0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
103 tayangan147 halaman
Title : Strategi Pemasaran Pariwisata Tana Toraja Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan
Published by : Bunga Kurnia
Format file : .pdf (Portable Document Format)
Tags : Tana Toraja, Tourism, Market Strategy of Tourism
Title : Strategi Pemasaran Pariwisata Tana Toraja Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan
Published by : Bunga Kurnia
Format file : .pdf (Portable Document Format)
Tags : Tana Toraja, Tourism, Market Strategy of Tourism
Title : Strategi Pemasaran Pariwisata Tana Toraja Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan
Published by : Bunga Kurnia
Format file : .pdf (Portable Document Format)
Tags : Tana Toraja, Tourism, Market Strategy of Tourism
PENTINGNYA STRATEGI PEMASARAN YANG TEPAT GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN KE KAWASAN TORAJA DAN SEKITARNYA Disusun Oleh : NI MADE GANDHI SANJIWANI NIM.12112013 BUNGA KURNIA NIM.12112004 KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NUSA DUA BALI JURUSAN KEPARIWISATAAN PROGRAM STUDI DESTINASI PARIWISATA 2014 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul Pentingnya Strategi Pemasaran yang Tepat Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Toraja dan Sekitarnya ini dengan baik tanpa hambatan yang berat dan tepat waktu. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat guna memenuhi tanggung jawab dari tugas yang telah diberikan dalam mata kuliah Bisnis Perhotelan. Menghargai betapa banyak bantuan,bimbingan dan dukungan serta informasi- informasi dari berbagai pihak dalam penyusunan makalah ini maka kami ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada berbagai pihak, sebagai berikut :
1. Hanugerah K.Liestiandre, S.ST .Par ., MM selaku dosen Mata Kuliah Pemasaran Destinasi Pariwisata II 2. Pihak Karyawan Perpustakaan STP Nusa Dua-Bali, 3. Mahasiswa dan Mahasiswi STP Nusa Dua-Bali, 4. Seluruh pihak yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini. Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan makalah pengelolaan pendapatan kamar hotel yang akan datang, diharapkan agar bisa lebih sempurna. Kami mohon maaf apabila terjadi kesalahan baik yang disengaja atau tidak disengaja. 3 Sesuai pepatah tak ada gading yang tak retak,maka demi kesempurnaan makalah ini kami menghargai saran dan masukan dari para pembaca yang budiman. Nusa Dua-Bali, 1 April 2014 Penulis 4 DAFTAR ISI Kata Pengantar ............................................................................................ i Daftar Isi ...................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1 1.1Latar Belakang ............................................................................................ 1 1.2Rumusan Masalah ........................................................................................ 16 1.3Tujuan Studi ................................................................................................. 16 1.4J enis dan Sumber Data ................................................................................. 17 BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 18 2.1Definisi Pemasaran Kepariwisataan .............................................................. 18 2.2Definisi Promosi Pariwisata .......................................................................... 23 2.3Ruang Lingkup Perencanaan Pariwiwsata...................................................... 25 2.4Strategi Pemasaran Pariwisata ...................................................................... 60 2.5Strategi Menetapkan Target Pasar dan Posisi Daerah Tujuan Wisata.. ........... 64 BAB III PEMBAHASAN ............................................................................. 65 3.1Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau Orientasi Destinasi Toraja dan Sekitarnya ...................................................................................................................... 65 3.2 Kondisi Aktual Destinasi Toraja dan Sekitarnya .......................................... 88 5 3.2.1 Product Analysis ........................................................................................... 88 3.2.2 Competitive Analysis ..................................................................................... 114 3.2.3 Market Analysis............................................................................................. 122 3.3Strategi yang dilakukan untuk Mencapai Kondisi yang Diharapkan berkaitan dengan Market Objectivesm dan Action Plan (Sales Program dan Promotion Tools) 135 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN-SARAN .............................................. 147 4.1Simpulan ...................................................................................................... 147 4.2Saran- Saran ................................................................................................. 147 Daftar Pustaka 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Myrtha Soeroto (2003:85) dalam bukunya Toraja, wilayah Tana Toraja memiliki keistimewaan, di mana segenap desa-desa tradisional dan masyarakatnya memegang teguh kelangsungan adat dan kebudayaan lama. Desa tradisional asli dan utuh adalah living monument yang dapat ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya. Kete Kesu, Saddan Malimbongg, Pallawa, dan desa-desa lain merupakan kawasan wisata yang menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Dengan sistem sosial budaya yang ada, tidaklah sulit menetapkannya sebagai kawasan cagar budaya seutuhnya. Suatu kawasan yang menggelar nuansa asli kehidupan tradisional. Bukan semata untuk kepentingan pariwisata, melainkan terutama untuk mengembalikan tatanan kehidupan kolektif yang harmonis dan seimbang bagi masyarakat pedesaan. Berbagai bentuk kesenian pun masih mewarnai kehidupan masyarakatnya. Sejumlah upacara adat tetap berlangsung den selalu dimeriahkan oleh seni tari dan musik tradisional. Rambu Solo adalah upacara ritual paling megah dan sarat dengan tat cara adat, tradiis, dan kepercayaan kuno. Sebagaimana upacara Ngaben di Bali, upacara sakral Rambu Solo menjadi daya tarik utama kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara. Apa pun alasannya tidak salah menjual kesenian sakral, asal dikemas dengan baik dan dapat membawa kesejahteraan bagi warganya. Hanya saja kekhusyukan upacara harus dipatuhi agar tidak kehilangan nilai-nilai hakiki dari proses ritual tersebut. 7 Kondisi kebudayaan yang utuh dan mantap semacam ini hanya dijumpai di wilayah budaya Bali. Bali adalah Hindu, dan Toraja ialah Ur-Indonesia yang mewarisi kebudayaan tertua Ur-Animisme. Oleh karena itu pola konservasi yang berhasil melestarikan arsitektur Bali, kiranya dapat juga diterapkan di Tana Toraja dengan penyesuaian adat dan budaya. Tentu saja dibutuhkan kerjasama antara para pemangku adat, pemuka ajaran Alluk Todolo, serta pemerintah daerah untuk bersama-bersama dengan masyarakat mengantiispasi kehadiran moderenisasi di setiap sisi kehidupan. Hendaknya dikaji dan diseleksi tata nilai moderen yang mampu mengangkat peradaban tanpa harus kehilangan nilai-nilai spiritual budaya lama. Pesatnya pertumbuhan industri pariwisata di Tana Toraja ikut berperan dalam upaya mengangkat potensi desa tradisional. Konsep pariwisata budaya terutama dimaksudkan menyelamatkan segala bentuk kebudayaan lama dari kepunahan. Itu berarti desa tradisional harus dipandang sebagai subjek dalam pengembangan pariwisata daerah. Hanya dengan cara itu derajat kesejahteraan desa dan penduduknya dapat ikut terangkat bersama tumbuhnya kegiatan pariwisata. Lebih jauh pariwisata diharapkan dapat mengurangi tingkat kesenjangan sosial antara desa dan kota, sebagaimana tujuan luhur dari ilmu pariwisata. Kehadiran industri pariwisata mempengaruhi fungsi bangunan tradisional yang sebagian dimanfaatkan untuk penginapan bagi wisatawan. Bagian kolong (sulluk) direnovasi menjadi kamar mandi dan dapur. Ruang dalamnya ditata untuk ruang tidur dan ruang dduk. Beberapa tongkonan lainnya digunakan sebagai toko atau kios cinderamata yang menjual kain tenun, perhiasan, patung, dan ukir-ukiran khas Toraja. Perubahan fungsi bangunan tentu mempengaruhi tata ruang dan konstruksi tongkonan, tetapi sama sekali tidak mengubah wujud asli karya para arsitek tradisional (Tomanarang) yang tetap lestari hingga kini. Sejak program Wisata Budaya (1976) Tana Toraja ramai dikunjungi 8 wisatawan yang membawa berkah bukan saja bagi para pengrajin, melainkan juga bagi para arsitek tradisional. Tongkonan dan Alang beralih fungsi menjadi komoditas ekspor ke mancanegara. Ekonomi pedesaan secara nyata terangkat dengan berkembang industry rumah adat, yang punya efek lanjutan (multiplier-effect) terbukanya peluang usaha langsung memberikan andil besar bagi terpeliharanya kelestarian arsitektur tradisional. Menurut sumber dmoindonesia.com disebutkan bahwa Destinasi Toraja merupakan salah satu destinasi pariwisata yang kaya akan potensi budaya dan merupakan salah satu destinasi pariwisata unggulan nasional. Destinasi ini mencakup dua kabupaten, yaitu Kabupaten Tana Toraja - yang merupakan kabupaten induk, dan Kabupaten Toraja Utara - hasil pemekaran di tahun 2008. Asal kata Toraja berawal dari bahasa Bugis Sidendreng yaitu "to ri aja", yang berarti "orang pegunungan" atau "orang hulu sungai". Menurut bahasa Makassar, Toraja berasal dari kata "tau" dan "maraya" yang berarti "orang dari utara" atau "orang besar/bangsawan". Penambahan kata Tana, yang berarti negeri tempat pemukiman suku Toraja, membuat wilayah Toraja kemudian lebih dikenal dengan sebutan Tana Toraja. Toraja berada di daerah pegunungan, bukit, dan lembah sehingga memiliki lansekap budaya(cultural landscape)yang unik. Keunikan budaya ini menjadikan wilayah Toraja dinominasikan sebagai UNESCO World Heritage Sites pada tahun 1995. Berbagai upacara adat, rumah tradisional (tongkonan), makam di gua/gunung batu, kerajinan khas, alat-alat kesenian menjadi daya tarik utama wisatawan ke Toraja. Toraja sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) memiliki obyek wisata dan pentas budaya yang tidak kalah menariknya dibandingkan DTW lainnya seperti Bali, Bunaken, Toba dan J awa. Tana Toraja merupakan daerah tujuan wisata unggulan bagi Provinsi Sulsel, karenadaya tarik keindahan alam dan budayanya. Masyarakat Toraja dikenal ke mancanega karena budayanya yang khas seperti rumah adat Tokonan serta upacara pemakaman yang unik Tana Toraja telah berkembang (sejak konferensi Pata tahun 1974 9 saat itu wisata mancanegara mulai datang ke Toraja) menjadi daerah tujuan wisatawan karena mempunyai kehidupan kebudayaan asli berupa rumah adat (Tongkonan), upacara kematian (Rambu Solo), kuburan alam (Liang), tarian (Pagellu), pemandangan alam yang indah dan alamiah. Obyek-obyek wisata yang sudah sering dikunjungi oleh wisatawan luar negeri (asing) dan wisatawan dalam negeri (domestik) yaitu Londa, Buntu Pare, Kete Kesu, Siguntu yang masing-masing mempunyai daya tarik tersendiri seperti Tongkonan (rumah adat), perkampungan lingkungan rumah adat, kuburan gantung, Liang (kuburan yg dipahat di dinding batu) dan kuburan alam. Sulawesi Selatan senantiasa mendapatkan kunjungan banyak wisatawan utamanya pada waktu pemakaman jenazah di Tana Toraja. J auh sebelum upacara pemakaman dilaksanakan, biro perjalanan sudah sibuk mencari hotel untuk wisatawan yang akan mengunjungi upacara pemakaman dan obyek-obyek wisata yang tersebar dalam wilayah Tana Toraja. Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc.Ms dalam bukunya Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata (2013:104) menyatakan bahwa Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) sebagai tindak lanjut dari mandat kewenangan penyelenggaraan kepariwisataan yang telah diberikan oleh UU No. 10 Th.2009 kepada Pemerintah telah berhasil diselesaikan oleh Pemerintah dan ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.50 Th.2011, Tenatng Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) yang diundnagkan di J akarta pada tanggal 2 Desember 2011. Dalam RIPPARNAS tersebut, secara nasional telah ditetapkan bahwa di seluruh wilayah Indonesia terdapat 50 destinasi pariwisata Nasional (DPN), 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan didalamnya telah ditetapkan ada 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Kawasan 10 Toraja dans ekitarnya masuk ke dalam Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) yang merupakan bagian dari Destinasi Pariwisata Nasional Toraja-Lorelindu dan sekitarnya. Dalam Naskah Akademis penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariiwsataan Nasional (RIPPARNAS), untuk menetapkan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) telah digunakan indeks penetapan berdasarkan pada beberapa criteria utama yaitu : 1. J umlah kunjungan wisatawan pada lima tahun terkahir 2. Kelengkapan fasilitas kepariwisataan yang tersedia di kawasan tersebut 3. Dominasi sector kepariwisataan dalam pemanfaatan lahan di kawasan tersebut 4. Kontribusi pendapatan dari kepariwisataan terhadap Produk Domestik Regional Bruto/PDRB di daerah tersebut, dan 5. Posisi strategis Kawasan tersebut utamanya dilihat dari pangsa pasar pariwisata potensial baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang Mendasarkan dari analisis tersebut, maka di dalam PP No.50 Th.2011, Tentang RIPPARNAS sampai dengan saat ini telah ditetapkan 88 KSPN yang tersebar di 33 Propinsi di Indonesia, yang mana Kawasan Toraja dan sekitarnya masuk ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional tersebut. Dan di tahun 2013 telah ditetapkan 5 prioritas KSPN yaitu , 1. Kawasan Bromo-Tengger-Semeru dan sekitarnya 2. Kawasan Komodo dan sekitarnya 3. Kawasan Wakatobi dans ekitarnya 4. Kawasan Toraja dan sekitarnya 5. Kawasan Kuta-Sanur-Nusa Dua dan sekitarnya 11 Ke-5 prioritas KSPN tersebut mengandung makna bahwa kawasan-kawasan tersebut berada pada tahap evaluasi. Salah satu yang terpenting adalah Kawasan Toraja dan sekitarnya. Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan tersebut jelas bahwa kini pemerintah sudah mengadakan berbagai macam kegiatan untuk mengembangkan destinasi tersebut dan berusaha meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi tersebut dengan tetap memperhatikan aspek menjaga keberlanjutkan lingkungan budaya, sosial, ekonomi sehingga pariwisata akan lebih hidup dan memberdayakan masyarakat. Beberapa aksi pemerintah yang juga melibatkan masyarakat dalam mempromosikan KSPN Toraja dan sekitarnya dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 1.1 Kegiatan yang Telah Diselenggarakan Pemerintah dan Masyarakat dalam Mengembangkan Destinasi Toraja Hingga Tahun 2013 12 No. Nama Kegiatan Keterangan 1. Festival Toraja 2013 Dilaksanakan pada 1-31 Desember 2013. Pembukaan dilaksanakan pada tanggal 29-30 Desember 2013. Beberapa musik khas Indonesia, seperti kolintang asal Sulawesi Utara, rebana Betawi J akarta, saleum dari Aceh ditampilkan di World Camp Music Festival itu. Tari-tarian khas Toraja seperti Manimbong dan Tari Kecak dari Bali juga ditampilkan. kegiatan semacam festival ini bertujuan mengangkat kembali nama Toraja di mata dunia yang sebelumnya sudah terkenal dengan keindahan alam, kekayaan warisan budaya, adat, dan kulinernya. Terkait dengan promosi, Menparekraf punya komitmen tinggi untuk mempromosikan Toraja sebagai salah satu destinasi di luar Bali dan harus didorong semua pihak, namun demikian dikatakan bahwa infrastruktur di Toraja memerlukan perbaikan. Hal ini merupakan tugas seluruh pihak terkait termasuk pemerintah daerah Toraja dan Sulawesi Selatan. Titik perhatian tersebut juga menjadi pertimbangan mengingat Toraja telah disepakati menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, namun sejumlah kendala infrastruktur seperti jalan menuju daerah wisata banyak rusak hingga daerah kabupaten yang menghubungkan Toraja. Pihak pemerintah telah mencanangkan pengembangan Toraja dengan baik serta menjaga keberlanjutkan lingkungan budaya, sosial, ekonomi sehingga pariwisata akan lebih hidup dan memberdayakan masyarakat. Menurut Mari, Lovely December telah dilaksanakan sebanyak enam kali, dan ini harus dikembangkan bagaimana terus meriah setiap tahun, dan membuat banyak pengunjung yang datang di Toraja. Selain itu, komitmen menjadikan Toraja di Sulawesi Selatan sebagai destinasi kedua setelah Pulau Bali yang dapat menjadi jualan pariwisata di internasional dengan mendatangkan wisatawan domestik dan mancanegara. Festival ini diadakan untuk menjaring wisatawan domestik khususnya masyarakat asal Toraja yang berada di laur negeri dan wisatawan asing khusunya Eropa yang mana tahun 2013 kemarin menjadi pasar utama. 2. Pameran Kain Tenun Toraja di Museum Tekstil Jakarta Menparekraf meninjau Pameran Kain Tenun Toraja "Untannun Kameloan" yang berlangsung tanggal 19 - 29 September 2012 di Museum Tekstil J akarta. 13 3. Visit South Sulawesi 2012 Menyambut tahun kunjungan wisatawan (Visit South Sulawesi 2012), Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah menggelar 12 event Pariwisata Internasional di limakabupaten/kota. Yakni KotaMakassar, Kabupaten Wajo, TanaToraja, Maros dan Bulukumba. J uga event bulanan yangdijadwalkan secara bergilir di 24 Kabupaten/kota se-Sulsel. Program tersebut telah di-launching sejak 2009 4. Promosi Tana Toraja di Swiss Swiss diketahui sangat potensial bagi promosi pariwisata nasional. Tema promosi kali ini adalah Postcards From A Wonderland, A Remarkable Indonesia, dimulai 1 Februari 2012 selama tiga bulan, sebagaimana dinyatakan Pejabat Pensosbud KBRI Bern, Budiman Wiriakusumah di London, Rabu. Dikatakan, selama tiga bulan akan terpampang dengan indahnya ajakan untuk berlibur ke Indonesia, untuk mengunjungi obyek wisata Bunaken, Raja Ampat, Tana Toraja, Komodo, Flores, Borobudur, Lombok, Bangka Belitung dan Bali. 5. Indonesia Jaring Wisatawan Eropa Melalui WTM London Selain wisatawan domestik yang menjadi pangsa pasar utama Tana Toraja dan sekitarnya. Pangsa pasar tertinggi selanjutnya adalah Eropa menurut data kunjungan wisatawan yang diterbitkan oleh Dinas Pariwisata Toraja lima tahun terkahir. Indonesia menjaring wisatawan Eropa melalui pameran pariwisata terbesar di Inggris, "World Travel Market" (WTM), di ExCel Exhibition Centre, London, Inggris, mulai tanggal 4 sampai 7 November 2013. Inggris merupakan pangsa pasar Indonesia di Eropa dalam kontribusi jumlah wisatawan disusul J erman, ujar Wakil Direktur promosi pariwisata luar negeri khusus wilayah Eropa. J umlah wisatawan Inggris yang berkunjung ke Indonesia selama kurun J anuari-Agustus tercatat 141.509, atau meningkat 7,41 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012 sebanyak 131.741. Menurut Agustini Erahayu, hal ini menggambarkan bahwa pasar Inggris adalah pasar penting yang perlu digarap dan Indonesia perlu terus menancapkan eksistensinya di mata dunia melalui berbagai aktivitas promosi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Dr. Mari Pangestu diharapkan akan hadir pada WTM yang akan mempromosikan strategi "16-16-7" bersama Dubes RI London Hamzah Thayeb di Platinum Suite 5, ExCel London. Menparekraf RI direncanakan juga dijadwalkan menghadiri 14 pembukaan resmi WTM World Responsible Tourism Day pada tanggal 6 November serta mengadakan sejumlah pertemuan dalam kerangka United Nations World Tourism Organisation (UNWTO). Menurut Agustini Rahayu, strategi 16-16-7 berfokus pada 16 target pasar regional untuk 16 destinasi dan 7 minat khusus. Indonesia kini memang tengah mengembangkan 16 destinasi wisata potensial selain Bali, yang tersebar dari Sumatera, Sulawesi hingga Papua. Khususnya pula Kawasan Toraja dan sekitarnya 6. Rencana Kegiatan Tana Toraja di Tahun 2014 Pada tahun 2014 juga akan diselenggarakan lagi festival internasional sejenisnya utuk menjadikan Toraja sebagai tempat pegelaran budaya dan seni berkelas internasional. Nantinya, akan ada tujuh negara yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut, antara lain: Zimbabwe, Kanada, Prancis, Kazaktan, Italy, Senegal, Amerika dan Indonesia. Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa Toraja patut dilihat oleh dunia internasional karena memiliki keyaaan alam dan kearifan lokal. Beliau mengutarakan harapannya agar tahun depan Presiden juga berkesempatan menyaksikan acara ini secara langsung. Sedangkan, persoalan infrastruktur bandara baru di Toraja harus digenjot dan tidak dijadikan persoalan dalamhal pembebasan lahan. Masyarakat dan Gubernur Sulawesi Selatan sangat menginginkan pesawat besar bisa mendarat di bandara baru Toraja pada 2014 nanti. Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung menyatakan pemerintah Kabupaten Tana Toraja siap bersama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan pemerintah Kabupaten Toraja Utara untuk menjadikan Toraja Festival sebagai kalender pariwisata tahunan di Toraja. Kegiatan ini akan dimasukan dalam calender of event, dan optimis Toraja Festival ini bisa berdampak positif bagi masyarakat Toraja pada khususnya. Ibu Maria Elka Pangestu selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan akan memberikan bantuan sebanyak 2 Milliar untuk revitalisasi lapangan Bakti mengingat lapangan ini akan digunakan kedepannya sebagai tempat pertunjukkan wisata. Beliau jugamendorong dibentukkan desa binaan dan desa wisata sebagai langkah pemberdayaan masyarakat sekitar. Tugas besar Kemenparaf kedepannya adalah mempromosikan lebih gencar lagi wisata-wisata 15 Indonesia termasuk Toraja ke dunia Internasional yang akan diimbangai dengan pembenahan infrastrukturnya. 7. Pembentukan dan Aktivitas DMO Toraja Workshop DSRA DMO Toraja dilaksanakan di Hotel Pantan, Makale pada tanggal 8 Mei 2013. Acara workshop selanjutnya adalah diskusi dan kerja kelompok yang dibagi menjadi 4 kelompok kerja (pokja) yaitu (1) Pokja Daya Tarik Wisata, (2) Pokja Sarana/prasarana, (3) Pokja SDM, serta (4) Pokja Pemasaran dan Promosi. Masing-masing pokja mendiskusikan isu strategis dan permasalahan yang dihadapi, dan kemudian dirumuskan program dan kegiatan yang akan dilakukan oleh masing-masing stakeholder untuk 5 tahun ke depan. Acara stakeholders meeting DMO Toraja tingkat kabupaten dilaksanalan di Toraja Heritage Hotel, Rantepao tanggal 18 April 2013. Acara selanjutnya adalah paparan dari tiap SKPD tingkat kabupaten yang dibarengi dengan diskusi dengan butir-butir sebagai berikut: Perlunya komitmen dari anggota KPT dan Pokja DMO untuk betul-betul menjadi anggota yang serius memikirkan kepariwisataan Toraja, jika perlu membuat pernyataan tertulis. DMO masih harus merapat dengan Bapeda/SKPD dan juga menentukan program kegiatan yang harus dilakukan, kapan, dan lokasinya dimana. Hal ini terkait dengan penyusunan Grand Design Pariwisata Sulsel, diharapkan Toraja juga menyiapkan konsep pengembangan pariwisatanya untuk menjadi masukan ke provinsi. Pengembangan sektor terkait lainnya perlu mengacu pada lokasi yang ada di Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten. Program dari Dinas/SKPD dan stakeholders lainnya disusun pertahun supaya jelas, termasuk dalam implementasinya. Sangat penting untuk memiliki Roadmap DMO Toraja, yang menjadi pedoman bagi semua stakeholders kepariwisataan Toraja. Sinkronisasi antara DMO dan SKPD ke depannya sangat penting. SKPD yang diidentifikasikan untuk masuk dalam Pokja 16 DMO Toraja Tingkat kabupaten: (1) Bapeda, (2) Disbudpar, (3) Dikbud, (4) Distarkim, (5) Dinas Perhubungan, (6) Dinas PU, (7) Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan, (8) Dinas Kehutanan dan Perkebunan, (9) Dinas Perindagkop dan UMKM, (10) Dinas Peternakan, (11) Dinas Kesehatan, (12) Dispora, dan (13) Bapedalda. Sebagai kegiatan awal program DMO Toraja di tahun 2013 ini dilaksanakan stakeholder meeting DMO Toraja tingkat provinsi. Acara ini dilaksanakan di Hotel Sahid J aya Makassar, tanggal 16 April 2013. Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama DMO Toraja di tahun 2013, yang ditujukan untuk sinkronisasi program DMO Toraja tahun 2013 dengan program lintas sektor tingkat provinsi dalam mendukung pengembangan kepariwisataan Toraja. Beberapa hal penting yang dimunculkan dalam Stakeholder Meeting tingkat provinsi ini adalah : SKPD dan Asosiasi terkait di tingkat provinsi mendukung program pengembangan pariwisata Toraja, termasuk program-program DMO. Diakui memang belum seluruh stakeholders mengetahui dan memahami secara jelas tentang program DMO ini, penggantian personil yang in charge juga menjadi kendala. Diharapkan ke depannya dapat dibuatkan SK Gubernur untuk SKPD dan stakeholders terkait di tingkat provinsi sebagai anggota Pokja DMO Toraja. Perlu sinkronisasi program dalam mendukung kepariwisataan Toraja. SKPD pendukung pada dasarnya mengharapkan masukan dari DMO Toraja untuk lokasi kegiatan-kegiatan yang perlu didukung. Perlu segera menyusun suatu grand design pengembangan kepariwisataan Toraja sebagai bahan bagi pemda Provinsi Sulsel dalam menyusun RPJ MD di bulan J uni ini. KPT akan menindaklanjuti dalam pertemuan lanjutan tingkat kabupaten untuk 17 menyusun grand design tersebut. 