Anda di halaman 1dari 147

1

MAKALAH PEMASARAN DESTINASI PARIWISATA II


PENTINGNYA STRATEGI PEMASARAN YANG TEPAT GUNA
MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN
KE KAWASAN TORAJA DAN SEKITARNYA
Disusun Oleh :
NI MADE GANDHI SANJIWANI
NIM.12112013
BUNGA KURNIA
NIM.12112004
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI
JURUSAN KEPARIWISATAAN
PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA
2014
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul
Pentingnya Strategi Pemasaran yang Tepat Guna Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan ke Kawasan Toraja dan Sekitarnya ini dengan baik tanpa hambatan yang
berat dan tepat waktu.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat guna memenuhi tanggung jawab dari
tugas yang telah diberikan dalam mata kuliah Bisnis Perhotelan.
Menghargai betapa banyak bantuan,bimbingan dan dukungan serta informasi-
informasi dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah ini maka kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, sebagai
berikut :

1. Hanugerah K.Liestiandre, S.ST .Par ., MM selaku dosen Mata Kuliah Pemasaran
Destinasi Pariwisata II
2. Pihak Karyawan Perpustakaan STP Nusa Dua-Bali,
3. Mahasiswa dan Mahasiswi STP Nusa Dua-Bali,
4. Seluruh pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini.
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan makalah pengelolaan
pendapatan kamar hotel yang akan datang, diharapkan agar bisa lebih sempurna.
Kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan baik yang disengaja atau tidak
disengaja.
3
Sesuai pepatah tak ada gading yang tak retak,maka demi kesempurnaan makalah
ini kami menghargai saran dan masukan dari para pembaca yang budiman.
Nusa Dua-Bali, 1 April 2014
Penulis
4
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................ i
Daftar Isi ...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2Rumusan Masalah ........................................................................................ 16
1.3Tujuan Studi ................................................................................................. 16
1.4J enis dan Sumber Data ................................................................................. 17
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 18
2.1Definisi Pemasaran Kepariwisataan .............................................................. 18
2.2Definisi Promosi Pariwisata .......................................................................... 23
2.3Ruang Lingkup Perencanaan Pariwiwsata...................................................... 25
2.4Strategi Pemasaran Pariwisata ...................................................................... 60
2.5Strategi Menetapkan Target Pasar dan Posisi Daerah Tujuan Wisata.. ........... 64
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 65
3.1Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau Orientasi Destinasi Toraja dan Sekitarnya
...................................................................................................................... 65
3.2 Kondisi Aktual Destinasi Toraja dan Sekitarnya .......................................... 88
5
3.2.1 Product Analysis ........................................................................................... 88
3.2.2 Competitive Analysis ..................................................................................... 114
3.2.3 Market Analysis............................................................................................. 122
3.3Strategi yang dilakukan untuk Mencapai Kondisi yang Diharapkan berkaitan dengan
Market Objectivesm dan Action Plan (Sales Program dan Promotion Tools) 135
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN-SARAN .............................................. 147
4.1Simpulan ...................................................................................................... 147
4.2Saran- Saran ................................................................................................. 147
Daftar Pustaka
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Myrtha Soeroto (2003:85) dalam bukunya Toraja, wilayah Tana Toraja
memiliki keistimewaan, di mana segenap desa-desa tradisional dan masyarakatnya
memegang teguh kelangsungan adat dan kebudayaan lama. Desa tradisional asli dan utuh
adalah living monument yang dapat ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya. Kete
Kesu, Saddan Malimbongg, Pallawa, dan desa-desa lain merupakan kawasan wisata
yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Dengan sistem sosial budaya yang ada,
tidaklah sulit menetapkannya sebagai kawasan cagar budaya seutuhnya. Suatu kawasan
yang menggelar nuansa asli kehidupan tradisional. Bukan semata untuk kepentingan
pariwisata, melainkan terutama untuk mengembalikan tatanan kehidupan kolektif yang
harmonis dan seimbang bagi masyarakat pedesaan.
Berbagai bentuk kesenian pun masih mewarnai kehidupan masyarakatnya. Sejumlah
upacara adat tetap berlangsung den selalu dimeriahkan oleh seni tari dan musik
tradisional. Rambu Solo adalah upacara ritual paling megah dan sarat dengan tat cara
adat, tradiis, dan kepercayaan kuno. Sebagaimana upacara Ngaben di Bali, upacara sakral
Rambu Solo menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan Nusantara dan
mancanegara. Apa pun alasannya tidak salah menjual kesenian sakral, asal dikemas
dengan baik dan dapat membawa kesejahteraan bagi warganya. Hanya saja kekhusyukan
upacara harus dipatuhi agar tidak kehilangan nilai-nilai hakiki dari proses ritual tersebut.
7
Kondisi kebudayaan yang utuh dan mantap semacam ini hanya dijumpai di wilayah
budaya Bali. Bali adalah Hindu, dan Toraja ialah Ur-Indonesia yang mewarisi
kebudayaan tertua Ur-Animisme. Oleh karena itu pola konservasi yang berhasil
melestarikan arsitektur Bali, kiranya dapat juga diterapkan di Tana Toraja dengan
penyesuaian adat dan budaya. Tentu saja dibutuhkan kerjasama antara para pemangku
adat, pemuka ajaran Alluk Todolo, serta pemerintah daerah untuk bersama-bersama
dengan masyarakat mengantiispasi kehadiran moderenisasi di setiap sisi kehidupan.
Hendaknya dikaji dan diseleksi tata nilai moderen yang mampu mengangkat peradaban
tanpa harus kehilangan nilai-nilai spiritual budaya lama.
Pesatnya pertumbuhan industri pariwisata di Tana Toraja ikut berperan dalam upaya
mengangkat potensi desa tradisional. Konsep pariwisata budaya terutama dimaksudkan
menyelamatkan segala bentuk kebudayaan lama dari kepunahan. Itu berarti desa
tradisional harus dipandang sebagai subjek dalam pengembangan pariwisata daerah.
Hanya dengan cara itu derajat kesejahteraan desa dan penduduknya dapat ikut terangkat
bersama tumbuhnya kegiatan pariwisata. Lebih jauh pariwisata diharapkan dapat
mengurangi tingkat kesenjangan sosial antara desa dan kota, sebagaimana tujuan luhur
dari ilmu pariwisata.
Kehadiran industri pariwisata mempengaruhi fungsi bangunan tradisional yang
sebagian dimanfaatkan untuk penginapan bagi wisatawan. Bagian kolong (sulluk)
direnovasi menjadi kamar mandi dan dapur. Ruang dalamnya ditata untuk ruang tidur dan
ruang dduk. Beberapa tongkonan lainnya digunakan sebagai toko atau kios cinderamata
yang menjual kain tenun, perhiasan, patung, dan ukir-ukiran khas Toraja. Perubahan
fungsi bangunan tentu mempengaruhi tata ruang dan konstruksi tongkonan, tetapi sama
sekali tidak mengubah wujud asli karya para arsitek tradisional (Tomanarang) yang tetap
lestari hingga kini. Sejak program Wisata Budaya (1976) Tana Toraja ramai dikunjungi
8
wisatawan yang membawa berkah bukan saja bagi para pengrajin, melainkan juga bagi
para arsitek tradisional. Tongkonan dan Alang beralih fungsi menjadi komoditas ekspor
ke mancanegara. Ekonomi pedesaan secara nyata terangkat dengan berkembang industry
rumah adat, yang punya efek lanjutan (multiplier-effect) terbukanya peluang usaha
langsung memberikan andil besar bagi terpeliharanya kelestarian arsitektur tradisional.
Menurut sumber dmoindonesia.com disebutkan bahwa Destinasi Toraja merupakan
salah satu destinasi pariwisata yang kaya akan potensi budaya dan merupakan salah satu
destinasi pariwisata unggulan nasional. Destinasi ini mencakup dua kabupaten, yaitu
Kabupaten Tana Toraja - yang merupakan kabupaten induk, dan Kabupaten Toraja Utara
- hasil pemekaran di tahun 2008. Asal kata Toraja berawal dari bahasa Bugis Sidendreng
yaitu "to ri aja", yang berarti "orang pegunungan" atau "orang hulu sungai". Menurut
bahasa Makassar, Toraja berasal dari kata "tau" dan "maraya" yang berarti "orang dari
utara" atau "orang besar/bangsawan". Penambahan kata Tana, yang berarti negeri tempat
pemukiman suku Toraja, membuat wilayah Toraja kemudian lebih dikenal dengan
sebutan Tana Toraja. Toraja berada di daerah pegunungan, bukit, dan lembah sehingga
memiliki lansekap budaya(cultural landscape)yang unik. Keunikan budaya ini
menjadikan wilayah Toraja dinominasikan sebagai UNESCO World Heritage Sites pada
tahun 1995. Berbagai upacara adat, rumah tradisional (tongkonan), makam di gua/gunung
batu, kerajinan khas, alat-alat kesenian menjadi daya tarik utama wisatawan ke Toraja.
Toraja sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) memiliki obyek wisata dan pentas
budaya yang tidak kalah menariknya dibandingkan DTW lainnya seperti Bali, Bunaken,
Toba dan J awa. Tana Toraja merupakan daerah tujuan wisata unggulan bagi Provinsi
Sulsel, karenadaya tarik keindahan alam dan budayanya. Masyarakat Toraja dikenal ke
mancanega karena budayanya yang khas seperti rumah adat Tokonan serta upacara
pemakaman yang unik Tana Toraja telah berkembang (sejak konferensi Pata tahun 1974
9
saat itu wisata mancanegara mulai datang ke Toraja) menjadi daerah tujuan wisatawan
karena mempunyai kehidupan kebudayaan asli berupa rumah adat (Tongkonan), upacara
kematian (Rambu Solo), kuburan alam (Liang), tarian (Pagellu), pemandangan alam yang
indah dan alamiah.
Obyek-obyek wisata yang sudah sering dikunjungi oleh wisatawan luar negeri
(asing) dan wisatawan dalam negeri (domestik) yaitu Londa, Buntu Pare, Kete Kesu,
Siguntu yang masing-masing mempunyai daya tarik tersendiri seperti Tongkonan (rumah
adat), perkampungan lingkungan rumah adat, kuburan gantung, Liang (kuburan yg
dipahat di dinding batu) dan kuburan alam.
Sulawesi Selatan senantiasa mendapatkan kunjungan banyak wisatawan utamanya
pada waktu pemakaman jenazah di Tana Toraja. J auh sebelum upacara pemakaman
dilaksanakan, biro perjalanan sudah sibuk mencari hotel untuk wisatawan yang akan
mengunjungi upacara pemakaman dan obyek-obyek wisata yang tersebar dalam wilayah
Tana Toraja.
Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc.Ms dalam bukunya Kebijakan
Pembangunan Destinasi Pariwisata (2013:104) menyatakan bahwa Penyusunan Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) sebagai tindak lanjut dari
mandat kewenangan penyelenggaraan kepariwisataan yang telah diberikan oleh UU No.
10 Th.2009 kepada Pemerintah telah berhasil diselesaikan oleh Pemerintah dan
ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Th.2011, Tenatng
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) yang
diundnagkan di J akarta pada tanggal 2 Desember 2011. Dalam RIPPARNAS tersebut,
secara nasional telah ditetapkan bahwa di seluruh wilayah Indonesia terdapat 50 destinasi
pariwisata Nasional (DPN), 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN)
dan didalamnya telah ditetapkan ada 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Kawasan
10
Toraja dans ekitarnya masuk ke dalam Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional
(KPPN) yang merupakan bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional Toraja-Lorelindu dan
sekitarnya.
Dalam Naskah Akademis penyusunan Rencana Induk Pembangunan
Kepariiwsataan Nasional (RIPPARNAS), untuk menetapkan 88 Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN) telah digunakan indeks penetapan berdasarkan pada
beberapa criteria utama yaitu :
1. J umlah kunjungan wisatawan pada lima tahun terkahir
2. Kelengkapan fasilitas kepariwisataan yang tersedia di kawasan tersebut
3. Dominasi sector kepariwisataan dalam pemanfaatan lahan di kawasan tersebut
4. Kontribusi pendapatan dari kepariwisataan terhadap Produk Domestik
Regional Bruto/PDRB di daerah tersebut, dan
5. Posisi strategis Kawasan tersebut utamanya dilihat dari pangsa pasar
pariwisata potensial baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang
Mendasarkan dari analisis tersebut, maka di dalam PP No.50 Th.2011,
Tentang RIPPARNAS sampai dengan saat ini telah ditetapkan 88 KSPN yang
tersebar di 33 Propinsi di Indonesia, yang mana Kawasan Toraja dan sekitarnya
masuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional tersebut. Dan di tahun 2013
telah ditetapkan 5 prioritas KSPN yaitu ,
1. Kawasan Bromo-Tengger-Semeru dan sekitarnya
2. Kawasan Komodo dan sekitarnya
3. Kawasan Wakatobi dans ekitarnya
4. Kawasan Toraja dan sekitarnya
5. Kawasan Kuta-Sanur-Nusa Dua dan sekitarnya
11
Ke-5 prioritas KSPN tersebut mengandung makna bahwa kawasan-kawasan
tersebut berada pada tahap evaluasi. Salah satu yang terpenting adalah Kawasan
Toraja dan sekitarnya.
Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan tersebut jelas bahwa kini
pemerintah sudah mengadakan berbagai macam kegiatan untuk mengembangkan
destinasi tersebut dan berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi
tersebut dengan tetap memperhatikan aspek menjaga keberlanjutkan lingkungan
budaya, sosial, ekonomi sehingga pariwisata akan lebih hidup dan memberdayakan
masyarakat. Beberapa aksi pemerintah yang juga melibatkan masyarakat dalam
mempromosikan KSPN Toraja dan sekitarnya dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 1.1
Kegiatan yang Telah Diselenggarakan Pemerintah dan Masyarakat dalam
Mengembangkan Destinasi Toraja Hingga Tahun 2013
12
No. Nama Kegiatan Keterangan
1. Festival Toraja 2013
Dilaksanakan pada 1-31 Desember 2013. Pembukaan dilaksanakan
pada tanggal 29-30 Desember 2013. Beberapa musik khas Indonesia,
seperti kolintang asal Sulawesi Utara, rebana Betawi J akarta, saleum
dari Aceh ditampilkan di World Camp Music Festival itu. Tari-tarian
khas Toraja seperti Manimbong dan Tari Kecak dari Bali juga
ditampilkan. kegiatan semacam festival ini bertujuan mengangkat
kembali nama Toraja di mata dunia yang sebelumnya sudah terkenal
dengan keindahan alam, kekayaan warisan budaya, adat, dan
kulinernya. Terkait dengan promosi, Menparekraf punya komitmen
tinggi untuk mempromosikan Toraja sebagai salah satu destinasi di
luar Bali dan harus didorong semua pihak, namun demikian
dikatakan bahwa infrastruktur di Toraja memerlukan perbaikan. Hal
ini merupakan tugas seluruh pihak terkait termasuk pemerintah
daerah Toraja dan Sulawesi Selatan. Titik perhatian tersebut juga
menjadi pertimbangan mengingat Toraja telah disepakati menjadi
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, namun sejumlah kendala
infrastruktur seperti jalan menuju daerah wisata banyak rusak hingga
daerah kabupaten yang menghubungkan Toraja. Pihak pemerintah
telah mencanangkan pengembangan Toraja dengan baik serta
menjaga keberlanjutkan lingkungan budaya, sosial, ekonomi
sehingga pariwisata akan lebih hidup dan memberdayakan
masyarakat. Menurut Mari, Lovely December telah dilaksanakan
sebanyak enam kali, dan ini harus dikembangkan bagaimana terus
meriah setiap tahun, dan membuat banyak pengunjung yang datang
di Toraja. Selain itu, komitmen menjadikan Toraja di Sulawesi
Selatan sebagai destinasi kedua setelah Pulau Bali yang dapat
menjadi jualan pariwisata di internasional dengan mendatangkan
wisatawan domestik dan mancanegara. Festival ini diadakan untuk
menjaring wisatawan domestik khususnya masyarakat asal Toraja
yang berada di laur negeri dan wisatawan asing khusunya Eropa
yang mana tahun 2013 kemarin menjadi pasar utama.
2.
Pameran Kain Tenun
Toraja di Museum
Tekstil Jakarta
Menparekraf meninjau Pameran Kain Tenun Toraja "Untannun
Kameloan" yang berlangsung tanggal 19 - 29 September 2012 di
Museum Tekstil J akarta.
13
3.
Visit South Sulawesi
2012
Menyambut tahun kunjungan wisatawan (Visit South Sulawesi
2012), Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menggelar 12
event Pariwisata Internasional di limakabupaten/kota. Yakni
KotaMakassar, Kabupaten Wajo, TanaToraja, Maros dan
Bulukumba. J uga event bulanan yangdijadwalkan secara bergilir di
24 Kabupaten/kota se-Sulsel. Program tersebut telah di-launching
sejak 2009
4.
Promosi Tana
Toraja di Swiss
Swiss diketahui sangat potensial bagi promosi pariwisata nasional.
Tema promosi kali ini adalah Postcards From A Wonderland, A
Remarkable Indonesia, dimulai 1 Februari 2012 selama tiga bulan,
sebagaimana dinyatakan Pejabat Pensosbud KBRI Bern, Budiman
Wiriakusumah di London, Rabu. Dikatakan, selama tiga bulan akan
terpampang dengan indahnya ajakan untuk berlibur ke Indonesia,
untuk mengunjungi obyek wisata Bunaken, Raja Ampat, Tana
Toraja, Komodo, Flores, Borobudur, Lombok, Bangka Belitung dan
Bali.
5.
Indonesia Jaring
Wisatawan Eropa
Melalui WTM
London
Selain wisatawan domestik yang menjadi pangsa pasar utama Tana
Toraja dan sekitarnya. Pangsa pasar tertinggi selanjutnya adalah
Eropa menurut data kunjungan wisatawan yang diterbitkan oleh
Dinas Pariwisata Toraja lima tahun terkahir. Indonesia menjaring
wisatawan Eropa melalui pameran pariwisata terbesar di Inggris,
"World Travel Market" (WTM), di ExCel Exhibition Centre,
London, Inggris, mulai tanggal 4 sampai 7 November 2013. Inggris
merupakan pangsa pasar Indonesia di Eropa dalam kontribusi jumlah
wisatawan disusul J erman, ujar Wakil Direktur promosi pariwisata
luar negeri khusus wilayah Eropa. J umlah wisatawan Inggris yang
berkunjung ke Indonesia selama kurun J anuari-Agustus tercatat
141.509, atau meningkat 7,41 persen dibandingkan periode yang
sama tahun 2012 sebanyak 131.741. Menurut Agustini Erahayu, hal
ini menggambarkan bahwa pasar Inggris adalah pasar penting yang
perlu digarap dan Indonesia perlu terus menancapkan eksistensinya
di mata dunia melalui berbagai aktivitas promosi. Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. Mari Pangestu diharapkan akan hadir
pada WTM yang akan mempromosikan strategi "16-16-7" bersama
Dubes RI London Hamzah Thayeb di Platinum Suite 5, ExCel
London. Menparekraf RI direncanakan juga dijadwalkan menghadiri
14
pembukaan resmi WTM World Responsible Tourism Day pada
tanggal 6 November serta mengadakan sejumlah pertemuan dalam
kerangka United Nations World Tourism Organisation (UNWTO).
Menurut Agustini Rahayu, strategi 16-16-7 berfokus pada 16 target
pasar regional untuk 16 destinasi dan 7 minat khusus. Indonesia kini
memang tengah mengembangkan 16 destinasi wisata potensial selain
Bali, yang tersebar dari Sumatera, Sulawesi hingga Papua.
Khususnya pula Kawasan Toraja dan sekitarnya
6.
Rencana Kegiatan
Tana Toraja di
Tahun 2014
Pada tahun 2014 juga akan diselenggarakan lagi festival
internasional sejenisnya utuk menjadikan Toraja sebagai tempat
pegelaran budaya dan seni berkelas internasional. Nantinya, akan ada
tujuh negara yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, antara lain:
Zimbabwe, Kanada, Prancis, Kazaktan, Italy, Senegal, Amerika dan
Indonesia. Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin
Limpo menyatakan bahwa Toraja patut dilihat oleh dunia
internasional karena memiliki keyaaan alam dan kearifan lokal.
Beliau mengutarakan harapannya agar tahun depan Presiden juga
berkesempatan menyaksikan acara ini secara langsung. Sedangkan,
persoalan infrastruktur bandara baru di Toraja harus digenjot dan
tidak dijadikan persoalan dalamhal pembebasan lahan. Masyarakat
dan Gubernur Sulawesi Selatan sangat menginginkan pesawat besar
bisa mendarat di bandara baru Toraja pada 2014 nanti. Bupati Tana
Toraja, Theofilus Allorerung menyatakan pemerintah Kabupaten
Tana Toraja siap bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah
Kabupaten Toraja Utara untuk menjadikan Toraja Festival sebagai
kalender pariwisata tahunan di Toraja. Kegiatan ini akan dimasukan
dalam calender of event, dan optimis Toraja Festival ini bisa
berdampak positif bagi masyarakat Toraja pada khususnya. Ibu
Maria Elka Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
mengatakan akan memberikan bantuan sebanyak 2 Milliar untuk
revitalisasi lapangan Bakti mengingat lapangan ini akan digunakan
kedepannya sebagai tempat pertunjukkan wisata. Beliau
jugamendorong dibentukkan desa binaan dan desa wisata sebagai
langkah pemberdayaan masyarakat sekitar. Tugas besar Kemenparaf
kedepannya adalah mempromosikan lebih gencar lagi wisata-wisata
15
Indonesia termasuk Toraja ke dunia Internasional yang akan
diimbangai dengan pembenahan infrastrukturnya.
7.
Pembentukan dan
Aktivitas DMO
Toraja
Workshop DSRA DMO Toraja dilaksanakan di Hotel Pantan,
Makale pada tanggal 8 Mei 2013. Acara workshop selanjutnya
adalah diskusi dan kerja kelompok yang dibagi menjadi 4
kelompok kerja (pokja) yaitu (1) Pokja Daya Tarik Wisata, (2)
Pokja Sarana/prasarana, (3) Pokja SDM, serta (4) Pokja
Pemasaran dan Promosi. Masing-masing pokja mendiskusikan
isu strategis dan permasalahan yang dihadapi, dan kemudian
dirumuskan program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh
masing-masing stakeholder untuk 5 tahun ke depan.
Acara stakeholders meeting DMO Toraja tingkat kabupaten
dilaksanalan di Toraja Heritage Hotel, Rantepao tanggal 18 April
2013. Acara selanjutnya adalah paparan dari tiap SKPD tingkat
kabupaten yang dibarengi dengan diskusi dengan butir-butir
sebagai berikut:
Perlunya komitmen dari anggota KPT dan Pokja DMO
untuk betul-betul menjadi anggota yang serius
memikirkan kepariwisataan Toraja, jika perlu membuat
pernyataan tertulis.
DMO masih harus merapat dengan Bapeda/SKPD dan
juga menentukan program kegiatan yang harus
dilakukan, kapan, dan lokasinya dimana. Hal ini terkait
dengan penyusunan Grand Design Pariwisata Sulsel,
diharapkan Toraja juga menyiapkan konsep
pengembangan pariwisatanya untuk menjadi masukan ke
provinsi. Pengembangan sektor terkait lainnya perlu
mengacu pada lokasi yang ada di Rencana Tata Ruang
Wilayah kabupaten. Program dari Dinas/SKPD dan
stakeholders lainnya disusun pertahun supaya jelas,
termasuk dalam implementasinya.
Sangat penting untuk memiliki Roadmap DMO Toraja,
yang menjadi pedoman bagi semua stakeholders
kepariwisataan Toraja. Sinkronisasi antara DMO dan
SKPD ke depannya sangat penting.
SKPD yang diidentifikasikan untuk masuk dalam Pokja
16
DMO Toraja Tingkat kabupaten: (1) Bapeda, (2)
Disbudpar, (3) Dikbud, (4) Distarkim, (5) Dinas
Perhubungan, (6) Dinas PU, (7) Dinas Pertanian dan
Tanaman Pangan, (8) Dinas Kehutanan dan Perkebunan,
(9) Dinas Perindagkop dan UMKM, (10) Dinas
Peternakan, (11) Dinas Kesehatan, (12) Dispora, dan
(13) Bapedalda.
Sebagai kegiatan awal program DMO Toraja di tahun 2013 ini
dilaksanakan stakeholder meeting DMO Toraja tingkat provinsi.
Acara ini dilaksanakan di Hotel Sahid J aya Makassar, tanggal 16
April 2013. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama DMO
Toraja di tahun 2013, yang ditujukan untuk sinkronisasi program
DMO Toraja tahun 2013 dengan program lintas sektor tingkat
provinsi dalam mendukung pengembangan kepariwisataan
Toraja. Beberapa hal penting yang dimunculkan dalam
Stakeholder Meeting tingkat provinsi ini adalah :
SKPD dan Asosiasi terkait di tingkat provinsi
mendukung program pengembangan pariwisata
Toraja, termasuk program-program DMO. Diakui
memang belum seluruh stakeholders mengetahui
dan memahami secara jelas tentang program DMO
ini, penggantian personil yang in charge juga
menjadi kendala. Diharapkan ke depannya dapat
dibuatkan SK Gubernur untuk SKPD dan
stakeholders terkait di tingkat provinsi sebagai
anggota Pokja DMO Toraja.
Perlu sinkronisasi program dalam mendukung
kepariwisataan Toraja. SKPD pendukung pada
dasarnya mengharapkan masukan dari DMO Toraja
untuk lokasi kegiatan-kegiatan yang perlu didukung.
Perlu segera menyusun suatu grand design
pengembangan kepariwisataan Toraja sebagai bahan
bagi pemda Provinsi Sulsel dalam menyusun
RPJ MD di bulan J uni ini. KPT akan menindaklanjuti
dalam pertemuan lanjutan tingkat kabupaten untuk
17
menyusun grand design tersebut.
8.
Direct Promotion
Pariwisata Sulawesi
di Batam
Persaingan merebut simpati para wisatawan begitu amat tinggi.
Terbukti sejumlah negara tetangga hingga kini semakin gencar dan
cerdas dalam melakukan promosi guna meraih wisatawan asing dan
wisatawan Indonesia. Bahkan paket-paket wisata/produk wisata luar
negeri yang ditawarkan amat bersaing dan relatif murah. Apalagi,
potensi wisatawan nusantara amat tinggi yakni sekitar 4,5 juta
penduduk Indonesia kerap perjalanan ke luar negeri (out going).
Untuk meraih potensi wisatawan itu Direktorat Promosi Pariwisata
Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
(Kemenparekraf) akan menggelar direct promotion atau penjualan
langsung paket-paket wisata Sulawesi di Hotel Haris, Batam, J umat
(22/11/2013).Pada ajang tersebut, pemerintah memfasilitasi
pertemuan antar industri pariwisata yang menjual paket wisata
Sulawesi pada industri pariwisata yang berminat membeli paket
wisata, atau business meeting/table top. Saat ini sudah ada 25 orang
(buyers) dari Singapura dan J ohor, dan Batam yang berminat
membeli paket wisata Sulawesi. Sebagai sellers adalah industri dari
Sulawesi dan daerah lainnya yang menjual paket-paket wisata ke
daerah Sulawesi. Kedudukan Sulawesi dari sisi peta pariwisata
nasional amat strategis. Mengingat, kini Makassar di Sulawesi
Selatan telah menjadi gerbang dengan jaringan penerbangan udara
langsung yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia bahkan
penerbangan internasional. Dia mencontohkan di Sulawesi Selatan
ada Pantai Losari dan Tana Toraja. Lalu, Sulawesi Tenggara ada
Taman Nasional Wakatobi yang amat terkenal dengan keindahan
alam bawah laut. Kemudian, di Sulawesi Utara juga ada Taman Laut
Bunaken yang juga terkenal dengan keindahan alam bawah laut.
Trindiana berharap, direct promotion berupa table top tersebut dapat
mencuri minat 4,5 juta wisatawan dalam negeri yang kerap pergi ke
luar negeri dan wisatawan asing yang ada di Batam. Sehingga, bisa
mencapai target kunjungan wisatawan asing sebesar 8,6 juta pada
tahun ini. Apalagi, itu juga didukung oleh pertumbuhan out going
wisatawan dalam negeri yang terus meningkat cukup besar dan tarif
angkutan udara yang relatif murah (low cost carrier) dan juga libur
18
ganda. Ada libur sekolah dan libur akhir tahun. Tentu, ini potensi
pasar yang tinggi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai
lebih 220 juta orang.
