perpustakaan, swalayan dll
5) Kelestarian lingkungan hidup baik kelestarian sumber daya alam,
kelestarian sosial budaya maupun keharmonisan hubungan kota
dan desa terjamin
Batasan Kawasan Minapolitan
Batasan suatu kawasan Minapolitan tidak ditentukan oleh batasan
administratif pemerintah (DesafKelurahan, Kecamatan, Kabupaten,
dsb) tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan economic of
scale dan economic of scope. Karena itu, penetapan Kawasan
Minapolitan hendaknya dirancang secara lokal dengan
memperhatikan realitas perkembangan Minabisnis yang ada di
setiap daerah. Dengan demikian bentuk dan luasan kawasan
minapolitan dapat meliputi satu wilayah Desa/Kelurahan atau
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 9
Kecamatan atau beberapa Kecamatan dalam Kabupaten/Kota atau
dapat juga meliputi wilayah yang dapat menembus wilayah
Kabupaten/Kota lain berbatasan. Kotanya dapat berupa Kota Desa
atau Kota Nagari atau Kota Kecamatan atau Kota Kecil atau Kota
Menengah. Abstraksi Kawasan Minapolitan tersebut dapat
digambarkan secara skematis pada gambar dibawah ini :
Sasaran dan langkah-langkah strategis
Program Nasional Minapolitan mempunyai 3 sasaran utama yakni
menguatnya ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan
perikanan skala kecil, usaha kelautan dan perikanan kelas menengah
ke atas makin bertambah dan berdaya saing tinggi dan sektor kelautan
dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional. sementara untuk
mencapai tujuan kebijakan pembangunan sektor kelautan dan
perikanan dengan konsep minapolitan dilaksanakan melalui Program
Nasional Minapolitan dan Peningkatan Produksi Kelautan dan
Perikanan dengan langkah-langkah strategis antara lain menggerakkan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 10
produksi di sentra-sentra produksi unggulan pro usaha kecil di bidang
perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan.
Kedua Mengembangkan Kawasan Minapolitan dengan cara
mengintegrasikan sentra-sentra produksi menjadi kawasan ekonomi
unggulan daerah, ketiga pendampingan usaha dan bantuan teknis di
sentra-sentra produksi unggulan serta keempat pengintegrasian
Kebijakan Makro lintas sektoral, pusat dan daerah
Karakteristik dan Persyaratan Kawasan Minapolitan
Karakteristik kawasan minapolitan adalah terdiri dari sentra-sentra
produksi dan perdagangan berbasis kelautan dan perikanan dan
mempunyai multiplier effect tinggi terhadap perekonomian di daerah
sekitarnya. Kedua mempunyai keanekaragaman kegiatan ekonomi,
perdagangan, jasa, kesehatan, dan sosial yang saling mendukung, dan
mempunyai sarana dan prasarana memadai sebagai pendukung
keanekaragaman aktivitas ekonomi sebagaimana layaknya sebuah
kota. Persyaratan Kawasan Minapolitan meliputi:
1) Komoditas Unggulan,
2) Letak Geografis,
3) Sistem dan Mata rantai Produksi: Hulu dan Hilir,
4) Fasilitas Pendukung Utama,
5) Kelayakan lingkungan, dan
6) Komitmen Daerah
Untuk dapat mengakomodasi kebutuhan pembangunan, pengembangan
minapolitan dijadikan acuan utama dalam penyusunan kebijakan dan
pelaksanaan pengembangan minapolitan akan dilaksanakan secara
bertahap.
a. Arah Kebijakan Pengembangan Konsep Minapolitan Di
Indonesia
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 11
Potensi dan Tantangan
Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini
potensi tersebut telah ditopang dengan berbagai kebijakan, program
dan kegiatan pembangunan di sektor kelautan dan perikanan. Namun,
sejalan dengan perubahan yang begitu cepat di segala bidang, baik
berskala internasional maupun nasional, maka kebijakan, program dan
kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan memerlukan
penyesuaian atau perubahan agar dapat memenuhi kebutuhan ekonomi
yang lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Pembangunan
sektor kelautan dan perikanan masih menghadapi masalah dan
sekaligus tantangan yang harus diselesaikan dengan kebijakan dan
program strategis dan efektif.
Upaya mengatasi permasalahan dan tantangan tadi, diperlukan
kebijakan strategis yang inovatif dengan terobosan yang efektif. Tentu
saja, guna mencapai maksud dan tujuantersebut diperlukan perubahan
cara berfikir dan orientasi pembangunan dari daratan ke maritim
dengan gerakan yang mendasar dan cepat, atau disebut dengan
Revolusi Biru. Padatataran implementasi diperlukan sistem
pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasiswilayah dengan
konsep Minapolitan. Konsep pembangunan ini sejalan dengan Arah
Umum Pembangunan Nasional dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kewilayahan dan Pengembangan Kawasan sebagaimana tertuang di
dalam Buku I RPJM Tahun 2010-2014. Sejalan dengan itu,
pembangunan sektor kelautan dan perikanan perlu dilakukan dengan
cara konsep minapoliotan dimana salah satu tujuan konsep ini untuk
mengembangkan kawasan ekonomi unggulan menjadi lebih produktif.
Sebagai langkah nyata, telah diterbitkan Peraturan Menteri nomor
12/2010 tentang Minapolitan dan Keputusan Menteri Kelautan dan
Perikanan Nomor 35/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan.
Revolusi Biru
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 12
Tidak bisa dipungkiri, kalau potensi perikanan dan kelautan di
Indonesia cukup besar dan belum tergali secara optimal. Karennya,
diperlukan langkah strategis yang mampu mengatasi permasalahan
yang begitu lama membelit sektor ini. Salah satu upaya mungkin
dengan Revolusi Biru. Kalimat ini berarti melakukan perubahan yang
signifikan dengan mengangkat konsi pembangunan berkelanjutan
dengan Program Nasional Minapolitan yang intensif, efisien, dan
terintegrasi guna peningkatan pendapatan rakyat yang adil, merata, dan
pantas. Revolusi Biru mempunyai empat pilar penting antar lain,
perubahan cara berfikir dan orientasi pembangunan dari daratan ke
maritime, pembangunan berkelanjutan, peningkatan produksi
kelautan dan perikanan, dan terakhir peningkatan pendapatan rakyat
yang adil, merata, dan pantas.
Perubahan asumsi-asumi dasar pembangunan yang selama ini lebih
banyak didasarkan pada kerangka pemikiran kontinen menjadi
kepulauan, makin diperlukan untuk mendorong pemanfaatan
sumberdaya alam yang lebih berimbang. Perimbangan diperlukan
selain untuk peningkatkan pemanfaatan sumberdaya perairan atau laut
yang begitu besar, juga mengurangi tekanan pada sumberdaya alam
daratan. Reorietansi konsep pembangunan tersebut diperlukan untuk
memberikanan arah pembangunan sesuai dengan potensi yang ada dan
tuntutan masa depan sesuai dengan perubahan lingkungan strategis.
Pada saat yang bersamaan, Revolusi Biru diharapkan dapat
meningkatkan kesadaran bangsa, bahwa sumberdaya perairan nasional
memerlukan sistem pengelolaan yang seimbang antara pemanfaatan
dan pelestariannya. Pembangunan yang lebih berorientasi ke darat,
dapat mengesampingkan potensi kerusakan di lingkungan perairan.
Sedangkan, banyak sekali kasus kerusakan sumberdaya alam di darat
berakibat fatal di wilayah perairan, terutama pesisir dan laut.
Kesadaran tersebut diperlukan untuk memberikan landasan kuat bagi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 13
bangsa Indonesia dalam pemanfaatan sumberdaya perairan bagi
kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan, baik untuk generasi masa
kini maupun akan datang.
Revolusi Biru akan memberikan peluang optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan perikanan dengan inovasi dan terobosan
melalui, percepatan peningkatan produksi dan optimalisasi
penangkapan ikan dan budidaya. Produksi sumberdaya kelautan dan
perikanan harus ditingkatkan untuk memanfaatkan potensi sumberdaya
perikanan tangkap yang begitu besar tidak hanya di perairan teritorial
dan ZEEI tetapi di perairan laut lepas dan perairan ZEE negara lain di
dunia. Sementara itu, dengan gerakan peningkatan produksi perikanan
budidaya, diharapkan potensi perairan air tawar, payau dan laut yang
begitu besar dapat dimanfaatkan menjadi lahan-lahan produktif dengan
teknologi inovatif yang menghasilkan tingkat produksi tinggi.
Perubahan orientasi kebijakan dari darat ke perairan diharapkan dapat
meningkatkan perhatian dan pengalokasian sumberdaya pembangunan
yang seimbang sesuai dengan karakteristik negara RI sebagai negara
kepulauan yang kaya sumberdaya perairan. Di lain pihak, kesadaran
bagi masyarakat mengenai perlunya reorientasi pandangan ini,
diharapkan mampu mendorong minat dan upaya mengembangkan
ekonomi berbasis perairan, sehingga akan lebih banyak lagi investasi
di bidang sumberdaya perairan.
Melalui visi Indonesia Menjadi Penghasil Produk Kelautan dan
Perikanan Terbesar 2015 dengan misi Mensejahterakan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan. diharapkan dapat menjadi
tuntunan bagi pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang
berpihak kepada rakyat, membuka kesempatan kerja dan mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Harapan lainnya,
melalui visi dan misi tadi pembangunan sektor kelautan dan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 14
perikanan dapat dipacu melalui percepatan peningkatan produksi
dengan produk-produk berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan rakyat kecil. Selain itu,
peningkatan produksi kelautan dan perikanan diharapkan dapat
memberikan kontribusi lebih besar terhadap pembangunan ekonomi
secara nasional dengan kenaikan PDB yang signifikan.
Minapolitan
Pada tingkat implementasi, Revolusi Biru akan dilaksanakan melalui
sistem pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah
menggunakan konsep Minapolitan. Minapolitan sendiri berasal dari
kata mina berarti ikan dan politan berarti polis atau kota, sehingga
secara bebas dapat diartikan sebagai kota perikanan. Pengembangan
konsep dimaksudkan untuk mendorong percepatan pembangunan
ekonomi kelautan dan perikanan dengan pendekatan dan sistem
manajemen kawasan cepat tumbuh layaknya sebuah kota. Pengalaman
menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi kelautan dan perikanan yang
pada umumnya berada di daerah pedesaan lambat berkembang karena
kurangnya sarana, prasarana dan fasilitas pelayanan umum. Kualitas
sumberdaya manusia juga relatif rendah dibandingkan dengan
sumberdaya manusia di daerah perkotaan. Kawasan pedesaan lebih
banyak berperan sebagai penyedia bahan baku, sedangkan nilai tambah
produknya lebih banyak dinikmati di daerah perkotaan.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 15
Dengan konsep Minapolitan pembangunan sektor kelautan dan
perikanan diharapkan dapat dipercepat. Kemudahan atau peluang yang
biasanya ada di daerah perkotaan perlu dikembangkan di daerah-
daerah pedesaan, seperti prasarana, sistem pelayanan umum, jaringan
distribusi bahan baku dan hasil produksi di sentra-sentra produksi.
Sebagai sentra produksi, daerah pedesaan diharapkan dapat
berkembang sebagaimana daerah perkotaan dengan dukungan
prasarana, energi, jaringan distribusi bahan baku dan hasil produksi,
transportasi, pelayanan publik, akses permodalan, dan sumberdaya
anusia yang memadai.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 16
Konseptual Minapolitan mempunyai dua unsur utama yaitu,
Minapolitan sebagai konsep pembangunan sektor kelautan dan
perikanan berbasis wilayah dan minapolitan sebagai kawasan
ekonomi unggulan dengan komoditas utama produk kelautan dan
perikanan. Secara ringkas Minapolitan dapat didefinisikan sebagai
Konsep Pembangunan Ekonomi Kelautan dan Perikanan berbasis
wilayah dengan pendekatan dan sistem manajemen kawasan
berdasarkan prinsip integrasi, efisiensi dan kualitas serta akselerasi
tinggi. Sementara itu, Kawasan Minapolitan adalah kawasan ekonomi
berbasis kelautan dan perikanan yang terdiri dari sentra-sentra
produksi dan perdagangan, jasa, permukiman, dan kegiatan lainnya
yang saling terkait.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 17
Gambar model Kawasan Minapolitan
Konsep Minapolitan didasarkan pada tiga azas yaitu demokratisasi
ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat, pemberdayaan masyarakat
dan keberpihakan dengan intervensi negara secara terbatas (limited state
intervention), serta penguatan daerah dengan prinsip: daerah kuat bangsa
dan negara kuat. Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan perumusan
kebijakan dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan agar
pemanfaatan sumberdayanya benar-benar untuk kesejahteraan rakyat
dengan menempatkan daerah pada posisi sentral dalam pembangunan.
Dengan konsep ini, diharapkan pembangunan sektor kelautan dan
perikanan dapat dilaksanakan secara terintegrasi, efisien, berkualitas, dan
berakselerasi tinggi. Pertama, prinsip integrasi diharapkan dapat
mendorong agar pengalokasian sumberdaya pembangunan direncanakan
dan dilaksanakan secara menyeluruh atau holistik dengan
mempertimbangkan kepentingan dan dukungan stakeholders, baik instansi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 18
sektoral, pemerintahan di tingkat pusat dan daerah, kalangan dunia usaha
maupun masyarakat. Kepentingan dan dukungan tersebut dibutuhkan agar
program dan kegiatan percepatan peningkatan produksi didukung dengan
sarana produksi, permodalan, teknologi, sumberdaya manusia, prasarana
yang memadai, dan sistem manajemen yang baik.
Kedua, dengan konsep minapolitan pembangunan infrastruktur dapat
dilakukan secara efisien dan pemanfaatannya diharapkan akan lebih
optimal. Selain itu prinsip efisiensi diterapkan untuk mendorong agar
sistem produksi dapat berjalan dengan biaya murah, seperti
memperpendek mata rantai produksi, efisiensi, dan didukung keberadaan
faktor-faktor produksi sesuai kebutuhan, sehingga menghasilkan produk-
produk ekonomi kompetitif. Ketiga, pelaksanaan pembangunan sektor
kelautan dan perikanan harus berorientasi pada kualitas, baik sistem
produksi secara keseluruhan, hasil produksi, teknologi maupun
sumberdaya manusia. Dengan konsep minapolitan pembinaan kualitas
sistem produksi dan produknya dapat dilakukan secara lebih intensif.
Keempat, prinsip percepatan diperlukan untuk mendorong agar target
produksi dapat dicapai dalam waktu cepat, melalui inovasi dan kebijakan
terobosan. Prinsip percepatan juga diperlukan untuk mengejar
ketertinggalan dari negara-negara kompetitor, melalui peningkatan market
share produk-produk kelautan dan perikanan Indonesia tingkat dunia.
Selanjutnya, konsep minapolitan akan dilaksanakan melalui
pengembangan kawasan minapolitan di daerah-daerah potensial unggulan.
Kawasan-kawasan minapolitan akan dikembangkan melalui pembinaan
sentra-sentra produksi yang berbasis pada sumberdaya kelautan dan
perikanan. Pada Setiap kawasan minapolitan akan beroperasi beberapa
sentra produksi berskala ekonomi relatif besar, baik tingkat produksinya
maupun tenaga kerja yang terlibat dengan jenis komoditas unggulan
tertentu.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 19
Agar kawasan minapolitan dapat berkembang sebagai kawasan ekonomi
yang sehat, maka diperlukan keanekaragaman kegiatan ekonomi, yaitu
kegiatan produksi dan perdagangan lainya yang saling mendukung.
Keanekaragaman kegiatan produksi dan usaha di kawasan minapolitan
akan memberikan dampak positif (multiplier effect) bagi perkembangan
perekonomian setempat dan akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan
ekonomi daerah. Dengan pendekatan kawasan dan sentra produksi,
diharapkan pembinaan unit-unit produksi dan usaha dapat lebih fokus dan
tepat sasaran. Walaupun demikian, pembinaan unit-unit produksi di luar
kawasan harus tetap dilaksanakan sebagaimana yang selama ini
dijalankan, namun dengan konsep minapolitan pembinaan unit-unit
produksi di masa depan dapat diarahkan dengan menggunakan prinsip-
prinsip integrasi, efisiensi, kualitas dan akselerasi tinggi.
Penggerak utama ekonomi di Kawasan Minapolitan dapat berupa sentra
produksi dan perdagangan perikanan tangkap, perikanan budidaya,
pengolahan ikan, atau pun kombinasi kedua hal tersebut. Sentra produksi
dan perdagangan perikanan tangkap yang dapat dijadikan penggerak
utama ekonomi di kawasan minapolitan adalah pelabuhan perikanan.
Sementara itu, penggerak utama minapolitan di bidang perikanan budidaya
adalah sentra produksi dan perdagangan perikanan di lahan-lahan
budidaya produktif. Sentra produksi pengolahan ikan dan perdagangan
yang berada di sekitar pelabuhan perikanan, juga dapat dijadikan
penggerak utama ekonomi di kawasan minapolitan.
Program Nasional Minapolitan mengangkat konsep pembangunan
kelautan dan perikanan berbasis wilayah dengan struktur:
1) Ekonomi kelautan dan perikanan berbasis wilayah: Indonesia dibagi
menjadi sub sub wilayah pengembangan ekonomi berdasarkan
potensi sda, prasarana dan geografi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 20
2) Kawasan ekonomi unggulan- minapolitan : setiap propinsi dan
kabupaten/kota dibagi menjadi beberapa kawasan ekonomi unggulan
bernama minapolitan
3) Sentra produksi: setiap kawasan minapolitan terdiri dari sentra-sentra
produksi dan perdagangan komoditas kelautan dan perikanan dan
kegiatan lainnya yang saling terkait
4) Unit produksi/usaha: setiap sentra produksi terdiri dari unit-unit
produksi atau pelaku-pelaku usaha.usaha perikanan produktif
Tujuan pembangunan sektor kelautan dan perikanan dengan konsep
minapolitan adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan Produksi, Produktivitas, dan Kualitas,
2) Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya, dan pengolah ikan
yang adil dan merata,
3) Mengembangkan Kawasan Minapolitan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi di daerah dan sentra-sentra produksi perikanan sebagai
penggerak ekonomi rakyat.
E.3. Pendekatan Kegiatan
1. Pendekatan Teknis
Pendekatan teknis merupakan pendekatan yang berkaitan dengan pelaksanaan
pekerjaan. Untuk memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan ini, maka harus
disusun Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan. Bagan Alir ini berisikan tahapan-
tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga dalam penyusunan jadwal
pelaksanaan pekerjaan harus berpatokan pada Bagan Alir Pelaksanaan
Pekerjaan.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 21
Gambar 3.1. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan
Data Sekunder Data Primer Data Studi Terdahulu /
Terkait
Pengumpulan Data Survey
Suvey Potensi Observasi Lapangan
Rencana
Arsitektur
Rencana
Struktur
Rencana
Utilitas
Rencana Konsep
DED
Pelaporan & Pembahasan
Selesai
Mulai
Persiapan
1. Persiapan Administrasi
2. Mobilisasi Personil &
Administrasi
3. Koordinasi & Konsultasi
4. Review Dokumen &
Kebijakan
Identifikasi & Analisa
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 22
2. Pendekatan Perundangan
Pelaksanaan Pelelangan Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan DED
Minapolitan mengacu pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010, tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah
b. Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor: 332/KPTS/M/2002 tanggal
21 Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan
Gedung Negara
c. SNI-0255-1987 D, tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987
d. SNI-1727-1989 (SKBI 2.3.53-1987), tentang Tata Cara Perencanaan
Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung
e. Peraturan Pemerintah Daerah setempat
f. Selain ketentuan-ketentuan tersebut diatas juga terkait kepada
peraturan-peaturan lain yag berlaku, yang ada kaitannya dengan
pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan DED ini.
3. Pendekatan Teknis
Untuk merencanakan Penyusunan DED Minapolitan ini, Konsultan
Perencana harus mengikuti proses dan lingkup tugas yang harus
dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku, kolam
disesuaikan dengan paket yang berlaku terdiri dari:
a. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi
lapangan yang ada termasuk melakukan pengukuran site plan, dan
membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK.
b. Penyusunan konsepsi desain bangunan kolam percontohan, termasuk
program bangunan dan lingkungan serta di-detail-kan ke dalam
program ruang bangunan yang direncanakan.
c. Penyusunan pra-rencana, yang lebih men-detail-kan secara terukur
terhadap hal-hal yang dikonsepsikan.
d. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat:
1) Rencana arsitektur, meliputi Rencana Fungsi yang tergambar
dalam Denah, Rencana kulit bangunan yang tergambar dalam
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 23
Tampak Bangunan, Rencana spesifikasi bahan yang tergambar
dalam Rencana Pola, Rencana Detail Pembangunan dan Rencana
Parsial, Rencana khusus yang tergambar dalam Rencana Detail
Khusus.
2) Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
Keseluruhan perencanaan struktur didasarkan pada hasil tes Daya
Dukung Tanah yang menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana
3) Rencana utilitas Mekanikal Elektrikal, beserta uraian konsep dan
perhitungan, meliputi tata udara, tata cahaya, listrik, plumbing, air
bersih, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran,
dan sistem pipa air kotor.
4) Penajaman pra-perkiraan biaya daftar Kuantitas dan harga yang
sesuai dengan konsep rancangan detail yang ada berdasar Analisa
Harga Satuan wilayah setempat.
5) Penyusunan sertifikasi teknis yang sesuai dengan hasil
perancangan termasuk spesifikasinya menjadi pedoman kerja
umum, administrasi dan teknis bagi pelaksana pembangunan
(kontraktor).
e. Penyusunan rencana detail antara lain membuat:
1) Gambar-gambar pelaksanaan detail arsitektur, detail struktur, detail
utilitas dan Mekanikal Elektrikal yang sesuai dengan gambar
rencana yang telah disetujui.
2) Spesifikasi Teknis.
3) Rincian volume pelaksanaan pekerjaan (Bill of Quantity atau BQ).
4) Laporan akhir perencanaan meliputi laporan penyelenggaraan
teknis.
f. Mengadakan pengawasan berkala arsitektural selama pelaksanaan
konstruksi fisik dan melaksanakan kegiatan seperti:
1) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis
pelaksanakan bila ada perubahan.
2) Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul
selama masa pelaksanaan konstruksi.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 24
3) Memberikan saran-saran, pertimbangan dan rekomendasi tentang
penggunaan bahan.
4) Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
E.4. KRITERIA PERENCANAAN
E.4.1. UMUM
Minapolitan merupakan konsep manajemen ekonomi kawasan berbasis
kelautan dan perikanan. Program ini merupakan upaya untuk merevitalisasi
sentra produksi perikanan dan kelautan dengan fokus pada peningkatan
produksi dan pendapatan rakyat. Minapolitan merupakan sebuah model dari
Revolusi Biru yang digalakkan. Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia dengan mengubah mindset pembangunan yang
berorientasi darat ke berorientasi maritim.
Program pengembangan kawasan minapolitan ini bertujuan untuk :
Meningkatkan produksi, produktifitas, dan kualitas produk kelautan dan
perikanan
Meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya ikan, dan pengolahan
ikan yang adil dan merata
Mengembangkan kawasan minapolitan sebagai pusat pertumbuhan
ekonomi di daerah.
Menurut Pedoman Umum Minapolitan Kementerian Kelautan dan
Perikanan (2011), bahwa suatu kawasan dapat ditetapkan dan
dikembangkan sebagai kawasan minapolitan apabila memenuhi
beberapa persyaratan sebagai berikut:
Kesesuaian dengan Renstra Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan
atau Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil (RZWP-3K) kabupaten/kota, serta Rencana Pengembangan
Investasi Jangka Menengah Daerah (RPIJMD) yang telah ditetapkan.
Memiliki komoditas unggulan di bidang kelautan dan perikanan
dengan nilai ekonomi tinggi.
Letak geografis yang strategis dan secara alami memenuhi persyaratan
untuk pengembangan produk unggulan kelautan dan perikanan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 25
Terdapat unit produksi, pengolahan dan atau pemasaran dan jaringan
usaha yang aktif berproduksi, mengolah dan atau memasarkan yang
terkonsentrasi di suatu lokasi dan mempunyai matarantai produksi
pengolahan dan atau pemasaran yang saling terkait.
Tersedianya fasilitas pendukung berupa aksesibilitas terhadap pasar,
permodalan, sarana dan prasarana produksi, pengolahan dan atau
pemasaran, keberadaan lembaga-lembaga usaha dan fasilitas
penyuluhan dan pelatihan.
Kebijakan, program dan kegiatan pembangunan sektor kelautan dan
perikanan memerlukan penyesuaian atau perubahan agar dapat memenuhi
kebutuhan ekonomi yang lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan
rakyat. Perubahan seperti ini seiring dengan potensi Indonesia yang
merupakan archipelago island. Sebesar 2/3 wilayah RI merupakan perairan,
dan banyak potensi kelautan serta perikanan yang didapatkan dari perairan
Indonesia.
Perlu adanya perubahan pola pikir orientasi pembangunan dari daratan
ke maritim (revolusi biru) dengan konsep Minapolitan yang sejalan dengan
Arahan Umum Pembangunan Nasional dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kewilayahan dan Pengembangan Kawasan dalam RPJM 2010-2014.
Hingga kini, pembangunan di Indonesia masih terfokus pada daratan.
Keberadaan kota-kota metropolitan baru, lantas membuat potensi kelautan
di Indonesia terkesampingkan. Apabila selama ini ada beberapa wilayah
pesisir yang berhasil dikembangkan, perekonomian masyarakat nelayannya
pun masih jauh dari sejahtera.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 26
Gambar E.1.
Diagram Alir Tujuan Program Pengembangan Kawasan Minapolitan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 27
Revolusi biru ini merupakan salah satu bentuk nyata dari
pembangunan kawasan pesisir yang berkelanjutan melalui peningkatan
produksi kelautan-perikanan dengan peningkatan pendapatan rakyat yang
adil, rata, dan sesuai. Peningkatan kesejahteraan masyarakat (Rokhmin
Dahuri, 2002) mencakup dua hal: pengaturan pemanfaatan ruang yang adil
bagi masyarakat (nelayan dan petani) serta adanya kemitraan kerja yang
saling mendukung dan tetap memelihara kualitas ruang. Untuk itu dalam
pelaksanaannya, konsep Minapolitan haruslah mengedepankan
kesejahteraan masyarakat pesisirnya.
Konsep Minapolitan dapat didefinisikan sebagai kota perikanan
dengan konsep pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis
wilayah melalui pendekatan dan sistem manajemen kawasan berprinsip
integrasi, efisien, kualitas, akselerasi tinggi. Diharapkan dengan
dilaksanakannya konsep ini, visi Indonesia Menjadi Penghasil Produk
Perikanan dan Kelautan Terbesar 2015 dan misi Mensejahterkan
Masyarakat Kelautan dan Perikanan, dapat terwujud.
Secara konseptual, Minapolitan terbagi menjadi dua. Pertama,
pembangunan sektor kelautan dan perikanan berbasis wilayah.
Kewewenangan tiap daerah untuk mengembangkan kawasan pesisirnya
sendiri perlu diberi dorongan. Pasalnya, setiap wilayah pesisir di Indonesia
memiliki karakteristik masing-masing yang lebih dipahami oleh daerah itu
sendiri.
Kemudian yang kedua adalah kawasan ekonomi unggulan dengan
komoditas utama produk kelautan dan perikanan. Potensi produk kelautan
Indonesia sebenarnya cukup berpotensi namun mengalami beberapa
permasalahan. Salah satunya adalah jumlah industri perikanan lebih dari
17.000 buah, tapi sebagian besar tradisional berskala mikro dan kecil.
Beberapa tujuan dari konsep Minapolitan memiliki tiga sasaran.
Ketiga sasaran utama konsep Minapolitan ini, yang pertama adalah
penguatan ekonomi rumah tangga masyarakat kelautan dan perikanan skala
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 28
kecil. Kedua, usaha kelautan kelas menengah ke atas. Kemudian yang ketiga
adalah sektor kelutan-perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.
Di samping itu, beberapa persyaratan untuk menjadi kawasan
Minapolitan yaitu komoditas unggulan, letak geografis, sistem mata rantai
produksi (hulu-hilir), fasilitas pendukung utama, kelayakan llingkungan,
komitmen daerah. Berdasarkan kriteria itulah, suatu kawasan dapat
dijadikan objek penerapan konsep Minapolitan.
Minapolitan atau kota perikanan merupakan peluang bagi Indonesia
untuk membangkitkan ekonomi negara melalui pengembangan wilayah
pesisir. Tak hanya perikanan saja, Minapolitan juga mencakup
pengembangan di bidang industri pengolahan produk laut, pariwisata
kelautan, pendidikan serta pelayanan jasa, dll.
Jika efisiensi serta akselerasi diharapkan dalam pelaksanaan konsep
Minapolitan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah optimalisasi
penangkapan ikan melalui pengembangan teknologi juga pemanfaatan
potensi alam melalui Local Economic Development (LED). Namun dari
segi perencanaan, yang perlu diperhatikan adalah bagaimana pengembangan
Minapolitan dapat menjadi salah satu upaya dalam memperbaiki citra
pedesaan daerah laut/pesisir.
Banyak kawasan pesisir yang mengalami pembangunan namun gagal
dalam proses pengembangannya. Konsep Minapolitan memang dirasa
cukup ideal untuk mengangkat kawasan pesisir baik dari segi ekonomi lokal
maupun kesejahteraan masyarakatnya. Tetapi jika dalam pelaksanaanya
terjadi ketidakseimbangan dalam kinerja tiap-tiap stakeholder, maka konsep
Minapolitan tersebut bisa jadi hanya berjalan sendiri, tanpa beriringan
dengan kebutuhan dasar masyarakat yang berada di dalamnya.
Ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tata
ruang kawasan pesisir yang akan dikembangkan sebagai kawasan
Minapolitan. Hal pertama adalah faktor ekologis yang dapat diidentifikasi
melalui eksisting fisik, kondisi eksisting struktur tata ruang dan lingkungan
juga ekosistem pesisir. Mengingat bahwa konsep Minapolitan ini haruslah
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 29
berorientasi pada lingkungan juga agar pengembangan Minapolitan yang
ada terarah tepat sasaran.
Faktor kedua adalah kondisi sosial, dimana segala komposisi
demografi penduduk, adat-budaya, proses sosial (kerjasama/konflik) hingga
peran lembaga masyarakat/pemerintah, perlu diidentifikasi apakah
menimbulkan suatu potensi ataupun masalah. Identifikasi keadaan sosial ini
perlu diprioritaskan agar mampu mengetahui kebutuhan dasar untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Seringkali aspek sosial ini
sangat sensitif dalam metode pendekatan pengembangannya. Terutama yang
berkaitan dengan adat-budaya. Karena begitu beragamnya kultur yang ada
di Indonesia ini, diharapkan peran lembaga pemerintahan daerah bisa lebih
berperan aktif dalam memahami karakter sosial masyarakat setempat. Tiap-
tiap Bappeda sebaiknya konsisten dalam pengkoordinasian pemanfaatan
ruang antar sektor. Sementara itu perlu dibentuk dinas teknis yang khusus
bertanggung jawab terhadap pengaturan teknis sektor tersebut.
Lalu yang terakhir adalah pertimbangan dari faktor ekonomi. Perlu
dilakukan identifikasi pada proses koleksi-distribusi dalam kegiatan
ekonomi lokal/regional sumber daya pesisirnya. Selain itu domain serta
persebaran kegiatan ekonomi di suatu kawasan yang ingin dikembangkan
dengan konsep Minapolitan perlu ditelusuri.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 30
Dari struktur program Minapolitan seperti di atas terlihat adanya
sistem penataan ruang yang terintegrasi. Mulai dari kegiatan skala terkecil,
yaitu unit usaha masyarakat lokal. Kemudian diintegrasikan ke dalam
sentra, dimana sentra tersebut terlingkup dalam daerah Minapolitan.
Masyarakat sekitar kawasan pesisir tentunya telah terlibat dalam
pengelolaan potensi sumberdaya yang ada. Misalnya dalam budidaya
perikanan. Di samping itu, melalui LED yang diterapkan Minapolitan, akan
terjalin kemitraan kerja antara stakeholder-stakeholder terkait. Baik
masyarakat pesisir sebagai pelaku ekonomi, pemerintah sebagai pemegang
kontrol kelembagaan, serta swasta yang menjadi sumber investasi
pembangunan.
Untuk mampu memfasilitasi keberlangsungan integrasi kegiatan
ekonomi tersebut, pemenuhan sarana dan prasarana sangatlah penting. Di
sisi lain, hal itu diperlukan untuk menunjang keberlangsungan hidup
masyarakat yang menempati kawasan objek perencanaan.
E.4.2. KRITERIA PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Dalam penyusunan DED minapolitan di Kabupaten Jembrana ini
berdasarkan Kerangka Acuan Kerja adanya pembuatan DED bangunan.
Berikut kriteria desain pekerjaan banguanan :
1. Rencana Bangunan dan Konstruksi Balai Benih Ikan
1.1. Kriteria Teknik
a. Prasarana
Tahap Pembangunan balai Benih Ikan :
Studi Kelayakan meliputi :
Species dan jumlah ikan yang ingin diproduksi;
Teknologi yang ingin diaplikasikan dan dikembangkan;
Lokasi BBI tidak terlalu jauh dari lokasi kegiatan perikanan
budidaya ikan
Dan pasar benih;
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 31
Hubungan lalu lintas dengan daerah sekitarnya lancar
sehingga
memudahkan pengangkutan bahan-bahan yang diperlukan
BBI dan hasilhasil
dari BBI;
Fasilitas hatchery yang akan dibangun untuk memproduksi
benih sesuai
dengan permintaan pasar;
Perkiraan dana untuk konstruksi;
Jumlah dan kualifikasi SDM yang dibutuhkan;
Perkiraan dana operasional yang dibutuhkan per tahun
Analisa ekonomi.
Detail Desain :
Gambar detail setiap penampang bangunan;
Gambar teknis bangunan BBI;
Spesifikasi teknis dan bahan bangunan yang digunakan;
Rencana Angaran Biaya (RAB);
Jadual pelaksanaan pembangunan fisik/konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi :
Prasarana pokok pembenihan perioritas pertama, baru
prasarana lainnya;
Pengawasan (konsultan pengawas + tim teknis)
Semua fasilitas dipastikan berfungsi baik
Konsepsi Pengembangan Prasarana Budidaya :
Konsep-konsep yang harus diperhatikan dalam pengembangan
dan pembangunan prasarana budidaya terutama kegiatan
pembenihan antara lain:
Aspek operasional
Aspek fungsi
Aspek konstruksi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 32
Aspek pemeliharaan.
Dalam pengembangan dan perencanaan Prasarana perlu
diperhatikan:
Tujuan
Tingkat pengembangan yang dilakukan
Potensi
Kendala (constrain)
Prakondisi
Sehingga prasarana yang dibangun tersebut dapat memberikan
manfaat yang optimal.
Faktor-Faktor Yang Harus dipertimbangkan Dalam
Perencanaan Pembangunan Prasarana Budidaya.
A. Faktor Teknis
Yang dimaksud dengan faktor teknis adalah faktor-faktor yang
berkaitan dengan kegiatan budidaya antara lain:
Ketersediaan lahan;
Potensi lahan;
Kesesuaian komoditas perikanan yang akan dikembangkan;
Skala usaha yang akan dikembangkan (skala rumah tangga,
skala sedang, skala lengkap)
B. Faktor Non Teknis
Yang dimaksud dengan faktor non teknis adlah faktor-faktor
diluar teknis perikanan budidaya yang berpengaruh terhadap
optimalisasi fungsi pembangunan prasarana budidaya :
Aspek sosial;
Aspek ekonomi;
Aspek manfaat;
Ketersediaan dana.
Prioritas Pembangunan Prasarana Budidaya
Untuk mendukung optimalisasi fungsi pembangunan prasarana
budidaya maka dalam pembangunan prasarana budidaya harus
dibuat skala prioritas pembangunan prasarana budidaya
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 33
berdasarkan kebutuhan dan dana yang tersedia. Untuk menentukan
skala prioritas maka prasarana budidaya dapat dikelompokan
menjadi 4 (empat) komponen bangunan yaitu :
i. Bangunan pokok;
ii. Bangunan pendukung;
iii. Bangunan penunjang;
iv. Bangunan pengaman;
v. Bangunan pelengkap.
1. Prasarana pokok adalah bangunan yang harus ada karena terkait
langsung dalam proses produksi benih. Misalnya : kolam/bak
induk, kolam/bak pemijahan, dll.
2. Prasana pendukung adalah bangunan yang keberadaannya
mempermudah, mempercepat, dan memperkecil biaya proses
pembenihan. Misalnya : kantor, jaringan jalan dan tempat parkir,
laboratorium, dll.
3. Prasarana penunjang adalah : bangunan yang keberadaannya
bersifat melengkapi dan tidak mempengaruhi proses perbenihan.
Misalnya : Gedung pertemuan, fasilitas olahraga, dll.
4. Prasana Pengaman adalah : bangunan yang diperlukan untuk
pengamanan fasilitas perbenihan. Misalnya : pagar
keliling/lingkungan , pos jaga, dll.
5. Prasana Pelengkap adalah : bangunan yang fungsinya melengkapi
bangunan pendukung, bangunan penunjang dan bangunan
pengaman sehingga bangunan perbenihan dimaksud beroperasi
lebih optimal dan lebih berdaya guna. Misalnya : rumah pompa,
rumah genset, garasi kendaraan, dll. Sehingga kedudukan prasarana
dalam kegiatan budidaya perikanan yaitu :
a. Merupakan unsur penunjang pokok yang sangat penting untuk
mendukung
b. kegiatan budidaya perikanan;
c. Direncanakan terakhir dari seluruh kegiatan budidaya;
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 34
d. Dilaksanakan pertama kali dari keseluruhan kegiatan usaha
budidaya.
b. Ketinggian Tempat dan Kemiringan Lahan.
Ketinggian tempat sedapat mungkin tidak lebih dari 700 m diatas
permukaan laut, sedangkan kemiringan tanah yang ideal berkisar
antara 1 5%
c. Tanah.
Tanah yang baik untuk BBI adalah tanah dengan struktur yang kuat,
dapat menahan air (tidak poreus), subur dan tidak berbatu-batu,
teksturnya terdiri dari tanah liat dan liat berpasir
d. Sifat Fisika dan Kimia Air;
Sifat fisika yang harus diperhatikan adalah :
Suhu air optimal berkisar antara 250 300C;
Kekeruhan air 25 100 JTU;
Muatan suspensi 25 400 ppm;
Kecerahan lebih besar dari 10% penetrasi cahaya sampai dasar
perairan.
Sifat kimia air yang harus diperhatikan adalah :
PH air berkisar antara 4 9, optimum 6,7 8,0;
Kadmium (Cd) maksimum 0,01 ppm;
Timbal (Pb) maksimum 0,02 ppm;
Sulfida (S) maksimum 0,002 ppm;
Ammoniak bebas (NH3) maksimum 0,01 ppm;
Nitrit (NO2) maksimum 0,2 ppm;
Phosphat maksimum 0,01 ppm;
Alkalinitas produktif 50 500 ppm;
Oksigen terlarut (DO) diisyaratkan > 3 ppm
e. Sistem Pengairan
Untuk menjamin suplai air pada BBI secara kontinyu dengan
kualitas air yang memenuhi persyaratan, maka diperlukan langkah-
langkah lebih lanjut sebagai berikut :
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 35
a. Sebaiknya air berasal dari sumber mata air, sumur artesis atau
sumur bor yang sepenuhnya dikuasai BBI. Debit air mineral 20
liter/ha/detik untuk kolam induk, pembenihan, pembesaran dan
terpadu, sedangkan untuk kolam air deras sebesar 250
liter/detik/100 m2. Untuk meningkatkan kualitas air (temperatur
dan oksigen terlarut) mengurangi adanya gas terlarut, dan
mengurangi pengendapan lumpur, maka perlu dibuat filter
biologis dengan menggunakan tanaman air (Hidrilla sp).
b. Terhadap BBI yang memperoleh suplai air dari sungai dan irigasi
perlu perlakuan melalui sistem pengendapan dan filterisasi
mekanik maupun biologis, utamanya untuk kolam-kolam
pembenihan dan pendederan. Untuk itu perlu dilengkapi dengan
bak pengendapan air dan bak-bak filter yang dapat berfungsi
secara baik dengan luas minimal 10% dari luas kolam pendederan
P1.
c. Untuk menjamin kontinuitas suplai air yang berasal dari irigasi
khususnya pada saat perbaikan saluran, maka Dinas Perikanan
Daerah seyogyanya mengadakan pendekatan dengan pihak
pengairan untuk mencari jalan pemecahannya. Dalam hubungan
ini disarankan agar Dinas Perikanan Daerah menjadi anggota
Panitia Irigasi Daerah.
f. Luas BBI
Luas keseluruhan BBI Sentral minimal 5 Ha, sedangkan luas
keseluruhan BBI Lokal minimal 2 Ha.
