OLEH: KELOMPOK I 1. FANENI INTAN HARTIKA 11312241001 2. NOVIASTRI HERDINAWATI 11312241002 3. OKAFANI SARI MULIAWATI 11312241003 4. LINA SAFITRI 11312241004 5. RATIH DWI UTAMI 11312241041
PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011 2
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Biologi yang berjudul Pengaruh Jenis Rangsangan Terhadap Perilaku Menguncupnya Anak Daun Putri Malu disusun oleh Kelompok I pada : Hari/tanggal : Kamis,06 Oktober 2011 Berdasarkan hasil bimbingan oleh dosen pembimbing sejak tanggal 29 September - 12 Oktober 2011 Disetujui oleh
Dosen Pembimbing, Ekosari R, M.Pd.
3
A. TUJUAN 1. Mengetahui cepat lambat menguncupnya anak daun putri malu setelah mendapat berbagai jenis rangsangan. 2. Mengetahui cepat lambat membukanya kembali anak daun putri malu setelah mendapat berbagai jenis rangsangan. B. LATAR BELAKANG Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula. Tumbuhan ini memiliki banyak sekali nama lain sesuai sifatnya tersebut, seperti makahiya (Filipina, berarti "malu"), mori vivi (Hindia Barat), nidikumba (Sinhala, berarti "tidur"), mate-loi (Tonga, berarti "pura-pura mati") . Namanya dalam bahasa Cina berarti "rumput pemalu". Kata pudica sendiri dalam bahasa Latin berarti "malu" atau "menciu Alam ini adalah tempat tinggal bagi setiap makhluk hidup. Makhluk hidup itu tidak hanya terdiri dari dari satu macam saja, akan tetapi banyak macam dan jenisnya, baik itu jenis hewan, manusia dan juga tumbuh-tumbuhan, semuanya hidup pada tempat tinggal yang sama dialam ini. Ada berbagai macam jenis tumbuh-tumbuhan yang ada didaerah kita, termasuk salah satunya tanaman putri malu yang merupakan golongan sebagai tanaman penutup tanah akan tetapi tidak semuanya menyebut tanaman putri malu ada juga yang menyebutkan dengan sikejut . Banyak jenis tanaman atau tumbuhan-tumbuhan yang hidup disekitar kita, ada jenis tanaman yang ditanam secar khusus oleh manusia dan dipelihara secara rutin. Akan tetapi ada juga tanaman yang tubuh dengan sendirinya tampa campur tangan dari manusia, salah satunya tanaman putri malu. Tanaman ini disebut sebagai tanaman liar karena dapat tumbuh dimana saja, tampa perlu peralatan yang kusus dari manusia.
4
C. KAJIAN PUSTAKA Putri malu atau Mimosa pudica merupakan tumbuhan yang berasal dari Amerika tropis yang ditemukan pada ketinggian 1200 meter di bawah permukaan laut. Ciri-ciri morfologi tumbuhan putri malu adalah daun berupa daun majemuk menyirip ganda dua yang sempurna. Jumlah anak daun berbentuk memanjang sampai lanset, ujung runcing, pangkal membundar, tepi rata, permukaan atas dan bawah licin, panjang 6-16 mm, lebar 1-3 mm, berwarna hijau, umumnya tepi daun berwarna ungu. Jika daun disentuh akan melipatkan diri, menyirip rangkap. Sirip terkumpul rapat dengan panjang 4-5,5 cm. Batang bulat, berambut, dan berduri temple. Akar berupa akar pena yang kuat. Bunga berbentuk bulat seperti bola, bertangkai, berwarna ungu/merah. Buah berbentuk polong, pipih seperti garis. Berikut klasifikasi ilmiah tanaman putri malu : Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Mimosa Spesies : Mimosa pudica
Tumbuhan juga melakukan gerak seperti halnya hewan dan manusia yang bertujuan untuk merespon atau menanggapi rangsang yang mempengaruhi kehidupannya. Gerak yang dilakukan oleh tumbuhan untuk merespon perubahan yang diterima dari lingkungan nya disebut iritabilitas. Berdasarkan asal rangsang dan jenis rangsang yang mempengaruhi tumbuhan, gerak pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu: 1. Gerak autonom. 2. Gerak esionom. 3. Gerak higroskofis. A. Gerak autonom 5
