Anda di halaman 1dari 13

MEMAHAMI AL-QURAN: PERSPEKTIF SEJARAHNYA

1
,
2


UNDERSTANDING THE QURAN: ITS HISTORICAL PERSPECTIVE



By


IWAN SUDRAJAT

Portland, OR, USA










Al-Quran adalah Kitab Suci umat Islamyangtelah diturunkan sekitar 1,500 tahun yanglampau.
Bagaimanakah proses dari mulai turunnya Wahyu, kodifikasi/ penulisan Al-Quran yangpertama
sampai kepada Al-Quran yangkita dapati saat ini? Adakah persamaan dan/ atau perbedaannya?
Bagaimana pula disiplin-disiplin ilmu yangberkembangdalammenjaga kelangsungan keaslian
Al-Quran baik dari segi tulisan, pembacaan, maupun isi kandungannya?


TheGlorious Quran is theMoslems Holy Book revealed about 1,500 years ago.
Howwas theprocess fromits revelation, first codification, totheQuran wehavenowadays?
Arethereany similarities and/ or differences?
What arethebodyof knowledgethat havebeen developed for preservingtheQurans authenticity,
in terms of its writing, recitation, and meaning?


1
DibawakanpadaacaraPengajianUsrahPortlanddi kediamanKeluargaRustamKocher, Aloha, OR
2
Tanggal: 29Desember 2001/ 14 Syawal 1422H
IS-PDX.122901
*
1
*





MEMAHAMI AL-QURAN: PERSPEKTIF SEJARAHNYA
UNDERSTANDING THE QURAN: ITS HISTORICAL PERSPECTIVE






Kitab (al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya;
(QS: Al-Baqarah [2]: 2)
This is the Book; in it is guidance sure, without doubt,
(QS: Al-Baqara [2]:2)



Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur'an, dan
sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.
(QS: Al-Hijr [15]:9)
We have, without doubt, sent down the Message; and We will
assuredly guard it (from corruption).
(QS: Al-Hijr [15]:9)





I. Pendahuluan

Al-Quran terdiri dari 114 Surat, 6.236 Ayat, 77.439
kata, dan 323.015 huruf yang diturunkan dalam
kurun waktu 22 tahun, 2 bulan, dan 22 hari.
[1]


Pada masa pra kedatangan Islam, bangsa Arab
mencapai puncak kejahiliyahannya. Sebagian besar
mereka antara lain menyembah berhala-berhala yang
diletakkan di sekitar Kabah, senang bermabuk-
mabukkan, berjudi, saling berperang, bahkan
mempunyai kebiasaan mengubur hidup-hidup anak
perempuan mereka.

Namun demikian di sisi lain, bangsa Arab terkenal
dengan keindahan puisi-puisi dan keelokan pidato
mereka. Bahasa Arab merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kebudayaan mereka. Namun
budaya yang berkembang pada saat itu lebih pada
budaya lisan/ oral ketimbang budaya baca-tulis. Tak
mengherankan bila sebagian besar mereka buta
huruf. Kendatipun begitu, bangsa Arab mempunyai
daya ingat yang sangat kuat. Untuk memelihara dan
meriwaytkan syair-syair Arab, silisah keturunan
mereka, peperangan yang terjadi, dan peristiwa
lainnya, mereka hanya mengandalkan daya ingat dan
hapalan semata.
I. Introduction

The Quran consists of 114 Surah, 6,236 Verses, 77,439
Arabic words, and 323,015 letters, revealed to Prophet
PBUH in 22 years, 2 months, and 22 days.
[1]


During a pre-Islamic time, Arabs was in the age of
Ignorance. Most of them worshiped idols placed
around Kabah, drunk of wine, gambled, liked to fight,
even buried alive their own daughters.

On the other side, Arabs were famed for their excellent
poetry and eloquent speech. Arabic language was an
embedded part of their ways of life. However, an oral
culture was more developed than a writing & reading
culture. No wonder, most of the Arabs at that time
were illiterate. But, they had a very strong memory by
heart. To preserve and convey Arabic poetry, their
genealogy, legends of Arabia, and other daily events,
the Arabs depended solely on their memorization.

Before receiving a first revelation from God (that made
him as a prophet), Mohammed PBUH was uneasy with
the many bad customs and habits of Arabs. He did not
know what to do about it. Then he often secluded
himself by retreating to the mountain high area for
meditation in hope for an answer.
IS-PDX.122901
*
2
*

II. Dari Wahyu Sampai Kodifikasi Al-Quran II. From the Revelation To the Writing of Quran

A. Masa Nabi Muhammad SAW
- Wahyu pertama turun pada saat Nabi SAW
berusia 40 tahun di saat beliau sedang
bermeditasi di Gua Hira (17 Ramadhan).
- Wahyu berikutnya turun 3 tahun kemudian.

