106 122 1 PB
106 122 1 PB
Ucu Yanu Arbi : Moluska di Pesisir Barat Perairan Selat Lembeh, Kota Bitung, Sulawesi Utara
untuk mengetahui kondisi perairan dan tingkat
pencemaran lingkungan. Walaupun terdapat indikasi
telah terjadi degradasi lingkungan akibat kegiatan
industri, namun belum tersedia data indikator biologi
yang menggambarkan kondisi yang sesungguhnya.
Sehingga, untuk mendukung program pembangunan
Kelautan di Kawasan Timur Indonesia, dibutuhkan
rujukan data tentang sebaran dan potensi
sumberdaya laut yang ada di kawasan tersebut.
Sehingga hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi tambahan informasi bagi rencana
pengelolaan dan pengembangan suatu daerah
khususnya dalam bidang perikanan.
2. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan pada pesisir barat perairan
Selat Lembeh, Kota Bitung, bulan April 2008 dan
Maret 2009 pada 5 lokasi yang terdapat ekosistem
terumbu karang dengan jarak agak berjauhan, yaitu
Batuangus (Stasiun 1), Kambahu (Stasiun 2),
Makawidey (Stasiun 3), Kungkungan (Stasiun 4) dan
Tandurusa (Stasiun 5) (Gambar 1). Pengambilan
contoh fauna moluska dilakukan dengan
menggunakan metoda transek kuadrat dan koleksi
bebas (Loya, 1978; Heryanto dkk., 2006). Tali transek
Gambar 1. Peta lokasi penelitian di pesisir barat Selat Lembeh, Kota Bitung
61
Ucu Yanu Arbi : Moluska di Pesisir Barat Perairan Selat Lembeh, Kota Bitung, Sulawesi Utara
Tabel 1. Keanekaragaman jenis moluska hasil transek di perairan Selat Lembeh
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
FAMILI
GASTROPODA
BURSIDAE
CASSIDAE
CERITHIIDAE
CERITHIIDAE
CERITHIIDAE
CONIDAE
CONIDAE
CONIDAE
CONIDAE
CONIDAE
CONIDAE
CONIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
CYPRAEIDAE
HALIOTIDAE
LOTTIIDAE
MITRIDAE
MITRIDAE
MURICIDAE
MURICIDAE
MURICIDAE
MURICIDAE
MURICIDAE
NASSARIIDAE
NATICIDAE
NATICIDAE
NATICIDAE
OLIVIDAE
OLIVIDAE
OLIVIDAE
JENIS
LOKASI
3
Bursa granularis
Cassis cornuta
Cerithium tenuifilosum
Clypeomorus subbrevicula
Rhinoclavis aspera
Conus flavidus
Conus glaucus
Conus leopardus
Conus litteratus
Conus magus
Conus parvulus
Conus vexillum
Cypraea annulus
Cypraea arabica
Cypraea asellus
Cypraea caputserpentis
Cypraea carneola
Cypraea chinensis
Cypraea eglantina
Cypraea erones
Cypraea erosa
Cypraea fellina
Cypraea isabella
Cypraea kieneri
Cypraea lynx
Cypraea moneta
Cypraea obvelata
Cypraea staphylaea
Cypraea talpa
Cypraea teres
Cypraea tigris
Cypraea vitellus
Haliotis varia
Collisella triangularis
Mitra litterata
Sabricola variegata
Chicoreus bruneus
Drupella cornus
Engina mendicaria
Purpura bufo
Thais bufo
Nassarius pyrrhus
Natica simplex
Polinices aurantius
Polinices mammila
Oliva carneola
Oliva oliva
Oliva reticulata
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
1
2
1
3
1
1
6
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
11
2
4
1
5
2
1
1
1
1
2
2
1
3
4
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
2
3
1
9
1
2
1
18
2
6
1
6
3
1
2
1
1
7
5
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
2
1
63
PATELLIDAE
PATELLIDAE
RANELLIDAE
SILIQUARIIDAE
STROMBIDAE
STROMBIDAE
STROMBIDAE
STROMBIDAE
STROMBIDAE
TEREBRIDAE
TEREBRIDAE
TROCHIDAE
TROCHIDAE
TROCHIDAE
TURBINIDAE
TURBINIDAE
TURBINIDAE
VASSIDAE
Cellana tramoserica
Patella testudinaria
Charonia tritonis
Siliquaria cumingi
Lambis lambis
Lambis truncata
Strombus bulla
Strombus lentiginosus
