Studi Potensi Energi Listrik
Studi Potensi Energi Listrik
(2.5)
Daya yang didapat dari turbin angin pada suatu unit waktu adalah energi kinetik (EK) dan jara yang
ditempuh oleh angin pada waktu tersebut atau kecepatannya, sehingga daya yang dihasilkan oleh
angin adalah :
P =(EK) x v =
3
4 2
1
v
D
d
=
8
d D
2
v
3
[Watt] (2.6)
Secara sederhana sketsa kincir angin dapat diihat pada Gambar 2.11berikut :
Gambar 2.11. SistemPembangkit Listrik Tenaga Angin [10]
Dalam hal ini turbin angin berfungsi untuk menangkap energi angin. Rancangan turbin angin meliputi
perhitungan tinggi menara dari permukaan tanah, jumlah blade/kincir angin, dan diameter blade.
Parameter tersebut sangat menentukan berapa besarnya energi listrik yang akan dihasilkan, sesuai
dengan persamaan di atas. Tinggi tower dari turbin angin lebih tinggi lebih baik, karena kecepatan
angin pada letak yang lebih tinggi umumnya lebih besar. Posisi dan ketinggian yang tepat akan dapat
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 18
menghasilkan kecepatan angin yang maksimal. Ketinggian yang memadai untuk pemasangan di
daerah pantai adalah sekitar 20-30 meter. Jumlah blade atau baling-baling tergantung pada kecepatan
angin, untuk daerah yang termasuk low-speed lebih cocok apabila menggunakan multi-blade, tetapi
untuk daerah yang kecepatan anginnya cukup tinggi turbin angin dengan 3 blade lebih efisien.
Tabel 2.2 Kondisi Angin yang Berpotensial untuk Energi Angin [9]
Syarat-syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dapat dilihat
pada Tabel 2.2 diatas. Angin kelas 3 adalah batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas
maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik.
Kelebihan dan kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin antara lain:
a. Kelebihan :
Teknologi yang ramah Lingkungan (environmental friendly) dan tidak rumit.
Mudah dalam pengoperasianya dan tidak memerlukan perawatan khusus.
b. Kekurangan :
Butuh biaya yang cukup besar untuk investasi awal.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 19
Lokasinya tertentu, didaerah yang kecepatan angin cukup untuk memutar baling-baling.
Kecepatan angin yang fluktuatif tergantung pada musim.
Pada dasarnya dibeberapa daerah di Prov. NAD mepunyai potensi energi angin yang dapat
dikembangkan untuk energi listrik. Kecepatan angin di Prov. NAD cenderung berubah dari kecepatan
minimum 1 m/detik hingga kecepatan maksimum 6 m/detik. Kecepatan angin yang tinggi sering terjadi
di wilayah Sabang, hal ini mungkin disebabkan karena wilayah Sabang adalah pulau kecil yang
dikelilingi laut [20].
Seperti yang sudah dijelaskan pemanfaatan energi angin untuk memenuhi kebutuhan listrik
mempunyai beberapa kendala. Biaya yang diperlukan untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga
angin relatif besar. Disamping kecepatan angin yang fluktuatif kendala yang lain pembagkit listrik
tenaga angin hanya dapat dibagun di lokasi tertentu yang mempunyai kecepatan angin memadai.
2.5 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA
Energi matahari merupakan sumber energi penting sejak dahulu kala, dimulai cara memanfaatkan
yang primitif sampai teknologi photovoltaic. Matahari melepas 95% energinya sebagai cahaya yang
bisa dilihat dan sebaian lagi sebagai yang tidak terlihat seperti sinar infra-red dan ultra-violet.
Sebagai negara tropis, Indonesia mempunyai potensi energi surya yang cukup besar. Berdasarkan
data penyinaran matahari yang dihimpun dari 18 lokasi di Indonesia, radiasi surya di Indonesia dapat
diklasifikasikan berturut-turut sebagai berikut: untuk kawasan barat dan timur Indonesia dengan
distribusi penyinaran di Kawasan Barat Indonesia (KBI) sekitar 4,5 kWh/m2 /hari dengan variasi
bulanan sekitar 10%; dan di Kawasan Timur Indonesia (KTI) sekitar 5,1 kWh/m 2 /hari dengan variasi
bulanan sekitar 9%. Dengan demikian, potensi energi surya rata-rata Indonesia sekitar 4,8
kWh/m2/hari dengan variasi bulanan sekitar 9% [9].
Untuk memanfaatkan potensi energi surya tersebut, ada 2 (dua) macam teknologi yang sudah
diterapkan, yaitu teknologi energi surya termal dan energi surya fotovoltaik. Energi surya termal pada
umumnya digunakan untuk memasak (kompor surya), mengeringkan hasil pertanian (perkebunan,
perikanan, kehutanan, tanaman pangan) dan memanaskan air. Energi surya fotovoltaik digunakan
untuk memenuhi kebutuhan listrik, pompa air, televisi, telekomunikasi, dan lemari pendingin di
Puskesmas dengan kapasitas total 6 MW.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 20
Ada tiga macam teknologi energi surya yang dikembangkan, yaitu [7]:
Teknologi energi surya photo-voltage;
Teknologi energi surya termal.
Teknologi energi hybrid (matahari dan angin).
a. Teknologi Energi Surya Photo Voltage (PV)
Sistem aplikasi PV mencakup rancangan sistem, pengembangan teknologi PV dan tinjauan ekonomi.
Variabilitas keluaran daya dari pembangkit PV akibat adanya awan perlu diperhatikan. Karena itu, agar
tidak menimbulkan fluktuasi berlebihan perlu digabung (hybrid) dengan pembangkit lain yang relatif
stabil, seperti mikrohidro atau diesel. Agar dapat menyuplai listrik dengan jumlah dan kualitas tertentu,
sistem pembangkit PV-hybrid harus meliputi unit kontrol, unit inverter, unit pembangkit dan baterai
penyimpanan untuk menjaga stabilitas dan kontinuitas distribusi energi [6].
Gambar 2.12 Photovoltaic Cell [6]
b. Teknologi Energi Surya Termal
Berbagai teknologi pemanfaatan energi surya termal untuk aplikasi skala rendah (temperatur kerja
lebih kecil atau hingga 60 o C) dan skala menengah (temperatur kerja antara 60 hingga 120o C) telah
dikuasai dari rancang-bangun, konstruksi hingga manufakturnya secara nasional. Secara umum,
teknologi surya termal yang kini dapat dimanfaatkan termasuk dalam teknologi sederhana hingga
madya. Beberapa teknologi untuk aplikasi skala rendah dapat dibuat oleh bengkel pertukangan
kayu/besi biasa. Untuk aplikasi skala menengah dapat dilakukan oleh industri manufaktur nasional [6].
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 21
Kelebihan dan kekurangan dari penggunaan energi panas matahari antara lain:
a. Kelebihan :
Energi panas matahari merupakan energi yang tersedia hampir diseluruh bagian permukaan
bumi dan tidak habis (renewable energy).
Penggunaan energi panas matahari tidak menghasilkan polutan dan emisi yang berbahaya
baik bagi manusia maupun lingkungan.
Penggunaan energi panas matahari untuk pemanas air, pengeringan hasil pertanian akan
dapat mengurangi kebutuhan akan energi fosil.
Pembanguan pemanas air tenaga matahari cukup sederhana dan memiliki nilai ekonomis.
b. Kerugian :
Sistem pemanas air dan pembangkit listrik tenaga surya tidak efektif digunakan pada daerah
memiliki cuaca berawan untuk waktu yang lama.
Pada musim dingin, pipa-pipa pada sistem pemanas ini akan pecah karena air di dalamnya
membeku.
Membutuhkan lahan yang sangat luas yang seharusnya digunakan untuk pertanian,
perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya. Hal ini karena rapat energi matahari sangat rendah.
Lapisan kolektor yang menyilaukan bisa mengganggu dan membahayakan penglihatan,
misalnya penerbangan.
Sistem hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar dan tidak bisa digunakan ketika
malam hari atau pada saat cuaca berawan.
c. Teknologi Energi Hybrid (Surya dan Angin)
Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari merupakan teknologi hibrida yang terbilang baru dan
ramah lingkungan, pertama diperkenalkan oleh Guiseppe seorang doktor dari perusahaan listrik Italia
tahun 1995. Dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga angin saja maupun tenaga matahari saja,
teknologi hibrida ini jelas lebih baik karena tak sepenuhnya bergantung pada matahari. Maka, bila
langit medung atau malam tiba dan matahari lenyap, pembangkit listrik akan digerakkan oleh kincir
angin jadi listrik pun tetap mengalir. Gambar 2.13berikut menunjukkan struktur pembangkit listrik
tenaga angin dan matahari.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 22
Gambar 2.13 Struktur Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari [8]
Secara sederhana diagram sistem pembangkitan listrik hybrid dapat dilihat pada Gambar 2.14. Sistem
pembangkit listrik hybrid seperti digambarkan pada, terdiri dari:
Turbin angin dengan tower
Generator listrik dan rectifier
Panel sel surya (PV array)
Generator set
Battery Charger
Battery Bank
Inverter
Jaringan Listrik.
Gambar 2.14 SistemPembangkit Listrik Hybrid [1]
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 23
Ketika tenaga angin mencukupi dan dapat memutar baling-baling turbin angin dengan kecepatan
5m/detik (18 km/jam), maka generator listrik akan berputar dengan kecepatan sekitar 600 rpm (dengan
tip speed ratio :
2 =
). Generator listrik (alternator) akan menghasilkan tegangan listrik AC, karena
tegangan listrik ini akan disuplai ke baterai maka terlebih dahulu diubah menjadi tegangan DC melalui
peralatan rectifier. Secara bersamaan apabila panas matahari tersedia maka panel solar cell akan
menghasilkan tegangan listrik DC 12 volt yang langsung ditampung oleh battery bank. Pengaturan
suplai listrik dari turbin angin dan panel sel surya ke baterai diatur oleh peralatan Power Regulator agar
pengisian baterai dapat berjalan stabil walaupun terjadi perubahan atau fluktuasi kecepatan angin dan
panas matahari. Listrik dari battery bank selanjutnya dapat digunakan untuk keperluan perumahan atau
lainnya. Apabila diperlukan tegangan listrik AC maka tegangan DC dari baterai diubah menjadi AC 220
volt dengan menggunakan peralatan inverter [1,8].
Kelebihan dan Kekurangan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Matahari antara lain [8]:
a. Kelebihan :
1. Ramah Lingkungan (environmental friendly)
2. Praktis digunakan pada wilayah pesisir pantai
3. Tidak memerlukan perawatan khusus
4. Teknologinya tidak rumit
5. Disainnya dari bahan yang tidak mudah karatan (korosi)
6. Mudah mengoperasikan
b. Kekurangan :
1. Butuh biaya yang cukup besar untuk investasi awal
2. Tersedianya suku cadang dan aki mobil yang cukup
Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik di desa-desa terpencil, Pembangkit Listrik Tenaga Surya
merupakan suatu alternatif yang sudah diterapkan dan tersebar di beberapa Wilayah di Pov. NAD.
Teknologi surya photo-voltage yang berkapasitas masing-masing sebesar 50 Wp ditempatkan pada
tiap-tiap rumah di beberapa daerah yang tidak terjangkau jaringan listrik PLN [20]. Karena
kapasitasnya kecil tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan listrik pada masing-masing rumah
tersebut.
Untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya teknologi photo-voltage yang berkapasitas besar
yang dapat memenuhi kebutuhan listrik untuk suatu daerah membutuhkan area yang sangat luas yang
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 24
seharusnya dapat digunakan untuk pertanian, perumahan, dan kegiatan ekonomi lainya karena rapat
energi matahari sangat rendah. Selain itu sistem ini hanya bisa digunakan pada saat matahari bersinar,
tidak bisa digunakan ketika malam hari atau pada saat cuaca berawan sehingga diperlukan batteray
untuk menyimpan energi listrik tersebut.
Teknologi surya lain yang mungkin diterapkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di desa-desa terpencil
di Prov. NAD adalah teknologi hibrida (surya dan angin). Teknologi ini sangat sesuai diterapkan di
wilayah pesisir atau pulau- pulau kecil. Kendala utama penerapan teknologi ini adalah biaya investasi
awal yang mahal.
2.6 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PASANG SURUT
Gerakan naik dan turun air laut yang luas menunjukkan adanya sumber tenaga yang tidak terbatas.
Jika beberapa bagian dari tenaga yang besar sekali ini dialihkan ke tenaga listrik, tentu akan menjadi
sumber penting bagi tenaga air. Gambaran utama siklus air pasang adalah perbedaan naiknya
permukaan air pada waktu air pasang dan pada waktu air surut. Jika perbedaan tinggi ini dimanfaatkan
guna mengoperasikan turbin, tenaga air pasang itu dapat dialihkan pada tenaga listrik. Pada dasarnya,
hal ini tidak terlalu sukar karena air pada waktu pasang, berada pada tingkatan yang tinggi dan dapat
disalurkan ke dalam kolam untuk disimpan pada tingkatan tinggi di situ. Air tersebut juga dapat
dialirkan kembali ke laut waktu air surut melalui turbin-turbin, yang berarti memproduksi tenaga. Karena
tingkatan permukaan air di kolam tinggi dan permukaan laut rendah, terdapatlah perbedaan
perbandingan tinggi air, yang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin-turbin.
Beberapa syarat ketepatan untuk memilih lokasi pembangkit listrik tenaga pasang surut [2]:
Tinggi air pasang pada lokasi yang diizinkan harus memadai sepanjang tahun.
Kuala atau estuarium harus mempunyai suatu geomorfologi, yang dengan tanggul yang relatif
pendek dapat dikembangkan sebagai kolam penampung air.
Lokasi yang diusulkan tersebut tidak mempunyai muatan endapan yang luar biasa.
Lokasi yang dipilih harus bebas dari serangan ombak laut.
Lokasi yang dipilih harus sedemikian rupa sehingga akibat pembendungan estuarium tidak
terjadi perubahan yang berarti pada pola air pasang.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 25
Permukaan Air
Laut
Turbin Air & Permukaan Air
Generator Waduk
Pantai
Arus
Air (a)
Bendungan
Waduk
Pasang Surut Pantai
Laut Arus
Surut Air (b)
Gambar 2.15. Skema Bendungan dan Waduk Pasang Surut [5]
Dari Gambar 2.15. terlihat suatu Pusat Listrik Tenaga Pasang Surut terdiri atas sebuah bendungan
besar. Di dalam bendungan ini terdapat pintu-pintu air besar yang memungkinkan air lewat mengalir.
Dalam satu periode laut pasang, air diizinkan mengalir ke dalam waduk melalui pintu-pintu air. Air
yang masuk mengakibatkan tinggi air pada sisi waduk meningkat. Bila air mencapai tingkat tertinggi,
pintu air ditutup, dan air terperangkap di dalam waduk. Bilamana air laut di luar waduk mulai menurun,
pintu-pintu air dibuka sehingga air mengalir ke laut . Air itu dialirkan melalui suatu turbin air, dan turbin
berputar, sekaligus menggerakkan sebuah generator listrik sehingga menghasilkan energi listrik.
Jadi jelaslah bahwa pembangkitan ini akan berlangsung selama air dapat mengalir ke luar. Bilamana
air waduk dan air laut sudah memiliki ketinggian yang sama, maka air tidak akan mengalir lagi dan
turbin juga tidak berputar, sehingga tidak ada energi listrik yang dihasilkan. Dengan demikian maka
hanya akan terjadi pembangkitan tenaga listrik pada setengah siklus pasang surut. Dengan
mempergunakan turbin yang dapat juga berputar pada air yang mengalir pada arah berlainan, maka
kedua sisi siklus pasang surut dapat dimanfaatkan.
Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap harinya; dan pemanfaatannya dapat
menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar. Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus
pasang surut. Oleh karena waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai
listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan dari pada pembangkit listrik bertenaga ombak.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 26
Pada dasarnya ada dua metodologi untuk memanfaatkan energi pasang surut [11]:
a. DamPasang Surut (Tidal Barrages)
Cara ini serupa seperti pembangkitan listrik secara hidro-elektrik yang terdapat di dam/waduk
penampungan air sungai. Hanya saja, dam yang dibangun untuk memanfaatkan siklus pasang surut
jauh lebih besar dari pada dam air sungai pada umumnya. Dam ini biasanya dibangun di muara sungai
dimana terjadi pertemuan antara air sungai dengan air laut. Ketika ombak masuk atau keluar (terjadi
pasang atau surut), air mengalir melalui terowongan yang terdapat di dam. Aliran masuk atau
keluarnya ombak dapat dimanfaatkan untuk memutar turbin (Lihat Gambar 2.16).
Gambar 2.16. Sketsa turbin pasang surut [11].
Kekurangan terbesar dari pembangkit listrik tenaga pasang surut adalah hanya dapat menghasilkan
listrik selama ombak mengalir masuk (pasang) ataupun mengalir keluar (surut), yang terjadi hanya
selama kurang lebih 10 jam per harinya. Namun, karena waktu operasinya dapat diperkirakan, maka
ketika PLTPs tidak aktif, dapat digunakan pembangkit listrik lainnya untuk sementara waktu hingga
terjadi pasang surut lagi.
b. Turbin Lepas Pantai (Offshore Turbines)
Pilihan lainnya ialah menggunakan turbin lepas pantai yang lebih menyerupai pembangkit listrik tenaga
angin versi bawah laut. Keunggulannya dibandingkan metode pertama yaitu: lebih murah biaya
instalasinya, dampak lingkungan yang relatif lebih kecil dari pada pembangunan dam, dan persyaratan
lokasinya pun lebih mudah sehingga dapat dipasang di lebih banyak tempat.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 27
Gambar 2.17 . Bermacam-macamJenis Turbin Lepas Pantai
yang Digerakkan oleh Arus Pasang Surut [11].
Dari Gambar 2.17, gambar sebelah kiri (1): Seagen Tidal Turbines buatan MCT. Gambar tengah (2):
Tidal Stream Turbines buatan Swan Turbines. Gambar kanan atas (3): Davis Hydro Turbines dari Blue
Energy. Gambar kanan bawah (4): skema komponen Davis Hydro Turbines milik Blue Energy.
Teknologi MCT bekerja seperti pembangkit listrik tenaga angin yang dibenamkan di bawah laut. Dua
buah baling dengan diameter 15-20 meter memutar rotor yang menggerakkan generator yang
terhubung kepada sebuah kotak gir (gearbox). Kedua baling tersebut dipasangkan pada sebuah sayap
yang membentang horizontal dari sebuah batang silinder yang diborkan ke dasar laut. Turbin tersebut
akan mampu menghasilkan 750-1500 kW per unitnya, dan dapat disusun dalam barisan-barisan
sehingga menjadi ladang pembangkit listrik. Demi menjaga agar ikan dan makhluk lainnya tidak terluka
oleh alat ini, kecepatan rotor diatur antara 10-20 rpm (sebagai perbandingan saja, kecepatan baling-
baling kapal laut bisa berkisar hingga sepuluh kalinya).
Dibandingkan dengan MCT dan jenis turbin lainnya, desain Swan Turbines memiliki beberapa
perbedaan, yaitu: baling-balingnya langsung terhubung dengan generator listrik tanpa melalui kotak gir.
Ini lebih efisien dan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan teknis pada alat. Perbedaan kedua
yaitu, dari pada melakukan pemboran turbin ke dasar laut ST menggunakan pemberat secara gravitasi
(berupa balok beton) untuk menahan turbin tetap di dasar laut.
Adapun satu-satunya perbedaan mencolok dari Davis Hydro Turbines milik Blue Energy adalah poros
baling-balingnya yang vertikal (vertical-axis turbines). Turbin ini juga dipasangkan di dasar laut
menggunakan beton dan dapat disusun dalam satu baris bertumpuk membentuk pagar pasang surut
(tidal fence) untuk mencukupi kebutuhan listrik dalam skala besar.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 28
Adapun kelebihan dan kekurangan dari Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut antara lain [11,12] :
a. Kelebihan:
Setelah dibangun, energi pasang surut dapat diperoleh secara gratis.
Tidak menghasilkan gas rumah kaca ataupun limbah lainnya.
Tidak membutuhkan bahan bakar.
Biaya operasi rendah.
Produksi listrik stabil.
Pasang surut air laut dapat diprediksi.
Turbin lepas pantai memiliki biaya instalasi rendah dan tidak menimbulkan dampak lingkungan
yang besar.
b. Kekurangan:
Sebuah dam yang menutupi muara sungai memerlukan biaya pembangunan yang sangat
mahal, dan meliputi area yang sangat luas sehingga merubah ekosistem lingkungan baik ke
arah hulu maupun hilir hingga berkilo-kilometer.
Hanya dapat mensuplai energi kurang lebih 10 jam setiap harinya, ketika ombak bergerak
masuk ataupun keluar.
Berdasarkan uraian diatas, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut (PLTPS) tidak sesuai
untuk memenuhi kebutuhan listrik pedesaan di desa-desa yang terpencil yang belum terjangkau
jaringan listrik PLN di Prov. NAD. Teknologi PLTPS hanya dapat dibangun di daerah yang mempunyai
muara sungai, dan berdampak dapat merubah ekosistem lingkungan serta memerlukan biaya yang
sangat mahal untuk pembangunannya.
2.7 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK
Ombak dihasilkan oleh angin yang bertiup di permukaan laut. Sesungguhnya ombak merupakan
sumber energi yang cukup besar, namun, untuk memanfaatkan energi yang terkandungnya tidaklah
mudah; terlebih lagi mengubahnya menjadi listrik dalam jumlah yang memadai. Inilah sebabnya jumlah
pembangkit listrik tenaga ombak yang ada di dunia sangat sedikit. Salah satu metode yang efektif
untuk memanfaatkan energi ombak adalah dengan membalik cara kerja alat pembuat ombak yang
biasa terdapat di kolam renang. Pada kolam renang dengan ombak buatan, udara ditiupkan keluar
masuk sebuah ruang di tepi kolam yang mendorong air sehingga bergoyang naik turun menjadi ombak.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 29
Gambar 2.18 Skema Oscillating Water Column [13].
Pada sebuah Pembangkit Listrik Bertenaga Ombak (PLTO), aliran masuk dan keluarnya ombak ke
dalam ruangan khusus menyebabkan terdorongnya udara keluar dan masuk melalui sebuah saluran di
atas ruang tersebut (Lihat gambar 2.18). Jika di ujung saluran diletakkan sebuah turbin, maka aliran
udara yang keluar masuk tersebut akan memutar turbin yang menggerakkan generator. Masalah
dengan desain ini ialah aliran keluar masuk udara dapat menimbulkan kebisingan, akan tetapi, karena
aliran ombak pun sudah cukup bising umumnya ini tidak menjadi masalah besar.
Setelah selesai dibangun, energi ombak dapat diperoleh secara gratis, tidak butuh bahan bakar, dan
tidak pula menghasilkan limbah ataupun polusi. Namun tantangannya adalah bagaimana membangun
alat yang mampu bertahan dalam kondisi cuaca buruk di laut yang terkadang sangat ganas, tetapi
pada saat bersamaan mampu menghasilkan listrik dalam jumlah yang memadai dari ombak-ombak
kecil (jika hanya dapat menghasilkan listrik ketika terjadi badai besar maka suplai listriknya kurang
dapat diandalkan).
Beberapa perusahaan yang mengembangkan PLTO versi komersial sesuai dengan metode yang
dijelaskan di atas antara lain: Wavegen dari Inggris, dengan prototipnya yang bernama LIMPET
dengan kapasitas 500 kW di pantai barat Skotlandia, dan Energetech dari Australia yang sedang
mengusahakan proposal proyek PLTO berkapasitas 2 MW di Rhode Island.
Selain metode yang telah dijelaskan, beberapa perusahaan & institusi lainnya mengembangkan
metode yang berbeda untuk memanfaatkan ombak sebagai penghasil energi listrik:
Ocean Power Delivery; perusahaan ini mendesain tabung-tabung yang sekilas terlihat seperti ular
mengambang di permukaan laut (dengan sebutan Pelamis) sebagai penghasil listrik. Setiap tabung
memiliki panjang sekitar 122 meter dan terbagi menjadi empat segmen. Setiap ombak yang melalui
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 30
alat ini akan menyebabkan tabung silinder tersebut bergerak secara vertikal maupun lateral.
Gerakan yang ditimbulkan akan mendorong piston diantara tiap sambungan segmen yang
selanjutnya memompa cairan hidraulik bertekanan melalui sebuah motor untuk menggerakkan
generator listrik. Supaya tidak ikut terbawa arus, setiap tabung ditahan di dasar laut menggunakan
jangkar khusus.
Renewable Energy Holdings; ide mereka untuk menghasilkan listrik dari tenaga ombak
menggunakan peralatan yang dipasang di dasar laut dekat tepi pantai sedikit mirip dengan
Pelamis. Prinsipnya menggunakan gerakan naik turun dari ombak untuk menggerakkan piston
yang bergerak naik turun pula di dalam sebuah silinder. Gerakan dari piston tersebut selanjutnya
digunakan untuk mendorong air laut guna memutar turbin.
SRI International; konsepnya menggunakan sejenis plastik khusus bernama elastomer dielektrik
yang bereaksi terhadap listrik. Ketika listrik dialirkan melalui elastomer tersebut, elastomer akan
meregang dan terkompresi bergantian. Sebaliknya jika elastomer tersebut dikompresi atau
diregangkan, maka energi listrik pun timbul. Berdasarkan konsep tersebut idenya ialah
menghubungkan sebuah pelampung dengan elastomer yang terikat di dasar laut. Ketika
pelampung diombang-ambingkan oleh ombak, maka regangan maupun tahanan yang dialami
elastomer akan menghasilkan listrik.
BioPower Systems; perusahaan inovatif ini mengembangkan sirip-ekor-ikan-hiu buatan dan rumput
laut mekanik untuk menangkap energi dari ombak. Idenya bermula dari pemikiran sederhana
bahwa sistem yang berfungsi paling baik di laut tentunya adalah sistem yang telah ada disana
selama beribu-ribu tahun lamanya. Ketika arus ombak menggoyang sirip ekor mekanik dari
samping ke samping sebuah kotak gir akan mengubah gerakan osilasi tersebut menjadi gerakan
searah yang menggerakkan sebuah generator magnetik. Rumput laut mekaniknya pun bekerja
dengan cara yang sama, yaitu dengan menangkap arus ombak di permukaan laut dan
menggunakan generator yang serupa untuk merubah pergerakan laut menjadi listrik.
Secara ringkas, kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik berenergi ombak [13]:
a. Kelebihan:
Energi bisa diperoleh secara gratis.
Tidak butuh bahan bakar.
Tidak menghasilkan limbah.
Mudah dioperasikan dan biaya perawatan rendah.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 31
Dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang memadai.
b. Kekurangan:
Bergantung pada ombak; kadang dapat energi, kadang pula tidak.
Perlu menemukan lokasi yang sesuai dimana ombaknya kuat dan muncul secara konsisten.
Berdasarkan uraian diatas, teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Ombak tidak sesuai untuk memenuhi
kebutuhan listrik pedesaan di desa-desa yang terpencil yang belum terjangkau jaringan listrik PLN di
Prov. NAD. Teknologi ini hanya dapat dibangun di lokasi tertentu dimana ombaknya muncul secara
konsisten, serta memerlukan biaya yang sangat mahal untuk pembangunannya.
2.8 TEKNOLOGI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI
Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh tekanan panas bumi. Energi ini dapat digunakan
untuk menghasilkan listrik, sebagai salah satu bentuk dari energi terbarukan. Air panas alam bila
bercampur dengan udara karena terjadi fraktur atau retakan maka selain air panas akan keluar juga
uap panas (steam). Air panas dan steam inilah yang kemudian dimanfaatkan sebagai sumber
pembangkit tenaga listrik. Agar panas bumi (geothermal) tersebut bisa dikonversi menjadi energi listrik
tentu diperlukan pembangkit (power plants).
Pembangkit (power plants) untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi pada suhu
yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 F (50 s/d 2500 C). Pembangkit yang digunakan
untuk mengonversi fluida geothermal menjadi tenaga listrik secara umum mempunyai komponen yang
sama dengan power plants lain yang bukan berbasis geothermal, yaitu terdiri dari generator, turbin
sebagai penggerak generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya. Saat ini terdapat tiga
macam teknologi pembangkit panas bumi (geothermal power plants) yang dapat mengonversi panas
bumi menjadi sumber daya listrik, yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam
teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda.
a. Dry SteamPower Plants
Pembangkit tipe ini adalah yang pertama kali ada. Pada tipe ini uap panas (steam) langsung diarahkan
ke turbin dan mengaktifkan generator untuk bekerja menghasilkan listrik. Sisa panas yang datang dari
production well dialirkan kembali ke dalam reservoir melalui injection well. Pembangkit tipe tertua ini
pertama kali digunakan di Lardarello, Italia, pada 1904 di mana saat ini masih berfungsi dengan baik.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 32
Di Amerika Serikat pun dry steam power masih digunakan seperti yang ada di Geysers, California
Utara.
Gambar 2.19. SistemDry SteamPower Plants [16]
b. Binary Cycle Power Plants (BCPP)
BCPP menggunakan teknologi yang berbeda dengan kedua teknologi sebelumnya yaitu dry steam dan
flash steam. Pada BCPP air panas atau uap panas yang berasal dari sumur produksi (production well)
tidak pernah menyentuh turbin. Air panas bumi digunakan untuk memanaskan apa yang disebut
dengan working fluid pada heat exchanger. Working fluid kemudian menjadi panas dan menghasilkan
uap berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk memutar turbin dan
selanjutnya menggerakkan generator untuk menghasilkan sumber daya listrik. Uap panas yang
dihasilkan di heat exchanger inilah yang disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power
Plants ini sebetulnya merupakan sistem tertutup. Jadi tidak ada yang dilepas ke atmosfer.
Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah yaitu 90-1750C. Contoh penerapan
teknologi tipe BCPP ini ada di Mammoth Pacific Binary Geothermal Power Plants di Casa Diablo
geothermal field, USA. Diperkirakan pembangkit listrik panas bumi BCPP akan semakin banyak
digunakan di masa yang akan datang.
c. Flash SteamPower Plants
Panas bumi yang berupa fluida misalnya air panas alam (hot spring) di atas suhu 1750 C dapat
digunakan sebagai sumber pembangkit Flash Steam Power Plants. Fluida panas tersebut dialirkan ke
dalam tangki flash yang tekanannya lebih rendah sehingga terjadi uap panas secara cepat. Uap panas
yang disebut dengan flash inilah yang menggerakkan turbin untuk mengaktifkan generator yang
kemudian menghasilkan listrik. Sisa panas yang tidak terpakai masuk kembali ke reservoir melalui
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 33
injection well. Contoh dari Flash Steam Power Plants adalah CalEnergy Navy I flash geothermal power
plants di Coso Geothermal field, California, USA.
Gambar 2.20. SistemFlash SteamPower Plants [16].
Untuk menghitung besarnya daya pada turbin yang digunakan pada teknologi panas bumi dapat
digunakan persamaan berikut:
W =m(h
1
h
2
) (2.7)
Sedangkan efisiensi daya dapat dihitung dengan persamaan di bawah ini:
W = m(h
1
h
2
) (2.8)
dimana:
W= kerja/daya turbin (kW)
m= massa (kg/s)
h
1
= entalphi uap yang masuk ke dalam turbin (kJ/kg)
h
2
= entalphi uap yang keluar dari turbin (kJ/kg)
= efisiensi turbin
Kelebihan dan kekurangan pembangkit listrik tenaga panas bumi antara lain [16]:
a. Kelebihan:
Dapat beroperasi pada suhu rendah yaitu berkisar antara 122 - 482
0
F (50 250
0
C).
Bersih dan aman terhadap lingkungan, bahkan geothermal adalah yang terbersih dibandingkan
dengan nuklir, minyak bumi, dan batu bara.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 34
b. Kekurangan:
Dana investasi awal besar.
Panas bumi haya tersedia pada tempat tertentu.
Sistem kontrolnya sulit.
Potensi energi panas bumi di Prov. NAD tersebar di beberapa lokasi yaitu Lamteuba, Tanah
Cempaga, dan Ie Seum di Aceh Besar yang merupakan energi panas bumi dari gunung Seulawah
Agam. Sebaran panas bumi lainnya dapat ditemukan di Jaboi (Sabang) dan Alur Sinai (Aceh Timur)
serta Gayo Lesten (Gayo Lues). Sumber-sumber energi panas bumi tersebut sampai sekarang belum
dimanfaatan untuk pembangkit energi listrik [20].
Dalam rangka memenuhi kebutuhan listrik didaerah terpencil di desa-desa yang belum terlistriki,
pemanfaatan energi panas bumi layak untuk dipertimbangkan apabila daerah tersebut memiliki potensi
panas bumi. Selain lokasi panas bumi yang terbatas kendala lain pemanfaatan panas bumi untuk
pembangkit energi listrik adalah biaya investasi awal yang relatif mahal dan sistem kontrolnya sulit.
2. 9 PERBANDINGAN KELAYAKAN PAMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN
Penentuan teknologi pembangkit listrik yang bersumber dari energi terbarukan untuk kebutuhan listrik
daerah pedesaan didasarkan pada ketersediaan sumber energi, biaya investasi, sumber daya
manusia, aspek lingkungan dan keberlanjutannya.
Berdasarkan Tabel 2.3 berikut ini memberikan gambaran perbandingan pemanfaatan energi
terbarukan dan dapat disimpulkan sistim PLTMH sangat layak dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan listrik pedesaan khususnya desa-desa yang belum berlistrik. Teknologi PLTMH sangat
sesuai karena sebagian desa-desa tersebut terletak di wilayah pegunungan dan mempunyai potensi
air. Selain itu sistim PLTMH relatif sederhana, mudah, dan murah dalam perawatannya. Walaupun
biaya investasinya relatif lebih tinggi akan tetapi sistim PLTMH bersih lingkungan dan keberlanjutan
ketersediaan energinya terjamin selama hutan masih terjaga dengan baik.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 35
Table 2.3 Studi komperatif pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan
Jenis
Energi
Biaya
Investasi
(US $/kW)
Teknologi
Sumberdaya yang dibutuhkan
Aspek
Lingkungan
Keberlanjutan
Manusia Alam
Air 2.000-4.000
PLTMH (100
W- 100 kW)
Operasional dan
pemeliharaan mudah
Sungai dengan
potensi (2<H<40m
dan Q>0.2m3/dt)
Bersih dan
ramah
lingkungan
Terjamin
Biomasa 900-1.400
PLTU (Direct
Firedmin 5
MW)
Tenaga ahli bidang
konversi energi
Limbah pertanian/
perkebunan (min
50 ton/th TKS
Ramah
lingkungan
(karbon netral)
Terjamin tetapi
lokasi tersebar dan
susah dalam
pengumpulan
Nabati 4.000-5.000
Biodiesel/
biofuel
Tenaga ahli teknologi
proses
Hasil perkebunan
Ramah
lingkungan
Bersaing dengan
bahan pangan
Angin 2.000-3.000 Multy blade
Operasional dan
pemeliharaan mudah
Kecepatan angin
yang 2-17 m/det
Bersih dan
ramah
lingkungan
Fluktuatif (waktu
angin mati 2 bulan
dalam setahun)
Surya 5.000-7.000 Photo voltage
Operasional dan
pemeliharaan mudah
Itensitas matahari
yang cukup
Bersih dan
ramah
lingkungan
Fluktuatif
tergantung cuaca
Pasang
Surut Belum diimplementasi di Indonesia karena berbagai faktor sehingga sampai saat ini masih taraf
wacana dan penelitian penelitian.
Energi yang
tersedia hanya
10 jam perhari
Ombak
Tegantung
besarnya ombak
Panas
Bumi
E: 1.000-1.500
P: 1.000-2.000
PLTP
Tenaga ahli teknologi
proses
Panas bumi
Bersih dan
ramah
lingkungan
Terjamin
Sumber: Hasil pengolahan; Ket E = Eksplorasi; P = Pembangkit.
Untuk desa-desa yang tidak mempunyai potensi air, teknologi pembangkit listrik dari biomassa, bahan
bakar nabati, angin dan surya dapat juga dipertimbangkan. Energi yang besumber dari biomassa dapat
diterapkan di desa-desa yang mempuyai potensi pertanian dan perkebunan yang limbahnya dapat
dijadikan sebagai sumber energi listrik. Biaya investasi yang diperlukan relatif lebih murah akan tetapi
teknologi biomassa membutuhkan tenaga ahli dalam bidang konversi energi. Kendala utama
pemanfaatan biomassa adalah pada mekaisme pengumpulannya, karena lokasi sumber yang tersebar.
Seperti halnya biomassa, BBN juga layak dikembangkan terutama di desa-desa yang mempunyai
potensi pertanian nabati seperti sawit, jagung, jarak, dan lain-lain. Untuk menghasilkan solar ataupun
premium yang bersumber dari minyak nabati harus melalui proses yang panjang dan memerlukan
tenaga ahli teknologi proses. Hal lain yang menjadi hambatan pemafaatan BBN adalah biaya investasi
yang tinggi dan sebagain bahan bakunya bersaing dengan bahan pangan.
Energi angin juga dapat dikembangkan terutama di desa-desa yang terletak di daerah pesisisir dan
kepulauan. Seperti halnya PLTMH, teknologi pembangkit listrik tenaga angin operasional dan
pemeliharaanya mudah dan merupakan teknologi yang bersih lingkungan. Kendala utama
pemanfaatan energi angin ini adalah kecepatan angin yang fluktuatif dan waktu mati angin rata-rata
sekitar 2 bulan. Untuk mengetahui apakah potensi energi angin ini layak digunakan sebagai sumber
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
II - 36
energi listrik diperlukan data pengukuran kondisi angin minimal satu tahun. Sedangkan potensi energi
surya, pada studi ini tidak dilakukan analisis karena diperlukan data tentang intesitas matahari
sepanjang tahun. Selain itu pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik pedesaan juga
terkendala dengan biaya investasi yang mahal.
Energi pasang surut, gelombang dan panas bumi belum dapat dimanfaatkan untuk listrik skala kecil.
Energi yang bersumber dari laut yaitu pasang surut dan gelombang sampai sekarang belum
diimplementasi di Indonesia karena berbagai faktor dan masih dalam taraf wacana dan penelitian.
Sedangkan potensi energi panas bumi terkonsentrasi pada satu wilayah tertentu.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 1
Perumusan Konsep Pola Pemanfaatan Potensi Energi Terbarukan sebagai
Sumber Energi Listrik Alternatif di Pedesaan
Studi Pendahuluan
Review Kebijakan dan
Regulasi
Review Kondisi Eksisting Kelistrikan
NAD
Survei Potensi
Energi Terbarukan
Analisis Potensi Energi
Listrik Alternatif
Pemetaan Potensi Energi Listrik
Alternatif
Potensi Energi Listrik Alternatif
di Pedesaan
4Desa/Wilayah
di TiapKab/Kota
Workshop
Stakeholders
15 Kabupaten/Kota
3.1 UMUM
Pada bagian ini dijelaskan tentang metodologi yang akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan
ini. Merujuk pada tujuan, ruang lingkup pekerjaan, dan keluaran yang diharapkan, pendekatan dan
metodologi yang digunakan dalam pekerjaan ini secara skematik disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Tahapan pelaksanaan pekerjaan
METODOLOGI
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 2
Prinsip-prinsip pendekatan yang digunakan dalam pekerjaan ini sebagaimana disebutkan dalam
Kerangka Acuan Kerja diuraikan pada bagian 3.2. Bagian 3.3 dan 3.4 masing-masing menjelaskan
tentang survei lapangan potensi energi dan pemetaan potensi energi hasil survei. Survei potensi
dilakukan di 15 kabupaten/kota dari 23 kabupaten/kota di Provinsi NAD yang memiliki desa-desa
belum/tidak berlistrik.
Berdasarkan studi potensi dipilih lokasi-lokasi survei yang potensial untuk dikembangkan pemanfaatan
energi terbarukan untuk listrik pedesaan. Dari tiap kabupaten/kota tersebut dipilih 4 lokasi/desa dengan
jenis energi masing-masing yang tersedia untuk dianalisis sehingga melahirkan rekomendasi-
rekomendasi tentang pola pemanfaatan energi terbarukan tersebut. Analisis potensi dilakukan
berdasarkan data sekunder dan primer yang ada. Permasalahan dan parameter yang dianalisis
dijelaskan pada bagian 3.5. Selanjutnya, analisa aspek non-teknis dan pola pemanfaatan energi
terbarukan untuk listrik pedesaan diuraikan masing-masing pada bagian 3.6 dan 3.7.
Berpijak pada rumusan pola pemanfaatan yang direkomendasikan dan studi kelayakan pemanfaatan
energi terbarukan untuk Iistrik pedesaan, selanjutnya dirumuskan rekomendasi-rekomendasi untuk
pemanfaatan energi alternatif terbarukan tersebut. Untuk memperkuat basis dukungan terhadap
rekomendasi dan untuk mendapatkan masukan yang lebih komprehensif, maka diadakan sebuah
workshop stakeholders. Hasil-hasil studi di lokasi yang terpilih dipresentasikan dan menjadi bahan
diskusi dalam workshop tersebut.
3.2 PRINSIP-PRINSIP PENDEKATAN
3.2.1 PENDEKATAN PERENCANAAN BERBASIS MASYARAKAT
Dari pengalaman-pengalaman yang lalu, masalah-masalah sosial seringkali timbul dalam pemanfaatan
energi terbarukan di perdesaan yang tergesa-gesa. Masalah-masalah tersebut kemudian cenderung
dipecahkan kasus per kasus tanpa kerangka yang jelas. Oleh karena itu perencanaan pembangunan
dan pengelolaan bersama masyarakat seharusnya sudah diselesaikan sebelum pembangunan
dilaksanakan. Koordinasi antar pihak-pihak yang berkepentingan sebaiknya mulai dilakukan sedini
mungkin untuk menjalin komitmen dan merumuskan aturan main serta peran dan tanggungjawab
semua pihak. Dalam hal ini masyarakat seharusnya diposisikan sebagai subyek dalam setiap tahapan
pembangunan dan tidak semata-mata menjadi obyek/penerima manfaat.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 3
Penyediaan listrik dan energi dengan memanfaatkan sumber-sumber lokal di pedesaan pada
umumnya merupakan pengembangan sistem baru sejak dari awal. Pada kasus-kasus semacam ini,
pengembangan sistem kelistrikan berarti pengembangan keseluruhan sistem suplai yang berhadapan
langsung dengan konsumen akhir dalam wilayah yang terbatas. Oleh karena itu, pengelolaan sistem
suplai oleh masyarakat setempat sangat direkomendasikan.
Dalam hal pembangunan sosial, usaha penyediaan energi yang dikelola sendiri oleh masyarakat lokal
dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat. Keberadaan lembaga-Iembaga yang
menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengelolaan dan evaluasi akan meningkatkan kapasitas
kelembagaan yang telah dimiliki masyarakat. Upaya peningkatan suplai energi di daerah terpencil yang
dikombinasikan dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat sangat relevan dengan kebijakan
desentralisasi penyediaan energi. Pendekatan ini mengisyaratkan pentingnya kapasitas masyarakat
untuk meningkatkan kemandirian yang berbasis pada kekuatan internalnya yang digali dari
sumberdaya alam maupun dari sumber sosial dan budayanya.
Pola perencanaan dan pengelolaan oleh masyarakat memungkinkan tergalinya sumber-sumber sosial
dan budaya masyarakat dalam rangka pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan
kelembagaan dan pelayanan publik pada umumnya. Pendekatan ini diharapkan semakin meningkatkan
kemandirian daerah dalam pemenuhan kebutuhan energi.
3.2.2 PENDEKATAN BERORIENTASI KEPADA KESEJ AHTERAAN
MASYARAKAT
Penyediaan energi merupakan kebutuhan vital untuk pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial.
Ketersediaan energi untuk sektor rumah tangga pada tingkat harga yang terjangkau dapat mengubah
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Penyediaan energi juga merupakan investasi sosial yang
tak terelakkan untuk mendukung pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pemerintah dalam hal ini seringkali dihadapkan pada keharusan untuk memperluas area pelayanan
dan meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan energi dengan mengabaikan keekonomiannya.
Secara garis besar terdapat dua jenis kebutuhan energi yang perlu dipenuhi, yaitu kebutuhan untuk
kegiatan-kegiatan produktif dan kebutuhan untuk kegiatan konsumtif. Konsumsi energi di daerah
terpencil umumnya didominasi oleh pemakaian konsumtif. Penggunaan energi untuk kegiatan
konsumtif, misalnya untuk penerangan dan memasak, bukan berarti tidak memberikan dampak positif
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 4
terhadap ekonomi masyarakat. Namun kehadiran layanan energi akan berdampak lebih positif jika
dapat memberikan keuntungan ekonomi melalui pemanfaatan untuk kegiatan usaha ekonomi produktif
yang dapat memberikan peningkatan pendapatan.
Berdasarkan uraian di atas, pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan diharapkan dapat:
memenuhi kebutuhan energi rumah tangga untuk kehidupan yang lebih layak, dan
mendorong tumbuhnya aktivitas ekonomi produktif yang dapat memperluas lapangan kerja dan
meningkatkan pendapatan.
3.2.3 PENDEKATAN BERORIETASI KEPADA PERTUMBUHAN EKONOMI
Di tengah situasi makin langkanya suplai bahan bakar fosil, penggunaan energi terbarukan dapat
dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi terutama di daerah-
daerah terpencil. Sedangkan di tingkat nasional peningkatan pemanfaatan energi terbarukan dapat
dipandang sebagai upaya untuk mencapai security of supply energi. Selain itu, melalui pemanfaatan
energi terbarukan juga diharapkan dapat dilakukan penghematan energi tak terbarukan, penurunan laju
pengurasan sumberdaya alam, pengurangan impor energi dan peningkatan peluang untuk
penggunaan-penggunaan lain dari energi tak terbarukan.
Ketersediaan energi yang mencukupi kebutuhan dengan harga yang terjangkau merupakan input
penting dalam menghasilkan barang dan jasa. Upaya pemenuhan kebutuhan energi di daerah
terpencil, seberapapun mahalnya, perlu dilakukan dengan harapan dapat mendorong perkembangan
daerah-daerah tersebut. Dengan demikian, pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan
diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kawasan-kawasan potensial yang saat ini masih tertinggal
dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD.