8. Direct Promotion Pariwisata Sulawesi di Batam Persaingan merebut simpati para wisatawan begitu amat tinggi. Terbukti sejumlah negara tetangga hingga kini semakin gencar dan cerdas dalam melakukan promosi guna meraih wisatawan asing dan wisatawan Indonesia. Bahkan paket-paket wisata/produk wisata luar negeri yang ditawarkan amat bersaing dan relatif murah. Apalagi, potensi wisatawan nusantara amat tinggi yakni sekitar 4,5 juta penduduk Indonesia kerap perjalanan ke luar negeri (out going). Untuk meraih potensi wisatawan itu Direktorat Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menggelar direct promotion atau penjualan langsung paket-paket wisata Sulawesi di Hotel Haris, Batam, J umat (22/11/2013).Pada ajang tersebut, pemerintah memfasilitasi pertemuan antar industri pariwisata yang menjual paket wisata Sulawesi pada industri pariwisata yang berminat membeli paket wisata, atau business meeting/table top. Saat ini sudah ada 25 orang (buyers) dari Singapura dan J ohor, dan Batam yang berminat membeli paket wisata Sulawesi. Sebagai sellers adalah industri dari Sulawesi dan daerah lainnya yang menjual paket-paket wisata ke daerah Sulawesi. Kedudukan Sulawesi dari sisi peta pariwisata nasional amat strategis. Mengingat, kini Makassar di Sulawesi Selatan telah menjadi gerbang dengan jaringan penerbangan udara langsung yang menghubungkan kota-kota besar di Indonesia bahkan penerbangan internasional. Dia mencontohkan di Sulawesi Selatan ada Pantai Losari dan Tana Toraja. Lalu, Sulawesi Tenggara ada Taman Nasional Wakatobi yang amat terkenal dengan keindahan alam bawah laut. Kemudian, di Sulawesi Utara juga ada Taman Laut Bunaken yang juga terkenal dengan keindahan alam bawah laut. Trindiana berharap, direct promotion berupa table top tersebut dapat mencuri minat 4,5 juta wisatawan dalam negeri yang kerap pergi ke luar negeri dan wisatawan asing yang ada di Batam. Sehingga, bisa mencapai target kunjungan wisatawan asing sebesar 8,6 juta pada tahun ini. Apalagi, itu juga didukung oleh pertumbuhan out going wisatawan dalam negeri yang terus meningkat cukup besar dan tarif angkutan udara yang relatif murah (low cost carrier) dan juga libur 18 ganda. Ada libur sekolah dan libur akhir tahun. Tentu, ini potensi pasar yang tinggi dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih 220 juta orang. Sumber : kemenparekraf.go.id, Dmoindonesia.com, travel.kompas.com, investor.co.id, jnguide.wordpress.com Berdasarkan Tabel 1.1 tersebut dapat dijelaskan bahwa pemerintah sudah berusaha dalam memantapkan destinasi Toraja dan sekitarnya agar menjadi destinasi berdaya saing internasional kedepannya. Langkah awal adalah dengan meningkatkan kunjungan wisatawan. Hal ini Salah satunya tentu dilakukan dengan mengkomunikasikan keberagaman atraksi wisata dan keunikan Toraja di mata Nasional dan Internasional melalui kegiatan pemasaran. Sehingga dibutuhkan suatu strategi pemasaran yang tepat untuk meraih hati wisatawan agar mau berkunjung ke destinasi Toraja. Menurut sumber http://issuu.com/moeslov/docs/edisi34/14, Majalah Pariwisata yang diterbitkan oleh Kemenparekraf, selain hal tersebut, beberapa tantangan yang kini dihadapi Toraja pun harus segera dibenahi untuk menanamkan citra positif tentang Toraja di benak wisatawan. Seperti perbaikan infrastruktur Toraja. Dengan lama perjalanan 8-10 jam tempat- tempat pesinggahan di sepanjang Makassar-Torajadirasa perlu mengupdate restoran lokal, sajian makanannya hingga sanitasinya. Di setiap kabupaten semestinya ada rumah makan dan punya toilet umum yang baik. Yakin Tandirerung menyatakan bahwa kelemahan Toraja adalah amat kurangnya aktivitas pendukung di obyek wisata. Rantepao sebagai kota wisata internasional di Toraja Utara dan menjadi starting point untuk tur setempat sudah saatnya dibenahi dan dipercantik. Yang sebaiknya dilkaukan oleh Destination Management Organization (DMO) dibentuk sebagai mitra pendamping pemda untuk mengembangkan pariwisata di daerahnya. DMO lah yang merancang program dan memasarkannya. DMO Toraja yang bari dilantik pada 13 Mei 2012 ini mengelola dari sudut etnisnya, bukan wilayah administratifnya. J adi, meliputu semua wilayah etnis Toraja. Saat ini baru berjalan dengan dua kabupaten, Tana Toraja dan Toraja Utara. Ini wadah bagi masyarakat peduli pariwisata 19 terdiri dari tokoh masyarakat, ketua adat, tokoh pendidikan, tokoh agama, tokoh industry pariwisata (ASITA,PHRI,HPI,PUTRI). Untuk mempromosikan dan menjual destinasi yang dahulu disiapkan adalah masyarakatnya, obyeknya, aktivitasnya, dan industrinya. Industri harus menyiapkan akomodasi , restoran dan sumber daya manusianya. Obyek-obyek di Toraja hampir sama satu sama lain karena itu yang harus disiapkan adalah obyeknya. Meskipun tujuan utama hendak melihat obyek kuburan di Ketekesu, Londa, dan sebagainya, di obyek itu juga baik dipersiapkan rumah adatnya, cinderamata, dan seterusnya. Pemerintah daerah bersama pelaku industry harus memikirkan secara kreatif pengemasannya. Setelah itu siap akses internet nasional melalui bandara akan mengikuti dengan sendirinya. Artinya jika obyek sudah siap maka orang akan datang. Permintaan aksesibilitas pun akan semakin meningkat. Beberapa tantangan lain yang kini sedang dihadapi oleh pariwisata Toraja diantaranya : Toraja Utara (Torut) Sebagian besar obyek wisata di Toraja berada di Toraja Utara. Kota Rantepao perlu membenahi kotanya sekarang, mempersiapkan kembali hotel-hotelnya restorannya dengan mempersiapkan mutu produknya yaitu pelayanan. Obyek-obyek wisata yang sudah berada disana sejak beradbad-abad atau berates tahun lalu harus bisa mempertahankan orisinalitasnya sekaligus menciptakan inovasi-inovasi baru. Ketua DMO Toraja Luther Barrung menyatakan bahwa di Toraja Utara, sebagai wisata budaya, obyeknya sudah siap, fasilitasnya juga sudah siap. Tapi kualitas pelayanannya amsih harus ditingkatnya. 20 Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara mengemukakakn bahwa kedepannya akan terus diadakan pertunjukan hidup kesenian, tempat kulinari, karena itulah yang menghidupkan tempat pariwisata. Tana Toraja (Tator) Berbeda dengan yang dihadapi Kabupaten Tana Toraja. Daerah ini masih harus menentukan fokus pariwisatanya. Cruise Ship Tourist Wisatawan dari kapal pesiar ke Toraja masih terbatas. Sudah bisa mencapai 100-an orang wisatawan turun dari satu kapal. Kendalanya kendaraan bis atau minibus yang dipakai untuk menjemput dan mengantar wisatawan tersebut pada umumnya berusia tua. Itu malah akan mengurangi citra Toraja sebagai destinasi wisata Agustinus Lamba menggambarkan rute tur saat menangani tamu dari kapal pesiar seperti ini: Kapal datang dengan rute Kalimantan-Polewali, Sulawesi Barat menginap sehari di sana, kemudian dilanjutkan ke Pare-Pare, menginap semalam di atas kapal lalu dijemput keesokan paginya pukul 06.30 atau 7.00 dan langsun dibawa menuju Toraja. Dari Pare-Pare menuju Toraja memrlukan waktu 4 jam perjalanan, tiba sekitar pukul 12.00, langsung dilanjutkan tur setengah hari bermalam di Toraja, biasanya di Hotel Heritage. Keesokannya tur setengah hari lagi hingga pukul 13.00 atau 14.00 kembali ke Pare-Pare , naik kapal lalu berlayar menuju Makassar. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis memilih judul makalah Pentingnya Strategi Pemasaran yang Tepat Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan ke Kawasan Toraja dan Sekitarnya. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada Latar Belakang, maka rumusan masalahdari penelitian ini adalah, 21 1. Bagaimana Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau orientasi destinasi Toraja dan sekitarnya ? 2. Bagaimana kondisi aktual destinasi Toraja dan sekitarnya ? 3. Apa yang semestinya dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan ? 1.3 Tujuan Studi Sesuai dengan Rumusan Masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mampu menjelaskan Gambaran Umum Serta Visi dan Misi atau orientasi destinasi Toraja dan sekitarnya 2. Mampu menjelaskan kondisi aktual destinasi Toraja dan sekitarnya berkaitan dengan analisis produk destinasi tersebut, analisis kompetitor destinasi tersebut, dan analisis segmen pasar destinasi tersebut.. 3. Mampu strategi pemasaran yang semestinya dilakukan guna mencapai kondisi yang diharapkan melalui marketing objective, sales program, dan promotion tools (marketing mix). 1.4 Jenis dan Sumber Data Sumber data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni yangasli, informasi,dari tangan pertama atau responden. Sumber Data Sekunder adalah informasi yang diperoleh tidak secara langsung dari responden tetapi dari pihak ketiga.. J enis data yang digunakan sebagai acuan dalam penulisan makalah ini yaitu data sekunder. Data sekunder diperoleh dari buku buku dan juga internet yang kemudian disesuaikan sehingga dapat menjadi sebuah makalah yang utuh. 22 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Pemasaran Kepariwisataan Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc. MS.(2013:178) menyatakan bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, diberikan batasan mengenai pemasaran kepariwisataan Indonesia, sebagai : Pemasaran Pariwisata bersama, terpadu dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan serta pemasaran bertanggung jawab dalam membangun Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing. Sedangkan Kotler (1996), telah memberikan pengertian yang bersifat umum tentang pemasaran (marketing) sebagai : A social and managerial process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating and exchanging products and value with others. Mendasarkan pada pengertian pemasaran di tas dapat diartikan bahwa pemasaran adalah fungsi manajemen yang mengatur dan mengarahkan semua kegiatan usaha 23 berdasarkan hasil penilaian terhadap kebutuhan pembeli dan mneysuaikan daya beli mereka untuk menjadi permintaan yang efektif terhadap suatu produk atau jasa, serta mengalirkan produk atau jasa tersebut ke konsumen atau pengguna akhir dalam mencapai target keuntungan atau tujuan lain yang ditetapkan perusahaan atau organisasi. Merujuk pada definisi umum pemasaran yang diberikan oleh Philip Kotler tadi, manakala diterapkan pada aspek kepariwisataan, maka kegiatan-kegiatan pokok yang harus dilakukan dalam program pemasaran pariwisata paling tidak akan meliputi : a. Memahami kebutuhan pasar wisatawan dengan baik. b. Mengembangkan produk wisata yang mempunyai nilai superior dimata pasar wisatawan tadi. c. Mendistribusikaninformasi produk wisata ke wisatawan secara tepat dan menarik. d. Mempromosikan produk wisata dengan efektif. Dalam kerangka pemahaman pemasaran pariwisata seperti diuraikan di atas; Pada dasarnya keseluruhan produk wisata yang dikembangkan hendaknya dilihat dalam kaitannya dengan keinginan dan harapan wisatawan. Sebagai pembeli, wisatawan harus dapat memahami keseluruhan produk wisata yang ada di destinasi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa esensi pemahaman dari pemasaran pariwisata adalah suatu proses pertukaran, yang secara industrial merupakan sebuah sistem yang di dalamnya mencakup proses untuk mencapai pertukaran antara dua pelaku (pihak) yang berbeda, yaitu, antara : 1. Konsumen atau wisatawan yang membeli atau menggunakan produk wisata yang ada di destinasi. 2. Destinasi (Otoritas organisasi produksi) yang memasok dan menjual produk wisata kepada wisatawan. 24 Dari sisi cara pandang pasar, pemasaran pariwisata akan berkaitan erat dengan upaya untuk: 1. Memahami kebutuhan fan keinginan wisatawan. 2. Mengetahui produk wisata apa yang akan dipilih, kapan, bagaimana, seberapa banyak, pada tingkat harga beberapa, dan perkiraan seberapa sering mereka membeli. 3. Mengetahui lokasi dimana mereka mmebeli 4. Mengetahui perasaan mereka setelah melakukan pembelian dan menikmati produk wisata yang dibelinya. Sedangkan dari sisi cara pandnag destinasi sebagai produsen pemasaran, pemasaran pariwisata akan berkaitan erat dengan upaya-upaya untuk: 1. Mengetahui produk wisata apa yang akan dikembangkan dan ditawarkan kepada wisatawan serta mengapa produk wisata tersebut akan dikembangkan. 2. Mengetahui seberapa besar skala produk wisata tadi harus dikembangkan. 3. Mengetahui pada tingkat harga berapa produk wisata tadi akan dijual. 4. Mengetahui kapan dan kepada segmen wisatawan mana produk wisatatersebut akan dipasarkan. Orientasi pemasaran pariwisata pada intinya adalah upaya untuk melihat keluar terhadap kebutuhan pasar wisatawn dan berbagai dampak dari adanya perubahan lingkungan terhadap destinasi. Dapat diartikan pula bahwa, orientasi pemasaran pariwisata adalah merupakan upaya untuk menanggapi lingkungan persaingan yang sangat ketat serta mengakomodasikan kelebihan dari kapasitas yang dimiliki oleh sebuah destinasi untuk memenuhi berbagai jenis dan tingkatan permintaan pasar wisatawan. Berikut adalah gambar bagan sistem pemasaran pariwisata: 25 Sebagai sebuah sistem, pemasaran berada dalam sebuah dinamika lingkungan yang berinteraksi secara timbale balik, baik secara langsung maupun tidak langsung akanmemberi pengaruh pada tingkat keberhasilannya dalam melakukan implementasi program-program pemasarannya. Lingkungan pemasaran pariwisata yang bersifat dinamis tadi secara umum dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu lingkungan makro dan lingkungan mikro sebagai berikut: Sosial-ekonomi/ politik eksternal dan lingkungan fisik Pelangggan dan pelanggan potensial Pesaing Bisnis korporat dan strategi pemasaran Perencanaan Pemasaran Produksi / kapasitas Sistem Imventori / reservasi Distribusi / akses Transaksi pertukaran Konsumsi produk Perasaan paska pembelian Promosi pelanggan Promosi sales Rencana Kampanye (Marketing mix dan anggaran) Objektif Taktik Strategi bisnis dan Rencana Pemasaran Rencana kampanye dan anggaran belanja Riset pemasaran dan analisis Program Aksi Evaluasi Monitoring dan Kontrol (riset) Lingkungan Bisnis Keputusan Organisasi Keputusan Organisasi Keputusan Pelanggan Diagram Sistem Pemasar an Pariwisata Adaptasi dari Marketing Travel and Tourism, V.T.C. Middleton, 1994 26 1) Lingkungan Mikro (micro-environment), yaitu para pelaku dan berbagai kekuatan yang terkait dengan unit organisasi dan bisnis kepariwisataan di destinasi tadi, yang dapat mempengaruhi kemmapuannya dalam memenuhi atau melayani kebutuhan serta permintaan wisatawan. 2) Lingkungan Makro ( macro-environment), yaitu berbagai kekuatan sosial yang lebih besar yang dapat mempengaruhi keseluruhan lingkungan mikro, seperti struktur demografi, ekonomi, budaya, alam, teknologi, politik, dan kekuatan para pesaing. Menurut C.M. Lingga Purnama, MM (2004:1), pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsep-konsep pemberian harga,promosi, dan pendistribusian ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan individu dan tujuan organisasi. Perkembangan selanjutnya terhadap definisi dan konsep pemasaran adalah bagaimana memahami pemasaran sebagai budaya, yaitu seperangkat nilai dan kepercayaan mendasar tentang pentingnya konsumen bagi organisasi. Ini penting untuk mengembangkan strategi pemasaran yang menyangkut strategi bisnis dan keunggulan kompetitif perusahaan. Strategi pemasaran didefinisikan sebagai analisis strategi pengembangan dan pelaksanaan kegiatan dalam strategi penentuan pasar sasaran bagi produk pada tiap unit bisnis, penetapan tujuan pemasaran, dan pengembangan, pelaksanaan, serta pengelolaan strategi program pemasaran, penentuan posisi pasar yang dirancang untuk memenuhi keinginan konsumen pasar sasaran. Menurut Drs. H. Oka A. Yoeti, MBA ( 2005:1), pemasaran pariwisata sangat kompleks sifatnya dibandingkan dengan pemasaran barang-barang yang dihasilkan perusahaan manufaktur yang biasa kita kenal. Produk yanag ingin dipasarkan sangat terikat dengan supplier yang menghasilkannya, instansi, organisasi atau lembaga pariwisata yang mengelolanya. Untuk memasarkan produk industri pariwisata bukan saja diperlukan koordinasi, tetapi diperlukan kerjasama yang baik antara orgnisasi yang bertanggung jawab 27 dalam pengembangan pariwisata dengan semua pihak yang terlibat dan berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Dapat dikatakan, keberhasilan suatu program pemasaran dalam bidang kepariwisataan sangat ditentukan oleh faktor kesamaan pandangan terhadap peranan pariwisata bagi pembangunan daerah, karena itu sebelum program pemasaran dilaksanakan harus ada komitmen dari semua unsure terkait bahwa pariwisata merupakan sektor ekonomi yang bersifat quick yielding dana merupakan agent of development bagi daerah itu. J . Krippendorf, dalam bukunya Marketing Et Tourism merumuskan pemasaran pariwisata sebagai berikut : Marketing in tourism to be understood as the systematic and coordinated execution of business policy by tourist undertaking whether private or state owned at local, regional, national or international level to achieve the optimal of satisfaction of the needs of identifiable consumers group and in doing so to achieve and appropriate return. Yang dimaksudkan dengan pemasaran pariwisata adalah suatu sistem dan koordinasi yang harus dilakukan sebagai kebijaksanaan bagi perusahaan-perusahaan kelompok industry pariwisata, baik milik swasta atau pemerintah dalam ruang lingkup lokal, regional, nasional atau internasional untuk mencapai kepuasan wisatawan dengan memperoleh keuntungan yang wajar. 2.2 Definisi Promosi Pariwisata Menurut Drs. Bambang Sunaryo. M.Sc. MS.(2013:177) menyatakan bahwa promosi (promotion) merupakan bagian dari proses pemasaran ysng termasuk dalam salah satu aspek bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran pada dasarnya merupakan koordinasi interakso dari empat komponen yang sering disebut dengan 4P yaitu produk (product), harga (price), lokasi distribusi (place), dan promosi (promotion). Aktivitas promosi kepariwisataan secara prinsip merupakan kegiatan komunikasi, yang dilakukan oleh organisasi 28 penyelenggara pariwisata (destinasi) yang berusaha mempengaruhi khalayak atau pasar wisatawan yang merupakan tumpuan atau sasaran dari penjualan produk wisatanya. Tahapan promosi pariwisata biasanya diawali dengan melakukan analisis pasar yang kegiatannya melipuri paling tidak tahapan-tahapan aktivitas sebagai berikut : a. Penentapan tujuan promosi kepariwisataan. b. Menetapkan beberapa statemen alternatif berkaitan dengan pebedaan strategi bauran promosikepariwisataan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan. c. Tahap tadi harus mempertimbangkan beberapa hal, di antaranya menganalisis seluruh kemungkinan metode promosi pariwisata yang tersedia, biaya yang tersedia, posisi kompetitif destinasi dan produk wisata yang ada, evaluasi dari program promosi wisata sebelumnya sikap dan prilaku wisatawan terhadap produk wisata yang kan dijual serta asumsi mengenai kegiatan promosi apa yang paling efektif. d. Membuat solusi dalam bentuk serangkaian tujuan promosi pariiwsata yang terukur dengan memperhitungkan target audiens/pasar yang spesifik, hal pokok yang akan dikomunikasikan, tugas dan tanggung jawab, dan periode waktu yang dipergunakan untuk prmosi. e. Penilaian dari rencana promosi wisata agar sesuai dengan angggaran yang tersedia, sumber daya manusia yang ada, dan waktu yang diperlukan. f. J ika perlu, tujuan promosi wisata dan alternative pencapaiannya bisa ditinjau kembali. 29 2.3 Ruang Lingkup Perencanaan Pemasaran Menurut Dr.Alma Buchari (2002:110) menyatakan sebagai berikut; 2.3.1 Ruang Lingkup Rencana Pemasaran (Marketing Plan) Sebelum menyusun marketing plan maka perlu mengetahui seluk beluk atau konsep-konsep pemasaran dan segala informasi telah dikumpulkan, maka seorang wirausaha baru menulis marketing planya. Untuk menyusun marketing plan maka perlu dijawab tiga pertanyaan berikut : 1) Where have we been ? 2) Where do we want to go ? 3) How do we get there? (Hisrich-Peters, 1905: 139) Pertanyaan diatas perlu diidentifikasi dan dijawab dari mana kita berangkat , untuk itu harus diperhatikan latar belakang perusahaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan, bagaimana keadaan persaingan, serta bagaimana peluang dan kendala yang dihadapi. Kemudian kearah mana arah yang dituju ? disini perlu ditetapkan sasaran marketing untuk masa yang akan datang. Lalu bagaimana mencapai sasaran itu ? disinilah perlu ditetapkan strategi pemasaran. Mungkin juga perlu dilakukan penelitian pemasaran. Anggaran belanja perlu disiapkan untuk pelaksanaan rencana ini. Apa yang dimaksud dengan marketing plan ? the marketing plan in cludes a situation analysis that in large part comprises a market opportunity analysis and an assessment of 30 the existing or potential business strength, weakness, threat, and opportunities in the marketplaces. (Bygrave, 1994:73) Marketing plan adalah merupakan bagian dari business plan. Perencanaan yang harus dipersiapkan seperti dijelaskan oleh Bygrave adalah analisis situasi perusahaan dan lingkunganya analisa dan penilaian peluang, kekuatan, kelemahan, kendala yang dihadapi di pasar. J uga harus digambarkan sasaran konsumen dan setrategi pemasaran yang digunakan. J adi inti kegiatan dari marketing plan ini adalah : 1. Analisa situasi lingkungan dan peluang besar 2. Mengembangkan sasaran pemasaran 3. Menetapkan strategi pemasaran 4. Menciptakan tindakan atau taktik pelaksanaan Karakteristik dari sebuah marketing plan yang baik harus memenuhi beberapa kriteria yaitu : 1. Harus didasarkan pada fakta dan asumsi yang benar tentang siapa target market, dimana lokasi mereka, berapa besar daya serapnya. 2. Bagaimana teknik promosi yang efektif. 3. Bagaimana perubahan harga dipasar. 4. Bagaimana saluran distribusi. 5. Bagaimana keadaan saingan. 6. Bagaimana SWOT dari perusahaan. 7. Siapkan sumber-sumber yang diperlukan seperti : sumber daya manusia, keuangan, fasilitas perawatan dan sebagainya. 31 Seperti diketahui bahwa pemasaran merupakan kegiatan yang amat penting dalam operasional suatu bisnis. Tidak peduli apakah bisnis anda bergerak dalam sector industry kecil, tingkat menengah, apalagi industry besar. Atau anda bergerak dalam bidang perdagangan besar, perdagangan eceran, pertokoan, atau mungkin pula anda begerak dalam bidang penjualan jasa, transportasi, penginapan, biro perjalanan, kegiatan rekreasi, dan sebagainya, pemasaran menempati posisi utama. Lihatlah bagaimana perkembangan posisi bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan mulai sejak berdiri sampai perusahaan menjadi besar. Pada tahap perusahaan baru didirikan posisi bagian produksi, keuangan, personalia, dan pemasaran kira-kira sama pentingnya. Akan tetapi, begitu perusahaan mengalami kemajuan, maka porsi perhatian lebih besar diberikan kepada bagian pemasaran, dan lebih khusus lagi fokusnya ialah langganan. Ini bukan berarti bagian-bagian lain didalam perusahaan tidak penting, semua bagian adalah penting, tetapi perhatian utamanya ialah pemasaran yang akan berhadapan langsung dengan publik, yang sangat mennetukan keberhasilan atau kegagalan suatu usaha. 2.3.2 Konsep A I D A + S Didalam setiap kegiatan bisnis harus diusahakan agar wirausahawan memperhatikan konsep A I D A +S, yang merupakan singkatan dari : A = attention I = Interest D = Desire 32 A = Action S =Satisfaction Konsep ini berlaku untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh bisnis yang dapat menarik hati konsumen / langganan. Misalnya kegiatan membuat suatu produk yang memuaskan konsumen, kegiatan melayani konsumen pada sebuah pertokoan atau kegiatan-kegiatan lainya. Pertama kali konsumen berhubungan dengan perusahaan tentu muncul lebih dulu perhatian ( attention) misalnya pada saat konsumen lewat didepan sebuah toko. Konsumen tersebut memperhatikan satu jenis barang yang dipajangkan di etalase depan toko. Kemudian konsumen tersebut timbul minatnya (interest), lalu dia masuk kedalam toko. Setelah masuk kedalam toko dia mencari pelayan dan minta diambilkan barang yang dia ingikan. Ini berarti keinginanya (desire) makin meningkat. Kemudian dia menanyakan berapa harganya, lalu tawar menawar, cocok harga, lansung di bayar di kasir (action). Setelah barang dibawa pulang kerumah lalu dipakai (seandainya dalam bentuk pakaian atau dimakan kalau bentuk makanan). Setelah barang tersebut dikonsumsi maka muncul dua kemungkinan konsumen tersebut merasa puas atau tidak puas. Tujuan dari setiap pemasaran ialah menimbulkan kepuasan bagi konsumen. J ika konsumen puas terhadap barang tersebut atau terhadap pelayanan toko tersebut maka konsumen akan melakukan pembelian ulang. J ika kosumen tidak puas maka ia tidak akan melakukan pembelian ulang dan akan memberikan reaksi negatif serta menginformasikan reaksi negative itu kepada keluarganya, sahabatnya, sehingga pemasaran produk tersebut tidak mencapai sasaran. Hal ini dapat menimbulkan kegagalan bagi perusahaan. 2.3.3 Konsep Pemasaran 33 a. Konsep produk Pada saat barang masih langka di pasar,maka produsen memusatkan perhatian pada teknis pembuatan produk saja. Produsen belum memperhatikan selera konsumen. Produsen hanya membuat barang dengan to please oneself, hanya menuruti bagaimana selera produsen sendiri.Produsen hanya melihat ke cermin, tidak melihat jendela.Orang melihat cermin hanya memperhatikan wajah saja, yaitu ia membuat barang yang cocok dengan kemauannya. Lain hannya melihat jendela,berarti melihat orang yang berada di luar/dijalan,produsen memperhatikan orang lain. b. Orientasi Penjualan Disini produsen membuat barang,kemudian harus membuat barang itu, dengan berbagai teknik promosi. Hal yang penting disini ialah adanya kegiatan promosi secara maksimal. Paham dari konsep ini ialah, konsumen pasti akan mau membeli barang, bila mereka dirangsangkan untuk membeli. Promosi besar-besaran adalah merupakan cirri khas dari selling concept. Premis yang mendasari konsep penjualan ialah : Konsumen cenderung menolak membeli barang yang tidak penting oleh sebab itu merek harus didorong untuk membeli. Konsumen dapat di pengaruhi melalui stimulasi promosi. Tugas produsen ialah mendorong penjualan. c. Orientasi Pasar disini produsen tidak sekedar membuat barang, tidak pula asal meluncurkan promosi. Akan tetapi, produsen memusatkan perhatian pada selera konsumen, produsen memperhatikan needs dan wants dari konsumen. Dalam hal ini produsen tidak lagi 34 melihat cermin tetapi melihat jendela. Dengan melihat jendela berarti dia memperhatikan orang yang berada diluar bagaimana gerak-gerik, perilaku, kebiasaan- kebiasaan, selera konsumen. J adi produsen tidak hanya memperhatikan kebutuhan konsumen, tetapi juga memperhatikan apa keinginan konsumen. Konsumen tidak hanya membeli fisik barang, tetapi yang mengharapkan sesuatu dari barang itu, ini yang disebut dengan wants, yaitu suatu yang lain yang diharapkan setelah membeli barang tersebut. J ika ini dapat dipuaskan, maka kegiatan marketing perusahaan akan mencapai sukses. Premis yang mendasari konsep pemasaran ini adalah : Konsumen selalu memilih barang yang dapat memuaskan needs dan wantsnya. Konsumen dapat dikelompokan berdasarkan needs dan wantsnya. Tugas organisasi ialah meneliti dan menetapkan segmentasi dan memilih pasar serta mengembangkan pemasaran yang efektif. Keinginan produsen untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dalam arti ingin memberi kepuasan dapat dibaca dari semboyan promosi yang dilancarkan oleh produsen yang berbunyi antara lain : Kepuasan anda dambaan kami, J ika anda puas beri tahu teman, jika anda tidak puas beri tahu kami, Semboyan kami adalah kepuasan langganan, Kami ada karena anda. d. Orientasi Pada Rasa Tanggung J awab =Pemasaran Berwawasan Sosial Tingkat orientasi pada rasa tanggung jawab sosial dan kemanusiaan. Karena banyak kritik dan sorotan dari luar perusahaan, baik yang datang dari pemerintah, maupun dari 35 masyarakat melalui lembaga konsumen, maka perusahaan haris memiliki rasa tanggung jawab mora,untuk melayani masyarakat sebaik baiknya. Tanggung jawab sosial ini dalam arti luas, harus menghasilkan barang yang baik tidak merusak kesehatan masyarakat. Menggunakan sumber daya alamsecara bertanggung jawab,selalumenjaga kebersihan air dan udara dari ancaman polusi,mengurangi kebisingan oleh mesin pabrik. Semua ini harus dalam rangka menciptakan suasana kehidupan yang baik dan tentram dengan penuh rasa tanggung jawab tidak mementingkan keuntungan perusahaan semata. Premis yang mendasari pemikiran produsen untuk mengembangkan responsibility ini: o Gejala konsumerisme (Gejala protes dari konsumen terhadap ketidak puasan yang dilakukan oleh perdusen atau oleh penjual) akan muncul apa bila masyarakat memperoleh barang yang tidak baik dan mendapat layanan memuaskan. o Masyarakat selalu menuntut tanggung jawab organisasi,begitu mereka mendapat perlakuan yang kurang baik dan bila ekosistem mereka terganggu. o Anggota mastarakat selalu menghendaki jaminan keselamatan terutama terhadap komodit yang mereka beli. Pada tingkat ke-4 ini manajemen pemasaran, harus memusatkan kegiatannya pada nbagaimana menciptakan,dan menawarkan barang untuk perbaikan mutu kehidupan, bukan hanya sekedar menawarkan barang yang memenuhi selera konsumen. Dalam hal ini seakan-akan terdapat dua hal yang berbeda kepentingannya, yaitu: keinginan produsen untuk memenhi selera konsumen yang beraneka ragam di suatu pihak,dan dilain pihak ingin menjaga kelestarian lingkungan.Beberapa contoh dapat dilihat penggunaan sampul-sampul plastik yang praktis,enteng,indah yang sangat disenangi oleh konsumen akan tetapi sangat nencenari lingkungan.Barabg-barang plastic tidak dapat 36 hancur dialam terbuka sehingga menyebabkan penumpukan sampah yang merusak kesuburan tanah,menyumbat resapan air atau menyubat saluran air sehingga menimbulkan kebanjiran.J uga makanan fast food,yang rasanya enak,cepat saji,lezat, namun tidak sehat kaeran kandungan lemaknya tinggi.Industri minuman menggunakan botol-botol plastik sekalu pakai.Padahal duluny minuman menggunakan botol yang dapat digunakan beberapa kali pakai.Penggunaan botol plastic yang begitu banyak sangat mengotori lingkungan sekitarnya. Contoh lain misalnya serbuk detergen yang sangat digmeari oleh ibu-ibu rumah tangga untuk mencuci lebih cepat dan lebih bersih.Akan tetapi,produk itu sangat digemari aliran sungai yang dapat mematikan ikan-ikan didalam sungai . 