PENGADILAN AGAMA
3. Ketua Majelis Hakim menanyakan identitas para pihak (dimulai dari PENGGUGAT
dan selanjutnnya TERGUGAT).
Pemerikasaan identitas Penggugat :
Hakim Ketua : Selamat pagi, saudari Penggugat ?
Penggugat : Selamat pagi, Pak Hakim.
Hakim Ketua : Saya akan mengecek identitas Saudari ?
Penggugat : Ya pak (mengangguk)
Hakim Ketua : Siapa nama saudari ?
Penggugat : Saya, Dewi Yull
Hakim Ketua : Berapa umur saudari ?
Penggugat : .......tahun
Hakim Ketua : Dimana sekarang saudari bertempat tinggal ?
Penggugat : Di...................
Hakim Ketua : Saudari dalam persidangan akan maju sendiri ?
Penggugat : Tidak, Pak Hakim. Saya akan dibantu pengacara saya.
Hakim Ketua : Terima kasih. Saudara yang mewakili....?
Pengacara : Betul Yang Mulia
Hakim Ketua: Dapatkah saudara tunjukkan surat kuasa untuk mewakili klien saudara ?
Pengacara : Ya, Pak Hakim (Maju menyerahkan surat kuasa)
Hakim Ketua : (Memeriksa surat tersebut dan sekilas membaca).
KUASA PENGGUGAT : “Bapak Hakim Yang Mulia, sebenarnya klien saya sudah
berusaha menjadi isteri yang baik, berusaha mengalah dan memaafkan atas kesalahan
dari Tergugat. Namun upaya ini ternyata tidak ditanggapi secara baik oleh Tergugat. Jadi
klien saya tetap tidak mampu lagi untuk mempertahankan rumah tangganya, Pak Hakim”.
TERGUGAT : “Bapak Hakim yang kami hormati, saya sependapat dengan Bapak Hakim
sebenarnya saya kaget dan sangat saya sesalkan isteri saya ingin cerai dari saya. Saya
masih cinta dan buktinya saya sudah minta maaf atas kesalahan saya. Apalagi kalo saya
mikir anak-anak saya”.
HAKIM : “Saya ingin bertanya langsung pada Penggugat, gimana ibu, suami anda kan
masih cinta berat dengan anda. Apa anda tidak mau memaafkan kesalahannya ?”
DEWI YULL : “Pak Hakim saya sudah tidak kuat lagi Pak Hakim. Hati saya ini (berdiri
dan menangis) sakit....sakit Pak Hakim. Saya sudah sumpek melihat dia. Sudah ga’ mau
lagi. Biarlah say sendirian saja Pak Hakim”
DEWI YULL : “Apa Mas Ray (agak marah dan ditahan oleh Pengacaranya) Saya sudah
bosan...mas ngomong itu melulu – menghindarlah...maaflah... – bosan!”
HAKIM : “Yah, kalau memang Penggugat maupun Tergugat tetap tidak mau berdamai....
maka akan menerkan kasus ini untuk diperiksa”.
7. Majelis Hakim menanyakan kepada Penggugat apakah Gugatan masih ada yang perlu
disempurnakan, kepada Tergugat apakah sudah paham dan mengerti maksud Gugatan.
HAKIM :“Apakah Gugatan saudara masih ada yang perlu disempurnakan ?”
HAKIM : “Bagaimana saudara Tergugat, apakah sudah paham dan mengerti maksud
Gugatan saudara Penggugat ?”
TERGUGAT : “Belum Bapak Hakim, kami minta waktu 1 minggu untuk menjawab
Gugatan saudara Penggugat".
HAKIM : “Baiklah, untuk menunggu jawaban dari Tergugat, sidang ditunda sampai
dengan (menengok ke Panitera) tanggal berapa Panitera ?
HAKIM : “Ya, sidang ditunda sampai dengan tanggal.......... dengan agenda pembacaan
jawaban Gugatan” (ketok palu 1x)
HAKIM : “Setelah mendengar jawaban dari saudara Tergugat, apakah saudara Penggugat
akan menanggapi / mengajukan Replik ?”
PENGGUGAT : “Iya Bapak Hakim. Tetapi kami minta waktu 1 minggu untuk
mengajukan Replik, Bapak Hakim”
HAKIM : ( = No. 8 )
Untuk Duplik = Replik
11. Sebelum acara pembuktian, para pihak dipersilahkan untuk MENGAJUKAN PIHAK
KELUARGA UNTUK DIDENGAR KETERANGANNYA (sebagai Hakam). Dimulai
dari pihak PENGGUGAT lalu TERGUGAT.
Hakim selanjutnya mengupayakan perdamaian kembali kepada para pihak setelah adanya
keterangan dari keluarga tersebut. Namun tetap ditolak.
13. Dalam pemeriksaan saksi-saksi baik Penggugat maupun Tergugat, Makelis Hakim
menanyakan IDENTITAS SAKSI (= no.3), seterusnya diberikan kesempatan untuk
disumpah.
Saksi : “Ya, pak Hakim” (Selanjutnya petugas penyumpah siap, saksi berdiri)
Hakim : “Saudara saksi silahkan tirukan saya, WALOOHI, DEMI ALLAH, SAYA
BERSUMPAH, BAHWA SAYA, AKAN MEMBERIKAN KETERANGAN, DALAM
PERSIDANGAN INI, YANG SEBENAR-BENARNYA, DAN TAK LAIN, KECUALI,
YANG SEBENARNYA”. (Saksi duduk kembali)
“Saudara saksi, anda telah disumpah berarti anda telah berjanji untuk memberikan
keterangan yang jujur dan benar. Tanggung jawab anda tidak hanya kepad kita yang
mendengar di sini, tetapi juga kepada Tuhan. Saudara mengerti ?”
14. Setelah Acara Pembuktian selesai, majelis Hakim memberikan kesempatan para
pihak untuk memberikan KESIMPULAN AKHIR. Pada intinya Penggugat dan Tergugat
tetap pada pendirian masing-masing.
15. Selanjutnya Majelis Hakim MENUNDA SIDANG untuk menunggu waktu 1 minggu
sebelum pengambilan keputusan. (ketok palu 1x)
16. SIDANG PEMBACAAN PUTUSAN (Para pelaku sidang berdiri di tempat saja)
18. Majelis Hakim mengupayakan perdamaian yang terakhir sebelum ada Putusan.
Hakim : “Saudara Penggugat dan Tergugat, untuk terakhir kalinya sebelum perkara ini
akan diputuskan, saya akan memberikan kesempatan sekali kepada saudara sekalian
untuk kembali sebagai suami isteri dalam satu keluarga. (selanjutnya menanyakan kepada
Penggugat dan Tergugat)
Hakim : “Saudara Tergugat, saudara mempunyai hak untuk mengajukan upaya hukum
banding, apakah saudara akan mengajukan banding ?”