Sumber : kemenparekraf.go.id, Dmoindonesia.com, travel.kompas.com, investor.co.id, jnguide.wordpress.com
Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dijelaskan bahwa pemerintah sudah berusaha
dalam memantapkan destinasi Toraja dan sekitarnya agar menjadi destinasi berdaya saing
internasional kedepannya. Langkah awal adalah dengan meningkatkan kunjungan wisatawan.
Hal ini Salah satunya tentu dilakukan dengan mengkomunikasikan keberagaman atraksi
wisata dan keunikan Toraja di mata Nasional dan Internasional melalui kegiatan pemasaran.
Sehingga dibutuhkan suatu strategi pemasaran yang tepat untuk meraih hati wisatawan agar
mau berkunjung ke destinasi Toraja.
Menurut sumber http://issuu.com/moeslov/docs/edisi34/14, Majalah Pariwisata yang
diterbitkan oleh Kemenparekraf, selain hal tersebut, beberapa tantangan yang kini dihadapi
Toraja pun harus segera dibenahi untuk menanamkan citra positif tentang Toraja di benak
wisatawan. Seperti perbaikan infrastruktur Toraja. Dengan lama perjalanan 8-10 jam tempat-
tempat pesinggahan di sepanjang Makassar-Torajadirasa perlu mengupdate restoran lokal,
sajian makanannya hingga sanitasinya. Di setiap kabupaten semestinya ada rumah makan dan
punya toilet umum yang baik. Yakin Tandirerung menyatakan bahwa kelemahan Toraja
adalah amat kurangnya aktivitas pendukung di obyek wisata. Rantepao sebagai kota wisata
internasional di Toraja Utara dan menjadi starting point untuk tur setempat sudah saatnya
dibenahi dan dipercantik. Yang sebaiknya dilkaukan oleh Destination Management
Organization (DMO) dibentuk sebagai mitra pendamping pemda untuk mengembangkan
pariwisata di daerahnya. DMO lah yang merancang program dan memasarkannya. DMO
Toraja yang bari dilantik pada 13 Mei 2012 ini mengelola dari sudut etnisnya, bukan wilayah
administratifnya. J adi, meliputu semua wilayah etnis Toraja. Saat ini baru berjalan dengan
dua kabupaten, Tana Toraja dan Toraja Utara. Ini wadah bagi masyarakat peduli pariwisata
19
terdiri dari tokoh masyarakat, ketua adat, tokoh pendidikan, tokoh agama, tokoh industry
pariwisata (ASITA,PHRI,HPI,PUTRI). Untuk mempromosikan dan menjual destinasi yang
dahulu disiapkan adalah masyarakatnya, obyeknya, aktivitasnya, dan industrinya. Industri
harus menyiapkan akomodasi , restoran dan sumber daya manusianya. Obyek-obyek di
Toraja hampir sama satu sama lain karena itu yang harus disiapkan adalah obyeknya.
Meskipun tujuan utama hendak melihat obyek kuburan di Ketekesu, Londa, dan sebagainya,
di obyek itu juga baik dipersiapkan rumah adatnya, cinderamata, dan seterusnya. Pemerintah
daerah bersama pelaku industry harus memikirkan secara kreatif pengemasannya. Setelah itu
siap akses internet nasional melalui bandara akan mengikuti dengan sendirinya. Artinya jika
obyek sudah siap maka orang akan datang. Permintaan aksesibilitas pun akan semakin
meningkat. Beberapa tantangan lain yang kini sedang dihadapi oleh pariwisata Toraja
diantaranya :
Toraja Utara (Torut)
Sebagian besar obyek wisata di Toraja berada di Toraja Utara. Kota Rantepao perlu
membenahi kotanya sekarang, mempersiapkan kembali hotel-hotelnya restorannya dengan
mempersiapkan mutu produknya yaitu pelayanan.
Obyek-obyek wisata yang sudah berada disana sejak beradbad-abad atau berates
tahun lalu harus bisa mempertahankan orisinalitasnya sekaligus menciptakan inovasi-inovasi
baru.
Ketua DMO Toraja Luther Barrung menyatakan bahwa di Toraja Utara, sebagai
wisata budaya, obyeknya sudah siap, fasilitasnya juga sudah siap. Tapi kualitas pelayanannya
amsih harus ditingkatnya.
20
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara mengemukakakn bahwa
kedepannya akan terus diadakan pertunjukan hidup kesenian, tempat kulinari, karena itulah
yang menghidupkan tempat pariwisata.
Tana Toraja (Tator)
Berbeda dengan yang dihadapi Kabupaten Tana Toraja. Daerah ini masih harus
menentukan fokus pariwisatanya.
Cruise Ship Tourist
Wisatawan dari kapal pesiar ke Toraja masih terbatas. Sudah bisa mencapai 100-an orang
wisatawan turun dari satu kapal. Kendalanya kendaraan bis atau minibus yang dipakai untuk
menjemput dan mengantar wisatawan tersebut pada umumnya berusia tua. Itu malah akan
mengurangi citra Toraja sebagai destinasi wisata
Agustinus Lamba menggambarkan rute tur saat menangani tamu dari kapal pesiar
seperti ini: Kapal datang dengan rute Kalimantan-Polewali, Sulawesi Barat menginap sehari
di sana, kemudian dilanjutkan ke Pare-Pare, menginap semalam di atas kapal lalu dijemput
keesokan paginya pukul 06.30 atau 7.00 dan langsun dibawa menuju Toraja. Dari Pare-Pare
menuju Toraja memrlukan waktu 4 jam perjalanan, tiba sekitar pukul 12.00, langsung
dilanjutkan tur setengah hari bermalam di Toraja, biasanya di Hotel Heritage. Keesokannya
tur setengah hari lagi hingga pukul 13.00 atau 14.00 kembali ke Pare-Pare , naik kapal lalu
berlayar menuju Makassar.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis memilih judul makalah Pentingnya
Strategi Pemasaran yang Tepat Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan ke
Kawasan Toraja dan Sekitarnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada Latar Belakang, maka rumusan masalahdari penelitian ini
adalah,
21
1. Bagaimana Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau orientasi destinasi Toraja
dan sekitarnya ?
2. Bagaimana kondisi aktual destinasi Toraja dan sekitarnya ?
3. Apa yang semestinya dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan ?
1.3 Tujuan Studi
Sesuai dengan Rumusan Masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Mampu menjelaskan Gambaran Umum Serta Visi dan Misi atau orientasi destinasi
Toraja dan sekitarnya
2. Mampu menjelaskan kondisi aktual destinasi Toraja dan sekitarnya berkaitan dengan
analisis produk destinasi tersebut, analisis kompetitor destinasi tersebut, dan analisis
segmen pasar destinasi tersebut..
3. Mampu strategi pemasaran yang semestinya dilakukan guna mencapai kondisi yang
diharapkan melalui marketing objective, sales program, dan promotion tools
(marketing mix).
1.4 Jenis dan Sumber Data
Sumber data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer,
yakni yangasli, informasi,dari tangan pertama atau responden. Sumber Data Sekunder adalah
informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari responden tetapi dari pihak ketiga..
J enis data yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan makalah ini yaitu data
sekunder. Data sekunder diperoleh dari buku buku dan juga internet yang kemudian
disesuaikan sehingga dapat menjadi sebuah makalah yang utuh.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Pemasaran Kepariwisataan
Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc. MS.(2013:178) menyatakan bahwa
berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, diberikan batasan
mengenai pemasaran kepariwisataan Indonesia, sebagai :
Pemasaran Pariwisata bersama, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan
seluruh pemangku kepentingan serta pemasaran bertanggung jawab dalam membangun
Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing.
Sedangkan Kotler (1996), telah memberikan pengertian yang bersifat umum tentang
pemasaran (marketing) sebagai :
A social and managerial process by which individuals and groups obtain what they
need and want through creating and exchanging products and value with others.
Mendasarkan pada pengertian pemasaran di tas dapat diartikan bahwa pemasaran
adalah fungsi manajemen yang mengatur dan mengarahkan semua kegiatan usaha
23
berdasarkan hasil penilaian terhadap kebutuhan pembeli dan mneysuaikan daya beli mereka
untuk menjadi permintaan yang efektif terhadap suatu produk atau jasa, serta mengalirkan
produk atau jasa tersebut ke konsumen atau pengguna akhir dalam mencapai target
keuntungan atau tujuan lain yang ditetapkan perusahaan atau organisasi.
Merujuk pada definisi umum pemasaran yang diberikan oleh Philip Kotler tadi,
manakala diterapkan pada aspek kepariwisataan, maka kegiatan-kegiatan pokok yang harus
dilakukan dalam program pemasaran pariwisata paling tidak akan meliputi :
a. Memahami kebutuhan pasar wisatawan dengan baik.
b. Mengembangkan produk wisata yang mempunyai nilai superior dimata pasar
wisatawan tadi.
c. Mendistribusikaninformasi produk wisata ke wisatawan secara tepat dan menarik.
d. Mempromosikan produk wisata dengan efektif.
Dalam kerangka pemahaman pemasaran pariwisata seperti diuraikan di atas; Pada
dasarnya keseluruhan produk wisata yang dikembangkan hendaknya dilihat dalam kaitannya
dengan keinginan dan harapan wisatawan. Sebagai pembeli, wisatawan harus dapat
memahami keseluruhan produk wisata yang ada di destinasi.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa esensi pemahaman dari pemasaran pariwisata
adalah suatu proses pertukaran, yang secara industrial merupakan sebuah sistem yang di
dalamnya mencakup proses untuk mencapai pertukaran antara dua pelaku (pihak) yang
berbeda, yaitu, antara :
1. Konsumen atau wisatawan yang membeli atau menggunakan produk wisata yang
ada di destinasi.
2. Destinasi (Otoritas organisasi produksi) yang memasok dan menjual produk
wisata kepada wisatawan.
24
Dari sisi cara pandang pasar, pemasaran pariwisata akan berkaitan erat dengan upaya
untuk:
1. Memahami kebutuhan fan keinginan wisatawan.
2. Mengetahui produk wisata apa yang akan dipilih, kapan, bagaimana, seberapa
banyak, pada tingkat harga beberapa, dan perkiraan seberapa sering mereka
membeli.
3. Mengetahui lokasi dimana mereka mmebeli
4. Mengetahui perasaan mereka setelah melakukan pembelian dan menikmati produk
wisata yang dibelinya.
Sedangkan dari sisi cara pandnag destinasi sebagai produsen pemasaran, pemasaran
pariwisata akan berkaitan erat dengan upaya-upaya untuk:
1. Mengetahui produk wisata apa yang akan dikembangkan dan ditawarkan kepada
wisatawan serta mengapa produk wisata tersebut akan dikembangkan.
2. Mengetahui seberapa besar skala produk wisata tadi harus dikembangkan.
3. Mengetahui pada tingkat harga berapa produk wisata tadi akan dijual.
4. Mengetahui kapan dan kepada segmen wisatawan mana produk wisatatersebut
akan dipasarkan.
Orientasi pemasaran pariwisata pada intinya adalah upaya untuk melihat keluar
terhadap kebutuhan pasar wisatawn dan berbagai dampak dari adanya perubahan lingkungan
terhadap destinasi. Dapat diartikan pula bahwa, orientasi pemasaran pariwisata adalah
merupakan upaya untuk menanggapi lingkungan persaingan yang sangat ketat serta
mengakomodasikan kelebihan dari kapasitas yang dimiliki oleh sebuah destinasi untuk
memenuhi berbagai jenis dan tingkatan permintaan pasar wisatawan. Berikut adalah gambar
bagan sistem pemasaran pariwisata:
25
Sebagai sebuah sistem, pemasaran berada dalam sebuah dinamika lingkungan yang
berinteraksi secara timbale balik, baik secara langsung maupun tidak langsung akanmemberi
pengaruh pada tingkat keberhasilannya dalam melakukan implementasi program-program
pemasarannya.
Lingkungan pemasaran pariwisata yang bersifat dinamis tadi secara umum dapat
dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro sebagai
berikut:
Sosial-ekonomi/ politik eksternal dan lingkungan fisik
Pelangggan dan pelanggan potensial
Pesaing
Bisnis korporat dan strategi pemasaran
Perencanaan Pemasaran
Produksi / kapasitas
Sistem
Imventori / reservasi
Distribusi / akses
Transaksi pertukaran
Konsumsi produk
Perasaan paska pembelian
Promosi
pelanggan
Promosi
sales
Rencana Kampanye
(Marketing mix dan anggaran)
Objektif Taktik
Strategi bisnis dan
Rencana Pemasaran
Rencana kampanye
dan anggaran belanja
Riset pemasaran
dan analisis
Program Aksi
Evaluasi
Monitoring
dan Kontrol (riset)
Lingkungan
Bisnis
Keputusan
Organisasi
Keputusan
Organisasi
Keputusan
Pelanggan
Diagram Sistem Pemasar an Pariwisata
Adaptasi dari Marketing Travel and Tourism, V.T.C. Middleton, 1994
26
1) Lingkungan Mikro (micro-environment), yaitu para pelaku dan berbagai kekuatan
yang terkait dengan unit organisasi dan bisnis kepariwisataan di destinasi tadi,
yang dapat mempengaruhi kemmapuannya dalam memenuhi atau melayani
kebutuhan serta permintaan wisatawan.
2) Lingkungan Makro ( macro-environment), yaitu berbagai kekuatan sosial yang
lebih besar yang dapat mempengaruhi keseluruhan lingkungan mikro, seperti
struktur demografi, ekonomi, budaya, alam, teknologi, politik, dan kekuatan para
pesaing.
Menurut C.M. Lingga Purnama, MM (2004:1), pemasaran adalah proses perencanaan
dan pelaksanaan konsep-konsep pemberian harga,promosi, dan pendistribusian ide, barang,
dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi.
Perkembangan selanjutnya terhadap definisi dan konsep pemasaran adalah bagaimana
memahami pemasaran sebagai budaya, yaitu seperangkat nilai dan kepercayaan mendasar
tentang pentingnya konsumen bagi organisasi. Ini penting untuk mengembangkan strategi
pemasaran yang menyangkut strategi bisnis dan keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi
pemasaran didefinisikan sebagai analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan
pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran,
penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran.
Menurut Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA ( 2005:1), pemasaran pariwisata sangat
kompleks sifatnya dibandingkan dengan pemasaran barang-barang yang dihasilkan
perusahaan manufaktur yang biasa kita kenal. Produk yanag ingin dipasarkan sangat terikat
dengan supplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang
mengelolanya. Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan
koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara orgnisasi yang bertanggung jawab
27
dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan
kegiatan pariwisata. Dapat dikatakan, keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang
kepariwisataan sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan
pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan
harus ada komitmen dari semua unsure terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi
yang bersifat quick yielding dana merupakan agent of development bagi daerah itu.
J . Krippendorf, dalam bukunya Marketing Et Tourism merumuskan pemasaran
pariwisata sebagai berikut :
Marketing in tourism to be understood as the systematic and coordinated execution of
business policy by tourist undertaking whether private or state owned at local, regional,
national or international level to achieve the optimal of satisfaction of the needs of
identifiable consumers group and in doing so to achieve and appropriate return. Yang
dimaksudkan dengan pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus
dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industry pariwisata,
baik milik swasta atau pemerintah dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau
internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang
wajar.
2.2 Definisi Promosi Pariwisata
Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc. MS.(2013:177) menyatakan bahwa promosi
(promotion) merupakan bagian dari proses pemasaran ysng termasuk dalam salah satu aspek
bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi
interakso dari empat komponen yang sering disebut dengan 4P yaitu produk (product), harga
(price), lokasi distribusi (place), dan promosi (promotion). Aktivitas promosi kepariwisataan
secara prinsip merupakan kegiatan komunikasi, yang dilakukan oleh organisasi
28
penyelenggara pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar
wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk wisatanya. Tahapan
promosi pariwisata biasanya diawali dengan melakukan analisis pasar yang kegiatannya
melipuri paling tidak tahapan-tahapan aktivitas sebagai berikut :
a. Penentapan tujuan promosi kepariwisataan.
b. Menetapkan beberapa statemen alternatif berkaitan dengan pebedaan strategi bauran
promosikepariwisataan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan.
c. Tahap tadi harus mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya menganalisis seluruh
kemungkinan metode promosi pariwisata yang tersedia, biaya yang tersedia, posisi
kompetitif destinasi dan produk wisata yang ada, evaluasi dari program promosi
wisata sebelumnya sikap dan prilaku wisatawan terhadap produk wisata yang kan
dijual serta asumsi mengenai kegiatan promosi apa yang paling efektif.
d. Membuat solusi dalam bentuk serangkaian tujuan promosi pariiwsata yang terukur
dengan memperhitungkan target audiens/pasar yang spesifik, hal pokok yang akan
dikomunikasikan, tugas dan tanggung jawab, dan periode waktu yang dipergunakan
untuk prmosi.
e. Penilaian dari rencana promosi wisata agar sesuai dengan angggaran yang tersedia,
sumber daya manusia yang ada, dan waktu yang diperlukan.
f. J ika perlu, tujuan promosi wisata dan alternative pencapaiannya bisa ditinjau kembali.
29
2.3 Ruang Lingkup Perencanaan Pemasaran
Menurut Dr.Alma Buchari (2002:110) menyatakan sebagai berikut;
2.3.1 Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan)
Sebelum menyusun marketing plan maka perlu mengetahui seluk beluk atau
konsep-konsep pemasaran dan segala informasi telah dikumpulkan, maka seorang
wirausaha baru menulis marketing planya.
Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut :
1) Where have we been ?
2) Where do we want to go ?
3) How do we get there? (Hisrich-Peters, 1905: 139)
Pertanyaan diatas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat , untuk
itu harus diperhatikan latar belakang perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan,
bagaimana keadaan persaingan, serta bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi.
Kemudian kearah mana arah yang dituju ? disini perlu ditetapkan sasaran marketing
untuk masa yang akan datang.
Lalu bagaimana mencapai sasaran itu ? disinilah perlu ditetapkan strategi pemasaran.
Mungkin juga perlu dilakukan penelitian pemasaran. Anggaran belanja perlu disiapkan
untuk pelaksanaan rencana ini.
Apa yang dimaksud dengan marketing plan ? the marketing plan in cludes a situation
analysis that in large part comprises a market opportunity analysis and an assessment of
30
the existing or potential business strength, weakness, threat, and opportunities in the
marketplaces. (Bygrave, 1994:73)
Marketing plan adalah merupakan bagian dari business plan. Perencanaan yang harus
dipersiapkan seperti dijelaskan oleh Bygrave adalah analisis situasi perusahaan dan
lingkunganya analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi
di pasar. J uga harus digambarkan sasaran konsumen dan setrategi pemasaran yang
digunakan. J adi inti kegiatan dari marketing plan ini adalah :
1. Analisa situasi lingkungan dan peluang besar
2. Mengembangkan sasaran pemasaran
3. Menetapkan strategi pemasaran
4. Menciptakan tindakan atau taktik pelaksanaan
Karakteristik dari sebuah marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria
yaitu :
1. Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa
target market, dimana lokasi mereka, berapa besar daya serapnya.
2. Bagaimana teknik promosi yang efektif.
3. Bagaimana perubahan harga dipasar.
4. Bagaimana saluran distribusi.
5. Bagaimana keadaan saingan.
6. Bagaimana SWOT dari perusahaan.
7. Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya
manusia, keuangan, fasilitas perawatan dan sebagainya.
31
Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam
operasional suatu bisnis. Tidak peduli apakah bisnis anda bergerak dalam sector industry
kecil, tingkat menengah, apalagi industry besar. Atau anda bergerak dalam bidang
perdagangan besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda begerak
dalam bidang penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreasi,
dan sebagainya, pemasaran menempati posisi utama. Lihatlah bagaimana perkembangan
posisi bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan mulai sejak berdiri sampai perusahaan
menjadi besar.
Pada tahap perusahaan baru didirikan posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan
pemasaran kira-kira sama pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami
kemajuan, maka porsi perhatian lebih besar diberikan kepada bagian pemasaran, dan lebih
khusus lagi fokusnya ialah langganan. Ini bukan berarti bagian-bagian lain didalam
perusahaan tidak penting, semua bagian adalah penting, tetapi perhatian utamanya ialah
pemasaran yang akan berhadapan langsung dengan publik, yang sangat mennetukan
keberhasilan atau kegagalan suatu usaha.
2.3.2 Konsep A I D A + S
Didalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan memperhatikan
konsep A I D A +S, yang merupakan singkatan dari :
A = attention
I = Interest
D = Desire
32
A = Action
S =Satisfaction
Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat
menarik hati konsumen / langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang
memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau
kegiatan-kegiatan lainya.
Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tentu muncul lebih dulu
perhatian ( attention) misalnya pada saat konsumen lewat didepan sebuah toko. Konsumen
tersebut memperhatikan satu jenis barang yang dipajangkan di etalase depan toko.
Kemudian konsumen tersebut timbul minatnya (interest), lalu dia masuk kedalam toko.
Setelah masuk kedalam toko dia mencari pelayan dan minta diambilkan barang yang dia
ingikan. Ini berarti keinginanya (desire) makin meningkat. Kemudian dia menanyakan
berapa harganya, lalu tawar menawar, cocok harga, lansung di bayar di kasir (action).
Setelah barang dibawa pulang kerumah lalu dipakai (seandainya dalam bentuk pakaian
atau dimakan kalau bentuk makanan). Setelah barang tersebut dikonsumsi maka muncul
dua kemungkinan konsumen tersebut merasa puas atau tidak puas.
Tujuan dari setiap pemasaran ialah menimbulkan kepuasan bagi konsumen. J ika
konsumen puas terhadap barang tersebut atau terhadap pelayanan toko tersebut maka
konsumen akan melakukan pembelian ulang. J ika kosumen tidak puas maka ia tidak akan
melakukan pembelian ulang dan akan memberikan reaksi negatif serta menginformasikan
reaksi negative itu kepada keluarganya, sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut
tidak mencapai sasaran. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan bagi perusahaan.
2.3.3 Konsep Pemasaran
33
a. Konsep produk
Pada saat barang masih langka di pasar,maka produsen memusatkan perhatian pada
teknis pembuatan produk saja. Produsen belum memperhatikan selera konsumen.
Produsen hanya membuat barang dengan to please oneself, hanya menuruti bagaimana
selera produsen sendiri.Produsen hanya melihat ke cermin, tidak melihat jendela.Orang
melihat cermin hanya memperhatikan wajah saja, yaitu ia membuat barang yang cocok
dengan kemauannya. Lain hannya melihat jendela,berarti melihat orang yang berada di
luar/dijalan,produsen memperhatikan orang lain.
b. Orientasi Penjualan
Disini produsen membuat barang,kemudian harus membuat barang itu, dengan berbagai
teknik promosi. Hal yang penting disini ialah adanya kegiatan promosi secara
maksimal. Paham dari konsep ini ialah, konsumen pasti akan mau membeli barang, bila
mereka dirangsangkan untuk membeli. Promosi besar-besaran adalah merupakan cirri
khas dari selling concept.
Premis yang mendasari konsep penjualan ialah :
Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak penting oleh sebab itu
merek harus didorong untuk membeli.
Konsumen dapat di pengaruhi melalui stimulasi promosi.
Tugas produsen ialah mendorong penjualan.
c. Orientasi Pasar
disini produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal meluncurkan promosi.
Akan tetapi, produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen, produsen
memperhatikan needs dan wants dari konsumen. Dalam hal ini produsen tidak lagi
34
melihat cermin tetapi melihat jendela. Dengan melihat jendela berarti dia
memperhatikan orang yang berada diluar bagaimana gerak-gerik, perilaku, kebiasaan-
kebiasaan, selera konsumen. J adi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan
konsumen, tetapi juga memperhatikan apa keinginan konsumen. Konsumen tidak hanya
membeli fisik barang, tetapi yang mengharapkan sesuatu dari barang itu, ini yang
disebut dengan wants, yaitu suatu yang lain yang diharapkan setelah membeli barang
tersebut. J ika ini dapat dipuaskan, maka kegiatan marketing perusahaan akan mencapai
sukses.
Premis yang mendasari konsep pemasaran ini adalah :
Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan needs dan wantsnya.
Konsumen dapat dikelompokan berdasarkan needs dan wantsnya.
Tugas organisasi ialah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta
mengembangkan pemasaran yang efektif.
Keinginan produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam arti
ingin memberi kepuasan dapat dibaca dari semboyan promosi yang dilancarkan oleh
produsen yang berbunyi antara lain :
Kepuasan anda dambaan kami,
J ika anda puas beri tahu teman, jika anda tidak puas beri tahu kami,
Semboyan kami adalah kepuasan langganan,
Kami ada karena anda.
d. Orientasi Pada Rasa Tanggung J awab =Pemasaran Berwawasan Sosial
Tingkat orientasi pada rasa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Karena banyak
kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang datang dari pemerintah, maupun dari
35
masyarakat melalui lembaga konsumen, maka perusahaan haris memiliki rasa tanggung
jawab mora,untuk melayani masyarakat sebaik baiknya. Tanggung jawab sosial ini
dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan
masyarakat. Menggunakan sumber daya alamsecara bertanggung jawab,selalumenjaga
kebersihan air dan udara dari ancaman polusi,mengurangi kebisingan oleh mesin
pabrik. Semua ini harus dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang baik dan
tentram dengan penuh rasa tanggung jawab tidak mementingkan keuntungan
perusahaan semata.
Premis yang mendasari pemikiran produsen untuk mengembangkan responsibility ini:
o Gejala konsumerisme (Gejala protes dari konsumen terhadap ketidak puasan yang
dilakukan oleh perdusen atau oleh penjual) akan muncul apa bila masyarakat
memperoleh barang yang tidak baik dan mendapat layanan memuaskan.
o Masyarakat selalu menuntut tanggung jawab organisasi,begitu mereka mendapat
perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu.
o Anggota mastarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap
komodit yang mereka beli.
Pada tingkat ke-4 ini manajemen pemasaran, harus memusatkan kegiatannya pada
nbagaimana menciptakan,dan menawarkan barang untuk perbaikan mutu kehidupan,
bukan hanya sekedar menawarkan barang yang memenuhi selera konsumen.
Dalam hal ini seakan-akan terdapat dua hal yang berbeda kepentingannya, yaitu:
keinginan produsen untuk memenhi selera konsumen yang beraneka ragam di suatu
pihak,dan dilain pihak ingin menjaga kelestarian lingkungan.Beberapa contoh dapat dilihat
penggunaan sampul-sampul plastik yang praktis,enteng,indah yang sangat disenangi oleh
konsumen akan tetapi sangat nencenari lingkungan.Barabg-barang plastic tidak dapat
36
hancur dialam terbuka sehingga menyebabkan penumpukan sampah yang merusak
kesuburan tanah,menyumbat resapan air atau menyubat saluran air sehingga
menimbulkan kebanjiran.J uga makanan fast food,yang rasanya enak,cepat saji,lezat,
namun tidak sehat kaeran kandungan lemaknya tinggi.Industri minuman menggunakan
botol-botol plastik sekalu pakai.Padahal duluny minuman menggunakan botol yang dapat
digunakan beberapa kali pakai.Penggunaan botol plastic yang begitu banyak sangat
mengotori lingkungan sekitarnya.
Contoh lain misalnya serbuk detergen yang sangat digmeari oleh ibu-ibu rumah
tangga untuk mencuci lebih cepat dan lebih bersih.Akan tetapi,produk itu sangat digemari
aliran sungai yang dapat mematikan ikan-ikan didalam sungai .
2.3.4 Mengutamakan Pelanggan
Pada saat ini perusahaan saling bersaing memperebutkan para pelanggan . dalam
situasi buyers market perusahaan harus berjuan untuk mencari dan memelihara
langgananya. Untuk memelihara langganan harus Memperoleh kepuasan melalui nilai
lebih yang diterimanya dibandingkan dengan uang yang dia keluarkan untuk memperoleh
suatu barang.
Nilai yang diterima oleh pelanggan adalah selisih dari total customer value
dikurangi dengan total customer cost. TVC berarti sejumlah manfaat yang diperoleh oleh
pelanggan dari suatu produk atau jasa yang dibelinya sedangkan TCC adalah sejumlah
uang atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau
jasa tertentu.
37
Misalnya seseorang berbelanja barang kesuatu toko tertentu. Dia mengharapkan
sejumlah nilai yang akan diperoleh yaitu berupa mutu barang tersebut, harga murah,
layanan toko memuaskan, kemudahan mencari dan memilih barang di toko tersebut
kemudahan dan rasa aman parkir kendaraan, rasa nyaman didalam toko, dan dia
mengeluarkan sejumlah uang untuk memperoleh nilai-nilai tersebut. J ika dibandingkan
antara total nilai yang dia peroleh dengan total uang yang dia keluarkan lebih
menguntungkan maka dia akan memperoleh kepuasan.
