Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tidak hanya
mempunyai tugas dalam penyelenggaraan program keluarga berencana saja
tapi juga meliputi penyerasian pengendalian penduduk dan pembangunan
keluarga sesuai Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Peran dan fungsi baru BKKBN
diperkuat dengan adanya Peraturan Presiden No.62 tahun 2010, tentang Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

Pada awal tahun 2010, BKKBN telah merubah visinya menjadi penduduk
Tumbuh Seimbang 2015. Untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi yang
ditetapkan adalah mewujudkan pembangunan yang berwawasan kependudukan
dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Salah satu langkah dalam
mewujudkan misi tersebut seperti tercantum dalam RPJMN 2010-2014 adalah
peningkatan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan yang
memadai, akurat dan tepat waktu.

Kebutuhan akan data basis keluarga, baik kesertaan keluarga maupun tahapan
keluarga dalam operasional proram mutlak hukumnya. Peta Keluarga sebagai
sarana untuk mempermudahn pemantauan program di tingkat RT, sangat
dirasakan manfaatnya baik bagi pengelola program KB maupun bagi aparat
pemerintah yang membutuhkannya.

Selain itu pada Tahun 2014 Perwakilan BKKBN Provinsi jawa Barat memiliki
kebijakan untuk membuat Profil Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga di tingkat desa/kelurahan. Pembuatan profil ini sebagai
upaya untuk meningkatkan ketersediaan data dan informasi yang berkualitas di
tingkat desa/kelurahan. Profil ini diharapkan dapat memberikan gambaran
tentang kondisi kependudukan, KB dan pembangunan keluarga di tingkat
desa/kelurahan.

B. Diskripsi singkat
Bahan pembelajaran tentang Pembuatan Peta Keluarga dan Profil
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga disusun agar peserta diklat
memiliki pemahaman dan keterampilan dalam membuat Peta Keluarga dan
Profil Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga di tingkat desa.

C. Manfaat Bahan Ajar
Setelah membaca, mencermati dan memahami isi dan makna yang terkandung
dalam bahan ajar ini, Anda akan mendapatkan pemahaman dan memiliki
keterampilan dalam membuat Peta Keluarga dan Profil Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga di tingkat desa.
D. Standar Kompetensi
1. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami dalam membuat peta keluarga dan mengisi format Profil
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga di tingkat desa.

2. Indikator Keberhasilan
Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat diharapkan dapat:
a. Menjelaskan tujuan, manfaat dan cara membuat Peta Keluarga;
b. Menjelaskan tujuan, manfaat dan cara mengisi Profil Kependudukan,
KB dan Pembangunan Keluarga di tingkat desa.
E. Materi pokok
1. Pembuatan Peta Keluarga
2. Profil Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga di tingkat desa.

F. Petunjuk Belajar
Agar dapat memahami isi bahan ajar ini dengan cepat, Anda perlu
melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Bacalah bahan ajar ini tahap demi tahap. Sebelum anda benar-benar
paham tentang materi pada tahap awal, jangan membaca materi pada
halaman berikutnya. Lakukan pengulangan pada halaman tersebut
sampai anda benar-benar memahaminya.
2. Jika anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada halaman
atau sub bahasan tertentu, diskusikan dengan teman anda atau
fasilitator yang sekiranya dapat membantu untuk memahami materi
bahan ajar ini.
3. Setelah selesai memahami materi pada setiap kegiatan belajar
sebaiknya anda mengerjakan latihan-latihan.

















































BAB II
PEMBUATAN PETA KELUARGA

A. TUJUAN

1. Umum
Memberikan petunjuk secara rinci tentang tata cara pembuatan Peta
Keluarga untuk memantau kesertaan ber KB dan tahapan keluarga di Tingkat
RT.

2. Khusus
a) Memberikan penjelasan mengenai data-data yang digunakan dalam
membuat Peta Keluarga.
b) Memberikan penjelasan tentang simbol dan warna yang disepakati
secara nasional dalam membuat Peta Keluarga.
c) Menjelaskan tentang tata cara dan petunjuk teknis pembuatan Peta
Keluarga.

B. RUANG LINGKUP

1. Sasaran
Sasaran Peta Keluarga adalah data kependudukan, KB dan keluarga di
tingkat RT.

Pembuatan Peta Keluarga ini harus dapat menunjukan gambaran mengenai :
a. Seluruh rumah tangga yang ada di tingkat RT
b. Kesertaan Ber-KB
c. Tahapan Keluarga setiap rumah tangga

2. Sumber data
Data yang digunakan untuk membuat Peta Keluarga diambil dari : Hasil
Pendataan Keluarga di Tingkat RT (R/I/KS atau R/I/MDK)

C. PENJELASAN UMUM

a) Peta Keluarga dibuat pada tingkat RT, datanya berdasarkan Register
Keluarga (R/I/KS atau R/1/MDK).

b) Peta Keluarga dibuat oleh Sub Pos KB / Pos KB dengan bantuan para kader,
dan PLKB/PKB bertanggung jawab atas pelaksanaannya.

c) Peta Keluarga dibuat dari bahan kertas manila berukuran (80 x 65 cm),
berwarna dasar putih.