3.2.4 PENDEKATAN YANG BERORIENTASI KEPADA PELESTARIAN
LINGKUNGAN
Pada prinsipnya energi terbarukan lebih ramah Iingkungan. Tetapi perlu diperhatikan bahwa terdapat
beberapa aspek kritis dalam pemanfaatan energi terbarukan yang dapat menyebabkan dampak positif
terhadap pelestarian Iingkungan tidak tercapai. Pada bagian ini beberapa aspek pelestarian lingkungan
dalam pemanfaatan, antara lain, tenaga air, energi biomassa dan nabati diuraikan sebagai berikut.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 5
a. Tenaga Air
Dimanfaatkannya tenaga air untuk pembangkitan Iistrik diharapkan dapat mendorong masyarakat
untuk ikut serta melestarikan hutan dan daerah tangkapan air agar kontinuitas ketersediaan air dapat
dijamin. Namun pada banyak kasus, masyarakat yang mendapat manfaat dari listrik yang dihasilkan
tidak memiliki akses terhadap hutan dan daerah tangkapan air karena berada di luar teritori mereka.
Seringkali tidak ada kaitan antara masyarakat yang ada di hulu (hutan dan daerah tangkapan air)
dengan masyarakat yang mendapat manfaat Iistrik dari PLTMH.
b. Energi Biomassa
Keberlanjutan pemanfaatan energi biomassa sangat bergantung kepada kemampuan alam dalam
melakukan regenerasi (pemulihan). Sehingga terdapat kapasitas optimal tertentu pemanfaatan
biomassa yang memungkinkan keberlanjutan. Jika terjadi eksploitasi berlebihan, pemanfaatan
biomasaa justru dapat merusak Iingkungan.
Dalam hal pemanfaatan sampah pertanian dan perkebunan, perlu diingat bahwa selama ini sampah-
sampah tersebut umumnya dikembalikan ke lahan untuk mempertahankan kesuburan tanah.
Pemanfaatannya untuk sumber energi (dibakar) harus disertai jaminan bahwa abu sisa
pembakarannya dikembalikan lagi ke lahan.
c. Energi Nabati
Isu paling krusial dalam wacana sustainabilitas penyediaan energi nabati adalah berapa besarnya
energi yang dihasilkan dibandingkan dengan energi yang digunakan untuk menghasilkan energi itu
(energy return on energy invested, EROEI). Bahan bakar fosil umumnya mencapai angka 100:1,
artinya untuk menghasilkan 100 unit energi membutuhkan 1 unit energi. Beberapa penelitian
menyebutkan angka 1,3:1 untuk biofuel. Di Malaysia, industri biodiesel dilaporkan dapat mencapai
EROEI 4:1, tetapi tanpa menghitung energi yang digunakan untuk budidaya. Artinya dari sisi produksi
energi, tidak banyak energy lain yang dapat dihasilkan oleh industri biofuel. Sedangkan semakin lama
akibat semakin langkanya sumber umumnya net-energy lain akan menurun. Hal ini mengancam
sustainabilitas industri energi nabati. Selain itu, kecilnya net-energy lain juga mengindikasikan
rendahnya kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
Lebih lanjut, pengembangan kebun-kebun skala besar dengan pola monokultur diyakini akan
melenyapkan keragaman hayati. Hal ini diperkuat oleh fakta banyaknya konversi hutan menjadi lahan
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 6
sawit, salah satu sumber bahan mentah yang diandalkan untuk energi nabati. Pengembangan jarak
dan tanaman-tanaman sumber energi yang lain juga dikhawatirkan akan terjadi dengan pola serupa.
3.3 SURVEI POTENSI
Dilihat dari sudut pandang jenis data yang dikumpulkan maka survei potensi energi listrik alternatif
terbarukan dibagi dalam dua kategori, yaitu:
1. pengumpulan data sekunder, dan
2. pengumpulan data primer.
Pengumpulan data sekunder dilakukan di tingkat provinsi dan seluruh kabupaten/kota dalam wilayah
Provinsi NAD dilaksanakan pada bulan April 2008. Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk
mengidentifikasi desa-desa yang belum terlistriki berdasarkan data yang tersedia di berbagai instansi
pemerintah terkait seperti Bappeda, BPS, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertanian, Dinas
Perkebunan dan Kehutanan, Kantor PLN wilayah, cabang dan ranting, dan instansi terkait lainnya.
Berdasarkan informasi data sekunder di atas, selanjutnya dilakukan pengumpulan data primer di
tingkat kecamatan dan desa. Langkah awal kegiatan pengumpulan data primer adalah klarifikasi data
sekunder untuk jumlah dan nama-nama desa yang belum berlistrik. Hal ini dilakukan di tingkat
kecamatan (Kantor Camat). Survei lapangan potensi energi kemudian dilakukan terhadap desa-desa
yang menurut informasi pihak kecamatan belum/tidak berlistrik. Kriteria yang digunakan dalam
menentukan desa belum/tidak berlistrik adalah berdasarkan ketersediaan listrik PLN atau lainnya (misal
PLTM/PLTMH) yang telah dibangun di desa tersebut. Apabila suatu desa telah memiliki listrik tetapi
bukan dari jaringan PLN atau PLTM/PLTMH, misal: generator listrik milik desa atau perorangan, listrik
tenaga surya, dan lain sebagainya, maka desa tersebut dikategorikan desa belum berlistrik.
Untuk menyediakan informasi yang memadai bagi pekerjaan studi kelayakan, survei potensi dilakukan
meliputi:
a. survei non-teknis, dan
b. survei teknis.
Survei non-teknis dilakukan dengan metode yang hampir sama untuk masing-masing jenis energi.
Sedangkan survei teknis untuk masing-masing jenis energi memerlukan rincian-rincian teknis yang
berbeda.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 7
Didasarkan pada alokasi waktu yang tersedia untuk studi dan juga ketersediaan potensi energi yang
berkesinambungan serta ketersediaan teknologi konversi yang mudah, murah serta dapat dikelola
secara swadaya oleh masyarakat setempat, maka survei teknis potensi energi alternatif untuk listrik
pedesaan difokuskan pada energi air, biomassa dan nabati. Untuk potensi angin, karena kecepatannya
sangat dipengaruhi oleh musim maka pengukuran harus dilkukan dalam jangka waktu yang panjang
(misal setahun) untuk mendapatkan profil kecepatan angin. Oleh karena itu, dalam studi ini khusus
untuk analisis potensi angin digunakan data sekunder dari BMG yang ada di Provinsi NAD. Data
kecepatan angin tersebut sudah tersedia untuk lima tahun terakhir dan dianggap mewakili profil
kecepatan angin di seluruh wilayah Provinsi NAD, terutama wilayah pesisir.
3.3.1 SURVEI NON-TEKNIS
Survei non-teknis meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Gambaran umumwilayah
a) Identifikasi lokasi (kampung/desa, kecamatan, kabupaten).
b) Jumlah calon konsumen (populasi dan jumlah KK) yang akan menjadi penerima manfaat
layanan listrik.
c) Jarak lokasi pembangunan (pusat beban) terhadap jaringan PLN terdekat.
Data yang diperlukan untuk mendapatkan gambaran ini antara lain data kependudukan dan
kewilayahan, data potensi desa atau kecamatan, dan lain-lain.
2. Gambaran penyediaan dan penggunaan energi
Setiap jenis sumber energi yang digunakan oleh masyarakat setempat harus diidentifikasi pola
penggunaannya (untuk apa dan berapa banyak); misalnya minyak tanah untuk penerangan dan
memasak, solar untuk generator diesel, kayu bakar untuk memasak, dan sebagainya. Selanjutnya
perlu juga diketahui bagaimana masyarakat memperoleh energi-energi tersebut dan berapa
harganya di lokasi.
3. Gambaran kondisi sosial demografi
Untuk mendapatkan gambaran kondisi sosial demografi perlu dilakukan observasi yang meliputi
hal-hal sebagai berikut.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 8
a. Kehidupan sosial kemasyarakatan; pola hubungan sosial dan kecenderungan kehidupan sosial
yang ada di masyarakat.
b. Lembaga-Iembaga desa atau organisasi lain di desa tersebut dan pengaruhnya.
c. Pola interaksi masyarakat (menyatu atau berkelompok); perlu diamati bagaimana pergaulan
masyarakat di desa tersebut, apakah hanya bergaul sebatas orang-orang yang dianggap
sepaham atau terbuka, berdasarkan garis keturunan, atau berdasar tempat tinggal.
d. Figur yang dihormati di desa tersebut, dan pengaruhnya terhadap masyarakat desa itu; perlu
untuk diketahui siapa saja yang menjadi panutan bagi masyarakat setempat dan seberapa
luas pengaruhnya terhadap orang-orang yang menganggap mereka sebagai panutan.
e. Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang menentukan cara akses ke lokasi.
f. Harapan masyarakat terhadap layanan listrik dan kebersediaan untuk membayar.
g. Pola pemukiman penduduk; terpencar atau mengumpul di satu atau beberapa lokasi.
h. Mata pencaharian mayoritas penduduk.
i. Perkiraan penghasilan penduduk.
3.3.2 SURVEI TEKNIS PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO HIDRO
(PLTMH)
Penjajakan teknis dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran potensi sumberdaya untuk
pembangunan PLTMH di suatu wilayah yang meliputi:
1. informasi lengkap tentang potensi sumber daya air untuk PLTMH, besaran potensi yang dapat
dimanfaatkan dan bagaimana sistem PLTMH akan dibangun, dan
2. informasi lengkap tentang besarnya kebutuhan energi Iistrik masyarakat dan pola penggunaannya,
kondisi elektrifikasi saat ini dan penggunaan sumber energi lainnya, serta potensi sumberdaya
lokal yang dapat mendukung pembangunan PLTMH dan pemanfaatannya.
Berdasarkan pengamatan di lapangan pada survei awal, studi potensi air dapat diputuskan untuk
dilanjutkan atau tidak dengan memperhatikan kriteria-kriteria berikut:
i. total panjang jaringan transmisi/distribusi dan jarak pembangkit terhadap penerima daya (titik
beban) terjauh untuk sistem off-grid atau jarak pembangkit terhadap titik interkoneksi (gardu
penerima daya) untuk sistem on-grid,
ii. jumlah calon konsumen (orang; rumah; KK),
iii. potensi daya Iistrik terbangkit,
iv. kontinuitas air tersedia sepanjang tahun,
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 9
v. tidak ada kondisi ekstrim di lokasi yang akan menyebabkan biaya pembangunan menjadi sangat
mahal sehingga tidak sebanding dengan daya listrik terbangkit,
vi. lokasi tidak terlalu terisolasi, karena untuk lokasi-Iokasi semacam itu layanan Iistrik bisa jadi
bukan prioritas, dan
vii. site plant tidak berada di kawasan cagar alam atau budaya yang melarang pembangunan fisik
permanen di lokasi tersebut.
Informasi-informasi teknis yang diperoleh pada survei potensi meliputi:
a. nama sungai, sumber air atau irigasi yang menjadi penyedia sumberdaya air untuk PLTMH,
b. debit aliran air sungai atau saluran irigasi yang menjadi penyedia sumberdaya air untuk PLTMH,
c. debit air dapat tersedia sepanjang tahun,
d. data head yang dapat diperoleh,
e. estimasi total daya terbangkit,
f. estimasi panjang jaringan transmisi dan distribusi yang diperlukan,
g. estimasi jarak dari power house ke pusat beban,
h. skema lay-out sistem PLTMH pada ukuran A3,
i. foto-foto yang menunjukkan gambaran rencana lokasi bangunan penyadap, rumah pembangkit,
jalur saluran pembawa, lokasi bak penenang, jalur pipa pesat, desa/lokasi pusat beban dan
sekitarnya,
j. gambaran umum untuk mencapai lokasi pusat beban dan lokasi site plant,
k. informasi yang berkaitan dengan topografi dan kondisi sekitar site plant yang berkaitan dengan
rencana pembangunan PLTMH, seperti area yang rawan longsor, jatuhan batu-batuan,
pergerakan tanah, area yang berbahaya bila terjadi banjir besar, daerah petir, kerawanan
bencana alam,
l. informasi khusus yang diperlukan bagi perencanaan konstruksi, seperti: kemungkian jenis
saluran pembawa (terbuka, tertutup, talang), kemungkinan membuat terowongan menembus
bukit, kondisi tanah (Iunak, gembur, mudah erosi, batuan cadas, kapur) yang mempengaruhi
desain head race dan bangunan sipil lainnya, dan
m. informasi khusus yang berkaitan dengan konservasi daerah setempat dan Iingkungan yang
khusus, seperti kondisi hutan di sekitar yang mempengaruhi reservasi air, kawasan cagar alam
dan budaya (adat).
Pada tahap survei potensi ini, juga di dapat gambaran tentang kondisi alam dan Iingkungan di lokasi.
Beberapa hal yang berkaitan dengan kondisi alam dan lingkungan adalah:
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 10
1) kondisi aliran sungai (kebersihan, tingkat pencemaran),
2) pemanfaatan aliran sungai oleh penduduk (mandi, cuci, kakus),
3) daerah aliran sungai (kehijauan, erosi),
4) bencana alam yang pernah terjadi, dan
5) keadaan Iingkungan alam (hijau atau gersang, tingkat penebangan hutan).
3.3.3 SURVEI TEKNIS POTENSI BIOMASSA
Survei teknis potensi sumber energi biomassa untuk pembangunan pembangkit listrik di suatu wilayah
meliputi:
a. informasi lengkap tentang potensi sumber biomassa, besaran potensi yang dapat dimanfaatkan
dan bagaimana sistem pembangkit listrik berbahan bakar biomassa akan dibangun, dan
b. informasi lengkap tentang besarnya kebutuhan energi Iistrik masyarakat dan pola penggunaannya
serta potensi sumberdaya lokal yang dapat mendukung pemanfaatan biomassa.
Informasi-informasi teknis yang harus diperoleh pada survei potensi meliputi:
1. jenis komoditas dan/atau kegiatan yang menghasilkan limbah biomassa,
2. nama lokasi (perkebunan/desa) yang menjadi sumber biomassa,
3. jenis limbah biomassa,
4. tingkat ketersediaan per satuan waktu yang dapat dikalkulasi melalui produktivitas komoditas
utama (faktor konversi untuk beberapa komoditas disajikan pada Tabel 3.1),
5. penyebaran lokasi sumber, dan
6. kemungkinan cara pengumpulannya di suatu tempat.
Tabel 3.1 Faktor konversi limbah biomassa beberapa komoditas
Komoditas Produksi (ton/tahun) Biomassa (%berat) Nilai Kalor (MJ/kg)
Padi gabah 28 (sekam) 13,43
Jagung biji 40 (tongkol) 9,18
Sawit TBS 35 (cangkang, tandan) 20,36
Tebu tebu 30 (ampas) 19,25
Kelapa kopra 30 (tempurung, sabut) 22,15
Sumber: Komunikasi pribadi dan hasil analisa (2008)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 11
3.3.4 SURVEI TEKNIS POTENSI ENERGI NABATI
Penjajakan teknis untuk potensi energi nabati dapat dikatakan tidak akan dilakukan terhadap sumber
yang sudah tersedia, kecuali pada minyak sawit. Untuk itu survei teknis untuk non-sawit dimaksudkan
untuk mengumpulkan informasi tentang:
ketersediaan lahan yang dapat dikonversi menjadi lahan tanaman penghasil energi nabati;
jenis tanaman yang kemungkinan dapat diusahakan;
vegetasi dan/atau tanaman yang ada di lahan tersebut saat ini;
alternatif penggunaan untuk komoditas pertanian/perkebunan lainnya;
jenis-jenis komoditas yang sudah diusahakan daerah setempat; dan
keekonomian komoditas-komoditas yang sudah diusahakan di lokasi untuk dibandingkan
dengan keekonomian tanaman energi.
Sedangkan untuk minyak sawit, survei potensi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang
ketersediaan per satuan waktu, grade minyak sawit yang tersedia dan pada harga berapa, serta pola
transaksi yang biasa dilakukan.
3.4 PEMETAAN POTENSI ENERGI TERBARUKAN
Pemetaan potensi energi terbarukan dilakukan melalui pengembangan sistem informasi geografis.
Data-data yang terangkum dalam sistem informasi tersebut meliputi:
jenis sumber energi,
lokasi dan cara akses ke lokasi,
besaran ketersediaan dalam ukuran asli,
besaran ketersediaan dalam ukuran daya dan energi Iistrik yang dapat dibangkitkan,
data-data monografi penduduk, dan
data-data sosial ekonomi desa lokasi.
Khusus untuk aplikasi perencanaan, Sistem Informasi Geografik (SIG) atau Geographic Information
Systems (GIS) akan menggabungkan kemampuan teknologi komputer dalam: (i) sistem penggambaran
secara otomatis (kemampuan graphic); (ii) sistem untuk melakukan analisis spasial (alat analisis); dan
(iii) sistem yang berkaitan dengan pengelolaan basis data. Gabungan ketiga sistem inilah yang
membuat teknologi informasi geografik, yang tadinya terpisah-pisah, menjadi satu sistem yang
sekarang populer dengan nama SIG. Hal ini seperti ditunjukkan pada Gambar 3.2.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 12
Analisis Data
SIG Data Output
Data Input
Manajemen dan
Pengolahan Data
Gambar 3.2 SistemInformasi Geografis
SIG merupakan sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik yang ada pada lokasi tersebut.
Deskripsi lokasi untuk kepentingan ini yaitu data-data yang dibutuhkan untuk perencanaan
pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan.
Secara umum komponen SIG terdiri atas tiga bagian utama, yaitu:
(a) Komponen untuk data masukan (input);
Sub sistem ini bertugas mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai
sumber. Sub sistem ini juga berfungsi untuk mengkonversi atau mentransformasi format-format
data asli ke dalam format yang dapat digunakan oleh sistem.
(b) Komponen untuk sistempengelolaan basis data (data base management system/DBMS);
Sub sistem ini berfungsi mengorganisasikan data spasial maupun atribut ke dalam sebuah sistem
basis data sedemikian rupa sehingga data spasial tersebut mudah dicari, di-update, dan di-edit.
Sub sistem ini juga berfungsi untuk menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh
sistem. Selain itu, sub sistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk
menghasilkan informasi yang diharapkan.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 13
(c) Komponen untuk data keluaran (output);
Sub sistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data, baik
dalam bentuk softcopy maupun hardcopy, dalam format tabel, grafik, peta atau format lainnya.
Bahan dasar atau basis data pada SIG adalah data spasial yang selanjutnya diolah atau diproses
sehingga menjadi informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan. Data spasial adalah data
mengenai objek-objek atau unsur geografis yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan lokasi
berdasarkan sistem koordinat tertentu atau ber-georeferensi. Sumber data geospasial adalah peta
digital, foto udara, citra satelit, tabel statistik dan dokumen lain yang berhubungan.
Data spasial merupakan data yang berdimensi dan bereferensi keruangan, artinya data tersebut
terukur dan terkait dengan posisi dan/atau lokasi di samping pernyataan deskriptif lainnya. Selain
memiliki deskripsi posisional, obyek-obyek pada peta tersebut juga memiliki deskripsi non-posisional
yang merupakan data atributik dari obyek yang bersangkutan, misalnya nama obyek, nomor atau hal
lainnya. Data atributik pada peta disajikan dalam bentuk notasi peta atau dibaca pada legenda yang
disediakan.
Data spasial digunakan sedemikian rupa sehingga dapat memvisualisasikan peta pada layar monitor
dan pada kertas cetakan. Data spasial yang mempresentasikan gambar peta harus diubah dalam
bentuk yang dimengerti oleh komputer, yaitu dengan menggunakan elemen-elemen grafis untuk
menggambarkan unsur-unsur peta atau unsur-unsur yang dipetakan, dengan dilengkapi pemakaian
notasi.
Representasi dari sifat/karakteristik, kualitas, atau hubungan spasial diantara unsur-unsur peta, yaitu
unsur-unsur yang dipetakan serta lokasi pada suatu sistem koordinat, data non grafis ini sering disebut
sebagai data tekstual yang terkait dengan lokasi di permukaan bumi atau elemen-elemen grafis, serta
dihubungkan dengan suatu common identifier atau dengan mekanisme lain yang memungkinkan.
Data non grafis dinyatakan dalam bentuk informasi deskriptif yang menyangkut karakteristik unsur yang
dipetakan. Atribut dikaitkan dengan elemen-elemen garis melalui common identifier (geocoding) yang
ditampilkan bersama-sama baik pada rekaman grafis maupun non grafis. Atribut non grafis dapat
menyatakan data kualitatif dan kuantitatif dari elemen titik, garis, poligon yang disimpan dalam suatu
basis data.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 14
Pekerjaan pembuatan sistem aplikasi ini dimaksudkan untuk membuat sistem informasi yang dapat
digunakan sebagai perangkat awal pengembangan SIG untuk keperluan analisis studi kelayakan
energi listrik pedesaan dengan pemanfaatan sumber energi terbarukan di Provinsi NAD. Adapun
lingkup kegiatannya meliputi:
analisis kebutuhan dan kondisi eksisting,
perancangan/desain penyesuaian modul-modul aplikasi,
pemrosesan data spasial,
pemrosesan data atribut,
pembuatan model konseptual dan pengembangan aplikasi,
pembangunan basisdata dan integrasi data atribut dan spasial kedalam basis data, dan
penyusunan dokumentasi sistem.
3.5 ANALISIS ENERGI LISTRIK ALTERNATIF UNTUK LISTRIK PEDESAAN
3.5.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)
Aspek-aspek yang dikaji pada aspek teknis pembangunan PLTMH meliputi:
hidrologi,
geologi dan topografi, dan
alternatif-alternatif lay-out sistemPLTMH.
Pengukuran kondisi hidrologi bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang potensi daya, kuantitas
dan kualitas air. Penentuan kelayakan hidrologi diperoleh dengan melakukan kegiatan pengukuran
tinggi jatuh air (beda tinggi atau head), dan pengukuran debit air.
Untuk mengetahui potensi daya Iistrik di suatu lokasi diperlukan data mengenai:
debit minimum yang mengalir pada saluran air/sungai;
perencanaan debit yang dapat digunakan untuk PLTMH;
debit air pada saat banjir; dan
tinggi jatuh/beda tinggi (head) yang tersedia.
Dalam pengukuran debit air konsultan berhadapan dengan keterbatasan data Automatic Water Level
Recorder (AWLR) dan ketersediaan waktu sehingga pengukuran debit dan ketinggian air sepanjang
tahun tidak mungkin dilakukan. Selanjutnya untuk menjamin ketersediaan air sepanjang tahun,
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 15
perhitungan potensi daya suatu lokasi dilakukan pada 80% debit air terukur. Potensi daya suatu lokasi
dapat dihitung secara sederhana dengan Persamaan (2.1) dan (2.2).
Pengukuran head dapat dilakukan dengan menggunakan peta topografi, tetapi hasil yang diperoleh
sangat kasar. Pengukuran head yang akurat dilakukan di lapangan. Setelah didapatkan perkiraan
Hgross (head kotor), maka dilakukan penentuan Hnetto (head bersih) yang berhubungan dengan
perencanaan bangunan sipil, dimana Hnetto diukur dari perbedaan tinggi titik intake (saluran masuk
air) dengan ujung penstock (pipa pesat). Metoda pengukuran tinggi jatuh air pada prinsipnya sama
dengan pengukuran ketinggian suatu tempat dari titik yang satu (atas) ke titik yang lain (bawah). Pada
survey potensi PLTMH ini, pengukuran head dilakukan dengan menggunakan: altimeter dan GPS.
Pengukuran debit air dilakukan dengan beberapa cara, yang paling umum dan mudah dilakukan, yaitu
pengukuran debit dengan metode pengukuran kecepatan dan luas penampang aliran air atau dengan
metoda weir. Untuk metode pertama, alat utama yang digunakan yaitu current meter dan meteran atau
pelampung, stopwatch dan meteran.
Data kecepatan aliran air dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan current meter
atau pelampung. Pengukuran kecepatan aliran air dengan metode current meter adalah dengan cara
membaca langsung pada display ketika bagian propeller dari current meter dimasukkan ke dalam air.
Sedangkan pada metoda pelampung, kecepatan aliran air diperoleh dengan meletakkan pelampung
pada aliran air dan mencatat waktu (t) serta jarak (d) tempuh pelampung masing-masing dalam satuan
detik dan meter.
Aspek pekerjaan sipil (civil work) memegang peranan penting dalam pembangunan mikrohidro. Studi
geologi dalam pembangunan mikrohidro akan memberikan informasi yang berharga untuk
merencanakan pembangunan fasilitas sipil. Informasi mengenai kondisi alam, keadaan tanah dan
batuan, serta pergerakan tanah yang diperoleh dari studi geologi akan membantu dalam menentukan
lokasi terbaik bagi pembangunan fasilitas sipil. Di samping itu, informasi tersebut dapat membantu
dalam merencanakan dan memprediksi biaya konstruksi beserta perawatannya.
Studi geologi, meliputi pengumpulan informasi tentang:
pergerakan permukaan yang mungkin terjadi, seperti: batuan dan permukaan tanah yang dapat
bergerak bila turun hujan lebat, pergerakan air dan lumpur,
pergerakan tanah di bawah permukaan yang mungkin terjadi, seperti: gempa atau pun tanah longsor,
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 16
tipe batuan, tanah, dan pasir, dan
hal ini berguna untuk mendesain fondasi sipil yang cocok, dan material yang cocok dengan kondisi
tersebut.
Selanjutnya, studi topografi yang baik akan membantu kita dalam menentukan lokasi terbaik di mana
memungkinkan untuk mendapatkan tinggi jatuhan air (head) yang memadai. Keadaan kontur tanah
yang digambarkan oleh peta topografi sangat membantu dalam membuat layout dasar sistem
mikrohidro. Peta topografi terdiri dari petunjuk dasar skala peta dan garis kontur.
Skala peta merupakan perbandingan antara jarak yang tercantum dalam peta dengan jarak
sebenarnya yang ada. Skala yang umum dipakai 1:50.000, 1:10.000, 1:5.000, dan 1:2.500. Peta
dengan skala 1:50.000 artinya 1 centimeter dalam peta sama dengan 500 meter dalam keadaan
aslinya.
Garis kontur merupakan garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama.
Perbedaan tinggi antara garis kontur berkisar antara 0,25 - 50 meter, tergantung skala peta. Untuk peta
dengan skala 1:50.000, interval garis kontur = 50 meter pada daerah pegunungan dan 5 - 10 meter pada
daerah datar.
3.5.2 BAHAN BAKAR NABATI
Mengingat adanya keragaman bahan baku (sisi hulu) dan keragaman bentuk akhir bahan bakar serta
segmentasi penggunaannya, bagian terpenting yang harus dilakukan dalam studi kelayakan teknis
bahan bakar nabati adalah screening rute produksi. Dalam melakukan identifikasi dan screening rute
produksi, kajian dilakukan dari mulai tahapan penanaman, pengolahan bahan baku, pemroduksian,
penggunaan, hingga dampaknya terhadap lingkungan. Tujuan dari screening ini adalah memilih rute
produksi yang paling layak secara tekno-ekonomis.
Studi kelayakan teknis bertujuan untuk menentukan teknologi yang dipilih yang nantinya dikaitkan
dengan perhitungan keekonomian industri biodiesel dan pure plant oil dari semua tahapan dari mulai
tahap penanaman, pengolahan bahan baku, pemroduksian, penggunaan, hingga dampaknya terhadap
Iingkungan. Dalam studi teknologi, dilakukan dengan masukan dari data identifikasi dan screening
yang telah dilakukan. Salah satu keluaran yang diharapkan dari studi ini yang penting dalam
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 17
pertimbangan Iingkungan yaitu dapat diketahuinya tingkat EROEI (Energy Return on Energy Invested)
dari industri bahan bakar nabati.
Tanaman penghasil minyak nabati. merupakan sumber bahan baku bagi industri bahan bakar minyak
nabati. Oleh karena itu, perkebununan tanaman penghasil minyak nabati merupakan hal yang sangat
penting untuk menunjang keberhasilan minyak nabati. Dalam identifikasi untuk perkebunan tanaman
penghasil minyak nabati, dilakukan survey lapangan untuk mengetahui pola pengusahaan dan sistem
perkebunan yang telah dilakukan oleh masyarakat.
3.5.3 PEMBANGKIT BIOMASSA
Pemanfaatan biomassa pada dasarnya digunakan untuk menjawab pertanyaan:
layak tidaknya pemanfaatan biomassa di suatu lokasi berdasarkan ketersediaannya, dan
jenis teknologi apa yang tepat untuk digunakan untuk jenis biomassa tertentu dan tingkat
ketersediaannya.
Biomassa adalah sebutan yang diberikan untuk material yang tersisa dari tanaman atau hewan seperti
kayu dari hutan, material sisa pertanian serta Iimbah organik manusia dan hewan.
Dalam hal ketersediaannya, kelayakan pemanfaatan biomassa dapat dihitung berdasarkan:
nilai kalor per satuan massa,
jumlah ketersediaan per satuan waktu yang dapat digunakan untuk sumber energi. Dalam hal ini
terdapat skala minimal atau skala ekonomis yang mung kin diusahakan, dan
sebaran lokasi dan kemungkinan-kemungkinan cara pengumpulannya di satu lokasi.
3.6 ANALISA ASPEK NON-TEKNIS PEMANFAATAN ENERGI TERBARUKAN
UNTUK LISTRIK PEDESAAN
Analisis non-teknis terpenting yaitu analisis kelayakan ekonomi. Analisis kelayakan ekonomi
pemanfaatan energi terbarukan untuk listrik pedesaan pada dasarnya dapat dilakukan dengan
menggunakan pendekatan-pendekatan analisis yang umum digunakan, antara lain:
a. Internal Rate of Return (IRR);
b. Return on Investment (ROI);
c. Break Event Point (BEP);
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 18
d. Net Present Value (NPV); dan
e. Profitability Index.
Namun demikian, pendekatan analisis perlu dikembangkan lebih jauh sehingga sesuai dengan kasus
yang dihadapi. Pada kasus pembangkit listrik pada umumnya, keluaran khusus yang perlu dihasilkan
adalah berapa biaya pembangkitan per energi yang dibangkitkan (Rp/kWh). Sedangkan khusus pada
kasus energi nabati salah satu keluaran yang diharapkan yaitu didapatkannya return on labor dan
keuntungan yang didapat per hektar dibandingkan dengan komoditas lain.
Selain itu kelayakan non-teknis perlu meliputi hal-hal sebagai berikut.
Potensi Ekonomi Desa
Penggalian potensi, ekonomi desa pada tahap studi kelayakan bertujuan untuk menilai kelayakan
situasi dan kondisi perekonomian pedesaan tersebut berdasarkan suatu tolok ukur yang dianggap
ideal sebagai kriteria layak bangun fasilitas energi terbarukan di desa itu.
Aksesibilitas Lokasi
Sebagai informasi pendukung dalam analisis ekonomi, perlu diketahui jarak desa dari kota terdekat
yang dapat dianggap sebagai tujuan pemasaran produk dan tempat yang cukup lengkap
menyediakan kebutuhan-kebutuhan pokok, baik kebutuhan sehari-hari, bahan bangunan
(material), dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Potensi Konsumen
Pada umumnya munculnya inisiatif pemanfaatan energi terbarukan dipicu oleh adanya potensi
sumber energi di suatu lokasi. Tetapi selanjutnya apakah inisiatif tersebut dapat atau tidak dapat
direalisasikan perlu mempertimbangkan sejauh mana masyarakat di lokasi tersebut membutuhkan
layanan energi (Iistrik). Bagaimanapun, menyediakan listrik untuk masyarakat yang belum
membutuhkan atau menginginkannya bukanlah keputusan yang layak. Untuk itu diperlukan kajian
tentang potensi konsumen yang akan menjadi pasar tenaga listrik yang dihasilkan.
Pengetahuan dan data mengenai potensi konsumen akan digunakan sebagai acuan untuk
memperkirakan kebutuhan listrik. Dengan mengetahui perkiraan jumlah konsumen yang akan
dilayani dan informasi tentang peluang-peluang usaha potensial yang memanfaatkan energi Iistrik
dari pembangkit energi terbarukan yang dapat dikembangkan di desa tersebut, maka dapat
diperkirakan berapa besar daya yang harus disediakan.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 19
Kemampuan Swadaya Penduduk
Keswadayaan penduduk ini perlu diketahui karena berkaitan erat dengan kebiasaan-kebiasaan
yang berlaku di desa tersebut dalam penyediaan fasilitas umum. Informasi ini dapat diperoleh dari
bagaimana proses pembangunan jalan, jembatan, balai desa, sekolah, tempat ibadah, dan sarana-
sarana umum yang lain seperti sarana mandi cuci kakus (MCK) dan air.
Aktivitas Usaha Ekonomi Produktif
Dalam kajian aktivitas usaha ekonomi produktif yang ada di perdesaan berkaitan dengan
implementasi teknologi energi terbarukan, tujuan utamanya adalah mengidentifikasi adanya jenis-
jenis usaha yang mungkin dapat ditingkatkan produktivitasnya melalui penggunaan energi Iistrik.
Dalam hal ini perlu diingat bahwa selain menyediakan energi listrik, sistem pembangkit juga dapat
menyediakan energi mekanik yang bisa langsung didapatkan dari putaran turbin. Untuk itu perlu
dilakukan identifikasi terhadap:
usaha-usaha yang kebutuhan energinya dapat dipenuhi dengan energi listrik, misalnya tukang jahit,
industri mebel, kerajinan kayu, penggilingan tepung, bengkel motor/mobil, dan sebagainya, dan
usaha-usaha yang secara teknis bisa dan akan lebih efisien jika langsung memanfaatkan energi
mekanik dari putaran turbin, misalnya penggilingan tepung, penggilingan padi, dan sebagainya.
Jenis Pekerjaan dan Tingkat Pendapatan Rata-rata Penduduk Desa
Informasi-informasi yang perlu diketahui adalah jenis-jenis pekerjaan, penghasilan rata-rata yang
bisa diperoleh dari setiap jenis pekerjaan, dan berapa prosentase atau jumlah penduduk yang
bekerja di masing-masing jenis pekerjaan. Dalam hal ini perlu juga diketahui frekuensi penerimaan
penghasilannya; per jam, harian, mingguan, bulanan, permusim atau per pekerjaan. Lebih jauh
lagi, kajian tentang jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan perlu diperdalam pada jenis-jenis
pekerjaan dalam usaha-usaha yang dapat ditingkatkan produktivitasnya melalui penggunaan Iistrik.
Tingkat Kebutuhan Hidup
Tingkat kebutuhan hidup di desa dapat digali dari pengeluaran rata-rata satu keluarga meliputi jenis
dan komposisi pengeluaran; berapa dan untuk apa saja. Penggalian informasi lebih rinci perlu
dilakukan terutama tentang pengeluaran untuk kebutuhan-kebutuhan yang menggunakan energi,
misalnya penerangan dan alat-alat listrik seperti TV, radio, setrika, dan sebagainya. Perlu juga
diketahui kecenderungan pengeluaran baru apabila ada penghasilan tambahan yang diperoleh di
luar penghasilan rutin, untuk mengetahui karakter konsumtif masyarakat di desa tersebut. Dengan
memperhatikan hal-hal tersebut dan tingkat pendapatan rata-rata dapat diperkirakan daya beli
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 20
masyarakat terhadap layanan listrik dan tingkat permintaan listrik serta kemungkinan peningkatan
permintaan di masa mendatang.
3.7 POLA PEMANFAATAN ENERGI ALTERNATIF UNTUK LISTRIK
PEDESAAN
Pola pemanfaatan energi terbarukan untuk Iistrik pedesaan perlu ditinjau dari aspek-aspek sebagai
berikut:
o pola pemanfaatan energi final,
o teknis konversi energi,
o kelembagaan, dan
o finansial: pola pembiayaan dan penetapan tarif listrik atau harga bahan bakar pada kasus energi
nabati.
Persoalan mendasar yang harus dijawab dalam perencanaan energi untuk pedesaan adalah
bagaimana memenuhi kebutuhan energi dengan menggunakan sumber-sumber yang tersedia secara
lokal. Untuk itu perlu dilakukan estimasi kebutuhan yang diletakkan pada skenario-skenario
pembangunan ekonomi, evaluasi terhadap ketersediaan sumber-sumber energi, dan perumusan pola
pemanfaatan sumber-sumber energi dengan mempertimbangkan kelayakan teknis dan ekonomis.
Perencanaan pemanfaatan energi perlu meliputi:
analisis sosial-ekonomi;
analisis kebutuhan energi;
evaluasi sumber-sumber energi; dan
analisis teknologi konversi energi.
Oleh karena itu pola pemanfaatan energi secara garis besar dapat dirumuskan melalui tahapan-
tahapan sebagai berikut:
estimasi kebutuhan energi;
identifikasi bentuk-bentuk final energi yang dibutuhkan;
evaluasi sumber-sumber energi primer yang tersedia secara lokal;
identifikasi rute-rute konversi energi yang mungkin dan layak; dan
optimasi pemanfaatan energi yang tersedia berdasarkan rute-rute konversi yang mungkin dan
layak sehingga dapat memaksimalkan pemenuhan kebutuhan energi.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 21
3.7.1 POLA PEMANFAATAN LISTRIK
Kebutuhan-kebutuhan layanan listrik meliputi kebutuhan untuk keperluan konsumtif dan kebutuhan
untuk kegiatan-kegiatan produktif. Untuk dapat mencari kemungkinan cara memenuhinya, setiap
kebutuhan layanan energi perlu dinyatakan dengan berapa besar kebutuhannya dan pola fluktuasinya;
yang umumnya disebut sebagai pola beban dalam sektor ketenagalistrikan. Metode estimasi
kebutuhan yang diperlukan yaitu metode yang dapat menjelaskan keterkaitan antara kebutuhan energi
dengan pertumbuhan ekonomi.
Pemanfaatan untuk kegiatan konsumtif atau rumah tangga dapat diidentifikasi melalui jumlah
populasi/rumah tangga dan pola-pola penggunaan tipikal masyarakat pedesaan. Namun perlu
dipertimbangkan dalam hal ini, pola penggunaan umumnya bergeser seiring dengan peningkatan
pendapatan dan pergeseran gaya hidup yang pada akhirnya akan meningkatkan kebutuhan. Oleh
karena itu, kegiatan-kegiatan demand-side management perlu dilakukan untuk memperlambat
pertumbuhan kebutuhan ini karena keterbatasan kapasitas penyediaan listrik yang mengandalkan
sumber energi lokal.
Pemanfaatan energi terbarukan untuk kegiatan produktif dapat diidentifikasi melalui:
identifikasi terhadap kegiatan-kegiatan produktif yang dapat dan/atau telah dilakukan oleh
masyarakat setempat,
identifikasi peralatan dan mesin-mesin produksi yang biasa digunakan, dan
kemungkinan penggantian peralatan menjadi peralatan yang menggunakan tenaga listrik.
Kajian tentang kegiatan produktif meliputi kapasitas dan jadwal produksi yang selanjutnya akan
menentukan kapasitas dan pola operasi setiap peralatan dan mesin produksi. Dari sini dapat
ditentukan kebutuhan energi Iistrik yang hendaknya dinyatakan juga dalam termwaktu sehingga
didapatkan pola kebutuhan; yaitu besarnya kebutuhan dan fluktuasinya (lihat Gambar 3.3).
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 22
Kegiatan
Produksi
Sumber Energi
Terbarukan
Teknologi
Konversi
Alat & Mesin
Produksi
Ketersediaan
Teknologi
Pemanfaatan
Kebutuhan Suplai
Ketersediaan daya,
energi, dan
fluktuasinya
Kapasitas & Jadual
Produksi
Kapasitas & Pola
Operasi
Pola beban (kebutuhan
energi & fluktuasinya)
Pemanfaatan
MATCH
Gambar 3.3 Alur pikir identifikasi kemungkinan teknis pemanfaatan energi terbarukan
untuk kegiatan Produktif
3.7.2 TEKNIK KONVERSI ENERGI
Secara teknis, pemanfaatan energi terbarukan pada umumnya terkendala oleh sifat alamiah energi
terbarukan, yaitu local-specific dan intermitten. Berkaitan dengan sifat local-specific, energi terbarukan
lebih baik dimanfaatkan di lokasi terdekat dengan lokasi sumber energi. Pengiriman energi ke lokasi
yang jauh, selain akan berdampak pada meningkatnya biaya instalasi, juga menimbulkan losses.
Sedangkan implikasi dari karakternya yang intermitten, pemanfaatan energi terbarukan seringkali
dihadapkan pada persoalan perbedaan pola ketersediaan suplai dengan pola kebutuhan. Energi
dihasilkan pada saat tidak dibutuhkan atau pada saat-saat tertentu lebih dari yang dibutuhkan, dan
sebaliknya. Pada kejadian-kejadian seperti ini, komponen penyimpan energi dapat digunakan namun
seringkali menyebabkan biaya penyediaan terlalu mahal. Oleh karena itu energi terbarukan sebaiknya
dimanfaatkan pada saat dibangkitkan/tersedia sehingga tidak perlu instalasi komponen penyimpan
energi.
Setiap sumberdaya alam senantiasa memiliki keterbatasan, demikian pula dengan sumber energi
terbarukan. Maka perlu dicari suatu pola penggunaan sedemikian hingga energi terbarukan dapat
dimanfaatkan dengan cara paling efisien.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 23
Kajian tentang suatu jenis energi terbarukan meliputi besarnya potensi dan ketersediaan teknologi
konversinya. Kajian ini hendaknya menghasilkan pola suplai yang dihasilkan oleh instalasi energi
terbarukan; yang perlu dinyatakan dalam term besar dan waktu ketersediaannya.
Dari uraian di atas, prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan energi terbarukan
antara lain adalah:
mengurangi tahap konversi energi,
energi dimanfaatkan pada saat dibangkitkan/tersedia,
pemanfaatan energi dilakukan di lokasi terdekat dengan sumber energi, dan
perlu diupayakan untuk memanfaatkan semua energi yang dapat dibangkitkan/ diproduksi.
3.7.3 ASPEK KELEMBAGAAN
Pengembangan listrik perdesaan tidak semata-mata dapat dipandang sebagai proses memasukkan
suatu sumber suplai energi baru pada sistem suplai yang sudah mapan, tetapi merupakan
pengembangan sistem baru mulai dari awal. Penyediaan listrik pedesaan mengandung pengerartian
pengembangan keseluruhan sistem suplai yang berhadapan langsung dengan konsumen akhir dalam
wilayah yang terbatas. Oleh karena itu, pengelolaan sistem suplai oleh local-stakeholders merupakan
pilihan yang layak untuk dipertimbangkan.
Dalam hal pembangunan sosial, usaha penyediaan energi yang dikelola sendiri oleh masyarakat lokal
dapat meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat. Keberadaan lembaga-lembaga yang
menjalankan fungsi-fungsi perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi akan meningkatkan kapasitas
kelembagaan yang telah dimiliki masyarakat sebelumnya. Pola perencanaan dan pengelolaan oleh
masyarakat memungkinkan tergalinya sumber-sumber sosial dan budaya masyarakat dalam rangka
pengembangan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kelembagaan dan pelayanan publik pada
umumnya. Pendekatan ini diharapkan semakin meningkatkan kemandirian daerah dalam pemenuhan
kebutuhan energi.
Kemandirian dalam pengelolaan sistem suplai mempersyaratkan adanya kapasitas kelembagaan dan
kualitas SDM yang memadai untuk pengelolaan tersebut. Persoalannya, pendekatan sentralistik dalam
suplai energi yang dianut selama ini telah membuat daerah (stakeholder lokal) tidak memiliki
kemampuan dan pengalaman dalam perencanaan dan pengelolaan sistem suplai energi karena semua
urusan ditangani oleh pemerintah pusat. Kelembagaan pengelolaan suplai energi pada umumnya
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 24
merupakan hal baru bagi sebagian besar masyarakat. Oleh karena itu, pola kelembagaan yang
dikembangkan seharusnya mempertimbangkan konteks dimana pengelolaan pemanfaatan energi
terbarukan akan dilakukan dan kapasitas kelembagaan yang dimiliki masyarakat bersangkutan.
Berkaitan dengan pola kelembagaan yang sesuai untuk pengelolaan industri bioenergi di kawasan
terpencil, pertanyaan-pertanyaan yang perlu diajukan meliputi:
seperti apakah struktur industri dan pasar yang akan terbentuk? Dalam kasus energi nabati,
pertanyaan ini menjadi lebih kompleks karena meliputi pola transaksi, rantai suplai bahan baku,
rantai produksi, dan rantai pasar,
fungsi-fungsi apa saja yang perlu ada dalam kelembagaan pengelola dan bagaimana
interrelasi yang terbentuk dengan Iingkungannya? pertanyaan ini meliputi pola transaksi, pola
kontrak, norma yang berlaku, quality insurance, serta pola pengelolaan suplai bahan baku,
produksi dan pasar,
apa bentuk kelembagaan yang tepat? Dalam hal energi nabati perlu dipertanyakan apakah
rantai suplai bahan baku, produksi, dan pasar perlu disatukan atau dipisahkan organisasinya,
bagaimana relasi dalam rantai-rantai tersebut serta nilai-nilai yang melandasinya, dan
bagaimana positioning lembaga pengelola industri bionergi pada konteks kelembagaan secara
keseluruhan di lingkungannya.
Dalam sudut pandang politis, kelembagaan lebih dimaknai sebagai aturan main dan bentuk kegiatan
kolektif untuk kepentingan bersama. Kehadiran sistem energi terbarukan meskipun tidak melibatkan
banyak orang dalam pengelolaannya, bisa membangkitkan sektor hulu maupun hilir dalam suatu rantai
ekonomi. Ketika rantai ekonomi ini mapan maka kelembagaan pengelola merupakan representasi
kegiatan kolektif yang menyangkut kepentingan banyak orang. Kehadirannya sebagai sebuah
kelembagaan baru yang membuka peluang baru dan memainkan transaksi ekonomi bagaimanapun
akan mengubah peta kekuasaan dan posisi tawar masing-masing pihak di tingkat lokal. Bukan sekedar
kekuasaan dalam konteks politik, tetapi kekuasaan yang selalu hadir dan tercipta dalam konteks relasi
sosial antar manusia.
