Anda di halaman 1dari 3

Pengertian:

Sesajen adalah mempersembahkan qurban kepada selain Allah Subhanahu wa Taala (baik itu jin,
makhluk halus ataupun manusia) dengan tujuan untuk mengagungkan dan mendekatkan diri
kepadanya,
Tujuan:
Mereka meyakini makhluk halus tersebut punya kemampuan untuk memberikan kebaikan atau
menimpakan malapetaka kepada siapa saja, sehingga dengan mempersembahkan tumbal atau sesajen
tersebut mereka berharap dapat meredam kemarahan makhluk halus itu dan agar segala permohonan
mereka dipenuhinya.
Manfaat:
Agar permohonan dikabulkan oleh makhluk halus tersebut.
Sesaji Menurut Islam:
Sesajen adalah perbuatan dosa yang sangat besar, bahkan merupakan perbuatan syirik besar yang bisa
menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam (menjadi kafir).
Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang
dipersembahkan kepada selain Allah. (Qs. al-Baqarah: 173).
Dalam sebuah hadits shahih, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, Allah melaknat orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya.*
Hadits ini menunjukkan ancaman besar bagi orang yang menyembelih (berkurban) untuk selain-Nya,
dengan laknat Allah Subhanahu wa Taala yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya. Karena perbuatan ini
termasuk dosa yang sangat besar, bahkan termasuk perbuatan syirik kepada Allah Subhanahu wa Taala,
sehingga pelakunya pantas untuk mandapatkan laknat Allah Subhanahu wa Taala dan dijauhkan dari
rahmat-Nya.
Oleh karena itu, meskipun kurban yang dipersembahkan sangat kecil dan remeh, bahkan seekor lalat
sekalipun, jika disertai dengan pengagungan dan ketakutan dalam hati kepada selain-Nya, maka ini juga
termasuk perbuatan syirik besar.
Dalam sebuah atsar dari sahabat Salman al-Farisi radhiallahu anhu beliau berkata, Ada orang yang
masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat, ada dua orang yang
melewati (daerah) suatu kaum yang sedang bersemedi (menyembah) berhala mereka dan mereka
mengatakan, Tidak ada seorangpun yang boleh melewati (daerah) kita hari ini kecuali setelah dia
mempersembahkan sesuatu (sebagai kurban/tumbal untuk berhala kita). Maka, mereka berkata kepada
orang yang pertama, Kurbankanlah sesuatu (untuk berhala kami)! Tapi, orang itu enggan dalam
riwayat lain: orang itu berkata, Aku tidak akan berkurban kepada siapapun selain Allah Subhanahu wa
Taala, maka diapun dibunuh (kemudian dia masuk surga). Lalu, mereka berkata kepada orang yang
kedua, Kurbankanlah sesuatu (untuk berhala kami)!, -dalam riwayat lain: orang itu berkata, Aku tidak
mempenyai sesuatu untuk dikurbankan. Maka mereka berkata lagi, Kurbankanlah sesuatu meskipun
(hanya) seekor lalat!, orang itu berkata (dengan meremehkan), Apalah artinya seekor lalat,, lalu
diapun berkurban dengan seekor lalat, dalam riwayat lain: maka merekapun mengizinkannya lewat
kemudian (di akhirat) dia masuk neraka.
Hukum Berpartisipasi dan Membantu dalam Acara Tumbal dan Sesajen
Setelah kita mengetahui bahwa melakukan ritual jahiliyyah ini adalah dosa yang sangat besar, bahkan
termasuk perbuatan syirik kepada Allah, yang berarti terkena ancaman dalam firman-Nya,
Sesungguhnya, Allah tidak akan mengampuni (dosa) perbuatan syirik (menyekutukan-Nya), dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang sangat besar. (Qs an-Nisaa: 48).
Maka, ikut berpartisipasi dan membantu terselenggaranya acara ini dalam segala bentuknya, adalah
termasuk dosa yang sangat besar, karena termasuk tolong-menolong dalam perbuatan maksiat yang
sangat besar kepada Allah, yaitu perbuatan syirik.
Hukum Memanfaatkan Makanan/Harta yang Digunakan untuk Tumbal/Sesajen
Jika makanan tersebut berupa hewan sembelihan, maka tidak boleh dimanfaatkan dalam bentuk
apapun, baik untuk dimakan atau dijual, karena hewan sembelihan tersebut dipersembahkan kepada
selain Allah Subhanahu wa Taala, maka dagingnya haram dimakan dan najis, sama hukumnya dengan
daging bangkai.
Allah Subhanahu wa Taala berfirman,
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan sembelihan yang
dipersembahkan kepada selain Allah. (Qs. al-Baqarah: 173).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika menafsirkan ayat ini, beliau berkata, Semua hewan yang
disembelih untuk selain Allah tidak boleh dimakan dagingnya.*
Dan karena daging ini haram dimakan, maka berarti haram untuk diperjual-belikan, berdasarkan sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, Sesungguhnya, Allah Subhanahu wa Taala jika mengharamkan
memakan sesuatu, maka Dia (juga) mengharamkan harganya (diperjual-belikan).*
Adapun jika makanan tersebut selain hewan sembelihan, demikian juga harta, maka sebagian ulama ada
yang mengharamkannya dan menyamakan hukumnya dengan hewan sembelihan yang dipersembahkan
kepada selain Allah Subhanahu wa Taala

Pendapat saya setelah membuat makalah ini adalah:
1. Sesaji haram hukumnya karena termasuk dalam perbuatan syirik
2. Kita tidak boleh membantu acara sesaji dan memanfaatkan apapun yang digunakan untuk sesaji.
3. Sebaiknya kita harus menghindari acara sesaji dalam bentuk apapun agar kita tidak termasuk
orang orang yang syirik dan dilaknat oleh Allah SWT

Anda mungkin juga menyukai