Kepuasan yang dimaksud adalah satisfaction is a persons feeling of pleasure or
disappointment resulting from comparing a products perceived performance in relation
to his or her expectation. (Philip Kotler, 1997:40).
Untuk menjaga kepuasan langganan tersebut maka perusahaan mencoba
melakukan apa yang disebut dengan integrated marketing (pemasaran terpadu). Philip
Kotler, (1997:23) menyatakan bahwa : when the all companys department work together
to serve the customers interest, the result is integrated marketing. J adi integrated
marketing ini berarti suatu keterpaduan diantara para karyawan secara bersama-sama
memberikan pelayanan memuaskan kepada konsumen. Oleh sebab itu seorang pemimpin
perusahaan harus membenahi, mendidik para karyawanya agar semua mempunyai arah,
sikap, sasaran untuk memuaskan konsumen. Misalnya bagian produksi harus membuat
barang sebaik mungkin, menghindari cacat yang ada pada produk yang dihasilkan,
demikian pula karyawan yang ada dibagian depan yang berhubungan dengan pelanggan
harus memberikan pelayanan sehingga menimbulkan kesan sebaik mungkin.
Contoh pemasaran terpadu ini dapat dilihat pada pemasaran jasa. Pemasaran jasa tidak
hanya membutuhkan pemasaran eksternal tapi juga internal dan interaktif.
38
Pemasaran eksternal berarti kegiatan yang dilakukan perusahaan yang
menyiapkan, member harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dan
jasanya ke konsumen. Pemasaran internal berarti pekerjaan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk melatih dan mendorong karyawanya agar dapat melayani konsumen
sebaik-baiknya. Pemasaran interaktif berarti keterampilan karyawan untuk melayani
langganan.
Contoh pemasaran interaktif ialah jasa seorang dokter ahli bedah. Secara teknis
pasien mengharapkan pembedahan tersebut berjalan sukses akan tetapi pasien juga
mengharapkan hal-hal lain, misalnya keramahan, perhatian, dan penampilan yang
meyakinkan dari dokter bedah tersebut sehingga menyenangkan hati pasien. J adi dalam
hal ini sangat penting pelayanan dalam benyuk high touch yang sama baiknya dengan
high tech, berate penggunaan perangkat teknologi canggih sedangkan high touch
sentuhan-senyuhan professional yang diberikan oleh pelayanan terhadap pelanggan.
2.3.5 Pertanyaan Pokok Dalam Pemasaran
Sebelum anda menyusun rencana pemasaran maka seorang wirausaha harus
memahami lebih dulu tentang seluk-beluk, konsep dan ruang lingkup pemasaran untuk
mengetahui semua ini maka perlu dijawab tiga pertanyaan dasar dalam pemasaran yaitu :
What ?
Who ?
How ?
Apa yang dipasarkan yaitu barang atau jasa?
39
Siapa yang memasarkan yaitu lembaga-lembaga atau individu-individu perantara dalam
distribusi barang dan jasa?
Bagaimana memasarkan yaitu melalui kegiatan fungsi-fungsi pemasaran?
Guna pembahasan lebih lanjut maka dalam marketing kita kenal tiga pendekatan
sebagai lanjutan dari tiga pertanyaan dia atas .
1. Community Approach
Dalam hal ini diselidiki aliran barang (flow of goods) dari masing-masing barang.
Misalnya flow of goods dari barang-barang mewah. Kita ambil saja contoh,
sejumlah barang elektronik,bagaimana cara marketingnya. Dalam mempelajari in
kita harus mengetahui barang dimana barang itu dihasilkan, siapa yang
menghasilkan, siapa yang menjual dan membelinya, bagaimana diangkutnya, dan
bagaimana pula masalah reklamenya, permodalanya dan penggudanganya. Dengan
mengulangi prosedur penyelidikan ini untuk segala macam barang, maka kita akan
mendapat gambaran dari seluruh kegiatan marketingnya.
2. Institusional Approach
Yang dipelajari disin ialah melalui bermacam-macam lembaga marketing yang ada
yang merupakan channels of distribution apakah posisi mereka, apakah peranan
mereka dan apakah jasa-jasanya di dalam flow of goods itu. Institusi it misalnya
grosir, pedagang dan sebagainya. Kita coba meneliti apa peran mereka dalam
pemasaran barang-barang.
3. Functional Approach
Disini diadakan pendekatan dengan membuat klasifikasi dari kegiatan-kegiatan
marketing. Misalnya dalam marketing barang-barang kelontong, ada kegiatan
dimana seseorang harus membeli, dan yang lain menjualnya, ada yang mengangkut
40
ada yang menyimpan dan sebagainya. Dengan menyelidiki masing-masing fungsi
ini, maka kita akan dapat mengetahui apa peranan marketing melalui berbagai fungsi
tersebut.
2.3.6 Siapa yang Memasarkan
Disini dibahas berbagai lembaga atau organisasi dan individu yang terlibat
didalam memasarkan barang dan jasa. Pemasaran barang dari produsen sampai konsumen
ada beberapa cara :
Penyaluran langsung dari produsen ke konsumen seperti kerajinan rumah tangga
langsung menjual produknya kepada konsumen.
Penyaluran semi langsung disini digunakan satu perantara misalnya menggunakan
saluran perdagangan eceran.
Penyaluran tidak langsung yaitu melalui lebih dari satu perantara, misalnya melalui
agen, pedagang besar, pedagang eceran dan baru ke konsumen.
Berbagai macam bentuk perdagangan besar (grosir) dan berbagai jenis
perdagangan eceran sebagai institusi yang turut memasarkan komoditi.
2.3.7 Bagaimana Memasarkan
Bagaimana memasarkan suatu komoditi adalah melalui fungsi-fungsi yang
terdapat di marketing. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat didaam marketing secara garis
besar meliputi tiga fungsi yaitu :
Fungsi yang melakukan pertukaran, seperti fungsi penjualan dan fungsi pembelian.
Fungsi yang melakukan kegiatan fisik barang seperti menggudangkan barang dan
mengangkut barang.
41
Fungsi yang memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan seperti member
permodalan, menanggung resiko dan sebagainya.
Lebih rinci ada yang mengemukakan fungsi ini terdiri atas :
Merchandising yaitu usaha mendekatkan barang dari produsen ke konsumen. Artinya
barang tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan
harus dipromosikan.
Fungsi Buying melakukan pembelian lebih dulu. Artinya barang yang akan dipasarkan
harus di beli lebih dulu ke sumber-sumber pemasok baru dijual dengan mengambil
keuntungan yang tidak terlalu tinggi.
Fungsi Selling ini merupakan fungsi yang sangat penting didalam marketing yaitu
melakukan penjualan yang menghasilkan kepuasan bagi konsumen. Penjualan ini
dilakukan dengan berbagai teknik, promosi agar barang yang dijual dapat dikenal oleh
konsumen.
Fungsi Grading and standartation fungsi ini bertugas untuk memilah-milah barang
agar di himpun menjadi satu kelompok yang memenuhi standar tertentu. Misalnya
pedagang buah-buahan memisahkan buah yang besar dan bagus menjadi buah special
yang harganya lebih mahal dari buah yang kecil-kecil.
Fungsi Storage and Warehousing yaitu fungsi penyimpanan dan penggudangan.
Barang tersebut ada kalanya perlu dimasukan gudang menunggu masa penjualan
ataupun perlu disimpan ditempat-tempat pendingin agar tidak cepat busuk.
Fungsi pengangkutan, dalam hal ini barang yang akan dipasarkan perlu diangkut ke
tempat lain. Untuk itu seorang wirausaha harus menyewa atu membeli alat transport
guna memudahkan pengangkutan komoditi yang dibeli ataupun yang dijualnya.
Fungsi pembelanjaan, dalam hal ini wirausaha perlu untuk menggerakan usahanya.
Oleh sebab itu dia membutuhkan permodalan dari pinjaman-pinjaman melalui
42
perbankan ataupun dia dapat memperoleh barang-barang secara kredit dari pemasok.
Demikian pula dia dapat memberikan kredit kepada wirausaha lain yang membeli
produknya.
Fungsi Komunikasi, ini adalah fungsi untuk melancarkan kegiatan bisnis. Perlu dijalin
komunikasi yang baik antara perusahaan dengan langganan dan juga komunikasi yang
baik sesame karyawan didalam perusahaan sendiri.
Fungsi pengambilan resiko, didalam kegiatan usaha selalu saja terjadi kemungkinan
adanya resiko, seperti resiko kebakaran , pencurian, dan sebagainya. Seorang
wirausaha dapat mengambil asuransi untuk berbagai resiko yang dipertanggungkan
2.3.8 Strategi Pemasaran
Adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud
dan tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk
pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai.
Setelah mengetahui rumusan strategi perusahaan secara umum maka
selanjutnya akan kita lihat pengertian strategi pemasaran.
Definisi strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran
yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan dan
menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar
sasaran tersebut.
Dunia pemasaran diibaratkan sebagai suatu medan tempur bagi para produsen
dan para pedagang yang bergerak dalam komoditi yang sama maka perlu sekali
diciptakan suatu strategi pemasaran, agar dapat memenangkan peprangan tersebut.
43
Perusahaan perlu menetapkan strategi dasar atau disebut grand strategy atau
strategi inti. J ika strategi inti ini sudah benar maka diharapkan perusahaan akan
berhasil mencapai sasaran tersebut.
Perusahaan perlu menetapkan inti strategi atau strategi dasar, karena apabila
sudah benar maka diharapkan perusahaan akan berhasil mencapai sasaran tersebut.
Diharapkan perusahaan akan mampu menguasai market share yang luas ataupun
market position yang mantap. Market share atau pangsa pasar artinya penguasaan luas
pasar. Sedangkan market position ialah kedudukan yang kokoh dari suatu produk
pada suatu pasar. Misalnya mobil-mobil buatan J epang memiliki pangsa pasar yang
luas sedangkan mobil-mobil buatan J erman memiliki market position yang tidak
tergoyahkan.
Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variable utama yang perlu
dipertimbangkan, yaitu :
2.3.8.1 Variabel yang Tidak Dapat Dikontrol oleh Pengusaha Adalah :
Market Segmentation
Market budget
Timing
Marketing mix
2.3.8.1.1 Market Segmentation
Disini pengusaha harus menetapkan strategi arah sasaran dari
pemasaranya. Apakah sasaran pemasaranya ditujukan keseluruh lapisan
masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja.
44
Kedua jenis strategi ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Pengusaha
yang menguasai seluruh segmen pasar, jika berhasil tentu akan memperoleh
keuntungan besar. Namun sekarang ini para produsen sudah mulai memilih
segmen tertentu, yang sifatnya lebih khusus, misalnya pasta gigi, sudah mulai
diarahkan apakah konsumen tingkat tinggi, dengan harga mahal, atau untuk
seluruh lapisan masyarakat.
Dalam masa spesialisasi sekarang ini, orang sukar untuk mengarahkan
pemasaranya ke semua jenis konsumen. Taktik ingin menguasai semua kelompok
onsumen, malah dapat berakibat sebaliknya, akan mematikan usaha tersebut,
karena tidak terjadi omzet penjualan yang memadai seperti diungkapkan berikut :
If you try to sell to everybody, youll end up with selling to nobody. J adi
jika perusahaan ingin menjangkau semua segmen pasar, maka sasaran target
pasarnya tidak akan tercapai, karena sekarang muncul spesialisasi barang tertentu
untuk segmen tertentu pula.
Alasan kenapa harus diadakan segmen pasar ini dinyatakan oleh Philip Kotler
(1997:250)
A company that practices segment marketing recognizes that buyers differ in
their wants, purchasing power, geographical locations, buying attitudes, and buying
habits. (artinya sebuah perusahaan melaksanakan market segmentasi pasar karena
adanya perbedaan keinginan, daya beli, lokasi, sikap dan kebiasaan pembeli. J adi
dalam hal ini perusahaan tidak mau melayani semua konsumen dalm bentuk mass
marketing atau melayani individu dalam bentuk individual marketing).
45
Mass marketing artinya produsen membuat produk secara masal, distribusi
secara masal dan juga promosi besar-besaran dari satu jenis produk untuk semua
orang sedangkan individual marketing berate pemasaran yang melayani orang
perorangan misalnya membuat pakaian untuk orang tertentu.
Ada berbagai cara untuk menyusun segmen pasar, antara lain :
1) Berdasarkan Geografis
Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan kebangsaan, propinsi, kota dan
sebagainya. Produsen bsa masuk ke semua pasar atau dibagi-bagi menurut kemauan
produsen. Untuk mencapai sasaran geografis tersebut maka disusunlah iklan, promosi,
dan usaha penjualan lainya yang mengarah pada lokasi tertentu.
2) Berdasarkan Demografis
Dalam hal ini pasar dibagi atas variabel-variabel jenis kelamin, umur, jumlah anggota
keluarga,pendapatan, jabatan,pendidikan, agama, suku, dan sebagainya. Faktor
demografis ini sangat banyak digunakan dalam menyusun segmentasi pasar. Alasan
banyak digunakan segmentasi ini ialah kebutuhan dan keinginan konsumen sangat
erat kaitanya dengan demografis. Lagi pula unsure demografis ini lebih mudah diukur
jumlahnya.
J ames F.Engel, Warshow dan Kinnear (1979:136) menyatakan : the mose
useful dimension of demographic classification are : 1 age, 2 income, 3 geografic
location, 4 lifecycle, 5 social class, 6 occupation, 7 home ownership, 8 education.
3) Berdasarkan Psikografis
Dalam hal ini pasar dipilah-pilah berdasarkan kelompok-kelompok kelas social, gaya
hidup, dan kepribadian. Walaupun konsumen berasal dari unsure demografis yang
46
sama namun dalam psikografis dapat berbeda. Kelas sosial akan membuat konsumen
yang kuat dan yang lemah. Konsumen yang kuat akan berbeda dalam pemilihan
mobil, pakaian, perabot, kegiatan mengisi waktu luang, kebiasaan membaca dan
tempat berbelanja. Demikian pula gaya hidup membuat konsumen berbeda dalam
mengkonsumsi barang. Misalnya konsumsi makanan dan minuman, dirangsang oleh
berbagai bentuk advertising (iklan) yang membuat citra-citra tertentu kepada
kelompok konsumen. Mengenai bacaan juga ada perbedaan kecenderungan
berlangganan surat kabar dan majalah-majalah tertentu. Segmentasi yang menyangkut
kepribadian misalnya dilakukan oleh produk kosmetik, rokok, asuransi, dan minuman.
J ames F. Engel et. Al (1979:136) menyatakan psychographics focus on the
Consumers Activities, Interests, and Opinion using what are now known as AIO
measures.
J adi istilah psikografis memusatkan perhatian terhadap gejala kegiatan (perilaku),
minat dan opini konsumen, ini terkenal dengan AIO.
Contoh komoditi yang memiliki psikografis ialah makanan fast food, franchise dari
Amerika seperti Mc Donald, Wendy, Kentucky, pakaian jeans, dan sebagainya.
4) Berdasarkan Perilaku
Segmentasi ini berdasarkan atas pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan
konsumen terhadap suatu produk untuk membentuk segmentasi perilaku ini maka
perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut :
Kejadian
Maksudnya kapan terjadi permintaan terhadap sesuatu misalnya permintaan
terhadap rekreasi, transportasi akan meningkat kejadianya pada saat liburan.
47
Manfaat
Segmentasi dibuat berdasarkan suatu penelitian tentang manfaat masyarakat
membeli suatu produk misalnya manfaat dari perjalanan bagi banyak orang
berbeda-beda ada yang memanfaatkan perjalanan untuk berlibur untuk bertualang
atau untuk mencari kesenangan.
Status pemakai
Disini segmentasi berdasarkan pemakai pertama kali, pemakai tetap atau pemakai
potensial dari suatu produk. Para produsen akan berusaha memusatkan perhatian
pada pemakai potensial agar menjadi pemakai yang efektif.
Tigkat pemakaian
Dalam hal ini pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok pemakai ringan,
sedang, dan pemakai berat.
Kesetiaan
Pasar dapat disegmentasi menurut kesetiaan kelompok masyarakat tertentu
terhadap merk tertentu. Sifat kesetiaan ini harus diciptakan oleh para pengusaha.
2.3.8.1.2 Market Budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi
keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah untuk kegiatan marketing
maka jumlah penjualan meningkat. Namun tidak selalu demikian, bahwa peningkatan
dana kegiatan marketing tidak otomatis akan meningkatkan jumlah penjualan. J ika
demikian halnya, maka seluruh produsen akan sukses, semua barang akan laku, hanya
dengan menambah anggaran belanja marketing.
Berapa besarnya jumlah anggaran belanja marketing, sangat tergantung pada
barang yang dipasarkan, dan sesuai pula dengan pengalaman pengusaha. Umumnya untuk
48
barang-barang lux akan lebih banyak anggaran belanja pemsaran, dibandingkan dengan
barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, ikan, daging, dan sebagainya. Barang-barang
lux membutuhkan banyak biaya marketing, untuk biaya promosi, berupa iklan di surat
kabar, radio, spanduk, poster, hadiah, dan sebagainya. J uga biaya personal selling untuk
melayani konsumen yang besarnya dapat mencapai 50-60% dari harga jual.
2.3.8.1.3 Timing
Di sini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan iaharus mulai melancarkan
pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran harus dibuka. J ika
sebuah restoran mulai dibuka pada hari-hari dimana orang akan berpuasa, maka ini ialah
strategi yang kurang bijaksana, sebab pada bulan puasa jumlah penjualan restoran akan
menurun drastis. Atau sebuah toko buku, sebaliknya mulai dibuka dan dilengkapi isi
bukunya, sebelum tahun ajaran baru. Dengan menjaga ketepatan waktu ini, maka
perusahaan akan mendapat keuntugan berlipat ganda, di samping keuntugan berupa
materi, juga keuntungan berupa pengalaman, dan cepat dikenal konsumen. Di sinilah
letaknya ungkapan Time is Money, waktu itu ialah uang, siapa dulu ia dapat. J ika kita
sudah mulai, kita tidak boleh lengah terhadapa kemungkinan masuknya saingan baru,
dengan cara selalu menjaga mutu barang, pelayanan, dan sebagainya.
2.3.8.1.4 Marketing Mix
Marketing Mix berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan mengkombinasikan
berbagai kegiatan marketing agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil yang paling
49
memuaskan ada empat elemen yang tercakup dalam bauran pemasaran ini yang dikenal
dengan elemen 4P
P1 = Product P3 = Place
P2 = Price P4 = Promotion
Mengenai marketing mix akan diuraikan dalam sub tersendiri.
Para pengusaha yang kreatif akan selalu menciptakan kombinasi yang terbaik dari
elemen-elemen 4P yang menjadi komponen marketing mix. Mereka harus menciptakan
dari masing-masing elemen P yang mana yang paling banyak digunakan dalam strategi
pemasarannya. Masing-masing elemen tersebut ialah:
P1 = Product
Produk ialah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Semua kegiatan
marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Satu hal yang perlu
diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha promosi distribusi dan harga yang baik jika tidak
diikuti oleh produk yang bermutu dan disenangi oleh konsumen maka kegiatan marketing
mix ini tidak akan berhasil. Oleh sebab itu perlu diteliti produk apa yang Anda pasarkan
bagaimana selera konsumen masa kini perlu mendapat perhatian yang serius.
P2 = Price
Masalah kebijaksanaan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran produk.
Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap level lembaga yaitu kebijaksanaan harga
oleh produsen, grosir dan retailer.
Harga di sini bukan berarti harga yang murah saja ataupun harga tinggi akan
tetapi yang dimaksudkan ialah harga yang tepat. Bagaimana menentukan harga yang tepat
sangat tergantung kepada berbagai faktor misalnya faktor harga pokok barang, kualitas
barang, daya beli masyarakat, keadaan persaingan konsumen yang dituju dan sebagainya.
50
Kaum produsen dapat menetapkan harga dalam dua bentuk:
- Harga setinggi mungkin (skiming price)
Harga tinggi ini dapat dilakukan karena belum ada saingan, produk ini dipasarkan
untuk orang kaya. J uga produsen mengharapkan laba yang besar untuk menutup
biaya-biaya laboratorium untuk menciptakan barang baru tersebut.
- Produsen juga bisa menetapkan harga srendah mungkin yang disebut dengan
penetration price. Tujuan penetapan harga rendah ini ialah untuk meneroboskan
produk masuk pasar.
Kebijaksanaan harga grosir
Grosir atau pedagang besar dapat membuat kebijaksanaan harga dengan memberikan
diskon.
Diskon yang diberikan oleh grosir kepada retailer dapat berbentuk potongan
pembayaran tunai, membeli dalam jumlah banyak atau melihat jauh dekatnya jarak
lokasi pedangan eceran tersebut. Ini berarti grosir mempertimbangkan biaya
transportasi dalam pengangkutan barang.
Kebijaksanaan harga retailer
Ada beberapa macam kebijaksanaan harga yang dilakukan oleh retailer yaitu sebagai
berikut:
1. Margin Pricing
Penetapan harga di sini berdasarkan kira-kira, asal sudah ada untung maka
produknya langsung dijual. Kebijaksanaan harga ini banyak digunakan oleh
pedagang kaki lima. Mereka menawarkan harga tertentu, kemudian ditawar oleh
pembeli, jika sudah ada untungnya maka barang tersebut langsung dijual.
2. Price Lining
51
Penetapan harga ini banyak dilakukan oleh toko yang menjual baju kaos, sepatu dan
sandal. Contohnya kaos dari berbagai merek dan ukuran ditumpuk dalam suatu
kotak dan diberi harga sama. Para pembeli tinggal memilih barang yang dia sukai
namun harganya sama.
3. Competitors Price
Untuk memperoleh reputasi sebagai toko murah adakalanya toko memasang harga
murah untuk barang-barang yang dikenal oleh umum. Bahkan ada kalanya orang
menjual rugi barang-barang yang dikenal umum ini sebagai cara menarik
pelanggan.
4. Judgement Pricing
Dasar penetapan harga disini berdasarkan perkiraan. Biasanya dalam satu kodi atau
satu lusin barang ada satu dua potong yang bagus. Barang yang bagus ini diberi
haraga lebih tinggi dari pada yang lainnya. Dan ditempatkan di pojok tokok dekat
barang-barang yang harga mahal. Barang yang harga mahal ini kadang-kadang
lebih cepat laku dibandingkan dengan harga barang yang lebih murah.
5. Customary Prices
Dalam jangka panjang harga suatu barang tetap stabil tidak ada perubahan. Apabila
harga bahan baku meningkat maka harga pokok pun meningkat. Akan tetapi
produsen tidak mau menaikkan harga jualnya. Mereka menetapkan harga jual tidak
dinaikkan, namun kuantitas atau kualitas produk diturunkan. Misalnya harga kertas
satu rim isi 500 lembar harganya Rp. 20.000,- karena harga kertas naik, namun
harga jual tetap Rp.20.000,-/rim (tapi isinya hanya 400 lembar).
6. Odd Prices
Penetapan harga ini biasa dipakai di super market yaitu berupa harga ganjil.
Misalnya harga Rp.49.950,- atau harga Rp.2.975,-.
52
7. Combination Offers
Dalam hal ini diadakan penwaran kombinasi antara dua jenis barang misalnya
penwaran sisir dengan minyak rambut, sikat gigi dengan odol. Harganya dipasang
satu macam. Kosumen yang membutuhkan barang tersebut merasa membeli murah
karena membayar satu macam harga untuk dua macam barang.
P3 = Place = Saluran distribusi
Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang
pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting sekali perantara dan pemilihan saluran
distribusinya. Perantara ini ialah sangat penting karena dalam segala hal mereka berhubungan
dengan konsumen. Kita dapat bayangkan, betapa sulitnya pasaran produk jika tidak ada orang
yang menjajakan, tidak ada kios, toko, supermarket dan sebagainya. Dalam sebuah ungkapan
dikatakan: You can eliminate the middle men, but you cannot eliminate their functions.
Artinya: anda dapat meniadakan perantara, akan tetapi tidak bisa menghilangkan fungsinya.
Perantara dapat menjadi agen pembelian yang baik bagi para konsumen, dan dapat pula
menjadi penjual yangahli bagi produsen.
Produsen dapat mengadakan lomba pajang rak toko diantara para retailer guna
meningkatkan penjualan. Toko mana yang paling baik pajangannya akan diberi hadiah. Atau
produsen tidak mengadakan perlombaan, tapi hanya meminjam rak toko dari suatu toko
selama sekian bulan, kemudian diberi hadiah, sebagai sewa pajangannya.
Distributor ini harus dipilih secara berhati-hati, sebab dalam dunia bisnis banyak
kemungkinan terjadi ketidakjujuran. Padahal sudah ditekankan bahwa bisnis yang berhasil
dan bisa hidup kontinu ialah bisnis yang dijalankan atas dasar etika kejujuran, artinya
berprilaku jujur dalam segala hal, seperti jujur dalam membayar utang, menepati janji, dan
sebagainya.
53
Ada ungkapan Choose your distribution channel like choosing your wife, because
when you get trouble its difficult to set it right. (Alex Triyana, 1985: 55).
Produsen juga dapat melaksanakan strategi push dan pull. Push Strategy berati
mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen, karena
distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unit. Sedangkan pull strategy ialah
usaha menarik barang dari dalam toko ke tangan konsumen dengan mengandalkan promosi di
media massa.
J adi untuk mendorong penjualan melalui saluran distribusi dapat dilakukan
dengan memberikan diskon khusus, bonus, kontes, dan periklanan.
P4 = Promotion
Antara promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling
berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, produk baik,
sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat
membantu suksesnya usaha marketing.
Termasuk di dalam kombinasi promosi ini ialah kegiatan-kegiatan advertising,
personal selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh perusahaan
dipergunakan untuk meningkatkan penjualan.
Advertising berarti berita tentang barang dan jasa. Pengertian yang lebih lengkap
tentang advertising ialah bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang-
barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. Dalam kegiatan ini termasuk bentuk-
bentuk iklan di media massa cetak atau elektronik, papan reklame, spanduk, poster dan
sebagainya.
Personal Selling ialah presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual
untuk tujuan melakukan penjualan. Personal selling ini dapata terjadi di toko, di rumah-
rumanh atau di tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual.
54
Sales Promotion berarti promosi penjualan yaitu memberi dorongan kepada
pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat hadiah atau bonus
tertentu. Biasanya sales promotion dilakukan pada periode tertentu. Hadiah-hadiah yang
diberikan dapat dilakukan melalui undian, korting, atau jual obral. Tujuan diadakan sales
promotion:
- Menarik parapembeli baru
- Memberi penghargaan kepada pembeli lama
- Meningkatkan daya beli
- Menghindarkan konsumen lari ke merek lain
- Meningkatkan jumlah penjualan jangka pendek
Public Relations atau Publicity. Tujuan dari publicity ini ialah memberikan citra
yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Melalui publicity dapat dibentuk pandangan
baik dan mencegah berita-berita negatif terhadap perusahaan. Contoh publicity ialah
mengundang para wartawan berkunjung ke perusahaan, memberikan wawancara kemudian
memuat berita-berita perusahaan di surat kabar tanpa pembayaran.
2.3.8.2 Variabel yang Tidak Dapat Dikontrol oleh Pengusaha:
Keadaan persaingan.
Ialah sulit bagi seorang pengusaha meramalkan kapan akan muncul saingan baru
dalam produk yang sama. Oleh sebab itu pengusaha tidak boleh lengah dan harus
selalu berusaha memperbaiki produk atau pelayanan usahanya agar tidak tersingkir
oleh saingan baru.
Perkembangan teknologi.
Kapan akan muncul teknologi baru yang membuat proses produksi lebih efisien dan
lebih bagus juga sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini pengusaha harus mencoba
menggunakan teknologi baru lebih cepat dari saingannya.
55
Perubahan demografi.
Kecenderungan perubahan penduduk juga sulit diantisipasi karena data perubahan
penduduk ini sulit diperoleh. Walaupun sebenarnya untuk generasi yang akan datang
bisa juga dilihat kecenderungan perkembangannya berdasarkan usia generasi anak-
anak sekarang ini.
Kebijaksanaan politik dan ekonomi pemerintah.
Perubahan-perubahan peraturan pemerintah juga sulit diantisipasi oleh para
pengusaha. Terutama yang menyangkut masalah kredit bank naik turunnya suku
bunga perubahan politik luar negeri, penggantian pejabat dan sebagainya.
