Anda di halaman 1dari 139

MEDAN SCIENCE CENTER

ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
MEDAN SCIENCE CENTER
(ARSITEKTUR HIGHTECH)
(SCIENCE FISIKA)

O
l
e
h


RUDOLF BASTIAN SIJABAT
05 0406 037


Medan, 21 Desember 2009
Disetujui oleh,


Pembimbing I Pembimbing II




SALMINAWATI GINTING, ST, MT Ir. RUDOLF SITORUS, MLA
(NIP: 19720504 200012 2 001) (NIP: 19580224198601 1 002)


(Ketua Departemen Arsitektur FT- USU)




Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho,MT
(NIP: 19630716 199802 1 001)

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGHTECH
(SCIENCE FISIKA)



LAPORAN PERANCANGAN
TKA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR
SEMESTER A TAHUN AJARAN 2009/2010



Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur



Oleh :

RUDOLF BASTIAN SIJABAT
0 5 0 4 0 6 0 3 7







DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2009




MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR
( SHP2A )

Nama : Rudolf Bastian Sijabat
NIM : 050406037
Judul Proyek Akhir : Medan Science Center
Tema Proyek Akhir : Arsitektur Hightech

Rekapitulasi Nilai :
Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :
No Status Waktu
Pengumpulan
Laporan
Paraf
Pembimbing
I
Paraf
Pembimbing
II
Koordinator
TKA-490
1 LULUS
LANGSUNG

2 LULUS
MELENGKAPI

3 PERBAIKAN
TANPA SIDANG

4 PERBAIKAN
DENGAN
SIDANG

5 TIDAK LULUS

Medan, 21 Desember 2009
Ketua Departemen Arsitektur FT USU Koordinator TKA-490 Studio Tugas Akhir



Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT
(NIP: 19630716 199802 1 001) (NIP: 19630716 199802 1 001)
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik.
Proses panjang dan penuh suka dan duka dalam mengerjakan tugas akhir ini tidak
bisa dilalui tanpa dukungan doa dan semangat dari kedua orang tua saya yang dengan
ketulusan dan keikhlasan memberikan dukungan moral dan spiritual, abang saya Rolan dan
kakak saya Yeni dan bou Mida yang senantiasa memberikan perhatian serta kelima adik
kelompok saya (Roy, Leo, Novieta, Emy, dan Morina) yang memberikan senyum,
semangat dan doa bagi saya begitu juga buat teman-teman saya, Cahaya, Cory, Jepri, Hery,
Rizal, Romasta, Adriantio, dan semua teman seangkatan serta teman-teman seperjuangan
di Tugas Akhir.
Saya juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Ibu Salminawati Ginting, ST, MT sebagai Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan yang sangat berarti pada rancangan saya, mengembangkan
wawasan dan pandangan saya,
Bapak Ir. Rudolf Sitorus, MLA sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan saran, masukan dan ide yang sangat berguna terhadap rancangan saya,
Ibu Ir. Basaria Talarosa, MT selaku Dosen Pengunji saya yang juga telah
memberikan banyak masukan dalam pengerjaan tugas akhir ini,
Bapak Ir. Dwi Lindarto, MT selaku koordinator Tugas Akhir yang telah
mengkoordinir para peserta Tugas Akhir semester ini,
Para staf Tata usaha yang telah ikut membantu proses pengerjaan tugas akhir,
Koordinasi UKM KMK USU yang memberi dukungan melalui doa, motivasi kepada
saya dalam pegerjaan tugas akhir ini.
Saya menyadari bahwa laporan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya
menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga dapat bermanfaat bagi kita semuanya.
Medan, Desember 2009


Rudolf Bastian Sijabat
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ... 1
1. 2 Maksud dan Tujuan Proyek 7
1.2.1 Maksud Proyek 7
1.2.2 Tujuan Proyek 7
1.3. Masalah Perancangan .. 7
1.4. Pendekatan 8
1.5. Ssaran dan Lingkup Proyek ... 8
1.6. Batasan Proyek 8
1.7. Kerangka Bepikir 9
1.8. Sistematika Laporan 10

BAB II DESKRIPSI PROYEK
2.1. Tinjauan Umum 11
2.1.1. Pengertian Judul .. 11
2.2. Deskripsi Judul 15
2.3. Sains Fisika ...17
2.3.1. Pengertian Fisika 17
2.3.2. Sejarah Perkembangan Fisika .. 18
2.3.3. Cabang-cabang Ilmu Fisika 19
2.4. Alat Peraga dan Pengelompokannya 22
2.5. Fungsi dan Kegiatan yang Diakomodasi .28
2.5.1. Fungsi yang Diakomodasi .28
2.5.2. Deskripsi Kegiatan 29
2.6. Lokasi 32
2.6.1. Analisa Pemilihan Lokasi . 33
2.6.2. Penetapan Lokasi . 34
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
2.7. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan 37
2.8. Studi Banding Proyek Sejenis 38
BAB III ELABORASI TEMA
3.1.Pengertian Tema 51
3.2. Sejarah dan Repersentasi .52
3.3. Keterkaitan Tema dengan Judul .54
3.4. Photovoltiac System .55
3.4.1. Sejarah dan Perkembangan Photovoltaic 55
3.4.2. Jenis-jenis Photovoltaic 56
3.4.3. Cara Kerja Solar Sel ..........57
3.4.4. Buding Integrated Photovoltaic 65
3.4.5. Contoh Aplikasi Pada Bangunan ..69
3.5. Penggunaan Baja Pada Bangunan.71
3.6. Studi Banding Tema Sejenis 72
3.6. Penerapan Tema Pada Bangunan .72

BAB IV ANALISA
4.1. Analisa Fisi79
4.1.1. Batas-batas Site .79
4.1.2. Intensitas Pembangunan 80
4.1.3. Tata Guna Lahan 81
4.1.4. Sirkula 81
4.1.5. Analisa Vegetasi 82
4.1.6. Analisa View 83
4.1.7. Analisa Matahari .. 84
4.1.8. Analisa Pencapaian 85
4.1.9. Potensi Lingkungan Sekitar . 85
4.2. Analisa Struktur 86
4.3. Analisa Kebutuhan Ruang 87
4.4. Analisa Non Fisik 93
4.4.1. Analisa Kegiatan 93
4.4.2. Analisa Pengunjung 93
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
4.4.3. Analisa Kebutuhan Parkir .95
4.5. Analisa Fungsional 96
4.5.1. Penataan Pameran Peraga ..96
4.5.2. Analisa Ruang Gerak .97

BAB V KONSEP
5.1. Konsep Ruang Luar ..98
5.1.1. Konsep Area Parkir 98
5.1.2. Konsep Entrance 98
5.2. Konsep Masa.99
5.3. Konsep Ruang Dalam99
5.4. Konsep Bahan Bangunan . 100
5.5. Konsep Sistem Bangunan... 100

BAB VI HASIL PERANCANGAN
Hasil Perancangan 103

DAFTAR PUSTAKA 123





















MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490



DAFTAR TABEL

BAB II
Tabel 2.1 Alat Peraga ............................................................................................. ...... 24
Tabel 2.2 Analisa Pemilihan Lokasi ....................................................................... .......33
Tabel 2.3 Wilayah Pengembangan Pembangunan ................................................... .......35
Tabel 2.4 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ........................................................... .......37

BAB III
Tabel 3.1 Kesimpulan Studi Banding ..................................................................... ...... 78

BAB IV
Tabel 4.1 Analisa Kebutuhan Ruang ...................................................................... 87 - 92
Tabel 4.2 Jumlah Pelajar di Medan ........................................................................ ........94
Tabel 4.3 Pengunjung Museum Daerah SumateraUtara......................................................94
Tabel 4.4 Persentase Pengunjung Museum di Medan ......................................... ........ 95
Tabel 4.5 Hubungan Usia dan Ruang Gerak Anak ............................................... ........ 97






















MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490



DAFTAR GAMBAR

BAB II
Gambar 2.1 Kit Mekanika ............................................................................. 22
Gambar 2.2 Kit Optic .................................................................................... 24
Gambar 2.3 Science Garden ...................................... ...................................... 32
Gambar 2.4 Peta Kota Medan ........................................................................ 34
Gambar 2.5 RUTRK Kota Medan.................................................................. 36
Gambar 2.6 PP-IPTEK 38
Gambar 2.7 Ontario Science center........................ 39
Gambar 2.8 Singapore Science Center ........................................................... 43
Gambar 2.9 Ilustrasi Kegiatan Singapore Science Center ............................... 44
Gambar 2.10. Tampak Depan MSC .................................................................. 46
Gambar 2.11. Suasana Depan MSC .................................................................. 47
Gambar 2.12. Ruang Pameran 47
Gambar 2.13. Ruang Audiovisual............................................................................. 48
Gambar 2.14. Ruang Kompute.................................................................................. 48
Gambar 2.15. Ruang Kelas MS .............................................................................48
Gambar 2.16. Ruang Kelas MSC.............................................................................. 48
Gambar 2.17. Ruang Kelas MSC.............................................................................. 48
Gambar 2.18. Ruang KelasMSC...............................................................................48
Gambar 2.19. Ruang Auditorium ..............................................................................49
Gambar 2.20. Ruang Audiovisual. ............................................................................49
Gambar 2.21. Ruang Konfrensi.................................................................................49
Gambar 2.22. Ruang Fotocopy............................................................................... 49
Gambar 2.23. Cafetaria ..................................................................................... ... 49
Gambar 2.24. Ruang Seminar ..................................................................................49

BAB III
Gambar 3.1 Cara Kerja Solar Sel ................................................................... 57
Gambar 3.2 Modul Solar Sel ......................................................................... 61
Gambar 3.3 Orientasi Photovoltaic ............................................................... 62
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Gambar 3.4 BIVP Syste Diagram .................................................................. 65
Gambar 3.5 Solar Sel Pada Atap .................................................................... 68
Gambar 3.6 Solar Sel pada dinding ................................................................ 69
Gambar 3.7 Solar Sel Pada Fasad .................................................................. 70
Gambar 3.8 Solar Sel Pada Sky Light ............................................................ 71
Gambar 3.9 Solar Sel System Pembayangan .................................................. 71
Gambar 3.10 Pavilion Inggris .......................................................................... 72
Gambar 3.11 Sisi Timur Pavilion Inggris ......................................................... 73
Gambar 3.12 Potongan Memanjang ................................................................. 74
Gambar 3.13 Hongkong Shanghai Bank .......................................................... 74
Gambar 3.14 Interior Hongkong Shanghai Bank.............................................. 75
Gambar 3.15 Urban Farm Project .................................................................... 75
Gambar 3.16 Singapore Edge Complex ........................................................... 77
BAB IV
Gambar 4.1 Batas-batas Site ...................................................................... 79
Gambar 4.2 Tata Guna Lahan .................................................................... 81
Gambar 4.3 Analisa Sirkulasi .................................................................... 82
Gambar 4.4 Analisa Vegetasi ..................................................................... 83
Gambar 4.5 Analisa View Ke Dalam ......................................................... 83
Gambar 4.6 Analisa View Ke Luar ............................................................ 84
Gambar 4.7 Analisa Matahari .................................................................... 84
Gambar 4.8 Analisa Pencapaian................................................................. 85
Gambar 4.9 Struktur kabel ......................................................................... 86

BAB V
Gambar 5.1 Konsep Entrance .................................................................... 98
Gambar 5.2. Konsep Masa .......................................................................... 99

BAB VI GAMBAR HASIL RANCANGAN
Gambar 6.1 Site Plan dan Rencana Atap .................................................... 103
Gambar 6.2 Ground Plan .......................................................................... 104
Gambar 6.3 Denah Lantai 1-2 ................................................................... 105
Gambar 6.4 Denah Lantai 3-4 ................................................................... 106
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Gambar 6.5 Tampak Depan dan Belakang ................................................ 107
Gambar 6.6 Tampak Samping ................................................................... 108
Gambar 6.7 Potongan A-A, B-B ............................................................... 109
Gambar 6.8 Rencana Pondasi dan Pembalokan Lt. 2 ................................. 110
Gambar 6.9 Pembalokan Lt. 3 dan 4 .......................................................... 111
Gambar 6.10 Rencana Mekanikal Elektrikal LT 1-2 ................................... 112
Gambar 6.11 Rencana Mekanikal Elektrikal LT 3-4 ................................... 113
Gambar 6.12 Rencana Titik AC LT 1-2 ...................................................... 114
Gambar 6.13 Rencana Titik AC LT 3-4 ....................................................... 115
Gambar 6.14 Rencana Sanitasi LT 1-2 ....................................................... 116
Gambar 6.15 Rencana Sanitasi LT 3-4 ........................................................ 117
Gambar 6.16 Rencana Fire System LT 1-2 .................................................. 118
Gambar 6.17 Rencana Fire System LT 3-4 ................................................. 119
Gambar 6.18 Detail Arsitektur .................................................................... 120
Gambar 6.19 Sketsa Interior ....................................................................... 121
Gambar 6.20 Sketsa Eksterior ..................................................................... 122
























MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi sekarang ini menjadi salah satu tolak ukur dari
berkembangnya suatu bangsa. Namun yang terjadi di Indonesia, kemajuan IPTEK tersebut
tidak didukung oleh kemajuan masyarakatnya dalam pengetahuan tentang teknologi yang
berkembang saat ini, sehingga bangsa kita kalah bersaing dengan bangsa lain. Salah satu
faktor yang paling dominan yang menyebabkan persoalaan ini adalah tidak tersedianya
fasilitas pendukung yang memadai bagi masyarakat kita terkhusus kaum pemuda yang
terdidik untuk boleh mengenal, mempelajari, atau bahkan menciptakan sebuah penemuan
yang berhubungan dengan kemajuan teknologi. Karena itu agar mampu bertahan dan
bersaing, kualitas bangsa perlu ditingkatkan, salah satunya melalui pemahaman ilmu
pengetahuan dan teknologi dan melakukan percobaan-percobaan yang menghasilkan
penemuan-penemuan baru secara tepat dan benar. Hal itu semakin mutlak diperlukan
apalagi peranan IPTEK dalam kehidupan manusia semakin luas, hampir semua bidang
berhubungan dengan IPTEK. Perkembangan IPTEK yang sangat cepat tersebut perlu
dikuasai untuk kemajuan suatu bangsa.
Salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan diatas, yaitu dengan meningkatkan
kualitas suatu bangsa, yaitu dengan menumbuhkan pengertian dan apresiasi masyarakat
mengenai peranan IPTEK dalam pembangunan bangsa. Karena itu dibutuhkan suatu
wadah untuk memudahkan masyarakat mengenal, mengerti dan memahami IPTEK melalui
cara-cara yang menarik, mudah dan berkesan, sehingga masayarakat terutama kalangan
pelajar tergerak motivasinya.
Indonesia sendiri masih tertinggal dengan Negara-negara tetangganya dalam hal
IPTEK. Sebagai contoh India, yang termasuk negara sedang berkembang mempunyai 28
science center dalam ukuran besar. Malaysia dengan sekitar 20 juta jiwa penduduknya
mempunyai 2 science center. Thailand dengan jumlah penduduknya sekitar 45 juta jiwa
mempunyai 3 science center. Apalagi seperti negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Perancis, Inggris, hampir memiliki science center disetiap kotanya. Yang menjadi
pertanyaan adalah bagaimana dengan negara Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk
sekitar 200 juta jiwa?
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Science center merupakan suatu wadah yang bertujuan untuk memperkenalkan,
memperkaya pengetahuan, menciptakan hal-hal baru mengenai IPTEK, dan menumbuhkan
apresiasi IPTEK terhadap masyarakat segala usia secara mudah dan berkesan melalui
berbagai kegiatan yang banyak melibatkan peragaan interaktif yang dapat digunakan
dengan mudah. Science center merupakan sarana pendidikan di luar sekolah yang
memadukan unsur permainan atau games dan ilmu pengetahuan (education), berusaha
memperkenalkan IPTEK ke segala usia, serta memotivasi kaum mudah untuk boleh
berkreasi dengan menciptakan hal-hal baru yang berhubungan dengan IPTEK yang
bertujuan untuk meningkatkan kualitas suatu bangsa. Melalui peragaan interaktif, yang
didukung dengan uji coba yang lebih atraktif dari hasil-hasil temuan yang dihasilkan
terjadi interaksi antara pengunjung dengan alat yang dihasilkan, sehingga mendorong
setiap pengunjung untuk bereksplorasi atau mempunyai rasa keingintahuan yang lebih
bagimana alat ini bisa dihasilkan dan juga bagaiamana proses kerja dari alat tersebut.
Arus globalisasi yang sangat cepat saat ini menuntut kita untuk berperan aktif untuk
meningkatkan kualitas bangsa yang tidak kalah bersaing dengan bangsa lain. Melalui
peningkatan mutu pendidikan, dalam hal ini mengarah kepada pengetahuan akan IPTEK.
Ketertinggalan kita dari bangsa lain dalam hal IPTEK mengajak kita khususnya kaum
pelajar untuk berpikir maju kedepan dengan menggali potensi yang ada.
Sistem pendidikan yang ada saat ini di Indonesia mengarah kepada sistem
pembelajaran berbasis kompetensi, dimana setiap pelajar ataupun mahasiswa dituntut tidak
hanya menguasai teorinya saja tetapi juga pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan sistem seperti itu mau tidak mau setiap sekolah maupun perguruan tinggi harus
menyediakan fasilitas yang mendukung sistem pembelajaran tersebut. Namun yang terjadi
saat ini fasilitas pendukung tersebut tidak tersedia, hal ini dapat kita lihat dari beberapa
sekolah dan juga perguruan tinggi yang ada di Indonesia khususnya di kota Medan setiap
siswa, maupun mahasiswanya mengalami keterbatasan dalam hal penerapannya ataupun
pengapliksian dari setiap bidang ilmu science yang mereka pelajari karena mereka hanya
diperlengkapi secara teoritis saja. Di Indonesia science center ini dikenal juga dengan
istilah PP-IPTEK ( Pusat Peragaan IPTEK ). Di beberapa kota khususnya didaerah pulau
Jawa PP-IPTEK ini sudah memberikan dampak dalam peningkatan kualitas pengetahuan
IPTEK bagi masyarakat Indonesia. Namun yang menjadi masalah adalah tidak meratanya
peningkatan kualitas masyarakat Indonesia khususnya di kota Medan karena tidak adanya
fasilitas yang mendukung peningkatan kualitas tersebut.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Dari penjelasan diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan untuk latar belakang perlunya
Medan Science Center:
a. Perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat khususnya para pelajar dalam hal
IPTEK dengan menggunakan metode pembelajaran yang menarik, sehingga
kualitas pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat memiliki kualitas berdaya
saing yang baik dari negara lain.
b. Sebagai sarana penunjang pendidikan khususnya dalam bidang science, dalam hal
eksperimen ataupun penelitaian yang selama ini tidak difasilitasi oleh sekolah.
c. Kemajuan teknologi yang terjadi saat ini menuntut kita untuk lebih proaktif untuk
meningkatkan kualitas pengetahuan kita dalam bidang IPTEK dengan menciptakan
penemuan-penemuan teknologi baru yang berguna bagi masyarakat melalui
beberapa penelitian dan percobaan sehingga sangat dibutuhkan suatu wadah untuk
memenuhi kebutuhan tersebut.
Pengembangan PP-IPTEK ( Science Center )
PP-IPTEK yang berlokasi di TMII diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal
20 April 1991. Dengan ini tersedia sarana pendidikan luar sekolah yang menyampaikan
informasi perkembangan iptek. Pusat ini memberi kesempatan kepada pengunjung untuk
bukan hanya melihat rahasia dan gejala alam yang diperagakan, tetapi juga
mempelajarinya dengan menggunakan indera pendengar, pencium dan peraba melalui
manipulasi, operasi dan eksperimen. Paduan antara pengalaman nyata serta gagasan
abstrak inilah yang membawa seseorang pada pemahaman serta pengetahuan baru. Melalui
peragaan diberikan kesempatan kepada masyarakat pengunjung untuk secara mandiri
menjajagi kekayaan iptek . Pembelajaran tidak hanya terjadi melalui proses mengingat
atau mengulang di luar kepala, tetapi melalui proses akomodasi dan asimilasi, secara aktif
alat peraga dapat menggugah pembelajaran sesuai learning style pengunjung, dengan
demikian pengunjung diajak untuk bertanggung jawab terhadap pembelajarannya
tersendiri. Gagasan pendirian PP-IPTEK muncul bersamaan dengan pembangunan
PUSPIPTEK (Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) di serpong tahun 1978,
namun gagasan tidak berlanjut. Dengan surat keputusan Menristek nomor
15/M/Kp/IX/1984 dibentuk panitia kerja untuk melakukan pengkajian ulang menyangkut :
konsepsi dasar pembangunan, teme-tema peragaan, system pengelolaan, arsitektur. Baru
beberapa tahun kemudian (1987) berita pembangunan PP-IPTEK ramai dibicarakan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
dimedia masa. Keuangan Negara pada saat itu tidak memungkinkan realisasi program PP-
IPTEK sesuai dengan yang tertera dalam Rencana Induk Mei 1987, karena dipandang
perlu untuk melaksanakan pembangunan PP-IPTEK secara bertahap.
Sejarah PP-IPTEK
1978
Bersamaan dengan pembangunan Kompleks PUSPIPTEK (Pusat Penelitian Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi) di Serpong, J awa Barat, gagasan membangun PP-IPTEK
pertama kali muncul. Namun gagasan ini tidak dikembangkan lebih lanjut, karena
PUSPIPTEK dikhususkan untuk penyediaan wahana penelitian dan pengembangan yang
tidak bersifat dikunjungi untuk umum.

1984
Menristek atas persetujuan Ketua BP3-TMII kemudian mengambil kebijaksanaan
untuk melaksanakan pembangunan PP-IPTEK di TMII, berdasarkan SK Menristek dan
dibentuk Kelompok Kerja Science Center untuk mempelajari dan menyempurnakan
rancangan PP-IPTEK dan studi perbandingan.

1986-1987
Kerjasama dengan Perancis dalam pengembangan rencana induk PP-IPTEK yang
dilakukan dari bulan desember 1986 sampai dengan Juni 1987, kerjasama panitia kerja
Science Center dengan La Villete Perancis dan TMII, untuk pertama kalinya kegiatan
Science Center diperkenalkan kepada masyarakat, dengan menyelenggarakan pameran di
bidang Fisika dan Matematika di TMII pada pertengahan Juli.

1988-1990
Sebagai upaya memasyarakatkan IPTEK, panitia kerja Science Center diperkenalkan
kepada masyarakat, dengan menyelenggarakan pameran di bidang Fisika dan Matematika.

1989
TMII menyetujui agar science Center dapat menggunakan gedung Sky Lift yang tidak
digunakan lagi. Luas gedung ini adalah 1.000 M2.