Gerak autonom yaitu gerak yang dipengaruhi rangsang yang berasal dari dalam tubuh tumbuhan itu sendiri disebut juga gerak endonom. Contoh: gerak mengalirnya sotiplasma dalam sel dan gerak melengkungnya kuncup daun karena perbedaan kecepatan tumbuh. B. Gerak esionom Gerak esionom yaitu gerak yang dipengaruhi oleh rangsang yang berasal dari luar tubuh tumbuhan. Berdasarkan arah geraknya gerak esionom dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gerak tropisme, nasti dan taksis. 1. Tropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Gerak yang menuju ke arah rangsang disebut tropi positif sedangkan gerak yang menjauhi rangsang disebut tropi negatif. Berdasarkan jenis rangsang yang mempengaruhi, gerak tropisme dibedakan menjadi: a. Hidrotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh air seperti pada akar. b. Geotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh gaya tarik bumi (gravitasi bumi). Contoh gerak akar tumbuhan menuju ke pusat bumi. c. Tikmotropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang sentuhan (persinggungan), disebut juga gerak haptotropisme. Contoh: gerak membelitnya atau membeloknya sulur kacang panjang dan mentimun. d. Gerak fototropisme, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang cahaya disebut juga gerak heliotropisme. Contoh: gerak batang dan bunga matahari menuju kearah cahaya matahari. 2. Nasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan yang arah geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang. Berdasarkan jenis rangsang yang mempengaruhi, gerak nasti dibedakan menjadi seimonasti, termonasti, niktinasti dan nasti kompleks. a. Seiosmonasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang sentuhan atau getaran. Contoh: gerak menutupnya daun putri malu, setelah mendapata rangsang sentuhan. 6
b. Termonasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang perubahan suhu lingkungan. Contoh: gerak mengembangnya (mekarnya bunga tulip karena adanya kenaikan suhu lingkungan dan mengatupnya kembali bunga apabila suhu lingkungan menurun). c. Niktinasti, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang gelap. Contoh: daun petai cina yang mengatup/ menutup pada malam hari. d. Nasti kompleks, yaitu gerak tubuh tumbuhan yang hanya dipengaruhi oleh beberapa jenis rangsang. Contoh: gerak membuka dan menutupnya stomata karena pengaruh beberapa faktor, seperti cahaya matahari, zat kimia dan air. 3. Taksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan menuju atau menjauhi rangsang. Apabila gerak tumbuhan menuju ke arah rangsang disebut taksis positif dan sebaliknya apabila gerak tumbuhan menjauhi rangsang disebut taksis negatif. Berdasarkan jenis rangsang mempengaruhinya gerak taksis dapat dibagi menjadi: a. Fototaksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh bagian tubuh tumbuah karena pengaruh rangsang cahaya. Contoh: gerak kloroplas ke sisi sel yang memperoleh cahaya dan gerak spora kembara ke tempat yang bercahaya. b. Kemotaksis, yaitu gerak pindah tempat seluruh tubuh tumbuhan karena pengaruh rangsang zat kimia. Contoh: gerak sel spermatozoid tumbuhan lumut karena pengaruh zat gula atau protein yang dihasilkan oleh arkegonium agar sel telur (ovum) yang diproduksi dapat dibuahi oleh sel spermatozoid. C. Gerak Higroskopis Gerak higroskopis, yaitu gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Contoh: 1. Gerak membukanya sporangium (kotak spora) tumbuhan paku sebagai akibat berkerutnya sel-sel anulus. 2. Pecahnya polong buah lamtoro, polong buah jarak dan polong buah kembang merak karena perubahan kadar air dalam sel 7
Tumbuhan putri malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan (seismonasti) dan terhadap intensitas cahaya matahari atau melakukan gerakan tidur pada malam hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh putri malu tergolong dalam gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsangan) serta tergolong ke dalam gerak etionom (gerak yang disebabkan karena adanya rangsangan dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan). Gerak nasti terjadi disebabkan karena adanya rangsangan dari luar menyebabkan perubahan tekanan turgor pada sel-sel batang, cabang, dan tulang daun. Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air dalam sel tumbuhan.