Sumber daya alam.
Ialah sulit meramalkan kapan sumber daya alam akan habis atau kapan ditemukan
sumber daya alam yang baru.
Walaupun variabel-variabel di atas dianggap sebagai variabel yang tidak dapat
diawasi, namun dalam beberapa aspek sebenarnya bisa diramalkan atau dirasakan
oleh pengusaha berdasarkan pengalaman-pengalamannya dalam dunia bisnis selama
ini.
2.3.9 Pengembangan Produk
Apa yang dimaksud dengan produk ialah A product that are anything that can be
offered to a market to satisfy awant or need. (Phillip Kotler, 1997: 430). Artinya: produk
ialah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Mengenai istilah segala sesuatu ini ialah segala sesuatu yang melekat pada suatu
barang sehingga memberi ciri khas terhadap barang tersebut.
Definisi yang lebih lengkap tentang produk ialah sebagai berikut: A Product is a
set of tangible ang intangible attributes, including packaging, color, proce,
56
manufacturer;s prestige, and manufacturers and retailers service, which the buyer may
accept as offering want satisfaction. (W.J Stanton, 1981:192). Artinya: yang dikatakan
produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di
dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual
(pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli
guna memuaskan keinginannya.
J adi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja seperti
makanan, pakaian, dan sebagainya, namun juga sesuatu yang tidak berwujud seperti
pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan (needs
and wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan
kebutuhan (need), tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). Misalnya
membeli sepatu, tidak hanya asal sepatu saja, tetapi juga dipentingkan bentuk sepatu,
gaya, warna, merek, dan harga yang menimbulkan/mengangkat prestise.
J ika digambarkan suatu produk maka akan di jumpai beberapa lapis produk:
Lapis yang paling inti dari produk disebut manfaat. Konsumen membeli produk ini
karena mengharapkan manfaat atau kegunaan dari produk tersebut untuk memenuhi
kebutuhannya.
Lapis kedua ialah bentuk produk formal yaitu produk yang ditampilkan oleh berbagai
ciri warna, merek, pembungkus, model, mutu ini disebut produk formal. Konsumen
mempertimbangkan produk formal ini guna mengambil keputusan membeli atau tidak.
Lapis yang ketiga ialah kelengkapan produk yaitu tersedianya suku cadang, keringanan
pembayaran, garansi, pengiriman barang sampai ke rumah, dan pelayanan yang
memuaskan. Lapis yang ketiga ini menjadi bahan pendorong konsumen untuk
memutuskan membeli suatu produk.
57
Pengembangan produk pada suatu perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai
tahap. Tahap-tahap yang biasanya diikuti dalam pengembangan produk ialah adanya
suatu ide, pengembangan ide, pembuatan percobaan, analisis usaha, percobaan
penjualan di pasar. J ika ini berhasil baru di produksi secara massal.
Tujuan mengadakan pengembangan produk antara lain, ialah:
Memenuhi keinginan konsumen
Memenangkan persaingan
Meningkatkan jumlah penjualan
Mendayagunakan sumber-sumber produksi
Mencegah kebosanan konsumen
Siklus Kehidupan Produk dan Strategi Pemasarannya
Siklus kehidupan produk berarti tahap kehidupan produk mulai sejak produk
diciptakan, diperkenalkan sampai produk tersebut mengalami kejenuhan.
Siklus kehidupan produk ini terdiri atas 5 tingkatan.
1. Tahap introduksi (introduction)
2. Tahap pengembangan (growth)
3. Tahap kematangan (maturity)
4. Tahapa menurun (decline)
5. Tahap ditinggalkan (abandonment)
J angka waktu tiap tahap ini berbeda-beda setiap macam barang, dapat \diukur dengan
mingguan, ataupun bulanan, tahunan atau puluhan tahun. Seperti model pakaian, yang
dinamakan fad (model yang tidak tahan lama) dengan cepat akan hilang dari pasar. Tapi
model mobil ada yang sanggup bertahan lama.
58
Pada permulaan produk diperkenalkan ke pasar, penjualan masih rendah karena pasar
belum mengenal barang tersebut. Di sini perlu dilancarkan promosi. Lebih rinci pada tahap
introduksi ini dapat dilakukan strategi anatara lain:
1. Berusaha selalu memperbaiki penampilan produknya.
2. Menyebarkan barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko di seluruh daerah. Tindakan
ini disebut melakukan sell-in ke sebanyak mungkin toko jika perlu dilakukan
perlombaan di antara para penjual siapa yang terbanyak mengunjungi toko untuk diisi
maka tenaga penjual ini diberi hadiah.
3. Kemudian dilakukan sell-out dengan cara melancarkan promosi di media massa secar
gencar.
Kemudian setelah konsumen kenal maka akan banyak orang membeli, pasaran makin
luas, omzet meningkat cepat sekali (growth). Dalam keadaan ini, pengusaha harus menyebar
luaskan barang-barangnya, dan mengisi semua toko yang mungkin dapat menjual produknya.
Strategi yang digunakan dalam masa pertumbuhan ini ialah:
1. Usahakan terus mencari segmen baru, menambah jumlah tenaga penjual, menambah
armada pengangkutan.
2. Selalu memperbaiki mutu produk dengan penampilan dan kualitas yang prima.
3. Pertimbangkan strategi menurunkan harga untuk barang-barang yang harganya tinggi.
Namun kemudian pasar menjadi jenuh dan timbul masa maturity. Konsumen mulai
merasa bosan, dan menunggu produk baru lagi. Dalam keadaan ini, strategi yang dapat
dilancarkan ialah:
1. Berusaha mencari segmen-segmen kecil yang belum terisi dengan harapan dapat
menarik konsumen baru.
59
2. Menciptakan produk dengan kemasan besar sehingga jumlah penjualan tetap meningkat
seperti minuman coca cola menciptakan botol berisi 1 liter. Minyak goreng
menciptakan kemasan 5 kilogram, odol menciptakan ukuran besar.
3. Memperbaiki penampilan produk dengan sesuatu yang baru dengan sedikit perbaikan.
Pengusaha harus mencoba merubah product design (gatra produk), dan merubah desain
pembungkus atau memperbaiki mutu produk menjadi produk yang lebih super, lebih
putih, lebih bermutu, agar konsumen tidak jenuh. J ika strategi ini tidak berhasil, maka
akan timbul masa penurunan (decline), omzet penjualan mulai menurun. Strategi yang
digunakan dalam masa decline ini ialah:
1) J ika gejalanya sudah parah, anggaran produksi harus di stop.
2) Pusatkan perhatian pada pasar yang masih ada harapan sedangkan pasar lainnya
dihentikan.
3) Strategi terakhir ialah menghentikan pasaran produk secara menyeluruh dan
menciptakan produk baru untuk memulai masa introduksi kembali.
Akhirnya jika semua tidak dapat diatasi maka produk tersebut akan ditinggalkan
oleh konsumen dan produknya hilang dari pasaran.
2.3.10 Menyusun Marketing Plan
Setelah wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka selanjutnya
dapat disusun marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi planning tidak lain
adalah decision making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core strategy
(strategi inti) perushaan untuk tahun yang akan datang.
Manajer pemasaran jangan meniru saja, mengulang kembali strategi tahun yang
lalu. Akan tetapi, harus mau memikirkan strategi lain yang mungkin lebih baik. Namun,
60
tidak pula berarti strategi yang lalu harus diganti. J ika memang cocok teruskan, tetapi
harus mau memikirkan modifikasi strategi baru agar ada perbandingan sebagai alternatif.
Format Marketing Plan
Format marketing plan tentu tidak sama pada semua perusahaan, karena kegiatan
usahanya berbeda. Akan tetapi, yang penting adalah core strategy-nya, sedangkan format
berikut ini adalah sebagai rambu-rambu saja.
Marketing plan memuat hal-hal bsebagai berikut:
1. Analisa situasi (S.W.O.T)
2. Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives)
3. Strategi inti (Core Strategy)
4. J adual Pelaksanaan (Action Plan)
5. Anggaran Pemasaran (Marketing Budget)
6. Kontrol (Control)
(Alex D. Triana, 1985: 75)
ad.1.
Wirausaha harus menganalisa keadaan intern dan ekstern perusahaannya. Keadaan
intern meliputi gambaran penjualan tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh.
Kemudian juga dianalisa sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada
dalam perusahaan. Mengenai keadaan ekstern perlu diperhatikan keadaan makro yang
berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Analisis makro ini meliputi keadaan
politik, ekonomi, sosial, budaya. Analisis intern dan ekstern tersebut dilengkapi lagi
dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang,dan ancaman-ancaman atau kendala
yang mempengaruhi kehidupan perusahaan.
ad.2.
61
Tujuan pemasaran perusahan tentu beraneka ragam sesuai dengan kepentingan
perusahaan masing-masing. Sebagai contoh dapat dikemukakan tujuan pemasaran,
memperhatikan posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguasaan
market share sampai dengan 30%.
Tujuan pemasaran juga bisa menetapkan volume penjualan total sekian Rp Milyar
setahun, yang dapat dibagi berdasarkan masing-masing item barang yang diproduksi.
Ada perbedaan antara tujuan pemasaran dengan strategi pemasaran. J ika tujuan
pemasaran dinyatakan untuk mengembangkan produk atau meningkatkan marketing
budget, ini adalah merupakan strategi bukan tujuan. J adi, tujuan adalah hasil akhir yang
ingin dicapai. Sedangkan strategi merupakan policyuntuk mencapai hasil tersebut.
ad.3.
Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk
menghasilkan strategi inti ini dibutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan
fakta sehingga bisa dirumuskan secara tajam.
Misalnya, menguasai pasar di daerah Sumatera dengan mengutamakan penggunaan
price policy tertentu. Strategi inti ini biasanya tidak terlalu panjang, paling banyak
cukup satu halaman.
ad.4.
J adual pelaksanan atau action plan lebih banyak, sebab di sini strategi inti dielaborasi
lebih rinci. J ika misalnya strategi inti yang ingin dilaksanakan beruupa pengembangan
produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu, kemasan, dan sebagainya.
Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan:
- What, apa tugas yang harus dilakukan?
- Who, siapa orang yang harusbertugas dan bertanggung jawab?
- When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai?
62
- Where, jika diperlukan di mana percobaan pasar akan dilakukan?
- How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut?
Semua kegiatan di atas bertitik tolak dari strategi inti yang telah ditetapkan.
ad.5.
Di dalam marketing budget dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan
jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan riset pemasaran,
dan sebagainya.
J ika diperlukan, rincian biaya disusun untuk masing-masing item produksi.
ad.6.
Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan
dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksana ataupun hasil
observasi. J ika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus
segera diambil tindakan perbaikan.
benar bagaimana konsep pemasaran tersebut.
Apabila wirausaha telah memahami konsep pemasaran seperti yang telah dijabarkan
tersebut, maka akan lebih mudah dilakukannya kewirausahaan yang efektif dan efesien.
Tujuan yang ingin dicapai pun akan dapat dicapai dengan maksimal.
2.4 Strategi Pemasaran Pariwisata
Menurut Drs.H.A.Oka Yoeti, MBA (2005:26) menyatakan bahwa,
1. Analisis Situasi
Dalam merancang perencanaan strategis pemasaran pariwisata komponen pertama
yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis situasi yang dalam hal ini dapat
dibagi atas dua bagian penting yaitu analisis lingkungan dan analisis sumber daya.
63
Langkah pertama suatu perencanaan strategis pemasaran pariwisata adalah
melakukan analisis lingkungan di mana suatu daerah tujuan wisata (DTW) itu
berbeda.. Dengan cara ini dapat diketahui kecenderungan yang relevan dan
implikasinya terhadap DTW atau perusahaan-perusahaan yang termasuk
kelompok industri pariwisata. Dengan melakukan analisis lingkungan ini
diaharapkan kita dapat mengetahui peluang-peluang dan kendala atau ancaman
yang perlu di antisipasi. Hal ini diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat
jauh sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis: adalah bagaimana suatu
organisasi atau lembaga secara periodik mengetahui atau dapat menilai kekuatan,
kelemahan, peluang, ancaman, bila terjadi perubahan lingkungan usahanya.
Analisis lingkungan dapat dibagi menjadi: Lingkungan Makro, Lingkungan
Persaingan, Lingkungan Pasar. Analisis lingkungan biasanya dapat diikuti dengan
sauatu analisis yang dilakukan terhadap sumber daya organisasi pariwisata yang
terdapat pada suatu DTW tertentu. Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk
mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama mengenai
kekuatan dan kelemahan organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab
terhadap pengembangan pariwisata di DTW itu. Sehingga dapat diketahui mana
yang diandalkan dan mana yang merupakan kelemahan atau tidak
menguntungkan.
2. Perumusan Strategi Daerah
Seperti kita ketahui, analisis lingkungan dan analisis sumber daya dapat
memberikan informasi tentang latar belakang dan dorongan terhadap organisasi
atau lembaga pariwisata yang bertanggung jawab dengan pengembangan
pariwisata pada suatu DTW, terutama untuk merumuskan misi, sasaran, dan
tujuan dasarnya. Dalam hal ini, bila lingkungan mengalami perubahan, maka
64
sudah seharusnya orgnisasi atau lembaga pariwisata di DTW itu meninjau atau
mengkaji ulang kembali misi, sasaran, dan tujuan yang pernah ditetapkan.
3. Perumusan Strategi DTW
Philip Kotler dan Fox (1985:78) mengingatkan perumusan suatu strategi itu harus
berdasarkan dan berpedoman kepada : Environment Analysis, Resources Analysis,
dan Goals Formulation Steps. Dalam perumusan strategi suatu DTW, dianjurkan
dilakukan melalui tiga tingkatan yaitu,
Melakukan analisis terhadap perusahaan-perusahaan kelompok industri
pariwisata yang terdapat di DTW tersebut.
Penyusunan strategis yang menyangkut kebijakan pemerintah daerah
tentang pengembangan pariwisata.
Strategi pengembangan pariwisata secara regional menyangkut
aksesibilitas, fasilitas, objek, dan atraksi wisata dan sarana pendukung
lainnya.
4. Rancangan Organisasi Regional
Suatu persyaratan yang dianggap paling efektif dalam pendekatan untuk
melaksanakan suatu perencanaan pemasaran strategis dalam bidang pariwisata,
dituntut bahwa organisasi atau lembaga pariwisata yang bertanggung jawab dalam
pengembangan pariwisata pada suatu DTW itu untuk mampu melaksanakan
strategi yang telah dirumuskan. Penggunaan kerangka organisasi ini terhadap
organisasi pariwisata di daerah atau DTW sangat dianjurkan untuk menggunakan
perencanaan pemasaran yang dinamis atau pro-aktif, tujuannya untuk
mensinkronisasikan dengan perencanaan pemasaran strategis yang sedang
dilakukan. Untuk semuanya mungkin diperlukan penggantian tenaga-tenaga yang
lebih tepat dan profesional, mengubah gaya manajemen, meningkatkan
65
keterampilan tenaga pelaksana, mengubah sistem dan prosedur yang lebih efesien
dan efektif, dan kebiasaan nilai budaya kerjayang selama ini dianut. Melkaukan
perubahan ini mungkin merupakan suatu kerja besar, tetapi kalau memang
dianggap penting harus dilakukan agar organisasi berhasil seperti yang
diharapkan.
5. Sistem Pendukung Manajemen
Suatu langkah penting dalam perencanaan strategis pemasaran adalah
mengembangkan sistem yang diperlukan organisasi untuk melaksanakan strategi-
strategi yang akan digunakan untuk mencapai sasaran dalam lingkungan yang
hampir selalu berubah dan dinamis. Kotler dan Fox mengatakan bahwa informasi
pemasaran, sistem perencanaan pemasaran, dan sistem konrol atau pengawasan
pemasaran sebagai tiga sistem pendukung manajemen utama yang diperlukan
untuk keberhasilan implementasi atau pelaksanaan perencanaan strategis
pemasaran.
2.5 Strategi Menetapkan Target Pasar dan Posisi Daerah Tujuan Wisata
Menurut Drs.H.A.Oka Yoeti, MBA (2005:74), dua komponen yang dianggap cukup
penting dalam perencanaan pemasaran strategis, yaitu target pasar dan strategi
memposisikan DTW.
Segmentasi Pasar
Secara sederhana pengertian segmentasi pasar tidak lain adalah membagi-bagi
pasar sesuai dengan sifat dan karakteristik pasar. Manfaat segmentasi pasar
dalam kegiatan pemasaran adalah :
- untuk merubah pasar yang heterogen mejadi homogen, artinya kelompok
mana yang memerlukan produk yang kita hasilkan.
66
- untuk menentukan potensi penjualan dan profit.
- untuk menentukan intensitas persaingan.
Ada 4 kategori besar dalam melakukan segmentasi pasar di bidang pariwisata
yaitu: segmentasi geografi, segmentasi sosio-ekonomi dan demografi,
segmentasi psikografi, segmentasi prilaku.
Target Pasar
Sekali segmentasi pasar diidentifikasi dan profilnya terbentuk, segera dapat
ditentukan satu segmen atau beberapa segmen yang akan diambil dan
dipersiapkan pelayanannya. Ini merupakan komponen utama dari perencanaan
pemasaran strategis sebagaimana dikatakan oleh Cravens dan Lamb,
keputusan tentang target pasar adalah merupakan bagian dari strategi
pemasaran , yang memberikan dasar untuk menentukan tujuan dan
pengembanganpositioning strategy.
Positioning Strategy
Setelah kita menempatkan target pasar, langkah berikutnya yang perlu
dilakukan adalah memposisikan DTW itu pada target pasar yang diharapkan
datang berkunjung. Kata positioning dapat diartikan sebagai usaha
menciptakan image. Positioning dapat dikatakan sebagai usaha menyelaraskan
suatu produk terhadap gaya hidup konsumen, hal inidapat dilakukan dengan
memilih salah satu kegiatan di bawah ini :
- Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan suatu
kelompok konsumen tertentu.
- Melakukan identifikasi dan mengiklankan karakteristik suatu produk yang
memenuhi kebutuhan dan keinginan suatu kelompok konsumen.
67
Pada dasarnya positioning dapat diartikan sebagai cara pandang terhadap suatu
produk dengan menggunakan kaca mata konsumen.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau orientasi Destinasi Toraja dan
Sekitarnya
Menurut sebuah situs http://www.tanatorajakab.go.id/, memasuki Tana Toraja melalui
jalur sisi Barat jalan arteri dari Makassar, Parepare, Rappang, Enrekang, Makale hingga
Rantepao merupakan perjalanan panjang yang dipenuhi sensasi pemandangan alam nan
memukau. Perjalanan selama kira-kira 7 jam menempuh jarak sejauh 328 kilometer menjadi
sebuah pengalaman yang akan menjadi kenangan. Sampai di Makale, ibukota Kabupaten
Tana Toraja yang merupakan gerbang menuju wilayah ini, wisatawan akan disambut oleh
hamparan bentang alam bukit-bukit hijau dengan latar belakang pegunungan Quarles dan
birunya langit. Pada beberapa tempat terlihat deretan titik-titik yang merupakan permukiman
penduduk. Diperlukan sinergi, kerja keras dan kesungguhan dari semua pemangku
kepentingan untuk menerima tantangan bagi upaya pembangunan yang sejalan dengan
pelestariannya. Kabupaten Tana Toraja, adalah salah satu bagian wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan yang terletak di bagian utara pada 119
O
sampai 120
O
Bujur Timur dengan luas
wilayah sekitar 3.205,17 km2(320.500 Ha) . Tata guna lahannya terdiri dari 290.500 Ha
68
(91%) berupa perkebunan/lahan kering, 24.500 Ha berupa lahan sawah, 2.500 Ha berupa
perikanan dan sisanya sekitar 3.000 Ha untuk hutan dan permukiman.
WilayahToraja berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Luwu Utara
Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Kota Palopo
Sebelah Selatan : Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang
Sebelah Barat : Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Mamuju
Berikut adalah peta lokasi Tana Toraja,
Peta 3.1.Peta Lokasi Kawasan Toraja dan Sekitarnya
69
Secara umum keadaan topografi wilayah Kabupaten Tana Toraja berbukit dan
bergunung-gunung dengan ketinggian lahan+ 300 m sampai dengan 2.889 m di atas
permukaan laut. Sebagian besar wilayah, sekitar 143.319 Ha (+ 44,70%) berada pada
ketinggian antara 5001.100 m (dpl) dengan dominasi kelerengan antara 26% hingga >
40%. Iklim wilayah Kabupaten Tana Toraja tergolong dalam iklim tropis dengan suhu udara
antara 140C 260C dan kelembaban udara antara 82% - 86%. Curah hujan rata-rata tahunan
antara 1.500 mm 3.500 mm dengan jumlah bulan basah (8 bulan) dan bulan kering (4
bulan). Perpaduan antara topografi pegunungan dan iklim yang sejuk serta corak adat -
istiadat dan budaya masyarakat Toraja yang unik menjadikan daerah ini sebagai salah satu
tujuan wisata Nasional dan Internasional. J umlah penduduk Kabupaten Tana Tonaja tercatat
sebanyak 468.035 jiwa (2007) yang tersebar pada 40 (empat puluh) kecamatan. Kepadatan
penduduk tertinggi ada pada Kecamatan Rantepao, Makale dan Sanggalangi. Ditinjau dari
aspek sosial kependidikan dapat dilihat dari tingkat rasio jumlah murid/sekolah menunjukkan
angka 175 (SD), 251 (SLTP), 369 (SLTA) sedangkan rasio jumlah murid/guru menunjukkan
angka 21 (SD), 16 (SLTP), 15 (SLTA).
Sejalan dengan era otonomi daerah, dalam kurun waktu yang relatif singkat dari
tahun 2004 sampai tahun 2006 Kabupaten Tana Toraja mengalami perubahan yang sangat
penting terutama dari aspek struktural administrasi pemerintahan. Pada awal tahun 2004
wilayah Kabupaten Tana Toraja terbagi atas 15 wilayah kecamatan yang kemudian saat ini
telah mekar menjadi 40 wilayah kecamatan. Hal ini akan membawa suatu konsekuensi yang
cukup besar dan berdampak luas terhadap berbagai aspek lainnya yaitu: Fisik lingkungan,
Sosial, Ekonomi, Budaya serta Prasarana dan sarana wilayah. Pemekaran wilayah kecamatan
ini merupakan inisiasi untuk pemekaran wilayah kabupaten menjadi 2 kabupaten yaitu:
Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.
70
Pemekaran kabupaten ini terwujud melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008
Tentang Pembentukan Kabupaten Toraja Utara Di Provinsi Sulawesi Selatan. Pada UU ini
dinyatakan pembagian wilayah untuk masing-masing kabupaten. Kabupaten Toraja Utara,
terdiri atas 21 (dua puluh satu) kecamatan, 108 Desa/Lembang, 44 Kelurahan, dengan luas
wilayah keseluruhan 1.216 km2 (38%) dengan jumlah penduduk 219.428 jiwa pada
tahun 2007. Sedangkan wilayah Kabupaten Tana Toraja jumlah kecamatannya berkurang
hingga menjadi 19 (sembilan belas) kecamatan, 112 Desa/Lembang, 43 Kelurahan, dengan
luas wilayah keseluruhan 1.989 km2 (62%) dengan jumlah penduduk 248.607 jiwa
pada tahun 2007. Dalam konteks Nasional kawasan Toraja dan sekitarnya ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan sudut kepentingan sosial budaya melalui
kebijakan yang dituangkan dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang nasional
(RTRWN). Dalam kebijakan ini juga ditegaskan bahwa tahapan pengembangan untuk
Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan Torajadan sekitarnya direncanakan pada prioritas I (2010-
2014). Adapun institusi pelaksana untuk pengembangannya merupakan kewenangan
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Dalam situs http://www.tanatorajakab.go.id/, pengembangan kepariwisataan di
Kabupaten Tana Toraja ditunjukkan pada peningkatan kemampuan untuk menggalakkan
kegiatan ekonomi yang melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkan mampu
membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat di
daerah wisata serta penerimaan devisa bagi negara. Pariwisata Tana Toraja memang memiliki
daya tarik yang unik. Peninggalan budaya yang sudah ada sejak jaman megalitikum,
memberikan warna dan makna tersendiri bagi siapa saja yang mengunjungi daerah ini.
Penduduk yang ramah, budaya yang asli dan lestari menjadikan Tana Toraja menjadi salah
satu dari 15 daerah tujuan wisata Indonesia sekaligus menjadi salah satu ikon Pariwisata
Indonesia tahun 2010.
71
Pengelolaan potensi pariwisata di daerah ini menjadi perhatian khusus pemerintah
daerah, hal ini tercermin dalam arah kebijakan (visi) pemerintah bahwa tujuan utama
pembangunan pariwisata adalah menjadikan Tana Toraja sebagai destinasi kedua setelah
Bali. Di sisi lain, dukungan masyarakat Tana Toraja sangat positif memberikan respon
pengembangan pariwisata. Banyak masyarakat yang tergantung dari hasil penjualan hasil
karya budaya (kain tenun, ukiran).
Sebagai daerah wisata yang cukup terkenal, Kabupaten Tana Toraja memiliki sedikitnya
8 objek wisata unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Masing-masing obyek
wisata mimiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri, kedelapan obyek wisata unggulan tersebut
adalah panorama Buntu Burake, Tongkonan Tumbang Datu-Bebo, Agro Pango-Pango, air
terjun Sarambu Assing, dinding pahat Lemo, wisata Sirope, pemandian alam Tilangnga, dan
perumahan adat Sillanan. Sebagian besar objek wisata tersebut adalah objek wisata alam, dan
beberapa di antaranya sudah dikenal oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Selain kedelapan obyek wisata unggulan yang sangat potensial dikembangkan tersebut, masih
ada beberapa tradisi, adat dan budaya yang merupakan ikon pariwisata di daerah ini yang
sudah dikenal hingga ke mancanegara. Kuncinya adalah obyek wisata di Kabupaten Tana
Toraja harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius oleh semua pihak karena
Tana Toraja telah dinominasikan sebagai salah satu dari 23 situs dalam daftar World Heritage
Culture oleh Unesco.
Dalam sebuah sumber http://www.sulsel.go.id Visi dan Misi Kabupaten Toraja adalah
sebagai berikut :
VISI
72
1. Terwujudnya Pemerintahan yang kompeten mengelola pembangunan menuju
terciptanya masyarakat religius, sejahtera, berkeadilan sesuai karakteristik ekologis,
sosial, ekonomi, dan budaya Tana Toraja.
MISI
1. Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata kelola pemerintahan dalam
rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan serta distribusi layanan publik yang bersih,
transparan, dan akuntabel.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan mutu pendidikan dan
layanan kesehatan. Penguatan kapasitas peran institusi keagamaan, sosial kemasyarakatan,
kepemudaan, dan perempuan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk serta
pengendalian pertumbuhan penduduk dalam rangka terciptanya ketahanan serta
kesetiakawanan sosial.
3. Peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pendayagunaan dan pengembangan potensi
sumber daya pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan serta pengembangan usaha
kecil menengah dengan mengandalkan partisipasi seluruh elemen masyarakat dan dunia
usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan.
4. Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur desa-kota untuk membuka isolasi wilayah
khususnya daerah terpencil guna mendukung kelancaran akses layanan publik, arus barang
dan jasa, pengembangan dan diversifikasi potensi pariwisata serta berbagai potensi usaha
produktif masyarakat.
73
5. Menjadikan Tana Toraja sebagai kabupaten terdepan dalam pengembangan program "
Gerakan Hijau (Go Green) serta pariwisata berbasis Budaya dan Lingkungan ( Eco-Culture
Tourism ) di Sulawesi Selatan.
Visi Kabupaten Tana TorajaTerwujudnya Tana Toraja sebagai daerah idaman yang
paling indah tempat tinggal masyarakat yang beriman dan mandiri, kreatif, dinamis, sejahtera
dan penuh kasih persahabatan. Misi Kabupaten Tana Toraja
1. Meningkatkan mutu manusia dalam berbagai eksistensi masyarakat Tana Toraja.
2. mengoptimalkan penataan ruang dan pelestarian lingkungan.
3. Membangun prasarana perhubungan dan sarana perekonomian.
4. Meningkatkan kualitas pendidik an dengan restrukturisasi sistem dan
penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang.
5. mengoptimalkan otonomisasi daerah melalui peningkatan kualitas pemerintahan
daerah.
6. menata dan membangun kembali kelembagaan sosial, ekonomi dan bisnis termasuk
koperasi.
