Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI

Praktikum Kimia Dasar I


Percobaan: Stoikiometri Reaksi



Nama : Khoirul Anwar
NIM: 07670031
Prodi: Pendidikan Kimia


LABORATORIUM TERPADU
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2008



A. Tujuan Percobaan
1. Mengamati perubahan kimia sebagai petunjuk terjadinya reaksi
2. Menentukan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan endapan
3. Menentukan stoikiometri reaksi sistem asam basa
B. Dasar Teori
Dalam dunia sekarang ini, pelajaran dari zat dan reaksi kimia memerlukan kemampuan
untuk mencoba menentukan sifat reaksi dari hasil reaksi kimia. Kita harus dapat menentukan/
menemukan rumus seberapa banyak zat kimia diperlukan bila kita akan melakukan reaksi
kimia. Dengan kata lain, kita harus dapat bekerja secara kuantitatif dengan elemen, senyawa
reaksi kimia. Stoikiometri berasal dari Bahasa Yunani yakni stoicheion yang berarti elemen
dan metron yang berarti mengukur. Stoikiometri adalah istilah yang dipakai dalam
menggambarkan bentuk kuantitatif dari reaksi senyawa kimia.
Teori atom Dalton merupakan proses awal mempelajari stoikiometri. Atom bereaksi
untuk membentuk molekul dalam perbandingan angka yang mudah dan bulat. Misalnya atom
hidrogen dn oksigen perbandingan 2:1 untuk membentuk air (H
2
O), atom karbon dan oksigen
bergabung dalam perbandingan 1:1 membentuk karbon dioksida (CO
2
). Setelah mengetahui
hal ini, misalkan kita ingin membuat karbon monoksida dari atom karbon dan atom oksigen
sedemikian rupa sehingga tak ada atom dari elemen ini yang tersisa.
Bila kita hanya memerlukan satu molekul, kita dapat membayangkan akan
menggabungkan bersama-sama 1 atom C dan 1 atom O. Bila dua molekul yang dibutuhkan,
dibutuhkan 2 atom C dan 2 atom O dan seterusnya untuk berbagai jumlah yang kita inginkan.
Tetapi kita tidak dapat bekerja dengan atom-atom karena atom-atom sangat kecil. Sebab itu
dalam keadaan sebenarnya di laboratorium kita harus memperbesar ukuran dari sampel
sedemikian rupa, sehingga ia dapat dilihat dan pergunakan, tetapi harus dibuat dengan cara
sedemikian rupa, agar dapat dipertahankan perbandingan atom yang sesuai. Salah satu jalan
untuk memperbesar jumlah dalam reaksi kimia adalah bekerja dengan lusinan atom, bukan
dengan satuan atom.
1 atom C + 1 atom O 1 molekul CO
1 lusin C + 1 lusin O 1 lusin molekul CO
Seperti itu, kita juga mengenal hukum-hukum mengenai cara penentuan stoikiometri,
yaitu: hukum kekekalan massa, hukum perbandingan. Teori hukum kekekalan massa
berbunyi: dalam suatu reaksi, massa zat dan sesudah reaksi adalah sama (bila kita nyatakan
bahwa suatu zat tersebut tak hilang atau bertambah). Hukum kekekalan massa adalah hukum
kimia yang penting dan berhubungan dengan reaksi kimia dan digunakan sebagai penyebab
mengapa diadakan kesetimbangan persamaan kimia.
Percobaan Lavoiser menyebabkan peneliti-peneliti lain melakukan pengukuran secara
kauntitatif secara teliti terhadap zat-zat kimia dan hasilnya adalah didapat suatu yang penting,
disebut hukum perbandingan tetap. Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu zat kimia yang
murni, perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap.
Hubungan kuantitatif suatu reaksi dalam larutan tepat sama dengan reaksi bila terjadi
dimana saja. koefisien dalam persamaan reaksi merupakan perbandingan mol yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan soal stoikiometrinya. Perbandingan jika ada, adalah satuan
laboratorium yang digunakan untuk menghitung jumlah pereaksi. Contoh, larutan
mengandung natrium kromat, Na
2
CrO
4
, yang ditambahkan ke dalam larutan timah nitrar,
Pb(NO
3
)
2
. Endapan timah kromat, PbCrO
4
, yang berwarna kuning terbentuk, suatu senyawa
yang digunakan sebagai pewarna dalam cat minyak dan pewarna cair yang mengandung air.
Persamaan reaksi adalah:
Pb(NO
3
)
2 (aq)
+ NaCrO
4 (aq)
PbCrO
4 (s)
+ 2 NaNO
3 (aq)
Macam-macam reaksi sebetulnya banyak jenisnya. Salah satunya adalah reaksi antara
ion-ion. Contoh yang khas adalah reaksi yang terjadi bila larutan natrium klorida dan perat
nitrat dicampur. Ketika larutan yang satu ditambahkan pada yang lain, suatu endapan putih
dari perak klorida terbentuk bila larutan natrium klorida mengandung 1 mol NaCl dan larutan
perak nitrat mengandung 1 mol AgNO
3
. Reaksinya:
AgNO
3 (aq)
+ NaCl
(aq)
AgCl
(aq)
+ NaNO
3
Senyawa ini 100% akan terdisosiasi. Sebab itu, dalam air NaCl berada dalam air NaCl
berada dalam bentuk ion Na
+
dan Cl
-
. Demikian juga larutan AgNO
3
, berada sebagai ion Ag
+