d) Peta Keluarga ditempel atau digantung pada dinding rumah Sub Pos KB atau
di tempat-tempat lain yang dirasa lebih tepat. Data yang menyangkut KB
diperbaharui setiap saat sesuai dengan perkembangan jumlah PUS maupun
kesertaan dalam ber KB, sedangkan untuk data demografi dan tahapan
keluarga sejahtera baru diperbaharui setelah ada hasil Pendataan Keluarga
berikutnya.
e) Peta Keluarga dibuat setiap tahun, yaitu setelah selesainya kegiatan
pendataan dan pemetaan keluarga, atau selambat-lambatnya pada bulan
Januari. Pada petak persegi panjang rumah dalam peta diberikan warna
dengan pinsil/spidol warna atau dengan potongan kertas warna yang sesuai
dengan tahapan keluarga sejahtera dan status PUS serta cara kontrasepsi
yang digunakannya.

f) Pemberian warna yang dimaksud disini adalah bisa berupa pewarnaan
langsung dengan pinsil/spidol warna maupun dengan membuat potongan
kertas berukuran 2 x 1 Cm, dengan warna-warna tertentu. Masing-masing
warna menunjukan status tahapan keluarga sejahtera atau cara kontrasepsi
yang digunakan oleh peserta KB. Dibagian belakang potongan kertas warna
tersebut terdapat bahan perekat sedemikian rupa sehingga mudah dicabut
dari lembaran "kertas alasnya" serta mudah pula untuk ditempelkan pada
kertas atau benda lain.

g) Potongan Kertas Warna / Pemberian warna pada petak persegi panjang
rumah tangga dibedakan menjadi 2 bagian dan dipisahkan garis tengah lurus
(sama besar), yang sebelah kiri untuk Tahapan Keluarga Sejahtera dan yang
sebelah kanan untuk status PUS dan kesertaan KB (pemakaian alat/cara
kontrasepsi).

h) Untuk pemberian warna atau pembuatan potongan kertas warna peserta
status PUS dan kesertaan KB (sebelah kanan) berbentuk segi empat,
sedangkan untuk tahapan keluarga sejahtera (sebelah kiri) dalam bentuk
lingkaran polos. Untuk tahapan Keluarga Sejahtera diwarnai tersendiri oleh
pembuat peta dengan pensil/spidol warna.

i) Potongan kertas warna ini nanti akan ditempelkan pada Peta Keluarga sesuai
dengan keadaan keluarga dan arti warna masing-masing.

D. PENJELASAN KHUSUS

a) Peta Keluarga diberi judul dengan mencantumkan nama Dusun/RW, Desa,
Kecamatan, dan Kabupaten .

Contoh : PETA KELUARGA
DUSUN/RW/RT : Linggarjaya RT 02 / RW 01
DESA/KELURAHAN : Jelegong
KECAMATAN : Rancaekek
KABUPATEN : Kabupaten Bandung

b) Peta Keluarga berisi petak-petak lokasi rumah yang dilengkapi dengan
rambu-rambu geografis misalnya : jalan raya, rel kereta api, sungai, batas
wilayah, bangunan-bangunan penting seperti gedung sekolah, kantor
kecamatan, rumah ibadah dan sebagainya. Tiap lembar peta keluarga
memuat sebanyak-banyaknya 150 petak persegi panjang lokasi rumah
keluarga, dan tiap petak persegi panjang berukuran 2 x 1 Cm.



c) Pada Peta Keluarga, di bagian atas/samping setiap petak lokasi rumah
keluarga dicantumkan nomor urut keluarga, sesuai dengan nomor urut
keluarga yang ada pada Register Keluarga Sejahtera (R/I/KS/ atau R/1/MDK)
dari RT yang bersangkutan.

d) Pada tiap petak persegi panjang lokasi rumah keluarga pada peta, diberikan
warna atau ditempelkan kertas warna yang arti warna atau coraknya sesuai
dengan tahapan keluarga sejahtera dan status kesertaan KB, menurut
cara/alat kontrasepsi yang digunakan.

Contoh : Pada petak lokasi rumah keluarga tahap KS I dengan
kesertaan KB dari PUS tersebut adalah IUD, maka
ditempelkan potongan kertas warna yang terdiri dari sebelah
kiri lingkaran warna kuning dan sebelah kanan segi empat biru.

e) Apabila keluarga berstatus PUS, tapi tidak ikut KB, maka bagian kertas warna
yang khusus menunjukan kesertaan KB (sebelah kanan) digunakan warna
putih polos.

f) Apabila diketahuni seorang peserta KB berhenti menggunakan alat/cara
kontrasepsi bukan karena hamil, dan yang bersangkutan masih tetap
berstatus PUS, maka pada petak lokasi rumah peserta tersebut ditempel
kertas warna hitam putih untuk sebelah kanan (khusus kesertaan KB nya).

Contoh : Ny. Riyani istri Pak Rusman, tahapan Keluarga Sejahtera
Tahap I dengan nomor urut kepala keluarga 14 semula peserta
KB Pil karena sesuatu sebab berhenti menggunakan alat/cara
kontrasepsi tersebut dan bukan karena hamil, maka pada
petak rumah kepala keluarga nomor 14 (rumah Bapak
Rusman) ditempel kertas warna dengan warna sebelah kanan
hitam putih dan sebelah kiri lingkaran kuning.

g) Apabila diketahuni keluarga/PUS yang berhenti menjadi PUS karena berbagai
sebab, misalnya mati haid (menopouse), cerai, meninggal dunia, maka pada
petak lokasi rumah keluarga tersebut ditempel kertas warna abu-abu
(sebelah kanan).