Kelembagaan dapat juga dipandang dari sudut tingkah laku manusia (behaviour). Dari sudut pandang
ini kelembagaan juga meliputi sekumpulan batasan atau faktor pengendali yang mengatur hubungan
perilaku antar anggota atau antar kelompok. Kelembagaan dapat berupa aturan formal atau dalam
bentuk kode etik informal yang disepakati bersama. Kelembagaan pengelola layanan listrik dari energi
terbarukan energi yang melibatkan banyak kepentingan di suatu komunitas tidak akan lepas dari
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 25
keterikatannya terhadap aturan formal dan kode etik informal yang membentuk tingkah laku pihak-
pihak yang terlibat di dalamnya.
Sebagai sebuah kelembagaan yang mewadahi suatu aktivitas ekonomi, kelembagaan ini pasti juga
harus dilihat dari sudut biaya transaksi yang dipengaruhi kepemilikan dan penguasaan sumberdaya
alam atau faktor produksi (property rights), ketidak-seimbangan akses dan penguasaan informasi
(information asymmetry) serta tingkah laku oportunistik (opportunistic behaviour). Penataan
kelembagaan dalam hal ini berarti suatu penataan hubungan antara unit-unit ekonomi yang mengatur
pola hubungan dan cara-cara transaksi antara unit-unit ini.
Komunitas di kawasan terpencil yang menjadi konteks kelembagaan ini dapat dikatakan sebagai satu
kesatuan genealogis dan teritorial yang otonom yang memiliki seperangkat nilai dan terangkum dalam
sistem kelembagaan yang mapan. Nilai-nilai yang tersebut tentunya dapat digali dan dikonstruksi ulang
untuk merumuskan kelembagaan pengelola sistem energi terbarukan. Sebagian nilai-nilai tersebut
boleh jadi sudah terpinggirkan oleh beragam pendekatan pembangunan dan dimunculkannya
kelembagaan-kelembagaan baru yang dikehendaki oleh pembangunan. Terutama nilai-nilai yang
membangkitkan prakarsa dan swadaya telah banyak tergerus oleh pola-pola pendekatan top down.
Tetapi nilai-nilai tersebut masih hidup dalam hati masyarakat. Sehingga kelembagaan pengelola sistem
energi terbarukan yang dikonstruksi dari nilai-nilai tradisional dapat dipandang sebagai revitalisasi dari
nilai-nilai yang sudah terpinggirkan.
3.7.4 SKEMA PEMBIAYAAN DAN TARIF
Pembangunan pembangkit energi terbarukan dan sistem penyaluran listrik membutuhkan biaya yang
relatif besar. Pada umumnya biaya pembangunan berasal dari luar masyarakat pengguna karena
terbatasnya kemampuan pembiayaan oleh masyarakat. Tetapi kontribusi masyarakat juga tetap
diperlukan untuk menekan kebutuhan biaya.
Biaya dari luar dapat berbentuk:
hibah,
pinjaman, atau investasi.
Sedangkan kontribusi dari masyarakat bisa berbentuk:
materi,
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 26
tenaga, atau
uang.
Sampai saat ini, sebagian besar dana dari luar untuk pembangunan PLTMH berbentuk hibah. Artinya,
masyarakat pengguna tidak perlu mengembalikan dana pembangunan. Meskipun demikian, bukan
berarti masyarakat tidak perlu membayar biaya penyusutan nilai asset. Demi keberlanjutan layanan,
biaya penyusutan perlu diperhitungkan dalam penetapan iuran listrik sehingga pada saat fasilitas
energi terbarukan selesai umur pakainya telah tersedia dana yang cukup untuk membangun fasilitas
baru sebagai pengganti.
Pada kasus dana pembangunan berasal dari pinjaman, kemampuan masyarakat dalam
mengembalikan pinjaman dapat menjadi indikasi untuk diperolehnya lagi pinjaman serupa di waktu
mendatang. Begitu juga jika dana pembangunan merupakan investasi, kembalian investasi yang
diperoleh dapat menjadi indikasi kelayakan investasi serupa. Persoalannya, pembiayaan
pembangunan fasilitas energi terbarukan menggunakan dana-dana komersial cenderung tidak layak
secara ekonomis. Untuk itu perlu diupayakan skema-skema khusus agar fasilitas energi terbarukan
dapat dibangun menggunakan dana pinjaman atau investasi.
Berkaitan dengan program pembangunan perdesaan, pemanfaatan energi terbarukan untuk
pembangkitan listrik seharusnya dapat mendorong pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini perlu
diupayakan agar muncul swadaya masyarakat di dalam komponen pembiayaan. Bantuan bersubsidi
penuh idealnya hanya digunakan pada kondisi tertentu. Besarnya kontribusi masyarakat dalam
pembangunan juga akan semakin meningkatkan rasa memiliki terhadap sarana yang dibangun yang
pada akhirnya dapat meningkatkan partisipasi dari masyarakat.
Semua biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberlanjutan layanan energi harus dapat
dipenuhi oleh pendapatan pengelola yang idealnya hanya bersumber dari iuran Iistrik yang
dikumpulkan dari masyarakat pengguna. Oleh kareria itu besarnya iuran atau tarif listrik seharusnya
ditentukan berdasarkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Tarif Iistrik perlu ditetapkan
sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan total pendapatan yang diharapkan. Tarif listrik yang
terlalu rendah pada akhirnya akan merugikan masyarakat sendiri.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
III - 27
Biaya yang harus ditanggung oleh suatu instalasi energi terbarukan secara garis besar terdiri atas:
biaya modal, dan
biaya operasional dan pemeliharaan.
Jika fasilitas dibangun menggunakan dana pinjaman, maka biaya modal yang harus dibayar berupa
angsuran dan bunga pinjaman. Jika fasilitas dibangun menggunakan dana investasi, maka biaya modal
yang harus dibayar berupa penyusutan dan kembalian (return) untuk investasi. Sedangkan fasilitas
yang dibangun menggunakan dana hibah dapat dianggap sebagai investasi oleh masyarakat
pengguna, sehingga biaya penyusutan dan kembalian investasi tersebut menjadi milik masyarakat.
Akumulasi uang dari penyusutan dan kembalian investasi tersebut harus dipisahkan. Sedapat mungkin
dana tersebut tidak diganggu gugat karena merupakan dana cadangan untuk investasi kembali ketika
fasilitas yang ada perlu diganti dengan yang baru karena sudah habis umur pakainya.
Selain itu penetapan tarif juga perlu mempertimbangkan faktor-faktor lain, misalnya daya beli
masyarakat, pemerataan, dan rasa keadilan. Penetapan tarif untuk Iistrik pedesaan juga perlu
mendapat legitimasi secara legal. Dalam hal ini perlu dirumuskan bagaimana legalisasi penetapan tarif
ini dapat dilakukan dengan merujuk pada regulasi-regulasi yang berlaku.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 1
4.1 IDENTIFIKASI ENERGI LISTRIK ALTERNATIF DI PROVINSI NAD
4.1.1 KRITERIA DESA BELUM BERLISTRIK
Kriteria yang digunakan dalam menentukan desa belum berlistrik adalah berdasarkan ketidak
tersediaan energi listrik PLN atau energi listrik yang dikelola oleh masyarakat (misal PLTM/PLTMH).
Apabila suatu desa telah memiliki listrik tetapi bukan dari jaringan PLN atau PLTM/PLTMH, misal:
generator listrik milik desa atau perorangan, pembangkit listrik tenaga surya, maka desa tersebut
dikategorikan desa belum berlistrik. Sedangkan apabila suatu desa telah tersedia energi listrik PLN
atau swasta tetapi terdapat dusun dalam desa tersebut yang belum terlayani, dan tidak semua rumah
dalam desa tersebut terlayani listrik, maka desa tersebut dikategorikan desa telah terlistriki.
4.1.2 DESA BELUM BERLISTRIK
Berdasarkan kriteria desa belum berlistrik di atas, telah dilakukan pengumpulan data sekunder dari
seluruh kabupaten/kota di Provinsi NAD yang dilaksanakan pada bulan April 2008. Pengumpulan data
sekunder dilakukan untuk mengidentifikasi desa-desa yang belum terlistriki dan potensi yang dimilikii
oleh masing-masing kabupaten/kota berdasarkan data yang tersedia di berbagai instansi pemerintah
terkait seperti Bappeda, Dinas Pertambangan dan Energi, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan
Kehutanan, Kantor BPS, baik pada tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/kota, dan Kantor PLN
wilayah, cabang dan ranting.
Sesuai dengan KAK, survei potensi energi dalam studi ini dilakukan terhadap 15 kabupaten/kota.
Proses pengumpulan data dilakukan berjenjang mulai tingkat kabupaten/kota, kecamatan sampai
tingkat desa dengan asumsi kemungkinan terjadi perubahan jumlah desa belum terlistriki berdasarkan
temuan lapangan. Hasil pengumpulan data menghasilkan jumlah desa belum berlistrik sebanyak 195
desa yang terdistribusi dalam 15 kabupaten/kota sebagaimana ditampilkan pada Tabel 4.1.
PEMBAHASAN
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 2
Tabel 4.1 Jumlah desa belumberlistrik dan rasio desa belumberlistik di Provinsi NAD
No. Kabupaten/Kota
Jumlah desa
Terlistriki Tidak terlistriki Keseluruhan
Rasio desa
berlistrik
1. Banda Aceh 89 0 89 100,00
2. Sabang 18 0 18 100,00
3. Lhokseumawe 68 0 68 100,00
4. Langsa 51 0 51 100,00
5. Pidie 732 0 732 100,00
6. Pidie Jaya 222 0 222 100,00
7. Aceh Tamiang 213 0 213 100,00
8. Aceh Barat Daya 129 0 129 100,00
9. Aceh Besar 600 4 604 99.34
10. Bireuen 574 2 576 99.65
11. Bener Meriah 207 25 232 89.22
12. Aceh Tengah 257 11 268 95.90
13. Gayo Lues 125 19 144 86.81
14. Aceh Tenggara 362 16 378 95.77
15. Aceh Jaya 148 24 172 86.05
16. Aceh Barat 305 16 321 95.02
17. Nagan Raya 211 13 224 94.20
18. Aceh Selatan 240 7 247 97.17
19. Subulussalam 64 10 74 86.49
20. Aceh Singkil 180 9 189 95.24
21. Aceh Utara 844 8 852 99.06
22. Aceh Timur 505 7 512 98.63
23. Simeulue 114 24 138 82.61
Total 6258 195 6453 -
Provinsi NAD 96,98
Sumber: Aceh dalam Angka, 2006 dan Kabupaten dalam Angka, 2006 dan hasil survei (diolah)
4.2 GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.2.1 PENDAPATAN DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
Berbagai faktor telah mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD. Konflik bersenjata dan
tidak stabilnya kondisi politik yang begitu lama ternyata telah berpengaruh signifikan terhadap laju
pertumbuhan ekonomi daerah. Krisis ekonomi nasional selama 1998-2000 juga telah menyebabkan
pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD cenderung menurun. Selama tahun 2001 sektor migas dan non-
migas menurun masing-masing sebesar 10,73% dan 0,44% atas dasar harga konstan tahun 2000.
Namun, pada tahun 2002 pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD mengalami perkembangan yang positif
ke angka 20,07% (migas) dan 7,96% (non-migas). Pertumbuhan kembali mengalami peningkatan pada
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 3
tahun 2003, yaitu sebesar 5,52% (migas) dan 3,70% (non-migas), dan pada tahun 2004 kembali
negatif 9,63% (migas) tetapi sektor non-migas terjadi peningkatan sebesar 1,76%.
Kondisi yang sama juga terlihat pada tahun 2005, pertumbuhan migas menurun pada angka negatif
sebesar 13,45% (migas), sedangkan non-migas tumbuh sebesar 1,20%. Secara rata-rata selama kurun
waktu 2001-2006 ekonomi Provinsi NAD mengalami penurunan (negatif) sebesar 1,64% pertahun
dengan migas dan tanpa migas 2,84%. Pertumbuhan ekonomi Provinsi NAD selama lima tahun, dalam
kurun waktu 2001-2006, dapat dilihat pada Gambar 4.1di bawah ini.
Gambr 4.1 Pertumbuhan ekonomi/PDRB Provinsi NAD tahun 2001-2006
(Sumber: Aceh dalam Angka, 2007)
Sektor pertambangan dan penggalian sebagai penyumbang yang paling besar terhadap Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) selama lima tahun terakhir ini. Sektor pertanian sebagai penyumbang
nomor dua, seterusnya diikuti oleh sektor industri pengolahan, perdagangan hotel & restoran dan jasa-
jasa. Sedangkan sektor pengangkutan dan transportasi, bangunan dan kontruksi, bank dan lembaga
keuangan sebagai penyumbang yang relatif kecil (Tabel 4.2).
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 4
Tabel 4.2 Distribusi persentase PDRB (dengan migas) atas dasar harga konstan 2000
No. Lapangan usaha 2001 2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 20,46 17,40 17,03 19,99 21,04 24,74
2. Pertambangan dan Penggalian 24,99 34,72 36,14 30,38 23,32 26,23
3. Industri Pengolahan 23,83 20,93 20,17 18,35 16,85 15,80
4. Listrik dan air minum 0,13 0,10 0,11 0,15 0,17 0,18
5. Bangunan dan konstruksi 3,72 3,51 3,36 3,75 3,30 5,72
6. Perdagangan, hotel dan restoran 13,54 11,52 11,10 12,05 15,62 11,02
7. Pengangkutan dan komunikasi 3,83 3,33 3,37 3,76 6,31 6,02
8. Bank dan lembaga keuangan lainnya 0,71 0,74 0,91 1,21 1,49 1,85
9. Jasa-jasa 8,79 7,75 7,81 10,36 11,90 8,44
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Aceh dalam Angka, 2007
Berbagai lapangan usaha tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga sektor utama, yaitu sektor
primer, sekunder dan tersier. Selama kurun waktu 2001-2006, sektor primer merupakan penyumbang
terbesar terhadap PDRB Provinsi NAD. Kontribusi sektor ini pada tahun 2001 adalah sebesar 44,01%
dan meningkat sebesar 50,98% pada tahun 2003, namun terjadi penurunan menjadi 45,39 % pada
tahun 2005. Secara rata-rata sektor ini mengalami pertumbuhan sebesar 0,35% pertahun. Hal ini
disebabkan karena terjadinya penurunan pada lifting dan produksi migas sebagai akibat dari
berkurangnya cadangan dan produksi secara signifikan.
4.2.2 KELISTRIKAN
Penyediaan energi listrik di Provinsi NAD sebagian besar dilayani oleh jaringan listrik PLN, Pemerintah
Daerah lebih memfokuskan melakukan usaha pelayanan pada daerah-daerah atau wilayah terpencil
dalam skala kecil dan terpencar-pencar yang belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Kondisi
ketenaga listrikan Provinsi NAD dapat digambarkan sebagai berikut.
1. Pemakaian energi listrik dari PLN menurut jenis penggunanya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi pemakaian listrik menurut jenis penggunanya tahun 2006
No. Pengguna Jumlah Pelanggan GWh terjual
Persentase GWh
terjual
1. Rumah tangga 659.432 556,57 66,32
2. Bisnis 41.718 123,86 14,76
3. Industri 897 34,99 4,17
4. Publik 23.954 123,80 14,75
Total 726.001 839,23 100,00
Sumber: Aceh dalam Angka, 2007
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 5
2. Untuk melayani kebutuhan penggunaan listrik diatas, maka PLN menyediakan energi listrik
sebesar 248 MW, yang di suplai dari beberapa sistem, yaitu:
a. Sistem interkoneksi transmisi 150 kV Sumut-Aceh sebesar 162 MW, yang terdiri dari;
Sistem sumbagut sebesar 122 MW (49,19%)
PLTD Banda Aceh, Sigli dan Lhokseumawe sebesar 40 MW (16,13%)
b. PLTD Isolated sebesar 86 MW (34,68%).
3. Kapasitas terpasang, pembangkit di Provinsi NAD saat ini sebesar 146,7 MW dengan daya mampu
93,2 MW. Sebagian dari pembangkit tersebut merupakan isolated murni dan sebagian lagi
tersambung ke sistem transmisi 150 kV melalui jaringan distribusi 20 kV. Pembangkit tersebut,
sebagian besar (99%) adalah jenis PLTD dengan menggunakan bahan bakar minyak (BBM). Daya
mampu dan daya terpasang pembangkit tersebut dapat dijelaskan melalui Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Daya terpasang dan daya mampu pembangkit listrik menurut cabang tahun 2006
No. Cabang Jumlah Pembangkit Daya Terpasang (MW) Daya Mampu (MW)
1. Banda Aceh 33 10,78 5,58
2. Sigli 12 14,50 7,30
3. Meulaboh 52 43,37 30,03
4. Subulussalam 47 31,21 20,05
5. Lhokseumawe 39 30,07 19,21
6. Langsa 31 16,80 11,05
Total 214 146,72 93,23
Sumber: Aceh dalam Angka, 2007
Penggunaan energi untuk pembangkitan tenaga listrik saat ini masih bertumpu pada Bahan Bakar
Minyak, kecuali sebagian kecil saja yang memanfaatkan energi alternatif. Usaha pemanfatan sumber
energi Non BBM dalam skala besar seperti Power Plant Nagan Raya 2 x 100 MW yang akan dikerjakan
tahun 2009, PLTA Peusangan 2 x 43 MW dilanjutkan kembali pembangunannya setelah beberapa
tahun terhenti. PLTP Seulawah Agam 1 x 180 MW sudah dalam tahap pelelangan, sedankan PLTP
Jaboi 1 x 50 MW dan PLTU Krueng Raya 1 x 100 MW dalam tahap Feasibility Study.
Sampai saat ini, kegaiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan antara lain Inventarisasi Lokasi
Pengembangan Energi, Survei Pendahuluan Geothermal Seulawah Agam, Penyusunan Rancangan
Qanun Kelistrikan, Pembangunan PLTMH untuk Pengembangan Listrik Pedesaan.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 6
4.3 GAMBARAN KARAKTERISTIK WILAYAH
Pembahasan gambaran karakteristik wilayah terbagi atas:
1. Gambaran umum wilayah
Identifikasi lokasi dan posisi (kampung/desa, kecamatan, kabupaten, propinsi).
Status desa dan kondisi geografis serta pola pemukiman penduduk.
Jumlah calon konsumen (populasi dan jumlah KK) yang akan menjadi penerima manfaat
layanan listrik.
Jarak lokasi pembangunan (pusat beban) terhadap jaringan PLN terdekat.
2). Gambaran potensi energi
Identifikasi pola penggunaan sumber energi oleh masyarakat setempat
Gambaran cara masyarakat memperoleh sumber energi tersebut dan harganya di lokasi.
3. Gambaran kondisi sosial demografi
Gambaran kondisi kehidupan sosial kemasyarakatan; pola hubungan sosial dan
kecenderungan kehidupan sosial yang ada di masyarakat.
Lembaga-Iembaga desa atau organisasi lain di desa tersebut dan pengaruhnya.
Pola interaksi masyarakat (menyatu atau berkelompok).
Figur yang dihormati di desa tersebut, dan pengaruhnya terhadap masyarakat desa.
Ketersediaan prasarana dan sarana transportasi yang menentukan cara akses ke lokasi.
Harapan masyarakat terhadap layanan listrik dan kebersediaan untuk membayar.
Pola pemukiman penduduk; terpencar atau mengumpul di satu atau beberapa lokasi.
Mata pencaharian mayoritas penduduk.
Secara ringkas, gambaran umum setiap kabupaten yang termasuk dalam lingkup studi ini dijelaskan di
bawah ini, dan data secara lengkap kondisi karakteristik setiap desa yang belum berlistrik dapat dilihat
pada Lampiran C.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 7
4.3.1 KABUPATEN ACEH BESAR
Secara geografis Kabupaten Aceh Besar terletak antara 5,2 - 5,8 Lintang Utara dan 95,0 - 95,8
Bujur Timur, dengan ketinggian tanah antara 0 1950 meter di atas permukaan laut dan luas total
wilayah adalah sekitar 2.974,12 km
2
. Secara adminstrasi Kabupaten Aceh Besar berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Selat Malaka dan Kota Banda Aceh
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Jaya
Sebelah Timur : Kabupaten Pidie
Sebelah Barat : Samudera Indonesia
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Besar terdiri dari 23 kecamatan yang terbagi atas 68
kemukiman, 4 kelurahan dan 600 desa/kampung. Kondisi kelistrikan menunjukkan bahwa eseluruhan
rasio elektrifikasi rata-rata Kabupaten Aceh Besar adalah 99,34. Berdasarkan hasil survei yang telah
dilakukan hanya terdapat 4 desa yang tidak berlistrik di Kabupaten Aceh Besar, semuanya di
Kecamatan Pulo Aceh. Selain itu, di Kecamatan Kuta Cot Glie tedapat sebuah dusun yang tidak
terlistriki yaitu Dusun Leupung Sidom, Desa Bak Sukon. Jarak dengan desa utama adalah sekitar 4 km
dengan jumlah penduduk 35 KK. Di Kecamatan Seulimum juga terdapat tiga dusun yang tidak
berlistrik, yaitu Dusun Blang Desa Iboh Tanjong, Dusun Bate Raya dan satu dusun lainnya yang tidak
teridentifikasi di Desa Alue Gietong.
Tabel 4.5 Desa-desa belumberlistrik di Kabupaten Aceh Besar
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
1.
Pulo Aceh
Lapeng 40 1,5
2. Alue Raya 68 8,1
3. Rinon 98 6,7
4. Meulingge 110 10,2
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 4 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Besar teridentifikasi 50% jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km sebanyak
3 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, menggunakan minyak tanah dan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh masyarakat dari
agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian dan perkebunan
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 8
rakyat di desa setempat. Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan pada desa Lapeng
sebagian penduduknya memiliki PLTS (40 unit) yang diperoleh dari bantuan NGO tahun 2006.
Kondisi topografi dan sosial demografi pada 4 desa, memiliki topografi wilayah berupa daratan yang
berbatasan langsung dengan pantai/daerah pesisir, sedangkan pola pemukiman penduduk sebagian
besar desa adalah terpencar. Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan
perkebunan, dan perikanan laut.
4.3.2 KABUPATEN BIREUEN
Kabupaten Bireuen secara geografis terletak pada 4 14 33,6 - 4 57 14,4 Lintang Utara dan 96 20
56,4 - 96 52 22,8 Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.901,21 Km
2
. Selanjutnya secara administrasi
Kabupaten Bireuen berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Utara
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah
Sebelah Barat : Kabupaten Pidie Jaya
Kabupaten Bireuen adalah pemekaran dari Kabupaten Aceh Utara, yang dibentuk melalui UU 48/1999
tanggal 4 Oktober 1999. Sebelum tahun 2004 terdiri dari 10 kecamatan, sedangkan pada tahun 2005
dimekarkan menjadi 17 kecamatan dan 576 gampong/kelurahan.
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Bireun disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV Sumut-
Aceh melalui jaringan listrik yang bersumber dari Sumatera Utara dan didistribusikan melalui 405 buah
trafo yang tersebar di beberapa lokasi serta dikelola oleh PLN ranting Bireun. Suplai listrik tersebut
sampai tahun 2007 telah mampu melayani 573 desa (99.6 %) dari jumlah keseluruhan desa sebanyak
575 desa yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Bireun. Jumlah pelanggan rumah tangga
yang telah memperoleh pelayanan sebanyak 16.024 (99,18 %) dari jumlah keseluruhan sebanyak
16.156 rumah tangga. Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini
terdistribusi dalam 2 (dua) Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 2 (dua) desa. Desa-desa
tersebut sebagaimana terlihat pada Tabel 4.6.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 9
Tabel 4.6 Desa-desa tidak terlistriki PLN di Kabupaten Bireuen
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
1. Juli Pantee Peusangan 47 1,5
2.
Jeumpa
Cot Meugoe 85 3
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasarkan data dari monografi kecamatan dan hasil wawancara dengan pihak kecamatan, Pantee
Peusangan dan Cot Meugoe Desa tersebut merupakan wilayah desa/kampung yang berada di sekitar
dan dalam hutan.
4.3.3 KABUPATEN BENER MERIAH
Kabupaten Bener Meriah secara geografis terletak pada 4 33 50 - 4 54 50 Lintang Utara dan 96
40 75 - 96 17 50 Bujur Timur, dengan luas wilayah 1.888,70 Km
2
. Selanjutnya secara administrasi
Kabupaten Bener Meriah berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Utara dan Bireuen
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Timur
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Tengah
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Tengah
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Bener Meriah disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV
Sumut-Aceh yang bersumber dari Sumatera Utara dan dikelola oleh PLN ranting Janarata. Suplai listrik
tersebut sampai tahun 2007 telah mampu melayani 207 desa (89.22 %) dari jumlah keseluruhan desa
sebanyak 232 desa yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Bireun. Adapun desa yang
belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 3 (tiga) Kecamatan
dengan jumlah desa sebanyak 25 (dua puluh lima) desa. Desa-desa tersebut sebagaimana terlihat
pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Desa-desa yang tidak terlistriki PLN di Kabupaten Bener Meriah
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
1
Pintu Rime Gayo
Uning Mas 87 8
2 Pantan Sinaku 82 3
3 Permata Timur Jaya 66 5
4 Syiah Utama Tembolon 27 16
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 10
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
5 Gunung Sayang 40 45
6 Wih Resap 88 33
7 Uwer Tingkem 29 23
8 Simpur
41 60
9 Hakim Peteri Pintu
38 48
10 Perumpakan Benjadi 60 16
11 Simpang Renggali 57 20
12 Pantan Kuli 50 23
13 Rusip 57 12
14 Wih Ni Durin 23 33
15 Kute Lah Lane
20 33
16 Payung 23 33
17 Rata Mulie
23 33
18 Goneng 16 33
19 Tempen Baru
12 33
20 Geruti Jaya
14 33
21 Uning 13 33
22 Blang Panu 19 33
23 Kerlang 21 33
24 Gerpa 24 33
25 Pasir Putih 60 48
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
4.3.4 KABUPATEN ACEH TENGAH
Kabupaten Aceh Tengah secara geografis terletak pada 4 10' - 4 58' Bujur Timur dan 96 18' - 96
22' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 4.318,39 Km
2
. Selanjutnya secara administrasi Kabupaten
Aceh Tengah berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Bener Meriah
Sebelah Timur : Kabupaten Gayo Lues
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Timur
Sebelah Barat : Kabupaten Nagan Raya dan Kabupaten Pidie
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Tengah terdiri dari 14 kecamatan dan 2 kelurahan, serta 266
desa/kampung. Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan yang lebih merata maka beberapa kecamatan telah dimekarkan
sesuai dengan Qanun Nomor 1 Tahun 2006 yang terdiri dari 14 kecamatan.
Kebutuhan listrik untuk Kabupaten Aceh Tengah disuplai dari Sistem interkoneksi transmisi 150 kV
Sumut-Aceh yang bersumber dari Sumatera Utara dan dikelola oleh PLN ranting Aceh Tengah. Suplai
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 11
listrik tersebut sampai tahun 2007 telah mampu melayani 257 desa (95,9 %) dari jumlah keseluruhan
desa sebanyak 268 desa yang berada di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Bireun. Adapun desa yang
belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 5 (lima) Kecamatan
dengan jumlah desa sebanyak 11 (sebelas) desa. Desa-desa tersebut sebagaimana terlihat pada
Tabel 4.8.
Tabel 4.8 Desa-desa tidak terlistriki PLN di Kabupaten Aceh Tengah
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat (KM)
1.
Ketol
Karang Ampar 141
15
2.
Pantan Penyo 54
12
3.
Bintang Pepara 77
10
4.
Pantan Reduk 171
3,5
5.
Bergang 71
5
6.
Pegasing
Panangan Mata
73
40
7. Berawang Baro
99
5
8. Arul Badak 135 6
9.
Atu Lintang
Kepala Akal 174 3
10.
Jagong Jeget
Merah Said 79 3
11.
Linge
Gewat 108 6
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
4.3.5 KABUPATEN GAYO LUES
Kabupaten Gayo Lues secara geografis terletak pada 4 33 50 - 4 54 50 Lintang Utara dan 96 40
75 - 96 17 50 Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.719.000 Km
2
. Selanjutnya secara administrasi
Kabupaten Bener Meriah berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tengah
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Langkat
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Selatan dan Kabupaten Aceh Tenggara
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Barat Daya
Wilayah administrasi Kabupaten Gayo lues terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan, 20 (dua puluh)
kemukiman, dan 143 (seratus empat puluh tiga) desa/kampung dan 1 (satu) kelurahan. Berdasarkan
hasil survei lapangan yang telah dilakukan terdapat 19 desa yang tidak berlistrik di Kabupaten Gayo
Lues, dimana tedapat 5 desa di Kecamatan Terangon, 5 desa di Kecamatan Pining, 6 desa di
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 12
Kecamatan Putri Beutung, dan masing-masing satu desa di Kecamatan Blang Jeranggo, Kecamatan
Debun Gelang, dan Kecamatan Pantan Cuaca.
Tabel 4.9 Desa-desa belumberlistrik di Kabupaten Gayo Lues
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
1 Pantan Cuaca UPT Aih Selah 58 1
2 Debun Gelang Uning Sepakat 97 1,7
3 Blangg Jeranggo Tingkem 55 3
4
Pining
Gajah 43 20
5 Uring 160 22
6 Pasir Putih 120 7
7 Pepelah 63 11
8 Lesten - -
9
Terangon
Persada Tongra 70 9
10 Kute Reje 45 2,5
11 Rime Raya 53 4,2
12 Pantan Lues 51 4,2
13 Malelang Jaya 59 31
14
Putri Betung
Ramung Musara 40 25
15 Kute Lengat Sepakat 115 30
16 Pungke Jaya 87 36
17 Singah Mulo 100 30
18 Meloak Sepakat 72 40
19 Meloak Aih Ilang 108 40
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 19 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Gayo Lues teridentifikasi 58 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km sebanyak
12 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, masyarakat menggunakan kayu bakar sebagai
kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi kayu bakar dipungut dari limbah-limbah
pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk
untuk penyediaan sumber energi memasak dan penerangan berkisar Rp. 20.000,- Rp. 50.000,-
/KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 19 desa, umumnya memiliki topografi wilayah adalah lereng/punggung
bukit, sedangkan pola pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata
pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan. Besarnya penghasilan rata-
rata penduduk berkisar Rp. 750.000,- Rp. 1.500.000,- /KK/bulan.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 13
4.3.6 KABUPATEN ACEH TENGGARA
Kabupaten Aceh Tenggara secara geografis terletak pada 97 12' 98 1' Bujur Timur dan 2 54' - 3
45' Lintang utara, dengan luas wilayah 4.189,26 Km
2
. Selanjutnya secara administrasi Kabupaten
Aceh Tenggara berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Gayo luwes
Sebelah Timur : Propinsi Sumatera Utara
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Singkil
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Selatan
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Tenggara terdiri dari 16 (enam belas) kecamatan, 51 kemukiman
dan 2 desa/kampung/kelurahan. Berdasarkan hasil survei lapangan yang telah dilakukan hanya
terdapat 16 desa yang belum terlistriki di Kabupaten Aceh Tenggara, semuanya di Kecamatan Leuser
seperti terlihat dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Desa-desa belumberlistrik di kabupaten Aceh Tenggara
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan listrik
PLN terdekat (KM)
1
Leuser
Bubun Alas 56 21
2 Bubun Indah 70 18
3 Ukhet Peseluk 42 42
4 Akhih mejile 46 60
5 Sade Ate 45 64
6 Tunas Mude 40 38
7 Gayo Sendah 36 80
8 Gunung Pak-Pak 100 25
9 Suka Damai 40 85
10 Naga Timbul 46 76
11 Kute Kompas 26 4
12 Laut Tawar 150 4
13 Sepakat 58 80
14 Punce Nale 76 83
15 Harapan 40 36
16 Metuah kerina 50 60
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 16 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Tenggara teridentifikasi 81 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 14 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, masyarakat menggunakan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi kayu bakar dipungut dari limbah-limbah
pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 14
untuk penyediaan sumber energi memasak dan penerangan berkisar Rp. 40.000,- Rp. 75.000,-
/KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 16 desa, umumnya memiliki topografi wilayah adalah lereng/punggung
bukit, sedangkan pola pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata
pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan. Besarnya penghasilan rata-
rata penduduk berkisar Rp. 750.000,- Rp. 1.500.000,- /KK/bulan.
4.3.7 KABUPATEN ACEH J AYA
Kabupaten Aceh Jaya mempunyai luas wilayah 3.727.00 Km
2
terletak pada 04 22' sampai 05 16'
garis Lintang Utara dan 95 02' - 93 03' Bujur Timur. Wilayah Aceh Jaya merupakan bagian pantai
barat dan dataran kepulauan Sumatera yang membentang dari Barat ke Timur dengan panjang garis
pantai sejauh 156 km. Secara Administrasi Kabupaten Aceh Jaya mempunyai batas-batas:
Sebelah Utara dengan Kabupaten Pidie dan Aceh Besar
Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Samudera Indonesia
Sebelah Barat dengan Samudera Indonesia
Sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie dan Kabupaten Aceh Barat
Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 5
(lima) Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 24 (dua puluh empat) desa. Desa-desa tersebut
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11 Desa-desa belumberlistrik di Kabupaten Aceh Jaya
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
1 Jaya Mareu 53 5
2
Sampoi Niet
Mata Ie 75 5
3 Babah Nipah 72 6
4 Pulo Raya 51 1
5 Krueng Ayon 110 12
6
Setia Bakti
Padang 174 1
7 Gunong Meunasah 32 2
8 Paya Laot 85 3
9 Sapek 36 8
10 Pante Kuyun 100 13
11 Gle Seubak 147 17
12 Gampong Baroh 115 14
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 15
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
13 Panga Gle Putoh 96 5
14
Teunom
Lhok Guci 50 0.5
15 Tuwi Priya 173 1
16 Bintah 148 10
17 Alue Punti 38 3
18 Ceurace 87 4
19 Alue Jang 137 8
20 Sarah Raya 112 11
21 Kubu 53 10
22 Alue Meuraksa 75 12
23 Pasi Timon 72 2
24 Pasi Geulima 51 1.5
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 24 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Jaya teridentifikasi 41,67 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 14 desa. Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 17 desa yang
menggunakan minyak tanah dan kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis
energi minyak tanah diperoleh masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar
dipungut dari limbah-limbah pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 4 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, 17 desa
dengan sebagian penduduknya menggunakan solar/premium untuk kebutuhan pembangkit energi
listrik. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan
penerangan berkisar Rp. 20.000,- Rp. 75.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 24 desa, sebagian besar (50%) memiliki topografi wilayah adalah
lereng/punggung bukit, sisanya dengan topografi wilayah lembah/DAS dan daratan, sedangkan pola
pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian
mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan, hanya dua desa yang bersumber dari
sektor perikanan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.500.000,- Rp. 2.000.000,-
/KK/bulan.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 16
4.3.8 KABUPATEN ACEH BARAT
Berdasarkan peta dasar Bakosurtanal 1991, secara geografis Kabupaten Aceh Barat secara terletak
pada 95 52'- 86
o
30 Bujur Timur dan 04 61' - 04 47' Lintang Utara. Dengan luas wilayah 2.927,95
Km
2
atau seluas 292.795 Ha. Selanjutnya secara administrasi Kabupaten Aceh Barat berbatasan
dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Jaya dan Kabupaten Pidie
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Nagan Raya
Sebelah Selatan : Kabupaten Samudra Indonesia dan Kabupaten Nagan Raya
Sebelah Barat : Samudra Indonesia
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Barat terdiri dari 11 (sebelas) Kecamatan dan 32 kemukiman
serta 314 desa. Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai saat ini
terdistribusi dalam 5 (lima) Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 23 (dua puluh tiga) desa
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Desa-desa belumberlistrik di Kabupaten Aceh Barat
No Kecamatan Desa
Jumlah
KK
Jarak dengan
jaringan listrik PLN
terdekat
1
Woyla Timur
Rambong 52 8
2 Gampong Baroh WT 28 10
3 Pasi Ara WT 69 12
4 Kubu Capang 31 15
5 Paya Baro 85 8
6 Seuradeuk 69 9
7 Lubok Panyang 37 10
8 Teumikut Ranum 49 11
9 Arongan Lambalek Karang Hampa 80 5
10
Pante Cereumen
Canggai 74 8
11 Sikundo 50 10
12 Jambak 86 7
13
Panton Rheu
Ujong Raja 100 -
14 Paya Baro Meuko 39 -
15 Antong 29 -
16
Sungai Mas
Gleng 147 9
17 Leubok Beutong 45 9.5
18 Ramiti 30 11
19 Gaseu 65 13
20 Gunong Buloh 25 12
21 Pungki 93 14
22 Sipot 36 16
23 Lueng Baro 35 21
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 17
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 23 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Barat teridentifikasi 73,91 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), seluruh desa memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km. Penyediaan dan
penggunaan energi saat ini, sebanyak 14 desa yang menggunakan minyak tanah dan kayu bakar
sebagai kebutuhan untuk memasak, sedangkan penduduk pada 9 desa masih menggunakan kayu
bakar sebagai sumber energi untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh
masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian
dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 8 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, sedangkan
penduduk desa lainnya menggunakan minyak tanah sebagai sumber energi untuk kebutuhan
penerangan. Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi
memasak dan penerangan berkisar Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 23 desa, sebanyak 10 desa memiliki topografi wilayah adalah
lembah/DAS, sebanyak 7 desa dengan topografi wilayah lereng/punggung bukit dan 6 desa dengan
topografi wilayah daratan. Pola pemukiman penduduk keseluruhan desa adalah mengelompok.
Sumber mata pencaharian mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan dengan
penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.200.000,- Rp. 1.500.000,- /KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 2 desa, semua sumber energi tersebut dari sungai. Potensi
energi biomassa tersedia pada 23 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
pertanian padi.
4.3.9 KABUPATEN NAGAN RAYA
Kabupaten Nagan Raya secara geografis terletak pada lokasi 0340' sampai 0438' garis Lintang Utara
dan 9611' - 9648' Bujur Timur dengan luas wilayah 3.363,72 Km
2
( 336.372 hektar). Kabupaten
Nagan Raya mempunyai batas-batas;
Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Tengah
Sebelah Selatan dengan Samudera Indonesia
Sebelah Barat dengan Kabupaten Aceh Barat
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 18
Sebelah Timur dengan Kabupaten Gayo Luwes dan Kabupaten Aceh Barat Daya
Berdasarkan Nagan Raya Dalam Angka Tahun 2006 Wilayah Administrasi Kabupaten Nagan Raya
terdiri dari 5 kecamatan dan 27 kemukiman serta 224 desa dapat dilihat Tabel 3.65, sejak tahun 2007
Kecamatan Kuala telah mengalami pemekaran menjadi 3 kecamatan yaitu: Kecamatan Kuala,
Kecamatan Kuala Pesisir dan Kecamatan Tadu Raya. Adapun desa yang belum menerima pelayanan
listrik dari PLN sampai saat ini terdistribusi dalam 4 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 16 desa
(Tabel 4.13).
Tabel 4.13 Desa-desa belumberlistrik di Kabupaten Nagan Raya
No Kecamatan Nama desa Jumlah KK
Jarak jaringan
listrik PLN terdekat
(km)
1
Beutong
Karian Blang Leumak 52 4
2 Bumi Sari 142 5
3
Seunangan Timur
Blang Lango 37 7
4 Tuwi Meulesong 26 7
5
Tadu Raya
Gapa Garu 52 3.5
6 Alue Gajah 40 2
7 Alue Labu 40 6
8 Pasi Luah 35 2
9 Geunong Sapek 43 3.5
10 Babah roet 145 7
11 Sarah Mantok 37 4.5
12 Alue Seupeng 88 5.5
13 Alue Siron 75 3
14
Darul Makmur
Ds.Persiapan Kuta Blang -
15 Padang Sali Ujong Lamie -
16 Kuala Seumayam 27 -
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasar kan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 16 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Nagan Raya teridentifikasi 75 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki PLN
(<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 7 desa.
Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 14 desa yang menggunakan minyak tanah dan
kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak. Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 19
masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian
dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat 2 desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat, 6 desa
dengan sebagian penduduknya menggunakan premium untuk kebutuhan pembangkit energi listrik.
Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan
penerangan berkisar Rp. 30.000,- Rp. 75.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 16 desa, sebagian (50%) memiliki topografi wilayah adalah
lereng/punggung bukit, sebagian (50%) lagi dengan topografi wilayah lembah/DAS, sedangkan pola
pemukiman penduduk di 16 desa tersebut adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian mayoritas
penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar
Rp. 1.250.000,- Rp. 2.000.000,- /KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 2 desa, semua sumber energi tersebut dari sungai. Potensi
energi biomassa tersedia pada 14 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
pertanian dan perkebunan: padi dan sawit. Untuk pengembangan potensi energi nabati yang diperoleh
dari minyak sawit (bioethanol), hanya tersedia pada 1 desa yaitu desa Bumi Sari kecamatan Beutong.
4.3.10 KABUPATEN ACEH SELATAN
Berdasarkan peta, secara geografis Kabupaten Aceh Selatan terletak pada 90-96
o
Bujur Timur dan
02 - 04 Lintang Utara. Dengan luas wilayah 4.005,10 Km
2
atau seluas 400.510 Ha. Selanjutnya
secara administrasi Kabupaten Aceh Selatan berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kabupaten Aceh Tenggara
Sebelah Timur : Kabupaten Aceh Singkil
Sebelah Selatan : Samudra Indonesia
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Barat Daya
Wilayah administrasi Kabupaten Aceh Selatan terdiri dari 16 (enam belas) kecamatan dan 42
kemukiman serta 247 desa. Adapun desa yang belum menerima pelayanan listrik dari PLN sampai
saat ini terdistribusi dalam 3 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 7 desa.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 20
Tabel 4.14 Desa-desa belumberlistrik di Kabupaten Aceh Selatan
No Kecamatan Desa Jumlah KK
Jarak jaringan
listrik PLN terdekat
(km)
1
Kluet Tengah
Si Urai-urai 15 3
2 Koto Indarung 104 4
3 Alur Keujeuren 112 29
4 Kluet Timur Pucok Lembang 223 5
5
Trumon
Kuta Padang 86 5
6 Raket 36 8
7 Gampong Teungoh 30 6
Sumber: Kabupaten dalam Angka, 2006; Data survei, 2008 (diolah)
Berdasarkan hasil pengumpulan data dapat digambarkan 7 desa yang belum terlistriki di Kabupaten
Aceh Selatan teridentifikasi 42,86 % jumlah KK berada di bawah kriteria minimum yang akan terlistriki
PLN (<75 KK), sedangkan desa-desa yang memiliki jarak dengan jaringan listrik PLN di atas 5 Km
sebanyak 5 desa.
Penyediaan dan penggunaan energi saat ini, sebanyak 2 desa yang menggunakan minyak tanah dan
kayu bakar sebagai kebutuhan untuk memasak, 5 desa lainnya menggunakan kayu bakarnya saja.
Ketersediaan jenis energi minyak tanah diperoleh masyarakat dari agen/penyalur terdekat, sedangkan
kayu bakar dipungut dari limbah-limbah pertanian dan perkebunan rakyat di desa setempat.
Penggunaan sumber energi untuk kebutuhan penerangan terdapat semua desa yang sebagian
penduduknya memiliki PLTS yang diperoleh dari bantuan PEMDA dan Pemerintah Pusat. Besarnya
biaya yang dikeluarkan oleh penduduk untuk penyediaan sumber energi memasak dan penerangan
berkisar Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- /KK/bulan.
Kondisi sosial demografi pada 7 desa, sebagian besar (57,14%) memiliki topografi wilayah adalah
pesisir, sisanya dengan topografi wilayah lembah/DAS, lereng/punggung bukit dan daratan, sedangkan
pola pemukiman penduduk sebagian besar desa adalah mengelompok. Sumber mata pencaharian
mayoritas penduduk dari sektor pertanian dan perkebunan, hanya satu desa yang bersumber dari
sektor pertanian dan perikanan. Besarnya penghasilan rata-rata penduduk berkisar Rp. 1.500.000,-
Rp. 2.000.000,- /KK/bulan.
Dari pengumpulan data dilapangan, diperoleh sumber energi air yang dapat digunakan sebagai daya
air untuk PLTMH hanya terdapat pada 2 desa, semua sumber energi tersebut dari sungai. Potensi
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
IV - 21
energi biomassa tersedia pada 7 desa yang dapat diperoleh dari limbah hasil pengolahan produksi
pertanian: padi, jagung, dan lainnya. Untuk pengembangan potensi energi nabati yang diperoleh dari
minyak sawit dan jagung (bioethanol), hanya tersedia pada 3 desa yaitu desa Kuta Padang, Raket dan
Gampong Tengah kecamatan Trumon.
4.3.11 KOTA SUBULUSSALAM
Kota Subulussalam terletak pada posisi antara 2
0
2
3
0
0
LU dan 97
0
04
98
0
12
ECONOMIZER
CYCLONE
FBC
FEEDWATERTANK
ST
C
1
5
3
7
2
10
9
8
4
6
11
12
Gambar 5.1 Diagramalir pembangkit listrik tenaga biomassa
Limbah biomassa tersebut kemudian dibakar dengan udara berlebih 20% di dalam boiler sehingga
pembakaran diharapkan sempurna dan menghasilkan panas yang optimal. Jenis boiler yang digunakan
adalah Fluidized Bed Combustor (FBC), dimana keuntungn menggunakan boiler ini adalah lebih
meratanya proses pembakaran, karena akibat dari proses fluidisasi itu sendiri. Panas tersebut
kemudian dipindahkan ke air sehingga menjadi steam dengan bantuan pemanasan awal di economizer
dan pemanasan lanjut di boiler itu sendiri. Air yang telah berubah menjadi steam yang berakibat pada
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 9
perubahan volume dan dapat digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga menghasilkan listrik.