dan ion NO
-
3
. Bila larutan kedua dicampur, zat padat AgCl terbentuk karena bergabungnya
ion Ag
+
dan ion Cl
-
. Zat padat dalam larutan yang terbentuk karena reaksi kimia dinamakan
suatu endapan. Larutan yang ada setelah terbentuk AgCl yang mengandung ion Na
+
dan ion
NO
-
3
. Jadi adalah natrium nitrat (NaNO
3
). Untuk menunjukkan za-zat yang seluruhnya
terdisosiasi dalam reaksi ini kita tulisnya persamaannya:
Ag
+
(aq)
+ NO
3
-
(aq)
+ Na
+
(aq)
+ Cl
-
(aq)
AgCl
(s)
+ Na
+
(aq)
+ NO
3
-
(aq)

Terbentuk atau tidaknya endapan suatu garam bila larutan-larutan perekasi dicampurkan,
tergantung dari konsentrasi-konsentrasi ion-ion yang membentuk garam tersebut. Bila
konsentrasinya cukup banyak untuk membuat campuran reaksi menjadi lewat jenuh terhadap
larutan garam tersebut maka akan terbentuk endapan.
C. Alat dan bahan
Alat
Tabung reaksi
pipet ukur 10 ml
bola hisap
sendok sungu
gelas beker 50 ml
penggaris
pipet ukur 25 ml
pipet tetes
gelas ukur
termometer
rak kayu
toples
karet berselang
bahan
NaOH 0,1 M
NaoH 1,0 M
CuSO
4
0,1 M
Ba(OH)
2
0,05 M
Serbuk CaCO
3
Cara kerja































1 tabung, ditambah
amonia 0,1 M
2 tabung diisi 3 ml
CuSO
4
1 tabung diisi NaOH 0,1 M
Tabung reaksi diisi 3
ml (NH
4
)
2
SO
4
1 M
Ditambah 2 ml NaOH
Ditutup dengan
sumbat pipa mengalir
Pada ujung pipa ditempel kertas
lakmus merah yang basah
Dimasukkan lar.
Ba(OH)
2
0,05 M
1 tabung
reaksi
Tabung reaksi Dimasukkan
seujung
sendok
serbuk CaCO
3
Ditambah 2 ml HCl 1,0 M

