Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN
Banyak kematian dari kasus yang wajar terjadinya tak dapat diramalkan
sebelumnya, mendadak atau merupakan kematian tak ada yang melihat. Kematian
mendadak sering terjadi dan didapatkan pada orang yang sebelumnya tampak dalam
keadaan yang sehat.
1
Kematian Mendadak yang disebabkan oleh penyakit, seringkali
mendatangkan kecurigaan baik bagi penyidik maupun masyarakat umum, khususnya
bila kematian tersebut menimpa orang yang cukup dikenal oleh masyarakat, kematian
di hotel, cottage, atau motel.
2
Definisi !" untuk kematian mendadak adalah kematian yang terjadi pada
2# jam sejak gejala$gejala timbul, namun pada kasus$kasus forensik, sebagian besar
kematian terjadi dalam hitungan menit atau bahkan detik sejak gejala pertama timbul.
Kematian mendadak tidak selalu tidak diduga, dankemtian yang tak diduga tidak
selalu terjadi mendadak, namun amat sering keduanya ada bersamaan pada suatu
kasus.
%,#
!asil otopsi yang pernah dilaporkan selama lebih dari lima setengah tahun
&1'(%$1'#%), pada "ffice *hief Medical +,aminer, -ew .ork, didapatkan 2/%/
kasus kematian mendadak karena sebab yang wajar, yang dianalisis oleh !elpern dan
0apson. Dari hasil tersebut nama penyakit system kardio1askuler merupakan
penyebab kematian mendadak yang menduduki peringkat pertama sebesar ##,'2, lalu
sistim pernapasan sebesar 2%,12, sistim saraf &otak dan selaput otak) sebesar 1(,'2,
sistim pencernaan dan urogenital sebesar ',(2, dan sebab$sebab lainnya sebesar
#,#2.
1,2
Makalah ini dibuat untuk membahas mengenai kematian mendadak didalam
bidang forensik sehingga diharapkan dapar membantu pembaca mengenai kematian
mendadak di dalam bidang forensik.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN KEMATIAN MENDADAK
Kematian mendadak dapat berupa3
1
1. Kematian seketika &Instantaneous death)
*ontoh3 4eorang yang dalam keadaan sehat bertamu ke rumah temannya, baru
duduk beberapa menit kemudian orang tersebut langsung meninggal.
2. Kematian tak terduga &Unexpected death)
*ontoh3 4eorang yang hanya mengeluh sakit perut dikira gastritis biasa,
sehingga ia bekerja seperti biasa, kemudian orang tersebut langsung
meninggal di tempat kerja.
%. Kematian tanpa saksi atau sebab kematian yang tidak jelas &Unwitness death)
*ontoh3 4eorang yang hidup sendiri tanpa teman di sebuah rumah, kemudian
orang tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dengan
sebab kematian tidak diketahui dengan jelas.
5ada kasus kematian mendadak, korban biasanya tidak meninggal seketika
atau segera, tetapi sering korban meninggal dalam beberapa menit sampai lebih dari
2# jam setelah menderita sakit. 5ada kasus kematian medadak harus dipikirkan
kemungkinan penyakit, kekerasan, keracunan, yang kadang$kadang sulit dibedakan.
*ontohnya3
1
1. "rang yang meninggal karena 1arices esophagus yang pecah, oleh karena
sirosis hepatis, etiologinya dapat 3 wajar oleh karena hepatitis infection,
chronic alkoholisme, racun.
2. "rang yang meninggal oleh karena apofle,i cerebri ternyata juga ditemukan
trauma kepala. "rang tersebut dapat mengalami apofle,i cerebri kemudian
jatuh sehingga mengalami trauma kepala atau orang tersebut mengalami
trauma kepala lebih dulu kemudian tekanan darah naik dan mengalami
apople,ia cerebri.