- Urut-urutan Surat yang terdapat dalam Al-
Quran bukan berdasarkan urutan turunnya
ayat-ayat tersebut.
Bandingkan: Surat pertama yang diwahyukan
adalah Al-Alaq(QS: 96) dan yang turun terakhir
adalah An-Nasr (QS: 110). Sedangkan surat
pertama yang terdapat dalam Al-Quran adalah Al-
Fatihah(QS: 1) dan yang terakhir An-Nas(QS: 114).
- Urutan-urutan dalam Al-Quran tersebut
semata-mata berdasarkan petunjuk dari Allah
SWT kepada Nabi SAW.

- Al-Quran diturunkan tidak secara sekaligus
tapi secara berangsur-angsur. Di Mekah
selama 13 tahun dan di Madinah 10 tahun.
- Terbagi menjadi ayat-ayat Makkiyyah (19/ 30 =
86 surat) dan Madaniyyah (11/ 30 = 28 surat)
- Periodisasinya sbb:
[2]

Mekah I (4-5 tahun): Dakwah Islam masih
dalam ruang lingkup yang kecil. Belum begitu
banyak resistansi. Ayat-ayat yang turun
umumnya tentang (i) pelajaran bagi Rasulullah
dalam membentuk kepribadiannya, (ii)
pengetahuan dasar tentang sifat-sifat Allah, (iii)
keterangan tentang dasar-dasar akhlak islamiyah
dan bantahan tentang pandangan hidup
masyarakat jahiliyah saat itu.
Mekah II (8-9 tahun): Dakwah Islam mulai
terbuka. Oposisi terhadap Islam dari penduduk
Mekah mulai terbentuk untuk menghalangi
dakwah. Ayat-ayat yang turun umumnya tentang
(i) kewajiban prinsipal penganutnya, (ii) kecaman
& ancaman kepada kaum musyrik yang berpaling
dari kebenaran, (iii) argumentasi tentang keesaan
Tuhan dan kepastian hari kiamat.
Madinah (10 tahun): Masyarakat Islam mulai
terbentuk di Madinah setelah Nabi SAW hijrah
dari Mekah. Selain oposisi dari jahiliyah Mekah,
warga Yahudi di Medinah yang semula berikrar
untuk hidup berdampingan dengan Muslim juga
mulai menghalangi-halangi dakwah Nabi SAW.

- Pada masa Nabi SAW, kertas seperti yang kita
kenal sekarang belum lagi sampai ke Jazirah
Arab, walaupun sudah ditemukan di Cina.
Karena Nabi SAW tidak bisa membaca dan
menulis, pada saat turunnya wahyu, Nabi SAW
langsung menyampaikan wahyu tersebut
kepada sahabat-sahabatnya. Para sahabat
A. Prophet Mohammad PBUH Period
- The first revelation was sent down to the
Prophet PBUH at an age of 40 in his
meditation in the Cave of Hira (Ramadan 17).
- The second revelation was revealed 3 years
later.

- A sequence of Surah in The Quran is not
based on a time sequence of its revelation.
Compare: The first Surah revealed was Al-Alaq
(QS: 96) and the last one was An-Nasr (QS: 110).
However, the first Surah written down in The
Quran is Al-Fatihah(QS: 1) and the last one is An-
Nas(QS: 114).
- The prescription of this sequential order in
The Quran is based solely on the guidance
from Allah SWT to Prophet PBUH.

- The Quran was not revealed all at once but
gradually. Thirteen years in Mecca and then
10 years in Medina.
- The Quran consists of Makkiyyah verses
(19/ 30 = 86 Surahs) and Madaniyyah verses
(11/ 30 = 28 Surahs)
- Its periods are the following:
[2]

Mecca I (4-5 years): Messages of Islam was
conveyed only limited to close families and
friends.
Mecca II (8-9 years): Messages of Islam was
spread to Mecca people at large.
Medina (10 years) : Moslem community has
been established in Medina after the flight of the
Prophet PBUH and his followers from Mecca to
Medina (marking as the first year of Moslem
lunar calendar Hegira/ Hijra)












- During the Prophets lifetime, paper was yet to
be known in Arabia Continents, although it
had been found and used in China. Due to his
illiteracy, once the Prophet received a
revelation from God through Angel Gabriel,
he would convey it right away to his
companions. His companions then
IS-PDX.122901
*
3
*

kemudian menghafalnya di luar kepala dengan
bimbingan Nabi SAW. Beberapa sahabat yang
pandai menulis selain diminta menghafal juga
diminta untuk menuliskan di media tulis kayu,
batu, kain, kulit, dsb. Untuk menjaga
kemurnian Al-Quran ini setiap tahun Malaikat
Jibril akan mengulang hafalan Al-Quran
bersama Nabi SAW. Pada tahun terakhir
menjelang ajalnya, bahkan Jibril bersama Nabi
SAW mengulang hafalan tersebut dua kali.

memorized it under a guidance of the Prophet.
Those companions who were also able to
write, were also asked to record it on writing
media such as woods, stones, clothes, leather,
etc. To preserve the purity of The Quran,
Gabriel along with the Prophet recited The
Quran every year. Even in the last year of the
Prophets lifetime, Gabriel and the Prophet
recited The Quran twice.