2.3.4 Mengutamakan Pelanggan Pada saat ini perusahaan saling bersaing memperebutkan para pelanggan . dalam situasi buyers market perusahaan harus berjuan untuk mencari dan memelihara langgananya. Untuk memelihara langganan harus Memperoleh kepuasan melalui nilai lebih yang diterimanya dibandingkan dengan uang yang dia keluarkan untuk memperoleh suatu barang. Nilai yang diterima oleh pelanggan adalah selisih dari total customer value dikurangi dengan total customer cost. TVC berarti sejumlah manfaat yang diperoleh oleh pelanggan dari suatu produk atau jasa yang dibelinya sedangkan TCC adalah sejumlah uang atau pengorbanan yang dikeluarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa tertentu. 37 Misalnya seseorang berbelanja barang kesuatu toko tertentu. Dia mengharapkan sejumlah nilai yang akan diperoleh yaitu berupa mutu barang tersebut, harga murah, layanan toko memuaskan, kemudahan mencari dan memilih barang di toko tersebut kemudahan dan rasa aman parkir kendaraan, rasa nyaman didalam toko, dan dia mengeluarkan sejumlah uang untuk memperoleh nilai-nilai tersebut. J ika dibandingkan antara total nilai yang dia peroleh dengan total uang yang dia keluarkan lebih menguntungkan maka dia akan memperoleh kepuasan. Kepuasan yang dimaksud adalah satisfaction is a persons feeling of pleasure or disappointment resulting from comparing a products perceived performance in relation to his or her expectation. (Philip Kotler, 1997:40). Untuk menjaga kepuasan langganan tersebut maka perusahaan mencoba melakukan apa yang disebut dengan integrated marketing (pemasaran terpadu). Philip Kotler, (1997:23) menyatakan bahwa : when the all companys department work together to serve the customers interest, the result is integrated marketing. J adi integrated marketing ini berarti suatu keterpaduan diantara para karyawan secara bersama-sama memberikan pelayanan memuaskan kepada konsumen. Oleh sebab itu seorang pemimpin perusahaan harus membenahi, mendidik para karyawanya agar semua mempunyai arah, sikap, sasaran untuk memuaskan konsumen. Misalnya bagian produksi harus membuat barang sebaik mungkin, menghindari cacat yang ada pada produk yang dihasilkan, demikian pula karyawan yang ada dibagian depan yang berhubungan dengan pelanggan harus memberikan pelayanan sehingga menimbulkan kesan sebaik mungkin. Contoh pemasaran terpadu ini dapat dilihat pada pemasaran jasa. Pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran eksternal tapi juga internal dan interaktif. 38 Pemasaran eksternal berarti kegiatan yang dilakukan perusahaan yang menyiapkan, member harga, mendistribusikan dan mempromosikan produknya dan jasanya ke konsumen. Pemasaran internal berarti pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan mendorong karyawanya agar dapat melayani konsumen sebaik-baiknya. Pemasaran interaktif berarti keterampilan karyawan untuk melayani langganan. Contoh pemasaran interaktif ialah jasa seorang dokter ahli bedah. Secara teknis pasien mengharapkan pembedahan tersebut berjalan sukses akan tetapi pasien juga mengharapkan hal-hal lain, misalnya keramahan, perhatian, dan penampilan yang meyakinkan dari dokter bedah tersebut sehingga menyenangkan hati pasien. J adi dalam hal ini sangat penting pelayanan dalam benyuk high touch yang sama baiknya dengan high tech, berate penggunaan perangkat teknologi canggih sedangkan high touch sentuhan-senyuhan professional yang diberikan oleh pelayanan terhadap pelanggan. 2.3.5 Pertanyaan Pokok Dalam Pemasaran Sebelum anda menyusun rencana pemasaran maka seorang wirausaha harus memahami lebih dulu tentang seluk-beluk, konsep dan ruang lingkup pemasaran untuk mengetahui semua ini maka perlu dijawab tiga pertanyaan dasar dalam pemasaran yaitu : What ? Who ? How ? Apa yang dipasarkan yaitu barang atau jasa? 39 Siapa yang memasarkan yaitu lembaga-lembaga atau individu-individu perantara dalam distribusi barang dan jasa? Bagaimana memasarkan yaitu melalui kegiatan fungsi-fungsi pemasaran? Guna pembahasan lebih lanjut maka dalam marketing kita kenal tiga pendekatan sebagai lanjutan dari tiga pertanyaan dia atas . 1. Community Approach Dalam hal ini diselidiki aliran barang (flow of goods) dari masing-masing barang. Misalnya flow of goods dari barang-barang mewah. Kita ambil saja contoh, sejumlah barang elektronik,bagaimana cara marketingnya. Dalam mempelajari in kita harus mengetahui barang dimana barang itu dihasilkan, siapa yang menghasilkan, siapa yang menjual dan membelinya, bagaimana diangkutnya, dan bagaimana pula masalah reklamenya, permodalanya dan penggudanganya. Dengan mengulangi prosedur penyelidikan ini untuk segala macam barang, maka kita akan mendapat gambaran dari seluruh kegiatan marketingnya. 2. Institusional Approach Yang dipelajari disin ialah melalui bermacam-macam lembaga marketing yang ada yang merupakan channels of distribution apakah posisi mereka, apakah peranan mereka dan apakah jasa-jasanya di dalam flow of goods itu. Institusi it misalnya grosir, pedagang dan sebagainya. Kita coba meneliti apa peran mereka dalam pemasaran barang-barang. 3. Functional Approach Disini diadakan pendekatan dengan membuat klasifikasi dari kegiatan-kegiatan marketing. Misalnya dalam marketing barang-barang kelontong, ada kegiatan dimana seseorang harus membeli, dan yang lain menjualnya, ada yang mengangkut 40 ada yang menyimpan dan sebagainya. Dengan menyelidiki masing-masing fungsi ini, maka kita akan dapat mengetahui apa peranan marketing melalui berbagai fungsi tersebut. 2.3.6 Siapa yang Memasarkan Disini dibahas berbagai lembaga atau organisasi dan individu yang terlibat didalam memasarkan barang dan jasa. Pemasaran barang dari produsen sampai konsumen ada beberapa cara : Penyaluran langsung dari produsen ke konsumen seperti kerajinan rumah tangga langsung menjual produknya kepada konsumen. Penyaluran semi langsung disini digunakan satu perantara misalnya menggunakan saluran perdagangan eceran. Penyaluran tidak langsung yaitu melalui lebih dari satu perantara, misalnya melalui agen, pedagang besar, pedagang eceran dan baru ke konsumen. Berbagai macam bentuk perdagangan besar (grosir) dan berbagai jenis perdagangan eceran sebagai institusi yang turut memasarkan komoditi. 2.3.7 Bagaimana Memasarkan Bagaimana memasarkan suatu komoditi adalah melalui fungsi-fungsi yang terdapat di marketing. Adapun fungsi-fungsi yang terdapat didaam marketing secara garis besar meliputi tiga fungsi yaitu : Fungsi yang melakukan pertukaran, seperti fungsi penjualan dan fungsi pembelian. Fungsi yang melakukan kegiatan fisik barang seperti menggudangkan barang dan mengangkut barang. 41 Fungsi yang memberikan fasilitas atau kemudahan-kemudahan seperti member permodalan, menanggung resiko dan sebagainya. Lebih rinci ada yang mengemukakan fungsi ini terdiri atas : Merchandising yaitu usaha mendekatkan barang dari produsen ke konsumen. Artinya barang tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dan harus dipromosikan. Fungsi Buying melakukan pembelian lebih dulu. Artinya barang yang akan dipasarkan harus di beli lebih dulu ke sumber-sumber pemasok baru dijual dengan mengambil keuntungan yang tidak terlalu tinggi. Fungsi Selling ini merupakan fungsi yang sangat penting didalam marketing yaitu melakukan penjualan yang menghasilkan kepuasan bagi konsumen. Penjualan ini dilakukan dengan berbagai teknik, promosi agar barang yang dijual dapat dikenal oleh konsumen. Fungsi Grading and standartation fungsi ini bertugas untuk memilah-milah barang agar di himpun menjadi satu kelompok yang memenuhi standar tertentu. Misalnya pedagang buah-buahan memisahkan buah yang besar dan bagus menjadi buah special yang harganya lebih mahal dari buah yang kecil-kecil. Fungsi Storage and Warehousing yaitu fungsi penyimpanan dan penggudangan. Barang tersebut ada kalanya perlu dimasukan gudang menunggu masa penjualan ataupun perlu disimpan ditempat-tempat pendingin agar tidak cepat busuk. Fungsi pengangkutan, dalam hal ini barang yang akan dipasarkan perlu diangkut ke tempat lain. Untuk itu seorang wirausaha harus menyewa atu membeli alat transport guna memudahkan pengangkutan komoditi yang dibeli ataupun yang dijualnya. Fungsi pembelanjaan, dalam hal ini wirausaha perlu untuk menggerakan usahanya. Oleh sebab itu dia membutuhkan permodalan dari pinjaman-pinjaman melalui 42 perbankan ataupun dia dapat memperoleh barang-barang secara kredit dari pemasok. Demikian pula dia dapat memberikan kredit kepada wirausaha lain yang membeli produknya. Fungsi Komunikasi, ini adalah fungsi untuk melancarkan kegiatan bisnis. Perlu dijalin komunikasi yang baik antara perusahaan dengan langganan dan juga komunikasi yang baik sesame karyawan didalam perusahaan sendiri. Fungsi pengambilan resiko, didalam kegiatan usaha selalu saja terjadi kemungkinan adanya resiko, seperti resiko kebakaran , pencurian, dan sebagainya. Seorang wirausaha dapat mengambil asuransi untuk berbagai resiko yang dipertanggungkan 2.3.8 Strategi Pemasaran Adalah pola keputusan dalam perusahaan yang menentukan sasaran, maksud dan tujuan yang menghasilkan kebijaksanaan utama dan merencanakan untuk pencapaian tujuan serta merinci jangkauan bisnis yang akan dicapai. Setelah mengetahui rumusan strategi perusahaan secara umum maka selanjutnya akan kita lihat pengertian strategi pemasaran. Definisi strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh perusahaan dan menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar sasaran tersebut. Dunia pemasaran diibaratkan sebagai suatu medan tempur bagi para produsen dan para pedagang yang bergerak dalam komoditi yang sama maka perlu sekali diciptakan suatu strategi pemasaran, agar dapat memenangkan peprangan tersebut. 43 Perusahaan perlu menetapkan strategi dasar atau disebut grand strategy atau strategi inti. J ika strategi inti ini sudah benar maka diharapkan perusahaan akan berhasil mencapai sasaran tersebut. Perusahaan perlu menetapkan inti strategi atau strategi dasar, karena apabila sudah benar maka diharapkan perusahaan akan berhasil mencapai sasaran tersebut. Diharapkan perusahaan akan mampu menguasai market share yang luas ataupun market position yang mantap. Market share atau pangsa pasar artinya penguasaan luas pasar. Sedangkan market position ialah kedudukan yang kokoh dari suatu produk pada suatu pasar. Misalnya mobil-mobil buatan J epang memiliki pangsa pasar yang luas sedangkan mobil-mobil buatan J erman memiliki market position yang tidak tergoyahkan. Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variable utama yang perlu dipertimbangkan, yaitu : 2.3.8.1 Variabel yang Tidak Dapat Dikontrol oleh Pengusaha Adalah : Market Segmentation Market budget Timing Marketing mix 2.3.8.1.1 Market Segmentation Disini pengusaha harus menetapkan strategi arah sasaran dari pemasaranya. Apakah sasaran pemasaranya ditujukan keseluruh lapisan masyarakat konsumen, atau hanya menetapkan segmen pasar tertentu saja. 44 Kedua jenis strategi ini mempunyai kebaikan dan kelemahan. Pengusaha yang menguasai seluruh segmen pasar, jika berhasil tentu akan memperoleh keuntungan besar. Namun sekarang ini para produsen sudah mulai memilih segmen tertentu, yang sifatnya lebih khusus, misalnya pasta gigi, sudah mulai diarahkan apakah konsumen tingkat tinggi, dengan harga mahal, atau untuk seluruh lapisan masyarakat. Dalam masa spesialisasi sekarang ini, orang sukar untuk mengarahkan pemasaranya ke semua jenis konsumen. Taktik ingin menguasai semua kelompok onsumen, malah dapat berakibat sebaliknya, akan mematikan usaha tersebut, karena tidak terjadi omzet penjualan yang memadai seperti diungkapkan berikut : If you try to sell to everybody, youll end up with selling to nobody. J adi jika perusahaan ingin menjangkau semua segmen pasar, maka sasaran target pasarnya tidak akan tercapai, karena sekarang muncul spesialisasi barang tertentu untuk segmen tertentu pula. Alasan kenapa harus diadakan segmen pasar ini dinyatakan oleh Philip Kotler (1997:250) A company that practices segment marketing recognizes that buyers differ in their wants, purchasing power, geographical locations, buying attitudes, and buying habits. (artinya sebuah perusahaan melaksanakan market segmentasi pasar karena adanya perbedaan keinginan, daya beli, lokasi, sikap dan kebiasaan pembeli. J adi dalam hal ini perusahaan tidak mau melayani semua konsumen dalm bentuk mass marketing atau melayani individu dalam bentuk individual marketing). 45 Mass marketing artinya produsen membuat produk secara masal, distribusi secara masal dan juga promosi besar-besaran dari satu jenis produk untuk semua orang sedangkan individual marketing berate pemasaran yang melayani orang perorangan misalnya membuat pakaian untuk orang tertentu. Ada berbagai cara untuk menyusun segmen pasar, antara lain : 1) Berdasarkan Geografis Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan kebangsaan, propinsi, kota dan sebagainya. Produsen bsa masuk ke semua pasar atau dibagi-bagi menurut kemauan produsen. Untuk mencapai sasaran geografis tersebut maka disusunlah iklan, promosi, dan usaha penjualan lainya yang mengarah pada lokasi tertentu. 2) Berdasarkan Demografis Dalam hal ini pasar dibagi atas variabel-variabel jenis kelamin, umur, jumlah anggota keluarga,pendapatan, jabatan,pendidikan, agama, suku, dan sebagainya. Faktor demografis ini sangat banyak digunakan dalam menyusun segmentasi pasar. Alasan banyak digunakan segmentasi ini ialah kebutuhan dan keinginan konsumen sangat erat kaitanya dengan demografis. Lagi pula unsure demografis ini lebih mudah diukur jumlahnya. J ames F.Engel, Warshow dan Kinnear (1979:136) menyatakan : the mose useful dimension of demographic classification are : 1 age, 2 income, 3 geografic location, 4 lifecycle, 5 social class, 6 occupation, 7 home ownership, 8 education. 3) Berdasarkan Psikografis Dalam hal ini pasar dipilah-pilah berdasarkan kelompok-kelompok kelas social, gaya hidup, dan kepribadian. Walaupun konsumen berasal dari unsure demografis yang 46 sama namun dalam psikografis dapat berbeda. Kelas sosial akan membuat konsumen yang kuat dan yang lemah. Konsumen yang kuat akan berbeda dalam pemilihan mobil, pakaian, perabot, kegiatan mengisi waktu luang, kebiasaan membaca dan tempat berbelanja. Demikian pula gaya hidup membuat konsumen berbeda dalam mengkonsumsi barang. Misalnya konsumsi makanan dan minuman, dirangsang oleh berbagai bentuk advertising (iklan) yang membuat citra-citra tertentu kepada kelompok konsumen. Mengenai bacaan juga ada perbedaan kecenderungan berlangganan surat kabar dan majalah-majalah tertentu. Segmentasi yang menyangkut kepribadian misalnya dilakukan oleh produk kosmetik, rokok, asuransi, dan minuman. J ames F. Engel et. Al (1979:136) menyatakan psychographics focus on the Consumers Activities, Interests, and Opinion using what are now known as AIO measures. J adi istilah psikografis memusatkan perhatian terhadap gejala kegiatan (perilaku), minat dan opini konsumen, ini terkenal dengan AIO. Contoh komoditi yang memiliki psikografis ialah makanan fast food, franchise dari Amerika seperti Mc Donald, Wendy, Kentucky, pakaian jeans, dan sebagainya. 4) Berdasarkan Perilaku Segmentasi ini berdasarkan atas pengetahuan, sikap, pemakaian atau tanggapan konsumen terhadap suatu produk untuk membentuk segmentasi perilaku ini maka perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut : Kejadian Maksudnya kapan terjadi permintaan terhadap sesuatu misalnya permintaan terhadap rekreasi, transportasi akan meningkat kejadianya pada saat liburan. 47 Manfaat Segmentasi dibuat berdasarkan suatu penelitian tentang manfaat masyarakat membeli suatu produk misalnya manfaat dari perjalanan bagi banyak orang berbeda-beda ada yang memanfaatkan perjalanan untuk berlibur untuk bertualang atau untuk mencari kesenangan. Status pemakai Disini segmentasi berdasarkan pemakai pertama kali, pemakai tetap atau pemakai potensial dari suatu produk. Para produsen akan berusaha memusatkan perhatian pada pemakai potensial agar menjadi pemakai yang efektif. Tigkat pemakaian Dalam hal ini pasar dapat disegmentasikan menjadi kelompok pemakai ringan, sedang, dan pemakai berat. Kesetiaan Pasar dapat disegmentasi menurut kesetiaan kelompok masyarakat tertentu terhadap merk tertentu. Sifat kesetiaan ini harus diciptakan oleh para pengusaha. 2.3.8.1.2 Market Budget Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah untuk kegiatan marketing maka jumlah penjualan meningkat. Namun tidak selalu demikian, bahwa peningkatan dana kegiatan marketing tidak otomatis akan meningkatkan jumlah penjualan. J ika demikian halnya, maka seluruh produsen akan sukses, semua barang akan laku, hanya dengan menambah anggaran belanja marketing. Berapa besarnya jumlah anggaran belanja marketing, sangat tergantung pada barang yang dipasarkan, dan sesuai pula dengan pengalaman pengusaha. Umumnya untuk 48 barang-barang lux akan lebih banyak anggaran belanja pemsaran, dibandingkan dengan barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, ikan, daging, dan sebagainya. Barang-barang lux membutuhkan banyak biaya marketing, untuk biaya promosi, berupa iklan di surat kabar, radio, spanduk, poster, hadiah, dan sebagainya. J uga biaya personal selling untuk melayani konsumen yang besarnya dapat mencapai 50-60% dari harga jual. 2.3.8.1.3 Timing Di sini para pengusaha harus menjaga waktu, kapan iaharus mulai melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko atau restoran harus dibuka. J ika sebuah restoran mulai dibuka pada hari-hari dimana orang akan berpuasa, maka ini ialah strategi yang kurang bijaksana, sebab pada bulan puasa jumlah penjualan restoran akan menurun drastis. Atau sebuah toko buku, sebaliknya mulai dibuka dan dilengkapi isi bukunya, sebelum tahun ajaran baru. Dengan menjaga ketepatan waktu ini, maka perusahaan akan mendapat keuntugan berlipat ganda, di samping keuntugan berupa materi, juga keuntungan berupa pengalaman, dan cepat dikenal konsumen. Di sinilah letaknya ungkapan Time is Money, waktu itu ialah uang, siapa dulu ia dapat. J ika kita sudah mulai, kita tidak boleh lengah terhadapa kemungkinan masuknya saingan baru, dengan cara selalu menjaga mutu barang, pelayanan, dan sebagainya. 2.3.8.1.4 Marketing Mix Marketing Mix berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan mengkombinasikan berbagai kegiatan marketing agar dicapai kombinasi maksimal dan hasil yang paling 49 memuaskan ada empat elemen yang tercakup dalam bauran pemasaran ini yang dikenal dengan elemen 4P P1 = Product P3 = Place P2 = Price P4 = Promotion Mengenai marketing mix akan diuraikan dalam sub tersendiri. Para pengusaha yang kreatif akan selalu menciptakan kombinasi yang terbaik dari elemen-elemen 4P yang menjadi komponen marketing mix. Mereka harus menciptakan dari masing-masing elemen P yang mana yang paling banyak digunakan dalam strategi pemasarannya. Masing-masing elemen tersebut ialah: P1 = Product Produk ialah merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Semua kegiatan marketing lainnya digunakan untuk menunjang pemasaran produk. Satu hal yang perlu diingat ialah bagaimana pun hebatnya usaha promosi distribusi dan harga yang baik jika tidak diikuti oleh produk yang bermutu dan disenangi oleh konsumen maka kegiatan marketing mix ini tidak akan berhasil. Oleh sebab itu perlu diteliti produk apa yang Anda pasarkan bagaimana selera konsumen masa kini perlu mendapat perhatian yang serius. P2 = Price Masalah kebijaksanaan harga turut menentukan keberhasilan pemasaran produk. Kebijaksanaan harga dapat dilakukan pada setiap level lembaga yaitu kebijaksanaan harga oleh produsen, grosir dan retailer. Harga di sini bukan berarti harga yang murah saja ataupun harga tinggi akan tetapi yang dimaksudkan ialah harga yang tepat. Bagaimana menentukan harga yang tepat sangat tergantung kepada berbagai faktor misalnya faktor harga pokok barang, kualitas barang, daya beli masyarakat, keadaan persaingan konsumen yang dituju dan sebagainya. 50 Kaum produsen dapat menetapkan harga dalam dua bentuk: - Harga setinggi mungkin (skiming price) Harga tinggi ini dapat dilakukan karena belum ada saingan, produk ini dipasarkan untuk orang kaya. J uga produsen mengharapkan laba yang besar untuk menutup biaya-biaya laboratorium untuk menciptakan barang baru tersebut. - Produsen juga bisa menetapkan harga srendah mungkin yang disebut dengan penetration price. Tujuan penetapan harga rendah ini ialah untuk meneroboskan produk masuk pasar. Kebijaksanaan harga grosir Grosir atau pedagang besar dapat membuat kebijaksanaan harga dengan memberikan diskon. Diskon yang diberikan oleh grosir kepada retailer dapat berbentuk potongan pembayaran tunai, membeli dalam jumlah banyak atau melihat jauh dekatnya jarak lokasi pedangan eceran tersebut. Ini berarti grosir mempertimbangkan biaya transportasi dalam pengangkutan barang. Kebijaksanaan harga retailer Ada beberapa macam kebijaksanaan harga yang dilakukan oleh retailer yaitu sebagai berikut: 1. Margin Pricing Penetapan harga di sini berdasarkan kira-kira, asal sudah ada untung maka produknya langsung dijual. Kebijaksanaan harga ini banyak digunakan oleh pedagang kaki lima. Mereka menawarkan harga tertentu, kemudian ditawar oleh pembeli, jika sudah ada untungnya maka barang tersebut langsung dijual. 2. Price Lining 51 Penetapan harga ini banyak dilakukan oleh toko yang menjual baju kaos, sepatu dan sandal. Contohnya kaos dari berbagai merek dan ukuran ditumpuk dalam suatu kotak dan diberi harga sama. Para pembeli tinggal memilih barang yang dia sukai namun harganya sama. 3. Competitors Price Untuk memperoleh reputasi sebagai toko murah adakalanya toko memasang harga murah untuk barang-barang yang dikenal oleh umum. Bahkan ada kalanya orang menjual rugi barang-barang yang dikenal umum ini sebagai cara menarik pelanggan. 4. Judgement Pricing Dasar penetapan harga disini berdasarkan perkiraan. Biasanya dalam satu kodi atau satu lusin barang ada satu dua potong yang bagus. Barang yang bagus ini diberi haraga lebih tinggi dari pada yang lainnya. Dan ditempatkan di pojok tokok dekat barang-barang yang harga mahal. Barang yang harga mahal ini kadang-kadang lebih cepat laku dibandingkan dengan harga barang yang lebih murah. 5. Customary Prices Dalam jangka panjang harga suatu barang tetap stabil tidak ada perubahan. Apabila harga bahan baku meningkat maka harga pokok pun meningkat. Akan tetapi produsen tidak mau menaikkan harga jualnya. Mereka menetapkan harga jual tidak dinaikkan, namun kuantitas atau kualitas produk diturunkan. Misalnya harga kertas satu rim isi 500 lembar harganya Rp. 20.000,- karena harga kertas naik, namun harga jual tetap Rp.20.000,-/rim (tapi isinya hanya 400 lembar). 6. Odd Prices Penetapan harga ini biasa dipakai di super market yaitu berupa harga ganjil. Misalnya harga Rp.49.950,- atau harga Rp.2.975,-. 52 7. Combination Offers Dalam hal ini diadakan penwaran kombinasi antara dua jenis barang misalnya penwaran sisir dengan minyak rambut, sikat gigi dengan odol. Harganya dipasang satu macam. Kosumen yang membutuhkan barang tersebut merasa membeli murah karena membayar satu macam harga untuk dua macam barang. P3 = Place = Saluran distribusi Sebelum produsen memasarkan produknya, maka sudah ada perencanaan tentang pola distribusi yang akan dilakukan. Di sini penting sekali perantara dan pemilihan saluran distribusinya. Perantara ini ialah sangat penting karena dalam segala hal mereka berhubungan dengan konsumen. Kita dapat bayangkan, betapa sulitnya pasaran produk jika tidak ada orang yang menjajakan, tidak ada kios, toko, supermarket dan sebagainya. Dalam sebuah ungkapan dikatakan: You can eliminate the middle men, but you cannot eliminate their functions. Artinya: anda dapat meniadakan perantara, akan tetapi tidak bisa menghilangkan fungsinya. Perantara dapat menjadi agen pembelian yang baik bagi para konsumen, dan dapat pula menjadi penjual yangahli bagi produsen. Produsen dapat mengadakan lomba pajang rak toko diantara para retailer guna meningkatkan penjualan. Toko mana yang paling baik pajangannya akan diberi hadiah. Atau produsen tidak mengadakan perlombaan, tapi hanya meminjam rak toko dari suatu toko selama sekian bulan, kemudian diberi hadiah, sebagai sewa pajangannya. Distributor ini harus dipilih secara berhati-hati, sebab dalam dunia bisnis banyak kemungkinan terjadi ketidakjujuran. Padahal sudah ditekankan bahwa bisnis yang berhasil dan bisa hidup kontinu ialah bisnis yang dijalankan atas dasar etika kejujuran, artinya berprilaku jujur dalam segala hal, seperti jujur dalam membayar utang, menepati janji, dan sebagainya. 