Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I PERSAMAAN TIGA MOMEN


1.1 Pendahuluan
Balok statis tak tentu telah didefinisikan sebagai balok yang tanggapan
gaya dan tanggapan deformasinya, ketika beban-beban bekerja atau ketika
tumpuan-tumpuan mengalami penurunan yang tak sama, tidak dapat ditentukan
dengan hanya menggunakan persamaan-persamaan statika. Derajat ke tak tentuan
balok statis tak tentu adalah :
NI = NR - 2 - NIH (1)
dengan: NI adalah derajat ke-taktentu-an, NR adalah jumlah total reaksi, dan
NIH adalah jumlah sendi-dalam pada balok yang bersangkutan. Balok umumnya
dibuat tanpa sendi-dalam, meskipun dalam analisa batas, yang meneliti
tanggapan-tanggapan suatu balok setelah kapasitas momen-luluh ter!apai pada
beberapa penampang balok, balok yang bersangkutan berperilaku seolah-olah
sendi-dalam telah terpasang pada penampang-penampang kritis ini.
Derajat ke-taktentu-an paling tinggi yang mungkin untuk suatu balok yang
terdiri dari satu bentangan (atau dengan dua tumpuan) adalah dua, yakni apabila
kedua ujung bentangannya terjepit. Balok dengan lebih dari satu bentangan
dinamakan balok-kontinu, karena ia "kontinu" di atas tumpuan-tumpuan-
antaranya. Balok-balok yang diperlihatkan pada #ambar 1 adalah balok-balok-
kontinu yang terdiri dari empat bentangan. Derajat ke-taktentu-an dari ketiga
balok pada gambar tersebut masing-masing adalah $, % dan &.
Balok-kontinu biasa dipakai dalam konstruksi jembatan dan bangunan.
'anjang bentangannya boleh tak sama, dan momen-momen inersia penampang
tegaknya boleh berbeda dari satu bentangan ke bentangan yang lain. (nalisa
balok sema!am itu, dengan metode gaya yang menggunakan reaksi-reaksi sebagai
kelebihan, akan memerlukan sejumlah besar perhitungan lendutan atau
kemiringan pada balok-dasar dengan be-berapa )ariasi momen inersia penampang
tegaknya. 'endekatan yang lebih memudahkan adalah dengan menggunakan
momen-momen lentur statis yang tak diketahui di tumpuan-tumpuan sebagai
kelebihan.
*
#ambar 1. Balok +ontinu
'ada metode ini, setiap bentang dapat dipandang se!ara mandiri sebagai
suatu balok-sederhana yang momen inersianya tetap, yang memikul beban-beban
yang bekerja pada batang tersebut. +ondisi keselarasan yang berkaitan dengan
momen lentur yang tak diketahui di sembarang tumpuan-antara, dapat dianggap
sebagai fungsi dari beban-beban pada dua bentang yang bersebelahan dan momen
lentur di tiga tumpuan yang berurutan, men!akup sebuah tumpuan di depan dan
sebuah tumpuan di belakang tumpuan yang sedang ditinjau. +arena kondisi
keselarasan ini melibatkan tiga momen lentur di tumpuan-tumpuan, ia dinamakan
persamaan tiga-momen. 'ada tahun 1,&-, .lapeyron menguraikan analisa balok-
kontinu dengan menggunakan persamaan tiga-momen/ pada tahun 1,01 2ohr
menyesuaikan lebih lanjut metode tersebut dengan memasukkan pengaruh-
pengaruh dari penurunan-penurunan tumpuan yang tak sama.
3asaran bab ini ialah menurunkan persamaan tiga-momen dan menunjukkan
penerapannya terhadap analisa balok statis taktentu yang memikul beban-beban
yang bekerja atau mengalami penurunan-penurunan tumpuan yang tak sama.
$
1.2 Penurunan Persamaan Tiga-Momen
'ersamaan tiga-momen menunjukkan hubungan antara momen-momen
lentur di tiga tumpuan yang berurutan pada suatu balok-kontinu yang ditujukan
untuk memikul beban-beban yang bekerja pada kedua bentang yang bersebelahan,
dengan atau tanpa penurunan-penurunan tumpuan yang tak sama. 4ubungan ini
dapat diturunkan berdasarkan kontinuitas kur)a elastis di atas tumpuan-antaranya/
yakni, kemiringan kur)a elastis di ujung kanan bentangan sebelah kiri harus sama
dengan kemiringan kur)a elastis di ujung kiri bentangan sebelah kanan.
3ebutlah AB dan BC pada #ambar *a sebagai dua bentangan yang bersebe-
lahan pada suatu balok yang semula horisontal. +arena penurunan-penurunan
yang tak sama, tumpuan A dan tumpuan . lebih tinggi dari tumpuan B, masing-
masing se-besar h
A
dan h
C'
, dengan demikian kur)a elastis yang bersangkutan
melalui titik-titik A', B, dan C'. 3ebutlah M
A
, M
B
, dan M
c
sebagai momen-momen
lentur di A, B, dan C, momen-momen ini positif jika mereka menyebabkan
tekanan pada bagian atas balok.
%
#ambar *. Diagram momen pada dua bentangan yang bersebelahan pada balok
kontinu
5injaulah sekarang #ambar $, diagram momen pada bentang AB diuraikan
menjadi dua bagian: #ambar $b menunjukkan diagram momen akibat beban-
beban yang bekerja pada AB apabila ia dipandang sebagai suatu balok-sederhana,
dan #ambar $! menunjukkan diagram momen yang dihasilkan dari momen-
momen M
A
dan M
B
di tumpuan-tumpuan yang bersangkutan. 6e7at superposisi,
seluruh diagram momen diperlihatkan pada #ambar $a.
#ambar $. 3uperposisi diagram momen pada suatu bentang tipikal
+embali ke #ambar *, perhatikanlah bah7a diagram-diagram momen pada
bentangan AB dan BC masing-masing dipe!ahkan menjadi dua bagian: bagian-
bagian A
1
dan A
2
yang disebabkan oleh beban-beban pada masing-masing
bentangan dan bagian-bagian A
3
, A
4
dan A
5
, A

