Anda di halaman 1dari 8

1

Nama : Emil Yasid Ilyas


NIM : 11215102607
Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran
Kelas : PMT 4A


10. Analisis Validitas dan Reliabilitas
b. Reliabilitas

A. PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS RELIABILITAS INSTRUMEN PENGUKURAN
DATA
1. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan.
Dalam pandangan positifistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliable apabila dua atau
lebih peneliti dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama
dalam waktu berbeda menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah
menjadi dua menunjukkan data yang tidak berbeda. Kalau peneliti satu menemukan
dalam obyek berwarna merah, maka peneliti yang lain juga demikian. Kalau seorang
peneliti dalam obyek kemarin menemukan data berwarna merah, maka sekarang atau
besok akan tetap berwarna merah. Karena reliabilitas berkenaan dengan derajat
konsistensi, maka bila ada peneliti lain mengulangi atau mereplikasi dalam penelitian
pada obyek yang sama dengan metode yang sama maka akan menghasilkan data yang
sama.
Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan
menyatakan bahwa persyaratan bagi tes, yaitu validasi dan reliabilitas ini penting. Dalam
hal ini, validitas lebih penting dan reliabilitas ini perlu, karena menyokonh terbentuknya
validitas.
A reliable measure in one that provides consistent and stable indication of the
characteristic being investigated.
Reliabilitas berhubungan dengan validitas. Suatu instrumen yang valid senantiasa
reliabel tetapi instrumen yang reliabel belum tentu valid. Sama halnya dengan validitas,
reliabilitas terdiri dari beberapa jenis, yaitu reliabilitas test-retest, reliabilitas bentuk
ekuivalen, dan reliabilitas belah tengah.
2


2. Jenis-jenis Reliabilitas Instrumen Pengumpulan Data
a. Reliabilitas Tes-Retes (Metode Tes Ulang)
Reliabilitas tes-retes tidak lain adalah derajat yang menunjukkan konsistensi
hasil sebuah tes dari waktu ke waktu. Tes-retes menunjukkan variasi skor yang
diperoleh dari penyelenggaraan satu tes yang dilakukan dua kali atau lebih, sebagai
akibat kesalahan pengukuran. Dengan kata lain, kita tertarik dalam mencari kejelasan
bahwa skor seseorang mencapai suatu tes pada waktu tertentu adalah sama hasilnya,
ketika orang tersebut dites lagi dengan tes tersebut. Dengan melakukan tes-retes
tersebut kita mengetahui sejauh mana konsistensi suatu tes mengukur dengan apa
yang ingin di ukur.
Reliabilitas tes-retes ini penting, khususnya ketika digunakan untuk
menentukan prediktor, misalnya tes kemampuan. Tes kemampuan tidak akan
bermanfaat, jika ternyata menunjukkan hasil yang selalu berubah-rubah secara
signifikan saat diberikan kepada responden. Penentu pemakaian reliabilitas tes-retes
,juga tepat ketika bentuk alterntif lainnya tidak ada, dan ketika tampak bahwa orang
yang mengambil tes kedua kalinya tidak ingat atas jawaban tes yang pertama. Para
pengambil tes pada umumnya akan terus mengingat jawabannya, jika item-item yang
ada banyak mengandung faktor sejarah, dibanding bentuk jawaban item ilmu
pengetahuan aljabar misalnya.
Reliabilitas tes-retes dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
a. Selenggarakan tes pada grup yang tepat sesuai dengan rencana.
b. Setelah selang waktu tertentu , misalnya satu minggu atau dua minggu,
lakukan kembali penyelenggarakan tes yang sama dengan grup yang sama
tersebut.
c. Korelasikan hasil tes tersebut.
Contoh:
Siswa
Tes Pertama Tes Kedua
Skor Ranking Skor Ranking
Emil 15 3 20 3
Maruf 20 1 25 1
3