1991
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Setelah direnovasi untuk disesuaikan fungsinya dengan yang baru, akhirnya PP-IPTEK
pada tanggal 20 April 1991 di resmikan oleh Presiden Soeharto. Walaupun dengan gedung
yang relatif kecil tetapi kegiatan yang diselenggarkan cukup berbobot.
Tujuan dan Sasaran PP-IPTEK adalah :
- Untuk menggugah kesadaran dan menumbuhkan apresiasi masyarakat terhadap
peranan iptek dalam kehidupan modern.
- Untuk mendorong timbulnya rasa keingintahuan (curiosity) masyarakat terhadap
iptek.
- Untuk memberikan gambaran adanya kaitan antara hasil pengembangan iptek
dengan kemajuan dunia industri dalam kehidupan sehari hari.
Peragaan Iptek berlokasi di wilayah timur kompleks Taman Mini Indonesia Indah,
tepatnya disebelah selatan Taman Burung atau sebelah barat Monumen KTT Gerakan Non
Blok TMII. Keberadaan Peragaan Iptek yang menempati areal tanah seluas 42.300 meter
persegi dengan luas lantai bangunan 24.000 meter persegi sangat mudah ditemukan
pengunjung TMII karena wujud bangunannya yang khas dan memberi kesan berbeda
dengan bangunan disekitarnya. Gedung PP-IPTEK diresmikan penggunaannya untuk
masyarakat luas pada tanggal 10 November 1995.
Kerjasama yang Telah Dilakukan PP-IPTEK dengan Instansi Lain
- Dalam Negri
Kerjasama strategis pengembangan science center dengan berbagai instantsi
pemerintah & swasta dilakukan berkaitan dengan:
- Kegiatan Sains Keliling ke desa-desa dengan topik Teknologi Tepat Guna dan
Iptek Pedesaan bekerjasama dengan Biro Pemasyarakatan Iptek (BPI) LIPI,
Pemda Tk. II Kabupaten Tangerang, Bogor dan Bekasi.
- Kegiatan Pengembangan Peragaan bekerja sama dengan UPT LUK BPPT,
PUSPIPTEK, P3KIM LIPI, PT. IPTN, PT. PAL, PT. PINDAD, PT. INKA.
- Rencana Pengembangan Science Center di daerah bekerjasama dengan Direktorat
Pemerintahan Kota, Ditjen PUOD Depdagri.
- Pengembangan Science Center daerah bekerjasama dengan Kantor Menteri Negara
Riset & Teknologi.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
- Pengembangan Science Center Bumi Parahyangan Bandung bekerjasama dengan
PT. Belaputera Intiland.
- Pengembangan Science Center Jawa Timur Park Batu-Malang bekerjasama dengan
PT. Jawa Timur Park.
Kerja sama dengan pihak swasta dilakukan berkaitan dengan :
- Kegiatan Pengembangan Peragaan bekerjasama dengan PT. Terang Dunia
Internusa .
- Kegiatan memeriahkan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional bekerja sama dengan
Universitas Bina Nusantara, PT. Elexmedia Komputindo, PT. Gunung Agung dan
PT. Gigazindo.
- Kegiatan memeriahkan Hari Anak Nasional bekerja sama dengan PT. Freeport
Indonesia dan PT. Caltex Pasific Indonesia.
- Kegiatan memeriahkan Tahun Bahari dan Dirgantara bekerja sama dengan Majalah
Angkasa, Majalah Fotomedia, Harian Republika, Puspen TNI-AU, Badan
Pengendali dan Analisis Dampak Lingkungan (BAPEDAL), Puslitbang Oceanologi
LIPI, Kantor Berita Antara dan Galeri Foto Jurnalistik Antara.
- Penyelenggaraan acara televisi Kuis Indosat Galileo di SCTV bekerjasama dengan
PT. Inter Admark Dentsu, PT. Indosat, Univ. Trisakti dan Unika Parahyangan.
- Penyelenggaraan kegiatan Creative Exhibits Design di Sekolah YPVDP
bekerjasama dengan PT. Badak NGL, Bontang Kalimantan Timur.
- Penyelenggaraan 1st Asian Physics Olympiad bekerjasama dengan LIPPO Group
dan Tim Olimpiade Fisika Indonesia.
- Pendukung segmen iptek pada acara televisi Pesta Ceria di Indosiar bekerjasama
dengan PT. Indosiar Visual Mandiri.
- Pendukung segmen iptek pada acara televisi Klub Anak Indonesia di TVRI
bekerjasama dengan PT. Hadi Cinema Putra.
- Penyelenggaraan 1st Dunia Fantasi Science Festival bekerjasama dengan PT.
Taman Impian Jaya Ancol, Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Minyak dan
Gas Bumi.
- Penerbitan Kuis Pak Archi di Harian Umum Suara Pembaruan bekerjasama dengan
PT. Media Interaksi Utama.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
- Kegiatan Festival Iptek Remaja bekerjasama dengan DuPont Indonesia Rep.Office,
Bank Niaga, Majalah Orbit, Radio Female, Air minum VIT, PT. Indosat, Trans-TV,
SCTV, PT. Yasawirya Tama Citra, PT. Freeport.



LUAR NEGERI
- Bersama dengan Science Center di negara-negara Asia dan Amerika membentuk
jaringan kerja sama yang dinamakan ASPAC Network.
- Bekerja sama dengan Science Center di mancanegara melalui keanggotaan
Association Science and Technology Centres (ASTC).

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PROYEK
1.2.1 Maksud proyek:
a. Merencanakan pengkoordiniran pengembangan hasil-hasil penelitian dan
pengembangan untuk mendukung program peragaan IPTEK.
b. Mengkaji, memantau dan mengevaluasi perkembangan IPTEK yang bermanfaat
bagi masyarakat untuk kepentingan promosi dan peragaan IPTEK.
c. Menyusun rencana desain dan produksi alat peraga serta menyajikan dalam bentuk
komunikatif.
d. Merencanakan dan menyelenggarakan peragaan demonstrasi alat peraga, yang
berhubungan dengan IPTEK.

1.2.2 Tujuan proyek:
a. Membangkitkan minat masyarakat khususnya kaum pelajar untuk berperan aktif
dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
b. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang konsep dan
prisnsip dasar ilmu dan teknologi untuk kesejahteraan dan kemajuan bangsa
c. Untuk memberikan gambaran adanya kaitan antara hasil pengembangan iptek
dengan kemajuan dunia industri dalam kehidupan sehari-hari.
d. Menjadi sarana pendidikan yang mendukung kualitas pengembangan IPTEK kaum
pelajar yang memiliki daya saing yang baik.

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

1.3 MASALAH PERANCANGAN
a. Bagaimana menciptakan suasana ruang dalam dan ruang luar yang nyaman dan
menyenangkan pada bangunan dalam pengenalan dan pemahaman akan IPTEK
b. Bagaimana menciptakan bangunan yang memilki kesan IPTEK ketika orang
melihatnya dan berada didalamnya
c. Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang diangkat yaitu high-tech dan
mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan

1.4 . PENDEKATAN
a. Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema
yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai
dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah
b. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan
perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada , sumber dapat berupa buku,
majalah, internet, dan sebagainya
c. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang
berhubungan dengan kasus proyek.

1.5. Sasaran dan Lingkup Proyek.
Sasaran proyek: Pelajar SD, SMP, SMA dan masyarakat umum.
Lingkup pelayanan proyek: sebagai pusat pembelajaran, pengenalan, pemahaman
dan kreasi IPTEK bagi masyarakat terutama generasi muda skala nasional, khususnya
Medan. Dengan menyediakan berbagai alat peraga yang dapat digunakan langsung oleh
pengunjung, maka tercipta suatu interaksi antara alat dan pengunjung sehingga
memudahkan pengunjung untuk mengenalkan IPTEK, proses kerjanya kepada pengunjung.
Karena alat peraga yang dapat berinteraksi langsung dengan pengunjung, sehingga sepintas
terlihat seperti sedang memainkan sebuah permainan. Dengan kata lain belajar sambil
bermain disitulah menjadi salah satu daya tarik dari proyek ini. Disamping itu juga
menyediakan berbagai kelas pengajaran dan laboratorium-laboratorium, dan alat-alat
peraga sesuai dengan bidang IPTEK.


MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490






1.6. Batasan Proyek
- Bangunan direncanakan sebagai tempat sarana pendidikan, peragaan IPTEK,
pameran, dan kompetisi science. Dalam kasus proyek ini bidang science yang akan
diterapkan dalam bangunan ini difokuskan pada bidang-bidang ilmu yang berkaitan
dengan bidang ilmu Fisika.
- Penerapan sistem photovoltaic system, serta sistem manajemen dan struktur yang
menggunakan teknologi modern pada bangunan sebagai wujud pengaplikasian
arsitektur high-tech pada bangunan.



















MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490






1.7.KERANGKA BERPIKIR



























Ide/ Gagasan

J udul Proyek: Medan Science Center
Tema : Arsitektur High-Tech

Latar Belakang Proyek :
Fasilitas pendukung peningkatan
SDM dalam hal pemahaman dan
pengetahuan akan IPTEK
Kebutuhan science center sebagai
sarana penunjang pendidikan


Sasaran:
Kalangan pelajar SD, SMP. SMA dan
masyarakat di Kota Medan

Studi Banding
Studi Literatur
Studi Lokasi


Permasalahan :
Bagaimana Medan Science Center
menjadi sarana peningkatan kualitas
IPTEK
Menciptakan suasana ruang dalam
dan luar yang nyaman.
Bagaimana menentukan jenis-jenis
kegiatan yang mendukung proses
peningkatan kualitas pengetahuan
akan IPTEK
Penerapan tema Arsitektur High-tech
pada bangunan, dalam hal ini
photovoltaic system

Gambar kerja, Maket,
Laporan Proyek

Konsep
Perancangan

Konsep

Analisa Fisik

Tujuan dan Manfaat Proyek:
Pengkoordiniran pengembangan hasil-
hasil penelitian untuk mendukung
program science center
Meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat tentang
konsep dan prisnsip dasar ilmu dan
teknologi
Menjadi sarana pendidikan yang
mendukung kualitas pengembangan
IPTEK kaum pelajar yang memiliki
b ik

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490









1.8. Sistematika Laporan

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, masalah, lingkup kajian,
pendekatan, kerangka berpikir dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi telaah serta kajian tentang terminologi judul, tinjauan umum, tinjauan
khusus, tinjauan teoritis, dan studi banding sejenis.

BAB III ELABORASI TEMA
Berisi telaah teoritis serta kajian tentang tema Sustainable Arsitektur dan studi
banding yang menghasilkan pemahaman yang dapat diterjemahkan dalam
perancangan Medan Science Center

BAB IV ANALISIS
Berisi analisa kondisi tapak dan lingkungan (lokasi, kondisi, dan potensi lahan,
peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan,
orientasi lalu lintas, sirkulasi, dll), analisa fungsional, analisa teknologi, serta
analisis dan penerapan tema dan kesimpulan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN
Merupakan penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai
alternatif pemecahan masalah perancangan, yaitu konsep dasar, konsep
perancangan bangunan, konsep struktur bangunan, konsep perancangan utilitas
bangunan.

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi hasil rancangan, gambar-gambar hasil rancangan yang sudah diperbaiki dan
dilengkapi dengan maket
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II
DESKRIPSI PROYEK
2.1 Tinjauan Umum
Secara umum dapat dijabarkan tinjauan umum proyek Medan Science Center
sebagai berikut :
Kasus Proyek : Medan Science Center
Lokasi Proyek : J l. Gajah Mada
Luas Tanah : 13.000 m
2

KDB : 60%
GSB : 6 m
KLB : 20-21 lantai
Kapasitas : 800 orang
Batasan Tapak : Utara: Jl, Gajah Mada
Selatan: J l. Hasanuddin
Barat: Jl. Majapahit
Timur: J l. S. Parman
Topografi Tapak : Relatif Datar
Jenis Kasus : Fiktif
Pemilik Proyek : Pemerintah Sumatera Utara

2.1.1. Pengertian Judul
- Medan adalah sebuah kota besar di bagian barat Indonesia
- Pusat dapat diartikan sebagai berikut :
a. Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi
b. Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan
c. Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi sterkumpul atau
terkonsentrasi.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Sains, yang tak asing lagi bagi kita baik di SMA maupun di universitas sebenarnya
terbagi dalam 3 macam, yaitu:
1. Science, yaitu suatu teori hukum dasar alamiah yang telah mengalami berbagai
proses penelitian yang ketat dan telah terbukti kebenarannya dari suatu hypotesis
yang dikemukakan para scientist mengenai satu fenomena, seperti teori thermal
mengenai udara panas akan selalu lebih ringan dari yang dingin, dan akan bergerak
naik, atau dari yang bertekanan tinggi ke rendah
2. protoscience, yaitu mencerminkan pada keaslian, primitif dan berdasarkan kepada
pengertian nenek moyang. Protoscience lebih dapat mengungkapkan sebuah
pengertian/teori yang tersembunyi dimana kadangkala justru memperkaya
pengetahuan bagi para scientist dari pada kemampuan sains kontemporeri. Seperti
phytagoras menggambarkan elemen-elemen pengetahuan alam universal.
3. Parascience, yaitu berasal dari bahasa Greek; dimana para artinya bersamaan
dengan/disamping; yang berpangkal pada science dan protoscience. Maka
protoscience meliputi tidak hanya pada prosedur-prosedur penelitian yang
terkontrol, tetapi juga pada aliran mistik dan supernatural. Banyak kegiatan aktifitas
dari parascience sulit diukur karena bernilai subyektif dan intuitif.
Beberapa pendapat mengenai pengertian science:
Eksplorasi materi alam berdasarkan pengamatan, dan yang mencari
hubungan penejelasan mengenai fenomena yang dialami, serta bersifat
mampu menguji diri sendiri (science is an exploration in the material
universe, based on observation, which seeks natural ekplanatory relation,
and which is self testing) Zen, 1984:9.
Science (latin): mengetahui dan belajar (Holton, 1985)
Science muncul dari aktifitas terus-menerus manusia tentang keberadaan
dan munculnya konsep baru dari pengalaman-pengalaman serta pengamatn,
dan konsep baru tersebut pada akhirnya memimpin percobaan dan
pengamatan tersebut. (James, 1957:37).
Sains bersifat objektif, netral dan bebas nilai. Sekalipun diakui berpijak
pada sistem nilai, tapi bebas dari pertimbangan nilai (free from value
judgement). Sains adalah satu-satunya yang dapat membedakan antara fakta
dan yang bukan fakta (Zen, 1984:9)
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Sains dibentuk karena pertemuan dua orde pengalaman. Orde pertama
didasarkan pada hasil observasi fakta, dan orde kedua didasarkan pada
konsep manusia mengenai alam semesta, jadi orde observasi dan orde
konsepsional (Whitehead, 1933).


Sejarah Pengetahuan
Pada abad ke-delapan belas, science dan pilosofi natural tidaklah sama, tapi tidak
lama kemudian, dengan penggunaan langsung filosofi natural kemudian dikenal sebagai
metode science. Pada masa ini, ilmu yang mempelajari alam adalah filosofi natural.
Sementara itu ilmu yang mempelajari pemikiran manusia adalah filosofi moral. Kata
science dalam bahasa Inggris hingga abad ke-tujuh belas masih digunakan untuk konsep
pengetahuan Aristotelian yang menjelaskan bagaimana melakukan sesuatu.
Pada awal 1800-an, filosofi natural mulai berpisah dari filosofi. Dalam sejumlah
kasus, science digunakan untuk mempertahankan pengetahuan yang dapat dipercaya
tentang sejumlah topik. Seiring dengan perkembangan sejumlah ilmu yang menghasilkan
sejumlah hokum seperti hokum Kepler, hukum Newton, Hukum Galileo dan lain-lain,
filosofi natural lebih dekenal baik sebagai natural science.
Pada abad ke 19, sejumlah pembicara Inggris membedakan science kedalam
sejumlah cabang ilmu yang berbeda. Pada abad 20, science digambarkan sebagai sesuatu
yang dapat menggambarkan dunia. Semuanya dilakukan dengan latihan yang nyata,
melalui metode yang unik. Semuanya dilakukan untuk memberikan legitimasi berbagai
cabang science seperti ilmu pengobatan, teknik dan lain-lain. Tahun-tahun setelah 1900-an,
hubungan antara science dan teknologi juga berkembang dengan kuat.

Scientific Method
Scientific method digunakan untuk mencari penjelasan tentang sesuatu dialam
dengan cara-cara yang bisa dikembangkan dan untuk menggunakan perkembangan ini
untuk mendapatkan prediksi yang berguna. Semuanya akan tercapai dengan penelitian
fenomena natural, dan juga melalui percobaan yang mencoba mensimulasiakn kejadian
alami dibawah kondisi yang direncanakan. Metode ini menyediakan proses yang objektif
untuk mencari solusi atas permasalahan dalam sejumlah bidang pengetahuan dan
teknologi. Seringkali ilmuwan memiliki pilihan untuk mencapai satu tujuan dan para
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
ilmuwan menyadari bahwa penting agar pilihan mereka tidak menghasilkan sesuatu yang
emnyimpang dari interpretasi mereka. Metode scientific yang tepat akan meminimalisir
dampak yang menyimpang dari percobaan mereka. Hal ini dapat diatasi dengan
menggunakan percobaan yang telah direncakan dengan benar.
Para ilmuan menggunakan model untuk menggamabarkan sesuatu, salah satunya
digunakan untuk memperoleh prediksi yang dapat diuji coba melalui percobaan atau
observasi. Sebuah percobaan dapat menghasilkan sebuah hipotesa. Sebuah teori dalam
konteks science adalah sesuatu yang logis dan konsisten untuk menggambarkan tingkah
laku fenomena alam yang terjadi. Sebuah teori biasanya menggambarkan sesuatu yang
lebih luas dari hipotesa. Biasanya sejumlah hipotesa diperoleh dari satu teori. Sebagai
contoh, ilmu fisika adalah ilmu yang secara umum dibentuk melalui sekian banyak
observasi yang telah teruji.
Science tidak dapat mengklaim secara mutlak suatu pengetahuan tentang alam atau
perilaku sebuah subjek. Tidak seperti ilmu matematika yang dapat dibuktikan, teori
scientific bersifat empiris dan selalu terbuka untuk diuji/ falsifikasi jika sesuatu yang baru
diperoleh. Bahkan jika dasar dan pondasi teori dapat menjadi tidak sempurna jika
obeservasi baru tidak sejalan dengannya.

Philosofi Science
Pilosofi science mencari pemahaman tentang alam dan pembenaran pengetahuan
scientifik. Sangat sulit untuk membuktikan metode laporan ilmiah secara pasti untuk
membedakan science dari yang bukan science. Oleh karena itu terdapat sebuah argumen
dimana batas pasti antara keduanya.
Science memiliki alasan dasar yang dapat diterima oleh akal kita. Contohnya
adalah metode scientifik tidak dapat menarik kesimpulan dari sesuatu yang berada diluar
batas, seperti hal-hal seperti supranatural. Hal ini berada di luar batas penjelasan science.
Berdasar pada alasan dan logika, rumus-rumus scientifik dan pengujian berulang-
ulang dengan analisa bagaimana mengumpulkan bukti nyata dan digabungkkan dengan
teori.

Cabang-cabang Pengetahuan
Pengetahuan secara umum diklasifikasikan dalam dua bagian, yaitu pengetahuan
alam dan pengetahuan sosial. Ada sejumlah disiplin lain yang berkaitan yang
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
dikelompokkan sebagai ilmu terapan, diantaranya adalah teknik dan pengetahuan
kesehatan. Dalam kategori ini terdapat sejumlah pengkhususan cabang pengetahuan yang
merupakan bagian elemen disipline ilmu lain.
Status sosial pengetahuan sebagai sesuatu yang empiris telah menjadi perdebatan
sejak abad 20. Diskusi dan debat mengenai topik ini dengan sejumlah topik lain seperti
pengetahuan sosial dan perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak scientis.
Kenyatannya banyak akademisi seperti peraih nobel Percy W. Bridgman dan sejumlah
tokoh lain memberikan dukungan dan persetujuan terhadap label science dalam sejumlah
bidang pengetahuan yang mereka sadari sebagai sesuatu yang tidak scientis, ambigu dan
tiadak sesuai bila dibandingkan dengan bidang lain.
Ada cukup banyak bidang pendidikan science, mulai dari ilmu-ilmu dasar hingga
pengetahuan teknik terapan. Berikut merupakan penjabaran tentang bidang-bidang science
tersebut :
- Golongan ilmu dasar
- Matematika
- Fisika
- Biologi
- Kimia
- Geologi
- Astronomi
- Ilmu sosial
- Golongan ilmu pengetahuan terapan
- Optik
- Elegtromagnetik
- Meteorologi
- Lingkungan hidup
- Kedokteran
- Planotologi
- Golongan teknologi
- teknologi pertanian
- teknologi dirgantara
- teknik produksi dan jaminan mutu dan bio-teknologi
- teknologi telekomunikasi
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
- teknologi informatika
- teknologi instrumentasi

2.2 Deskripsi Judul
Medan Science Center merupakan suatu fasilitas yang dipergunakan untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang IPTEK khususnya yang berkaitan dengan
ilmu Fisika, memotivasi masyarakat khususnya kaum muda untuk berkreasi menciptakan
temuan-temuan baru dari hasil penelitian yang mereka lakukan serta memperkenalkannya
kepada masyarakat, sebagai sarana penunjang pendidikan, dan mendorong kalangan
pelajar untuk lebih menyukai IPTEK. Namun secara khusus Medan Science Center ini
diperuntukkan bagi para pelajar yaitu SD, SMP, SMA untuk memberikan pemahaman dan
pendalaman yang berbau hal science khususnya bidang Fisika.pemahaman dan
pendalaman pengetahuan ini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode,
anatara lain:
- Menyediakan alat peraga
Fasilitas peraga yang digunakan pada Medan Science Center ini adalah yang
berhubungan dengan sains fisika.
- Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar yang terdapat pada Medan Science Center ini adalah berupa ruang
kelas, dimana didalam proses belajar didalam ruang kelas digunakan beberapa
metode yang menarik yang dikerjakan oleh beberapa staf pengajar yang ada.
- Perpustakaan
Perpustakaan yang ada akan melengkapi fasilitas ini. Terdapat dua jenis
perpustakaan, yaitu perpustakaan konvensional dan perpustakaan digital. Melalui
kedua perpustakaan ini para pengguna fasilitas akan dapat emmperoleh
pengetahuan lebih tentang pengetahuan dan teknologi.
- Pameran
Kegiatan pameran yang dilakukan di Medan Science Center ini menjadi sarana
dalam meningkatkan pemahaman ataupun pengenalan pengunjung akan sains
fisika.
- Workshop ataupun Seminar
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Kegiatan workshop dan seminar juga menjadi suatu sarana yang dipandang baik
baik sebagai sarana pendukung didalam proses pemahaman dan pendalaman sains
fisika itu sendiri.

Skala Pelayanan
Skala pelayanan Medan Science Center ini adalah masyarat umum. Hal ini
didukung oleh kepemilikan fasilitas yaitu milik pemerintah. Sebagai institusi milik
pemerintah, sudah merupakan keharusan bahwa Medan Science center ini hendaknya
digunakan untuk kepentingan masyarakat. Namun secara khusus fasilitas ini diperuntukkan
bagi kalangan pelajar.
Medan Science Center berfungsi sebagai wadah tempat melakukan berbagai
kepentingan yang dapat memberikan dukungan dan perkemabangan bagi dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi. Medan Science Center merupakan fasilitas pusat untuk
memperoleh informasi pengetahuan dan teknologi serta perkembangannya di kota Medan.
Medan Science Center memfasilitasi penginformasian pengetahuan dan teknologi pada
tingkat-tingkat ilmu science exacta, yakni secara khusus tentang sains Fisika.