53 Ada ungkapan Choose your distribution channel like choosing your wife, because when you get trouble its difficult to set it right. (Alex Triyana, 1985: 55). Produsen juga dapat melaksanakan strategi push dan pull. Push Strategy berati mendorong jalur distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen, karena distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unit. Sedangkan pull strategy ialah usaha menarik barang dari dalam toko ke tangan konsumen dengan mengandalkan promosi di media massa. J adi untuk mendorong penjualan melalui saluran distribusi dapat dilakukan dengan memberikan diskon khusus, bonus, kontes, dan periklanan. P4 = Promotion Antara promosi dan produk, tidak dapat dipisahkan, ini dua sejoli yang saling berangkulan untuk suksesnya pemasaran. Di sini harus ada keseimbangan, produk baik, sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing. Termasuk di dalam kombinasi promosi ini ialah kegiatan-kegiatan advertising, personal selling, promosi penjualan, publicity, yang kesemuanya oleh perusahaan dipergunakan untuk meningkatkan penjualan. Advertising berarti berita tentang barang dan jasa. Pengertian yang lebih lengkap tentang advertising ialah bentuk presentasi atau penyajian dan promosi mengenai ide, barang- barang, atau jasa yang dilakukan oleh sponsor tertentu. Dalam kegiatan ini termasuk bentuk- bentuk iklan di media massa cetak atau elektronik, papan reklame, spanduk, poster dan sebagainya. Personal Selling ialah presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual untuk tujuan melakukan penjualan. Personal selling ini dapata terjadi di toko, di rumah- rumanh atau di tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh agen-agen penjual. 54 Sales Promotion berarti promosi penjualan yaitu memberi dorongan kepada pembeli hanya mau membeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat hadiah atau bonus tertentu. Biasanya sales promotion dilakukan pada periode tertentu. Hadiah-hadiah yang diberikan dapat dilakukan melalui undian, korting, atau jual obral. Tujuan diadakan sales promotion: - Menarik parapembeli baru - Memberi penghargaan kepada pembeli lama - Meningkatkan daya beli - Menghindarkan konsumen lari ke merek lain - Meningkatkan jumlah penjualan jangka pendek Public Relations atau Publicity. Tujuan dari publicity ini ialah memberikan citra yang baik dari masyarakat terhadap perusahaan. Melalui publicity dapat dibentuk pandangan baik dan mencegah berita-berita negatif terhadap perusahaan. Contoh publicity ialah mengundang para wartawan berkunjung ke perusahaan, memberikan wawancara kemudian memuat berita-berita perusahaan di surat kabar tanpa pembayaran. 2.3.8.2 Variabel yang Tidak Dapat Dikontrol oleh Pengusaha: Keadaan persaingan. Ialah sulit bagi seorang pengusaha meramalkan kapan akan muncul saingan baru dalam produk yang sama. Oleh sebab itu pengusaha tidak boleh lengah dan harus selalu berusaha memperbaiki produk atau pelayanan usahanya agar tidak tersingkir oleh saingan baru. Perkembangan teknologi. Kapan akan muncul teknologi baru yang membuat proses produksi lebih efisien dan lebih bagus juga sulit diduga. Untuk mengatasi hal ini pengusaha harus mencoba menggunakan teknologi baru lebih cepat dari saingannya. 55 Perubahan demografi. Kecenderungan perubahan penduduk juga sulit diantisipasi karena data perubahan penduduk ini sulit diperoleh. Walaupun sebenarnya untuk generasi yang akan datang bisa juga dilihat kecenderungan perkembangannya berdasarkan usia generasi anak- anak sekarang ini. Kebijaksanaan politik dan ekonomi pemerintah. Perubahan-perubahan peraturan pemerintah juga sulit diantisipasi oleh para pengusaha. Terutama yang menyangkut masalah kredit bank naik turunnya suku bunga perubahan politik luar negeri, penggantian pejabat dan sebagainya. Sumber daya alam. Ialah sulit meramalkan kapan sumber daya alam akan habis atau kapan ditemukan sumber daya alam yang baru. Walaupun variabel-variabel di atas dianggap sebagai variabel yang tidak dapat diawasi, namun dalam beberapa aspek sebenarnya bisa diramalkan atau dirasakan oleh pengusaha berdasarkan pengalaman-pengalamannya dalam dunia bisnis selama ini. 2.3.9 Pengembangan Produk Apa yang dimaksud dengan produk ialah A product that are anything that can be offered to a market to satisfy awant or need. (Phillip Kotler, 1997: 430). Artinya: produk ialah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Mengenai istilah segala sesuatu ini ialah segala sesuatu yang melekat pada suatu barang sehingga memberi ciri khas terhadap barang tersebut. Definisi yang lebih lengkap tentang produk ialah sebagai berikut: A Product is a set of tangible ang intangible attributes, including packaging, color, proce, 56 manufacturer;s prestige, and manufacturers and retailers service, which the buyer may accept as offering want satisfaction. (W.J Stanton, 1981:192). Artinya: yang dikatakan produk ialah seperangkat atribut baik berwujud maupun tidak berwujud, termasuk di dalamnya masalah warna, harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual (pengecer), dan pelayanan pabrik serta pelayanan pengecer, yang diterima oleh pembeli guna memuaskan keinginannya. J adi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, namun juga sesuatu yang tidak berwujud seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan dan keinginan (needs and wants) dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli produk sekedar memuaskan kebutuhan (need), tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan (wants). Misalnya membeli sepatu, tidak hanya asal sepatu saja, tetapi juga dipentingkan bentuk sepatu, gaya, warna, merek, dan harga yang menimbulkan/mengangkat prestise. J ika digambarkan suatu produk maka akan di jumpai beberapa lapis produk: Lapis yang paling inti dari produk disebut manfaat. Konsumen membeli produk ini karena mengharapkan manfaat atau kegunaan dari produk tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Lapis kedua ialah bentuk produk formal yaitu produk yang ditampilkan oleh berbagai ciri warna, merek, pembungkus, model, mutu ini disebut produk formal. Konsumen mempertimbangkan produk formal ini guna mengambil keputusan membeli atau tidak. Lapis yang ketiga ialah kelengkapan produk yaitu tersedianya suku cadang, keringanan pembayaran, garansi, pengiriman barang sampai ke rumah, dan pelayanan yang memuaskan. Lapis yang ketiga ini menjadi bahan pendorong konsumen untuk memutuskan membeli suatu produk. 57 Pengembangan produk pada suatu perusahaan dapat dilakukan melalui berbagai tahap. Tahap-tahap yang biasanya diikuti dalam pengembangan produk ialah adanya suatu ide, pengembangan ide, pembuatan percobaan, analisis usaha, percobaan penjualan di pasar. J ika ini berhasil baru di produksi secara massal. Tujuan mengadakan pengembangan produk antara lain, ialah: Memenuhi keinginan konsumen Memenangkan persaingan Meningkatkan jumlah penjualan Mendayagunakan sumber-sumber produksi Mencegah kebosanan konsumen Siklus Kehidupan Produk dan Strategi Pemasarannya Siklus kehidupan produk berarti tahap kehidupan produk mulai sejak produk diciptakan, diperkenalkan sampai produk tersebut mengalami kejenuhan. Siklus kehidupan produk ini terdiri atas 5 tingkatan. 1. Tahap introduksi (introduction) 2. Tahap pengembangan (growth) 3. Tahap kematangan (maturity) 4. Tahapa menurun (decline) 5. Tahap ditinggalkan (abandonment) J angka waktu tiap tahap ini berbeda-beda setiap macam barang, dapat \diukur dengan mingguan, ataupun bulanan, tahunan atau puluhan tahun. Seperti model pakaian, yang dinamakan fad (model yang tidak tahan lama) dengan cepat akan hilang dari pasar. Tapi model mobil ada yang sanggup bertahan lama. 58 Pada permulaan produk diperkenalkan ke pasar, penjualan masih rendah karena pasar belum mengenal barang tersebut. Di sini perlu dilancarkan promosi. Lebih rinci pada tahap introduksi ini dapat dilakukan strategi anatara lain: 1. Berusaha selalu memperbaiki penampilan produknya. 2. Menyebarkan barang sebanyak-banyaknya ke seluruh toko di seluruh daerah. Tindakan ini disebut melakukan sell-in ke sebanyak mungkin toko jika perlu dilakukan perlombaan di antara para penjual siapa yang terbanyak mengunjungi toko untuk diisi maka tenaga penjual ini diberi hadiah. 3. Kemudian dilakukan sell-out dengan cara melancarkan promosi di media massa secar gencar. Kemudian setelah konsumen kenal maka akan banyak orang membeli, pasaran makin luas, omzet meningkat cepat sekali (growth). Dalam keadaan ini, pengusaha harus menyebar luaskan barang-barangnya, dan mengisi semua toko yang mungkin dapat menjual produknya. Strategi yang digunakan dalam masa pertumbuhan ini ialah: 1. Usahakan terus mencari segmen baru, menambah jumlah tenaga penjual, menambah armada pengangkutan. 2. Selalu memperbaiki mutu produk dengan penampilan dan kualitas yang prima. 3. Pertimbangkan strategi menurunkan harga untuk barang-barang yang harganya tinggi. Namun kemudian pasar menjadi jenuh dan timbul masa maturity. Konsumen mulai merasa bosan, dan menunggu produk baru lagi. Dalam keadaan ini, strategi yang dapat dilancarkan ialah: 1. Berusaha mencari segmen-segmen kecil yang belum terisi dengan harapan dapat menarik konsumen baru. 59 2. Menciptakan produk dengan kemasan besar sehingga jumlah penjualan tetap meningkat seperti minuman coca cola menciptakan botol berisi 1 liter. Minyak goreng menciptakan kemasan 5 kilogram, odol menciptakan ukuran besar. 3. Memperbaiki penampilan produk dengan sesuatu yang baru dengan sedikit perbaikan. Pengusaha harus mencoba merubah product design (gatra produk), dan merubah desain pembungkus atau memperbaiki mutu produk menjadi produk yang lebih super, lebih putih, lebih bermutu, agar konsumen tidak jenuh. J ika strategi ini tidak berhasil, maka akan timbul masa penurunan (decline), omzet penjualan mulai menurun. Strategi yang digunakan dalam masa decline ini ialah: 1) J ika gejalanya sudah parah, anggaran produksi harus di stop. 2) Pusatkan perhatian pada pasar yang masih ada harapan sedangkan pasar lainnya dihentikan. 3) Strategi terakhir ialah menghentikan pasaran produk secara menyeluruh dan menciptakan produk baru untuk memulai masa introduksi kembali. Akhirnya jika semua tidak dapat diatasi maka produk tersebut akan ditinggalkan oleh konsumen dan produknya hilang dari pasaran. 2.3.10 Menyusun Marketing Plan Setelah wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka selanjutnya dapat disusun marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi planning tidak lain adalah decision making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core strategy (strategi inti) perushaan untuk tahun yang akan datang. Manajer pemasaran jangan meniru saja, mengulang kembali strategi tahun yang lalu. Akan tetapi, harus mau memikirkan strategi lain yang mungkin lebih baik. Namun, 60 tidak pula berarti strategi yang lalu harus diganti. J ika memang cocok teruskan, tetapi harus mau memikirkan modifikasi strategi baru agar ada perbandingan sebagai alternatif. Format Marketing Plan Format marketing plan tentu tidak sama pada semua perusahaan, karena kegiatan usahanya berbeda. Akan tetapi, yang penting adalah core strategy-nya, sedangkan format berikut ini adalah sebagai rambu-rambu saja. Marketing plan memuat hal-hal bsebagai berikut: 1. Analisa situasi (S.W.O.T) 2. Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives) 3. Strategi inti (Core Strategy) 4. J adual Pelaksanaan (Action Plan) 5. Anggaran Pemasaran (Marketing Budget) 6. Kontrol (Control) (Alex D. Triana, 1985: 75) ad.1. Wirausaha harus menganalisa keadaan intern dan ekstern perusahaannya. Keadaan intern meliputi gambaran penjualan tahun terakhir serta analisis jumlah yang diperoleh. Kemudian juga dianalisa sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan. Mengenai keadaan ekstern perlu diperhatikan keadaan makro yang berhubungan dengan kepentingan perusahaan. Analisis makro ini meliputi keadaan politik, ekonomi, sosial, budaya. Analisis intern dan ekstern tersebut dilengkapi lagi dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang,dan ancaman-ancaman atau kendala yang mempengaruhi kehidupan perusahaan. ad.2. 61 Tujuan pemasaran perusahan tentu beraneka ragam sesuai dengan kepentingan perusahaan masing-masing. Sebagai contoh dapat dikemukakan tujuan pemasaran, memperhatikan posisi perusahaan sebagai market leader, atau memperluas penguasaan market share sampai dengan 30%. Tujuan pemasaran juga bisa menetapkan volume penjualan total sekian Rp Milyar setahun, yang dapat dibagi berdasarkan masing-masing item barang yang diproduksi. Ada perbedaan antara tujuan pemasaran dengan strategi pemasaran. J ika tujuan pemasaran dinyatakan untuk mengembangkan produk atau meningkatkan marketing budget, ini adalah merupakan strategi bukan tujuan. J adi, tujuan adalah hasil akhir yang ingin dicapai. Sedangkan strategi merupakan policyuntuk mencapai hasil tersebut. ad.3. Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision making. Untuk menghasilkan strategi inti ini dibutuhkan pemikiran mendalam didukung oleh data dan fakta sehingga bisa dirumuskan secara tajam. Misalnya, menguasai pasar di daerah Sumatera dengan mengutamakan penggunaan price policy tertentu. Strategi inti ini biasanya tidak terlalu panjang, paling banyak cukup satu halaman. ad.4. J adual pelaksanan atau action plan lebih banyak, sebab di sini strategi inti dielaborasi lebih rinci. J ika misalnya strategi inti yang ingin dilaksanakan beruupa pengembangan produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu, kemasan, dan sebagainya. Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan: - What, apa tugas yang harus dilakukan? - Who, siapa orang yang harusbertugas dan bertanggung jawab? - When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai? 62 - Where, jika diperlukan di mana percobaan pasar akan dilakukan? - How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut? Semua kegiatan di atas bertitik tolak dari strategi inti yang telah ditetapkan. ad.5. Di dalam marketing budget dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang diperlukan jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan riset pemasaran, dan sebagainya. J ika diperlukan, rincian biaya disusun untuk masing-masing item produksi. ad.6. Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan. Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari pelaksana ataupun hasil observasi. J ika terjadi penyimpangan atau kendala dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan. benar bagaimana konsep pemasaran tersebut. Apabila wirausaha telah memahami konsep pemasaran seperti yang telah dijabarkan tersebut, maka akan lebih mudah dilakukannya kewirausahaan yang efektif dan efesien. Tujuan yang ingin dicapai pun akan dapat dicapai dengan maksimal. 2.4 Strategi Pemasaran Pariwisata Menurut Drs.H.A.Oka Yoeti, MBA (2005:26) menyatakan bahwa, 1. Analisis Situasi Dalam merancang perencanaan strategis pemasaran pariwisata komponen pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis situasi yang dalam hal ini dapat dibagi atas dua bagian penting yaitu analisis lingkungan dan analisis sumber daya. 63 Langkah pertama suatu perencanaan strategis pemasaran pariwisata adalah melakukan analisis lingkungan di mana suatu daerah tujuan wisata (DTW) itu berbeda.. Dengan cara ini dapat diketahui kecenderungan yang relevan dan implikasinya terhadap DTW atau perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok industri pariwisata. Dengan melakukan analisis lingkungan ini diaharapkan kita dapat mengetahui peluang-peluang dan kendala atau ancaman yang perlu di antisipasi. Hal ini diperlukan karena, perubahan sering terjadi sangat jauh sehingga dapat dikatakan perencanaan strategis: adalah bagaimana suatu organisasi atau lembaga secara periodik mengetahui atau dapat menilai kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman, bila terjadi perubahan lingkungan usahanya. Analisis lingkungan dapat dibagi menjadi: Lingkungan Makro, Lingkungan Persaingan, Lingkungan Pasar. Analisis lingkungan biasanya dapat diikuti dengan sauatu analisis yang dilakukan terhadap sumber daya organisasi pariwisata yang terdapat pada suatu DTW tertentu. Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama mengenai kekuatan dan kelemahan organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab terhadap pengembangan pariwisata di DTW itu. Sehingga dapat diketahui mana yang diandalkan dan mana yang merupakan kelemahan atau tidak menguntungkan. 2. Perumusan Strategi Daerah Seperti kita ketahui, analisis lingkungan dan analisis sumber daya dapat memberikan informasi tentang latar belakang dan dorongan terhadap organisasi atau lembaga pariwisata yang bertanggung jawab dengan pengembangan pariwisata pada suatu DTW, terutama untuk merumuskan misi, sasaran, dan tujuan dasarnya. Dalam hal ini, bila lingkungan mengalami perubahan, maka 64 sudah seharusnya orgnisasi atau lembaga pariwisata di DTW itu meninjau atau mengkaji ulang kembali misi, sasaran, dan tujuan yang pernah ditetapkan. 3. Perumusan Strategi DTW Philip Kotler dan Fox (1985:78) mengingatkan perumusan suatu strategi itu harus berdasarkan dan berpedoman kepada : Environment Analysis, Resources Analysis, dan Goals Formulation Steps. Dalam perumusan strategi suatu DTW, dianjurkan dilakukan melalui tiga tingkatan yaitu, Melakukan analisis terhadap perusahaan-perusahaan kelompok industri pariwisata yang terdapat di DTW tersebut. Penyusunan strategis yang menyangkut kebijakan pemerintah daerah tentang pengembangan pariwisata. Strategi pengembangan pariwisata secara regional menyangkut aksesibilitas, fasilitas, objek, dan atraksi wisata dan sarana pendukung lainnya. 4. Rancangan Organisasi Regional Suatu persyaratan yang dianggap paling efektif dalam pendekatan untuk melaksanakan suatu perencanaan pemasaran strategis dalam bidang pariwisata, dituntut bahwa organisasi atau lembaga pariwisata yang bertanggung jawab dalam pengembangan pariwisata pada suatu DTW itu untuk mampu melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Penggunaan kerangka organisasi ini terhadap organisasi pariwisata di daerah atau DTW sangat dianjurkan untuk menggunakan perencanaan pemasaran yang dinamis atau pro-aktif, tujuannya untuk mensinkronisasikan dengan perencanaan pemasaran strategis yang sedang dilakukan. Untuk semuanya mungkin diperlukan penggantian tenaga-tenaga yang lebih tepat dan profesional, mengubah gaya manajemen, meningkatkan 65 keterampilan tenaga pelaksana, mengubah sistem dan prosedur yang lebih efesien dan efektif, dan kebiasaan nilai budaya kerjayang selama ini dianut. Melkaukan perubahan ini mungkin merupakan suatu kerja besar, tetapi kalau memang dianggap penting harus dilakukan agar organisasi berhasil seperti yang diharapkan. 5. Sistem Pendukung Manajemen Suatu langkah penting dalam perencanaan strategis pemasaran adalah mengembangkan sistem yang diperlukan organisasi untuk melaksanakan strategi- strategi yang akan digunakan untuk mencapai sasaran dalam lingkungan yang hampir selalu berubah dan dinamis. Kotler dan Fox mengatakan bahwa informasi pemasaran, sistem perencanaan pemasaran, dan sistem konrol atau pengawasan pemasaran sebagai tiga sistem pendukung manajemen utama yang diperlukan untuk keberhasilan implementasi atau pelaksanaan perencanaan strategis pemasaran. 2.5 Strategi Menetapkan Target Pasar dan Posisi Daerah Tujuan Wisata Menurut Drs.H.A.Oka Yoeti, MBA (2005:74), dua komponen yang dianggap cukup penting dalam perencanaan pemasaran strategis, yaitu target pasar dan strategi memposisikan DTW. Segmentasi Pasar Secara sederhana pengertian segmentasi pasar tidak lain adalah membagi-bagi pasar sesuai dengan sifat dan karakteristik pasar. Manfaat segmentasi pasar dalam kegiatan pemasaran adalah : - untuk merubah pasar yang heterogen mejadi homogen, artinya kelompok mana yang memerlukan produk yang kita hasilkan. 66 - untuk menentukan potensi penjualan dan profit. - untuk menentukan intensitas persaingan. Ada 4 kategori besar dalam melakukan segmentasi pasar di bidang pariwisata yaitu: segmentasi geografi, segmentasi sosio-ekonomi dan demografi, segmentasi psikografi, segmentasi prilaku. Target Pasar Sekali segmentasi pasar diidentifikasi dan profilnya terbentuk, segera dapat ditentukan satu segmen atau beberapa segmen yang akan diambil dan dipersiapkan pelayanannya. Ini merupakan komponen utama dari perencanaan pemasaran strategis sebagaimana dikatakan oleh Cravens dan Lamb, keputusan tentang target pasar adalah merupakan bagian dari strategi pemasaran , yang memberikan dasar untuk menentukan tujuan dan pengembanganpositioning strategy. Positioning Strategy Setelah kita menempatkan target pasar, langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah memposisikan DTW itu pada target pasar yang diharapkan datang berkunjung. Kata positioning dapat diartikan sebagai usaha menciptakan image. Positioning dapat dikatakan sebagai usaha menyelaraskan suatu produk terhadap gaya hidup konsumen, hal inidapat dilakukan dengan memilih salah satu kegiatan di bawah ini : - Menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan suatu kelompok konsumen tertentu. - Melakukan identifikasi dan mengiklankan karakteristik suatu produk yang memenuhi kebutuhan dan keinginan suatu kelompok konsumen. 67 Pada dasarnya positioning dapat diartikan sebagai cara pandang terhadap suatu produk dengan menggunakan kaca mata konsumen. BAB III PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum serta Visi dan Misi atau orientasi Destinasi Toraja dan Sekitarnya Menurut sebuah situs http://www.tanatorajakab.go.id/, memasuki Tana Toraja melalui jalur sisi Barat jalan arteri dari Makassar, Parepare, Rappang, Enrekang, Makale hingga Rantepao merupakan perjalanan panjang yang dipenuhi sensasi pemandangan alam nan memukau. Perjalanan selama kira-kira 7 jam menempuh jarak sejauh 328 kilometer menjadi sebuah pengalaman yang akan menjadi kenangan. Sampai di Makale, ibukota Kabupaten Tana Toraja yang merupakan gerbang menuju wilayah ini, wisatawan akan disambut oleh hamparan bentang alam bukit-bukit hijau dengan latar belakang pegunungan Quarles dan birunya langit. Pada beberapa tempat terlihat deretan titik-titik yang merupakan permukiman penduduk. Diperlukan sinergi, kerja keras dan kesungguhan dari semua pemangku kepentingan untuk menerima tantangan bagi upaya pembangunan yang sejalan dengan pelestariannya. Kabupaten Tana Toraja, adalah salah satu bagian wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak di bagian utara pada 119 O sampai 120 O Bujur Timur dengan luas wilayah sekitar 3.205,17 km2(320.500 Ha) . Tata guna lahannya terdiri dari 290.500 Ha 68 (91%) berupa perkebunan/lahan kering, 24.500 Ha berupa lahan sawah, 2.500 Ha berupa perikanan dan sisanya sekitar 3.000 Ha untuk hutan dan permukiman. WilayahToraja berbatasan dengan : Sebelah Utara : Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Luwu Utara Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Kota Palopo Sebelah Selatan : Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang Sebelah Barat : Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Mamuju Berikut adalah peta lokasi Tana Toraja, Peta 3.1.Peta Lokasi Kawasan Toraja dan Sekitarnya 69 Secara umum keadaan topografi wilayah Kabupaten Tana Toraja berbukit dan bergunung-gunung dengan ketinggian lahan+ 300 m sampai dengan 2.889 m di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah, sekitar 143.319 Ha (+ 44,70%) berada pada ketinggian antara 5001.100 m (dpl) dengan dominasi kelerengan antara 26% hingga > 40%. Iklim wilayah Kabupaten Tana Toraja tergolong dalam iklim tropis dengan suhu udara antara 140C 260C dan kelembaban udara antara 82% - 86%. Curah hujan rata-rata tahunan antara 1.500 mm 3.500 mm dengan jumlah bulan basah (8 bulan) dan bulan kering (4 bulan). Perpaduan antara topografi pegunungan dan iklim yang sejuk serta corak adat - istiadat dan budaya masyarakat Toraja yang unik menjadikan daerah ini sebagai salah satu tujuan wisata Nasional dan Internasional. J umlah penduduk Kabupaten Tana Tonaja tercatat sebanyak 468.035 jiwa (2007) yang tersebar pada 40 (empat puluh) kecamatan. Kepadatan penduduk tertinggi ada pada Kecamatan Rantepao, Makale dan Sanggalangi. Ditinjau dari aspek sosial kependidikan dapat dilihat dari tingkat rasio jumlah murid/sekolah menunjukkan angka 175 (SD), 251 (SLTP), 369 (SLTA) sedangkan rasio jumlah murid/guru menunjukkan angka 21 (SD), 16 (SLTP), 15 (SLTA). Sejalan dengan era otonomi daerah, dalam kurun waktu yang relatif singkat dari tahun 2004 sampai tahun 2006 Kabupaten Tana Toraja mengalami perubahan yang sangat penting terutama dari aspek struktural administrasi pemerintahan. Pada awal tahun 2004 wilayah Kabupaten Tana Toraja terbagi atas 15 wilayah kecamatan yang kemudian saat ini telah mekar menjadi 40 wilayah kecamatan. Hal ini akan membawa suatu konsekuensi yang cukup besar dan berdampak luas terhadap berbagai aspek lainnya yaitu: Fisik lingkungan, Sosial, Ekonomi, Budaya serta Prasarana dan sarana wilayah. Pemekaran wilayah kecamatan ini merupakan inisiasi untuk pemekaran wilayah kabupaten menjadi 2 kabupaten yaitu: Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara. 70 Pemekaran kabupaten ini terwujud melalui Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2008 Tentang Pembentukan Kabupaten Toraja Utara Di Provinsi Sulawesi Selatan. Pada UU ini dinyatakan pembagian wilayah untuk masing-masing kabupaten. Kabupaten Toraja Utara, terdiri atas 21 (dua puluh satu) kecamatan, 108 Desa/Lembang, 44 Kelurahan, dengan luas wilayah keseluruhan 1.216 km2 (38%) dengan jumlah penduduk 219.428 jiwa pada tahun 2007. Sedangkan wilayah Kabupaten Tana Toraja jumlah kecamatannya berkurang hingga menjadi 19 (sembilan belas) kecamatan, 112 Desa/Lembang, 43 Kelurahan, dengan luas wilayah keseluruhan 1.989 km2 (62%) dengan jumlah penduduk 248.607 jiwa pada tahun 2007. Dalam konteks Nasional kawasan Toraja dan sekitarnya ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) dengan sudut kepentingan sosial budaya melalui kebijakan yang dituangkan dalam PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang nasional (RTRWN). Dalam kebijakan ini juga ditegaskan bahwa tahapan pengembangan untuk Rehabilitasi/Revitalisasi Kawasan Torajadan sekitarnya direncanakan pada prioritas I (2010- 2014). Adapun institusi pelaksana untuk pengembangannya merupakan kewenangan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Dalam situs http://www.tanatorajakab.go.id/, pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Tana Toraja ditunjukkan pada peningkatan kemampuan untuk menggalakkan kegiatan ekonomi yang melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkan mampu membuka lapangan kerja, meningkatkan pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat di daerah wisata serta penerimaan devisa bagi negara. Pariwisata Tana Toraja memang memiliki daya tarik yang unik. Peninggalan budaya yang sudah ada sejak jaman megalitikum, memberikan warna dan makna tersendiri bagi siapa saja yang mengunjungi daerah ini. Penduduk yang ramah, budaya yang asli dan lestari menjadikan Tana Toraja menjadi salah satu dari 15 daerah tujuan wisata Indonesia sekaligus menjadi salah satu ikon Pariwisata Indonesia tahun 2010. 