7. Mengoptimalkan pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Pariwisata.
8. Mendorong para pengusaha Kecil dan Menengah agar dapat mengembangkan
usahanya secara mandiri, profesional.
9. Membangun ekonomi kerakyatan Tana Toraja yang bertumpu pada sektor pertanian
dan pariwisata.
Menurut sumber http://visittanatoraja.org, berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah
Nomor 49 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Kerja Dinas Daerah Kabupaten Toraja
Utara, yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja
Utara Nomor Tahun 2011, Dinas Kebudayaan, Pariwisata sebagai SKPD yang bertanggung
74
jawab merumuskan kebijakan teknis, pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan
umum, pembinaan teknis, pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang kebudayaan
dan pariwisata, pengelolaan ketatausahaan Dinas, pelaksanaan tugas lain di bidang kebudayaan,
pariwisata yang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pernyataan Visi
Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah dikemukan, maka telah
tergambar keinginan dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan yang
merupakan berbagai dasar pemikiran yang dirumuskan sebagai rambu-rambu didalam
Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara pada masa
mendatang yang penuh dengan harapan dan tantangan, dimana harus dipedomani oleh
insan kebudayaan dan kepariwisataan untuk lebih berperan dalam melaksanakan
pembangunan daerah yang terencana dan berkesinambungan, Untuk itu Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata merumuskan Visi sebagai berikut: TERWUJUIDNYA
DAERAH WISATA BUDAYA DENGAN KREATIFITAS PENGELOLAAN
UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT.
Pernyataan Misi
Dalam mengimplementasikan visi pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan
tersebut diatas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan berpedoman pada tugas pokok
dan fungsi sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan
kepariwisataan yang transparan, akuntabel dan mengutamakan kepentingan masyarakat,
yang mempunyai misi sebagai berikut adalah:
1. Melakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai
luhur.
2. Mendukung pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata yang berdaya saing
global.
75
3. Melakukan pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata.
4. Menciptakan ketatalaksanaan yang bersih dan akuntabel serta layanan publik yang
ramah.
5. Melakukan pembinaan dan kerjasama pengembangan seni budaya dan kerajinan untuk
meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.
Tujuan
Berdasarkan visi dan misi maka ditetapkan tujuan pembangunan kebudayaan
dan kepariwisataan tahun 2010 - 2016 sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas masyarakat yang berbudi pekerti luhur beserta hasil
karyanya.
2. Meningkatnya kemandirian dan daya saing dalam perekonomian daerah.
3. Meningkatnya pemerataan pembangunan objek wisata pada setiap wilayah.
4. Meningkatnya perlindungan, pelestarian dan pengembangan keragaman budaya
Toraja Utara dengan produk pariwisata yang inovatif
5. Meningkatnya persatuan dan cinta tanah air serta kerjasama provinsi dan
nasional dalam bidang pengembangan kebudayaan dan pariwisata Toraja Utara.
Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara adalah
sebagai berikut:
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat
a. Sub Bagian Program dan Keuangan;
b. Sub Bagian Umum;
c. Sub Bagian Kepegawaian.
76
3. Bidang Pemasaran
a. Seksi Promosi;
b. Seksi Hubungan Lembaga Wisata dan MICE;
c. Seksi Analisa Pasar dan Investor.
4. Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Peran Serta Masyarakat:
a. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan Peran Serta dan Peningkatan
Kesadaran Masyarakat.
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia.
c. Seksi Pembinaan Event dan Daya Tarik Wisasta.
5. Bidang Aneka jasa Pariwisata dan ODTW
a. Seksi Aneka Sarana Wisata;
b. Seksi ODTW;
c. Seksi Usaha pariwisata.
6. Bidang Kebudayaan dan Kesenian
a. Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional;
b. Seksi Kesenian;
c. Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman.
7. Unit Pelaksanaan Tehnis Dinas (UPTD)
8. Kelompok J abatan Fungsional
Dalam Peraturan Daerah tersebut, disebutkan pula bahwa Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Toraja Utara mempunyai tugas melaksanakan tugas pembantuan di
bidang Kebudayaan dan Pariwisata.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Toraja Utara menyelenggarakan fungsi
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang Kebudayaan dan Pariwisata
77
2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang Kebudayaan dan
Pariwisata
3) Pembinaan teknis di bidang Kebudayaan dan Pariwisata
4) Pengelolaan ketatausahaan Dinas.
5) Pelaksanaan tugas lain di bidang Kebudayaan dan Pariwisata yang diberikan oleh
Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata dibantu oleh seorang Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang masing-masing
Bidang Kebudayaan, Bidang Pemasaran, Bidang Pengembangan Sumber Daya & Peran
Serta Masyarakat dan Bidang Usaha Jasa Pariwisata.
Tujuan
Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang sesuatu yang perlu dilakukan untuk
mencapai Visi, melaksanakan Misi dengab Menjawab Isu-Isu Strategis daerah dan
permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam
penyusunan pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan
tersebut. Tujuan pembangunan dalam RPJ MD 2010-2015 dikelompokan dalam setiap Misi
sebagai berikut :
Misi I : Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata-kelola
pemerintahan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan serta distribusi
layanan publik yang bersih, transparan dan akuntabel
Tujuan :
1. Menciptakan Tata Pemerintahan yang baik
2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik
78
Misi II : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan Mutu
Pendidikan, dan Layanan Kesehatan, Penguatan kapasitas peran institusi ke-Agamaan,
Sosial Kemasyarakatan, Kepemudaan, dan Perempuan dalam rangka terciptanya
ketahanan serta kesetiakawanan sosial
Tujuan :
1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia.
2. Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Gizi Masyarakat
3. Pembinaan Keagamaan
4. Pembinaan Pemuda, Olah Raga, Seni dan Budaya berdayaan Perempuan
Misi III : Pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dan pengembangan
sumber daya ekonomi lokal dengan mengandalkan partisipasi seluruh elemen
masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan.
Tujuan :
1. Memberdayakan dan mendayagunakan Sumber Daya Ekonomi Lokal Masyarakat.
2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasinya
pada pembangunan.
Misi IV : Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur desa kota untuk membuka
isolasi wilayah khususnya daerah terpencil guna mendukung kelancaran akses layanan
publik, arus barang dan jasa, pengembangan dan diversifikasi potensi pariwisata serta
berbagai potensi usaha produktif masyarakat.
Tujuan :
1. Peningkatan infrastuktur lembaga dan kota.
Misi V : Menjadikan Tana Toraja sebagai kabupaten terdepan dalam pengembangan
program Gerakan Hijau (Go Green) serta pariwisata berbasis budaya dan
lingkungan (Eco-Culture Tourism) di Sulawesi Selatan.
79
Tujuan :
1. Peningkatan daya dukung lingkungan, budaya dan pariwisata
Sasaran
Sasaran adalah hasil yang diharapakan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara
terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan daSlam jangka waktu 5
(lima) tahun kedepan.
Misi III, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi III selanjutnya dijabarkan
dalam beberapa sasaran sebagai berikut :
1. Pengembangan petanian, perkebunan, peternakan, perikanan air tawar, kehutanan,
pertambangan sesuai Klasterisasi Wilayah berdasarkan komoditas unggulan dan kelayakan
teknologi dalam rangka pengembangan kawasan Agropolitan Dataran Tinggi sekaligus
mendukung program Go Green dan Eco-Culture Tourism
2. Pemberdayaan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan melalui pengembangan
Koperasi, UKM dan Industri Kecil berbasis masyarakat
3. Pengembangan industri rumah tangga (Home Industry) dengan mengandalkan peran
perempuan sebagai sektor alternatif yang selaras dengan pengembangan pariwisata serta
pendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja
4. Program permodalan untuk usaha-usaha produktif masyarakat dengan sistem kredit
lunak dan atau dana bergulir
5. Program revitalisasi pasar tradisional dan pengembangan pusat pelayanan informasi
pasar komoditas dalam rangka penyediaan kemudahan dan perluasan akses pasar di tingkat
lokal, regional, nasional dan internasional
6. Peningkatan ketrampilan/wirausaha mandiri & pengembangan usaha produktif bagi
pemuda-pemudi putus sekolah usia produktif serta para sarjana yang belum bekerja.
80
7. Perlindungan dan Pelestarian kawasan hutan lindung
8. Pelestarian (bio-diversity) sumber daya hayati lokal/asli Tana Toraja
9. Pengembangan Hutan Rakyat, Hutan Tongkonan, dan Hutan Produksi
10. Perlindungan sumber-sumber mata air
11. Konservasi Daerah Aliran Sungai
12. Penanggulangan lahan kritis dan kawasan penyanggah dengan teknologi ramah
lingkungan
13. Mitigasi, pengurangan resiko bencana, penanggulangan bencana alam dan tanggap
darurat bencana.
14. Pemanfaatan sumber daya pertambangan dan energi
Misi IV, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi IV selanjutnya dijabarkan
dalam beberapa sasaran sebagai berikut :
1. Pembangunan jalan, drainase dan jembatan pada wilayah tertinggal khususnya
wilayah bagian barat dan utara, serta wilayah-wilayah tertinggal lainnya di bagian timur dan
selatan
2. Pembangunan jalan dan perbaikan sarana/prasana penunjang antar kecamatan dan
Lembang/kelurahan utamanya pada sentra-sentra wilayah pengembangan Agropolitan
Dataran Tinggi dan Eco-Culture Tourism
3. Pembangunan jalan pertanian serta jalan perkebunan/kehutanan utamanya pada
sentra-sentra wilayah pengembangan Agropolitan Dataran Tinggi, Obyek-obyek wisata
tradisional, dan Eco-Culture Tourism
4. Perbaikan dan pembangunan jaringan air minum sehat dan jaringan drainase
perkotaan dan Lembang
5. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi untuk pengembangan pertanian
tanaman pangan
81
6. Pengembangan, pemanfaatan ruang dan Penataan Ruang Pemukiman.
7. Penyelesaian Bandara Tana Toraja
8. Pemamfaatan Teknologi Lokal
Misi V, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi V selanjutnya dijabarkan
dalam beberapa sasaran sebagai berikut :
1. Pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur budaya dan pariwisata.
2. Revitalisasi obyek-obyek budaya dam wisata tradisional dan wisata alam.
3. Pelestarian situs-situs purbakala dan peninggalan sejarah.
4. Revitalisasi seni-budaya tradisional.
5. Promosi dan pemasaran Eco-Culture Tourism dengan melibatkan partisipasi dunia
usaha dan masyarakat
6. Go Green berbasis wisata.
7. Pengelolaan kawasan Agropolitan dataran Tinggi dalam rangka Eco Tourism.
8. Sadar wisata lingkungan dan budaya bagi murid-murid sekolah tingkat SD, SMP, dan
SMA.
Budaya Suku Toraja Sistem Religi, Organisasi Sosial dan Kepemimpinan Suku
Toraja
Masyarakat Toraja memiliki kepercayaan yang disebut Aluk Todolo. Aluk berarti
aturan dan Todolo berarti nenek moyang. Hakikat Aluk Todolo adalah pandangan terhadap
alam dan pandangan terhadap leluhur yang diimplementasikan dalam aturan-aturan dan
upacara-upacara adat. Sampai saat ini masyarakat Toraja masih memegang teguh aturan
upacara-upacara adat seperti Aluk Rambu Tuka / Aluk Rampe Matallo yaitu aturan upacara
pengucapan syukur untuk kehidupan dan keselamatan serta Aluk Rambu Solo / Aluk Rampe
Matampu yaitu aturan upacara kematian dan pemakaman. Masyarakat Toraja juga
mengenal Liang atau kuburan adapt Toraja. Menurut ajaran Aluk Todolo, seperti halnya
semasa hidup, pada waktu mati pun manusia berkumpul dalam satu tongkonan
82
(Tangdilingtin, 1974). Tulang belulang dan jasad tubuh dikumpulkan dalam satu tempat yang
disebut Liang atauTongkonan Tang Merambu (tongkonan tidak berasap).
Liang merupakan pasangan dari tongkonan dan dinyatakan sebagai warisan dan
pusaka dari satu keluarga. Selain dalam hal upacara, adat juga menentukan dalam kehidupan
perekonomian masyarakat Toraja. Hampir semua lahan persawahan, perkebunan dan tegalan
yang dimiliki oleh masyarakat berada dibawah kuasa hukum adat. Pengaturan, pengendalian
dan pemanfaatan ruang dan lahan termasuk didalamnya pembangunan prasarana jalan, sistem
dan distribusi air yang berasal dari mata air pegunungan untuk saluran irigasi persawahan dan
sebagainya ditentukan oleh penguasa dan hokum adat. Masyarakat Toraja memiliki lembaga
dan organisasi sosial yang mengelola kehidupan di lingkungan permukiman pedesaan. Setiap
daerah adat besar terdiri dari beberapa kelompok adat yang dikuasai oleh satu badan
musyawarah adat yang disebut Kombongan Ada. Setiap Kombongan Ada memiliki
beberapa penguasa adat kecil disebut Lembang. Di daerah lembang masih terdapat penguada
adapt wilayah yang disebutBua.
Tongkonan Sebagai Sumber Kebudayaan Masyarakat Suku Toraja
Tongkonan berarti tempat penguasa adat untuk mendengarkan, membicarakan dan
menyelesaikan masalah-masalah penting dalam membina persatuan kehidupan dan harta
warisan keluarga menurut tradisi masyarakat Toraja. Tongkonan sangat berperan dan
berfungsi membentuk kepribadian, tradisi dan budaya Toraja dengan dasar kesatuan
kekeluargaan dan gotong royong dalam hidup dan kehidupan sosial ekonomi dan budaya.
Masyarakat Toraja membedakan antaraTongkonan sebagai rumah adat keluarga Toraja,
sumber kekuasaan adat dan pemerintahan adat Toraja denganBanua barang-barang yaitu
rumah atau tempat tinggal pribadi orang Toraja. Tongkonan merupakan sumber budaya
tradisional Toraja, seperti yang tercermin dalam ungkapan-ungkapan berikut :
83
Tongkonan ditimba uainna artinya : uai berarti air dan ditimba artinya ditimba,
yang mengandung makna Tongkonan sebagai sumber bahan makanan bagi warganya.
Tongkonan dikalette tanananna : dikalet teartinya dipetik dan tanananna berarti
tanaman yang mengandung makna bahwa Tongkonan sebagai sumber bahan makanan
bagi warganya
Tongkonan diretok kayunna : artinya tanah milik tongkonan pemanfaatannya
berfungsi sosial dalam arti kata seluas-luasnya
Tongkonan dikumba litakna : litakna artinya tanah milik tongkonan
pemanfaatannya berfungsi sosial dalam arti kata seluas-luasnya.
Tongkonan dipoada adana, dipoaluk alukna : artinya adat istiadat, aluk artinya
agama (religius) yang mengandung makna bahwa segala tindakan, tata kelakuan, pola
hubungan sosial, norma-norma dan aturan-aturan dalam kehidupan bersama
bersumber dari Tongkonan yang dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan.
Permukiman Perdesaan
Kondisi desa dan perdesaan di Tana Toraja mempunyai ciri yang hampir sama
walaupun ada sedikit perbedaan, baik ditinjau dari sudut lokasi geografis, etnologis/silsilah
dan sosial budayanya ataupun mata pencahariannya. Desa-desa tradisional Toraja pada
umumnya memiliki ciri umum yaitu dengan kelompok rumah-rumah adat untuk tempat
tinggal keluarga sedikitnya antara 5 - 10 keluarga dan disesuaikan dengan kondisi topografis
serta lokasinya menyebar di lereng pegunungan. Setiap kelompok rumah-rumah penduduk
memiliki tongkonan dan alang atau lumbung padi untuk kegiatan sosial ekonomi dan
kehidupan tradisi dan budaya mereka. Tongkonan biasanya secara turun temurun dilengkapi
dengan ladang dan sawah untuk bertani, serta binatang ternak dengan memelihara kerbau dan
babi. Secara umum kondisi lingkungan permukiman di pedesaan Toraja tidak kekurangan
rumah, tetapi kualitas lingkungannya tidak memadai.
84
Hal tersebut antara lain disebabkan oleh masih rendahnya tingkat penghasilan maupun
tingkat sosial budaya masyarakatnya. Dikalangan masyarakat tertentu, karena adanya
kepercayaan melindungi gangguan dari luar serta serangan terhadap penyakit, sehingga masih
terdapat rumah tanpa bukaan untuk jendela dan lantai dari tanah yang lembab. Kondisi air
bersih pedesaan dan saluran buangan limbah pada umumnya menunjukkan kualitas yang
rendah. Kandang ternak kerbau dan babi pada umumnya sangat berdekatan atau menyatu
dengan tempat tinggal di rumah adat atau tongkongan. Rumah adat dapat dipastikan
menghadap ke utara. Posisi ini mengandung pengertian bahwa jendela yang menghadap timur
secara filosofi melambangkan kehidupan karena timur adalah arah masuknya sinar matahari.
Rumah adat kepemilikannya secara turun temurun dan bersifat komunal.
Dengan pola ini maka tidak ada pembagian warisan khususnya untuk wiilayah Toraja
Selatan. Sementara wilayah utara ada sebagian yang dibagi sehingga ada sebagian bidang
tanah yang beralih kepemilikannya. Tongkonan diseluruh Tana Toraja secara adat dan tidak
tertulis terbagi menjadi 32 wilayah adat, disini terdapat suatu aturan tidak tertulis bahwa
antara satu wilayah adat dengan wilayah adat lainnya tidak boleh saling mengintervensi. Di
Tana Toraja tak ada bengkok seperti di daerah lain, dengan adanya bangunan tongkonan
dengan segala sarananya (ladang, sawah, dan lain lainnya) dengan sendirinya wilayah Tana
Toraja sudah terbagi habis dengan keberadaan tongkonan.
Tata Letak Bangunan Pada Perkampungan/Desa Adat Tua
Desa Adat Kete Kesu
Desa Kete kesu terletak 4 Km sebelah tenggara
Kota Rantepao. Desa ini merupakan salah satu obyek
unggulan di Tana Toraja. Terkenal karena terdapat
perkampungan adapt tua, lumbung-lumbung padi dan batu
85
menhir yang terletak di antara areal persawahan juga kompleks pemakamanbagi kaum
bangsawan beberapa meter di bagianbelakang rumah. Disini ditemukan kuburan purba
tergantung dari atas dinding-dinding batu disertai patung-patung (tau-tau). Di lokasi ini
terdapat pengukir dan pematung yang cakap membuat barang-barang kerajinan. Pada Desa
Kete Kesu ini juga terdapat museum yang merupakan sarana penunjang aktivitas pariwisata
yang ada di Desa Kete Kesu ini. Mata pencaharian utama masyarakatnya adalah pertanian.
Hal ini terlihat dari banyaknya penggarap lahan yang ada. Pariwisata merupakan usaha
sampingan, bukan merupakanKerajinan adalah usaha sampingan bagi masyarakatnya, namun
lebih banyak bersifat pemasaran/distribusi saja, karena hanya beberapa masyarakat yang
membuat kerajinan, sebagian besar barang dagangan dibuat oleh masyarakat dari luar kete
kesu , bahkan ada yang berasal dari luar Desa Kete Kesu sebagai contoh songket bali
lombok yang berasal dari J ogya dan lainnya. Sebagian besar rumah Tongkonan yang ada di
Kete Kesu tidak dihuni karena masyarakatnya banyak yang bekerja di luar namun masih
ada sanak famili perwakilan dari masingmasing tongkonan yang membangun rumah batu
sendiri di sekitar Kete Kesu. Sebagian lumbung masih terpakai meski tidak effektif. Hal ini
terlihat ketika musim panen melimpah, padi hanya diletakkan di bawah kemudian ditutupi
dengan terpal, sehingga tidak dinaikkan ke atas lumbung.
Desa Adat Palawa
Desa Palawa terletak 12 Km dari
Kota Rantepao yang merupakan salah satu
obyek unggulan wisata dimana terdapat
perkampungan adat tua. Mata pencaharian
utama masyarakatnya tetap bertani namun
sebagian masyarakatnya ada juga yang menjadi pegawai negeri atau swasta. Kondisi saat
ini tongkonan cenderung kosong dan tidak dihuni karena masyarakat sudah membuat
86
rumah batu sendiri di belakang atau disekitar tongkonan keluarga mereka, alasannya
selain karena tongkonan di Pallawa ini sudah dijadikan cagar budaya juga karena
Tongkonan kurang praktis untuk digunakan sebagai tempat tinggal karena tidak bisa
dimiliki perseorangan (milik keluarga besar) sehingga orang cenderung membuat rumah
batu yang hak dan kenyamanannya lebih terjamin.
Desa Adat Siguntu
Desa ini terletak 4 Km dari Rantepao. Di Desa Siguntu ini terdapat beberapa rumah
adat tongkonan dan lumbunglumbung padi. Situs ini adalah milik bangsawan bernamaPong
Tandi Bulaan. Pekerjaan masyarakat Siguntu yaitu bertani dengan dengan sawah yang berada
di daerah bawah namun tidak digarap sendiri karena jumlah masyarakat Siguntu yang sedikit,
sebagian besar keturunan mereka berada di luar Tana Toraja, pembagian hasil 50 % untuk
pemilik sawah dan 50 % untuk penggarap, namun hasil panen disimpan di bawah sehingga
lumbung yang ada di atas lebih sering kosong dan banyak berfungsi hanya ketika upacara
adat saja sebagai tempat menerima tamu. Disamping bertani padi sawah masyarakat Siguntu
juga memiliki usaha penggemukan kerbau serta petani Kebun Kopi yang ada di Pendek. Dulu
terdapat aktivitas pariwisata di Siguntu namun sekarang tidak ada karena kalah pamor
dibandingkan dengan Pallawa dan Kete Kesu. Rumah Tongkonan yang ada di Desa
Siguntu ini sebagaimana halnya Tongkonan yang ada di Tana Toraja tidak dikenai PBB dan
tidak disertifikatkan, namun rumah batu yang dibangun di sekitarnya dikenai PBB.
Desa Adat Baruppu
Bangunan tongkonan di desa ini masih ditinggali
dan masih alami meskipun ada beberapa perubahan kecil
yaitu misalnya penambahan dinding pada bangunan
bawah tongkonan, pembuatan kamar mandi, serta
87
kandang babi ada di belakang rumah. Sudah ada tempat ternak hewan bersama namun sejauh
ini belum terdapat banyak ternaknya. Mata pencaharian masyarakat disini mayoritas petani
padi sawah dan petani kopi, ada juga yang berkebun alpokat dan markisa, bertambak ikan,
pengelola turbin air, ternak babi dan kerbau serta ayam.
Kegiatan para wanita, membantu suami di sawah dan kebun, namun demikian masih
banyak waktu luang karena sawah dan kebun tidak digarap setiapm hari. Sawah hanya
digarap ketika tanam dan panen yang berlangsung 2 kali dalam setahun demikian juga
dengan kopi.
Desa Rante Karrasik, Londa, Buntupune dan Sakdan
Disamping desa-desa adat yang telah
digambarkan di depan sesungguhnya Tana
Toraja secara keseluruhan adalah hamparan
semesta yang sarat dengan warisan
budaya yang berwujud material dan non
material. Warisan berwujud material seperti
bangunan dan situs-situs dan non material
berupa legenda-legenda dan keyakinan yang
menyatu dalam kehidupan keseharian
masyarakatnya. Beberapa desa yang
menonjol warisan budayanya antara lain
Desa Sadan, Rante Karassik, Londa dan Buntupune. Sadan adalah desa yang merupakan
hulu sungai Sadan yang mengairi desadesa dibawahnya. Desa ini memiliki kekayaan alam
yang indah dan kerajinan kain tenun yang ditenun oleh tangan-tangan terampil mulai tahun.
88
Desa Rante Karassik memiliki peninggalan berupa situs megalitik yang terletak pada
lembah dengan latar belakang gunung. Namun disayangkan tidak ada informasi khusus
tentang sejarah dari situsnya. Buntupune dan londa mirip desa adat lainnya namun disini
banyak peninggalan berupa pekuburan pada tebing-tebing yang tinggi dan ditandai dengan
patung-patung diri nenek moyang.
Masyarakat Toraja
o Bentang alam hijau, pegunungan dan iklim yang nyaman ditunjang pola berkebun dan
bertani menciptakan harmoni alam yang khas Tana Toraja.
o Masyarakat Tana Toraja memiliki budaya khas dan spesifik yang memiliki kekuatan
dan keutuhan dalam membentuk pola kehidupan masyarakatnya. Nilai, norma dan
tradisi warisan nenek moyang ini masih eksis sampai saat ini dan menjadi pegangan
dan orientasi nilai nilai kehidupan keseharian masyarakatnya.
o Warisan budaya yang berupa Arsitektur tradisional dan pola tata letak massa
bangunan di permukiman perdesaan relative terpelihara dengan baik.
89
o Kepercayaan Aluk Todolo yaitu pandangan untuk kelestarian atau harmonisasi
kehidupan duniawi terhadap alam dan pandangan terhadap leluhur diimplementasikan
dalam aturan dan upacara adat yang dipatuhi hingga saat ini.
o Akses pendukung kawasan berupa infrastruktur jalan penghubung antar kawasan,
relatif baik dengan kondisi jalan datar serta berada dekat dengan Pusat kota Rantepao.
3.2 Kondisi Aktual Destinasi Toraja dan Sekitarnya
3.2.1 Product Analysis
Menurut sumber J ustine Vaisutis (2007:687) memaparkan sebagai berikut,
Atraksi Wisata
Tanatoraja adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sungguh unik, kepulauan
budaya yangdi kelilingi oleh pegunungan, Toraja mempercayai bahwa ada kehidupan setelah
kematian dengan berbagai upacara mereka yang sangat rumit dan nyaris sama dengan
keindahan adat Bali, rumah orang Batak di Sumatra dan budaya megalitik Sumba. Kuburan
batu, kuburan gantung , tau tau (manusia kerdil) .
Suku Torajaadalah suku yang menetap di pegunungan bagian utaraSulawesi
Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya
masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, danKabupaten
Mamasa.
[1]
Mayoritas suku Toraja memeluk agamaKristen, sementara sebagian
menganut Islamdan kepercayaananimismeyang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah
Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma.
Terlindung aman di luar gunung tinggi dan tebing batu granit, inilah tempat dimana
masyarakat Toraja tinggal, di sebuah lembah subur dengan terasering sawah menghijau dan
perkebunan kopi yang subur. Inilah salah satu tempat terindah di Indonesia yang menyimpan
daya magis dalam kultur extravaganza Tana Toraja serta bebatuan megalitik Lore Lindu.
90
Pesonanya terkuak ketika tengkorak-tengkorak manusia menunjukan
kemisteriusannya kepada wisatawan juga puluhan kerbau dan babi yang pasrah disembelih
untuk upacara kematian demi sebuah ritus Orang Mati yang Hidup .
Di sinilah wisatawandapat melihat situs makam pahat di Lemo, makam goa purba di
Londa, menhir di Rante Karassik, dan perkampungan Kete Kesu unik. Semuanya
terpeliharanya dalam bingkai adat budaya karena masyarakatnya sangat menghormati leluhur
dengan tetap menjaga eksistensi pekuburannya. Menurut sumber
http://www.sulsel.go.id/wisata, selengkapnya berikut adalah penjabran sebaran atraksi wisata
yang terdapat di Toraja dan sekitarnya :
1. Pallawa
Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja.
Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian
tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian
dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat
untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-
sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial
Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut alang. Tiang-
tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (bangah) saat ini sebagian sudah
91
dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan
matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Tongkonan Pallawa adalah
salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan
tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah
adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao.
2. Londa
Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas
Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam
dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan
terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Londa terletak de Desa Sendan Uai,
Kecamatan Sanggalai, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao, Tana Toraja.
3. Ke'te Kesu
92
Kete Kesu berarti pusat kegiatan, dimana terdapatnya
perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan kuburan. Pusat kegiatannya adalah berupa
deretan rumah adat yang disebut Tongkonan, yang merupakan obyek yang mempesona di
desa ini. Selain Tongkonan, disini juga terdapat lumbung padi dan bangunan megalith di
sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing
dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini
memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan
keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus
untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao.
4. Batu Tumonga
93
Gambar Batu Tumonga
Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran
dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki ketinggian sekitar 2 3
meter. Dari tempat ini anda dapat melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya.
Terletak di daerah Sesean dengan ketinggai 1300 Meter dari permukaan laut.
5. Lemo
Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan
Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). Di bukit ini terdapat sekitar 75
lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5
M. Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan biaya sekitar
Rp. 30 juta. Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda
dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam.
Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada
waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma
Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja.