B. Masa Para Khalifah
- Kodifikasi Al-Quran Pertama
Dilakukan pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Atas usulan Umar bin Khaththab yang sangat
khawatir akan keberlangsungan Al-Quran
mengingat banyak penghafal Al-Quran yang ikut
perang Yamamah mati syahid.
Kodifikasi dipimpin oleh Zaid bin Tsabit
dengan mengumpulkan catatan ayat-ayat dari
para sahabat Nabi yang telah ditulis di kain, kulit,
tulang, dan batu.
Ini adalah kodifikasi lengkap Al-Quran resmi
yang pertama. Dan buku pertama dalam bahasa
Arab!
Hasil kodifikasi ini kemudian disimpan oleh Abu
Bakar RA sampai wafat yang kemudian
disimpan oleh Umar RA sampai wafat dan lalu
disimpan oleh Hafsah (anak Umar dan juga
salah satu istri Nabi SAW).

- Penggandaan Al-Quran & Pendistribusian
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Islam
telah tersebar sampai Bizantium dan Iran.
Huzaifah bin Yaman sekembalinya dari
peperang di Azerbaijin (25H/ 645M)
melaporkan kepada Utsman RA tentang
perselisihan umat Islam di daerah sekitar
tersebut tentang perbedaan tata cara membaca
Al-Quran.
Lalu Utsman RA membentuk panitia yang
diketuai Zaid bin Tsabit untuk memperbanyak
Al-Quran berdasarkan Kodifikasi Quran yang
asli yang dipegang oleh Hafsah dan bila ada
perbedaan dalam bacaan harus dituliskan
berdasarkan dialek suku Quraisy.
Satu kopi dipegang oleh Utsman RA di
Madinah dan kopi lainnya dikirim ke Mekah,
Syiria, Yaman, Bahrain, Basra, dan Kufa untuk
dijadikan standard acuan. Versi-versi yang tidak
resmi yang beredar sebelumnya kemudian
dimusnahkan atas perintah Utsman RA.
Versi Al-Quran Utsman RA ini dikenal dengan
Al Mushhaf dimana penulisannya seperti
tulisan Arab gundul dan tanpa perbedaan
penulisan huruf-huruf yang berbentuk sama.
B. Caliphs Period
- TheFirst Codification of TheQuran
Done in the era of Abu Bakar Ash-Shiddiq
Umar bin Khaththab who was worrisome for
the existence of The Quran by seeing the fact
that many companions who memorized Quran
by heart martyred in a Yamamah war, gave
suggestion to Abu Bakar RA to codify Quran.
Then this effort was led by Zaid bin Tsabit by
collecting scattered verses recorded by Prophets
companions on clothes, leather, bones, stones.
This is the first officially complete Quranic
codification. Also the first book in Arabic
language!
This codification was kept by Abu Bakar RA
until he died and then kept by Umar RA (the
second caliphs) until he died. He inherited it to
his daughter who was also one of Prophets
wives Hafsah.

- Duplication of original TheQuran & Its Distribution
During the era of the third Caliphs Utsman bin
Affan, Islam had reached Byzantium and Iran.
Huzaifah bin Yaman once returned from
campaign in Azerbaijan (25H/ 645M) reported
to Utsman RA about disputes by Moslems
there regarding differences in The Quran
recitation. And one claimed his way was better
than others.
Then Utsman RA assigned a committee
chaired by Zaid bin Tsabit to duplicate The
Quran from the original copy of Quran kept by
Hafsah. If there was found any differences in
the committee of their recitation, the Quraisy
dialect should be used and prioritized.
Then one copy was kept by Utsman RA in
Medina and other copies were distributed each
to Mecca, Syria, Yemen, Bahrain, Basra, and
Kufa as an official standard reference of The
Quran. Other unofficial versions were
destroyed under an order of Utsman RA.
The Utsmans Quranic version was then
known as Al Mushhaf where its writing only in
a calligraphic form without vowelling and
distinctions of similar shape of Arabic letters
yet.

IS-PDX.122901
*
4
*

C. Masa Setelah Khalifah
- Vowelisasi menggunakan tanda titik (dot)
Dilaksanakan pada masa Muawiyah bin Abu
Sufyan (41-60H/ 661-668M) yang menugaskan
Abul Aswad Ad-Duali.
Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan mem-
baca antara vowel (huruf hidup) a (fathah),
i (kasrah), u(dhammah) atau an, in, un(tanwin)
(contoh: ba, bi, bu, ban, bin, bun)
Untuk bunyi a satu titik diletakkan diatas
huruf, i dibawah huruf, u dipojok kiri atas
huruf dan dua titik untuk tanwin. Tanda titik
untuk vowelisasi ini menggunakan tinta merah.