Strombus luhuanus
Terebra babylonia
Terebra guttata
Tectus fenestratus
Trochus histrio
Trochus niloticus
Turbo argyrostomus
Turbo marmoreus
Turbo petolatus
Vassum ceramicum
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
PELECYPODA
ARCIDAE
ARCIDAE
ARCIDAE
CARDIIDAE
CARDIIDAE
CHAMIDAE
ISOGNOMONIDAE
LUCINIDAE
MACTRIDAE
MACTRIDAE
OSTREIDAE
PECTINIDAE
PECTINIDAE
PINNIDAE
PSAMMOBIIDAE
PTERIIDAE
SPONDYLIDAE
TELLINIDAE
TELLINIDAE
TRIDACNIDAE
TRIDACNIDAE
TRIDACNIDAE
TRIDACNIDAE
TRIDACNIDAE
TRIDACNIDAE
VENERIDAE
Anadara antiquata
Arca ventricosa
Barbatia amygdalumtostum
Corculum cardissa
Trachycardium flavum
Chama isotoma
Isognomon isognomum
Codakia paytenorum
Lutraria lutraria
Mactra maculata
Saccostrea cucullata
Chlamys senatorius
Semiphalium tigris
Streptopinna saccata
Gari tripartita
Pinctada margaritifera
Spondylus squamosus
Tellina remies
Tellina scobinata
Hippopus hippopus
Hippopus porcelanus
Tridacna crocea
Tridacna gigas
Tridacna maxima
Tridacna squamosa
Lioconcha castrensis
Jumlah Individu
Jumlah Jenis
Indeks Diversitas Jenis (H)
Indeks Kemerataan Jenis (J)
Indeks Kekayaan Jenis (D)
1
1
1
1
1
1
1
1
2
27
2
1
1
1
1
3
1
1
1
1
1
1
1
3
2
1
1
1
3
1
1
3
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
13
2
1
1
1
3
1
55
26
1,203
0,850
52,29
21
17
1,197
0,973
68,82
1
2
26
19
1,180
0,923
64,31
11
3
2
40
31
1,419
0,952
56,80
122
45
1,392
0,842
43,62
1
2
1
1
2
1
1
2
29
1
1
2
3
4
1
1
1
2
5
2
1
2
9
2
2
4
1
8
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
3
3
1
24
17
2
264
Ucu Yanu Arbi : Moluska di Pesisir Barat Perairan Selat Lembeh, Kota Bitung, Sulawesi Utara
Nilai indeks keanekaragaman jenis (H) berkisar
antara 1,180 (Stasiun 3) sampai 1,419 (Stasiun 4).
Tinggi rendahnya nilai indeks keanekaragaman jenis
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor
tersebut antara lain jumlah jenis atau individu yang
didapat, adanya beberapa jenis yang ditemukan dalam
jumlah yang lebih melimpah daripada jenis lainnya,
kondisi homogenitas substrat, kondisi habitat. Secara
umum, nilai indeks keanekaragaman jenis pada lokasi
penelitian termasuk rendah sampai sedang.
Berpedoman pada Daget (1976), bahwa jika H kurang
dari 1,0 maka nilai keanekaragaman jenisnya termasuk
dalam kategori rendah dan jika H di antara 1,0 - 2,0
maka nilai keanekaragaman jenisnya termasuk dalam
kategori sedang.
Nilai indeks kemerataan jenis (J) berkisar antara
0,842 (Stasiun 5) 0,973 (Stasiun 2). Nilai indeks
kemerataan jenis dapat menggambarkan kestabilan
suatu komunitas. Suatu komunitas dikatakan stabil
bila mempunyai nilai indeks kemerataan jenis
mendekati angka 1, dan sebaliknya. Semakin kecil
nilai indeks kemerataan jenis mengindikasikan bahwa
penyebaran jenis tidak merata, dan sebaliknya.
Dikatakan tersebar merata apabila dilakukan transek
pada di sembarang titik maka peluang mendapatkan
hasil yang sama adalah besar. Sebaran fauna merata
apabila mempunyai nilai indeks kemerataan jenis yang
berkisar antara 0,6 sampai 0,8 (Odum, 1963).
Penyebaran jenis berkaitan erat dengan dominasi
jenis, bila nilai indeks kemerataan jenis kecil (kurang
dari 0,5) menggambarkan bahwa ada beberapa jenis
yang ditemukan dalam jumlah yang lebih banyak
dibanding dengan jenis yang lain. Secara umum, nilai
indeks kemerataan jenis mendekati 1, sehingga dapat
dikatakan komunitas berada dalam kondisi yang
cukup stabil.