94
Gambar Kuburan di Bukit Batu Lemo
6. Kuburan Bayi Kambira
Di kuburan ini, bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam
sebuah lubang yang dibuat di pohon Tarra. Bayi ini dianggap masih masih suci. Pohon
Tarra dipilih sebagai tempat penguburan bayi, karena pohon ini memiliki banyak getah yang
dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Dengan menguburkan di pohon ini, orang-orang
Toraja menganggap bayi ini seperti dikembalikan ke rahim ibunya dan mereka berharap
pengembalian bayi ini ke rahim ibunya akan menyelamatkan bayi-bayi yang akan lahir
kemudian.
Pohon Tarra memiliki diameter sekitar 80 100 cm dan lubang yang dipakai untuk
menguburkan bayi ditutup dengan ijuk dari pohon enau. Pemakaman seperti ini dilakukan
oleh orang Toraja pengikut ajaran kepercayaan kepada leluhur. Upacara penguburan ini
dilaksanakan secara sederhana dan bayi yang dikuburkan tidak dibungkus dengan kain,
sehingga bayi seperti masih berada di rahim ibunya. Kuburan ini terletak di Desa Kambira,
tidak jauh dari Makale, Tana Toraja.
95
Gambar Kuburan Bayi Kambira
7. Arung Jeram Sungai Sadan
Sungai Sadan memiliki panjang sekitar 182 km dan
lebar rata-rata 80 meter serta memiliki anak sungai sebanyak 294. Di sepanjang Sungai ini
terdapat beberapa jeram dengan tingkat kesulitan yang berbeda, seperti jeram Puru dengan
kategori tingkat kesulitan III; jeram Pembuangan Seba dengan kategori tingkat kesulitan IV,
yaitupermukaan air di pinggir sungai yang lebar dan tiba-tiba menyempit dengan cepat; jeram
Fitri dengan kategori tingkat kesulitan V, yaitu berupa patahan dan arus sungai yang
menabrak batu besar yang dapat menyebabkan perahu menempel di batu dan terjebak
diantaranya. Selain itu, topografi daerah ini juga sangat menarik dengan keindahan alam dan
udara yang sejuk di sepanjang perjalanan. Lokasi Sungai Sadan ini dimulai dari jembatan
gantung di Desa Buah Kayu kabupaten Tana Toraja dan berakhir di jembatan Pappi
96
Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
8. Upacara Adat Rambu Solo
Rambu Solo dalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja yang bertujuan
untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh,
yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat
peristirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian karena
orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara
ini digenapi. J ika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang
sakit atau lemah, sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu
dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak
berbicara.
Gambar Upacara Adat Rambu Solo
97
Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakan disebuah
lapangan khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual, seperti proses
pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas dan perak pada peti
jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, dan proses pengusungan
jenazah ke tempat peristirahatan terakhir.
Selain itu, dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang
dipertontonkan, diantaranya adu kerbau, kerbau-kerbau yang akan dikorbankan di adu
terlebih dahulu sebelum disembelih, dan adu kaki. Ada juga pementasan beberapa musik dan
beberapa tarian Toraja.
Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya dengan sekali
tebasan, ini merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja. Kerbau yang akan disembelih
bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapi kerbau bule Tedong Bonga yang harganya
berkisar antara 10 50 juta per ekornya. Upacara adat ini biasanya dilaksanakan di Kampung
Bonoran, Desa Kete Kesu, Kecamatan Kesu, Tana Toraja.
9. Buntu Burake
Buntu Burake terletak kurang lebih 2 km dari kotaMakale di Kecamatan Makale. Dari
ketinggian bukit ini, kita dapat menikmati pemandangan yanga sangat indah kekota Makale.
Lokasi ini akan dikembangkan menjadi land mark dari kota Makale yakni alam terbuka,
bersih dan lingkungan yang sehat. Sementara itu, untuk wisata kuliner tanaman pagi, atau
98
kluwek merupakan tanaman endemic dimana dari kulit hingga isinya tetap dimakan.
Utamanya isi paling dalam bersama pammarrasan diyakini sebagai makanan yang sangat
least bila dimasak bersama dengan sayur, daging atauikan. Makanan ini juga menjadi bahan
dari salah satu makanan tradisional yang sangat terkenal dari Tanah Toraja yakni pantollo
pamarrasan. Disini juga dijumpai penyedap tuak dari pohon ijuk. J enis minuman ini sangat
dibutuhkan untuk keperluan upacara adat.
10. Makula
Makula terletak12 km dari Makale di Kecamatan Sangalla Selatan. Ada mata air
panas dengan kolam untuk berendam. Menurut kepercayaan masyarakat, airnya bias
menyembuhkan penyakit kulit. J uga tersedia kamar kamar untuk bermalam.
11. Sillanan
Sillanan adalah sebuah perkampungan tradisional di Kecamatan Gandangbatu Sillanan.
Terletak kira kira 10 km arah selatan Makale. Di sini kita dapat melihat beberapa rumah
adat tongkonan yang dijadikan pusat pemerintahan adat pada masa lampau. Setiap rumah
tongkonan memiliki fungsi yang berbeda beda dalam pemerintahan adat tersebut. Lokasi ini
menawarkan pemandangan alam yang indah karena berada di atas bukit. Terdapat juga kamar
kamar sederhana dirumah rumah tamben untuk bermalam.
12. Tumbang Datu-Debo
Tumbang Datu Bebo adalah salah satu perkampungan adat terletak di Kecamatan
Sangalla Utara. 7 km dari Makele. Disini terdapat banyak rumah adat tongkonan, lokasi
upacara adat, mata air, pemakaman purba, kuburan bayi di pohon, benteng pertahanan purba,
dan lain lain. Masyarakat masih sangat memegang teguh tradisi Tidak jauh dari lokasi
diatas puncak bukit, terdapat sebuah pohon cendana sebagai peringatan terhadap perjanjian
antar suku bernama Basse Kasalle. Pada tahun 1683 terjadilah sebuah peperangan besar
99
dipimpin Toraja dari setiap wilayah. Salah seorang anggotanya adalah Tumbang Datu dari
Balik. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dangan semboyan : Misa kada dipotuo,
pantan kada sipomate artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Akhirnya, peperangan
dimenagkan
13. Tumakke
Tumakke adalah sebuah kampong kecil di Kecamatan Rembon, terletak10 km arah
barat Makale. Diobjek ini kita jumpai sebuah rumah adat yang unik. Rumah tongkonan ini
memiliki atap yang terbuat dari batu yang dalam bahasa Toraja disebuat papa batu Untuk
memasuki rumah tersebut. Seseorang harus mengetukkan kepala selama 3 kali. Di tempat ini
pula dapat ditemukan pengrajin tulang sebagai cindera mata.
14. Tampang Allo
Tampang Allo terletak di Kecamatan Sangalla jaraknya12 km dari Makale. Obyek
ini adalah merupakan goa alam dengan peti mati kuno dan patung-patung milik bangsawan
setempat yakni Puang Manturino dengan istrinya Rangga Bulaan dan keturunannya. Ada
kuburan bayi di sebuah pohon yang hidup yang sama dengan di Kambira. jAda juga sebuah
jalan setapak ke obyek wisata Suaya jaraknya +- 300 meter.
15. Tilangnga
Tilangnga terletak 11 km arah timur Makale di kecamatan Sangalla Pemakaman
kerajaan ditebing tebing batu dengan beberapa patung batung ( tau tau ) serta ..peti mati
berukir purba dan kayu disebut erong dapat ditemukan disini. Makam batu ini
dipersembahkan untuk puang Tamboro Langi danketurunannya. Berdekatan disana kita juga
bisa mendapati pemakaman ini merupakan milik raja raja Sangalla.
16. Air Terjun Sarambun Assing
100
Sarambu Assing terletak kira-kira 35 km dari Makale di Kecamatan Bittuang. Air
terjun dengan aliran air yang sangat jerni mengalir dan hutan. Objek ini sangat berpotensi
untuk dijadikan lokasi kemping. Kita bias mengikuti jalaln-jalan setapak didalam kawasan
hutan pinus untuk mencapai lokasi.
17. Sillanan
Sillanan adalah sebuah perkampungan tradisional di Kecamatan Gandangbatu
Sillanan. Terletak kira-kira 18 km arah selatan Makale. Di sini kita dapat melihat beberapa
rumah adat tongkonan yang dijadikan pusat pemerintahan adat pada masa lampau. Setiap
rumah tongkonan memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam pemerintahan adat tersebut.
Lokasi ini menawarkan pemandangan alam yang indah karena berada di atas bukit. Terdapat
juga kamar-kamar sederhana di rumah-rumah tamben untuk bermalam.
18. Wisata Memancing Barereng
Pemerintah membuka objek wisata baru, jenis minat khusus, yakni memancing di
Barereng, lembang Limbong Sangpolo, kecamatan Kurra. Pemerintah sudah membuka akses
jalan baru dari jalan poros Kurra-Awan menuju ke lokasi objek, yang berjarak sekitar 9
kilometer. Akses jalan yang dibangun itu cukup bagus dan sudah bisa dilewati kendaraan
roda dua maupun roda empat. Hanya butuh perbaikan di beberapa titik, berupa jembatan dan
dua tanjakan yang terlalu berat untuk didaki. Selain membangun jalan, beberapa kolam alam
yang sudah ada sebelumnya di lokasi objek, juga dibenahi. Di lokasi objek wisata
memancing Barereng ini memang tersedia sumber air alam yang cukup dengan debit yang
cukup besar pula. Bentuk kontur bumi yang ada di sekitar situ juga sangat memungkinkan
untuk dikembangkan objek wisata jenis ini.
19. Pango-Pango
101
Pango-Pango terletak 7 km dari kota Makale di Kecamatan Makale Selatan.
Terletak 1100 m dpl dengan hawayang dingin dan lingkungan alam yang alami ditanami
berbagai macam tanaman lokal seperti kopi, coklat, enau, tamarillo, kacang tanah, jagung dan
beragam sayuran serta lainnya pada wilayah ini. Pemandangan ke dataran rendah dimana
kota Makale dapat disaksikan dan bahkan sekeliling Toraja. Selain alam yang indah,
pemerintah juga sedang merencanakan destinasi buatan seperti kolam renang, area berkuda,
ekoturism, trekking dan outbound.
20. Suaya/Sangalla
Suaya terletak 9 km arah timur Makale di Kecamatan Sangalla. Pemakaman kerajaan
di tebing-tebing batu dengan beberapa patung-patung (tau-tau) serta peti mati beruba dari
kayu disebut erong dapat ditemukan disini. Makam batu ini dipersembahkan untuk Puang
Tamboro Langi dan keturunannya. Berdekatan disana kita juga bias mendapati Pemakaman
ini merupakan milikraja-raja Sangalla.
Serta terdapat 12 objek dan daya tarik wisata di Toraja Utara yang didapatkan kabar-
toraja.com dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara:
1.Nama Objek Wisata: Londa
Daya Tarik Wisata Utama: 'Liang Lo'ko', Erong (peti mati kuno), Tau-tau (replika atau tiruan
dari orang Toraja yang sudah meninggal), Kuburan Tergantung
J enis Wisata: Budaya dan Alam
2.Nama Objek Wisata: Rante Karassik
Daya Tarik Wisata Utama: Rante, Simbuang (Batu Menhir), Arena Adu Kerbau
Di Kelurahan/Lembang: Rinding Batu
102
3.Nama Objek Wisata: Ta'pa Langkan
Daya Tarik Wisata Utama: Liang Paa'
J enis Wisata: Budaya
4.Nama Objek Wisata: Sarambu Sikore
Daya Tarik Wisata Utama: Air Terjun
J enis Wisata: Alam
5.Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan (rumah adat Toraja), Panorama
J enis Wisata: Budaya dan Alam
6.Nama Objek Wisata: Buntu Pune
Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan, Liang Paa, Patane
J enis Wisata: Budaya
7.Nama Objek Wisata: Tongka
Daya Tarik Wisata Utama: Gua Alam, Sumur Alam, Tongkonan, Rante (menhir), Kuburan
bayi, Panorama, Gua Benteng, Patung dan kuburan.
J enis Wisata: Budaya dan Alam
8.Nama Objek Wisata: Ranteallo
Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan
J enis Wisata: Budaya
9.Nama Objek Wisata: Pasar Hewan Bolu
Daya Tarik Wisata Utama: Pasar Hewan (kerbau &Babi), Wisata Agro
J enis Wisata: Agro Wisata
10.Nama Objek Wisata: Museum Landorundun
Daya Tarik Wisata Utama: Museum
J enis Wisata: Museum
11.Nama Objek Wisata: Gua Bunda Maria
103
J enis Wisata: Religi
12.Nama Objek Wisata: To Barana
Daya Tarik Wisata Utama: Pusat Pertenunan Tradisional, Panorama tepi sungai
J enis Wisata: Budaya dan Alam
Tahun 2004, berkat kekayaan budayanya, Tana Toraja dimasukkan dalam daftar
sementara warisan budaya dunia oleh UNESCO (Inscription World Heritage-C1038).
Menyambut hal ini masyarakat Toraja menggelar upacara Pesta Toraja (Toraja Fiesta) di
pasar seni Rantepao, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Acara tersebut menyuguhkan
serangkaian tarian dan atraksi dari 15 kecamatan di Tana Toraja. Toraja Fiesta adalah salah
satu perwujudan Rambu Tuka, ungkapan kegembiraan
Ketika wisatawan pergi ke dataran tinggi Tanah Toraja maka bersiaplah terpesona
keindahan alamnya yang menakjubkan. Di saat yang sama ada daya tarik dari masyarakatnya
telah mempertahankan kepercayaan dan tradisi mereka dalam siklus kehidupan yang kekal
dan kematian di Bumi.
J alan dari Makassar ke Toraja sepanjang pantai sekitar 130 km kemudian berakhir di
pegunungan. Setelah masuk ke Tana Toraja di pasar Mebali maka Anda akan memasuki
pemandangan luar biasa berupa batu granit abu-abu dan pegunungan biru. Keindahan ini
sempurna dalam balutan kontras tumbuhan hijau.
Di sini, bangsawan Toraja diyakini keturunan dewa yang turun dengan tangga
surgawi untuk tinggal di Bumi dengan alamnya yang indah ini.
Untuk menjaga kekuatan tanah dan rakyatnya, masyarakat Toraja percaya bahwa
tanah ini harus dipertahankan melalui ritual untuk merayakan mereka hidup dan yang telah
mati, melekat saat musim taman. Di Toraja kehidupan secara ketat dipisahkan dari upacara
kematian.
104
Toraja terkenal dengan upacara kematian yang dapat berlangsung selama berhari-hari
melibatkan seluruh penduduk desa. Tidak hanya pada saat berkabung tetapi juga untuk acara
hiburan dan persaudaraan komunitas yang ada.
Upacara kematian, diadakan setelah musim panen selesai. Biasanya antara bulan J uli
dan September. Sementara upacara kehidupan digelar saat musim tanam di bulan Oktober.
Saat itu penguburan tidak di lakukan dengan segera tetapi ditunda selama beberapa bulan
bahkan kadang bertahun-tahun, disimpan di rumah khusus hingga waktu yang tepat dan
tersedianya dana.
Festival Toraja
Bulan Desember 2013 merupakan momen yang ditunggu-tunggu masyarakat Tana
Toraja. Bagaimana tidak, di bulan tersebut diadakan dua event pariwisata dan budaya
berskala Internasional yaitu Toraja Festival dan Lovely Desember 2013.
Toraja Festival dan Lovely Desember merupakan program pariwisata yang
dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatiff, Pemerintah Provinsi
Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara untuk
mengangkat kembali Toraja kepada dunia internasional. Event pariwisata ini dijadikan
sebagai event pariwisata tahunan di Sulawesi Selatan. Toraja Festival diyakini akan
mengembalikan kejayaan pariwisata Toraja dan dunia bisa mengenal kembali pariwisata
Toraja. Sebuah semangat baru bagi Toraja untuk memperkenalkan keunikan berbagai budaya,
dan seni lokal, khususnya Megalithic Culture yang di miliki mAdapun Susunan Kegiatan di
Festival Toraja dan Lovely Desember yaitu:
1.Moto track wisata
2.Lomba penulisan blog pariwisata toraja
105
3. Lomba lampu hias dan pohon natal
4. Permainan rakyat
5. Pameran seni sandarupa
6. Festifal musik bambu dan drumband
7. Toraja art
8. Parade/ festival musik
9. Lomba fox hunting wisata
10. Cross country sepeda wisata
11. Toraja night festifal
12. Tarian massal
13. Karnaval budaya
14. Puncak acara lovely
15. Kembang api
16. Toraja opera
17. Arsitektur conference
18. Kete arts dan culinaru fair
19. Photography workshop dan exhibition
20. Textile conference dan exhibition
Bahasa Masyarakat Toraja
Keluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa
adalah suatu keluarga besar. Setiaptongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama
106
desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh (sepupu
keempat dan seterusnya) adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan.
Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai dengan sepupu ketiga)
kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta. Hubungan kekerabatan
berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam
pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan utang.
Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. Anak, dengan demikian,
mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga.
Nama anak diberikan atas dasar kekerabatan, dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat
yang telah meninggal. Nama bibi, paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu,
ayah dan saudara kandung.
Sebelum adanya pemerintahan resmi olehpemerintah kabupaten Tana Toraja, masing-
masing desa melakukan pemerintahannya sendiri. Dalam situasi tertentu, ketika satu keluarga
Toraja tidak bisa menangani masalah mereka sendiri, beberapa desa biasanya membentuk
kelompok; kadang-kadang, beberapa desa akan bersatu melawan desa-desa lain. Hubungan
antara keluarga diungkapkan melalui darah, perkawinan, dan berbagi rumah leluhur
(tongkonan), secara praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam ritual. Pertukaran
tersebut tidak hanya membangun hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga
menempatkan masing-masing orang dalam hierarki sosial: siapa yang menuangkantuak,
siapa yang membungkus mayat dan menyiapkan persembahan, tempat setiap orang boleh
atau tidak boleh duduk, piring apa yang harus digunakan atau dihindari, dan bahkan potongan
daging yang diperbolehkan untuk masing-masing orang.
Bahasa Toraja
107
Keragaman dalam Bahasa Toraja
Denominasi
ISO
639-3
Populasi
(pada tahun)
Dialek
Kalumpang kli 12,000 (1991) Karataun, Mablei, Mangki (E'da), Bone Hau (Ta'da).
Mamasa mqj
100,000
(1991)
Mamasa Utara, Mamasa tengah, Pattae' (Mamasa Selatan,
Patta' Binuang, Binuang, Tae', Binuang-Paki-Batetanga-
Anteapi)
Ta'e rob
250,000
(1992)
Rongkong, Luwu Timur Laut, Luwu Selatan, Bua.
Talondo' tln 500 (1986)
Toala' tlz 30,000 (1983) Toala', Palili'.
Torajan-
Sa'dan
sda
500,000
(1990)
Makale(Tallulembangna), Rantepao (Kesu'), Toraja Barat
(Toraja Barat, Mappa-Pana).
Sumber: Gordon (2005).
[30]
Aktivitas yang Dapat Dilakukan Wisatawan
Berkelilinglah ke Londa, Lemo dan Tampang Allo dimana wisatawan dapat melihat
pemakaman yang telah terkenal ke dunia internasional, sebuah pemakaman di dinding
berbatu dan gua-gua yang dipenuhi peti mati dan tulang-belulang manusia. Wisatawan tidak
perlu takut untuk masuk ke dalam, asal tidak sekali-sekali wisatawan ada keinginan untuk
mengambil tulang belulang mereka.
Datanglah di bulan J uni, J uli, atau Desember untuk menjadi saksi penyembelihan puluhan
kerbau dan babi secara kolosal oleh para penjagal. Wisatawanakan melihat bagaimana unik
dan sakralnya adat-istiadat di tempat ini. Kerbau bagi masyarakat Toraja merupakan hewan
kurban saat upacara kematian, di samping babi. Menurut kepercayaan, arwah kerbau menjadi
108
sarana transportasi bagi arwah yang meninggal untuk menujupuya, yaitu tempat
peristirahatan yang terletak di selatan tempat tinggal manusia.
Upacara adat kematian Rambu Solo' adalah upacara kematian dimana keluarga yang
ditinggalkan membuat pesta sebagai tanda penghormatan kepada yang meninggal. Pesta ini
mulai berlangsung satu malam bahkan hingga tujuh malam dengan menyembelih berpuluh-
puluh ekor kerbau dan babi bergantung strata sosial dalam masyarakat Toraja.
Untuk melihat tempat tinggal orang Toraja, kunjungilah Desa Ke'te Kesu. Wisaatwan
akan menemukan deretan Tongkonan dihias dengan indahnya dan lumbung padi. Tongkonan
adalah rumah khas Toraja dengan atap mirip pelana atau mengingatkan kita pada tanduk
kerbau. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini
banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan memiliki strata sesuai derajat
kebangsawanan masyarakat seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan. Dinding rumah
tradisional ini dihiasi pola abstrak dan geometris dengan warna hitam alami, merah, dan
putih. Ke'te Kesu juga dikenal dengan ukiran bambu dan kerajinan tradisional.
Di Lemo terdapat kuburan yang menggantung di dinding khusus bagi bangsawan.
Kawasan pekuburan batu ini disebut Lemo karena gua batu terbesarnya berbentuk bundar,
menyerupai buah jeruk, dan liang-liang kuburannya seakan membentuk bintik-bintik pada
buah jeruk tersebut.
Konon, kuburan yang tertua di Lemo ini adalah kuburan seorang tetua adat bernama
Songgi Patalo yang berumur 500 tahun. Di Suaya ada makam keluarga raja, sedangkan di
dekat Sangala ada kuburan pohon bayi. Kepercayaan Toraja kuno meyakini bahwa bayi dan
anak-anak yang mati harus dikubur di sebuah pohon, dimana pohon akan tumbuh di sekitar
mayat.
Kunjungi juga Palawa, yaitu pusat tenun Toraja dan desa adat untuk melihat rumah
tradisional Tongkonan dan kawasan penguburan sekaligus tempat untuk melakukan upacara
109
dan festival
selanjutnya perjalanan ke Batu Tumonga di lereng Gunung Sesean sekitar 25km dari
Rantepao. Di sini wisatawan akan menemukan panorama terasering sawah yang indah hijau
berkilauan tersebar bersama batu-batu megalitik besar. Sejumlah batu-batu ini telah berubah
menjadi kuburan gua Sa dan sampai ke Barana adalah pusat anyaman tradisional, berada di
Sesean sekitar 16 km sebelah utara Rantepao. Daerah ini dikenal memilki tenun ikat
tradisional khas Toraja.
Kuliner
Menu khas makanan Toraja yang dapat dicicipi adalahpakpiong ayam, sayur daun ubi
yang di tumbuk, sate keong, puding labu dan banyak menu khas lainnya yang khas dengan
menggunakan media alas daun pisang.
Pa'piong yaitu masakan tradisional Toraja yang dimasukkan ke dalam bambu berisi
daging babi, daging kerbau, daging ikan mas. Namun, dagingnya tidak dicampur satu dengan
yang lain tetapi dicampur dengan sayur dan bumbu. Sayurnya (utan bulunangko) atau sayur
mayana yang kadang menggunakan buah nangka muda atau batang pisang. Bumbu sayur
dicampur dengan garam, jahe, daun bawang dan cabe. Kadang juga daging babi, daging
ayam, ikan mas atau daging kerbau ditambahkan darahnya dicampur baik daging yang sudah
di potong kecil, sayur, dan bumbu. Setelah semuanya tercampur rata, lalu dimasukkan ke
dalam tabung-tabung bambu muda yang sudah dipotong sepanjang ruasnya. Selanjutnya,
bambu ditutup remasan daun pisang lalu dibakar langsung di atas perapian dengan kayu yang
agak sulit terbakar dibentangkan melintang dan kedua ujungnya ditopang untuk
menyandarkan bambu tersebut.
Tak lengkap jika berkunjung ke Tana Toraja tanpa menikmati kopi toraja. Kopi toraja
adalah satu minuman yang dicari oleh setiap orang yang berkunjung ke Toraja. Kopi Toraja
sangat terkenal dan telah mendunia dikalangan pecinta kopi. Kopi toraja merupakan jenis
110
kopi arabika (Cofeea arabica) yang dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 700 - 1.700 m
dpl, dengan suhu rata-rata 16 - 20 C beriklim kering selama 3 bulan per tahun berturut-turut.
Berbelanja
Ada banyak toko souvenir di Rantepao di mana wisatawan dapat membeli barang khas
Tanah Toraja seperti pakaian, tas, dompet, dan kerajinan lainnya.
Di Rantepao, Anda dapat mengunjungi pasar tradisional Bolu dan mendapatkan biji kopi
Toraja berkualitas tinggi seperti Robusta dan Arabika. Di sini wisatawan juga dapat
menemukan kalung manik-manik antik nan cantik. Pada saat pasar mingguan upayakanlah
untuk melihat transaksi kerbau dan babi yang sedang dilelang. Kerbau atautedong dan babi,
banyak diperjualbelikan bahkan bisa mencapai lebih dari 500 ekor kerbau dan babi dijual di
pasar ini.
Di Lemo wisatawan dapat membeli berbagai cenderamata untuk oleh-oleh seperti kaos
bergambar tongkonan, kain tenun khas Tana Toraja, peralatan rumah tangga dari kayu
dengan ukiran khas Tana Toraja, dan masih banyak lagi.
Di beberapa di pasar tradisional setempat dapat wisatawan temukan buah-buahan seperti
tamarella atau terong belanda dan ikan mas.
Peraturan dan Akses
- Anda yang berkunjung ke tempat ini diharapkan berpakaian adat serta menghargai
aturan adat istiadat masyarakat Toraja.
- Perhatikan kepala Anda saat masuk ke rumah tradisional Tongkonan karena lorong-
lorongnya yang rendah. Anda dapat membawa hadiah untuk mereka seperti rokok
ketika memasuki Tongkonan.
- Sebagian jalan tidak diaspal jadi gunakan mobil yang tepat, bahkan ketika cuaca baik
antara bulan Mei dan Oktober.
111
- Enrekang, Makale di Dataran Tinggi Toraja dikelilingi tebing batu vulkanik yang
menakjubkan. J angan lewatkan untuk mengambil gambarnya
Informasi (Akses Internet dan Pos)
- Kantor pos(J l Ahmad yani)
- Wrnet petra(J l Andi Mappanyukki 46) pusat internet di Rantepao
Akomodasi
Wisatawan yang ingin tinggal di pusat kota tersedia beragam hotel besar maupun
kecil yang dapat dipesan melalui agen perjalanan. Apabila Anda memiliki jiwa petualang
mengapa tidak untuk mencoba menginap di rumah pedesaan.
Berikut ini sejumlah daftar hotel-hotel di TanaToraja.
- Hotel Heritage Toraja dan Toraja Prince Hotel adalah hotel bintang tiga di Rantepao
- Hotel Misilian Toraja Hotel di jalan J urusan Makele, Rantepao
- Hotel Marante Toraja di J alan J urusan Palopo, P.O Box 52, Rantepao
- Hotel Marannu di jalan Pongtiku 116-118, Makale, Tana Toraja
- Hotel Indra Toraja di jalan Landrorundun 63, Rantepao.
- Bungalow Sallebayu dan Restoran Bonoran-Kete/kesu- Rantepao, Tana Toraja,
yang mengoprasikan 8 bungalow lengkap denganpendingin ruangan dan fasilitas
lain.
Aksesibilitas
Untuk sampai ke Tana Toraja wisatawan harus terbang ke Bandara Sultan
Hasanuddin di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan sebagai pusat aktivitas di
Indonesia Timur. Ada banyak maskapai penerbangan terbang ke dan dari Makassar baik
dari J akarta, Bali, Manado, dan kota-kota lain. Dari Bandara Hasanuddin, terdapat dua
112
pilihan transportasi yang dapat membawa wisatwan ke Tana Toraja yaitu menggunakan
pesawat kecil berkapasitas 24 orang atau menyewa mobil melalui jalan darat.
Menggunakan pesawat, wisatawan akan sampai di Bandara Pong Tiku, terletak di
Rantetayo, Tana Toraja, dalam waktu 45 menit, sedangkan jika menempuh jalan darat,
baru 8 jam kemudian tiba di Tana Toraja. Pesawat ke Tana Toraja hanya terbang dua kali
dalam seminggu, yaitu pada hari Selasa dan J umat. Ada banyak bus ke Rantepao dari
Makassar setiap hari. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 8 jam, termasuk untuk
berhenti makan. Tiket harus dibeli di kota dan berangkat dari terminal bus DAYA sekitar
20 menit perjalanan dengan menggunakan Bemo. J adwal keberangkatannya yaitu pagi
hari (pukul 7:00), tengah hari (pukul 13:00) dan malam hari (pukul 19:00).