yang disebabkan oleh momen-


momen ujung M
A
, M
B
pada bentangan AB dan M
B
, M
C
pada bentangan BC.
Diagram-diagram momen balok-sederhana akibat beban-beban yang bekerja pada
bentangan-bentangannya telah didapatkan sebelumnya, dan sasaran analisa yang
bersangkutan adalah memperoleh momen-momen lentur M
A
, M
B
dan M
C
di
tumpuan-tumpuan yang bersangkutan.
4ubungan antara M
A
, M
B
, dan M
c
dapat diturunkan dari kondisi keselarasan
&
untuk balok yang kontinu di B, atau garis singgung kur)a elastis BA' di B terletak
pada gads lurus yang sama dengan garis singgung kur)a elastis BC di B,
sebagaimana diperlihatkan pada #ambar *a. Dengan kata lain, titik-hubung B
dapat dipandang sebagai suatu titik-hubung kaku (monolitik dalam konstruksi
beton bertulang, dilas dalam konstruksi baja)/ dengan demikian kedua garis
singgung di B pada kur)a-kur)a elastis di kedua belah sisi B, satu terhadap yang
lain, harus tetap membentuk sudut 1,18. +arena gads singgung A
1
BC
l
pada
#ambar *a harus berupa garis lurus,
*
1
1
1
6
..
6
((

.. (*)
dengan :
((
1
9 h
(
-(
1
(: 9 h
(
- (lendutan di (: dari garis singgung di B)
9 h
(
-

,
_

+ +
1 % 1 $ 1 1
1
6 (
$
*
6 (
$
1
; (
<=
1
9 h
(
-

,
_

+ +
*
1 B
*
1 ( 1 1
1
6 2
$
1
6 2
0
1
; (
<=
1
.. ($)
dan
..
1
9 .
1
.: 9 h
.
- (lendutan di .: dari garis singgung di B) - h
.
9
h! 6 (
$
1
6 (
$
*
; (
<=
1
* 0 * & * *
*

