Anda di halaman 1dari 11

Epistemologi Fiqh Abu Hanifah

Oleh: Khotib

Para sejarawan ushul fqh pada umumnya


membuat dua kategori pemikiran epistempologis fqh
ke dalam dua trend; yakni Ahl al Hadits dan Ahl ar-a!y"
#ermasuk dalam kategori Ahli al Hadits antara lain$
%mam &alik dan %mam Ahmad %bn Hanbal" 'ementara
Abu Hanifah sering dikategorikan dalam Ahl ar-a!y"
(lasifkasi itu menimbulkan pertanyaan krusial
sekitar apakah benar Abu Hanifah termasuk kategori
Ahl-a!y dan apa parameter yang digunakan untuk
melakukan kategorisasi itu"
)ntuk menjawab pertanyaan ini* sekaligus
membuktikan benar dan tidaknya klaim tersebut* yang
harus dianalisis pertama kali adalah fakta-fakta seputar
dua ma+hab besar yang berkembang pada waktu itu*
yaitu mazhab Ahl al-Hadits dan Ahl ar-Ra'y* berikut
metodologi dan hasil ijtihad mereka"
Pengklasifkasian para ulama ke dalam dua
kategori tersebut sebenarnya lebih karena akti,itas
mereka dalam men-ari dasar-dasar yang menjadi
landasan istinbth .penggalian hukum/ mereka"
'ebagian mujtahid selalu mengaitkan pemahaman atas
'ibrah .ungkapan se-ara literal/ yang terdapat dalam
nash* dan berhenti pada batasan makna yang
ditunjukkan nash* lalu mengaitkan ijtihad mereka
dengan makna-makna tersebut" 0ah* mereka inilah
yang kemudian dikenal dengan Ahl al-Hadits" 'ebagian
lain menganalisis makna-makna yang ditunjukkan oleh
1ib2rah nash yang bisa dijangkau oleh akal* sebagai
tambahan terhadap makna-makna tekstualnya" &ereka
inilah yang kemudian dikenal dengan ma+hab Ahl ar-
Ra'y"
3

Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Ampel Surabaya


1
As-'yaikh #aqiyuddin an-0abhani* as-Syakhshiyyah al-
Islmiyyah, 4ar al-)mmah* 5eirut* edisi &u1tamadah* 6778*
%98:3"
Fenomena ini sebenarnya bisa kita temukan
ketika 0abi saw" masih hidup" (etika beliau mengutus
pasukan ke 5ani ;urai+hah* misalnya* beliau pernah
bersabda$ Al l yushalliannna ahad[un al-'ashra ill !"
#ani $uraizhah .%ngat* jangan ada siapapun yang shalat
Ashar* ke-uali di 5ani ;urai+hah/"
6
'ebagian sahabat
memahami perintah tersebut se-ara literal; mereka
tidak shalat* ke-uali seperti yang telah diperintahkan
oleh asul* yakni setelah sampai di 5ani ;urai+hah"
&ereka pun terpaksa mengakhirkan shalat Ashar*
padahal untuk sampai di sana waktu Ashar sudah habis"
'ebagian lagi memahami sabda 0abi saw" tersebut
se-ara kontekstual* karena khawatir begitu sampai di
sana waktu Ashar telah berakhir" &ereka pun akhirnya
shalat sebelum sampai di 5ani ;urai+hah"
8
Fenomena
ini menunjukkan* bahwa kedua kelompok tersebut
sama-sama menggunakan dalil dan sama-sama
memahami dalil* tetapi yang pertama memahami dalil
se-ara literal* sementara yang kedua memahaminya
se-ara kontekstual"
4ari sini bisa dipahami* bahwa fenomena Ahl al-
Hadits dan Ahl ar-Ra'y tidak bisa disederhanakan;
seolah-olah Ahl al-Hadits adalah mereka yang hanya
menggunakan hadits* atsar* dan fatwa sahabat*
sebaliknya meninggalkan jauh-jauh ra'y
.akal9pandangan/ mereka dalam berijtihad; sementara
Ahl ar-Ra'y adalah mereka yang seolah-olah hanya
berijtihad dengan menggunakan ra'y .akal9pandangan/
mereka"
Latar Belakang Abu Hanifah
Abu Hanifah an-0u1man .:7-3<7 H9=77-=>: &/
adalah salah seorang tb"'at-tbi'"n" 5eliau lahir ketika
empat sahabat asulullah saw" masih hidup* yaitu Anas
bin &alik di 5asrah* Abdullah bin Abi Aufa di (ufah*
'ahal bin 'a1ad as-'a1idi di &adinah* dan Abu ath-
#hufail 1Amir bin ?ail di &akkah" Akan tetapi* beliau
2
Al-;urthubi* %a!s"r al-$urthubi, @%9833&
3
Al-;urthubi, ibid* @%9833"
tidak sempat bertemu dengan mereka" Ada yang
mengatakan* bahwa beliau sempat bertemu dengan
Anas bin &alik" 4ari Anas* beliau meriwayatkan hadits$
%halab al-'ilmi !aridhat[un 'ala kulli 'uslim"
A
'elain itu*
beliau juga pernah menunaikan ibadah haji bersama
ayahnya pada tahun B> H" 4i &asjid al-Haram* beliau
sempat bertemu dengan 1Abdullah bin al-Harits bin Cu+
a+-Dubaidi* salah seorang sahabat 0abi saw" 4arinya*
Abu Hanifah meriwayatkan hadits$ 'an ta!a((aha !"
d"nillh ka!ahullhu hammuhu )a riz(uhu min haytsu la
yahtasib"
<
(arena itulah* sebagian ulama juga
menyatakan* bahwa beliau merupakan generasi t2bi1En"
5eliau juga mempunyai banyak guru* antara lain$
Hammad bin Abi 'ulaiman* Daid bin Ali Dain al-Abidin*
&uhammad al-5aqir Dain al-Abidin* Ca1far as-'hadiq*
Abdullah bin al-Hasan bin al-Hasan* Cabir bin Fa+id al-
Ca1f* %brahim an-0akhai* dan as-'ya1bi" 4i antara
mereka* yang paling berpengaruh terhadap diri beliau
adalah Hammad* !u(aha' (ufah .w" 367 H/" 5eliau
berguru kepada Hammad selama 66 tahun* hingga
umur A7 tahun" 4ari Hammad* beliau belajar fkih dan
hadits" 5eliaulah yang menggantikan Hammad untuk
mengajar di &asjid (ufah* setelah beliau wafat" 'atu hal
yang patut di-atat* bahwa meski beliau berguru kepada
Hammad* juga kepada %brahim an-0akha1i* beliau
mempunyai banyak pendapat yang berbeda dengan
gurunya* sebagaimana yang ditulis oleh sahabat beliau*
&uhammad bin al-Hasan* dalam kitabnya* al-Atsar"
>

?aki1 bin al-Carrah* salah seorang !u(aha' (ufah*
pernah melukiskan majelis Abu Hanifah$
G5agaimana mungkin Abu Hanifah melakukan
kesalahan* padahal bersama beliau ada Abu Fusuf dan
4
%bn &ajah dalam &uqaddimah* #ab *adh al-'+lam' )a al-
Hatstsu 'ala %halab al-'Ilm, no& ,-.& Camaluddin al-&uru+i
berkomentar$ Hadits ini diriwayatkan melalui jalur yang men-apai
derajat hasan" Abu Hanifah* &usnad* (itab al-1%lm* hlm" 6<"
5
Al-(hatib* %r"kh, %%%986" Abu Hanifah* &usnad* (it2b al-1%lm* hlm"
6<-6>"