D. HIPOTESIS Dengan rangsangan bara api daun putri malu akan menguncup lebih cepat dan membuka kembali lebih lama.
E. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah perbedaan jenis rangsangan memengaruhi waktu menguncupnya daun putri malu? 2. Apakah perbedaan jenis rangsangan memengaruhi waktu membukanya kembali daun putri malu?
F. METODE PRAKTIKUM Tempat dan waktu Tempat : Depan Laboratorium Biologi Hari/tanggal : Senin, 26 September 2011 Selasa, 27 September 2011 Rabu, 28 September 2011 Waktu : 14.00 WIB
Alat dan Bahan Objek : Tumbuhan putri malu 8
Alat : 1. Lidi 2. Bara api 3. Es 4. Korek api 5. Stopwatch 6. Daun putri malu Bahan : 1. Es batu Variabel Variabel bebas : Berbagai jenis rangsangan Variabel terikat : Lama waktu menguncup dan membuka kembali Variabel kontrol : Daun putri malu yang mempunyai warna, ukuran dan bentuk yang sama Prosedur :
Memberi perlakuan pada anak daun putri malu dengan memberinya rangsangan menggunakan bara api, es, dan lidi secara bergantian.
Mengamati lamanya anak daun putri malu menutup dan membuka kembali, kemudian mencatat waktu yang dibutuhkan.
Mencatat hasil pengamatan ke dalam tabel pengamatan.
9
G. HASIL PENGAMATAN
TABEL HASIL PENGAMATAN No Jenis Rangsangan Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Lama Menguncup Lama Membuka Lama Menguncup Lama Membuka Lama Menguncup Lama Membuka 1 Bara api 3 sekon 28 menit 38sekon 3,50 sekon 30menit 5sekon 3,20 sekon 26menit 48sekon 2 Lidi 4,80 sekon 4 menit 40 sekon 3,80 sekon 4menit 59sekon 3,50 sekon 5menit 9sekon 3 Es 5 sekon 5 menit 47 sekon 7sekon 5menit 20sekon 7 sekon 6menit 20sekon
H. PEMBAHASAN
Pada pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui cepat lambat menguncupnya anak daun putri malu setelah mendapat berbagai jenis rangsangan dan untuk mengetahui cepat lambat membukanya kembali anak daun putri malu setelah mendapat berbagai jenis rangsangan telah diperoleh hasil pengamatan bahwa anak daun putri malu peka terhadap rangsang karena akan menguncup setelah diberi berbagai jenis rangsangan Tumbuhan putri malu adalah tumbuhan yang sangat peka terhadap rangsangan. Berbagai macam jenis rangsangan yang diberikan (bara api, es dan lidi) kepada putri malu memberikan 10
pengaruh pada tanaman ini. Perilaku yang ditimbulkan yaitu menguncupnya anak daun pada tanaman setelah menerima berbagai rangsangan.. Hal ini disebabkan karena adanya rangsangan dari luar menyebabkan perubahan tekanan turgor pada sel-sel batang, cabang, dan tulang daun. Tekanan turgor merupakan tekanan air pada dinding sel akibat perubahan kadar air dalam sel tumbuhan. Pusat reaksinya terletak pada bantalan daun yaitu bagian kecil yang menggembung pada ujung-ujung daun yang menempel pada rantingnya. Tanaman putri malu menghisap makanan dari tanah serta mengirimnya ke seluruh bagian tubuh tanaman. Sebagian kecil dari cairan ini terkumpul dibantalan daun dan berdiam disana. Apabila terjadi sentuhan dibagian daun manapun cairan di bantalan daun ini bergerak sehingga terjadi perubahan tekanan cairan disepanjang ranting daun dan lembaran daun. Akibatnya anak daun pun menguncup seketika.
