Anda di halaman 1dari 7

Diera globalisasi seperti saat ini para pekerja pengetahuan dituntut untuk manajemen diri

yang baik, kekuatan ambisi, kecerdasan dan impian yang tidak diimbangi dengan manajemen
diri yang baik, sama saja seperti berbuat kerusakan pada tubuh dan jiwa . Hal ini terjadi
karena segala sesuatunya terus berkembang sehingga ada diantaranya mempermudah
manusia bagi mereka yang dapat menggunakannya, dan ada yang diantaranya malah
mempersulit manusia karena mereka tidak dapat menggunakannya. Sehingga azas Win-
Victim Solution tampaknya sulit untuk terhindarkan, apalagi terjadi persaingan yang tidak
sehat. Ada yang menang, dan ada yang menjadi korban.
Mari kita ambil contoh sebagai berikut, ada dua orang yang memiliki ambisi, kecerdasan, dan
impian yang sama yaitu bekerja di perusahaan. Namun perbedaannya yang satu dapat
memanajemen dirinya dengan baik, dan yang satunya lagi tidak dapat memanajemen dirinya
dengan baik. Walhasil, memang keduanya berhasil mencapai apa yang mereka cita-citakan.
Tapi sayang, yang berbeda adalah waktunya. Sang manusia dengan manajemen diri yang baik
jauh lebih cepat mendapatkan cita-citanya daripada manusia yang tidak memiliki manajemen
diri yang baik. Disinilah makna efektivitas dan efisiensi dalam hidup manusia akan
begitu terasa. Untuk mendapatkan penjelasan tentang manajemen sebagai paradigma berpikir,
Berbicara tentang manajemen itu tidak terlalu sulit, namun juga tidak terlalu mudah. Perlu
pemikiran mendalam (deep thinking) terhadap diri kita, mengkalkulasi kekuatan (strength)
dan kelemahan (weakness) diri kita, pandainya kita belajar kelebihan dan kesalahan orang
lain, pemahaman nilai (value) apa yang kita torehkan pada hidup, serta jelinya melihat
peluang lingkungan agar dapat memberikan kontribusi terbaik kita. Dari semua hal tadi,
sebenarnya dapat diringkas dalam sebuah pernyataan : Hanya dengan kombinasi kekuatan
dan pengetahuan, Anda dapat mencapai cita-cita yang Anda inginkan. Oleh karena itu dalam
konteks pekerja pengetahuan saat ini , mereka harus menghadapi tuntutan baru dalam
mengelola diri :
1. Mereka harus bertanya : Siapa saya ? Apa kekuatan saya ? Bagaimana saya bekerja ?
2. Mereka harus bertanya : Dimana lingkungan (tempat) saya ?
3. Mereka harus bertanya : Apa kontribusi saya ?
4. Mereka harus mengambil hubungan tanggung jawab
5. Mereka harus merencanakan Setengah bagian kedua dari kehidupannya.

1. Apa kekuatan Saya ?
Dalam beberapa dekade yang lalu bagi sebagian besar orang sangat sulit dan tidak
relevan untuk mengetahui kekuatan mereka, dulu seseorang tidak mempunyai pilihan
dalam hidupnya, Sebagai contoh seorang anak petani yang harus menjadi petani,
apabila ia tidak baik dalam pertanian, maka ia dianggap gagal. Akan tetapi pada
jaman sekarang ini semua orang memiliki pilihan. Oleh karena itu mereka harus tahu
kekuatan mereka sehingga mereka dapat menempatkan diri mereka sesuai
keinginannya. Cara terefektif untuk mengukur seberapa besar kekuatan Anda adalah
dengan menggunakan feedback analysis. Setiap kali Anda telah memikirkan cita-
cita/impian Anda untuk beberapa waktu kedepan, maka tuliskanlah. Setelah waktu
yang Anda tenggatkan telah lewat, maka lakukan penilaian seberapa besar hasil yang
Anda dapatkan dari cita-cita yang direncanakan. Kemampuan apa saja yang telah
Anda kerahkan untuk mencapainya? kebiasaan buruk apa yang menghambat cita-cita
Anda? Karena kita terikat dengan waktu yang terbatas, maka jangan pernah
membuang waktu untuk mengerahkan sebuah skill dimana Anda tidak menguasainya.