- Tanda titik (dot) untuk pembedaan bentuk huruf yang
serupa (misal: P V Z atau ^b f ).
Dilaksanakan pada masa Abdul Malik bin
Marwan (65-86H/ 685-705M) yang
menugaskan Nashir bin Ashim dan Yahya
bin Yamar.

- Penyempurnaan tanda vowelisasi untuk fathah( ),
kasrah(

), dhammah(

), tanwin (

),
sukun (

), tasydid(

), dan mad( ) yang


menggantikan sistemtanda titik.
Penyempurnaan ini ditemukan oleh Al Khalil
bin Ahmad Al-Farahidi. (w. 170H/ 786M)
Penulisan dengan cara inilah yang kita gunakan
sampai saat ini.

- Penyempurnaan tanda-tanda untuk bacaan
[3,4]

Untuk lebih menyempurnakan pembacaan Al-
Quran sesuai dengan bacaan aslinya terutama
bagi pembaca berbahasa asal non-arab,
terbitlah Mushhaf Amiri tahun
1337H/ 1918M di Mesir.
Dalam Mushhaf ini ditambahkan tanda-tanda
tajwid (seperti: , ,
c
,

) dan tanda-tanda stop/ non-stop
(seperti:

* *). Lihat Lamp I.

- Inovasi terbaru pencetakan Al-Quran
Dar Al Maarifah (Damaskus, Syria)
[5]

menerbitkan Tajweed Qur'an (Wa-rattel-
el-Qur'ana tartila) sekitar tahun 1990an.
Yang menarik dari pencetakan Al-Quran ini
adalah ide penggunaan warna-warna pada
huruf-huruf, disesuaikan dengan aturan tajwid
yang berlaku. Hal ini akan memudahkan untuk
menuntun pembaca melantunkan Al-Quran
dengan tartil.

C. Post Caliphs Period
- Dottingsigns for syntactical marks
This was in the era of Muawiyah bin Abu
Sufyan (41-60H/ 661-668M) who put Abul
Aswad Ad-Duali in charge to prevent people
from a faulty reading of the Quran.
The dot was used to vowel a consonant for a
(fathah), ee(kasrah), oo(dhammah) or an, een,
oon(tanween) (e.g.: ba, bee, boo, ban, been,
boon).
For a sound a dot is placed on the top of an
Arabic consonant letter, for ee below it, for
oo sound on upper left of the letter, and for
tanween using double dots. Red color dot was
used for these purposes.

- Usingdifferent dottingfor distinction of similar shapeof
Arabicletter (e.g.: P V Z or ^b f ).
Done in the era of Abdul Malik bin Marwan
(65-86H/ 685-705M) who put Nashir bin
Ashim and Yahya bin Yamar in charge.

- Improvement of vowellingsystems for fathah ( ),
kasrah(

), dhammah(

), tanween (

),
sukoon (

), tasydeed(

), andmad( ) replacingthe
confusingdottingapproach.
Invented by Al Khalil bin Ahmad Al-
Farahidi. (d. 170H/ 786M)
This style is what we are commonly used now.

- Improvement signs for recitation of TheQuran
[3,4]

To match with original Quranic recitation
especially for non-Arabic, Amiri Mushhaf
was printed in 1337H/ 1918M in Egypt.
In this Mushhaf, signs for correct reading were
added (such as: , ,
c
,

) and signs for pause/ non-pause (such
as:

* *). See Appendix I.



- Innovation on TheQuran printing
Dar Al Maarifah (Damascus, Syria)
[5]

published Tajweed Qur'an (Wa-rattel-el-
Qur'ana tartila) around 1990s.
The idea is to use different colors in writing
letters whenever arise a certain recitation rule
to be imposed on pronouncing those letters.
This method helps a beginner recite the Quran
less arduous.

IS-PDX.122901
*
5
*

III. 4 T (Transliterasi, Translasi, Tafsir, dan
Tajwid)

III. 4 Ts (Transliteration, Translation, Tafseer,
and Tajweed)
A. Transliterasi
Definisi: Penulisan karakter huruf Arabkedalamhuruf
Latin.

Kemungkinan asalnya adalah agar pembaca
yang tidak bisa membaca huruf Arab dapat
membaca Al-Quran. Mungkin juga untuk
mempermudah percetakan pada waktu itu
(yang karakter hurufnya menggunakan abjad
Latin) bila akan mengutip ayat-ayat Al-Quran.
Tidak ada transliterasi standard yang berlaku
sampai saat ini.
Diperlukan kehati-hatian dalam membaca
transliterasi; perhatikan versi transliterasi
mana yang sedang digunakan. Misal, dalam
suatu versi transliterasi th digunakan untuk
Z padahal versi lainnya untuk merujuk pada
.
Beberapa transliterasi yang sering digunakan
dapat dilihat pada Lampiran II.