4r" Ahmad as-'yarbasi* al-A'immah al-'Arba'ah, 4ar al-Cil* 5eirut*


hlm" 66"
Dafar yang terkenal dengan $iyas-nya; Fahya bin Abi
Daidah* Hafsh bin Hhuyats* Hibban dan &undil yang
terkenal dengan hapalan haditsnya; al-;asim bin &a1an
yang terkenal dengan pengetahuan bahasa Arabnya;
4awud at-#hai dan Fudhail bin %yadh yang terkenal
dengan ke+uhudan dan kewaraannyaI 'elama yang
mengikuti majelisnya seperti mereka* beliau tidak bisa
melakukan kesalahan" 'ebab* kalau beliau
melakukannya* pasti mereka akan menyanggahnya"J
=
Hanya saja* ke-enderungan Abu Hanifah yang
paling menonjol memang dalam penggunaan ra'y"
5eliau bahkan dinobatkan sebagai %mam Ahl ar-Ra'y"
:
&eski orang sering keliru* ketika beliau disebut-sebut
sebagai %mam Ahl ar-Ra'y* seolah-olah beliau tidak
menguasai hadits* atau bukan ahli hadits" Padahal*
beliau juga mempunyai kitab hadits yang terkenal*
&usnad Abi Hanifah* yang dikumpulkan oleh
&uhammad bin &ahmud al-(huwari+mi .w" ><< H/* dan
diterbitkan di &esir tahun 388> H" &usnad ini setebal
:77 halaman" 'ahabat Abu Hanifah* &uhammad bin al-
Hasan* juga telah mengumpulkan hadits yang
diriwayatkan dari Abu Hanifah dalam kitabnya* al-Atsar"
'elain itu* Abu Fusuf* murid Abu Hanifah juga
melakukan hal yang sama* kemudian
mengumpulkannya dalam kitab yang lain"
B

Hanya saja* perlu digarisbawahi* bahwa konteks
di mana Abu Hanifah dibesarkan memang ikut
berpengaruh pada penerimaan beliau terhadap hadits"
'eperti yang telah dimaklumi* bahwa di %rakKyang
terkenal sebagai dr adh-dharb .wilayah konLik/Ktelah
terjadi banyak pemalsuan hadits" (arena itu* beliau
sangat berhati-hati dalam menerima hadits* dan
menetapkan syarat yang ketat* antara lain* hadits
tersebut harus populer di kalangan orang-orang
!
Ibid, hlm" 6<&
"
Ibid, hlm" 33"
#
As-'yaikh 1Ali as-'ayis* %r"kh al-*i(h al-Islmi, 4ar al-Fikr al-
&u1ashir* &esir* -et" %* 3BBB* hlm" 3=7-3=3"
tsi((ah* dan perawinya juga tidak melakukan sesuatu
yang kontradiksi dengan apa yang diriwayatkan"
37