2.3 Sains Fisika
2.3.1 Pengertian Fisika
Fisika merupakan Ilmu yang mempelajari tentang alam, dan mengarah pada
pertanyan-pertanyan yang paling mendasar sehubungan denganalam fisik semesta (Nathan,
1987:2), sehingga dikatakan merupakan The basic science.
Fisika (Bahasa Yunani physikos, alamiah) adalah sains atau ilmu tentang alam
dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi
dalam lingkup ruang dan waktu. Para fisikawan atau ahli fisika mempelajari perilaku dan
sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang
membentuk segala materi (fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai
satu kesatuan. Fisika adalah ilmu yang paling fundamental dan mencakup semua sains.
Baik sains benda-benda hidup maupun sains fisika. Dalam pengertian secara luas fisika itu
cabang dari ilmu pengetahuan yang menguraikan dan menjelaskan tentang unsur-unsur
dalam bumi serta fenomenanya.
Fisika juga merupakan ilmu pengetahuan kuantitatif atau ilmu pengatahuan tentang
pengukuran dan hasil percobaan secara sistematis. Tidak ada batsa dari definisi ilmu fisika
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
yang akurat, ilmu pengetahuan yang berbeda adalah sebagai contoh yang nyata bahwa ada
ilmuan dan batas ilmu pengetahuan yang dipakai sebagai percobaan dengan nama
gabungan yaitu: kimia-fisika, fisika-astronomi, fisika-geologi, fisika-biologi, dan fisika
obat-obatan.
Fisika merupakan ilmu yang paling banyak memerlukan pemahaman daripada
pengahafalan. Kunci kesuksesan dalam belajar fisika aitu ada kemampuan kita untuk
memahami tiga hasil pokok fisika yaitu:
- konsep-konsep
- hukum-hukum
- teori-teori
Eksperimen yang dilakukan dalam fisika memungkinkan faktor-faktor yang ditinjau dari
jauh lebih teliti dan membuka kemungkinan untuk mempelajari lapisan-lapisan dalam
potensi-potensi alam, yang tanpa eksperimentasi akan lolos sama sekali dari perhatian.
Objektivitas dalam fisika adalah objektivitas yang menyangkut hal-hal yang diberikan oleh
objek, sehingga setiap eksperimen pada prinsipnya dapat diulangi.
Isi dan organisasi materi serta pemaparan struktur dan pengertian pokok dalam fisika
mempelajari hal-hal yang fundamental tentang zat dan energi. Dalam fisika mekanika dan
teori medan merupakan cabang-cabang utama. Mekanika menelaah gerak partikel dibawah
pengaruh gaya-gaya, dan teori medan mengkaji asal, perilaku dan sifat medan gravitasi,
medan elektromagnetik, medan nuklir dan gaya lainnya.

2.3.2. Sejarah Perkembangan Fisika
Sejak zaman purbakala, orang telah mencoba untuk mengerti sifat dari benda:
mengapa objek yang tidak ditopang jatuh ke tanah, mengapa material yang beebeda
memiliki properti yang berbeda, dan seterusnya. Lainnya adalah sifat dari jagad raya,
seperti bentuk bumi dan sifat dari objek celestial seperti matahari dan bulan.
Beberapa teori diusulkan dan banyak yang salah. Teori tersebut banyak tergantung
dari istilah filosofi, dan tidak pernah dipastikan oleh eksperimen sistematik seperti yang
popular sekarang ini. Ada pengecualian dan anakronisme: contohnya, pemikir Yunani
Archimedes menurunkan banyak deskripsi kuantitatif yang benar dari mekanik dan
hidrostatik.
Pada awal abad 17, Galileo memformulasikan dan berhasil meneliti beberapa hasil
dari dinamika mekanik, terutama hukum Inert. Pada tahun 1687, Isaac Newton
menerbitkan Filosofi Natural prinsip Matematika, memberikan penjelasan yang jelas dari
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
teori fisika yang sukses: Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber dari mekanika
klasik; dan hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori
ini cocok dalam eksperimen. Prinsipnya juga memasukkan beberapa teori dalam dinamika
fluida.
Menurut (Hoyle, 1957) terdapat empat revolusi fisika, Perkembangan empat
revolusi tersebut adalah sebagai berikut:
o Revolusi pertama, membuka era bagi penelitian mendalam mengenai gaya
gravitasi, dan penelitian mengenai dinamika gerakan benda-benda. Gerak-
gerik benda angkasa, peredaran bintang, munculnya komet, dan sebagainya,
serta sifat dan tingkah laku benda-benda di bumi dapat dinyatakan dalam
rumus matematika. Era ini dirintis oleh Isaac Newton.
o Revolusi kedua, lebih memusatkan pada sifat-sifat kelistrikan dan
kemagnetan benda sebagai keseluruhan, dan juga mengenai sifat-sifat
radiasi. Dipelopori oleh ilmuwan besar seperti Faraday, Maxwell.
Pengetahuan pada era ini memungkinkan telekomunikasi modern
sebagaimana kita kenal ini.
o Revolusi ketiga, diawali dengan ditemukannya kuantum cahaya oleh Max
Planc. Era ini membawa revolusi secara menyeluruh dalam pemikiran
manusia tentang zat dan juga tentang jagad raya. Kecemerlangan diera
inidibawakan oleh: Einstein (relativitas), Rutherford (atom), Bohr
(kuantum), Schrodinger, Heisenberg, dan Dirac (Kuantum Baru).
Perkembangan era ini memungkinkan manusia mengenal atom, mengarungi
samudra raya yang semula diperkirakan tak terbatas.
o Revolusi keempat, diawali dengan ditemukannya materi baru yang disebut
partikel oleh Anderson dan disini timbul istilah ultar besar dan ultra kecil,
dalam menyelidiki jangkauan penyebaran materi jagad raya. Menjadi
tantangan untuk mengenal hukum yang berlaku dalam kedua wilayah
tersebut sampai saat ini.

2.3.3 Cabang-cabang ilmu Fisika
Menurut (Hidayat, Bambang;2000) cabang-cabang keilmuan fisika terbagi atas:
o Fisika Teori
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Meliputi toeri medan kuantum, fisika statistik, teori relativitas umum, fisika
matematik (teori chaos, gemetri farkatal, geometri diferensial, aljabar)
o Struktur materi
Meliputi fisika partiekel, fisika inti (energi rendah, sedang tinggi), fisika atom
(atom berenergi banyak, sistem cluster), fisika molekul, fisika zat padat (fisika
kristal, elektronik, sifat listrik, sifat magnetik, sifat optic). Fisika medium
kontinu (fluida, elastisitas, fisika plasma), fisika bumi (gunung berapi,
kegempaan), fisika atmosfer, fisika laut, fisika matahari, fisika bintang,
kosmologi, biofisika (fisika membran, fisika medis)
o Fisika terapan, (berorientasi pada permasalahn pemanfaatan)
Meliputi geofisika eksplorasi (metode elektromagnetik, metode gravitasi dan
magenetik, seismik, listrik, logging), fisika reaktor (dinamika, statika,
termohidrolika, keselamatan reaktor nuklir), fisika radiasi (dosimetri, proteksi
radiasi), fisika lingkungan (konservasi energi, lubang ozon, hujan buatan),
optika (laser, holografi, spektoskapi, optika geometris, optika nonlinear),
akustik (nondestructive testing, akustik bawah laut). Fisika material (fisika
polimer, semikonduktor, bahan komposit, film tipis, keramik, superkonduktor,
bahan magnetik), fisika medis (sistem diagnostic, terapi radiasi), fisika energi
(nuklir, energi surya, energi angin, energi geothremal).
o Instrumentasi
Meliputi sistem vakum, elektronik, komputer, sensor, akselerator, robotika,
teknologi suhu rendah.
o Fisika Komputasi
Meliputi komputansi numerik, simbolik, jaringan neural, permodelan dan
simulasi, pengolahan isyarat digital (isyarat surya, citra, medis, geofisika),
teknik montecarlo, intelegensi artificial.

Pembagian fisika secara umum terdiri dari dua bagian yaitu:
1. pembagian secara klasik
2. pembagian secara modern

Pembagian Secara Klasik.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Fisika didasarkan pada kelompok ilmumu gejala alam yang dipelajari dengan metode yang
khas untuk kelompok yang bersangkutan yaitu:
- Medan Klasik
- Kalor dan Termodinamika
- Teori kinetik gas
- Mekanika statistik
- Optika
- Akustik
- Listrik
- Elektromagnetik
Pembagian Secara Modern
Fisika juag dikelompokkan yang didasarkan pada jenis struktur dalam alam yang dipelajari
oleh cabang yang bersangkutan, yaitu:
- Mekanika kuantum
- Relativitas
- Inti Atom
- Partikel elmenter
- Fisika gas dan plasma
- Biofisika

Metode Belajar Fisika yang Efektif
1. Menghubungkan fisika dengan kegiatan yang menyenangkan
Siswa senang balet, akan merasa senang jika kita bisa membahas bagaimana fisika
menjelaskan proses keseimbangan berdiri di atas satu kaki "one pointe" atau
bagaimana dengan perubahan momentum sudut kita dapat merubah kecepatan
putar, saat kita melakukan putaran ke kanan dengan satu kaki ke atas.
2. Mengajak anak untuk berpikir kreatif
Pelajaran ini menjadi menarik jika siswa diajak berpikir bebas. Siswa SMU yang
mempunyai energi lebih ini akan dapat menyalurkan energi dan kreativitasnya
untuk menjawab pertanyaa-pertanyaan menantang dengan menggunakan konsep
fisika yang sudah dipelajari.Misalnya pertanyaan berikut: Bagaimana kamu
bergerak di atas es yang sangat licin?
3. Mengurangi/menghilangkan penghafalan rumus
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Salah satu penyebab yang membuat siswa sebal dengan fisika adalah banyaknya
rumus yang harus dihafal dan tidak tahunya cara memasukan besaran yang
diketahui ke dalam rumus-rumus itu. Sebab yang lain adalah berhubungan dengan
matematika (proses aljabar) yang kadang-kadang membuat siswa prustasi karena
berulang-ulangmelakukankesalahan. Apakah benar rumus fisika sedemikian
banyaknya? Ketika kita melakukan analisis ternyata rumus fisika tidak sebanyak
yang kita bayangkan.
4. Memanfaatkan berbagai alat peraga dan multimedia.

www.scienceworld.wolfram.com/physics
Dalam belajar fisika, alat peraga adalah kebutuhan utama. Kadang-kadang kita
membayangkan bagaimana telur bisa masuk ke dalam botol hanya dengan
mengurangi tekanan udara dalam botol. Sukar membayangkan bagaimana gerakan
pesawat ulang alik sebelum mendarat ke bumi. Sukar membayangkan bagaimana
terjadinya efek doppler. Kesukaran visualisasi ini akan banyak terobati dengan
menggunakan berbagi alat peraga dari mulai yang sederhana hingga yang paling
canggih.

2.4. ALAT PERAGA & PENGELOMPOKANNYA
Berbeda dengan museum yang hampir seluruh benda koleksinya merupakan
barang-barang yang memiliki nilai historis atau replikanya, maka seluruh benda koleksi di
Peragaan Iptek merupakan alat-alat peraga interaktif yang sebagian besar bersifat dapat
disentuh & mainkan. Benda-benda koleksi tersebut disajikan sama sekali bukan untuk
menonjolkan aspek nilai histories melainkan pada aspek fenomena yang disampaikan alat
peraga. Oleh sebab itu bila hampir diseluruh museum para pengunjungnya dilarang untuk
menyentuh dan memegang benda-benda koleksi/alat peraga, tetapi di Peragaan Iptek
pengunjung harus menyentuh, memegang, bermain-main dan berinteraksi dengan alat
peraga. Karena tanpa melakukan aktivitas tersebut pada alat peraga, maka pengunjung
sama sekali tidak akan merasakan manfaat dan mendapatkan pengetahuan dari sebuah alat
peraga.

Beberapa Jenis alat Peraga Percobaanya
Kit Mekanika Internasional
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Set peralatan lengkap, terdiri dari komponen yang presisi untuk memudahkan merangkai
percobaan dan keberhasilan mendapat hasil percobaan. 21 percobaan sesuai dengan
kurikulum internasional. Terdiri dari 45 Komponen yg dikemas dalam Kotak Kayu dan
Wadah Prabentuk Dimensi: 68 44 18 cm | Berat: 8,2 Kg


Kode Katalog Nama Alat Jumlah
FME 51.01/01 Dasar Statif 1 buah
GSN 185 Klem Meja 1 buah
FPT 16.17/87 Tumpakan Berpenjepit 2 buah
FPT 16.03/67 Penyambung Rel 1 buah
FPT 16.04/68 Kaki Rel 2 buah
KST 30/250 Batang Statif, 250 mm 2 buah
KST 30/500 Batang Statif, 500 mm 1 buah
GSN 162 Bosshead, Universal 2 buah
PMK 201 Pasak Penumpu 2 buah
FME 51.02/02 Kaki Statif 2 buah
KST 30/010 Batang Logam, 100 mm 1 buah
FME 51.08 Tali Nilon 1 buah
GLA 011 Gunting 1 buah
FPT 16.02/66 Rel Presisi 2 buah
PMK 200 Pegas Penumbuk 2 buah
FME 51.37/72 Balok Bertingkat 1 buah
PWV 160 Pegas Datar dengan Klem 1 set
PWV 160 03 Batang Berulir dengan Mur 1 buah
PME 100 Pegas Helik, 4,5 N/m 1 buah
FME 51.26/39 Pegas Helik, 10 N/m 1 buah
FME 51.27/40 Pegas Helik, 25 N/m 1 buah
FME 27.00 Beban Bercelah, 250 g 1 set
FAL 29 Pembangkit Getaran 1 buah
PWV 160 02 Pemegang Pensil 1 buah
GMM 221 Meter Pita, 3 m 1 buah
PME 010 Tali Karet 1 buah
FME 69 Kertas Ketik 1 buah
FME 51.40 Pewaktu Ketik 1 buah
PMK 202 Pegas, untuk percobaan model ledakan 1 buah
GSN 186 Puli 1 buah
PMK 225 Kereta Dinamika Bermotor 1 buah
FME 51.34/69 Kereta Dinamika 2 buah
Gbr.2.1 Kit mekanika
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
KMS 15/105 Mistar, 500 mm 1 buah
PMG 160 01 Bola Bandul, 35 g 1 buah
PMG 160 02 Bola Bandul, 75 g 1 buah





Topik Percobaan

Kinematika dan Dinamika
P 13 01 Pewaktu Ketik
P 13 02 Gerak Kereta Dinamika pada Bidang Datar
P 13 03 Gelak Lurus Beraturan
P 13 04 Kecepatan Sesaat dan Kecepatan Rata-rata
P 13 06 Gerak Kereta Dinamika pada Bidang Miring
P 13 07 Gerak Jatuh Bebas
P 13 08 1 Hukum Newton
P 13 11 1 Tumbukan - Momentum linear
P 13 11 2 Ledakan
P 13 12 Hukum Kekekalan Energi Mekanik


Kit Optica Internasional
Set peralatan lengkap, terdiri dari komponen yang
presisi untuk memudahkan merangkai percobaan
dan keberhasilan mendapat hasil percobaan. 49
percobaan sesuai dengan kurikulum internasional.
Terdiri dari 65 Komponen yg dikemas dalam Kotak
Kayu dan Wadah Prabentuk. Dimensi: 68 44 18
cm | Berat: 6,5 Kg

Kode
Katalog
Nama Alat Jumlah
POG 460 01 Kotak Cahaya 1 buah
POG 460 02 Pemegang Kotak Cahaya 1 buah
POG 250 Model Lensa Setengah Lingkaran 1 buah
POG 310 02 Prisma Trapesium 1 buah
Tabel.2.1 Kit mekanika
Gbr.2 .2 Kit optika
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
POG 310 01 Prisma Siku-siku 1 buah
POG 240 01 Model Lensa, Plan-konveks 2 buah
POG 260 01 Model Lensa, Plan-konkaf 1 buah
POG 400 01 Cakram Optik Berskala 1 buah
POG 700 Layar Putih 1 buah
FPT
16.23/93
Cermin Kombinasi 1 buah
POG 460 03 Diafragma 1 dan 3 Celah 1 buah
POG 460
04
Diafragma Celah Lebar dan 5
Celah
1 buah
POG 350 Tangki Plastik 1 buah
POG 320 Prisma 10 1 buah
FPT
16.06/76
Rumah Lampu 2 buah
POG 050 Model Bumi - Bulan 1 buah
FPT
16.07/77
Pemegang Slaid Diafragma 2 buah
FPT
16.19/89
Prisma Segitiga Sama Sisi 1 buah
POG 550 02 Lingkaran Penghalang Cahaya 1 buah
FPT
16.12/82
Layar Tembus Cahaya 1 buah
POG 550 04 Model Slaid, set 1 buah
POG 550 03 Diafragma 4 Lingkaran 1 buah
FPT
16.25/95
Diafragma Anak Panah 1 buah
FPT 16.07 Keping Penutup 2 buah
FPT
16.09/79
Diafragma Celah Tunggal 1 buah
POF 310 Slaid Polarisasi 1 buah
POF 180 01 Kisi Diffraksi 1 buah
POF 550 Kotak Plastik 1 buah
POF 600 Benda Fotoelastik 1 buah
POF 225 Filter Warna 1 buah
FPT
16.03/67
Penyambung Rel 1 buah
FPT
16.04/68
Kaki Rel 2 buah
FPT
16.02/66
Rel Presisi 2 buah
POG 100 01 Cermin Cekung, f =+75 mm 1 buah
POG 100 02 Cermin Cekung, f =+150 mm 1 buah
POG 120 01 Cermin Cembung, f =- 75 mm 1 buah
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
POG 120 02 Cermin Cembung, f =- 150 mm 1 buah
FPT
16.13/83
Lensa f =+50 mm 1 buah
FPT
16.14/84
Lensa f =+100 mm 1 buah
POG 200 01 Lensa f =+300 mm 1 buah
FPT
16.16/86
Lensa f =-100 mm 1 buah
POG 220 01 Lensa f =-300 mm 1 buah
POG 680 Meja Prisma 1 buah
FPT
16.17/87
Tumpakan Berpenjepit 6 buah
POF 300 Filter Polarisasi 2 buah
POG 550 01 Diafragma Lingkaran Tunggal 1 buah
POG 400 02 Cakram Optik Berporos 1 buah
POF 265 Keping Warna 1 buah
POF 210 Filter Warna RGB 1 buah
POF 215 Filter Warna CMY 1 buah
POG 099 Cermin Datar 3 buah

Alat peraga listrik dan magnet:
- Generator listrik
- Medan magnet
- Miniature magnet
- Bottle lighting
- Generator vandegraff
- Flip flop
- Stop kontak listrik
- Magic plasma ball
- Peraga listrik statis
- Krane electromagnet
- Pasir magnet
- Electromagnet
- Loncatan listrik dalam Tabung transparansi
- Konduktor
- Morse code
Alat peraga mekanika dan energi
- Roda inersia
- Bernouli ball
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
- Cutting motor, enggine
- Safety riding trainer
- Bola melayang
- Kereta bernouli
- Wind power
- Alat pengukur radiasi
- Timbangan penunjuk berat badan
- Mesin mobil
- Sepeda energy
- Vortex bottles
- Meja bernouli
- Katrol
- Buble tank ( pertunjukan balon
dan gelombang )
- Circular rainbows
- Balance table
Alat peraga optic dan cahaya:
- Telescope
- Mirror drawing
- Kaca cembung, cekung
- Cakram berisi gambar
- Big lens
- Filter cahaya
- Mikroskop
- Praxinoscope
- Optic plasma globe
- Photo light table
- Laser optic
- Puzzle triangle pyramids
- Kertas bercahaya ( glow paper )
- Gambar 3 dimensi

Alat peraga bunyi dan getaran
- Vibrating string
- Vibrating bowl
- Speed of sound
- Speaking tubes
- Simulator alat peringatan dini
- Sound cycle
- Tabung resonansi
- Tubes tangle
- Stereo hearing
- Ear clangers
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Pengelompokan dan Metoda Penyajian Benda Peraga
Ada sejumlah sistematika pengelompokan objek koleksi peraga, antara lain yaitu ;
Berdasarkan fungsi bangunan
Berdasarkan jenis
Berdasarkan materi atau bahan
Berdaasrkan tempat asal.
Keempat metoda ini tergabung kedalam satu pengelompokan yaitu metoda
kronologis. Jadi, bangunan Medan Science Center akan menyajikan benda-benda peraga yang
terdapat di dalamnya dengan cara mengurut perkembangan produk-produk pengetahuan
tersebut dari tahap penemuan hingga tahap pengembangan terakhir penemuan tersebut.
Sedangkan metoda penyajian dilakukan dengan tiga cara :
Metoda penyajian estetis
Metode ini mengutamakan sisi keindahan dari benda-benda peraga yang dipamerkan.
Metoda romantis. Metoda ini lebih ditekankan pada produk-produk pameran yang
bersifat temporer. Hal ini dilakukan agar pengunjung dapat lebih mengenal produk
yang ditampilkan secara emosional. Sebagaimana jenis produk pameran berkala
adalah produk-produk baru dan lebih bersifat promosi sehingga perlu meraih minat
emosional pengunjung.
Metoda penyajian intelektual. Metoda ini merupakan metoda yang akan secara umum
digunakan dalam Medan Science Center. Metoda ini dipilih karena metoda ini mampu
menampilkan informasi yang lebih dari benda-benda peraga yang dipamerkan
sehingga para pengunjung dapat lebih mengenal dan mengetahui produk pengetahuan
yang ditampilkan.
Sejumlah metoda ini akan menampilkan benda-benda peraga dalam sejumlah bentuk,
diantaranya adalah :
Panel
Panel ini merupakan tampilan produk ilmu pengetahuan dalam dua dimensi. Panel ini
dapat berdiri sendiri atau melengkapi suatu produk lain yang ditampilkan dalam
bentuk lain.
Vitrine
Vitrine berupa kotak yang berisikan benda-benda peraga yang tidak dapat disentuh.
Benda-benda peraga yang berada di dalam vitrine berupa benda peraga yang
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
ditampilkan dalam 3 dimensi. Vitrine ini dapat dilengkapi peraga lain berupa panel
informasi 2 dimensi.
Audio Visual
Tampilan benda-benda peraga dalam bentuk gambar dan suara. Informasi ini
ditampilkan mealalui komputer yang dapat diakses setiap pengunjung.
Arsip
Penyajian informasi dalam bentuk file tertulis yang disajikan dalam bentuk poster,
buku dan media tulis lain.

2.5. Fungsi dan Kegiatan yang Diakomodasi
2.5.1. Fungsi yang Diakomodasi
Medan Science Center berfungsi sebagai tempat melakukan sejumlah kegiatan yang
berhubungan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara khusus pada
sains fisika. Selain sebagai tempat untuk memperoleh informasi pengetahuan dan teknologi,
Medan Science Center juga diperuntukkan sebagai tempat rekreasi. Jadi fasilitas ini
merupakan fasilitas yang mengakomodasi pendidikan dan rekreasi (edutainment).
Berikut ini dijabarkan sejumlah fasilitas yang terdapat di Medan Science Center :
Layanan informasi peragaan Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan mulai dari tingkat dasar (SD) hingga SMA/SMK
Perpustakaan, temasuk perpustakaan digital.
Ruang pameran
Workshop (penggunan terbatas).
Ruang seminar.
Fasilitas Peraga
Science Cinema
Dll.