Contoh : Ny. Nurmayati istri Pak Disan seorang peserta KB Implant telah
bercerai dari suaminya. Pada petak lokasi rumah tersebut
yang semula ditempel kertas warna Jingga, setelah ia bercerai
kertas warna Jingganya (sebelah kanan) ditempel/ditutup
dengan kertas warna abu-abu.

h) Apabila diketahuni ada PUS yang hamil, maka pada petak lokasi rumah
tersebut ditempel kertas warna putih silang merah (bagian sebelah kanan)
akan tetapi khusus untuk tahapan keluarga sejahtera (bagian sebelah kiri),
tetap (tidak perlu diubah).

Contoh : Ny. Supriyani istri Pak Boniman nomor urut kepala keluarga 13,
semula peserta KB IUD, karena itu di sebelah kanan ditempel
kertas warna biru dan di sebelah kiri untuk tahapan keluarga
sejahtera Tahap II diberi warna Coklat. Karena mengalami
kegagalan ber KB (hamil), maka pada bagian kertas warna
kesertaan KB yang berwarna biru di tempel kertas warna putih
silang merah.

i) Khusus untuk warna kertas warna pada Peta Keluarga untuk tahapan
Keluarga Sejahtera penggantiannya dilakukan apabila telah selesai
Pendataan Keluarga berikutnya.

= KS Tahap I, Keluarga yang Bukan PUS
= KS Tahap II, Peserta KB Implant
= KS Tahap II, Hamil Resiko Tinggi
CONTOH WARNA KERTAS WARNA DAN
ARTINYA
KERTAS WARNA ARTINYA
= KS Tahap III, Peserta KB IUD
= KS Tahap III Plus, Peserta KB MOW
= KS Tahap III, Peserta KB Kondom
= KS Tahap II, Peserta KB yang
Berhenti Menggunakan Kontrasepsi
= KS Tahap Pra Sejahtera, PUS yang Berhenti
Menjadi PUS/Pindah Tempat Tinggal
= KS Tahap III, PUS yang Hamil
= KS Tahap I, Belum/Tidak Pernah KB
= KS Tahap I, Peserta KB MOP

= KS Tahap I, Peserta KB Pil
= KS Tahap Pra Sejahtera, Peserta KB Suntikan


E. MEKANISME PELAKSANAAN

Langkah-langkah Pelaksanaan Pendataan dan Pemetaan, dilakukan sebagai berikut :

a. Pendataan dilakukan secara lengkap meliputi seluruh keluarga dan
penduduk yang berdiam di suatu wilayah kerja Sub Pos KB, Dusun/RW atau
RT (Rukun Tetangga).

b. Pengisian Register Pendataan Keluarga (R/I/KS/ atau R/1/MDK) dilakukan
melalui kunjungan dari rumah ke rumah.

c. Data yang diisikan ke dalam R/I/KS/ atau R/1/MDK tidak boleh berdasarkan
sumber data dari catatan yang telah ada di Pos KB, data/catatan pada
PLKB atau petugas yang ditunjuk oleh pejabat yang berwenang di
desa/kelurahan dan data/catatan lain yang telah ada.

d. Sebelum melakukan pendataan dari rumah ke rumah terlebih dahulu dibuat
sket letak rumah pada selembar kertas. Sket tersebut selanjutnya akan
dipindahkan ke dalam Peta Keluarga yang sebenarnya. Pada waktu
pendataan sket tersebut diisi dengan nomor urut keluarga, sesuai dengan
nomor urut yang tercantum pada R/I/KS/ atau R/1/MDK.

e. Untuk memudahkan dalam pembuatan sket Peta Keluarga serta agar
jangan sampai ada keluarga yang terlewat di data, maka kunjungan kepada
keluarga yang ada dilakukan secara berurutan menurut susunan/lokasi
tempat tinggal mereka masing-masing. Jadi tidak meloncat-loncat dari satu
tempat/lokasi ke tempat/lokasi lainnya.

CONTOH
PETA KELUARGA






CONTOH
PETA KELUARGA


















































RUMAH KADER
JALAN BKKBN
1 2 3
4 5 6
7 8 9
10 11
12 13
14
15
16
17
18 19
30
31
32
33 34
35 36
37 38
39
40
41
42
43
44
45
46
26 27 28 29
25
23 24
20
21
22
U
POSYANDU
PETA KELUARGA
DUSUN KUSUMAJAYA
KELURAHAN MUSTIKA JAYA
KECAMATAN MUSTIKA JAYA
KOTA BEKASI
PROPINSI JAWA BARAT


BAB III
PROFIL KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA
dan PEMBANGUNAN KELUARGA

A. TUJUAN

1. Umum
Memberikan petunjuk secara rinci tentang tata cara pengisian Profil Kependudukan, KB
dan Pembangunan Keluarga untuk memudahkan pelaksanaan tugas para pelaksana
pencatatan di lapangan.

2. Khusus
a) Memberikan penjelasan mengenai data-data yang digunakan dalam Profil
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga.
b) Memberikan petunjuk tentang cara pengisian data jumlah keluarga PUS dan bukan
PUS, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, Kesertaan ber-KB, jumlah keluarga
berdasarkan tahapan keluarga sejahtera, jumlah kelahiran, kematian, mutasi masuk
dan keluar, jumlah kelompok BKB, BKR,BKL PIK Remaja/Mahasiswa, UPPKS dan
Posyandu di tingkat desa/kelurahan.


B. RUANG LINGKUP

1. Sasaran
Sasaran Profil Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga adalah data
kependudukan, KB dan keluarga di tingkat desa atau kelurahan.