Beberapa perusahaan di Rantepao mengoperasikan bus ke Makassar. J umlah bus
setiap hari tergantung jumlah penumpangnya. Akan lebih baik dan mudah untuk Anda
meminta bantuan agen perjalanan berpengalaman dalam menyusun dan mengurus
perjalanan ke Toraja.
Kondisi Aktual Komersialisasi Pariwisata Toraja
Sebelum tahun 1970-an, Toraja hampir tidak dikenal oleh wisatawan barat. Pada
tahun 1971, sekitar 50 orang Eropa mengunjungi Tana Toraja. Pada 1972, sedikitnya 400
orang turis menghadiri upacara pemakaman Puang dari Sangalla, bangsawantertinggi di
Tana Toraja dan bangsawan Toraja terakhir yang berdarah murni. Peristiwa tersebut
didokumentasikan olehNational Geographic dan disiarkan di beberapa negara
Eropa.
[2]
Pada 1976, sekitar 12,000 wisatawan mengunjungi Toraja dan pada 1981, seni
patungToraja dipamerkan di banyak museum di Amerika Utara. "Tanah raja-raja surgawi
di Toraja", seperti yang tertulis di brosur pameran, telah menarik minat dunia luar.
Pada tahun 1984, Kementerian Pariwisata Indonesiamenyatakan Kabupaten
Toraja sebagai primadona Sulawesi Selatan. Tana Toraja dipromosikan sebagai
113
"perhentian kedua setelahBali. Pariwisata menjadi sangat meningkat: menjelang tahun
1985, terdapat 150.000 wisatawan asing yang mengunjungi Tana Toraja (selain 80.000
turis domestik),
[4]
dan jumlah pengunjung asing tahunan tercatat sebanyak 40.000 orang
pada tahun 1989.
[2]
Suvenir dijual di Rantepao, pusat kebudayaan Toraja, banyak hotel
dan restoran wisata yang dibuka, selain itu dibuat sebuah lapangan udara baru pada tahun
1981.
Para pengembang pariwisata menjadikan Toraja sebagai daerah petualangan yang
eksotis, memiliki kekayaan budaya dan terpencil. Wisatawan Barat dianjurkan untuk
mengunjungi desazaman batudanpemakamanpurbakala. Toraja adalah tempat bagi
wisatawan yang telah mengunjungi Bali dan ingin melihat pulau-pulau lain yang liar dan
"belum tersentuh". Tetapi suku Toraja merasa bahwatongkonan dan berbagai ritual
Toraja lainnya telah dijadikan sarana mengeruk keuntungan, dan mengeluh bahwa hal
tersebut terlalu dikomersilkan. Hal ini berakibat pada beberapa bentrokan antara
masyarakat Toraja dan pengembang pariwisata, yang dianggap sebagai orang luar oleh
suku Toraja.
Bentrokan antara para pemimpin lokal Toraja dan pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan(sebagai pengembang wisata) terjadi pada tahun 1985. Pemerintah menjadikan 18
desa Toraja dan tempat pemakaman tradisional sebagai "objek wisata". Akibatnya,
beberapa pembatasan diterapkan pada daerah-daerah tersebut, misalnya orang Toraja
dilarang mengubah tongkonan dan tempat pemakaman mereka. Hal tersebut ditentang
oleh beberapa pemuka masyarakat Toraja, karena mereka merasa bahwa ritual dan tradisi
mereka telah ditentukan oleh pihak luar. Akibatnya, pada tahun 1987 desaKete Kesudan
beberapa desa lainnya yang ditunjuk sebagai "objek wisata" menutup pintu mereka dari
wisatawan. Namun penutupan ini hanya berlangsung beberapa hari saja karena penduduk
desa merasa sulit bertahan hidup tanpa pendapatan dari penjualan suvenir.
114
Pariwisata juga turut mengubah masyarakat Toraja. Dahulu terdapat sebuah ritual
yang memungkinkan rakyat biasa untuk menikahi bangsawan (Puang), dan dengan
demikian anak mereka akan mendapatkan gelar bangsawan. Namun, citra masyarakat
Toraja yang diciptakan untuk para wisatawan telah mengikis hirarki tradisionalnya yang
ketat,
[5]
sehingga status kehormatan tidak lagi dipandang seperti sebelumnya. Banyak
laki-laki biasa dapat saja menyatakan diri dan anak-anak mereka sebagai bangsawan,
dengan cara memperoleh kekayaan yang cukup lalu menikahi perempuan bangsawan.
Permasalahan Pengembangan
Peran serta pemerintah, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya masih
belum optimal dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan warisan budaya.
Beberapa Tongkonan yang telah diambil alih Pemda tidak lagi dihuni oleh pemiliknya
sehingga terkesan seperti museum. Tongkonan yang masih dihuni sudah terdapat
banyak perubahan sehingga bangunan memberi kesan tidak asli.
Warga desa merasakan adanya konflik batin, dimana ada perasaan ingin berubah
sejalan dengan modernisasi jaman tapi mereka tetap patuh untuk mempertahankan
nilai-nilai budaya.
Kepemilikan tanah yang hampir seluruhnya dikuasai hukum adat. Kondisi ini
menyebabkan penataan ruang dalam kaidah normatif sulit dilaksanakan.
3.2.2 Competitive Analysis
Berikut adalah tabel perbandingan analisis destinasi Toraja dengan 2 destinasi
kompetitornya :
115
Destinasi yang
Dibandingkan
Aspek
Perbandingan
Tana Toraja
(Indonesia)
Suku Malagasy
(Madagascar)
Egypt
(Mesir)
116
Keunggulan atraksi
wisata
Culture, nature
landscape,
agritourism.
Adventure and discovery tourism,
seaside tourism, wild animal tourism,
green tourism.
Culture, historical
heritage, nature (sea and
oasis).
Toraja memiliki kesamaaan atraksi wisata budaya seperti peninggalan pemakanamandari
leluhur sekitar ratusan tahun yang lalu seperti kuburan batu dan kuburan goa. Ini memiliki
kemiripan dengan atraksi yang terdapat di Mesir berupa peninggalan pemakaman seperti
piramida, luxor, dan sebagainya yang juga peninggalahan pemakaman dari leluhur bangsa
mereka. Sedangkan jika dibandingkan dengan suku Malagasy di Madagaskar atraksi
budaya berupa ritual pemakaman yang bernama ritual Famadihana. Kemiripannya terletak
pada mummi yang memiliki hubungan kekerabatan diangkat kembali dari pemakaman dan
dibuatkan suatu ritual perayaan untuk memperingati kerabat mereka yang telah meninggal.
Kelebihan dan
kekurangan
aksesbilitas
Aksesbiltas, sarana dan
prasarana di Toraja kurang
memadai. Di Tana Toraja
sendiri, untuk mencapai
daerah tersebut terdapat jalur
penerbangan domestik
Makassar-Tana Toraja yang
saat ini hanya sekali seminggu
dan memakai pesawat kecil
berpenumpang delapan orang,
yang memakan waktu 45
menit dari Bandara
Hassanuddin Makassar. J ika
lewat darat, perjalanan dapat
Karena sebuah pulau
Madagaskar, satu-satunya
cara untuk mendapatkan
akses yaitu dengan kapal
atau pesawat terbang.
Untungnya, ada banyak link
transportasi mudah ke darah
ini. Cara terbaik untuk
mendapatkan ke
Madagaskar tidak diragukan
lagi dengan pesawat: ada
banyak penerbangan yang
pergi ke Madagaskar dari
berbagai belahan dunia.
Terdapat 13 banadara
di Mesir :
Bandar Udara Abu
Simbel, Bandar Udara
Assiut, Bandar Udara
Internasional Luxor,
Bandar Udara
Internasional Marsa
Alam, Bandar Udara
Borg El Arab, Bandar
Udara Daraw, Bandar
Udara Internasional El
Arish, Bandar Udara
Iskandariyah, Bandar
Udara Internasional
Hurghada
Bandar Udara
Internasional Kairo.
Tidak sulit untuk
mencapai destinasi ini
karena aksessibiltasnya
sudah memadai.
117
ditempuh hingga memakan
waktu 7 hingga 10 jam dengan
kondisi jalan yang tidak selalu
rata. Hal inilah yang
menyebabkan dunia
pariwisata Tana Toraja
berjalan ditempat.
Sebagai contoh, udara
Madagaskar, di Pulau
Maskapai mengoperasikan
empat penerbangan
langsung antara Paris CDG
dan Antananarivo setiap
minggu, dan itu sangatlah
mudah untuk mendapatkan
penerbangan saat bepergian
dari Inggris.
Madagaskar cukup besar
sehingga, bahkan dalam
pulau, dengan pesawat
mungkin adalah pilihan
terbaik, terutama untuk jarak
jauh. Udara Madagaskar
menyajikan 29 bandara
domestik yang terletak di
seluruh pulau.
Untuk melakukan perjalanan
menggunakan kereta api,
Madagaskar memiliki tiga
jalur rel, yang tidak dapat
diandalkan. Saat ini hanya
dua dari jalur kereta api
aktif: ini adalah dari
118
Antananarivo Antsirabe, dan
Fianarantsoa untuk
Manakara. Hal ini perlu
diingat, bagaimanapun,
bahwa karena jaringan
cukup lama, kerusakan
sering. Umumnya, kereta
tidak sangat efisien atau
nyaman, tetapi relatif murah
dan merupakan cara yang
bagus untuk menikmati
pemandangan alam
Madagaskar. Umumnya
masyarakat lokal di seluruh
daerah menggunakan taksi.
Kelebihan dan
kekurangan fasilitas
wisata
Akomodasi: satu-satunya
daerah di Sulawesi Selatan
yang memiliki hotel
berbintang.
Akomodasi: Penginapan
kadang-kadang sangat
sederhana bagi tur yang
terorganisir.
Transportasi: Pilihan
perjalanan yang
bervarisasi,
penjelajahan dengan
kapal pesiar mewah
atau hanya
menggunakan
felucca,
menghabiskan waktu
di Laut Merah, atau
melakukan trekking
di gurun. Beberapa
karang yang paling
spektakuler di planet
ini.
Segmen pasar utama
dan potensial
Urutan segmen pasar
pariwisata Tana Toraja:
1. Europa (Eropa dalah
segmen pasar yang sangat
mendominasi segmen pasar
pariwisata Tana Toraja
Urutan segmen pasar
pariwisata Madagascar:
1. Europa (French adalah
salah satu negara di
Urutan segmen pasar
pariwisata Egypt:
1. Europa (tiga negara
Europa yang
119
yang presentasenya
mencapai 95% dan
selebihnya diikuti oleh
segmen-segmen pasar
lainnya, yaitu:
2. America
3. Asia Pasitic
4. Australia 5.
Asean/Timur Tengah
Eropa yang terhitung
sebagai
visitor/wisatawan
tertinggi di Madagaskar)
2. North America (the
United States dan
Canada)
3. J apan
4. Australia
5. Indian Ocean and South
Africa
mencapai angka
kunjungan tertinggi
adalah Britain,
Germany dan Italy.
2. Arab
3. Saudi Arabia
Urutan kunjungan wisatawannya dari yang tertinggi ke yang terendah :
1. Mesir
2. Madagaskar (Malagasy)
3. Toraja
Hal ini dikarenakan akses ke Toraja masih kalah jauh dengan dua kompetitornya,
selain itu Toraja adalah sebuah suku kecil sementara kompetitor lainnya adalah sebuah
negara.
Alasan wisatawan
menyukai destinasi
tersebut
Atraksi yang menjadi lasan
utama wisatawan berkunjung
adalah ritual rambu solo dan
rambu tuka dan mengunjungi
beberapa destinasi uatam
seperti
Londa,Lemo,KeteKesu
Pallawa, yang terkenal dengan
tradisi dan peninggalan
pemakaman (kuburan batu).
Festival Toraja Mamali
(Desember, dan Lovely
December).
Madagaskar lebih
memfokuskan pariwisatanya
pada ecotourism. Namun
salah satu suku yaitu suku
Malagsy memfokuskan pada
atraksi budaya. Suku
Malagasy menjual produk
wisatanya ini mellaui
festival tahunan yang
disebut Famadihana
(September). Tahun baru di
Malagasy (Maret).
Alasan utama wisatawan
berkunjung ke mesir
adalah pyramid dan phinx
yang merupakan sejarah
peradaban tertua di dunia.
Selain itu juga ada
beberapa festival seperti
Festival Matahari Terbit
di Abu Simbel (Februari
dan Oktober), Maraton
Luxor (Senin pertama
setelah paskah Koptik,
Festival Musim Semi
(J uli dan Agustus akhir)
120
Ramadhan, Festival
Musik Arab di Kairo
(November)
Kelebihan dan
kekurangan promosi
masing-masing
destinasi
Toraja kini sudah mulai aktif
dalam melakukan promosi
yang kini mulai difokuskan
pada pengadaan festival dan
berbagai ritual yang sudah
ditetapkan jadwalnya.
Promosi secara langsung juga
dilkaukan ke negara segmen
pasar Toraja. Sayangnya
promosi online melalui
teknologi masih jarang
diterapkan bahkan sangat
minim, padahal FIT di Toraja
jauh lebih tinggi beberapa
tahun belakangan.
Dari survey yang telah
dilakukan membuktikan
bahwa prmosi melalui
mulut ke mulut atau
WOM (Word of Mouth)
adalah cara yang paling
sering dilakukan setelah
wisatawan mengunjungi
destinasi ini dan
merekomendasikannya ke
teman serta keluarga
mereka mengenai citra
positif yang didapatkan
setelah berkunjung ke
Madagaskar khususnya
Malagasy. Mengingat
tidak adanya upaya
pemasaran dan promosi
oleh Madagaskar, kepada
wisatawan yang
mengunjungi Madagaskar.
Pertumbuhan pengaruh
Mesir mempromosikan
pariwisata sebagian besar
dalam bentuk festival
seperti samaa for
Religious and spiritual
Music Festival yang
diselenggarakan pada
beberapa negara seperti
Zambia, Bosnia, India,
Pakistan, France, Spain,
USA, Malaysia, Turkey,
United Arab Emirates,
Yemen, Tunisia,
Morocco, dan Armenia.
121
Internet dalam
mempengaruhi keputusan-
keputusan perjalanan
membantu memperluas
pengetahuan tentang
Madagaskar.
Kelebihan dan
kekurangan
masyarakatnya
terhadap kedatangan
wisatawan dan
dampak pariwisata
Masyarakat Toraja sudah
terbuka terhadap pengaruh
kedatangan wisatawan.
Wisatawan yang datang
disambut dengan sangat
ramah. Walaupun sempat
terjadi permasalahan
Tongkonaan yang
dikembangkan akibat dampak
pariwisata sempat tidak boleh
dihuni penduduk hal ini
menimbulkan pertentangan
sehingga peninggalan tersebut
tidak dijaga kelestariannya.
Selain itu masyarakatnya
masih sulit untuk
membebaskan lahan mereka
yang diperuntukan bagi
kepentingan umum pariwisata.
Masayarakat Toraja juga
Masyarakat lokal
Madagaskar yang terbagi
atas beberapa suku
menyambut baik kedatangan
wisatawan sebagai
contohnya mereka
merayakan dan mengundang
wisatawan dalam beberapa
festival dan tradisi seperti
tradisi Famadihana.
Karakteristik masyarakat
di sekitar Mesir sangat
tetrutup, kurang ramah
terhadap wisatawan yang
berkunjung, tingkat
kriminalitas dan
keamanan juga tidak
terjaga dengan baik,
inilah sebab kunjungan
wisatawan ke Mesir
menurun.
122
Sumber : Robert Pailness, Buku 100 Countries 5000 Ideas Tempat Eksotis Dunia yang Wajib
Dikunjungi
3.2.3 Market Analysis
Dalam sebuah tulisan pada sumber universitashasanuddinmakassar.com menyatakan
bahwa sebelumnya, pariwisata Toraja pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1996
dengan angka kunjungan mencapai 385.000 wisatawan. Namun, angka kunjungan wisatawan
domestik dan asing terus mengalami kemerosotan sejak krisis ekonomi 1998. Selain itu,
masih belum bisa
meningkatkan mutu pelayanan
kepada wisatawan.
Kelebihan dan
kekurangan destinasi
keseluruhan
Kelebihan :
Toraja memiliki atraksi
budaya yang begitu etnik
dan beragam dan fokus
kepada peninggalan
pemakaman yang jarang
dijumpai di negara lain.
Masyarakatnya sudah
terbuka pada pengaruh
pariwisata. Sangat ramah
terhadap kedatangan
wisatawan.
Kekurangan :
Infrastruktur yang belum
tertata, aksesibilitas yang
masih belum memadai
Kurangnya fasilitas wisata
yang sesuai standar yang
semestinya.
Kurangnya aktivitas
pendukung atraksi wisata
yang ada di Toraja.
Kelebihan :
Pengaruh fauna dan
flora, jika ingin melihat
spesies-speises yang
unik dan langka,
Madagaskar adalah
tujuan papan atas.
Setelah mengalami krisis
politik, suasana damai
telah pulih.
Masyarakat Malagasy
sangat ramah pada
kedatangan wisatawan.
Kekurangan :
Penginapan kadang-
kadang sangat sederhana
bagi tur yang
terorganisir.
Kemananan : Di sisni
jarang dijumpai
pelancong yang pergi
seorang diri .
Kelebihan :
Pilihan perjalanan
perjalanan yang
bervariasi,
penjelajahan dengan
kapal pesiar mewah
atau hanay
menggunakan
felucca,
menghabiskan waktu
di Laut Merah, atau
melkaukan trekking
di gurun. Beberapa
karang yang paling
spektakuler di planet
ini.
Kekurangan :
Keberadaan polisi
pengawal dan wajib
perjalanan dengan
konvoi di beberapa
wilayah Mesir.
123
peristiwa Bom Bali 2002 dan 2005 membuat turis dari mancanegara menurun ke Toraja
hingga sekitar 30.000 orang per tahun. rangkaian kegiatan tahunan gerakan pulang kampung
untuk perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan Toraja Mamali
(rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun sebab mayoritas warga Toraja yang
beragama Nasrani pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya di Toraja. Kegiatan
utamanya adalah kegiatan spiritual dipadu dengan pertunjukan budaya tradisional setempat.
Bapak Frederik Batti Sorringselaku Bupati Toraja Utaramemaparkan bahwa kunjungan
wisatawan sudah mencapai 90.000 per September 2013 dibandingkan kunjungan wisatawan
pada 2012 hanya 40.000. Harapannya bisa mencapai 100.000 sampai akhir tahun 2013. Saat
ini pariwisata di Toraja mulai menunjukkan perkembangan, tetapi masalah infrastruktur
masih menjadi kendala dan pembangunan bandara baru Pongtiku yang terganjal soal
pembebasan lahan. Infrastruktur jalan masih rusak di sejumlah tempat wisata di Toraja, dan
hal ini bisa mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke Toraja
Menurut sumber http://issuu.com/moeslov/docs/edisi34/14 yang merupakan majalah
pariwisata yang diterbitkan oleh kemenparekraf, tahun 1991-1996 dicatat masa booming
pariwisata di Toraja . Kemudian tahun 1997-1999 mulai menurun. Thaun 200-2006 grafik
pariwisata di Toraja berada di lembah, artinya kedatangan wisatawan minus. Tapi keadaan ini
mulai berubah sejak tahun 2007 hingga sekarang . Angka kunjungan wisatawan sudah mulai
naik lagi.
Berikut Tabel Kunjungan Wisatawan ke Sulsel dan DTOW Toraja 2007-2011 :
Tabel Kunjungan Wisatawan ke Sulsel dan DTOW Toraja 2007-2011
Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Sulsel 24,531 31,215 35,712 42,371 51,749
Toraja 12,266 15,608 17,856 21,186 25,875
Sumber Data Kunjungan Wisman Disbudpar Provinsi Sulsel . Data Wisman ke Toraja dengan Asumsi
Rata-Rata 50% dari Wisman ke Sulsel
124
Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Toraja mengatakan hal serupa bahwa
Memang dari tahun sebelumnya , wisatawan asing sudah mulai naik meskipun sedikit sekali.
Tapi ada tren kenaikan mulai kembali pelan-pelan. Sedangkan Biro Perjalanan dari Makasar
Iramasuka melihat jumlah kedatangan jatuh lebih dari 50% disebabkan oleh isu keamanan,
terutama setelah peristiwa Bom Bali dan terorisme.
Managing Director Iramasuka Tours and Travel , menjelaskan bahwa dulu kami
masih bisa mendapatlan 35 grup setahun dari 1 agen. Dari J erman kami bisa mendapatkan 25
grup per agen . J adi dengan 2 operator saja sudah cukup untuk membiyayai perusahaan.
Sampai saat ini Iramasuka masih menerima grup dari Belanda saja.
Luther Barrung Ketua DMO Toraja menjelaskan seperti ini : Ketika peristiwa Bom
Bali pertama terjadi , kunjungan wisatawan ke Toraja tidak terpengaruh ,tapi setelah
peristiwa di Poso , itu sangat mempengaruhi wisman ke Toraja.
Pasar utama Toraja adalah Eropa . Ketika peristiwa Poso terjadi mereka berpikir
peristiwa tersebut ada di Toraja . Padahal sebenarnya letak Poso itu jauh, sekitar 8 jam
perjalanan dari Toraja. Sekarang ini sudah membaik dan tidak ada lagi masalah keamanan.
Kerukunan antarumat beragama di Toraja sangat baik. Dalam sebuah rumah bisa ada 3-4
kepercayaan berbeda yang dianut oleh anggota keluarga. Tapi waspada tetap dilakukan.
Setelah itu datang krisis di Eropa. Serial grup biasanya dipegang oleh pihak asuransi.
Nasabah Life Insurance yang sudah memasuki usia pension bisa memilih destinasi wisata
apapun di seluruh dunia. Itu banyak dilakukan di negara-negara Eropa, terutama di Prancis
dan J erman. Pihak asuransi akan membayar kea gen di sana , dan agen tersebut akan
membayar pada agen lokal di Indonesia. Yang masih berjalan sampai saat ini adalah serial
grup dari Belanda meskipun volumenya sudah jauh berkurang. Serial grup seperti ini dari
Prancis dan J erman nyaris tidak ada.
125
Bagaimanapun Kota Makasar menjadi pintu gerbang utama menuju Toraja hingga
saat ini. Namun perjalanan darat menuju Toraja menghabiskan waktu tempuh yang panjang
karena perbaikan jalan dari Makasar ke Torajadi beberapa ruas belum rampung, perjalanan
di malam hari waktu tempuhnya sudah hampir mendekati sebelumnya sekitar 8 jam. Tapi
perjalanan di siang hari bertambah 2-2,5 jam. Kendaraan semakin banyak di jalan seiring
kesejahteraan rakyat Sulsel meningkat dengan pertumbuhan ekonomi relative tinggi.
Yakin Tandirerung, Kepala Dinas Pariwisata Toraja Utara mengakui bahwa salah satu
kendala Toraja adalah terlalu jauh dari Makasar. Kita sudah mengusulkan agar bisa
memotong jalur secepatnya dengana mengoperasikan sebuah bandara. Rencana bandara itu
nanti akan dibangun di Makale. Pembangunannya dimulai pada tahun 2014. Bandara yanga
da sekarang masih dianggap kecil sehingga tidak biosa didarati pesawat-pesawat besar.
Ketika penerbangan pernah beroperasi di Toraja menggunakan bandara yang
sekarang, masalahnya bukan pada landasannya, tapi pada kapasitas pesawat yang dianggap
tidak compatible. Kapasitas tempat duduknya terbatas. Kedepannya bandara diharapkan bisa
menampung pesawat yang bisa membawa 50-60 penumpang. Sekarang ini moda angkutan
udara terlihat tidak menjanjikan karena jadwal pesawatnya tidak pasti. Itu tidak
menguntungkan. Penerbangan internasional ke Makasar dari Kuala Lumpur oleh Airasia
misalnya masih tetap berjalan. Tapi sistem pembelian tiket melalui LCC tidak
memungkinkan untuk dipakai serial booking. Penerbangan dari Singapura ke Makasar
sekarang melalui Balikpapan. Tadinya sampai dengan tahun 2011 lalu, penerbangan
langsung beroperasi langsung dari Singapura ke Makasar. Masalahnya kemudia Load Factor
yang ditargetkan airlines tidak terpenuhi makanya lalu rutenya diubah.
126
Bachtiar Manaba, dari Iramasuka memang mengakui bahwatadinya agen-agen kami
sangat sennag saat diberitahukan ada direct flight dari Singapura ke Makasar sehingga
dibuatkan program-program paket tur. Begitu diubah itu menjadi tidak efektif lagi.
Dia juga mencatat wisman yang datang ke Toraja kebanyakan merupakan extension
dari Bali. Yang melalui J akarta jumlahnya tidak seberapa . J adi menurutnya Sulsel harus
berani mempromosikan jembatan udara dari Bali ke Toraja untuk merangsang mereka
terbang langsung. Maklum Bali itu tempat berkumpulnya wisman dari seluruh dunia.
Sekarang ini tersedia direct flight dari Bali ke Makasar dilayani oleh Garuda sehari
sekali. J adwalnya berangkat dari Denpasar pukul 07.00 dan tiba di Makasar pukul 08.20
pagi. Terbetik kabar bahwa Garuda akan menambah penerbangan ke Makasar dari Bali
menjadi dua kali sehari. Fenomena di lapangan hingga akhir September, para backpacker dari
Eropa antara lain Prancis dan J erman menggunakan maskapai penerbangan dari negara-
negara teluk sperti Etihad atau Qatar Airways karena harga tiketnya lebih murah terutama jika
memesan satu bulan di muka. Setelah transit di Abu Dhabi mereka menuju Kuala Lumpur
untuk connecting dengan airasia yang langsung menuju ke Makasar mereka akan melakukan
rute yang sama saat pulang.
Wisman yang datang ke Toraja sekarang sudah sangat berbeda dengan wisman yang
datang pada saat puncak pariwisata Toraja 1995-2000.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toraja Utara mengatakan bahwa angka-
nagka dalam data menunjukan kenaikan signiifikan sejak tahun 2009. Kenaikan itu dirasakan
dari wisman maupun wisnus.
Di tahun 2010 sempat naik sampai 60%. Memang kenaikan wisman tidak terlalu
mencolok dan kenaikan wisnus sangat signifikan terutama di tahun 2011 lalu. Even Lovely
127
December menjadi salah satu pendongkrak kunjungan wisnus. Meskipun even itu ditunjukan
terutama bagi orang Toraja yang pulang kampong tapi ternyata itu juga merangsang wisnus
dari daerah lain untuk datang.
Dulu wisman yang berkunjung terorganisasi dengan mengambil paket-paket dari biro
perjalanan, ketika itu FIT (Free Individual Tourist) masih sedikit. Sekarang kondisinya
terbalik. Yang melaui biro perjalanan lebih sedikit ketimbang FIT. Bisa jadi disebabkan
perkembangan teknologi informasi via internet di mana wisatawan bisa mengatur sendiri
perjalannnya.
Selama peak season , terutama di Bulan J uli-Agustus 2012,terasa kenaikan wisatawan
dibandingkan tahun lalu. Di bulan September mulai turun tapi masih termasuk high season .
Masih lumayan wisatawan yang datang.
PHRI Toraja mempunyai data seperti ini: Thaun 2010-2011 tingkat okupansi wisman
di hotel bintang 3 ke atas meningkat sekitar 3% daripada periode sebelumnya. Okupansi
wisman di hotel bintang 1 dan 2 juga tumbuh sekitar 3%. Tapi pertumbuhan okupansi
wisman di hotel melati selama setahun lalu smapai memasuki tahun 2012, atau selama 2010-
2011 kenaikannya sekitar 26%. Di hotel-hotel melati inilah yang menerima wisman
backpacker. Seperti yang disajikan oleh tabel berikut :
Jumlah Hotel/Kamar Anggota PHRI Toraja
Klasifikasi
Jumlah
Hotel
Jumlah Kamar
Tersedia
Jumlah
Kamar Terisi Tamu
Menginap
2010 2011 2010 2011
Bintang 3 dan 4 6 514 27,948 26,979 54,588 53,074
Bintang 1 dan 2 8 225 15,193 14,709 29,817 28,136
Melati 22 270 9,467 11,980 20,091 24,958
J umlah 36 1009 52,608 53,668 104,496 106,168
128
Ini mestinya menjadi perhatian Pemda di Toraja. Hotel-hotel berbintang akan
memberikan pendapatan lebih banyak kepada daerah karena wisatawan akan membayar lebih
tinggi yang berrati pajak yang dibayarkan juga lebih tinggi. Tapi tetaplah kontribusi hotel
melati dan backpacker tidak bisa diabaikan. Hotel-hotel tersebut memang jumlah kamar dan
karyawannya lebih sedikit dibandingkan dengan hotel besar yang memiliki jumlah kamar dan
memperkerjakan karyawan lebih banyak.