1$
Ibid, hlm" 3=6"
Metodologi Abu Hanifah dan Implikasi Hukumnya
&emang* tidak bisa disangkal* selain
ke-enderungan Abu Hanifah yang kuat dalam
menggunakan ra'y* latar belakang pendidikan* guru*
dan kultur beliau yang dibesarkan di %rak juga ikut
menentukan -orak ijtihad beliau" 'e-ara umum* Abu
Hanifah sendiri telah menyangkal klaim-klaim orang
yang menganggap seolah-olah bahwa beliau
mengagungkan akalnya$
Saya heran den/an oran/-oran/ yan/
men/atakan, seolah-olah saya telah ber!at)a den/an
ra'y& 0adahal, saya tidak akan memberikan !at)a,
ke1uali den/an landasan atsar 2ri)ayat, bisa as-Sunnah
dan 3enda3at sahabat4&
#ohon/5 6emi Allah, kalau ada oran/ yan/
men/atakan bah)a saya lebih mendahulukan (iyas
dari3ada nash7 itu meru3akan tuduhan bohon/ yan/
dituduhkan ke3ada kami& A3akah setelah dinyatakan
nash, masih dibutuhkan (iyas8
Kami 9u/a tidak akan men//unakan (iyas, ke1uali
ketika san/at ter3aksa& Kalau kami tidak menemukan
dalil, ketika itulah kami baru men//unakan (iyas atas
a3a yan/ didiamkan nash, berdasarkan manth:(
2tekstual4-nya nash&
Kami, 3ertama-tama, akan men/ambil Kitabullah,
as-Sunnah, lalu ke3utusan sahabat, serta melakukan
a3a yan/ mereka se3akati& Kalau mereka berselisih,
kami akan men/analo/ikan satu hukum 3ada hukum
lain, den/an melihat 3ersamaan 'illat di antara kedua
masalah tersebut, sam3ai maknanya benar-benar
9elas&
;;
(alau kemudian Abu Hanifah menggali suatu
hukum dari hadits* yang notabene berbeda dengan
ulama lain* jelas itu bukan karena kelan-angan ataupun
rekaan beliau* tetapi lebih karena kedalaman
pemahaman beliau" (arena itu* Abu Fusuf* murid
11
4r" Ahmad as-'yarbasi* O3& <it&, hlm" 86"
sekaligus mujtahid ma+hab Hanaf* menyatakan* M'aya
tidak menemukan ada orang yang lebih menguasai
penjelasan hadits dan tempat-tempat fkih yang langka
di dalam hadits melebihi Abu Hanifah"M
36
4ari sini* bisa disimpulkan* bahwa se-ara
metodologis* Abu Hanifah telah menetapkan sumber
yang menjadi rujukan istinb2th beliau adalah al-;uran*
as-Sunnah, I9ma, $iyas dan Istihsn" #entang
penggunaan al-;uran tidak perlu dibahas* karena sudah
jelas" Adapun tentang penggunaan as-Sunnah* beliau
menggunakan hadits muta)tir, masyh:r, dan ahad;
serta menguatkan mana yang diriwayatkan oleh orang-
orang yang tsi((ah" 'ebagai -ontoh* Abu Hanifah tidak
mengangkat tangan ketika rukuk dan i'tidal saat takbir
inti(l" 4alam kasus ini* al-Au+a1i sempat berdebat lama
dengan Abu Hanifah* karena al-Au+a1i berpegang pada
riwayat a+-Duhri* yang notabene mengangkat tangan*
sementara Abu Hanifah berpegang pada riwayat
Hammad* yang tidak mengangkat tangan" (etika al-
Au+a1i mengatakan* M'aya memberitahukan kepada
Anda hadits dari a+-Duhri dari 'alim* dari ayahnya* lalu
Anda menjawab* 1'aya diberitahu Hammad dari
%brahim"1M Abu Hanifah menjawab* MHammad lebih fakih
ketimbang a+-Duhri* dan %brahim lebih fakih ketimbang
'alim* sementara Alqamah bukanlah ulama yang
le,elnya berada di bawah %bn )mar" (alau %bn )mar
adalah sahabat dan mempunyai kemuliaan sebagai
sahabat* maka al-Aswad .sanad yang menjadi jalur Abu
Hanifah/ juga memiliki keutamaan yang besar"M Nalu al-
Au+a1i pun terdiam"
38