1.2. Perkolaman
a. Standar Perkolaman
Jumlah kolam dan luas masing-masing kolam dalam BBI
dperhitungkan seperti pada table E.1. dan contoh tata letaknya dapat
dilihat pada gambar E.2 dan E.3.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 36
Tabel 3.1. Jumlah dan luas minimal masing-masing
kolam di BBI :
Gambar E.1. Contoh Tata Letak Kolam BBI Sentral (5 Ha)
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 37
Gambar E.2. Contoh Tata Letak Kolam BBI Lokal (2 Ha)
b. Konstruksi Kolam
Kelandaian saluran yang baik adalah 0,5% dan pada pinggiran
pematang dibuat peluncuran atau terjunan. Pada lampiran 18 dapat
dilihat konstruksi saluran dan peluncuran. Saluran pembuangan
haraus dihubungkan dengan jaringan drainase (selokan atau sungai)
diluar komplek BBI harus dapat menyalurkan air buangan dengan
lancar. Dasar saluran pembuangan minimal harus lebih rendah 25 cm
dari dasar kolam dengan lebar 0,5 m. Setiap kolam harus dapat bebas
memperoleh air langsung dari saluran pemasukan dan bebas pula
melepaskan air kesaluran pembuangan.
c. Petunjuk Tata Air
Sistem pengaturan air dengan bangunan-bangunan pengontrol air
digambarkan dengan ikhtisar air pada gambar E.4.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 38
Gambar E.4. Ikhtisar Tata Air di BBI
d. SARANA BBI
Sarana BBI yang disediakan dalam pedoman BBI ini diperhitungkan
pada kebutuhan minimal operasional BBI dan merupakan paket
pembenihan ikan mas dan nila di BBI. Jumlah paket yang disediakan
untuk operasional BBI dapat diminta sesuai dengan rencana kerja
dan operasional tahunan BBI. Dengan demikian tiap BBI akan
mempunyai dana operasional yang berbeda.
d.1. Bahan-bahan
(1). Induk Ikan
Induk ikan yang dimaksud dalam pedoman BBI adalah induk ikan
mas dan nila dengan kriteria ikan mas dengan deskripsi yang jelas.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 39
Ditinjau dari mutu induk ikan tersebut mempunyai criteria sebagai
berikut :
Karakter morfometrik dan genetic sesuai dengan varietasnya,
meliputi : bentuk tubuh, warna, bentuk sisik, cepat
pertumbuhannya, respon terhadap pakan buatan dan relatif
tahan terhadap penyakit.
Deskripsi varietas jelas.
Fekunditas ikan mas antara 80.000 120.000 butir/kg berat
induk, dan untuk ikan nila rata-rata 900 butir per 300 gram
berat induk.
Tidak cacat.
Sehat, tidak berpenyakit.
Gerakan normal.
Ratio panjang berat sesuai dengan deskripsi varitasnya.
Jumlah induk yang dimiliki BBI didasarkan pada jumlah minimal
induk yang akan digunakan. Tabel dibawah ini menunjukkan
jumlah induk minimal yang harus dimiliki oleh BBI :
Tabel E.2. Jumlah Minimal Induk Yang Diperukan BBI
Keterangan :
Berat rata-rata induk ikan mas betina 3 Kg
Berat rata-rata induk ikan mas jantan 1,5 kg
Berat rata-rata induk ikan nila betina = 0,3 0,4 kg
Barat rata-rata induk ikan nila jantan = 0,4 0,5 kg
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 40
d.2.Bangunan Gedung
Tabel E.3. Bangunan Gedung di BBIS dan BBIL
2. Metode Perencanaan dan Perancangan
Dasar proses Pendekatan Perencanaan tersebut diupayakan memadukan
kaidah-kaidah yang mempengaruhi proses Perencanaan secara total antara
lain :
Eksternal, meliputi Peraturan-peraturan (UU, PP, PerMen, Kep.Men,
Pemda), Keinginan Pemberi Tugas
Struktur dan Bentuk yang menyangkut Material Bangunan dan Teknologi
Membangun
Pembiayaan Bangunan
Pelaksanaan Konstruksi
Model integrasi pemikiran dapat diuraikan sebagai berikut:
Out-put awal dari pekerjaan ini adalah suatu gambaran rancangan
skematik, gagasan perancangan yang memperlihatkan :
o Konsepsi gambaran pola pembagian ruang sebagai manifestasi dari fungsi
yang diwadahinya.
o Konsepsi pemecahan fisik struktural dari bangunan dan perekayasaan
sehingga memenuhi semua persyaratan statika dan dinamika (mekanika
bangunan)
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 41
Gubahan estetika bangunan yang harus mampu mengekspresikan fungsi yang
disandangnya dan dapat dirasakan sentuhan - sentuhan rancangan seni
arsitektural yang bernilai.
1. Perencanaan Site
Konsep perencanaan site adalah gagasan pengelolaan dan penataan site
dalam rangka Perencanaan Pembangunan Bangunan BBI , yang terdiri
atas ; konsep zoning dan konsep entrance.
a. Konsep Zoning
Site akan di bagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan fungsi yang
akan diwadahi, yaitu ; fungsi utama, fungsi penunjang dan fungsi
servis.
b. Konsep Entrance
Dengan dasar pertimbangan intensitas kegiatan (pergerakan), jalan
sebagai akses utama menuju site, jenis pemanfaatan dan
keseimbangan arsitektural, sistem entrance yang akan diterapkan
adalah sistem dua lubang yang akan diletakkan di sisi kiri dan kanan
bagian depan site. Bentuk entrance mengadopsi model entrance
tradisional Bali yaitu Candi Bentar.
2. Perancangan Bangunan
Konsep perancangan bangunan merupakan gagasan awal perencanaan
berupa ide ide arsitektural yang meliputi konsep massa bangunan,
konsep struktur dan konsep utilitas.
a. Konsep Massa Bangunan
Jumlah massa bangunan yang diterapkan adalah satu massa
bangunan (monolith), dengan dasar pertimbangan ketesediaan
luasan site, jenis, proses dan kapasitas kegiatan yang akan
ditampung, serta hubungan antar ruang.
Bentuk massa bangunan yang digunakan adalah bentuk persegi
panjang, didasarkan atas keserasian dengan bentuk site dan
karakteristik kegiatan.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 42
Letak massa bangunan ditengah tengah, sesuai dengan zone
yang telah ditentukan, tuntutan jarak pandang dan sempadan
jalan.
Wujud massa bangunan berupa bangunan posa jaga, kantin dan
tempat ibadah Gedung Kantor DPRD Kabupaten Karangasem.
Secara keseluruhan sosok ataupun fasade bangunan berkarakter
arsitektur Bali.
b. Konsep Struktur
Sistem struktur bangunan secara umum menggunakan sistem
struktur rangka, dalam hal ini berupa rangkaian kolom dan balok.
Pada Sub struktur menggunakan pondasi plat menerus dengan
penebalan pada titik titik perletakan kolom sebagai plat kaki
pondasi. Bahan yang digunakan adalam beton bertulang
termasuk bagian dinding.
Pada Super struktur menggunakan rangkaian kolom dan balok,
dimana dinding hanya sebagai pembatas ruang saja. Bahan yang
digunakan untuk elemen strukutur adalah beton bertulang.
Pada Upper struktur menggunakan rangkaian balok balok baja
profil I (mono beam). Bahan penutup atap yang digunakan adalah
genteng metal.
Analisis
Analisis Pola Ruang
Pada intinya pendekatan pola pemanfaatan lahan dalam merencanakan
tapak dan pola ruang, semaksimal mungkin memanfaatkan site yang sudah
ada melalui program redisain dan meminimalisasi. Secara filosofis
konsepsi tapak dan pola ruang mengambil nilai-nilai dan sistem budaya
dalam arsitektur tradisional Bali yang merupakan penyeimbangan,
penyelarasan, dan integritas tiga unsur menjadi sumber kesejahteraan (Tri
Hita Karana).
Secara keseluruhan pendekatan filosofi di atas mensyaratkan, bahwa
konsepsi tapak dan pola ruang diarahkan untuk menciptakan keselarasan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 43
antara manusia dengan arsitektur, serta arsitektur dengan lingkungan, baik
fisik alami maupun buatan. Penyediaan ruang terbuka atau halaman tengah
sebagai pusat orientasi (natah) berupa plaza dan lapangan upacara
merupakan perpaduan antara unsur akasa (purusa) dan pertiwi (predhana)
yang diharapkan menumbuhkan kehidupan berkelanjutan.
Konsepsi Wujud Bangunan
Konsepsi wujud bangunan diharapkan menghasilkan perencanaan dan
disain bangunan yang bercirikan khas Kabupaten Jembrana yang
mencerminkan jati diri Kabupaten Jembrana di antara variasi yang terjadi
pada Kabupaten-kabupaten di Bali. Konsepsi wujud bangunannya
diuraikan melalui tahapan konsep, mulai konsep tata ruang, tata letak dan
konsep tata bangunan.
Tapak dan Perpetakan
Arahan tentang : tata letak bangunan, orientasi bangunan, indikasi bentuk
dan tampak bangunan secara keseluruhan akan direncanakan dalam
kawasan gedung. Konsep penataan perpetakan didasarkan pada
pertimbangan sebagai berikut :
1. Kondisi dan rencana perpetakan untuk masing-masing instansi dan
fasilitas penunjang lainnya,
2. Pola penanganan lingkungan/kawasan yang ditetapkan,
3. Besarnya sarana dan prasarana dan fasilitas yang dibutuhkan,
4. Bersifat akomodatif terhadap aspirasi masyarakat setempat,
5. Batasan luas bangunan yang dapat dibangun, dikaitkan dengan
ketentuan sempadan bangunan yang ada,
6. Faktor keselamatan bangunan dan lingkungan pada saat bila terjadi
bahaya banjir, tanah longsor maupun kebakaran.
Konsep Tata Letak
Dalam konsep tata letak ini akan diuraikan bagaimana komposisi massa
bangunan, orientasi bangunan yang mencakup kelompok massa sesuai
dengan zona / mandalanya di kawasan pembangunan Gedung.
Komposisi Massa Bangunan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 44
Pertimbangan dalam menetapkan konsep komposisi massa bangunan ini
antara lain:
1. Faktor topografi, lingkungan, visual,kapasitas pengguna dan fungsi
bangunan
2. Intensitas pemanfaatan lahan, aksessibilitas, GSB, KDB, KLB,
orientasi dan selubung bangunan (building coverage)
3. Skala dan proporsi manusia (human scale and human proportion)
terkait upaya menghindari dominasi massa bangunan terhadap
lingkungan.
Orientasi Bangunan
Nilai-nilai yang terkandung dalam budaya arsitektur Jembrana dipakai
dasar pertimbangan dalam menentukan konsep orientasi bangunan.
Arsitektur Karangasem pada umumnya memiliki nilai orientasi yang sama
dengan tempat lainnya di Bali. Orientasi bangunan antara lain:
1. Ruang terbuka di tengah, bisa sebagai lapangan upacara sebagai
orientasi massa bangunan.
2. Kondisi Fisik kawasan yang mencakup jarak antar bangunan,
klimatologi dan aksesibilitas.
3. Kondisi non fisik kawasan mencakup: ideologi, nilai-nilai sosial
budaya, aksentuasi dan makna ruang yang akan diciptakan.
Bentuk Dasar Bangunan
Konsep bentuk dasar bangunan mengacu pada keselarasan lingkungan
budaya Karangasem dan konsistensi bentuk bangunan Bali yaitu bentuk
dasar segi empat serta pengembangannya yang mencerminkan:
1. Ekspressi bentuk yang terjadi dari padu raksa dalam bentuk makro
kawasan dan pekarangan dan empat babucuan pada aspek mikro
bangunan.
2. Pengubahan bentuk kotak segiempat menjadi bentuk kotak dinamis
(splitlevel), penambahan penampilan) pada ujung atau tengah depan
bangunan.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 45
Sosok dan Bentuk Bangunan
Penataan Sosok dan bentuk bangunan pada kawasan pembangunan
Gedung mempertimbangkan sosok dan bentuk ciri khas Karangasem
dengan konsep sebagai berikut:
1. Bentuk yang proporsional sesuai konsep Tri Angga serta menghindari
dominasi massa bangunan terhadap lingkungan.
2. Memperhatikan efek estetika visual yang merupakan pendetailan lebih
lanjut dari sosok dan bentuk yang diadopsi dari berbagai tempat di
Kabupaten Karangasem tersebut.
Struktur dan Bahan
Prinsip-prinsip yang terkandung dalam Arsitektur Tradisional Bali khas
Karangsem dipakai sebagai konsep struktur dan bahan yang dimaksud.
Konsep struktur dan konstruksi sebagai tektonik (the art off construction);
memperlihatkan kejujuran sesuai prinsip statika, namun dikembangkan
dan disesuaikan dengan kekinian akibat pengaruh teknologi tanpa
mengubah etik normatif terapan bentuknya.
Dari segi bahan bangunan; seoptimal mungkin menggunakan bahan
alami,mengikuti karakteristik bahan dengan komposisi berat di bawah dan
ringan di atas, menyelaraskan diri pada jenis bahan dan cara pemasangan
dengan lingkungan sekitarnya. Pada beberapa sisi tidak tertutup
kemungkinan menggunakan bahan buatan ditinjau dari segi efisiensi dan
efektifitas penggunaan dan pemeliharaannya; seperti lantai keramik,
jendela alumunium, kaca dan sebagainya.
Perencanaan Utilitas
Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan
gedung, oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan
bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri,
dalam rangka penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta
kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 46
ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam gedung
atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga
langkah pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat
dipersiapkan sedini mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan
peraturan pemerintah tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL). Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk
menyediakan air bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang
memenuhi syarat dan pembuang air bekas atau air kotor dari tempat-tempat
tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya untuk mencapai kondisi higienis
dan kenyamanan yang diinginkan.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air
bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesien dan efektif
(drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa
terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
Fungsi utama peralatan plumbing gedung adalah menyediakan air bersih dan atau
air panas ke tempat-tempat tertentu dengan tekanan cukup, menyediakan air
sebagai proteksi kebakaran dan menyalurkan air kotor dari tempat-tempat tertentu
tanpa mencemari lingkungan sekitarnya.
Sistem Instalasi Plumbing
Sistem instalasi plumbing pada gedung-gedung umumnya terbagi atas tiga bagian
utama yang harus dipahami dan dirawat untuk mencapai tingkat kenyamanan
penghuni :
1. Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih.
2. Instalasi Plumbing Sistem Air Kotor Dan Air Bekas.
3. Instalasi Plumbing Sistem Venting.
A. Instalasi Plumbing Sistem Air Bersih
sistem penyediaan air bersih yang banyak digunakan dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1. Sistem Sambungan Langsung
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 47
Dalam sistem ini pipa distribusi dalam gedung disambung langsung
dengan pipa utama penyediaan air bersih (misalnya, pipa utama di bawah
jalan dari Perusahaan Air Minum). Karena terbatasnya tekanan dalam
pipa utama dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut,
maka sistem ini terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-
gedung kecil dan rendah. Ukuran pipa cabang biasanya diatur/ditetapkan
oleh Perusahaan Air Minum.
Tinggi pemanas air biasanya tidak disambung langsung kepada pipa
distribusi, dan di beberapa daerah tidak diizinkan memasang katup
gelontor (flush valve).
2) Sistem Tangki Atap
Apabila sistem sambungn langsung oleh berbagai alasan tidak dapat
diterapkan, sebagai gantinya banyak sekali digunakan sistem tangki atap.
Dalam sistem ini, air ditampung lebih dahulu dalam tangki bawah
(dipasang pada lantai terendah bangunan atau di bawah muka tanah),
kemudian di pompa ke suatu tangki atas yang biasanya dipasang di atas
atap atau di atas lantai tertinggi bangunan. Dari tangki ini air di
distribusikan ke seluruh bangunan.
Sistem tangki atap ini diterapkan seringkali karena alasan-alasan berikut :
a. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat
plambing hampir tidak berarti. Perubahan tekanan ini hanyalah
akibat perubahan muka air dalam tangki atap.
b. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atap bekerja secara
otomatik dengan cara yang sangat sederhana sehingga kecil sekali
kemungkinan timbulnya kesulitan. Pompa biasanya dijalankan dan
dimatikan oleh alat yang mendeteksi muka dalam tangki atap.
c. Perawatan tangki atap sangat sederhana dibandingkan misalnya,
tangki tekan.
Pada setiap tangki bawah dan tangki atap harus dipasang alarm yang
memberikan tanda suara untuk muka air rendah dan air penuh. Tanda
suara (alarm) ini biasanya dipasang di ruang kontrol atau ruang
pengawas instalasi bangunan.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 48
Untuk bangunan-bangunan yang cukup besar, sebaiknya disediakan
pompa cadangan untuk menaikkan air ke tangki atap. Hal terpenting
dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki atap
tersebut, apakah di pasang di dalam langit-langit, atau di atas atap
(misalnya untuk atap dari beton), atau dengan suatu konstruksi menara
yang khusus. Penentuan ini harus didasarkan atas jenis alat plambing
yang di pasang pada lantai tertinggi bangunan dan yang menuntut
tekanan kerja tertinggi.
3) Sistem Tangki Tekan
Seperti halnya sistem tangki atap, sistem tangki tekan diterapkan dalam
keadaan di mana oleh karena sesuatu alasan tidak dapat digunakan sistem
sambungan langsung.
Prinsip kerja sistem ini adalah air yang telah ditampung dalam tangki
bawah (seperti halnya pada sistem tangki atap), di pompakan ke dalam
suatu bejana (tangki) tertutup sehingga udara di dalamnya terkompresi.
Air dari tangki tersebut dialirkan ke dalam sistem distribusi bangunan.
Pompa bekerja secara otomatik yang diatur oleh suatu detektor tekanan,
yang menutup/membuka saklar motor listrik penggerak pompa, pompa
berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai suatu batas
minimum yang ditetapkan pula.
Dalam sistem ini, udara yang terkompresi akan menekan air ke dalam
sistem distribusi dan setelah berulang kali mengembang dan terkompresi
lama kelamaan akan berkurang, karena larut dalam air atau ikut terbawa
air keluar tangki. Sistem tangki tekan biasanya dirancang sedemikian
agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70%
volume tangki berisi air.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 49
Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan antara lain:
1. Lebih menguntungkan dari segi estetika karena tidak terlalu menyolok
dibanding dengan tangki atap,
2. Mudah perawatannya karena dapat dipasang dalam ruang mesin
bersama pompa-pompa lainnya,
3. Harga awal lebih rendah dibandingkan dengan tangki yang harus
dipasang di atas menara.
Kekurangan-kekurangannya adalah :
1. Daerah fluktuasi tekanan sebesar 1,0 kg/cm
2
sangat besar dibanding
dengan sistem tangki atap yang hampir tidak ada fluktuasi tekanannya.
Fluktuasi yang besar ini dapat menimbulkan fluktuasi aliran air yang
cukup berarti pada alat plambing, dan pada alat pemanas gas dapat
menghasilkan air dengan temperatur yang berubah-ubah,
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 50
2. Dengan berkurangnya udara dalam tangki tekan, maka setiap beberapa
hari sekali harus ditambahkan udara dengan kompresor atau dengan
menguras seluruh air dari dalam tangki tekan,
3. Sistem tangki tekan dapat dianggap sebagai suatu sistem pengaturan
otomatik pompa penyediaan air saja dan bukan sebagai sistem
penyimpanan air seperti tangki atap,
4. Karena jumlah air yang efektif tersimpan dalam tangki tekan relatif
sedikit, maka pompa akan sering bekerja dan hal ini akan
menyebabkan keausan pada saklar yang lebih cepat.
4) Sistem Tanpa Tangki (booster system)
Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki bawah,
tangki tekan, ataupun atap. Air dipompakan langsung ke sistem distribusi
bangunan dan pompa menghisap air langsung dari pipa utama (misalnya,
pipa utama Perusahaan Air Minum).
