Anda di halaman 1dari 2

Infeksi oleh nematode usus biasanya berkaitan dengan jeleknya hygiene.

Infeksi ini selalu ada


terutama di daerah tropis dan subtropis. Serangan cacing dalam jumlah sedikit biasanya
asimptomatis tetapi infeksi yang berat dapat menimbulkan masalah yang serius terutama pada
anak anak yang biasanya diikuti oleh terhambatnya perkembangan anak. (Greenwood D, 2007;
Brooks GF,2006)
Ascariasis merupakan penyakit endemic di daerah tropis dan subtropis tetapi secara sporadis
dapat terjadi di seluruh dunia. Penduduk pedesaan dengan kondisi sanitasi yang buruk
mempunyai resiko yang tinggi terhadap infeksi cacing ini. Orang dewasa biasa terinfeksi karena
makan sayur mentah yang terkontaminasi oleh telur cacing ini baik dari feces penderita maupun
dari tanah yang tercemar feces penderita, sedangkan pada anak anak biasa terinfeksi dengan
jalan tangan ke mulut (hand to mouth) atau karena kebiasaan mengulum benda benda atau
mainan yang terkontaminasi telur cacing ini.
Pemakaian sepatu dan sistim pembuangan feces yang memenuhi syarat menurunkan tingkat
infeksi cacing tambang. (Joklik WK,1992)
Menurut WHO (1985) yang dikutip oleh Onggowaluyo, infeksi parasit yang penting di dunia ada
sepuluh yaitu Ascarislumbricoides, hookworm, Plasmodium, Trichuris trichiura, Amoeba,
Filaria, Schistosoma sp., Giardia lamblia, Trypanosoma sp dan Leishmania sp. Dgn jumlah
penderita cacing tambang 700.000.000, schistosomiasis 180.000.000, semua parasit usus
1.800.000.000 serta
malaria 25.000.000. (Onggowaluyo JS, 2001) Di Indonesia angka nasional prevalensi kecacingan
pada tahun 1987 sebesar 78,6%. Data prevalensi penyakit kecacingan di Indonesia pada tahun
2002 sampai 2006 secara berurutan adalah sebesar 33,3% ; 33,0% ; 46,8% ; 28,4% dan 32,6%,
sedangkan prevalensi infeksi cacing tambang secara berturutan pada tahun 2002 2006 sebesar
2,4% ; 0,6% ; 5,1% ; 1,6% dan 1,0%. (Depkes RI, 2006)
Kejadian infeksi kecacingan pada anak berhubungan negatif signifikan dengan perilaku sehat,
dengan demikian berarti bahwa pengertian berperilaku hidup sehat akan menurunkan insidensi
kecacingan pada anak. (Aria G, 2004)
Ascaris lumbricoides merupakan parasit yang penting baik di daerah iklim dingin maupun iklim
panas, tetapi cacing ini lebih umum ditemukan di daerah beriklim panas dengan kelembaban
yang tinggi dan paling banyak ditemukan di tempat-tempat dengan sanitasi yang jelek.
Ascariasis ditemukan pada semua umur, tetapi lebih sering ditemukan pada anak-anak usia 5
samapi 10 tahun. Di Indonesia kejadian ascariasis frekuensinya antara 60 % sampai 80 %.
(Onggowaluyo JS, 2001)
Insiden kecacingan akibat cacing tambang cukup tinggi di Indonesia, kasus penyakit ini banyak
ditemukan di daerah pedesaan, khususnya pada pekerja di daerah perkebunan yang kontak
langsung dengan tanah. Penyebaran infeksi cacing tambang ini berhubungan erat dengan
kebiasaan Buang Air Besar di tanah. Kondisi tanah yang gembur , berpasir dan temperature
sekitar 23 - 32C merupakan tempat yang paling sesuai untuk pertumbuhan larvanya.
(Onggowaluyo JS, 2001)
Daerah penyebaran dari Trichuris trichiura, sama dengan Ascaris lumbricoides, sehingga kedua
cacing ini sering di temukan bersama-sama dalam 1 hospes. Di Indonesia, Frekuensinya tinggi,
terutama didaearah- daerah pedesaan, antara 30% - 90%. Terutama ditemukan pada anak-anak.
Faktor terpenting dalam penyebaran trichuriasis adalah kontaminasi tanah oleh feses penderita,
yang akan berkembang dengan baik pada tanah liat, lembab dan teduh. (Onggowaluyo JS, 2001)

Anda mungkin juga menyukai