Berkonsentrasilah pada kekuatan Anda dan bangun kekuatan Anda. lebih pertajam
kelebihan anda, dan berhati hatilah dalam mengambil keputusan atau tindakan pada
keputusan-keputusan dimana anda kurang mampu. Skill set apa yang terbaik yang ada
pada diri anda? Apakah Kemampuan teknis ?, persuasi ?, mengatur anak buah ?,
mempengaruhi orang ?, negosiasi ?, atau networking ?; cocokkan kemampuan anda
dengan hasil yang dicapai ketika anda melakukan hal tersebut.
Bagaimana saya tampil ? (how do i perform ?)
Pertanyaan diatas sangatlah penting bagi pekerja pengetahuan, beberapa orang tahu
bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan, sebaliknya sebagian besar dari kita bahkan
tidak tahu bahwa setiap orang itu tampil dan bekerja secara berbeda.Oleh karena itu
apabila seseorang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan cara ia bekerja
maka dipastikan kinerjanya akan buruk.
Seperti kekuatan seseorang, pertanyaan : how do i perform ? lebih bersifat individual,
dan menjurus ke kepribadian, baik itu kepribadian yang alami atau kepribadian yang
dibina dan hal itu terbentuk jauh sebelum orang pergi bekerja.
Apakah saya tipe seorang pendengar atau pembaca ?
Hal pertama yang harus anda ketahui tentang bagaimana seseorang tampil
(perform) adalah mengetahui bahwa anda adalah tipe seorang yang pendengar atau
pembaca atau mungkin keduanya. Menurut Drucker saat ini sangat sedikit orang yang
tahu tipe-tipe dirinya, apakah dia seorang pendengar atau pembaca.
Alkisah di masa perang, seorang jenderal sangat dikenal dengan konferensi persnya
yang brilian. Dia menjadi favorit wartawan berkat jawaban-jawaban yang sangat
memuaskan atas pertanyaaan yang mereka ajukan. Si Jenderal tampak sangat
menguasai permasalahan yang ditanyakan dan sekaligus menunjukkan bahwa dirinya
adalah seorang pemimpin militer yang sangat kompeten. Sang Jenderal mampu
memberi jawaban singkat, tertata rapi dan gampang dimengerti.
Sepuluh tahun kemudian ketika Sang Jenderal telah menjadi presiden, tiba-tiba
reputasinya jatuh di kalangan wartawan. Jawaban-jawaban Sang Presiden atas
pertanyaan wartawan tidak tertata rapi dan menyimpang dari inti pertanyaan. Bahkan
kadang-kadang tak sengaja memberi jawaban yang dianggap menyerang pemimpin
negara sahabat.
Mengapa kemampuan Sang Jenderal merosot?
Tak lain karena Sang Jenderal tidak menyadari bahwa dirinya adalah seorang tipe
pembaca dan bukan seorang tipe pendengar. Di masa lalu tatkala dia masih menjadi
komandan perang, dia memiliki ajudan yang membuat aturan bahwa wartawan harus
mengajukan pertanyaan tertulis paling lambat setengah jam sebelum konferensi pers.
Sang Jenderal memiliki waktu untuk membaca & mengerti isi pertanyaan dan
kemudian mampu memberi jawaban yang terbaik untuk pertanyaan tersebut.
Setelah menjadi presiden, dia tidak lagi melakukan hal itu. Dia terbawa oleh
kebiasaan dua presiden pendahulunya yang merupakan tipe pendengar. Para
pendahulunya tergolong manusia tipe pendengar yang sangat menikmati konferensi
pers bebas (free for all), tanpa pertanyaan tertulis terlebih dahulu. Sang Jenderal yang
tidak menyadari dirinya berbeda dengan pendahulunya berusaha melanjutkan tradisi
tersebut yang berakibat jatuhnya reputasi dirinya.
Hal serupa terjadi pada seorang presiden lain yang merupakan tipe pendengar. Sang
Presiden akan menguasai permasalahan bila disampaikan secara lisan. Namun dia
tidak menyadari hal itu. Presiden yang digantikannya adalah seorang tipe pembaca
yang memiliki asisten-asisten brilian yang bertugas membuat laporan tertulis untuk
dibaca sebelum didiskusikan dengan dirinya. Presiden mempertahan para asisten dan
kebiasaan laporan tertulis tersebut. Namun karena dia bukan seorang pembaca, dia
tidak memahami laporan-laporan tertulis yang dibuat para asistennya.
Menurut Peter Drucker, seseorang seharusnya mengetahui bagaimana dirinya
berkinerja. Apakah dirinya seorang pendengar atau seorang pembaca. Dengan
mengetahui tipe kepribadian itu, seseorang dapat memaksimalkan kinerja dirinya
dengan bekerja dengan metode yang sesuai dengan kepribadiannya.
Bagaimana saya belajar ?
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk memahami atau belajar , Anda harus
menemukan cara yang cocok bagi anda untuk memahami dan belajar, apakah itu
dengan menulis catatan, mendengar pembicaraan kepada diri sendiri atau orang lain,
membaca buku atau literatur atau menggunakan mind mapping.
Untuk mengetahui bagaimana saya tampil , kita juga harus bertanya : Apakah saya
nyaman bekerja berkelompok ataukah nyaman bekerja sendiri ? Apakah Anda adalah
seorang tipe konseptor ataukah seorang tipe eksekutor? Apakah Anda dapat bekerja
dalam tingkat stress yang tinggi ataukah dalam lingkungan yang baik? Semua
pertanyaan ini membantu mengarahkan pada Anda agar dapat mengerti bagaimana
pola kerja Anda. Dengan mengetahuinya, peluang efektivitas kerja Anda akan
meningkat drastis karena Anda telah mengetahui bagaimana cara Anda bekerja
Apa Nilai yang saya anut?
Pertanyaan ini adalah salah satu pertanyaan yang terpenting untuk mengelola diri dan
harus dipertanyakan. Etika hanyalah sebagian dari Nilai dan Nilai adalah hal-hal yang
dianggap penting dalam kehidupan kita Drucker memberikan sebuah tes, yang
dinamakannya mirror test. Suatu pertanyaan mengenai, orang seperti apa yang saya
ingin lihat di kaca pada pagi ini? Pertanyaan yang bukan untuk memanipulasi diri,
tapi mempertanyakan nilai-nilai yang dianggap penting dan berharga, serta seperti apa
kita melihat sukses di dalam kehidupan.
Semua orang dan semua perusahaan pasti menginginkan keuntungan, dan banyak
jalan menuju keuntungan, dan kita dalam melakukan pekerjaan selalu didasari oleh
nilai-nilai yang kita anggap penting. Peter Drucker pada saat muda berhasil menjadi
pialang saham sukses di London, tapi dia tidak menemukan kebahagiaan dalam
pekerjaannya, dia tidak ingin menjadi orang terkaya di kuburannya. Maka dengan
segala keberanian dia pindah kerja dan memulai dari awal lagi.
Nilai disini dapat didekati dengan prinsip-prinsip hidup yang Anda pegang. Suatu saat
mungkin Anda akan menemukan sebuah lingkungan organisasi yang bertentangan
dengan prinsip hidup yang Anda pegang, dan hal itu mengurangi performa Anda.
Maka tak ada kata lain dalam kamus kata efektivitas, Anda harus pindah. Carilah
lingkungan yang sesuai dengan prinsip hidup Anda sehingga Anda dapat berada pada
puncak performa Anda.
2. Where Do I Belong?
Berdasarkan kekuatan, cara bekerja, dan prinsip hidup Anda, kini carilah lingkungan
yang tepat dimana Anda bisa memaksimalkan ketiga hal tadi sehingga Anda dapat
menjadi seorang bintang (star) didalam organisasi yang Anda geluti. Dengan
komposisi kekuatan, cara kerja, dan prinsip hidup yang tepat dengan lingkungan akan
membuat efektivitas dan efesiensi kerja Anda akan meningkat drastis.
3. Apa Kontribusi saya ?
Pertanyaan tersebut sudah menjurus kepada pengetahuan menjadi tindakan
(knowledge to action).Di Era globalisasi ini, dimanapun organisasi Anda berada,
Anda memiliki banyak pilihan. Jarang ada organisasi atau perusahaan yang
mengarahkan Anda untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Untuk itu,
pertama-tama penting sekali menanyakan bagaimana situasi yang ada sekarang.
Berkaca dari situasi demikian, dan mengkombinasikan dengan kekuatan, cara kerja
dan prinsip hidup Anda, Anda dapat mengambil ancang-ancang sedini mungkin
kontribusi terhebat apa yang mungkin dapat Anda lakukan untuk organisasi yang
Anda tekuni saat itu.