Ada dua macam pelaksanaan sistem ini, dikaitkan dengan kecepatan
putaran pompa : konstan dan variabel.
a. Sistem kecepatan putaran konstan
Pada prinsipnya sistem ini menerapkan sambungan paralel beberapa
pompa identik yang bekerja pada kecepatan putaran konstan. Satu
buah pompa selalu dalam keadaan bekerja, sedang pompa-pompa
lainnya akan ikut bekerja yang diatur secara otomatik, oleh suatu alat
yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari sistem
pompa ini.
b. Sistem kecepatan putaran variabel
Pada sistem ini laju aliran air dihasilkan oleh pompa diatur dengan
mengubah kecepatan putaran pompa secara otomatik, oleh suatu alat
yang mendeteksi tekanan atau laju aliran air keluar dari pompa ini
Secara singkat dapat disimpulkan ciri-ciri sistem tanpa tangki sebagai
berikut :
1. Mengurangi kemungkinan pencemaran air minum karena
menghilangkan tangki bawah maupun tangki atas,
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 51
2. mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air dengan
udara relatif singkat,
3. kalau cara ini diterapkan pada bangunan pencakar langit akan
mengurangi beban struktur bangunan,
4. Untuk komplek perumahan dapat menggantikan menara air,
5. Penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber daya,
6. Pemakaian daya besar dibandingkan dengan sistem tangki atap,
7. Harga awal tinggi karena harga sistem pengaturannya.
- Laju Aliran Air
Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk sesuatu bangunan,
kapasitas peralatan dan ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan
laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari penelitian keadaan
sesungguhnya, dan kemudian dibuat angka-angka peramalan yang
sedapat mungkin mendekati keadaan sesungguhnya setelah bangunan
digunakan. Tidak ada angka-angka jumlah dan laju aliran yang berlaku
atau atau telah disetujui oleh seluruh bangsa di dunia. Walaupun
demikian, beberapa ahli telah mencoba menyusun angka-angka yang
dapat dipakai sebagai patokan, sebagai mana tercantum dalam berbagai
buku pegangan. Angka-angka tersebut tidak seragam dan sulit untuk
menentukan yang mana yang paling tepat untuk diterapkan. Tabel 2.1
dan 2.2 menunjukkan perbandingan angka-angka yang tercantum dalam
berbagai buku.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 52
Tabel E.4 Pemakaian Air (menurut berbagai literatur).
Nama literatur
Pengarang
atau
editor
Tahun Jenis gedung
Penggunaan
rata-rata/hari
(liter/orang)
Jangka waktu
penggunaan
(jam)
Keterangan
1 Architectural Design
Data Hanbook 6
Japan Architecture
Society
1969 Rumah pribadi
Apartment
160-250 8-10 Pemakaian air maksimum
setiap penghuni:
250 liter/hari untuk rumah
dan apartment
350 liter/hari, kalau meng-
gunakan bak mandi model
barat (bath tub)
2 Air Conditioning and
Sanitary Engineering
Manual II
The Society of
Heating, Air-
Condi- tioning and
Sanitary Engineers
of Japan
1968 Rumah pribadi
Perumahan
Apartment
Apartment
160-200
250
160-250 8-10
Kepadatan penghuni:
0,16 orng/m
2
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 53
tanpa dapur 100
3 Architectural
Equipment Hanbook
6
K.Watanabe, S.
Yanagimachi, U.
Inoue
1967 Rumah pribadi
Apartment
200-250 8-10 Rumah pribadi:
Kelas mewah 250 l/orang
Kelas menengah 180 l/orang
Apartment:
Kelas mewah 200 l/orang
Kelas menengah 180 l/orang
Untuk bujangan 120 l/orang
4 Apartment House Gihodo 1966 Perumahan
rakyat
180 10
*) Noerbambang, Soufyan Moh., 1991, Perencanaan dan Pemeliharaan, P.T. Pradnya Paramita
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 54
Tabel E.5 Pemakaian Air Menurut Penggunanya
Sumber Data
Penggunaan
Architecture
Manual
(USA)
Arch, Equipment
Handbook
(USA)
Water and Sewage
Work
(USA)
Arch. Equipment
Handbook
(Jepang)
Arch. Design
Data Handbook
(Jepang)
l/orang
perhari
(%)
l/orang
perhari
(%)
l/orang
perhari
(%)
l/orang
perhari
(%)
l/orang
perhari
(%)
Dapur
Minum
Masak
Cuci
1,0
3,0
5,7
4,0
1,0
4,7
2,8
3,5 30,3 4.0 20,0 12,5
1,0
5-10
3-6
7,0
Kakus
Kloset
Peterusan
30,0
75,0
42,9
30,0
76,0
43,2 265,0 39,0
15,0
20,0
21,9
30,0
20,0
30,0
Cuci muka Bak cuci
tangan
19,0 7,8 18,9 7,7 45,4 7,0 20,0 12,5 20,0 12,0
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 55
*) Noerbambang, Soufyan Moh., 1991, Perencanaan dan Pemeliharaan, P.T. Pradnya Paramita
Pembersihan Bak cuci pel 7,5 3,1 7,5 3,0 15,1 2,0 10,0 6,2 10,0 6,0
Kamar mandi Bak mandi
dan pancuran
75,0 30,7 75,0 30,6 212,0 31,0 50,0 31,3 50,0
(gaya
Jepang)
75-300
(bath tub)
30,0
(gaya
Jepang)
Cuci pakaian Mesin cuci 11,3 4,6 12,4 5,1 113,6 17,0 15,0 9,4 15,0 9,0
Lain-lain 17,0 6,9 17,0 6,9 - - 10,0 6,2 10,0 6,0
Jumlah 224,5 100,0 245,3 100,0 681,4 100,0 160,0 100,0 164-172
(gaya
Jepang)
341-422
(bath tub)
100,0
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 56
Di samping itu, perlu ditambahkan sejumlah air untuk peralatan-peralatan di
bawah ini;
1. Mesin pendingin kompresi-uap sebesar kira-kira 13 l/min, dan jenis
absorpsi kira-kira 16 l/min, untuk setiap ton refrijerasi
2. Menara pendingin (cooling tower) sebesar 0.26-0.39 l/min untuk setiap ton
refrijerasai, sebagai air pengisi akibat terjadinya penguapan (kira-kira 1%)
dan terjadinya kabut (kira-kira 2-3%).
3. Untuk kolam air dan air mancur, sejumlah yang diperlukan untuk
mengganti kehilangan airnya.
Tekanan Air dan Kecepatan Aliran
Tekanan Pemakaian air yang mencukupi akan menimbulkan kesulitan dalam
pemakaian air. Tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan rasa sakit
terkena pancaran air serta mempercepat kerusakan peralatan plambing, dan
menambah kemungkinan timbulnya pukulan air.
Secara umum dapat dikatakan besarnya tekanan standar adalah 1,0 kg/cm
2
,
sedang untuk tekanan statik sebaiknya diusahakan atara 4,0 sampai 5,0 kg/cm
2
untuk perkantoran dan antara 2,5 sampai 3,5 kg/cm
2
untuk hotel dan
perumahan. Di samping itu, beberapa macam peralatan plambing tidak dapat
berfungsi dengan baik kalau tekanan airnya kurang dari suatu batas minimum.
Besarnya tekanan minimum ini dicantumkan dalam tabel 2.4.
Tabel E.6 Tekanan Yang Dibutuhkan Alat Plambing.
Nama alat plambing Tekanan yang
dibutuhkan
(kg/cm
2
)
Tekanan
standar
(kg/cm
2
)
Katup gelontor kloset
Katup gelontor peturasan
Keran yang menutup sendiri,
otomatik
Pancuran mandi, dengan pancaran
halus/ tajam
Pancuran mandi (biasa)
Keran biasa
0,7
1)
0,4
2)
0,7
3)
0,7
0,35
0,3
1,0
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 57
Pemanas air langsung, dengan
bahan bakar gas
0,25-0,7
4)
Catatan:
1) Tekanan minimum yang dibutuhkan katup gelontor untuk kloset
dan urinal yang dimuat dalam tabel ini adalah tekanan statik pada
waktu air mengalir, dan tekanan maksimumnya adalah 4 kg/cm
2
.
2) Untuk keran dengan katup yan menutup secara otomatik, kalau
tekanan airnya kurang dari yang minimum dibutuhkan maka
katup tidak akan dapat menutup dengan rapat, sehingga air akan
menetes dari keran.
3) Untuk pemanas air langsung dengan bahan bakar gas, tekanan
minimum yang dibutuhkan biasanya dinyatakan.
Kecepatan aliran air yang terlampau tinggi akan dapat menambah
kemungkinan timbulnya pukulan air, dan menimbulkan suara berisik dan
kadang-kadang menyebabkan ausnya permukaan dalam dari pipa.
Biasanya digunakan standar kecepatan sebesar 0,9 sampai 1,2 m/detik,
dan batas maksimumnya berkisar antara 1,5 sampai 2,0 m/detik. Batas
kecepatan 2,0 m/detik sebaiknya diterapkan dalam penentuan
pendahuluan ukuran pipa. Kecepatan yang terlampau rendah ternyata
dapat menimbulkan efek kurang baik dari segi korosi, pengendapan
kotoran, ataupun kualitas air.
- Tangki-tangki Air
Tangki-tangki yang digunakan untuk menyimpan air minum (tangki bawah
tanah, tangki atas, tangki tekan, dsb) haruslah dibersihkan secara teratur, agar
kualitas air dapat tetap dijaga. Di beberap Negara hal ini hal ini bahkan
dipersyaratkan oleh undang-undang, dengan batas ukuran tangki minimum
yang tertentu. Untuk mencegah orang menghindari persyaratan tersebut, di
Jepang pada tahun 1976 telah ditetapkan undang-undang yang memuat
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 58
ketentuan-ketentuan untuk perancangan dan pemasangan tangki-tangki air
(Undang-undang Standar Bangunan).
- Pemasangan Tangki Dalam Bangunan
1. Pemasangan tangki di lantai bangunan
Di Jepang banyak dipasang tangki air diantara plat lantai terbawah dan plat
pondasi dari bangunan. Tetapi seringkali di bawah lantai yang sama juga
dipasang bak penampung air buangan ataupun air kotor. Dalam keadaan yang
paling buruk bahkan tangki air minum tersebut hanya dibatasi oleh suatu
dinding dengan bak penampung
air kotor. Keadaan ini memberikan kemungkinan timbulnya pencemaran air
minum oleh air kotor tersebut.
Walaupun bahaya pencemaran telah diketahui, nampaknya ada kesan yang
salah bahwa cara ini dapat memanfaatkan rongga antara lantai dan pelat
pondasi sehingga menghemat biaya. Dan karena adanya ketentuan untuk
membersihkan tangki secara periodik, maka sering terjadi keretakan dan
kerusakan lain pada dinding beton dari tangki-tangki tersebut, dengan akibat
banyak ditemukan penetrasi air tanah maupun air kotor lainnya.
Dengan pengalaman ini maka di Jepang dilarang memasang tangki di bawah
lantai, dinding, dan langit-langit, sebagai bagian dari suatu tangki atau reservoir
air, dan dengan demikian mencegah sama sekali pencemaran air melalui
bagian-bagian bangunan tersebut. Disyaratkan bahwa tangki air juga tidak
merupakan bagian struktural dari bangunan tersebut serta lokasinya tidak
berdekatan dengan tempat pembuangan air atau kotoran apa pun dan tidak
terpengaruh oleh sunur artesis atau genangan air. Lokasi tangki tersebut juga
tidak boleh di tempat yang sering didatangi orang, kecuali petugas yang akan
melakukan perawatan dan pembersihan.
2. Ruang bebas untuk pemeriksaan sekeliling tangki
Dalam pemasangan tangki air diperlukan ruang bebas yang cukup sekeliling
tangki untuk pemeriksaan dan perawatan, seperti sebelah atas, dinding, dan di
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 59
bawah alasnya, agar supaya dapat dilakukan pemeriksaan dan perawatan
dengan baik. Ruang bebas ini sekurang-kurangnya 45 cm, tetapi lebih baik
dibuat sekitar 60 cm agar memudahkan pengecatan dinding ruang tangki.
Pada bagian atas tangki, ruang bebas ini harus cukup besar bagi sesorang
membuka tutup manhole, dan masuk ke dalam tangki dengan membawa segala
peralatan yang diperlukan dalam perawatan. Biasanya kalau disediakan ruang
bebas satu meter di atas tutup tangki sudah mencukupi.
3. Pemasangan pipa-pipa dan peralatan sekeliling tangki
a. Sebenarnya tidaklah dibenarkan memasang pompa, mesin refrijerasi, ketel
uap, atau mesin apapun lainnya di atas pelat tutup tangki air. Sudah banyak
kejadian dimana dia atas pelat tutup tangki dipasang pompa dan terjadi
kebocoran yang menyebabkan pencemaran, justru melalui celah antara
pipa isap pompa (yang menembus pelat tutup tangki) dengan pelat tutup
tangki.
b. Pipa-pipa yang dipasang melintang di atas pelat tutup tangki harus
dihindarkan, apalagi pipa yang akan menembus tangki
4. Lubang perawatan (manhole)
Setiap tangki air harus dilengkapi dengan suatu lubang bertutup untuk
memudahkan perawatan, dengan ukuran yang cukup agar orang yang akan
masuk ke dalam tangki tidak mendapat kesulitan. Ukuran lubang itu sekurang-
kurangnya dengan diameter 45 cm, tetapi diameter 60 cm lebih dianjurkan
untuk memudahkan orang yang masuk membawa peralatan untuk
membersihkan tangki. Lubang perawatan ini tidak perlu disediakan kalau
seluruh tutup tangki dapat dengan mudah dibuka atau diangkat.
Beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan dalam merancang lubang perawatan:
a. Penutup lubang perawatan harus rapat untuk mencegah masuknya kotoran dan
binatang ke dalam tangki. Demikian pula pada waktu ada air di atas tutup
tangki (air hujan atau air untuk membersihkan) harus dicegah agar tidak masuk
melalui lubang perawatan. Untuk ini tutup lubang harus berada pada bidang
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 60
yang kira-kira 10 cm lebih tinggi dari permukaan tutup tangki, dan tutup tangki
itu sendiri harus mempunyai kemiringan yang cukup (sekitar 1/100) ke arah
luar dari lubang perawatan.
b. Penutup lubang perawatan harus dapat terkunci dengan rapat untuk mencegah
pembukaan oleh orang yang tidak berhak. Hal ini dapat ditempuh dengan
memasang kunci atau memasang baut-baut pengikat.
5. Konstruksi yang memudahkan perawatan
Konstruksi tangki air sebaiknya dibuat sedemikian agar memudahkan pemeriksaan
dan perawatan. Beberapa hal di bawah ini perlu diperhatikan:
a. Pipa pengambil yang biasanya dilengkapi dengan katup, sebaiknya dipasang
dengan lubang yang berada kira-kira 20 cm di atas dasar tangki. Hal ini untuk
mencegah agar endapan kotoran tidak ikut terhisap ke dalam pipa.
b. Saluran atau lekukan dengkal sebaiknya dibuat pada dasar tangki, dengan
kemiringan yang cukup ke arah lubang pengurasan. Saluran atau lekukan ini
akan berguna untuk memperlancar pembuangan endapan kotoran pada waktu
tangki dibersihkan.
c. Tangki harus dapat dibersihkan tanpa memutuskan penyediaan air ke dalam
pipa distribusi. Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan lebih dari satu
tangki, atau membagi tangki dengan dinding partisi menjadi dua bagian atau
lebih.
6. Konstruksi yang mencegah air diam (stagnant)
Air yang diam terlalu lama dalam tangki dapat menimbulkan pencemaran. Air
yang diam (stagnant) tersebut dapat disebabkan oleh rancangan perletakan yang
kurang baik, volume air yang terlalu besar dibandingkan pemakaian air, ataupun
oleh bentuk tangki.
Lubang pipa air keluar tangki atau lubang pipa hisap pompa yang dipasang dekat
dengan lubang pipa masuk tangki akan menyebabkan bagian terbesar air dalam
tangki hampir tidak bergerak. Untuk mengusahakan agar air dalam tangki selalu
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 61
bergerak, lubang-lubang tersebut di atas harus dijauhkan atau dibuat dinding
yang menyebabkan air bergerak sebanyak mungkin ke seluruh tangki.
Volume air yang terlalu besar dibandingkan dengan pemakaian air juga akan
menyebabkan pergantian air dalam tangki terlalu lambat. Untuk mencegah hal
ini biasanya tangki air dibuat untuk melayani kebutuhan air sekali saja.
Bentuk tangki air yang tidak beraturan juga dapat menimbulkan air yang diam.
7. Pipa peluap
Setiap tangki air harus dilengkapi dengan pipa peluap. Ujung dari pipa peluap ini
tidak boleh disambungkan langsung ke pipa buangan melainkan harus dengan cara
tidak langsung. Harus ada celah udara yang cukup antara ujung pipa dengan bak
buangan, dan biasanya sekurang-kurangnya dua kali diameter tersebut. Ujung pipa
peluap tersebut juga harus dilengkapi dengan saringan serangga.
8. Pipa ven
Tujuan pipa ven adalah memasukkan atau mengeluarkan udara tangki pada waktu
volume air dalam tangki berkurang atau bertambah. Pipa ven ini biasanya
diperlukan pada tangki dengan volume air 2m3 atau lebih. Lubang udara masuk
pipa ven harus dipasang saringan serangga.
- Pemasangan Tangki Air Di Luar Gedung
Apabila tangki air akan dipasang dalam jarak horizontal yang kurang dari 5 m dari
pipa pembuangan, kakus, tangki septik, peralatan lain yang menyimpan atau
mengolah buangan, dll, maka akan timbul kemungkinan pencemaran terhadap air
dalam tangki tersebut. Oleh karena itu tidak dibenarkan penanaman tangki langsung
dalam tanah,
melainkan harus dilindungi dengan memasang tangki terebut dalam suatu ruang
bawah tanah. Cara lain ialah dengan memasang tangki air tersebut di atas suatu
menara.
Apabila jarak seperti tersebut di atas dapat dibuat lebih dari 5 m, maka tangki air
dapat ditanam langsung dalam tanah; baik seluruhnya maupun sebagian.
- Perancangan Sistem Pipa Air Dingin
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 62
Sistem Pipa
Pada dasarnya ada dua sistem pipa penyediaan air dalam gedung, yaitu sistem
pengaliran ke atas dan sistem pengaliran ke bawah.
Dalam sistem pengaliran ke atas, pipa utama dipasang dari tangki atas ke bawah
sampai langit-langit lantai terbawah dari gedung, kemudian mendatar dan
bercabang-cabang tegak ke atas untuk melayani lantai-lantai di atasnya.
Dalam sistem pengaliran bawah, pipa utama dari tangki atas dipasang mendatar
dalam langit-langit lantai teratas dari gedung, dan dari pipa mendatar ini dibuat
cabang-cabang tegak ke bawah untuk melayani lantai-lantai di bawahnya.
Diantara kedua sistem tersebut di atas, agak sulit untuk dinyatakan sisem mana yang
terbaik. Masing-masing sistem mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
Pemelihan lebih banyak ditentukan oleh cirri khas konstruksi atau penggunaan
gedung, dan oleh selera atau preferensi perancangnya.
Dalam sistem pengaliran bawah, maka perlu ruang yang cukup dalam langit-langit
lantai teratas untuk memasang pipa utama mendatar; ruang yang cukup pula untuk
melakukan pemeriksaan, perawatan, operasi, dan penyetelan atau katup-katup pada
pipa-pipa cabang tegak ke bawah. Pembuangan udara yang tertinggal dalam pipa
relatif cukup mudah.
Lantai terbawah dari suatu gedung sering digunakan sebagai tempat memasang
mesin-mesin peralatan gedung, dimana langit-langitnya cukup tinggi dari lantai
sehingga cukup tempat untuk memasang pipa-pipa utama mendatar. Dalam keadaan
demikian maka sistem pengaliran ke atas dapat dipilih. Pemeriksaan, perawtan
operasi dan penyetelan katup-katup pada pipa-pipa cabang tegak ke atas dapat
dilakukan dengan mudah. Tetapi karena adanya pipa utama yang dipasang dari
tangki atas sampai pipa mendatar dalam langit-langit lantai terbawah, maka kalau
dibandingkan dengan sistem pengaliran ke bawah akan menambah panjang pipa
utama.
Suatu sistem dimana digunakan pipa hantar dari pompa tangki air bawah ke tangki
atas terpisah dari pipa air utama melayani lantai-lantai gedung, dinamakan sistem
dua pipa
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 63
atau sistem pipa ganda. Kalau kedua fungsi tersebut di atas dilayani oleh satu pipa
maka dinamakan sistem satu pipa atau sistem pipa tunggal.