A. Transliteration
Definition: ConvertingArabiccharacters (in this case) into
Latin characters.

The idea probably came up as a guide tool for
non-Arabic speaker to read Arabic language.
It is also possible for easier printing purposes
when citing the Quranic verses where only
Latin character printing device available at
that time.
No single common Arabic-Latin
transliteration standard up to now.
Be cautious whenever we see the
transliteration; pay a special attention to
which transliteration version is being used.
For example, one transliteration version using
th for pronouncing a letter Z , whereas it
refers to a letter in another version!
Several transliteration versions can be found
in Appendix II.

B. Translasi (Terjemahan)
Definisi: Penterjemahan Al-Quran kedalambahasa selain
bahasa Arab.

Awalnya Al-Quran diterjemahkan ke dalam bahasa
Latin (1145M) oleh para Orientalis dan kemudian
diterjemahkan juga ke bahasa-bahasa Eropa lainnya
(1616-1840M). Tujuannya untuk mendistorsi Al-
Quran dan agama Islam. Pada tahun 1689,
Maracci (seorang Roma Katholik)
menterjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Latin
dengan teks Arabnya untuk persembahan kepada
Emperor Romawi. Alexander Ross (pendeta
Raja Charles I) menerbitkan terjemahan pertama
ke dalam bahasa Inggris pada tahun 1649.
[6,7]


Selanjutnya di sini hanya akan disinggung
terjemahan ke dalam bahasa Inggris saja karena ini
merupakan bahasa yang banyak digunakan.

Pada awalnya Muslim enggan menerjemahkan Al-
Quran ke bahasa lain karena kekhawatiran akan
terdistorsinya kemurnian ajaran Islam. Namun
karena terjemahan para Orientalis selama ini
bertujuan untuk mendukung kegiatan misionaris
mereka dengan memutar-balikkan isi Al-Quran,
penerjemahan ke dalam bahasa Inggrispun mulai
dilakukan oleh para Penerjemah Muslim untuk
dapat mengimbangi terjemahan Orientalis tersebut.
B. Translation
Definition: TranslatingTheQuran fromArabictoother
non-Arabiclanguages.

Initially, The Quran was translated into Latin
language (1145M) by Orientalists and later on into
other European languages as well (1616-1840M).
Its main purpose was to distort the Qurans
message and twist Islamic teachings. In 1689,
Maracci (a Roman Catholic) translated The Quran
into Latin along with Arabic text to be presented
to Roman Empire. Meanwhile, Alexander Ross (a
chaplain of King Charles I) published a first
translation of The Quran in English version in
1649.
[6,7]


For the purpose of our discussion, only the
English translations of The Quran will be touched
upon here.


At the very outset, Moslems were reluctant to
translate The Quran into other languages in order
to prevent any effort distorting the purity of
Quranic message. However, due to the
Orientalists twisted translations of The Quran for
the sake of their missionary efforts, some Moslems
were stood up to counter the corrupting
translations.
IS-PDX.122901
*
6
*


Usaha ini dimulai sekitar tahun 1905M dengan
diterbitkannya TheHolyQuran oleh M. Abdul
Hakim Khan walaupun kualitas terjemahannya
belum memadai.

Terjemahan Inggris yang kualitasnya lebih baik
(lebih mendekati dengan maksud yang terkandung
dalam Al-Quran berbahasa Arab) yang beredar saat
ini antara lain:
[8]

TheMeaningof theGlorious Quran (London, 1930)
oleh M. Marmaduke William Pickthall,
berkebangsaan Inggris yang memeluk Islam.
Terjemahan Inggrisnya cukup baik tapi tanpa
keterangan atau catatan kaki sehingga agak
menyulitkan bagi pembaca pemula.
TheHolyQuran: Translation andCommentary
(Lahore, 1934) oleh Abdullah Yusuf Ali.
Terjemahannya bukan berdasarkan kata per kata
tapi pengungkapan berdasarkan substansinya
(paraphrase). Terjemahan Inggrisnya cukup baik
disertai dengan catatan kaki dan keterangan
lainnya. Terjemahannya terlalu banyak
menekankan pada hal-hal tentang spiritual dari
pada tentang keduniaan.
TheMessageof theQuran (Gibraltar, 1980) oleh
Muhammad Asad. Terjemahannya
menggunakan bahasa Inggris yang baik namun
banyak hal-hal yang agak jauh dari pandangan
Muslim Ortodoks. Misalnya penolakannya
terhadap kejadian pelemparan Nabi Ibrahim ke
dalam bara api.
TheQuran: TheFirst American Version (Vermont,
1985) oleh T.B. Irving, berkebangsaan
Amerika Serikat yang memeluk Islam.
Terjemahannya menggunakan bahasa Inggris
modern namun terlalu banyak memakai idiom
Inggris Amerika sehingga mengurangi nilai
kebesaran Kitab Suci. Catatan tekstual dan
penjelasannya tidak cukup memadai.