Pencatatan Profil Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga meliputi :
a. Jumlah keluarga PUS dan bukan PUS, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan,
Kesertaan ber-KB, jumlah keluarga berdasarkan tahapan keluarga sejahtera, jumlah
kelahiran, kematian, mutasi masuk dan keluar.

b. Hasil pembinaan Ketahanan Keluarga di tingkat desa seperti jumlah kelompok BKB,
BKR,BKL PIK Remaja/Mahasiswa, UPPKS dan Posyandu di tingkat desa.

2. Sumber data
Data yang digunakan untuk mengisi Profil Kependudukan dan Keluarga Berencana dapat
diambil dari :

a. Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Tingkat Desa/Kelurahan (F/I/Dal)
b. Laporan Bulanan Klinik KB (F/II/KB)
c. Pemutakhiran Data Keluarga (F/I/MDK) / REK.DES.R/I/KS
d. Data yang terkait di tingkat RW dan RT









C. BATASAN PENGERTIAN

1) Keluarga
Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (UU No 52 tahun 2009). Secara
implisit dalam batasan ini yang dimaksud dengan anak adalah anak yang belum
menikah. Apabila ada anak yang sudah menikah dan tinggal bersama suami/istri atau
anak-anaknya, maka yang bersangkutan menjadi keluarga sendiri.

2) Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan suami istri yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun dan
masih haid atau pasangan suami istri yang isteri berumur kurang dari 15 tahun dan
sudah haid atau isteri sudah berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid.

3) Peserta KB
Pasangan usia subur (suami atau istri) yang pada saat pendataan sedang memakai
atau menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi modern (IUD, MOW, MOP, Implant,
Suntik , Pil dan Kondom).

4) PUS Bukan Peserta KB
Pasangan Usia Subur (PUS) yang saat ini tidak sedang menggunakan salah satu alat
kontrasepsi dikarenakan hamil, ingin anak segera, ingin anak ditunda atau tidak ingin
anak lagi.

5) Hamil
Pasangan Usia subur yang istrinya sedang hamil.

6) Resiko Kehamilan 4 Terlalu
adalah setiap kehamilan, persalinan dan nifas yang memiliki resiko 4T karena:
1. Terlalu Muda (di bawah 20 Tahun)
2. Terlalu Tua (di atas usia 35 Tahun)
3. Terlalu Dekat (jarak kehamilan di bawah 2 Tahun)
4. Terlalu Banyak (jumlah anak lebih dari 3 ).

7) Pasangan Usia Subur Bukan Peserta KB Ingin Anak Segera
Pasangan Usia Subur yang sedang tidak menggunakan salah satu alat/cara kontrasepsi
dan masih menginginkan anak dengan batas waktu kurang dari dua tahun

8) Pasangan usia Subur bukan Peserta KB Ingin Anak Tunda
Pasangan Usia subur yang sedang tidak menggunkan salah satu alat/cara kontrasepsi
dan menginginkan kelahiran anak ditunda dengan batas waktu dua tahun lebih.

9) Pasangan Usia Subur bukan peserta KB Tidak Ingin anak Lagi
Pasangan Usia subur yang sedang tidak menggunkan salah satu alat/cara kontrasepsi
dan tidak menginginkan anak lagi.

10) Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan.






11) Keluarga Sejahtera Tahap I
Keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,
tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologisnya seperti
kebutuhan ibadah, makan protein hewani, pakaian, ruang untuk interaksi keluarga,
dalam keadaan sehat, mempunyai penghasilan, bisa baca tulis latin dan keluarga
berencana.

12) Keluarga Sejahtera Tahap II
Keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga
telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan sosial psikologisnya ,akan tetapi belum dapat
memenuhi keseluruhan kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk
peningkatan agama, menabung, berinteraksi dalam keluarga, ikut kegiatan dalam
masyarakat dan mapu memperoleh informasi.

13) Keluarga Sejahtera Tahap III
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial
psikologis dan kebutuhan pengembangannya namun belum dapat memberikan
sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur
(waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk meterial dan keuangan untuk
kepentingan sosial kemasyarakatan serta berperan serta secara aktif dengan menjadi
pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan-yayasan sosial, keagamaan,
kesenian olahraga, pendidikan dan sebagainya.

14) Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya, baik yang bersifat dasar,
sosial psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula
memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat

15) Kelahiran
Kelahiran yang dimaksudkan adalah jumlah bayi lahir hidup. Lahir hidup adalah
kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana
bayi menunjukan tanda-tanda kehidupan pada saat dilahirkan (bernafas, ada denyut
jantung, denyut tali pusat atau gerakan-gerakan otot)

16) Kematian
Keadaan menghilangnya semua tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup.

17) Mutasi
Perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya.

18) Kelompok Kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB)
Kelompok kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak balita untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga
lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak balita melalui
rangsangan/stimulasi baik secara fisik, mental, sosial emosional dan intelektualnya.

19) Kelompok BKB Klasifikasi Dasar
Kelompok BKB dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya hanya ada 1 orang,
jumlah kader 1 orang per kelompok umur dan yang sudah dilatih minimal 50%, cakupan
kesertaan BKB 50%, pertemuan penyuluhan minimal 1 kali perbulan, Buku Petunjuk
Teknis ada tapi belum lengkap, media penyuluhannya belum ada, media interaksi BKB
belum dimanfaatkan, pencatatan dan pelaporan belum dilaksanakan, pemantauan


tumbuh kembang belum dilaksanakan, keterpaduan dan pengembangan dengan
kegiatan lain belum dilaksanakan, dan belum ada pendanaan dari masyarakat.