2.5.2. Deskripsi Kegiatan
Beberapa kegiatan yang terdapat pada Medan Science Center:
Sanggar Kerja Sains
Merupakan program eksperimentasi sains
Demo Sains
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Merupakan suatu program reguler tentang penyajian fenomena sains melalui metoda
demonstrasi yang interaktif dan menarik.
Science Corner
Merupakan suatu program reguler tentang aktivitas dan demonstrasi science yang
bersifat permainan atau teka-teki
Science Competition
Suatu perlombaan/ kompetisi sains antar perwakilan tiap sekolah berupa eksperimen
dan perhitungan secara ilmiah dari eksperimen tersebut.
Robotic Learning
Pelatihan pengembangan siswa dalam bidang ilmu elektronika dengan menggunakan
Kit Robot Fishertechnik, dimana peserta langsung mendapatkan pengetahuan
keterampilan membangun beragam bentuk robot dan mengembangkan logika
pemprograman gerakan robot dengan komputer yang akan dibimbing oleh pengajar
yang berkompetensi dalam bidangnya.
Science Cinema
pemutaran film sains layar lebar dan didukung sistem suara yang canggih seakan
membuat anda ikut didalamnya.:
-the science of SARs
-Natural Born Killer predator
-Eruption at krakatau
-Tsunami Cahser
Galeri/Pameran
Galeri ini menampilkan patung dan tokoh-tokoh penemu sains, seperti: plato, Nicolas
Covernicus, Isaac Newton, Albert Enstein, Gattfried Wilhem Leibnitz, Wilhwm
Ostwaid, Abdus slam, Galileo. Dari galeri ini pengunjung dapat mengetahui dan
mengenal lebih dalam tokoh-tokoh penemu sejarah sains didunia berikut hasil
penemuannya dan juga beberapa pameran alat-alat peraga yang baru yang
bekerjasama dengan balai LIPI, Badan Riset dan Teknologi, ASPAC Network
(jaringan kerjasama Science dinegara-negara Asia), dan ASTC (Association Science
and Technology Centres).
Programing Computer (Multimedia)
Penggunaan multi media dalam proses pembelajaran ilmu sains secara efektif dan
interaktif. Software ini mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
komunikatif. Yaitu dengan menggunakan sistem interaktif yang didukung oleh
tampilan grafis dan animasi yang menarik. Melihat fenomena-fenomena alam yang
terjadi melalui internet.
Toys Of Science
Program yang mengupas dan mengupas dan mengeksplorasi sains fisika dalam
berbagai mainan anak-anak. Kegiatan ini juga bertujuan membuka wawasan peserta
bahwa IPTEK telah banyak diaplikasikan dalam berbagai aspek kehidupan hingga
kedalam bentuk mainan (toys), serta memberikan motivasi bahwa dalam bermain pun
anak-anak dapat belajar fisika. Program ini lebih diutamakan kepada tingkat sekolah
dasar.
Science Garden
Science Garden, yang secara harfiah berarti taman ilmu, tidak hanya menyediakan
beragam tanaman saja. Science Garden juga menyediakan beberapa alat peraga materi
pelajaran fisika yang dimaksudkan sebagai tempat untuk mengasah pemahaman dan
kemampuan siswa dalam menerapkan beragam konsep fisika dalam kehidupan sehari-
hari. Adapun alat-alat peraga yang berada di dalam Science Garden adalah alat peraga
yang berukuran besar dan diletakkan di luar bangunan secara permanen sehingga dapat
digunakan setiap saat. Alat peraga tersebut meliputi:
- Pertama, pipa komunikasi. Saat berbicara melalui pipa, suaranya akan menggetarkan
udara dalam pipa sehingga udara tersebut beresonansi dan menghantarkan bunyi
tersebut ke ujung pipa lainnya walaupun terpisah jauh karena udara termasuk zat
perantara perambatan gelombang bunyi.
- Kedua, kaca seribu bayangan. Dua cermin datar disusun berdampingan dan terbuka
membentuk sudut tertentu. Jika benda tertentu diletakkan di antara kedua cermin
tersebut, maka banyak bayangan benda yang terbentuk pada cermin tergantung dari
besar sudut kedua cermin.
- Ketiga, pipa bernada. Beberapa pipa dengan luas penampang yang sama namun
dengan tinggi yang berbeda disusun sedemikian rupa sehingga membentuk barisan
nada dasar jika dipukul secara bergantian. Dengan memanfaatkan resonansi getaran
bunyi pada tiap panjang pipa yang berbeda-beda, kita dapat mengatur irama bunyi
yang dihasilkan. Panjang pendeknya kolom udara dalam pipa tersebut mempengaruhi
frekuensi bunyi yang terdengar, sehingga bisa menghasilkan bunyi yang harmonis.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
- Keempat, manusia listrik. Manusia memiliki hambatan listrik yang besar dalam
tubuhnya. Ketika dialiri arus listrik bertegangan rendah misalnya baterai tubuh kita
pun akan mampu menahannya karena hambatan listrik dalam tubuh kita.
- Kelima, katrol bergerak. Katrol adalah cakram yang berputar pada porosnya dan
dilewati tali untuk mengangkat beban. Semakin banyak katrol yang digunakan untuk
mengangkat beban, maka gaya yang dikeluarkan akan semakin sedikit. Untuk
mengangkat beban menggunakan dua buah katrol, maka gaya yang dikeluarkan
adalah setengah dari berat beban semula.
- Keenam, roda inersia. Roda inersia hampir mirip dengan sepeda roda yang sering
dimanfaatkan orang di arena sirkus. J ika berputar dengan cepat, roda inersia ini akan
meliuk ke kanan dan ke kiri dengan sendirinya tanpa digerakkan. Sudah menjadi sifat
suatu benda untuk mempertahankan kedudukannya. J ika benda diam, maka benda
tersebut akan cenderung diam sampai diberi gaya yang memaksanya untuk bergerak.
Begitu pula pada benda yang sedang bergerak, maka benda tersebut cenderung untuk
terus bergerak.
- Ketujuh, kompor matahari. Alat ini bekerja dengan cara mengumpulkan energi sinar
matahari yang diubah menjadi energi panas. Dengan menggunakan prinsip kerja
cermin cekung, sinar matahari dikumpulkan ke dalam satu titik fokus yang menjadi
titik pusat panas yang dihasilkan.
- Kedelapan, botol nadaku. Botol kaca kosong. jika kita ketuk akan memberikan
getaran dan udara di dalamnya akan beresonansi menghasilkan bunyi. Air akan
memberikan rendaman getaran di dalam botol, sehingga ketika kita atur volume air di
dalam botol botol akan memberikan nada yang sangat harmonis.
- Kesembilan, roketku melesat. Botol minuman yang kita isi dengan air dan kita pompa
akan memberikan tekanan dalam yang sangat kuat. Tekanan tersebut mendorong air
untuk keluar dari botol, sehingga ketika lubang botol kita buka, air akan mendorong
botol melesat ke atas mengikuti tali tempat botol terkait






Gbr.2.3 science garden
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Workshop ataupun Seminar
Salah satu kegiatan yang ada pada Medan Science Center ini berupa workshop dan
seminar, dimana kegiatan ini dilakukan sebanyak atau kali sebulan. Kegiatan ini
dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga seperti LIPI,
Badan Riset dan Teknologi, ASPAC Network (jaringan kerjasama Science dinegara-
negara Asia), dan ASTC (Association Science and Technology Centres) dan juga
dengan lembaga science lainnya

2.6. Lokasi
Terdapat sejumlah kriteria pemilihan lokasi. Berikut ini adalah kriteria yang dijadikan
patokan terhadap pemilihan lokasi :
1. Mudah dicapai maksudnya:
- tersedia sarana angkutan umum
- merupakan jalan utama kota
2. Terletak pada daerah yang tenang, jauh dari kebisingan dan polusi udara
3. Kondisi lingkungan sehat dan segar
4. Tersedia sarana air bersih
5. Tersedia jaringan listrik
6. Terjangkau jaringan telepon
7. Topografi lahan rata
8. Berada di zona pendidikan dengan tujuan menciptakan kondisi yang mudah bagi
kalangan pelajar untuk dapat mengakses fasilitas.
9. Areal lokasi dapat memberikan ruang gerak yang leluasa

2.6.1 Analisa Pemilihan Lokasi
Pada perencanaan bangunan Medan Science Center ini, ada dua alternatif lokasi yaitu
di Jalan Dr. Mansyur, Jalan S. Parman dan J alan Gajah Mada.

No. Kriteria
Lokasi
Jl. Dr. Mansyur Jl. S. Parman Jl. Gajah
mada/S.Parman
1. Existing Hunian (3) Hunian (3) Hunian (3)
2 Lokasi sekitar Sangat strategis. kurang strategis Sangat strategis. (5)
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
site (4) (3)
3
Target Market /
massa
Cukup Banyak
(3)
CukupBanyak
(3)
Banyak
(4)
4
Aksesibilitas
untuk target
pasar
Terbuka dan luas,
terbatas (3)
Terbuka dan luas
(4)
Terbuka dan luas
(5)
5
Fungsi lain di
sekitar tapak
Kantor,
perdagangan,
pendidikan, hunian
(4)
Kantor,
perdagangan,
pendidikan, hunian
(4)
Kantor, perdagangan,
pendidikan, hunian (5)
6 Pencapaian Berada di Jalur
utama kawasan.
(5)
Berada di Jalur
utama kawasan
(5)
Berada di Jalur utama
kawasan
(5).
7 Luas site

1,5 Ha (4) 2,5 Ha (5) 1,3 Ha (4)

8
Fasilitas umum
dan utilitas
sekitar site
Lengkap dan
kondisi baik (4)
Lengkap dan
kondisi baik (4)
Lengkap dan kondisi
baik (4)

9 Bentuk dan
letak site
Persegi, berada di
jalan besar dengan
gang kecil. (3)
Segitiga, Berada di
sudut
persimpangan
jalan. (4)
Persegi, berada di sudut
persimpangan jalan yang
diapit oleh 4 jalan. (5)
Total 33 35 40
Tabel 2.2 Analisa Pemilihan Lokasi









MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
2.6.2. Penetapan Lokasi
Pemilihan lokasi pertamakali dilakukan berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang
Kota (RUTRK) kota Medan. Melalui RUTRK tersebut diperoleh data sebagai berikut :





























*) Peta kota Medan
Daerah WPP A
Merupakan
Kawasan
Pelabuhan dan
industri
Daerah WPP B
Merupakan kawasan
perkantoran dan
perdagangan
Daerah WPP C
Merupakan
kawasan
pemukiman dan
perdagangan
Daerah WPP D
Merupakan
kawasan
perkantoran
Daerah WPP E
Merupakan
kawasan
pemukiman dan
perdagangan
Gbr.2.4 peta kota

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
WPP Cakupan
Kecamatan
Pusat
Pengembangan
Peruntukan
Lahan
Program
Pembangunan
A M. Belawan
M. Marelan
M. Labuhan
BELAWAN Pelabuhan,
Industri,
Permukiman,
Rekreasi,
Maritim
Jalan baru,
jaringan air
minum, septic
tank, sarana
pendidikan dan
permukiman.
B M. Deli TJ. MULIA Perkantoran,
Perdagangan,
Rekreasi
Indoor,
Permukiman
Jalan baru,
jaringan air
minum,
pembuangan
sampah, sarana
pendidikan.
C M. Timur
M. Perjuangan
M. Tembung
M. Area
M. Denai
M. Amplas
AKSARA Permukiman,
Perdagangan,
Rekreasi
Sambungan air
minum, septic
tank, jalan
baru, rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan
kesehatan.
D M. Johor
M. Baru
M. Kota
M. Maimoon
M Polonia
INTI KOTA CBD, Pusat
Pemerintahan,
Hutan Kota,
Pusat
Pendidikan,
Perkantoran,
Rekreasi
Indoor,
Permukiman
Perumahan
permanen,
pembuangan
sampah, sarana
pendidikan.
E M. Barat
M. Helvetia
SEI
SiKAMBING
Permukiman,
Perkantoran,
Sambungan air
minum, septic
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
M. Petisah
M. Sunggal
M. Selayang
M. Tuntungan
Perdagangan,
Konservasi,
Rekreasi,
Lapangan Golf,
Hutan Kota
tank, jalan
baru, rumah
permanen,
sarana
pendidikan dan
kesehatan.
Tabel 2.3 Wilayah Pengembangan Pembangunan
Sumber: RUTRK 2005
Dari hasil analisa pemilihan lokasi ketiganya, maka ditetapkan lokasi proyek Medan Science
Center berada di jalan Gajah Mada tepatnya berada di kecamatan Medan Baru. J ika ditinjau
dari RUTRK kota medan maka kawasan ini berada di WPP D. Berikut sejumlah keterangan
tentang lokasi proyek:
Lokasi : J l. Gajah Mada
Luas : 1,3 Ha
Batas-batas : Utara : J l, Gajah Mada
Selatan : J l. Hasanuddin
Barat : J l. Majapahit
Timur : J l. S. Parman















MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

































U
WPP D
Kecamatan
M. Johor
M. Baru
M. Kota
M. Maimoon
M Polonia

Peruntukan lahan
CBD,
Pusat Pemerintahan,
Hutan Kota,
Pusat Pendidikan, Perkantoran,
Rekreasi Indoor, Permukiman
Gbr.2.5 RUTRK kota medan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
2.7. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

PEMAKAI KEBUTUHAN RUANG KEGIATAN
Pelajar/ mahasiswa/
umum
Loket karcis Membeli karcis masuk
Counter Informasi Mencari informasi
Penitipan barang Menitipkan barang
Ruang pamer/ peraga Melihat-lihat,
menggunakan alat peraga,
melakukan eksperimen
Kafetaria Istirahat/ makan
Toilet Keperluan khusus
Perpustakaan membaca
R. Serbaguna Kepentingan khusus
Musholla Shalat
ATM Center Mengambil uang
Science garden Menggunakan alat peraga
di ruang terbuka
P3K Perawatan
Pengelola Ruang kantor Bekerja

Ruang rapat Melakukan pembicaraan
Ruang arsip Menyimpan arsip dan data
Ruang tamu Menerima tamu
Ruang staff Bekerja
Rest room Beristirahat
Musholla Keperluan khusus
Toilet Keperluan khusus
Ruang operator utilitas Merawat gedung
Ruang penerimaan Menerima pengunjung
Reparasi dan Produksi Workshop Bekerja

Ruang istirahat Beristirahat
Toilet Keperluan khusus
Gudang Menyimpan barang
Keamanan Ruang jaga Menjaga keamanan

Toilet Keperluan khusus
Table 2.4. deskripsi pengguna dan kegiatan




MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
2.8. STUDI BANDING PROYEK SEJENIS
A. Science-Technology Center of Indonesia ( Pusat Peragaan IPTEK )














Menyadari besarnya apresiasi masyarakat pada peran dan eksistensi science center
bagi kemajuan dunia pendidikan, PPIPTEK-TMII yang memiliki Visi: menjadi wahana
pembudayaan iptek yang dinamis dan berperan aktif dalam mendorong tumbuhnya
masyarakat berbudaya iptek dan Misi : Mengemban misi public education yang mendukung
program nasional; Merintis pembangunan science center di daerah; dan mengembangkan
lebih lanjut institusi PPIPTEK-TMII sebagai referensi nasional science center di Indonesia,
selanjutnya mencurahkan perhatian pada pemerataan kesempatan masyarakat dalam
memperoleh pengetahuan iptek. Bersama-sama dengan Kantor Kementerian Riset dan
Teknologi (RISTEK), PPIPTEK-TMII sejak tahun 2000 telah merintis pembangunan science
center di beberapa provinsi lain di Indonesia agar masyarakat berbudaya iptek tumbuh dan
berkembang merata ke seluruh wilayah Indonesia.
Beberapa Program yang Dilakukan
Demonstarsi Sains
Demonstrasi sains adalah pertunjukan interaktif yang mengungkap fenomena dan
keajaiban sains di atas panggung dan ditampilkan oleh pemandu berpengalaman. Setiap hari,
dari Selasa hingga Minggu, PPIPTEK menyelenggarakan acara ini untuk menghibur
pengunjung galeri. Materi demonstrasi diklasifikasikan dalam bentuk paket dimana tiap paket
terdiri dari 5 judul percobaan. Paket yang biasa ditampilkan antara lain : Atraksi kimia,
keseimbangan otak, kelembaman, panas, udara dan elastisitas. Jadwal dan frekuensi
pertunjukan tentatif, disesuaikan dengan waktu kunjungan. Rata-rata 20-30 pengunjung
Gbr.2.6 PP-IPTEK
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
dalam satu pertunjukan, terdiri dari pengunjung keluarga dan pelajar dari tingkat SD hingga
SMU.
Pertunjukan Film Sains
PPIPTEK membuat sebuah program yaitu film sains. Para pengunjung galeri bisa
menyaksikan film-film ilmiah berdurasi 20 50 menit di dalam ruang auditorium yang
berkapasitas 135 tempat duduk. Judul film yang pernah diputar diantaranya : Tsunami
Chaser, Pregnancy, Science of Alcohol, Clone, Science of SARS, 4,6 Milyar Tahun Bumi
dan masih banyak lagi.

B. ONTARIO SCIENCE CENTER
Ontario Science Center berlokasi di Canada. Fasilitas ini memiliki kelengkapan
fasilitas, yang diklasifikasikan untuk sejumlah kalangan umur. Mulai dari anak-anak, remaja
hingga dewasa. Diantara sekian banyak fasilitas yang terdapat di dalamnya, berikut
dijabarkan tentang fasilitas tersebut :

Electricity Demo
Pada bagian ini pengunjung akan mendapatkan sejumlah pengetahuan tentang dunia
listrik, diantaranya :
Menjelajahi dunia transformasi
Mempelajari jenis-jenis listrik
Mengetahui tentang para peneliti kelistrikan
Bagaimana magnet mampu menciptakan
listrik
Menggunakan energi gerak kita sendiri untuk
menciptakan listrik
Dan lain-lain.








Gbr.2.7 Ontario science center
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Living Earth
Pada dunia living earth kita dapat mempelajari tentang :
Menjelajahi dunia hutan hujan dengan segala hewan
dan tumbuhan yang hidup di dalamnya.
Menjelajahi gua
Menjelajahi dunia melalui petualangan virtual

Menguji kualitas air dan membandingkannya
Melihat beragam tangkorak
Melihat tumpukan sampah dan mengetahui
bagaimana cara menyelamatkan lingkungan
Science Hotspot
Media ini merupakan media interaktif yang dijaabrkan oleh sejumlah staff atau
peneliti.
Mendengar informasi tentang teknologi terbaru dan mempelajarinya
Memperoleh informasi tentang segala berita teknologi
Menjelajahi sudut pandang berbeda teknologi
Menemukan bagimana dunia mempengaruhi kita.
Sport
Di bagian ini kita dapat :
Membakar energi dengan mencoba memanjat dinding
Mencoba berdiri di balok keseimbangan
Menguji keseimbangan pandangan pada ruang yang berputar
Menjelajahi bagaimana penemuan material baru mengubah olahraga
Mencoba berskating
Mengetahui bagaimana para atlet jaman dulu bekerja










Gambar 2.2 Ilustrasi fasilitas
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Human Body
Pada bagian ini kita dapat melakukan sejumlah hal :
Mempelajari kerangka manusia
Melihat proses penuaan tubuh melalui alat khusus
Melihat darimana bayi datang
Melihat laboratorium terbaik dimana insulin ditemukan
Menggunakan DNA untuk mencari tahu penjahat
Melihat ke dalam tubuh melalui alat medis digital
Menganalisa warna air liur
Mempelajari bagaimana darah bekerja pada tubuh
Science Arcade
Menggerakkan pedal dan membangkitkan listrik untuk menghidupkan sejumlah alat
elektronik
Menginjak rem tepat waktu untuk mengetahui tingkat reaksi kita
Menjelajahi dunia kedap suara
Menguji ketangkasan kita di balik cermin
Mempelajari sejumlah alat bunyi
Mencoba menangkap bayangan diri kita sendiri










Gambar 2.7 Ilustrasi Science Arcade Ontario Science centre

IMAX Dome
Di dalam IMAX Dome theatre, kita dapat :
Menonton film di layer yang besarnya 4.500 kali besar tv kebanyakan
Memilih posisi ternyaman diantara 320 kursi yang tersedia
Melihat gambar yang sangar nyata berkat proyektor 15.000 watt yang dapat dilihat
dari jarak sejauh bulan
Mendengar suara dari Wrap-around, suara yang dihasilkan 44 speaker
Ontario Science

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Mengintip ke dalam proyektor
Melihat bagaimana gambar bergerak direkam dalam film 70 mm
Merasakan dampak layer terhadap pandangan 360 derajat

A Question of Truth
Membandingkan perbedaan model tata surya kita
Melohat apakah jenis kelamin mempengaruhi cara pandang kita
Mencocokkan suara dengan wajah
Mempelajari pengobatan alternatif
Menggabungkan wajah kita dengan wajah teman kita dengan sejumlah cermin
Mencoba memasuki kotak tempat para budak afrika dulunya dikurung
Berbicara di depan kamera tentang pendapat kita terhadap pameran tersebut
KidSpark
Berisi dunia permainan anak yang memberi mereka pengetahuan tentang sifat air
Membuat rollercoaster dan mencoba menghanyutkan bola melaluinya
Menjelajahi dunia belanja dan belajar matematika melaluinya
Menciptakan bayangan dan warna menggunakan cermin, magnet, dan mencampur
warna air
Mencari tahu apa yang tumbuh di dalam dan di luar tubuh kita
Mempelajari kesamaan dan perbedaan
Tampil di studio dan menampilkan kobolehan kita
Berfikir kreatif dengan belajar memasak







Gambar 2.7 Ilustrasi Kidspark Ontario Science centre

Papermaking Demo
Melihat bagaimana kain dan tumbuhan diubah menjadi kertas
Melihat proses pembuatan kertas dengan tangan
Mencoba membuat kertas buatan kita sendiri
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Melihat beragam material yang digunakan manusia sebelum kertas
Mempelajari sejarah pembuatan kertas
Menjelajahi bgaimana pendaurulangan kertas
Space
Meluncur di pesawat ulang alik
Melihat cahaya kosmik diantara awan
Melihat proses pembentukan galaksi setelah big-bang
Memahami mengapa para astronot mengapung diangkasa
Menjelajahi matahari, bulan dan tata surya










Gambar 2.7 Ilustrasi SpaceOntario Science centre

C. SINGAPORE SCIENCE CENTER (SSC)
SSC didiriakan tahun 2005. pendiriannya
didasarkan pada syllabus sekolah dinergeri itu. SSC
terdiri dari pameran yang menjelaskan konsep
pengetahuan langsung. Apmeran ini merupakan
salah satu cara pengajaran, menujukkan model dan
bahkan bagian dari penelitian. Mereka
memaksudkan untuk menggambarkan prinsip
pengetahuan setalah mempelajarinya di sekolah.
Tujuan utama dari SSC ini adalah menyediakan pameran yang membantu para guru
untuk emngmbangkan pemahaman para pelajar tentang konsep pengetahuan.
Terdapat sejumlah fasilitas di SSC ini. Diantaranya adalah ruang pameran.
Ruang Pameran
Terdiri dari enam area, yaitu :
Gambar 2.8 Singapore Science Center

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Eureka
Berisi informasi tentang electron termasuk bagaimana permulaan pembentukannya
hingga penerapannya pada alat-alat kehidupan sehari-hari.
Keeping You Safe
Disini pengunjung ditawarkan menggunakan alat modern yang menjaga keamanan
kita. Alat-alat ini sekarang banyak diterapkan dirumah dan tempat-tempat kerja
berupa kamera pengintai, scanner bagasi, alarm, metal detector dan lain-lain.
Have Fun
Berisi segala fasilitas yang dapat memberikan hiburan modern kepada kita.
Making You Better
Berisi informasi tentang dunia kedokteran, transplantasi, terapi, dan menemukan
segala informasi yang dapat membuat kesehatan kita membaik.
Hello ! Hello!
Berisi tantangan dalam menemukan cara baru untuk meningkatkan rentang
kemampuan manusia. Termasuk didalamnya adalah penemuan alat-alat canggih
seperti 3G, transmisi optic, penginderaan satelit dan lain-lain.
Thinkes Lab
Berisi kegiatan interktif antara para peneliti dengan para pelajar.






















MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Gambar 2.9 Ilustrasi Kegiatan Singapore Science Center

Kelompok-kelompok pameran ini menampilkan banyak sub pameran lain, yaitu :
Pameran Kimia
Ecogarden
Treehouse
Succulent (berair) plants
Pengolahan karet (kebun mini)
Ecolab
Vegetable beds
Penerapan energi dan sumber-sumber energi
Genetika
Human body
Space
Kinetic garden
Living with visusess
Nanotechnology
Solar system
Minds eye
Water work
Web of life
Friend of science
IMAX thaetre
Dasn lain-lain
Singapore Science Center memiliki sejumlah science club. Science Club dasar yaitu
club sains yang didtujukan bagi para pelajar yang masih pemula. Untuk memasuki club ini
cukup dengan meregistrasikan diri dan akan memperoleh sebuah kartu yang menunjukkan
tingkatannya dalam club. Dalam club ini terdapat enam belas tingkatan. Setiap anggota akan
memperoleh kenaikan tingkatan setiap kali ia mendapat rekomendasi dari para instruktur
yang tentunya telah diuji kemampuannya.
Science club utama adalah Questa Club yang merupakan lanjutan dari club dasar.
Club ini merupakan club yang di organisir oleh Singapore Sciece Center dengan tujuan untuk
menstimulasi ketertarikan para pelajar akan ilmu pengetahuan, meningkatkan kemampuan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
pelajar dalam bidang yang ia minati, serta menyediakan kesempatan bagi par siswa utuk
mengembangkan kreativitas dan inisiatif mereka. Pada club ini juga terdapat tingkatan,yaitu
tingkat dasar, silver dan tingkat emas. Untuk memasuki tingkat silver angggota harus
memiliki 10 rekomendasi dan untuk tingkat emas harus mengantongi 20 rekomendasi.

Monash Science Centre
The Monash Science Centre berada di Building 74 (Access via Normanby Road),
Monash University, Clayton Campus, Vic 3800, Australia, Melways ref 70G9. The Monash
Science Centre adalah sebuah lembaga pendidikan science.








Di Monash Science Centre dapat dilihat aktifitas-aktifitas yang terutama berupa:
peragaan/pameran sains setiap hari
Program-program pendidikan rutin atau pun khusus Liburan
Seminar dan konferensi sains yang diperuntukkan untuk umum atau terbatas untuk
aktifis sains (saintis).
The Monash Science Centre menerapkan sistem pendidikan aktif dan imajinatif
meneliti, meningkatkan ketertarikan mengenai sains bersama-sama antara pelajar, orang tua,
guru, teman dan masyarakat umum lain. Di dalam programnya, Monash Science Centre
membawa pengguna ke dalam:
laboratorium/kelas praktik
ruang pameran
praktik di ruang terbuka
menelusuri internet
kelas formal untuk mengeksplorasi bagaimana sains bekerja dan sebagainya.


Gambar 2.10 Tampak Depan Monash Science Centre
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

o Penghargaan Architecture untuk Monash
Science Centre
Bangunan Monash Science Centre di Australia
adalah penerima Penghargaan Sustainable
Architecture pada tahun 2003 yang dianugerahkan
oleh the Victorian chapter of the Royal Australian
Institute of Architects.
Bangunan ini didesain oleh Arsitek bernama:
Williams Boag, diselesaikan bulan Mei 2002 dan
dibuka untuk publik pada tanggal 2 July 2002.
Perancangannya berdasarkan prinsip-prinsip
Sustainable termasuk ventilasi manual dan
otomatis, orientasi jendela ke utara-selatan,
cerobong thermal dengan menggunakan kipas
bolak-balik, dan sistem pemanas bawah lantai
memakai sistem hydronic geothermal bersumber
pada danau terdekat sebagai bak penampung panas. Material yang digunakan ditekankan
pada hal-hal yang dapat diperbaharui, didaur-ulang, digunakan kembali, fungsional, dan
tahan lama.

o Ruang-ruang yang disediakan di Monash Science Centre
Ruang Eksibisi/ Pameran Science

Planetarium (laboratorium bintang)
Ruang seminar
Fasilitas pendidikan termasuk; ruang kelas, perpustakaan, laboratorium multimedia,
play-education ground, ruang internet/ komputer, dsb.
Gambar 2.11 Suasana Depan
Monash Science Centre
Gambar 2.12 Ruang Eksibisi/
Pameran di Monash Science
Centre
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490








Fasilitas pengelola termasuk; kantor, ruang keamanan, dsb.
Fasilitas penunjang termasuk; Cafe/ restoran, areal servis, mekanikal elektrikal,
parkir, dsb.
o Contoh Fisik Ruangan Utama yang Dibutuhkan


Gambar 2.15 dan 2.16 Ruang kelas di Monash Science Centre

Gambar 2.17 dan 2.18 Ruang kelas di Monash Science Centre
Gambar 2.13 Ruang AudioVisual di
Monash Science Centre
Gambar 2.14Ruang Komputer/Internet di
Monash Science Centre
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

Gambar 2.19 dan 2.20 Ruang Auditorium, dan Ruang Audio Visual

Gambar 2.21 dan 2.22 Ruang Konferensi, dan Ruang Foto Copy

Gambar 2.23 dan 2.24 Cafetaria, dan Ruang konferensi/seminar.












MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

BAB III
ELABORASI TEMA
Tema : Arsitektur High-Tech
3.1. PENGERTIAN TEMA
Arsitektur adalah :
1
Dari penjabaran di atas, maka diperoleh pengertian bahwa Arsitektur High-Tech
adalah gaya perancangan suatu bangunan atau lingkungan binaan dengan beberapa standar

- Lingkungan binaan
Adalah satuan ruangan yang diwujudkan, dibina, dan ditata menurut norma, kaidah,
dan aturan tertentu yang berkembang menurut waktu dan tempatnya.
- Ilmu dalam merancang bangunan
Adalah suatu yang sengaja dirancang guna memenuhi kebutuhan para pemakai
sebagai suatu pemecahan dari masalah yang ada dan harus memenuhi persyaratan
fungsional.
- Seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi bangunan
Merupakan perwujudan fisik sebagai wadah kegiatan manusia yang kemudian
diwujudkan dalam bentuk yang menarik, baik secara visual maupun sirkulasi yang
teratur dan nyaman.
- Suatu hal yang membahas tentang fungsi, struktur, dan estetika
Yaitu pengolahan unsur-unsur bentuk dan ruang yang merupakan sarana pemecahan
masalah sebagai tanggapan atas kondisi-kondisi dari fungsi, tujuan, dan ruang
lingkupnya.

High dalam Bahasa Indonesia berarti tinggi. Tinggi disini maksudnya adalah sesuatu yang
mengacu pada modernisasi dan hal yang baru.

Tech merupakan kata lain dari Technology. Dalam Bahasa Indonesia, kata ini berubah dan
diserap menjadi teknologi yang artinya adalah suatu metode yang dipakai dalam suatu
pemecahan masalah perancangan. Masalah perancangan yang dimaksud disini adalah
masalah struktur, serta pemakaian bahan yang terkait dengan sistem konstruksi yang
mendukung untuk bangunan yang dirancang.

1
Ching, Fransis, D.K., Arsitektur : Bentuk, Ruang, dan susunannya, hal. 10.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
tertentu yang kemudian ditata dan diatur agar pemecahan masalah yang ada berhasil dicapai
dengan pemakaian suatu metode yang tidak biasa, baik itu dari sistem struktur, serta
pemakaian bahan bangunan yang fungsional dan estetis.
Bangunan High-Tech lebih menyimbolkan dan mempresentasikan teknologi daripada
sekedar menggunakan teknologi yang seefisien mungkin. Untuk memberi efek imajinasi pada
bangunannya, struktur bangunan harus jujur dan mempunyai pembenaran yang fungsional.
Struktur dan utilitas yang diekspose merupakan karakter yang paling menonjol dari arsitektur
high-tech.
Dalam tulisannya mengenai arsitektur high-tech the Battle of High Tech dan Great
Buildings with Great Faults, Charles J enks menuliskan bahwa dua buah bangunan
bertemakan high-tech yang paling penting abad ini adalah Hongkong Bank (merupakan
masterpiece dari Norman Foster) dan Lloyds of London (Richards Rogers). Keduanya
merupakan karya arsitektur yang besar namun banyak dipertanyakan, hasil yang memuaskan
tapi seperti mainan/ boneka, ekspresi struktur yang sangat jujur dan mengagumkan namun
sangat mahal.
Hal yang paling mendasar dari sebuah bangunan high tech, yaitu:
2
High tech adalah sebuah fenomena abad 20 pada industri bangunan yang berpengaruh
pada dunia arsitektur dan desain. Istilah High Tech adalah sebuah penemuan pada tahun
1970-an terhadap perancangan bangunan dan objek untuk rumah dan menjadi popular setelah
Joan Kron dan Suzanne Slesin, menulis buku yang menjadi best selling tahun 1978 berjudul
High Tech : The Industrial Style and Source Book for The Home. Dalam buku tersebut
dikatakan bahwa high tech adalah istilah arsitektural yang digunakan untuk menerangkan

- Inside-out, area servis dan struktur dari sebuah bangunan selalu lebih ditonjolkan pada
eksteriornya baik sebagai ornament maupun sebagai sclupture.
- Celebration of process, dengan penekanan pada pemahaman konstruksinya, how,
why, dan what dari suatu bangunan.
- Pewarnaan cerah dan merata, contohnya bangunan Pompidou Centre oleh Richard
Rogers yang menggunakan warna-warna cerah. Begitu juga yang dilakukan oleh para
teknisi untuk membedakan jenis struktur dan utilitas dari warnanya, yang akan
mempermudah pemahaman akan fungsi secara efektif.

3.2. Sejarah dan Representasi

2
Jenks, Charles, the Battle of High Tech dan Great Buildings with Great Faults.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
bertambahnya bangunan dengan pengeksposan struktur dan elemen-elemen lainnya yang
terbuat dari bahan prefabrikasi yang biasa digunakan untuk membangun gudang dan pabrik.
Pada buku ini Suzanne Slesin dan Joan Kron juga mengikutsertakan trend pararel dalam
design interior seperti penggunaan peralatan industri di rumah ke dalam pengertian high-tech.
Akan tetapi, J auh sebelum tahun 1970, high-tech sudah ada dan diterapakan. Menurut
Colin Davies dalam bukunya yang berjudul High tech architecture pada tahun 1779
dibangun jembatan di river severn di Coalbrookdale. J embatan ini merupakan jembatan yang
pertama kali terbuat dari besi dan strukturnya terbuat dari material prefabrikasi. Pada tahun
1848 dibangun Decimus Burtons Palm House yaitu sebuah struktur bentang lebar dari
besi,baja, dan beratap kaca. Pada tahun 1889 menara Eiffel dibangun dengan menggunakan
material prefabrikasi dan struktur yang canggih. Struktur bangunan-bangunan tersebut
memberikan pengaruh yang tidak sedikit pada perkembangan arsitektur high-tech sekarang
ini. Bangunan-bangunan tersebut merepresentasikan bentuk alternatif bangunan yang
berdasar pada teknologi industri.
Kemudian pada tahun 1920an yaitu pada zaman arsitektur modern, arsitektur high-tech
juga berkembang misalnya pada tahun 1927 Buckminster Fuller membangun Dymaxion
House, sebuah rumah dengan struktur logam ringan berbentuk heksagonal. Teknologi yang
digunakan pada rumah ini adalah adaptasi dari teknologi yang digunakan untuk membangun
pesawat terbang pada saat itu. Bangunan ini menunjukkan ciri dari arsitektur high-tech secara
keseluruhannya. Karena bangunan rancangannya ini, Colin Davies dalam bukunya yang
berjudul High tech architecture,mengatakan jika ada orang yang pantas disebut sebagai
bapak high-tech maka Buckminster Fuller lah yang pantas.
Pada tahun 1960an, sebuah grup yang dikenal dengan Archigram (Peter Cook, Warren
Chalk, David Greene, Denis Crompton, Ron Herron dan Mike Webb) mulai
mempublikasikan dan memamerkan proyek teoritis yang secara jelas menjabarkan tentang
elemen-elemen dari arsitektur high-tech pada tahun 1970an dan 1980an.
Walaupun high-tech telah ada sebelum tahun 1970an, Istilah High-tech mulai terkenal
sejak tahun 1970an. Hal ini disebabkan perkembangan teknologi yang memang sangat maju
pada jaman tersebut yang ditandai dengan adanya pendaratan pertama di bulan oleh Neil
Amstrong pada tahun 1969 sehingga masyarakat pada waktu itu mulai berpikir ke depan dan
menyukai perubahan-perubahan yang didapat dari teknologi.


MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

Bangunan Hightech memiliki sejumlah karakter, diantaranya adalah :
- terbuka
- struktur yang trasparan dan maju.
- menggunakan material dan teknik yang terbaru
- penggunaan warna penting pada bangunan
- terdiri dari lapisan yang banyak
- pengeksposan rangka yang menunjukkan artikulasi dari tiap lantai dan
dinding.
Hal yang dapat dipelajari adalah bangunan High Tech pada dasarnya memiliki keseimbangan
antara fungsi dan simbolisme

Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pengertian arsitektur High-Tech adalah:
- arsitektur yang mempunyai karakteristik material kaca dan baja.
- Pada pokoknya mengikuti ekspresi kejujuransuatu keagungan yang ditampilkan
melalui kejelasan material yang digunakan, maupun material yang digunakan
diproduksi secara massal.
- Biasanya membutuhkan ide-ide tentang produksi industri
- Digunakan oleh industri-industri lainnya tidak hanya sebagai bangunan namun juga
sebagai sumber imajinasi.

3.3. Keterkaitan Tema dengan Judul Proyek
Medan Science Center adalah bangunan yang bergerak dibidang pendidikan yaitu
IPTEK yang berhubungan dengan science, sehingga berhubungan erat dengan
mengekspresikan teknologi modern saat ini yaitu penerapan photovoltaiv system agar fungsi
dan tujuan bangunan ini dapat dikenal dengan mudah oleh masyarakat sebagai sebuah
bangunan yang mewadahi suatu pendidikan science dalam hal ini yang berhubungan dengan
bidang fisika.
Medan science center merupakan pusat kegiatan pengenalan dan pemahaman IPTEK
sehingga dibutuhkan teknologi yang dapat menggambarkan perkembangan IPTEK tersebut.
Selain itu, didalam Medan Science Center ini dibutuhkan juga suasana yang bernuansa
IPTEK yang mampu mengekspresikan fungsi dari bangunan itu sendiri.

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

3.4. Photovoltaic System
3.4.1. Sejarah dan Perkembangan Photovoltaic
Sel photovoltaics konvensional pertama diproduksi di akhir 1950-an, dan sepanjang
1960-an terutama digunakan untuk menjalankan satelit orbit-bumi. Tahun 1970-an,
peningkatan dalam manufaktur, kinerja dan kualitas modul PV membantu mengurangi biaya
dan membuka peluang untuk menjalankan aplikasi jarak jauh yang berhubungan dengan
bumi. 1980-an, photovoltaics menjadi sumber energi yang populer untuk para pengguna alat-
alat elektronik. Mengikuti krisis energi 1970-an, usaha signifikan juga mulai
mengembangkan sistem tenaga PV untuk kegunaan residensial dan komersial.Selama periode
yang sama, aplikasi anternasional ujntuk sistem PV meningkat secara dramatis untuk
menjalankan klinik kesehatan pelosok, pendinginan, pompa air, telekomunikasi, dan
peralatan rumah tangga tanpa jaringan. Sekarang, industri produksi modul PV tumbuh kira-
kira 25% setiap tahun, kebanyakan program di Amerika Serikat, Jepang dan Eropa
mempercepat implementasi sistem PV pada bangunan dan interkoneksi ke jaringan utilitas.
Perkembangan arsitektur surya di USA dipresentasikan dengan Skytherm System of Harold
Hay, Steve Baers Zome House dan
dilanjutkan di Eropah dengan Hysolar Institute Stutgart di Jerman, Achen power utilities dan
Flachglas AG headquarter merupakan demontrasi panel photovoltaics sebagai fasade
bangunan tinggi.
Teknologi photovoltaics (PV) adalah konversi langsung cahaya matahari menjadi
listrik menggunakan alat semi-konduktor yang disebut solar cells (sel surya). Photovoltaics
hampir tidak membutuhkan perawatan dan sepertinya mempunyai jangka waktu penggunaan
yang lama. Proses konversi photoelektrik tidak menghasilkan polusi dan dapat menggunakan
secara bebas energi matahari.

3.4.2. Jenis-jenis Photovoltaic
Macam-macam bahan dasar sel surya
A. sel surya dari selenium
pada tahun 1873, seorang ahli listrik bernama willoughby Smith dari perusahaan
Telegraph Construction menemukan bahan Selenium yang sangat resistan terhadap
listrik jika tidak terkena cahaya maka ikatan elektron atom listrik dilepas dan menjadi
bahan yang sangat konduktif terhadap muatan listrik.
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Lorenzo Eduardo solar electricity hal 2
Tingkat kenaikan Selenium menghantar listrik sebanding dengan beradanya intensitas
cahaya. Sel surya Selenium pertama kali dihasilkan pada tahun 1883 oleh Charles
Fritts dari Jerman, tetapi tingkat efisiensi konversi energi dari cahaya menjadi listrik
berkisar antara 1% sampai 2%.
B. Sel surya Silicon
Pada tahun 1954, para ahli di lab. Bell menemukan bahan silikon sebagai
bahanpengahantar listrik yang lebih baik dari pada Selenium. Tingkat efisiensi
konversi energi (dari cahaya surya menjadi listrik) sel surya silikon dapat mencapai
sampai 6%.
Sel surya diproduksi dari bahan semikonduktor yaitu silikon-berperan sebagai
insulator pada temperatur rendah dan sebagai konduktor bila ada energi dan panas. Sebuah
silikon sel surya adalah sebuah dioda yang terbentuk dari lapisan atas silikon tipe n (silicon
doping phosphorus), dan lapisan bawah silikon tipe p (silicon doping of boron).
Elektron-elektron bebas terbentuk dari million photon atau benturan atom pada lapisan
penghubung (junction =0,2-0,5 micron) menyebabkan terjadinya aliran listrik.
Pengembangan Sel surya Silikon secara individu (chip):
1. Monocyristalline Silicon Cell
Dibuat menggunakan gergaji pemotong sel dari sebuah kristal silindris silikon, ini
adalah teknologi photovoltaic yang paling efisien. Keuntungan dasar monocyristalline
cells adalah efisiensinya yang tinggi, khususnya sekitar 15 %, walaupun proses
manufakturnya yang diperlukan untuk memproduksinya rumit, sehingga harganya
agak mahal daripada teknologi lain.
2. Multicyristalline Silicon Cells
Terbuat dari potongan sel dari sebuah batang baja cair dan silikon yang dihablrkan
ulang. Dalam proses manufakturnya, silicon cair dituangkan pada batang baja silikon
polycrystalline, batang-batang baja ini kemudian dipotong gergaji menjadi biskit yang
sangat tipis dan disusun menjadi sel yang lengkap. Multicrystalline cells lebih murah
untuk diproduksi daripada monocrystalline, karena proses manufaktur yang lebih
sederhana. Bagaimanapun, mereka cenderung agak kurang efisien, dengan efisiensi
rata-rata sekitar 12% menciptakan tektur yang butir-butir kecil.

Morin Leo,D (1988). Photovoltaic workshop infor mational literature
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

3. Thick-Film Silicon
Teknologi multicrytalline yang lain dimana silikon disimpan dalam proses yang
berlanjut diatas sebuah material dasar memberikan urat yang baik, penampilan yang
berkilau. Seperti semua PV cyrstalline, ini dikapsulkan dalam sebuah penutup
tempered glass dan biasanya dibatasi dengan bingkai aluminium yang kuat.
4. Amorphous Silicon
Amorphous silicon cells terdiri dari atom-atom silikon dalam sebuah layer homogen
tipis daripada sebuah struktur kristal. Amorphous silicon menyerap cahaya lebih
efektif daripada crystalline silicon, jadi selnya dapat menjadi lebih tipis. Untuk alasan
ini, amorphous silicon juga dikenal dengan teknologi PV film tipis. Amorphous
silicon dapat disimpan pada sebuah substrat tingkat yang luas, kaku dan fleksibel,
yang membuatnya ideal untuk permukaan lengkung dan modul lipat. Amorphous cell
adalah kurang efisien daripada sel yang berasal dari cyrstaline, dengan efisiensi
khususnya sekitar 6% tetapi lebih mudah dan bagaimanapun lebih murah untuk
diproduksi. Harganya yang murah membuatnya cocok untuk banyak aplikasi dimana
efisiensi tinggi tidak dibutuhkan dan biaya rendah dibutuhkan.
5. Film Tipis lainnya
Sejumlah material menjanjikan lainnya seperti cadmium telluride (CdTe) dan copper
indium diselenide (CIS) sekarang digunakan untuk modul PV. Menariknya teknologi
ini adalah mereka dapat dimanufaktur oleh proses industri yang relatif tidak mahal.
Sebuah sel surya dalam menghasilkan energi listrik (energi sinar matahari menjadi photon)
tidak tergantung pada besaran luas bidang silikon, dan secara konstan akan menghasilkan
energi berkisar lebih kurang 0,5 volt-max 600 mV pada 2 ampere, dengan kekuatan radiasi
sinar matahari 1000 W/m
2
=1 sun akan menghasilkan arus listrik sekitar 30 mA/cm
2
per sel
surya (Mintorogo,2000).

3.4.3. Cara Kerja Solar Sel
Solar sel adalah perangkat fisisi yang berfungsi untuk mengubah energi cahaya
matahari menjadi daya listrik (efek photovoltaic). Solar sel terbuat dari sambungan/junction
p-n semikonduktor (dioda). Suatu kristal semikonduktor intrinsik (murni) bila dicampur
dengan atom ketidakmurnian tertentu (golongan IIIAdan IVA) dapat berubah menjadi
semikonduktor tipe p (positf) dan tipe n (negatif). Bila kedua tipe ini diletakkan berdekatan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
maka akan diperoleh junction p-n semikonduktor. Daerah sambungan junction ini akakn
mengalami deplesi, yait suatu daerah yang tidak memiliki muatan bebas (elektron dan Hole).
Pada batas ujung daerah deplesi dijatuhkan seberkas cahaya (partikel foton) maka partikel
foton akan lenyap dan berubah menjadi dua partikel baru yang bermuatan berlawanan yaitu
elektron dan hole. Muatan bebas ini segera dihanyutkan oleh medan listrik internal, hole
bergerak dari tipen ke tipe p dan elektron bergerak pada arah sebaliknya. Konsentrasi
pembawa muatan didalam bahan akan bertamabah sehingga dapat terjadi aliran arus difusi
dan terjadi pula aliran arus drift karena pada daerah deplesi terdapat medan listrik internal.
Akibatnya sistem junction p-n semikonduktor dapat berfungsi sebagai sumber daya listrik,
dimana tipe p berfungsi sebagai kutub positif dan tipe n sebagai kutub negatif.










Sebuah sel PV silikon tipikal tersusun dari sebuah lapisan tipis yang terdiri dari
sebuah layer ultra-tipis silikon phosphorous-doped (tipe-N) di puncak layer yang lebih tebal
dari silikon boron-doped (tipe-P). Sebuah medan listrik tercipta dekat puncak permukaan sel
dimana terjadi kontak antara kedua material ini, yang disebut P-N junction. Ketika cahaya
matahari mengenai permukaan sel PV, medan listrik ini menghasilkan momentum dan arah
pada elektron stimulasi-cahaya, menghasilkan aliran arus ketika sel surya dihubungkan pada
beban listrik.