1. Rangsangan bara api Rangsangan yang pertama adalah bara api. Berdasarkan pengamatan yang telah kami lakukan, anak daun putri malu yang diberi rangsangan dengan bara api akan menguncup lebih sempurna dan rata-rata waktu yang diperlukan untuk menguncup adalah 3,23 sekon. Saat sebatang korek api menyala disentuhkan pada anak daun putri malu maka bukan anak daun itu saja yang segera menguncup tetapi secara bertahap daun lain yang setangkai juga ikut menguncup pula. Kemudian perlahan-lahan ruas utama pun bereaksi akhirnya rangsangan itu perlahan-lahan bergerak ke seluruh bagian atas dan bawah batang dan menyebabkan keadaan terkulai yang menyeluruh. Adanya rangsangan kecil menghilangkan keseimbangan air di dalam sel-sel pulvinus pangkal daun karena air dalam sel-sel tersebut mengalir ke luar. Sedangkan rangsangan yang lebih kuat dalam hal ini adalah rangsangan dari bara api menimbulkan reaksi serupa di dalam sel-sel pulvinus pangkal ranting. Akhirnya seluruh tubuh terpengaruh. Dan dalam proses membukanya kembali dari rangsangan bara api tanaman putri malu membutuhkan waktu 28 menit 30 sekon, dibandingkan dengan jenis rangsangan lain, rangsangan dengan bara api membutuhkan waktu paling lama. Hal ini disebabkan karena 11
tanaman harus kembali memompa dan menebarkankembali cairan ke seluruh bagian tubuh secara merata.
2. Rangsangan Lidi Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan , rangsangan dengan lidi akan membuat anak daun putri malu menguncup, namun anak daun putri malu tidak menguncup sempurna seperti pada percobaan dengan menggunakan bara api, waktu yang dibutuhkan untuk menguncup relative sama yaitu 4,03 sekon. Namun, lamanya waktu untuk membuka kembali lebih cepat bila dibandingkan dengan percobaan menggunakan bara api. Rata - rata waktu yang diperlukan yaitu 5 menit 9 sekon . Selain itu, pada daun lain yang setangkai tidak terjadi penguncupan.
3. Rangsangan dengan Es Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dengan menggunakan rangsangan es pada anak daun putri malu dapat dilihat menguncupnya anak daun putri malu akan lebih lama dibandingkan dengan percobaan menggunakan bara api maupun lidi, rata-rata waktu yang diperlukan yaitu 6,3 sekon, hal ini disebabkan suhu disekitar tanaman yang lebih rendah dari suhu biasanya, pada keadaan awal mengatupnya daun putri malu juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu, dengan intensitas cahaya yang terang dan suhu yang lebih panas anak daun putri malu akan lebih cepat mengatup. Sehingga dengan rangsangan es anak daun putri malu akan lebih lama dalam mengatup yang dipengaruhi suhu yang diberikan. Dan untuk membukanya kembali dari rangsangan menggunakan es memerlukan waktu yang lebih lama dari rangsangan menggunakan lidi, rata-rata memakan waktu 6 menit 2 sekon.