,
_

+ +
9
h! 6 2
0
1
6 2
$
1
; (
<=
1
*
* .
*
* B * *
*

,
_

+ +
.. (%)
3ubtitusikan persamaan ($) dan (%) ke dalam persamaan (*),

,
_

+ +
*
1 B
*
1 ( 1 1
1 1 1
6 2
$
1
6 2
0
1
; (
<= 6
1
!
h
A
9
*
*
* .
*
* B * *
* *
6
h!
6 2
0
1
6 2
$
1
; (
<= 6
1

,
_

+ +
+alikan setiap suku dalam persamaan di atas dengan 0< dan sederhanakan,
*
.
1
(
* *
* *
1 1
1 1
*
*
.
*
*
1
1
B
1
1
(
6
0<h
6
0<h
= 6
; 0(
= 6
; 0(
=
6
2
=
6
=
6
*2
=
6
2 + +

,
_

,
_

+ +

,
_

(&)
'ersamaan (&) tak lain adalah persamaan tiga momen.
0
1.3 Peneraan Persamaan Tiga Momen ada Analisa Balo!-"on#inu a!i$a#
Be$an-$e$an %ang Be!er&a
'ersamaan tiga-momen dapat digunakan untuk menganalisa balok statis
taktentu. 3ebagai !ontoh, tinjaulah masalah penganalisaan balok kontinu pada
#ambar %, yang ditujukan untuk memikul beban-beban yang bekerja sebagaimana
diperlihatkan. Balok yang bersangkutan bersifat statis taktentu berderajat-tiga,
namun kelebihannya akan dihapuskan apabila momen-momen lentur di semua
tumpuan telah didapatkan. 2omen-momen di tumpuan A dan " dapat dengan
mudah diperoleh melalui pemeriksaan, sambil mengikuti hukum-hukum statika.
>ntuk menentukan momen-momen di tumpuan-tumpuan B, C, dan #, ketiga
persamaan tiga-momen dapat disusun berdasarkan kontinuitas di tumpuan-
tumpuan B, C dan #. Dengan kata lain, momen-momen lentur M
B
, M
C
, dan M
#
dipilih sebagai kelebihan-kelebihan, dan kondisi deformasi yang bersangkutan
adalah ke-kontinuitas-an tersebut, yang dapat dinyatakan dengan persamaan tiga-
momen. ?adi selalu terdapat kondisi-kondisi kontinuitas sebanyak momen-momen
lentur yang tak diketahui di tumpuan-tumpuan. @eaksi-reaksi di ujung-ujung
setiap bentangan dapat diperoleh melalui hukum-hukum statika dan diagram gaya
geser serta diagram momen dapat digambarkan sebagaimana mestinya.
#ambar %. Balok kontinu tipikal dengan momen diketahui di tumpuan-tumpuan
ujungnya
?ika balok-kontinu yang bersangkutan memiliki sebuah tumpuan-terjepit,
sebagaimana ditunjukkan pada #ambar &, momen lentur di tumpuan-terjepit yang
bersangkutan merupakan salah satu kelebihan yang tak diketahui. +ondisi
keselarasan yang berkaitan dengan momen ujung-terjepit yang tak diketahui
-
tersebut adalah, bah7a kemiringan garis singgung di A sama dengan nol. +ondisi
ini dapat :dipenuhi dengan menambahkan suatu bentang khayal A
$
A dengan
sembarang panjang !
$
yang hanya ditumpu di A
$
dan yang penampang tegaknya
memiliki momen inersia yang tak-terhingga besarnya. Dalam !ara ini, suatu
persamaan tiga-momen yang menggunakan tumpuan-terjepit A sebagai tumpuan-
antaranya dapat disusun. +arena bentangan-khayal A
$
A memiliki momen inersia
yang tak-terhingga besarnya, diagram momennya, berupa apa pun ia, tak dapat
menghasilkan luas bidang M%"&, karenanya tak terdapat kur)a elastis. 3elama A
$
A
masih dalam keadaan tak-terdeformasi, garis singgung yang umum di A akan
berupa garis lurus horisontal.
#ambar &. Balok kontinu tipikal dengan momen yang tidak diketahui di tumpuan
ujung terjepit
1.' (on#oh Soal
(on#oh 1. (nalisalah balok-kontinu pada #ambar 0a dengan menggunakan
persamaan tiga-momen. #ambarkan diagram gaya geser dan momennya. Buatlah
sketsa kur)a elastisnyaA
'<BC<6<3(=(B: Diagram-diagram momen pada AB, BC dan C#, yang
diperoleh dengan menganggap setiap bentang sebagai suatu balok-sederhana yang
,
memikul beban-beban yang bekerja. diperlihatkan pada #ambar 0b. 'erhatikan
bah7a, untuk bentang BC, diagram-diagram momen digambarkan se!ara terpisah,
masing-masing untuk beban terbagi-rata dan untuk beban terpusat.
Dari gambar 0b diketahui, M
A
91 dan 2#'-$0 kB.m (negatif karena ia
mengakibatkan tekanan di # pada bagian ba7ah balok).
5erapkan persamaan tiga-momen terhadap
Bentangan AB (an BC)
) 1*(11=
0(*$1%)(0)
) 1*(11=
0(1%%1)(0)
) 0($=
0(%$*)($)
11=
1*
2
11=
1*
$=
0
*2
$=
0
2
. . . .
.
. .
B
.
(