Steam yang telah digunakan kemudian didinginkan di pendingin untuk dirubah fasanya kembali
menjadi air yang selanjutnya disirkulasikan kembali sebagai air umpan boiler dan ditampung di tangki
penyimpan. Abu hasil pembakaran akan dipisahkan dengan bantuan cyclone separator.
3. Estimasi biaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Berdasarkan uraian proses diatas, dapat dilihat kebutuhan peralatan dan peralatan pendukungnya.
Biaya rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa di desa Alue Ie Itam disusun
berdasarkan data harga material yang ada dipasaran dan disesuaikan dengan lokasi dan penawaran
dari pabrikan alat/komponen yang digunakan.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa Alue Ie Itam diperkirakan akan memerlukan biaya
sebesar Rp 3.355.000.000 hal ini berarti setiap kilo watt daya terbangkit diperlukan sekitar 152,5 juta
rupiah. Estimasi pembiayaan proyek dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 5.4 Estimasi Kebutuhan Biaya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dengan
Kapasitas 24 kVA
No Komponen Jumlah Biaya/unit (Rp) Total Biaya (Rp)
Pembangkit utama
1 Gudang bahan baku 1 50.000.000 50.000.000
2 Belt Conveyor 1 4.000.000 4.000.000
3 Bucket elevator 1 16.000.000 16.000.000
4 FBC 1 1.500.000.000 1.500.000.000
5 Cyclone 1 15.000.000 15.000.000
6 Economizer 1 110.000.000 110.000.000
7 Turbin 1 250.000.000 250.000.000
8 Condenser 1 750.000.000 750.000.000
9 Blower 1 100.000.000 100.000.000
10 Screw conveyor 1 25.000.000 25.000.000
11 Hopper 2 40.000.000 80.000.000
12 Generator 1 150.000.000 150.000.000
Sub total 3.050.000.000
13 Utilitas 305.000.000
Total 3.355.000.000
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 10
4. Analisa ekonomi
Analisis kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dapat diketahui lewat perhitungan return of
investment (ROI), break even point (BEP), serta benefit cost ratio (BC ratio). Analisa ekonomi dilakukan
dengan memasukan faktor bunga pinjaman lunak jangka panjang sebesar 4% per tahun dengan masa
konsesi atau operasional selama 50 tahun.
Parameter analisa ekonomis yang merupakan biaya adalah:
Biaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Biaya perbaikan kontruksi setiap 10 tahun
Biaya operasional dan rutine maintenance
Parameter yang masuk dalam pendapatan adalah:
Hasil penjualan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
Parameter lainnya yang terkait dengan bunga dan eskalasi kenaikan operasional, perawatan,
perbaikan kerusakan dan bunga yang berlaku adalah seperti pada tabel berikut:
Tabel 5.5 Parameter lain yang terkait dengan bunga dan operasional
Daya terpasang KW 24
Daya / KK Watt 200
Tarif / KWH Rp 450
Kenaikan tariff / TH % 5 %
Kenaikan om / TH % 2 %
Bunga pinjaman % 4.0 %
Biaya operasi dan perawatan / TH % 5 %
a. Return of Investment (ROI)
ROI merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja dan
investasi atau mengukur keuntungan usaha terhadap penggunaan dana investasi dan modal kerja.
ROI % 100
) (mod
) ( tan
x
Investasi al biaya Total
bersih keuntungan Pendapa Total
=
% 100
000 . 550 . 33 .
000 . 550 . 33 . 000 . 816 . 210 .
x
Rp
Rp Rp
=
= 528,36 %
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 11
dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ini memperoleh pendapatan atau keuntungan
sebesar 528,36 % dari total biaya atau investasi yang dikeluarkan.
b. Break Even Point (BEP)
Break even point digunakan untuk mengetahui batasan titik impas dari suatu usaha. Artinya, BEP
merupakan titik dimana posisi usaha berada dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi. Adapun
perhitungan BEP tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu BEP harga dan BEP
produksi.
BEP harga
oduksi Total
biaya Total
Pr
=
080 . 054 . 1
000 . 000 . 355 . 3 . Rp
=
= Rp 3.183,-
Artinya, titik impas usaha tercapai pada tingkat harga jual listrik tenaga biomassa senilai Rp. 3.530 /
kWh. Bila dibandingkan dengan realisasi harga penjualan sebesar Rp. 450 / kWh, berarti terdapat
kekurangan nilai harga penjualan per kWh sebesar Rp. 2.732 per kWh.
BEP produksi
a H
biaya Total
arg
=
450 .
000 . 000 . 355 . 3 .
Rp
Rp
=
= 7.455.555 kWh
Titik impas usaha tercapai pada saat produksi mencapai 7.455.555 kWh, sedang realisasi produksi
yang dapat dicapai pertahun adalah sebesar 1.054.080 kWh, sehingga ada kelebihan nilai sebesar
6.401.475 kWh.
Dari perhitungan cash flow juga diperoleh BEP produksi Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa baru
menghasilkan keuntungan setelah tahun ke-20.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 12
c. Benefit Cost Ratio (BC ratio)
BC ratio adalah nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan.
BC ratio
biaya Total
Keuntungan
=
Dari hasil analisa pada cash flow diperoleh BC ratio:
238 . 095 . 291 . 3 .
260 . 194 . 926 . 2 .
Rp
Rp
=
= 0,889
Artinya, setiap Rp. 1,00 biaya yang diinvestasikan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 0,889.
Dengan kata lain Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dengan skala 24 kVA ini tidak layak. Dari studi
literatur, pembangkit listrik tenaga biomassa ini tidak layak untuk skala yang sangat kecil, baru layak
untuk skala lebih besar dari 10 MW.
5.1.3 STUDI PENGEMBANGAN PLT BIOETANOL
FS Pembangkitan Listrik dari Bioetanol Jagung Desa Gunung Pak-pak, Kecamatan Leuser,
Kabupaten Aceh Tenggara
Kebutuhan
Jumlah kepala keluarga : 100 KK
Kebutuhan listrik per kk : 200 watt
Kebutuhan listrik rumah per desa (A) : 100 KK x 200 watt/KK = 2000 W = 20 kW
Kebutuhan listrik fasilitas umum (B) : 10% A = 10% x 20 kW = 2 kW
Total kebutuhan listrik desa (A+B) : 20 kW + 2 kW = 22 kW
Penyediaan
Sumber minyak nabati : bioetanol jagung (etanol 99.5%)
Potensi : 160.000 liter per tahun
Nilai bakar : 5023,3 kkal/liter (Djojonegoro, W. (1981)
80.050 Btu/gal (www.afdc.doe.gov)
Energi potensi : 160.000 L/tahun x 5023,3 kkal/L / (8760 jam/tahun)
= 91.750 kkal/jam
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 13
Potensi daya : 91.750 kkal/jam x 0,0011623 kW.jam/kkal
= 106.64 kW
Efisiensi mesin pembangkit listrik : 75%
Potensi daya terbangkitkan = 106.64 kW x 75%
= 79,98 kW
A. Analisis Kelayakan Ekonomi Produksi Bioetanol
Perhitungan biaya ekonomis bioetanol dari jagung ini menggunakan asumsi-asumsi berikut:
Hari kerja dalam setahun: 6 x 4 x 12 = 288 hari.
Umur mesin 10 tahun.
Harga etanol 99,6 % adalah Rp 7.500 /liter
1) Biaya Investasi
Potensi ketersediaan bioetanol di desa adalah 160.000 liter/tahun atau 438 liter/hari. Paket
peralatan produksi bioetanol tersedia adalah (PT. Kreatif Energi Indonesia,
www.indobiofuel.com):
Peralatan produksi bioetanol kapasitas 100 liter/hari yaitu Rp. 150.000.000,-
Peralatan produksi bioetanol kapasitas 200 liter/hari yaitu Rp. 250.000.000,-
Peralatan produksi bioetanol kapasitas 5000 liter/hari yaitu Rp. 7.500.000.000,-
Maka paket peralatan produksi bioetanol yang dibutuhkan yaitu dengan kapasitas 100
liter/hari sebanyak 1 buah, 200 liter/hari sebanyak 2 buah, sehingga biaya investasi
peralatan (C) adalah Rp. 650.000.000,-
Biaya bangunan pabrik dan kantor (D) seluas 50 m2 @ Rp 2.000.000,- = Rp.
100.000.000,-
Biaya lahan (E) seluas 500 m2 @ Rp 100.000,-) = Rp. 50.000.000,-
Total biaya investasi unit produksi bioetanol kapasitas maksimal 500 liter/hari (C+D+E) =
Rp. 800.000.000,-
2) Biaya Produksi
a. Bahan dan Utilitas per Liter Etanol
Biaya produksi untuk menghasilkan 1 liter etanol dapat dilihat pada Tabel 5.6di bawah ini:
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 14
Tabel 5.6 Jenis dan Konsumsi Bahan Etanol Per-Liter
Jenis
bahan/utilitas
Konsumsi bahan/
utilitas/ liter etanol
Harga satuan
(Rp/unit)
Biaya pemakaian
bahan/ utilitas (Rp)
Bahan baku :
jagung, kg 5 300 1950
Bahan pembantu: ( x 10
-3
) ( x 10
3
)
- alpha amilase,kg 0,8 71 56,8
- ragi, kg 0,44 75 33
- urea, kg 4 2 8
- NPK, kg 1,5 3,5 5,25
- Antifoam, kg 0,25 35 8,75
Utilitas :
Air, L 20,5 0,75 15,375
Uap air, kg 5,1 170 867
Listrik, kwh 1,3 150 195
Biaya total 3.139,175
Sumber: B2TP, BPPT (diolah).
Sehingga untuk memproduksi bioetanol 160.000 liter/tahun dibutuhkan biaya sebesar:
= 160.000 liter/tahun x Rp 3.140 per liter
= Rp. 502.400.000,-
b. Tenaga kerja
Tenaga kerja operator yang dibutuhkan menurut kapasitas peralatan produksi:
2 orang untuk paket peralatan kapasitas 100 liter/hari
2 orang untuk paket peralatan kapasitas 200 liter/hari
5 orang untuk paket peralatan kapasitas 5000 liter/hari.
Untuk unit produksi ini yang terdiri 1 unit kapasitas 100 L/hari dan 2 unit kapasitas 200
L/hari diperlukan operator sebanyak 6 orang. Tenaga operator diupah Rp. 1.500.000,-
/orang/bulan. Sehingga biaya untuk operator dalam setahun yaitu:
= Rp. 1.500.000,- x 6 x 12
= Rp. 108.000.000,-
Biaya supervisor pabrik sebanyak 2 orang (satu pimpinan pabrik dan satu administrator) @
Rp. 2.000.000,- untuk selama setahun = Rp 48.000.000,-
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 15
Total biaya produksi pertahun yaitu
= biaya bahan /liter etanol / tahun + biaya tenaga kerja /tahun
= Rp. 502.400.000,- + Rp. 108.000.000,- + Rp 48.000.000,-
= Rp. 658.400.000,-
c. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam setahun yaitu
= 160.000 liter/tahun x Rp. 7.500,-/liter
= Rp. 1.200.000.000,-
Dengan demikian, laba yang diperoleh pertahun:
= Rp. 1.200.000.000,- - Rp. 658.400.000,-
= Rp. 541.600.000,-
3) Analisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usaha bioetanol dapat diketahui lewat perhitungan return of investment
(ROI), break even point (BEP), serta benefit cost ratio (BC ratio).
a. Return of Investment (ROI)
ROI merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal
kerja dan investasi atau mengukur keuntungan usaha terhadap penggunaan dana
investasi dan modal kerja.
ROI % 100
) (mod
) ( tan
x
investasi al biaya Total
bersih keuntungan pendapa Total
=
% 100
000 . 000 . 800 .
000 . 600 . 541 .
x
Rp
Rp
=
= 67,7%
dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ini memperoleh pendapatan atau
keuntungan sebesar 67,7 % dari total biaya atau investasi yang dikeluarkan.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 16
b. Break Even Point (BEP)
Break even point digunakan untuk mengetahui batasan titik impas dari suatu usaha.
Artinya, BEP merupakan titik dimana posisi usaha berada dalam keadaan tidak untung dan
tidak rugi. Adapun perhitungan BEP tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan,
yaitu BEP harga dan BEP produksi.
BEP harga
produksi Total
produksi biaya Total
=
liter
Rp
000 . 160
, 000 . 400 . 658 .
=
= Rp. 4.115,- /liter
Artinya, titik impas usaha tercapai pada tingkat harga jual bioetanol senilai Rp. 4.115,-
/liter. Bila dibandingkan dengan realisasi harga penjualan sebesar Rp. 7.500 /liter, berarti
terdapat kelebihan nilai harga penjualan per liter sebesar Rp. 3.385,- per liter.
BEP produksi
produk jual Harga
produksi biaya Total
=
500 . 7 .
, 000 . 400 . 658 .
Rp
Rp
=
= 87.787 liter
Titik impas usaha tercapai pada saat produksi mencapai 87.787 liter, sedang realisasi
produksi yang dapat dicapai pertahun adalah sebesar 160.000 liter, sehingga ada
kelebihan nilai sebesar 72.213 liter per tahun.
c. Benefit Cost Ratio (BC ratio).
BC ratio adalah nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan.
BC ratio
per tahun n Pengeluara
per tahun Pendapatan
=
=
, 000 . 400 . 658 .
, 000 . 200 . 1 .
Rp
Rp
= 1,823
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 17
Apabila nilai BC ratio >1 berarti usaha ini akan memberikan keuntungan, BC ratio < 1
berarti usaha ini tidak akan menghasilkan keuntungan.
B. Analisis Kelayakan Ekonomi Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Bioetanol
Perhitungan biaya ekonomis Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Bioetanol ini menggunakan
asumsi-asumsi berikut:
Hari kerja dalam setahun: 365 hari.
Umur mesin 5 tahun.
Harga etanol 99,6 % adalah Rp 7.500 /liter.
Harga jual listrik Rp. 495,- per kWh (PLN Blok 3, pemakaian diatas 40 kWh).
Rata-rata penggunaan listrik = 50 kWh per bulan per KK
1) Biaya Investasi
Kebutuhan listrik desa adalah 22 kW (22 kVA). Mesin pembangkit yang digunakan yaitu 3 unit
kapasitas 10 kVA. Harga satuan mesin pembangkit yang tersedia di pasaran adalah:
Harga mesin pembangkit kapasitas 10 kVA yaitu Rp. 31.500.000,- (Merek HONDA)
Biaya pengadaan mesin pembangkit = 3 x Rp. 31.500.000,- = Rp 94.500.000,-
Biaya bangunan mesin dan kantor (30 m2 @ Rp 2.000.000) = Rp. 60.000.000,-
Biaya lahan (100 m2 @ Rp 100.000) = Rp. 10.000.000,-
Biaya pemasangan jaringan dibebankan pada pelanggan.
Sehingga biaya investasi yang dibutuhkan yaitu Rp. 164.500.000,-
2) Biaya Operasional
a. Bahan Bakar dan Bahan Pembantu
Biaya produksi untuk 1 unit genset per hari dan menghasilkan 10 kVA listrik terdiri:
Bahan bakar (A) bioetanol 25 liter @ Rp 7.500,- = Rp 562.500.-
Bahan pelumas (5% A) = Rp 28.125,-
Biaya perawatan (5% A) = Rp 28.125,-
Sehingga untuk memproduksi listrik dari bioetanol sebanyak 30 kVA (sesuai kapasitas
maksimal genset untuk memenuhi kebutuhan desa 22 kVA) per hari dibutuhkan biaya
sebesar Rp. 618.750,- atau Rp. 225.843.750,-
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 18
b. Tenaga kerja
1 orang untuk pimpinan usaha @ Rp 1.500.000 per bulan.
1 orang untuk pengelola keuangan dan umum @ Rp 1.000.000 per bulan.
2 orang untuk operator mesin (@ Rp 1.000.000 per bulan.
Sehingga biaya untuk tenaga kerja selama 1 tahun adalah Rp. 54.000.000,-
Total biaya operasional per tahun yaitu
= biaya bahan bakar dan bahan pembantu + biaya tenaga kerja /tahun
= Rp. 225.843.750,- + Rp. 54.000.000,-
= Rp. 279.843.750,-
Dengan asumsi bahwa setiap KK akan menggunakan listrik sebanyak 50 kWh per bulan,
maka total pemakaian listrik di desa selama setahun adalah 60.000 kWh. Dengan demikian
biaya produksi listrik adalah Rp. 4.664,- per kWh.
c. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam setahun (Rp. 495,- per kWh, PLN Blok 3, pemakaian
diatas 40 kWh + biaya beban Rp 20.000 per bulan) dengan total pemakaian 60.000 kWh:
= Rp. 495 per kWh x 60.000 kWh.,- + (Rp 20.000 x 100 KK x 12 bulan)
= Rp 53.700.000,-
dengan demikian, laba yang diperoleh pertahun:
= Pendapatan Biaya Operasional
= Rp. 53.700.000,- - Rp 279.843.750,-
= Rp. (226,143,750)
Dikarenakan biaya operasional lebih tinggi daripada pendapatan penjualan listrik maka
usaha pembangkitan listrik berbahan bakar bioetanol di desa Gunung Pak Pak, Kecamatan
Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara tidak layak dilanjutkan ke tahap perencanaan detil.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 19
5.1.4 STUDI PENGEMBANGAN PLT BIODIESEL
FS Pembangkitan Listrik dari Biodiesel Minyak Sawit Desa Situban Makmur, Kecamatan Danau
Paris, Kabupaten Aceh Singkil
Kebutuhan Listrik
Jumlah kepala keluarga : 672 KK
Kebutuhan listrik per kk : 200 watt
Kebutuhan listrik rumah per desa (A) : 672 KK x 200 watt/KK = 134.400 W = 134,4 kW
Kebutuhan listrik fasilitas umum (B) : 10% A = 10% x 134,4 kW = 13,4 kW
Total kebutuhan listrik desa (A+B) : 134,4 kW + 13,4 kW = 147,8 kW
Penyediaan Listrik
Sumber minyak nabati : minyak sawit (CPO)
Yield produksi biodiesel : 95-99% (katalis NaOH)
Potensi : 162.000 liter biodiesel per tahun
Nilai bakar : 41,30 MJ/kg
(Kalam dan Masjuki (2002) Biomass and Bioenergy, no 23, hal 471-479).
= 9864.34 kkal/kg
Densiti : 0,875 g/cm
3
= 0,875 kg/L
Energi potensi : 162.000 L/tahun x 9864.34 kkal/kg x 0,875 kg/L
= 1.398.270.195 kkal/tahun
= 159.620 kkal/jam
Potensi daya : 159.620 kkal/jam x 0,0011623 kW.jam/kkal
= 185,53 kW
Efisiensi mesin pembangkit listrik: 75%
Potensi daya terbangkitkan = 185,53 kW x 75%
= 139,14 kW
A. Deskripsi Proses Produksi Biodiesel
Pembuatan biodiesel dari minyak nabati dilakukan melalui reaksi transesterifikasi antara komponen
trigliserida dalam minyak nabati dengan metanol atau etanol untuk menghasilkan metil ester asam
lemak dan produk samping berupa gliserol menurut reaksi pada Gambar 5.2. Karena reaksi
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 20
berlangsung bolak balik, jumlah alkohol yang berlebih biasanya diperlukan untuk mendorong
kesetimbangan reaksi ke arah sisi produk. Stoikiometri reaksi adalah 3:1 (alkohol:lemak), tetapi dalam
prakteknya umumnya rasio dinaikkan menjadi 6:1 untuk memberikan yield produk lebih banyak.
Gambar 5.2 Transesterifikasi trigliserida dengan alkohol menghasilkan ester
Minyak sawit merupakan minyak nabati yang diekstrak dari buah pohon sawit (Elais guineensis) yang
terdiri dari kulit sawit, serat dan inti sawit. Sekitar 20-21% dari tandan buah segar (TBS) merupakan
minyak. Minyak yang diekstrak dari kulit dan serat sawit dikenal dengan minyak sawit mentah atau
crude palmoil (CPO). Sedangkan inti sawit juga menghasilkan minyak yang disebut sebagai minyak inti
sawit atau palmkernel oil (PKO). Minyak sawit sebagaimana minyak nabati lainnya merupakan
trigliserida yang memiliki rantai asam lemak yang panjang (RCOOH) dan gugus gliserol. Pada gugus
alkil (R), biasanya memiliki rantai CH
2
yang panjang yang dapat menjadi sumber hidrokarbon potensial
yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar setelah diproses (Rahman, 1979). Tabel 5.7
memperlihatkan komposisi asam lemak yang terdapat pada CPO dan PKO.
Tabel 5.7 Komposisi asamlemak pada CPO dan PKO (Ketaren, 1986).
Jenis AsamLemak Rumus Molekul CPO (%) PKO (%)
Asam Kaproat C
6
H
12
O
2
- 3-7
Asam Kaprilat C
8
H
16
O
2
- 3-4
Asam Laurat C
12
H
24
O
2
- 46-52
Asam Miristat C
14
H
28
O
2
1,1-2,5 14-17
Asam Palmitat C
16
H
32
O
2
40-46 6,5-9
Asam Stearat C
18
H
32
O
2
3,6-4,7 1-2,5
Asam Oleat C
18
H
30
O
2
39-45 13-19
Asam Linoleat C
18
H
28
O
2
7-11 0,5-2
Proses produksi biodiesel dari minyak sawit menggunakan methanol untuk alkoholisis dan NaOH
sebagai katalis. Tahapan produksi meliputi penyiapan katalis, proses transesterifikasi dua tahap,
pemisahan produk ester, pencucian dan pengeringan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 5.3.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 21
Gambar 5.3. Proses produksi biodiesel dari minyak sawit dan etanol
a. Penyiapan Katalis
Metanol merupakan pelarut untuk NaOH dan jumlah methanol yang diperlukan diukur berdasarkan
volume minyak yang akan digunakan, yaitu 25% dari volume minyak. Jumlah NaOH yang dipakai juga
diukur berdasarkan volume minyak yaitu 6.25 gram per liter minyak sawit. Pencampuran methanol dan
NaO harus dilakukan pada tangki reaksi tersendiri, yang akan menghasilkan katalis Na-metoksida yang
diperlukan untuk proses transesterifikasi. Proses penyiapan Na-metoksida harus dilakukan dengan
hati-hati karena reaksi bersifat sangat eksotermis sehingga penambahan NaOH kedalam methanol
harus dilakukan sedikit demi sedikait dan diaduk dengan perlahan. Katalis ini dibagi menjadi dua
bagian yakni 75% bagian untuk transesterifikasi pertama dan 25% sisanya untuk transesterifikasi
kedua. Dikarenakan sifat korosif dari Na-metoksida, bahan wadah tidak boleh terbuat dari alumanium,
dan gunakan bahan kaca, keramik atau stainless steel.
Tangki Penyiapan
Na-metoksida
Tangki
Transesterifikasi
Tangki Air
Pencuci
Tangki
Stabilisasi/
Pencucian
Tangki
Pengeringan
Udara
Air Aseton
MINYAK
SAWIT
NaOH
MeOH
Pengeluaran
Lapisan Gliserol
Pemanas
(steam/listrik/
kompor)
BIODIESEL
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 22
b. Transesterifikasi Tahap 1
Proses transesterifikasi pertama diawali dengan pemanasan minyak sawit sampai sekitar 50
o
C dan
diikuti penambahan 75% bagian Na-metoksida. Suhu 50oC harus dipertahankan tetap selama proses
pengadukan untuk waktu 60 menit. Selanjutnya hasil reaksi ini dibiarkan selama 8-12 jam. Tangki
reaksi harus tertutup untuk mencegah kontaminasi. Setelah pemisahan selesai, keluarkan gliserol
melalui bagian bawah tangki. Walaupun keberadaan lapisan gliserol tidak banyak, tetapi harus
dikeluarkan.
c. Transesterifikasi Tahap 2
Prosedur transterifikasi kedua mirip dengan tahapan yang pertama. Cairan yang tertinggal dalam
tangki dipanaskan kembali sampai sekitar 50
o
C. Selanjutnya sisa methanol sebanyak 25%
ditambahkan kedalam tangki dan diaduk. Suhu dipertahankan 50
o
C selama proses pengadukan untuk
periode waktu sekitar 60 menit. Campuran hasil reaksi dibiarkan memisah didalam tangki selama 8-12
jam. Setelah pemisahan selesai, keluarkan gliserol melalui bagian bawah tangki. Gliserol yang
diperoleh berbentuk massa yang tebal dan bergetah. Diantara lapisan ester dan gliserol kemungkinan
masih ada lapisan lain, yaitu waxes (lilin) yang juga harus dibuang. Lapisan ester atau biodiesel yang
diperoleh masih bersifat asam dan masih harus dicuci dan dikeringkan lebih lanjut.
d. Pencucian dan Pengeringan
Cairan biodiesel kasar bersifat tidak stabil karena masih mengandung katalis dan kontaminan lainnya.
Stabilisasi memerlukan pengukuran pH akurat terhadap cairan biodiesel kasar. pH alkil ester
(komponen-komponen biodiesel) berkisar nilai 7.0, sehingga kisaran nilai pH antara 6,8 sampai 7,2
sudah dapat diterima. Pengukuran pH harus dilakukan dengan hati-hati dan diharapkan pH biodiesel
kasar bernilai diatas 7,0. Jumlah air yang dibutuhkan proses stabilisasi sama dengan jumlah biodiesel
kasar sehingga memerlukan tangki yang cukup besar untuk menampung semuanya. Air disiapkan
pada tangki terpisah dan diukur pH-nya. Kedalam air, ditambahkan aceton atau asam cuka sampai pH
air dibawah 7,0 karena pH biodiesel kasar diatas 7,0. Misalkan biodiesel yang akan dicuci memiliki pH
8,6 yang berarti 1,6 poin diatas 7,0. Maka air perlu ditambah aseton sampai memiliki pH 5,4 (yang
berarti 1,6 poin dibawah 7,0).
Proses stabilisasi dimulai dengan memasukkan larutan air ke tangki pencucian dan diikuti penambahan
biodiesel kasar secara perlahan-lahan melalui bagian atas tangki tertutup. Keberadaan dua lapisan
terpisah akan terjadi. Selanjutnya udara dihembuskan melalui sparger ke lapisan air pada bagian
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 23
bawah tangki. Saat gelembung udara naik ke permukaan (melalui lapisan biodiesel kasar), gelembung-
gelembung ini membawa sejumlah air (entrainment). Air akan mengikat kontaminan dan butir-butir air
tersebut kemudian akan turun kembali ke bagian bawah tangki. Dengan cara demikian, proses
pencucian lapisan biodiesel berlangsung. Proses pencucian ini dilakukan paling tidak selama 6 jam.
Setelah itu biarkan tangki selama 8-12 jam untuk mendapatkan pemisahan fasa yang sempurna.
Selanjutnya lapisan air dikeluarkan melalui bagian bawah tangki. Nilai pH biodiesel hasil pencucian
diharapkan berkisar 6,8 sampai 7,2.
Pengeringan dilakukan dengan memanaskan biodiesel pada suhu sekitar 110
o
C sampai tidak ada lagi
gelembung uap air muncul dari biodiesel sehingga diperoleh biodiesel yang jernih. Setelah didinginkan
sampai suhu kamar, biodiesel siap untuk digunakan.
B. Analisis Kelayakan Ekonomi Produksi Biodiesel
Perhitungan biaya ekonomis biodiesel dari CPO ini menggunakan asumsi-asumsi berikut:
Hari kerja dalam setahun: 6 x 4 x 12 = 288 hari.
Umur mesin 10 tahun.
Harga jual biodiesel sawit ditentukan dari biaya produksi.
(1) Biaya Investasi
Harga pabrik biodiesel (buatan BPPT) adalah:
Harga pabrik biodiesel kapasitas 300 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 1 milyar,-
Harga pabrik biodiesel kapasitas 3.000 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 8 milyar,-
Harga pabrik biodiesel kapasitas 30.000 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 50 milyar,-
Harga pabrik biodiesel kapasitas 60.000 ton bahan baku per tahun yaitu Rp. 80 milyar,-
(Harga tidak termasuk harga lahan dan bangunan pabrik, Prihandana dkk. 2007).
Dengan potensi tandan buah segar (TBS) tersedia adalah 750 ton/tahun, maka dapat dihasilkan
minyak sawit CPO = 158 ton/tahun (1 ton TBS menghasilkan minyak CPO = 21-23%
(http://www.fao.org/DOCREP/005/ Y4355E/y4355e03.htm). Pabrik biodiesel yang diperlukan adalah 1
unit kapasitas maksimal 300 ton CPO per tahun dengan harga Rp. 1 milyar (C).
Biaya bangunan pabrik dan kantor (D) seluas 50 m
2
@ Rp 2.000.000,- = Rp. 100.000.000,-
Biaya lahan (E) seluas 500 m
2
@ Rp 100.000,-) = Rp. 50.000.000,-
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 24
Total biaya investasi unit produksi biodiesel kapasitas maksimal 300 ton/tahun vahan baku
(C+D+E) = Rp. 1.150.000.000,-
(2) Biaya Produksi
a. Bahan dan Utilitas per Liter Etanol
Biaya bahan dan utilitas untuk produksi biodiesel ditentukan dengan perhitungan berikut (berdasarkan
kapasitas produksi 1500 L/hari dari Prihandana dkk. 2007) seperti disajikan di Tabel 5.8:
Tabel 5.8 Biaya produksi biodiesel
Bahan baku:
CPO, kg 1457 6,300 9,179,100
Bahan pembantu:
NaOH/KOH, kg 43.7 8,400 367,080
Methanol, kg 248 5,320 1,319,449
H
2
SO
4
, kg 7.5 65,000 487,500
Utilitas:
Air, L 2 300 600
Uap air, kg 340 200 68,000
Listrik, kWh 10 500 5,000
11,426,729
7,618
Konsumsi
bahan/ utilitas
Biaya per liter biodiesel
Biaya total
J enis bahan/utilitas
Biaya pemakaian
bahan/ utilitas (Rp)
Harga satuan
(Rp/unit)
Sehingga untuk memproduksi biodiesel 162.000 liter tahun dibutuhkan biaya sebesar Rp.
1.234.086.762,-
b. Tenaga kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 5 orang, dengan perincian:
2 orang untuk operator pabrik
1 orang untuk tenaga laboran
2 orang untuk supervisor (satu pimpinan pabrik dan satu administrator)
Tenaga operator dan laboran diupah Rp. 1.500.000,-/orang/bulan. Sehingga biaya untuk operator
dalam setahun yaitu:
= Rp. 1.500.000,- x 3 x 12
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 25
= Rp. 54.000.000,-
Biaya supervisor pabrik sebanyak 2 orang (satu pimpinan pabrik dan satu administrator) @ Rp.
2.000.000,- untuk selama setahun = Rp 48.000.000,-
c. Biaya Produksi dan Harga Jual Biodiesel
Total biaya produksi per tahun yaitu:
= biaya bahan baku dan utilitas/tahun + biaya tenaga kerja/tahun
= Rp. 1.234.086.762,- + Rp. 54.000.000,- + Rp. 48.000.000,-
= Rp. 1.336.086.762,-
Biaya lainnya yang menjadi komponen produksi adalah biaya perawatan (5% total biaya produksi) =
Rp. 66.804.338,-
Sehingga biaya total produksi adalah = Rp. 1.336.086.762,- + Rp. 66.804.338,-
= Rp. 1.402.891.100,-
Dengan memperhitungkan keuntungan usaha sebesar 10% dari biaya produksi pokok (Rp.
140.289.110,-) maka menghasilkan harga jual pokok biodiesel = Rp. 9.526,- per liter. Harga jual
biodiesel ditetapkan sebesar Rp.11.600,- (sesuai dengan harga solar industri pembelian PLN dari
Pertamina, Kompas tanggal 31 Juli 2008 halaman 22). Dibandingkan harga jual solar kenderaan pada
SPBU Rp. 5.000,- saat ini maka harga jual pokok biodiesel jauh lebih tinggi dikarenakan harga bahan
baku CPO yang sangat tinggi tetapi masih menguntungkan dibandingkan harga solar industri.
d. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam setahun yaitu
= 162.000 liter/tahun x Rp. 11.600,-/liter
= Rp. 1.879.200.000,-
Dengan demikian, laba kotor yang diperoleh per tahun:
= Rp. 1.879.200.000,- - Rp. 1.402.891.100,-
= Rp. 476.308.900,-
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 26
(3) Analisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usaha bioetanol dapat diketahui lewat perhitungan return of investment (ROI), break
even point (BEP), serta benefit cost ratio (BC ratio).
a. Return of Investment (ROI)
ROI merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja dan
investasi atau mengukur keuntungan usaha terhadap penggunaan dana investasi dan modal kerja.
ROI 100% x
Investasi) (modal biaya Total
n) (keuntunga Pendapatan Total
=
% 100
000,- 1.150.000. Rp
, 900 . 76.308 4 Rp
x
=
= 41,4%
dari perhitungan tersebut dapat dikatakan bahwa usaha ini memperoleh pendapatan atau keuntungan
sebesar 41,4% dari total biaya atau investasi yang dikeluarkan.
b. Break Even Point (BEP)
Break even point digunakan untuk mengetahui batasan titik impas dari suatu usaha. Artinya, BEP
merupakan titik dimana posisi usaha berada dalam keadaan tidak untung dan tidak rugi. Adapun
perhitungan BEP tersebut dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu BEP harga dan BEP
produksi.
BEP harga
produksi Total
produksi biaya Total
=
liter
Rp
000 . 162
, 100 . 891 . 402 . 1 .
=
= Rp. 8.660,- /liter
Artinya, titik impas usaha tercapai pada tingkat harga jual bioetanol senilai Rp. 8.660,- per liter. Bila
dibandingkan dengan realisasi harga penjualan sebesar Rp. 11.600 /liter, berarti terdapat kelebihan
nilai harga penjualan per liter sebesar Rp. 2.940,- per liter.
BEP produksi
produk jual Harga
produksi biaya Total
=
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 27
600 . 11 .
, 100 . 891 . 402 . 1 .
Rp
Rp
=
= 120.939 liter
Titik impas usaha tercapai pada saat produksi mencapai 120.939 liter, sedang realisasi produksi yang
dapat dicapai pertahun adalah sebesar 162.000 liter, sehingga ada kelebihan nilai sebesar 41.061 liter
per tahun.
c. Benefit Cost Ratio (BC ratio)
BC ratio adalah nilai penerimaan yang diperoleh dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan.
BC ratio
per tahun n Pengeluara
per tahun Pendapatan
=
=
100 . 891 . 402 . 1 Rp.
, 000 . 200 . 879 . 1 Rp.
= 1,340
Apabila nilai BC ratio >1 berarti usaha ini akan memberikan keuntungan, dan bila BC ratio < 1 berarti
usaha ini tidak akan menghasilkan keuntungan.
C. Analisis Kelayakan Ekonomi Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Biodiesel
Perhitungan biaya ekonomis Usaha Pembangkitan Listrik Berbahan Bakar Biodiesel ini menggunakan
asumsi-asumsi berikut:
Hari kerja dalam setahun: 365 hari.
Umur mesin 5 tahun.
Harga biodiesel adalah Rp 11.600 /liter.
Harga jual listrik Rp. 495,- per kWh (PLN Blok 3, pemakaian diatas 40 kWh) dan biaya beban Rp
20.000,-
Rata-rata penggunaan listrik = 50 kWh per bulan per KK
(1) Biaya Investasi
Kebutuhan listrik desa adalah 147,8 kW (147,8 kVA), sedangkan potensi daya tersedia dari biodiesel
adalah 139,14 kW sehingga digunakan potensi daya yang ada untuk menentukan kapasitas mesin
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 28
pembangkit. Mesin pembangkit yang digunakan yaitu 1 unit kapasitas 150 kVA. Harga satuan mesin
pembangkit yang tersedia di pasaran adalah:
Harga mesin pembangkit kapasitas 150 kVA yaitu Rp. 275.500.000,- (Merek Stampford-
Perkins).
Biaya bangunan mesin dan kantor (30 m
2
@ Rp 2.000.000) = Rp. 60.000.000,-
Biaya lahan (100 m
2
@ Rp 100.000) = Rp. 10.000.000,-
Biaya pemasangan jaringan dibebankan pada pelanggan.
Sehingga biaya investasi yang dibutuhkan yaitu Rp. 345.500.000,-
(2) Biaya Operasional
a. Bahan Bakar dan Bahan Pembantu
Biaya produksi untuk 1 unit genset per hari dan menghasilkan maksimal 150 kVA listrik terdiri:
a. Bahan bakar (A) biodiesel 444 liter (kapasitas maksimal pabrik biodiesel) @ Rp 11.600,- =
Rp 5.150.400.-
b. Bahan pelumas (2,5% A) = Rp 128.760,-
c. Biaya perawatan (2,5% A) = Rp 128.760,-
Sehingga untuk memproduksi listrik dari bioetanol sebanyak 139,14 kVA (sesuai kapasitas maksimal
genset untuk memenuhi kebutuhan desa) per hari dibutuhkan biaya sebesar Rp. 5.407.920 per hari
atau Rp. 1.973.890.800,- per tahun
b. Tenaga kerja
1 orang untuk pimpinan usaha @ Rp 1.500.000 per bulan.
1 orang untuk pengelola keuangan dan umum @ Rp 1.000.000 per bulan.
2 orang untuk operator mesin (@ Rp 1.000.000 per bulan.
Sehingga biaya untuk tenaga kerja selama 1 tahun adalah Rp. 54.000.000,-
Total biaya operasional per tahun yaitu
= biaya bahan bakar dan bahan pembantu + biaya tenaga kerja /tahun
= Rp. 1.973.890.800,- + Rp. 54.000.000,-
= Rp. 2.027.890.800,-
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 29
Dengan asumsi bahwa setiap KK akan menggunakan listrik sebanyak 50 kWh per bulan, maka total
pemakaian listrik di desa selama setahun adalah 403.200 kWh. Dengan demikian biaya produksi listrik
pada titik impas adalah Rp. 5.029,- per kWh.
c. Pendapatan
Pendapatan yang diperoleh dalam setahun (Rp. 495,- per kWh, PLN Blok 3, pemakaian diatas 40 kWh
+ biaya beban Rp 20.000 per bulan) dengan total pemakaian 403.200 kWh:
= Rp. 495 per kWh x 403.200 kWh.,- + (Rp 20.000 x 672 KK x 12 bulan)
= Rp 360.864.000,-
dengan demikian, laba yang diperoleh pertahun:
= Pendapatan Biaya Operasional
= Rp. 360.864.000,- - Rp 2.027.890.800,-
= Rp. (1.667.026.800)
Dikarenakan biaya operasional lebih tinggi daripada pendapatan penjualan listrik maka usaha
pembangkitan listrik berbahan bakar biodiesel di desa Situban Makmur, Kecamatan Danau Paris,
Kabupaten Aceh Singkil tidak layak dilanjutkan ke tahap perencanaan detil.
5.1.5 STUDI PENGEMBANGAN PLT BAYU
Pra-Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
Berdasarkan hasil analisa terhadap data sekunder kecepatan angin rata-rata sepanjang tahun 2005
untuk wilayah Sabang adalah 8,27 m/s (Tabel 5.9).
Tabel 5.9 Data Kecepatan Angin Wilayah Sabang (2001 - 2005)
Bulan
Kecepatan Angin (m/s)
2001 2002 2003 2004 2005
Jan - Feb - Maret 2,72 2,72 3,08 4,80 6,85
April - Mei - Juni 4,26 4,93 4,93 4,97 8,56
Juli - Agst - Sep 4,26 5,96 5,96 6,00 9,94
Okt - Nop - Des 4,42 4,78 4,78 4,80 7,71
Rata-rata 3,92 4,60 4,69 5,14 8,27
Sumber: Aceh Dalam Angka, Prov. NAD 2001-2005, (diolah)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 30
Dalam studi kelayakan ini, analisis ekonomi didasarkan pada jumlah KK sebanyak 68, 2 madrasah dan
1 mesjid. Berdasarkan asumsi bahwa setiap rumah dan fasilitas umum memerlukan daya rata-rata 200
watt, maka kebutuhan daya mencapai 15,5 kW.
Daya angin yang dapat dibangkitkan ditentukan dengan persamaan :
[ ]
konversi udara
x xAxV Daya
3
2
1
=
Dengan :
A : luas penampang sudu turbin (m
2
)
V : kecepatan angin (m/s)
udara
: densitas udara (kg/m
3
)
Maka daya perluas penampang sudu yang dilalui oleh angin adalah :
[ ]
konversi udara
x xV A Daya
3
2
1
/ =
Dengan mengambil densitas udara 1,255 kg/m
3
, kecepatan angin rata-rata 8,27 m/s dan efisiensi
konversi 36 %, maka diperoleh Daya/satuan luas = 0,17 kW/m
2
, dengan definisi luas penampang A =
/4 D
2
, dimana D adalah diameter rotor, maka untuk memenuhi kebutuhan energi listrik sebesar 15,5
kW, dibutuhkan turbin angin dengan diameter rotor = 14,12 m. Berdasarkan hasil analisis literatur
diperoleh spesifikasi PLTB yang sesuai adalah :
Daya 20 kW
Putaran 90 rpm
Diameter Sudu 14 m
Battery DC input 360 V
Inverter 220/380V 50/60Hz
Tinggi tower 22 m
Berat 5207 kg
Biaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu disusun berdasarkan data harga turbin dan
peralatan pendukung yang ada dipasaran.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu diperkirakan akan memerlukan biaya sebesar Rp
1.128.589.175,00hal ini berarti setiap kilo watt daya terbangkit diperlukan sekitar Rp. 56.429.450,-
rupiah. Estimasi pembiayaan proyek dapat dilihat pada Table 5.10berikut:
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 31
Tabel 5.10 Estimasi Kebutuhan Biaya untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu 20 kW
No Komponen Jumlah Biaya/unit (Rp) Total Biaya (Rp)
A. Biaya Langsung
1 Turbin, Tower dan Baterai 1 410.964.000,00 410.964.000,00
2 Panel Kontrol off-grid 1 186.167.800,00 186.167.800,00
3 Pemasangan tower dan turbin 1 179.139.540,00 179.139.540,00
4 Transmisi dan distribusi 1 78.100.000,00 78.100.000,00
5 Lain-lain - - 48.500.000,00
Sub total A 902.871.340,00
B. Biaya Tak Langsung
1 Desain (5 %) 45.143.567,00
2 Supervisi ( 5 %) 45.143.567,00
3 Management ( 5 %) 45.143.567,00
4 Pajak (10 %) 90.287.134,00
Sub total B 225.717.835,00
Total A+B 1.128.589.175,00
Analisis kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dapat diketahui lewat perhitungan return of
investment (ROI), break even point (BEP), serta benefit cost ratio (BC ratio). Analisa ekonomi dilakukan
dengan masa konsesi atau operasional selama 50 tahun.
Parameter lainnya yang terkait dengan bunga dan eskalasi kenaikan operasional, perawatan,
perbaikan kerusakan dan bunga yang berlaku adalah seperti pada Tabel 5.11dan hasil analisa dapat
terlihat dalam Tabel 5.12
Tabel 5.11 Parameter lain yang terkait dengan operasional
Daya terpasang KW 20
Daya / KK Watt 200
Tarif / KWH Rp 450
Kenaikan tariff / TH % 5
Kenaikan om / TH % 2
Biaya operasi dan perawatan / TH % 5
Tabel 5.12 Hasil analisa ekonomis PLT Bayu
DATA INPUT ANALISA
Biaya Kontruksi Rp. 1.128.589.175,-
Waktu pembangunan Tahun 1
Biaya Operasi-perawatan (O-P)/tahun Rp. 14.752.318,-
Daya terpasang KW 20
Daya / KK Watt 200
Total KK terlayani KK 68
KWH/KK/hari - 250
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 32
DATA INPUT ANALISA
Tarif /KWH Rp 450,-
Total income / bulan Rp 4.406.400,-
Total income / tahun Rp 52.876.800,-
Kenaikan tarif /tahun % 5
Kenaikan biaya O-P/ tahun % 2
Masa konsesi PLTMH Tahun 50
Kenaikan biaya O-P/ tahun % 2
NPV Rp. 922.582.314,-
BEP Thn ke 18
IRR - 7,08
BCR - 1,833
REKOMENDASI
Secara teknis maupun ekonomis PLT Bayu dengan potensi angin wilayah Sabang layak untuk
dikembangkan. Dengan asumsi bahwa profil kecepatan angin di wilayah Aceh bagian Barat adalah
mirip, maka disimpulkan PLT Bayu dapat dikembangkan di Pulo Aceh dengan daya sesuai
kebutuhan.
5.2 HASIL ANALISA KELAYAKAN EKONOMI
Kelayakan ekonomi pembangunan pembangkit listrik dalam studi ini ditentukan berdasarkan nilai BCR
(benefit cost ratio), IRR (internal rate of returni) dan NPV (net present value). Dari 43 desa (dalam 13
kabupaten/kota) yang memiliki potensi energi yang dapat dikembangkan, didapatkan 22 desa yang
layak secara ekonomi untuk dibangun PLTMH, dan sebanyak 7 desa layak secara ekonomi untuk
dibangun PLT Bayu. Dari tabel rekapitulasi terlihat bahwa secara keseluruhan pengembangan PLTU
biomassa, PLTD (biodiesel), dan PLT bioetanol tidak layak secara ekonomi. Hal ini dikarenakan biaya
total produksi listrik pertahun lebih besar dari biaya total hasil penjualan listrik.
Untuk lebih jelasnya rekapitulasi hasil analisa kelayakan bidang ekonomi studi pendahuluan
pengembangan pembangkit listrik untuk ketiga jenis energi ditampilkan pada Tabel 5.13
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 33
Tabel 5.13 Rekapitulasi hasil pengolahan kelayakan berdasarkan ekenomi pembangunan
pembangkit listrik
No Kabupaten Kecamatan Desa
Potensi
Energi
Variabel Kelayakan Eonomi
Kelayakan
ekonomi
BCR
IRR
(%)
NPV (Rp.)