Gbr.3.1 cara kerja solar

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Proceeding International Seminar on Sustainable Environment and archtecture (ITB)

Pengaturan Sel-Sel Surya Dalam Modul Secara Panel atau Deretan.
Sebuah sel surya dapat beroperasi secara maksimum jika temperatur sel tetap normal
(pada 25C), kenaikan temperatur lebih tinggi dari temperatur normal pada PV sel akan
melemahkan voltage (Voc). Setiap kenaikan temperatur sel surya 1
0
C ( dari 25
0
C ) akan
berkurang sekitar 0,4
0
c pada total tenaga yang dihasilkan atau akan melemah 2x kali lipat
untuk kenaikan temperatur sel per 10
0
C.
A. Sel-sel surya dalam modul
Sebuah sel surya akan secara konstan dan tidak terlalu berpengaruh pada besaran
dimensi sebuah sel surya akan menghasilkan kira-kia 0,5 volt. Tujuan dari
penggabungan sel-sel surya dalam suatu rentetan baik secara vertikal maupun
horizontal adalah untuk mendapatkan sutau tegangan voltage , aliran listrik dan
tenaga power ( watt ) yang cukup besar dan efisien dalam suatu bentuk Modul .
sedangkan penggabungan antara satu sel dengan sel surya lainnya dapat dilakukan
secara paralel atau serial.
Untuk peningkatan voltase dapat dilakukan dengan penggabungan sel-sel surya dalam
suatu Modul ke Modul lainnya secara serial (+) ke (-); sebaliknya untuk mendapat
aliran listrik ( amper ) yang besar, maka setiap sel surya dalam sebuah Modul
dihubungkan secara paralel. Sel-sel surya dalam modul akan kemudian dinamakan
generator yang dihubungkan antara satu modul dengan modul berikutnya menjadi
panel (lihat gambar 2); kemudian panel-panel photovoltaics (PV) dapat
dilipatgandakan secara horizontal dan vertikal dalam deretan-deretan, yang model
deretannya sangat tergantung temapat atau lahan untuk penempatan PV tersebut
B. Sel-sel surya dalam Panel/Deretan
Orientasi dari rangkaian PV (array) ke arah matahari secara optimum adalah penting
agar panel/ deretan PV dapat menghasilkan energi maksimum. Selain arah orientasi,
sudut orientasi (tilt angle) dari panel/deretan PV juga sangat mempengaruhi hasil
energi maksimum. Untuk lokasi yang terletak dibelahan utara latitude, maka
panel/deretan PV sebaiknya diorientasikan ke selatan. Orientasi ke timur-barat
walaupun juga dapat menghasilkan sejumlah energi dari panel-panel/deretan PV,
tetapi tidak akan mendapatkan energi optimum.
Mempertahankan sinar matahari jatuh ke sebuah permukaan panel PV secara
tegak lurus akan mendapatkan energi maksimum 1000w/m
2
atau 1 kWh/m
2
. kalau
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
tidak dapat mempertahankan ketegaklurusan antara sinar matahari dengan bidang PV,
maka extra luasan bidang panel PV dibutuhkan (bidang panel PV terhadap sun
altitude yang berubah setiap jam dalam sehari).
Agar dapat memperoleh sejumlah voltage atatu ampere yang dikehendaki,
maka umumnya masing-masing sel surya dikaitkan satu sama lain baik secara
hubungan seri atatupun secara paralel untuk membentuk suatu rangkaian PV yang
disebut modul. Sebuah modul PV umumnya terdiri dari 36 sel surya atau 33 sel, dan
72 sel. Beberapa modul PV dihubungkan untuk membentuk satu rangkaian tertentu
disebut panel, sedangkan jika berderet-deret modul PV dihubungkan secara baris dan
kolom disebut PV array.
Aliran listrik yang didapat dari panel PV akan berupa listrik DC-direct current,
kemudian disimpan ke accu, dan sebagian listrik DC diubah ke AC-alternating current
dengan alat inverter untuk dipakai dengan peralatan listrik seperti AC, lampu, pompa
air, dsb. Kemudian sebagian DC dapat dipakai langsung sebagai alat dan spesifikasi
DC. Insolation solar matahari akan banyak berpengaruh pada current, sedikit pada
volt.
Ada 3 sistem rangkaian PV:
1. sistem DC semua
2. Sitem DC dan AC
3. Sistem interaktif DC, AC, dan jaringan listrik lokal PLN
Terdapat 5 cara perletakan modul PV:
Fixed Array
Deretan modul PV diletakkan pada struktur penyangga PV (rangka tersendiri) atau
menyatu ke struktur atap. Perhitungan sudut kemiringan pada suatu lokasi
berdasarkan latitude optimum pada posisi 21 Maret dan 21 September. Ada 2 macam
cara pemasangan photovoltaic pada atap, yaitu single module, deretan modul
dikaitkan diatas penutup atap, dan integral Roof Modules; deretan modul dipasang
secara integral dengan struktur rangka atap. Sedangkan pada lisplank overstack. Pada
wall-cladding dipakai silikon efisiensi tinggi yaitu Mono-crystalline, dan sebagai
glass cladding dipakai silikon amorphous dan crystalline. PV bisa dipasang pada
bangunan yang telah ada, atau bisa diletakkan terpisah dari bangunan tapi
dihubungkan oleh kabel untuk mensuoly power ke bangunan (wikipedia.org)
Seasonly Adjusted Tilting
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Deretan modul PV dapat diubah secara manual sesuai waktu yang dikehendaki untuk
pengoptimalan tilt angle.
One Axis Tracking
Panel modul PV dapat mengikuti lintasan pergerakan matahari dari timur ke barat
secara otomatis, akan mendapatkan efisiensi 20% dibandingkan dengan fixed arrays.
Two Axis Tracking
Panel modul PV dapat mengikuti lintasan pergerakan matahari darai timur ke barat
serta orientasi Utara-Selatan secara otomatis; akan mendapatkan efsiensi 40%
dibandingkan fixed arrays.
Concetrator
Deretan lensa optik dan cermin yang memfokuskan pada suatu area sel surya efisiensi
tinggi.

Iklim tropis memilki karakteristik temperatur dan kelembapan yang tinggi.
Temperatur udara berkisar antara 22
0
C-32
0
C. Temperatur udara yang dicatat BMG
mengidentifikasikan peningkatan temperatur tiap tahunnya. Kelembapan sangat tinggi, lebih
dari 75%. Perubahan cuaca sulit ditebak karena adanya tutupan awan. Radiasi matahari
tersaring tapi masih cukup kuat dan juga menghasilkan silau.
Daerah tropis memiliki durasi penyinaran matahari yang tidak mengalami perbedaan
yang signifikan sepanjang tahun. Rata-rata durasi penyinaran matahari didaerah tropis adalah
66%. Maksimum pada bulan Maret dan April adalah 72%, minimum di bulan Juni 61%.
Awan dimusim panas memotong intensitas radiasi matahari (Olgyay, 1992)

Kondisi Sinar Matahari Terhadap Hasil Solar Energi
Berbicara mengenai kualitas dan keadaan tersedianya matahari perbulan dalam satu
tahun dari suatu lokasi dari sumber energi matahari terhadap PV sama pentingnya terhadap
penentuan suatu sistem PV yang hendak dipakai.
Hasil output listrik dari suatu modul atau deretan PV akan berbanding langsung terhadap
jumlah sinar matahari yang jatuh paada permukaan bidang datar suatu modul atau deretan PV
dimana sudut datang sinar matahari =0.


MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Ada 5 hal yang harus dipertimbangkan untuk mengahsilkan listrik surya optimal dari
suatu modul, panel, deretan PV adalah:
Pemasangan panel-panel PV dalam deretan pada umumnya dipasang pada bingkai-
bingkai besi ( lihat gambar 4 ) secara statis. Ada pula pemasangan modul-modul PV pada
suatu alat yang dapat melacak/mengikuti lintasan matahari untuk mendapatkan arus listrik
maksimal yang umumnya disebut Azimuth Trackers atau Solar Sun Tracker ( lihat
gambar 5 ).


















1. Orientasi dari modul PV terhadap matahari
Bidang modul PV yang tegak lurus terhadap sinara matahari ( sudut datang =
0 ) akan mengasilkan lebih banyak energi listrik daripada bidang modul PV yang
mempunyai sudut datang sinar matahari.
Dari hasil observasi oleh NASA dari udara yang dekat pada lintasan bumi, bahwa
nilai intensitas energi listrik dari matahari terbit sampai terbenam hampir tidak banyak
berbeda yaitu 1,35 kilowatt per meter persegi. Sedangkan pengukuran di muka bumi
pada solar siang hari didapatkan 1 KW per meter persegi. Hal ini dikarenakan ada
bantuan dari pantulan dan absorbsi dari atmosfer udara. Maka dapat juga dikatakan
standar rata-rataFull Sun Power =1 kW/m2 Tetapi jika permukaan bidang dari
panel PV membentuk sudut terhadap sinar datang matahari, maka nilai 1 kW/m2
dikalikan cox sudut tersebut (lihat gamba 6).

Gbr.3.2 modul solar
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
2. Untuk daerah belahan bumi ekuator, maka normalnya pemasangan modul-modul PV
diarahkan ke Selatan) dan panel-panel PV diarahkan dekat dengan sudut lebih kurang
15 derajat dari latitut di daerah tersebut.













3. Keadaan Debu pada bidang datar modul, panel, deratan PV.
Sifat dari debu adalah menyerap sinar matahari; jika banyak debu pada permukaan
datar kaca modul, panel sel-sel surya akan menghalangi sinar matahari mencapai sel-
sel surya. Output listrik akan tidak optimal dari standar normal pengoperasian.

4. Pembayangan oleh obyek lain atau penempatan deretan-deretan PV.
Terjadinya pembayangan oleh benda-benda seperti: pohon-pohon, antena, bangunan
tinggi sekitarnya dan bahkan akibat tidak cermatnya/salah prosedur dalam
penempatan deratn-deratan PV, akan sangat mempengaruhi hasil tenaga listrik yang
optimal. J ika jarak antar deretan PV di perbesar (menghindari pembayangan), akan
memperbesar biaya karena lahan pemasangan PV meluas. Maka dibutuhkan suatu
kaidah untuk menentukan J arak Optimum antar PV (Optimum Separation).














Gbr.3.3 orientasi PV
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
5. Refleksi Sinar Matahari
Memperkuat dari pantulan sinar matahari dari sekitar penempatan PV akan sangat
mempengaruhi hasil output listrik optimal. Elemen-elemen yang dapat dipakai untuk
memperbesar solar insolasi seperti: awan, pasir, putih, cermin, atau salju, dan benda-
benda berwarna ringan sekitar PV (pemantulan lingkungan).

















3.4.4. BIPV (BUILDING INTEGRATED PHOTOVOLTAIC)
BIVP adalah pengintegrasian PV pada kulit permukaan bangunan. Biaya keseluruhan
BIVP lebih rendah daripada sistem PV. . Modul PV memberikan fungsi ganda kulit
bangunan-menggantikan material konvensional bangunan-dan penghasil energi.

Sebuah sistem BIPV lengkap termasuk:
a. Modul (yang mungkin film-tipis atau crystalline, transparan, semi-transparan, atau tak
tembus cahaya);
b. Sebuah charge controller, untuk untuk mengatur energi ke dalam dan keluar baterai
penyimpanan (dalam stand-alone system);
c. Sebuah sistem penyimpanan energi, secara umum terdiri dari jaringan utilitas dalam
interactive-systems atau, sejumlah baterai dalam stand-alone systems;
d. Peralatan konversi tenaga termasuk sebuah alat pembalik untuk mengubah arus DC
menjadi AC;
e. Perlengkapan tenaga cadangan seperti generator disel; dan
f. Peralatan penyusun dan pendukung yang tepat, kabel, safety disconnects
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
.






Langkah-langkah yang dilakukan dalam mendesain BIPV adalah:
1. perhatikan secara hati-hati penggunaan praktek desain sadar energi dan/atau
pengukuran efisiensi energi untuk mengurangi kebutuhan energi bangunan.
2. Pilih antara Utilities-Interactive PV system dan stand alone PV system.
Sebagian besar sistem BIPV yang sangat banyak akan diikat pada jaringan
utilitas, menggunakan jaringan sebagai penyimpan dan cadangan. Sistem
harus disesuaikan ukurannya untuk menemui tujuan pemilik-biasanya
didefinisikan dengan budget atau ketidakleluasaan tempat; dan, pembalik
harus dipilih dengan sebuah pemahaman akan kebutuhan jaringan.Untuk
stand-alone system yang dijalankan oleh PV sendirian, sistem, termasuk
penyimpan, harus disesuaikan ukurannya untuk cocok dengan permintaan
energi puncak/terrendah bangunan.
Untuk menghindari kelebihan ukuran sistem PV atau baterai untuk beban
puncak yang tidak biasa atau kadang-kadang, generator cadangan biasanya
digunakan. Sistem semacam ini kadang-kadang berkenaan dengan PV-genset
hybrid.
3. Ganti beban puncak
J ika beban puncak bangunan tidak tepat dengan puncak tenaga yang dihasilkan panel
PV, mungkin secara ekonomis menyediakan untuk menggabungkan baterai kedalam
sistem jaringan tertentu untuk mengimbangi periode permintaan daya yang termahal.
Sistem ini juga dapat berlaku sebagai Uninterruptible Power System (UPS)
4. Menyediakan ventilasi yang cukup
Efisisensi konversi PV berkurang karena temperatur operasi yang tinggi. Ini lebih
nyata dengan sel PV silikon crystalline daripada film-tipis amorphous silicon.
Strong, Steven J. (1987). The Solar Electric house. A design Manual
for home-scale photovoltaic powersystem.
Gbr.3.4 BIPV system
diagram (Courtesy of
Australian CRC for


MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Untuk meningkatkan efisiensi konversi, berikan ventilasi yang cocok dibbelakang
modul untuk menghilangkan panas.
5. Mengevaluasi penggunaan Hybrid PV-solar Thermal System.
Sebagai sebuah pilihan untuk mengoptimalkan efisiensi sistem, seorang disainer bisa
memilih untuk menangkap dan memanfaatkan sumber panas matahari yang
dikembangkan melalui pemanasan modul-modul. Ini dapat menjadi menarik dalam
iklim dingin untuk pra-pemanasan dari ventilasi yang baru memasukkan udara.
6. Memperhatikan integrasi pencahayaan siang hari dan pengumpulan photovoltaics
Menggunakan modul film-tipis semi-transparan, atau modul crystalline dengan sel
dengan tempat yang diatur antara dua layer kaca, disainer bisa menggunakan PV
untuk menciptakan pencahayaan pada siang hari yang unik pada fasad, atap, atau
skylight. Elemen BIPV juga dapat membantu mengurangi beban pendinginan yang
tidak diinginkan dan silau berhubungan dengan permukaan yang luas dari
pemasangan kaca arsitektural.
7. Menggabungkan modul PV kedalam alat-alat shading.
Plat PV diyakini sebagai alis atau tenda diatas area kaca sebuah bangunan dapat
memberikan passive solar shading yang tepat. Ketika bayangan matahari diperhatikan
sebagai sebuah pendekatan disain yang terintegrasi, kapasitas chiller dapat menjadi
leih kecil dan perimeter distribusi pendinginan berkurang atau bahkan hilang.
8. Desain untuk iklim dan lingkungan lokal
Disainer harus mengerti pengaruh iklim dan lingkungan pada hasil plat PV. Hari yang
dingin, cerah akan meningkatkanproduksi energi, sedangkan hari yang panas, dengan
masukan berlebih dapat mengurangi produksi energi;
Permukaan yang memantulkan cahaya pada plat (misal salju) akan
meningkatkan produksi energi;
Plat PV harus didisain untuk kondisi salju potensial-dan angin-pembebanan;
Plat PV dengan sudut yang tepat akan menumpahkan beban salju dengan
relatif lebih cepat; dan,
Plat PV dalam lingkungan kering, berdebu atau lingkungan dengan lalu polusi
lintas atau industri berat (mobil, pesawat) akan membutuhkan pencucian untuk
membatasi kehilangan efisiensi.
9. menunjukkan perencanaan tapak dan isu-isu orientasi
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Pada awal tahap disain, pastikan bahwa plat PV Anda menerima pencahayaan
matahari maksimum dan tidak akan dibayangi oleh gangguan pada site seperti
bangunan terdekat atau pepohonan. Terutama sekali penting sistem tidak dibayangi
sama sekali selama periode pengumpulan cahaya puncak yang terdiri dari tiga jam
pada sisi lain surya tengah hari.
10. Memperhatikan orientasi panel surya
Orientasi plat PV yang berbeda dapat mempunyai pengaruh signifikan pada hasil
energi tahunan sistem, dengan plat miring menghasilkan 50%-70% listrik lebih
daripada fasad vertikal.
11. Mengurangi kulit bangunan dan beban tapak lain.
Meminimalkan beban yang dialami sistem BIPV. Memakai pencahayaan siang hari,
motor energi-efisien, dan strategi pengurangan puncak lain kapanpun memungkinkan.

3.4.5. CONTOH APLIKASI PADA BANGUNAN
Sistem PV dapat digabungkan pada bangunan dengan cara yang bervariasi. Atap yang
miring adalah tempat yang ideal, dimana modul-modul dapat secara sederhana ditempelkan
menggunakan bingkai. Sistem photovoltaics dapat juga digabungkan pada pabrik bangunan
sebenarnya, contohnya ubin atap PV sekarang sudah tersedia yang mana dapat dicocokkan
dengan ubin standard. Sebagai tambahan, PV dapat juga digabungkan sebagai fasad
bangunan, kanopi, dan skylight diantara banyak aplikasi lain. Beberapa tempat yang mungkin
untuk pemasangan sistem BIPV:

1. Atap
Atap sangat ideal untuk pemasangan PV. Biasanya lebih sedikit terjadi pembayangan
di atas atap dibandingkan di tanah. Atap biasanya mempunyai permukaan yang luas
dan tidak tergunakan. Sebuah perbedaan antara atap miring dan datar harus dibuat.







Gbr.3.5 solar sel p[ada

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
a. Atap miring
Modul PV dapat dengan mudah dipasang pada atap miring. Tipe pemasangan
dengan biaya rendah ini sering digunakan untuk rumah pribadi dan atap
eksisting dan dikenal dengan nama Building Adapted PV (BAPV). Sebuah
cara yang lebih elegan untuk memasang PV adalah dengan menggunakan sirap
PV atau ubin PV. Modul PV ditempelkan seperti sirap atau ubin dan pekerjaan
tersebut dapat dikerjakan oleh kontraktor atap.
b. Atap datar
Atap datar mempunyai keuntungan mudah diakses, pemasangan yang mudah,
dan menyediakan pilihan bebas untuk orientasi unit PV. Ketelitian harus
diperhatikan selama pemasangan plat PV untuk menghindarkan kerusakan
keutuhan atap. Penambahan berat plat PV pada atap harus diperhatikan,
sebagaimana gaya angkat angin , yang dapat menerbangkan modul.
2. Dinding eksternal bangunan
Modul-modul PV dapat ditambahkan pada dinding yang sudah ada untuk menambah
estetika pada fasad bangunan. Mereka dapat dengan mudah ditambahkan pada
struktur. Tidak perlu untuk memberikan barrier penahan cuaca karena peranan ini
sudaj digantikan struktur dibawah modul-modul. Modul modul PV juga dapat
menjadi bagian utuh dari fasad bangunan. PV kaca laminasi, menggantikan material
kulit konvensional, pada dasarnya sama dengan kaca berwarna. Mereka memberikan
proteksi cuaca tahan lama dan dapat disesuaikan dengan berbagai ukuran, bentuk,
pola dan warna. Modul PV juga dapat dikonfigurasikan sebagai elemen bangunan
multifungsi.








Gbr.3.6 solar sel pada

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
3. Fasad semi-transparan
PV kaca laminasi dapat diaplikasikan pada jendela memberikan sebuah fasad semi-
transparan. Ketransparanan biasanya didapat menggunakan salah satu metode berikut:
a. Sel PV dapat menjadi begitu tipis sehingga mungkin melihat melaluinya. Ini
memberikan sebuah pandangan terfilter keluar. Modul film-tipis semi-
transparan terutama cocok untuk aplikasi ini. pilihan lain adalah menggunakan
sel surya crystalline semi-transparan.
b. Sel surya crystalline pada laminasi diberikan jarak jadi cahaya parsial disaring
melalui modul PV dan menerangi ruangan. Efek cahaya pada panel ini
menyebabkan pola pergantian sesungguhnya dari bayangan pada bangunan itu
sendiri. Ruangan menjadi berbayang, tetapi tidak terpaksa.








Menambah layer kaca pada unit dasar modul kaca PV semitransparan dapat
menawarkan sebagai contoh insulasi panas dan akustik. Kebutuhan khusus lain dapat
juga didisain berdasarkan pada kebutuhan individual setiap aplikasi. Modul kaca PV
seperti ini adalah komponen bangunan multifungsi sesungguhnya.

4. Skylights
Struktur skylight biasanya tempat paling menarik untuk mengaplikasikan PV. Mereka
mengkombinasikan keuntungan difusi cahaya dalam bangunan sementara
memberikan permukaan yang tak terhalang untuk instalasi modul atau laminasi PV.
Pada tipe aplikasi ini, elemen PV memberikan listrik dan juga cahaya pada bangunan.
Modul PV dan struktur pendukung yang digunakan pada tipe aplikasi ini mirip
dengan yang digunakan pada fasad kaca semi-transparan. Strukturnya, yang mungkin
tidak menakjubkan dari luar, menghasilkan gang jalan dan lantai dengan cahaya yang
Gbr.3.7 solar sel pada fasad
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
menarik dan mengakibatkan disain arsitektural cahaya dan bayangan yang
menimbulkan semangat.







5. Sistem Pembayangan







Ada pertumbuhan kebutuhan akan disain sistem pembayangan yang teliti
berhubungan dengan peningkatan penggunaan bukaan jendela besar dan dinding kaca pada
arsitektur masa sekarang. Modul PV dari bentuk yang berbeda dapat digunakan sebagai
elemen bayangan diatas jendela atau sebagai bagian struktur kaca atas. Sejak banyak
bangunan sudah menyediakan beberapa macam struktur untuk membayangi jendela,
penggunaan pembayang PV harus mengikutkan beban tambahan untuk struktur bangunan.
Eksploitasi efek sinergi mengurangi biaya total pemasangan seperti ini dan menciptakan nilai
tambah pada PV yang sama baiknya dengan bangunan dan sistem pembayangannya. Sistem
pembayangan PV mungkin menggunakan alat untuk mengikuti jejak satu arah untuk
memiringkan plat PV untuk energi maksimum sementara memberikan derajat yang berubah-
ubah untuk bayangan.