Nasir 18 2 23 2
Rozi 12 4 23 2
Rudi 9 5 15 5

Walaupun tampak skornya naik, akan tetapi kenaikannya di alami oleh semua
siswa. Metode ini juga disebut korelasi diri sendiri karena mengkorelasikan hasil tes
yang sama.
Tes-retes juga mempunyai beberapa permasalahan. Di antaranya permasalahan
tersebut, yaitu faktor waktu tenggang yang diambil ketika dilakukan tes pertama
dengan tes kedua. Jika interval waktu terlalu pendek maka mahasiswa memiliki
kesempatan untuk mengingat jawaban dalam tes, sehingga tes yang kedua dapat
dipastikan lebih baik, karena faktor resistansi atau sia-sia hafalan yang terjadi pada
subjek pelaku. Jika interval waktu terlalu panjang, kemampuan para pelaku yang
mengikuti tes mungkin bertambah, karena dua kemungkinan, yaitu faktor maturasi
atau kedewasaan dan faktor intervensi dari faktor belajar para subyek.
Faktor-faktor tersebut menjadikan konsistensi tes cenderung artifsial dan
rendah. Mengenai interval waktu yang baik antara tes pertama dengan tes berikutnya
diberikan kepada subjek pelaku pilot study, (Gay, 1983, dalam Sukardi, 2007)
memberikan referensi bahwa satu hari terlalu pendek, sebaliknya satu bulan terlalu
panjang. Oleh karena itu, selisih waktu pemberian tes melalui tes-retes diantara satu
atau dua minggu.

b. Reliabilitas Bentuk Ekuivalensi
Sesuai dengan namanya, yaitu ekuivalen maka tes yang hendak diukur
reliabilitasnya dibuat identik. Setiap tampilannya, kecuali subtansi item yang ada
dapat berbeda. Kedua tes tersebut sebaiknya mempunyai karakteristik sama.
Karakteristik yang dimaksud termasuk, misalnya: mengukur variabel yang sama,
mempunyai jumlah item sama, struktur sama, mempunyai tingkatan kesulitan dan
mempunyai petunjuk, cara skoring, dan interpretasi yang sama.
Dari semua kondisi yang direncanakan secara ekuivalen di atas idealnya jika
grup yang sama mengambil dua tes tersebut maka rerata skor maupun variabilitas
skor yang dicapai dari kedua tes yang diambil mestinya sama. Jika dikehendaki,
4

sebenarnya kita dapat memilih, mengambil sampel, dan item yang berbeda dari ranah
tingkah laku yang sama. Yang perlu diperhatikan mestinya adalah dalam hal apakah
skor tergantung item pilihan atau pada penampilan atas item-item yang dapat
digeneralisasi pada lainnya. Jika item terpilih baik dan setiap setnya menggambarkan
ranah yang setaraf maka penggambaran tersebut mestinya benar.
Reliabilitas ekuivalen, pada umumnya juga menggambarkan bentuk konsistensi
alternatif, yang dapat mmenunjukkan variasi skor yang terjadi dari bentuk tes satu
dengan bentuk lainnya. Tetapi juga perlu diingat bahwa pengambilan tes reliabilitas
ekuivalen ini akan dapat mencapai hasil yang tepat, jika pengambilan tes hafal
terhadap jawaban tes yang dibuat dalam sesi pertama, sehingga mereka dapat
menjawab kembali tes yang kedua. Ketika dua bentuk alternatif tes tersedia , yang
perlu diketahui dari kedua tes adalah berapa reliabilitas ekuivalensi. Hal ini perlu
diyakinkan kembali agar terjadi bahwa skor seseorang tidak akan dipengarui oleh
cara mengadministrasi tes tersebut.
Implikasi dari analisis di atas ialah bahwa sebuah tes diberikan lebih dari satu
kali pada grup yang sama. Pertama tes diberikan pada grup sebagai proses dan setelah
selang waktu tertentu diberikannya untuk yang kedua kalinya sebagai post- tes. Hal
lain yang perlu diketahui yaitu bahwa ada kemungkinan pengaruh kegiatan
intervening, ketika mengukur suatu hal yang esensinya sama dengan menggunakan
tes sama.
Langkah-langkah proses melaksanakan tes reliabilitas secara ekuivalen yaitu:
a. Tentukan subjek sasaran yang hendak dites.
b. Lakukan tes yang dimaksud kepada subjek sasaran tersebut.
c. Administrasi hasilnya secara baik.
d. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, lakukan pengetesan untuk yang
kedua kalinya pada grup terebut.
e. Korelasikan kedua hasil tes skor.
Jika hasil koefisien ekuivalen tinggi, berarti tes memiliki reliabilitas ekuivalen
baik. Sebaiknya apabila ternyata bahwa koefisienya rendah maka reliabilitas
ekuivalen tes rendah. Reliabilitas ekuivalen merupakan salah satu bentuk yang dapat
diterima dan umum dipakai dalam penelitian terutama penelitian pendidikan.yang
5