*ontoh$contoh lain kasus kematian mendadak antara lain3
1
1. 4eorang pria, 26 tahun ditemukan meninggal dalam mobilnya. 5ada otopsi
ditemukan adanya perdarahan cerebral yang luas. 7uga ditemukian gross
3
emfisema bersamaan bronchiectasis bilateral dan cor pulmonale. 5erbesaran
arteri dan cabang$cabangnya menunjukkan adanya perubahan degenerasi dan
obstruksi parsial oleh thrombus. 8idak ditemukan adanya bukti baik secara
klinik maupun patologi adanya hipertensi kronik.
2. 4eorang pria, 69 tahun ditemukan meninggal di kamar hotel. 5ada otopsi telah
ditemukan adanya intrapericardial hemorrhage yang ditimbulkan karena
rupture pada aorta tepat di atas katub. 5ada kepala ditemukan perdarahan
intracerebral massif, hal ini menandakan adanya perdarahan pada dua tempat
secara bersamaan. 8erdapat bukti adanya kardiomiopati hipertensif derajat
sedang, 5ada pemeriksaan histologist bukti adanya menunjukkan perubahan
pembuluh darah, hipertensi ringan dan tidak ada tanda$tanda hipertensi
maligna.
%. 4eorang :ndian mengeluh nyeri abdomen dan dokter bedah memutuskan untuk
melakukan laparotomi. Kemudian 19 menit sebelum dianestesi, pasien
memuntahkan seekor cacing dan tiba$tiba meninggal di meja operasi. 5ada
otopsi ditemukan adanya in1estasi massif strongyloides stercoralis pada usus
halus, dan juga pada paru. ;da sedikit keraguan tentang nyeri abdomen
menahun yang disebabkan oleh infeksi cacing tadi dan lar1a pada paru yang
menyebabkan edema paru. ;nestesi inhalsi nampaknya dapat bereaksi sebagai
iritan pada nematode. 4eharusnya apda pasien yang menderita infeksi oleh
nematode harus diterapi dahulu sebelum dilakukan prosedur anestesi.
#. Kematian mendadak pernah dilaporkan pada seorang wanita, <6 tahun yang
mati mendadak di rumah dalam posisi terduduk. Dari hasil otopsi ditemukan
kista laryn, pada kelenjar bsekretorik di atas pita suara, yang menyebabkan
sumbatan glottis dan menyebabkan asfiksia.
9. Kasus yang lain antara lain3
1
$ ;tlit yang sehat, tiba$tiba dalam pertandingannya jatuh dan meninggal
$ Bayi digendong ibunya lalu tiba$tiba meninggal
$ 4eorang sedang bermain tenis, tiba$tiba meninggal di lapangan
$ =aki$laki umur 9% tahun, meninggal dipelukan wanita 16 tahun
$ 4eorang sopir ditemukan meninggal di dalam mobilnya
$ 4eorang pejabat ditemukan meninggal di dalam ruang kerjanya
$ 4eorang pembantu 08, sedang melihat 8> tiba$tiba jatuh dan meninggal
dunia.
4
*ara menangani kematian mendadak3
1
1. Keterangan dari korban dikumpulkan baik dari keluarga, teman$teman,
polisi dan saksi$saksi yang meliputi 3
a. ?sia
b. 5enyakit yang pernah diderita
c. Kesehatan akhir$akhir ini, apa telah berobat dan dimana serta bagaimana
hasil laboratoriumnya.
d. 8ingkah laku yang aneh.
2. !al ikhwal sekitar kematian, apakah ada hal$hal yang mencurigakan,
misalnya3
a. Makan soto kemudian meninggal
b. !abis bertengkar dengan seseorang kemudian meninggal
c. ;pakah pernah kedatangan tamu
%. Keadaan sekitar korban bagaimana.
a. 8eratur atau berantakan
b. Kamar terkunci dari dalam atau tidak
c. ;pakah ditemukan barang$barang yang mencurigakan
#. ;pakah korban tersebut diasuransikan.
9. 5ada pemeriksaan luar, apakah ditemukan tanda$tanda kekerasan atau hal$
hal lain yang mencurigakan.