Sedangkan beberapa terjemahan Muslim yang
terlalu bias kepada sekte alirannya adalah:
[9]

Aliran Shiah: M.H. Shakir, HolyQuran (NY,
1982), S.V. Mir Ahmad Ali, TheHolyQuran
withEnglishTranslation andCommentary(Karachi,
1964)
Aliran Barelvi: Ahmad Raza Khan, Holy
Quran yang diterjemahkan dari bahasa Urdu
oleh Hanif Akhtar Fatmi (Lahore).
Aliran Qadiyani: Muhammad Ali, TheHoly
Quran: EnglishTranslation (Lahore, 1917), Sher
Ali, TheHolyQuran: ArabicText withEnglish
Translation (Rabwah, 1955), dll.

This work was initiated around 1905M through a
publication of TheHolyQuran by M. Abdul
Hakim Khan. Since he was not a scholar, its
translation quality was still far from perfect.

Later on, some better English translations of The
Quran (which are close to the original meanings of
The Quran in Arabic language) were published and
are still widely available today. Some of them are
briefly described here:
[8]

TheMeaningof theGlorious Quran (London, 1930)
by M. Marmaduke William Pickthall, a
British Moslem convert. His translation is very
eloquent, but short of explanations and
footnotes. An uninitiated reader found a little
bit hard to follow.
TheHolyQuran: Translation andCommentary
(Lahore, 1934) by Abdullah Yusuf Ali. His
translation is based on his paraphrases rather
than literally words by words. Its English
language is very good and many footnotes and
other explanation notes are provided. However,
his overemphasis on things spiritual also
distorts the Quranic worldview.
TheMessageof theQuran (Gibraltar, 1980) by
Muhammad Asad. His translation uses a
chaste English. His downside is he included
many issues that deviate from the viewpoints of
Moslem orthodoxy. For example, just to
mention one of them, Asad did not believe an
event of the throwing of Abraham into the fire
had occurred.
TheQuran: TheFirst American Version (Vermont,
1985) by T.B. Irving, an American Moslem
convert. His translation uses a modern English
and employed too many American English
idioms which are not befitting of the Quranic
diction and style. His textual and explanatory
notes are not bereft.

Some other Moslem translations which are too
biased toward translators strong sectarian
doctrines are:
[9]

Shias: M.H. Shakir, HolyQuran (NY, 1982),
S.V. Mir Ahmad Ali, TheHolyQuran with
EnglishTranslation andCommentary(Karachi,
1964)
Barlevis: Ahmad Raza Khan, HolyQuran
translated from Urdu language by Hanif
Akhtar Fatmi (Lahore).
Qadiyanis: Muhammad Ali, TheHolyQuran:
EnglishTranslation (Lahore, 1917), Sher Ali, The
HolyQuran: ArabicText withEnglishTranslation
IS-PDX.122901
*
7
*


Beberapa terjemahan non-Muslim & Orientalis
yang perlu diwaspadai, karena banyaknya
penghilangan ayat, distrosi, dan interpolasi dalam
penerjemahannya:
[10]

TheKoran (London, 1956) oleh N.J.
Dawood, seorang Yahudi.
TheAl Koran of Mohammed(London, 1734)
oleh George Sale.
TheKoran (London, 1861) oleh J.M. Rodwell.
TheQuran (London, 1880) oleh E.H.
Palmer.
TheKoran Interpreted(London, 1957) oleh
Arberry. Meskipun pendekatan dan kualitas
terjemahannya jauh lebih baik dari terjemahan
non-musim lainnya, terjemahan Arberry
masih mengandung beberapa kesalahan-
kesalahan.

(Rabwah, 1955), etc.

The translations by non-Moslems & Orientalists
that need special attention due to frequent
omission of verses, distortion, mistranslation, and
unaccountable faults in their translations are:
[10]

TheKoran (London, 1956) by N.J. Dawood, a
Jew.
TheAl Koran of Mohammed(London, 1734) by
George Sale.
TheKoran (London, 1861) by J.M. Rodwell.
TheQuran (London, 1880) by E.H. Palmer.
TheKoran Interpreted(London, 1957) by
Arberry. Although his approach and quality is
much better than that of others in this
category, his translation is still not free from
some errors.
C. Tafsir
Definisi: Penjabaran (pembahasan) kandungan ayat-ayat
Al-Quran secara lebihmendalam.

Ada beberapa metoda penafsiran Al-Quran yang
telah dilakukan:
[11]

a. Periwayatan (Matsur) (abad pertama H)
Yaitu pada masa sahabat, tabiin (generasi
kedua) di mana tafsir belum tertulis dan
secara umum periwayatan ketika itu
tersebar secara lisan.
Penafsiran ayat-ayat Al-Quran sesuai
dengan hadits-hadits Rasulullah SAW atau
bila tidak ditemukan penjelasannya
merujuk kepada penggunaan bahasa dan
syair-syair Arab.

b. Penalaran
i. MetodeTahliliy( abad kedua H 1300anH/
abad 8M 1960an)

Menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Quran
dari berbagai seginya berdasarkan ayat demi
ayat sesuai dengan susunannya dalam
mushhaf.
Pembahasannya menjadi terpisah-pisah dan
tidak tersajiakan secara menyeluruh kepada
pembacanya.
Tokoh: Al-Farra (w. 207H), At-Thabari
(w. 310H), Fakhruddin Al-Razi
(w. 606H/ 1210M), Ibrahim bin Umar
Al-Biqai (890-885H), Muhammad
Rasyid Ridha (1865-1935M)

C. Tafseer (Exegesis)
Definition: Interpretation of TheQuranicverses beyond
their translation.

There are several methods known in the exegesis
of the Quran.
[11]

a. Oral Transmission (Matsur) (first century H)










b. Deduction & Induction
i. TahliliyMethod( second century H 1300s
H/ 8M 1960s)

Scholars: Al-Farra (d. 207H), At-Thabari
(d. 310H), Fakhruddin Al-Razi
(d. 606H/ 1210M), Ibrahim bin Umar Al-
Biqai (890-885H), Muhammad Rasyid
Ridha (1865-1935M)










IS-PDX.122901
*
8
*

ii. MetodeMawdhuiy(Tematik) (1960 kini)
Menghimpun ayat-ayat Al-Quran dari
berbagai surah dan yang berkaitan dengan
persoalan atau topik yang ditetapkan
sebelumnya. Kemudian dibahas dan
dianalisis kandungan ayat-ayat tersebut
sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.
Ada dua pengertian dalam penggunaan
metode ini:
[12]

a.) penafsiran menyangkut satu surat
dalam Al-Quran dengan menjelaskan
tujuan-tujuannya secara umum dan yang
merupakan tema sentralnya, serta
menghubungkan persoalan-persoalan
yang beraneka ragam dalam surat
tersebut antara satu dengan lainnya dan
juga dengan tema tersebut, sehingga
satu surat tersebut dengan berbagai
masalahnya merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan.
b.) penafsiran yang bermula dari
menghimpun ayat-ayat Al-Quran yang
membahas satu masalah tertentu dari
berbagai ayat atau surat Al-Quran dan
yang sedapat mungkin diurut sesuai
dengan urutan turunnya, kemudian
menjelaskan pengertian menyeluruh
dari ayat-ayat tersebut, guna menarik
petunjuk Al-Quran secara utuh tentang
masalah yang dibahas itu.

Tokoh: Al-Syathibi (w. 1388M), Mahmud
Syaltut (1960 M), Ahmad Sayyid Al-
Kumiy (1960an M), Abdul Hay Al-
Farmawiy (1970M), M. Quraish Shihab.

ii. MetodeMawdhuiy(Tematik) (1960 kini)

Scholars: Al-Syathibi (d. 1388M),
Mahmud Syaltut (1960 M), Ahmad
Sayyid Al-Kumiy (1960an M), Abdul Hay
Al-Farmawiy (1970M), M. Quraish
Shihab.

D. Tajwid
Definisi: Tata cara membaca Al-Quran yangbaik dan
benar (tartil).

Kurang lebihnya ada 4 hal pokok dalam ilmu
tajwid:
a. Pengucapan (artikulasi) huruf-huruf Arab
dengan benar.
b. Aturan pengucapan dalam kata atau kalimat
(seperti: Ikhfa, Iqlab, Idgham, Idzhar, dll.).
c. Auran panjang pendeknya bacaan (seperti:
HukumMad)
d. Aturan berhenti (stop) atau tidak berhenti
(Aturan Waqof) dalam pembacaan ayat-ayat
sehingga sesuai dengan arti yang
terkandungnya. Lihat Lampiran I.

D. Tajweed
Definition: Rules of readingTheQuran thewaythe
Prophet PBUH recitedit.

There are at least 4 main elements in tajweed:
a. Proper articulation of individual Arabic letter.
b. Proper articulation in Arabic words or
sentences. (e.g.: Ikhfa, Iqlab, Idgham, Idzhar,
etc.).
c. Lengthenings (e.g.: MeddRules)
d. Pause and non-pause rules in order to recite
the verses as their meanings are meant to be.
See Appendix I.




IS-PDX.122901
*
9
*

IV. Kesimpulan & Penutup

IV. Conclusion & Closing Remarks
! Al-Quran adalah kumpulan wahyu yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW untuk dijadikan sebagai
petunjuk bagi seluruh umat manusia.

! Walaupun proses turunnya wahyu sampai
kodifikasi Al-Quran begitu panjang, kemurnian Al-
Quran tetap terjaga seperti yang dijanjikan oleh
Allah SWT. (QS: 15:9).

! Inovasi-inovasi penulisan Al-Quran tidak terletak
pada perubahan cara tulis (kaligrafi) seperti yang
tertulis dalam Mushhaf Utsman, tetapi lebih pada
penambahan tanda-tanda baca untuk menghindari
kesalahan membaca dan untuk mempermudah
pembacaan tajwidnya terutama bagi Muslim yang
berbahasa non-Arab.