,
_

,
_

+ +

,
_


. 1
Bentangan BC (an C#)
) = 0(*
$) 0(*,,)(11D
) 1*(11=
0(*$1%)(0)
) 1*(*=
0(1%%1)(0)
= *
0
2
*=
0
= 11
1*
*2
11=
1*
2
. . . .
D
. .
.
.
B

,
_

,
_

+ +

,
_


*
Disederhanakan menjadi :
0,% 2
B
E 1,* 2
.
9 - 1&&&,* . 1
1,* 2
B
E ,,% 2
.
9 - 1%F&,* . *
<liminasi dan subtitusi persamaan 1 G *, didapat :
2
B
9 -*1&,$F kB.m
2
.
9 - 1%-,*$ kB.m
3ebelum melangkah lebih lanjut, sebaiknya kita !ek dulu di sini ketepatan
nilai-nilai M
B
dan M
C
yang diperoleh di atas. 4al ini dapat dilakukan dengan
menge!ek *
B
di dalam bentangan AB dan BC serta *
C
di dalam bentangan BC dan
C#. 'erhatikanlah bah7a diagram momen total pada setiap bentangan adalah
jumlah dari diagram-diagram momen pada #ambar 0.$.$b dan !.
5erapkan metode balok padanan terhadap
Bentangan AB )
*
A
9

,
_

& 1
$
1
*
1
) $ (
1
A A
& "
C
F
9
C
"&
*1 , 1
+
(positif berarti searah putaran jarum jam)
*
B
9

,
_

+
& 1
$
*
*
1
) $ (
1
A A
& "
C
9
C
"&
&F , -1
+
(positif berarti searah putaran jarum jam)
Bentangan BC)
*
B
9

,
_

+
- 0 $ *
$
1
$
*
) (
*
1
) 11 (
1
A A A A
& "
C
9
C
"&
01 , -1
+
(positif berarti searah putaran jarum jam)
*
C
9

,
_

+ + +
- 0 $ *
$
*
$
1
) (
*
1
) 11 (
1
A A A A
& "
C
9
C
"&
*$ , ,&

(negatif berarti berla7anan arah putaran jarum jam)


Bentangan C#)
*
C
9

,
_

+
F , %
$
1
$
*
0
$ D 11
) * (
1
A A A
& "
C
9
C
"&
*$ , ,&

(negatif berarti berla7anan arah putaran jarum jam)