20) Kelompok BKB Klasifikasi Berkembang
Kelompok BKB dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya ada 1-2 orang, jumlah
kader 1-2 orang per kelompok umur dan yang sudah dilatih 50-75%, cakupan kesertaan
BKB 50-75%, pertemuan penyuluhan 1-2 kali per bulan, buku pedoman ada lengkap,
media penyuluhannya ada, media interaksi BKB sudah dimanfaatkan, pencatatan dan
pelaporan dilaksanakan belum teratur, pemantauan tumbuh kembang dilaksanakan
dengan cara sendiri, keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain ada
rencana dilaksanakan, dan pendanaan dari masyarakat kurang dari 50.

21) Kelompok BKB Klasifikasi Paripurna
Kelompok BKB dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya ada lebih dari 2 orang,
jumlah kader lebih dari 2 orang per kelompok umur dan yang sudah dilatih lebih dari
75%, cakupan kesertaan BKB lebih dari 75%, pertemuan penyuluhan lebih dari 2 kali
per bulan, buku pedoman ada lengkap dan ada pengembangan, media penyuluhannya
ada (baku dan pengembangan), media interaksi BKB sudah dimanfaatkan dan
dikembangkannya, pencatatan dan pelaporan dilaksanakan dengan teratur,
pemantauan tumbuh kembang dilaksanakan dengan KKA/Kartu Tumbuh Kembang,
keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain sudah dilaksanakan, dan
pendanaan dari masyarakat lebih dari 50%.

22) Kelompok Bina Keluarga Remaja (BKR)
Kelompok kegiatan beranggotakan keluarga yang memiliki anak dan remaja untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan atau anggota keluarga
lainnya dalam pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak dan remaja melalui
komunikasi efektif antara orang tua dan anak remaja.Untuk penguatan kegiatan BKR
diintegrasikan dengan kegiatan PIKR/M

23) Kelompok BKR Klasifikasi Dasar
Kelompok BKR dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya hanya ada 1 orang,
jumlah kader/fasilitator 2 orang dan yang sudah dilatih minimal 50%, pertemuan
penyuluhan minimal 1 kali perbulan tetapi belum ada konseling, pusat informasi dan
pelayanan belum ada konselor, buku pedoman ada tapi belum lengkap, media
penyuluhannya belum ada, media interaksi BKR belum dimanfaatkan, keterpaduan dan
pengembangan dengan kegiatan lain belum dilaksanakan, dan belum ada pendanaan
dari masyarakat.

24) Kelompok BKR Klasifikasi Berkembang
Kelompok BKR dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya ada 1-2 orang, jumlah
kader/fasilitator 3-4 orang dan yang sudah dilatih 50-75%, pertemuan penyuluhan 1-2
kali per bulan dan sudah ada konseling, pusat informasi dan pelayanan sudah ada
konselor, buku pedoman ada lengkap, media penyuluhannya ada, media interaksi BKR
sudah dimanfaatkan, keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain belum
dilaksanakan, dan pendanaan dari masyarakat kurang dari 50%.

25) Kelompok BKR Klasifikasi Paripurna
Kelompok BKR dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya lebih dari 2 orang,
jumlah kader/fasilitator lebih dari 4 orang dan yang sudah dilatih lebih dari 75%,
pertemuan penyuluhan lebih dari 2 kali per bulan dan sudah ada konseling, pusat
informasi dan pelayanan sudah ada konselor, buku pedoman ada lengkap dan ada
pengembangan, media penyuluhannya sudah ada pengembangan, media interaksi BKR


sudah dimanfaatkan dan ada pengembangan, keterpaduan dan pengembangan dengan
kegiatan lain sudah dilaksanakan, dan pendanaan dari masyarakat lebih dari 50%.

26) Bina Keluarga Lansia (BKL)
Kelompok Kegiatan Keluarga yang mempunyai lanjut usia dan lansia itu sendiri yang
bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk meningkatkan kualitas
hidup lansia dalam rangka meningkatkan kesertaan, pembinaan dan kemandirian ber-
KB bagi PUS anggota kelompok kegiatan.

27) Kelompok BKL Klasifikasi Dasar
Kelompok BKL dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya hanya ada 1 orang,
jumlah kader/fasilitator 2 orang dan yang sudah dilatih minimal 50%, pertemuan
penyuluhan minimal 1 kali perbulan tetapi belum ada konseling, pusat informasi dan
pelayanan belum ada konselor, buku pedoman ada tapi belum lengkap, media
penyuluhannya belum ada, media interaksi BKL belum dimanfaatkan, keterpaduan dan
pengembangan dengan kegiatan lain belum dilaksanakan, dan belum ada pendanaan
dari masyarakat.

28) Kelompok BKL Klasifikasi Berkembang
Kelompok BKL dengan kriteria sebagai berikut : bila pengurusnya ada 1-2 orang, jumlah
kader/fasilitator 3-4 orang dan yang sudah dilatih 50-75%, pertemuan penyuluhan 1-2
kali per bulan dan sudah ada konseling, pusat informasi dan pelayanan sudah ada
konselor, buku pedoman ada lengkap, media penyuluhannya ada, media interaksi BKL
sudah dimanfaatkan, keterpaduan dan pengembangan dengan kegiatan lain belum
dilaksanakan, dan pendanaan dari masyarakat kurang dari 50%.