1
Aceh Besar
Pulo Aceh Rinon Angin 3.530 8.335 2,806,102,314 Layak
2 Pulo Aceh Alue Raya Angin 1.833 7.080 922,582,314 Layak
3 Pulo Aceh Meulingge Angin 4.003 8.500 3,324,502,314 Layak
4
Aceh Jaya
Jaya Mareu Air (M1) 1.910 7.010 239,664,878 Layak
5 Setia Bakti Gampong Baroh Air (M2) 1.030 5.120 82,791,944 Layak
6 Panga Gle Putoh Air (M2) 1.148 5.574 155,617,142 Layak
7 Teunom Alue Meuraksa Air (M2) 1.924 7.200 1,568,848,232 Layak
8
Aceh Barat
Sungai Mas Gleng Air (M3) 1.427 6.380 1,652,556,902 Layak
9 Sungai Mas Ramiti Air (M3) 1.404 6.306 567,058,111 Layak
10
Nagan Raya
Seunagan Timur Tuwi Meulusong Air (M1) 1.520 6.544 532,570,529 Layak
11 Beutong Karian Blang Lemah Air (M1) 1.660 6.826 1,157,885,595 Layak
12 Beutong Bumi Sar Biomassa - - - Tidak layak
13
Aceh Selatan
Kluet Tengah Si Urai-Urai Air (M3) 3.137 8.173 4,443,981,210 Layak
14 Kluet Tengah Alue Keujreun Air (M3) 1.155 5.613 617,130,254 Layak
15
Subulussalam
Longkip Bukit Alim Air (M3) 1.361 6.186 326,694,050 Layak
16 Sultan Daulat Darul Makmur Air (M1) 1.160 5.615 155,540,371 Layak
17 Sultan Daulat Pasir Belo Nabati - - - Tidak layak
18
Aceh Singkil
Danau Paris Situban Makmur Nabati 0.667 - - Tidak layak
19 Simpang Kanan Guha Air (M3) 0.114 - (2,075,969,293) Tidak layak
20
Bireuen
Juli Pantee Peusangan Air (M3) 0.163 - (4,737,832,954) Tidak layak
21 Jeumpa Cot Meugoe Air (M3) 1.137 5.550 369,076,864 Layak
22
Bener Meriah
Syiah Utama Tembolon Air (M1) 0.720 3.380 (303,954,701) Tidak layak
23 Syiah Utama Uwer Tingkem Air (M1) 1.192 5.710 159,037,514 Layak
24 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata Air (M1) 2.927 8.040 1,857,037,385 Layak
25
Gayo Lues
Pining Uring Air (M1) 3.550 8.350 6,105,255,729 Layak
26 Terangon Persada Tongra Air (M1) 1.798 7.033 1,158,460,401 Layak
27 Putri Betung Kute Lengat Sepakat Air (M1) 1.849 7.119 1,984,857,268 Layak
28 Putri Betung Meloak Aih Ilang Air (M1) 1.850 7.124 1,899,526,403 Layak
29
Aceh
Tenggara
Leuser Ukhat Peseluk Nabati 0.311 - - Tidak layak
30 Leuser Gunung Pak-pak Nabati 0.192 - - Tidak layak
31 Leuser Naga Timbul Nabati 0.135 - - Tidak layak
32 Leuser Sepakat Nabati 0.202 - - Tidak layak
33
Aceh Utara
Paya Bakong Buket Pidie Nabati 0.241 - - Tidak layak
34 Paya Bakong Kebun Pirak Nabati 0.279 - - Tidak layak
35 Tanah Luas Desa Bukit Makarti Nabati 0.230 - - Tidak layak
36
Aceh Timur
Serba Jadi Seulemak Air (M1) 1.863 7.110 900,245,336 Layak
37 Serba Jadi Rampah Air (M1) 1.594 6.715 1,589,765,321 Layak
38 Serba Jadi Mesir Air (M1) 1.095 5.394 231,094,264 Layak
39 Indra Makmu Alue Ie Itam Nabati - - - Tidak layak
40
Simeulue
Teluk Dalam Babussalam
Angin 3.490 8.320 525,804,324 Layak
41 Teluk Dalam Muara Aman
42 Simeulue Barat Sembilan
Angin 3.990 8.493 1,325,480,954 Layak
43 Simeulue Barat Layabaung
Sumber: hasil analisis
Ket: M1 = Penstock pendek, M2 = Penstock panjang, dan M3= Penstock menengah (sesuai Gambar 2.4)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 34
5.3 ROAD MAP DAN RENCANA AKSI
Transformasi pemanfaatan sumber energi alternatif untuk pembangkit listrik di pedesaan perlu
diupayakan agar dapat mencapai nilai ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya
kemandirian dalam upaya Mendukung Percepatan Diversifikasi Energi di Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam. Untuk mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat
membuktikan bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbang bidang energi ini akan
memberikan sumbangsih bagi kehidupan masyarakat Provinsi NAD. Oleh karena itu diperlukan waktu
yang panjang (15 25 tahun) untuk melakukan investasi secara berkelanjutan sebelum teknologi
potensial dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan
pembuatan peta jalan pemanfaatan Energi Air dan Angin sampai tahun 2023.
5.3.1 ROAD MAP PEMBANGUNAN PLTMH
Gambar 5.4Road map pembangunan PLTMH
1 MW0n-Grid,
3 MWOff-Grid
Terpasang 16 Juta US$
Size Turbin 5-350 kWSistem
Control
Size Turbin 100-350 kW
Generator
Size Turbin 350 kW
Total Sistem
Cross Flow, Propeller
Cross Flow, Propeller, Kaplan
Dikuasainya Teknologi
PLTMH
Up-date peta
potensi
Up-date peta
potensi
Up-date peta
potensi
Pengembangan
Total Sistem
Pengembangan
Turbin Low
Head
Kebutuhan
Produk DlmNegeri
LITBANG
2008-2013 2018-2023 2013-2018 Tahun
2 MW0n-Grid,
4 MWOff-Grid
Terpasang 24 Juta US$
6 MW0n-Grid,
2 MWOff-Grid
Terpasang 32 Juta US$
Peningkatan
Efisiensi
Turbin
Teknologi
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 35
5.3.2 RENCANA AKSI PEMBANGUNAN PLTMH
JANGKA PENDEK
(2008-2013)
JANGKA MENENGAH
(2014-2019)
JANGKA PANJANG
(2020-2025)
Penelitian dan Pengembangan
Peran Pemerintah Daerah
Melakukan studi-studi kelayakan
(FS) di daerah yang berpotensi
untuk pembangunan PLTMH
Updating data potensi PLTMH di
daerah dan pembuatan Feasibility
Study PLTMH
Updating data potensi PLTMH di
daerah dan melanjutkan
pembuatan Feasibility Study
PLTMH
Peran Industri
Memberi dukungan pendanaan
pada proyek percontohan
PLTMH
Mengusahakan pabrikasi hasil
pengembangan turbin, generator dan
sistem kendali PLTMH
Mengusahakan pabrikasi hasil
pengembangan turbin, generator
dan sistem kendali PLTMH
Kebutuhan
Peran Pemerintah Daerah
Membentuk Pusat data dan
informasi terpadu pada level
provinsi sebagai bagian promosi
Membentuk Pusat data dan informasi
terpadu pada level kabupaten
sebagai bagian promosi
Mengintegrasikan seluruh Pusat
data dan informasi terpadu yang
ada dengan sistem jaringan
informasi daerah maupun
nasional sebagai bagian promosi
Mengembangkan skema
pendanaan untuk
penyebarluaskan penggunaan
PLTMH yang berkesinambungan
Bekerjasama dengan industri
perbankan dan finansial untuk
mendorong pendanaan untuk industri
kelistrikan yang berbasis pada
PLTMH
Mengembangkan inovasi sistem
pendanaan untuk mendorong
pendanaan untuk industri
kelistrikan yang berbasis pada
PLTMH
Peran Industri (PLN, Perusahaan Daerah dan Perbankan)
Melakukan investasi untuk
pembangunan sistem PLTMH
guna memenuhi listrik daerah
dengan target 1-4 MW
terpasang
Menciptakan model bisnis kelistrikan
yang berbasis pada PLTMH baik
yang off grid maupun yang
terintegrasi dengan jala-jala listrik (on
grid) bekerjasama dengan lembaga
perbankan dan finansial untuk
mencapai target pemanfaatan
PLTMH 10 MW terpasang.
Melakukan inovasi-inovasi untuk
model bisnis kelistrikan yang
berbasis pada PLTMH baik yang
off grid maupun yang terintegrasi
dengan jala-jala listrik (on grid)
untuk mencapai target
pemanfaatan PLTMH 18 MW
terpasang
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah Daerah
Menetapkan target pemanfaatan
PLTMH 20% energy mix daerah
Menetapkan target pemanfaatan
PLTMH 25% energy mix daerah
Menetapkan target pemanfaatan
PLTMH 30% energy mix daerah
Peran Industri
Memberikan masukan kepada
pemerintah daerah tentang
kebijakan untuk mendorong
dikeluarkannya kebijakan
insentif untuk investasi industri
komponen PLTMH
Memberikan masukan kepada
pemerintah untuk mendorong
dikeluarkannya kebijakan sistem
dukungan finansial yang lebih
kondusif untuk usaha kelistrikan
berbasis PLTMH
Menciptakan inovasi-inovasi
sistem finansial untuk mendukung
perluasan pasar PLTMH
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 36
5.3.3 ROAD MAP PEMBANGUNAN PLT BAYU
Gambar 5.5Road map pembangunan PLT Bayu
500 kWOff-Grid
Terpasang
2 Juta US$
SKEA Skala s/d 300 kW
SKEA skala s/d 750 kW
SKEA skala besar s/d
> 1 MW
SKEA Skala Menengah
300 kW(kandungan lokal
tinggi)
SKEA skala besar s/d > 1
MW
Pembuatan peta
potensi energi
angin
Pembuatan peta
potensi energi
angin
Pembuatan peta
potensi energi
angin
Kebutuhan
Produk DlmNegeri
LITBANG
2008-2013 2018-2023 2013-2018 Tahun
750 kWOff-Grid
Terpasang
3 Juta US$
950 kWOff-Grid
Terpasang
4 Juta US$
SKEA skala menegah/besar,
750 kW
Teknologi
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
V - 37
5.3.4 RENCANA AKSI PEMBANGUNAN PLT BAYU
Jangka Pendek
(2008-2013)
Jangka Menengah
(2014-2019)
Jangka Panjang
(2020-2025)
Penelitian dan Pengembangan
Peran Pemerintah Daerah
Meningkatkan partisipasi
masyarakat daerah dalam
pengembangan dan
pemanfaatan teknologi SKEA
Meningkatkan kemampuan
analisis desain dan rancang bangun
SKEA
Mengembangkan pemanfaatan
teknologi SKEA untuk
penyediaan energi listrik
Peran Industri
Menurunkan biaya produksi
dengan meningkatkan volume
produksi
Mendukung pemerintah dalam
pembiayaan risetriset komponen
SKEA
Meningkatkan penggunaan
komponen lokal untuk
pembuatan komponen SKEA
Kebutuhan Listrik Desa Terpencil
Peran Pemerintah Daerah
Melaksanakan pemetaan
potensi energi angin dan
pengguna untuk pemanfaatan
SKEA
Melanjutkan pemetaan potensi energi
angin dan pengguna untuk
pemanfaatan SKEA
Melanjutkan pemetaan potensi
energi angin dan pengguna
untuk pemanfaatan SKEA
Menerbitkan / mempublikasikan
hasil-hasil litbang dan produk
SKEA
Membuat / mengadopsi standar-
standar dan menerbitkan sertifikat
SKEA
Melaksanakan training dan
penyuluhan kepada masyarakat
pengguna
Peran Industri
Melaksanakan promosi produk
SKEA yang ada di pasaran
Makin bertambahnya peran usaha
swasta produsen listrik (IPP) yang
berbasis SKEA dengan kapasitas besar
baik untuk off-grid maupun on grid
Banyaknya usaha swasta
produsen listrik (IPP) yang
berbasis SKEA dan dapat go
public (perusahaan public)
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah Daerah
Mendukung dan memberikan
kemudahan kredit untuk
program listrik pedesaan yang
menggunakan teknologi SKEA
Membuat kerangka kerja peraturan dan
kebijakan yang mendukung usaha
listrik yang memanfaatkan teknologi
SKEA agar dapat menjadi perusahaan
publik
Mendorong usaha listrik yang
memanfaatkan teknologi SKEA
agar dapat menjadi perusahaan
publik
Peran Industri
Meningkatkan pengertian dan
kepedulian masyarakat terhadap
pelaku bisnis dan pengguna
SKEA
Bersama sama pemerintah
melanjutkan kegiatan penyuluhan,
training kepada masyarakat dan
pengguna
Bersama sama pemerintah
melanjutkan kegiatan
penyuluhan, training kepada
masyarakat dan pengguna
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
VI - 1
6.1 KESIMPULAN
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari Laporan Akhir ini antara lain adalah:
1. Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat 14 kabupaten dan 1 kota di Provinsi NAD yang memiliki
desa yang belum berlistrik. Total desa yang belum berlistrik seluruhnya adalah 195 desa.
2. Berdasarkan hasil survei memperlihatkan bahwa potensi sumber energi terbarukan terdapat pada
semua desa belum berlistrik dengan potensi dan jenis energi yang bervariasi. Desa-desa yang
terletak di kawasan pegunungan atau dekat dengan aliran sungai memiliki potensi energi mikro
hidro. Sebanyak 73 desa memperlihatkan adanya potensi mikro hidro yang potensial untuk dikelola
menjadi energi listrik, memiliki debit air dan head yang cukup.
3. Potensi biomassa terdapat di semua desa yang menjadi target survei yang berasal dari limbah
pertanian dan perkebunan seperti padi, jagung, kemiri, kelapa, dan lain-lain dengan jumlah yang
bervariasi dan pola ketersediaan yang bervariasi juga.
4. Diantara 195 desa yang tidak berlistrik tersebut, terdapat 34 desa yang memiliki potensi nabati
yang bersumber dari sawit, jagung dan singkong.
5. Dari hasil analisis diperoleh sebanyak 43 desa memiliki potensi energi terbarukan yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik alternatif. Sebanyak 25 desa mempunyai potensi energi
air yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLTMH, 6 desa mempunyai potensi energi
nabati yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLTD (biodiesel), 4 desa mempunyai
potensi energi nabati yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLT Bioetanol, 1 desa
mempunyai potensi energi biomassa yang layak dikembangkan untuk pembangunan PLTU
(biomassa) dan 7 desa dapat memanfaatkan energi angin untuk pembangunan PLTBayu.
6. Dari hasil analisis ekonomi terdapat 22 desa yang layak untuk pengembangan PLTMH, dan 7 desa
layak untuk pengembangan PLT Bayu.
KESIMPULAN DAN
REKOMENDASI
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
VI - 2
6.2 REKOMENDASI
Untuk mengatasi ketidak tersediaannya listrik di desa-desa yang terpencil, maka direkomendasikan
untuk memanfaatkan potensi energi air di 22 desa yang secara teknis dan ekonomis layak untuk
dikembangkan menjadi PLTMH, dan 7 desa layak untuk pengembangan PLT Bayu.
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-1
A.1 KABUPATEN SIMEULUE
A.1.1 DESA PULAU SIUAMAT, KEC. SIMEULUE TIMUR
A.1.2 DESA PULAU BENGKALAK, KEC. TEUPAH SELATAN
A.1.3 DESA LATALING, KEC. TEUPAH SELATAN
LAMPIRAN A
DOKUMENTASI SURVEI LAPANGAN (DESA BELUM
BERLISTRIK) DAN PEMBAHASAN LAPORAN
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-2
A.1.4 DESA PULAU TEUPAH, KEC. TEUPAH BARAT
A.1.5 DESA BABUSSALAM, KEC. TELUK DALAM
A.1.6 DESA LUGU SEKBAHAK, KEC. TELUK DALAM
A.1.7 DESA MUARA AMAN, KEC. TELUK DALAM
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-3
A.1.8 DESA GUNUNG PUTIH, KEC. TELUK DALAM
A.1.9 DESA LHOK MAKMUR, KEC. SIMEULUE BARAT
A.1.10 DESA SANGGIRAN, KEC. TELUK DALAM
A.1.11 DESA UJ UNG HARAPAN, KEC. SIMEULUE BARAT
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-4
A.1.12 DESA AMABAAN, KEC. SIMEULUE BARAT
A.1.13 DESA LHOK BIKHAO, KEC. SIMEULUE BARAT
A.1.14 DESA MITEUM, KEC. SIMEULUE BARAT
A.1.15 DESA SINAR BAHAGIA, KEC. SIMEULUE BARAT
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-5
A.1.16 DESA SEMBILAN, KEC. SIMEULUE BARAT
A.1.17 DESA LAYABAUNG, KEC. SIMEULUE BARAT
A.1.18 DESA LHOK DALAM, KEC. ALAFAN
A.1.19 DESA LUBUK BAIK, KEC. ALAFAN
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-6
A.1.20 DESA LANGI, KEC. ALAFAN
A.1.21 DESA SERAFON, KEC. ALAFAN
A.1.22 DESA LHOK PAUH, KEC. ALAFAN
A.1.23 DESA LAMEREM, KEC. ALAFAN
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-7
A.1.24 DESA LEWAK, KEC. ALAFAN
A.2 KABUPATEN BIREUEN
A.2.1 DESA PANTEE PEUSANGAN, KEC. J ULI
A.2.2 DESA COT MEUGOE, KEC. J EUMPA
A.3 KABUPATEN BENER MERIAH
A.3.1 DESA TEMBOLON, KEC. SYIAH UTAMA
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-8
A.3.2 DESA GUNUNG SAYANG, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.3 DESA WIH REUSAP, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.4 DESA UWER TINGKEM, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.5 DESA SIMPUR, KEC. SYIAH UTAMA
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-9
A.3.6 DESA HAKIM PETERI PINTU, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.7 DESA PERUMPAKAN BENJ ADI, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.8 DESA SIMPANG RENGGALI, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.9 DESA PANTAN KULI, KEC. SYIAH UTAMA
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-10
A.3.10 DESA RUSIP, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.11 DESA WIH NI DURI N, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.12 DESA KUTE LAH LANE, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.13 DESA PAYUNG, KEC. SYIAH UTAMA
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-11
A.3.14 DESA RATA MULIE, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.15 DESA GONENG, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.16 DESA TEMPEN BARU, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.17 DESA GERUTI J AYA, KEC. SYIAH UTAMA
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-12
A.3.18 DESA UNING, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.19 DESA BLANG PANU, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.20 DESA KERLANG, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.21 DESA GERPA, KEC. SYIAH UTAMA
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-13
A.3.22 DESA PASIR PUTIH, KEC. SYIAH UTAMA
A.3.23 DESA TIMUR J AYA, KEC. PERMATA
A.3.24 DESA UNING MAS, KEC. PINTU RIME GAYO
A.3.25 DESA PANTAN SINAKU, KEC. PINTU RIME GAYO
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-14
A.4 KABUPATEN ACEH TENGAH
A.4.1 DESA PANTAN PENYO, KEC. KETOL
A.4.2 DESA BERGANG, KEC. KETOL
A.4.3 DESA KARANG AMPAR, KEC. KETOL
A.4.4 DESA BINTANG PEPARA, KEC. KETOL
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-15
A.4.5 DESA PANTAN REDUK, KEC. KETOL
A.4.6 DESA ARUL BADAK, KEC. PEGASING
A.4.7 DESA PANANGAN MATA, KEC. PEGASING
A.4.8 DESA BERAWANG BARO, KEC. PEGASING
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-16
A.4.9 DESA GEWAT, KEC. LINGE
A.4.10 DESA MERAH SAID, KEC. J AGONG J EGET
A.4.11 DESA KEPALA AKAL, KEC. ATU LINTANG
A.5 KABUPATEN ACEH TIMUR
A.5.1 DESA SEULEMAK, KEC. SERBAJ ADI
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-17
A.5.2 DESA RAMPAH, KEC. SERBAJ ADI
A.5.3 DESA MESIR, KEC. SERBAJ ADI
A.5.4 DESA BUNIN, KEC. SERBAJ ADI
A.5.5 DESA SRIMULYA, KEC. SERBAJ ADI
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-18
A.5.6 DESA ALUE IE ITAM, KEC. INDRA MAKMUR
A.5.7 DESA SEUNEBOK BAYU, KEC. INDRA MAKMUR
A.6 KABUPATEN ACEH UTARA
A.6.1 DESA BUKET PIDIE, KEC. PAYA BAKONG
A.6.2 DESA KEBON PIRAK, KEC. PAYA BAKONG
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-19
A.6.3 DESA SEUNEBOK ACEH, KEC. PAYA BAKONG
A.6.4 DESA MEUNASAH COT KEUPOK, KEC. BAKTIYA BARAT
A.6.5 DESA MATANG RAYA BLANG SIALEK, KEC. BAKTIYA BARAT
A.6.6 DESA BUKET MAKARTI, KEC. TANAH LUAS
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-20
A.6.7 DESA MNS BARE BLANG, KEC. MEURAH MULIA
A.6.8 DESA LUBOK KLIET, KEC. GEUREDONG PASE
A.7 KABUPATEN ACEH TENGGARA
A.7.1 DESA BUMBUN ALAS, KEC. LEUSER
A.7.2 DESA BUMBUN INDAH, KEC. LEUSER
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-21
A.7.3 DESA UKHAT PEUSELUK, KEC. LEUSER
A.7.4 DESA AKHIH MAJ ILE, KEC. LEUSER
A.7.5 DESA SADE ATE, KEC. LEUSER
A.7.6 DESA TUNAS MUDE, KEC. LEUSER
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-22
A.7.7 DESA GAYO SENDAH, KEC. LEUSER
A.7.8 DESA GUNUNG PAK PAK, KEC. LEUSER
A.7.9 DESA SUKA DAMAI, KEC. LEUSER
A.7.10 DESA NAGA TIMBUL, KEC. LEUSER
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-23
A.7.11 DESA KUTE KOMPAS, KEC. LEUSER
A.7.12 DESA LAUT TAWAR, KEC. LEUSER
A.7.13 DESA SEPAKAT, KEC. LEUSER
A.7.14 DESA PUNCEN NALE, KEC. LEUSER
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-24
A.7.15 DESA HARAPAN, KEC. LEUSER
A.7.16 DESA METUAH KERINE, KEC. LEUSER
A.8 KABUPATEN GAYO LUES
A.8.1 DESA PERSADA TONGRA, KEC. TERANGON
A.8.2 DESA KUTE REJ E, KEC. TERANGON
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-25
A.8.3 DESA RIME RAYA, KEC. TERANGON
A.8.4 DESA PANTAN LUES, KEC. TERANGON
A.8.5 DESA MALELANG J AYA, KEC. TERANGON
A.8.6 DESA GAJ AH, KEC. PINING
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-26
A.8.7 DESA PINTU RIME, KEC. PINING
A.8.8 DESA URING, KEC. PINING
A.8.9 DESA PEPELAH, KEC. PINING
A.8.10 DESA PASIR PUTIH, KEC. PINING
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-27
A.8.11 DESA TINGKEM, KEC. BLANG J ERANGGO
A.8.12 DESA UPT AIH SLAH, KEC. PANTAN CUACA
A.8.13 DESA UNING TENUSUK, KEC. DABUN GELANG
A.8.14 DESA REMUNG MUSARA, KEC. PUTRI BETUNG
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-28
A.8.15 DESA KUTE LENGAT SEPAKAT, KEC. PUTRI BETUNG
A.8.16 DESA KUNGKE J AYA, KEC. PUTRI BETUNG
A.8.17 DESA SINGGAH MULO, KEC. PUTRI BETUNG
A.8.18 DESA MELOAK AIH ILANG, KEC. PUTRI BETUNG
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-29
A.8.19 DESA MELOAK SEPAKAT, KEC. PUTRI BETUNG
A.8.20 DESA PULO GELIME, KEC. TRIPE J AYA
A.9 KABUPATEN ACEH J AYA
A.9.1 DESA PULO GELIME, KEC. TRIPE J AYA
A.9.2 DESA GAMPONG BARO, KEC. SETIA BAKTI
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-30
A.9.3 DESA GLEH PUTOH, KEC. PANGA
A.9.4 DESA SARAH RAYA, KEC. TEUNOM
A.9.5 DESA ALUE MERAXA, KEC. TEUNOM
A.10 KABUPATEN ACEH BARAT
A.10.1 DESA GLENG, KEC. SUNGAI MAS
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-31
A.10.2 DESA RAMITI, KEC. SUNGAI MAS
A.11 KABUPATEN NAGAN RAYA
A.11.1 DESA TEUWI MEULUSONG, KEC. SEUNANGAN TIMUR
A.11.2 DESA KARIAN BLANG LEUMAK, KEC. BEUTONG
A.12 KABUPATEN ACEH SELATAN
A.12.1 DESA SI URAI-URAI, KEC. KLUET TENGAH
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-32
A.13 KABUPATEN ACEH SINGKIL
A.13.1 DESA GUHA, KEC. SIMPANG KANAN
A.13.2 DESA UJ UNG SIALIT, KEC. PULAU BANYAK
A.14 KOTA SUBULUSSALAM
A.14.1 DESA BUKIT ALIM, KEC. LONGKIB
A.14.2 DESA DARUSSALAM, KEC. LONGKIB
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-33
A.14.3 DESA DARUL MAKMUR, KEC. SULTAN DAULAT
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-34
A.16 PEMBAHASAN LAPORAN PENDAHULUAN (di Bappeda Provinsi NAD)
A.17 PEMBAHASAN LAPORAN ANTARA (di BPTP Banda Aceh)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-35
A.18 PEMBAHASAN LAPORAN AKHIR (di BPTP Banda Aceh)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-36
Tabel B.1 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Besar
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Lhoong
- Meunasah Krueng Kala
Kec. Pulo Aceh
- Teunom
- Lapeng
Kec. Indrapuri
Kec. Lhoong
PLTMH (1)
PLTS (4)
PLTS (17)
PLTS (21)
PLTS (2)
PLTS (2)
40 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
Cocacola-BRR 2006
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1999/2000
APBN/Kanwil DESDM 1999/2000
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.2 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Bireuen
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Makmur
- Alue Dua
Kec. Samalanga
Kec. Pandrah
Kec. Peusangan
Kec. Gandapura
PLTS (72)
PLTS (100)
PLTS (50)
PLTS (75)
PLTS (75)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/Dirjen LPE 2001
APBN/Dirjen LPE 2001
APBN/Dirjen LPE 2001
APBN/Dirjen LPE 2001
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.3 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Gayo Lues
Lokasi
Jenis energi &
jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Pantan Cuaca
- Dsn. Ise-ise Desa Kenyaran
- UPT Aih Selah
Kec. Blangkejeren
- Arul Relem
Kec. Dabun Gelang
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTS (28)
PLTM (1)
18,5 kW
5 kW
50 Wp
350 kW
APBN/Kanwil DESDM 2001
Pemda (pembibitan ikan)
-
PLN 1995 (rusak)
LAMPIRAN B
DATA PEMBANGUNAN LISTRIK ALTERNATIF
YANG SUDAH DI BANGUN DI PROVINSI NAD
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-37
Lokasi
Jenis energi &
jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
- Blang Temung
Kec. Putri Betung
- Marpunge
- Telengat
- Gumpang
- Aih Jernih (Jamur Gele)
Kec. Tripe Jaya
- Rerebe
Kec. Terangon
- Kute Reje
- Persada Tongra
- Rime Jaya
Kec. Pining
- Gajah
- Uring
- Pepelah
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTM (1)
PLTS (47)
PLTS (61)
PLTS (69)
PLTS (4)
PLTS (6)
PLTS (86)
PLTS (40)
18,5 kW
18,5 kW
36,27 kW
18,5 kW
14,13 kW
32 kW
250 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/Kanwil DESDM 2000 (sedang
dialihkan ke turbin ulir, dana BRR)
APBN/Kanwil ESDM 1998 (rusak)
APBN/BRR 2007
APBN/Kanwil DESDM 1998 (rusak)
APBN/BRR (tdk ada ket. thn)
APBN/BRR 2007
Jica/Koperasi 1997
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/Distamben 2003
APBN/Distamben 2003
APBN/Distamben 2004
APBN/Distamben 2003
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.4 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Bener Meriah
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Syiah Utama
- Rusip
- Tembolon
- Wihni Durin
Kec. Pintu Rime Gayo
- Pantan Sinaku
- Negeri Antara
- Perdamaian
Kec. Timang Gajah
- Alue Naron
Kec. Permata
- Rikit Musara
Kec. Bandar
PLTS (26)
PLTS (30)
PLTS (9)
PLTS (9)
PLTS (67)
PLTS (60)
PLTS (22)
PLTS (40)
PLTS (75)
PLTS (86)
PLTS (2)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/Distamben 2005
APBN/Distamben 2007
APBN/Distamben 2005
APBN/Distamben 2005
APBN/BRR 2006
APBN/Distamben 2007
APBN/Distamben 2007
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/BRR 2006
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.5 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Tengah
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Pegasing
- Arul Badak
Kec. Ketol
PLTMH (1)
PLTS (219)
32 kW
50 Wp
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-38
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
- Bergang
- Karang Ampar
Kec. Jagong Jeget
- Meurah Said
Kec. Atu Lintang
- Atu Lintang
- Kepala Akal
Kec. Rusip Antara
- Meurandeh Paya (Pameu)
Kec. Bintang
Kec. Linge
Kec. Silih Nara
- Angkup
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTS (100)
PLTS (53)
PLTMH (1)
PLTS (1)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTMH (1)
40 kW
30 kW
31 kW, dialihkan ke
turbin ulir 150 kW
50 Wp
50 Wp
150 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
30 kW
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
(belumberfungsi)
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
PLN 1995 (rusak)
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.6 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Tenggara
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Deleng Pekhison
- Teunembak Alas
(Sepakat)
Kec. Badar
- Jongar (Lawe Sikap)
Kec. Babussalam
- Batumbulan (Lawe
Gerger)
Kec. Leuser
- Naga Timbul
- Gaye Sendah
- Sepakat
PLTM (2)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
1600 kW
153 kW
56 kW
20 kW
20 kW
20 kW
PLN 1997
APBN/BRR (tdk ada ket. thn)
APBN/BRR (tdk ada ket. thn)
Pembangunan tidak selesai
Pembangunan tidak selesai
Pembangunan tidak selesai
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.7 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Jaya
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Sampoiniet
- Krueng Ayon
Kec. Setia Bakti
- Padang
- Gunong Meunasah
- Paya Laot
- Sapek
PLTS (9)
PLTS (50)
PLTS (50)
PLTS (40)
PLTS (100)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-39
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
- Pante Kuyun
- Gle Seubak
- Gampong Baroh
Kec. Panga
- Gle Putoh Raket
Kec. Krueng Sabee
- Panggong
PLTS (150)
PLTS (15)
PLTS (75)
PLTS (15)
PLTS (124)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.8 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Selatan
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Kluet Tengah
- Si Urai-urai
- Kota Indarung
- Alur Keujreun
Kec. Kluet Timur
- Pucok Lembang
Kec. Trumon
- Kuta Padang
- Raket
- Gampong Teungoh
PLTS (25)
PLTS (85)
PLTS (33)
PLTS (164)
PLTS (104)
PLTS (39)
PLTS (21)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.9 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Barat
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Sungai Mas
- Gleng
- Leubok Beutong
- Ramiti
- Gaseu
- Gunong Buloh
- Pungki
- Sipot
- Lung Baro
Kec. Pantee Cermen
- Sikendo
- Pulo Teungoh
- Canggai
Kec. Woyla
PLTS (101)
PLTS (38)
PLTS (20)
PLTS (50)
PLTS (20)
PLTS (80)
PLTS (30)
PLTS (20)
PLTS (52)
PLTS (36)
PLTS (79)
PLTS (35)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2007
APBN/Kanwil DESDM 1998/1999
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-40
Tabel B.10 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Nagan Raya
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Seunagan Timur
- Blang Sango
- Tuwi Meulusong
Kec. Seunagan
- Blang Lango
- Kila
Kec. Beutong
- Beutong Ateuh
- Blang Meurandeh dan
Blang Puuk (B. Ateuh 1)
- Kuta Tengah dan Babah
Suak (B. Ateuh 2)
- Karian Blang Lemah
- Bumi Sari
- Blang Lenar
- Dsn. Karyan
- Blang Mesjid
- Tuwi Bunta
- Gunong Nagan
Kec. Tadu Raya
- Gapa Garu
- Alue Labu
- Pasi Luah
- Babah Roet
Kec. Darul Makmur
- Kuta Blang
PLTS (15)
PLTS (10)
PLTS (53)
PLTS (53)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTMH (1)
PLTS (5)
PLTS (5)
PLTS (1)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (1)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (48)
PLTS (58)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
15 kW
65 kW
56 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/Kanwil DESDM 1997/1998
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/Kanwil DESDM 1997
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.11 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kota Subulussalam
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Longkib
- Panji
- Longkib
- Darussalam
- Bukit Alem
Kec. Sultan Daulat
- Darul Makmur
PLTS (67)
PLTS (85)
PLTS (66)
PLTS (53)
PLTMH (1)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
5 kW
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
Swadaya masyarakat dan bantuan
Pemko
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-41
Tabel B.12 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Singkil
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Danau Paris
- Danau Pinang
- Situban Makmur
- Sikoran
Kec. Pulau Banyak
- Ujung Sialit
- Suka Makmur
- Bangkaru dan P. Banyak
Kec. Singkil
- Pemuka dan P. Bumbung
PLTS (2)
PLTS (5)
PLTS (4)
PLTS (184)
PLTS (47)
PLTS (2)
PLTS (5)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/Kanwil DESDM 1999/2000
APBN/Kanwil DESDM 1999/2000
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.13 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Simeulue
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Alafan
- Teluk Dalam
- Lubuk Baik
- Langi
Kec. Tepah Selatan
- Pulo Bengkalak
- Lataling
- Batu Ralang
Kec. Teupah Barat
- Pulau Teupah
Kec. Simeulue Tengah
- Dsn. Pulo Tepah
- Dsn. Lauke
- Dsn. Putra Jaya
Kec. Simeulue Timur
- Pulau Siumat
- Lasikin
PLTS (72)
PLTS (141)
PLTS (182)
PLTS (50)
PLTS (50)
PLTS (98)
PLTS (50)
PLTS (50)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (72)
PLTS (50)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2007
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
Dept. Kelautan dan Perikanan, 2004
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/Kanwil DESDM 2001
APBN/Kanwil DESDM 2001
Dinas Perikanan 2005
APBN/Kanwil DESDM 2001
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.14 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Utara
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Tnh. Jambo Aye
Kec. Kuta Makmur
- Blang Kolam
Kec. Kuta Makmur
Kec. Sawang
- Gunci
PLTS (5)
PLTMH (1)
PLTS (1)
PLTS (2)
PLTS (216)
50 Wp
40 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/ Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1996 (Tidak
Beroperasi)
APBN/ Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/ Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/BRR 2006
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-42
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Nisam
PLTS (1)
50 Wp
APBN/ Kanwil DESDM 1996/1997
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.15 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Timur
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Simpang Jernih
- Tampur Bor
Kec. Serbajadi
- Sembuang
- Bunin
- Rampah
- Tampur Paloh
Kec. Indra Makmur
- Seuneubok Bayu
- Alue Patong
Kec. Birem Bayen
PLTMH (1)
PLTS (4)
PLTMH (1)
PLTS (45)
PLTS (50)
PLTS (54)
PLTS (127)
PLTS (142)
PLTS (3)
PLTS (1)
15 kW
.
50 Wp
25 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN/Kanwil DESDM 1997
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBA/Distamben NAD 2006
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.16 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Pidie
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Padang Tijie
Kec. Geumpang
Kec. Kembang Tanjung
PLTS (30)
PLTS (2)
PLTS (1)
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN-BRR 2007
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.17 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Pidie Jaya
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Bandar Baru
- Jim-jim
Kec. Meureudu
Kec. Bandar Dua
Kec. Ulim
- Dsn Pasie
PLTMH (1)
PLTS (2)
PLTS (2)
PLTS (140)
PLTS (11)
56 kW
50 Wp
50 Wp
50 Wp
50 Wp
APBN-BRR (tdk ada ket. thn)
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Kanwil DESDM 1996/1997
APBN/Dirjen LPE 2001
APBN/ Kanwil DESDM 2001
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
PT.
CIPTA MULTI KREASI
Laporan Akhir
Studi Potensi Energi Listrik Alternatif Di Pedesaan Sebagai Upaya Dalam Mendukung
Percepatan Diversifikasi Energi Di Provinsi NAD
L-43
Tabel B.18 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Barat Daya
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Babah Rot
- Ie Mirah
Kec. Kuala Batee
- Kedai Baru
PLTS (29)
PLTS (20)
50 Wp
50 Wp
APBN/BRR 2006
APBN/BRR 2006
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
Tabel B.19 Data pembangunan energi listrik alternatif di Kabupaten Aceh Tamiang
Lokasi Jenis energi &jumlah unit
Kapasitas
terpasang
Sumber dana
Kec. Karang Baru PLTMH (1) 40 kW APBN/Dirjen LPE 1995
Sumber: BRR NAD-Nias, 2008; Distamben Prov. NAD, 2008; Bappeda Prov. NAD, 2008 (diolah)
L
-
4
4
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.1 KABUPATEN ACEH J AYA
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. KeteranganUmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis Desa
LetakDesa
Pola
Pemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m)
N E
1 Aceh Jaya Jaya Mareu Pusat Desa 05
o
06'40,2" 095
o
27'12,0" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 32 Di dalam kawasan hutan Mengelompok
2 Aceh Jaya Sampoiniet Mata Ie Pusat Desa 05
o
49'26,47" 095
o
25'40,45" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 3 Di luar kawasan hutan Mengelompok
3 Aceh Jaya Sampoiniet Babah Nipah Pusat Desa 04
o
50'19,6" 095
o
26'09,4" Desa Definitif Ada Pesisir 1-5 km Daratan 1 Di luar kawasan hutan Mengelompok
4 Aceh Jaya Sampoiniet Pulo Raya Pusat Desa 04
o
52'50,3" 095
o
23'55,7" Desa Definitif Ada Pesisir 1 km Daratan 1 Di luar kawasan hutan Mengelompok
5 Aceh Jaya Sampoiniet Krueng Ayon Pusat Desa 04
o
53'18,1" 095
o
31'53,7" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 6 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
6 Aceh Jaya Setia Bakti Padang Pusat Desa 04
o
43'56.9" 095
o
30'50.8" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 2 Di luar kawasan hutan Mengelompok
7 Aceh Jaya Setia Bakti Gunong Meunasah Pusat Desa 04
o
44'25.5" 095
o
33'28.7" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 2 Di luar kawasan hutan Terpencar
8 Aceh Jaya Setia Bakti Paya Laot Pusat Desa 04
o
45'02.1" 095
o
33'52.5" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 2 Di luar kawasan hutan Terpencar
9 Aceh Jaya Setia Bakti Sapek Pusat Desa 04
o
46'16.4" 095
o
35'10.4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 2 Di luar kawasan hutan Terpencar
10 Aceh Jaya Setia Bakti Pante Kuyun Pusat Desa 04
o
46'10.0" 095
o
34'54.2" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 5 Di luar kawasan hutan Terpencar
11 Aceh Jaya Setia Bakti Gle Seubak Pusat Desa 04
o
46'02'3" 095
o
35'35.4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 26 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
12 Aceh Jaya Setia Bakti Gampong Baroh Pusat Desa 04
o
45'57,1" 095
o
35'45,3" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung bukit 26 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
13 Aceh Jaya Panga Gle Putoh Pusat Desa 04
o
35'50,2" 095
o
44'31.7" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 20 Di luar kawasan hutan Mengelompok
14 Aceh Jaya Teunom Lhok Guci Pusat Desa 04
o
31'59,05" 095
o
54'36.15" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 5 Di luar kawasan hutan Mengelompok
15 Aceh Jaya Teunom Tuwi Priya Pusat Desa 04
o
31'05,2" 095
o
54'0.2" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 8 Di luar kawasan hutan Mengelompok
16 Aceh Jaya Teunom Bintah Pusat Desa 04
o
33'26,62" 095
o
55'15.68" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 22 Di luar kawasan hutan Mengelompok
17 Aceh Jaya Teunom Ceurace Pusat Desa 04
o
35'4,4" 095
o
55'30.9" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 18 Di luar kawasan hutan Mengelompok
18 Aceh Jaya Teunom Alue Punti Pusat Desa 04
o
34'47,3" 095
o
55'16.4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 18 Di luar kawasan hutan Mengelompok
19 Aceh Jaya Teunom Alue Jang Pusat Desa 04
o
35'35,8" 095
o
54'57.5" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 18 Di luar kawasan hutan Mengelompok
20 Aceh Jaya Teunom Sarah Raya Pusat Desa 04
o
34'55,6" 095
o
55'35,5" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah aliran sungai 38 Di luar kawasan hutan Terpencar
21 Aceh Jaya Teunom Kubu Pusat Desa 04
o
32'00,1" 095
o
51'24,8" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung bukit 25 Di luar kawasan hutan Mengelompok
22 Aceh Jaya Teunom Alue Meuraksa Pusat Desa 04
o
32'11,9" 095
o
51'19,0" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 19 Di luar kawasan hutan Terpencar
23 Aceh Jaya Teunom Pasi Timon Pusat Desa 04
o
27'01,9" 095
o
51'35,6" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 3 Di luar kawasan hutan Terpencar
24 Aceh Jaya Teunom Pasi Geulima Pusat Desa 04
o
26'44,9" 095
o
51'49,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 3 Di luar kawasan hutan Terpencar
LAMPIRAN C
DATA BASE (DESA-DESA BELUM TERLISTRIKI PLN)
L
-
4
5
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Jaya)
No.