Dalam sistem pipa ganda tekanan air pada peralatan plambing tidak banyak
berubah, karena hanya terpengaruh oleh tinggi rendahnya muka air dalam tangki
atas. Sedangkan dalam sistem pipa tunggal, tekanan air pada peralatan plambing
akan bertambah pada waktu pompa bekerja mengisi tangki. Dalam sistem ini
ukuran pipa ditentikan berdasarkan pengaliran air dari tangki atas ke peralatan
plambing, dan bukan didasarkan pada waktu pengisian tangki dengan pompa.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan sistem pipa:
1. Sistem manapun yang dipilih, pipa harus dirancang dan dipasang sedemikian
rupa sehingga udara maupun air kalau perlu dapat dibuang/ dikeluarkan dengan
mudah.
2. Pipa mendatar pada sistem pengaliran ke atas sebaiknya dibuang agak miring ke
atas (searah aliran), sedang pada sistem pengaliran ke bawah dibuang agak
miring ke bawah. Kemiringannya sekitar 1/300.
3. Perpipaan yang tidak merata, melengkung ke atas atau melengkung ke bawah,
harus dihindarkan. Kalau akibat sesuatu hal tidak dapat dihindarkan (misalnya
ada perombakan gedung) hendaknya dipasang katup pelepas udara.
4. Harus dihindarkan membalikkan arah aliran. Misalnya, pipa cabang tegak akan
melayani daerah di atasnya pipa utama mendatar, tetapi peyambungannya
dialirkan ke bawah lebih dahulu.
- Pemasangan Katup
Dari pipa utama (tegak ataupun mendatar) biasanya dibuat pipa-pipa cabang
yang melayani tiap lantai pada gedung bertingkat. Pada pipa-pipa cabang ini,
sedekat mungkin dengan pipa utamanya, hendaklah dipasang katup-katup
pemisah agar kalau perlu dilakukan perawatan/ perbaikan pada cabang
tersebut, maka tidak perlu instalasi seluruh gedung dimatikan. Katup tersebut
biasanya dipasang pada kedua ujungnya dengan flans pipa dan bukan dari jenis
dengan sambungan ulir.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 64
Katup sorong (gate valve) banyak dipasang sebagai katup pemisah pipa
cabang, dan kalau katup tersebut merangkap pula berfungsi untuk mengatur
(membatasi) laju aliran air pada pipa cabang tersebut biasanya dipasang katup
bola (globe valve). Katup-katup pemisah ini hendaknya dipasang pada tempat
sedemikian sehingga mudah mengoperasikannya. Kalau pipa-pipa dipasang
dalam suatu cerobong maka
ukuran cerobong harus cukup luas untuk operasi katup-katup, juga cukup luas
untuk perawtan/ penggantian katup apabila diperlukan.
- Penaksiran Laju Aliran Air
Ada beberapa metoda yang digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran,
diantaranya :
1. Penaksiran berdasarkan jumlah pemakai (penghuni)
Metode ini didasarkan pada pemakaian air rata-rata sehari dari setiap penghuni,
dan perkiraan jumlah penghuni. Dengan demikian jumlah pemakaian air sehari
dapat diperkirakan, walaupun jenis maupun jumlah alat plambing belum
ditentukan. Metode ini praktis untuk tahap perencanaan dan perancangan.
Apabila jumlah penghuni diketahui, atau ditetapkan, untuk suatu gedung, maka
angka tersebut dipakai untuk menghitung pemakaian air rata-rata ssehari
berdasarkan standar mengenai pemakaian air per orang per hari untuk sifat
penggunaan gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah penghuni tidak dapat
diketahui, biasanya ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan
hunian per luas lantai. Luas lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai
efektif, berkisar antara (55-80)% dari luas seluruhnya.
Angka pemakaian air yang diperoleh degan meode ini biasanya digunakan
untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dsb. Sedangkan
ukran pipa yang diperoleh dengan metode ini hanyalah pipa penyediaan air
(misalnya, pipa dinas) dan bukan untuk menentukan ukran pipa-pipa dalam
seluruh jaringan.
2. Penaksiran berdasarkan jenis dan jumlah alat plambing
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 65
Metode ini digunakan apabila kondisi pemakaian alat plambing dapat
diketahui, misalnya untuk perumahan atau gedung kecil lainnya. Juga harus
diketahui jumlah dari setiap jenis alat plambing dalam gedung tersebut.
3. Penaksiran berdasarkan unit beban alat plambing
Dalam metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan setiap unit beban
(fixture unit). Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan besarnya unit beban dari
semua alat plambing yang dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju
aliran menggunakan kurva. Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit
beban alat plambing dengan laju aliran air, dengan memasukkan faktor
kemungkinan penggunaan serempak dari alat-alat plambing.
- Rumus Untuk Memperkirakan Laju Aliran Air
Sebagai akibat adanya gesekan air terhadap dinding pipa, maka timbul tekanan
terhadap aliran, yang biasanya disebut kerugian gesek. Kerugian gesekan ini
dapat dinyatakan dengan rumus Darcy-Weisbach sebagai berikut:
h = () (l/d) (v
2
/2g)
dimana h : kerugian gesek pipa lurus (m)
: koefisien gesekan
l : panjang pipa lurus (m)
d : diameter dalam (m)
v : kecepatan rata-rata aliran air (m/detik)
g : percepatan grafitasi = 9,80 (m/detik
2
)
Kerugian gesek untuk setiap satuan panjang pipa (h/l) disebut gradien
hidrolik, dinyatakan dengan l; dan kalau laju aliran air dinyatakan dengan
Q, maka secara experimentil diperoleh hubungan berikut ini yang dikenal
sebagai rumus Hazen-Williams:
Q = (1,67) (c) (d
2,63
) (i
0,54
) (10000)
dimana Q : laju aliran air (liter/menit)
c : koefisien kecepatan aliran
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 66
d : diameter dalam pipa (m)
i : gradien hidrolik (m/m)
- Penentuan Ukuran Pipa
Ukuran pipa ditentukan berdasarkan laju aliran puncak sebagaimana yang telah
di jelaskan dalam perhitungan laju aliran. Di samping itu, ada tambahan
pertimbangan-pertimbangan lain yang didasarkan pada pengalaman perancang
ataupun kontraktor pelaksana.
Dalam menentukan ukuran pipa perlu juga dipertimbangkan batas kerugian
gesek atau gradien hidraulik yang diizinkan, demikian pula batas kecepatan
tertinggi, yang biasanya 2 m/detik atau kurang.
Kerugian gesek yang diizinkan
Kerugian gesek yang diizinkan dapat dihitung dengan rumus berikut ini:
( ) ( )
) ' (
1000
1
l l
H H
R

=
Dimana
R : Kerugian gesek yang diizinkan (mm/m)
H : Head statik pada alat plambing (m)
H1: Head standar pada alat plambing (m)
L : Panjang pipa lurus, pipa utama (m)
l' : Panjang pipa lurus, pipa cabang (m)
Dari HASS 206-1976, Plumbing Code, diperoleh rumus
berikut ini:
( ) ( )
( ) ( ) l L K
H H
R
+

=
1
1000
Dimana
R : Kerugian gesek yang diizinkan (mm/m)
H : Head statik pada alat plambing (m)
H1: Head standar pada alat plambing (m)
K : Koefisien sistem pipa
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 67
L : Panjang pipa lurus, pipa utama (m)
l : Panjang pipa lurus, pipa cabang (m)
Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n)
( ) ( )
( )
1000
...
1
2
'
2 2
1
'
1 1
x
l L K
H L L R L L R H
R
n n
n
n
n n
n
n n n
n
+
+
=


Dimana
Rn : Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n)
Rn-1 : Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-1)
Rn-2 : Kerugian gesek yang diizinkan pada lantai ke (n-2)
Hn : Head statik pada alat plambing lantai ke (n)
H1n : Head statik standar alat plambing pada lantai ke (n)
K : Koefisien sistem pipa
Ln : Panjang lurus pipa utama pada lantai ke (n)
Ln-1 : Panjang lurus pipa utama dari lantai ke (n-2) sampai
Lantai ke (n-1)
Ln-2 : Panjang lurus pipa utama dari lantai ke (n-2) sampai
Lantai ke (n-2)
Ln : Panjang kurus pipa-pipa cabang pada lantai ke (n)
Contoh prosedur penentuan ukuran pipa:
a. Metode menggunakan kerugian gesek yang diizinkan
Metode ini di dasarkan pada hal-hal sebagai berikut :
1. Laju aliran air dihitung dengan unit beban alat plambing
2. Pipa baja karbon
3. Kecepatan aliran dalam pipa 2 m/detik atau kurang
b. Metode menggunakan ekivalensi tekanan pipa
Metode ini di dasarkan pada konsep sirkit tertutup pipa-pipa cabang yang
bermula dari suatu pipa pengumpul (header) dan kembali lagi, yang berarti
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 68
kerugian gesek dalam masing-masing pipa cabang tersebut sama. Sistem pipa
penyediaan air dalam gedung biasanya tidak merupakan sirkit tertutup
kembali lagi ke pipa pengumpul, kerugian gesek dalam pipa-pipa cabang
tidaklah harus sama. Walaupun demikian, metode ini sangat praktis
digunakan untuk menghitung secara kasar ukuran pipa yang melayani jumlah
alat plambing yang relatif sedikit.
-Peralatan Penyediaan Air
Jenis Peralatan
1. Tangki air
a. Tangki air bawah tanah
Air dari jaringan air minum kota dialirkan melalui katup bola dan
ditampung dalam tangki bawah tanah dan kemudian dipompa ke dalam
jaringan pipa penyediaan air gedung. Ukuran atau kapasitas tangki
harus cukup besar. Tangki semacam ini dapat dibuat dari baja, beton
bertulang, kayu, dan belakangan ini muncul dari bahan FRP atau yang
dalam istilah popular dinamakan fiberglas.
b. Tangki atap
Tangki ini mendapat air dari pompa yang menyedot dari tangki bawah
tanah, dan berfungsi untuk menyimpan air untuk kebutuhan singkat dan
untuk
menstabilkan tekanan air sehubungan dengan fluktuasi pemakaian air
sehari-hari. Biasanya dibuat dari plat baja, kayu, dan juga FRP.
c. Tangki tekan
Tangki semacam ini berfungsi untuk menyimpan air dengan tekanan
tinggi, biasanya dibuat dari baja.
2. Pompa penyedot air
Pompa yang menyedot air dari tangki bawah atau tangki bawah tanah dan
mengalirkannya ke tangki atas atau tangki atap seringkali dinamakan
pompa angkat (mengangkat air dari bawah ke atas). Sedang pompa yang
mengalirkan air ke tangki tekan sering dinamakan pompa tekan.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 69
Pompa penyediaan air dapat diputar oleh motor listrik, motor bakar, turbin
uap, dan sebagainya. Pompa yang motor listrik penggeraknya ikut
dibenamkan dalam aliran air dinamakan submersible. Ditinjau dari arah
sumbu pompa, ada yang dipasang dengan sumbu vertikal maupun
horizontal.
Pengelompokan jenis pompa pada garis besarnya ada tiga, yaitu jenis putar,
jenis langkah positif, dan jenis khusus. Jenis putar ada yang sentrifugal,
aliran campuran (mixed flow), aksial, dan regeneratif. Jenis langkah positif
adalah pompa torak/ plunyer, pompa sudu (vane pumps), pompa eksentrik.
Jenis pompa khusus adalah pompa vorteks, gelembung uap, pompa jet.
-Penentuan Kapasitas Alat
1. Diameter pipa dinas
Pipa dinas, yang menyalurkan air dari pipa air minum kota kedalam
gedung, harus memepunyai ukuran yang cukup agar dapat mengalirkan air
sesuai dengan kebutuhan jam puncak. Apabila gedung tersebut dilengkapi
dengan tangki air bawah untuk menampung air, ukuran pipa dinas dapat
diperkecil sampai mempunyai ukuran yang cukup untuki memenuhi
kebutuhan jam rata-rata.
2. Kapasitas tangki air bawah
Rumus-rumus di bawah ini memberikan hubungan antara kapasitas tangki
air bawah dengan kapasitas pipa dinas:
T Q Q
s d
=
Untuk tangki air yang hanya digunakan menampung air minum, ukuran
tangkinya adalah:
T Q Q V
s d R
=
Dimana
Qd : Jumlah kebutuhan air perhari (m
3
/hari)
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 70
Qs : Kapasitas pipa dinas (m
3
/jam)
T : Rata-rata pemakaian perhari (jam/hari)
VR : Wolume tangki air minum (m
3
)
3. Kapasitas tangki atas (atau tangki atap)
Tangki atap dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan
biasanya disediakan dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan
puncak tersebut, yaitu sekitar 30 menit.
Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai
pada saat muka air terendah dalam tangki atas, sehingga perlu
diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam waktu 10 sampai
15 menit oleh pompa angkat (yang memompakan air dari tangki bawah ke
tangki atas). Kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus:
( ) ( )
pu
xT Q T Q Q V
pu p p E
=
max
Dimana
VE : Kapasitas efektif tangki atas (liter)
Qp : Kebutuhan puncak (liter/menit)
Qmax : Kebutuhan jam puncak (liter/menit)
Qpu : Kapasitas pompa pengisi (liter/menit)
TP : Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)
TPu : Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)
E.5. Gambaran Umum Wilayah
E.5.1 Batas Administrasi
Issu penataan ruang wilayah adalah memiliki variasi
ekosistem hutan, pertanian, permukiman perkotaan
dan perdesaan dan pesisir dan laut. Kabupaten
Jembrana merupakan Pintu gerbang Bali dari Jawa
dengan keberadaan Pelabuhan Gilimanuk. Kawasan
Perkotaan Negara dalam sistem perkotaan nasional
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 71
berfungsi sbg Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) untuk Wil Bali bagian Barat. Memiliki
luas Kawasan Hutan 51% dari luas wilayah, sehingga luas proporsi hutan telah
memenuhi minimal 30% luas wilayah, namun kondisi Hutan Lindung 9,01% agak kritis
dan kritis. Terdapat Taman Nasional Bali Barat. Memiliki panjang pantai 85,3 km dan
tiga pulau Kecil di Teluk Gilimanuk. Kecenderungan alih fungsi lahan pertanian tinggi.
Terdapat rencana pengembangan jalan bebas hambatan Gilimanuk Negara, Negara
Pekutatan, Pekutatan-Soka. Terdapat rencana pengembangan Jaringan Crossover listrik
Jawa Bali dan lintasan Jaringan SUTET.
Terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara didukung kegiatan industri perikanan di
Pengambengan telah diarahkan sbg Kaw. Industri dan Kaw. Minapolitan Kebutuhan
penguatan penerapan konsep2 kearifan lokal dalam penataan ruang. Jumlah Peduduk
Kab. Jembrana 2010 : 261.618 jiwa (sensus BPS 2010), dengan laju 1,29%/thn lebih
rendah dari Bali. Jumlah RTM 2006 (13.191 RTM) atau 23,33% dan tahun 2008 (13.451
RTM) atau 22,53%. Komposisi perekonomian menunjukkan terus meningkatnya Sektor
Tersier, yang ditunjang oleh sektor perdagangan dan jasa dari kegiatan pariwisata.
Potensi Unggulan Pertanian dalam arti luas berupa : tanaman pangan, perkebunan,
perikanan dgn dukungan Kaw. Agropolitan dan Minapolitan. Adanya Penetapan Kaw,
Strategis Bali (Kaw. Perkotaan Negara, Kaw Pariwisata Candikusuma, Kaw. Par
Perancak, Kaw Industri Pengambengan, Kaw Pelabuhan Gilimanuk, TNBB, Hutan
Lindung, Kaw Pesisirdan Laut). Menurunnya sediaan air baku, belum meratanya
pelayanan air minum, sediaan listrik, dan sarana wilayah lainnya. Beberapa kawasan
sering terancam banjir dan genangan bila hujan, dan banyaknya pantai wilayah terkena
abrasi.
Penataan ruang wilayah kabupaten bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah sebagai
pusat pengembangan wilayah Bali Barat sekaligus penyangga pelestarian lingkungan
Pulau Bali yang hijau, lestari, aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, berbasis
keterpaduan kegiatan pertanian, perindustrian, sumber daya pesisir dan kelautan yang
terintegrasi dengan pariwisata menuju pemerataan pengembangan wilayah dan
kesejahteraan masyarakat berlandaskan Tri Hita Karana.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 72
Wilayah Administrasi Perencanaan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 73
Kabupaten Jembrana terletak membentang dari arah barat ke timur pada
80340 85048 LS dan 1142553- 1144240 BT. Batas-batas administrasi
Kabupaten Jembrana terdiri dari :
Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng
Sebelah Timur : Kabupaten Tabanan
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Sebelah Barat : Selat Bali
Luas wilayah Kabupaten Jembrana 84.180 Ha atau 14,93 % dari luas wilayah
Pulau Bali, yang terbagi kedalam lima kecamatan dengan rincian sebagai berikut:
Wilayah Administratif Kabupaten Jembrana
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012
E.5.2 Kondisi Fisik Wilayah Perencanaan
A. Fisiografi dan Morfologi
Pada bagian utara wilayah Kabupaten Jembrana mempunyai fisiografi dan
morfologi pegunungan yang dibentuk oleh deretan Gunung Pengineman, Gunung
Klatakan, Gunung Bakungan, Gunung Nyangkrut, Gunung Sanggang dan Gunung
Batas. Wilayah bagian utara ini memiliki kemiringan lereng yang bervariasi dengan
vegetasi utama adalah hutan lindung. Di bagian selatan wilayah Kabupaten Jembrana
mengalir beberapa sungai antara lain Sungai Klatakan, Belatung, Sangiang Gede,
Nyangkrut dan Tukad Daya. Keberadaan sungai tersebut sekaligus membagi wilayah
Kabupaten Jembrana bagian Selatan menjadi dua kelompok morfologi yaitu wilayah
datar sampai bergelombang dan wilayah berbukit bukit.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 74
Kemiringan Lereng Wilayah Perencanaan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 75
B. Geologi
Kondisi geologi di kawasan perencanaan digambarkan melalui kondisi geologi
Kabupaten Jembrana secara umum. Berdasarkan data peta geologi Kabupaten Jembrana
(Purbo Hadiwidjojo) dapat diketahui bahwa wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari
beberapa jenis batuan, yaitu :
Formasi Gamping Agung
Batuan Gunung Api Jembrana
Formasi Palasari Formasi
Alluvium Formasi Sorga
Berdasarkan peta jenis tanah Provinsi Bali wilayah Kabupaten Jembrana terdiri dari
beberapa jenis tanah yaitu :
Tanah Latosol Coklat dan Litosol (Inceptisol)
Jenis tanah ini tersebar di empat wilayah Kabupaten Jembrana, yang paling luas terdapat
di Kecamatan Mendoyo (25.985 Ha), di Kecamatan Melaya (16.319 Ha), Kecamatan
Negara (14.130 Ha) dan Kecamatan Pekutatan (12.169 Ha). Jenis tanah ini dibentuk oleh
bahan induk abu vulkanik intermediet dengan kandungan bahan organik yang rendah
sampai sedang dan pH berkisar antara 4,5 5,5.
Tanah Alluvial Coklat Kelabu
Tanah ini merupakan tanah endapan sungai dengan luas kurang lebih 10.750 Ha
sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara (5.725 Ha).
Tanah Mediteran Coklat
Jenis tanah ini dibentuk oleh bahan induk batuan gamping dengan bentuk morfologi
bergelombang sampai berbukit bukit. Jenis tanah ini mendominasi wilayah Kecamatan
Melaya (1.878 Ha).
Tanah Regosol Coklat Kelabu
Jenis tanah ini sebagian besar terdapat di Kecamatan Negara seluas 772 Ha dan di
wilayah Kecamatan Mendoyo seluas 648 ha. Tanah ini terbentuk oleh induk vulkanik
intermedier dengan bentuk wilayah landai sampai berombak.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 76
Tanah Alluvial Hidromorf
Jenis tanah ini terdapat di wilayah Kecamatan Nagara khususnya di sepanjang wilayah
pantai selatan. Luas jenis tanah ini kurang lebih 1.420 Ha. Tanah ini merupakan sedimen
darat dan laut yang dibentuk oleh lempeng pasir dan pecahan karang. Masing-masing
jenis tanah tersebut di atas mempunyai tekstur yang berbeda beda umumnya tekstur
wilayah di Kabupaten Jembrana tergolong tekstur halus (kandungan liat sangat tinggi).
Sedangkan tekstur kasar (pasir dan lempung berpasir) merupakan tekstur tanah yang
terdapat di sepanjang pantai dari wilayah Kabupaten Jembrana.
C. Hidrogeologi
Kondisi hidrogeologi digambarkan melalui kondisi hidrogeologi Kabupaten Jembrana
secara umum. Kabupaten Jembrana mempunyai karakteristik hidrologi yang beragam
sehingga secara relatif memiliki sumber daya air yang kaya dibandingkan wilayah lainnya di
Bali. Karakteristik hidrologi tersebut meliputi sungai, mata air, sumur galian dan bendungan.