*
#
9

,
_

+ +
F , %
$
*
$
1
0
$ D ,
) * (
1
A A A
& "
C
9
C
"&
0* , %&
+
(positif berarti searah putaran jarum jam)
Dari perhitungan-perhitungan di atas, dapatlah terlihat bah7a nilai-nilai *
B
yang sama diperoleh masing-masing dari penggunaan diagram-diagram momen
pada bentangan AB dan #C. Demikian pula, nilai-nilai *
C
yang sama diperoleh
dari penggunaan diagram-diagram momen pada bentangan BC dan C#. 4al ini
menunjukkan bah7a persamaan tiga-momen yang bersangkutan telah dibuat dan
diselesaikan se!ara tepat, namun tak ada bukti bah7a luas A
1
hingga A
4
telah
dihitung se!ara tepat. Bilai-nilai *
A
dan *
#
telah juga dihitung sehingga mereka
11
dapat ditunjukkan pada +ur)a elastis.
#ambar 0. Balok kontinu !ontoh soal 1
@eaksi perletakan ditentukan sebagaimana ditunjukkan pada #ambar -a.
@eaksi total di ujung setiap bentangan sama dengan jumlah reaksi yang
disebabkan oleh beban-beban yang bekerja pada bentangan yang bersangkutan
dan yang disebabkan oleh momen-momen di ujung-ujung bentangan tersebut.
3ebagai !ontoh, jumlah momen ujung yang bekerja pada bentangan BC sama de-
ngan *1&,$F-1%-,*$ 9 0,,10 kB.m berla+anan arah ,arum ,am, yang
memerlukan suatu kopel reaksi searah jarum jam, atau sebuah reaksi ke atas
sebesar 0,,10D1* 9 &,0,1 kB di B dan sebuah reaksi ke ba7ah sebesar &,0,1 kB
11
di C.
#ambar -. 'enyelesaian untuk balok kontinu !ontoh soal 1
@eaksi total terhadap balok kontinu di tumpuan B sama dengan jumlah
reaksi-reaksi ujung di B terhadap bentangan BA dan BC, atau -
B
9 11-,,F,E
1*
1%1,0,1 9 *%F,&-, kB. 3etelah semua reaksi diperoleh, diagram gaya geser
digambarkan sebagaimana diperlihatkan pada #ambar -b. 5itik gaya geser nol
pada bentangan AB terletak pada jarak $0,11*D*% 9 1,&1% m dari tumpuan A. 6uas
setiap bagian dari diagram gaya geser dihitung dan ditunjukkan pada diagram
gaya geser yang bersangkutan. Diagram momen diplot sebagaimana diperlihatkan
pada #ambar -!, hubungan yang menyatakan bah7a beda momen antara dua titik
sembarang sama dengan luas diagram gaya geser di antara kedua titik yang
bersangkutan, digunakan se!ara berturut-turut di antara titik-titik yang penting.
Dengan !ara demikian, M
b
dan M
c
di!ek kembali sama dengan -*1&,$F dan
-1%-,*$, jadi menunjukkan bah7a reaksi-reaksi yang diperoleh sebelumnya
adalah benar. 'erhatikan juga bah7a diagram momen akan bersifat linier apabila
gaya geser yang bersangkutan tetap dan kemiringan kur)a momen di sembarang
titik sama dengan gaya geser di titik yang bersangkutan. +ur)a elastis
kualitati.n/a diperlihatkan pada #ambar 0(.
(on#oh 2. (nalisalah balok-kontinu pada #ambar ,a dengan menggunakan
persamaan tiga-momen. #ambarkan diagram gaya geser dan momennya. Buatlah
sketsa kur)a elastisnya.
'<BC<6<3(=(B: Diagram-diagram momen pada AB, BC dan C#, yang
diperoleh melalui peninjauan setiap bentang sebagai suatu balok sederhana yang
memikul beban-beban yang bekerja, diperlihatkan pada #ambar ,b. +arena
tumpuan A terjepit, suatu balok-khayal A
$
A, sepanjang !
$
dan dengan = 9 H,
ditambahkan. Diketahui 2
(1
9 1 dan M
#
' - $0 kB.m.
5erapkan persamaan tiga-momen terhadap :
Bentang A
$
A (an AB)
) 0($=
0(%$*)($)
= $
0
2
= $
0 6
*2
6
2
. .
B
.
1
(
1
(1

,
_

,
_

+
,
_

, . 1
Bentang AB (an BC)
1$
) = 1*(11
0(*$1%)(0)
) = 1*(11
0(1%%1)(0)
) = 0($
0(%$*)($)
= 11
1*
2
= 11
1*
$=
0
*2
= $
0
2
. . . .
.
. .
B
.
(