71 Pengelolaan potensi pariwisata di daerah ini menjadi perhatian khusus pemerintah daerah, hal ini tercermin dalam arah kebijakan (visi) pemerintah bahwa tujuan utama pembangunan pariwisata adalah menjadikan Tana Toraja sebagai destinasi kedua setelah Bali. Di sisi lain, dukungan masyarakat Tana Toraja sangat positif memberikan respon pengembangan pariwisata. Banyak masyarakat yang tergantung dari hasil penjualan hasil karya budaya (kain tenun, ukiran). Sebagai daerah wisata yang cukup terkenal, Kabupaten Tana Toraja memiliki sedikitnya 8 objek wisata unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Masing-masing obyek wisata mimiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri, kedelapan obyek wisata unggulan tersebut adalah panorama Buntu Burake, Tongkonan Tumbang Datu-Bebo, Agro Pango-Pango, air terjun Sarambu Assing, dinding pahat Lemo, wisata Sirope, pemandian alam Tilangnga, dan perumahan adat Sillanan. Sebagian besar objek wisata tersebut adalah objek wisata alam, dan beberapa di antaranya sudah dikenal oleh wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Selain kedelapan obyek wisata unggulan yang sangat potensial dikembangkan tersebut, masih ada beberapa tradisi, adat dan budaya yang merupakan ikon pariwisata di daerah ini yang sudah dikenal hingga ke mancanegara. Kuncinya adalah obyek wisata di Kabupaten Tana Toraja harus mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius oleh semua pihak karena Tana Toraja telah dinominasikan sebagai salah satu dari 23 situs dalam daftar World Heritage Culture oleh Unesco. Dalam sebuah sumber http://www.sulsel.go.id Visi dan Misi Kabupaten Toraja adalah sebagai berikut : VISI 72 1. Terwujudnya Pemerintahan yang kompeten mengelola pembangunan menuju terciptanya masyarakat religius, sejahtera, berkeadilan sesuai karakteristik ekologis, sosial, ekonomi, dan budaya Tana Toraja. MISI 1. Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata kelola pemerintahan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan serta distribusi layanan publik yang bersih, transparan, dan akuntabel. 2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan mutu pendidikan dan layanan kesehatan. Penguatan kapasitas peran institusi keagamaan, sosial kemasyarakatan, kepemudaan, dan perempuan melalui pengendalian pertumbuhan penduduk serta pengendalian pertumbuhan penduduk dalam rangka terciptanya ketahanan serta kesetiakawanan sosial. 3. Peningkatan ekonomi kerakyatan melalui pendayagunaan dan pengembangan potensi sumber daya pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan serta pengembangan usaha kecil menengah dengan mengandalkan partisipasi seluruh elemen masyarakat dan dunia usaha dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan. 4. Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur desa-kota untuk membuka isolasi wilayah khususnya daerah terpencil guna mendukung kelancaran akses layanan publik, arus barang dan jasa, pengembangan dan diversifikasi potensi pariwisata serta berbagai potensi usaha produktif masyarakat. 73 5. Menjadikan Tana Toraja sebagai kabupaten terdepan dalam pengembangan program " Gerakan Hijau (Go Green) serta pariwisata berbasis Budaya dan Lingkungan ( Eco-Culture Tourism ) di Sulawesi Selatan. Visi Kabupaten Tana TorajaTerwujudnya Tana Toraja sebagai daerah idaman yang paling indah tempat tinggal masyarakat yang beriman dan mandiri, kreatif, dinamis, sejahtera dan penuh kasih persahabatan. Misi Kabupaten Tana Toraja 1. Meningkatkan mutu manusia dalam berbagai eksistensi masyarakat Tana Toraja. 2. mengoptimalkan penataan ruang dan pelestarian lingkungan. 3. Membangun prasarana perhubungan dan sarana perekonomian. 4. Meningkatkan kualitas pendidik an dengan restrukturisasi sistem dan penyelenggaraan pendidikan pada setiap jenjang. 5. mengoptimalkan otonomisasi daerah melalui peningkatan kualitas pemerintahan daerah. 6. menata dan membangun kembali kelembagaan sosial, ekonomi dan bisnis termasuk koperasi. 7. Mengoptimalkan pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Sumberdaya Pariwisata. 8. Mendorong para pengusaha Kecil dan Menengah agar dapat mengembangkan usahanya secara mandiri, profesional. 9. Membangun ekonomi kerakyatan Tana Toraja yang bertumpu pada sektor pertanian dan pariwisata. Menurut sumber http://visittanatoraja.org, berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Kerja Dinas Daerah Kabupaten Toraja Utara, yang kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara Nomor Tahun 2011, Dinas Kebudayaan, Pariwisata sebagai SKPD yang bertanggung 74 jawab merumuskan kebijakan teknis, pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum, pembinaan teknis, pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas di bidang kebudayaan dan pariwisata, pengelolaan ketatausahaan Dinas, pelaksanaan tugas lain di bidang kebudayaan, pariwisata yang diberikan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pernyataan Visi Berdasarkan latar belakang dan landasan pemikiran yang telah dikemukan, maka telah tergambar keinginan dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan yang merupakan berbagai dasar pemikiran yang dirumuskan sebagai rambu-rambu didalam Pembangunan Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Toraja Utara pada masa mendatang yang penuh dengan harapan dan tantangan, dimana harus dipedomani oleh insan kebudayaan dan kepariwisataan untuk lebih berperan dalam melaksanakan pembangunan daerah yang terencana dan berkesinambungan, Untuk itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata merumuskan Visi sebagai berikut: TERWUJUIDNYA DAERAH WISATA BUDAYA DENGAN KREATIFITAS PENGELOLAAN UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT. Pernyataan Misi Dalam mengimplementasikan visi pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan tersebut diatas, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan berpedoman pada tugas pokok dan fungsi sebagai regulator dan fasilitator dalam pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan yang transparan, akuntabel dan mengutamakan kepentingan masyarakat, yang mempunyai misi sebagai berikut adalah: 1. Melakukan pelestarian dan pengembangan kebudayaan yang berlandaskan nilai luhur. 2. Mendukung pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata yang berdaya saing global. 75 3. Melakukan pengembangan sumber daya kebudayaan dan pariwisata. 4. Menciptakan ketatalaksanaan yang bersih dan akuntabel serta layanan publik yang ramah. 5. Melakukan pembinaan dan kerjasama pengembangan seni budaya dan kerajinan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat. Tujuan Berdasarkan visi dan misi maka ditetapkan tujuan pembangunan kebudayaan dan kepariwisataan tahun 2010 - 2016 sebagai berikut: 1. Meningkatnya kualitas masyarakat yang berbudi pekerti luhur beserta hasil karyanya. 2. Meningkatnya kemandirian dan daya saing dalam perekonomian daerah. 3. Meningkatnya pemerataan pembangunan objek wisata pada setiap wilayah. 4. Meningkatnya perlindungan, pelestarian dan pengembangan keragaman budaya Toraja Utara dengan produk pariwisata yang inovatif 5. Meningkatnya persatuan dan cinta tanah air serta kerjasama provinsi dan nasional dalam bidang pengembangan kebudayaan dan pariwisata Toraja Utara. Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas 2. Sekretariat a. Sub Bagian Program dan Keuangan; b. Sub Bagian Umum; c. Sub Bagian Kepegawaian. 76 3. Bidang Pemasaran a. Seksi Promosi; b. Seksi Hubungan Lembaga Wisata dan MICE; c. Seksi Analisa Pasar dan Investor. 4. Bidang Pengembangan Sumber Daya dan Peran Serta Masyarakat: a. Seksi Penyuluhan, Pemberdayaan Peran Serta dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat. b. Seksi Pengembangan Sumber Daya Manusia. c. Seksi Pembinaan Event dan Daya Tarik Wisasta. 5. Bidang Aneka jasa Pariwisata dan ODTW a. Seksi Aneka Sarana Wisata; b. Seksi ODTW; c. Seksi Usaha pariwisata. 6. Bidang Kebudayaan dan Kesenian a. Seksi Sejarah dan Nilai Tradisional; b. Seksi Kesenian; c. Seksi Kepurbakalaan dan Permuseuman. 7. Unit Pelaksanaan Tehnis Dinas (UPTD) 8. Kelompok J abatan Fungsional Dalam Peraturan Daerah tersebut, disebutkan pula bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara mempunyai tugas melaksanakan tugas pembantuan di bidang Kebudayaan dan Pariwisata. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toraja Utara menyelenggarakan fungsi 1) Perumusan kebijakan teknis di bidang Kebudayaan dan Pariwisata 77 2) Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum di bidang Kebudayaan dan Pariwisata 3) Pembinaan teknis di bidang Kebudayaan dan Pariwisata 4) Pengelolaan ketatausahaan Dinas. 5) Pelaksanaan tugas lain di bidang Kebudayaan dan Pariwisata yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dibantu oleh seorang Sekretaris dan 4 (empat) Kepala Bidang masing-masing Bidang Kebudayaan, Bidang Pemasaran, Bidang Pengembangan Sumber Daya & Peran Serta Masyarakat dan Bidang Usaha Jasa Pariwisata. Tujuan Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang sesuatu yang perlu dilakukan untuk mencapai Visi, melaksanakan Misi dengab Menjawab Isu-Isu Strategis daerah dan permasalahan pembangunan daerah. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar dalam penyusunan pilihan-pilihan strategi pembangunan dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Tujuan pembangunan dalam RPJ MD 2010-2015 dikelompokan dalam setiap Misi sebagai berikut : Misi I : Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata-kelola pemerintahan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan serta distribusi layanan publik yang bersih, transparan dan akuntabel Tujuan : 1. Menciptakan Tata Pemerintahan yang baik 2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik 78 Misi II : Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan Mutu Pendidikan, dan Layanan Kesehatan, Penguatan kapasitas peran institusi ke-Agamaan, Sosial Kemasyarakatan, Kepemudaan, dan Perempuan dalam rangka terciptanya ketahanan serta kesetiakawanan sosial Tujuan : 1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia. 2. Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Gizi Masyarakat 3. Pembinaan Keagamaan 4. Pembinaan Pemuda, Olah Raga, Seni dan Budaya berdayaan Perempuan Misi III : Pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dan pengembangan sumber daya ekonomi lokal dengan mengandalkan partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan. Tujuan : 1. Memberdayakan dan mendayagunakan Sumber Daya Ekonomi Lokal Masyarakat. 2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka meningkatkan partisipasinya pada pembangunan. Misi IV : Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur desa kota untuk membuka isolasi wilayah khususnya daerah terpencil guna mendukung kelancaran akses layanan publik, arus barang dan jasa, pengembangan dan diversifikasi potensi pariwisata serta berbagai potensi usaha produktif masyarakat. Tujuan : 1. Peningkatan infrastuktur lembaga dan kota. Misi V : Menjadikan Tana Toraja sebagai kabupaten terdepan dalam pengembangan program Gerakan Hijau (Go Green) serta pariwisata berbasis budaya dan lingkungan (Eco-Culture Tourism) di Sulawesi Selatan. 79 Tujuan : 1. Peningkatan daya dukung lingkungan, budaya dan pariwisata Sasaran Sasaran adalah hasil yang diharapakan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan daSlam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan. Misi III, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi III selanjutnya dijabarkan dalam beberapa sasaran sebagai berikut : 1. Pengembangan petanian, perkebunan, peternakan, perikanan air tawar, kehutanan, pertambangan sesuai Klasterisasi Wilayah berdasarkan komoditas unggulan dan kelayakan teknologi dalam rangka pengembangan kawasan Agropolitan Dataran Tinggi sekaligus mendukung program Go Green dan Eco-Culture Tourism 2. Pemberdayaan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan melalui pengembangan Koperasi, UKM dan Industri Kecil berbasis masyarakat 3. Pengembangan industri rumah tangga (Home Industry) dengan mengandalkan peran perempuan sebagai sektor alternatif yang selaras dengan pengembangan pariwisata serta pendorong pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja 4. Program permodalan untuk usaha-usaha produktif masyarakat dengan sistem kredit lunak dan atau dana bergulir 5. Program revitalisasi pasar tradisional dan pengembangan pusat pelayanan informasi pasar komoditas dalam rangka penyediaan kemudahan dan perluasan akses pasar di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional 6. Peningkatan ketrampilan/wirausaha mandiri & pengembangan usaha produktif bagi pemuda-pemudi putus sekolah usia produktif serta para sarjana yang belum bekerja. 80 7. Perlindungan dan Pelestarian kawasan hutan lindung 8. Pelestarian (bio-diversity) sumber daya hayati lokal/asli Tana Toraja 9. Pengembangan Hutan Rakyat, Hutan Tongkonan, dan Hutan Produksi 10. Perlindungan sumber-sumber mata air 11. Konservasi Daerah Aliran Sungai 12. Penanggulangan lahan kritis dan kawasan penyanggah dengan teknologi ramah lingkungan 13. Mitigasi, pengurangan resiko bencana, penanggulangan bencana alam dan tanggap darurat bencana. 14. Pemanfaatan sumber daya pertambangan dan energi Misi IV, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi IV selanjutnya dijabarkan dalam beberapa sasaran sebagai berikut : 1. Pembangunan jalan, drainase dan jembatan pada wilayah tertinggal khususnya wilayah bagian barat dan utara, serta wilayah-wilayah tertinggal lainnya di bagian timur dan selatan 2. Pembangunan jalan dan perbaikan sarana/prasana penunjang antar kecamatan dan Lembang/kelurahan utamanya pada sentra-sentra wilayah pengembangan Agropolitan Dataran Tinggi dan Eco-Culture Tourism 3. Pembangunan jalan pertanian serta jalan perkebunan/kehutanan utamanya pada sentra-sentra wilayah pengembangan Agropolitan Dataran Tinggi, Obyek-obyek wisata tradisional, dan Eco-Culture Tourism 4. Perbaikan dan pembangunan jaringan air minum sehat dan jaringan drainase perkotaan dan Lembang 5. Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi untuk pengembangan pertanian tanaman pangan 81 6. Pengembangan, pemanfaatan ruang dan Penataan Ruang Pemukiman. 7. Penyelesaian Bandara Tana Toraja 8. Pemamfaatan Teknologi Lokal Misi V, dimana Tujuan yang telah ditetapkan pada Misi V selanjutnya dijabarkan dalam beberapa sasaran sebagai berikut : 1. Pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur budaya dan pariwisata. 2. Revitalisasi obyek-obyek budaya dam wisata tradisional dan wisata alam. 3. Pelestarian situs-situs purbakala dan peninggalan sejarah. 4. Revitalisasi seni-budaya tradisional. 5. Promosi dan pemasaran Eco-Culture Tourism dengan melibatkan partisipasi dunia usaha dan masyarakat 6. Go Green berbasis wisata. 7. Pengelolaan kawasan Agropolitan dataran Tinggi dalam rangka Eco Tourism. 8. Sadar wisata lingkungan dan budaya bagi murid-murid sekolah tingkat SD, SMP, dan SMA. Budaya Suku Toraja Sistem Religi, Organisasi Sosial dan Kepemimpinan Suku Toraja Masyarakat Toraja memiliki kepercayaan yang disebut Aluk Todolo. Aluk berarti aturan dan Todolo berarti nenek moyang. Hakikat Aluk Todolo adalah pandangan terhadap alam dan pandangan terhadap leluhur yang diimplementasikan dalam aturan-aturan dan upacara-upacara adat. Sampai saat ini masyarakat Toraja masih memegang teguh aturan upacara-upacara adat seperti Aluk Rambu Tuka / Aluk Rampe Matallo yaitu aturan upacara pengucapan syukur untuk kehidupan dan keselamatan serta Aluk Rambu Solo / Aluk Rampe Matampu yaitu aturan upacara kematian dan pemakaman. Masyarakat Toraja juga mengenal Liang atau kuburan adapt Toraja. Menurut ajaran Aluk Todolo, seperti halnya semasa hidup, pada waktu mati pun manusia berkumpul dalam satu tongkonan 82 (Tangdilingtin, 1974). Tulang belulang dan jasad tubuh dikumpulkan dalam satu tempat yang disebut Liang atauTongkonan Tang Merambu (tongkonan tidak berasap). Liang merupakan pasangan dari tongkonan dan dinyatakan sebagai warisan dan pusaka dari satu keluarga. Selain dalam hal upacara, adat juga menentukan dalam kehidupan perekonomian masyarakat Toraja. Hampir semua lahan persawahan, perkebunan dan tegalan yang dimiliki oleh masyarakat berada dibawah kuasa hukum adat. Pengaturan, pengendalian dan pemanfaatan ruang dan lahan termasuk didalamnya pembangunan prasarana jalan, sistem dan distribusi air yang berasal dari mata air pegunungan untuk saluran irigasi persawahan dan sebagainya ditentukan oleh penguasa dan hokum adat. Masyarakat Toraja memiliki lembaga dan organisasi sosial yang mengelola kehidupan di lingkungan permukiman pedesaan. Setiap daerah adat besar terdiri dari beberapa kelompok adat yang dikuasai oleh satu badan musyawarah adat yang disebut Kombongan Ada. Setiap Kombongan Ada memiliki beberapa penguasa adat kecil disebut Lembang. Di daerah lembang masih terdapat penguada adapt wilayah yang disebutBua. Tongkonan Sebagai Sumber Kebudayaan Masyarakat Suku Toraja Tongkonan berarti tempat penguasa adat untuk mendengarkan, membicarakan dan menyelesaikan masalah-masalah penting dalam membina persatuan kehidupan dan harta warisan keluarga menurut tradisi masyarakat Toraja. Tongkonan sangat berperan dan berfungsi membentuk kepribadian, tradisi dan budaya Toraja dengan dasar kesatuan kekeluargaan dan gotong royong dalam hidup dan kehidupan sosial ekonomi dan budaya. Masyarakat Toraja membedakan antaraTongkonan sebagai rumah adat keluarga Toraja, sumber kekuasaan adat dan pemerintahan adat Toraja denganBanua barang-barang yaitu rumah atau tempat tinggal pribadi orang Toraja. Tongkonan merupakan sumber budaya tradisional Toraja, seperti yang tercermin dalam ungkapan-ungkapan berikut : 83 Tongkonan ditimba uainna artinya : uai berarti air dan ditimba artinya ditimba, yang mengandung makna Tongkonan sebagai sumber bahan makanan bagi warganya. Tongkonan dikalette tanananna : dikalet teartinya dipetik dan tanananna berarti tanaman yang mengandung makna bahwa Tongkonan sebagai sumber bahan makanan bagi warganya Tongkonan diretok kayunna : artinya tanah milik tongkonan pemanfaatannya berfungsi sosial dalam arti kata seluas-luasnya Tongkonan dikumba litakna : litakna artinya tanah milik tongkonan pemanfaatannya berfungsi sosial dalam arti kata seluas-luasnya. Tongkonan dipoada adana, dipoaluk alukna : artinya adat istiadat, aluk artinya agama (religius) yang mengandung makna bahwa segala tindakan, tata kelakuan, pola hubungan sosial, norma-norma dan aturan-aturan dalam kehidupan bersama bersumber dari Tongkonan yang dilandasi oleh nilai-nilai keagamaan. Permukiman Perdesaan Kondisi desa dan perdesaan di Tana Toraja mempunyai ciri yang hampir sama walaupun ada sedikit perbedaan, baik ditinjau dari sudut lokasi geografis, etnologis/silsilah dan sosial budayanya ataupun mata pencahariannya. Desa-desa tradisional Toraja pada umumnya memiliki ciri umum yaitu dengan kelompok rumah-rumah adat untuk tempat tinggal keluarga sedikitnya antara 5 - 10 keluarga dan disesuaikan dengan kondisi topografis serta lokasinya menyebar di lereng pegunungan. Setiap kelompok rumah-rumah penduduk memiliki tongkonan dan alang atau lumbung padi untuk kegiatan sosial ekonomi dan kehidupan tradisi dan budaya mereka. Tongkonan biasanya secara turun temurun dilengkapi dengan ladang dan sawah untuk bertani, serta binatang ternak dengan memelihara kerbau dan babi. Secara umum kondisi lingkungan permukiman di pedesaan Toraja tidak kekurangan rumah, tetapi kualitas lingkungannya tidak memadai. 84 Hal tersebut antara lain disebabkan oleh masih rendahnya tingkat penghasilan maupun tingkat sosial budaya masyarakatnya. Dikalangan masyarakat tertentu, karena adanya kepercayaan melindungi gangguan dari luar serta serangan terhadap penyakit, sehingga masih terdapat rumah tanpa bukaan untuk jendela dan lantai dari tanah yang lembab. Kondisi air bersih pedesaan dan saluran buangan limbah pada umumnya menunjukkan kualitas yang rendah. Kandang ternak kerbau dan babi pada umumnya sangat berdekatan atau menyatu dengan tempat tinggal di rumah adat atau tongkongan. Rumah adat dapat dipastikan menghadap ke utara. Posisi ini mengandung pengertian bahwa jendela yang menghadap timur secara filosofi melambangkan kehidupan karena timur adalah arah masuknya sinar matahari. Rumah adat kepemilikannya secara turun temurun dan bersifat komunal. Dengan pola ini maka tidak ada pembagian warisan khususnya untuk wiilayah Toraja Selatan. Sementara wilayah utara ada sebagian yang dibagi sehingga ada sebagian bidang tanah yang beralih kepemilikannya. Tongkonan diseluruh Tana Toraja secara adat dan tidak tertulis terbagi menjadi 32 wilayah adat, disini terdapat suatu aturan tidak tertulis bahwa antara satu wilayah adat dengan wilayah adat lainnya tidak boleh saling mengintervensi. Di Tana Toraja tak ada bengkok seperti di daerah lain, dengan adanya bangunan tongkonan dengan segala sarananya (ladang, sawah, dan lain lainnya) dengan sendirinya wilayah Tana Toraja sudah terbagi habis dengan keberadaan tongkonan. Tata Letak Bangunan Pada Perkampungan/Desa Adat Tua Desa Adat Kete Kesu Desa Kete kesu terletak 4 Km sebelah tenggara Kota Rantepao. Desa ini merupakan salah satu obyek unggulan di Tana Toraja. Terkenal karena terdapat perkampungan adapt tua, lumbung-lumbung padi dan batu 85 menhir yang terletak di antara areal persawahan juga kompleks pemakamanbagi kaum bangsawan beberapa meter di bagianbelakang rumah. Disini ditemukan kuburan purba tergantung dari atas dinding-dinding batu disertai patung-patung (tau-tau). Di lokasi ini terdapat pengukir dan pematung yang cakap membuat barang-barang kerajinan. Pada Desa Kete Kesu ini juga terdapat museum yang merupakan sarana penunjang aktivitas pariwisata yang ada di Desa Kete Kesu ini. Mata pencaharian utama masyarakatnya adalah pertanian. Hal ini terlihat dari banyaknya penggarap lahan yang ada. Pariwisata merupakan usaha sampingan, bukan merupakanKerajinan adalah usaha sampingan bagi masyarakatnya, namun lebih banyak bersifat pemasaran/distribusi saja, karena hanya beberapa masyarakat yang membuat kerajinan, sebagian besar barang dagangan dibuat oleh masyarakat dari luar kete kesu , bahkan ada yang berasal dari luar Desa Kete Kesu sebagai contoh songket bali lombok yang berasal dari J ogya dan lainnya. Sebagian besar rumah Tongkonan yang ada di Kete Kesu tidak dihuni karena masyarakatnya banyak yang bekerja di luar namun masih ada sanak famili perwakilan dari masingmasing tongkonan yang membangun rumah batu sendiri di sekitar Kete Kesu. Sebagian lumbung masih terpakai meski tidak effektif. Hal ini terlihat ketika musim panen melimpah, padi hanya diletakkan di bawah kemudian ditutupi dengan terpal, sehingga tidak dinaikkan ke atas lumbung. Desa Adat Palawa Desa Palawa terletak 12 Km dari Kota Rantepao yang merupakan salah satu obyek unggulan wisata dimana terdapat perkampungan adat tua. Mata pencaharian utama masyarakatnya tetap bertani namun sebagian masyarakatnya ada juga yang menjadi pegawai negeri atau swasta. Kondisi saat ini tongkonan cenderung kosong dan tidak dihuni karena masyarakat sudah membuat 86 rumah batu sendiri di belakang atau disekitar tongkonan keluarga mereka, alasannya selain karena tongkonan di Pallawa ini sudah dijadikan cagar budaya juga karena Tongkonan kurang praktis untuk digunakan sebagai tempat tinggal karena tidak bisa dimiliki perseorangan (milik keluarga besar) sehingga orang cenderung membuat rumah batu yang hak dan kenyamanannya lebih terjamin. Desa Adat Siguntu Desa ini terletak 4 Km dari Rantepao. Di Desa Siguntu ini terdapat beberapa rumah adat tongkonan dan lumbunglumbung padi. Situs ini adalah milik bangsawan bernamaPong Tandi Bulaan. Pekerjaan masyarakat Siguntu yaitu bertani dengan dengan sawah yang berada di daerah bawah namun tidak digarap sendiri karena jumlah masyarakat Siguntu yang sedikit, sebagian besar keturunan mereka berada di luar Tana Toraja, pembagian hasil 50 % untuk pemilik sawah dan 50 % untuk penggarap, namun hasil panen disimpan di bawah sehingga lumbung yang ada di atas lebih sering kosong dan banyak berfungsi hanya ketika upacara adat saja sebagai tempat menerima tamu. Disamping bertani padi sawah masyarakat Siguntu juga memiliki usaha penggemukan kerbau serta petani Kebun Kopi yang ada di Pendek. Dulu terdapat aktivitas pariwisata di Siguntu namun sekarang tidak ada karena kalah pamor dibandingkan dengan Pallawa dan Kete Kesu. Rumah Tongkonan yang ada di Desa Siguntu ini sebagaimana halnya Tongkonan yang ada di Tana Toraja tidak dikenai PBB dan tidak disertifikatkan, namun rumah batu yang dibangun di sekitarnya dikenai PBB. Desa Adat Baruppu Bangunan tongkonan di desa ini masih ditinggali dan masih alami meskipun ada beberapa perubahan kecil yaitu misalnya penambahan dinding pada bangunan bawah tongkonan, pembuatan kamar mandi, serta 87 kandang babi ada di belakang rumah. Sudah ada tempat ternak hewan bersama namun sejauh ini belum terdapat banyak ternaknya. Mata pencaharian masyarakat disini mayoritas petani padi sawah dan petani kopi, ada juga yang berkebun alpokat dan markisa, bertambak ikan, pengelola turbin air, ternak babi dan kerbau serta ayam. Kegiatan para wanita, membantu suami di sawah dan kebun, namun demikian masih banyak waktu luang karena sawah dan kebun tidak digarap setiapm hari. Sawah hanya digarap ketika tanam dan panen yang berlangsung 2 kali dalam setahun demikian juga dengan kopi. Desa Rante Karrasik, Londa, Buntupune dan Sakdan Disamping desa-desa adat yang telah digambarkan di depan sesungguhnya Tana Toraja secara keseluruhan adalah hamparan semesta yang sarat dengan warisan budaya yang berwujud material dan non material. Warisan berwujud material seperti bangunan dan situs-situs dan non material berupa legenda-legenda dan keyakinan yang menyatu dalam kehidupan keseharian masyarakatnya. Beberapa desa yang menonjol warisan budayanya antara lain Desa Sadan, Rante Karassik, Londa dan Buntupune. Sadan adalah desa yang merupakan hulu sungai Sadan yang mengairi desadesa dibawahnya. Desa ini memiliki kekayaan alam yang indah dan kerajinan kain tenun yang ditenun oleh tangan-tangan terampil mulai tahun. 88 Desa Rante Karassik memiliki peninggalan berupa situs megalitik yang terletak pada lembah dengan latar belakang gunung. Namun disayangkan tidak ada informasi khusus tentang sejarah dari situsnya. Buntupune dan londa mirip desa adat lainnya namun disini banyak peninggalan berupa pekuburan pada tebing-tebing yang tinggi dan ditandai dengan patung-patung diri nenek moyang. Masyarakat Toraja o Bentang alam hijau, pegunungan dan iklim yang nyaman ditunjang pola berkebun dan bertani menciptakan harmoni alam yang khas Tana Toraja. o Masyarakat Tana Toraja memiliki budaya khas dan spesifik yang memiliki kekuatan dan keutuhan dalam membentuk pola kehidupan masyarakatnya. Nilai, norma dan tradisi warisan nenek moyang ini masih eksis sampai saat ini dan menjadi pegangan dan orientasi nilai nilai kehidupan keseharian masyarakatnya. o Warisan budaya yang berupa Arsitektur tradisional dan pola tata letak massa bangunan di permukiman perdesaan relative terpelihara dengan baik. 89 o Kepercayaan Aluk Todolo yaitu pandangan untuk kelestarian atau harmonisasi kehidupan duniawi terhadap alam dan pandangan terhadap leluhur diimplementasikan dalam aturan dan upacara adat yang dipatuhi hingga saat ini. o Akses pendukung kawasan berupa infrastruktur jalan penghubung antar kawasan, relatif baik dengan kondisi jalan datar serta berada dekat dengan Pusat kota Rantepao. 3.2 Kondisi Aktual Destinasi Toraja dan Sekitarnya 3.2.1 Product Analysis Menurut sumber J ustine Vaisutis (2007:687) memaparkan sebagai berikut, Atraksi Wisata Tanatoraja adalah salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sungguh unik, kepulauan budaya yangdi kelilingi oleh pegunungan, Toraja mempercayai bahwa ada kehidupan setelah kematian dengan berbagai upacara mereka yang sangat rumit dan nyaris sama dengan keindahan adat Bali, rumah orang Batak di Sumatra dan budaya megalitik Sumba. Kuburan batu, kuburan gantung , tau tau (manusia kerdil) . Suku Torajaadalah suku yang menetap di pegunungan bagian utaraSulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan 500.000 di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, danKabupaten Mamasa. [1] Mayoritas suku Toraja memeluk agamaKristen, sementara sebagian menganut Islamdan kepercayaananimismeyang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Terlindung aman di luar gunung tinggi dan tebing batu granit, inilah tempat dimana masyarakat Toraja tinggal, di sebuah lembah subur dengan terasering sawah menghijau dan perkebunan kopi yang subur. Inilah salah satu tempat terindah di Indonesia yang menyimpan daya magis dalam kultur extravaganza Tana Toraja serta bebatuan megalitik Lore Lindu. 90 Pesonanya terkuak ketika tengkorak-tengkorak manusia menunjukan kemisteriusannya kepada wisatawan juga puluhan kerbau dan babi yang pasrah disembelih untuk upacara kematian demi sebuah ritus Orang Mati yang Hidup . Di sinilah wisatawandapat melihat situs makam pahat di Lemo, makam goa purba di Londa, menhir di Rante Karassik, dan perkampungan Kete Kesu unik. Semuanya terpeliharanya dalam bingkai adat budaya karena masyarakatnya sangat menghormati leluhur dengan tetap menjaga eksistensi pekuburannya. Menurut sumber http://www.sulsel.go.id/wisata, selengkapnya berikut adalah penjabran sebaran atraksi wisata yang terdapat di Toraja dan sekitarnya : 1. Pallawa Tongkonan adalah rumah adat masyarakat Toraja. Atapnya melengkung menyerupai perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di bagian depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama- sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau peran dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut alang. Tiang- tiang lumbung padi ini dibuat dari batang pohon palem (bangah) saat ini sebagian sudah 91 dicor. Di bagian depan lumbung terdapat berbagai ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari, yang merupakan simbol untuk menyelesaikan perkara. Tongkonan Pallawa adalah salah satu tongkonan yang berada di antara pohon-pohon bambu di puncak bukit. Tongkonan tersebut didekorasi dengan sejumlah tanduk kerbau yang ditancapkan di bagian depan rumah adat. Terletak sekitar 12 Km ke arah utara dari Rantepao. 2. Londa Londa adalah bebatuan curam di sisi makam khas Tana Toraja. Salah satunya terletak di tempat yang tinggi dari bukit dengan gua yang dalam dimana peti-peti mayat diatur sesuai dengan garis keluarga, di satu sisi bukit lainya dibiarkan terbuka menghadap pemandangan hamparan hijau. Londa terletak de Desa Sendan Uai, Kecamatan Sanggalai, sekitar 5 Km ke arah selatan dari Rantepao, Tana Toraja. 3. Ke'te Kesu 92 Kete Kesu berarti pusat kegiatan, dimana terdapatnya perkampungan, tempat kerajinan ukiran, dan kuburan. Pusat kegiatannya adalah berupa deretan rumah adat yang disebut Tongkonan, yang merupakan obyek yang mempesona di desa ini. Selain Tongkonan, disini juga terdapat lumbung padi dan bangunan megalith di sekitarnya. Sekitar 100 meter di belakang perkampungan ini terdapat situs pekuburan tebing dengan kuburan bergantung dan tau-tau dalam bangunan batu yang diberi pagar. Tau-tau ini memperlihatkan penampilan pemiliknya sehari-hari. Perkampungan ini juga dikenal dengan keahlian seni ukir yang dimiliki oleh penduduknya dan sekaligus sebagai tempat yang bagus untuk berbelanja souvenir. Terletak sekitar 4 Km dari tenggara Rantepao. 4. Batu Tumonga 93 Gambar Batu Tumonga Di kawasan ini anda dapat menemukan sekitar 56 batu menhir dalam satu lingkaran dengan 4 pohon di bagian tengah. Kebanyakan batu menhir memiliki ketinggian sekitar 2 3 meter. Dari tempat ini anda dapat melihat keindahan Rantepao dan lembah sekitarnya. Terletak di daerah Sesean dengan ketinggai 1300 Meter dari permukaan laut. 5. Lemo Lemo merupakan sebuah kuburan yang dibuat di bukit batu. Bukit ini dinamakan Lemo karena bentuknya bulat menyerupai buah jeruk (limau). Di bukit ini terdapat sekitar 75 lubang kuburan dan tiap lubangnya merupakan kuburan satu keluarga dengan ukuran 3 X 5 M. Untuk membuat lubang ini diperlukan waktu 6 bulan hingga 1 tahun dengan biaya sekitar Rp. 30 juta. Tempat ini sering disebut sebagai rumah para arwah. Di pemakaman Lemo anda dapat melihat mayat yang disimpan di udara terbuka, di tengah bebatuan yang curam. Kompleks pemakaman ini merupakan perpaduan antara kematian, seni dan ritual. Pada waktu-waktu tertentu pakaian dari mayat-mayat akan diganti dengan melalui upacara Ma Nene. Kuburan Batu Lemo ini terletak di sebelah utara Makale, Kabupaten Tana Toraja. 94 Gambar Kuburan di Bukit Batu Lemo 6. Kuburan Bayi Kambira Di kuburan ini, bayi yang meninggal sebelum giginya tumbuh dikuburkan di dalam sebuah lubang yang dibuat di pohon Tarra. Bayi ini dianggap masih masih suci. Pohon Tarra dipilih sebagai tempat penguburan bayi, karena pohon ini memiliki banyak getah yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu. Dengan menguburkan di pohon ini, orang-orang Toraja menganggap bayi ini seperti dikembalikan ke rahim ibunya dan mereka berharap pengembalian bayi ini ke rahim ibunya akan menyelamatkan bayi-bayi yang akan lahir kemudian. Pohon Tarra memiliki diameter sekitar 80 100 cm dan lubang yang dipakai untuk menguburkan bayi ditutup dengan ijuk dari pohon enau. Pemakaman seperti ini dilakukan oleh orang Toraja pengikut ajaran kepercayaan kepada leluhur. Upacara penguburan ini dilaksanakan secara sederhana dan bayi yang dikuburkan tidak dibungkus dengan kain, sehingga bayi seperti masih berada di rahim ibunya. Kuburan ini terletak di Desa Kambira, tidak jauh dari Makale, Tana Toraja. 95 Gambar Kuburan Bayi Kambira 7. Arung Jeram Sungai Sadan Sungai Sadan memiliki panjang sekitar 182 km dan lebar rata-rata 80 meter serta memiliki anak sungai sebanyak 294. Di sepanjang Sungai ini terdapat beberapa jeram dengan tingkat kesulitan yang berbeda, seperti jeram Puru dengan kategori tingkat kesulitan III; jeram Pembuangan Seba dengan kategori tingkat kesulitan IV, yaitupermukaan air di pinggir sungai yang lebar dan tiba-tiba menyempit dengan cepat; jeram Fitri dengan kategori tingkat kesulitan V, yaitu berupa patahan dan arus sungai yang menabrak batu besar yang dapat menyebabkan perahu menempel di batu dan terjebak diantaranya. Selain itu, topografi daerah ini juga sangat menarik dengan keindahan alam dan udara yang sejuk di sepanjang perjalanan. Lokasi Sungai Sadan ini dimulai dari jembatan gantung di Desa Buah Kayu kabupaten Tana Toraja dan berakhir di jembatan Pappi 96 Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. 8. Upacara Adat Rambu Solo Rambu Solo dalah upacara adat kematian masyarakat Tana Toraja yang bertujuan untuk menghormati dan menghantarkan arwah orang yang meninggal dunia menuju alam roh, yaitu kembali kepada keabadian bersama para leluhur mereka di sebuah tempat peristirahatan. Upacara ini sering juga disebut upacara penyempurnaan kematian karena orang yang meninggal baru dianggap benar-benar meninggal setelah seluruh prosesi upacara ini digenapi. J ika belum, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sebagai orang sakit atau lemah, sehingga ia tetap diperlakukan seperti halnya orang hidup, yaitu dibaringkan di tempat tidur dan diberi hidangan makanan dan minuman bahkan selalu diajak berbicara. Gambar Upacara Adat Rambu Solo 97 Puncak dari upacara Rambu solo ini dilaksanakan disebuah lapangan khusus. Dalam upacara ini terdapat beberapa rangkaian ritual, seperti proses pembungkusan jenazah, pembubuhan ornament dari benang emas dan perak pada peti jenazah, penurunan jenazah ke lumbung untuk disemayamkan, dan proses pengusungan jenazah ke tempat peristirahatan terakhir. Selain itu, dalam upacara adat ini terdapat berbagai atraksi budaya yang dipertontonkan, diantaranya adu kerbau, kerbau-kerbau yang akan dikorbankan di adu terlebih dahulu sebelum disembelih, dan adu kaki. Ada juga pementasan beberapa musik dan beberapa tarian Toraja. Kerbau yang disembelih dengan cara menebas leher kerbau hanya dengan sekali tebasan, ini merupakan ciri khas masyarakat Tana Toraja. Kerbau yang akan disembelih bukan hanya sekedar kerbau biasa, tetapi kerbau bule Tedong Bonga yang harganya berkisar antara 10 50 juta per ekornya. Upacara adat ini biasanya dilaksanakan di Kampung Bonoran, Desa Kete Kesu, Kecamatan Kesu, Tana Toraja. 9. Buntu Burake Buntu Burake terletak kurang lebih 2 km dari kotaMakale di Kecamatan Makale. Dari ketinggian bukit ini, kita dapat menikmati pemandangan yanga sangat indah kekota Makale. Lokasi ini akan dikembangkan menjadi land mark dari kota Makale yakni alam terbuka, bersih dan lingkungan yang sehat. Sementara itu, untuk wisata kuliner tanaman pagi, atau 98 kluwek merupakan tanaman endemic dimana dari kulit hingga isinya tetap dimakan. Utamanya isi paling dalam bersama pammarrasan diyakini sebagai makanan yang sangat least bila dimasak bersama dengan sayur, daging atauikan. Makanan ini juga menjadi bahan dari salah satu makanan tradisional yang sangat terkenal dari Tanah Toraja yakni pantollo pamarrasan. Disini juga dijumpai penyedap tuak dari pohon ijuk. J enis minuman ini sangat dibutuhkan untuk keperluan upacara adat. 10. Makula Makula terletak12 km dari Makale di Kecamatan Sangalla Selatan. Ada mata air panas dengan kolam untuk berendam. Menurut kepercayaan masyarakat, airnya bias menyembuhkan penyakit kulit. J uga tersedia kamar kamar untuk bermalam. 11. Sillanan Sillanan adalah sebuah perkampungan tradisional di Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Terletak kira kira 10 km arah selatan Makale. Di sini kita dapat melihat beberapa rumah adat tongkonan yang dijadikan pusat pemerintahan adat pada masa lampau. Setiap rumah tongkonan memiliki fungsi yang berbeda beda dalam pemerintahan adat tersebut. Lokasi ini menawarkan pemandangan alam yang indah karena berada di atas bukit. Terdapat juga kamar kamar sederhana dirumah rumah tamben untuk bermalam. 12. Tumbang Datu-Debo Tumbang Datu Bebo adalah salah satu perkampungan adat terletak di Kecamatan Sangalla Utara. 7 km dari Makele. Disini terdapat banyak rumah adat tongkonan, lokasi upacara adat, mata air, pemakaman purba, kuburan bayi di pohon, benteng pertahanan purba, dan lain lain. Masyarakat masih sangat memegang teguh tradisi Tidak jauh dari lokasi diatas puncak bukit, terdapat sebuah pohon cendana sebagai peringatan terhadap perjanjian antar suku bernama Basse Kasalle. Pada tahun 1683 terjadilah sebuah peperangan besar 99 dipimpin Toraja dari setiap wilayah. Salah seorang anggotanya adalah Tumbang Datu dari Balik. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dangan semboyan : Misa kada dipotuo, pantan kada sipomate artinya bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Akhirnya, peperangan dimenagkan 13. Tumakke Tumakke adalah sebuah kampong kecil di Kecamatan Rembon, terletak10 km arah barat Makale. Diobjek ini kita jumpai sebuah rumah adat yang unik. Rumah tongkonan ini memiliki atap yang terbuat dari batu yang dalam bahasa Toraja disebuat papa batu Untuk memasuki rumah tersebut. Seseorang harus mengetukkan kepala selama 3 kali. Di tempat ini pula dapat ditemukan pengrajin tulang sebagai cindera mata. 14. Tampang Allo Tampang Allo terletak di Kecamatan Sangalla jaraknya12 km dari Makale. Obyek ini adalah merupakan goa alam dengan peti mati kuno dan patung-patung milik bangsawan setempat yakni Puang Manturino dengan istrinya Rangga Bulaan dan keturunannya. Ada kuburan bayi di sebuah pohon yang hidup yang sama dengan di Kambira. jAda juga sebuah jalan setapak ke obyek wisata Suaya jaraknya +- 300 meter. 15. Tilangnga Tilangnga terletak 11 km arah timur Makale di kecamatan Sangalla Pemakaman kerajaan ditebing tebing batu dengan beberapa patung batung ( tau tau ) serta ..peti mati berukir purba dan kayu disebut erong dapat ditemukan disini. Makam batu ini dipersembahkan untuk puang Tamboro Langi danketurunannya. Berdekatan disana kita juga bisa mendapati pemakaman ini merupakan milik raja raja Sangalla. 16. Air Terjun Sarambun Assing 100 Sarambu Assing terletak kira-kira 35 km dari Makale di Kecamatan Bittuang. Air terjun dengan aliran air yang sangat jerni mengalir dan hutan. Objek ini sangat berpotensi untuk dijadikan lokasi kemping. Kita bias mengikuti jalaln-jalan setapak didalam kawasan hutan pinus untuk mencapai lokasi. 17. Sillanan Sillanan adalah sebuah perkampungan tradisional di Kecamatan Gandangbatu Sillanan. Terletak kira-kira 18 km arah selatan Makale. Di sini kita dapat melihat beberapa rumah adat tongkonan yang dijadikan pusat pemerintahan adat pada masa lampau. Setiap rumah tongkonan memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam pemerintahan adat tersebut. Lokasi ini menawarkan pemandangan alam yang indah karena berada di atas bukit. Terdapat juga kamar-kamar sederhana di rumah-rumah tamben untuk bermalam. 18. Wisata Memancing Barereng Pemerintah membuka objek wisata baru, jenis minat khusus, yakni memancing di Barereng, lembang Limbong Sangpolo, kecamatan Kurra. Pemerintah sudah membuka akses jalan baru dari jalan poros Kurra-Awan menuju ke lokasi objek, yang berjarak sekitar 9 kilometer. Akses jalan yang dibangun itu cukup bagus dan sudah bisa dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat. Hanya butuh perbaikan di beberapa titik, berupa jembatan dan dua tanjakan yang terlalu berat untuk didaki. Selain membangun jalan, beberapa kolam alam yang sudah ada sebelumnya di lokasi objek, juga dibenahi. Di lokasi objek wisata memancing Barereng ini memang tersedia sumber air alam yang cukup dengan debit yang cukup besar pula. Bentuk kontur bumi yang ada di sekitar situ juga sangat memungkinkan untuk dikembangkan objek wisata jenis ini. 19. Pango-Pango 101 Pango-Pango terletak 7 km dari kota Makale di Kecamatan Makale Selatan. Terletak 1100 m dpl dengan hawayang dingin dan lingkungan alam yang alami ditanami berbagai macam tanaman lokal seperti kopi, coklat, enau, tamarillo, kacang tanah, jagung dan beragam sayuran serta lainnya pada wilayah ini. Pemandangan ke dataran rendah dimana kota Makale dapat disaksikan dan bahkan sekeliling Toraja. Selain alam yang indah, pemerintah juga sedang merencanakan destinasi buatan seperti kolam renang, area berkuda, ekoturism, trekking dan outbound. 20. Suaya/Sangalla Suaya terletak 9 km arah timur Makale di Kecamatan Sangalla. Pemakaman kerajaan di tebing-tebing batu dengan beberapa patung-patung (tau-tau) serta peti mati beruba dari kayu disebut erong dapat ditemukan disini. Makam batu ini dipersembahkan untuk Puang Tamboro Langi dan keturunannya. Berdekatan disana kita juga bias mendapati Pemakaman ini merupakan milikraja-raja Sangalla. Serta terdapat 12 objek dan daya tarik wisata di Toraja Utara yang didapatkan kabar- toraja.com dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara: 1.Nama Objek Wisata: Londa Daya Tarik Wisata Utama: 'Liang Lo'ko', Erong (peti mati kuno), Tau-tau (replika atau tiruan dari orang Toraja yang sudah meninggal), Kuburan Tergantung J enis Wisata: Budaya dan Alam 2.Nama Objek Wisata: Rante Karassik Daya Tarik Wisata Utama: Rante, Simbuang (Batu Menhir), Arena Adu Kerbau Di Kelurahan/Lembang: Rinding Batu 102 3.Nama Objek Wisata: Ta'pa Langkan Daya Tarik Wisata Utama: Liang Paa' J enis Wisata: Budaya 4.Nama Objek Wisata: Sarambu Sikore Daya Tarik Wisata Utama: Air Terjun J enis Wisata: Alam 5.Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan (rumah adat Toraja), Panorama J enis Wisata: Budaya dan Alam 6.Nama Objek Wisata: Buntu Pune Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan, Liang Paa, Patane J enis Wisata: Budaya 7.Nama Objek Wisata: Tongka Daya Tarik Wisata Utama: Gua Alam, Sumur Alam, Tongkonan, Rante (menhir), Kuburan bayi, Panorama, Gua Benteng, Patung dan kuburan. J enis Wisata: Budaya dan Alam 8.Nama Objek Wisata: Ranteallo Daya Tarik Wisata Utama: Tongkonan J enis Wisata: Budaya 9.Nama Objek Wisata: Pasar Hewan Bolu Daya Tarik Wisata Utama: Pasar Hewan (kerbau &Babi), Wisata Agro J enis Wisata: Agro Wisata 10.Nama Objek Wisata: Museum Landorundun Daya Tarik Wisata Utama: Museum J enis Wisata: Museum 11.Nama Objek Wisata: Gua Bunda Maria 103 J enis Wisata: Religi 12.Nama Objek Wisata: To Barana Daya Tarik Wisata Utama: Pusat Pertenunan Tradisional, Panorama tepi sungai J enis Wisata: Budaya dan Alam Tahun 2004, berkat kekayaan budayanya, Tana Toraja dimasukkan dalam daftar sementara warisan budaya dunia oleh UNESCO (Inscription World Heritage-C1038). Menyambut hal ini masyarakat Toraja menggelar upacara Pesta Toraja (Toraja Fiesta) di pasar seni Rantepao, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Acara tersebut menyuguhkan serangkaian tarian dan atraksi dari 15 kecamatan di Tana Toraja. Toraja Fiesta adalah salah satu perwujudan Rambu Tuka, ungkapan kegembiraan Ketika wisatawan pergi ke dataran tinggi Tanah Toraja maka bersiaplah terpesona keindahan alamnya yang menakjubkan. Di saat yang sama ada daya tarik dari masyarakatnya telah mempertahankan kepercayaan dan tradisi mereka dalam siklus kehidupan yang kekal dan kematian di Bumi. J alan dari Makassar ke Toraja sepanjang pantai sekitar 130 km kemudian berakhir di pegunungan. Setelah masuk ke Tana Toraja di pasar Mebali maka Anda akan memasuki pemandangan luar biasa berupa batu granit abu-abu dan pegunungan biru. Keindahan ini sempurna dalam balutan kontras tumbuhan hijau. Di sini, bangsawan Toraja diyakini keturunan dewa yang turun dengan tangga surgawi untuk tinggal di Bumi dengan alamnya yang indah ini. Untuk menjaga kekuatan tanah dan rakyatnya, masyarakat Toraja percaya bahwa tanah ini harus dipertahankan melalui ritual untuk merayakan mereka hidup dan yang telah mati, melekat saat musim taman. Di Toraja kehidupan secara ketat dipisahkan dari upacara kematian. 104 Toraja terkenal dengan upacara kematian yang dapat berlangsung selama berhari-hari melibatkan seluruh penduduk desa. Tidak hanya pada saat berkabung tetapi juga untuk acara hiburan dan persaudaraan komunitas yang ada. Upacara kematian, diadakan setelah musim panen selesai. Biasanya antara bulan J uli dan September. Sementara upacara kehidupan digelar saat musim tanam di bulan Oktober. Saat itu penguburan tidak di lakukan dengan segera tetapi ditunda selama beberapa bulan bahkan kadang bertahun-tahun, disimpan di rumah khusus hingga waktu yang tepat dan tersedianya dana. Festival Toraja Bulan Desember 2013 merupakan momen yang ditunggu-tunggu masyarakat Tana Toraja. Bagaimana tidak, di bulan tersebut diadakan dua event pariwisata dan budaya berskala Internasional yaitu Toraja Festival dan Lovely Desember 2013. Toraja Festival dan Lovely Desember merupakan program pariwisata yang dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata dan ekonomi kreatiff, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara untuk mengangkat kembali Toraja kepada dunia internasional. Event pariwisata ini dijadikan sebagai event pariwisata tahunan di Sulawesi Selatan. Toraja Festival diyakini akan mengembalikan kejayaan pariwisata Toraja dan dunia bisa mengenal kembali pariwisata Toraja. Sebuah semangat baru bagi Toraja untuk memperkenalkan keunikan berbagai budaya, dan seni lokal, khususnya Megalithic Culture yang di miliki mAdapun Susunan Kegiatan di Festival Toraja dan Lovely Desember yaitu: 1.Moto track wisata 2.Lomba penulisan blog pariwisata toraja 105 3. Lomba lampu hias dan pohon natal 4. Permainan rakyat 5. Pameran seni sandarupa 6. Festifal musik bambu dan drumband 7. Toraja art 8. Parade/ festival musik 9. Lomba fox hunting wisata 10. Cross country sepeda wisata 11. Toraja night festifal 12. Tarian massal 13. Karnaval budaya 14. Puncak acara lovely 15. Kembang api 16. Toraja opera 17. Arsitektur conference 18. Kete arts dan culinaru fair 19. Photography workshop dan exhibition 20. Textile conference dan exhibition Bahasa Masyarakat Toraja Keluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiaptongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama 106 desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh (sepupu keempat dan seterusnya) adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan. Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat (sampai dengan sepupu ketiga) kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta. Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan utang. Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. Anak, dengan demikian, mewarisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga. Nama anak diberikan atas dasar kekerabatan, dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat yang telah meninggal. Nama bibi, paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu, ayah dan saudara kandung. Sebelum adanya pemerintahan resmi olehpemerintah kabupaten Tana Toraja, masing- masing desa melakukan pemerintahannya sendiri. Dalam situasi tertentu, ketika satu keluarga Toraja tidak bisa menangani masalah mereka sendiri, beberapa desa biasanya membentuk kelompok; kadang-kadang, beberapa desa akan bersatu melawan desa-desa lain. Hubungan antara keluarga diungkapkan melalui darah, perkawinan, dan berbagi rumah leluhur (tongkonan), secara praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam ritual. Pertukaran tersebut tidak hanya membangun hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga menempatkan masing-masing orang dalam hierarki sosial: siapa yang menuangkantuak, siapa yang membungkus mayat dan menyiapkan persembahan, tempat setiap orang boleh atau tidak boleh duduk, piring apa yang harus digunakan atau dihindari, dan bahkan potongan daging yang diperbolehkan untuk masing-masing orang. Bahasa Toraja 107 Keragaman dalam Bahasa Toraja Denominasi ISO 639-3 Populasi (pada tahun) Dialek Kalumpang kli 12,000 (1991) Karataun, Mablei, Mangki (E'da), Bone Hau (Ta'da). Mamasa mqj 100,000 (1991) Mamasa Utara, Mamasa tengah, Pattae' (Mamasa Selatan, Patta' Binuang, Binuang, Tae', Binuang-Paki-Batetanga- Anteapi) Ta'e rob 250,000 (1992) Rongkong, Luwu Timur Laut, Luwu Selatan, Bua. Talondo' tln 500 (1986) Toala' tlz 30,000 (1983) Toala', Palili'. Torajan- Sa'dan sda 500,000 (1990) Makale(Tallulembangna), Rantepao (Kesu'), Toraja Barat (Toraja Barat, Mappa-Pana). Sumber: Gordon (2005). [30] Aktivitas yang Dapat Dilakukan Wisatawan Berkelilinglah ke Londa, Lemo dan Tampang Allo dimana wisatawan dapat melihat pemakaman yang telah terkenal ke dunia internasional, sebuah pemakaman di dinding berbatu dan gua-gua yang dipenuhi peti mati dan tulang-belulang manusia. Wisatawan tidak perlu takut untuk masuk ke dalam, asal tidak sekali-sekali wisatawan ada keinginan untuk mengambil tulang belulang mereka. Datanglah di bulan J uni, J uli, atau Desember untuk menjadi saksi penyembelihan puluhan kerbau dan babi secara kolosal oleh para penjagal. Wisatawanakan melihat bagaimana unik dan sakralnya adat-istiadat di tempat ini. Kerbau bagi masyarakat Toraja merupakan hewan kurban saat upacara kematian, di samping babi. Menurut kepercayaan, arwah kerbau menjadi 108 sarana transportasi bagi arwah yang meninggal untuk menujupuya, yaitu tempat peristirahatan yang terletak di selatan tempat tinggal manusia. Upacara adat kematian Rambu Solo' adalah upacara kematian dimana keluarga yang ditinggalkan membuat pesta sebagai tanda penghormatan kepada yang meninggal. Pesta ini mulai berlangsung satu malam bahkan hingga tujuh malam dengan menyembelih berpuluh- puluh ekor kerbau dan babi bergantung strata sosial dalam masyarakat Toraja. Untuk melihat tempat tinggal orang Toraja, kunjungilah Desa Ke'te Kesu. Wisaatwan akan menemukan deretan Tongkonan dihias dengan indahnya dan lumbung padi. Tongkonan adalah rumah khas Toraja dengan atap mirip pelana atau mengingatkan kita pada tanduk kerbau. Atapnya terbuat dari bambu yang dibelah dan disusun bertumpuk, namun saat ini banyak juga yang menggunakan seng. Tongkonan memiliki strata sesuai derajat kebangsawanan masyarakat seperti strata emas, perunggu, besi dan kuningan. Dinding rumah tradisional ini dihiasi pola abstrak dan geometris dengan warna hitam alami, merah, dan putih. Ke'te Kesu juga dikenal dengan ukiran bambu dan kerajinan tradisional. Di Lemo terdapat kuburan yang menggantung di dinding khusus bagi bangsawan. Kawasan pekuburan batu ini disebut Lemo karena gua batu terbesarnya berbentuk bundar, menyerupai buah jeruk, dan liang-liang kuburannya seakan membentuk bintik-bintik pada buah jeruk tersebut. Konon, kuburan yang tertua di Lemo ini adalah kuburan seorang tetua adat bernama Songgi Patalo yang berumur 500 tahun. Di Suaya ada makam keluarga raja, sedangkan di dekat Sangala ada kuburan pohon bayi. Kepercayaan Toraja kuno meyakini bahwa bayi dan anak-anak yang mati harus dikubur di sebuah pohon, dimana pohon akan tumbuh di sekitar mayat. Kunjungi juga Palawa, yaitu pusat tenun Toraja dan desa adat untuk melihat rumah tradisional Tongkonan dan kawasan penguburan sekaligus tempat untuk melakukan upacara 109 dan festival selanjutnya perjalanan ke Batu Tumonga di lereng Gunung Sesean sekitar 25km dari Rantepao. Di sini wisatawan akan menemukan panorama terasering sawah yang indah hijau berkilauan tersebar bersama batu-batu megalitik besar. Sejumlah batu-batu ini telah berubah menjadi kuburan gua Sa dan sampai ke Barana adalah pusat anyaman tradisional, berada di Sesean sekitar 16 km sebelah utara Rantepao. Daerah ini dikenal memilki tenun ikat tradisional khas Toraja. Kuliner Menu khas makanan Toraja yang dapat dicicipi adalahpakpiong ayam, sayur daun ubi yang di tumbuk, sate keong, puding labu dan banyak menu khas lainnya yang khas dengan menggunakan media alas daun pisang. Pa'piong yaitu masakan tradisional Toraja yang dimasukkan ke dalam bambu berisi daging babi, daging kerbau, daging ikan mas. Namun, dagingnya tidak dicampur satu dengan yang lain tetapi dicampur dengan sayur dan bumbu. Sayurnya (utan bulunangko) atau sayur mayana yang kadang menggunakan buah nangka muda atau batang pisang. Bumbu sayur dicampur dengan garam, jahe, daun bawang dan cabe. Kadang juga daging babi, daging ayam, ikan mas atau daging kerbau ditambahkan darahnya dicampur baik daging yang sudah di potong kecil, sayur, dan bumbu. Setelah semuanya tercampur rata, lalu dimasukkan ke dalam tabung-tabung bambu muda yang sudah dipotong sepanjang ruasnya. Selanjutnya, bambu ditutup remasan daun pisang lalu dibakar langsung di atas perapian dengan kayu yang agak sulit terbakar dibentangkan melintang dan kedua ujungnya ditopang untuk menyandarkan bambu tersebut. Tak lengkap jika berkunjung ke Tana Toraja tanpa menikmati kopi toraja. Kopi toraja adalah satu minuman yang dicari oleh setiap orang yang berkunjung ke Toraja. Kopi Toraja sangat terkenal dan telah mendunia dikalangan pecinta kopi. Kopi toraja merupakan jenis 110 kopi arabika (Cofeea arabica) yang dapat tumbuh dengan baik di ketinggian 700 - 1.700 m dpl, dengan suhu rata-rata 16 - 20 C beriklim kering selama 3 bulan per tahun berturut-turut. Berbelanja Ada banyak toko souvenir di Rantepao di mana wisatawan dapat membeli barang khas Tanah Toraja seperti pakaian, tas, dompet, dan kerajinan lainnya. Di Rantepao, Anda dapat mengunjungi pasar tradisional Bolu dan mendapatkan biji kopi Toraja berkualitas tinggi seperti Robusta dan Arabika. Di sini wisatawan juga dapat menemukan kalung manik-manik antik nan cantik. Pada saat pasar mingguan upayakanlah untuk melihat transaksi kerbau dan babi yang sedang dilelang. Kerbau atautedong dan babi, banyak diperjualbelikan bahkan bisa mencapai lebih dari 500 ekor kerbau dan babi dijual di pasar ini. Di Lemo wisatawan dapat membeli berbagai cenderamata untuk oleh-oleh seperti kaos bergambar tongkonan, kain tenun khas Tana Toraja, peralatan rumah tangga dari kayu dengan ukiran khas Tana Toraja, dan masih banyak lagi. Di beberapa di pasar tradisional setempat dapat wisatawan temukan buah-buahan seperti tamarella atau terong belanda dan ikan mas. Peraturan dan Akses - Anda yang berkunjung ke tempat ini diharapkan berpakaian adat serta menghargai aturan adat istiadat masyarakat Toraja. - Perhatikan kepala Anda saat masuk ke rumah tradisional Tongkonan karena lorong- lorongnya yang rendah. Anda dapat membawa hadiah untuk mereka seperti rokok ketika memasuki Tongkonan. - Sebagian jalan tidak diaspal jadi gunakan mobil yang tepat, bahkan ketika cuaca baik antara bulan Mei dan Oktober. 