Sungai
Di wilayah Kabupaten Jembrana terdapat beberapa sungai yang mengalir dan bermuara
di Kecamatan Negara, Melaya, Mendoyo dan Pekutatan. Sungai terpanjang adalah
Tukad Biluk Poh yaitu sepanjang 28.000 km yang terletak di Kecamatan Mendoyo.
Hanya terdapat 3 (tiga) sungai yang telah dimanfaatkan sebagai sumber air untuk
pemenuhan kebutuhan air, yaitu Pangkung Gayung, Yeh Embang dan Pangkung Apit.
Mata Air dan Sumur Galian
Berdasarkan data dari laporan PDAM Kabupaten Jembrana (2011), sumber mata air
yang telah dimanfaatkan airnya oleh masyarakat berjumlah 3 titik mata air, dengan debit
47 l/detik. Sedangkan jumlah sumur gali yang telah dimanfaatkan sebanyak 332 l/dt.
Bendungan
Untuk mengatasi kekurangan pasokan kebutuhan air maka dilakukan pembuatan
bendungan dengan tujuan agar debit sungai bisa lebih stabil sehingga ketersediaan air
baku bagi PDAM lebih terjaga. Terdapat 17 bendungan di Kabupaten Jembrana dengan
kapasitas bendungan berkisar antara 0,173 m
3
/detik 1,920 m
3
/detik.
Potensi Air Tanah
Potensi air tanah sangat tergantung dari formasi bantuan dan struktur geologi yang ada di
bawah permukaan tanah. Formasi batuan dan struktur geologi akan mempengaruhi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 77
aquifer yang ada di bawah permukaan tanah. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Jembrana struktur hidrologinya tergolong memiliki akuifer produktif sehingga
memungkinkan dikembangkan sebagai sumber air bersih. Daerah yang hidrologinya
sebagai akuifer produktif tinggi dengan debit lebih dari 10 lt/detik, penyebarannya di
Kecamatan Negara, Melaya (Nusasari dan Moding) dan Pekutatan (Pekutatan Persil).
D. Curah Hujan
Curah hujan sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim, letak geografis dan perputaran
arus udara. Oleh karena itu julah curah hujan sangat beragam menurut bulan dan letak stasiun
pengamatan. Dari 10 stasiun pencatatan, untuk Tahun 2009 curah hujan yang terbanyak
terjadi di Kabupaten Jembrana yaitu pada bulan September dengan rata-rata curah hujan
mencapai 228,14 mm dengan rata-rata 10 hari hujan.
Tabel 3.2
Curah Hujan pada Stasiun Pengamatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2009
No. Bulan
Nomor dan Tempat Stasiun Pencatat
Melaya Palasari Tetelan Cekik Negara
Poh
Santen
Tgl
Cangkring
Rambutsiwi Gumbrih
1 Januari
- - - - - 299 152 244 -
2 Februari
- - - - - 252 161 281 -
3 Maret
- 154 - - 101 208 202 156 -
4 April
- 78 - - 90 62 56 56 -
5 Mei
- - - - 253 - 184 2 -
6 Juni
- - - - - 2 15 22 -
7 Juli
- - - - - 113 89 113 -
8 Agustus
- - - - 6 3 3 - -
9 September
- - - - 415 399 206 255 -
10 Oktober
- - - - 239 294 243 520 -
11 Nopember
- - - - 10 18 25 46 -
12 Desember
- - - - 240 275 211 408 -
Jumlah 0 232 0 0 1354 1925 1547 2103 0
Sumber : Kabupaten Jembrana dalam Angka, 2011
E.5.3 Tata Guna Lahan
Tata guna lahan di Kabupaten Jembrana terdiri dari lahan pertanian dan lahan non
pertanian. Penggunaan lahan di Kabupaten Jembrana dapat dilihat dari tabel berikut:
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 78
Tabel 5.7.
Penggunaan Lahan Kabupaten Jembrana
Jenis Penggunaan Lahan
Luas Penggunaan Lahan
(Ha)
1 Lahan Pertanian 32,687
1.1 Lahan Sawah 6,836
a. Pengairan Teknis 0
b. Pengairan Setengah Teknis 6,714
c. Pengairan PU 47
d. Pengairan Tradisional 0
e. Tadah Hujan 75
f. Pasang Surut 0
g. Lainnya 0
1.2 Lahan Bukan Sawah 25,851
a. Tegal/Kebun 9,458
b. Ladang 0
c. Perkebunan 15,162
d. Hutan Rakyat 0
e. Tambak 261
f. Kolam Padang 5
g. Rumput 0
h. Lainnya 965
2 Lahan Bukan Pertanian 51,493
a. Rumah, Bangunan dan
Pekarangan
6,224
b. Hutan Negara 42,935
c. Rawa-Rawa 121
d. Lainnya 2,213
Jumlah 84,180
Sumber: Bali Dalam Angka,2012
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 79
Prosentase Penggunaan Lahan di Kabupaten Jembrana
E.5.4 Kependudukan
A. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana Tahun 2011 adalah sebanyak 311.573
jiwa yang terbagi kedalam 5 kecamatan. Jumlah penduduk terbesar adalah pada Kecamatan
Negara dengan jumlah 89.224 jiwa, sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah pada
Kecamatan Pekutatan dengan jumlah 30.758 jiwa. Berikut adalah Tabel 4.1 yang
menyajikan jumlah penduduk tiap kecamatan :
Tabel 5.8.
Jumlah Penduduk Kabupaten Jembrana Tahun 2011
Sumber: BPS Kab. Jembrana Tahun 2012
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 80
B. Jumlah Penduduk berdasarkan Kelamin
Jumlah penduduk Kabupaten Jembrana berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2011
terdiri dari 155.635 jiwa penduduk laki-laki dan 155.938 jiwa penduduk perempuan.
Berdasarkan perbandingan jumlah penduduk tersebut diketahui sex ratio Kabupaten
Jembrana adalah 99,81 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih kecil dari pada jumlah
penduduk perempuan. Berikut adalah disajkan Tabel 3.4. yang menyajikan data sex ratio
jumlah penduduk laki laki terhadap perempuan.
Tabel 5.9.
Sex Ratio Penduduk di Kabupaten Jembrana
Sumber: BPS Kab. Jembrana Tahun 2012
C. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Menurut data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur, maka kelompok umur
tertinggi adalah kelompok umur usia antara 26 45 tahun dengan jumlah 104.743 jiwa.
Berikut Tabel 3.5 yang menyajikan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia di
Kabupaten Jembrana tahun 2011.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 81
Tabel 5.10.
Jumlah Penduduk Menurut Umur
Sumber: BPS Kab. Jembrana Tahun 2012
E.5.5 Kesenian Wilayah Perencanaan
Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan, Pemuda Olah Raga, Pariwisata dan
Kebudayaan di Kabupaten Jembrana Tahun 2011 terdapat beberapa jenis kesenian khas
Kabupaten Jembrana. Berikut ditampilkan data jenis dan pusat kesenian di Kabupaten
Jembrana.
Tabel 5.11.
Jenis dan Pusat Kesenian Kabupaten Jembrana
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 82
Tabel 5.12.
Jenis Tari-tarian Di Kabupaten Jembrana
Dari sekian banyak seka/sanggar yang berkembang di Kabupaten Jembrana tersebut,
terdapat jenis kesenian yang merupakan ciri khas yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yaitu :
1. Kesenian Jegog
Memanfaatkan bambu yang dirangkai sebagaialat instrumennya yang menghasilkan
instrumen/irama yang sangat merdu untuk dinikmati. Jegog pertama kali berkembang di
Banjar Sebual Desa Dangin Tukadaya yangdiciptakan oleh Kiang Gelinduh. Kesenian
Jegog ditarikan oleh remaja putra-putri
2. Kesenian Joged Bungbung
Kesenian ini juga memakai bambu sebagai aplat instrumennya yang disebut Gamelan.
Dari segi ukuran Gamelan Joged Bungbung ini lebih kecil dibandingkan dengan Gamelan
Jegog. Kesenian Joged Bungbung ini selalu disertai tarian yang dibawakan oleh remaja
putri dengan mengenakan pakaian khas Jembrana, sehingga menghasilkan tontonan yang
sangat menarik.
3. Kesenian Kendang Mebarung
Kesenian ini memanfaatkan Kendang yang sangat besar ukurannya, yang biasanya
dimainkan oleh 2 orang untuk masing masing kendang tersebut.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 83
4. Kesenian Bungbung Gebyog
Menggambarkan ibu-ibu rumah tangga yang sedang menumbuk padi. Bungbung Gebyog
ini biasanya dibawakan oleh beberapa orang wanita yang sudah berkeluarga. Masing-
masing penari membawa sebuah bambu yang menggambarkan sebagai alu untuk
menumbuk padi, dari ketukan bambu tersebut dihasilkan irama yang merdu untuk
dinikmati.
E.5.6 Sarana Wilayah Perencanaan
A. Fasilitas Pendidikan
Jumlah penduduk yang bersekolah berdasarkan usia di Kabupaten Jembrana terbagi
menjadi tiga kelompok usia, yaitu : 7- 12 tahun (SD/MI) ; 13 15 tahun (SLTP/ MTs) dan
16 18 (SMU/SMK/MA). Distribusi penduduk terbanyak pada tahun 2011 adalah pada
kelompok usia 7 12 tahun (SD/ MI) sebanyak 2.264 penduduk sedangkan paling sedikit
adalah pada kelompok usia 16 18 tahun (SMU/SMK/MA) dengan jumlah sebanyak 945
penduduk. Berikut adalah disajikan tabel jumlah penduduk yang bersekolah berdasarkan usia
di Kabupaten Jembrana.
Tabel 5.13.
Murid Berdasarkan Usia di Kabupaten Jembrana Tahun 2007-2011
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana
Jenjang pendidikan di Kabupaten Jembrana adalah terbagi menjadi D/Sederajat,
SLTP/Sederajat dan SMA/Sederajat. Jumlah murid paling banyak pada tahun 2011 adalah
jenjang pendidikan SD/Sederajat dengan jumlah sebanyak 27.876 siswa sedangkan paling
sedikit adalah jenjang SMA/ Sederajat dengan jumlah sebanyak 10.459 siswa.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 84
Tabel 5.14.
Jumlah Murid Tiap jenjang Pendidikan di Kabupaten JembranaTahun 2007-2011
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana
Fasilitas pendidikan berupa sekolah merupakan persyaratan utama agar kegiatan
belajar dan mengajar dapat berjalan. Dengan adanya fasilitas tersebut, guru yang merupakan
tenaga pendidik utama dapat melaksanakan tugasnya sehingga kegiatan belajar dan
mengajar dapat berjalan dengan baik.
Tabel 5.15.
Penduduk Jembrana Berdasarkan Pendidikan Akhir (Tingkat Pendidikan) Tahun 2011
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2011
Tingkat pendikan yang dimiliki oleh penduduk Kabupaten Jembrana berjenjang
mulai belum pernah menginjak bangku sekolah hingga sarjana. Jumlah tertinggi adalah
penduduk dengan tingkat pendidikan Tamat SD sebesar 29%, kemudian posisi kedua diikuti
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 85
dengan belum pernah sekolah sebesar 23 % dan hanya sebagian kecil saja prosentase
jumlah penduduk yang tamat akademi/Universitas yaitu sebesar 2%
Grafik Jumlah Penduduk berdasarkan tingkat Pendidikan
B. Fasilitas Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan
Kesehatan juga harus dipandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan pembangunan ekonomi serta memiliki peran
penting dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam lima tahun terakhir
masyarakat Kabupaten Jembrana telah memiliki program jaminan kesehatan dari
pemerintah yang disebut dengan JKJ. Program JKJ tersebut menjamin biaya pengobatan
masyarakat Kabupaten Jembrana mulai dari Rumah Sakit, Puskesmas, Dokter Praktik hingga
Bidan Swasta
Tenaga kesehatan yang ada di Kabupaten Jembrana telah menunjukkan jumlah yang
mencukupi. Masing-masing Puskesmas telah diisi dengan tenaga kesehatan yang sesuai
dengan kebutuhan dasar untuk dapat melaksanakan tugas-tugas pelayanan meskipun masih
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 86
terdapat Puskesmas yang belum terisi. Tenaga kesehatan yang ada telah tersebar pada sarana
pelayanan kesehatan di 5 (lima) Kecamatan seperti tertera di dalam tabel.
Tabel 5.16.
Persebaran Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2011
Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012
Tabel 5.17.
Rasio Tenaga Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2006 2010
Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012
Di Kabupaten Jembrana terdapat fasilitas kesehatan berupa empat buah rumah sakit
yang terdiri dari 1 buah RSU Daerah dan 1 buah RS Swasta Dharma Sentana, RS Khusus
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 87
Bersalin Kertayasa dan RS Khusus Ibu dan Anak Bunda. Jumlah tempat tidur yang tersedia
di RSU Daerah sebanyak 100 buah, RS Swasta Dharma Sentana 20 buah, RS Khusus
Bersalin Kertayasa 20 buah dan RS Khusus Ibu dan Anak Bunda 25 buah
Tabel 5.18.
Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Jembrana Tahun 2007-2011
Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012
C. Fasilitas Peribadatan
Prasarana peribadatan di Kabupaten Jembrana terdiri dari pura, masjid, gereja dan
klenteng/vihara. Sebagai Agama Mayoritas penduduk Kabupaten Jembrana, maka pura
merupakan fasilitas sarana peribadatan terbesar dibandingkan dengan sarana peribadatan
lainnya. Secara keseluruhan di kawasan Kabupaten Jembrana tersedia 271 unit pura yang
tersebar di seluruh kawasan Kabupaten Jembrana. Sebagai agama mayoritas kedua, penduduk
beragama Islam telah terlayani oleh 196 unit masjid/mushola yang tersebar di permukiman-
permukiman penduduk muslim.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 88
Tabel 5.19.
Penduduk Jembrana Berdasarkan Agama Tahun 2011
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012
Tabel 5.20.
Tempat Peribadatan di Kabupaten JembranaTahun 2011
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012
D. Fasilitas Olahraga
Saat ini Kabupaten Jembrana telah mempunyai beberapa fasilitas lapangan olahraga
meliputi lapangan sepak bola, lapangan voley, lapangan tenis meja, dan lapangan bulu
tangkis.Kabupaten Jembrana memiliki 7 Gedung Olahraga yang berada pada masing-masing
kecamatan. Jumlah kegiatan olahraga dalam satu tahun yang sering dilaksanakan di
Kabupaten Jembrana adalah kegiatan PORSENI, KOMPETISI, serta lomba-lomba olahraga
lainnya yang hampir mencakup 16 cabang olahraga, yang diikuti oleh hampir 16 organisasi
olahraga dan 21 organisasi pemuda. Berikut adalah beberapa fasilitas olahraga yang di miliki
oleh pemerintah Kabupaten Jembrana :
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 89
1. GOR Krsna Jvara
Gedung Olah Raga (GOR) Kresna Jvara terletak di Desa Batuagung Dusun Sawe
Rangsasa lebih kurang 2 Km kearah utara dari Kantor Bupati Jembrana. GOR dengan
kapasitas 6.000 penonton tersebut dibangun pada akhir tahun 2005 dalam rangka
mensukseskan Porda Bali VII yang diselengggarakan di Jembrana. GOR Kresna Jvara
dapat digunakan oleh umum dalam rangka menyelenggarakan even Olah Raga atau
Pertemuan.
2. Lapangan Sepakbola
Lapangan sepakbola yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana ada tiga,yaitu :
a. Stadion Pecangakan terletak di areal Civic Center Jalan Surapati Kecamatan
Negara. Stadion ini dilengkapi dengan 2 buah tribun untuk kenyamanan
menyaksikan pertandingan. Di Stadion Pecangakan juga terdapat lintasan pacuan
kuda yang disewakan untuk umum Lapangan Dauhwaru, Lapangan Dauhwaru
terletak di Kelurahan Dauhwaru
b. Kecamatan Negara. Lapangan ini difungsikan sebagai lapangan sepak bola. Selain
lapangan Sepak Bola di Tanah lapang Dauhwaru ini juga terdapat Lapangan
Basket yang pemanfaatannya sebagaian besar oleh Siswa SMA yang ada di kota
Negara. Lapangan Dauhwaru juga disewakan untuk umum
c. Lapangan Umum Negara, Terletak di Jalan Gatot Subroto Kelurahan Banjar
Tengah Kecamatan Negara. Di Lapangan Umum Negara juga terdapat fasilitas
Olah RagaPanjat Tebing
3. Lapangan Tenis
Lapangan Tenis yang terletak dibelakang Kantor Bupati Jembrana ini terdiri dari 4 buah
lapangan. Lapangan ini direhab/diperbaharui pada akhir tahun 2005 dalam rangka
mensukseskan Porda Bali VII yang diselenggarakan di Jembrana. Meskipun letaknya
dilingkungan kantor Bupati, lapangan Tenis ini juga boleh dipergunakan untuk umum.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 90
E.5.7 Prasarana Wilayah
A. Listrik
Secara umum pelayanan dan keterjangkauan listrik di Kabupaten Jembrana sudah sampai
masuk ke desa-desa terpencil. Penyebaran dan pendistribusian aliran listrik sudah dapat
dirasakan oleh semua golongan masyarakat. Penyaluran listrik diupayakan ke depan akan
terus ditingkatkan melalui rancangan dan rencana pemerintah untuk membuat dan menambah
gardu listrik di setiap kecamatan.. Jumlah pelanggan listrik dan daya tersambung tahun 2011
di Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut :
Daya Listrik Terpasang
1. Listrik Regular
a. Total pelanggan regular 33.056 pelanggan
b. Total daya tersambung 35.455.450 VA
2. Listrik Prabayar
a. Total pelanggan 12.538 pelanggan
b. Total daya tersambung 15.549.250 VA
3. Total Pelanggan per Kecamatan
a. Kecamatan Negara:
Total pelanggan regular 20.402 pelanggan
Total daya tersambung 24.870.450 VA
b. Kecamatan Mendoyo:
Total pelanggan regular 8.688 pelanggan
Total daya tersambung 7.028.100 VA
c. Kecamatan Pekutatan:
Total pelanggan regular 3.966 pelanggan
Total daya tersambung 3.556.900 VA
Jaringan Listrik di Kabupaten Jembrana sebagai berikut :
1. PLTG Pesanggaran = 162 MVA.
2. PLTG Gilimanuk = 130 MVA.
3. PLTGU Pemaron = 80 MVA.
4. Gardu Induk = 13 Buah.
5. Gardu Distribusi = 343 Buah.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 91
B. Air Bersih
Ketersediaan air disamping untuk kepentingan pertanian, juga sangat diperlukan dan
menjadi kebutuhan pokok manusia dalam kehidupan sehari-hari. Keberadaan air di
Kabupaten Jembrana sampai saat ini cukup berlimpah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat Jembrana. Namun pemerintah tetap terus berupaya untuk mencari alternatif lain
dalam pemenuhan kebutuhan akan air bersih di masa yang akan datang. Seiring dengan
perkembangan dan jumlah penduduk yang terus bertambah dan berkembang, pemerintah
Kabupaten Jembrana membuat terobosan dengan pengolahan air laut menjadi air minum.
Terobosan ini adalah antisipasi jangka panjang pemerintah dalam menghadapi kemungkinan
terjadinya krisis air di masa yang akan datang.
Berbagai sumber air minum yang saat ini telah diusahakan oleh pemerintah dan
masyarakat Jembrana antara lain dengan memanfaatkan air permukaan, Sumur bor dan mata
air. Data dari pelanggan PDAM Kabupaten Jembrana Tahun 2011 , jumlah pelanggan
sebanyak 18.873 rumah , pemakaian air yang terjual 4.018.507 m3 dengan beberapa sumber
air minum yang telah diusahakan adalah sebagai berikut: air sungai sebanyak 6; sumur bor
sebanyak 38 dan mata air sebanyak 3 untuk melayani pelanggan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5.21.
Data Jumlah Sambungan Air Minum dan Data Pemakaian Air Minum (M
3
) di PDAM Tirta
Amertha Kab. Jembrana Tahun 2011
Sumber: PDAM Kabupaten Jembrana
Tabel 5.22.