,
_

,
_

+ +

,
_

, *
Bentang BC (an C#)
) = 0(*
$) 0(*,,)(11D
) 1*(11=
0(*$1%)(0)
) 1*(*=
0(1%%1)(0)
= *
0
2
*=
0
= 11
1*
*2
11=
1*
2
. . . .
D
. .
.
.
B

,
_

,
_

+ +

,
_

$
Disederhanakan, maka :
% 2
(
E * 2
B
9 - %$* ..1
* 2
(
E 0,% 2
B
E 1,* 2
.
9 - 1&&&,* . *
1,* 2
B
E ,,% 2
.
9 - 1%F&,* . $
'ersamaan 1, *, dan $ dieliminasi dan subtitusi mundur, maka didapat :
2
(
9 -1.$0 kB.m
2
B
9 -*1&.*, kB.m
2
.
9 -1%-.*% kB-m
1%
#ambar ,. Balok menerus !ontoh *
>ntuk menge!ek nilai-nilai M
A
, MB, dan MC yang diperoleh di atas, metode
balok-padanan digunakan lagi untuk mendapatkan *
A
, *
B
, dan *
C
. Diagram momen
pada setiap bentangan adalah jumlah dari diagram-diagram momen pada #ambar
,b dan c.
5erapkan metode balok-padanan terhadap,
Bentangan AB)
*
A
9
1
$
1
$
*
*
1
) $ (
1
0 & 1

,
_

A A A
& "
C
*
B
9

,
_

+ +
0 & 1
$
1
$
*
*
1
) $ (
1
A A A
& "
C
9
C
"&
0% , -1
+
(searah jarum jam)
Bentangan BC)
*
B
9

,
_

+
, - $ *
$
1
$
*
) (
*
1
) 11 (
1
A A A A
& "
C
9
C
"&
0% , -1
+
(searah jarum jam)
*
C
9

,
_

+ + +
, - $ *
$
*
$
1
) (
*
1
) 11 (
1
A A A A
& "
C
9
C
"&
*% , ,&

(berla7anan jarum jam)


Bentangan C#)
*
C
9

,
_

+
11 F %
$
1
$
*
0
$ D 11
) * (
1
A A A
& "
C
9
C
"&
*% , ,&

(berla7anan jarum
jam)
*
#
9

,
_

+ +
11 F %
$
*
$
1
0
$ D ,
) * (
1
A A A
& "
C
9
C
"&
0* , %&
+
(searah jarum jam)
@eaksi-reaksi, diagram gaya geser dan momen, dan sketsa kur)a elastis
dapatlah kemudian diperoleh melalui !ara yang sama seperti pada !ontoh
sebelumnya.
1&
(on#oh 3. Dengan menggunakan persamaan tiga-momen, analisalah balok-
kontinu pada #ambar Fa sehubungan dengan penurunan 1& mm di tumpuan B.
#ambarkan diagram gaya geser dan momennya. Buatlah sketsa kur)a elastisnya.
PEN)E*ESAIAN+ (pabila hanya terjadi penurunan-penurunan tumpuan
yang tak sama tapi tak ada beban yang bekerja, persamaan tiga-momen yang
bersangkutan menjadi
*
.
1
(
*
*
.
*
*
1
1
B
1
1
(
6
0<h
6
0<h
=
6
2
=
6
=
6
*2
=
6
2 + +

,
_

,
_

+ +

,
_

Dalam penggunaan persamaan di atas, perhatikanlah bah7a h


A
dan h
C
masing-
masing adalah besaran yang menunjukkan bah7a sebenarnya tumpuan A dan C
lebih tinggi daripada tumpuan B.
5erapkan persamaan tiga-momen terhadap
Bentangan AB (an BC)
1*
1,11&) 0<(
0
1,11&) 0<(
= 11
1*
2
= 11
1*
$=
0
*2
= $
0
2
.
.
. .
B
.
(
+
+
+
+

,
_

,
_

+ +

,
_

* 2
(
E 0,% 2
B
E 1,* 2
.
9 E 1,1**& <=
.
Bentangan BC (an C#)
1*
1,11&) ( 0<
= *
0
2
*=
0
= 11
1*
*2
11=
1*
2
.
D
. .
.
.
B