Dari hasil pemeriksaan korban tersebut, maka kemungkinannya adalah3
1
1. Korban meninggal secara wajar, dan sebab kematian jelas misalnya@
coronary heart disease, maka selanjutnya diberi surat kematian untuk
dimakamkan.
2. 4ebab kematian tidak jelas, maka keluarga atau dokter lapor ke polisi
kemudian polisi meminta 1isum et repertum. 4etelah 45>0 datang maka
korban diotopsi untuk menenrukan sebab kematian.
%. Korban meninggal secara tidak wajar, misalnya ditemukan adanya tnda$
tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor ke polisi.
#. Korban diduga meninggal secara wajar, misalnya *>; tetapi juga
ditemukan tanda$tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor polisi.
5
2.2. PREVALENSI KEMATIAN MENDADAK
Kematian mendadak terjadi empat kali lebih sering pada laki$laki
dibandingkan pada perempuan. 5enyakit pada jantung dan pembuluh darah
menduduki urutan pertama dalam penyebab kematian mendadak, dan sesuai
dengan kecenderungan kematian kematian mendadak pada laki$laki yang lebih
besar, penyakit jantung dan pembuluh darah juga memiliki kecenderungan serupa.
5enyakit jantung dan pembuluh darah secara umum menyerang laki$laki lebih
sering dibanding perempuan dengan perbandingan ( 31 sebelum menopause, dan
menjadi 1 3 1 setelah perempuan menopause. Di :ndonesia,seperti yang dilaporkan
Badan =itbang Departemen Kesehatan 0:, persentase kematian akibat penyakit ini
meningkat dari 9,'2 &1'(9) menjadi ',12 &1'61), 1<,/2 &1'6<) dan 1',/2
&1''9).
9,<
8ahun 1''( $2//% di 7epang dilakukan penelitian pada 1##< kematian pada
kecelakaan lalu lintasdan dari autopsi pada korban kecelakaan lalu lintas di
Dokkyo ?ni1ersity dikonfirmasikan bahwa 1%/kasus dari 1##< kasus tadi
penyebab kematiannya digolongkan dalam kematian mendadak, bukankarena
trauma akibat kecelakaan lalu lintas.
(
6
2.3. KEMATIAN MENDADAK AKIBAT GANGGUAN SISTEM SARAF
Kematian dari sistem organ ini &otak dan selaput otak) menmcapai
1(,'2 dari kematian mendadak yang ditemukan pada otopsi. ;dapun penyakit$
penyakit dari organ ini yang menimbulkan kematian mendadak antara lain 3
1,2
a. Perdarahan serera! s"#n$an
5erdarahan ini mnyebabkan kematian tak terduga tertinggi mencapai
',#2 dari kasus otopsi. 5erdarahan terjadi biasanya di daerah basal ganglia
karena pecahnya arteri lentikulostriata dan biasanya penyakit yang mendasari
adalah aterosklerosis cerebral atau hiperetensi. Kematian biasanya tidak terjadi
seketika tapi biasanya diawali pada keadaan koma sampai diagnosis dapat
ditegakkan. 5erdarahan ini lebih sering menyerang umur pertengahan atau
lebih tua. 4ecara klinis perdarahan intrasererbral spontan sering dikelirukan
dengan perdarahan intracranial berhubungan dengan trauma atau tanda$tanda
kekerasan.
1
. Perdarahan s"#n$an "#ns dan seree!!%&
5erdarahan ini terjadi biasanya akibat pecahnya aneurisma pada arteri
sereberal tapi hal ini sering tak dapat dibuktikan. Beberapa perdarahan pontin
menghasilkan hiperpireksis atau peningkatan suhu tubuh, pupil menjadi miosis
dan kondis seperti ini sering dikelirukan dengan keracunan akibat morfin.
1
Dari hasil otopsi perdarahan pons ini tidak dapat terlihat karena pons
tidak dapat dibuka. 5erdarahan ini dapat menyebabkan kematian yang cepat
karena terjadi penekanan pada batang otak.