Harapan semua pihak tentunya wisman akan menginap di hotel-hotel berbintang.
Masalahnya orang berbujet relative tinggi tidak mau pergi jika tidak tersedia sarana dan
prasarana akesesibilitas yang menyennagkan. J adi tidak bermasalah di kelas hotel melati tapi
justru bermasalah di kelas hotel berbintang.
Manakala dialami musim paceklik wisman hingga sekarang, wisnuslah yang mengisi
kamar di hotel,berbintang maupun non-bintang, dan memberikan pemasukan di obyek-obyek
wisata. J umlah wisnus di Toraja bisa dikatakan stabil, trennya cenderung menaik. Tapi yang
diharapkan tentunya devisa. Sesuai kata Ibu Mari Elka Pangestu Menparekraf RI bahwa
Toraja selama ini lebih dihidupi oleh wisnus sesuai data kunjungan wisatawan selama 5 tahun
terakhir yang dapat dilihat dari tabel berikut :
129
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara
Dan Data Wisatawan Nusantara
Yang Berkunjung Ke Tana Toraja
Tahun 2009-2013
NO
URAIAN
TAHUN
2009 2010 2011 2012 2013
1 Wisatawan Mancanegara
1. Asia Pasifik 256 328 34 1,347 40
2. Eropa 4,478 4,921 8,002 8,209 11,989
3. Amerika 112 180 71 1,690 388
4. Timur tengah/Asean 62 - 14 346 342
5. Australia 156 180 51 407 193
6. Lainnya 543 25 833 1,533 6,372
2 J umlah Wisman 5,607 5,634 9,005 13,532 19,324
3 Wisatawan Nusantara/Domestik 5,449 12,631 14,651 20,836 42,319
rara-rata 11,056 29,321 41,921 58,024 96,011
4 J umlah Total 11,056 18,265 23,656 34,368 61,643
Sumber Data : Check Point pintu masuk salubarani dan data dari obyek wisata
Catatan : Data 2013 dari Januari-Desember
Tabel tersebut menjelaskan bahwa segmen pasar yang mmeiliki kunjungan tetringgi ke Toraja
adalah wisatawan nusantara dan disusul oleh wisman asal Eropa.
Bisa saja data di hotel besar terjadi penurunan okupansi. Itu berkait wisman yang
datang kebanyakan backpacker yang menginap di hotel-hotel kecil sedangkan biro perjalanan
tidak menyukainya karena margin profitnya kecil. Tapi masih ada wisatawan yang tinggal di
hotel berbintang baik di Rantepao maupun di Makale. Keduanya baik backpacker, maupun
high expenditure, bisa digarap disini.
130
Wisatawan dari kapal pesiar juga berkunjung ke Toraja biasanya di akhir bulan
September dan Oktober, dua kapalm pesiar akan menurunkan tamu-tamunya ke Toraja.
Indosella menangani dua kali tamu dari kapal pesiar di tahun 2011, di bulan Februari dan
September. Tahun ini akan menangani tiga kali, pertama bulan Februari lalu, kemudia di
akhir bulan September dan Oktober. Periode tahun depan rencananya akan berkunjung lagi
dan diharapkan begitu seterusnya. Untuk meningkatkan volume turis , ditentukan oleh kinerja
pelayanan travel, pelayanan di lapangan, dan penyambutan dari pemda setempat.
Dari pengalaman menangani kapal pesiar sejak 2011, wisman ke Toraja, antara FIT
dan grup, jumlahnya hampir seimbang. Yang ditangani oleh Indosella lebih banyak FIT,
sekitar 60% dari tamu yang turun dari kapal dan sisa 40% nya adalah grup.
Pangsa Pasar Toraja
Pasar utama Toraja tetaplah Eropa, dan ingin dipertahankan. Segmen pasar
dominannya berganti terus di antara Perancis, Italia, J erman, Spanyol, atau Belanda.
Wisman Belanda dan Prancis tercatat paling banyak. Ketika peak season tahun kemarin,
yang terbanyaka dalah dari Prancis. Sekarang ini kunjungan wisman Belanda dan J erman
Paling stabil.
Belakangan ini mulai terjadi diversifikasi pasar. Dari Rusia sudah mulai masuk.
Memang masih dalam grup kecil, tapi bisa mencapai 15 grup setahun.
Mereka datang di musim summer holiday, umumnnya merupakan extension dari
kunjungan ke Bali. J ika melalui J akarta mereka menginap semalam dulu bari connecting
dengan penerbangan esok harinya, untuk melanjutkan perjalanan langsung ke Toraja
tanpa menginap di Makassar. Saat perjalanan pulang mereka menginap semalam,
melakukan city tour, keesokan harinya melakukan perjalanan ke Bali.
Bagaimana menarik pasar wisman dari J epang, Cina, Korea, dan Taiwan? Ada
beberapa kendala. Mereka kurang suka dengan tampilan yang berkaitan dengan dukacita
131
atau kematian. Sedangkan pasar di ASEAN, Singapura masih memungkinkan. Tapi
Malaysia tidak mungkin karena terbaikt dengan aspek makanan halal.
Alasan Wisatawan Mengunjungi Toraja
Dua upacara adat utama di Toraja , Rambu Tuka dan Rambu Solok. Warga
Toraja menyebutnya pesta. Selama upacara tidak ada tamu yang datang tanpa
disuguhi makan dan minum. Tamu pun ada yang membawa rokok, gula, atau tuak
(minuman alcohol dari aren).
Rambu Tuka artinya asap yang naik ke atas, sifatnya bergembira, Rambu Solok
artinya asap yang turun, sifatnya berduka. Pesta untuk merayakan rumah adat, panen padi
itu namanya Rambu Tuka karena asapnya naik.
Orang yang meninggal, orang yang berduka asapnya turun, makanya disebut
Rambu Solo. Sebenarnya memang tidak ada asap mengepul, itu hanya penamaan saja.
Meskipun tidak dipromosikan sesungguhnya setiap bulan J uli-September dipastikan ada
Rambu Tuka dan Rambu Solo. Rambu Tuka semacam syukuran atas hasil panen, biasanya
dilkasanakan terlebih dahulu. Pesta ini dipegaruhi musim tanam di Toraja, 2 kali setahun.
Rambu Tuka baru akan dilaksankan setelah semua orang dikampung selesai memanen
padi.
Masalahnya sekarang dengan adanya sistem tanam 3 kali, waktu-waktu pesta
itu menjadi tentatif. Biro perjalanan pun tidak bisa membuat jadwal upacara adat yang
pasti.Inilah yang sulit bagi biro perjalanan dalam menjual paket-paket wisata Toraja.
Syukuranya masukan berupa keluhan ini disampaikan ke Kantor Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Toraja Utara, maka kini jadwal upacara-upacara adat yang sudah pasti hendak
diselenggarakan oleh warga, dimumkan di papan tourist information center yang berada
di halaman depan kantor Dinas Budaya dan Pariwisata Toraja Utara di J alan A.Yani,
Rantepao.
132
Bachtiar Manaba menggambarkan rute yang biasa dijalankan wisman yang
diorganisasi oleh perusahaannya. Setidaknya dalam sehari wisatawan bisa masuk ke dua
obyek di Toraja.
Obyek-obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu, Lemo, Londa, dan Pallawa.
Di Ketekesu bisa melihat Tongkonan dan kuburan keluarga berupa kuburan liang dan
kuburan rumah. Dapat dilihat dari gambar berikut :
Gambar Kuburan di Ketekesu Toaraja
Di Lemo bisa melihat kuburan batu yang dipahat, untuk membuat liang di
dinding tebing batu, lalu dibuatkan pintu untuk memasukkan mayatnya. Di bagian luarnya
berdiameter sekitar 1 meter untuk pintu tapi ke dalamnya dipahat hingga bisa menyimpan
mayat mulai dari nenek sampai cucu-cucunya. Dapat dilihat dari gambar berikut,
133
Gambar Kuburan Batu di Lemo
Di Londa bisa melihat kuburan gua atau liang besar dimana banyak jenazah
disimpan,ada pula kuburan bayiditempatkan dalam lubang di pohon yang tumbuh di atas
batu. Dapat dilihat dari gambar berikut,
Kuburan Gua Batu di Londa
Di Pallawa wisatawan dapat melihat kampong adat dengan Tongkonan-
Tongkonan asli yang masih bagus. Dapat dilihat dari gambar berikut,
134
Tongkonan di Pallawa
Menikmati pemandangan indah di Batutumonga, dalam perjalanan menuju Rantepao
dari Batutumonga melewati Bor Parinding untuk melihat batu simbuang, sebutan orang
Toraja untuk batu megalitik, yang dipahat dari sebuah batu besar, didirikan tegak dan
berfungsi sebagai batu peringatan.
Obyek-obyek di Toraja hampir samasatu sama lain karena itu yang harus disiapkan
adalah obyeknya. Meskipun tujuan utama hendak melihat obyek kuburan di Ketekesu, Londa,
dan sebagainya, di obyek itu juga baik dipersiapkan rumah adatnya, cinderamata, dan
seterusnya. Pemerintah daerah bersama pelaku industri harus memikirkan secara kreatif
pengemasannya. Setelah itu siap akses internet nasional melalui bandara akan mengikuti
dengan sendirinya. Artinya jika obyek sudah siap maka orang akan datang. Permintaan
aksesibilitas pun akan semakin meningkat.
3.3 Strategi yang Dilakukan Untuk Mencapai Kondisi yang Diharapkan berkaitan
dengan Market Objective dan Action Plan (Sales Program dan Promotion Tools)
A.
Market Objective :
135
Menjadikan Toraja sebagai destinasi populer berbasis pariwisata budaya yang yang
tetap melestarikan lingkungan fisik(green tourism), ekonomi, dan sosial-budaya
setelah Bali (Ide Penulis)
Action Plan :
- Memfokuskan pengembangan DTW Toraja berbasis pariwisata budaya dan
lingkungan (Eco-Culture Tourism) yang berkelanjutan dengantetap memperhatikan
aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat.
- Promosi dan pemasaran Eco-Culture Tourism dengan melibatkan partisipasi dunia
usaha dan masyarakat. J alur pemasaran salah satunya dapat dilkaukan di Bali, sebagai
jembatan wisatawan ke Toraja.
- Menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan pihak stakeholder pariwisata di Bali ,
saling bersinergi meningkatkan kunjungan wisatawan sesuai segmen pasar yang
diharapkan Toraja.
- Mengupayakan direct flight dari Singapura -Makasar kembali, mengadakan
kerjasama dengan pihak airlines agar penerbangan Bali-Makassar lebih rutin dalam
satu minggu. (mempromosikan jembatan udara Bali-Toraja)
- Bekerjasama denganpihak hotel-hotel besar di Bali dengan menyebarkan brosur
keindahan alam Toraja dan Budaya Toraja yang etnik disertai dengan jadwal even
besar di Toraja. Kemudian membuat perjanjian dan kerjasama mmeutarkan video
tentang resume produk destinasi Toraja dan een besar di Toraja selama beberapa
bulan mendatang dalam setahun.
- Di Bandara Ngurah Rai Bali sebagai pintu masuk internasional wisatawan dibuatkan
banner dan baliho tentang festival dan even besar di Toraja beberapa bulan
mendatang.
136
- Pada setiap festival yang ada di Bali Toraja diajak atau pihak pemerintah bekerjasama
agar festival besar di Bali melibatkan kesenian Toraja .
- Memperhatikan dan mengontrol pembangunan di Toraja agar menerapkan 60% ruang
hijau terbuka dan 40% ruang bangunan.
- Pembangunan pariwisata Toraja harus memiliki dampak yang positif terhadap
lingkungan fisik. Dengan menerapkan pengelolaan limbah ramah lingkungan,
memperhatikan pemanfaatan lahan yang semestinya, menggunakan energi alternatif
ramah lingkungan.
- Perencanaan pariwisata di Toraja tidak boleh menganggu nilai-nilai sosial budaya
yang sudah berlangsung turun temurun terutama yang bersifat sakral untuk
menghindari dari kepunahan akibat pengaruh pariwisata.
- Pengelolaan kawasan Agropolitan dataran Tinggi dalam rangka Eco Tourism.
- Revitalisasi obyek-obyek budaya dalam wisata tradisional dan wisata alam.
Menambah aktivitas pendukung di obyek wisata alam dan budaya yang tidak
merusak nilai budaya sosial dan mengancam kelestarian lingkunan.
- Meningkatnya perlindungan, pelestarian dan pengembangan keragaman budaya
Toraja Utara dengan produk pariwisata yang inovatif .
(Ide Penulis)
B.
Market Objective :
Mengembangkan Toraja sesuai dengan citra pariwisata nasional yang bertaraf
internasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50
Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
2010-2025 (Kebijakan Pemerintah)
Toraja Lorelindu dan sekitarnya
137
a) There is A Life After Death
b) The Worlds Most Unique Funeral Culture
Action Plan :
- Menetapkan acara sejenis festival tahunan bertaraf Internasional sebagai senjata
promosi utama, karena festival ini dinilai sangat efektif. Dan terus mengembangkan
ide dan konsep untuk menghindari kejenuhan wisatawan.
- Persiapan festival harus dilakukan 3-4 tahun sebelumnya dan melibatkan Para ahli
sertaakademisi termasuk institute kesenian J akarta yang memiliki kompetensi bidang
seni budaya daerah merancang konsep yang akan membangun festival budaya jangka
pondek , menengah, dan panjang.
- Mengkonsep setiap festival yang akan diadakan dengan tema sesuai dengan citra
pariwisata nasional. Tahun sebelumnya sudah dilaksanakan Festival Toraja dengan
penamaan dan tema :
*Toraja International Festival 2013 (Celebrate in Living Megalithic Culture in
TORAJ A). (Sudah Terlaksana)
*Toraja Music, Art, and Spirit Festival (Last of The Great Montain Kingdoms of
Austronesia) (Sudah Terlaksana)
- Festival selanjutnya yang akan dilaksanakan di Tahun 2014 dan tahun mendatang
diusahakan tetap mengambil tema sesuai citra pariwisata nasional yang telah
dilekatkan pada destinasi Toraja dan sekitarnya. Agar Toraja menjadi destinasi
dengan pencitraan yang jelas dan pasti di benak wisatawan. Seperti misalnya :
*Toraja Tongkonan Art Festival ( By your Imagine Back to Toraja Noble
Civilization)
138
*Toraja Funeral Culture Festival ( Be the First Who Know The Mysteries of
EveryToraja Civilization)
*Toraja Fashion Treasure Festival ( Toraja Save a Million Wonders in Its Culture)
(Ide Penulis)
C.
Market Objective :
Mengembalikan kepercayan wisatawan atas stabilitas keamanan di Bali , Poso, dan
daerah lain yang berpengaruh terhadap pariwisata Toraja. (Ide Penulis)
Action Plan :
- Mengadakan kerjasama dengan pihak biro perjalanan untuk terus menyebarkan isu
bahwa kini Toraja adalah tempat yang sangat aman, berbagai agama mendiami Toraja
namun tetap rukun karena masyarakatnya sudah banyak yang berpendiidkan dan sadar
akan pariwisata.
- Mengadakan kerjasama dengan pihak media cetak dan elektronik seperti majalah
pariwisata internasional dan majalah internasional lainnya, memuat berita bahwaToraja
adalah destinasi yang aman, ramah, dan tentram. Memuat berbagai tulisan di website
ternama yang sering diakses traveller tentang Toraja yang aman, ramah dan tentram.
-Memberikan penyuluhan kepada masyarakat pentingnya menciptakan stabilitas keamanan
di sekitar destinasi Toraja, untuk menjaga rasa aman dan nyaman wisatawan berkunjung.
139
-Memberikan pendidikan kepada para remaja pentingnya menjaga kerukunan antar umar
beragama. (Ide Penulis)
D.
Market Objective :
Meningkatkan kunjungan wisatawan sesuai segmen pasar utama Toraja yaitu
Eropa dan wisnus serta pasar potensial Toraja yaitu Rusia, Asia Pasifik, ASEAN,
dan Amerika. (Ide Penulis)
Action Plan :
- Lebih aktif dan gencar dalam memberikan penyuluhan pentingnya promosi online
(mengingat menurut data statistic pangsapasar FIT meningkat signifikan
- Memfokuskan promosi secara langsung melalui pertemuan dan organisasi
internasional di negara-negara yang menjadi pangsa pasar Toraja , dan secara tidak
langsung melalui Bali.
- Memfokuskan promosi kepada pangsa pasar utama yaitu Eropa (J erman, Prnacis,
Belanda) Perancis, Italia, J erman, Spanyol, atau Belanda. khususnya berkaitan
dengan nilai devisa, dan tetap fokus juga pada pasar wisnus sebagai pasar \yang
selama ini menghidupi Toraja. Belanda dan prancis paling banyak.
- Mulai aktif melakukan promosi dan pengenalan DTW Toraja kepada pasar potensial
seperti Rusia
- Mengadakan hubungan kerjasama dengan pihak asuransi di Prancis dan J erman
- Seluruh pihak harus disadarkan pentingnya membuat blog atau website untuk
mempromosikan Toraja, tentunya dgn informasi yang sellau update serta berkualitas .
Diharapkan pemerintah memiliki suatu sistem penyaringan khuus untuk
140
mengkoordinasikan seluruh media online dalam kaitannya dengan prmosi Toraja
menjadi satu manajemen sehingga wisatawan akan semakin memudahkan wisatawan
dalam mengakses informasi serta informasi yang didapatkan pun valid dan terpercaya.
- Memperbaiki jaringan dan Akses internet di Toraja dan akses internet nasional
melalui bandara harus mengikuti dengan sendirinya. Menjamin kelancaran akses
internet terutama di bulan yang tinggi kunjungan wisatawannya.
- Menjual paket wisata Toraja ke beberapa daerah seperti Batam dan titik yang
strategis. Terus mengkomunikasikan Toraja sebagai DTW budayaunggulan di ajang
pariwisata internasional seperti ITB Berlin. Dan mnegumumkan pada setiap
pertemuan skala internasional tertentu jadwal fix even di Toraja. (Ide Penulis)
E.
Market Objective :
Segera melakukan perbaikan infrastruktur dan mempermudah akses wisatawan (Ide
Penulis dan Kebijakan Pemerintah)
Action Plan :
- Dengan lama perjalanan 8-10 jam tempat-tempat pesinggahan di sepanjang Makassar-
Toraja dirasa perlu mengupdate restoran lokal, sajian makanannya hingga sanitasinya. Di
setiap kabupatensemestinya ada rumah makan dan punya toilet umum yang baik (Kebijakan
Pemda)
-Pembangunan bandara di Toraja rencananya akan mulai digarap pada tahun 2014 ini dengan
anggaran smenetara sebesar 2 miliar (Kebijakan Kemenparekraf)
- Merencanakan public transport untuk mempermudah wisatawan dari kapal pesiar yang
singgah di Toraja(Ide Penulis)
141
F.
Market Objective :
Menjadikan produk DTW Toraja sebagai produk unggulan yang memiliki identitas
dan image khas di benak wisatawan (Ide Penulis)
Action Plan :
- Memastikan semua jadwal ritual atau upacara adat yang ada di Torajauntuk memudahkan
wisatawan dalam mengingat kunjungannya ke Toraja.
- Mengemas atraksi budaya yang menjadi alasan utama wisatawan ke Toraja seperti ritual
Rambu Tuka danRambu Solok. Dan mengemas obyek wisata yang populer yang menjadi
alsan
wisatawan berkunjung ke Toraja seperti Obyek-obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu,
Lemo, Londa, dan Pallawa. Kemudian melalui alasan utama tersebut mulai diperkenalkan
daya tarik wisata lainnya yang belum terjamah.
- Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan [ada setiap fasilitas pariwisata dan utamanya
pelayanan yang diberikan pemda setempat.
- Obyek-obyek wisata yang sudah berada di Toraja Utara sejak beradbad-abad atau beratus
tahun lalu harus bisa mempertahankan orisinalitasnya sekaligus menciptakan inovasi-inovasi
baru.
-Tana Toraja harus menentukan fokus pariwisatanya. (Ide Penulis)
G.
Market Objective :
Menjadikan Toraja sebagai Kampung Halaman Tercinta bagi semua orang(Ide Penulis)
142
Action Plan :
- Menyelenggarakan serangkaian kegiatan tahunan gerakan pulang kampung untuk
perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan Toraja Mamali
(rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun sebab mayoritas warga
Toraja yang beragama Nasrani pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya
di Toraja. Kegiatan utamanya adalah kegiatan spiritual dipadu dengan pertunjukan
budaya tradisional setempat Loveley desember terlaksana sudah 4 kali sejak 2009
diperuntukan bagi warga toraja pulang kampong dari perantauan (Kebijakan
Pemerintah)
- DMO Toraja mengadakan diaspora khusus etnis Toraja(Kebijakan Pemerintah)
Berikut adalah Tabel Sales Program yang disusun sesuai dengan tanggal-tanggal
penting di Toraja :
Tabel Sales Program dan Promotion Tools
Tgl Sales
Program
Nama
Bulan
1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31
Januari *Merancang
brosur pamphlet ,
dan paket wisata
yang
menonjolkan
keunikan obyek-
obyek wisata
utama terdiri
dari Ketekesu,
Lemo, Londa,
dan Pallawa.
Dan destinasi
lain yang ada di
*Mematangk
an konsep
dibuatberkon
sultasi
dengan para
akademisi
*Menceta
k brosur,
paket
wisata
dan
pamphlet
tersebut.
Tetap
memantau
promosi
online
*Merancan
g video
promosi
destinasi di
Toraja serta
even
besarnya.
Tetap
emmantau
promosi
online
*Mematang
kan konsep
video
tersebut.Tet
ap
emmantau
promosi
online.
*Mengadak
an
pertemuan
kepada
beberapa
pihak Biro
Perjalanan
di Bali dan
Toraja.Teta
p
emmantau
promosi
online
Menyebar
brosur,
pamphlet
, paket
wisata
dan video
pada Biro
Perjalana
n Wisata
di Toraja
dan di
Bali serta
mempubli
sh nya
143
Toraja. Serta
mencantumkan
kalender event
beberapa ritual
besar seperti
Rambu Tuka
dan Solo serta
Festival
tahunan.Dan
promosi melalui
media internet
mengupdate
informasi
terbaru
pada
media
elektronik
Februari *Melanjutkan
penyebaran
*Melanjutka
n penyebara
*Memper
siapkan
penyambu
tan,
pelayanan
, dan
produk
*Mempersi
apkan
penyambut
an,
pelayanan,
dan produk
*Mengeval
uasi
rencana
sebelumnya
*Mengeval
uasi
rencana
sebelumnya
*Membua
t
pencatata
n
keseluruh
an
rencana
Maret *Menganalisis
diadakannya
ritual rambu solo
dan rambu tuka di
bulan ini hingga
bulan Mei
April
Mei *Memfokuskan
promosi pada
Biro Perjalnan
wisata di Bali ,
hotel ternama dan
dtw ternama di
Bali, menaruh
media promosi
seperti paket
wisata ke Toraja
brosur, pamphlet,
video pada tempat
tersebut.
Terutama lebih
gencar
mempromosikan
ritual Rambu solo
dan rambu tuka
yang akan digelar
J uni-Agustus
*Mengadaka
n pertemuan
lebih rutin
dan intensif
dengan
stakeholder
di Bali serta
di Toraja
menyambung
bulan high
season
*Mempersi
apkan
kedatangan
wisatawan
mengecek
semua
kelengkapa
n fasilitas
dan hal-hal
yang akan
dibutuhkan
wisatawan.
Termasuk
pula
memberika
n
pentuluhan
kepada
masyarakat
sekitar.
Juni Menyambut
keadatangan
wisatawan atas
persiapan yang
*Meningkatk
an mutu
pelayanan
secara rutin
*Sambil
melakuka
n
persiapan
*Sambil
melakukan
persiapan
terhadap
*Sambil
melakukan
persiapan
terhadap
*Mengeval
uasi
kegiatan
yang telah
*Mencata
t
keseluruh
an
144
telah dilakukan dan
memonitorin
g jalnnya
aktivitas
wisatawan di
Toraja
terhadap
festival
yang akan
diselengg
arakan
bulan
Agustus
dan
Desember
festival
yang akan
diselenggar
akan bulan
Agustus
dan
Desember
festival
yang akan
diselenggar
akan bulan
Agustus
dan
Desember
terlaksana perencana
an yang
telah
dilkasank
an
Juli Sambil persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Agustus Sambil persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Sambil
persiapan
festival
Saat Music,
Art , and
spirit
Festival
terselengga
ra tetap
memonitori
ng jalannya
acara
mencata
SWOT nya
September Dari
terselenggaranya
even ritual J uni-
Agustus dan
Festival pertama ,
ditingkatkan
yang semestinya
ditambah
mauapaun yang
dikurangi untuk
mempersiapkan
festival agung
pada Desember
Sambil
persiapan
festival bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Oktober Sambil persiapan
festival bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
Sambil
persiapan
festival
bulan
Desember
November Memantapkan
dan menghubungi
pihak-pihak yang
telah diajak
bekerjasama
sebelumnya
dalam penyebaran
produk Toraja
melalui media
promosi tersebut
Mencatat
progress dari
Hasil
penyebaran
promosi
yang telah
dilkakukan
untuk lebih
mempersiapk
an
kedatangan
wisatawan
pada bulan
Memanta
pkan dan
terus
memonito
ring
perkemba
ngan
145
Desember
Desember Mengadakan
pertemuan rutin
dengan
masayarakat dan
terus
memonitoring
pihak stakeholder
yang diajak
bekerjasama.
Memonitori
ng jalannya
persiapan
dan terus
mengecek
seberapa
jauh
perispan
gagal dan
berhasil
Mengeval
uasi dan
mencatat
keseluruh
an
perencana
an yang
telah
dilakukan
Keterangan Tanggal Penting Sesuai Sales Program :
High season J uni J uli, Agustus, Sepetember (Summer Holiday)
Februari,September, Oktober (transit kapal pesiar) trutama FIT karena 60% dari FIT
J uni-Agustus Rambu Solok dan Tuka rencana juga akan digelar
desember(dipertimbangkan digelar pada J anuari- Februari -Maret April- Mei untuk
menghindari kekurangan kamar wisatawan) (Ide Penulis)
Festival Toraja dan Lovely Desember (Desember) perayaan umat nasrani (28-30
Desember 2013)
Toraja Music, Art, and Spirit Festival (22-24 Agustus)
146
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN-SARAN
4.1 Simpulan
Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan :
1. Toraja adalah sebuah destinasi yang memiliki potensi sangat luar biasa,
pengenmabangan pariwisata berbasis budaya dan mengkombinaskian dengan
alam sangat tepat diterapkan untuk melestarikan keberagaman budaya yanga
da di Toraja.
2. Pengembangan destinasi Toraja sudah terus ditingkatkan, pemerintah pun
terus berusaha memperbaiki kekurangan Toraja salah satunya dengan
memperbaiki infrastruktur Toraja dan semakin gencar melakukan kegiatan
pemasaran
3. Pemerintah daerah , masyarakat lokal, dan pihak stakeholder Toraja sudah
semakin paham dan menerima pengaruh pariwisata ke arah yang positif.
4. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pihak pemerintah sudah cukup baik
dari sebelumnya, hanya saja tidak demikian dengan pihak swasta.
5. Produk wisata yang ditawarkan Toraja cukup beragam, hanya saja perlu
ditambah aktivitas pendukungnya.
4.2 Saran-Saran
Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan ulasan tersebut :
1. Pemerintah pusat dan daerah bersama-sama meningkatkan kualitas dan mutu
SDM di Toraja khususnya mengenai pariwisata.
147
2. Pemerintah pusat segera merampungkan pembangunan bandara di Toraja 2014
ini.
3. Setelah bandara dirampungkan diharapkan pihak stakeholder pariwisata semakin
bersinergi untuk mengontrol dan mengatur segmen pasar Toraja.
4. Sebaiknya melibatkan para akademisi dan ahli-ahli yang profesional dalam
pengembangan destinasi Toraja agar pengembangannya dapat mencapai harapan
yang diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai