Anda di halaman 1dari 25

BAB III

PEMBAHASAN MAKALAH
1. Pengertian Manajemen Strategi
Manajemen strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat
mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang dibuat oleh pimpinan dan
diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu organisasi, untuk mencapai tujuan.
Menurut Pearch dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan dan
tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana
yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi. Sedangkan pengertian manajemen strategis
menurut Nawawi (2007) adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan
pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi
berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional
untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada
optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran (tujuan operasional)
organisasi. Manajemen strategis menurut Nawawi adalah perencanaan berskala besar (disebut
perencanaan strategi) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan
ditetapkan sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar
memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu
(perencanaan operaional untuk menghasilkan barang dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas,
dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran
(tujuan operasional) organsasi.
Manajemen strategis menurut David (2002:5) adalah Seni dan pengetahuan untuk merumsukan,
mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu
mencapai obyektifnya.
Manajemen strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003:4) adalah Serangkaian keputusan dan
tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis terletak dalam
memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan
pengembangan, serta system informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen
strategis di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,
kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk kami. Komunikasi
merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen stratejik
merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang
sama pula. Komponen pertama adalah perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari
visi, misi, tujuan dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan
operasional dengan unsure-unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan fungsi-fungsi
manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran,
kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan
balik.
Keputusan strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk
organisasi secara keseluruhan dan mempunyai tiga karakteristik Hunger dan Wheelen (2003 :3) yaitu :
Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat ditiiru.
Consequential adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumber daya penting dan
menuntut banak komitmen.
Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk
keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa ang akan datang untuk organisasi secara
keseluruhan.
Dari pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen strategis
merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak (bersama-sama) kearah yang
sama pula.
Disamping itu pengertian manajemen strategik yang telah sebutkan terakhir dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu :
Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup
seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis
(Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam
bentuk program kerja dan proyek tahunan.
Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan.
Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan strategi organisasi untuk
jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana strategi, namun dalam teknik
penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat
didalamnya.
Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi program-program operasional
termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing juga sebagai keputusan
manajemen puncak.
Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak karena sifatnya sangat
mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan
dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya.
Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek untuk mencapai
sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya yang mencakup
pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
Pengertian yang cukup luas manajemen strategi menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu
sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah
Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi.
Sedang komponen kedua adalah Pelaksanaan Operasional dengan unsur- unsurnya adalah sasaran atau
Tujuan Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa situasional, jaringan kerja internal
dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Model proses manajemen strategi meliputi tiga tahap:
1. Tahap formulasi strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan
2. Tahap implementasi strategi, yaitu proses penterjemahan strategi ke dalam tindakan-tindakan
3. Tahap evaluasi strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai tujuan
II.1. Visi, Misi,dan Tujuan
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan alasan yang unik untuk keberadaannya. Keunikan ini harus
dicerminkan dalam visi dan misi. Pernyataan visi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk atau
jassa, teknologi, pasar, pemikiran untuk bertahan hidup (pertumbuhan dan keuntungan), pemikiran
untuk karyawan, pemikiran untuk citra publik/masyarakat, dan perusahaan. Terdapat delapan
karakteristik dasar yang berfungsi sebagai kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan
pernyataan misi.
Ada 4 Proses perumusan Visi yaitu :
1. Tentukan rentang waktu dan lingkup analisis secara tepat
2. Identifikasi trend sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang akan mempengaruhi masa depan
3. Identifikasi kondisi persaingan
4. Evaluasi sumber daya dan kapabilitas internal.
Adapun MISI yang ingin dicapai oleh suatu Perusahaan / Organisasi yakni ;
1. Publikatau pengguna jasa yang hendak dilayani
2. Jasa utama yang ditawarkan
3. Wilayah geografis yang dilayani
4. Komitmen organisasi terhadap pilihan teknologi
5. Komitmen organisasi terhadap alternative tujuan
6. Elemen kunci dalam filosofi organisasi
7. Konsep kedirian dan citra organisasi
II.2. Analisis Lingkungan Makro
Analisis lingkungan eksternal merupakan aktivitas memonitor dan mengevaluasi lingkungan eksternal
dan internal organisasi kepada orang-orang penting yang ada dalam perusahaan. Lingkungan eksternal
dibedakan atas lingkungan makro dan lingkungan industri. Untuk lingkungan tersebut menggunakan
metode SWOT (Strength and weaknesses lingkungan internal, Opportunities and Threats untuk analisa
lingkungan eksternal).
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang secara tidak langsung mempengaruhi keputusan-
keputusan strategi perusahaan dalam jangka panjang. Secara umum lingkungan makro dikategorikan
menjadi empat, yaitu :
1. Ekonomi
2. Politik dan budaya
3. Teknologi
4. Sosial Budaya
II.3. Analisis Lingkungan Internal
Dalam proses perumusan strategi sebuah perusahaan perlu melakukan identifikasi dan evaluasi atas
lingkungan bisnis perusahaan. Hasil dari identifikasi dan evaluasi tersebut diharapkan perusahaan dapat
mengetahui profil keunggulan strategi perusahaan yang dimiliki. Sehingga dengan demikian perusahaan
dapat mengantisipasi peluang bisnis dan menyikapi ancaman bisnis yang ada dengan cepat.
II.4. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan alat yang membantu manajer menentukan dan mengembangkan strategi
yang tepat dalam menghadapi persaingan. Namun yang perlu diperhatikan bahwa tujuan dalam
menentukan strategi yang digunakan dari hasil SWOT adalah pada dasarnya menghasilkan strategi
alternative yang layak, bukan untuk menetapkan strategi yang terbaik. Sehingga seorang manajer dapat
menilai bahwa tidak semua strategi dalam SWOT dipilih untuk dikembangkan antara lain :
1. Strategi Integrasi Vertikal
Strategi integrasi vertical merupakan strategi yang menghendaki perusahaan melakukan penguasaan
yang lebih atas distributor, pemasok dan atau para pesaing baik melalui merjer, aukuisisi, atau membuat
perusahaan sendiri. Strategi intergrasi dibedakan menjadi tiga, yiatu :
1. Integrasi ke depan merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali
atas distributor atau pengecer.
2. Integrasi kebelakang merupakan strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali
atas perusahaan pemasok
3. Integrasi horizontal merupakan strategi untuk mengendalikan para pesaing Perusahaan tertarik
melakukan integrasi vertical didasarkan atas alasan :
a. Dapat menciptakan kenyamanan bagi pendatang baru.
b. Memberikan fasilitas investasi
c. Menjaga kualitas produk
d. Memperbaiki penjadualan
Meskipun mempunyai manfaat, strategi integrasi vertical juga memiliki kelemahan, yaitu ;
a. Kelemahan dalam hal biaya
b. Teknologi
c. Adanya permintaan berfuluktuasi
2. Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi merupakan pendekatan utama strategi pada level koroporasi. Tingkat (level)
strategi diversifikasi dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
Tingkat diversifikasi rendah
Tingkat diversifikasi menengah
Tingkat diversifikasi tinggi.
Selain itu juga dikenal dengan istilah diversifikasi related (diversfikasi konsentris) dan diversifikasi
unrelated (diversifikasi konglomerat dan diversifikasi horizontal). Perusahaan mengimplementasikan
strategi diversifikasi, dilandasi alasan dan motif untuk mempertahankan keunggulan strategis, insentif
dan sumber daya, serta motif manajerial. Disamping itu juga didorong oleh lingkungan internal (kinerja
yang rendah, ketidakpastian aliran kas mendatang, dan semua pengurangan resiko) dan lingkungan
eksternal (peraturan pemerintah,ketentuan pajak, atau aturan-aturan yang baru).

3. Strategi level bisnis
Untuk dapat mencapai keunggulan bersaing, perusahaan harus melakukan evaluasi lingkungan ekternal,
guna mengidentifikasikan peluang, ancaman, dan kemampuan sumber daya internal untuk menentukan
kompetensi inti dan strategi yang akan diimplementasikannya, yang disebut dengan strategi level bisnis.
Tipe strategi pada level bisnis ini disebut dengan strategi generik, yang terdiri dari:
Cost Leadership (keunggulan biaya)
Differentiation (diferensiasi/perbedaan)
Focussed Low Cost (fokus pada biaya rendah)
Focused Differentiation (focus pada diferensiasi) strategi level fungsional.
Penjabaran strategi pada level fungsional memegang peranan yang sangat menentukan atas berhasil
tidaknya sasaran strategi bisnis yang telah ditetapkan, oleh karenanya diperlukan suatu penjabaran
aktivitas yang sedetail mungkin atas strategi bisnis yang telah dicanangkan. Penjabaran tersebut selaian
memudahkan kontrol dari manajer juga memudahkan bagian pelaksana untuk mengimplementasikan.
Pada tingkat strategi fungsional yang cukup strategis adalah Fungsi produksi dan operasi yang meliputi,
Fasiltas dan peralatan
Sumber bahan baku
Perencanaan dan pengendalian produksi
Fungsi pemasaran yang meliputi,
Produk
Harga
Distribusi
Promosi
fungsi keuangan yang meliputi
Kebutuhan modal
Alokasi modal
Manajemen dividen dan modal
Fungsi sumber daya manusia yang meliputi
Proses rekrutrmen dan orientasi
Pengembangan karir dan pelatihan
Kompensasi evaluasi, disiplin dan pengendalian
Manajemen strategi mempunyai beberapa dimensi atau bersifat multidimensional. Dimensi dimaksud
adalah :
1. Dimensi waktu dan orientasi masa depan
Manajemen strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu organisasi
berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa
depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan
sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih massa depan.
Visi dapat diartikan sebagai kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi dimasa depan.
Sehubungan dengan hal diatas Lonnie Helgerson yang dikutip Salusu menyatakan bahwa Visi adalah
gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan
konsepsi yang dibuat dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu
mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang. untuk memasuki masa depan. Visi
organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak (pucuk pimpinan) organisasi.
2. Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi internal adalah kondisi organisasi non profit pada saat sekarang, berupa kekuatan, kelemahan,
peluang dan hambatan yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan renstra yang berjangka
panjang. Analisis terhadap lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan operasional, lingkungan nasional
dan lingkungan global (internal), yang mencakup berbagai aspek atau kondisi, seperti kondisi sosial
politik,sosial ekonomi, social budaya, kependudukan, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi,
adat istiadat, agama dan lain-lain.
3. Dimensi Pendayagunaan Sumber-Sumber
Sumber daya terdiri dari sumber daya material khususnya berupa sarana dan prasarana, sumber daya
finansial dalam bentuk alokasi dana untuk setiap program dan proyek, sumber daya manusia, sumber
daya teknologi dan sumber daya informasi.
4. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak
Manajemen strategi yang dimulai dengan menyusun rencana strategi merupakan pengendalian masa
depan organisasi, agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan, baik pada organisasi yang
bersifat privat maupun publik. Rencana strategi harus mampu mengakomodasi seluruh aspek kehidupan
organisasi yang berpengaruh pada eksistensinya dimasa depan merupakan wewenang dan
tanggungjawab manajemen puncak, karena seluruh kegiatan merealisasikannya merupakan
tanggungjawabnya sebagai pimpinan tertinggi, meskipun kegiatannya dilimpahkan pada organisasi atau
satuan unit kerja yang relevan.
5. Dimensi Multi Bidang
Setiap organisasi / perusahaan untuk mengeksploitasi peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan. Ini berarti organisasi (bisnis
maupun publik) berusaha untuk mengurangi kelemahannya, dan berusaha melakukan adaptasi dengan
lingkungannya. Kemudian pengertian ini menunjuk pula untuk mengurangi efek negative yang
ditimbulkan oleh ancaman-ancaman. Kemudian komponen pokok manajemen strategi adalah :
Analisis lingkungan
Analisis profil
Strategi untuk mencapai tujuan organisasi (bisnis maupun publik) dengan memperhatikan
Misi
Dengan demikian analisis lingkungan sangat penting dalam proses manajemen strategi, karena
manajemen startegi bukan untuk melihat peluang-peluang (reaktif terhadap perubahan) tetapi
penyusun manajemen strategi haruslah dilihat sebagai usaha untuk mengetahui sedini mungkin
kekuatan dan kelemahan organisasi (bisnis/publik) agar organisasi mampu bertahan (survive)
menghadapi perubahan lingkungan secara terus menerus.
Dengan demikian, analisis lingkungan bisnis hanya berusaha mengumpulkan dan menganalisis sejumlah
variabel secara terbata (finite). Analisis lingkungan bisnis hendaknya tidak sampai terjerumus untuk
berusaha menganalisis sebanyak mungkin variabel (infinite) lingkungan perlu dianalisis karena:
1) Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan
sistem pemecahan tujuan perusahaan/organisasi.
2) Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis
lingkungan hasil yang akan diperoleh lebih efektif.
3) Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan terhadap perkembangan
perusahaan. Terkumpulnya berbagai organisasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat
perencanaan jangka panjang Analisis lingkungan dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
a. Menganalis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan yang
dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang
potensial yang akan datang.
b. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang potensial yang akan datang.
Pada dasarnya struktur lingkungan dapat dibagi atau dibedakan menjadi dua elemen utama, yaitu :
Lingkungan eksternal (Makro)
. Lingkungan internal (Mikro)
II.5. Perencanaan Strategis
Kegiatan pokok perencanaan strategis terdiri dari 4 (empat) elemen pokok:
1. Environmental scanning (Adaptasi terhadap lingkungan )
2. Strategi formulation (Formulasi Strategi)
3. Strategi implementation (pelaksanaan Strategi)
4. Evaluation dan control (Telaah dan Pengawasan)
Pilar strategi dalam organisasi Pemda (Moore, 1995:71)
- Secara mendasar bernilai (substantively valuable); Pemda harus menghasilkan sesuatu yang
bernilai bagi lembaga pengawas, pengguna jasa (klien), dan masyarakat dengan biaya murah
- Absah dan secara politis dapat diterima (legitimate and politically sustainable); Pemda harus bisa
mendapatkan mandat maupun dana serta bertanggungjawab terhadap institusi politik yang ada
- Secara operasional dan administrative dapat dilaksanakan (operationally and administratively
feasibel); kewenangan dan kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam organisasi yang ada
atau dengan bantuan pihak-pihak lain yang membantu organisasi Pemda.
II.6.Implementasi Strategi
Program; aktivitas atau langkah-langkah yang disusun secara sistematis sebagai penjabaran dari strategi.
Anggaran; gambaran rinci tentang sumber dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya.
Prosedur; sering disebut SOP, sistem dari langkah atau teknik yang berurutan tentang bagaimana suatu
pekerjaan atau tugas dikerjakan
Standar Kinerja; ukuran target bersifat kuantitatif maupun kualitatif dari program yang dilaksanakan
untuk mengetahui keberhasilan atau pencapaiannya. Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran)
dengan alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen strategi tidak
untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus dipengaruhi oleh peluang yang tersedia,
ada beberapa yang perlu diperhatikan dalam usaha pencapaian tujuan dalam perencanaan manajemen
strategi antara lain :
1. Efektif dan efesiensi
Manajemen strategi disebut efektif jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan
situasi yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan dinamis, maka hubungan
antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya taktik adalah tindakan nyata yang
diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada dibawah pengawasan pelaku. Kebalikan dari strategi, taktik
adalah internal dan kriteria yang digunakan bukanlah keefektifan melainkan efesiensi.
2. Keputusan dan Emplementasi
Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa tanpa implementasi. Strategi tergantung pada
kemungkinan dan taktik yang potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan
dalam manajemen strategi persaingan :
Proses berfikir yang mendahului tindakan
Pengetahuan mengenai jumlah merupkan kunci penting
Menejemen strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi yang lambat.
Kemenangan harus menunjukkan nilai dari tujuan
Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang
Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan
Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya
Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya
Menajemen strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik
3. Pertumbuhan dan Struktur Organisasi
Tahap implementasi strategi memerlukan pertimbangan dalam penyusunan struktur organisasi, karena
keselarasan struktur dengan strategi merupakan satu hal yang penting untuk tercapainya implementasi
strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala organisasi berkembang. Pertumbuhan yang terjadi
bisa vertical dan bisa juga horizontal. Pertumbuhan organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur
organisasi seperti stuktur fungsional, divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi matrik dan
struktur organisasi horizontal. Masing-masing struktur tersebut mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing.
4. Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
Budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individu-individu
yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan
diturunkan kepada setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap
anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri
khas yang membedakan sebuah organisasi lainnya.
2. Strategi Pembuatan Sebuah Produk
A. Rancangan Produk: Produk, Merk, Kemasan dan Pelayanan
Produk adalah elemen pertama dan penting dalam bauran pemasaran. Strategi produk memerlukan
pengambilan keputusan yang terkoordinasi sehubungan dengan jenis produk, lini produk dan bauran
produk.
Setiap produk yang ditawarkan kepada konsumen bisa dilihat dalam tiga tingkat. Produk inti adalah
layanan penting yang benar benar dibeli para pembeli. Produk nyata mencakup ciri, gaya, tingkat
kualitas, nama merk dan kemasan produk yang akan dijual. Produk tambahan adalah produk nyata
ditambah berbagai jasa yang menyertainya, misalnya garansi, instalasi, jasa perawatan, dan pengiriman
gratis.
Beberapa skema talah diusulkan untuk mengklasifikasi produk. Misalnya, semua produk bisa
dikualifikasikan menurut keawetan / durability (barang tak-tahan lama, bahan tahan lama, dan jasa).
Barang-barang konsunen (barang kemudahan, barang toko, barang khusus, dan barang tak-menarik).
Barang-barang industri (bahan-baku dan komponen, barang modal, serta alat-alat dan jasa).
Perudahaan harus menyusun kebijakan merk untuk jenis produk sesuai lininya. Mereka harus
memutuskan apakah memberi merk pada semua produk, apakah menggunakan nama merk kelompok
atau nama merk masing-masing produk, apakah memperluas nama merk untuk produk-produk baru,
dan apakah menghapus beberapa merk yang sedang bersaing.
Produk fisik memerlukan keputusan mengenai kemasan yang harus mempertimbangkan pula proteksi,
ekonomi, kemudahan, dan promosi. Produk fisik juga membutuh kan label untuk isentifikasi dan
kemungkinan pemahaman penjelasan dan promosi produk. Hukum amerika serikat membuat para
penjual memberikan informasi minimum tertentu tentang label untuk menjelaskan dan melindungi para
konsumen.
Perusahaan harus menyediakan layanan konsumen yang diinginkan oleh para konsumen dan secara
efektif melawan para pesaing. Perusahaan harus menentukan layanan penting yang akan dtawarkan,
tingkat di mana setiap layanan harus diberikan, dan bentuk dari setiap layanan. Bauran servis bisa
dikoordinasi oleh sebuah bagian layanan konsumen yang menangani pengaduan dan penesuaian, kredit,
perawatan, jasa teknik, dan informasi.
Banyak perusahaan memproduksi tidak hanya satu macam produk tetapi sebuah lini produk. Lini produk
adalah sekelompok produk yang bersama-sama mempunyai fungsi, konsumen atau saluran distribusi.
Setiap lini produk memerlukan strategi pemasaran. Perentangan lini menimbulkan pertanyaan tentang
lini tertentu apa saja yang harus direntangkan ke atas, ke bawah atau kedua-duanya. Pengisian lini
menimbulkan pertanyaan apakah tambahan barang harus ditambahkan pada jangkauan lini produk yang
ada saat ini. Penetapan cirri-cii lini menimbulkan pertanyaan tentang ciri apa saja yang harus ditonjolkan
didalam mempromosikan lini.
Bauran produk menggandakan serangkaian lini produk dan barang-barang yang ditawarkan kepada
konsumen oleh penjual tertentu. Bauran produk bisa digambarkan sebagai suatu yang mempunyai
lebar, panjang, keadaan dan konsistensi tertentu. Keempat dimensi bauran produk ini merupakan alat
untuk menyususn strategi produk perusahaan.
B. Merancang Produk: Pengembangan Produk Baru dan Strategi Daur Hidup Produk
Perusahaan makinmnyadari keuntungan serta prlunya pengembangkan produk dan jasa baru.
Produknya yang ada sekarang menghadapi jangka hidup pendek dan harus digantikan produk baru.
Namun, produk barupun bisa gagal. Resiko inovasi sama besarnya dengan manfaatnya. Kunci untuk
mencapai inovasai yangt berhasil terletak pada cara membuat perusahaan mampu mengelola gagasan
produk baru serta membuat prosedur keputusan dan riset pada setiap tingkat proses pengemvbangan
produk baru.
Proses pengembangan produk baru terdiri dari 8 tahap : pengumpulan gagasan, penyaringan,
pengembangan dan pengujian konsep, pengujian konsep, pengembangan strategi pemasaran, analisis
usaha, pengembangan produk, pengujian pasar, dan komersialisasi. Tujuan setiap tahap ialah untuk
menentukan apakah gagasan itu harus lebih dikembangkan atau dihentikan. Perusahaan ingin
membatasi kemungkinan terpakainya gagasan yang jelek dan tersisihnya gagasan yang baik.
Setiap produk komersial mempunyai daur hidup yang ditandai dengan perubahan serangkaian maasalah
dan kesempatan. Riwayat penjualan produk khusus melewati kurva yang melewati empat tahap. Tahap
perkenalan ditandai dengan pertumbuhan lambat dan laba minimal pada saat produk dilempar ke dalam
distribusi. Bila berhasil, produk memasuki tahap pertumbuhan yang ditandai dengan perkembangan
pesat penjualan dan meningkatnya laba. Pada tahap ini, perusahaan mencoba meningkatkan produk,
memasuki segmen pasar baru dan saluran distribusi, serta mengurangi harga sedikit demi sedikit.
Kemudian diikuti dengan tahap kematangan, saat perkembangan penjualan menurun dan laba stabil.
Perusahaan mencari strategi baru untuk memperbaharui perkembangan penjualan, termasuk pasar,
produk dan modifikasi bauran pemasaran. Akhirnya, produk memasuki tahap keusangan, pada saat ini
penjualan dan laba merosot. Tugas perusahaan ditingkat ini ialah mengidentifikasi produk yang sedang
merosot dan dalam setiap kasus perusahaan harus menentukan apakah akan bertahan, mengadakan
pengurangan atau menghentikannya. Jalan keluar terakhir, produk bisa dijual ke perusahaan lain atau
diohentikan produksinya.
3. Strategi Produk
A. Penetapan Harga Produk: Tujuan dan Kebijakan Penetapan Harga
Meskipun peranan faktor-faktor non-harga semakin meningkat dalam proses pemasaran modern, harga
tetap merupakan elemen penting an tahap penting dalam pemasaran yang diwarnai dengan persaingan
monopoli atau olgopoli.
Dalam menetapkan harga pada sebuah produk, perusahaan mengikuti prosedur enam langkah, Yaitu:
Perusahaan dengan hati-hati menyususn tujuan-tujuan pemasarannya, misalnya mempertahankan
hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin memenangkan bagian pasar, atau kualitas produk.
Perusahaan menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang
akan terjual per periode, padaa tingkat-tingkat harga alternatif. Permintaan yang semakin tidak-elastis,
semakin tinggi pula harga yang bisa dipasang oleh perusahaan.
Perusahaan memperkirakan bagai mana biaya akan bervariasi pada tingkat produksi yang berbeda-beda.
Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar untuk meneapkan harga mereka
sendiri.
perusahaan memilih salahsatu dari metoda penetapan harga berikut ini: penetapan harga biaya-plus,
analis pulang-pokok dan penetapan laba sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh, penetapan
harga yang sesuai dengan laju perkembangan dan penetapan harga dalam sampul tertutup.
Perusahaan memiliki harga final, menyatakannya dalam cara psikologis yang paling efektif dan
mengeceknya untuk menyakinkan bahwa harga tersebut sesuai dengan kebijakan penetapan harga
perudahaan serta sesuai pula dengan para penyalur, grosir, wiraniaga perusahaan, pesaing, pemasok
dan pemerintah.

B. Penetapan Harga Produk: Strategi Penetapan Harga
Perusahaan menerapkan bermacam-macam strategi penetapan harga atas harga dasar:
penetapan harga geografis, dimana perusahaan tersebut memutuskan bagai mana memasang harga
bagi pembeli yang jauh, dengan memilih salah satu dari berbagai alternatif seperti penetapan harga
FOB, penetapan harga pengiriman seragam, penetapan harga wilayah, penetapan harga titik-pangkalan,
dan penetapan harga absorsi angkutan
Penetapan harga potongan dan hadiah, dimana perusahaan tersebut memberi potongan tunai,
potongan jumlah, potongan fungsional, potongan musiman, dan hadiah.
Penetapan harga promosi, dimana perusahaan tersebut memutuskan untuk memasang hrga barang
yang dirugikan, penetapan harga kesempatan-khusus dan potongan tunai.
Penetapan harga diskriminasi dimana perusahaan memasang harga yang berlainan berdasarkan
pertimbangan pembeli, bentuk produk, tempat, dan waktu yang berbeda-beda.
Penetapan harga produk baru, dimana perusahaan tersebut memutuskan antara memperkenalkan
sebuah inovasi produk yang dilindungi hak paten dengan harga lintas pasar dan harga tembus pasar.
Perusahaan itu menentukan salahsatu dari sembilan strategi harga/kualitas untuk memperkenalkan
sebuah produk tiruan.
Penetapan harga bauran produk, di mana perusahaan itu menentukan tingkat harga untuk beberapa
produk dalam satu lini produk, dan penetapkan harga produk-produk pilihan, produk penawan, dan
produk sampingan.
Bila sebuah perusahaan mempertimbangkan untuk memulai perubahan harga, perusahaan itu harus
secara hati-hati mempertimbangkan reaksi-reaksi pembeli dan pesaing. Reaksi pembeli dipengaruhi oleh
mekna yang diliha pembeli sehubungan dengan perubahan harga. Reaksi-reaksi pesaing berasal baik
dari seperangkat kebijakan reaksi atau dari tafsiran baru teerhadap setiap situasi. Perusahaan yang
memprakasai perubahan harga juga harus meramalkan reaksi yang mungkin timbul dari para grosir,
penyalur, dan pemerintah.
Perusahaan yang menghadapi perubahan harga yang diprakasai oleh seorang pesaing harus mencoba
memahami maksud pesaing tersebut dan jangka waktu perubahan. Jika dibutuhkan kecepatan reaksi,
perusahaan itu harus merencanakan lebih dahulu reaksi-reaksinya atas berbagai kemungkinan tindakan
harga.
Tip 1 # Cring ! Cring!Keindahan Musik Para Marketer
Cring merupakan sebuah sinonim untuk mendapatkan pendapatan. Ia adalah suara yang didengar
penghasil keuntungan manakala transaksi dilakukan. Cring merupakan apa yang diharapkan penjual
ketika hendak memasang iklan. Cring merupakan apa yang didengar oleh pengecer, pembuat film,
promoter konser di atas keriuhan desakan orang. Supermarketer mengetahui kata-kata, menyanyikan
dan menari mengikuti irama lagu favorit para marketer.Saya tidak pernah menganggapnya serius
apapun bila tidak menghasilkan bunyi cring, cring, cring.
Tip2 # Pahami Betul Definisi Pemasaran
Pengertian yang cukup panjang tentang pemasaran adalah identifikasi, daya tarik, mendapatkan dan
memelihara hubungan yang baik dengan para konsumen secara salingmenguntungkan.
Identifikasi, daya tarik dan mendapatkan sesuatu merupakan fungsi pra penjualan. Sebagai contoh,
penelitian pemasaran merupakan kegiatan yang bersifat identifikasi. Pengiklanan, pengemasan dan tata
ruang yang rapid an bersih merupakan kegiatan yang bersifat memikat dan memberikan daya tarik.
Penjualan, pendistribusian, penentuan harga, kualitas produk, senyuman pramu niaga merupakan
kegiatan untuk mendapatkan. Fungsi fungsi pasca penjualan, seperti pengiriman, pengajuan rekening,
penagihan, layanan konsumen, jaminan perbaikan dan sapaan terima kasih merupakan fungsi untuk
memelihara dan mempertahankan hubungan. Pengertian tentang pemasaran cukup sederhana.
Melakukan pemasaran itu sendiri yang sulit.
Tip 3 # Perusahaan Pemasaran No. 1
Perusahaan pemasaran mengetahui semua nilai uang konsumen. Mereka menempatkan nilai waktu
dalam hubungan dengan konsumen. Sebagai contoh, jika seorang wanita atau pria menghabiskan $45
setiap tiga minggu di salon kecantikan dan jika konsumen ditangani dengan baik dan puas tentu bisa
diharapkan konsumen bertahan selama tiga tahun, maka nilai keuntungan pemilik salon yang diperoleh
dari wanita tersebut sebesar $ 2,340 setiap kali ia melayani konsumen. Itulah mengapa toko grosir yang
mungil, dealer mobil, perusahaan penerbangan, pabrik perlengkapan mesin, pialang saham dan
penghasil baja dengan gembira dan penuh semangat menaruh perhatian terhadap para konsumen
mereka. Dealer mobil yang nekad dan pembuat lemari dapur yang ceroboh melihat penjualan sebagai
tujuan akhir hubungan dengan konsumen.
Perusahaan perusahaan pemasaran ternama yang mengejar saham pasar yang diperolehnya dengan
gigih dan ulet serta berkesinambungan. Namun mereka mengetahui bahwa saham pasar merupakan
fungsi pemasaran yang dapat ditembus dan meyakinkan. Saham pasar merupakan titik masuk ke dalam
papan angka.
Tip 4 # Gunakan Tujuh Pemacu Pertumbuhan
Terdapat tujuh pemacu yang mengembangkan jalur utama yang mengembangkan pendapatan, yang
membuat berderingnya mesin register kas. Antara lain:
1. Kenalilah produk-produk baru dan lakukan inofasi
2. Tambahkan konsumen pemakai akhir yang baru dalam pasar yang berlangsung pada saat ini, dalam
pasar-pasar baru dan dalam wilayah geografis yang baru.
3. Lakukan penjualan aplikasi-aplikasi baru dari produk-produk yang ada kepada para konsumen saat
ini
4. Batasi pengurangan konsumen
5. Tingkatkan harga
6. Antisipasi bagi meningkatnya permintaan pasar
7. Lakukan akuisisi perusahaan
Tip 5 # Anda Harus Mencintai Merek Anda
Supermarketer adalah pengawal merek dagang. Anda mengawal dan memelihara image merek danga,
modal, harapan dan masa depan. Anda harus percaya dengan bagaimana merek dagang anda berarti
bagi para konsumen. Anda harus memahami dan menghargai warisan merek dagang anda.
Tip 6 # Jangan Obral Nomor Telepon Anda
Adalah lebih efektif untuk menandai nama perusahaan anda, kota dan Negara anda dan jalur iklan yang
baik Terdapat pengecualian terhadap ketentuan ini. Jika kendaraan anda memberikan layanan
konsumen setiap hari atau secara teratur dan layanan yang diberikan secara local, seperti layanan taksi,
adalah benar.
Tip 7 # Jangan Terseret Permainan Trio Yang Buruk
Slogan iklan menggunakan 3 kata yang buruk :
1. Kita. Siapa Kita? di dunia bisa menjadi pengiklan. Tidak ada suatu perusahaan ada nama merek
dagang yang dicantumkan. Tidak ada pengakuan merek dagang
2. Kita semua. Apakah Kita semua digunakan sebagai pengganti dari sebagian dari kita? atau
apakah perusahaan yang tidak dikenal(kita) menerima sebagian dari kita (kita semua) membuka diri
bagi kontribusi mereka ( perbedaan) dengan umat manusia?
3. Buatlah perubahan. Dan apakah, oh Tuhan, berikan kami kekuatan, menghasilkan perbedaan
yang kami semua lakukan? dan apa yang harus dilakukan terhadap produk perusahaan?


Tip 8 # Jangan Kirimkan Catatan Tebusan
Tempelkan setiap sample atau foto atau pengulangan kata yang sangat berdekatan terhadap satu sama
lain pada papan-papan poster yang besar. Seperti apa susunan tersebut yang bisa dilihat secara visual?
Apakah terdapat warna warni, ilustrasi, gambar-gambar, tipe, tata -letak, pesan-pesan , corak salinan
dan logo-logo sesuai dan harmonis, yang menggambarkan pandangan yang terpadu? Atau apakah papan
poster anda tampak seperti catatan tebusan yang masih amatiran; pesan bisa dipahami, namun orang
berkomunikasi campur aduk antara huruf dan grafik?
Tip 9 # Jangan Pernah Menggunakan Kata Kata Jelek Dalam Periklanan atau Penjualan
Setiap orang mengetahui kata-kata yang baik untuk digunakan dalam iklan: Baru, bebas, cobalah,
anda, temukan, memperkenalkan, kini. Namun tidak setiap orang mengetahui kata kata yang buruk
dalam iklan maupun penjualan atau mereka tidak akan menggunakannya. Sembilan puluh sembilan
persen dari waktu di saat kata-kata yang buruk digunakan, tidak memiliki arti sama sekali.
Tip 10 # Jangan Pernah Menggunakan Iklan Tiga Halaman Lebar atau Bagaimana Menghabiskan Uang
Pemegang Saham
Disaat anda baca surat kabar atau majalah ternama dan berhadapan dengan tiga halaman iklan lebar
yang disponsori oleh perusahaan pemasaran usaha skala besar, aroma yang anda rasakan bukanlah
kertas koran yang segar; melainkan aroma uang dihamburkan. Para pengiklan ini menghamburkan dana
pemegang saham. Tak seorang pun yang membaca iklan demikian. Dana yang diinvestasikan dalam
membuat iklan dan membeli media masuk ke tempat sampahbersama surat kabar lama. Ada satu
pengecualian. Sebagian konsumen akan membaca iklan tiga halaman bagi pendirian toko ritel, dimana
iklan mencantumkan sejumlah produk yang dijual.
Keahlian seorang Marketer.
Tip 11 # Milikilah Selalu Saluran Utama
Inovasi yang tiada hentinya, dalam setiap sudut dan celah celah usaha, sangat penting bagi
perusahaan untuk mengubah, menyesuaikan diri dan bergerak maju. Saluran utama informasi diisi
dengan kegiatan kegiatan inovatif; ide ide tentang produk baruf, paket-paket baru, nama nama
merek baru, cara cara baru untuk menjual, pasar baru untuk dimasuki dan sebagainya. Saluran utama
informasi bukan diisi dengan ide-ide penting melainkan diisi dengan ide ide organisasi.
4. KRISIS MULTIDIMENSI DI INDONESIA
Krisis multidemensi di Indonesia ini diakibat adanya kris keteladanan. Demikian ujar pengamat ekonomi
Syariah, Dr. Syafii Antonio
Umat Islam masih banyak yang mengkerangkeng Islam di masjid. Menjadikannya sebagai ritual
keagamaan semata. Maulid Nabi, barzanji, tahililan, serta ritual lainnya diadakan secara besar-besaran
dan masif. Sedangkan nilai universalitas Islam tidak pernah dibawa ke ranah luar, seperti perbankan,
asuransi, ekonomi, politik, manajenem, dan lainnya. Padahal, jika mencinta nabi dan ingin menjalankan
Islam tidak sebatas ritual semata. Jika ini tidak dilakukan, berarti kita mendhalimi Nabi. Karena tidak
menjadikannya sebagai suri tauladan dalam setiap peran dan perbuatan. Hal itu disampaikan Dr. H. M.
Syafii Antonio dalam Kajian Aktual al-Falah (Kaafah) di WTC Lt 3 pada (29/3) kemarin. Kajian yang
bertema Meneladani Setiap Peran Dalam Perjuangan Dakwah itu dihadiri lebih seribu donatur dan
simpatisan Yayasan Dana Sosial al-Falah (YDSF). Pria yang juga salah satu penulis terbaik Islamic Book
Fair 2009 lewat bukunya, Rosulullah SAW, Super Leader Super Manager, ini mengatakan bahwa krisis
multidemensi yang terjadi di Indonesia diakibatkan tidak adanya keteladanan (public figure) yang bisa
diteladani umat. Syafii Antonio mengatakan, tidak adanya pemimpin yang memiliki integritas dan sifat
amanah membuat bangsa ini chaos.
Dilanda korupsi, krisis ekonomi dan krisis moral, ujar Antonio. Hal itu juga, menurut pakar ekonomi
syariah ini, demoralisasi pemimpin tersebut telah muncul sejak awal kampaye. Besarnya ongkos Pemilu
yang dikeluarkan para caleg membuat mereka berfikir bagaimana cara mengembalikan modal tersebut.
Jadi, setelah mereka terpilih menjadi wakil rakyat, bukan berfikir tentang kesehateraan rakyat, malah
bagaimana mendapatkan uang, terangnya.
Antonio mengungkapkan, jika bangsa ini ingin keluar dari kriris, maka pemimpinya harus meneladani
sifat-sifat Rosul dalam segala bidang, baik kepemimpinan (leadership), ekonomi, manegemen dan
lainnya. Menurutnya, Rosulullah adalah teladan sempurna yang bisa meng-integrasikan kepemimpinan
dunia dan akhirat. Beda dengan yang lainnya. Seperti Mahatma Gandi, dia tokoh sukses dalam masalah
sosial, namun tidak dalam bisnis. Begitu juga Napoleon Bonaparte, seorang militer, namun dia bukan
pemimpin. Beda dengan Rosulullah. Dan itulah yang menjadi alasan Micahel H. Hart menempatkan
Rosulullah sebagai nomer satu dari 100 orang berpengaruh dunia.
Lebih lanjut, Syafii mengatakan, sejak kecil, self development (pengembangan diri) Rosulullah telah
dibentuk oleh Allah. Umur enam tahun menjadi yatim piatu membuatnya harus hidup mandiri dan
berdikari. Tidak menggantungkan pada pamanya Abu Thalib yang miskin dan banyak anak. Selain
berdikari, Rosul juga memiliki jiwa interpreunership, di usia belia dia sudah melakukan perjalanan ke
beberapa daerah untuk berdagang. Tidak hanya, sukses di situ, menurut Antonio Rosul juga pandai
dalam hal sosial politik, strategi militer, dan interaksi dengan sesama. Apalagi dengan keluarga dan para
istrinya.
Keteladanan itulah, jika ditiru dan diteladani oleh para pemimpin Indonesia, niscaya krisis multidimensi
yang melanda akan teratasiungkapnya. [ans/hidayatullah]
Dimensi Manajemen Strategi
Manajemen strategi mempunyai beberapa dimensi atau bersifat multidimensional. Dimensi dimaksud
adalah :
Dimensi waktu dan orientasi masa depan
Manajemen strategi dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu organisasi
berpandangan jauh ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa
depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan dan ditetapkan
sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih masa depan. Visi dapat diartikan
sebagai kondisi ideal yang ingin dicapai dalam eksistensi organisasi dimasa depan.
Sehubungan dengan hal di atas Lonnie Helgerson yang dikutip Salusu menyatakan bahwa Visi adalah
gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi merupakan
konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi). Visi memiliki kekuatan yang mampu
mengundang, memanggil, dan menyerukan pada setiap orang untuk memasuki masa depan. Visi
organisasi harus dirumuskan oleh manajemen puncak (pucuk pimpinan) organisasi.
2. Dimensi Internal dan Eksternal
Dimensi internal adalah kondisi organisasi non profit pada saat sekarang, berupa kekuatan, kelemahan,
peluang dan hambatan yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan renstra yang berjangka
panjang.
Analisis terhadap lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan operasional, lingkungan nasional dan
lingkungan global (internasional), yang mencakup berbagai aspek atau kondisi, seperti kondisi sosial
politik, sosial ekonomi, sosial budaya, kependudukan, kemajuan dan perkembangan ilmu dan teknologi,
adat istiadat, agama dan lain-lain.
3. Dimensi Pendayagunaan Sumber-Sumber
Manajemen strategik sebagai kegiatan manajemen tidak dapat melepaskan diri dari kemampuan
mendayagunakan berbagai sumber daya yang dimiliki, agar secara terintegrasi terimplementasikan
dalam fungsi-fungsi manajemen ke arah tercapainya sasaran yang ditetapkan di dalam setiap rencana
operasional, dalam rangka mencapai tujuan strategik melalui pelaksanaan misi untuk mewujudkan visi
organisasi publik. Sumber daya terdiri dari sumber daya material khusunya berupa sarana dan
prasarana, sumber daya finansial dalam bentuk alokasi dana untuk setiap program dan proyek, sumber
daya manusia, sumber daya teknologi dan sumber daya informasi.
4. Dimensi Keikutsertaan Manajemen Puncak
Manajemen strategik yang dimulai dengan menyusun rencana strategik merupakan pengendalian masa
depan organisasi, agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan, baik pada organisasi yang
bersifat privat maupun publik.
Rencana strategik harus mampu mengakomodasi seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh
pada eksistensinya dimasa depan merupakan wewenang dan tanggungjawab manajemen puncak. Oleh
karena itu rencana strategik sebagai keputusan utama yang yang prinsipil itu tidak saja ditetapkan
dengan mengikutsertakan, tetapi harus dilakukan secara proaktif oleh manajemen puncak, karena
seluruh kegiatan untuk merealisasikannya merupakan tanggungjawabnya sebagai pimpinan tertinggi,
meskipun kegiatannya dilimpahkan pada organisasi atau satuan unit kerja yang relevan.
5. Dimensi Multi Bidang
Manajemen strategik sebagai sistem pengimplementasiannya harus didasari dengan menempatkan
organisasi satu sistem. Dengan demikian berarti sebuah organisasi akan dapat menyusun rencana
strategis dan rencana renovasi jika tidak memiliki keterikatan atau ketergantungan sebagai bawahan
pada organisasi lain sebagai atasan.
Rencana strategis dan rencana operasi bersifat multidimensi, terutama jika perumusan rencana strategis
hanya dilakukan pada organisasi publik yang tertinggi. Dengan dimensi yang sangat banyak itu, mudah
terjadi tidak seluruh dimensi dapat diakomodasi.
Amstrong (1990) memberikan pengertian yang lebih singkat dan tegas bahwa pengembangan sumber
daya manusia adalah mengenai latihan dan pengembangan. Sumber daya manusia menurut Mangun
(dalam Suroto,1992) ialah semua kegiatan manusia yang produktif dan semua potensinya untuk
memberikan sumbangan yang produktif kepada masyarakat. Kualitas sumber daya manusia menyangkut
dua aspek yaitu aspek fisik(kualitas fisik), dan aspek non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut
kemampuan bekerja, berpikir, dan ketrampilanketrampilan lain. Oleh sebab itu upaya meningkatkan
kualitas atau kemampuan-kemampuan non fisik tersebut maka upaya pendidikan dan pelatihan adalah
yang paling diperlukan. Upaya inilah yang dimaksudkan dengan pengembangan sumber daya manusia
(Notoatmojo,1992).
Komunikasi Efektif
Seperti darah, bagi suatu organisasi komunikasi yang efektif sangat penting, dan miskomunikasi akan
memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya sistim peredaran darah dalam lebih dari
satu sistim organisasi. Sesuatu yang nampaknya sederhana, seperti lokasi fisik tempat bekerja ternyata
mampu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap proses keberhasilan komunikasi. Tanpa
komunikasi yang efektif diantara berbagai pihak yang terlibat didalamnya, pola hubungan dalam suatu
organisasi tidak akan mampu melayani kebutuhan berbagai pihak dengan baik.
Komunikasi yang efektif penting bagi para manajer karena tiga alasan utama. Pertama, komunikasi
menyediakan saluran umum untuk proses manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasikan,
memimpin, dan mengendalikan. Manajer mengembangkan rencana lewat komunikasi dengan orang lain
dalam organisasi dan mengorganisasikan untuk melaksanakan rencana tadi dengan berdialog dengan
para karyawannya mengenai cara terbaik untuk mendistribusikan wewenang dan desain pekerjaan.
Manajer mengetahui bahwa kebijakan yang menimbulkan motivasi, kepemimpinan, dan
mengelompokan serta membentuk tim diaktifkan lewat pertukaran informasi secara teratur.
Kedua, ketrampilan komunikasi yang efektif dapat membuat manajer menggunakan berbagai bakat yang
tersedia dalam dunia multibudaya dari organisasi. Globalisasi bisnis pasti menempatkan tantangan bagi
kemampuan berkomunikasi manajer. Ketika manajer mempunyai kebiasaaan dan ekspresi serta arti
yang mungkin tampak amat asing, mereka mungkin tergoda untuk mengelak dan menghindar untuk
mencoba berkomunikasi. Itu kemungkinan merupakan peluang yang hilang. Komunikasi, seperti aktifitas
intelektual lain, dapat diasah dengan menghadapi keadaan yang baru dan menantang. Organisasi dapat
merupakan wahana yang tepat untuk mempelajari hal itu.
Ketiga, ternyata manajer menghabiskan banyak waktunya untuk berkomunikasi. Jarang sekali kita
menjumpai manajer sendirian dimejanya berpikir, membuat rencana, atau mempertimbangkan
berbagai alternatif. Kenyataannya, waktu manajerial banyak dihabiskan dalam komunikasi bertatap
muka, elektronik, atau lewat telepon dengan karyawan, supervisor, pemasok, atau pelanggan.
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi didefinisikan sebagai proses yang dipergunakan oleh manusia untuk mencari kesamaan arti
lewat transmisi pesan simbolik. Pesan sendiri merupakan suatu informasi yang sudah disandikan dan
dikirimkan oleh pengirim kepada penerima.
Di sini terdapat tiga butir penting yaitu (1) komunikasi melibatkan orang, dan bahwa memahami
komunikasi termasuk mencoba memahami cara manusia saling berhubungan, (2) komunikasi meliputi
kesamaan makna, yang berarti bahwa agar manusia dapat berkomunikasi, mereka harus menyetujui
definisi istilah yang dipergunakan, dan (3) komunikasi termasuk simbol (gerakan badan, suara, huruf dan
angka) dan kata hanya dapat mewakili atau mendekati ide yang mereka maksudkan untuk
dikomunikasikan.
Proses Komunikasi
Komunikasi terjadi dalam hubungan antara pengirim dengan penerima. Komunikasi dapat mengalir
dalam satu arah dan berakhir di sana. Atau sebuah pesan dapat menimbulkan respon (yang secara
formal dikenal dengan sebutan umpan balik) dari penerima.
Pengirim (sumber pesan) merupakan pihak yang mengawali komunikasi. Dalam sebuah organisasi,
pengirim dapat berupa seseorang dengan informasi, kebutuhan, atau keinginan dan dengan tujuan
mengkomunikasikannya kepada satu atau beberapa orang lain.
Penerima adalah orang yang inderanya menerima pesan dari pengirim. Mungkin terjadi jumlah
penerima banyak, seperti kalau sebuah memo dikirimkan kepada seluruh anggota organisasi, atau hanya
satu orang, seperti kalau seseorang mendiskusikan sesuatu secara rahasia kepada seorang rekan. Pesan
harus disesuaikan dengan latar belakang penerima. Manajer produksi seyogyanya menghindari
penggunaaan istilah yang sangat teknis dalam berkomunikasi dengan seseorang di departemen
pemasaran.
Dari rangkaian pengertian tersebut, bila pesan tidak sampai kepada penerima, maka komunikasi belum
terjadi. Di sisi lain, kerap terjadi situasi dimana pesan sudah sampai kepada penerima, tetapi penerima
tidak mampu memahaminya. Tiga faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi meliputi
penyandian, pengartian dan gangguan.
a) Penyandian
Penyandian terjadi ketika pengirim menterjemahkan informasi untuk dikirimkan menjadi serangkaian
simbol. Penyandian itu diperlukan karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seseorang kepada
orang lain lewat perwakilan atau simbol.
Karena komunikasi merupakan obyek dari penyandian, pengirim berusaha menetapkan arti yang dapat
dipahami bersama dengan penerima dengan cara memilih simbol, biasanya dalam bentuk kata atau
gerakan tubuh, yang dipercaya oleh pengirim mempunyai arti yang sama dengan penerimanya. Kerap
dijumpai, kurangnya kerjasama adalah merupakan salah satu penyebab umum dari salah pengertian
atau kegagalan dalam berkomunikasi.
b) Pengartian
Merupakan proses yang dilakukan oleh penerima untuk menginterprestasikan pesan dan
menterjemahkannya ke dalam informasi yang mempunyai arti. Ini merupakan proses dua langkah, yaitu
(1) menerima pesan, dan kemudian (2) mengartikannya. Pengartian dipengaruhi oleh pengalaman
penerima, penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakan tubuh yang dipakai, harapan (orang
cenderung mendengar apa yang ingin mereka dengar), dan kesamaan arti dengan pengirimnya. Secara
umum, semakin banyak pengartian penerima yang sama dengan pesan yang dimaksud oleh pengirim,
semakin efektif komunikasi.
c) Gangguan
Meliputi segenap faktor yang mengganggu, membingungkan, atau mencampuri komunikasi. Gangguan
dapat timbul dalam saluran komunikasi, atau metode pengiriman. Gangguan dapat terjadi karena faktor
internal (misalnya penerima kurang mengindahkan) ataupun faktor eksternal (misalnya pesan terganggu
oleh suara lain dari lingkungan. Gangguan dapat terjadi pada tahap manapun dari proses komunikasi,
terutama pada tahap penyandian dan pengartian.
Memperbaiki Proses Komunikasi
Efektifitas komunikasi dapat dideteksi melalui sampai seberapa jauh pihak-pihak yang terlibat
menangani empat aspek komunikasi yang meliputi : perbedaan persepsi, emosi, ketidakkonsistenan
antara komunikasi verbal dan non-verbal, dan kepercayaan (maupun ketidakpercayaan) awal antara
pihak yang terlibat.
a. Perbedaan Persepsi
Merupakan salah satu hambatan komunikasi yang lazim dijumpai. Orang yang mempunyai latar
belakang pengetahuan dan pengalaman berbeda kerap menerima fenomena sama dari prespektif yang
berbeda.
Perbedaan bahasa sering berkaitan dengan perbedaan dalam persepsi individu. Agar suatu pesan dapat
dikomunikasikan secara tepat, kata-kata yang dipergunakan harus mempunyai arti yang sama bagi
pengirim maupun penerima.
Untuk mengatasi hal tersebut, pesan harus dijelaskan sehingga dapat dipahami oleh penerima yang
mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda.
b. Emosi
Reaksi emosional (seperti marah, cinta, mempertahankan opini, cemburu, takut, malu, dan lain-lain)
akan berpengaruh terhadap cara orang memahami pesan dari orang lain dan cara orang lain memahami
pesan orang tersebut. Pendekatan terbaik untuk berhubungan dengan emosi adalah menerimanya
sebagai bagian dari proses komunikasi dan mencoba memahaminya ketika emosi menimbulkan
masalah.
c. Ketidakkonsistenan
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa bahasa lisan dan tertulis merupakan medium utama
komunikasi. Pada kenyataannya, pesan yang dikirimkan maupun diterima kerap dipengaruhi oleh faktor
non-verbal seperti gerakan tubuh, pakaian, jarak fisik pelaku komunikasi, postur tubuh, gerakan anggota
badan, ekspresi wajah, gerakan mata, sentuhan badan, dan lain-lain.