Gbr.3.8 solar sel pada sky

Gbr.3.9 solar sel system

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
3.5. Penerapan penggunaan Baja pada bangunan
Penggunaan baja pada bangunan high-tech sebagai elemen struktur yang mendukung
seluruh beban bangunan termasuk pada struktur atap merupakan salah satu representasi tema
pada bangunan. Menampilkan elemen struktural baja secara jujur. Baja Stainless
Baja stainless merupakan baja paduan yang mengandung minimal 10,5% Cr. Sedikit
baja stainless mengandung lebih dari 30% Cr atau kurang dari 50% Fe. Karakteristik khusus
baja stainless adalah pembentukan lapisan film kromium oksida (Cr
2
O
3
). Lapisan ini
berkarakter kuat,tidak mudah pecah dan tidak terlihat secara kasat mata. Lapisan kromium
oksida dapat membentuk kembali jika lapisan rusak dengan kehadiran oksigen. Pemilihan
baja stainless didasarkan dengan sifat-sifat materialnya antara lain ketahanan korosi,
fabrikasi, mekanik, dan biaya produk. Penambahan unsur-unsur tertentu kedalam baja
stainless dapat dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keriteria baja yang diinginkan.
Umumnya berdasarkan paduan unsur kimia dan presentasi baja stainless dibagi
menjadi lima katagori[4]. Lima katagori tersebut yaitu :
Baja stainless martensitik.
Baja Stainless austenitik
Baja stainless dupleks
Baja stainless pengerasan endapan
Kesimpulan
Melalui sejumlah penjelasan diatas, Medan Science Center yang menerapkan tema
High-Tech yang cukup menonjolkan penggunaan baja akan menggunakan baja jenis Stainless
Dupleks yang memiliki sejumlah spesifikasi khusus terutama ketahanan terhadap nilai
teganagan tarik yang lebih tinggi dibanding jensi baja lainnya. Selain itu, baja jenis ini juga
memiliki nilai leleh yang lebih tahan. Ketahanan korosi juga melebihi jenis baja lainnya.







MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
3.6. Studi Banding
A. Bangunan Pavilion Inggris








Bangunan Pavilion Inggris ini dirancang oleh arsitek Nicholas Grimshaw & partner
pada kompleks Expo 1992 di kota Seville di Spanyol, sebagai perwujudan hasil sayembara
tahun 1989 yang dimenangkan oleh arsitek tersebut.
Bangunan ini dirancang dengan pertimbangan iklim setempat dimana suhu udara musim
panas saat dilangsungkan Expo ini dapat mencapai 45C. Beberapa strategi rancangan yang
digunakan untuk mengantisipasi kondisi udara ini adalah, pertama, menggunakan tabir air
pada dinding timur yang berfungsi sebagai filter radiasi matahari pagi tanpa menghilangkan
sama sekali penerangan yang diberikan oleh sinar pagi tersebut, disamping berfungsi sebagai
pendingin bangunan. Tabir air yang dijatuhkan dari dinding bagian atas bangunan mengalir
diseluruh dinding kaca sepanjang 65m ke kolam di dasar bangunan. Aliran air sebagai tabir
dinding kaca ini berfungsi untuk pendinginan permukaan kaca itu sendiri serta menurunkan
suhu lingkungan disekitar bangunan secara evaporatif (kelembaban udara pada kawasan ini
relatif rendah sekitar 50 hingga 70%). Dinding kaca ini terbuat dari bahan yang 20% nya
merupakan komponen keramik yang berfungsi untuk mengurangi panas matahari tanpa harus
mengorbankan cahaya yang masuk dalam bangunan. Penggunaan tabir air pada dinding
Timur ini mampu menurunkan suhu di dalamnya hingga sekitar 10C. Pavilion Inggris pada
Expo 1992 di Seville, Spanyol
Dinding muka (Timur) diselubungi oleh tabir air, sementara panel-panel photovoltaic
di atap diarahkan pada sisi Selatan-arah dimana radaisi matahari jatuh. Pada dinding Selatan
ini selimut termal diletakkan, untuk menahan radiasi matahari langsung.
Gbr.3.10 pavilion

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Sisi Barat dari dinding bangunan ini dilapis dengan
kontainer-kontainer berisi air yang berfungsi sebagai
penyerap panas matahari sore. Panas yang diserap oleh
kontainer berisi air ini akan menurunkan suhu udara
pada siang dan sore hari, kemudian menghangatkan
udara pada malam hari (dimana suhu udara luar pada
malam hari cenderung rendah di bawah batas nyaman).
Air panas atau hangat dalam kontainer ini juga
dimanfaatkan bagi kebutuhan air panas di dalam
bangunan.
Dinding bangunan pada sisi Selatan diberi lembaran
yang semi transparan yang diperkuat dengan
konstruksi baja, yang selain secara estetika ingin
memberikan gambaran sebagai kapal (simbol kejayaan
Inggris di laut), juga berfungsi untuk mengurangi
radiasi panas dari sisi selatan, meskipun tetap memungkinkan cahaya matahari masuk
kedalam bangunan. Sementara itu untuk perimbangan estetika, sisi utara yang tidak mendapat
radiasi matahari langsung juga diselesaikan dengan bentuk yang serupa, meskipun detail
konstruksinya berbeda karena pada sisi ini sangat sedikit menerima radiasi langsung
matahari.
Sejumlah 1.040 panel solar sel yang menghasilkan 46kW daya listrik dan digunakan bagi
keperluan pompa air diletakkan pada bagian atap bangunan membentuk semacam deretan
layar kapal. Konstruksi panel solar sel ini diletakkan sedemikan rupa sehingga berfungsi
sebagai pelindung (shading) atap dari radiasi matahari yang jatuh dari sisi Selatan. Bangunan
pavilion Inggris ini menggunakan energi listrik sekitar 24% lebih rendah dari energi yang
seharusnya digunakan pada bangunan berpengkondisi udara umumnya yang dirancang secara
konvensional






Gambar 3.11. Sisi Bagian Timur
yang Diberi Tabir Air pada Dinding
Kaca Mampu Menurunkan Suhu di
dalamnya Hingga Sekitar 10
o
C
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Gambar 3.12. Potongan Memanjang Bangunan. Sejumlah 1.040 Panel Solar Sel Diletakkan
Pada Bagian Atap Bangunan Menghasilkan 46kW Listrik Turut Menyumbang Penghematan
Energi Dalam Bangunan Sekitar 24%

C. Hongkong Shanghai Bank
Hongkong, Cina, 1979 1986.
Tipe Bangunan : Bank
Arsitek : Norman Foster
Deskripsi Bangunan:
Pada site dengan luas 5000 m
2
dan terletak pada tempat yang
strategis yaitu di pusat statue square, Central District. Tower ini
memiliki ketinggian 178,8 m, yang terdiri dari 77 lantai diatas sebuah plaza yang terletak
dilantai dasar, dan empat lantai yang terletak di bawah tanah.
Struktur baja yang menyelimuti sisi bangunan menimbulkan ekspresi dengan
memberikan lapisan aluminium abu-abu dan panel-panel silver metalik yang di padu dengan
tangkapan angin berlapis aluminium. Bangunan ini menghadirkan atrium dengan ketinggian
52 m, dan di desain untuk dapat menampung 3.500 orang.
Bangunan ini merupakan bangunan yang paling mahal di bangun, hal ini di akibatkan
semakin mahalnya harga lahan di Hongkong. Bangunan ini telah membuktikan tingginya
tingkat fleksibilitasnya ketika Bank memasang instalasi ruang penjualan baru tahun 1995
dalam waktu kurang dari 6 minggu.
Pedestrian bagi public terletak 12 m di bawah bangunan, hal ini di tujukan untuk
mengantisipasi ruang terbuka yang merupakan suatu hal yang dapat diperhatikan di kota.
Menghubungkan antara public space dengan lingkungan perkotaan. Sepasang askalator
menandakan perubahan yang baik seperti yang di buat pada bangunan Willis Faber & Dumas
Offices, ketika udara di luar baik ruang interior dapat menyesuaikan. (Joidido, Philip. Sir
Norman Foster, 1997).





Gbr.3.13 shanghai

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Gambar 3.14 Interior Hongkong
Shanghai Bank
Pada bangunan ini Foster mengeksplorasi antara fungsi public dan privat. Peninggian
bangunan sebanyak 12 m memberikan public space,
kemudian escalator menuju hall utama bank
menciptakan semi public space dengan atrium berlantai
10. mengenai penyelesaian desain, Foster menekankan
pada Sinar matahari yang dimasukkan kedalam
jantung dari hall atrium, kemudian di tangkap oleh atap
kaca dari plaza yang selanjutnya dipantulkan kembali.
Pada malam hari keadaan ini menjadi terbalik, dimana cahaya memancar dari bawah dan
plaza tersebut akan terlihat seperti garis-garis kristal atau permata.
Bangunan ini menunjukkan bahwa Norman Foster mampu menyelesaikan masalah
arsitektur secara baik dengan tetap menghadirkan pengeksposan struktur sebagai daya tarik
dari tampilan bangunan dan juga memasukkan unsure-unsur dari luar bangunan yang mampu
menghidupkan bangunan. Peninggian bangunan dilakukan untuk menghasilkan suatu public
space dibawahnya, desain gondola juga menghadirkan kesatuan bangunan secara
keseluruhan.

C. Urban Farm Project Lasvegas 2050
Anggapan bahwa tahun 2050 tidak ada sawah
ataupun ladang lagi di wilayah perkotaan,
maka tujuan proyek ini adalah untuk
membangun bangunan-bangunan vertikal di
perkotaan yang diperuntukkan sebagai temapt
penenanaman tumbuhan, buah-buahan dan
juga tempat binatang berkembang. Bangunan
ini tidak hanya menyediakan makanan untuk
ratusan orang, tetapi juga semakin melegakan
karena mungkin tahun 2050 lahan akan terus
berkurang .
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490






















Arsitek yang bernama Pierre Satoux dari Artelier
mengembangkan suatu bangunan vertikal dengan fungsi
pertanian untuk menyatukan beragam strategi
pemecahan masalah green dan komersial. Konsepnya sederhana sekali . strukturnya
dirancang seperti sejenis organisme, secara keseluruhan adaptif terhadap lingkungan.
Rancangannya termasuk air dan mengambil energi dari tenaga air hujan dan penggunaan
kembali air kotor, solar cell, dan berbagai tumbuhan lainnya.
Konsep bangunan yang dirancangnya mulai dari udara, sistem pemanas dan juga
sistem pendingin diatur oleh pergerakan angin dan mensirkulasikan oksigen dan
karbondioksida yang ada dalam gedung.









Gbr.3.15 urban farm

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
D. Singapore Edge Green Complex





















Firma arsitektur Foster + Partners memenangkan kompetisi internasional untuk
merancang sebuah kompleks hijau yang akan mengisi seluruh blok di pusat kota Singapura.
Kompleks ini akan menjadi pionir terkemuka dalam rancangan hijau (green design).
Bangunan ini akan menggabungkan array dari solar sel dalam tembok luar gedung. Pita
seperti canopies (juga ditutup dengan thin-film solar cells) akan mulai dibangun pada pangkal
bangunan, dan memunculkan ketinggian timur dan barat dari menara, di mana mereka
membentuk sebuah rangkaian jalur hiasan pada jendela vertikal. Ini akan menyaring sinar
matahari dan akan mengubah menara ke dalam rangkaian yang terhubung secara vertikal
dengan ruang hijau.


Gbr.3.16 singapore eedge complex
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Kesimpulan Studi Banding
NO BANGUNAN KESIMPULAN
1 Pavilion Inggris Penggunaan elemen kaca dan baja didalam
rancanganya, penggunaan photovoltaic system
sebagai sumber energinya.
2 Urban Farm Project
Lasvegas 2050
Bangunan yang berlantai banyak yang menggunakan
material kaca dan baja, sekaligus memperhatikan
konsep hijau yaitu dengan menggunankan solar sel,
angin dan air sebagai sumber energi.
3 Hongkong Shanghai
Bank
Penggunaan struktur baja yang menyelimuti sisi
bangunan, yang dipadukan dengan penggunaan
material aluminium abu-abu
4 Singapore Edge Green
Complex

Menggunakan teknologi photovoltaic sebagai sumber
utama energi bangunan tersebut dan penggunaan
material baja dan kaca.

3.7. Penerapan Tema Pada Bangunan
Penerapan tema high-tech pada bangunan yang akan direncanakan pada bangunan
Medan Science Center ini adalah mengarah pada kenyamanan alami dengan teknologi
(natural comfort with technology). Selain itu bangunan ini merupakan BIPV (building
integrated photovoltaic) dengan sistem grid connected yaitu sistem yang terkait langsung
dengan utilitas dan juga melalui penggunaan material-material baja dan kaca pada bangunan
juga menjadi salah satu bagian dari penerapan tema high-tech pada bangunan tersebut. Begitu
juga dengan penggunaan BAS (building automatic system) yaitu pengendalian operasional
bangunan dengan menggunkan teknologi computer meliputi sistem pengudaraan, sistem
pencahayaan, sistem kelistrikan, sistem alarm kebakaran, dan sistem jaringan LAN untuk
mencapai efisiensi yang tinggi.








Table 3.1 kesimpulan studi

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
BAB IV
ANALISA
4.1. Analisa Fisik
4.1.1. Batas-batas site:
Utara : J l, Gajah Mada
Selatan : J l. Hasanuddin
Barat : J l. Majapahit
Timur : J l. S. Parman













4.1.2.
Intensitas
Pembangunan
Garis Sempadan Bangunan
Posisi site yang dikelilingi dengan 4 jalan maka
GSB dari setiap sisi site berbeda besarnya bergantung kepada lebar jalan yang ada. Sesuai
dengan peraturan yang berlaku GSB di JL. S. Parman ini dihitung dengan rumus ( n +1).
Maka diperoleh GSB dari tiap sisi site adalah:
Sebelah Utara dan Timur : J l. Gajah mada dan S. Parman; lebar jalan =10 m.
GSB=6 m
Sebelah Selatan dan Barat : J l. Hasanuddin dan Majapahit; lebar jalan =7 m
GSB=4,5 m
J L. GAJ AH MADA
J L. HASANUDDIN
J L. MAJ APAHIT
J L. S. PARMAN
site
Gbr.4.1 batas-batas

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Koefisien dasar bangunan
KDB untuk pendirian bangunan di kecamatan Medan Baru 60%. Hal ini merupakan
pertimbangan untuk penyerapan air hujan untuk menghindari bahaya banjir, dan dikawasan
ini juga terdapat sejumlah hutan kota, berupa lapangan bermain yang diperuntukkan sebagai
hiasan kota dan paru-paru kota. Tetapi lemahnya sistem peraturan pada dinas tata kota dan
tata bangunan dikota Medan menyebabkan citra yang sudah terbentuk selama berabad-abad
tersebut seolah tergantikan dengan bangunan-bangunan ruko (rumah toko) dan town-house
(maisonette) yang dibangun dengan koefisien dasar bangunan yang cukup besar yaitu antara
80 - 100% dan tidak ditemukannya batas antar bangunan.
Untuk pengembangan site sebagai salah satu pusat pendidikan, tentunya kondisi KDB
kawasan perlu dipertahankan tetapi kawasan ruang terbuka tersebut dipergunakan sebagai
fasilitas-fasilitas ruang terbuka bagi pengguna fasilitas.
Adapun luas daripada site 13.000 m
2
KDB pada site =60%x13.000 =7800 m
2
Koefisien Lantai Bangunan
Rata-rata jumlah lantai bangunan yang ada disekitar site berkisar antara 3-4 lantai. Namun
karena ada satu bangunan yang berjumlah 22 lantai yaitu bangunan apartemen, maka
koefisien lantai bangunan disekitar site tersebut adalah 20-21 lantai.










MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
4.1.3. Analisa Tata Guna Lahan
Pada umumnya penggunaan lahan di kawasan ini didominasi oleh pemukiman
penduduk. Selain itu, penggunaan lahan yang digunakan pada kawasan ini digunakan
sebagai daerah komersil seperti: ruko-ruko yang digunakan sebagai pusat perdagangan,
restoran, apartemen, kantor. Bisa ditarik kesimpulan bahwa penggunaan lahan di kawasan ini
sangat banyak didirikan oleh bangunan, sehingga open space (area terbuka) pada daerah ini
sangat minim.

4.1.4. Analisa Sirkulasi
a. Sirkulasi Kendaraan
Sirkulasi yang ada pada sekitar site merupakan jalur satu arah. Intensitas kendaraan
yang melalui keempat jalan tersebut cukup padat, namun karena jalur yang digunakan pada
keempat jalan tersebut satu arah, sehingga masalah kemacetan dapat terkendali. Kendaraan
yang melintas umumnya beragam, mulai dari kendaraan pribadi, angkutan umum dan becak
motor. 2 jalan utama yang cukup lebar yang berbatasan langsung dengan site menjadi salah
satu penyelesaiain kemacetan sehingga sirkulasi kendaraan dapat berjalan lancar. Orientasi
kendaraan yang melintas dari setiap jalan yang berada disekitar site tersebut berpusat ke jalan
S. Parman. Sehingga melalui jalan tersebut memiliki potensi sebagai jalan masuk atau
entrance menuju site.
Gbr.4.2 tata guna lahan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490

b. Sirkulasi Pejalan Kaki
Sudah terdapat beberapa trotoar/ pedestrian di sekitar site, namun keberdaannya tidak
merata karena hanya di beberapa jalan saja. Seperti di jalan Majapahit dan Hasanuddin belum
terdapat trotoar sebagai tempat pejalan kaki, sehingga sangat dibutuhkan adanya trotoar di
jalan tersebut sehingga setiap pengunjung yang berjalan kaki yang hendak berkunjung ke
lokasi proyek dapat dengan aman dan nayaman dalam perjalanannya.
Bukan hanya masalah trotoar saja yang menggangu para pejalan kaki. Tidak adanya
tempat khusus penyebrangan di sekitar site sangat membahayakan pejalan kaki yang hendak
berkunjung ke science center tersebut, sebagai solusinya akan dibuat fasilitas penyebrangan
bagi pejalan kaki, berupa jembatan penyebrangan ataupun zebra cross.

4.1.5. Analisa Vegetasi
Untuk vegetasi yang berada disekitar site sudah cukup baik. Dimana disetiap badan jalan
terdapat beberapa pohon peneduh, melihat bahwa kawasan tersebut sudah termasuk pusat
kota.
Sirkulasi kendaraan dari jalan
Majapahit,
Sirkulasi satu arah
Sirkulasi kendaraan dari jalan
Hasanuddin, Sirkulasi satu
arah
Sirkulasi kendaraan dari
jalan S.Parman, jalur satu
arah
Sirkulasi kendaraan dari
jalan Gajah Mada, Sirkulasi
satu arah
Gbr.4.3 analisa sirkulasi
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490












4.1.6. Analisa View
View dari luar kedalam
Posisi site yang sanagat strategis, dimana terdapat 4 buah jalan yang mengelilingi,
sehingga view dari setiap persimpangan jalan ke site baik. Namun view yang paling baik ke
site adalah pertemuan anatara jalan S. Parman dan Gajah Mada.






View dari persimpangan jalan
Majapahit dan jalan Gajah Mada (++)

View dari persimpangan jalan
S.paraman
dan Gajah mada (+++)

View dari persimpangan jalan s.
Parman dan jalan Hasanuddin (++)

View dari persimpangan jalan
Majapahit dan jalan Hasanuddin (++)

Gbr.4.4 analisa

Gbr.4.5 analisa view ke dalam
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
View dari dalam Ke luar







4.1.7. Analisa Matahari













S

N

W

E
Arah lintasan angin rata-
rata pertahun dari Utara ke
Selatan atau sebaliknya
Gbr.4.6 analisa view

Gbr.4.7 analisa
t h i
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Orientasi matahari pada site perlu diperhatikan karena sumber energi yang digunakan
untuk kebuthan energi bangunan tersebut menggunakan tenaga surya (solar sel). Sehingga hal
tersebut juga akan mempengaruhi sudut dan perletakkan modul photovoltaic untuk
memperoleh pancaran sinar matahari yang optimum yang akan di konversi menjadi sumber
enregi listrik pada bangunan. Sehingga modul dari photovoltaic diletakkan tepat pada arah
pancaran matahari ke bangunan.

4.1.8. Analisa Pencapaian.
Terdapat beberapa jalur utama yang dapat digunakan untuk mencapai site. Dari sisi
timur melalui jalan Zainul Arifin, dari bagian barat melalui jalan Gajah Mada, bagian selatan
melalui jalan S. Parman, dan untuk bagian utara melalui jalan Teuku Umar. Aksesibilitas
kendaraan menuju lokasi juga sangat mudah, hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah
angkutan umum yang melalui daerah tersebut, sehingga dapat memudahkan masayarakat
umum khususnya kalangan pelajar untuk berkunjung ke Medan Science Center.














4.1.9. Potensi Lingkungan Sekitar
Lokasi proyek berada di zona WPP D yaitu kawasan yang diperuntukkan untuk zona
pendidikan dan perumahan dalam RUTRK.. Terdapat keunggulan lain bila Medan Science
Center ini dirancang di lokasi ini antara lain cukup banyaknya fasilitas pendidikan dikawasan
Akses dari J l. Zainul
Arifin
Akses dari J l.
Teuku Umar
Akses dari
S Parman
Akses dari J l.
Gajah Mada
Gbr.4.8 analisa

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
ini, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, selain itu juga terdapat beberapa
tempat bimibingan belajar (kursus), sehingga keberadaan Medan Science Center di kawasan
tersebut mendukung kegiatan penddikan yang berada disekitar kawasan. Selain itu
keberadaan bangunan apartemen Cambridge yang saat ini dikenal masyarakat kota Medan
menjadi salah satu icon kota Medan, sehingga membuat lokasi dari Medan Science Center ini
menjadi strategis.

4.2. Analisa Struktur
Struktur yang digunakan adalah struktur yang dapat memberikan fleksibilitas ruang
yang maksimal pada ruang dalam. Penggunaan struktur bentang lebar merupakan salah satu
struktur yang cukup baik untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Struktur yang dipilih adalah
penggunaan struktur kabel yang digunakan pada beberapa ruang seperti ruang pameran dan
serbaguna. Struktur utama yang digunakan adalah struktur baja.