I. PengenalanLokasi IV. KependudukandanKetenagakerjaan V. PerumahandanLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
JumlahPenduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN BahanBakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
JumlahKK JarakJaringanPLN
Terdekat(km) Genset PLTS
1 Aceh Jaya Jaya Mareu 29 42 16 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi - - Tidak 1 - 5 Kayu bakar Jamban
umum
2 Aceh Jaya Sampoiniet Mata Ie 115 95 74 80 Pertanian dan
perkebunan
Padi Kelapa
Sawit
- Tidak - - 5 Minyak tanah Jamban
sendiri
3 Aceh Jaya Sampoiniet Babah Nipah 94 90 70 10 Pertanian, Nelayan - - - Ada 65 - 6 Kayu bakar Jamban
sendiri
4 Aceh Jaya Sampoiniet Pulo Raya 150 90 86 20 Nelayan, Pertanian - - - Ada 40 - 1 Minyak tanah Jamban
umum
5 Aceh Jaya Sampoiniet Krueng Ayon 120 130 53 90 Pertanian dan
perkebunan
Kelapa
Sawit
Palawija - Ada 9 - 12 Kayu bakar Jamban
sendiri
6 Aceh Jaya Setia Bakti Padang 115 135 75 90 Pertanian Padi - Nilam Ada 50 - 1 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
sendiri
7 Aceh Jaya Setia Bakti Gunong Meunasah 75 160 72 80 Pertanian Padi - Nilam Ada 50 - 2 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
sendiri
8 Aceh Jaya Setia Bakti Paya Laot 192 99 51 80 Pertanian Padi - Nilam Ada 40 - 3 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
sendiri
9 Aceh Jaya Setia Bakti Sapek 137 200 110 99 Pertanian Padi - Nilam Ada - 30 8 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
sendiri
10 Aceh Jaya Setia Bakti Pante Kuyun 301 360 174 100 Pertanian Padi - Nilam Ada - 30 13 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
sendiri
11 Aceh Jaya Setia Bakti Gle Seubak 57 85 32 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 15 17 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
sendiri
12 Aceh Jaya Setia Bakti Gampong Baroh 149 133 85 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet - Karet Ada - 75 14 Kayu bakar Jamban
umum
13 Aceh Jaya Panga Gle Putoh 53 98 36 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Nilam Karet Ada 15 - 5 Kayu bakar Jamban
sendiri
14 Aceh Jaya Teunom Lhok Guci 187 183 100 50 Pertanian dan
perkebunan
Padi Nilam Karet Ada 60 - 0.5 Minyak tanah/ kayu
bakar
Bukan jamban
15 Aceh Jaya Teunom Tuwi Priya 230 251 147 75 Pertanian dan
perkebunan
Padi Nilam Karet Ada 30 - 1 Minyak tanah/ kayu
bakar
Bukan jamban
16 Aceh Jaya Teunom Bintah 227 194 115 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Karet - Tidak - - 10 Minyak tanah/ kayu
bakar
Bukan jamban
17 Aceh Jaya Teunom Ceurace 117 195 96 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi Karet - Ada 10 - 3 Minyak tanah/ kayu
bakar
Bukan jamban
18 Aceh Jaya Teunom Alue Punti 89 95 50 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi Karet - Ada 5 - 4 Minyak tanah/ kayu
bakar
Bukan jamban
19 Aceh Jaya Teunom Alue Jang 272 301 173 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi - - Ada 10 - 8 Minyak tanah/ kayu
bakar
Bukan jamban
20 Aceh Jaya Teunom Sarah Raya 239 253 148 95 Pertanian dan
perkebunan
Padi Karet - Ada 10 - 11 Minyak tanah/ kayu
bakar
Bukan jamban
21 Aceh Jaya Teunom Kubu 62 55 38 95 Pertanian dan
perkebunan
Padi Kelapa
sawit
- Ada 10 - 10 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
bersama
22 Aceh Jaya Teunom Alue Meuraksa 173 177 87 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi Kelapa
sawit
- Ada 15 - 12 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
bersama
23 Aceh Jaya Teunom Pasi Timon 319 322 137 65 Pertanian Padi - - Ada 10 - 2 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
bersama
24 Aceh Jaya Teunom Pasi Geulima 178 172 112 80 Pertanian Padi - - Ada 10 - 1.5 Minyak tanah/ kayu
bakar
Jamban
bersama
L
-
4
6
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Jaya)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Jaya Jaya Mareu Ada - - - - - - - - - - - - - - -
2 Aceh Jaya Sampoiniet Mata Ie Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
3 Aceh Jaya Sampoiniet Babah Nipah Ada Tansportasi - - - - - - 1 - - - - 1 - -
4 Aceh Jaya Sampoiniet Pulo Raya Tidak - - - - - - - 1 - - - - - - -
5 Aceh Jaya Sampoiniet Krueng Ayon Ada Mandi/cuci Minum - - - - - 1 - - - - - - -
6 Aceh Jaya Setia Bakti Padang Ada Mandi/cuci - - - 50 - - 1 - - - - - - -
7 Aceh Jaya Setia Bakti Gunong Meunasah Ada Mandi/cuci - - - 50 - - - - - - - - - -
8 Aceh Jaya Setia Bakti Paya Laot Tidak - - - - - - - 1 - - - 1 - - -
9 Aceh Jaya Setia Bakti Sapek Ada Mandi/cuci - - - - - - 1 - - - - - - -
10 Aceh Jaya Setia Bakti Pante Kuyun Ada Mandi/cuci - - - 117 - - 1 - - - - - - -
11 Aceh Jaya Setia Bakti Gle Seubak Ada Mandi/cuci Irigasi - - 20 - - 1 - - - - - - -
12 Aceh Jaya Setia Bakti Gampong Baroh Ada Mandi/cuci - - - 55 - - - - - - - - - -
13 Aceh Jaya Panga Gle Putoh Ada Mandi/cuci Minum - - - - - - - - - - - - -
14 Aceh Jaya Teunom Lhok Guci Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
15 Aceh Jaya Teunom Tuwi Priya Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
16 Aceh Jaya Teunom Bintah Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
17 Aceh Jaya Teunom Ceurace Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
18 Aceh Jaya Teunom Alue Punti Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
19 Aceh Jaya Teunom Alue Jang Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
20 Aceh Jaya Teunom Sarah Raya Ada Mandi/cuci Transportasi Irigasi - - - - 1 - - Dayah (3) - - - -
21 Aceh Jaya Teunom Kubu Ada Mandi/cuci - - - - - - 1 - - - - - - -
22 Aceh Jaya Teunom Alue Meuraksa Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - Dayah (1) - - - -
23 Aceh Jaya Teunom Pasi Timon Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
24 Aceh Jaya Teunom Pasi Geulima Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
L
-
4
7
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Jaya)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Aceh Jaya Jaya Mareu Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Tidak
2 Aceh Jaya Sampoiniet Mata Ie Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
3 Aceh Jaya Sampoiniet Babah Nipah Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Diperkeras Ya
4 Aceh Jaya Sampoiniet Pulo Raya Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Aspal Ya
5 Aceh Jaya Sampoiniet Krueng Ayon Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
6 Aceh Jaya Setia Bakti Padang Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Aspal Ya
7 Aceh Jaya Setia Bakti Gunong Meunasah Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Aspal Ya
8 Aceh Jaya Setia Bakti Paya Laot Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Aspal Ya
9 Aceh Jaya Setia Bakti Sapek Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Aspal Ya
10 Aceh Jaya Setia Bakti Pante Kuyun Islam Islam 1 2 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Aspal Ya
11 Aceh Jaya Setia Bakti Gle Seubak Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Tidak
12 Aceh Jaya Setia Bakti Gampong Baroh Islam Islam 1 2 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Tidak
13 Aceh Jaya Panga Gle Putoh Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
14 Aceh Jaya Teunom Lhok Guci Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
15 Aceh Jaya Teunom Tuwi Priya Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
16 Aceh Jaya Teunom Bintah Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
17 Aceh Jaya Teunom Ceurace Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
18 Aceh Jaya Teunom Alue Punti Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
19 Aceh Jaya Teunom Alue Jang Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
20 Aceh Jaya Teunom Sarah Raya Islam Islam 2 2 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Aspal Ya
21 Aceh Jaya Teunom Kubu Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
22 Aceh Jaya Teunom Alue Meuraksa Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
23 Aceh Jaya Teunom Pasi Timon Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
24 Aceh Jaya Teunom Pasi Geulima Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
L
-
4
8
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Jaya)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Jaya Jaya Mareu 12 120 - 75 6 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak 12 Km Tidak Tidak
2 Aceh Jaya Sampoiniet Mata Ie 5 20 Kendaraan
roda 4
40 1.5 Kendaraan
roda 4
- - - Ada Tidak 5 Km Tidak Tidak
3 Aceh Jaya Sampoiniet Babah Nipah 6 10 Kendaraan
roda 4
42 1.5 Kendaraan
roda 4
- - - Ada Tidak 6 Km Tidak Tidak
4 Aceh Jaya Sampoiniet Pulo Raya 2.7 15 Kendaraan
roda 4
44 2.5 Kendaraan
roda 4
- - - Ada Tidak 2.7 Km Tidak Tidak
5 Aceh Jaya Sampoiniet Krueng Ayon 25 1 Kendaraan
roda 4
60 2 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak 25 Km Tidak Tidak
6 Aceh Jaya Setia Bakti Padang 5 15 - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
7 Aceh Jaya Setia Bakti Gunong Meunasah 7 21 - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
8 Aceh Jaya Setia Bakti Paya Laot 9 27 - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
9 Aceh Jaya Setia Bakti Sapek 11 33 - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
10 Aceh Jaya Setia Bakti Pante Kuyun 12 36 - - - Kendaraan
Roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
11 Aceh Jaya Setia Bakti Gle Seubak 14 42 - - - Kenderaan
Roda 2
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
12 Aceh Jaya Setia Bakti Gampong Baroh 17 51 - - - Kenderaan
Roda 2
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
13 Aceh Jaya Panga Gle Putoh 8 45 Kendaraan
roda 4
33 1.25 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Tidak
14 Aceh Jaya Teunom Lhok Guci - - - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
15 Aceh Jaya Teunom Tuwi Priya - - - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
16 Aceh Jaya Teunom Bintah - - - - - Kenderaan
roda 2
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
17 Aceh Jaya Teunom Ceurace - - - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
18 Aceh Jaya Teunom Alue Punti - - - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
19 Aceh Jaya Teunom Alue Jang - - - - - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
20 Aceh Jaya Teunom Sarah Raya 23 - - 58 - Kenderaan
roda 2
- - - Tidak Tidak - Tidak Ada
21 Aceh Jaya Teunom Kubu 21 - - 80 - - - - - Tidak Tidak - Tidak Ada
22 Aceh Jaya Teunom Alue Meuraksa 25 - - 85 - - - - - Tidak Tidak - Tidak Ada
23 Aceh Jaya Teunom Pasi Timon - - - - - - - - - Tidak - - -
24 Aceh Jaya Teunom Pasi Geulima - - - - - - - - - Tidak - - -
L
-
4
9
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Jaya)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Jaya Jaya Mareu 4,000 - - - 1,200 - 400 - - - - - 2,400 - - 10
2 Aceh Jaya Sampoiniet Mata Ie 4,000 - - - 1,000 - 2,000 - - - - - - - -
3 Aceh Jaya Sampoiniet Babah Nipah 4,200 - - - 1,000 - 1,000 - - - - 200 - - - -
4 Aceh Jaya Sampoiniet Pulo Raya 2,500 - - - 500 - 1,200 - - - - - - - - -
5 Aceh Jaya Sampoiniet Krueng Ayon 13,500 - - - 800 - 6,000 - - - - - - - - 500
6 Aceh Jaya Setia Bakti Padang 2,300 - 350 - 125 - 60 40 - - - - 1,500 - - -
7 Aceh Jaya Setia Bakti Gunong Meunasah 2,700 - 150 - 150 - 50 100 - - - - 2,000 - - -
8 Aceh Jaya Setia Bakti Paya Laot 2,500 - 450 - 300 - 200 150 - - - - 650 - - -
9 Aceh Jaya Setia Bakti Sapek 2,000 - 580 - 220 - 50 50 - - - - 1,020 - - -
10 Aceh Jaya Setia Bakti Pante Kuyun 2,200 - 650 - 300 - 200 100 - - - - 800 - - -
11 Aceh Jaya Setia Bakti Gle Seubak 4,000 - 300 - 700 - 210 550 - - - - 1,310 - - -
12 Aceh Jaya Setia Bakti Gampong Baroh 15,000 - 11,000 - - 4,000 - - - - - - -
13 Aceh Jaya Panga Gle Putoh 8,000 - 100 - - 1,000 5,500 - - - - - - -
14 Aceh Jaya Teunom Lhok Guci 2,200 - 380 - 150 - 125 - - - - - 1,514 - - -
15 Aceh Jaya Teunom Tuwi Priya 1,600 - 200 - 300 - 200 - - - - - 622 - - -
16 Aceh Jaya Teunom Bintah 3,700 - 320 - 870 - 80 - - - - - 770 - - -
17 Aceh Jaya Teunom Ceurace 1,800 - 220 - 70 - 90 - - - - - 1,620 - - -
18 Aceh Jaya Teunom Alue Punti 1,800 - 240 - 150 - 110 - - - - - 2,140 - - -
19 Aceh Jaya Teunom Alue Jang 3,300 - 200 - 1,000 - 390 - - - - - 1,600 - - -
20 Aceh Jaya Teunom Sarah Raya 4,100 - 500 - 300 - 300 - - - - - 5,000 - - 50
21 Aceh Jaya Teunom Kubu 1,900 - 460 - 150 - 350 - - - - 930 - - -
22 Aceh Jaya Teunom Alue Meuraksa 4,100 - 320 - 700 - 200 570 - - - - 1,310 - - -
23 Aceh Jaya Teunom Pasi Timon 2,300 - 435 - 18 - 360 10 - - - - 1,420 - - -
24 Aceh Jaya Teunom Pasi Geulima 1,700 - 280 - 400 - 160 815 - - - - - - - -
L
-
5
0
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Jaya)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Jaya Jaya Mareu Tidak - 10 2 - - - - - - Tidak 12 Tidak 12 2,000,000 20,000
2 Aceh Jaya Sampoiniet Mata Ie Tidak - - 0,5 - 10 0,5 - - - Tidak 5 Tidak 5 1,500,000 50,000
3 Aceh Jaya Sampoiniet Babah Nipah Tidak - - - - - - - - - Tidak 6 Tidak 6 1,500,000 50,000
4 Aceh Jaya Sampoiniet Pulo Raya Tidak - - 0,5 - - - - - - Tidak 3 Tidak 3 1,500,000 50,000
5 Aceh Jaya Sampoiniet Krueng Ayon Tidak - 1 - - 120 - - - - Tidak 25 Tidak 25 2,000,000 50,000
6 Aceh Jaya Setia Bakti Padang Tidak - 260 - - - - - - - Tidak 5 Tidak 5 2,000,000 50,000
7 Aceh Jaya Setia Bakti Gunong Meunasah Tidak - 110 - - - - - - - Tidak 7 Tidak 7 2,000,000 50,000
8 Aceh Jaya Setia Bakti Paya Laot Tidak - 340 - - - - - - - Tidak 9 Tidak 9 2,000,000 50,000
9 Aceh Jaya Setia Bakti Sapek Tidak - 430 - - - - - - - Tidak 11 Tidak 11 2,000,000 30,000
10 Aceh Jaya Setia Bakti Pante Kuyun Tidak - 480 - - - - - - - Tidak 12 Tidak 12 2,000,000 30,000
11 Aceh Jaya Setia Bakti Gle Seubak Tidak - 225 - - - - - - - Tidak 14 Tidak 14 2,000,000 30,000
12 Aceh Jaya Setia Bakti Gampong Baroh Tidak - 330 - - - - - - - Tidak 17 Tidak 17 2,000,000 30,000
13 Aceh Jaya Panga Gle Putoh Tidak - 75 - - - 80 - - - Tidak 8 Tidak 8 2,000,000 50,000
14 Aceh Jaya Teunom Lhok Guci Tidak - 285 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 30,000
15 Aceh Jaya Teunom Tuwi Priya Tidak - 150 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 30,000
16 Aceh Jaya Teunom Bintah Tidak - 240 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 30,000
17 Aceh Jaya Teunom Ceurace Tidak - 165 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 75,000
18 Aceh Jaya Teunom Alue Punti Tidak - 180 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 75,000
19 Aceh Jaya Teunom Alue Jang Tidak - 150 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 75,000
20 Aceh Jaya Teunom Sarah Raya Tidak - 375 - - - - - - - Tidak 23 Tidak 23 2,000,000 75,000
21 Aceh Jaya Teunom Kubu Tidak - 345 - - - - - - - - 21 Tidak 21 2,000,000 75,000
22 Aceh Jaya Teunom Alue Meuraksa Tidak - 240 - - - - - - - Tidak 25 Tidak 25 2,000,000 75,000
23 Aceh Jaya Teunom Pasi Timon Tidak - 320 - - - - - - - - - Tidak - 2,000,000 75,000
24 Aceh Jaya Teunom Pasi Geulima Tidak - 210 - - - - - - - - - Tidak - 2,000,000 75,000
L
-
5
1
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.2 KABUPATEN ACEH BARAT
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Barat Woyla Timur Rambong Pusat Desa 04
o
27'53,34" 096
o
01'30,00" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
22 Di luar kawasan hutan Terpencar
2 Aceh Barat Woyla Timur Gampong Baroh
WT
Pusat Desa 04
o
27'55,97" 096
o
01'17,91" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
21 Di luar kawasan hutan Terpencar
3 Aceh Barat Woyla Timur Pasi Ara WT Pusat Desa 04
o
30'17,97" 096
o
01'39,06" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
20 Di luar kawasan hutan Terpencar
4 Aceh Barat Woyla Timur Kubu Capang Pusat Desa 04
o
29'34,07" 096
o
01'42,47" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 22 Di luar kawasan hutan Terpencar
5 Aceh Barat Woyla Timur Paya Baro Pusat Desa 04
o
30'18,34" 096
o
01'56,68" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 20 Di luar kawasan hutan Terpencar
6 Aceh Barat Woyla Timur Seuradeuk Pusat Desa 04
o
31'1,87" 096
o
03'53,79" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 23 Di luar kawasan hutan Terpencar
7 Aceh Barat Woyla Timur Lubok Panyang Pusat Desa 04
o
30'41,73" 096
o
03'41,87" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 20 Di luar kawasan hutan Terpencar
8 Aceh Barat Woyla Timur Teumikut Ranum Pusat Desa 04
o
29'10,61" 096
o
08'53,83" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
24 Di luar kawasan hutan Terpencar
9 Aceh Barat Arongan
Lambalek
Karang Hampa Pusat Desa 04
o
22'59,88" 095
o
55'41,61" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
12 Di luar kawasan hutan Terpencar
10 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Canggai Pusat Desa Desa Definitif Ada Pantai - Dataran 2 Di luar kawasan hutan Terpencar
11 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Sikundo Pusat Desa Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
8 Di luar kawasan hutan Terpencar
12 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Jambak Pusat Desa Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Dataran 7 Di luar kawasan hutan Terpencar
13 Aceh Barat Panton
Rheu
Ujong Raja Pusat Desa Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
12 Di luar kawasan hutan Terpencar
14 Aceh Barat Panton
Rheu
Paya Baro Meuko Pusat Desa Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
7 Di luar kawasan hutan Terpencar
15 Aceh Barat Panton
Rheu
Antong Pusat Desa Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
7 Di luar kawasan hutan Terpencar
16 Aceh Barat Sungai Mas Gleng Pusat Desa 04
o
30'40,70" 096
o
04'49,21" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
25 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
17 Aceh Barat Sungai Mas Leubok Beutong Pusat Desa 04
o
31'03,9" 096
o
03'25,6" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Bantaran Sungai 22 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
18 Aceh Barat Sungai Mas Ramiti Pusat Desa 04
o
31'27,85" 096
o
02'23,98" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
27 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
19 Aceh Barat Sungai Mas Gaseu Pusat Desa 04
o
31'31,9" 096
o
02'04,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
28 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
20 Aceh Barat Sungai Mas Gunong Buloh Pusat Desa 04
o
31'6,20" 096
o
31'6,20" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
28 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
21 Aceh Barat Sungai Mas Pungki Pusat Desa 04
o
31'31,3" 096
o
02'17,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
29 Di sekitar kawasan hutan -
22 Aceh Barat Sungai Mas Sipot Pusat Desa 04
o
30'17,30" 096
o
01'21,98" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
30 Di sekitar kawasan hutan -
23 Aceh Barat Sungai Mas Lung Baro Pusat Desa 04
o
31'24.5" 096
o
01'33,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/punggung
bukit
32 Di sekitar kawasan hutan -
L
-
5
2
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Barat)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Aceh Barat Woyla
Timur
Rambong 105 100 52 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 8 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
2 Aceh Barat Woyla
Timur
Gampong Baroh
WT
40 46 28 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 10 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
3 Aceh Barat Woyla
Timur
Pasi Ara WT 135 147 69 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 12 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
4 Aceh Barat Woyla
Timur
Kubu Capang 48 53 31 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 15 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
5 Aceh Barat Woyla
Timur
Paya Baro 181 194 85 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 8 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
6 Aceh Barat Woyla
Timur
Seuradeuk 109 144 69 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 9 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
7 Aceh Barat Woyla
Timur
Lubok Panyang 60 65 37 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 10 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
8 Aceh Barat Woyla
Timur
Teumikut Ranum 77 83 49 100 Pertanian Padi - - Tidak - - 11 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
9 Aceh Barat Arongan
Lambalek
Karang Hampa 193 162 80 100 Pertanian Sawit Palawija - Tidak - - 5 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
10 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Canggai 111 110 74 100 Pertanian Karet Palawija - Tidak - - 8 Kayu bakar Bukan
jamban
11 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Sikundo 71 56 50 100 Pertanian Padi Palawija - Ada - 75 10 Kayu bakar Bukan
jamban
12 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Jambak 140 150 86 100 Pertanian Padi Palawija - Tidak - - 7 Kayu bakar Bukan
jamban
13 Aceh Barat Panton
Rheu
Ujong Raja 106 120 100 100 Pertanian Padi - - Tidak - - - Kayu bakar Bukan
jamban
14 Aceh Barat Panton
Rheu
Paya Baro Meuko 77 69 39 100 Pertanian Padi - - Tidak - - - Kayu bakar Bukan
jamban
15 Aceh Barat Panton
Rheu
Antong 42 52 29 100 Pertanian Padi - - Tidak - - - Kayu bakar Bukan
jamban
16 Aceh Barat Sungai Mas Gleng 215 300 147 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 101 9 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
umum
17 Aceh Barat Sungai Mas Leubok Beutong 80 75 45 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 38 9.5 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
18 Aceh Barat Sungai Mas Ramiti 50 57 30 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 20 11 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
19 Aceh Barat Sungai Mas Gaseu 94 100 65 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 50 13 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
20 Aceh Barat Sungai Mas Gunong Buloh 42 43 25 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Karet Ada 20 20 12 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
21 Aceh Barat Sungai Mas Pungki 50 98 93 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 80 14 Kayu bakar Bukan
jamban
22 Aceh Barat Sungai Mas Sipot 61 60 36 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 25 16 Kayu bakar Bukan
jamban
23 Aceh Barat Sungai Mas Lung Baro 43 38 35 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija Karet Ada - 20 21 Kayu bakar Bukan
jamban
L
-
5
3
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Barat)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Barat Woyla Timur Rambong Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
2 Aceh Barat Woyla Timur Gampong Baroh
WT
Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
3 Aceh Barat Woyla Timur Pasi Ara WT Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
4 Aceh Barat Woyla Timur Kubu Capang Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
5 Aceh Barat Woyla Timur Paya Baro Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
6 Aceh Barat Woyla Timur Seuradeuk Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
7 Aceh Barat Woyla Timur Lubok Panyang Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
8 Aceh Barat Woyla Timur Teumikut Ranum Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
9 Aceh Barat Arongan
Lambalek
Karang Hampa Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
10 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Canggai Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
11 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Sikundo Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
12 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Jambak Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
13 Aceh Barat Panton Rheu Ujong Raja Ada Mandi/cuci - - - 15 15 - - - - - - - - -
14 Aceh Barat Panton Rheu Paya Baro Meuko Ada Mandi/cuci - - - 12 12 - - - - - - - - -
15 Aceh Barat Panton Rheu Antong Ada Mandi/cuci - - - 15 15 - - - - - - - - -
16 Aceh Barat Sungai Mas Gleng Ada Mandi/cuci - - - - - - 1 - - - - - - -
17 Aceh Barat Sungai Mas Leubok Beutong Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
18 Aceh Barat Sungai Mas Ramiti Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
19 Aceh Barat Sungai Mas Gaseu Ada Mandi/cuci - - - - - - 1 - - - - - - -
20 Aceh Barat Sungai Mas Gunong Buloh Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
21 Aceh Barat Sungai Mas Pungki Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
22 Aceh Barat Sungai Mas Sipot Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
23 Aceh Barat Sungai Mas Lung Baro Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
L
-
5
4
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Barat)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Aceh Barat Woyla
Timur
Rambong Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
2 Aceh Barat Woyla
Timur
Gampong Baroh
WT
Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
3 Aceh Barat Woyla
Timur
Pasi Ara WT Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
4 Aceh Barat Woyla
Timur
Kubu Capang Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
5 Aceh Barat Woyla
Timur
Paya Baro Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
6 Aceh Barat Woyla
Timur
Seuradeuk Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
7 Aceh Barat Woyla
Timur
Lubok Panyang Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
8 Aceh Barat Woyla
Timur
Teumikut Ranum Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
9 Aceh Barat Arongan
Lambalek
Karang Hampa Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
10 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Canggai Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Ya
11 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Sikundo Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Ya
12 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Jambak Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Ya
13 Aceh Barat Panton
Rheu
Ujong Raja Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Ya
14 Aceh Barat Panton
Rheu
Paya Baro Meuko Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Ya
15 Aceh Barat Panton
Rheu
Antong Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Ya
16 Aceh Barat Sungai Mas Gleng Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Diperkeras Tidak
17 Aceh Barat Sungai Mas Leubok Beutong Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Ya
18 Aceh Barat Sungai Mas Ramiti Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Tidak
19 Aceh Barat Sungai Mas Gaseu Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Tidak
20 Aceh Barat Sungai Mas Gunong Buloh Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Tanah Tidak
21 Aceh Barat Sungai Mas Pungki Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Ya
22 Aceh Barat Sungai Mas Sipot Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Ya
23 Aceh Barat Sungai Mas Lung Baro Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Ya
L
-
5
5
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Barat)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Barat Woyla
Timur
Rambong - - - - - - - - - - Tidak - - -
2 Aceh Barat Woyla
Timur
Gampong Baroh
WT
- - - - - - - - - - Tidak - - -
3 Aceh Barat Woyla
Timur
Pasi Ara WT - - - - - - - - - - Tidak - - -
4 Aceh Barat Woyla
Timur
Kubu Capang - - - - - - - - - - Tidak - - -
5 Aceh Barat Woyla
Timur
Paya Baro - - - - - - - - - - Tidak - - -
6 Aceh Barat Woyla
Timur
Seuradeuk - - - - - - - - - - Tidak - - -
7 Aceh Barat Woyla
Timur
Lubok Panyang - - - - - - - - - - Tidak - - -
8 Aceh Barat Woyla
Timur
Teumikut Ranum - - - - - - - - - - Tidak - - -
9 Aceh Barat Arongan
Lambalek
Karang Hampa - - - - - - - - - - Tidak - - -
10 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Canggai - - - - - - - - - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
11 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Sikundo - - - - - - - - - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
12 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Jambak - - - - - - - - - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
13 Aceh Barat Panton
Rheu
Ujong Raja - - - - - - - - - - Tidak - - -
14 Aceh Barat Panton
Rheu
Paya Baro Meuko - - - - - - - - - - Tidak - - -
15 Aceh Barat Panton
Rheu
Antong - - - - - - - - - - Tidak - - -
16 Aceh Barat Sungai Mas Gleng 7.00 - - 72 - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
17 Aceh Barat Sungai Mas Leubok Beutong - - - - - - - - - Tidak - - -
18 Aceh Barat Sungai Mas Ramiti - - - - - - - - - Tidak Tidak - Tidak Tidak
19 Aceh Barat Sungai Mas Gaseu - - - - - - - - - Tidak Tidak - Tidak Tidak
20 Aceh Barat Sungai Mas Gunong Buloh - - - - - - - - - Tidak Tidak - Tidak Tidak
21 Aceh Barat Sungai Mas Pungki - - - - - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
22 Aceh Barat Sungai Mas Sipot - - - - - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
23 Aceh Barat Sungai Mas Lung Baro - - - - - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
L
-
5
6
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Barat)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Barat Woyla
Timur
Rambong 700 - 90 - 35 - 2 100 - - - - 160 - - -
2 Aceh Barat Woyla
Timur
Gampong Baroh
WT
300 - 15 - 14 - 2 2 - - - - 260 - - -
3 Aceh Barat Woyla
Timur
Pasi Ara WT 300 - 90 - 80 - 2 - - - - - 120 - - -
4 Aceh Barat Woyla
Timur
Kubu Capang 350 - 46 - 14 - 8 3 - - - - 270 - - -
5 Aceh Barat Woyla
Timur
Paya Baro 500 - 90 - 20 - 20 - - - - - 100 - - -
6 Aceh Barat Woyla
Timur
Seuradeuk 500 - 140 - 80 - 4 - - - - - 260 - - -
7 Aceh Barat Woyla
Timur
Lubok Panyang 400 - 105 - 45 - 4 40 - - - - 200 - - -
8 Aceh Barat Woyla
Timur
Teumikut Ranum 550 - 65 - 184 - 70 95 - - - - 130 - - -
9 Aceh Barat Arongan
Lambalek
Karang Hampa 600 - 263 - 158 - - 46 - - - - 90 - - -
10 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Canggai 340 - 30 - - - 15 75 - - - - 210 - - -
11 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Sikundo 380 - 160 - 30 - 50 30 - - - - 100 - - -
12 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Jambak 1,000 - 170 - 20 - 100 35 - - - - 500 - - -
13 Aceh Barat Panton
Rheu
Ujong Raja 375 - 120 - 55 - 5 - 13 - - - 160 - - 116
14 Aceh Barat Panton
Rheu
Paya Baro Meuko 450 - 105 - 65 - 5 35 - - - - 200 - - -
15 Aceh Barat Panton
Rheu
Antong 300 - 20 - 15 - 15 - - - - - 100 - - 9
16 Aceh Barat Sungai Mas Gleng 2,700 - 70 - - - 2,625 - - - - - - - - -
17 Aceh Barat Sungai Mas Leubok Beutong 300 - - - - 270 - - - - - - - - -
18 Aceh Barat Sungai Mas Ramiti 14,000 - 1,400 - 5,600 - - - - - - - 7000 ha - - -
19 Aceh Barat Sungai Mas Gaseu 5,000 - 500 - 3,000 - - - - - - - 1500 ha - - -
20 Aceh Barat Sungai Mas Gunong Buloh 14,000 - 1,400 - - 5,600 - - - - - 7000 ha - - -
21 Aceh Barat Sungai Mas Pungki 3,720 - 152 - 200 - 100 500 - - - - 2,255 - - -
22 Aceh Barat Sungai Mas Sipot 3,500 - 650 - 50 - 50 1,320 - - - - 390 - - -
23 Aceh Barat Sungai Mas Lung Baro 3,300 - 200 - 50 - 50 1,460 - - - - 680 - - -
L
-
5
7
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Barat)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Barat Woyla
Timur
Rambong Tidak - 70 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
2 Aceh Barat Woyla
Timur
Gampong Baroh
WT
Tidak - 10 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
3 Aceh Barat Woyla
Timur
Pasi Ara WT Tidak - 70 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
4 Aceh Barat Woyla
Timur
Kubu Capang Tidak - 35 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
5 Aceh Barat Woyla
Timur
Paya Baro Tidak - 65 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
6 Aceh Barat Woyla
Timur
Seuradeuk Tidak - 105 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
7 Aceh Barat Woyla
Timur
Lubok Panyang Tidak - 80 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
8 Aceh Barat Woyla
Timur
Teumikut Ranum Tidak - 50 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
9 Aceh Barat Arongan
Lambalek
Karang Hampa Tidak - 195 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 30,000
10 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Canggai Tidak - 25 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
11 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Sikundo Tidak - 120 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 20,000
12 Aceh Barat Pante
Ceureumen
Jambak Tidak - 130 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
13 Aceh Barat Panton
Rheu
Ujong Raja Tidak - 90 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
14 Aceh Barat Panton
Rheu
Paya Baro Meuko Tidak - 80 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
15 Aceh Barat Panton
Rheu
Antong Tidak - 15 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
16 Aceh Barat Sungai Mas Gleng Tidak - 50 - - - - - - - Tidak 7 Tidak 7 2,000,000 30,000
17 Aceh Barat Sungai Mas Leubok Beutong Tidak - - - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
18 Aceh Barat Sungai Mas Ramiti Tidak - 210 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
19 Aceh Barat Sungai Mas Gaseu Tidak - 375 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
20 Aceh Barat Sungai Mas Gunong Buloh Tidak - 210 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 75,000
21 Aceh Barat Sungai Mas Pungki Tidak - 115 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,200,000 20,000
22 Aceh Barat Sungai Mas Sipot Tidak - 480 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 20,000
23 Aceh Barat Sungai Mas Lung Baro Tidak - 150 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,500,000 20,000
L
-
5
8
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.3 KABUPATEN NAGAN RAYA
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Nagan Raya Seunagan
Timur
Blang Sango Pusat Desa 04
o
15'14,0" 096
o
18'47,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 28 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
2 Nagan Raya Seunagan
Timur
Tuwi Meulusong Pusat Desa 04
o
16'37.8" 096
o
19'08,6" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
28 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
3 Nagan Raya Beutong Karian Blang Lemah Pusat Desa 04
o
19'45,8" 096
o
22'56,8" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
79 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
4 Nagan Raya Beutong Bumi Sari Pusat Desa 04
o
11'50,8" 096
o
26'28,5" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 124 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
5 Nagan Raya Tadu Raya Gapa Garu Pusat Desa 04
o
01'37,0" 096
o
23'13,7" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
34 Di luar kawasan hutan Mengelompok
6 Nagan Raya Tadu Raya Alue Gajah Pusat Desa 04
o
02'21,0" 096
o
23'54,3" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
33 Di luar kawasan hutan Terpencar
7 Nagan Raya Tadu Raya Alue Labu Pusat Desa 04
o
00'48,9" 096
o
22'25,1" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
24 Di luar kawasan hutan Terpencar
8 Nagan Raya Tadu Raya Pasi Luah Pusat Desa 04
o
02'53,0" 096
o
23'41,2" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 22 Di luar kawasan hutan Terpencar
9 Nagan Raya Tadu Raya Gunong Sapek Pusat Desa 04
o
02'04,4" 096
o
23'11,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 20 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
10 Nagan Raya Tadu Raya Babah Roet Pusat Desa 04
o
01'36,6" 096
o
21'24,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
20 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
11 Nagan Raya Tadu Raya Sarah Mantok Pusat Desa 04
o
02'10,3" 096
o
22'22,2" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 15 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
12 Nagan Raya Tadu Raya Alue Seupeng Pusat Desa 04
o
03'14,4" 096
o
22'22,2" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
40 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
13 Nagan Raya Tadu Raya Alue Siron Pusat Desa 04
o
02'13,1" 096
o
22'28,2" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 5 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
14 Nagan Raya Darul
Makmur
Ds.Persiapan Kuta
Blang
- - - Persiapan Ada Bukan pesisir - Daratan - Di sekitar kawasan hutan Terpencar
15 Nagan Raya Darul
Makmur
Padang Sali Ujong
Lamie
- - - Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan - Di sekitar kawasan hutan Terpencar
16 Nagan Raya Darul
Makmur
Kuala Seumayam - - - Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 400 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
L
-
5
9
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Nagan Raya)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten
Kecamata
n
Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Nagan Raya Seunagan
Timur
Blang Sango 53 59 30 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Karet Ada 10 - 4 Kayu bakar Bukan
jamban
2 Nagan Raya Seunagan
Timur
Tuwi Meulusong 91 92 44 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Karet - Tidak - - 5 Kayu bakar Bukan
jamban
3 Nagan Raya Beutong Karian Blang Lemah 118 129 78 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija - Ada 1 - 7 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
4 Nagan Raya Beutong Bumi Sari 216 274 138 100 Pertanian dan
perkebunan
Palawija Karet Kelapa
Sawit
Ada 5 - 7 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
sendiri
5 Nagan Raya Tadu Raya Gapa Garu 153 145 72 70 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Kelapa
Sawit
Ada 2 - 3.5 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
sendiri
6 Nagan Raya Tadu Raya Alue Gajah 57 60 33 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi - - Ada - - 2 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
sendiri
7 Nagan Raya Tadu Raya Alue Labu 80 70 44 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Kelapa
sawit
- Ada 2 - 6 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
bersama
8 Nagan Raya Tadu Raya Pasi Luah 78 90 46 80 Pertanian dan
perkebunan
Karet Pinang - Ada 2 - 2 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
bersama
9 Nagan Raya Tadu Raya Gunong Sapek 79 83 37 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet - - Tidak - - 3.5 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
10 Nagan Raya Tadu Raya Babah Roet 133 126 64 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet - - Tidak - - 7 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
11 Nagan Raya Tadu Raya Sarah Mantok 63 76 32 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet - - Tidak - - 4.5 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
12 Nagan Raya Tadu Raya Alue Seupeng 124 138 79 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet - - Tidak - - 5.5 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
13 Nagan Raya Tadu Raya Alue Siron 63 73 60 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet - - Tidak - - 3 Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
14 Nagan Raya Darul
Makmur
Ds.Persiapan Kuta
Blang
- - - 100 Pertanian dan
perkebunan
- - - - - - - Minyak tanah/
kayu bakar
-
15 Nagan Raya Darul
Makmur
Padang Sali Ujong
Lamie
- - - 100 Pertanian dan
perkebunan
- - - - - - - Minyak tanah/
kayu bakar
-
16 Nagan Raya Darul
Makmur
Kuala Seumayam 51 47 27 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi - - Tidak - - - Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
L
-
6
0
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Nagan Raya)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Nagan Raya Seunagan
Timur
Blang Sango Ada Mandi/cu
ci
Irigasi - - - - - - - - - - - - -
2 Nagan Raya Seunagan
Timur
Tuwi Meulusong Ada Mandi/cu
ci
Minum Bahan
baku
air
minum
Iriga
si
- - - - - - - - - - -
3 Nagan Raya Beutong Karian Blang
Lemah
Ada Mandi/cu
ci
Irigasi Bahan
baku
air
minum
- - - - 1 - - - - - - -
4 Nagan Raya Beutong Bumi Sari Ada Mandi/cu
ci
- - - - - - 2 - - - 1 - 1 -
5 Nagan Raya Tadu Raya Gapa Garu Ada Irigasi - - - - - - - - - - - - - -
6 Nagan Raya Tadu Raya Alue Gajah Ada Irigasi - - - - - - - - - - - -
7 Nagan Raya Tadu Raya Alue Labu Ada Irigasi - - - - - - 1 - - - - 1 - -
8 Nagan Raya Tadu Raya Pasi Luah Tidak - - - - - - - - - - 1 - - - -
9 Nagan Raya Tadu Raya Gunong Sapek Tidak - - - - - - - 1 - - - - - - -
10 Nagan Raya Tadu Raya Babah Roet Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
11 Nagan Raya Tadu Raya Sarah Mantok Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
12 Nagan Raya Tadu Raya Alue Seupeng Tidak - - - - - - - 1 - - - - - - -
13 Nagan Raya Tadu Raya Alue Siron Tidak - - - - - - - 1 - - - - - - -
14 Nagan Raya Darul Makmur Ds.Persiapan Kuta
Blang
- - - - - - - - - - - - - - - -
15 Nagan Raya Darul Makmur Padang Sali Ujong
Lamie
- - - - - - - - - - - - - - - -
16 Nagan Raya Darul Makmur Kuala Seumayam Ada Mandi/cu
ci
- - - - - - - - - - - - - -
L
-
6
1
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Nagan Raya)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Nagan Raya Seunagan
Timur
Blang Sango Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Tidak
2 Nagan Raya Seunagan
Timur
Tuwi Meulusong Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat dan air Tanah Tidak
3 Nagan Raya Beutong Karian Blang
Lemah
Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras,
tanah
Ya
4 Nagan Raya Beutong Bumi Sari Islam Islam 3 3 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
5 Nagan Raya Tadu Raya Gapa Garu Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
6 Nagan Raya Tadu Raya Alue Gajah Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
7 Nagan Raya Tadu Raya Alue Labu Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
8 Nagan Raya Tadu Raya Pasi Luah Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
9 Nagan Raya Tadu Raya Gunong Sapek Islam - 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
10 Nagan Raya Tadu Raya Babah Roet Islam - 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
11 Nagan Raya Tadu Raya Sarah Mantok Islam - - 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
12 Nagan Raya Tadu Raya Alue Seupeng Islam - 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
13 Nagan Raya Tadu Raya Alue Siron Islam - 1 1 - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
14 Nagan Raya Darul
Makmur
Ds.Persiapan Kuta
Blang
- - - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
15 Nagan Raya Darul
Makmur
Padang Sali Ujong
Lamie
- - - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
16 Nagan Raya Darul
Makmur
Kuala Seumayam - - - - - - Ada Ada Ada Keuchik Darat Diperkeras Ya
L
-
6
2
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Nagan Raya)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Nagan Raya Seunagan
Timur
Blang Sango - - - - - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
2 Nagan Raya Seunagan
Timur
Tuwi Meulusong - - - - - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
3 Nagan Raya Beutong Karian Blang
Lemah
- - - - - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
4 Nagan Raya Beutong Bumi Sari - - - - - - - - - - Tidak - Tidak Tidak
5 Nagan Raya Tadu Raya Gapa Garu 15.00 - - - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
6 Nagan Raya Tadu Raya Alue Gajah 13.30 - - - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
7 Nagan Raya Tadu Raya Alue Labu 17.50 - - - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
8 Nagan Raya Tadu Raya Pasi Luah 14.50 - - - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
9 Nagan Raya Tadu Raya Gunong Sapek 12.00 - - - - - - - - - Tidak - - -
10 Nagan Raya Tadu Raya Babah Roet 5.00 - - - - - - - - - Tidak - - -
11 Nagan Raya Tadu Raya Sarah Mantok 7.00 - - - - - - - - - Tidak - - -
12 Nagan Raya Tadu Raya Alue Seupeng 12.00 - - - - - - - - - Tidak - - -
13 Nagan Raya Tadu Raya Alue Siron 8.00 - - - - - - - - - Tidak - - -
14 Nagan Raya Darul
Makmur
Ds.Persiapan Kuta
Blang
- - - - - - - - - - Tidak - - -
15 Nagan Raya Darul
Makmur
Padang Sali Ujong
Lamie
- - - - - - - - - - Tidak - - -
16 Nagan Raya Darul
Makmur
Kuala Seumayam - - - - - - - - - - Tidak - - -
L
-
6
3
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Nagan Raya)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Nagan Raya Seunagan
Timur
Blang Sango 4,000 - 1,200 - 600 - - - - - - - 2,000 - - 200
2 Nagan Raya Seunagan
Timur
Tuwi Meulusong 1,100 - 35 - 10 - 800 20 - - - - 220 - - -
3 Nagan Raya Beutong Karian Blang Lemah 12,000 - 2,400 - 3,000 - - - - - - 6,000 - - 600
4 Nagan Raya Beutong Bumi Sari 3,500 - - - 158 - - - - - 400 - - -
5 Nagan Raya Tadu Raya Gapa Garu 900 - 120 - 155 - 85 350 - - - - 134 - - -
6 Nagan Raya Tadu Raya Alue Gajah 2,490 - 120 - 16 - 60 1,936 - - - - 360 - - 10
7 Nagan Raya Tadu Raya Alue Labu 3,039 - 220 - 100 - 105 850 - - - - 1,770 - - 10
8 Nagan Raya Tadu Raya Pasi Luah 2,150 - 100 - 25 - 440 950 - - - - 1,030 - - 10
9 Nagan Raya Tadu Raya Gunong Sapek 1,064 - 25 - 20 - 150 580 - - - - 290 - - -
10 Nagan Raya Tadu Raya Babah Roet 1,420 - 65 - 180 - 170 500 - - - - 510 - - -
11 Nagan Raya Tadu Raya Sarah Mantok 1,420 - 50 - 25 - 225 650 - - - - 470 - - -
12 Nagan Raya Tadu Raya Alue Seupeng 1,420 - 200 - 40 - 100 250 - - - - 820 - - -
13 Nagan Raya Tadu Raya Alue Siron 2,480 - 90 - 100 - 85 700 - - - - 1,480 - - -
14 Nagan Raya Darul
Makmur
Ds.Persiapan Kuta
Blang
- - - - - - - - - - - - - - - -
15 Nagan Raya Darul
Makmur
Padang Sali Ujong
Lamie
- - - - - - - - - - - - - - - -
16 Nagan Raya Darul
Makmur
Kuala Seumayam 1,700 - 100 - 70 - 35 1,450 - - - - 40 - - -
L
-
6
4
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Nagan Raya)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Nagan Raya Seunagan
Timur
Blang Sango Tidak - 900 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 75,000
2 Nagan Raya Seunagan
Timur
Tuwi Meulusong Tidak - 25 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 30,000
3 Nagan Raya Beutong Karian Blang Lemah Tidak - 360 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,250,000 75,000
4 Nagan Raya Beutong Bumi Sari Tidak - - - - 1,920 48 - 1 - Tidak - Tidak - 2,000,000 75,000
5 Nagan Raya Tadu Raya Gapa Garu Tidak - 90 - - - - - - - Tidak 15 Tidak 15 2,000,000 75,000
6 Nagan Raya Tadu Raya Alue Gajah Tidak - 90 - - - - - - - Tidak 13 Tidak 13 2,000,000 30,000
7 Nagan Raya Tadu Raya Alue Labu Tidak - 165 - - - - - - - Tidak 18 Tidak 18 2,000,000 75,000
8 Nagan Raya Tadu Raya Pasi Luah Tidak - 75 - - - - - - - Tidak 15 Tidak 15 2,000,000 75,000
9 Nagan Raya Tadu Raya Gunong Sapek Tidak - 20 - - - - - - - Tidak 12 - 12 2,000,000 30,000
10 Nagan Raya Tadu Raya Babah Roet Tidak - 50 - - - - - - - Tidak 5 - 5 2,000,000 30,000
11 Nagan Raya Tadu Raya Sarah Mantok Tidak - 35 - - - - - - - Tidak 7 - 7 2,000,000 30,000
12 Nagan Raya Tadu Raya Alue Seupeng Tidak - 150 - - - - - - - Tidak 12 - 12 2,000,000 30,000
13 Nagan Raya Tadu Raya Alue Siron Tidak - 65 - - - - - - - Tidak 8 - 8 2,000,000 30,000
14 Nagan Raya Darul
Makmur
Ds.Persiapan Kuta
Blang
- - - - - - - - - - Tidak - - - 1,250,000 30,000
15 Nagan Raya Darul
Makmur
Padang Sali Ujong
Lamie
- - - - - - - - - - Tidak - - - 1,250,000 30,000
16 Nagan Raya Darul
Makmur
Kuala Seumayam Tidak - 75 - - - - - - - Tidak - - - 1,500,000 30,000
L
-
6
5
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.4 KABUPATEN ACEH SELATAN
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Si Urai-Urai Pusat Desa 02o59'44,40" 097o35'1,35" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