1
'. Perdarahan s%ara(n#)d
5erdarahan ini biasanya penting sebagai penyebab kematian mendadak
dan tak terduga. 5erdarahan ini mencapai #,(2 dari total kasus yang diotopsi
dan merupakan 2'2 dari kelompok kasus penyakit otak dan selaput otak.
1
5enyebab kematian dari kasus bini adalah pecahnya aneurisma pada
arteri serbral, lebih sering terjadi pada cabang$cabang sirkulus willisi.
1
7
d. Perdarahan serera! &%!$)"!e
5erdarahan serebral yang berakibat fatal, kadang$kadang merupakan
perdarahan yang multiple. 5erdarahan seperti ini sering didapat pada
seseorang yang menderita leukemia kronis.
1
e. Perdarahan "a'h*+&en)n,)$)s )n$erna
5erdarahan ini berkembang cepat dan prograsif sehingga penyebab
kematian adalah akibat penekanan serebral.
-. Tr#&#s)s dan e&#!) serera!
alau thrombosis tidak begitu umum mengakibatkan kematian
mendadak, namun thrombosis ini sering terjadi pada seseorang yang
menderita aterosklerosis serebral, dan komplikasi penyakit yang lain yang
dapat menyebabkan kematian mendadak.. Kasus ini terjadi biasanya bertahap
dan penderita biasanya mengetahui akibat dari penyakitnya. 8rombosis
serebral biasanya mengenai serebral media, basiler atau arteri 1ertebral.
8rombosis serebral spontan dan infark serebral tidak sulit ditemukan pada
otopsi. 4elama otopsi berlangsung harus hati$hati agar thrombus dalam
aurikula atau 1entrikel jantung atau dalam aorta ascending dan cabang$
cabangnya dapat ditemukan. 8rombus juga bisa menyumbat arteri di otak,
yang berasal dari thrombosis di 1entrikel kiri.
1
,. K)s$a (#!#)d dan "aras)$
5enekanan serebral yang lama dan tersembunyi dapat diakibatkan
karena infeksi yang lama, seperti cyscercus cellulose yang membendung
cairan serebro spinal &*4A) pada 1entrikel :>, di mana akibat yang timbul
mirip dengan penekanan akibat terjadinya pembuntuan foramen munro.
1
h. In$ra(ran)a! ne#"!as&a
8umor pada kepala, pembesarannya terjadi secara perlahan$lahan
sehingga menimbulkan gejala yang tidak khas, tiba$tiba berakibat fatal akibat
penekanan serebral. 7enis yang tersering adalah glioma primer, meningioma
pada duramater yang menyebabkan penekanan penekanan pada permukaan
otak.
1
Kadang$kadang proses metastase pada otak menyebabkan kematian tak
terduga, di mana tumor primernya berada jauh seperti tumor bronkus atau
chorio$epitelioma. 5ada otopsi sering ditemukan glioma pada kedua lobus
frontal yang menyebabkan penekanan yang fatal.
1
8
). Ases #$a(. "#!)#ense-a!)$)s dan &en)n,)$)s
;bses otak yang sering akibat komplikasi dari otitis media kronik dan
mastoiditis dapat berkembang menjadi lebih parah dan dapat menyebabkan
kematian dengan cepat akibat penekanan pada serebral. 5olioensefalitis akut
dan ensefalitis juga sering menyebabkan kematian mendadak. Kasus$kasus
lain yang menyebabkan kematian tak terduga adalah leptomeningitis
supurati1a dan sepsis meningokokus fulminan.
1
/. In-e(s) s)-)!)s
4ifilis leptomeningitis kronik ditandai dengan infiltrasi sel radang
dalam selaput piaaraknoid yang terlihat jelas di bawah permukaan pons dan
sekitar sirkulus wilisi.
1
2.0. SP1NTANE1US 2EREBRAL HEM1RRHAGE 32EREBRAL AP1LE456
?mur lebih kurang #/ tahun. *erebral apople,y biasanya didahului
oleh cerebral arteriosclerosis dan arterial hypertension yang kemudian diikuti
pecahnya lenticulostriate artery. =okalisasi perdarahan paling sering basal
ganglia, jarang pada pons dan cerebellum. Korban biasanya tidak meninggal
dengan tiba$tiba tetapi didahului koma sebelum meninggal.