29) Kelompok BKL Klasifikasi Paripurna
Kelompok BKL dengan kriteria sebagai berikut: bila pengurusnya lebih dari 2 orang,
jumlah kader/fasilitator lebih dari 4 orang dan yang sudah dilatih lebih dari 75%,
pertemuan penyuluhan lebih dari 2 kali per bulan dan sudah ada konseling, pusat
informasi dan pelayanan sudah ada konselor, buku pedoman ada lengkap dan ada
pengembangan, media penyuluhannya sudah ada pengembangan, media interaksi BKL
sudah dimanfaatkan dan ada pengembangan, keterpaduan dan pengembangan dengan
kegiatan lain sudah dilaksanakan, dan pendanaan dari masyarakat lebih dari 50%.

30) Generasi Berencana (GenRe)
Suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya Tegar Remaja, yaitu remaja yang
berperilaku sehat, terhindar dari resiko TRIAD KRR (Napza, sex bebas, HIV/Aids)
mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga melalui Pendewasaan Usia
Perkawinan (PUP). Tegar Remaja/Mahasiswa dapat dicapai melalui kegiatan PIK
Remaja/Mahasiswa (PIK-R/M) dan Bina Keluarga Remaja (BKR)

31) Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) / Mahasiswa
Suatu wadah dalam Program Genre yang dikelola dari, oleh dan untuk remaja dan
mahasiswa, guna memberikan pelayanan informasi dan konseling remaja dan
mahasiswa serta kegiatan-kegiatan terkait lainnya.

32) Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) Tahap Tumbuh
PIK Remaja yang telah memberikan materi dan isi pesan tentang triad KRR,
pendalaman materi, pemahaman tentang hak-hak reproduksi serta kegiatan dilakukan di
tempat PIK Remaja, dengan menggunakan media cetak serta melakukan pencatatan.
Dukungan dan jaringannya ada ruang khusus, memiliki papan nama, mempunyai
struktur pengurus dan 2 orang pendidik sebaya yang dapat di akses. (12 Indikator).



33) Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) Tahap Tegak PIK-Remaja
yang selain telah memenuhi kriteria PIK-Remaja Tahap Tumbuh juga memberikan
materi dan isi pesan tentang kecakapan hidup, keterampilan advokasi, serta kegiatan
dilakukan di tempat PIK-Remaja dan diluar PIK-Remaja, dengan menggunakan media
cetak dan elektronik, serta melakukan konseling, dan melakukan pencatatan, melakukan
advokasi dan promosi untuk mengembangkan jaringan pelayanan, serta melakukan
kegiatan-kegiatan yang dapat menarik minat remaja untuk datang ke PIK-Remaja
(pelatihan penyiapan karir, jambore remaja, pentas seni, lintas alam dan sebagainya).
Dukungan dan jaringannya ada ruang khusus dan pertemuan, memiliki papan nama,
mempunyai struktur pengurus dan 4 orang pendidik sebaya, 2 orang konselor sebaya
yang dapat di akses, serta jaringan dengan pelayanan medis dan non medis. (20
Indikator).

34) Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-Remaja) Tahap Tegar
PIK-Remaja yang selain telah memenuhi kriteria PIK-Remaja Tahap Tegak juga
memberikan materi dan isi pesan tentang pendalaman keterampilan advokasi,
menyediakan pelayanan lain disamping pelayanan KRR sesuai kebutuhan remaja
(pemeriksaan gigi, konsultasi kecantikan, konsultasi gizi dan lain-lain), mempunyai akses
jaringan internet dan melakukan pencatatan, melakukan advokasi untuk meningkatkan
kualitas dan keberlangsungan PIK-Remaja dan promosi untuk mengembangkan jaringan
pelayanan. (25 Indikator).

35) Kelompok Kegiatan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS)
Wadah kegiatan ekonomi yang beranggotakan keluarga, terutama Keluarga Pra
Sejahtera (Pra S) dan Keluarga Sejahtera I (KS I), yang saling berinteraksi untuk
melakukan kegiatan usaha ekonomi produktif dalam upaya meningkatkan pendapatan
keluarga kecil bahagia sejahtera.

36) UPPKS Klasifikasi Dasar
Kelompok UPPKS dengan kriteria sebagai berikut:
a. Modal berasal dari satu sumber dan masih dibawah 2,5 juta
b. Produksi masih menggunakan alat sederhana
c. Jangkauan pemasaran masih di lingkup desa
d. Kepengurusan tidak lengkap baru ada Ketua, Sekretaris dan Bendahara.
e. Pembukuan Tidak lengkap dan tidak teratur
f. Pertemuan rutin dilakukan minimal 3 bulan sekali.

37) UPPKS Klasifikasi Berkembang
Kelompok UPPKS dengan kriteria sebagai berikut:
a. Modal berasal dari dua sumber dan berjumlah antara 2,5 juta- 5 juta
b. Produksi lebih maju menggunakan alat teknologi karena pengurusnya telah
mengikuti latihan dan anggotanya sudah dibayar.
c. Pemasaran sudah menjangkau tingkat kecamatan dan kabupaten.
d. Kepengurusan terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Satu Seksi
e. Pembukuan Lengkap tapi belum teratur
f. Pertemuan dilakukan minimal 2 bulan kali

38) UPPKS Klasifikasi Mandiri
Kelompok UPPKS dengan kriteria sebagai berikut:
a. Modal berasal dari tiga sumber atau lebih dan diatas 5 juta.
b. Produksi sudah menggunakan alat teknologi tepat guna yang lebih maju dan
pengurusnya sudah dilatih dan sudah mampu dalam pengembangan produk serta


keluarga dan tenaga dari luar sudah dibayar.
c. Pemasaran sudah menjangkau antar kabupaten dan sampai tingkat propinsi
d. Kepengurusan terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara dan Seksi-seksi
e. Pembukuan sudah lengkap dan teratur
f. Pertemuan rutin dilakukan minimal 1 bulan sekali

39) Posyandu
Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan
kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-
kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare.