6 m Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
2 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Kota Indarung Pusat Desa 03o59'40,16" 097o35'51,4" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
6 m Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
3 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Alue Keujreun Pusat Desa 03o0'20,11" 097o35'16,64" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
12 m Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
4 Aceh Selatan Kluet Timur Pucuk Lembang Rmh.Kepala
Desa
02o59'7,44" 097o36'43,22" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
23 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
5 Aceh Selatan Trumon Kuta Padang Pusat Desa 02o47'08,4" 097o39'06,2" Desa Definitif Ada Pantai - Pantai 1 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
6 Aceh Selatan Trumon Raket Pusat Desa 02o44'04,4" 097o40'02,0" Desa Definitif Ada Pantai - Pantai 3 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
7 Aceh Selatan Trumon Gampong Tengah Pusat Desa 02o45'45,01" 097o39'26,05" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan 5 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
Lanjutan(Kab. Aceh Selatan)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Si Urai-Urai 52 61 29 80 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Peterna
kan
Ada 24 3 Kayu
bakar/Minyak
Tanah
Bukan
Jamban
2 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Kota Indarung 276 284 134 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Nilam Ada 98 4 Kayu
bakar/Minyak
Tanah
Bukan
Jamban
3 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Alue Keujreun 274 264 126 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Palawija Nilam Ada 110 29 Kayu Bakar Bukan
Jamban
4 Aceh Selatan Kluet Timur Pucuk Lembang 374 381 197 100 Pertanian &
Perkebunan
Padi Palawija Kemiri Tak ada - 100 5 Kayu Bakar Bukan
Jamban
5 Aceh Selatan Trumon Kuta Padang 148 144 75 100 Pertanian Padi Kedelai Jagung Tak ada - 60 5 Kayu Bakar Bukan
Jamban
6 Aceh Selatan Trumon Raket 92 74 36 100 Pertanian/Perika
nan
Perikana
n Laut
Padi Jagung Tak ada - 50 8 Kayu Bakar Bukan
Jamban
7 Aceh Selatan Trumon Gampong Tengah 66 70 30 100 Pertanian Padi Kedelai Jagung Tak ada - 30 6 Kayu Bakar Bukan
Jamban
L
-
6
6
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Selatan)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Selatan Kluet Tengah Si Urai-Urai Ada Mandi/
cuci
- - - - - - - - - - - - - -
2 Aceh Selatan Kluet Tengah Kota Indarung Ada Mandi/
cuci
- - - - - - 1 1 - TPA (1) 1 - - -
3 Aceh Selatan Kluet Tengah Alue Keujreun Ada Mandi/
cuci
- - - - - - - - - - - - - -
4 Aceh Selatan Kluet Timur Pucuk Lembang Ada Mandi/
cuci
Minum Bhn
baku
air
minum
- 210 205 unit - 1 Unit - - - - 1 Unit - -
5 Aceh Selatan Trumon Kuta Padang Tdk
Ada
- - - - - - - 1 - - - - - - -
6 Aceh Selatan Trumon Raket Ada Mandi/
cuci
- - - - - - 1 - - - - - - -
7 Aceh Selatan Trumon Gampong Tengah Ada Mandi/
cuci
- - - - - - - - - - - - - -
Lanjutan(Kab. Aceh Selatan)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Aceh Selatan Kluet Tengah Si Urai-Urai Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Air - Ya
2 Aceh Selatan Kluet Tengah Kota Indarung Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Air - Ya
3 Aceh Selatan Kluet Tengah Alue Keujreun Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Petua Adat Air - Ya
4 Aceh Selatan Kluet Timur Pucuk Lembang Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Tanah Ya
5 Aceh Selatan Trumon Kuta Padang Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Tanah Ya
6 Aceh Selatan Trumon Raket Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Tanah Ya
7 Aceh Selatan Trumon Gampong Tengah Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Tanah Ya
L
-
6
7
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Selatan)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Si Urai-Urai 2.50 - Perahu - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
2 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Kota Indarung 3.00 - Perahu - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
3 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Alue Keujreun - - - - - - - - Tidak - - -
4 Aceh Selatan Kluet Timur Pucuk Lembang 8.00 0.5 Kendaraan
roda 4
50 1.5 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - TVRI
5 Aceh Selatan Trumon Kuta Padang 30.00 1.25 Motor boat 125 4 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - Tidak
6 Aceh Selatan Trumon Raket 32.00 1.25 Motor boat 127 4 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - Tidak
7 Aceh Selatan Trumon Gampong Tengah 34.00 1.25 Motor boat 129 4 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - Tidak
Lanjutan(Kab. Aceh Selatan)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Si Urai-Urai 1,800 - 55 - 120 - 160 260 - - - - 1,120 - - -
2 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Kota Indarung 11,300 - 130 - 130 - 100 200 - - - - 1,300 - - -
3 Aceh Selatan Kluet
Tengah
Alue Keujreun 1,800 - 40 - 60 - 190 1,250 - - - - 50 - - -
4 Aceh Selatan Kluet Timur Pucuk Lembang 650 80 - - - 570 - - - - - - - - -
5 Aceh Selatan Trumon Kuta Padang 9,200 - 15 - 668 - - - - - - - - - - -
6 Aceh Selatan Trumon Raket 9,200 - 13 - 8,192 - - - - - - - - - - -
7 Aceh Selatan Trumon Gampong Tengah 10,100 - 35 - 9,020 - - - - - - - - - - -
L
-
6
8
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Selatan)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Selatan Kluet Tengah Si Urai-Urai Tidak - 40 - - - - Nilam
(300)
- - Tidak 3 Tidak 3 2,000,000 30,000
2 Aceh Selatan Kluet Tengah Kota Indarung Tidak - 95 - - - - - - Tidak 3 Tidak 3 2,000,000 30,000
3 Aceh Selatan Kluet Tengah Alue Keujreun Tidak - 30 - - - - - - - - 2,000,000 20,000
4 Aceh Selatan Kluet Timur Pucuk Lembang Tidak - - - - - - Pinang
(100)
- - Ada 3 Tidak 8 1,500,000 20,000
5 Aceh Selatan Trumon Kuta Padang Tidak - 10 0.5 - - - - - - 30 - 30 1,500,000 20,000
6 Aceh Selatan Trumon Raket Tidak - 10 0.5 - - - Kuini (3) - - - 32 - 32 1,500,000 20,000
7 Aceh Selatan Trumon Gampong
Tengah
Tidak - 25 0.5 - - - Kuini(10) - - - 34 - 34 1,500,000 20,000
L
-
6
9
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.5 KOTA SUBULUSSALAM
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kota Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Subulussalam Longkip Panji Pusat Desa 02o34'24,4" 097o49'04,0" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
19 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
2 Subulussalam Longkip Bukit Alim Pusat Desa 02o35'16,1" 097o56'04,5" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
43 m Di sekitar kawasan hutan Terpencar
3 Subulussalam Longkip Longkip Pusat Desa 02o33'04,9" 097o49'19,3" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
19 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
4 Subulussalam Longkip Darussalam Pusat Desa 02o36'04,9" 097o52'10,0" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/daerah
aliran sungai
Di luar kawasan hutan Mengelompok
5 Subulussalam Rundeng Oboh Rmh.Kepala
Desa
2
0
37'41,7" 97
0
50' 29,0" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/ daerah
aliran sungai
16 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
6 Subulussalam Rundeng Tualang Rmh.Kepala
Desa
2
0
40'12,71" 97
0
51' 15,67" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/ daerah
aliran sungai
26 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
7 Subulussalam Rundeng Siperkas Rmh.Kepala
Desa
2
0
36'17,7" 97
0
50' 05,3" Pemekaran Ada Bukan pesisir - Lembah/ daerah
aliran sungai
11 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
8 Subulussalam Rundeng Kuta Beringin Pemekaran Ada Bukan pesisir - Lembah/ daerah
aliran sungai
Di luar kawasan hutan Mengelompok
9 Subulussalam Rundeng Dah Rmh.Warga 2
0
40' 34,7" 97
0
52' 12,9" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng /
Punggung bukit
78 m Kawasan hutan Mengelompok
10 Subulussalam Sultan Daulat Darul Makmur Rmh.Kepala
Desa
2
0
48'15,2" 97
0
55'18,9" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
62 m Di luar kawasan hutan Mengelompok
11 Subulussalam Sultan Daulat Pasir Belo Rmh.Kepala
Desa
2
050
'2,79" 97
0
53'16,8" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
72 m Di luar kawasan hutan Terpencar
L
-
7
0
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan( Kota Subulussalam)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kota Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Subulussalam Longkip Panji 274 255 112 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi Holtikul-
tura
Karet,
Sawit
Ada - 67 5 Kayu bakar Jamban
bersama
2 Subulussalam Longkip Bukit Alim 115 135 60 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet Kelapa
sawit
- Ada - 48 4 Kayu bakar Jamban
umum
3 Subulussalam Longkip Longkip 130 210 85 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Kelapa Pinang Ada - 85 5 Kayu bakar Jamban
bersama
4 Subulussalam Longkip Darussalam - - - 100 Pertanian dan
perkebunan
- - - - - - 3 Kayu bakar -
5 Subulussalam Rundeng Oboh 140 134 70 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija Pinang Tak ada - - 5 Kayu bakar Bukan
jamban
6 Subulussalam Rundeng Tualang 133 148 76 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Pinang Nilam Tak ada - - 8 Kayu bakar Bukan
jamban
7 Subulussalam Rundeng Siperkas 146 142 60 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija Pinang Tak ada - - 5 Kayu bakar Bukan
jamban
8 Subulussalam Rundeng Kuta Beringin 70 55 40 100 Pertanian dan
Perkebunan
- - - - - - - Kayu bakar -
9 Subulussalam Rundeng Dah 213 226 225 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Pinang Nilam Tak ada - - 5 Kayu bakar Bukan
jamban
10 Subulussalam Sultan Daulat Darul Makmur 116 119 56 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kelapa
sawit
Karet Nilam Ada - 95 4 Kayu bakar Bukan
jamban
11 Subulussalam Sultan Daulat Pasir Belo 72 76 40 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Jagung Kedelai Tak ada - - 0.3 Kayu bakar Bukan
jamban
L
-
7
1
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan( Kota Subulussalam)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kota Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Subulussalam Longkip Panji Ada Mandi/ cuci Minum Irigasi Trans
-
porta
si
112 90 - 1 - - Dayah
(1)
- 1 - -
2 Subulussalam Longkip Bukit Alim Ada Irigasi - - - - - 1 - - - - - - - -
3 Subulussalam Longkip Longkip Ada Mandi/ cuci Minum Irigasi Trans
-
porta
si
85 85 - 1 - - - - - - -
4 Subulussalam Longkip Darussalam - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Subulussalam Rundeng Oboh Ada Mandi/ cuci Irigasi Bhn
baku
air
minum
- 85 80 - - - - - - - - -
6 Subulussalam Rundeng Tualang Ada Mandi/ cuci Minum Bhn
baku
air
minum
- 76 60 - 1 - - - - - 1 -
7 Subulussalam Rundeng Siperkas Ada Mandi/ cuci Irigasi Bhn
baku
air
minum
- 62 62 - - - - - - - - -
8 Subulussalam Rundeng Kuta Beringin - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Subulussalam Rundeng Dah Ada Mandi/ cuci Irigasi Bhn
baku
air
minum
- 225 220 - - - - - - - - -
10 Subulussalam Sultan Daulat Darul Makmur Ada Mandi/ cuci Irigasi Bhn
baku
air
minum
- 100 100 - - - - - - - 1 -
11 Subulussalam Sultan Daulat Pasir Belo Ada Mandi/ cuci Minum Bhn
baku
air
minum
- 48 48 - 1 - - - - - - -
L
-
7
2
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan( Kota Subulussalam)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kota Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Subulussalam Longkip Panji Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat dan air - Ya
2 Subulussalam Longkip Bukit Alim Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Diperkeras Ya
3 Subulussalam Longkip Longkip Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat dan air - Ya
4 Subulussalam Longkip Darussalam Islam Islam - - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Diperkeras -
5 Subulussalam Rundeng Oboh Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Sungai Tanah Ya
6 Subulussalam Rundeng Tualang Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Tanah Ya
7 Subulussalam Rundeng Siperkas Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Sungai Tanah Ya
8 Subulussalam Rundeng Kuta Beringin Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat - - -
9 Subulussalam Rundeng Dah Islam Islam - 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Air - Ya
10 Subulussalam Sultan Daulat Darul Makmur Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Tanah Ya
11 Subulussalam Sultan Daulat Pasir Belo Islam Islam 1 1 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Tanah Ya
Lanjutan( Kota Subulussalam)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
KOta Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Subulussalam Longkip Panji - - Perahu - - - - - - Tidak Tidak - Tidak Tidak
2 Subulussalam Longkip Bukit Alim 16 - - - - - - - Tidak Tidak - Tidak Tidak
3 Subulussalam Longkip Longkip - - Perahu - - - - - - Tidak Tidak - Tidak Tidak
4 Subulussalam Longkip Darussalam - - - - - - - - - Tidak - - -
5 Subulussalam Rundeng Oboh 7 240 Robin (perahu
bermotor)
30 7 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - TVRI
6 Subulussalam Rundeng Tualang 0.4 15 Kendaraan
roda 2
12 1 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - TVRI
7 Subulussalam Rundeng Siperkas 6 180 Robin (perahu
bermotor)
- 6.5 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - TVRI
8 Subulussalam Rundeng Kuta Beringin - - - - - - - - - - Tidak - - -
9 Subulussalam Rundeng Dah - - - - - - - - - Tidak Tidak - - TVRI
10 Subulussalam Sultan Daulat Darul Makmur 5 60 Kendaraan
roda 4
40 8 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - -
11 Subulussalam Sultan Daulat Pasir Belo 4 30 Kendaraan
roda 4
28 3.5 Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak - - TVRI
L
-
7
3
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan( Kota Subulussalam)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kota Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Subulussalam Longkip Panji 1,000 - 10 - 30 - 250 700 - - - - - - - 10
2 Subulussalam Longkip Bukit Alim 850 - 5 - 10 - 280 50 - - - - 450 - - 10
3 Subulussalam Longkip Longkip 2,250 - - - - - 270 - - - - - 1,970 - - 10
4 Subulussalam Longkip Darussalam - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Subulussalam Rundeng Oboh 1,550 - 35 - - - 800 715 - - - - - - - -
6 Subulussalam Rundeng Tualang 2,000 - 125 - - - 20 50 - - - - 1,790 - - -
7 Subulussalam Rundeng Siperkas 1,500 - - - 70 - 100 800 - - - - - - - -
8 Subulussalam Rundeng Kuta Beringin 3,000 330 10 10 150 - 1,400 - - -
9 Subulussalam Rundeng Dah 500 - - - - - 80 380 - - - - - - - -
10 Subulussalam Sultan Daulat Darul Makmur 755 - - - 500 - 100 150 - - - - - - - -
11 Subulussalam Sultan Daulat Pasir Belo 927 - - - 100 - 120 700 - - - - - - - -
Lanjutan( Kota Subulussalam)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kota Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Subulussalam Longkip Panji Tidak - 8 - - - - Pinang
(6)
- - Tidak ada - Tidak ada - 1,500,000 20,000
2 Subulussalam Longkip Bukit Alim Tidak - 4 - - 600
ton
180
ton
- - - Tidak ada 16 Tidak ada 16 1,500,000 20,000
3 Subulussalam Longkip Longkip Tidak - - - - Pinang 6 - - Tidak ada - Tidak ada - 1,500,000 20,000
4 Subulussalam Longkip Darussalam - - - - - - - - - 1,500,000 30,000
5 Subulussalam Rundeng Oboh Tidak - 25 - - Tak
Tentu
- Pinang - - Tidak ada 2 Tidak ada 2 1,500,000 30,000
6 Subulussalam Rundeng Tualang Tidak - 95 - - - - - - Tidak ada 0 Tidak ada 0 1,200,000 30,000
7 Subulussalam Rundeng Siperkas Tidak - - - - - - Pinang - - Tidak ada 6 Tidak ada 6 1,800,000 30,000
8 Subulussalam Rundeng Kuta Beringin - - 250 - - - - - - - - - - - - 30,000
9 Subulussalam Rundeng Dah Tidak - - - - - - Pinang - - Tidak ada - Tidak ada - 1,500,000 30,000
10 Subulussalam Sultan Daulat Darul Makmur Tidak - - - - 720 - Nilam - - Tidak ada 5 Tidak ada 5 1,500,000 20,000
11 Subulussalam Sultan Daulat Pasir Belo Tidak - - - - - - Nilam
(0.2)
- - Tidak ada 4 Tidak ada 4 1,800,000 30,000
L
-
7
4
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.6 KABUPATEN ACEH SINGKIL
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Singkil Danau Paris Danau Pinang Pusat Desa 02
o
13'57,9" 098
o
08'56,5" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
60 Di luar kawasan hutan Terpencar
2 Aceh Singkil Danau Paris Situban Makmur Pusat Desa 02
o
16'43,61" 098
o
07'35,7" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
17 Di sekitar kawasan hutan Terpencar
3 Aceh Singkil Danau Paris Sikoran Pusat Desa 02
o
17'31,4" 098
o
07'35,7" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
29 Di luar kawasan hutan Mengelompok
4 Aceh Singkil Kota Baharu Muara Pea Pusat Desa 02
o
28'54,9" 097
o
53'14,5" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
65 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
5 Aceh Singkil Kota Baharu Silakar Udang Pusat Desa 02
o
30'51,6" 097
o
51'42,3" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Daratan - Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
6 Aceh Singkil Kota Baharu Mukti Lincir Pusat Desa 02
o
32'32,2" 097
o
50'20,9" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lereng/
punggung bukit
20 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
7 Aceh Singkil Gunung Meriah Tanjung Betik Pusat Desa 02
o
26'04,2" 097
o
58'00,2" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
60 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
8 Aceh Singkil Simpang
Kanan
Guha Pusat Desa 02
o
28'28,58" 098
o
04'51,15" Desa Definitif Ada Bukan pesisir - Lembah/dearah
aliran sungai
71 Di sekitar kawasan hutan Mengelompok
9 Aceh Singkil Pulau Banyak Ujung Sialit Pusat Desa 02
o
12'25,5" 097
o
17'76" Desa Definitif Ada Pesisir/tepi laut > 5 km Pesisir 1 Pesisir Mengelompok
10 Aceh Singkil Pulau Banyak Suka Makmur Pusat Desa 02
o
10'15,3" 097
o
16'47,5" Desa Definitif Ada Pesisir/tepi laut > 5 km Pesisir 1 Pesisir Mengelompok
Lanjutan(Kab. Aceh Singkil)
N
o.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Aceh Singkil Danau Paris Danau Pinang 100 100 86 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Kelapa
sawit
- Ada 2 - 5 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
bersama
2 Aceh Singkil Danau Paris Situban Makmur 1387 1174 672 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet Kelapa
sawit
- Ada 5 - 5 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
umum
3 Aceh Singkil Danau Paris Sikoran 286 350 89 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi Karet Kelapa
Sawit
Ada 4 - 3.5 Minyak tanah/
kayu bakar
Jamban
umum
4 Aceh Singkil Kota Baharu Muara Pea 142 125 88 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija - Tak ada - - 4 Kayu bakar Bukan
Jamban
5 Aceh Singkil Kota Baharu Silakar Udang 93 108 50 80 Pertanian dan
Perkebunan
Kelapa
sawit
- - Tak ada - - 2 Kayu bakar Bukan
jamban
6 Aceh Singkil Kota Baharu Mukti Lincir 209 188 103 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kelapa
sawit
- - Tak ada - - 7 Kayu bakar Bukan
jamban
7 Aceh Singkil Gunung Meriah Tanjung Betik 80 72 36 30 Pertanian dan
Perkebunan
Padi - - Tak ada - - 1 Kayu bakar Bukan
jamban
8 Aceh Singkil Simpang Kanan Guha 57 75 24 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Palawija - Tak ada - - 15 Kayu bakar Bukan
jamban
9 Aceh Singkil Pulau Banyak Ujung Sialit 481 558 202 20 Perikanan dan
Pertanian
Ikan - - Ada - 184 44 mil laut Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
10 Aceh Singkil Pulau Banyak Suka Makmur 78 68 55 20 Perikanan dan
Pertanian
Ikan - - Ada - 47 54 mil laut Minyak tanah/
kayu bakar
Bukan
jamban
L
-
7
5
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Singkil)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Singkil Danau Paris Danau Pinang - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Aceh Singkil Danau Paris Situban
Makmur
Ada Mandi/cuci Minum Irigasi - 30 30 - 2 - - - - 1 - -
3 Aceh Singkil Danau Paris Sikoran Ada Mandi/cuci Irigasi - - - - - - - - - - - -
4 Aceh Singkil Kota Baharu Muara Pea Ada Mandi/cuci - - - 80 - - - - - - - - - -
5 Aceh Singkil Kota Baharu Silakar Udang - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Aceh Singkil Kota Baharu Mukti Lincir Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
7 Aceh Singkil Gunung Meriah Tanjung Betik Ada Mandi/cuci - - - - - - - - - - - - - -
8 Aceh Singkil Simpang Kanan Guha Ada Mandi/cuci - - - 13 - - - - - - - - - -
9 Aceh Singkil Pulau Banyak Ujung Sialit Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
10 Aceh Singkil Pulau Banyak Suka Makmur Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
Lanjutan(Kab. Aceh Singkil)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Aceh Singkil Danau Paris Danau Pinang Islam Islam 2 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Diperkeras Ya
2 Aceh Singkil Danau Paris Situban Makmur Islam,
Kristen
Islam 4 3 - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Dipekeras Ya
3 Aceh Singkil Danau Paris Sikoran Islam,
Kristen,
Pambi
Islam,
Kristen
1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Diperkeras Ya
4 Aceh Singkil Kota Baharu Muara Pea - - - - - - Ada Ada Ada Petua Adat Air Ya
5 Aceh Singkil Kota Baharu Silakar Udang - - - - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Diperkeras Ya
6 Aceh Singkil Kota Baharu Mukti Lincir - - - - - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat Diperkeras Ya
7 Aceh Singkil Gunung Meriah Tanjung Betik Islam Islam 1 - - - Ada Ada Ada Petua Adat Air - Ya
8 Aceh Singkil Simpang Kanan Guha Islam islam - - Ada Ada Ada Petua Adat Darat dan air Tanah
9 Aceh Singkil Pulau Banyak Ujung Sialit Islam,
Kristen
Kristen - - - - Ada Ada Ada Petua Adat - - -
10 Aceh Singkil Pulau Banyak Suka Makmur Islam,
Kristen
Kristen - - - - Ada Ada Ada Petua Adat - - -
L
-
7
6
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Singkil)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Singkil Danau Paris Danau Pinang - - - - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
2 Aceh Singkil Danau Paris Situban Makmur - - - - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
3 Aceh Singkil Danau Paris Sikoran - - - - - - - - - Ada Tidak - Tidak Tidak
4 Aceh Singkil Kota Baharu Muara Pea - - - - - - - - - - Tidak - - -
5 Aceh Singkil Kota Baharu Silakar Udang - - - - - - - - - - Tidak - - -
6 Aceh Singkil Kota Baharu Mukti Lincir - - - - - - - - - - Tidak - - -
7 Aceh Singkil Gunung Meriah Tanjung Betik 9 - Perahu motor
tempel
30 - Kendaraan
roda 4
- - - Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
8 Aceh Singkil Simpang Kanan Guha - - - - - - - - - - Tidak - - -
9 Aceh Singkil Pulau Banyak Ujung Sialit - - - - - Speed boat - - - - Tidak - - -
10 Aceh Singkil Pulau Banyak Suka Makmur - - - - - Speed boat - - - - Tidak - - -
Lanjutan(Kab. Aceh Singkil)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Singkil Danau Paris Danau Pinang 2,200 - 2 - - - - - - - - - - - - -
2 Aceh Singkil Danau Paris Situban Makmur 12,000 - - - - 8,800 - - - - - 3170 - - 30
3 Aceh Singkil Danau Paris Sikoran 15,000 - 100 - - - 1,600 - - - - - 3000 150 - 20
4 Aceh Singkil Kota Baharu Muara Pea 2,500 - 183 - 160 - 280 800 - - - - - - - -
5 Aceh Singkil Kota Baharu Silakar Udang 1,500 - 44 - 500 - 350 20 - - - - 550 - - -
6 Aceh Singkil Kota Baharu Mukti Lincir 2,200 - 150 - 40 - 100 20 - - - - - - - -
7 Aceh Singkil Gunung Meriah Tanjung Betik 800 - 160 - 6 - 40 40 - - - - - - - -
8 Aceh Singkil Simpang Kanan Guha 4,000 - 40 - 30 - 15 3,730 - - - - - - - -
9 Aceh Singkil Pulau Banyak Ujung Sialit 1,000 - 20 - - - 15 215 - - - - - - - -
10 Aceh Singkil Pulau Banyak Suka Makmur 1,500 - 350 - - - 15 200 - - - - - - - -
L
-
7
7
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Singkil)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Singkil Danau Paris Danau Pinang - - 2 - - - - - - Tidak - Tidak - - 75,000
2 Aceh Singkil Danau Paris Situban Makmur Tidak - - - - 750 - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 75,000
3 Aceh Singkil Danau Paris Sikoran Tidak - 75 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 75,000
4 Aceh Singkil Kota Baharu Muara Pea Tidak - 130 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 30,000
5 Aceh Singkil Kota Baharu Silakar Udang - - 30 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 30,000
6 Aceh Singkil Kota Baharu Mukti Lincir Tidak - 115 - - - - - - - Tidak - Tidak - 2,000,000 30,000
7 Aceh Singkil Gunung Meriah Tanjung Betik Tidak - 120 - - - - - - - Tidak 9 Tidak 9 1,500,000 30,000
8 Aceh Singkil Simpang Kanan Guha Tidak - 30 - - - - - - - Tidak - Tidak - 1,000,000 30,000
9 Aceh Singkil Pulau Banyak Ujung Sialit Tidak - 15 - - - - - - - - - - - 2,000,000 30,000
10 Aceh Singkil Pulau Banyak Suka Makmur Tidak - 260 - - - - - - - - - - - 2,000,000 30,000
L
-
7
8
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.7 KABUPATEN ACEH TENGAH
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status
Desa
LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Tengah Ketol Pantan Penyo Disekitar Desa 04
o
46' 41,25" 96
o
32' 38,93" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
875 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
2 Aceh Tengah Ketol Bergang Disekitar Desa 04
o
51' 21,95" 96
o
33' 2,51" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
925 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
3 Aceh Tengah Ketol Karang Ampar Disekitar Desa 04
o
52' 4,75" 96
o
32' 10,92" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
610 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
4 Aceh Tengah Ketol Pantan Reduk Disekitar Desa 04
o
50' 11,60" 96
o
30' 52,70" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1100 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
5 Aceh Tengah Ketol Bintang Pepara Disekitar Desa 04
o
49' 21,45" 96
o
30' 37,66" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
937 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
6 Aceh Tengah Ketol Jaluk Disekitar Desa 04
o
40' 20,8" 96
o
45' 01,5" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1005 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
7 Aceh Tengah Ketol Cang Duri Disekitar Desa 04
o
40' 19,0" 96
o
43' 45,6" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1020 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
8 Aceh Tengah Ketol Blang Mancung
Bawah
Disekitar Desa 04
o
41' 30,0" 96
o
44' 05,1" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1012 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
9 Aceh Tengah Ketol Genting Bulen Disekitar Desa 04
o
41' 39,8" 96
o
43' 01,8" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1005 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
10 Aceh Tengah Ketol Serempah Disekitar Desa 04
o
22' 12,5" 96
o
41' 39,0" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1650 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
11 Aceh Tengah Ketol Burlah Disekitar Desa 04
o
39' 20,0" 96
o
12' 20,0" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1450 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
12 Aceh Tengah Ketol Jalan Tengah Disekitar Desa 04
o
41' 39,8" 96
o
35' 40,0" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1180 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
13 Aceh Tengah Kebayakan Mendale Disekitar Desa 04
o
38' 40,7" 96
o
51' 48,3" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1250 Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
14 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata Disekitar Desa 04
o
31' 48,5" 96
o
45' 03,6" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1605 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
15 Aceh Tengah Pegasing Arul Badak Disekitar Desa 04
o
29' 56,95" 96
o
43' 4,40" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
- Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
16 Aceh Tengah Pegasing Berawang Baro Disekitar Desa 04
o
25' 29,16" 96
o
40' 8,39" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1342 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
17 Aceh Tengah Linge Gewat Disekitar Desa 04
o
25' 00,9" 96
o
58' 05,2" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
- Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
18 Aceh Tengah Jagong Jeget Merah Said Disekitar Desa 04
o
25' 5,90" 96
o
40' 8,20" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1342 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
19 Aceh Tengah Jagong Jeget Gegarang Disekitar Desa 04
o
22' 07,7" 96
o
42' 50,0" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
- Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
20 Aceh Tengah Atu Lintang Kepala Akal Disekitar Desa 04
o
26' 30,6" 96
o
45' 00,8" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
1512 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
21 Aceh Tengah Atu Lintang Bintang Kekelip Disekitar Desa 04
o
27' 16,6" 96
o
47' 34,3" Definitif Ada Bukan
Pesisir
- Lereng /
Punggung Bukit
- Di Luar Kawasan Hutan Terpencar
L
-
7
9
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tengah)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
Untuk
Memasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Aceh Tengah Ketol Pantan Penyo 110 93 54 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija - - - - 12 Kayu Bakar Jamban Umum
2 Aceh Tengah Ketol Bergang 128 128 71 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija - Ada - - 5 Kayu Bakar Jamban Umum
3 Aceh Tengah Ketol Karang Ampar 255 220 141 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - Ada - - 15 Kayu Bakar Jamban Umum
4 Aceh Tengah Ketol Pantan Reduk 319 242 171 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija Holtikult
ura
- - - 3,5 Kayu Bakar Jamban Umum
5 Aceh Tengah Ketol Bintang Pepara 131 122 77 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija - - - - 10 Kayu Bakar Jamban Umum
6 Aceh Tengah Ketol Jaluk 373 349 179 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
7 Aceh Tengah Ketol Cang Duri 246 242 112 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
8 Aceh Tengah Ketol Blang Mancung
Bawah
274 266 187 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
9 Aceh Tengah Ketol Genting Bulen 144 126 68 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
10 Aceh Tengah Ketol Serempah 133 119 63 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
11 Aceh Tengah Ketol Burlah 100 85 47 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
12 Aceh Tengah Ketol Jalan Tengah 299 265 150 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
13 Aceh Tengah Kebayakan Mendale 270 266 180 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Minyak Tanah Jamban Sendiri
14 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata 127 110 73 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija - - - - 40 Kayu Bakar Jamban Umum
15 Aceh Tengah Pegasing Arul Badak 410 320 135 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija Padi Ada - - 6 Kayu Bakar Jamban Umum
16 Aceh Tengah Pegasing Berawang Baro 250 150 99 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija - - - - 5 Kayu Bakar Jamban Umum
17 Aceh Tengah Linge Gewat 67 64 32 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Padi - - - - 6 Kayu Bakar Jamban Umum
18 Aceh Tengah Jagong Jeget Merah Said 174 244 79 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Palawija Kelapa Ada - - 3 Kayu Bakar Jamban Umum
19 Aceh Tengah Jagong Jeget Gegarang 469 453 244 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Kayu Bakar Jamban Sendiri
20 Aceh Tengah Atu Lintang Kepala Akal 141 120 60 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 3 Kayu Bakar Jamban Umum
21 Aceh Tengah Atu Lintang Bintang Kekelip 173 112 121 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 Kayu Bakar Jamban Sendiri
L
-
8
0
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tengah)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Tengah Ketol Pantan Penyo Ada Mandi Cuci - - 5 5 - 2 - - - - - 1 -
2 Aceh Tengah Ketol Bergang Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - - 1 -
3 Aceh Tengah Ketol Karang Ampar Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
4 Aceh Tengah Ketol Pantan Reduk Ada Mandi Cuci - - 20 20 - 1 - - - - - - -
5 Aceh Tengah Ketol Bintang Pepara Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
6 Aceh Tengah Ketol Jaluk Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
7 Aceh Tengah Ketol Cang Duri Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
8 Aceh Tengah Ketol Blang Mancung
Bawah
Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
9 Aceh Tengah Ketol Genting Bulen Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
10 Aceh Tengah Ketol Serempah Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
11 Aceh Tengah Ketol Burlah Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
12 Aceh Tengah Ketol Jalan Tengah Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
13 Aceh Tengah Kebayakan Mendale Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
14 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - - - -
15 Aceh Tengah Pegasing Arul Badak Ada Mandi Cuci - - 5 5 - 2 1 1 - - - 1 1
16 Aceh Tengah Pegasing Berawang Baro Ada Mandi Cuci - - 3 3 - 1 - - - - - 1 -
17 Aceh Tengah Linge Gewat Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
18 Aceh Tengah Jagong Jeget Merah Said Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - 1 - -
19 Aceh Tengah Jagong Jeget Gegarang Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
20 Aceh Tengah Atu Lintang Kepala Akal Ada Mandi Cuci - - 15 15 - 1 - - - - - - -
21 Aceh Tengah Atu Lintang Bintang Kekelip Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
L
-
8
1
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tengah)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Aceh Tengah Ketol Pantan Penyo Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Tidak
2 Aceh Tengah Ketol Bergang Islam Islam 1 - - - Ada LSM - - Darat Tanah Ya
3 Aceh Tengah Ketol Karang Ampar Islam Islam 1 - - - Ada LSM - - Darat Tanah Ya
4 Aceh Tengah Ketol Pantan Reduk Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Tidak
5 Aceh Tengah Ketol Bintang Pepara Islam Islam 1 3 - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Tidak
6 Aceh Tengah Ketol Jaluk Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
7 Aceh Tengah Ketol Cang Duri Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
8 Aceh Tengah Ketol Blang Mancung
Bawah
Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
9 Aceh Tengah Ketol Genting Bulen Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
10 Aceh Tengah Ketol Serempah Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
11 Aceh Tengah Ketol Burlah Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
12 Aceh Tengah Ketol Jalan Tengah Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
13 Aceh Tengah Kebayakan Mendale Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
14 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
15 Aceh Tengah Pegasing Arul Badak Islam Islam 1 1 - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
16 Aceh Tengah Pegasing Berawang Baro Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Tidak
17 Aceh Tengah Linge Gewat Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Tidak
18 Aceh Tengah Jagong Jeget Merah Said Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
19 Aceh Tengah Jagong Jeget Gegarang Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
20 Aceh Tengah Atu Lintang Kepala Akal Islam Islam 1 3 - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
21 Aceh Tengah Atu Lintang Bintang Kekelip Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
L
-
8
2
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tengah)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Tengah Ketol Pantan Penyo 20 60 Roda 2 58 150 Mobil - - - - - - - -
2 Aceh Tengah Ketol Bergang 62 90 Roda 4 110 170 Mobil - - - - - - - -
3 Aceh Tengah Ketol Karang Ampar 65 110 Roda 4 150 190 Mobil - - - - - - - -
4 Aceh Tengah Ketol Pantan Reduk 50 180 Roda 2 35 120 Mobil - - - - - - - -
5 Aceh Tengah Ketol Bintang Pepara 32 120 Roda 2 40 160 Mobil - - - - - - - -
6 Aceh Tengah Ketol Jaluk 7 - - - - - - - - - - - - -
7 Aceh Tengah Ketol Cang Duri 7 - - - - - - - - - - - - -
8 Aceh Tengah Ketol Blang Mancung
Bawah
5 - - - - - - - - - - - - -
9 Aceh Tengah Ketol Genting Bulen 2 - - - - - - - - - - - - -
10 Aceh Tengah Ketol Serempah 10 - - - - - - - - - - - - -
11 Aceh Tengah Ketol Burlah 13 - - - - - - - - - - - - -
12 Aceh Tengah Ketol Jalan Tengah 0,5 - - - - - - - - - - - - -
13 Aceh Tengah Kebayakan Mendale 1,5 - - - - - - - - - - - - -
14 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata 40 160 Roda 4 10 28 Mobil - - - - - - - -
15 Aceh Tengah Pegasing Arul Badak 50 120 Roda 4 10 29 Mobil - - - - - - - -
16 Aceh Tengah Pegasing Berawang Baro 99 260 Roda 4 10 30 Mobil - - - - - - - -
17 Aceh Tengah Linge Gewat 35 150 Roda 4 45 180 Mobil - - - - - - - -
18 Aceh Tengah Jagong Jeget Merah Said 20 100 Roda 4 50 200 Mobil - - - - - - - -
19 Aceh Tengah Jagong Jeget Gegarang 7,5 - - - - - - - - - - - - -
20 Aceh Tengah Atu Lintang Kepala Akal 3 30 Roda 4 40 200 Mobil - - - - - - - -
21 Aceh Tengah Atu Lintang Bintang Kekelip 10 - - - - - - - - - - - - -
L
-
8
3
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tengah)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Tengah Ketol Pantan Penyo 1000 - - - 100 - 550 - 250 - - - - - - 100
2 Aceh Tengah Ketol Bergang 4000 - - - - - 600 - 1800 - - - 1500 - - 100
3 Aceh Tengah Ketol Karang Ampar 9900 - - - - - 500 - 9300 - - - - - - 100
4 Aceh Tengah Ketol Pantan Reduk 600 - - - 160 - 125 - 305 - - - - - - 10
5 Aceh Tengah Ketol Bintang Pepara 800 - - - 100 - 30 - 470 - - - - - - 100
6 Aceh Tengah Ketol Jaluk 300 - - - - - - - - - - - - - - -
7 Aceh Tengah Ketol Cang Duri 300 - - - - - - - - - - - - - - -
8 Aceh Tengah Ketol Blang Mancung
Bawah
180 - - - - - - - - - - - - - - -
9 Aceh Tengah Ketol Genting Bulen 200 - - - - - - - - - - - - - - -
10 Aceh Tengah Ketol Serempah 2000 - - - - - - - - - - - - - - -
11 Aceh Tengah Ketol Burlah 1200 - - - - - - - - - - - - - - -
12 Aceh Tengah Ketol Jalan Tengah 1000 - - - - - - - - - - - - - - -
13 Aceh Tengah Kebayakan Mendale 8000 - - - - - - - - - - - - - - -
14 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata 135 - - - - - 75 - 25 - - - - - - 35
15 Aceh Tengah Pegasing Arul Badak 1500 - - - 400 - 400 - 600 - - - - - - 100
16 Aceh Tengah Pegasing Berawang Baro 1650 - - - 300 - 300 - 1000 - - - - - - 50
17 Aceh Tengah Linge Gewat 5000 - - 500 400 - 3000 - 1000 - - - - - - 10
18 Aceh Tengah Jagong Jeget Merah Said 700 - - - 200 - 350 - - - - - - - - 50
19 Aceh Tengah Jagong Jeget Gegarang 714 - - - - - - - - - - - - - - -
20 Aceh Tengah Atu Lintang Kepala Akal 2000 - - - 500 - 500 - 950 - - - - - - 50
21 Aceh Tengah Atu Lintang Bintang Kekelip 500 - - - - - - - - - - - - - - -
L
-
8
4
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tengah)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Tengah Ketol Pantan Penyo Tidak - - - 24 - - - - - Tidak 17 Tidak 20 1,000,000 700,000
2 Aceh Tengah Ketol Bergang Tidak - - - 44 - - - - - Tidak 55 Tidak 62 800,000 700,000
3 Aceh Tengah Ketol Karang Ampar Tidak - - - 30 - - - - - Tidak 15 Tidak 20 800,000 700,000
4 Aceh Tengah Ketol Pantan Reduk Tidak - - - 11 - - - - - Tidak 3,5 Tidak 10 1,000,000 650,000
5 Aceh Tengah Ketol Bintang Pepara Tidak - - - 30 - - - - - Tidak 20 Tidak 32 1,000,000 700,000
6 Aceh Tengah Ketol Jaluk - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Aceh Tengah Ketol Cang Duri - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Aceh Tengah Ketol Blang Mancung
Bawah
- - - - - - - - - - - - - - - -
9 Aceh Tengah Ketol Genting Bulen - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Aceh Tengah Ketol Serempah - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Aceh Tengah Ketol Burlah - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Aceh Tengah Ketol Jalan Tengah - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Aceh Tengah Kebayakan Mendale - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Aceh Tengah Pegasing Panangan Mata Tidak - - - 15 - - - - - Tidak 25 Tidak 35 900,000 800,000
15 Aceh Tengah Pegasing Arul Badak Tidak - - - 30 - - - - - Tidak 6 Tidak 35 1,000,000 900,000
16 Aceh Tengah Pegasing Berawang Baro Tidak - - - 25 - - - - - Tidak 10 Tidak 30 900,000 700,000
17 Aceh Tengah Linge Gewat Tidak - 10 - 3 - - - - - Tidak 6 Tidak 25 800,000 500,000
18 Aceh Tengah Jagong Jeget Merah Said Tidak - - - 10 - - - - - Tidak 5 Tidak 20 1,000,000 800,000
19 Aceh Tengah Jagong Jeget Gegarang - - - - - - - - - - - - - - - -
20 Aceh Tengah Atu Lintang Kepala Akal Tidak - - - 10 - - - - - Tidak 3 Tidak 4 1,000,000 800,000
21 Aceh Tengah Atu Lintang Bintang Kekelip - - - - - - - - - - - - - - - -
L
-
8
5
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.8 KABUPATEN BENER MERIAH
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. KeteranganUmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m)
N E
1 Bener Meriah Syiah Utama Rusip Disekitar Desa 04
0
43' 28,2" 97
0
07' 28,2" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 382 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
2 Bener Meriah Syiah Utama Tembolon Disekitar Desa 04
0
47' 48,48" 97
0
2' 51,66" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1125 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
3 Bener Meriah Syiah Utama Uning Disekitar Desa 04
0
40' 25,2" 97
0
12' 15,2" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 185 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
4 Bener Meriah Syiah Utama Gerpa Disekitar Desa 04
0
40' 03,8" 97
0
12' 45,6" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 184 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
5 Bener Meriah Syiah Utama Payung Disekitar Desa 04
0
40' 10,7" 97
0
12' 50,6" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 185 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
6 Bener Meriah Syiah Utama Goneng Disekitar Desa 04
0
40' 15,6" 97
0
12' 20,5" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 184 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
7 Bener Meriah Syiah Utama Pasir Putih Disekitar Desa 04
0
40' 18,6" 97
0
12' 38,9" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 184 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
8 Bener Meriah Syiah Utama Gunung Sayang Disekitar Desa 04
0
44' 53,9" 97
0
02' 20,5" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1124 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
9 Bener Meriah Syiah Utama Wih Resap Disekitar Desa 04
0
46' 41,1" 97
0
02' 46,3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1329 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
10 Bener Meriah Syiah Utama Wih Ni Durin Disekitar Desa 04
0
43' 40,2" 97
0
05' 57,3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 367 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
11 Bener Meriah Syiah Utama Kerlang Disekitar Desa 04
0
40' 30,2" 97
0
12' 26,3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 185 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
12 Bener Meriah Syiah Utama Blang Panu Disekitar Desa 04
0
40' 09,5" 97
0
12' 42,7" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 184 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
13 Bener Meriah Syiah Utama Kute Lah Lane Disekitar Desa 04
0
40' 20,5" 97
0
12' 15,3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 184 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
14 Bener Meriah Syiah Utama Pantan Kuli Disekitar Desa 04
0
46' 50,1" 97
0
01' 20,7" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1385 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
15 Bener Meriah Syiah Utama Simpang Renggali Disekitar Desa 04
0
46' 48,1" 97
0
01' 17,7" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1400 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
16 Bener Meriah Syiah Utama Sosial Disekitar Desa 04
0
45' 04,0" 97
0
00' 35,1" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1125 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
17 Bener Meriah Syiah Utama Perumpakan
Benjadi
Disekitar Desa 04
0
40' 15,6" 97
0
12' 10,3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1036 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
18 Bener Meriah Syiah Utama Hakim Peteri Pintu Disekitar Desa 04
0
46' 27,6" 97
0
05' 31,1" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 902 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
19 Bener Meriah Syiah Utama Uwer Tingkem Disekitar Desa 04
0
44' 41,9" 97
0
02' 38,6" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1024 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
20 Bener Meriah Syiah Utama Tempen Baru Disekitar Desa 04
0
40' 04,7" 97
0
12' 47,6" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 185 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
21 Bener Meriah Syiah Utama Geruti Jaya Disekitar Desa 04
0
40' 50,5" 97
0
12' 10,6" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 185 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
22 Bener Meriah Syiah Utama Rata Mulie Disekitar Desa 04
0
40' 10,2" 97
0
12' 36,8" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 184 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
23 Bener Meriah Syiah Utama Simpur Disekitar Desa 04
0
40' 38,62" 97
0
11' 57,53" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 897 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
24 Bener Meriah Permata Rikit Musara Disekitar Desa 04
0
53' 30,7" 96
0
53' 30,7" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit - Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
25 Bener Meriah Permata Pantan Tengah
Jaya
Disekitar Desa 04
0
47' 42,7" 96
0
57' 01,1" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit - Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
26 Bener Meriah Permata Wih Tenang Toa Disekitar Desa 04
0
47' 39,3" 96
0
58' 09,5" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit - Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
27 Bener Meriah Permata Bener Pepanyi Disekitar Desa 04
0
47' 01,2" 96
0
55' 09,5" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit - Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
28 Bener Meriah Permata Timur Jaya Disekitar Desa 04
0
48' 28,5" 96
0
59' 28,5" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit - Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
29 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Uning Mas Disekitar Desa 04
0
52' 07,9" 96
0
48' 54,4" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1514 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
30 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku Disekitar Desa 04
0
54' 48,6" 96
0
48' 00,3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng / Punggung Bukit 1434 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
L
-
8
6
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bener Meriah)
No.