perlu juga di ketahui para peneliti adalah bahwa tes ekuivalen mempunyai kelemahan
yaitu bahwa membuat dua buah tes yang secara esensial ekuivalen adalah sulit.
Akibatnya akan selalu muncul terjadinya kesalahan pengukuran.

c. Reliabilitas Belah Tengah
Reliabilitas belah tengah tergolong dalam jenis reliabilitas yang berdasarkan
konsistensi internal dari instrumen pengukuran. Reliabilitas ini diperlukan jika tes
sangat panjang. Prosedur menentukan reliabilitas belah tengah meliputi langkah-
langkah:

a. Berikan seluruh tes pada satu kelompok.
b. Bagi tes kedalam dua bagian yang sama, dalam bentuk subtes, setengah
bagian pertama berisi item-item yang ganjil, sedangkan item-item yang
genap pada setengah bagian kedua.
c. Hitung skors setiap obyek pada kedua sub bagian dimana setiap subjek
mendapat mendapat 2 skor, 1 skor untuk item ganjil, dan 1 skor untuk item
genap.
d. Korelasikan 2 skor himpunan itu.

Hasil korelasi ialah koefisien konsistensi internal, yang bila tingi berarti
instrument itu mempunyai reliabilitas yang tinggi.

Pada perhitungan reliabel penulis di sini akan menggunakan rumus K-R. 20.
Rumus:

= (

) (

)
Dimana:

= reliabilitas tes secara keseluruhan


= Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p)
pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
6

S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)

7


Untuk contoh perhitungannya perhatikan tabel berikut:
Tabel Perhitungan Mencari Reliabilitas Tes Dengan Rumus K-R. 20
No. Nama
Nomor Item Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7
1 Agus 1 0 1 1 1 1 0 5
2 Maruf 0 1 1 0 1 1 1 5
3 Rio 0 0 0 0 1 0 1 2
4 Emil 0 1 1 1 1 1 1 6
5 Rudi 1 0 0 0 1 0 0 2
6 Rozi 0 1 1 1 1 0 0 4
7 Nasir 0 0 0 1 1 1 0 3
8 Alfat 0 1 0 1 1 0 0 3
9 Ade 0 1 0 1 1 0 0 3
10 Rhoma 0 0 0 1 1 0 0 2
N
p
2 5 4 7 10 4 3 35
P 0,2 0,5 0,4 0,7 1 0,4 0,3
Q 0,8 0,5 0,6 0,3 0 0,6 0,7
pq 0 1,31 (pq)

Dimasukkan ke dalam rumus K-R. 20
r
11
= (

) (

)
= (

) (

) S = 1,36 (dapat di cari dengan menarik akar varians)


=
= 0,3415
Adapun kriteria koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut (Tim Instruktur PKG
Matematika SMU, 1999:86):
0,80 < r
KR-20
1,00 : reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r
KR-20
0,80 : reliabilitas tinggi
0,40 < r
KR-20
0,60 : reliabilitas sedang
0,20 < r
KR-20
0,40 : reliabilitas rendah
0,00 < r
KR-20
0,20 : reliabilitas sangat rendah
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 10 butir) pada contoh diatas adalah 0,34, yang
menempati nilai reliabel rendah.
8

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar EVALUASI PENDIDIKAN edisi 2. Jakarta. Bumi
Aksara.

Arifin, Zainal. 2011. EVALUASI PEMBELAJARAN. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

http://Evaluasi Pembelajaran Matematika)/Reliabilitas/analisis-validitas-dan-reliabilitas.html, di
akses pada 31/03/2014

Anda mungkin juga menyukai