Anda di halaman 1dari 4

Case Study (Critical Review)

I. JUDUL : Just-in-time labour supply in the hotel sector


(Kebutuhan tenaga kerja just-in-time di sektor perhotelan)

II. Issue/Latar Belakang :
Permintaan jasa dan produk hotel adalah stochastic dan tak terduga baik dari segi variasi musiman tahunan atau dalam
jangka waktu yang lebih singkat. Dengan karakteristik produksi dan konsumsi serentak, tantangan untuk mengelolanya adalah
bagaimana mempertahankan fleksibilitas besar kaitannya dengan penjadwalan dan reaksi terhadap fluktuasi permintaan dalam
operasional hotel. Oleh karena itu, tulisan ini juga membahas strategi fleksibilitas tenaga kerja yang dapat diadopsi dalam praktek
manajemen hotel.
Membahas karakteristik jasa perhotelan dan fluktuasi permintaan di sektor hotel membantu kita untuk memahami sifat
variabel hotel dalam praktek kepegawaian. Kedua, dalam rangka memperoleh kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap
fluktuasi dan keadaan tidak menentu dalam operasi hotel, kami membahas kedua strategi fleksibilitas, seperti fleksibilitas tenaga
kerja fungsional dan numerik, dan pengaruh potensial dan kelemahan dari mengadopsi pendekatan yang fleksibel. Ketiga,
menjelang waktu yang singkat antara permintaan (misalnya pemesanan pelanggan) dan penawaran (misalnya produksi layanan
atau produk yang dipesan) bertepatan dengan filosofi sistem JIT, dalam hal memiliki nol persediaan, mengeliminasi hal yang tidak
perlu, dan perhatian terhadap kualitas. Beberapa teknik juga akan menggambarkan bagaimana meningkatkan keberhasilan
manajemen JIT, seperti sistem pulling dari kanban dan supply chain cooperation dari keiretsu. Melalui elemen ini, makalah ini
mengkonsepkan model penawaran tenaga kerja JIT untuk sektor perhotelan.
III. Tujuan Penelitian/Artikel Tersebut :
Paper ini mempelajari mengenai bagaimana solusi yang memungkinkan untuk menanggulangi fluktuasi permintaan yang
tidak menentu pada sektor hotel dengan mengaplikasikan filosofi juts-in-time (JIT) melalui pengembangan relasi dengan agensi
pekerja, sekaligus bertujuan untuk mempertimbangkan apakah pendekatan pasokan tenaga kerja JIT dapat bekerja di sektor
perhotelan. Dengan memperlakukan staf hotel sebagai bagian dari "bahan baku" yang terlibat dalam production-line untuk layanan
hotel, strategi fleksibilitas tenaga kerja eksternal-kuantitatif dapat dimanfaatkan. Ini akan mencerminkan argumen Walsh (1991)
bahwa tenaga kerja dapat dibawa melalui strategi "just-in-time" atau "sesuai kebutuhan".
IV. Metode Yang Digunakan :
Menggunakan metode studi kasus yang dilakukan pada departemen rumah tangga di 7 hotel berbintang 4 atau 5 di London
dan pemasok pekerja eksternal yang bekerja sama dengan mereka, agensi pekerja, dengan melakukan interview secara mendalam
dan diikuti dengan penelitian dan observasi dokumen. Departemen rumah tangga biasanya adalah departemen paling besar di
setiap hotel dalam jumlah pegawai yang dipekerjakan. Sebuah hotel juga tidak dapat beroperasi tanpa departemen rumah tangga,
karena produk utamanya yang disediakan dalam sektor ini adalah ruangan untuk tamu. Menyewa melalui agensi bukanlah praktek
baru bagi kepala departemen rumah tangga dan juga telah ada trend untuk menggunakan agensi staf untuk fleksibilitas yang lebih
baik serta efektifitas biaya, khususnya pada hotel di kota, seperti di London. Oleh karena itu karena pertimbangan itu, maka London
adalah lokasi yang baik untuk melakukan penelitian mengenai studi kasus ini.
V. Tinjauan Kritis :
Pada dasarnya artikel ini berpendapat bahwa model operasi optimum di sektor hotel bisa digambarkan sebagai :
memproduksi barang-barang yang tepat dari kualitas dan kuantitas yang tepat di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dan
disampaikan oleh orang yang tepat. Hal ini dimungkinkan untuk menyimpulkan bahwa ada kemungkinan untuk memanfaatkan
fleksibilitas numerik atau menjauhkan sambil memperkenalkan pasokan sumber daya manusia dan manajemen JIT di sektor
perhotelan. Bekerja lembur atau mempekerjakan staf agensi adalah strategi yang umum digunakan oleh operasional hotel,
umumnya di bidang-bidang seperti rumah tangga dan perjamuan. Karena implementasi JIT mengejar peminimalisiran limbah,
rendahnya persedian dan TQM, tujuan tersebut sesuai dengan karakteristik produk perhotelan, dalam hal perhatian tehadap
keserempakan, kecacatan & kualitas.
Ketika mengidentifikasi sumber daya manusia sebagai salah satu jenis bahan "baku" dalam "jalur produksi" produk
perhotelan, pembentukan hubungan pemasok / pembeli sangat penting. Ini menunjukkan minat di masa depan bagaimana
menciptakan dan menjaga hubungan baik antara tiga aktor, dalam hal perusahaan, industri perekrutan dan staf. Hubungan segitiga
ini memerlukan studi empiris lebih lanjut untuk menilai lebih lengkap penerapan prinsip JIT untuk SDM di sektor perhotelan.


VI. Implikasinya :
Kajian/artikel ini menurut pendapat saya dapat diterapkan khususnya di Indonesia, dengan banyaknya hotel berbintang di
berbagai daerah tentu menuntut pihak manajemen hotel agar dapat menjalankan operasional dalam perusahaannya secara efektif
dan efisien. Sebagai contoh Operasional hotel harus memprediksikan seberapa banyak pelayan kamar yang dibutuhkan sehari-hari;
seberapa banyak ikan segar yang butuh dibeli; seberapa banyak staff perjamuan yang perlu dijadwal. Dalam banyak hal, hanya ada
sedikit perbedaan kebutuhan dari kategori prediksi permintaan tersebut. Seperti yang kita ketahui, pola permintaan dalam sektor ini
dapat berubah dalam waktu yang singkat. Bila dilihat dalam hubungannya dengan produk perhotelan dan karakteristik layanan,
variasi permintaan mempengaruhi sifat dari sisi pasokan untuk pasokan komoditas dan tenaga kerja.

Anda mungkin juga menyukai