1
5erdarahan intra cerebral, harus dibedakan antara spontan dan traumatik 3
1
N#. Pe&eda S"#n$ane#%s
he&#rrha,e
Tra%&a$)' he&#rrha,e
1. =okalisasi Basal ganglia Di semua tempat
2. 8rauma kepala 8idak ada ;da
%. !ypertensi ;da 8idak ada
5erlu diperhatikan adanya trauma pada kepala dapat menyebabkan
korban yang menderita hypertensi, tekanan darah tambah meningkat sehingga
dapat menimbulkan spontaneous cerebral hemorrhage. !arus dibedakan3
adanya trauma menyebabkan tensi naik yang menyebabkan cerebral apople,y
atau karena korban tensinya naik sehingga jatuh karena cerebral apople,y.
1
9
2. 7. SP1NTANE1US SUBARA2HN1ID HEM1RRHAGE
?mur paling muda yang terkena spontaneous subarachnoid
hemorrhage disebabkan oleh karena rupture aneurysma cerebral artery
sebenarnya congenital, memang dinding artery sudah lemah, dan dengan
bertambahnya umur maka aneurysma makin berkembang.4pontaneous
subarachnoid hemorrhage harus dibedakan dengan traumatic subarachnoid
hemorrhage yaitu 3
1
N#. Pe&eda S"#n$ane#%s
he&#rrha,e
Tra%&a$)'
he&#rrha,e
1. 8rauma kepala 8idak ada ;da
2. 0uptur ;neurysma ;da 8idak ada
%. 5erdarahan Diffuse 8ergantung trauma
"leh karena perdarahan diffuse, maka akumulasi darah yang cepat di bawah
permukaan otak dan meluas sepanjang fissure of 4yl1ius dank e dalam cistern
magna dan 1entrikel :>. Korban meninggal dengan cepat oleh karena pusat$pusat
1ital di medulla tertekan.
2.8. SP1NTANE1US SUBDURAL HEM1RRHAGE
Keadaan ini terjadi secara 3
1
1. 4pontan subarachnoid hemorrhage menjadi besar dan merobek arachnoid
hingga subdural terisi darah, kadang$kadang sulit dibedakan dengan traumatic
subdural hemorrhage.
2. 0upture dari aneurysma arteri carotis interna, menimbulkan subdural
hemorrhage tanpa subarachnoid hemorrhage.
;dapun perbedaan antara spontan hemmorage dan traumatic adalah sebagai
berikut 3
1
N#. Pe&eda S"#n$ane#%s he&#rra,e Tra%&a$)'
he&#rrha,e
1. 8rauma kepala 8idak ada ;da
2. ;neurysma ;da 8idak ada
10
%. 0upture sinuses ;neurysma a. carotis interna 5erforating 1eins,
1enous sinuses
2.9. STATUS L5MPHATI2US
;da 2 pendapat 3
1
1. 5ada otopsi korban dewasa muda dan anak$anak yang meninggal
mendadak tidak ditemukan kelainan$kalainan anatomi yang menyebabkan
kematian, kecuali adanya kelenjar limfa yang membesar. Maka menurut
pendapat pertama tersebut, sebab kematian korban adalah 4tatus
lymfatikus.
2. 4tatus lymfatikus merupakan 1ariasi morfologis yang normal, bukan
merupakan kelainan pathologis yang menyebabkan kematian, tetapi
sarjana yang mempunyai pendapat kedua tersebut meskipun sudah
melakukan penyelidikan yang intensif juga tidak ditemukan sebab
kematian yang lain.
Kesimpulan 3 4tatus =ymfatikus masih dianggap sebagai salah sebab
kematian. Mekanisme terjadinya kematian mendadak pada status lymfatikus
belum jelas. Menurut sjmmers, dapat sebagian hasil anaphylaction reaction
oleh karena 3
1
$ 4ensitisasi oleh necrotic germinal centers dari kelenjar yang hyperplastic.