Nilai indeks kekayaan jenis (D) pada masingmasing stasiun berkisar antara 43,62 (Stasiun 5)
68,82 (Stasiun 2). Di lihat dari jumlah jenis moluska
STASIUN
1
2
3
4
5
1
*
*
*
*
*
2
21,0526
*
*
*
*
3
9,8765
8,5106
*
*
*
4
14,7368
6,5574
24,2424
*
*
5
27,1186
15,3846
14,8649
19,7531
*
65
Ucu Yanu Arbi : Moluska di Pesisir Barat Perairan Selat Lembeh, Kota Bitung, Sulawesi Utara
famili dari kelas Pelecypoda. Trachycardium flavum
(Cardiidae) merupakan jenis moluska yang memiliki
sebaran yang paling merata. Secara umum nilai
indeks keanekaragaman jenis moluska di pesisir
barat perairan Selat Lembeh berada dalam kondisi
sedang.
4.2. Saran
Untuk mendapatkan gambaran lengkap tentang
kekayaan jenis moluska dan sebarannya di pesisir
barat perairan Selat Lembeh, maka perlu penelitian
secara kontinyu. Hal ini terutama berdasarkan musim
Daftar Pustaka
Abbott, R.T. 1959. Indo-Pacific Mollusca, Monograph of the Marine Mollusks of the Tropical Western
Pacific and Indian Ocean. The Departement of Mollusks, Academy of Natural Sciences of
Philadelphia, Pennsylvania, USA: 490 pp.
Abbott, R.T., and P. Dance. 1990. Compendium of Seashell. Crawford. House Press, Australia: 411 pp.
Allan, J. 1950. Cowry Shells of the World. Georgian House, Melbourne, Australia: 170 pp.
Brower, J.E., and J.H. Zar. 1977. Field and Laboratory Methods for General Ecology. MWC Brawn Company
Publishing, IOWA: 194 pp.
Cappenberg, H. A. W. 1996. Komunitas Muloska di Padang Lamun Teluk Kotania, Seram Barat. P3O LIPI.
Peairan Maluku & Sekitarnya 11: 1934.
Cappenberg, H.A.W. 2000. Moluska dalam Penelitian Sumberdaya Kelautan Kawasan Pengembangan dan
Pengelolaan Wilayah Laut Sulut Bidang Biologi Laut. Proyek Pengembangan dan Penerapan Iptek
Kelautan, P3O LIPI, Jakarta: 102 hal.
Cappenberg, H.A.W. 2002. Keanekaragaman Jenis Gastropoda di Padang Lamun Perairan Sulut, Perairan
Sulawesi dan Sekitarnya: 8392.
Cappenberg, H.A.W. 2008. Moluska Bentik di Perairan Muara Sungai Cisadane, Tangerang,Banten,
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 34 (1): 1323.
Cappenberg, H.A.W., dan M.G.L. Panggabean. 2005. Moluska di Perairan Terumbu Gugus Pulau Pari,
Kepulauan Seribu, Teluk Jakarta. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 37: 6980.
Cappenberg, H.A.W., A. Aziz dan I. Aswandy. 2006. Komunitas Moluska di Perairan Teluk Gilimanuk, Bali
Barat. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia 40: 5364.
Daget, J. 1976. Les Modeles Mathematiques en Ecologie. Masson, Coll. Ecoll. 8: 172.
Dance, S.P. 1976. The Collectors Encyclopedia of Shells. second edition. Mc.Graw Hill Book Company,
Great Britain: 288 pp.
Dance, S.P. 1992. Eyewitness Handbook Shells. Dorling Kindersley Ltd., London: 256 pp.
Dharma, B. 1988. Siput dan Kerang Indonesia 1 (Indonesian Shells). PT Sarana Graha, Jakarta: 111 hal.
Dharma, B. 1992. Siput dan Kerang Indonesia (Indonesian Shells II). PT Verlag Christa Hemmen, Wiesbaden,
Germany: 135 pp.
Dharma, B. 2005. Recent and Fossil Indonesian Shells. Conchbooks, Hackenheim, Germany: 424 pp.
Dijkstra, H.H. 1991. A Contribution to Knowledge of the Pectinacean Mollusca (Bivalvia: Propeamussiidae,
Entoliidae, Pectinidae) from the Indonesian Archipelago. Zoologische Verhandelingen 271: 57.
67
68