111 - Enrekang, Makale di Dataran Tinggi Toraja dikelilingi tebing batu vulkanik yang menakjubkan. J angan lewatkan untuk mengambil gambarnya Informasi (Akses Internet dan Pos) - Kantor pos(J l Ahmad yani) - Wrnet petra(J l Andi Mappanyukki 46) pusat internet di Rantepao Akomodasi Wisatawan yang ingin tinggal di pusat kota tersedia beragam hotel besar maupun kecil yang dapat dipesan melalui agen perjalanan. Apabila Anda memiliki jiwa petualang mengapa tidak untuk mencoba menginap di rumah pedesaan. Berikut ini sejumlah daftar hotel-hotel di TanaToraja. - Hotel Heritage Toraja dan Toraja Prince Hotel adalah hotel bintang tiga di Rantepao - Hotel Misilian Toraja Hotel di jalan J urusan Makele, Rantepao - Hotel Marante Toraja di J alan J urusan Palopo, P.O Box 52, Rantepao - Hotel Marannu di jalan Pongtiku 116-118, Makale, Tana Toraja - Hotel Indra Toraja di jalan Landrorundun 63, Rantepao. - Bungalow Sallebayu dan Restoran Bonoran-Kete/kesu- Rantepao, Tana Toraja, yang mengoprasikan 8 bungalow lengkap denganpendingin ruangan dan fasilitas lain. Aksesibilitas Untuk sampai ke Tana Toraja wisatawan harus terbang ke Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, ibu kota provinsi Sulawesi Selatan sebagai pusat aktivitas di Indonesia Timur. Ada banyak maskapai penerbangan terbang ke dan dari Makassar baik dari J akarta, Bali, Manado, dan kota-kota lain. Dari Bandara Hasanuddin, terdapat dua 112 pilihan transportasi yang dapat membawa wisatwan ke Tana Toraja yaitu menggunakan pesawat kecil berkapasitas 24 orang atau menyewa mobil melalui jalan darat. Menggunakan pesawat, wisatawan akan sampai di Bandara Pong Tiku, terletak di Rantetayo, Tana Toraja, dalam waktu 45 menit, sedangkan jika menempuh jalan darat, baru 8 jam kemudian tiba di Tana Toraja. Pesawat ke Tana Toraja hanya terbang dua kali dalam seminggu, yaitu pada hari Selasa dan J umat. Ada banyak bus ke Rantepao dari Makassar setiap hari. Perjalanan ini memakan waktu sekitar 8 jam, termasuk untuk berhenti makan. Tiket harus dibeli di kota dan berangkat dari terminal bus DAYA sekitar 20 menit perjalanan dengan menggunakan Bemo. J adwal keberangkatannya yaitu pagi hari (pukul 7:00), tengah hari (pukul 13:00) dan malam hari (pukul 19:00). Beberapa perusahaan di Rantepao mengoperasikan bus ke Makassar. J umlah bus setiap hari tergantung jumlah penumpangnya. Akan lebih baik dan mudah untuk Anda meminta bantuan agen perjalanan berpengalaman dalam menyusun dan mengurus perjalanan ke Toraja. Kondisi Aktual Komersialisasi Pariwisata Toraja Sebelum tahun 1970-an, Toraja hampir tidak dikenal oleh wisatawan barat. Pada tahun 1971, sekitar 50 orang Eropa mengunjungi Tana Toraja. Pada 1972, sedikitnya 400 orang turis menghadiri upacara pemakaman Puang dari Sangalla, bangsawantertinggi di Tana Toraja dan bangsawan Toraja terakhir yang berdarah murni. Peristiwa tersebut didokumentasikan olehNational Geographic dan disiarkan di beberapa negara Eropa. [2] Pada 1976, sekitar 12,000 wisatawan mengunjungi Toraja dan pada 1981, seni patungToraja dipamerkan di banyak museum di Amerika Utara. "Tanah raja-raja surgawi di Toraja", seperti yang tertulis di brosur pameran, telah menarik minat dunia luar. Pada tahun 1984, Kementerian Pariwisata Indonesiamenyatakan Kabupaten Toraja sebagai primadona Sulawesi Selatan. Tana Toraja dipromosikan sebagai 113 "perhentian kedua setelahBali. Pariwisata menjadi sangat meningkat: menjelang tahun 1985, terdapat 150.000 wisatawan asing yang mengunjungi Tana Toraja (selain 80.000 turis domestik), [4] dan jumlah pengunjung asing tahunan tercatat sebanyak 40.000 orang pada tahun 1989. [2] Suvenir dijual di Rantepao, pusat kebudayaan Toraja, banyak hotel dan restoran wisata yang dibuka, selain itu dibuat sebuah lapangan udara baru pada tahun 1981. Para pengembang pariwisata menjadikan Toraja sebagai daerah petualangan yang eksotis, memiliki kekayaan budaya dan terpencil. Wisatawan Barat dianjurkan untuk mengunjungi desazaman batudanpemakamanpurbakala. Toraja adalah tempat bagi wisatawan yang telah mengunjungi Bali dan ingin melihat pulau-pulau lain yang liar dan "belum tersentuh". Tetapi suku Toraja merasa bahwatongkonan dan berbagai ritual Toraja lainnya telah dijadikan sarana mengeruk keuntungan, dan mengeluh bahwa hal tersebut terlalu dikomersilkan. Hal ini berakibat pada beberapa bentrokan antara masyarakat Toraja dan pengembang pariwisata, yang dianggap sebagai orang luar oleh suku Toraja. Bentrokan antara para pemimpin lokal Toraja dan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan(sebagai pengembang wisata) terjadi pada tahun 1985. Pemerintah menjadikan 18 desa Toraja dan tempat pemakaman tradisional sebagai "objek wisata". Akibatnya, beberapa pembatasan diterapkan pada daerah-daerah tersebut, misalnya orang Toraja dilarang mengubah tongkonan dan tempat pemakaman mereka. Hal tersebut ditentang oleh beberapa pemuka masyarakat Toraja, karena mereka merasa bahwa ritual dan tradisi mereka telah ditentukan oleh pihak luar. Akibatnya, pada tahun 1987 desaKete Kesudan beberapa desa lainnya yang ditunjuk sebagai "objek wisata" menutup pintu mereka dari wisatawan. Namun penutupan ini hanya berlangsung beberapa hari saja karena penduduk desa merasa sulit bertahan hidup tanpa pendapatan dari penjualan suvenir. 114 Pariwisata juga turut mengubah masyarakat Toraja. Dahulu terdapat sebuah ritual yang memungkinkan rakyat biasa untuk menikahi bangsawan (Puang), dan dengan demikian anak mereka akan mendapatkan gelar bangsawan. Namun, citra masyarakat Toraja yang diciptakan untuk para wisatawan telah mengikis hirarki tradisionalnya yang ketat, [5] sehingga status kehormatan tidak lagi dipandang seperti sebelumnya. Banyak laki-laki biasa dapat saja menyatakan diri dan anak-anak mereka sebagai bangsawan, dengan cara memperoleh kekayaan yang cukup lalu menikahi perempuan bangsawan. Permasalahan Pengembangan Peran serta pemerintah, pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya masih belum optimal dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan warisan budaya. Beberapa Tongkonan yang telah diambil alih Pemda tidak lagi dihuni oleh pemiliknya sehingga terkesan seperti museum. Tongkonan yang masih dihuni sudah terdapat banyak perubahan sehingga bangunan memberi kesan tidak asli. Warga desa merasakan adanya konflik batin, dimana ada perasaan ingin berubah sejalan dengan modernisasi jaman tapi mereka tetap patuh untuk mempertahankan nilai-nilai budaya. Kepemilikan tanah yang hampir seluruhnya dikuasai hukum adat. Kondisi ini menyebabkan penataan ruang dalam kaidah normatif sulit dilaksanakan. 3.2.2 Competitive Analysis Berikut adalah tabel perbandingan analisis destinasi Toraja dengan 2 destinasi kompetitornya : 115 Destinasi yang Dibandingkan Aspek Perbandingan Tana Toraja (Indonesia) Suku Malagasy (Madagascar) Egypt (Mesir) 116 Keunggulan atraksi wisata Culture, nature landscape, agritourism. Adventure and discovery tourism, seaside tourism, wild animal tourism, green tourism. Culture, historical heritage, nature (sea and oasis). Toraja memiliki kesamaaan atraksi wisata budaya seperti peninggalan pemakanamandari leluhur sekitar ratusan tahun yang lalu seperti kuburan batu dan kuburan goa. Ini memiliki kemiripan dengan atraksi yang terdapat di Mesir berupa peninggalan pemakaman seperti piramida, luxor, dan sebagainya yang juga peninggalahan pemakaman dari leluhur bangsa mereka. Sedangkan jika dibandingkan dengan suku Malagasy di Madagaskar atraksi budaya berupa ritual pemakaman yang bernama ritual Famadihana. Kemiripannya terletak pada mummi yang memiliki hubungan kekerabatan diangkat kembali dari pemakaman dan dibuatkan suatu ritual perayaan untuk memperingati kerabat mereka yang telah meninggal. Kelebihan dan kekurangan aksesbilitas Aksesbiltas, sarana dan prasarana di Toraja kurang memadai. Di Tana Toraja sendiri, untuk mencapai daerah tersebut terdapat jalur penerbangan domestik Makassar-Tana Toraja yang saat ini hanya sekali seminggu dan memakai pesawat kecil berpenumpang delapan orang, yang memakan waktu 45 menit dari Bandara Hassanuddin Makassar. J ika lewat darat, perjalanan dapat Karena sebuah pulau Madagaskar, satu-satunya cara untuk mendapatkan akses yaitu dengan kapal atau pesawat terbang. Untungnya, ada banyak link transportasi mudah ke darah ini. Cara terbaik untuk mendapatkan ke Madagaskar tidak diragukan lagi dengan pesawat: ada banyak penerbangan yang pergi ke Madagaskar dari berbagai belahan dunia. Terdapat 13 banadara di Mesir : Bandar Udara Abu Simbel, Bandar Udara Assiut, Bandar Udara Internasional Luxor, Bandar Udara Internasional Marsa Alam, Bandar Udara Borg El Arab, Bandar Udara Daraw, Bandar Udara Internasional El Arish, Bandar Udara Iskandariyah, Bandar Udara Internasional Hurghada Bandar Udara Internasional Kairo. Tidak sulit untuk mencapai destinasi ini karena aksessibiltasnya sudah memadai. 117 ditempuh hingga memakan waktu 7 hingga 10 jam dengan kondisi jalan yang tidak selalu rata. Hal inilah yang menyebabkan dunia pariwisata Tana Toraja berjalan ditempat. Sebagai contoh, udara Madagaskar, di Pulau Maskapai mengoperasikan empat penerbangan langsung antara Paris CDG dan Antananarivo setiap minggu, dan itu sangatlah mudah untuk mendapatkan penerbangan saat bepergian dari Inggris. Madagaskar cukup besar sehingga, bahkan dalam pulau, dengan pesawat mungkin adalah pilihan terbaik, terutama untuk jarak jauh. Udara Madagaskar menyajikan 29 bandara domestik yang terletak di seluruh pulau. Untuk melakukan perjalanan menggunakan kereta api, Madagaskar memiliki tiga jalur rel, yang tidak dapat diandalkan. Saat ini hanya dua dari jalur kereta api aktif: ini adalah dari 118 Antananarivo Antsirabe, dan Fianarantsoa untuk Manakara. Hal ini perlu diingat, bagaimanapun, bahwa karena jaringan cukup lama, kerusakan sering. Umumnya, kereta tidak sangat efisien atau nyaman, tetapi relatif murah dan merupakan cara yang bagus untuk menikmati pemandangan alam Madagaskar. Umumnya masyarakat lokal di seluruh daerah menggunakan taksi. Kelebihan dan kekurangan fasilitas wisata Akomodasi: satu-satunya daerah di Sulawesi Selatan yang memiliki hotel berbintang. Akomodasi: Penginapan kadang-kadang sangat sederhana bagi tur yang terorganisir. Transportasi: Pilihan perjalanan yang bervarisasi, penjelajahan dengan kapal pesiar mewah atau hanya menggunakan felucca, menghabiskan waktu di Laut Merah, atau melakukan trekking di gurun. Beberapa karang yang paling spektakuler di planet ini. Segmen pasar utama dan potensial Urutan segmen pasar pariwisata Tana Toraja: 1. Europa (Eropa dalah segmen pasar yang sangat mendominasi segmen pasar pariwisata Tana Toraja Urutan segmen pasar pariwisata Madagascar: 1. Europa (French adalah salah satu negara di Urutan segmen pasar pariwisata Egypt: 1. Europa (tiga negara Europa yang 119 yang presentasenya mencapai 95% dan selebihnya diikuti oleh segmen-segmen pasar lainnya, yaitu: 2. America 3. Asia Pasitic 4. Australia 5. Asean/Timur Tengah Eropa yang terhitung sebagai visitor/wisatawan tertinggi di Madagaskar) 2. North America (the United States dan Canada) 3. J apan 4. Australia 5. Indian Ocean and South Africa mencapai angka kunjungan tertinggi adalah Britain, Germany dan Italy. 2. Arab 3. Saudi Arabia Urutan kunjungan wisatawannya dari yang tertinggi ke yang terendah : 1. Mesir 2. Madagaskar (Malagasy) 3. Toraja Hal ini dikarenakan akses ke Toraja masih kalah jauh dengan dua kompetitornya, selain itu Toraja adalah sebuah suku kecil sementara kompetitor lainnya adalah sebuah negara. Alasan wisatawan menyukai destinasi tersebut Atraksi yang menjadi lasan utama wisatawan berkunjung adalah ritual rambu solo dan rambu tuka dan mengunjungi beberapa destinasi uatam seperti Londa,Lemo,KeteKesu Pallawa, yang terkenal dengan tradisi dan peninggalan pemakaman (kuburan batu). Festival Toraja Mamali (Desember, dan Lovely December). Madagaskar lebih memfokuskan pariwisatanya pada ecotourism. Namun salah satu suku yaitu suku Malagsy memfokuskan pada atraksi budaya. Suku Malagasy menjual produk wisatanya ini mellaui festival tahunan yang disebut Famadihana (September). Tahun baru di Malagasy (Maret). Alasan utama wisatawan berkunjung ke mesir adalah pyramid dan phinx yang merupakan sejarah peradaban tertua di dunia. Selain itu juga ada beberapa festival seperti Festival Matahari Terbit di Abu Simbel (Februari dan Oktober), Maraton Luxor (Senin pertama setelah paskah Koptik, Festival Musim Semi (J uli dan Agustus akhir) 120 Ramadhan, Festival Musik Arab di Kairo (November) Kelebihan dan kekurangan promosi masing-masing destinasi Toraja kini sudah mulai aktif dalam melakukan promosi yang kini mulai difokuskan pada pengadaan festival dan berbagai ritual yang sudah ditetapkan jadwalnya. Promosi secara langsung juga dilkaukan ke negara segmen pasar Toraja. Sayangnya promosi online melalui teknologi masih jarang diterapkan bahkan sangat minim, padahal FIT di Toraja jauh lebih tinggi beberapa tahun belakangan. Dari survey yang telah dilakukan membuktikan bahwa prmosi melalui mulut ke mulut atau WOM (Word of Mouth) adalah cara yang paling sering dilakukan setelah wisatawan mengunjungi destinasi ini dan merekomendasikannya ke teman serta keluarga mereka mengenai citra positif yang didapatkan setelah berkunjung ke Madagaskar khususnya Malagasy. Mengingat tidak adanya upaya pemasaran dan promosi oleh Madagaskar, kepada wisatawan yang mengunjungi Madagaskar. Pertumbuhan pengaruh Mesir mempromosikan pariwisata sebagian besar dalam bentuk festival seperti samaa for Religious and spiritual Music Festival yang diselenggarakan pada beberapa negara seperti Zambia, Bosnia, India, Pakistan, France, Spain, USA, Malaysia, Turkey, United Arab Emirates, Yemen, Tunisia, Morocco, dan Armenia. 121 Internet dalam mempengaruhi keputusan- keputusan perjalanan membantu memperluas pengetahuan tentang Madagaskar. Kelebihan dan kekurangan masyarakatnya terhadap kedatangan wisatawan dan dampak pariwisata Masyarakat Toraja sudah terbuka terhadap pengaruh kedatangan wisatawan. Wisatawan yang datang disambut dengan sangat ramah. Walaupun sempat terjadi permasalahan Tongkonaan yang dikembangkan akibat dampak pariwisata sempat tidak boleh dihuni penduduk hal ini menimbulkan pertentangan sehingga peninggalan tersebut tidak dijaga kelestariannya. Selain itu masyarakatnya masih sulit untuk membebaskan lahan mereka yang diperuntukan bagi kepentingan umum pariwisata. Masayarakat Toraja juga Masyarakat lokal Madagaskar yang terbagi atas beberapa suku menyambut baik kedatangan wisatawan sebagai contohnya mereka merayakan dan mengundang wisatawan dalam beberapa festival dan tradisi seperti tradisi Famadihana. Karakteristik masyarakat di sekitar Mesir sangat tetrutup, kurang ramah terhadap wisatawan yang berkunjung, tingkat kriminalitas dan keamanan juga tidak terjaga dengan baik, inilah sebab kunjungan wisatawan ke Mesir menurun. 122 Sumber : Robert Pailness, Buku 100 Countries 5000 Ideas Tempat Eksotis Dunia yang Wajib Dikunjungi 3.2.3 Market Analysis Dalam sebuah tulisan pada sumber universitashasanuddinmakassar.com menyatakan bahwa sebelumnya, pariwisata Toraja pernah mengalami masa kejayaan pada tahun 1996 dengan angka kunjungan mencapai 385.000 wisatawan. Namun, angka kunjungan wisatawan domestik dan asing terus mengalami kemerosotan sejak krisis ekonomi 1998. Selain itu, masih belum bisa meningkatkan mutu pelayanan kepada wisatawan. Kelebihan dan kekurangan destinasi keseluruhan Kelebihan : Toraja memiliki atraksi budaya yang begitu etnik dan beragam dan fokus kepada peninggalan pemakaman yang jarang dijumpai di negara lain. Masyarakatnya sudah terbuka pada pengaruh pariwisata. Sangat ramah terhadap kedatangan wisatawan. Kekurangan : Infrastruktur yang belum tertata, aksesibilitas yang masih belum memadai Kurangnya fasilitas wisata yang sesuai standar yang semestinya. Kurangnya aktivitas pendukung atraksi wisata yang ada di Toraja. Kelebihan : Pengaruh fauna dan flora, jika ingin melihat spesies-speises yang unik dan langka, Madagaskar adalah tujuan papan atas. Setelah mengalami krisis politik, suasana damai telah pulih. Masyarakat Malagasy sangat ramah pada kedatangan wisatawan. Kekurangan : Penginapan kadang- kadang sangat sederhana bagi tur yang terorganisir. Kemananan : Di sisni jarang dijumpai pelancong yang pergi seorang diri . Kelebihan : Pilihan perjalanan perjalanan yang bervariasi, penjelajahan dengan kapal pesiar mewah atau hanay menggunakan felucca, menghabiskan waktu di Laut Merah, atau melkaukan trekking di gurun. Beberapa karang yang paling spektakuler di planet ini. Kekurangan : Keberadaan polisi pengawal dan wajib perjalanan dengan konvoi di beberapa wilayah Mesir. 123 peristiwa Bom Bali 2002 dan 2005 membuat turis dari mancanegara menurun ke Toraja hingga sekitar 30.000 orang per tahun. rangkaian kegiatan tahunan gerakan pulang kampung untuk perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan Toraja Mamali (rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun sebab mayoritas warga Toraja yang beragama Nasrani pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya di Toraja. Kegiatan utamanya adalah kegiatan spiritual dipadu dengan pertunjukan budaya tradisional setempat. Bapak Frederik Batti Sorringselaku Bupati Toraja Utaramemaparkan bahwa kunjungan wisatawan sudah mencapai 90.000 per September 2013 dibandingkan kunjungan wisatawan pada 2012 hanya 40.000. Harapannya bisa mencapai 100.000 sampai akhir tahun 2013. Saat ini pariwisata di Toraja mulai menunjukkan perkembangan, tetapi masalah infrastruktur masih menjadi kendala dan pembangunan bandara baru Pongtiku yang terganjal soal pembebasan lahan. Infrastruktur jalan masih rusak di sejumlah tempat wisata di Toraja, dan hal ini bisa mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung ke Toraja Menurut sumber http://issuu.com/moeslov/docs/edisi34/14 yang merupakan majalah pariwisata yang diterbitkan oleh kemenparekraf, tahun 1991-1996 dicatat masa booming pariwisata di Toraja . Kemudian tahun 1997-1999 mulai menurun. Thaun 200-2006 grafik pariwisata di Toraja berada di lembah, artinya kedatangan wisatawan minus. Tapi keadaan ini mulai berubah sejak tahun 2007 hingga sekarang . Angka kunjungan wisatawan sudah mulai naik lagi. Berikut Tabel Kunjungan Wisatawan ke Sulsel dan DTOW Toraja 2007-2011 : Tabel Kunjungan Wisatawan ke Sulsel dan DTOW Toraja 2007-2011 Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 Sulsel 24,531 31,215 35,712 42,371 51,749 Toraja 12,266 15,608 17,856 21,186 25,875 Sumber Data Kunjungan Wisman Disbudpar Provinsi Sulsel . Data Wisman ke Toraja dengan Asumsi Rata-Rata 50% dari Wisman ke Sulsel 124 Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) PHRI Toraja mengatakan hal serupa bahwa Memang dari tahun sebelumnya , wisatawan asing sudah mulai naik meskipun sedikit sekali. Tapi ada tren kenaikan mulai kembali pelan-pelan. Sedangkan Biro Perjalanan dari Makasar Iramasuka melihat jumlah kedatangan jatuh lebih dari 50% disebabkan oleh isu keamanan, terutama setelah peristiwa Bom Bali dan terorisme. Managing Director Iramasuka Tours and Travel , menjelaskan bahwa dulu kami masih bisa mendapatlan 35 grup setahun dari 1 agen. Dari J erman kami bisa mendapatkan 25 grup per agen . J adi dengan 2 operator saja sudah cukup untuk membiyayai perusahaan. Sampai saat ini Iramasuka masih menerima grup dari Belanda saja. Luther Barrung Ketua DMO Toraja menjelaskan seperti ini : Ketika peristiwa Bom Bali pertama terjadi , kunjungan wisatawan ke Toraja tidak terpengaruh ,tapi setelah peristiwa di Poso , itu sangat mempengaruhi wisman ke Toraja. Pasar utama Toraja adalah Eropa . Ketika peristiwa Poso terjadi mereka berpikir peristiwa tersebut ada di Toraja . Padahal sebenarnya letak Poso itu jauh, sekitar 8 jam perjalanan dari Toraja. Sekarang ini sudah membaik dan tidak ada lagi masalah keamanan. Kerukunan antarumat beragama di Toraja sangat baik. Dalam sebuah rumah bisa ada 3-4 kepercayaan berbeda yang dianut oleh anggota keluarga. Tapi waspada tetap dilakukan. Setelah itu datang krisis di Eropa. Serial grup biasanya dipegang oleh pihak asuransi. Nasabah Life Insurance yang sudah memasuki usia pension bisa memilih destinasi wisata apapun di seluruh dunia. Itu banyak dilakukan di negara-negara Eropa, terutama di Prancis dan J erman. Pihak asuransi akan membayar kea gen di sana , dan agen tersebut akan membayar pada agen lokal di Indonesia. Yang masih berjalan sampai saat ini adalah serial grup dari Belanda meskipun volumenya sudah jauh berkurang. Serial grup seperti ini dari Prancis dan J erman nyaris tidak ada. 125 Bagaimanapun Kota Makasar menjadi pintu gerbang utama menuju Toraja hingga saat ini. Namun perjalanan darat menuju Toraja menghabiskan waktu tempuh yang panjang karena perbaikan jalan dari Makasar ke Torajadi beberapa ruas belum rampung, perjalanan di malam hari waktu tempuhnya sudah hampir mendekati sebelumnya sekitar 8 jam. Tapi perjalanan di siang hari bertambah 2-2,5 jam. Kendaraan semakin banyak di jalan seiring kesejahteraan rakyat Sulsel meningkat dengan pertumbuhan ekonomi relative tinggi. Yakin Tandirerung, Kepala Dinas Pariwisata Toraja Utara mengakui bahwa salah satu kendala Toraja adalah terlalu jauh dari Makasar. Kita sudah mengusulkan agar bisa memotong jalur secepatnya dengana mengoperasikan sebuah bandara. Rencana bandara itu nanti akan dibangun di Makale. Pembangunannya dimulai pada tahun 2014. Bandara yanga da sekarang masih dianggap kecil sehingga tidak biosa didarati pesawat-pesawat besar. Ketika penerbangan pernah beroperasi di Toraja menggunakan bandara yang sekarang, masalahnya bukan pada landasannya, tapi pada kapasitas pesawat yang dianggap tidak compatible. Kapasitas tempat duduknya terbatas. Kedepannya bandara diharapkan bisa menampung pesawat yang bisa membawa 50-60 penumpang. Sekarang ini moda angkutan udara terlihat tidak menjanjikan karena jadwal pesawatnya tidak pasti. Itu tidak menguntungkan. Penerbangan internasional ke Makasar dari Kuala Lumpur oleh Airasia misalnya masih tetap berjalan. Tapi sistem pembelian tiket melalui LCC tidak memungkinkan untuk dipakai serial booking. Penerbangan dari Singapura ke Makasar sekarang melalui Balikpapan. Tadinya sampai dengan tahun 2011 lalu, penerbangan langsung beroperasi langsung dari Singapura ke Makasar. Masalahnya kemudia Load Factor yang ditargetkan airlines tidak terpenuhi makanya lalu rutenya diubah. 126 Bachtiar Manaba, dari Iramasuka memang mengakui bahwatadinya agen-agen kami sangat sennag saat diberitahukan ada direct flight dari Singapura ke Makasar sehingga dibuatkan program-program paket tur. Begitu diubah itu menjadi tidak efektif lagi. Dia juga mencatat wisman yang datang ke Toraja kebanyakan merupakan extension dari Bali. Yang melalui J akarta jumlahnya tidak seberapa . J adi menurutnya Sulsel harus berani mempromosikan jembatan udara dari Bali ke Toraja untuk merangsang mereka terbang langsung. Maklum Bali itu tempat berkumpulnya wisman dari seluruh dunia. Sekarang ini tersedia direct flight dari Bali ke Makasar dilayani oleh Garuda sehari sekali. J adwalnya berangkat dari Denpasar pukul 07.00 dan tiba di Makasar pukul 08.20 pagi. Terbetik kabar bahwa Garuda akan menambah penerbangan ke Makasar dari Bali menjadi dua kali sehari. Fenomena di lapangan hingga akhir September, para backpacker dari Eropa antara lain Prancis dan J erman menggunakan maskapai penerbangan dari negara- negara teluk sperti Etihad atau Qatar Airways karena harga tiketnya lebih murah terutama jika memesan satu bulan di muka. Setelah transit di Abu Dhabi mereka menuju Kuala Lumpur untuk connecting dengan airasia yang langsung menuju ke Makasar mereka akan melakukan rute yang sama saat pulang. Wisman yang datang ke Toraja sekarang sudah sangat berbeda dengan wisman yang datang pada saat puncak pariwisata Toraja 1995-2000. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Toraja Utara mengatakan bahwa angka- nagka dalam data menunjukan kenaikan signiifikan sejak tahun 2009. Kenaikan itu dirasakan dari wisman maupun wisnus. Di tahun 2010 sempat naik sampai 60%. Memang kenaikan wisman tidak terlalu mencolok dan kenaikan wisnus sangat signifikan terutama di tahun 2011 lalu. Even Lovely 127 December menjadi salah satu pendongkrak kunjungan wisnus. Meskipun even itu ditunjukan terutama bagi orang Toraja yang pulang kampong tapi ternyata itu juga merangsang wisnus dari daerah lain untuk datang. Dulu wisman yang berkunjung terorganisasi dengan mengambil paket-paket dari biro perjalanan, ketika itu FIT (Free Individual Tourist) masih sedikit. Sekarang kondisinya terbalik. Yang melaui biro perjalanan lebih sedikit ketimbang FIT. Bisa jadi disebabkan perkembangan teknologi informasi via internet di mana wisatawan bisa mengatur sendiri perjalannnya. Selama peak season , terutama di Bulan J uli-Agustus 2012,terasa kenaikan wisatawan dibandingkan tahun lalu. Di bulan September mulai turun tapi masih termasuk high season . Masih lumayan wisatawan yang datang. PHRI Toraja mempunyai data seperti ini: Thaun 2010-2011 tingkat okupansi wisman di hotel bintang 3 ke atas meningkat sekitar 3% daripada periode sebelumnya. Okupansi wisman di hotel bintang 1 dan 2 juga tumbuh sekitar 3%. Tapi pertumbuhan okupansi wisman di hotel melati selama setahun lalu smapai memasuki tahun 2012, atau selama 2010- 2011 kenaikannya sekitar 26%. Di hotel-hotel melati inilah yang menerima wisman backpacker. Seperti yang disajikan oleh tabel berikut : Jumlah Hotel/Kamar Anggota PHRI Toraja Klasifikasi Jumlah Hotel Jumlah Kamar Tersedia Jumlah Kamar Terisi Tamu Menginap 2010 2011 2010 2011 Bintang 3 dan 4 6 514 27,948 26,979 54,588 53,074 Bintang 1 dan 2 8 225 15,193 14,709 29,817 28,136 Melati 22 270 9,467 11,980 20,091 24,958 J umlah 36 1009 52,608 53,668 104,496 106,168 128 Ini mestinya menjadi perhatian Pemda di Toraja. Hotel-hotel berbintang akan memberikan pendapatan lebih banyak kepada daerah karena wisatawan akan membayar lebih tinggi yang berrati pajak yang dibayarkan juga lebih tinggi. Tapi tetaplah kontribusi hotel melati dan backpacker tidak bisa diabaikan. Hotel-hotel tersebut memang jumlah kamar dan karyawannya lebih sedikit dibandingkan dengan hotel besar yang memiliki jumlah kamar dan memperkerjakan karyawan lebih banyak. Harapan semua pihak tentunya wisman akan menginap di hotel-hotel berbintang. Masalahnya orang berbujet relative tinggi tidak mau pergi jika tidak tersedia sarana dan prasarana akesesibilitas yang menyennagkan. J adi tidak bermasalah di kelas hotel melati tapi justru bermasalah di kelas hotel berbintang. Manakala dialami musim paceklik wisman hingga sekarang, wisnuslah yang mengisi kamar di hotel,berbintang maupun non-bintang, dan memberikan pemasukan di obyek-obyek wisata. J umlah wisnus di Toraja bisa dikatakan stabil, trennya cenderung menaik. Tapi yang diharapkan tentunya devisa. Sesuai kata Ibu Mari Elka Pangestu Menparekraf RI bahwa Toraja selama ini lebih dihidupi oleh wisnus sesuai data kunjungan wisatawan selama 5 tahun terakhir yang dapat dilihat dari tabel berikut : 129 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara Dan Data Wisatawan Nusantara Yang Berkunjung Ke Tana Toraja Tahun 2009-2013 NO URAIAN TAHUN 2009 2010 2011 2012 2013 1 Wisatawan Mancanegara 1. Asia Pasifik 256 328 34 1,347 40 2. Eropa 4,478 4,921 8,002 8,209 11,989 3. Amerika 112 180 71 1,690 388 4. Timur tengah/Asean 62 - 14 346 342 5. Australia 156 180 51 407 193 6. Lainnya 543 25 833 1,533 6,372 2 J umlah Wisman 5,607 5,634 9,005 13,532 19,324 3 Wisatawan Nusantara/Domestik 5,449 12,631 14,651 20,836 42,319 rara-rata 11,056 29,321 41,921 58,024 96,011 4 J umlah Total 11,056 18,265 23,656 34,368 61,643 Sumber Data : Check Point pintu masuk salubarani dan data dari obyek wisata Catatan : Data 2013 dari Januari-Desember Tabel tersebut menjelaskan bahwa segmen pasar yang mmeiliki kunjungan tetringgi ke Toraja adalah wisatawan nusantara dan disusul oleh wisman asal Eropa. Bisa saja data di hotel besar terjadi penurunan okupansi. Itu berkait wisman yang datang kebanyakan backpacker yang menginap di hotel-hotel kecil sedangkan biro perjalanan tidak menyukainya karena margin profitnya kecil. Tapi masih ada wisatawan yang tinggal di hotel berbintang baik di Rantepao maupun di Makale. Keduanya baik backpacker, maupun high expenditure, bisa digarap disini. 130 Wisatawan dari kapal pesiar juga berkunjung ke Toraja biasanya di akhir bulan September dan Oktober, dua kapalm pesiar akan menurunkan tamu-tamunya ke Toraja. Indosella menangani dua kali tamu dari kapal pesiar di tahun 2011, di bulan Februari dan September. Tahun ini akan menangani tiga kali, pertama bulan Februari lalu, kemudia di akhir bulan September dan Oktober. Periode tahun depan rencananya akan berkunjung lagi dan diharapkan begitu seterusnya. Untuk meningkatkan volume turis , ditentukan oleh kinerja pelayanan travel, pelayanan di lapangan, dan penyambutan dari pemda setempat. Dari pengalaman menangani kapal pesiar sejak 2011, wisman ke Toraja, antara FIT dan grup, jumlahnya hampir seimbang. Yang ditangani oleh Indosella lebih banyak FIT, sekitar 60% dari tamu yang turun dari kapal dan sisa 40% nya adalah grup. Pangsa Pasar Toraja Pasar utama Toraja tetaplah Eropa, dan ingin dipertahankan. Segmen pasar dominannya berganti terus di antara Perancis, Italia, J erman, Spanyol, atau Belanda. Wisman Belanda dan Prancis tercatat paling banyak. Ketika peak season tahun kemarin, yang terbanyaka dalah dari Prancis. Sekarang ini kunjungan wisman Belanda dan J erman Paling stabil. Belakangan ini mulai terjadi diversifikasi pasar. Dari Rusia sudah mulai masuk. Memang masih dalam grup kecil, tapi bisa mencapai 15 grup setahun. Mereka datang di musim summer holiday, umumnnya merupakan extension dari kunjungan ke Bali. J ika melalui J akarta mereka menginap semalam dulu bari connecting dengan penerbangan esok harinya, untuk melanjutkan perjalanan langsung ke Toraja tanpa menginap di Makassar. Saat perjalanan pulang mereka menginap semalam, melakukan city tour, keesokan harinya melakukan perjalanan ke Bali. Bagaimana menarik pasar wisman dari J epang, Cina, Korea, dan Taiwan? Ada beberapa kendala. Mereka kurang suka dengan tampilan yang berkaitan dengan dukacita 131 atau kematian. Sedangkan pasar di ASEAN, Singapura masih memungkinkan. Tapi Malaysia tidak mungkin karena terbaikt dengan aspek makanan halal. Alasan Wisatawan Mengunjungi Toraja Dua upacara adat utama di Toraja , Rambu Tuka dan Rambu Solok. Warga Toraja menyebutnya pesta. Selama upacara tidak ada tamu yang datang tanpa disuguhi makan dan minum. Tamu pun ada yang membawa rokok, gula, atau tuak (minuman alcohol dari aren). Rambu Tuka artinya asap yang naik ke atas, sifatnya bergembira, Rambu Solok artinya asap yang turun, sifatnya berduka. Pesta untuk merayakan rumah adat, panen padi itu namanya Rambu Tuka karena asapnya naik. Orang yang meninggal, orang yang berduka asapnya turun, makanya disebut Rambu Solo. Sebenarnya memang tidak ada asap mengepul, itu hanya penamaan saja. Meskipun tidak dipromosikan sesungguhnya setiap bulan J uli-September dipastikan ada Rambu Tuka dan Rambu Solo. Rambu Tuka semacam syukuran atas hasil panen, biasanya dilkasanakan terlebih dahulu. Pesta ini dipegaruhi musim tanam di Toraja, 2 kali setahun. Rambu Tuka baru akan dilaksankan setelah semua orang dikampung selesai memanen padi. Masalahnya sekarang dengan adanya sistem tanam 3 kali, waktu-waktu pesta itu menjadi tentatif. Biro perjalanan pun tidak bisa membuat jadwal upacara adat yang pasti.Inilah yang sulit bagi biro perjalanan dalam menjual paket-paket wisata Toraja. Syukuranya masukan berupa keluhan ini disampaikan ke Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Toraja Utara, maka kini jadwal upacara-upacara adat yang sudah pasti hendak diselenggarakan oleh warga, dimumkan di papan tourist information center yang berada di halaman depan kantor Dinas Budaya dan Pariwisata Toraja Utara di J alan A.Yani, Rantepao. 132 Bachtiar Manaba menggambarkan rute yang biasa dijalankan wisman yang diorganisasi oleh perusahaannya. Setidaknya dalam sehari wisatawan bisa masuk ke dua obyek di Toraja. Obyek-obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu, Lemo, Londa, dan Pallawa. Di Ketekesu bisa melihat Tongkonan dan kuburan keluarga berupa kuburan liang dan kuburan rumah. Dapat dilihat dari gambar berikut : Gambar Kuburan di Ketekesu Toaraja Di Lemo bisa melihat kuburan batu yang dipahat, untuk membuat liang di dinding tebing batu, lalu dibuatkan pintu untuk memasukkan mayatnya. Di bagian luarnya berdiameter sekitar 1 meter untuk pintu tapi ke dalamnya dipahat hingga bisa menyimpan mayat mulai dari nenek sampai cucu-cucunya. Dapat dilihat dari gambar berikut, 133 Gambar Kuburan Batu di Lemo Di Londa bisa melihat kuburan gua atau liang besar dimana banyak jenazah disimpan,ada pula kuburan bayiditempatkan dalam lubang di pohon yang tumbuh di atas batu. Dapat dilihat dari gambar berikut, Kuburan Gua Batu di Londa Di Pallawa wisatawan dapat melihat kampong adat dengan Tongkonan- Tongkonan asli yang masih bagus. Dapat dilihat dari gambar berikut, 134 Tongkonan di Pallawa Menikmati pemandangan indah di Batutumonga, dalam perjalanan menuju Rantepao dari Batutumonga melewati Bor Parinding untuk melihat batu simbuang, sebutan orang Toraja untuk batu megalitik, yang dipahat dari sebuah batu besar, didirikan tegak dan berfungsi sebagai batu peringatan. Obyek-obyek di Toraja hampir samasatu sama lain karena itu yang harus disiapkan adalah obyeknya. Meskipun tujuan utama hendak melihat obyek kuburan di Ketekesu, Londa, dan sebagainya, di obyek itu juga baik dipersiapkan rumah adatnya, cinderamata, dan seterusnya. Pemerintah daerah bersama pelaku industri harus memikirkan secara kreatif pengemasannya. Setelah itu siap akses internet nasional melalui bandara akan mengikuti dengan sendirinya. Artinya jika obyek sudah siap maka orang akan datang. Permintaan aksesibilitas pun akan semakin meningkat. 3.3 Strategi yang Dilakukan Untuk Mencapai Kondisi yang Diharapkan berkaitan dengan Market Objective dan Action Plan (Sales Program dan Promotion Tools) A. Market Objective : 135 Menjadikan Toraja sebagai destinasi populer berbasis pariwisata budaya yang yang tetap melestarikan lingkungan fisik(green tourism), ekonomi, dan sosial-budaya setelah Bali (Ide Penulis) Action Plan : - Memfokuskan pengembangan DTW Toraja berbasis pariwisata budaya dan lingkungan (Eco-Culture Tourism) yang berkelanjutan dengantetap memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial budaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. - Promosi dan pemasaran Eco-Culture Tourism dengan melibatkan partisipasi dunia usaha dan masyarakat. J alur pemasaran salah satunya dapat dilkaukan di Bali, sebagai jembatan wisatawan ke Toraja. - Menjaga hubungan baik dan kerjasama dengan pihak stakeholder pariwisata di Bali , saling bersinergi meningkatkan kunjungan wisatawan sesuai segmen pasar yang diharapkan Toraja. - Mengupayakan direct flight dari Singapura -Makasar kembali, mengadakan kerjasama dengan pihak airlines agar penerbangan Bali-Makassar lebih rutin dalam satu minggu. (mempromosikan jembatan udara Bali-Toraja) - Bekerjasama denganpihak hotel-hotel besar di Bali dengan menyebarkan brosur keindahan alam Toraja dan Budaya Toraja yang etnik disertai dengan jadwal even besar di Toraja. Kemudian membuat perjanjian dan kerjasama mmeutarkan video tentang resume produk destinasi Toraja dan een besar di Toraja selama beberapa bulan mendatang dalam setahun. - Di Bandara Ngurah Rai Bali sebagai pintu masuk internasional wisatawan dibuatkan banner dan baliho tentang festival dan even besar di Toraja beberapa bulan mendatang. 136 - Pada setiap festival yang ada di Bali Toraja diajak atau pihak pemerintah bekerjasama agar festival besar di Bali melibatkan kesenian Toraja . - Memperhatikan dan mengontrol pembangunan di Toraja agar menerapkan 60% ruang hijau terbuka dan 40% ruang bangunan. - Pembangunan pariwisata Toraja harus memiliki dampak yang positif terhadap lingkungan fisik. Dengan menerapkan pengelolaan limbah ramah lingkungan, memperhatikan pemanfaatan lahan yang semestinya, menggunakan energi alternatif ramah lingkungan. - Perencanaan pariwisata di Toraja tidak boleh menganggu nilai-nilai sosial budaya yang sudah berlangsung turun temurun terutama yang bersifat sakral untuk menghindari dari kepunahan akibat pengaruh pariwisata. - Pengelolaan kawasan Agropolitan dataran Tinggi dalam rangka Eco Tourism. - Revitalisasi obyek-obyek budaya dalam wisata tradisional dan wisata alam. Menambah aktivitas pendukung di obyek wisata alam dan budaya yang tidak merusak nilai budaya sosial dan mengancam kelestarian lingkunan. - Meningkatnya perlindungan, pelestarian dan pengembangan keragaman budaya Toraja Utara dengan produk pariwisata yang inovatif . (Ide Penulis) B. Market Objective : Mengembangkan Toraja sesuai dengan citra pariwisata nasional yang bertaraf internasional sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 (Kebijakan Pemerintah) Toraja Lorelindu dan sekitarnya 137 a) There is A Life After Death b) The Worlds Most Unique Funeral Culture Action Plan : - Menetapkan acara sejenis festival tahunan bertaraf Internasional sebagai senjata promosi utama, karena festival ini dinilai sangat efektif. Dan terus mengembangkan ide dan konsep untuk menghindari kejenuhan wisatawan. - Persiapan festival harus dilakukan 3-4 tahun sebelumnya dan melibatkan Para ahli sertaakademisi termasuk institute kesenian J akarta yang memiliki kompetensi bidang seni budaya daerah merancang konsep yang akan membangun festival budaya jangka pondek , menengah, dan panjang. - Mengkonsep setiap festival yang akan diadakan dengan tema sesuai dengan citra pariwisata nasional. Tahun sebelumnya sudah dilaksanakan Festival Toraja dengan penamaan dan tema : *Toraja International Festival 2013 (Celebrate in Living Megalithic Culture in TORAJ A). (Sudah Terlaksana) *Toraja Music, Art, and Spirit Festival (Last of The Great Montain Kingdoms of Austronesia) (Sudah Terlaksana) - Festival selanjutnya yang akan dilaksanakan di Tahun 2014 dan tahun mendatang diusahakan tetap mengambil tema sesuai citra pariwisata nasional yang telah dilekatkan pada destinasi Toraja dan sekitarnya. Agar Toraja menjadi destinasi dengan pencitraan yang jelas dan pasti di benak wisatawan. Seperti misalnya : *Toraja Tongkonan Art Festival ( By your Imagine Back to Toraja Noble Civilization) 138 *Toraja Funeral Culture Festival ( Be the First Who Know The Mysteries of EveryToraja Civilization) *Toraja Fashion Treasure Festival ( Toraja Save a Million Wonders in Its Culture) (Ide Penulis) C. Market Objective : Mengembalikan kepercayan wisatawan atas stabilitas keamanan di Bali , Poso, dan daerah lain yang berpengaruh terhadap pariwisata Toraja. (Ide Penulis) Action Plan : - Mengadakan kerjasama dengan pihak biro perjalanan untuk terus menyebarkan isu bahwa kini Toraja adalah tempat yang sangat aman, berbagai agama mendiami Toraja namun tetap rukun karena masyarakatnya sudah banyak yang berpendiidkan dan sadar akan pariwisata. - Mengadakan kerjasama dengan pihak media cetak dan elektronik seperti majalah pariwisata internasional dan majalah internasional lainnya, memuat berita bahwaToraja adalah destinasi yang aman, ramah, dan tentram. Memuat berbagai tulisan di website ternama yang sering diakses traveller tentang Toraja yang aman, ramah dan tentram. -Memberikan penyuluhan kepada masyarakat pentingnya menciptakan stabilitas keamanan di sekitar destinasi Toraja, untuk menjaga rasa aman dan nyaman wisatawan berkunjung. 139 -Memberikan pendidikan kepada para remaja pentingnya menjaga kerukunan antar umar beragama. (Ide Penulis) D. Market Objective : Meningkatkan kunjungan wisatawan sesuai segmen pasar utama Toraja yaitu Eropa dan wisnus serta pasar potensial Toraja yaitu Rusia, Asia Pasifik, ASEAN, dan Amerika. (Ide Penulis) Action Plan : - Lebih aktif dan gencar dalam memberikan penyuluhan pentingnya promosi online (mengingat menurut data statistic pangsapasar FIT meningkat signifikan - Memfokuskan promosi secara langsung melalui pertemuan dan organisasi internasional di negara-negara yang menjadi pangsa pasar Toraja , dan secara tidak langsung melalui Bali. - Memfokuskan promosi kepada pangsa pasar utama yaitu Eropa (J erman, Prnacis, Belanda) Perancis, Italia, J erman, Spanyol, atau Belanda. khususnya berkaitan dengan nilai devisa, dan tetap fokus juga pada pasar wisnus sebagai pasar \yang selama ini menghidupi Toraja. Belanda dan prancis paling banyak. - Mulai aktif melakukan promosi dan pengenalan DTW Toraja kepada pasar potensial seperti Rusia - Mengadakan hubungan kerjasama dengan pihak asuransi di Prancis dan J erman - Seluruh pihak harus disadarkan pentingnya membuat blog atau website untuk mempromosikan Toraja, tentunya dgn informasi yang sellau update serta berkualitas . Diharapkan pemerintah memiliki suatu sistem penyaringan khuus untuk 140 mengkoordinasikan seluruh media online dalam kaitannya dengan prmosi Toraja menjadi satu manajemen sehingga wisatawan akan semakin memudahkan wisatawan dalam mengakses informasi serta informasi yang didapatkan pun valid dan terpercaya. - Memperbaiki jaringan dan Akses internet di Toraja dan akses internet nasional melalui bandara harus mengikuti dengan sendirinya. Menjamin kelancaran akses internet terutama di bulan yang tinggi kunjungan wisatawannya. - Menjual paket wisata Toraja ke beberapa daerah seperti Batam dan titik yang strategis. Terus mengkomunikasikan Toraja sebagai DTW budayaunggulan di ajang pariwisata internasional seperti ITB Berlin. Dan mnegumumkan pada setiap pertemuan skala internasional tertentu jadwal fix even di Toraja. (Ide Penulis) E. Market Objective : Segera melakukan perbaikan infrastruktur dan mempermudah akses wisatawan (Ide Penulis dan Kebijakan Pemerintah) Action Plan : - Dengan lama perjalanan 8-10 jam tempat-tempat pesinggahan di sepanjang Makassar- Toraja dirasa perlu mengupdate restoran lokal, sajian makanannya hingga sanitasinya. Di setiap kabupatensemestinya ada rumah makan dan punya toilet umum yang baik (Kebijakan Pemda) -Pembangunan bandara di Toraja rencananya akan mulai digarap pada tahun 2014 ini dengan anggaran smenetara sebesar 2 miliar (Kebijakan Kemenparekraf) - Merencanakan public transport untuk mempermudah wisatawan dari kapal pesiar yang singgah di Toraja(Ide Penulis) 141 F. Market Objective : Menjadikan produk DTW Toraja sebagai produk unggulan yang memiliki identitas dan image khas di benak wisatawan (Ide Penulis) Action Plan : - Memastikan semua jadwal ritual atau upacara adat yang ada di Torajauntuk memudahkan wisatawan dalam mengingat kunjungannya ke Toraja. - Mengemas atraksi budaya yang menjadi alasan utama wisatawan ke Toraja seperti ritual Rambu Tuka danRambu Solok. Dan mengemas obyek wisata yang populer yang menjadi alsan wisatawan berkunjung ke Toraja seperti Obyek-obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu, Lemo, Londa, dan Pallawa. Kemudian melalui alasan utama tersebut mulai diperkenalkan daya tarik wisata lainnya yang belum terjamah. - Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan [ada setiap fasilitas pariwisata dan utamanya pelayanan yang diberikan pemda setempat. - Obyek-obyek wisata yang sudah berada di Toraja Utara sejak beradbad-abad atau beratus tahun lalu harus bisa mempertahankan orisinalitasnya sekaligus menciptakan inovasi-inovasi baru. -Tana Toraja harus menentukan fokus pariwisatanya. (Ide Penulis) G. Market Objective : Menjadikan Toraja sebagai Kampung Halaman Tercinta bagi semua orang(Ide Penulis) 142 Action Plan : - Menyelenggarakan serangkaian kegiatan tahunan gerakan pulang kampung untuk perantau Toraja yang berada di luar Provinsi Sulsel melalui gerakan Toraja Mamali (rindu kampung halaman Toraja) yang digelar tiap tahun sebab mayoritas warga Toraja yang beragama Nasrani pulang mudik merayakan Natal bersama keluarganya di Toraja. Kegiatan utamanya adalah kegiatan spiritual dipadu dengan pertunjukan budaya tradisional setempat Loveley desember terlaksana sudah 4 kali sejak 2009 diperuntukan bagi warga toraja pulang kampong dari perantauan (Kebijakan Pemerintah) - DMO Toraja mengadakan diaspora khusus etnis Toraja(Kebijakan Pemerintah) Berikut adalah Tabel Sales Program yang disusun sesuai dengan tanggal-tanggal penting di Toraja : Tabel Sales Program dan Promotion Tools Tgl Sales Program Nama Bulan 1-5 6-10 11-15 16-20 21-25 26-30 31 Januari *Merancang brosur pamphlet , dan paket wisata yang menonjolkan keunikan obyek- obyek wisata utama terdiri dari Ketekesu, Lemo, Londa, dan Pallawa. Dan destinasi lain yang ada di *Mematangk an konsep dibuatberkon sultasi dengan para akademisi *Menceta k brosur, paket wisata dan pamphlet tersebut. Tetap memantau promosi online *Merancan g video promosi destinasi di Toraja serta even besarnya. Tetap emmantau promosi online *Mematang kan konsep video tersebut.Tet ap emmantau promosi online. *Mengadak an pertemuan kepada beberapa pihak Biro Perjalanan di Bali dan Toraja.Teta p emmantau promosi online Menyebar brosur, pamphlet , paket wisata dan video pada Biro Perjalana n Wisata di Toraja dan di Bali serta mempubli sh nya 143 Toraja. Serta mencantumkan kalender event beberapa ritual besar seperti Rambu Tuka dan Solo serta Festival tahunan.Dan promosi melalui media internet mengupdate informasi terbaru pada media elektronik Februari *Melanjutkan penyebaran *Melanjutka n penyebara *Memper siapkan penyambu tan, pelayanan , dan produk *Mempersi apkan penyambut an, pelayanan, dan produk *Mengeval uasi rencana sebelumnya *Mengeval uasi rencana sebelumnya *Membua t pencatata n keseluruh an rencana Maret *Menganalisis diadakannya ritual rambu solo dan rambu tuka di bulan ini hingga bulan Mei April Mei *Memfokuskan promosi pada Biro Perjalnan wisata di Bali , hotel ternama dan dtw ternama di Bali, menaruh media promosi seperti paket wisata ke Toraja brosur, pamphlet, video pada tempat tersebut. Terutama lebih gencar mempromosikan ritual Rambu solo dan rambu tuka yang akan digelar J uni-Agustus *Mengadaka n pertemuan lebih rutin dan intensif dengan stakeholder di Bali serta di Toraja menyambung bulan high season *Mempersi apkan kedatangan wisatawan mengecek semua kelengkapa n fasilitas dan hal-hal yang akan dibutuhkan wisatawan. Termasuk pula memberika n pentuluhan kepada masyarakat sekitar. Juni Menyambut keadatangan wisatawan atas persiapan yang *Meningkatk an mutu pelayanan secara rutin *Sambil melakuka n persiapan *Sambil melakukan persiapan terhadap *Sambil melakukan persiapan terhadap *Mengeval uasi kegiatan yang telah *Mencata t keseluruh an 144 telah dilakukan dan memonitorin g jalnnya aktivitas wisatawan di Toraja terhadap festival yang akan diselengg arakan bulan Agustus dan Desember festival yang akan diselenggar akan bulan Agustus dan Desember festival yang akan diselenggar akan bulan Agustus dan Desember terlaksana perencana an yang telah dilkasank an Juli Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Agustus Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Sambil persiapan festival Saat Music, Art , and spirit Festival terselengga ra tetap memonitori ng jalannya acara mencata SWOT nya September Dari terselenggaranya even ritual J uni- Agustus dan Festival pertama , ditingkatkan yang semestinya ditambah mauapaun yang dikurangi untuk mempersiapkan festival agung pada Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Oktober Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember Sambil persiapan festival bulan Desember November Memantapkan dan menghubungi pihak-pihak yang telah diajak bekerjasama sebelumnya dalam penyebaran produk Toraja melalui media promosi tersebut Mencatat progress dari Hasil penyebaran promosi yang telah dilkakukan untuk lebih mempersiapk an kedatangan wisatawan pada bulan Memanta pkan dan terus memonito ring perkemba ngan 145 Desember Desember Mengadakan pertemuan rutin dengan masayarakat dan terus memonitoring pihak stakeholder yang diajak bekerjasama. Memonitori ng jalannya persiapan dan terus mengecek seberapa jauh perispan gagal dan berhasil Mengeval uasi dan mencatat keseluruh an perencana an yang telah dilakukan Keterangan Tanggal Penting Sesuai Sales Program : High season J uni J uli, Agustus, Sepetember (Summer Holiday) Februari,September, Oktober (transit kapal pesiar) trutama FIT karena 60% dari FIT J uni-Agustus Rambu Solok dan Tuka rencana juga akan digelar desember(dipertimbangkan digelar pada J anuari- Februari -Maret April- Mei untuk menghindari kekurangan kamar wisatawan) (Ide Penulis) Festival Toraja dan Lovely Desember (Desember) perayaan umat nasrani (28-30 Desember 2013) Toraja Music, Art, and Spirit Festival (22-24 Agustus) 146 BAB IV SIMPULAN DAN SARAN-SARAN 4.1 Simpulan Dari hasil pembahasan tersebut dapat disimpulkan : 1. Toraja adalah sebuah destinasi yang memiliki potensi sangat luar biasa, pengenmabangan pariwisata berbasis budaya dan mengkombinaskian dengan alam sangat tepat diterapkan untuk melestarikan keberagaman budaya yanga da di Toraja. 2. Pengembangan destinasi Toraja sudah terus ditingkatkan, pemerintah pun terus berusaha memperbaiki kekurangan Toraja salah satunya dengan memperbaiki infrastruktur Toraja dan semakin gencar melakukan kegiatan pemasaran 3. Pemerintah daerah , masyarakat lokal, dan pihak stakeholder Toraja sudah semakin paham dan menerima pengaruh pariwisata ke arah yang positif. 4. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh pihak pemerintah sudah cukup baik dari sebelumnya, hanya saja tidak demikian dengan pihak swasta. 5. Produk wisata yang ditawarkan Toraja cukup beragam, hanya saja perlu ditambah aktivitas pendukungnya. 4.2 Saran-Saran Beberapa saran yang dapat disampaikan berdasarkan ulasan tersebut : 1. Pemerintah pusat dan daerah bersama-sama meningkatkan kualitas dan mutu SDM di Toraja khususnya mengenai pariwisata. 147 2. Pemerintah pusat segera merampungkan pembangunan bandara di Toraja 2014 ini. 3. Setelah bandara dirampungkan diharapkan pihak stakeholder pariwisata semakin bersinergi untuk mengontrol dan mengatur segmen pasar Toraja. 4. Sebaiknya melibatkan para akademisi dan ahli-ahli yang profesional dalam pengembangan destinasi Toraja agar pengembangannya dapat mencapai harapan yang diinginkan.