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan anak daun putri malu untuk menguncup lebih cepat dari waktu yang diperlukan untuk membuka kembali. Dengan kata lain putri malu cepat memberikan reaksi. Anak daun putri malu dapat menguncup seketika dalam beberapa detik saja, dan memerlukan waktu beberapa menit kemudian untuk dapat mengembang 12
kembali seperti semula. Ini disebabkan karena tanaman harus kembali memompa dan menebarkan kembali cairan ke seluruh bagian tubuh secara merata. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa dengan rangsangan bara api daun putri malu akan lebih cepat menguncup. Hal ini dikarenakan oleh rangsangan panas dari bara api. Dalam keadaan intensitas sinar matahari yang sangat terang daun putri malu juga memberikan rangsangan dengan sedikit menguncup. Apalagi dengan rangsangan bara api, maka daun putri malu akan cepat menguncup karena pengaruh rangsangan panas yang sangat kuat. Tumbuhan putri malu memiliki dua macam kepekaan, yakni terhadap sentuhan (seismonasti) dan terhadap intensitas cahaya matahari atau melakukan gerakan tidur pada malam hari (niktinasti). Gerak niktinasti dan seismonasti yang dimiliki oleh putri malu tergolong dalam gerak nasti (gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak ditentukan oleh arah datangnya rangsangan) serta tergolong ke dalam gerak etionom (gerak yang disebabkan karena adanya rangsangan dari luar tumbuhan berupa faktor-faktor lingkungan).
I. SIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Dari hasil observasi, praktikan dapat menyimpulkan bahwa : Lama waktu yang dibutuhkan untuk menguncupnya daun putri malu setelah menerima berbagai jenis rangsangan paling cepat ditunjukan oleh rangsangan menggunakan bara api yaitu selama 3,23 sekon, selanjutnya waktu yang dibutuhkan untuk rangsangan lidi selama 4,03 sekon, serta 6,3 sekon untuk rangsangan es. Lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka kembali daun putri malu setelah menerima berbagai jenis rangsangan paling lama ditunjukan oleh rangsangan berupa bara api yaitu selama 28 menit 30 sekon untuk bara api, 5 menit 9 sekon untuk sentuhan lidi, serta 6 menit 2 sekon untuk es. Dari pengamatan yang telah kami lakukan, terbukti bahwa hipotesis kami benar. Daun putri malu yang diberi rangsangan bara api akan lebih cepat menguncup dan membukanya lebih lama dibandingkan dengan rangsangan yang lain. 13
SARAN Dalam observasi yang telah kami lakukan, kami sadar pastinya masih banyak cela dan kekurangan. Agar praktikan dapat memperoleh hasil observasi yang lebih baik lagi, ada beberapa saran yang kami anjurkan antara lain: 1. Praktikan lebih kreatif dalam mencari ide persoalan biologi apa yang akan dipecahkan dengan melakukan metode ilmiah. 2. Praktikan lebih teliti dalam menggunakan stopwatch saat mengukur lamanya waktu menguncup dan membukanya kembali daun putri malu setelah diberi berbagai jenis rangsangan. 3. Praktikan lebih cermat dan teliti selama proses observasi (penelitian), serta lebih rajin dalam mencari kajian pustaka mengenai objek biologi yang sedang diamati agar diperoleh hasil yang maksimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
Nilesh Kumar, Dkk. 2009. International Journal Of Pharmacy And Pharmaceutical Sciences, Vol. 1, Issue 2 : Mimosa Pudica L. A Sensitive Plant Lovely Professional University College Of Pharmacy And Technology Suryadarma. 1997. Diktat Biologi Umum. Yogyakarta. Trubus. 2002. Dunia Tumbuhan. Jakarta :Tirta Pustaka http://www.kew.org/index.htm http://punyabiologib.blogspot.com/2011/02/malu-bila-disentuh.html http://oryza-sativa135rsh.blogspot.com/2011/01/perilaku-mengatup-mimosa-pudica.html http://gerak-pada-tumbuhan-iritabilitas.html http://cara-tubuh-melakukan-regulasi-kadar-co2.html
15
LAMPIRAN
Gambar di samping merupakan gambar tanaman putri malu yang kami ambil di laboratorium biologi sebelum diberikan rangsangan.
Gambar 1.1
Gambar 1.2 disamping merupakan gambar daun putri malu ketika kami memberikan rangsangan berupa es.
Gambar 1.2
16
Gambar 1.3 disamping merupakan gambar daun putrid malu ketika kami memberikan rangsangan berupa lidi Gambar 1.3
Gambar 1.4 merupakan gambar tanaman putri malu ketika diberikan rangsangan berupa bara api Gambar 1.4