40) Posyandu Pratama
Posyandu yang belum mantap, yang ditandai oleh kegiatan bulanan Posyandu belum
terlaksana secara rutin serta jumlah kader sangat terbatas yakni kurang dari 5 (lima)
orang. Penyebab tidak terlaksananya kegiatan rutin bulanan Posyandu, di samping
karena jumlah kader yang terbatas, dapat pula karena belum siapnya masyarakat.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah memotivasi
masyarakat serta menambah jumlah kader.

41) Posyandu Madya
Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan
utamanya masih rendah, yaitu kurang dari 50%.

42) Posyandu Purnama
Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

43) Posyandu Mandiri
Posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan
rata-rata jumlah kader sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan
utamanya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang
pesertanya lebih dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu.



D. PENJELASAN CARA PENGISIAN

1. Bulan
Diisi dengan huruf cetak nama bulan pada saat pendataan profil berlangsung

2. Tahun
Diisi dengan angka yang menunjukan tahun pada saat pendataan profil berlangsung



3. Desa/ Kelurahan
Disi dengan nama desa/ kelurahan wilayah.
Misal:
dusun/ RW yang didata berada pada desa Rancaekek wetan, maka pada baris
Desa/Kelurahan diisi huruf Rancaekek Wetan

4. Kecamatan
Diisi dengan nama kecamatan wilayah pendataan profil dilaksanakan
Misal:
Desa Rancaekek Wetan yang didata berada pada Kecamatan Rancaekek, maka pada
baris Kecamatan diisi huruf Rancaekek

5. Kabupaten
Diisi dengan nama kecamatan wilayah pendataan profil dilaksanakan
Misal : Kabupaten Bandung

6. Dusun/Rw
Diisi dengan nomor urut dari RW/ Dusun di wilayah Desa yang bersangkutan
Misal:
di Desa Rancaekek Wetan jumlah RW yang ada sebanyak 22, maka pada kolom RW
diisi angka 01,02,03s.d 22

7. Jumlah RT
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Rukun Tetangga yang berada di
Dusun/RW yang bersangkutan
Misal:
jumlah RT yang ada di RW 01 ada sebanyak 6 maka di kolom RT diisi dengan angka 6

8. Jumlah Keluarga
Sumber data : F/I/Dal
PUS
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah keluarga yang berstatus PUS di setiap
RW yang bersangkutan
Bukan PUS
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah keluarga yang berstatus bukan PUS di
setiap RW yang bersangkutan

9. Jumlah Jiwa
Sumber data : REK.DES.R/I/KS
Laki-Laki
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah laki-laki di wilayah RW yang
bersangkutan.
Perempuan
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah perempuan di wilayah RW yang
bersangkutan.

10. Kesertaan Ber-KB
Sumber data : F/I/Dal
IUD
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang sedang menggunakan alat
kontrasepsi IUD di wilayah RW yang bersangkutan
MOW
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang sedang menggunakan alat


kontrasepsi Medis Operatif Wanita (MOW)/ tubektomi di wilayah RW yang
bersangkutan
MOP
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang sedang menggunakan alat
kontrasepsi Medis Operatif pria (MOP)/ vasektomi di wilayah RW yang
bersangkutan.
Implant
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang sedang menggunakan alat
kontrasepsi Implant/ susuk KB di wilayah RW yang bersangkutan.
Suntik
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang sedang menggunakan alat
kontrasepsi Suntik di wilayah RW yang bersangkutan.
Pil
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang sedang menggunakan alat
kontrasepsi Pil di wilayah RW yang bersangkutan.
Kondom
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang sedang menggunakan alat
kontrasepsi Kondom di wilayah RW yang bersangkutan.
Kolom Jumlah
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah dari masing-masing kolom IUD s.d.
Kondom

11. Hamil Tidak Beresiko
Sumber data : F/I/MDK
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang istrinya sedang hamil tidak
beresiko di wilayah RW bersangkutan.

12. Hamil Beresiko
Sumber data : F/I/MDK
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang istrinya sedang hamil tetapi
beresiko (4T) di wilayah RW yang bersangkutan.

13. Ingin Anak Segera
Sumber data : F/I/Dal
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang bukan peserta KB yang
menginginkan anak dengan segera.

14. Ingin Anak Ditunda
Sumber data : F/I/Dal
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang bukan peserta KB tapi
menginginkan kelahiran anak ditunda dengan batas waktu dua tahun lebih.

15. Tidak Ingin Anak Lagi
Sumber data : F/I/Dal
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah PUS yang bukan peserta KB tetapi tidak
menginginkan anak lagi.

16. Jumlah Keluarga Menurut Tahapan KS
Sumber data : Pemutakhiran Data Keluarga
(F/I/MDK) atau REK.DES.R/I/KS
Pra KS
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah keluarga tahapan Pra KS di wilayah RW
yang bersangkutan.