$ 5elepasan nucleoprotein.
Kejadian tersebut dapat terjadi spontan atau karena faktor$faktor dari
luar antara lain3 injeksi antito,in, tusuk jarum, menyelam ke dalam air dingin.
Pe&er)(saan !%ar:
1
a. 5erkembangan indi1idu normal
b. 5ertumbuhan badan normal
c. 8hora, ramping
d. "tot$otot kaki bulat
e. Kulit bersih dan licin
f. 5ada laki$laki 3 kumis, janggut, rambut ketiak dan rambut pubis sedikit
&seperti pada wanita)
11
Pe&er)(saan da!a&:
1
a. 8hymus membesar dan hyperplasia yang semestinya umur %/ tahun
sudah hilang
b. Kelenjar lymfa dari spleen, B: tract, tonsil, lidah dan lymfonodes dari
mesenterium hyperplasia
c. *ardio1ascular system hypoplasia 3 jantung kecil, aorta mengecil dan
lumennya menyempit, arteri terutama di otak dindingnya menipis dan
menyempit
d. ;drenal glands tipis dan hypoplastic
e. ;lat kelamin perkembangannya terlambat
2.;. TINDAKAN PADA KASUS KEMATIAN
MENDADAK
4etiap kematian mendadak harus diperlakukan sebagai kematian yang
tidak wajar, sebelum dapat dibuktikan bahwa tidak ada bukti$bukti yang
mendukungnya. Dengan demikian dalam penyelidikan kedokteran forensik
pada kematian mendadak atau terlihat seperti wajar, alasan yang sangat
penting dalam otopsi adalah menentukan apakah terdapat tindak kejahatan.
Dari sudut kedokteran forensik, tujuan utama pemeriksaan kasus kematian
mendadak adalah menentukan cara kematian korban.
1
5emeriksaan kasus kematian mendadak perlu beberapa alasan anatara lain 3
1
1. Menentukan adakah peran tindak kejahatan pada kasus tersebut
2. Kalim pada asuransi
%. Menentukan apakah kematian tersebut karena penyakit akibat industry
atau merupakan kecelakaan belaka, terutama pada pekerja industry.
#. ;dakah faktor keracunan yang berperan
9. Mendeteksi epidemiologi penyakit untuk pelayanan kesehatan
masyarakat.
5ada kasus kematian yang terjadi seketika atau tidak terduga,
khususnya bila tak ada tanda$tanda penyakit sebelumnya dan kemungkinan
sangat kecil, untuk menetukan penyebabnya hanya ada satu cara yaitu
dilakukannya pemeriksaan otopsi pada jenaCah, bila perlu dilengkapi dengan
pemeriksaan tambahan lain seperti pemeriksaan toksikologi. !al ini sangat
12
penting untuk menentukan apakah termasuk kematian mendadak yang wajar.
;dapun kepentingan otopsi antara lain 3
1
1. ?ntuk keluarga korban, dapat menjelaskan sebab kematian
2. ?ntuk kepentingan umum, melindungi yang lain agar dapat terhindar dari
penyebab kematian yang sama.
5enentuan kasus kematian adalah berdasarkan proses interpretasi yang
meliputi 3
1
1. 5erubahan patologi anatomi, bakteriologi dan kimia
2. 5emilihan lesi yang fatal pada korban.