Struktur kabel











Gbr.4.9 analisa struktur
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
4.3. Analisa Kebutuhan Ruang

Kebutuhan Ruang Pengelola

Fasilitas Pengelola Kapasitas Sumber Standart Pendekatan Luasan ( M
2
)
1 2 3 4 5 6 7
PENGELOLA Halll 10 NAD 0,8-2,0 m
2
10 x 2 =20 m2 20
R.Tamu MUNP 20 m2 20
R. Kepala Medan
Science Center
1 orang NAD 49 m2 49
R. Sekretaris 1 orang NAD 9 m2 9
R. Rapat Umum 20 orang NAD 2 m2 Luas yang
dibutuhkan =20 x 2 =
40 m2
40
R. Kabag Tata
Usaha
1 orang NAD 49 m2/orang 49
R. Kepala Balai
Pengembangan
Peragaan IPTEK
1 orang NAD 49 m2/orang 49
R. Kabid
Peragaan dan
Promosi IPTEK
1 orang NAD 49 m2/orang 49
R. Kasubag
Umumdan
Kepegawaian
1 orang NAD 15 m2/orang 15
R. Kasubag
Keuangan
1 orang NAD 15 m2/orang 15
R. Kasubid
Peragaan
1 orang NAD 15 m2/orang 15
R. Kasubid
Produksi dan
1 orang NAD 15 m2/orang 15
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Perawatan Alat
Peraga
R. Staff 30 orang NAD 5,5 m2/orang Luas yang dibutuhkan
=30 x 5,5 =110 m2
175
R. Arsip AS 20 m2 20
Pantry AS 12 m2 12
Gudang AS 9 m2 9
Toilet NAD 1 wc =2,0 m2
1 urinoir =1,6
m2
Pria =1 wc +2 urinoir
+2 washtafel
(1x2)+(2x1,6)+(2x1,6)
=8,4 m2. Sirkulasi 50
% =23,4
23,4
Total Luas Fasilitas Pengelola 591,4

Fasilitas/Kegiatan Penunjang

Fasilitas Nama Ruang Kapasitas Sumber Standard Pendekatan Luasan ( M2 )
1 2 3 4 5 6 7
PUBLIK Main entrance
hall
300 org/jam NAD 0,8-2,0 m
2/
org Diasumsikan: tiap
menit =10 org,
10/60x300=50
orang. Luas yang
dibutuhkan=
50x2=100
366
Side entrance hall AS 20% dari main
hall
20
Loket karcis 18 org/menit SB 3 m
2
/org Diasumsikan: 1
loket =3
org/menit. 1
orang 2 karcis.
Jumlah loket
9
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
=18/( 3x2 ) =3
loket. Luas yang
dibutuhkan =3x3=
9m2
informasi 2 orang NM 6 m2/org 2 x 6m2=12m2 12
Penitipan barang SB 20 m2/org 20
Toko souvenir 2 toko TSS 50-200 m2/toko Diasumsikan luas/
toko 100 m2, luas
yang dibutuhkan=
2x100=200 m2
200
kafetaria 100 orang NAD R. makan 1,3-1,9
m2
Pantry 25-30% R.
Makan
Gudang 25-30%
Dapur
R. makan =
100x1,5 =150 m2
Pantry 30%x150
=45 m2
Gudang 30%x45=
13,5 m2
208,5
keamanan SB 12 m2 12
Mushola SB 44
R. P3K SB 30 m2 30
Toilet Asumsi 20%
pengunjung
75 org pria
75 org wanita
NAD 1 wc=16-30 org
2 wc=30-60 org
3 wc=60-90 org
4 wc=90-100 org
>100 org; +
1wc/25 org
1 wc =2,0 m2
1 urinoir =1,6 m2
1 wasthafel =1,6
m2
Pria =3 wc+5
urinoir +5
wasthafel ( 5x2 )
+( 5x1,6 ) +(
5x1,6 ) =26 m2
Wanita =5 wc +
5 wasthafel ( 5x2
) +( 5x1,6 ) =18
m2
Diasumsikan
sirkulasi 50 %
Luas yang
66
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
dibutuhkan =
26+18+22=66 m2
R. Tel Umum SB 12 m2 12
Perpustakaan (
150 Orang )
Hall Asumsi 10%x150
=15 org
NAD 0,8-2,0 m2/org Luas yang
dibutuhkan =
15x2 =30 m2
30
R. Buku 10. 000 buku NAD 15 m2/1000 vol Luas yang
dibutuhkan =
10.000/1000x 15
=150 m2
150
R. Katalog NAD 12 m2/ 36.000 vol Luas yang
dibutuhkan =12
m2
12
R. Baca Asumsi 80%x150
=120 org
NAD 2,32-3 m2/org Luas yang
dibutuhkan =3
x120 =240 m2
240
R. Audio Visual 8 org, 4 instalasi SB 4,5 m2/ instalasi Luas yang
dibutuhkan =
4,5x4 =18 m2
18
R. Pengelola
- Ka. Staff
- Staff

1 org
4 org

NAD
NAD

15 m2
5,5 m2/ org

Luas yang
dibutuhkan =15
m2
Luas yang
dibutuhkan 5,5x 4
=22 m2
15
R. arsip SB Luas yang
dibutuhkan =12
m2
12
R. Sirkulasi 2 org +koleksi
A/V
NAD
SB
2,5 m2/ org
4 m2
Luas yang
dibutuhkan =
9
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
(2x2,5)+4=9 m2
R. Foto Copy 2 mesin SB 5 m2/org Luas yang
dibutuhkan =2x5
=10
10
toilet 20% x 150 org =
30 org
NAD 1 wc =2,0 m2
1 urinoir =1,6 m2
1 wasthafel =1,6
m2
1 wc =2,0 m2
1 urinoir =1,6 m2
1 wathafel =1,6
m2
Sirkulasi 50%
Luas yang
dibutuhkan =23,4
m2

23,4
R. Serbaguna Foyer 150 orang NAD 0,8-2,0 m2/org Diasumsikan
20%150 orang =
30 orang. Luas
yang dibutuhkan
=30x1,5 =45 m2
330
AuditoriumSeat 0,84 m2/seat Luas yang
dibutuhkan =
0,84x150 =
126+sirk 30% =
165 m2

Panggung 70 m2 70
R. Kontrol 30 m2 30
Belakang
Panggung
20 m2 20
Toilet 20 %x150 =30
orang
NAD Pria =1
wc+2urinoir=2
wasthafel =8,4
m2
1 wc =2,0 m2
1 urinoir =1,6 m2
1 wathafel =1,6
m2
23,4
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Wanita =2 wc+2
wasthafel =7,2
m2

Sirkulasi 50%
Luas yang
dibutuhkan =23,4
m2

Gudang AS 5 m2 5
SERVICE R. Operator
sistembangunan AS
30
Gudang AS 30
Loading dock SB 100
Pos Satpam AS 12
R. AHU AS 12
R. M/E
- Ruang Genset
- R. Mesin AC
- R. Trafo
- R. Pompa
- R. PLN
AS 250
Parkir Pengunjung
- Roda 2
- Roda 4
- Bus



40
100
6

80
1400
390
Parkir pengelola 200
Total Fasilitas Penunjang 4501.3

Kegiatan Utama

Fasilitas Nama Ruang Kapasitas Sumber Standardt Pendekatan Luasan
(M
2
)
1 2 3 4 5 6 7
PERAGAAN R. peragaan tetap
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Gol. Sains Fisika
- Optic
- Magnet
- Listrik/elektronika
- Mekanika/mesin
- Energi
- Elektromagnetik/gelombang
bunyi




AS
AS
AS
AS
AS
AS
AS
AS




300 m2
300 m2
300 m2
300 m2
300 m2
300 m2
400 m2



alat peraga
dari setiap
bidang ilmu
fisika
diletakkakn
pada sebuah
meja persegi
berukuran 1x2
mdan
lingkaran
berdiameter 2
m, di setiap
ruang peraga
terdapat 20 alat
peraga

2200
Peragaan terbuka Diasumsikan:
20% x R.
peragaan
dalam20 % x
1800 m2 =360
m2
360
R. Kelas 30

AS 150 m2

150
R. Pamer/ Galeri Tetap
(100 org)
- R. Pamer/ Galeri
- R. karyawan
- R. Tunggu
- customer service
100
7
20
5
SB 1,5 m2/ orang
2,4 m2/ orang
1,5 m
2
/orang
3 m2/ orang
1,5x100 =150
2,4x7 =17
20 x 1,5 =
30m
2

3x5 =15
212
R.Multimedia/komputer - R. Komputer
- R. Karyawan
- R. tunggu
40
7
10
NAD
SB
SB

2,4 m
2
/orang
1,5 m
2
/orang
80 m
2
17 m
2
15 m
2
112
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH
`
Rudolf Bastian Sijabat : Medan Science Center (Arsitektur Hightech) (Science Fisika), 2010.


TKA
490
Total Luas Ruang Kegiatan Utama 2814
Total Luas Keseluruhan 7806,7
Total Luas Keseluruhan + Sirk 20% 9742, 4


Table 4.1 analisa kebuthan

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037
4.4. Analisa Non Fisik
4.4.1 Analisa Kegiatan
Diagram Kegiatan Pengelola







Diagram Kegiatan Pengunjung






Diagram Kegiatan Cleaning Service





Diagram Kegiatan Security




.
4.4.2. Analisa Pengunjung
Medan Science Center merupakan sarana edukatif dan rekreatif yang dapat
dikunjungi oleh hampir semua kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa. Dari semua
kalangan ini, kalangan pelajar dan mahasiswa merupakan kalangan yang akan paling
Gbr.4.9 analisa kegiatan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037
banyak mengunjungi fasilitas ini. Berikut adalah data jumlah pelajar dan mahasiswa di
kota Medan :

Tingkat sekolah Jumlah
SD 263.634
SMP 114.411
SMU 79.963
SMK 43.000
Mahasiswa 119.459
JUMLAH TOTAL 623.318
Tabel 4.2 Jumlah Pelajar di kota Medan
Sumber : Biro Pusat Statistik, Medan dalam angka 2008

Tahun
Pengunjung
SD SMP SMA Mahasiswa Umum Wisnus Wisman Jumlah
2001 29.855 25.729 8.792 2.013 2.497 175 647 69.708
2002 22.429 20.083 10.125 3.545 4.027 352 827 61.146
2003 27.420 24.687 13.810 2.442 3.826 257 590 73.032
2004 27.024 23.733 16.076 4.460 4.157 1693 1693 80.070
2005 27.280 20.087 18.906 1.818 2.931 530 499 81.036
Tabel 4.3 Pengunjung Museum Daerah Sumatera Utara
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui kenaikan rata-rata pengunjung Museum Daerah
Sumatera Utara pertahunnya adalah sebesar 4,71%
Dengan mengasumsikan peningkatan pengunjung sebesar 4,71 % pertahun, dan
jumlah rata-rata pengunjung museum dan pusat rekreasi ataupun hiburan di Sumatera
Utara sebesar 194.467 orang (sumber : BPS, Medan Dalam Angka 2003)., maka diperoleh
jumlah pengunjung hingga tahun 2010 mencapai sekitar 255.902 orang. Dengan
mempertimbangkan hari efektif museum di kota Medan yaitu 313 hari pertahun, maka
dapat diperoleh jumlah pengunjung perhari sebesar 255.902 : 313 =800 orang perhari.
Bila ditarik persentase jumlah rata-rata pengunjung menurut jenjang (berdasar data
pengunjung Museum Daerah ), sebagai berikut :
Pengunjung Persentase
SD 37,4 %
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037







Tabel 4.4. Persentase Pengunjung Museum di Medan
Kriteria pengunjung:
Anak-anak (usia 5-12 tahun)
Kriteria edukatif : senang dengan hal-hal imajinatif, bermain, science-fiction,
bahkan cenderung seperti sihir.
Kriteria rekreatif : akan memperoleh kegembiraan dengan mengaktifkan tubuh
seperti berlari-lari dan bermain-main dengan alat. Mainan adalah alat yang bisa
menimbulkan rasa senang bila mereka menggunakannya.
Remaja (usia 13-19 tahun)
Kriteria edukatif : tetap senang dengan hal-hal yang sedikit imajinatif, cenderung
lebih ingin tahu dan senang dengan hal-hal yang berbau praktek.
Kriteria rekreatif : lebih memilih jenis rekreasi dimana mereka menemukan
dinamika untuk mengembangkan kreatifitas tertarik pada aktifitas fisik seperti olah
raga, seni maupun sosial.
Dewasa (20 tahun ke atas)
Kriteria edukatif : lebih cenderung banyak berfikir, menggali ilmu pengetahuan
dari buku dan mengembangkan apa yang sudah ada. Tertarik pada hal-hal yang
bersifat logika dan mempunyai dalil beserta eksperimen yang jelas dan dapat
dipertangung jawabkan.
Kriteria rekreatif: cenderung tidak aktif, hiburan diperoleh dari progam televisi,
membaca buku dan sabagainya. Rekreasi yang dinikmati bersifat keindahan seperti
museum, galeri, melihat pameran dan sebagainya.



4.4.3. Analisa Kebutuhan Parkir
SMP 27,5 %
SMU 25,9 %
Mahasiswa 2,5 %
Umum 4 %
Wisatawan Lokal 1,4 %
Wisatawan Mancanegara 1.3 %
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037
Perkiraan kebutuhan parkir pengunjung :
- Mobil pribadi, asumsi 50 % =50 % x 800 =400 orang
1 mobil memuat 4 orang, maka jumlah mobil =100 mobil
Kebutuhan parkir 1 mobil =14 m, maka luas parkir =1.400 m
- Bus wisata, asumsi 20 % =20% x 800 =160 orang
1 bus wisata memuat 40 orang maka ada 4 buah bus ditambah dengan bus pelajar
yang diundang yaitu 2 buah bus sehingga jumlah total bus ada 6 buah.
Kebutuhan parkir 1 bus =65 m, maka luas parkir =390 m
- Sepeda motor, asumsi 10 % =10 % x 800 =80 orang
1 sepeda motor memuat 2 orang, maka jumlah sepeda motor =40 motor
kebutuhan parkir 1 motor =2 m, maka luas parkir =80 m
Untuk parkir servis dan pengelola diasumsikan tersedia masing-masing 10% dari
seluruh jumlah parkir yang ada yaitu 200 m
2
, sehingga total jumlah parkir untuk servis dan
pengelola adala 20 buah parkir.

4.5. Analisa Fungsional

4.5.1. Penataan Pameran Peraga
Terdapat sejumlah cara penataan peraga, yaitu :











Benda peraga yang dipamerkan disini memiliki dimensi yang berbeda-beda untuk
masing-masing alat peraga/ benda pamer. Penataannya bisa dibagi-bagi menjadi beberapa
kelompok yang berbeda, berdasarkan temanya. Untuk setiap tema akan dibagi-bagi lagi
menjadi beberapa kelompok yang berbeda berdasarkan topiknya, yang bisa disusun dalam
beberapa bentuk pola perletakan benda pamer.


Grid Memusat Melingkar Pyramid Bebas
Gambar 4.10 Pola Peletakan
Pameran

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037

4.5.2. Analisa Ruang Gerak
Standar ruang gerak menurut Yoshinobu Ashihara dalam buku Eksterior Design in
Architecture , dapat dibedakan menjadi dua :
Ruang gerak di dalam ruangan
Jarak minimal antara dua orang untuk melihat jelas adalah sama dengan tinggi
badannya, demikian juga berlaku untuk anak-anak. Jarak tersebut diwujudkan
dalam radius ruang yang berbentuk lingkaran.
Usia Tinggi Ruang Gerak (luas lingkaran-
m)
2 4 tahun 0,95 m 0,70
4 7 tahun 1,10 m 0.95
7 11 tahun 1,25 m 1,20
11 13 tahun 1,40 m 1,50
Tabel 4.5. Hubungan Usia dan Ruang
Gerak Anak
Sumber : Ashihara, Yoshinibu.. Eksterior Design in
Architecture

Ruang gerak di luar ruangan
Jarak terjauh untuk orang agar masih bisa berkomunikasi/bersosialisasi dengan baik
adalah 4-7 kaki.


















MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


BAB V
KONSEP
5.1. Konsep Ruang Luar
Posisi site yang dikelilingi oleh 4 buah jalan, sangat strategis sehingga massa
bangunan dibuat ditengah site untuk mendapatkan view yang makismal, baik dari dalam-
keluar site ataupun sebaliknya, sekaligus memaksimalkan penggunaan lahan yang ada
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam hal GSB dan KDB.

5.1.1. Konsep area Parkir
Area parkir kendaraan roda 4 dibuat pada sisi timur bangunan dan juga selatan
bangunan, sedangkan kendaraan roda 2 dibuat disisi barat bangunan, sehingga lahan yang
sisa dimaksimalkan untuk areal hijau.

5.1.2 Konsep Entrance
Entrance menuju site dibuat dua jalur, yaitu dari jalan S. Paraman dan jalan
Hasanuddin, sedangkan untuk jalur masuk kendaraan untuk sevice melalui jalan Majapahit.
Untuk jalur keluar melalui jalan Gajah Mada.















MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037
Gambar 5.1. konsep entrance
5.2. Konsep Massa
Konsep bentukan massa diambil dengan memadukan bentuk setengah lingkaran
sebagai wujud science pada bangunan. Tonjolan bentuk lengkung ini juga mencerminkan
gambaran sebuah gelombang baik pada bentuk denah bangunan maupun ruang luar
bangunan, sehingga menciptakan gambaran science dari bentuk gelombang yang
ditampilkan.











5.3. Konsep Ruang Dalam
Konsep ruang dalam sendiri dibuat dengan menggambarkan konsep BigBang salah
satu bidang ilmu yang dipelajari di science fisika, yaitu peristiwa terciptanya alam semesta.
Dari peristiwa bigbang ini kita mengetahui beberapa fase terbentuknya alam semesta, dari
tahap awal yang menggambarkan kondisi alam yang belum teratur sampai kepada kondisi
alam yang sudah stabil. Dan konsep bigbang ini diterapkan dengan pembagian ruang
peraga dalam setiap lantainya. Untuk transportasi vertikalnya digunakan escalator untuk
menggambarkan perjalanan dari setiap fasenya. Dan pada setiap ruang peraga terdapat
perbedaan split lantai atau level lantai sebagai bentuk transisi dari satu ruang peraga ke
ruang peraga lain, selain itu setiap pengunjung yang berada dilantai atas bisa melihat
kegiatan yang ada dilantai bawahnya karena terdapat void ditengahnya.
Konsep BigBang
Lantai 1: tahap perkenalan: terdiri dari fasilitas informasi dan public
Gambar 5.2. konsep


MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037
Lantai 2: fase awal terbentuknya alam semesta digambarkan dengan kondisi alam yang
masih gelap dan tidak teratur (chaos), penerapan pada desain adalah pengunaan warna-
warna gelap, susunan alat peraga yang tidak teratur, plafond yang di ekspos pada ruangan.
Lantai 3: pada tahap ini kondisi alam sudah mulai sedikit teratur hal ini bisa dilihat dari
penggunaan warna yang cukup terang, rangka plafond yang sudah mulai tertutup, dan
cahaya alami yang masuk kedalam ruangan.
Lantai 4: pada tahap ini kondisi alam sudah teratur hal ini digambrakan dengan kondisi
ruangan yang sudah stabil, juga digambarkan pada lantai 4 ini alat peraga yang digunakan
sudah modern, seperti r. computer, r. audiovisual, science cinema.

5.4. Konsep Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan adalah bahan-bahan terbaru dengan teknologi
terbaru pula. Berikut adalah sejumlah deskribsi tentang bahan bangunan yang digunkan.
Struktur
Bahan struktur yang digunakan adalah bahan baja. Baik untuk kolom dan balok.
Baja yang digunakan adalah baja yang khusus yang memiliki ketahan terhadap beban tarik
dan beban tekan yang tinggi. Selain itu baja tersebut juga harus memiliki ketahanan tinggi
terhadao korosi dan panas.
Dinding
Bahan dinding yang digunakan adalah clading aluminium untuk memberikan kesan
hightech pada bangunan.
Kaca
Kaca yang digunakan adalah kaca yang memiliki bahan emisi gas yang rendah dan
trnasmisi cahaya yang banyak untuk memaksimalakan pencahayaan alami pada bangunan.

5.5. Konsep Sistem Bangunan
Energi
Energi utama pada bangunan adalah energi listrik PLN. Namun sebagai bangunan
hingtech yang respect terhadap lingkungan, bangunan Medan Science Center ini
menggunakan energi pendukung sekunder berupa solar cell. Dengan menempatkan solar
cell plant pada bagian atas gedung maka akan didapat sejumlah energi yang cukup
mendukung bagi bangunan. Solar cell ini di desain dengan menggunakan rangka panel
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037
dengan hidrolik sehinga dapat menyesuaikan sudut kemiringan penyerapan energi matahari
secara maksimal.


Fire System
Sisytem pencegah kebakaran yang digunakan adalah penggunaan sejumlah detektor
yang akan memicu halon sebagai bahan pemadam api. Penggunaan halon ditujukan untuk
meminimalkan kerugian yang akan timbul jika terjadi eror atau kesalahan pada sistem alarm
dan deteksi. Dengan menggunakan halon, produk-produk science yang adala di dalam
bangunan tidak terancam kerusakan jika dibandingkan dengan menggunakan air.

Sky Light
Penggunaan sky light pada atap bangunan digunakan untuk memaksimalkan
pencahayaan buatan pada bangunan, sehingga konsumsi energi untuk penerangan dapat
diminimalizir.
Pengkondisian Udara
1. AHU ( Air Handling Unit ) diletakkan disetiap lantai dengan kapasitas pelayanan
maksimal 3000 m
2
.
2. Setiap AHU dihubungkan oleh pipa air dingin dengan sentral

Cooling
















Kondensat
Chiler
Air handling unit
inlet
Air
handling
Outlet unit
Ruangan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037




Sistem Elektrikal
Sumber arus listrik pada bangunan berasal dari 3 sumber, yaitu:
1. Arus PLN
2. Photovoltaic
3. Generator









Panas sinar matahari akan diterima oleh sel-sel photovoltaic, dan akan terjadi
ionisasi, dimana molekul-molekul pada bagian dalam sel photovoltaic akan bergerak
karena gelombang panas. Tumbukan yang terjadi antar molekul ini akan menghasilkan
arus listrik singkat. Daya listrik yang dihasilkan ialah sel photovoltaic bersifat Direcct
Curent (DC) atau arus searah. Maka dari panel photovoltaic daya listrik harus dialirkan
menuju inverter, yaitu alat yang bertugas mengubah arus DC menjadi arus AC atau bolak-
balik. Dari inverter ini, daya listrik akan dipecah menjadi 2, yaitu sebagian dialirkan
menuju unit-unit baterai yang akan menyimpan daya listrik ini bila sewaktu-waktu ada
kerusakan pada inverter atau untuk digunakan pada malam hari, dan sebagian lagi
langsung dialirkan menuju ATS (Automatic Transfer Switch). Jadi bila inverter tidak
mampu menyuplai daya listrik, maka ATS akan secara otomatis mengambil sumber daya
listrik dari baterai atau genset.





Photovoltaic
MDP
Batera

ATS
Inverter
Gens

PLN
PD LT

PD LT

PD LT

PD LT

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037






BAB VI
HASIL PERANCANGAN










































MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.1. Site Plan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.2. Ground

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.3. Denah LT 1-2
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.4. Denah LT 3-4
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.5. Tampak Depan dan Belakang
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.6. Tampak

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.7. Potongan
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.8. Rencana Pembalokan LT 1-

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.9. Rencana Pembalokan LT 3-4
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.10. Rencana M_E LT 1-2
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.11. Rencana M-E LT 3-4
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.12. Rencana Titik AC LT 1-2
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.13. Rencana Titik AC LT 3-4
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.14. Rencana Sanitasi LT 1-

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.15. Rencana Sanitasi LT 3-4
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037


















































Gambar 6.16. Rencana Fire System LT

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037

















































Gambar 6.17. Rencana Fire System LT

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037















































Gambar 6.18. Detail

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037

































Gambar 6.19. Sketsa

MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037




DAFTAR PUSTAKA

Addington, Michelle, Daniel Schodek. Smart Material and technologies.
Burlington: Architectural Press. 2005
Charleson, Andrew W. Structure as Architecture. London : Architectural
press. 2005
Ching, Francis D.K. 1991. Arsitektur, Bentuk, Ruang dan susunannya.
Cuttle, Christopher. Lighting by Design. London : Architectural Press.
2003
De Chiara, J oseph de, Crosbie, 2001, Micahel J . Time Saver Standards
for Building Types. New York: Mc. Graw Hill Book Company.
DEPDIKBUD, 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
J akarta.
Engel, Heinrich, (1981), Structure System, Van Nostrand Reinhold
Company, New York
Hakim, Ir. Rustam, MT. IALI., Ir. Hardi Utomo, MS. IAI. 2003. Arsitektur
Lansekap. J akarta: Bumi Aksara.
http//www.ristek.go.id. Berita Kegiatan Ristek.22-11-2007. 9 Feb. 2008
Konya, Allan. Sport Building. London : Architectural Press. 1986
Kubba, Sam. Space Planni ng. United States. 2003
Lawson, Bryan. How Designer Think. Great Britain : Architectural Press .
2005
Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. J akarta: Erlangga.
Neufert, Ernst.1993. Data Arsitek II. J akarta: Erlangga.
Sutarga, Moh. Amir. 1973. Museum dan Permuseuman. Ditjen
Kebudayaan Depdikbud. J akarta.



Gambar 6.20. Eksterior
MEDAN SCIENCE CENTER
ARSITEKTUR HIGH-TECH


TKA
490
RUDOLF BASTIAN SIJ ABAT
05 04 06 037

Anda mungkin juga menyukai