Stoikiometri reaksi endapan

















Stoikiometri sistem asam basa
















D. Hasil percobaan
a. Tabel
Percobaan I
Larutan (tabung A) Keadaan awal Keadaan akhir
2 ml CuSO
4
0,1 M + NaOH 0,1 M Biru keruh Biru kuning ada endapan
Dimasukkan 5 ml
NaOH 0,1M
Gelas I Gelas II Dimasukkan 25 ml
CuSO
4
dicampur
dikocok
Dibiarkan sampai endapan terbentuk
Diukur tinggi endapan
Dimasukkan 5 ml NaOH
Gelas 50 ml
Gelas 50 ml Dimasukkan 25 ml HCl
0,1 M
Diukur suhunya Diukur suhunya
Dicampur kedua larutan hingga volume 30 ml
Lalu diukur dan dicatat suhunya
2 ml CuSO
4
0,1 M + NH
3
0,1 M Biru keruh Biru muda ada endapan
3 ml (NH
4
)
2
SO
4
1 M + 2 ml NaOH
1,0 M
- Kertas lakmus jadi biru
Serbuk CaCO
3
+ 3 ml HCl 1,0 M - Terjadi gelembung dan
endapan CaCO
3

Percobaan II
Larutan Tinggi endapan Perubahan warna
25 ml CuSO
4
+ NaOH 5 ml 0,2 cm Biru kehijaun kuning
25 ml CuSO
4
+ NaOH 10
ml
0,4 cm Biru muda
15 ml CuSO
4
+ NaOH 15
ml
1,8 cm Biru muda
10 ml CuSO
4
+ NaOH 20
ml
1,5 cm Hijau
5 ml CuSO
4
NaOH 25 ml 1,8 cm Biru muda
Percobaan III
Larutan
0
C (suhu sebelum
reaksi)
0
C (suhu setelah reaksi
5 ml NaOH 1,0 M + 5 ml HCl 1,0
M
29 30
10 ml NaOH 1,0 M + 20 ml HCl
1,0 M
29 32
15 ml NaOH 1,0 M + 15 ml HCl
1,0 M
29 34
20 ml NaOH 1,0 M + 10 ml HCl
1,0 M
29 32
25 ml NaOH 1,0 M + 10 ml HCl
1,0 M
29 31

Hasil perhitungan (mekanisme perhitungan terlampir)
Dari hasil percobaan didapatkan:
Percobaan I

Perbandingan koefesien reaksi antara NaOH 0,1 M dan CuSO
4
0,1 M adalah 1:1, dengan
titik optimum pada NAOH volume 15 ml dan CuSO
4
15 ml.
Mol NaOH : Mol CuSO
4
= 1 : 1

Percobaan II

Perbandingan koefisien reaksi antara NaOH 1,0 M dengan HCl 1,0 M adalah 1:1. Dengan
titik optimum pada NaOH 15 ml dan HCl 15 ml.
Mol NaOH : mol HCl= 1:1
E. Pembahasan
Reaksi kimia adalah reaksi yang mengubah suatu zat baik secara fisis maupun kimia.
Perubahan itu dapat berupa gas, endapan, warna dan kalor. Dalam reaksi kimia kita mengenal
persamaan reaksi kimia. Dimana persamaan reaksi kimia ini harus seimbang, sesuai hukum
kekekalan massa.
Dalam percobaan ini ada beberapa reaksi yaitu
Pada percobaan I
1. a) 2 NaOH
(aq)
+ CuSO
4 (aq)
Cu(OH)
2 (aq)
+ Na
2
SO
4

(aq)

CuSO
4 (aq)
+ NH
4
OH
(aq)
Cu(OH)
2 (aq)
+ (NH)
2
SO
4 (s)

Cu(OH)
2 (aq)
+ NH
4
OH
(aq)
[Cu(NH
2
)
4
]
2+

b) (NH
4
)
2
SO
4 (aq)
+ NaOH
(aq)
NH
3 (aq)
+ Na
2
SO
4 (aq)
+ H
2
O
(aq)

c) CaCO
3 (s)
+ HCl
(aq)
CaCl
(aq)
+ H
2
O
(aq)
2. X NaOH + y CuSO
4
Na
2
CuSO
4 (aq)
+ Cu(OH)
2 (aq)

