Anda di halaman 1dari 3

BEBERAPA PENGERTIAN KEPRIBADIAN MENURUT BEBERAPA AHLI

a. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang
berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini dan
sikap-sikap seseorang.

c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

d. Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.

Gordon W.Allport. Kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis darisistem psiko-fisik indvidu yang
menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas.
George Kelly yang memandang bahwa kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan
pengalaman-pengalaman hidupnya
Allport yaitu kepribadian adalah suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang
menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego
dan Superego.
a) Menurut Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan
ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu.
Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri
khas pribadinya.

b) Menurut Schever Dan Lamm (1998)
mendevinisikan kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang.
Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap
itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
e. Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku
seseorang. Dari pengertian yang diungkapkan oleh para ahli di atas, dapat kita simpulkan secara sederhana
bahwa yang dimaksud kepribadian (personality) merupakan ciri-ciri dan sifat-sifat khas yang mewakili sikap
atau tabiat seseorang, yang mencakup polapola pemikiran dan perasaan, konsep diri, perangai, dan
mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.


Dalam buku Ihyaa Ulumuddin mengikut Imam Al-Ghazali yang dimaksudkan dengan akhlak atau budi pekerti itu
ialah tingkah laku dan gerak-gerik lahiriah manusia yang timbul dengan mudah tanpa disengaja dan difikirkan,
sebagai penyataan dari keadaan jiwa seseorang.

Perbedaan teori kepribadian barat dan islam
Konsep atau teori kepribadian Islam harus segera tampil untuk menjadi acuan normatif bagi umat Islam. Perilaku
umat Islam tidak sepatutnya dinilai dengan kacamata teori kepribadian Barat yang sekuler, karena keduanya
memiliki frame yang berbeda dalam melihat realita. Perilaku yang sesuai dengan perintah agama seharusnya dinilai
baik, dan apa yang dilarang oleh agama seharusnya dinilai buruk. Agama memang menghormati tradisi (perilaku
yang maruf), tetapi lebih mengutamakan tuntunan agama yang baik (khayr).
Calvin S. Hall & Gardner Lindzey, 2013 e-book
kepribadian psikoanalisa
Teori psikoanalisis struktur kepribadian manusia terdiri dari id, ego dan superego. Id adalah struktur paling mendasar
dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan
kepuasan yang segera. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil
keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntutan moral. Apabila terjadi pelanggaran
nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah.
Gerald Corey menyatakan dalam perspektif aliran Freud ortodoks, manusia dilihat sebagai sistem energi, dimana
dinamika kepribadian itu terdiri dari cara-cara untuk mendistribusikan energi psikis kepada id, ego dan super ego,
tetapi energi tersebut terbatas. Maka, satu diantara tiga sistem itu memegang kontrol atas energi yang ada dengan
mengorbankan dua sistem lainnya. Jadi, kepribadian manusia itu sangat ditentukan oleh energi psikis yang
menggerakkan.
Menurut Calvin S. Hall dan Lindzey, dalam psikodinamika masing-masing bagian dari kepribadian total mempunyai
fungsi, sifat, komponen, prinsip kerja dinamika dan mekanisme tersendiri. Namun semuanya berinteraksi begitu erat
satu sama lainnya, sehingga tidak mungkin dipisahkan. Id bagian tertua dari aparatur mental dan merupakan
komponen terpenting sepanjang hidup. Id dan insting-insting lainnya mencerminkan tujuan sejati kehidupan
organisme individual. Jadi, id merupakan pihak dominan dalam kemitraan struktur kepribadian manusia.
Menurut S. Hall dan Lindzey, dalam Sumadi Suryabarata, cara kerja masing-masing struktur dalam pembentukan
kepribadian adalah: (1) apabila rasa id-nya menguasai sebahagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan
bertindak primitif, implusif dan agresif dan ia akan mengubar impuls-impuls primitifnya, (2) apabila rasa ego-nya
menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya bertindak dengan cara-cara yang realistik, logis, dan
rasional, dan (3) apabila rasa super ego-nya menguasai sebagian besar energi psikis itu, maka pribadinya akan
bertindak pada hal-hal yang bersifat moralitas, mengejar hal-hal yang sempurna yang kadang-kadang irasional.
kepribadian behafioristik
Menurut Skinner (1987), penguatan (reinforcement) memiliki dua efek: memperkuat perilaku dan
menghargai pribadi yang melakukanya. Penguatan dan penghargaan (reward) kalau begitu tidak sinonim.
Tidak semua perilaku yang diperbuat mendapatkan penghargaan atau membuat pribadi perilakunya senang.
Contohnya, manusia diperkuat untuk bekeraja namun, banayak orang yang menemukan pekerjaan mereka
membosankaan, tidak menarik dan tidak karena bersifat menguatkan (Skinner, 1971).
Perilaku apa pun yang meningkatkan probabilitas spesies atau individu untuk mempertahankan
hidup cenderung diperkuat. Makan, seks, dan pengasuhan orangtua dibutuhkan bagi kelangsungan hidup
spesies, dan perilaku apa pun yang menghasikan kondisi-kondisi ini akan diperkuat. Sebaliknya, luka,
penyakit, dan cuaca ekstrem adalah penghalang bagi kelangsungan hidup, sehingga perilaku apapun yang
dapat mengurangi atau dapat menghindarkan sesorang dari kondisi-kondisi ini akan diperkuat. Kalau begitu,
penguatan dapat dibagi menjadi yang menghasilkan kondisi lingkungan yang menguntungkan dan yang
mereduksi atau menghindarkan kondisi tidak menguntungkan. Yang pertama disebut penguatan positif,
ynag kedua penguatan negatif.
B. Teori Kepribadian humanistic Abraham maslow
1) Individu sebagai Kesatuan Terpadu
Pertama-tama Maslow menekankan bahwa individu merupakan kesatuan yang terpadu dan terorganisasi.
Pernyataan ini hampir menjadi aksioma yang diterima oleh semua orang, yang kemudian sering dilupakan
dan diabaikan tatkala seseorang melakukan penelitian. Penting sekali untuk selalu disadarkan kembali hal ini
sebelum seseorang melakukan eksperimen atau menyusun suatu teori motivasi yang sehat.
2) Hirarki Kebutuhan
Maslow mengembangkan teori tentang bagaimana semua motivasi saling berkaitan. Ia menyebut teorinya
sebagai hirarki kebutuhan. Kebutuhan ini mempunyai tingkat yang berbeda-beda. Ketika satu tingkat
kebutuhan terpenuhi atau mendominasi, orang tidak lagi mendapat motivasi dari kebutuhan tersebut..
Maslow membuat tingkatan kebutuhan manusia menjadi lima karakteristik sebagai berikut:

1. Kebutuhan fisiologis, Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar untuk
mempertahankan hidupnya secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan, minuman, tempat tinggal,
seks, tidur, istirahat, dan udara. Seseorang yang mengalami kekurangan makanan, harga diri, dan
cinta, pertama-tama akan mencari makanan terlebih dahulu. Bagi orang yang berada dalam keadaan
lapar berat dan membahayakan, tak ada minat lain kecuali makanan. Tidak diragukan lagi bahwa
kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan yang paling kuat dan mendesak.
2. Kebutuhan akan rasa aman, Setelah kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa yang
digambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa aman atau keselamatan. Kebutuhan ini
menampilkan diri dalam kategori kebutuhan akan kemantapan, perlindungan, kebebasan dari rasa
takut, cemas dan kekalutan, kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum, batas-batas, dan
sebagainya.
3. Kebutuhan sosial, Setelah terpuaskan kebutuhan akan rasa aman, maka kebutuhan sosial yang
mencakup kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki, saling percaya, cinta, dan kasih sayang akan
menjadi motivator penting bagi perilaku. Pada tingkat kebutuhan ini,belum pernah sebelumnya,
orang akan sangat merasakan tiadanya seorang sahabat, kekasih, isteri, suami, atau anak-anak. Ia
haus akan relasi yang penuh arti dan penuh kasih dengan orang lain pada umumnya. Ia
membutuhkan terutama tempat (peranan) di tengah kelompok atau lingkungannya, dan akan
berusaha keras untuk mencapai dan mempertahankannya.
4. Kebutuhan akan penghargaan, Maslow membedakan kebutuhan ini menjadi kebutuhan akan
penghargaan secara internal dan eksternal. Yang pertama (internal) mencakup kebutuhan akan harga
diri, kepercayaan diri, kompetensi, penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan, dan
kebebasan (kemerdekaan). Yang kedua (eksternal) menyangkut penghargaan dari orang lain,
prestise, pengakuan, penerimaan, ketenaran, martabat, perhatian, kedudukan, apresiasi atau nama
baik.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut Maslow, setiap orang harus berkembang sepenuh
kemampuannya. Kebutuhan manusia untuk tumbuh berkembang, dan menggunakan kemampuannya
disebut oleh Maslow sebagai aktualisasi diri. Maslow juga menyebut aktualisasi diri sebagai hasrat
untuk makin menjadi diri sepenuh kemampuan sendiri, menjadi apa menurut kemampuan yang
dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri ini biasanya muncul setelah kebutuhan akan cinta dan akan
penghargaan terpuaskan secara memadai.
6. Kepribadian sehat menurut Maslow. Maslow berpendapat bahwa seseorang akan memiliki
kepribadian yang sehat, apabila dia telah mampu untuk mengaktualisasikan dirinya secara penuh
(self actualizing person). Dia mengemukakan teori motivasi bagi self actualizinga-needs person,
dengan nama metamotivation, meta-needs B-motivation, atau being values (kebutuhan untuk
berkembang). Sementara motivasi bagi orang yang tidak mampu mengaktualisasikan dirinya dinamai
D-motivation atau deficiency.

Anda mungkin juga menyukai