KS I
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah keluarga tahapan KS I di wilayah RW
yang bersangkutan.
KS II
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah keluarga tahapan KS II di wilayah RW
yang bersangkutan.
KS III
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah keluarga tahapan KS III di wilayah RW
yang bersangkutan.
KS III+
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah keluarga tahapan KS III+ di wilayah RW
yang bersangkutan.

17. Kelahiran
Sumber data : data yang terkait di RW dan RT
Laki-laki
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah bayi berjenis kelamin laki-laki yang lahir di
wilayah RW yang bersangkutan setiap bulannya.
Perempuan
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah bayi berjenis kelamin perempuan yang
lahir di wilayah RW yang bersangkutan setiap bulannya.

18. Kematian
Sumber data : data yang terkait di RW dan RT
Laki-laki
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah laki-laki yang meninggal di wilayah RW
yang bersangkutan setiap bulannya.
Perempuan
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah perempuan yang meninggal di wilayah RW
yang bersangkutan setiap bulannya.

19. Mutasi
Sumber data : Data yang terkait di RW dan RT
1. Masuk
Laki-Laki
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah laki-laki yang masuk ke wilayah desa
yang bersangkutan
Perempuan
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah perempuan yang masuk ke wilayah
desa yang bersangkutan

2. Keluar
Laki-Laki
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah laki-laki yang keluar dari wilayah desa
yang bersangkutan.
Perempuan
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah perempuan yang keluar dari wilayah
desa yang bersangkutan.







20. BKB
Sumber data : F/I/Dal
Dasar
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKB yang termasuk kategori
dasar di wilayah desa yang bersangkutan
Berkembang
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKB yang termasuk kategori
berkembang
di wilayah desa yang bersangkutan
Paripurna
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKB yang termasuk kategori
Paripurna di wilayah desa yang bersangkutan

21. BKR
Sumber data : F/I/Dal
Dasar
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKR yang termasuk kategori
dasar di wilayah desa yang bersangkutan
Berkembang
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKR yang termasuk kategori
berkembang di wilayah desa yang bersangkutan
Paripurna
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKR yang termasuk kategori
Paripurna di wilayah desa yang bersangkutan

22. BKL
Sumber data : F/I/Dal
Dasar
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKL yang termasuk kategori
dasar di wilayah desa yang bersangkutan
Berkembang
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKL yang termasuk kategori
berkembang di wilayah desa yang bersangkutan
Paripurna
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok BKL yang termasuk kategori
Paripurna di wilayah desa yang bersangkutan

23. PIK Remaja/Mahasiswa
Sumber data : F/I/Dal
Tumbuh
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok PIK Remaja/Mahasiswa yang
termasuk kategori tumbuh di wilayah desa yang bersangkutan.
Tegak
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok PIK Remaja/Mahasiswa yang
termasuk kategori tegak di wilayah desa yang bersangkutan.
Tegar
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok PIK Remaja/Mahasiswa yang
termasuk kategori tegar di wilayah desa yang bersangkutan.







24. Kelompok UPPKS
Sumber data : F/I/Dal
Dasar
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok UPPKS yang termasuk kategori
dasar di wilayah desa yang bersangkutan.
Berkembang
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok UPPKS yang termasuk kategori
berkembang di wilayah desa yang bersangkutan.
Paripurna
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah kelompok UPPKS yang termasuk kategori
Paripurna di wilayah desa yang bersangkutan.

25. Posyandu
Sumber data : Data yang terkait di RW dan RT
Pratama
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Posyandu yang termasuk kategori pratama
di wilayah desa yang bersangkutan.
Madya
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Posyandu yang termasuk kategori Madya
di wilayah desa yang bersangkutan.
Purnama
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Posyandu yang termasuk kategori
purnama di wilayah desa yang bersangkutan.
Mandiri
Diisi dengan angka yang menunjukan jumlah Posyandu yang termasuk kategori Mandiri
di wilayah desa yang bersangkutan.

Alat tulis yang digunakan harap menggunakan spidol whiteboard marker agar data bisa
dihapus dan diperbaharui setiap bulan (Jangan menggunakan spidol boardmarker karena data
tidak dapat dihapus).


D.CONTOH FORMULIR



BAB III
PENUTUP

Dalam rangka menunjang penyediaan data dan informasi di tingkat desa/kelurahan, bahan ajar
ini disusun guna agar peserta diklat memiliki pemahaman dan keterampilan mengenai
pembuatan Peta Keluarga dan Tata Cara Pengisian Profil Kependudukan dan Keluarga
Berencana.

Agar pelaksanaan kegiatan pembuatan Peta Keluarga dan Pencatatan Profil Kependudukan
dan Keluarga Berencana ini dapat berjalan sesuai yang diharapkan, maka semua petugas
pelaksana dan pengelola Program KB di lini lapangan diharapkan untuk melaksanakan kegiatan
sesuai dengan prosedur, dan tata cara sebagaimana tertuang dalam bahan ajar ini.












































DAFTAR PUSTAKA

Buku Pedoman Tata Cara Pencatatan dan Pelaporan Pendataan Keluarga Edisi Tahun 2008, Direktorat
Pelaporan dan Statistik BKKBN Pusat, Jakarta, 2009.

Petunjuk Teknis Pencatatan Profil Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pembangunan Keluarga,
Bidang Pengendalian Kependudukan, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, 2014.

Anda mungkin juga menyukai