3. X NaOH + y HCl NaCl
(aq)
+ H
2
O
(aq)

Pada percobaan dapat digolongkan reaksi antara ion-ion sehingga menghasilkan
endapan. Ambil contoh:
2 NaOH
(aq)
+ CuSO
4 (aq)
Cu(OH)
2
+ Na
2
SO
4(s)

2Na
+
+ OH
-
+Cu
2+
+ SO
4 (aq)
Cu(OH)
2
+ Na
2
SO
4
Endapannya adalah NaSO
4

Selain terjadinya endapan, pada percobaan di atas juga terjadi reaksi perubahan warna
yaitu reaksi asam basa. Pada kasus ini ternyata warna lakmus merah berubah menjadi biru.
(NH
4
)
2
SO
4 (aq)
+ NaOH
(aq)
NH
3 (aq)
+ Na
2
SO
4 (aq)
+H
2
O
(aq)
, yang merubah warna
lakmus itu adalah NH
3
. Reaksi juga terjadi yaitu:
CaCO
3 (s)
+ HCl
(aq)
CaCl
(aq)
+ CO
2 (g)
+ H
2
O
(aq)
, hasil gasnya adalah CO
2

Dalam penentuan koefisien reaksi, kami menemukan kejanggalan. Dalam reaksi:
NaOH + CuSO
4
Na
2
SO
4
+ Cu(OH)
2
, secara teoritis, koefisien NaOH adalah 2
dan CuSO
4
adalah 1 sehingga 2NaOH + CuSO
4
Na
2
SO
4
+ Cu(OH)
2
. Tetapi
berdasarkan hasil percobaan didapatkan koefsien reaksi untuk NaOH adalah 1, begitu juga
dengan CuSO
4
.
Hal ini kami mengemukakan alasan beberapa alasan. Pertama, panas tubuh khususnya
tangan yang bersentuhan dengan termometer menyumbang/ mempengaruhi skala termometer.
Kedua, suhu ruangan tempat percobaan. Ketiga, sudah tidak sterilnya alat. Alat yang sering
dicuci dengan sabun menurut kami turut mempengaruhi shu. Apalagi busa detergen yang
bersifat basa dapat menurunkan suhu.
F. Kesimpulan
dari percobaan dapat disimpulkan:
1. Setiap reaksi kimia yang terjadi pastilah terjadi atau akan ada perubahan. Perubahan
yang terjadi pada percobaan ini adalah: warna, suhu, endapan.
2. Koefisien yang didapatkan berdasarkan hasil percobaan adalah NaOH= 1, sedangkan
CuSO
4
= 1.
3. Untuk menentukan stoikiometri sistem asam dan basa khususnya koefisien reaksi
(perbandingan) maka perubahan suhu yang terjadi akan berhubungan dengan
perubahan volume menjadi mol, maka akan didapatkan perbandingan mol=
perbandingan koefisien reaksi.
Daftar Pustaka
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur edisi kelima. Jakarta: Bina Aksara
Keenan. 2007. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga
www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 05 Mei 2008
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/yulia.com. diakses pada tanggal 05 Mei
2008







Lampiran perhitungan
Percobaan II didapatkan titik optimum pada:
V=15 ml NaOH = 0,15 L NaOH
V= 15 ml CuSO
4
= 0,15 L CuuSO
4

Mol= molaritas larutan X volume larutan
n= mXV
n NaOH =


n CuSO
4
=


perbandingan mol larutan = perbandingan koefisien reaksi sehingga 0,015 mol NaoH : 0,015 mol
CuSO
4
adalah 1: 1
percobaan II
V= 15 ml NaOH = 0,15 L NaOH, V= 15 ml HCl= 0,15 L HCl
n NaoOH=


n HCl =


perbandingan mol larutan = perbandingan koefisen reaksi, sehingga n NaOH: n HCl = 0,15 mol:
0,15 mol

Anda mungkin juga menyukai