&engenai %jma* Abu Hanifah menetapkan bahwa
%jma yang bisa digunakan adalah %jma para mujtahid*
yang terjadi pas-a wafatnya asulullah saw" dalam
perkara syar1i* bukan 1aqli* dan disetujui se-ara lisan*
atau didiamkan seiring dengan perjalanan waktu"
3A
12
4r" Ahmad as-'yarbasi* O3& <it&, hlm" 88"
13
As-Syaikh 'Ali as-Sayis, O3& <it&, hlm& ;-=&
14
Nihat* an-0asaf* Kasy! al-Asrr, 4ar al-(utub al-1%lmiyyah* 5eirut*
t"t"* %%%938= dan 66>-66:; Amir 5adsyah* %ays"r at-%ahr"r, &usthafa
al-5abi al-Halabi* (aero* t"t"* %%%966A; %bn Amir al-Haj* at-%a(r"r )a
Adapun ;iyasKseperti yang beliau nyatakan sendiriK
hanya digunakan karena sangat terpaksa" 4alam hal
ini* ma+hab Abu Hanifah membedakan ;iyas menjadi
dua* yaitu >ali .jelas/ dan Kha? .tidak jelas/"
&enurutnya* $iyas >alli adalah satu aspek yang
langsung bisa dipahami* sementara aspek tersebut
tidak bertentangan dengan aspek lain yang menuntut
untuk di-tar9"h .dikuatkan/"
3<
Adapun $iyas Kha? adalah
Istihsn itu sendiri"
3>
Istihsn dijelaskan oleh al-(arkhiK
salah seorang ahli ushul ma+hab HanafKdengan$
&ereposisi hukum dalam suatu masalah-sebagaimana
hukum yang sama* yang ditetapkan pada yang lain-
dengan hukum yang berbeda karena ada aspek yang
lebih kuat* yang memang memaksa dilakukannya
reposisi dari hukum yang pertama tersebut"
3=
Oontoh* penjahit yang menghilangkan jahitannya
karena di-uri orang* misalnya* tidak wajib mengganti
pakaian yang hilang* karena tangannya adalah tangan
amanah .yadun amnah/* yaitu tangan yang hanya
melakukan apa yang diminta oleh pengguna jasanya"
%ni sesuai dengan sabda 0abi saw" yang menyatakan$
@ dhimna 'al mu'tamin .#idak ada tanggungan bagi
orang yang mendapatkan amanah/" Akan tetapi*
kesimpulan hukum ini harus direposisi dengan hukum
kebalikannya .wajib mengganti/* karena adanya aspek
yang dianggap lebih kuat* yaitu alasan kalau penjahit
tersebut tidak dikenai kewajiban mengganti* maka dia
akan teledor" (arena itu* dengan logika istihsn* hukum
mengganti pakaian yang hilang bagi penjahit tersebut
menjadi wajib"
%nilah metodologi Abu Hanifah dalam konteks
sumber yang menjadi rujukan istinb2th hukumnya"
Adapun dalam konteks metodologi ijtihadnya sendiri*
atau dalam konteks -ara menganalisis nash syariat*
at-%ahb"r, 4ar al-(utub al-1%lmiyyah* 5eirut* t"t"* %%%9336; %bn 0ajim*
*ath al-AhaBr, &usthafa al-5abi al-Halabi* (aero* t"t"* %%%98"
15
Hafdh #sana1allah a+-Dahidi* %ays"r al-+sh:l, 4ar %bn Ha+m* -et"
%%* 3BB=* hlm" 6:7"
1
Ibid, hlm& ,CD&
1!
As-'arakhsi* +shul as-Sarakhsi, 4ar al-&a1rifah* 5eirut* %%9677"
maka beliau tidak hanya berpegang pada apa yang
tersurat* tetapi juga berpegang pada ma'(:l an-nash"
&isalnya* ketika !u(aha' Ahl al-Hadits menyatakan
bahwa +akat harus dikeluarkan seperti apa adanya*
sebagaimana yang dinyatakan dalam nash* maka Abu
Hanifah menyatakan* bahwa +akat tidak harus
dikeluarkan seperti apa adanya* tetapi boleh dibayarkan
nilainya* sehingga bisa dibayar dengan uang atau
makanan yang senilai dengan +akat tersebut" 4i sinilah*
letak kekhasan fuqaha1 Ahl ar-a1y"
Adapun dalam konteks metodologi istinb2th* atau
dalam konteks makna bahasa yang bisa digunakan
untuk memahami nash* Abu HanifahKkarena
pertimbangan nalarnyaKtidak hanya berpegang pada
makna yang la+im digunakan orang" &isalnya*