5ada kasus kematian mendadak yang sering kita hadapi, tindakan yang
mampu dilakukan pada kematian mendadak adalah 3
1
1. 4emua keterangan almarhum dikumpulkan baik dari keluarga, teman,
polisis, atau saksi$saksi, yang meliputi 3 usia, penyakit yang pernah
diderita, pernah berobat di mana, hasil pemeriksaan laboratorium, tingkah
laku yang aneh, dll
2. Keadaan korban dan sekitar korban saat ditemukan, pakaian yang
ditemukan, tanda$tanda kekerasan atau luka, posisi tubuh, temperature,
lebam mayat, situasi 8K5 rapi atau berantakan, adanya barang$barang
mencurigakan
%. Keadaan sebelum korban meninggal
#. Bila sebab kematian tidak pasti, sarankan kepada keluarga untuk melapor
kepada polisi, jika polisi tidak meminta 1isum et repertum dapat diberi
surat kematian
9. Dalam mengisi formulir B, pada sebab kematian bila tidak diketahui
sebab kematiannya ditulis tidak diketahui atau mati mendadak
<. Bila dilakukan pemeriksaan dalam, buat preparat histopatologi bagian
organ$organ tertentu diperiksa dan pemeriksaan toksikologi
(. 4ebaiknya jangan menandatangani surat kematian tanpa memeriksa
korban, jangan menyentuh apapun terutama yang dipakai sebagai barang
bukti.
Dari hasil pemeriksaan kemungkinan 3
1
1. Korban meninggal secara wajr dan sebab kematian jelas, misalnya
coronay heart disease, maka diberi surat kematian dan dikuburkan
13
2. 4ebab kematian tidak jelas, keluargaDdokter lapor ke polisi, kemudian
polisi minta 1isum et repertum, setelah 45>0 dating maka korban
diotopsi untuk menetukan sebab kem,kmatian korban
%. Korban meninggal secara tidak wajar, misalnya ditemukan adanya tanda$
tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor ke polisi
#. Korban diduga meninggal secara wajar, misalnya *>; tetapi juga
ditemukan tanda$tanda kekerasan, maka keluarga atau dokter lapor ke
polisi
14
BAB III
PENUTUP
Kematian mendadak meliputi kematian seketika, kematian tak terduga dan
kematian tanpa saksi atau sebab kematian yang tidak jelas. 5enyebab kematian
mendadak dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok menurut sistem dalam
tubuh, di mana kelompok penyakit sistem kardio1askuler, sistem pernapasan, sistem
saraf, sistem pencernaan, sistem saluran kencing, sistem genital dan sebab lain.
Kematian mendadak dalam aspek forensik selalu dianggap tidak wajar sampai
dibuktikan merupakan kematian wajar. ?ntuk menetukan sebab kematian, perlu
dilakukan otopsi dan dilengkapi dengan pemeriksaan penunjang lainnya. Dengan
demikian dalam penyelidikan kedokteran forensik pada kematian mendadak, alasan
yang sangat penting dilaksanakannya otopsi adalah menentukan apakah terdapat
tindak kejahatan. Dari sudut kedokteran forensik, tujuan utama pemeriksaan kasus
kematian mendadak adalah menentukan cara kematian korban.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Mutahal, !ariadi ;. 2//(. :lmu Kedokteran Aorensik dan Medikolegal. +disi
Ketiga. 4urabaya3 Bagian :lmu Kedokteran Aorensik dan Medikolegal
Aakultas Kedokteran ?ni1ersitas ;irlangga.
2. :dries ;M. 1''(. 5edoman :lmu Kedokteran Aorensik. +disi 5ertama. 7akarta3
Binarupa ;ksara.
%. Knight B. 1''(. 4impsonEs Aorensic Medicine. +le1enth +dition. -ew .ork3
;rnold.
#. Di Maio D7, Di Maio >7M. 2///. Aorensic 5athology. Alorida3 *0* 5ress.
9. BonCales 8;, >ance M, !elpern M, ?mberger *7. 1'9#. =egal Medicine.
5athology and to,icology. 2nd edition.-ew .ork3 ;ppleton century croft.
<. Kusmana D. 2//%. Kasiat teh dan kesehatan jantung. 7akarta 3 AK?:.
(. MotoCawa ., .okoyama 8, !itosugi M, et all. ;nalysis of sudden natural
deaths while dri1ing withforensic autopsy findings. ;1ailable from 3 http3
www$nrd.nhtsa.dot.go1DpdfDnrd$/1Des1Des11'D/9$/112$.pdf.

Anda mungkin juga menyukai