Data Produksi Air di Kab. Jembrana
Sumber: PDAM Kabupaten Jembrana
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 92
Sumber Air di Kabupaten Jembrana
C. Persampahan
Sumber utama timbunan sampah di kawasan perencanaan yaitu sampah domestik
(rumah tangga) dan sampah non domestik meliputi sampah intitusional (sekolah, kantor, dll),
sampah komersial (pasar, toko, dll), sampah aktivitas perkotaan (penyapuan jalan, lapangan,
dll), sampah klinik, sampah industri, sampah konstruksi, dan lain sebagainya. Sistem
pengelolaan sampah di Kabupaten Negara dikelola langsung oleh masyarakat secara
perorangan atau berkelompok. Secara perorangan sampahnya dikelola dengan cara
membakar, menanam, ataupun mengupah seseorang dengan peralatan angkutnya untuk
membuang sampah ke tempat penimbunan sampah yang telah disediakan.
Tabel 5.23.
Volume total sampah Sehari di Kab. Jembrana Tahun 2010
Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 93
Untuk kebutuhan pengelolaan sampah, Kantor Lingkungan Hidup Kebersihan
Pertamanan Kab. Jembrana memiliki alat berat berupa buldoser sebanyak 1 (satu) unit,
Trek Loader sebanyak 1 (satu) serta armada truk yang terdiri dari Truk Arm Rool sebanyak 6
(enam) unit, Truk Dum sebanyak 6 (enam) unit dan gerobak sebanyak 16 (enam belas) buah.
Jumlah sampah yang ditangani dalam sehari yaitu sampah organik sejumlah 3.375 m dan
sampah anorganik 1.125 m. Volume total produksi sampah sehari di TPA berkisar antara 6-7
ton
Tabel 5.24.
TPA/ TPS dan Kontainer di Kab. Jembrana Tahun 2011
Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012
Sistem pengelolaan persampahan adalah sampah rumah tangga dikumpulkan terlebih
dahulu oleh petugas gerobak menuju TPS atau Kontainer terdekat. Kemudian sampah
sampah tersebut dengan menggunakan truk akan diangkut menuju TPA. Berikut adalah daya
tampung TPA/ TPS/ Kontainer di Kabupaten Jembrana Tahun 2011:
Tabel 5.25.
Daya Tampung TPA/ TPS/ Kontainer di Kab. Jembrana Tahun 2011
Sumber: Profil Kabupaten Jembrana, 2012
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 94
D. Pos dan Telekomunikasi
Dalam upaya untuk mengembangkan infrastruktur Pos dan Telekomunikasi,
pemerintah telah berupaya untuk membangun kerja sama yang sangat baik dengan investor
yang ingin menanamkan modalnya untuk pembangunan Jembrana. Salah satu upaya serius
pemerintah Kabupaten Jembrana adalah dengan mempermudah serta mempercepat proses
pengurusan ijin bagi kepentingan dunia usaha. Disamping itu juga ada beberapa rancangan
yang telah dipersiapkan dan bahkan dilakukan oleh pemerintah antara lain:
1. Penyediaan kantor pos dan kantor telepon pada setiap kecamatan.
2. Pengembangan rumah pos dan telepon umum.
3. Pengembangan BTS untuk penguatan sinyal telepon seluler.
4. Pengembangan infrastruktur Jimbarwana Network untuk peningkatan Aplikasi E-
Government.
5. Pengembangan jaringan Backbone dan jaringan distribusi untuk desa-desa dan Sekolah
Dasar yang belum terjangkau secara langsung.
Dengan adanya daya saing perusahaan pemerintah (Telkom) dengan beberapa
perusahaan penyedia jasa telekomunikasi (Provider) jaringan telepon genggam, pelanggan
telepon khususnya untuk kebutuhan rumah tangga mengalami fluktuasi kendati telepon
genggam relatif lebih mahal daripada telepon konvensional. Namun dengan kelebihannya,
yaitu dapat digunakan secara mobile telepon genggam saat ini lebih diminati oleh
masyarakat dibuktikan dengan banyaknya Tower/ Menara Telekomunikasi Seluler
Tabel 5.26.
Tower/Menara Telekomunikasi Seluler di Kab. Jembrana Tahun 2007-2011
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 95
Selain media Surat Kabar, di Kabupaten Jembrana juga terdapat media informasi
eloktronik berupa radio. Selain digunakan sebagai media informasi berupa berita, radio juga
digunakan sebagai media hiburan, seperti misalnya pemutaran musik, talk show cerita
bersambung, dll. Sebagai media informasi dan hiburan yang paling digemari masyarakat,
televisi di Kabupaten Jembrana telah dapat menerima siaran seluruh TV Nasional dan
beberapa TV lokal di Provinsi Bali. Namun berdasarkan survey primer yang telah dilakukan,
belum terdapat siaran TV lokal khusus untuk Kabupaten Jembrana.
E.5.8 Jaringan Transportasi
Sistem transportasi Kabupaten Jembrana melayani dua pola pergerakan yaitu
pergerakan regional dan pergerakan antar wilayah di dalam Kabupaten Jembrana sendiri.
Pola pergerakan regional terjadi karena posisi Kabupaten Jembrana berada di pintu masuk ke
Pulau Bali dari Pulau Jawa yaitu melalui Pelabuhan Gilimanuk. Sedangkan pola pergerakan
antar wilayah di dalam Kabupaten merupakan pergerakan antar desa, antara desa dan antar
kota kecamatan, antar wilayah kecamatan dan antara kecamatan dengan ibukota kabupaten.
Sistem transportasi yang berada di Kabupaten Jembrana tersebut meliputi transportasi jalan
raya dan transportasi laut.
A. Transportasi Darat
1. Jaringan Jalan
Prasarana jaringan jalan yang ada di Kabupaten Jembrana kondisinya cukup baik
terutama dalam menunjang pola pergerakan barang dan orang, sehingga mampu
menunjang kegiatan perekonomian masyarakat dan daerah Prasarana jalan di Kabupaten
Jembrana dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.27.
Panjang Jalan Menurut Statusnya di Kabupaten Jembrana Tahun 2011
Sumber: BPS Kabupaten Jembrana, 2012
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 96
Untuk jalan kabupaten dari total panjang jalan 941,023 Km dibedakan menurut
perkerasan jalannya dengan panjang jalan yaitu; jalan aspal sepanjang 265,485 Km, jalan
lapen 575,789 Km dan jalan krokol 99,749 Km.
Tabel 5.28.
Kondisi Ruas Jalan Kabupaten Jembrana Berdasar Tingkat Kerusakan Tahun 2010
Kondisi jalan yang terdapat di Kabupaten Jembrana secara umum dapat di kategorikan
baik, rusak ringan, sedang dan rusak berat. Dari data Dinas Pekerjaan Umum Bidang
Bina Marga, kondisi jalan baik sepanjang 240,691 Km (26%) dan kondisi rusak berat
sepanjang 242,918 Km (26%). Pemerintah Kabupaten Jembrana setiap tahunnya terus
melakukan perawatan dan peningkatan kondisi perkerasan jalan guna menunjang pola
pergerakan barang dan orang, sehingga mampu menunjang kegiatan perekonomian
masyarakat dan daerah.
Sistem jaringan transportasi menjadi bagian utama dalam pembentukan struktur ruang.
Sistem jaringan transportasi memberikan kerangka terhadap struktur ruang kawasan
Kabupaten Jembrana. Sistem transportasi regional yang terdapat di Kabupaten Jembrana
lebih banyak ditunjang oleh sistem transportasi darat. Secara keseluruhan sistem
transportasi di Kabupaten Jembrana masih didominasi oleh angkutan jalan raya, prasarana
dan sarana transportasi yang ada pada prinsipnya telah menjangkau daerah-daerah penting
di Kabupaten Jembrana termasuk wilayah perdesaan.
2. Jumlah Kendaraan/Moda
Jumlah kendaraan bermotor/ moda yang terdaftar di Kabupaten Jembrana setiap tahun
mengalami peningkatan jumlahnya. Jumlah kendaraan bermotor didominasi oleh Jumlah
sepeda motor, dimana kepemilikannya setiap tahun terus bertambah. Kendaraan Mobil
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 97
Pribadi jumlahnya dari tahun 2006 sampai 2010 mengalami peningkatan jumlah.
Sedangkan kendaraan Angkutan Penumpang justru mengalami penurunan. Data
selengkapnya mengenai peningkatan jumlah kendaraan bermotor ditampilkan pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.29.
Jumlah Kendaraan Bermotor yang Terdaftar di Kabupaten Jembrana
3. Angkutan Umum
Terdapat sekitar 27 trayek angkutan umum dan 66 jumlah ijin trayek. Dari jumlah
armada yang beroperasi dapat dilihat bahwa rute padat antara lain trayek Negara-Yeh
Embang-Pekutatan, Negara-Tegal Cangkring-Pertigaan Penyaringan, Negara-Dangin
Tukadaya, dan trayek Negara-Melaya-Palasari. Disamping kendaraan bermotor
kendaraan tidak bermotor yaitu dokar juga beroperasi di dalam kota dengan jumlah 180
armada. Jenis angkutan lainnya yang beroperasi adalah ojek.
B. Transportasi Laut
Di dalam sistem transportasi nasional, pelabuhan Gilimanuk merupakan pelabuhan
yang melayani lalu-lintas pelayaran antar pulau, terutama angkutan penumpang dan
kebutuhan pokok serta distribusi barang dan jasa.
Jaringan transportasi laut memiliki potensi yang besar dalam pengembangan wilayah.
Sebagai Pusat Kegiatan Wilayah yang mendukung Pusat Kegiatan Nasional, Kabupaten
Jembrana dilengkapi oleh pelabuhan penyeberangan Gilimanuk, yang melayani
penyeberangan orang dan barang antar pulau, dan distribusi ekspor dan impor, serta
pelabuhan perikanan di Pengambengan.
1. Pelabuhan Gilimanuk
Pelabuhan penyeberangan Gilimanuk dilengkapi dengan fasilitas seperti dermaga 2 buah,
dengan kapasitas sandar masing-masing 1 buah kapal. Tempat parkir 7.600 m. Jumlah
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 98
kapal beroperasi sebanyak 25 unit. Waktu tempuh Gilimanuk-Ketapang 30 menit dan
waktu sandar 30 menit. Perhatian dalam pengembangan jaringan transportasi laut di
Kabupaten Jembrana terfokus pada pelabuhan Gilimanuk, sebagai simpul jaringan
transportasi Jawa-Bali, dalam pelayanannya yang mendukung kegiatan perekonomian
terutama di sektor pariwisata di Pulau Bali.
Sarana Angkutan penyebrangan di Pelabuhan Gilimanuk yaitu :
Dermaga Movable : 2 Buah
Dermaga Ponton : 1 Buah
Dermaga LCM : 2 Buah
Kapal : 22 Buah
Jembatan Timbang : 1 Buah
Kapasitas muat kapal penyeberangan sebanyak 31.272
orang dan 3.382 kendaraan dengan 8 trip per hari,
fasilitas penyeberangan juga dilengkapi sarana parkir
seluas 900 m2 termasuk bangunan penunjang. Sarana
administrasi dan pengamanan Pelabuhan Penyeberangan
Gilimanuk, meliputi :
Syahbandar
KP3 Polsek
Angkatan Laut
Satuan Polisi Air
PT. ASDP
PJR (Polisi Jalan Raya)
PM (Polisi Militer)
Karantina Hewan
Karantina Tumbuhan
2. Pelabuhan Perikanan
Sumberdaya perikanan yang terdapat di sepanjang pantai selatan Kabupaten Jembrana
terkolektif pada satu pelabuhan perikanan di Pengambengan Kecamatan Negara.
Pengembangan pelabuhan perikanan tersebut memberikan kontribusi yang cukup baik dalam
perekonomian Kabupaten Jembrana. Hasil penangkapan ikan laut rata-rata sebanyak 56.947
ton/thn, menggunakan perahu kapal motor sebanyak 1.568 unit dan 312 perahu tanpa
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
E - 99
motor. Diperlukan jaringan transportasi laut maupun darat yang baik untuk distribusi
sumber daya perikanan di Kabupaten Jembrana.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.16/MEN/2006
tentang Pelabuhan Perikanan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) dikenal juga sebagai
pelabuhan perikanan tipe B atau kelas II. Pelabuhan ini dirancang terutama untuk melayani
kapal perikanan berukuran 15-16 GT dengan kapasitas 75 kapal atau 2.250 GT sekaligus.
Dengan panjang dermaga 150 m, kedalaman kolam 2 m dan fasilitas tambat-labuh untuk
kapal berukuran 30 GT, pelabuhan tersebut juga melayani kapal ikan yang beroperasi di
perairan ZEEI dan perairan nasional.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 1
F.1. Umum
Rencana kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam rencana
kerja ini akan diuraikan urutan urutan pekerjaan, konsep penanganan
masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan sarana
maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta schedule
personil.
F.2. Rencana Kerja
Rencana/Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif
usulan dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani
sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan. Dalam
program kerja ini akan diuraikan urutan urutan pekerjaan, konsep
penanganan masalah, tanggung jawab dan personil yang terlibat, pengerahan
sarana maupun personil pendukung, schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil.
Program kerja ini secara garis besar mencakup 4 (empat) tahapan pokok,
yaitu:
1. Tahap I : Pekerjaan Persiapan
2. Tahap II : Kegiatan Pengumpulan Data
3. Tahap III : Tahap Pengolahan Data dan Analisis
4. Tahap IV : Penyusunan Rencana Detail
5. Tahan V : Pelaporan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 2
1.Pekerjaan Persiapan
Pada Prinsipnya metode pelaksanaan pekerjaan mengacu pada
Kerangka Acuan Kerja (TOR). Sebelum memulai pekerjaan, langkah
awal yang dilakukan adalah melakukan persiapan-persiapan yang
berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi :
a. Persiapan Administrasi
b. Mobilisasi personil dan peralatan
c. Penyusunan metodologi dan rencana kerja
Adapun program kerja meliputi :
a. Organisasi Pelaksanaan
b. Bagan Alir Kegiatan (Flow Chart)
c. Jadwal Pelaksanaan
d. Jadwal Personil
e. Jadwal Peralatan dan Bahan.
Pekerjaan persiapan yang akan dilaksanakan meliputi antara lain :
a. Mobilisasi dan pengadaan tenaga ahli yang dilaksanakan sesuai
dengan jadwal pengerahan tenaga ahli yang diusulkan serta
pengadaan kendaraan dan peralatan lainnya sesuai jadwal penggunaan
peralatan yang diusulkan
b. Pengumpulan dan mempelajari semua data dan peta yang berkaitan
dengan pekerjaan ini yang meliputi data kependudukan, data kondisi
penyediaan air minum eksisting, data potensi sumber air, data
kebutuhan air minum, peta geohidrolog serta data-data kajian yang
pernah dilakukan.
2.Kegiatan Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data sekunder melalui survey instansional
b. Observasi lapangan, wawancara dan penyebaran quetioner
3.Tahap Pengolahan Data dan Analisis
a. Melakukan kompilasi data
b. Melakukan prosesing data
1) Analisis fungsi bangunan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 3
2) Analisis struktur bangunan
3) Analisis utilitas mekanikal elektrikal
4.Tahap Perumusan Rencana
a. Rencana arsitektur, meliputi Rencana Fungsi yang tergambar dalam
Denah, Rencana kulit bangunan yang tergambar dalam Tampak
Bangunan, Rencana spesifikasi bahan yang tergambar dalam
Rencana Pola, Rencana Detail Pembangunan dan Rencana Parsial,
Rencana khusus yang tergambar dalam Rencana Detail Khusus.
b. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
Keseluruhan perencanaan struktur didasarkan pada hasil tes Daya
Dukung Tanah yang menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana
c. Rencana utilitas Mekanikal Elektrikal, beserta uraian konsep dan
perhitungan, meliputi tata udara, tata cahaya, listrik, plumbing, air
bersih, sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran,
dan sistem pipa air kotor.
d. Penajaman pra-perkiraan biaya daftar Kuantitas dan harga yang
sesuai dengan konsep rancangan detail yang ada berdasar Analisa
Harga Satuan wilayah setempat.
e. Penyusunan sertifikasi teknis yang sesuai dengan hasil perancangan
termasuk spesifikasinya menjadi pedoman kerja umum, administrasi
dan teknis bagi pelaksana pembangunan (kontraktor).
5.Pelaporan
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat: pekerjaan persiapan konsultan
sebelum melakukan survey lapangan, kegiatan administrasi yang
mendahului kegiatan survey, kegiatan survey lapangan yang terdiri
dari kegiatan orientasi lapangan, pengukuran areal lokasi kantor dan
penyelidikan tanah.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 14 (empat belas)
hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
b. Laporan Antara
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 4
Laporan Perencanaan memuat: latar belakang, maksud, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup penugasan; kinerja konsultan memuat
metode pendekatan, rencana kerja (time schedule), penugasan
tenaga ahli dan organisasi pelaksanaan pekerjaan; deskripsi awal
kawasan studi yang memuat kebijakan dan strategi penataan
lingkungan pemukiman berdasarkan RUTR, RTRW, RDTR dan
lain-lain yang berkaitan dengan kebijakan tata lingkungan di lokasi
pekerjaan; konsep desain/arsitektur; konsep utilitas; desain/hasil
rancangan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan.
c. Draft Laporan Akhir
Laporan Tahap Desain Akhir dibuat setelah konsultan melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan dari konsep desain yang disetujui,
memuat: penyempurnaan dari konsep desain arsitektur, seperti
penyempurnaan konsep tata ruang; penyempurnaan konsep
arsitektur interior ruang dalam dan ruang luar; penyempurnaan
konsep desain struktur bangunan, penjelasan mengenai penggunaan
bahan bangunan; serta penyempurnaan konsep pencahayaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 90 (sembilan puluh)
hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh)
buku laporan.
d. Laporan Akhir
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh)
hari kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 30 (tiga puluh) buku
laporan
F.3. ORGANISASI DAN PERSONIL
Konsultan dalam pelaksanaan pekerjaan ini akan menyediakan dan
menugaskan beberapa Tenaga Ahli sesuai dengan yang dibutuhkan dalam
Kerangka Acuan Kerja (KAK). Tenaga Ahli yang akan ditugaskan tersebut
dikoordinir oleh seorang Team Leader yang memiliki kemampuan dalam
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 5
koordinasi dan komunikasi dengan pihak pengguna jasa, instansi teknis
terkait dan Tenaga Ahli lainnya. Adapun Tenaga Ahli yang diusulkan dalam
pelaksanaan studi ini telah memilki kualifikasi pendidikan, pengalaman
dibidang penanganan pekerjaan sejenis. Masing-masing Tenaga Ahli tersebut
memilki tugas dan tanggung-jawab masing-masing sesuai dengan bidang
keahliannya.
Kualifikasi dan jumlah Tenaga Ahli yang disediakan oleh penyedia jasa untuk
menangani pekerjaan ini sesuai dengan KAK dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
1. Tenaga Ahli
a. Ketua Tim (Team Leader) Ahli Perencana Wilayah
Seorang Magister Planologi (S2) atau Manajemen dengan
pengalaman minimal 8 (delapan) tahun dalam Bidang Perencanaan
dan Pengembangan Wilayah, serta memiliki Sertifikat Ahli
Pengembangan Kota dan Wilayah.
b. Ahli Geodesi/Pemetaan
Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S1) dengan pengalaman minimal
6 (enam) tahun di Bidang Pemetaan, serta memiliki Sertifikat Ahli
Geodesi.
c. Ahli Struktur
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S2) dengan pengalaman minimal 6
tahun di Bidang Pengembangan Infrastruktur dalam kaitannya
dengan perencanaan wilayah/kawasan dan memiliki sertifikat
keahlian.
d. Ahli Sosial Ekonomi
Seorang Sarjana Ekonomi Pembangunan (S1) dengan pengalaman
minimal 6 tahun di Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah.
2. Tenaga Pendukung
Adapun Tenaga pendukung yang diperlukan untuk mendukung
pelaksanaan pekerjaan ini meliputi :
a. Cost Estimator
b. Surveyor
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 6
c. Operator Komputer
d. Administrasi dan Keuangan
e. Drafter CAD
Untuk memperjelas alur koordinasi dalam pelaksanaan pekerjaan ini, maka
dibuat bagan organisasi pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan berjalan sesuai
KAK. Disamping itu konsultan juga menyadari adanya mekanisme kontrol
terhadap proses dan hasil dari pekerjaan konsultan.
Bagan ini menggambarkan hubungan koordinasi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa serta masing-masing Tim Konsultan. Dalam struktur organisasi
pelaksana pekerjaan yang melibatkan beberapa tenaga profesional, tenaga sub
profesional dan tenaga penunjang dengan tugas dan tanggung jawab masing-
masing sesuai dengan bidang keahliannya. Bagan organisasi untuk
pelaksanaan pekerjaan dimaksudkan untuk membuat jalur koordinasi untuk
semua personil pelaksana.
Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan hubungan timbal balik
antara Team Leader dan Direksi Pekerjaan, dan bila konsultan perlu data-data
dari instansi lain, maka dengan seijin Direksi dan pemberi tugas, akan
menghubungi instansi tersebut.
Adapun Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan dapat dilihat pada gambar
berikut.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 7
Gambar - Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
p
TIM TEKNIS
CV. TRI MATRA DISAIN
KABUPATEN JEMBRANA
Garis Koordinasi
Garis Instruksi
1. Operator Komputer
2. Administrasi dan Keuangan
3. Drafter CAD
4. Cost Estimator
5. Surveyor
Keterangan :
TEAM LEADER
Tenaga Ahli
1. Ahli Geodesi/Pemetaan
2. Ahli struktur
3. Ahli Sosial Ekonomi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
F - 1
Jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan Penyusunan Detail
Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembran ini
adalah 3 (tiga) bulan atau 900 (sembilan puluh). Bab ini akan menguraikan tahapan
pekerjaan dan jangka waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan tiap tahapan
pekerjaan.
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, konsultan akan menyusun jadwal
pelaksanaan pekerjaan berdasarkan lingkup pekerjaan dan waktu pelaksanaan
pekerjaan. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan
mutu pekerjaan yang diharapkan KAK dan dengan waktu yang tersedia serta kelancaran
serta terkoordinasinya pelaksanaan pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
menyangkut urutan dan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan dengan alokasi waktu
yang disediakan.
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja, alokasi waktu untuk pelaksanaan
pekerjaan ini adalah selama tiga bulan. Agar pelaksanaan pekerjaan ini tepat waktu,
maka dibutuhkan jadwal pelaksanaan yang disusun secara cermat. Jadwal pelaksanaan
pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu kegiatan harus dilaksanakan
dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan yang diberikan dapat tercapai dengan
tidak mengurangi mutu teknisnya. Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini telah disesuaikan
dengan bagan alir pelaksanaan pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang
disyaratkan dalam KAK. Secara rinci Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan disajikan pada
Tabel G.1.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
G - 2
Tabel G.1
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembran
Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain
No. Kegiatan
Bulan Ke
Ket I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. RINCIAN PEKERJAAN
A. PERSIAPAN
A.1. Persiapan administrasi
A.2. Mobilisasi personil dan peralatan
A.3. Penyusunan metodologi dan kerangka kerja, meliputi :
a. Bagan alir pekerjaan
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
c. Bagan organisasi
d. Jadwal penugasan personil
e. Jadwal peralatan
A.4. Koordinasi dan konsultasi
A.5. Review dari dokumen dan kebijakan lainnya
yang terkait
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
G - 3
No. Kegiatan
Bulan Ke
Ket I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
B. TAHAP PENGUMPULAN DATA
B.1. Pengumpulan data sekunder melalui survey
instansional
B.2. Observasi lapangan, wawancara dan penyebaran
questioner.
C. TAHAP PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
C.1. Melakukan kompilasi data (tabulasi dan sistemisasi data)
C.2. Melakukan prosesing data :
Analisis kebijakan dan strategi pengembangan kabupaten kota
Analisis regional;
Analisis ekonomi dan sektor unggulan;
Analisis sumber daya alam;
Analisis penggunaan lahan;
Analisis pembiayaan pembangunan
Analisis kelembagaan.
Analisis sumber daya manusia
Analisis infrastruktur;
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
G - 4
No. Kegiatan
Bulan Ke
Ket I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
D. TAHAP PERUMUSAN RENCANA
D.1. Rencana Struktur dan Pola Pemanfaatan Ruang;
D.2.
Rencana Pengelolaan Kawasan Lindung dan
Kawasan Budidaya;
D.3.
Rencana Sistem Prasarana Transportasi,
Telekomunikasi, Energi, Pengairan, dan
Pengelolaan Lingkungan;
D.4.
Rencana Penatagunaan Tanah, Air, dan Sumber
daya alam Lainnya;
D.5. Rencana Sistem Kegiatan Pembangunan
E. TAHAP PENYEMPURNAAN RENCANA
E.1. Penyempurnaan rencana berdasarkan hasil
masukan dan arahan dari kegiatan pembahasan
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
G - 5
No. Kegiatan
Bulan Ke
I II III Ket
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
II. KELUARAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN
B. LAPORAN KEMAJUAN
C. DRAFT LAPORAN AKHIR
D. LAPORAN AKHIR
E. ALBUM PETA A3
F. ARSIP DATA KOMPUTER/SOFT COPY (CD)
III. KEGIATAN PEMBAHASAN
A. Pembahasan Laporan Pendahuluan
B. Pembahasan Laporan Kemajuan (FGD)
B. Pembahasan Konsep Laporan Akhir
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
H - 1
Jangka waktu yang diperlukan untuk melaksanakan ini sesuai KAK adalah 3
bulan atau 90 (sembilan puluh) hari kalender. Dengan waktu pekerjaan tersebut, maka
penugasan masing-masing tenaga ahli berbeda sesuai dengan tugas dan
tanggungjawabnya.
Adapun kontribusi masing-masing tenaga ahli dan tenaga penunjang dalam
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
1. Ketua Tim (Team Leader) : 3,00 (tiga) Orang Bulan
2. Ahli Struktur : 3,00 (tiga) Orang Bulan
3. Ahli Sosial Ekonomi : 3,00 (tiga) Orang Bulan
4. Ahli Pemetaan : 3,00 (tiga) Orang Bulan
Sedangkan kontribusi masing-masing tenaga pendukung dalam pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
1. Estimator : 2,00 (dua) Orang Bulan
2. Surveyor : 6,00 (enam) Orang Bulan
3. Administrasi : 3,00 (tiga) Orang Bulan
4. Operator Komputer : 3,00 (tiga) Orang Bulan
5. Operator CAD/GIS : 6,00 (enam) Orang Bulan
Lebih jelasnya jadwal penugasan personil dalam pekerjaan ini disajikan dalam
Tabel H.1.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
H - 2
Tabel H.1
Jadwal Penugasan Personil
Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana
Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain
No. Nama Personil
Jabatan Yang
Diusulkan
Bulan Ke
Orang
Bulan
Ket. I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I. TENAGA AHLI
1.
Darmawan Dwi Cahyono, ST
MT
Ketua Tim (Team
Leader)
3,00
2. Abdul Amin ST MT Ahli Struktur 3,00
3. Rosie Junita Sundari, ST Ahli Sosial Ekonomi 3,00
6. Yudi Setiabudi, ST Ahli Pemetaa 3,00
Sub Total 12,00
II. TENAGA PENDUKUNG
1. To Be Named Drafter CAD/GIS 2,00
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
H - 3
No. Nama Personil
Jabatan Yang
Diusulkan
Bulan Ke
Orang
Bulan
Ket. I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2. To Be Named Drafter CAD/GIS 2,00
3. To Be Named Drafter CAD/GIS 2,00
4. To Be Named Operator Komputer 2,00
5. To Be Named Surveyor 1,00
6. To Be Named Surveyor 1,00
7. To Be Named Surveyor 1,00
8. To Be Named Surveyor 1,00
9. To Be Named Surveyor 1,00
10. To Be Named Surveyor 1,00
4. I Gusti Raka Martawan, ST Cost Estimator 2,00
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
H - 4
No. Nama Personil
Jabatan Yang
Diusulkan
Bulan Ke
Orang
Bulan
Ket. I II III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
5. To Be Named Administrasi 2,00
Sub Total 18,00
Total 40,00
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
I - 1
I.1. UMUM
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor. Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil. Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan, sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya.
I.2. FASILITAS PEMRAKARSA PEKERJAAN
Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini, pihak proyek telah
menyediakan fasilitas meliputi :
Pemberian surat pengantar untuk operasional maupun koordinasi dan
dukungan dengan instansi terkait.
Peminjaman referensi yang ada pada proyek.
Pemberian informasi mengenai ketentuan yang berkaitan dengan pekerjaan
kewajiban konsultan.
I.3. KANTOR KONSULTAN
Untuk kelancaran kegiatan pekerjaan pihak konsultan telah menyiapkan kantor
yang permanen di Denpasar sehingga memudahkan Team Konsultan
berkoordinasi dengan pemberi pekerjaan dan setiap saat dapat asistensi/diskusi
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
I - 2
dalam penyelesaian pekerjaan. Disamping itu diharapkan nantinya setelah
selesai pekerjaan pihak pemberi pekerjaan mudah menghubungi konsultan.
I.4. PERALATAN
Peralatan yang digunakan untuk setiap pekerjaan disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing kegiatan, tergantung dari volume dan kapasitas alat. Adapun
volume dan kapasitas alat tersaji pada Tabel I.1. Daftar Peralatan.
Tabel I.1
Daftar Peralatan
Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain
Nama Perusahaan :
CV. Tri Matra Disain
Kapasitas atau Merk dan Tahun Kondisi Lokasi Bukti
Output Saat Ini Tipe Pembuatan Baik/Rusak Saat Ini Kepemilikan
A. Peralatan Kantor
1 Meja Kerja+Kursi 10
- Lokal 1996 Baik Denpasar Milik Pribadi
2 OHP Media Stal 1
- 3 M 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Laptop 2
5 GB Toshiba 2003 Baik Denpasar Milik Pribadi
4 Komputer 8
X GB Intel P4 64 MB 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
5 Printer 4
30 lbr/mnt Deskjet 1280 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
6 Scanner 1
- Umax Astra 2005 Baik Denpasar Milik Pribadi
7 Telepon+Fax 1
- Panasonic 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi
B. Peralatan Penunjang
1 Kamera 2
- Fuji 2006 Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Meja Gambar 2
- Mutoh EY 2000 Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Kalkulator 2
- Casio FX 3600 2004 Baik Denpasar Milik Pribadi
C Peralatan Lapangan
1 Alat Ukur Theodolithe 1
- - - Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Alat Ukur Waterpass 1
- - - Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Alat Sondir 1
- - - Baik Denpasar Milik Pribadi
D Transportasi
1 Kendaraan roda 4 - 1 1
-
-
- Baik Denpasar Milik Pribadi
2 Kendaraan roda 4 - 2 1
-
-
- Baik Denpasar Milik Pribadi
3 Kendaraan roda 2 4
-
-
- Baik Denpasar Milik Pribadi
DATA PERALATAN / PERLENGKAPAN
NO. Jenis Peralatan/Perlengkapan JUMLAH
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
I - 3
A Peralatan dan Perlengkapan Kantor 1 2 3 4 1 2 3 4
1 ATK (Alat Tulis Kantor) bulan 1.00 3.00
2 Komunikasi bulan 1.00 3.00
3 Sewa Komputer dan Printer Unit / bulan 2.00 3.00
4 Bahan Komputer dan Printer bulan 2.00 3.00
5 Penggandaan Data Sekunder ls 1.00
B. Transportasi
1 Sewa Kendaraan Roda 4 Unit / bulan 2.00 2.00
2 Biaya Operasional Roda 4 Unit / bulan 2.00 2.00
3 Sewa Kendaraan Roda 2 Unit / bulan 2.00 2.00
4 Biaya Operasional Kendaraan Roda 2 Unit / bulan 2.00 2.00
1 2 3 4
No URAIAN SAT. VOL. WAKTU
Bulan / Minggu Ke
I II III
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
G - 1
Tenaga ahli yang berkompeten merupakan unsur penting yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada
Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana. Untuk itu konsultan harus
menyiapkan tenaga profesional dalam jumlah yang cukup dan memenuhi persyaratan
yang ditinjau dari lingkup proyek maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga
profesional yang dimaksud adalah personel berlatar belakang pendidikan Sarjana
(S1/S2) baik untuk Ketua Tim maupun Tenaga Ahli lainnya. Selain itu juga dibantu
oleh beberapa staf pendukung yang dimaksudkan untuk membantu kelancaran tugas-
tugas team leader dan tenaga ahli lainnya.
A. Tenaga Ahli Utama
1. Ketua Tim (Team Leader) Ahli Perencana Wilayah
Seorang Magister Planologi (S2) atau Manajemen dengan pengalaman minimal
8 (delapan) tahun dalam Bidang Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, serta
memiliki Sertifikat Ahli Pengembangan Kota dan Wilayah.
2. Ahli Geodesi/Pemetaan
Seorang Sarjana Teknik Geodesi (S1) dengan pengalaman minimal 6 (enam)
tahun di Bidang Pemetaan, serta memiliki Sertifikat Ahli Geodesi.
3. Ahli Struktur
Seorang Sarjana Teknik Sipil (S2) dengan pengalaman minimal 6 tahun di
Bidang Pengembangan Infrastruktur dalam kaitannya dengan perencanaan
wilayah/kawasan dan memiliki sertifikat keahlian.
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
G - 2
4. Ahli Sosial Ekonomi
Seorang Sarjana Ekonomi Pembangunan (S1) dengan pengalaman minimal 6
tahun di Bidang Pengembangan Ekonomi Wilayah.
B. Tenaga Pendukung
Dalam mendukung pelaksanaan kegiatan ini dibutuhkan :
1. Cost Estimator
2. Surveyor
3. Operator Komputer
4. Administrasi dan Keuangan
5. Drafter CAD
Komposisi tim dan penugasannya secara lebih rinci diuraikan dalam Tabel J.1.
J - 3
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tabel G.1
Komposisi Tim dan Penugasan (Daftar Personil)
Penyusunan Detail Engineering Design ( DED ) pada Kawasan Inti Minapolitan Kabupaten Jembrana
Nama Perusahaan : CV. Tri Matra Disain
Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Nama Personil Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/Asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
Disusulkan
Uraian Pekerjaan
Jumlah
Orang
Bulan
1. Darmawan Dwi
Cahyono, ST,MT
CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Bidang
Perencanaan
Wilayah dan
Kota
Ketua Tim
(Team Leader)
a. Mengarahkan dan mempersiapkan
program kerja, mulai dari survey
lapangan sampai tahapan
penyusunan rencana.
b. Menyusun daftar/informasi yang
diperlukan.
c. Mengkoordinir pekerjaan masing-
masing tenaga ahli, sehingga dapat
menjaga sinkronisasi pekerjaan.
d. Memimpin diskusi internal tim dan
mewakili tim dalam
diskusi/pembahasan dengan tim
teknis atau instansi-instansi terkait.
e. Bersama dengan tim
3,00
J - 4
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Nama Personil Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/Asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
Disusulkan
Uraian Pekerjaan
Jumlah
Orang
Bulan
mengidentifikasi dan merumuskan
produk kegiatan DED Minapolitan.
2. Abdul Amin, ST, MT CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Bidang
Struktur
Tenaga Ahli
Struktur
a. Melakukan penyelidikan dan analisa
mekanika tanah;
b. Menyusun perencanaan dan
perhitungan pondasi;
c. Membuat perhitungan struktur;
d. Melakukan pemilihan material/bahan
dan pelaporan
3,00
3. Rosie Junita Sundari,
SE
CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Bidang
Ekonomi
Tenaga Ahli
Sosial Ekonomi
a. Melakukan pengamatan terhadap
kondisi social ekonomi
b. Menganalisa dan mengidentifikasi
kondisi ekonomi kawasan.
c. Bersama-sama dengan tenaga ahli
lainnya merencanakan
pengembangan ekonomi local dan
keterkaitannya dengan kondisi social
masyarakat
3,00
4. Yudi Setiabudi, ST CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Bidang
Pemetaan
Tenaga Ahli
Pemetaan
a. Melakukan kegiatan pengumpulan,
pengolahan, dan penyediaan data
3,00
J - 5
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Nama Personil Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/Asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
Disusulkan
Uraian Pekerjaan
Jumlah
Orang
Bulan
yang akurat dan layak serta
berhubungan dengan pemetaan
kondisi fisik lahan;
b. Menyiapkan pengadaan peta dasar,
peta tematik kawasan perencanaan;
c. Mengolah data dan survei lapangan
ditambah data pendukungnya pada
wilayah perencanaan meliputi
Geomorfologi, Geologi dan
Hidrologi;
d. Menganalisis data yang ada untuk
disajikan dalam bentuk peta yang
berbasis sistem informasi geografis.
e. Bertugas mendata, menganalisis,
menyimpulkan dan merencanakan
hal-hal terkait dengan fisiografis
kawasan perencanaan dalam jangka
waktu yang ditetapkan.
5. I Gusti Raka CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Bidang
Sipil
Cost Estimator a. Menghitung kuantitas pekerjaan;
b. Melakukan penyusunan analisa harga
2,00
J - 6
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Nama Personil Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/Asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
Disusulkan
Uraian Pekerjaan
Jumlah
Orang
Bulan
Martawan, ST satuan;
c. Melakukan perhitungan Engineering
Estimate (EE);
d. Melakukan perhitungan Bill Of
Quantity (BOQ);
e. Menyusun Rencana Kerja dan
Syarat-Syarat (RKS);
f. Pelaporan..
Tenaga Pendukung
(Personil Lainnya)
Nama Personil Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/Asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
Disusulkan
Uraian Pekerjaan
Jumlah
Orang
Bulan
1. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Operator
Komputer
Operator
Komputer
Menyiapkan kelengkapan peralatan,
survey, pengetikan, penggambaran,
penggandaan laporan serta kegiatan lain
yang berhubungan dengan sistem
komputerisasi untuk menunjang
kelancaran kerja tenaga ahli.
2,00
J - 7
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Nama Personil Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/Asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
Disusulkan
Uraian Pekerjaan
Jumlah
Orang
Bulan
2. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Administrasi Administrasi
dan Keuangan
Bertugas mengatur keuangan, mengurus
administrasi kantor dan berhubungan
langsung dengan penyedia jasa dalam
hubungannya dengan penyelesaian
administrasi proyek.
2,00
3. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatan
survey primer.
Melakukan kegiatan observasi secara
mendetail terhadap kondisi kawasan
1,00
4. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatan
survey primer.
Melakukan kegiatan observasi secara
mendetail terhadap kondisi kawasan
1,00
5. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatan
survey primer.
Melakukan kegiatan observasi secara
mendetail terhadap kondisi kawasan
1,00
6. To Be Named CV. TRI MATRA Tenaga Ahli Surveyor Surveyor
Mengumpulkan data dari kegiatan
1,00
J - 8
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
Tenaga Ahli
(Personil Inti)
Nama Personil Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/Asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
Disusulkan
Uraian Pekerjaan
Jumlah
Orang
Bulan
DISAIN Lokal survey primer.
Melakukan kegiatan observasi secara
mendetail terhadap kondisi kawasan
7. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatan
survey primer.
Melakukan kegiatan observasi secara
mendetail terhadap kondisi kawasan
1,00
8. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Surveyor Surveyor Mengumpulkan data dari kegiatan
survey primer.
Melakukan kegiatan observasi secara
mendetail terhadap kondisi kawasan
1,00
9. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Operator CAD Operator CAD Menyiapkan gambar-gambar detail
sesuai dengan hasil perancanaan/detail
desain yang telah dibuat, penggambaran
menggunakan komputerisasi dan CAD.
2,00
10. To Be Named CV. TRI MATRA
DISAIN
Tenaga Ahli
Lokal
Operator CAD Operator CAD Menyiapkan gambar-gambar detail
sesuai dengan hasil perancanaan/detail
desain yang telah dibuat, penggambaran
menggunakan komputerisasi dan CAD.
2,00
CV. TRI MATRA DI SAI N
Konsultan Perencana Dan Pengawas
K - 1
Dokumen Usulan Teknis untuk pelaksanaan pekerjaan ini sebagai bentuk
penawaran teknis dari konsultan dalam upaya penanganan pekerjaan ini. Dalam hal ini
konsultan CV. TRI MATRA DISAIN apabila nantinya dipercaya untuk menangani
pekerjaan ini maka akan bekerja berdasarkan lingkup pekerjaan sesuai dengan Kerangka
Acuan Kerja (KAK) pekerjaan tersebut. Konsultan CV. TRI MATRA DISAIN,
berkeyakinan sanggup dan mampu untuk melaksanakan pekerjaan tersebut apabila
diberi kepercayaan berdasarkan dokumen usulan teknis yang kami tawarkan.
Dengan dukungan Tenaga Ahli yang kami usulkan dengan kualifikasi dan
pengalaman kerja di Bidang Penataan Ruang dan Arsitektur. Dengan berbekal keahlian
masing-masing tenaga ahli yang kami usulkan dan telah memiliki sertifikat keahlian,
maka dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas dapat diselesaikan dengan tepat
waktu dan mutu pekerjaan sesuai dengan yang diminta dalam KAK.
Semoga usulan teknis ini mendapatkan perhatian, dukungan serta kepercayaan
dari pengguna jasa.

Anda mungkin juga menyukai