! Selain usaha-usaha yang berkaitan dengan
pembacaan Al-Quran yang baik dan benar (tartil),
juga ada usaha-usaha untuk lebih memahami
kandungan ayat-ayat suci Al-Quran. Translasi dan
Tafsir merupakan dua hal pokok dalam hal ini.


Wallahualambishshawab.

! The Quran is a compilation of the divine
revelation sent down from God The Almighty
to the Prophet Mohammad PBUH as the
guidance for all humankind.

! Although it took a long process from its revelation
to the codification/ writing of The Quran, God
The Almighty has protected its authenticity as His
promise in (QS: 15:9).

! Innovations in writing styles of the Quran are not
on the changes of its originally basic calligraphic
forms found in the Utsmans Mushhaf, but more
on the additions of recitation signs to prevent a
faulty reading committed, especially, by non-Arab
speaking Moslems.


! In addition to the works to improve proper
Quranic recitation, other works to better
understand the meaning of The Quranic verses
have been accomplished. Translation and Exegesis
are two essential works in this subject.


Allahknows best.



References:


1
Dr. M. Quraish Shihab, WawasanAl-Quran, Mizan, Bandung, 1998, p. 4.
2
Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung, 1994, pp. 35-39.
3
Departemen Agama, Republik Indonesia, Al-QurandanTerjemahannya, PT. Intermasa, 1974, p. 20.
4
Prof. M. A. S. Abdel Haleem, The Written Representation of the Recited Text of The Qur'n, IslamicQuarterly, 19??, pp. 171-192
accessed from Islamic Awareness web page at http:/ / www.islamic-awareness.org/ Quran/ Text/ Scribal/ haleem.html on
December 2001.
5
http:/ / www.easyquran.com/ english/ default.htm, accessed on Dec. 27, 2001
6
Departemen Agama, Republik Indonesia, Al-QurandanTerjemahannya, PT. Intermasa, 1974, pp. 35-36.
7
A. R. Kidwai, Translating the Untranslatable: A Survey of English Translations of the Quran, MuslimWorldBook Review, Vol. 7,
No. 4, Summer 1987, pp. 66-71 accessed from http:/ / www.quran.org.uk/ ieb_quran_untranslatable.htm on December 2001.
8
ibid.
9
ibid.
10
ibid.
11
Dr. M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Mizan, Bandung, 1994, pp. 83-87, 111-117.
12
ibid., p. 74.
IS-PDX.122901
*
10
*

Lampiran/Appendix I
Pause/Non-Pause Rules

Waqof* Maksudnya Meaning
1


Harus berhenti Mandatory pause
2


Tidak boleh berhenti Prohibited pause
3


Boleh berhenti,
tapi meneruskan bacaan lebih utama
Optional pause,
but preferably not to pause
4


Boleh berhenti, boleh terus Preferred non-pause
5



Lebih baik berhenti Preferred pause
6

* * * * * * * *

Berhenti pada salah satu kata
Selective pause
(if pause at either of the two places,
then no pause at the other)
7

Boleh terus boleh berhenti,
tapi lebih baik berhenti
Optional pause,
but preferably to pause

*These pause/non-pause signs are placed higher than all other signs in the Quranic verses writing.
* Tanda Waqof ini ditulis lebih tinggi sedikit dibandingkan dengan tanda-tanda lainnya dalam penulisan ayat-ayat
Al-Quran.





















IS-PDX.122901
*
11
*

Lampiran/Appendix II
Transliteration Versions

No. Letters
Version 1*
(DepAg-RI)
Version 2**
(MSA-USC)
Version 3***
(geckil)
Sound like
1 B a a e dad
2 P b b b
3 V t t t
4 Z ts th th three
5 ^ j j j jam
6 b h h H
7 f kh kh kh
8 j d d d
9 l dz th dh this
10 n r r r
11 p z z z
12 r s s s
13 v sy sh $ ship
14 z sh s S
15 dh d D
16 th t T
17 zh th Z thus
IS-PDX.122901
*
12
*

No. Letters
Version 1*
(DepAg-RI)
Version 2**
(MSA-USC)
Version 3***
(geckil)
Sound like
18 a AA a
19 gh gh g
20 f f f
21 q q q
22 k k k
23 l l l
24 m m m
25 n n n
26 w w w want
27 h h h
28 y y y yes


Notes:
* Source from Al-Quran dan Terjemahannya, Dep. Agama, Republik Indonesia
** Source from MSA-USC website at http://www.usc.edu/dept/MSA/quran/transliteration/table.html
*** Source from http://www.geckil.com/~harvest/quran/c2-255.htm

shaded area indicate where each version has different transliteration.


Important Message:

Letter #4 in version 1 is ts and in other versions is th, meanwhile in the version 1, th refers to letter #16.
Letter #13 in version 1 is sy and in version 2 is sh, meanwhile in the version 1, sh refers to letter #14.

Anda mungkin juga menyukai