+

,
_

,
_

+ +

,
_

1,* 2
B
E ,,% 2
.
E $ 2
D
9 - 1,11-& <=
.
+arena 2
(
92
D
9 1 dan <=
.
9 ,1.111 kB.m, persamaan tiga momen yang
bersangkutan menjadi
0,% 2
(
E 1,* 2
B
9 E 1,11
1,* 2
B
E ,,% 2
.
9 - 011
3ederhanakan,
2
B
9 E $1*,-& kB.m
2
.
9 - 11%,0, kB.m
10
@eaksi-reaksi, beserta diagram gaya geser dan momennya ditunjukkan pada
#ambar Fb hingga (. 3ketsa kur)a elastiknya ditunjukkan pada #ambar Fe.
1-
#ambar F. Balok menerus !ontoh $
>ntuk menge!ek ketepatan M
B
dan M
C
, kemiringan kur)a elastis di B dan C
masing-masing harus dihitung dengan menggunakan diagram momen pada
bentangan sebelah kiri dan kemudian bentangan sebelah kanan serta lihatlah
bah7a hasil yang sama diperoleh. Demi kelengkapan, kemiringan di A dan # juga
dihitung agar kur)a elastis pada #ambar 0.%.1e dapat diplot se!ara lebih baik.
5erapkan metode balok-padanan terhadap.
Bentang AB)
I
(
9
1
]
1

,
_

+ ) *& , F1, (
$
1
) 111 . ,1 ( $
1
0
11& , 1
$
1
$
1
@
1 (B
A
"&
C
9 E $,-01% J 11
-$
I
B
9
1
]
1

,
_

+ ) *& , F1, (
$
*
) 111 . ,1 ( $
1
0
11& , 1
$
*
$
1
@
1 (B
A
"&
C
9 - 1,1**F J 11
-$
Bentang BC)
I
B
9

,
_

+
$ * B.
$
1
$
*
11
1
@ A A
"&
C
9
1
]
1

+ ) 1, , 0,, (
$
1
) &1 , 1,10 (
$
*
) 111 . ,1 ( 11
1
1*
11& , 1
9 - 1,1*$1 J 11
-$
I
.
9

,
_

+ +
$ * B.
$
*
$
1
11
1
@ A A
"&
C
9
1
]
1

+ + ) 1, , 0,, (
$
*
) &1 , 1,10 (
$
1
) 111 . ,1 ( 11
1
1*
11& , 1
9 - 1,%$$& J 11
-
$
Bentang C#)
I
.
9
1
]
1

,
_

+ ) 1% , $%% (
$
*
) 111 . ,1 ( *
1
1
$
*
*
1
@
% .D
A
"&
C
9 - 1,%$$& J 11
-
1,
$
I
D
9
1
]
1

,
_

+ ) 1% , $%% (
$
1
) 111 . ,1 ( *
1
1
$
1
*
1
@
% .D
A
"&
C
9 E 1,-10, J 11
-$
(on#oh '. Dengan menggunakan persamaan tiga-momen, analisalah balok-
kontinu pada #ambar 11 sehubungan dengan penurunan 1& mm di tumpuan B.
#ambarkan diagram gaya geser dan momennya. Buatlah sketsa kur)a elastisnya.
PEN)E*ESAIAN+ 5erapkan persamaan tiga-momen terhadap
Bentangan A
$
A (an AB)
0
(-1,11&) 0<
= $
0
2
= $
0 6
*2
6
2
.
B
.
1
(
1
(1

,
_

,
_

+
,
_


% 2
(
E * 2
B
9 -1,11&1 <=
.
Bentangan AB (an BC)
1*
1,11&) ( 0<
0
1,11&) ( 0<
= 11
1*
2
= 11
1*
$=
0
*2
= $
0
2
.
.
. .
B
.
(
+
+
+
+

,
_

,
_

+ +

,
_

* 2
(
E 0,% 2
B
E 1,* 2
.
9 E 1,1**& <=
.
Bentangan BC (an C#)
1*
(-1,11&) 0<
= *
0
2
*=
0
= 11
1*
*2
11=
1*
2
.
D
. .
.
.
B
+