I. PengenalanLokasi IV. KependudukandanKetenagakerjaan V. PerumahandanLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
JumlahPenduduk
Sumber Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN BahanBakar
Untuk
Memasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
JumlahKK JarakJaringanPLN
Terdekat(km) Genset PLTS
1 Bener Meriah Syiah Utama Rusip 101 121 57 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija Coklat Ada - - 12 Kayu Bakar Jamban Umum
2 Bener Meriah Syiah Utama Tembolon 47 43 27 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - Ada - - 16 Kayu Bakar Jamban Umum
3 Bener Meriah Syiah Utama Uning 24 29 13 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
4 Bener Meriah Syiah Utama Gerpa 40 60 24 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
5 Bener Meriah Syiah Utama Payung 41 50 23 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
6 Bener Meriah Syiah Utama Goneng 42 36 16 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
7 Bener Meriah Syiah Utama Pasir Putih 105 123 60 100 Pertanian dan Perkebunan Coklat Palawija Padi - - - 48 Kayu Bakar Jamban Umum
8 Bener Meriah Syiah Utama Gunung Sayang 90 100 40 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - - - - 45 Kayu Bakar Jamban Umum
9 Bener Meriah Syiah Utama Wih Resap 130 157 88 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - - - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
10 Bener Meriah Syiah Utama Wih Ni Durin 30 25 23 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - - - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
11 Bener Meriah Syiah Utama Kerlang 45 45 21 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
12 Bener Meriah Syiah Utama Blang Panu 44 52 19 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
13 Bener Meriah Syiah Utama Kute Lah Lane 60 42 20 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
14 Bener Meriah Syiah Utama Pantan Kuli 90 80 50 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - - - - 23 Kayu Bakar Jamban Umum
15 Bener Meriah Syiah Utama Simpang Renggali 100 252 57 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija Padi - - - 20 Kayu Bakar Jamban Umum
16 Bener Meriah Syiah Utama Sosial 100 250 58 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - - - - 0 Kayu Bakar Jamban Umum
17 Bener Meriah Syiah Utama Perumpakan
Benjadi
105 120 60 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija Padi - - - 16 Kayu Bakar Jamban Umum
18 Bener Meriah Syiah Utama Hakim Peteri Pintu 64 80 38 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - Ada - - 48 Kayu Bakar Jamban Umum
19 Bener Meriah Syiah Utama Uwer Tingkem 95 115 29 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija Aren - - - 23 Kayu Bakar Jamban Umum
20 Bener Meriah Syiah Utama Tempen Baru 25 35 12 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
21 Bener Meriah Syiah Utama Geruti Jaya 29 30 14 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
22 Bener Meriah Syiah Utama Rata Mulie 33 50 23 100 Pertanian dan Perkebunan Padi Palawija - Ada - - 33 Kayu Bakar Jamban Umum
23 Bener Meriah Syiah Utama Simpur 100 105 41 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - Ada - - 60 Kayu Bakar Jamban Umum
24 Bener Meriah Permata Rikit Musara 190 249 109 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi - - - - - 0 - -
25 Bener Meriah Permata Pantan Tengah
Jaya
206 195 83 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi - - - - - 0 - -
26 Bener Meriah Permata Wih Tenang Toa 171 178 83 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi - - - - - 0 - -
27 Bener Meriah Permata Bener Pepanyi 452 407 197 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi - - - - - 0 - -
28 Bener Meriah Permata Timur Jaya 130 103 66 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - - - - 5 Kayu Bakar Jamban Umum
29 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Uning Mas 165 140 87 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - - - - 8 Kayu Bakar Jamban Umum
30 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku 160 127 82 100 Pertanian dan Perkebunan Kopi Palawija - Ada - - 3 Kayu Bakar Jamban Umum
L
-
8
7
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bener Meriah)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Bener Meriah Syiah Utama Rusip Ada Mandi Cuci - - 1 1 - 1 - - - - - 1 -
2 Bener Meriah Syiah Utama Tembolon Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - 1 - -
3 Bener Meriah Syiah Utama Uning Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - 1 - -
4 Bener Meriah Syiah Utama Gerpa Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - 1 - - -
5 Bener Meriah Syiah Utama Payung Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - 1 - -
6 Bener Meriah Syiah Utama Goneng Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - 1 - -
7 Bener Meriah Syiah Utama Pasir Putih Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - - - -
8 Bener Meriah Syiah Utama Gunung Sayang Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - 1 - -
9 Bener Meriah Syiah Utama Wih Resap Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - - - -
10 Bener Meriah Syiah Utama Wih Ni Durin Ada Mandi Cuci Minum - - - - - - - - - - - -
11 Bener Meriah Syiah Utama Kerlang Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - 1 - -
12 Bener Meriah Syiah Utama Blang Panu Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - 1 - -
13 Bener Meriah Syiah Utama Kute Lah Lane Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - - - -
14 Bener Meriah Syiah Utama Pantan Kuli Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - - - -
15 Bener Meriah Syiah Utama Simpang Renggali Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - - - -
16 Bener Meriah Syiah Utama Sosial Ada - - - - - - - - - - - - - - -
17 Bener Meriah Syiah Utama Perumpakan Benjadi Ada Mandi Cuci Minum - - - - - - - - - - - -
18 Bener Meriah Syiah Utama Hakim Peteri Pintu Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - - - -
19 Bener Meriah Syiah Utama Uwer Tingkem Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
20 Bener Meriah Syiah Utama Tempen Baru Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - 1 - -
21 Bener Meriah Syiah Utama Geruti Jaya Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - 1
22 Bener Meriah Syiah Utama Rata Mulie Ada Mandi Cuci Minum - - - - 1 - - - - 1 - -
23 Bener Meriah Syiah Utama Simpur Ada Mandi Cuci Minum - - - - - 1 - - - - - -
24 Bener Meriah Permata Rikit Musara - - - - - - - - - - - - - - - -
25 Bener Meriah Permata Pantan Tengah Jaya - - - - - - - - - - - - - - - -
26 Bener Meriah Permata Wih Tenang Toa - - - - - - - - - - - - - - - -
27 Bener Meriah Permata Bener Pepanyi - - - - - - - - - - - - - - - -
28 Bener Meriah Permata Timur Jaya Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - - - -
29 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Uning Mas Ada Mandi Cuci Minum - - - - - - - - - - - -
30 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
L
-
8
8
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bener Meriah)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Bener Meriah Syiah Utama Rusip Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
2 Bener Meriah Syiah Utama Tembolon Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
3 Bener Meriah Syiah Utama Uning Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
4 Bener Meriah Syiah Utama Gerpa Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
5 Bener Meriah Syiah Utama Payung Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
6 Bener Meriah Syiah Utama Goneng Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
7 Bener Meriah Syiah Utama Pasir Putih Islam Islam 1 - - - Ada - Ada - Darat Tanah Ya
8 Bener Meriah Syiah Utama Gunung Sayang Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
9 Bener Meriah Syiah Utama Wih Resap Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
10 Bener Meriah Syiah Utama Wih Ni Durin Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
11 Bener Meriah Syiah Utama Kerlang Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
12 Bener Meriah Syiah Utama Blang Panu Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
13 Bener Meriah Syiah Utama Kute Lah Lane Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
14 Bener Meriah Syiah Utama Pantan Kuli Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
15 Bener Meriah Syiah Utama Simpang Renggali Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
16 Bener Meriah Syiah Utama Sosial Islam Islam 1 - - - - - - - - - -
17 Bener Meriah Syiah Utama Perumpakan
Benjadi
Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
18 Bener Meriah Syiah Utama Hakim Peteri Pintu Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
19 Bener Meriah Syiah Utama Uwer Tingkem Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
20 Bener Meriah Syiah Utama Tempen Baru Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
21 Bener Meriah Syiah Utama Geruti Jaya Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
22 Bener Meriah Syiah Utama Rata Mulie Islam Islam 1 - - - - - - - Darat Tanah Ya
23 Bener Meriah Syiah Utama Simpur Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
24 Bener Meriah Permata Rikit Musara Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
25 Bener Meriah Permata Pantan Tengah
Jaya
Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
26 Bener Meriah Permata Wih Tenang Toa Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
27 Bener Meriah Permata Bener Pepanyi Islam Islam 1 - - - - - - - Darat - -
28 Bener Meriah Permata Timur Jaya Islam Islam 1 - - - Ada LSM - - Darat Tanah Ya
29 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Uning Mas Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
30 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala
Kampung
Darat Tanah Ya
L
-
8
9
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bener Meriah)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Bener Meriah Syiah Utama Rusip 12 60 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
2 Bener Meriah Syiah Utama Tembolon 36 150 Roda 4 40 160 Mobil - - - - - - - -
3 Bener Meriah Syiah Utama Uning 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
4 Bener Meriah Syiah Utama Gerpa 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
5 Bener Meriah Syiah Utama Payung 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
6 Bener Meriah Syiah Utama Goneng 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
7 Bener Meriah Syiah Utama Pasir Putih 12 60 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
8 Bener Meriah Syiah Utama Gunung Sayang 60 270 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
9 Bener Meriah Syiah Utama Wih Resap 26 150 Roda 4 40 180 Mobil - - - - - - - -
10 Bener Meriah Syiah Utama Wih Ni Durin 32 200 Roda 4 40 180 Mobil - - - - - - - -
11 Bener Meriah Syiah Utama Kerlang 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
12 Bener Meriah Syiah Utama Blang Panu 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
13 Bener Meriah Syiah Utama Kute Lah Lane 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
14 Bener Meriah Syiah Utama Pantan Kuli 13 40 Roda 4 21 60 Mobil - - - - - - - -
15 Bener Meriah Syiah Utama Simpang
Renggali
13 40 Roda 4 21 60 Mobil - - - - - - - -
16 Bener Meriah Syiah Utama Sosial 14 - - - - - - - - - - - - -
17 Bener Meriah Syiah Utama Perumpakan
Benjadi
32 160 Roda 4 40 180 Mobil - - - - - - - -
18 Bener Meriah Syiah Utama Hakim Peteri
Pintu
60 270 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
19 Bener Meriah Syiah Utama Uwer Tingkem 38 180 Roda 4 40 160 Mobil - - - - - - - -
20 Bener Meriah Syiah Utama Tempen Baru 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
21 Bener Meriah Syiah Utama Geruti Jaya 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
22 Bener Meriah Syiah Utama Rata Mulie 58 240 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
23 Bener Meriah Syiah Utama Simpur 60 270 Roda 4 50 180 Mobil - - - - - - - -
24 Bener Meriah Permata Rikit Musara 19 - - - - - - - - - - - - -
25 Bener Meriah Permata Pantan Tengah
Jaya
8 - - - - - - - - - - - - -
26 Bener Meriah Permata Wih Tenang Toa 6,7 - - - - - - - - - - - - -
27 Bener Meriah Permata Bener Pepanyi 7 - - - - - - - - - - - - -
28 Bener Meriah Permata Timur Jaya 15 50 Roda 4 20 40 Mobil - - - - - - - -
29 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Uning Mas 12 40 Roda 4 23 90 Mobil - - - - - - - -
30 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku 8 30 Roda 4 23 90 Mobil - - - - - - - -
L
-
9
0
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bener Meriah)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Bener Meriah Syiah Utama Rusip 1000 - - 50 125 - 125 - 450 - - - - - - 50
2 Bener Meriah Syiah Utama Tembolon 5000 - - 100 100 - 250 - 4540 - - - - - - 10
3 Bener Meriah Syiah Utama Uning 1500 - - 20 220 - 220 - 1030 - - - - - - 10
4 Bener Meriah Syiah Utama Gerpa 1500 - - 100 300 - 200 - 850 - - - - - - 50
5 Bener Meriah Syiah Utama Payung 1500 - - 100 200 - 200 - 950 - - - - - - 50
6 Bener Meriah Syiah Utama Goneng 1500 - - 100 200 - 220 - 950 - - - - - - 30
7 Bener Meriah Syiah Utama Pasir Putih 1000 - - 250 130 - 120 - 350 - - - - - - 50
8 Bener Meriah Syiah Utama Gunung Sayang 1000 - - 100 200 - 200 - 470 - - - - - - 30
9 Bener Meriah Syiah Utama Wih Resap 4000 - - 100 200 - 200 - 3350 - - - - - - 100
10 Bener Meriah Syiah Utama Wih Ni Durin 8000 - - 100 220 - 220 - 7450 - - - - - - 10
11 Bener Meriah Syiah Utama Kerlang 1500 - - 100 300 - 200 - 850 - - - - - - 50
12 Bener Meriah Syiah Utama Blang Panu 1500 - - 100 300 - 200 - 850 - - - - - - 50
13 Bener Meriah Syiah Utama Kute Lah Lane 1500 - - 100 250 - 250 - 850 - - - - - - 70
14 Bener Meriah Syiah Utama Pantan Kuli 1500 - - 100 200 - 200 - 950 - - - - - - 50
15 Bener Meriah Syiah Utama Simpang
Renggali
8700 - - 150 750 - 750 - 7000 - - - - - - 50
16 Bener Meriah Syiah Utama Sosial 3500 - - - - - - - - - - - - - - -
17 Bener Meriah Syiah Utama Perumpakan
Benjadi
1000 - - 100 110 - 300 - 400 - - - - - - 40
18 Bener Meriah Syiah Utama Hakim Peteri
Pintu
6000 - - 200 200 - 400 - 5100 - - - - - - 100
19 Bener Meriah Syiah Utama Uwer Tingkem 1000 - - 100 210 - 210 - 450 - - - - - - 30
20 Bener Meriah Syiah Utama Tempen Baru 1500 - - 100 250 - 250 - 850 - - - - - - 50
21 Bener Meriah Syiah Utama Geruti Jaya 1500 - - 100 250 - 250 - 850 - - - - - - 50
22 Bener Meriah Syiah Utama Rata Mulie 1500 - - 100 190 - 300 - 850 - - - - - - 60
23 Bener Meriah Syiah Utama Simpur 1000 - - 100 200 - 400 - 180 - - - - - - 120
24 Bener Meriah Permata Rikit Musara 1500 - - - - - - - - - - - - - - -
25 Bener Meriah Permata Pantan Tengah
Jaya
1836 - - - - - - - - - - - - - - -
26 Bener Meriah Permata Wih Tenang Toa 1000 - - - - - - - - - - - - - - -
27 Bener Meriah Permata Bener Pepanyi 1400 - - - - - - - - - - - - - - -
28 Bener Meriah Permata Timur Jaya 1500 - - 20 200 - 250 - 1000 - - - - - - 20
29 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Uning Mas 630 - - 100 150 - 250 - 100 - - - - - - 30
30 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku 640 - - 50 230 - 240 - 100 - - - - - - 20
L
-
9
1
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bener Meriah)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandanPertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
PerubahanLahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Karet Lainnya KUD NonKUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Bener Meriah Syiah Utama Rusip Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 800,000 650,000
2 Bener Meriah Syiah Utama Tembolon Tidak - - - 2 - - - - - Tidak 46 Tidak 46 1,000,000 850,000
3 Bener Meriah Syiah Utama Uning Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 700,000 600,000
4 Bener Meriah Syiah Utama Gerpa Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 650,000 400,000
5 Bener Meriah Syiah Utama Payung Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 600,000 500,000
6 Bener Meriah Syiah Utama Goneng Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 700,000 600,000
7 Bener Meriah Syiah Utama Pasir Putih Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 1,000,000 500,000
8 Bener Meriah Syiah Utama Gunung Sayang Tidak - - - 3 - - - - - Tidak 60 Tidak 60 1,000,000 850,000
9 Bener Meriah Syiah Utama Wih Resap Tidak - - - 15 - - - - - Tidak 26 Tidak 26 700,000 550,000
10 Bener Meriah Syiah Utama Wih Ni Durin Tidak - 1 - - - - - - - Tidak 40 Tidak 40 600,000 500,000
11 Bener Meriah Syiah Utama Kerlang Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 600,000 500,000
12 Bener Meriah Syiah Utama Blang Panu Tidak - 4 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 600,000 500,000
13 Bener Meriah Syiah Utama Kute Lah Lane Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 600,000 500,000
14 Bener Meriah Syiah Utama Pantan Kuli Tidak - - - 10 - - - - - Tidak 21 Tidak 21 800,000 700,000
15 Bener Meriah Syiah Utama Simpang
Renggali
Tidak - 5 - 8 - - - - - Tidak 21 Tidak 21 1,000,000 750,000
16 Bener Meriah Syiah Utama Sosial - - - - - - - - - - - - - - - -
17 Bener Meriah Syiah Utama Perumpakan
Benjadi
Tidak - 1 - - - - - - - Tidak 30 Tidak 30 700,000 450,000
18 Bener Meriah Syiah Utama Hakim Peteri
Pintu
Tidak - 2 - 10 - - - - - Tidak 60 Tidak 60 600,000 500,000
19 Bener Meriah Syiah Utama Uwer Tingkem Tidak - - - 2 - - - - - Tidak 38 Tidak 38 1,000,000 850,000
20 Bener Meriah Syiah Utama Tempen Baru Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 600,000 500,000
21 Bener Meriah Syiah Utama Geruti Jaya Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 700,000 600,000
22 Bener Meriah Syiah Utama Rata Mulie Tidak - 3 - - - - - - - Tidak 50 Tidak 50 600,000 500,000
23 Bener Meriah Syiah Utama Simpur Tidak - - - 10 - - - - - Tidak 60 Tidak 60 650,000 450,000
24 Bener Meriah Permata Rikit Musara - - - - - - - - - - - - - - - -
25 Bener Meriah Permata Pantan Tengah
Jaya
- - - - - - - - - - - - - - - -
26 Bener Meriah Permata Wih Tenang Toa - - - - - - - - - - - - - - - -
27 Bener Meriah Permata Bener Pepanyi - - - - - - - - - - - - - - - -
28 Bener Meriah Permata Timur Jaya Tidak - - - 2 - - - - - Tidak 9 Tidak 9 800,000 650,000
29 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Uning Mas Tidak - - - - - - - - - Tidak 23 Tidak 23 700,000 500,000
30 Bener Meriah Pintu Rime
Gayo
Pantan Sinaku Tidak - - - 10 - - - - - Tidak 23 Tidak 23 800,000 600,000
L
-
9
2
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.9 KABUPATEN BIREUEN
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Bireuen Juli Simpang Jaya Disekitar
Desa
05
0
07' 12,3" 96
0
39' 46,3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng /
Punggung Bukit
- Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
2 Bireuen Juli Krueng Simpo Disekitar
Desa
05
0
03' 46,8" 96
0
41' 05,5" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng /
Punggung Bukit
- Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
3 Bireuen Juli Pantee Peusangan Disekitar
Desa
04
0
58' 38,44" 96
0
40' 53,58" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng /
Punggung Bukit
217 Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
4 Bireuen Jeumpa Cot Meugoe Disekitar
Desa
05
0
08' 35,2" 96
0
39' 23,9" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng /
Punggung Bukit
240 Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
5 Bireuen Kuta Blang Dayah Panjoe Disekitar
Desa
05
0
12' 47,1" 96
0
48' 41,5" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng /
Punggung Bukit
- Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
6 Bireuen Kuta Blang Jaromah Baroh Disekitar
Desa
05
0
10' 21,7" 96
0
40' 10,4" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng /
Punggung Bukit
- Di Luar Kawasan Hutan Mengelompok
Lanjutan(Kab. Bireuen)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Bireuen Juli Simpang Jaya 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 - -
2 Bireuen Juli Krueng Simpo 100 Kopi - - - - - 0 - -
3 Bireuen Juli Pantee Peusangan 115 113 47 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi Pinang - - - - 1,5 Kayu Bakar Jamban
Umum
4 Bireuen Jeumpa Cot Meugoe 255 280 85 100 Pertanian dan
Perkebunan
Padi Kelapa - - - - 3 Kayu Bakar Jamban
Umum
5 Bireuen Kuta Blang Dayah Panjoe 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 - -
6 Bireuen Kuta Blang Jaromah Baroh 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kopi - - - - - 0 - -
Lanjutan(Kab. Bireuen)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sung
ai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Bireuen Juli Simpang Jaya - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Bireuen Juli Krueng Simpo - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Bireuen Juli Pantee Peusangan Ada Mandi Cuci - - - - - - - - - - - - -
4 Bireuen Jeumpa Cot Meugoe Ada Mandi Cuci - - - - - 1 - - - - - - -
5 Bireuen Kuta Blang Dayah Panjoe - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Bireuen Kuta Blang Jaromah Baroh - - - - - - - - - - - - - - - -
L
-
9
3
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bireuen)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar
Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
Sepanjang
Tahun
1 Bireuen Juli Simpang Jaya Islam Islam 1 - - - - - - - - - -
2 Bireuen Juli Krueng Simpo Islam Islam 1 - - - - - - - - - -
3 Bireuen Juli Pantee Peusangan Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala Kampung Darat Tanah Ya
4 Bireuen Jeumpa Cot Meugoe Islam Islam 1 - - - Ada - - Kepala Kampung Darat Tanah Ya
5 Bireuen Kuta Blang Dayah Panjoe Islam Islam 1 - - - - - - - - - -
6 Bireuen Kuta Blang Jaromah Baroh Islam Islam 1 - - - - - - - - - -
Lanjutan(Kab. Bireuen)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Bireuen Juli Simpang Jaya - - - - - - - - - - - - - -
2 Bireuen Juli Krueng Simpo - - - - - - - - - - - - - -
3 Bireuen Juli Pantee Peusangan 12 40 Roda 2 18 25 Mobil - - - - - - - -
4 Bireuen Jeumpa Cot Meugoe 15 50 Roda 4 9 15 Mobil - - - - - - - -
5 Bireuen Kuta Blang Dayah Panjoe - - - - - - - - - - - - - -
6 Bireuen Kuta Blang Jaromah Baroh - - - - - - - - - - - - - -
Lanjutan(Kab. Bireuen)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Bireuen Juli Simpang Jaya - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Bireuen Juli Krueng Simpo - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Bireuen Juli Pantee Peusangan 475 - - 20 90 - 95 - 250 - - - - - - 20
4 Bireuen Jeumpa Cot Meugoe 210 - - 65 50 - 60 - - - - - - - - 35
5 Bireuen Kuta Blang Dayah Panjoe - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Bireuen Kuta Blang Jaromah Baroh - - - - - - - - - - - - - - - -
L
-
9
4
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Bireuen)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Kelapa Lainnya KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Bireuen Juli Simpang Jaya - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Bireuen Juli Krueng Simpo - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Bireuen Juli Pantee Peusangan - - - - 2 - - - - - Tidak 2 Tidak 9 1,000,000 800,000
4 Bireuen Jeumpa Cot Meugoe - - 2 - - - 5 - - - Tidak 3 Tidak 7 1,000,000 650,000
5 Bireuen Kuta Blang Dayah Panjoe - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Bireuen Kuta Blang Jaromah Baroh - - - - - - - - - - - - - - - -
L
-
9
5
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.10 KABUPATEN ACEH UTARA
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Buket Pidie Mushalla
Buket Pidie
04
0
54' 28,73'' 097
0
11' 43,89'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Lereng/punggung
bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
2 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Kebun Pirak Mushalla
Kebun Pirak
04
0
54' 11,69'' 097
0
11' 41,79'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Dataran Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
3 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Seneubok Aceh Rumah
Kepala Desa
04
0
53' 25,46'' 097
0
12' 52,16'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Dataran Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
4 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Matang Raya
Blang Sialet
Mushalla Mtg.
Raya
05
0
04' 51,7'' 097
20' 34,9'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Dataran Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
5 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Cot kepok Rumah
Kepala Desa
05
0
04' 21,6'' 097
0
20' 3,90'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Dataran Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
6 Aceh Utara Gereudong
Pasee
Ds. Lubok Kliet Rumah
Kepala Desa
05
0
00' 01,9'' 097
0
08' 58,5'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Lereng/punggung
bukit
Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
7 Aceh Utara Tanah Luas Ds. Desa Bukit
Makarti
Desa Bukit
Makarti
04
0
59' 1,54'' 097
0
12' 48,55'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Lereng/punggung
bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
8 Aceh Utara Meurah Mulia Ds. Meunasah
Baree Blang
Rumah
Sekdes
05
0
01' 00,2'' 097
0
09' 53,6'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir Lereng/punggung
bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
Lanjutan(Kab. Aceh Utara)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
UntukMemasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Buket Pidie 43 35 20 85 Pertanian dan
perkebunan
Padi karet tidak 4 Kayu bakar Jamban
bersama
2 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Kebun Pirak 100 87 36 100 Pertanian dan
perkebunan
Palawija karet Sawit tidak 3 Minyak Tanah/Kayu
bakar
Bukan jamban
3 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Seneubok Aceh 100 200 57 100 Pertanian dan
perkebunan
Karet Kelapa tidak 5 Kayu bakar Jamban
sendiri
4 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Matang Raya
Blang Sialet
104 120 87 90 Pertanian dan
perkebunan
Padi kelapa tidak 6 Minyak Tanah/Kayu
bakar
Jamban
bersama
5 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Cot kepok 250 300 134 100 Pertanian dan
perkebunan
Padi Kelapa tidak 5 Kayu bakar Jamban
umum
6 Aceh Utara Gereudong
Pasee
Ds. Lubok Kliet 118 163 53 100 Pertanian dan
perkebunan
coklat pinang tidak 7 Minyak Tanah/Kayu
bakar
Jamban
bersama
7 Aceh Utara Tanah Luas Ds. Desa Bukit
Makarti
120 135 70 98 Pertanian dan
perkebunan
Karet Coklat Sawit tidak 20 Minyak Tanah/Kayu
bakar
Jamban
umum
8 Aceh Utara Meurah Mulia Ds. Meunasah
Baree Blang
33 40 35 80 Pertanian dan
perkebunan
padi Coklat tidak 2 Minyak Tanah/Kayu
bakar
Jamban
bersama
L
-
9
6
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Utara)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Buket Pidie Ada - - - - - - - 1 - - - - - - -
2 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Kebun Pirak Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
3 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Seneubok Aceh Tidak - - - - - - - 1 - - - - - - -
4 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Matang Raya
Blang Sialet
Tidak - - - - - - - 1 - - - - - - -
5 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Cot kepok Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
6 Aceh Utara Gereudong
Pasee
Ds. Lubok Kliet Ada - - - - - - - - - - - - - - -
7 Aceh Utara Tanah Luas Ds. Desa Bukit
Makarti
Tidak - - - - - - - - - - - - - - -
8 Aceh Utara Meurah Mulia Ds. Meunasah
Baree Blang
Ada - - - - - - - - - - - - - - -
Lanjutan(Kab. Aceh Utara)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya
VIII. Perhubungan, Informasi, dan
Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar
Desa
Melalui
Jenis
Jalan
Darat
Digunakan
Sepanjang
Tahun
1 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Buket Pidie Islam Islam 1 1 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Kades Darat tanah ya
2 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Kebun Pirak Islam Islam 1 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Tuha peut/Kades Darat tanah ya
3 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Seneubok
Aceh
Islam Islam 2 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Tuha peut/Kades Darat diperkeras ya
4 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Matang Raya
Blang Sialet
Islam Islam 1 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Tuha peut/Kades Darat diperkeras ya
5 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Cot kepok Islam Islam 1 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Tuha peut/Kades Darat diperkeras ya
6 Aceh Utara Gereudong
Pasee
Ds. Lubok Kliet Islam Islam 1 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Tuha peut/Kades Darat diperkeras ya
7 Aceh Utara Tanah Luas Ds. Desa Bukit
Makarti
Islam Islam 1 2 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Tuha peut/Kades Darat diperkers ya
8 Aceh Utara Meurah Mulia Ds. Meunasah
Baree Blang
Islam Islam 1 Ada Majelis
taklim/kelompok
pengajian
Ada Tuha peut Darat tanah ya
L
-
9
7
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Utara)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Buket Pidie 11 15 sepeda motor 50 2 roda 4 50 2 roda 4 tidak Tidak 8km Tidak tidak
2 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Kebun Pirak 5 20 sepeda motor 50 2 roda 4 50 2 roda 4 tidak Tidak 12km Tidak tidak
3 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Seneubok Aceh 3 15 sepeda motor 18 1 roda 4 18 1 roda 4 tidak Tidak 12km Tidak bisa
4 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Matang Raya
Blang Sialet
5 20 sepeda motor 23 1 roda 4 23 1 roda 4 tidak Tidak 7km Tidak bisa
5 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Cot kepok 8 20 sepeda motor 25 1 roda 4 25 1 roda 4 tidak Tidak 8km Tidak bisa
6 Aceh Utara Gereudong
Pasee
Ds. Lubok Kliet 7 20 sepeda motor 18 1 roda 4 18 1 roda 4 tidak Tidak 18km Tidak tidak
7 Aceh Utara Tanah Luas Ds. Desa Bukit
Makarti
13 20 sepeda motor 24 1 roda 4 24 1 roda 4 tidak Tidak 24km Tidak tidak
8 Aceh Utara Meurah Mulia Ds. Meunasah
Baree Blang
8 20 sepeda motor 22 1 roda 4 22 1 roda 4 tidak Tidak 8km Tidak tidak
Lanjutan(Kab. Aceh Utara)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Buket Pidie 365 117 76 82 36 41
2 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Kebun Pirak 1125 60 600 100 150 260 10
3 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Seneubok Aceh 379 30 289 50 10
4 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Matang Raya
Blang Sialet
510 125 12 205 30 11 47
5 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Cot kepok 260 102 12 105 15 26
6 Aceh Utara Gereudong
Pasee
Ds. Lubok Kliet 748 36 480 228 4
7 Aceh Utara Tanah Luas Ds. Desa Bukit
Makarti
1872 127 386 1356 3
8 Aceh Utara Meurah Mulia Ds. Meunasah
Baree Blang
11599 20 120 220 2000 1100 8124 15
L
-
9
8
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Utara)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Kelapa Karet KUD Non KUD Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Buket Pidie Tidak 20 100 400 Tidak 4 Tidak 4 800000 25000
2 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Kebun Pirak Tidak 50 200 100 150 Tidak 12 Tidak 12 750000 15000
3 Aceh Utara Paya Bakong Ds. Seneubok
Aceh
Tidak 10 14 10 160 Tidak 3 Tidak 3 650000 30000
4 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Matang Raya
Blang Sialet
Tidak 200 50 Tidak 7 Tidak 7 650000 20000
5 Aceh Utara Baktiya Barat Ds. Cot kepok Tidak 200 40 Tidak 8 Tidak 8 700000 30000
6 Aceh Utara Gereudong
Pasee
Ds. Lubok Kliet Tidak Tidak 10 Tidak 10 550000 15000
7 Aceh Utara Tanah Luas Ds. Desa Bukit
Makarti
Tidak 400 25 Tidak 13 Tidak 13 650000 15000
8 Aceh Utara Meurah Mulia Ds. Meunasah
Baree Blang
Tidak Tidak 8 Tidak 8 750000 25000
L
-
9
9
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.11 KABUPATEN ACEH TENGGARA
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Alas Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
07' 13,4'' 97
o
55' 13,2'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lembah/Daerah
Aliran Sungai
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
2 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Indah Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
6' 43,3'' 97
o
54' 59,4'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
3 Aceh Tenggara Leuser Ukhat Peseluk Depan Sekolah
Dasar
03
o
4' 27,5'' 97
o
56' 31,9'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
4 Aceh Tenggara Leuser Akhih Mejile Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
6' 38'' 97
o
56' 31,9'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
5 Aceh Tenggara Leuser Sade Ate Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
6' 8,4'' 97
o
56' 48,4'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
6 Aceh Tenggara Leuser Tunas Mude Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
4' 58,4'' 97
o
56' 46,8'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
7 Aceh Tenggara Leuser Gayo Sendah Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
6' 11,1'' 97
o
58' 5,8'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
8 Aceh Tenggara Leuser Gunung Pak-pak Depan Rumah
Sekdes
03
o
8' 45,1'' 97
o
59' 2,5'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
9 Aceh Tenggara Leuser Suka Damai Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
5' 58,6'' 97
o
58' 58,6'' Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
10 Aceh Tenggara Leuser Naga Timbul Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
5' 58,6'' 97
o
58' 12.2" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
11 Aceh Tenggara Leuser Kute Kompas Depan Rumah
Calon Penghulu
03
o
14' 45,4'' 97
o
52' 48,9" Desa
Pemekaran
Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
12 Aceh Tenggara Leuser Laut Tawar Depan Gereja 03
o
10' 50.6'' 97
o
56' 39,9" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
13 Aceh Tenggara Leuser Sepakat Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
06' 14.5'' 97
o
58' 05.2" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
14 Aceh Tenggara Leuser Punce Nali Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
06' 27.4'' 97
o
57' 51.8" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
15 Aceh Tenggara Leuser Harapan Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
04' 30.7'' 97
o
57' 07.3" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
16 Aceh Tenggara Leuser Metuah Kerine Depan Rumah
Kepala Desa
03
o
09' 09.3'' 97
o
55' 33" Definitif Ada Bukan Pesisir - Lereng/Pinggir
Bukit
Diluar Kawasan Hutan Mengelompok
L
-
1
0
0
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tenggara)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Sumber
Penghasilan
Utama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
Untuk
Memasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Alas 72 84 56 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Coklat Sawit 21 Kayu Bakar Bukan Jamban
2 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Indah 150 153 70 100 Pertanian dan
Perkebunan
Karet Perikana
n Darat
Kemiri 18 Kayu Bakar Bukan Jamban
3 Aceh Tenggara Leuser Ukhat Peseluk 60 240 42 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung 42 Kayu Bakar Bukan Jamban
4 Aceh Tenggara Leuser Akhih Mejile 125 100 46 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung 60 Kayu Bakar Bukan Jamban
5 Aceh Tenggara Leuser Sade Ate 185 100 45 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung Ada 64 Kayu Bakar Bukan Jamban
6 Aceh Tenggara Leuser Tunas Mude 108 105 40 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung Ada 38 Kayu Bakar Bukan Jamban
7 Aceh Tenggara Leuser Gayo Sendah 92 68 36 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung Nilam Ada 80 Kayu Bakar Bukan Jamban
8 Aceh Tenggara Leuser Gunung Pak-pak 121 120 100 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung Ada 25 Kayu Bakar Bukan Jamban
9 Aceh Tenggara Leuser Suka Damai 110 90 40 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung Nilam Ada 85 Kayu Bakar Bukan Jamban
10 Aceh Tenggara Leuser Naga Timbul 402 123 46 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung 76 Kayu Bakar Bukan Jamban
11 Aceh Tenggara Leuser Kute Kompas 47 35 26 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung 4 Kayu Bakar Bukan Jamban
12 Aceh Tenggara Leuser Laut Tawar 205 182 150 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung Cabe Ada 4 Kayu Bakar Bukan Jamban
13 Aceh Tenggara Leuser Sepakat 150 178 58 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung Nilam Ada 80 Kayu Bakar Bukan Jamban
14 Aceh Tenggara Leuser Punce Nali 210 175 76 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung 83 Kayu Bakar Bukan Jamban
15 Aceh Tenggara Leuser Harapan 98 81 40 100 Pertanian dan
Perkebunan
Kemiri Jagung 36 Kayu Bakar Bukan Jamban
16 Aceh Tenggara Leuser Metuah Kerine 105 92 50 100 Pertanian dan
Perkebunan
Cabe Jagung Kayu Bakar Bukan Jamban
L
-
1
0
1
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tenggara)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Alas Ada Mandi Cuci 15 15
2 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Indah Ada mandi cuci 50 50 1
3 Aceh Tenggara Leuser Ukhat Peseluk Tidak 1
4 Aceh Tenggara Leuser Akhih Mejile Tidak 1
5 Aceh Tenggara Leuser Sade Ate Tidak 1
6 Aceh Tenggara Leuser Tunas Mude Tidak
7 Aceh Tenggara Leuser Gayo Sendah Tidak 1 1
8 Aceh Tenggara Leuser Gunung Pak-pak Tidak
9 Aceh Tenggara Leuser Suka Damai Tidak
10 Aceh Tenggara Leuser Naga Timbul Tidak
11 Aceh Tenggara Leuser Kute Kompas
12 Aceh Tenggara Leuser Laut Tawar 2
13 Aceh Tenggara Leuser Sepakat
14 Aceh Tenggara Leuser Punce Nali
15 Aceh Tenggara Leuser Harapan
16 Aceh Tenggara Leuser Metuah Kerine
Lanjutan(Kab. Aceh Tenggara)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Alas Islam Islam 1 Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
2 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Indah Islam Islam 1 Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
3 Aceh Tenggara Leuser Ukhat Peseluk Islam Kristen Kristen 2 Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
4 Aceh Tenggara Leuser Akhih Mejile Islam Kristen Islam 1 1 Ada Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
5 Aceh Tenggara Leuser Sade Ate Kristen Kristen 1 Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
6 Aceh Tenggara Leuser Tunas Mude Islam Kristen Imbang 1 Ada Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
7 Aceh Tenggara Leuser Gayo Sendah Islam Kristen Islam Lembaga Adat Darat Tanah Ya
8 Aceh Tenggara Leuser Gunung Pak-pak Islam Kristen Kristen 1 2 Ada Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
9 Aceh Tenggara Leuser Suka Damai Islam Kristen Islam Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
10 Aceh Tenggara Leuser Naga Timbul Islam Islam 1 Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
11 Aceh Tenggara Leuser Kute Kompas Islam Kristen Kristen Lembaga Adat Darat Tanah Ya
12 Aceh Tenggara Leuser Laut Tawar Islam Kristen Kristen 5 Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
13 Aceh Tenggara Leuser Sepakat Islam Islam 1 Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
14 Aceh Tenggara Leuser Punce Nali Islam Kristen Islam 1 1 Ada Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
15 Aceh Tenggara Leuser Harapan Islam Kristen Kristen Lembaga Adat Darat Tanah Ya
16 Aceh Tenggara Leuser Metuah Kerine Islam Kristen Kristen Ada Lembaga Adat Darat Tanah Ya
L
-
1
0
2
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tenggara)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Alas 42 120 Roda 4 105 240 Roda 4
2 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Indah 49 150 Roda 4 112 240 Roda 4
3 Aceh Tenggara Leuser Ukhat Peseluk 90 240 Roda 4 153 260 Roda 4
4 Aceh Tenggara Leuser Akhih Mejile 70 120 Roda 4 133 240 Roda 4
5 Aceh Tenggara Leuser Sade Ate 80 120 Roda 4 143 240 Roda 4
6 Aceh Tenggara Leuser Tunas Mude 47 90 Roda 4 110 210 Roda 4
7 Aceh Tenggara Leuser Gayo Sendah 88 180 Roda 4 151 250 Roda 4
8 Aceh Tenggara Leuser Gunung Pak-pak 30 120 Roda 4 65 240 Roda 4
9 Aceh Tenggara Leuser Suka Damai 89 180 Roda 4 152 250 Roda 4
10 Aceh Tenggara Leuser Naga Timbul 82 240 Roda 4 145 300 Roda 4
11 Aceh Tenggara Leuser Kute Kompas 7 60 Ojek 63 120 Roda 4
12 Aceh Tenggara Leuser Laut Tawar 11 40 Roda 4 74 160 Roda 4
13 Aceh Tenggara Leuser Sepakat 85 180 Roda 4 148 270 Roda 4
14 Aceh Tenggara Leuser Punce Nali 89 240 Roda 4 152 300 Roda 4
15 Aceh Tenggara Leuser Harapan 45 90 Roda 4 108 210 Roda 4
16 Aceh Tenggara Leuser Metuah Kerine 39 90 Roda 4 92 200 Roda 4
Lanjutan(Kab. Aceh Tenggara)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Alas 75 150
2 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Indah 200
3 Aceh Tenggara Leuser Ukhat Peseluk 200
4 Aceh Tenggara Leuser Akhih Mejile 130
5 Aceh Tenggara Leuser Sade Ate 170
6 Aceh Tenggara Leuser Tunas Mude 170
7 Aceh Tenggara Leuser Gayo Sendah 160
8 Aceh Tenggara Leuser Gunung Pak-pak 300
9 Aceh Tenggara Leuser Suka Damai 140
10 Aceh Tenggara Leuser Naga Timbul 92
11 Aceh Tenggara Leuser Kute Kompas 160
12 Aceh Tenggara Leuser Laut Tawar 450
13 Aceh Tenggara Leuser Sepakat 160
14 Aceh Tenggara Leuser Punce Nali 140
15 Aceh Tenggara Leuser Harapan 90
16 Aceh Tenggara Leuser Metuah Kerine 110
L
-
1
0
3
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Tenggara)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Kemiri Lainnya KUD
Non
KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Alas 50 Tidak Ada 42 Tidak Ada 42
2 Aceh Tenggara Leuser Bunbun Indah 210 Tidak Ada 18 Tidak Ada 18
3 Aceh Tenggara Leuser Ukhat Peseluk 700 25 Tidak Ada 50 Tidak Ada 50
4 Aceh Tenggara Leuser Akhih Mejile 210 10 Tidak Ada 70 Tidak Ada 70
5 Aceh Tenggara Leuser Sade Ate 300 9 Tidak Ada 80 Tidak Ada 80
6 Aceh Tenggara Leuser Tunas Mude 320 21 Tidak Ada 110 Tidak Ada 110
7 Aceh Tenggara Leuser Gayo Sendah 130 14 Tidak Ada 88 Tidak Ada 88
8 Aceh Tenggara Leuser Gunung Pak-pak 800 17 Tidak Ada 35 Tidak Ada 35
9 Aceh Tenggara Leuser Suka Damai 150 15 Tidak Ada 89 Tidak Ada 89
10 Aceh Tenggara Leuser Naga Timbul 368 18 Tidak Ada 82 Tidak Ada 82
11 Aceh Tenggara Leuser Kute Kompas 30 30 Tidak Ada 13 Tidak Ada 13
12 Aceh Tenggara Leuser Laut Tawar 400 11 Tidak Ada 15 Tidak Ada 15
13 Aceh Tenggara Leuser Sepakat 600 18 Tidak Ada 85 Tidak Ada 85
14 Aceh Tenggara Leuser Punce Nali 300 9 Tidak Ada 89 Tidak Ada 89
15 Aceh Tenggara Leuser Harapan 120 12 Tidak Ada 45 Tidak Ada 45
16 Aceh Tenggara Leuser Metuah Kerine 280 17 Tidak Ada Tidak Ada
L
-
1
0
4
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.12 KABUPATEN ACEH BESAR
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
PolaPemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Besar Pulo Aceh Lapeng 05
0
42' 26,6'' 95
0
05' 50,9 Desa Definitif Ada Pesisir/tepi pantai >5 km Dataran Di luar kawasan hutan Terpencar
2 Aceh Besar Pulo Aceh Rinon 05
0
43' 4,5'' 95
0
03' 55,7 Desa Definitif Ada Pesisir/tepi pantai >5 km Dataran Di luar kawasan hutan Terpencar
3 Aceh Besar Pulo Aceh Alue Raya 05
0
42' 49,5'' 95
0
03' 52,2 Desa Definitif Ada Pesisir/tepi pantai >5 km Dataran Di luar kawasan hutan Terpencar
4 Aceh Besar Pulo Aceh Meulingge 05
0
44' 46,8'' 95
0
02' 56,4 Desa Definitif Ada Pesisir/tepi pantai >5 km Dataran Di luar kawasan hutan Terpencar
Lanjutan(Kab. Aceh Besar)
No.
I. PengenalanLokasi IV. Kependudukandan Ketenagakerjaan V. Perumahan danLingkunganHidup
Kabupaten Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk
Sumber
PenghasilanUtama
Komoditi Utama ListrikNonPLN Bahan Bakar
Untuk
Memasak
Fasilitas
Sanitasi
L P KK
Persentase
Petani
1 2 3 Ada/tidak
Jumlah KK JarakJaringan
PLNTerdekat (km) Genset PLTS
1 Aceh Besar Pulo Aceh Lapeng 40 100 Pertanian dan perkebunan Ada 40 1,5 Kayu Bakar
2 Aceh Besar Pulo Aceh Rinon 98 100 Pertanian dan perkebunan Tidak 6,7 Kayu Bakar
3 Aceh Besar Pulo Aceh Alue Raya 68 100 Pertanian dan perkebunan Tidak 8,1 Kayu Bakar
4 Aceh Besar Pulo Aceh Meulingge 110 100 Pertanian dan perkebunan Tidak 10,2 Kayu Bakar
Lanjutan(Kab. Aceh Besar)
No.
I. PengenalanLokasi V. Perumahan danLingkunganHidup VI. Pendidikan danKesehatan
Kabupaten Kecamatan Desa
Fungsi Sungai Tepi Sungai Pendidikan Kesehatan
Sungai
Sungai DigunakanUntuk Jumlah
KK
Jumlah
Rumah
Jumlah
TK
Jumlah
SD
Jumlah
SMP
Jumlah
SMU
Lainnya Puskesmas Pustu Posyandu Lainnya
1 2 3 4
1 Aceh Besar Pulo Aceh Lapeng Tidak Ada
2 Aceh Besar Pulo Aceh Rinon Tidak Ada
3 Aceh Besar Pulo Aceh Alue Raya Tidak Ada 1
4 Aceh Besar Pulo Aceh Meulingge Tidak Ada 1
Lanjutan(Kab. Aceh Besar)
No.
I. PengenalanLokasi VII. Sosial Budaya VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa Agama Mayoritas
Jumlah Tempat Ibadah LembagaKemasyarakatan Transportasi
Mesjid Surau Gereja Lainnya
Keberadaan/
Kegiatan
Lembaga
Tokoh
Masyarakat
Posisi
Tokoh Masy.
Antar Desa
Melalui
Jenis Jalan
Darat
Digunakan
SepanjangTahun
1 Aceh Besar Pulo Aceh Lapeng Islam Islam Air dan darat Tanah
2 Aceh Besar Pulo Aceh Rinon Islam Islam Air dan darat Tanah
3 Aceh Besar Pulo Aceh Alue Raya Islam Islam Air dan darat Tanah
4 Aceh Besar Pulo Aceh Meulingge Islam Islam Air dan darat Tanah
L
-
1
0
5
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
Lanjutan(Kab. Aceh Besar)
No.
I. PengenalanLokasi VIII. Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi
Kabupaten Kecamatan Desa
Jarakdan Waktu Tempuh Komunikasi
Siaran
Televisi
KeKotaKecamatan KeKotaKabupaten KeKotaLain
Ketersediaan
Kantor
Pos
Pos
Terdekat
Pos
Keliling Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
Jarak
Waktu
(menit)
Jenis Agkutan
Umum
1 Aceh Besar Pulo Aceh Lapeng 20 60
2 Aceh Besar Pulo Aceh Rinon
3 Aceh Besar Pulo Aceh Alue Raya
4 Aceh Besar Pulo Aceh Meulingge 20 60
Lanjutan(Kab. Aceh Besar)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian
Kabupaten Kecamatan Desa
Luas
Total
Desa
(Ha)
Penggunaan Lahan (Ha)
Sawah Beririgasi Pertanian Non Sawah
Non
Pertanian Teknis
Non
Teknis
Tadah
Hujan
Ladang Tambak Kebun H.Rakyat H.Lindung HTI Kritis Gambut Terlantar Kering Peternakan
1 Aceh Besar Pulo Aceh Lapeng 470
2 Aceh Besar Pulo Aceh Rinon 980
3 Aceh Besar Pulo Aceh Alue Raya 805
4 Aceh Besar Pulo Aceh Meulingge 1050
Lanjutan(Kab. Aceh Besar)
No.
I. PengenalanLokasi IX. TataGunaLahandan Pertanian X. Ekonomi
Kabupaten Kecamatan Desa
Perubahan Lahan Produksi Pertanian/Perkebunan(ton/tahun) Kios Pertanian Pertokoan Pasar
Penghasilan
Rata-Rata
(Rp/org/bln)
Pengeluaran
Energi Rata-
Rata
(Rp/org/bln)
Ada/Tidak Menjadi Padi Jagung Kopi Sawit Kemiri Lainnya KUD
Non
KUD
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
Ada/Tidak
Jarak
Terdekat
1 Aceh Besar Pulo Aceh Lapeng
2 Aceh Besar Pulo Aceh Rinon
3 Aceh Besar Pulo Aceh Alue Raya
4 Aceh Besar Pulo Aceh Meulingge
L
-
1
0
6
P
T
.
C
I
P
T
A
M
U
L
T
I
K
R
E
A
S
I
L
a
p
o
r
a
n
A
k
h
i
r
S
t
u
d
i
P
o
t
e
n
s
i
E
n
e
r
g
i
L
i
s
t
r
i
k
A
l
t
e
r
n
a
t
i
f
D
i
P
e
d
e
s
a
a
n
S
e
b
a
g
a
i
U
p
a
y
a
D
a
l
a
m
M
e
n
d
u
k
u
n
g
P
e
r
c
e
p
a
t
a
n
D
i
v
e
r
s
i
f
i
k
a
s
i
E
n
e
r
g
i
D
i
P
r
o
v
i
n
s
i
N
A
D
C.13 KABUPATEN ACEH TIMUR
No.
I. PengenalanLokasi II. Posisi Desa III. Keterangan UmumDesa
Kabupaten Kecamatan Desa
DataPengamatanGPS
Status Desa LMD
Geografis desa
LetakDesa
Pola
Pemukiman
Penduduk
Titik
Pengamatan
Koordinat Letak
Geografis
Panjang
Pantai
Topografi
Wilayah
Ketinggian
dpl (m) N E
1 Aceh Timur Serba Jadi Ds. Seulemak Rumah Kepala
Desa
04
0
29' 54,0'' 097
30' 47,4'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir lembah/das Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
2 Aceh Timur Serba Jadi Ds. Rampah Rumah Kepala
Desa
04
31' 00,2'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir lembah/das Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
3 Aceh Timur Serba Jadi Ds. Sembuang Rumah Kepala
Desa
04
30' 44,1'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir lembah/das Disekitar Kawasan Hutan Mengelompok
4 Aceh Timur Serba Jadi Ds. Mesir Ds. Mesir 04
30' 48,2'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir lembah/das Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
5 Aceh Timur Serba Jadi Ds.Bunin Dusun Ketibung 04
33' 59,6'' Desa Definitif Ada Bukan pesisir lembah/das Disekitar Kawasan Hutan Terpencar
6 Aceh Timur Serba Jadi Ds. Sri Mulya Ds. Sri Mulya 04