kebanyakan ulama menafsirkan hadits$ Al-#ayyini bi
al-khiyr m lam yata!arra( .Penjual dan pembeli
berhak untuk memilihKmeneruskan jual-beli* atau
membatalkannyaKselama belum berpisah/* dengan$
berpisahnya majelis .ta!arru( al-ma9lis/" 'ebaliknya*
Abu Hanifah justu menafsirkannya dengan$ berpisahnya
u-apan .ta!arru( al-(a)l/" 'e-ara nalar* menurut Abu
Hanifah* jual-beli tersebut sudah sempurna dengan
adanya ijab dan qabul* sekalipun kedua belah pihak
-penjual dan pembeli- belum berpisah dari majelis
tersebut" Nalu* bagaimana mungkin* setelah terjadinya
ijab dan qabul -yang notabene jual-belinya sudah sah-
mereka masih bisa memilih* antara meneruskan atau
membatalkan jual-belinyaI
Custru dengan logika seperti ini* pandangan Abu
Hanifah lebih sulit ketimbang ulama yang lain" Oontoh
lain yang berbeda* misalnya* dalam kasus tertawa
dalam shalat" Abu Hanifah berpendapat* bahwa tertawa
terbahak-bahak dalam shalat bukan saja membatalkan
shalat* tetapi juga wudlu1" 'ebaliknya* ulama yang lain
menyatakan* bahwa yang batal hanya shalatnya saja*
sementara wudlunya tidak" 'tatus hadits yang
digunakan oleh Abu Hanifah dalam kasus ini* ada yang
mursal dan musnad* meski terbuktiKsebagaimana hasil
tar9"h ?ahbah a+-DuhailiKbahwa seluruh hadits yang
statusnya musnad tersebut ternyata lemah* sehingga
praktis Abu Hanifah menggunakan hadits mursal"
3:
'ebaliknya* ulama lain tidak menggunakan hadits
tersebut* karena bisa jadi statusnya yang dianggap
lemah" 4engan digunakannya hadits mursal seperti ini*
justru pendapat Abu Hanifah lebih berat ketimbang
pendapat jumhur"
Kesimpulan
4emikianlah gambaran bagaimana metodologi
ijtihad Abu Hanifah dan implikasi hukumnya" &elalui
uraian di atas* tidak bisa dengan gegabah disimpulkan
bahwa Abu Hanifah hanya menggunakan akalnya* dan
meninggalkan nash* atau menggunakan akalnya se-ara
leluasa* dan hanya sekali-kali merujuk pada nash" #entu
tidak demikian" Apa yang beliau lakukan tidak lain
adalah ijtihad dengan menggunakan metodologi yang
khas dan unik* sebagaimana metodologi yang juga
digunakan oleh !u(aha' Ahl al-Hadits&
1"
Nihat$ Eashb ar-Rayah, %9A=-<A; %bn usyd* #idyah al-'u9tahid*
%98B"
Kepustakaan:
Abu Hanifah* 'usnad& 4ar al-(utub al-1%lmiyyah* 5eirut*
t"t",
Al-(hatib* %r"kh, 4ar al-(utub al-1%lmiyyah* 5eirut* t"t",
Al-;urthubi* %a!s"r al-$urthubi& #he Holy ;ur!an ,ersi
:"<
Amir 5adsyah* %ays"r at-%ahr"r, &usthafa al-5abi al-
Halabi* (aero* t"t",
an-0asaf* Kasy! al-Asrr, 4ar al-(utub al-1%lmiyyah*
5eirut* t"t",
As-'arakhsi* +shul as-Sarakhsi, 4ar al-&a1rifah* 5eirut"
As-'yaikh 1Ali as-'ayis* %r"kh al-*i(h al-Islmi, 4ar al-
Fikr al-&u1ashir* &esir* 3BBB"
As-'yaikh #aqiyuddin an-0abhani* as-Syakhshiyyah al-
Islmiyyah, 4ar al-)mmah* 5eirut* edisi
&u1tamadah* 6778"
4r" Ahmad as-'yarbasi* al-A'immah al-'Arba'ah, 4ar al-
Cil* 5eirut&
Hafdh #sana1allah a+-Dahidi* %ays"r al-+sh:l, 4ar %bn
Ha+m* -et" %%* 3BB="
%bn Amir al-Haj* at-%a(r"r )a at-%ahb"r, 4ar al-(utub
al-1%lmiyyah* 5eirut* t"t"
%bn &ajah* Sunan Ibn 'a9ah& 4ar al-Fikr* 5eirut* t"t"
%bn 0ajim* *ath al-AhaBr, &usthafa al-5abi al-Halabi*
(aero* t"t"
%bn usyd* #idyah al-'u9tahid& 4ar al-Fikr* 5eirut* t"t"
Eashb ar-Rayah, 4ar al-(utub al-1%lmiyyah* 5eirut* t"t"

Anda mungkin juga menyukai