Kunci untuk mengatasinya adalah dengan mewaspadainya dan berjaga-jaga agar tidak mengirimkan
pesan palsu. Untuk itu pesan verbal haruslah selalu selaras dengan aspek non-verbalnya.
d. Ke(tidak)percayaan awal
Tingkat kepercayaan penerima pesan pada umumnya merupakan fungsi kredibilitas dari pengirim dalam
benak penerima pesan tersebut. Kredibilitas pengirim pesan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dalam
konteks yang bersangkutan mengirimkan pesan. Disinilah sejarah hubungan kerja mempunyai hubungan
komunikasi.
Kredibilitas merupakan hasil dari proses jangka panjang yang mana kejujuran seseorang, niat baik dan
keadilan dikenal dan dipahami oleh orang lain. Hubungan yang baik dalam bekomunikasi hanya dapat
dikembangkan melalui tindakan yang konsisten.
Komunikasi dalam Organisasi
Keseluruhan faktor yang telah dibahas dalam hubungan dengan komunikasi antar pribadi juga berlaku
untuk komunikasi dalam organisasi, yang juga mencakup penyampaian pesan secara akurat dari satu
orang kepada satu atau lebih orang lain. Selain faktor-faktor tersebut, struktur, wewenang, desain
pekerjaan organisasi, dan lain-lain merupakan faktor-faktor unik yang turt berpengaruh terhadap
efektifitas komunikasi, sebagai mana dinyatakan oleh Simon (1977) bahwa organisasi perlu untuk
membantu manusia berkomunikasi.
Komunikasi yang terbuka dan efektif akan merupakan aset berharga bagi organisasi.
a. Berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi.
Lesikar menguraikan adanya empat faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi organisasi yaitu
meliputi :
Saluran komunikasi formal. Merupakan cara komunikasi yang didukung, dan mungkin dikendalikan oleh
manajer. Contohnya adalah newsletter, memo reguler, laporan, rapat staf, dan lain-lain.
Struktur wewenang. Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi membantu menentukan siapa
yang akan berkomunikasi dengan enak kepada siapa. Selain itu, isi dan akurasi komunikasi juga
dipengaruhi oleh perbedaan wewenang.
Spesialisasi pekerjaan. Biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok yang berbeda-beda.
Anggota suatu kelompok kerja biasanya memiliki jagron, pandangan mengenai waktu, sasaran, tugas
dan gaya pribadi yang sama.
Kepemilikan informasi, Setiap individu mempunyai informasi yang unik dan pengetahuan mengenai
pekerjaan mereka, yang merupakan semacam kekuasaan bagi individu-individu yang memilikinya.
b. Komunikasi vertical
Terdiri dari komunikasi ke atas dan ke bawah melalui rantai organisasi. Dalam beberapa perusahaan,
tersedia saluran khusus sebagai sarana tambahan. Saluran ini banyak dipergunakan untuk memberi tahu
manajer mengenai situasi yang melibatkan karyawan, seperti pernyataan tanpa bukti mengenai
pelecehan seksual.
Komunikasi ke bawah biasanya disaring, dimodifikasi, atau dihentikan di setiap tingkat ketika manajer
memutuskan apa yang seharusnya diteruskan kepada karyawan mereka. Sedangakn komunikasi ke atas
biasanya sisaring, dipadatkan, atau diubah oleh manajer menengah yang melihatnya sebagai bagian dari
pekerjaan mereka untuk melindungi manajer tingkat atas dari data yang tidak penting/relevan.
c. Komunikasi lateral dan informal
Komunikasi ini pada umumnya mengikuti pola arus pekerjaan dalam sebuah organisasi, terjadi antar
anggota kelompok kerja, antara kelompok kerja, antar anggota departemen yang berbeda, dan antara
karyawan lini dan staf. Tujuan utamanya adalah menyediakan saluran langsung untuk koordinasi dan
memecahkan masalah. Dengan cara ini, dapat dihindari prosedur yang jauh lebih lambat yaitu
mengarahkan komunikasi lewat rantai komando. Keuntungan tambahan lainnya adalah anggota
organisasi menjadi mampu untuk membentuk hubungan dengan rekan sekerja.
Komunikasi oleh Organisasi
Organisasi juga memperhatikan pesan yang dikirimkannya kepada pihak yang berkepentingan di luar,
seperti pelanggan, pemasok, distributor, pesaing, perbankan, dan lain-lain, terutama dengan pihak di
luar negeri. Terlalu banyak komunikasi dalam hal ini dapat sama merugikannya dengan terlalu sedikit.
Tim komunikasi (pada umumnya representasikan oleh departemen kehumasan) harus bekerja keras
untuk mengatasi perbedaan dalam peradaban maupun budaya tiap-tiap negara asal pihak-pihak yang
berkepentingan berasal.
Negosiasi dan Konflik
Konflik melibatkan ketidaksepakatan mengenai alokasi sumberdaya yang jarang atau pertentangan
mengenai sasaran, nilai, persepsi, atau kepribadian. Banyak konflik yang muncul dari komunikasi
mengenai keinginan, kebutukan dan penilaian terhadap pihak lainnya. Manajer dapat menggunakan
dominasinya dan menekan dalam menangani konflik dengan karyawan. Tetapi negosiasi akan
membantu menangani konflik dari type apapun lebih efektif dan memberi hasil yang memuaskan kedua
belah pihak. Negosiasi adalah merupakan proses interaksi kedia pihak lewat berbagai saluran
komunikasi untuk menyelesaikan konflik.
Negosiasi adalah proses komunikasi yang amat penting. Ini merupakan bagian dari pekerjaan setiap
manajer, seperti peran antar pribadi menurut kategori Mintzberg.
Menurut Lewicki dan Litterer, seluruh situasi negosiasi ditentukan oleh tiga karakteristik yaitu:
Ada konflik kepentingan antara dua pihak atau lebih, yang berarti apa yang diinginkan oleh suatu
pihak tidak selalu merupakan apa yang dikehendaki oleh pihak lain.
Mungkin tidak ada peraturan yang pasti atau prosedur untuk menyelesaikan konflik, atau pihak-pihak
tersebut memilih bertindak di luar peraturan dan prosedur untuk menemukan penyelesaiannya sendiri
terhadap konflik.
Semua pihak, sekurang-kurangnya pada suatu saat, lebih senang mencari persetujuan daripada
bertentangan secara terbuka, menyerah kepada satu pihak, memutuskan hubungan secara permanen,
atau membawa perselisihan mereka kepada pemegang wewenang yang lebih tinggi untuk mendapatkan
pemecahan.
Negosiasi adalah proses komunikasi yang kompleks, semuanya semakin jelas kalau satu babak negosiasi
hanya merupakan episode hubungan dalam jangka yang lebih panjang. Keadaan seperti itu seringkali
merupakan kasus dalam hubungan karyawan dengan pihak manajemen.
Persiapan merupakan perhatian kunci bagi negosiator. Persiapan tersebut harus menyertakan tinjauan
proses negosiasi yang terjadi sebelumnya dan hasil dari negosiasi tersebut. Negosiator mengambil resiko
cukup besar bila dia beranggapan bahwa sejarah tidak penting bagi pihak lain.
Kaitan antara hubungan dengan waktu dalam proses negosiasi sangatlah masif. Strategi organisasi dan
rencana fungsional akan berfungsi sebagai pedoman dan nilai ambang yang menentukan batas
mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan oleh negosiator.

Anda mungkin juga menyukai