,
_

,
_

+ +

,
_

1,* 2
B
E ,,% 2
.
E 2
D
9 - 1,11-& <=
.
Diketahui 2D 9 1 dan <=
.
9 ,1.111 kB.m dalam persamaan tiga momen,
% 2
(
E * 2
B
9 - 1*11
* 2
(
E 0,% 2
B
E 1,* 2
.
9 E 1,11
1,* 2
B
E ,,% 2
.
9 - 011
3elesaikan,
2
(
9 - &$-,-1 kB.m, 2
B
9 - %-&,%1 kB.m, 2
.
9 - 1$F,$% kB-m
@eaksi-reaksi, diagram gaya geser dan momen, serta kur)a elastisnya ditunjukkan
1F
pada #ambar 11b-e.
>ntuk menge!ek ketepatan M
A
, M
B
dan M
C
, tiga kondisi keselarasan yang
bersangkutan dapat diuji benar-tidaknya dengan melihat bah7a (1) I
A
9 1, (*) I
B
yang dihitung dari bentang BA 9 I
B
yang dihitung dari bentang BC, dan ($) I
C
yang dihitung dari bentang CB ' I
C
yang dihitung dari bentang C#.
5erapkan metode balok-padanan terhadap
Bentang AB)
I
(
9

,
_

+ +
* 1 (B
$
1
$
*
$
1
@ A A
"&
C
9
1
]
1

+ + + ) *$ , 1%*0 (
$
1
) 11 , 101$ (
$
*
) 111 . ,1 ( $
1
0
11& , 1
9 1
I
B
9

,
_

+
* 1 (B
$
*
$
1
$
1
@ A A
"&
C
9
1
]
1

+ + ) *$ , 1%*0 (
$
*
) 11 , 101$ (
$
1
) 111 . ,1 ( $
1
0
11& , 1
9 E 1,--,- J 11
-$
Bentang BC)
I
B
9

,
_

+
% $ B.
$
1
$
*
11
1
@ A A
"&
C
9
1
]
1

+ ) 1% , ,$0 (
$
1
) %0 , *,*& (
$
*
) 111 . ,1 ( 11
1
1*
11& , 1
9 E 1,--,- J 11
-
$
I
.
9

,
_

+ +
% $ B.
$
*
$
1
11
1
@ A A
"&
C
9
1
]
1

+ + ) 1% , ,$0 (
$
*
) %0 , *,*& (
$
1
) 111 . ,1 ( 11
1
1*
11& , 1
9 - 1,-%1, J
11
-$
Bentang C#)
I
.
9

,
_

+
& .D
$
*
*
1
@ A
"&
C
*1
9
1
]
1

+ ) 1* , %1, (
$
*
) 111 . ,1 ( *
1
1
9 - 1,-%1, J 11
-$
I
D
9

,
_

+
& .D
$
1
*
1
@ A
"&
C
9
1
]
1

+ ) 1* , %1, (
$
1
) 111 . ,1 ( *
1
1
9 E 1,,-1F J 11
-$
#ambar 11. Balok menerus !ontoh %
1., Soal *a#ihan
*1
1. (nalisalah balok-kontinu pada #ambar di ba7ah ini dengan menggunakan
persamaan tiga-momen. #ambarkan diagram gaya geser dan momennya.
Buatlah sketsa kur)a elastisnya. ?uga lakukan penge!ekan terhadap
kontinuitas kemiringan di kedua tumpuan-tengahnya.
*. (nalisalah balok-kontinu pada #ambar di ba7ah ini dengan menggunakan
persamaan tiga-momen. #ambarkan diagram gaya geser dan momennya.
Buatlah sketsa kur)a elastisnya. ?uga lakukan penge!ekan terhadap ketiga
kondisi keselarasan untuk kur)a elastis.
$. (nalisalah balok-balok kontinu pada #ambar di ba7ah ini dengan
menggunakan persamaan tiga-momen. #ambarkan diagram gaya geser
dan momennya. Buatlah sketsa kur)a elastisnya. 6akukan penge!ekan
terhadap kontinuitas kemiringan di semua tumpuan.

Anda mungkin juga menyukai