4. Tanggung jawab hubungan
Hanya sedikit orang yang bekerja sendiri dan mencapai hasil sendiri, segelintir
seniman, segelintir ilmuwan besar, segelintir atlet hebat. Sebagian besar orang bekerja
dengan orang lain dan menjadi efektif dengan orang lain. Hal ini berlaku baik jika
mereka menjadi anggota sebuah organisasi atau bekerja sendiri. Mengelola diri
sendiri berarti menerima tanggung jawab atas hubungan. Hal tersebut memiliki dua
bagian.
Yang pertama adalah menerima fakta bahwa orang lain merupakan individu
yang sama seperti diri anda sendiri. Mereka bersikeras untuk berperilaku seperti
manusia. Ini berarti bahwa mereka juga memiliki kekuatan sendiri, mereka juga
memilki cara untuk menyelesaikan berbagai hal, mereka mempunyai nilai mereka
sendiri. Oleh karena itu agar efektif , Anda harus mengetahui kekuatan, model kinerja,
dan nilai dari rekan kerja anda.
Atasan bukanlah suatu jabatan dalam bagan organisasi ataupun sebuah fungsi.
Mereka adalah individu dan bertanggung jawab untuk melakukan pekerjaan mereka
dengan cara terbaik yang dapat mereka lakukan. Merupakan suatu keharusan bagi
orang yang bekerja untuk mengamati mereka, untuk mengetahui bagaimana mereka
bekerja, dan untuk mengadaptasikan diri dengan apa yang menjadikan mereka
mmenjadi sangat efektif. Inilah rahasia sesungguhnya dalam mengelola atasan.
Bagian kedua adalah menerima tanggung jawab berkomunikasi. Artinya Kita harus
mengetahui tentang rekan kerja kita dalam bagaimana ia melakukan pekerjaannya?,
kontribusi apa yang diusahakan olehnya, dan hasil apa yang ia harapkan.
Saat ini mayoritas orang bekerja dengan orang lain yang memiliki tugas dan tanggung
jawab yang berbeda. Presiden direktur pemasaran mungkin telah menguasai segala
seasuatu tentang penjualan, namun dia sama sekali tidak tahu apa-apa mengenai
berbagai hal yang tidak pernah ia lakukan. Penetapan harga, iklan, packaging, dan
lainnya. Oleh karena itu , orang yang melakukan hal tersebut harus memastikan
bahwa wakil presiden pemasaran memahami apa yang berusaha mereka lakukan,
mengapa mereka berusaha melakukannya, bagaimana mereka akan melakukannya,
dan hasil apa yang diharapkan.
5. Setengah Bagian Kedua dari Kehidupan Anda
Ketika pekerjaan untuk sebagian besar orang adalah tenaga kerja manual, mereka
tidak perlu khawatir mengenai setengah bagian dari kehidupan mereka. Kita
mendengar banyak pembicaraan mengenai krisis paruh baya di diri eksekutif,
sebagian besar terjadi karena kebosanan. Pada usia 45 tahun, sebagian besar eksekutif
telah mencapai puncak dari karier bisnis mereka, dan mereka mengetahui hal tersebut.
Ini mengapa mengelola diri sendiri makin mengarahkan orang untuk memulai karier
kedua.
Terdapat tiga cara untuk mengembangkan karier kedua, hal yang pertama
adalah dengan benar-benar memulainya. Dengan berpindah dari satu jenis organisasi
ke organisasi lainnya, dengan pekerjaan yang sama atau dengan pekerjaan yang
berbeda misalnya seorang manajer tingkat menengah yang meninggalkan kehidupan
korporat setelah 20 tahun untuk memasuki sekolah hukum dan menjadi seorang
pengacara.
Cara kedua untuk mempersiapkan bagian kedua dari kehidupan anda adalah
dengan mengembangkan sebuah karier paralel atau mengembangkan penghasilan
tambahan (side job).
Cara yang terakhir, adalah mencoba wiraswasta sosial. Ini biasanya orang
yang telah sangat berhasil dalam karier pertama mereka. Mereka senang bekerja tapi
pekerjaan tersebut tidak lagi memberikan tantangan kepada mereka. Maka dari itu ia
mendirikan suatu usaha nirlaba. Seperti panti asuhan, panti jompo, dll.

Anda mungkin juga menyukai