Anda di halaman 1dari 37

Textbook Reading TUBERKULOSIS

Angelia Puspita
Dahniar Anindya
Fikrifar Rizki Faridho
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh
infeksi Mycobacterium tuberculosis yang bersifat sistemik
sehingga dapat bermanifestasi pada hampir semua organ
tubuh dengan lokasi terbanyak di paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer.
Jumlah kasus TB baru di
Indonesia 583.000 orang
per tahun dan
menyebabkan kematian
sekitar 140.000 orang
pertahun (WHO 1999)
Setiap tahun terdapat 1,3
juta kasus baru TB anak
dan 450.000 anak usia
<15 tahun meninggal
dunia karena TB (WHO
1989)
Kasus baru diperkirakan
meningkat setiap
tahunnya 7,5 juat (1990)
8,8 juta (1995), 10,2 juta
(2000), 11,9 juta (2003)
FAKTOR RISIKO
INFEKSI TB
Kontak TB positif
Daerah endemis
Kemiskinan
Lingkungan yang tidak sehat
Tempat penampungan
umum yang banyak pasien
TB dewasa aktif
SAKIT TB
Usia
Malnutrisi
Imunokompromais
Keganasan
Transplantasi organ
Diabetes melitus
CKD

ORGAN

MANIFESTASI KLINIS

SISTEMIK
Demam lama (> 2 minggu) tidak terlalu tinggi berulang tanpa
sebab yang jelas, batuk lama > 3 minggu dan sebab lain telah
disingkirkan, BB turun tanpa sebab yg jelas atau tidak naik setelah
1 bulan penanganan gizi adekuat, anoreksia, FTT, diare persisten
dengan yg tidak sembuh dengan penanganan baku diare.
KELENJAR LIMFE
SUPERFISIAL
Pembesaran kelenjar limfe superfisisal (mulitipel, unilateral, nyeri
tekan (-), mudah digerakan dan mudah direkatkan satu sama lain

SISTEM SARAF PUSAT
Meningitis TB : nyeri kepala, penurunan kesadaran, kaku kuduk,
muntah proyektil, kejang
SISTEM SKELETAL Nyeri dan bengkak pada sendi yang terkena disertai dengan
gangguan atau keterbatasan gerak,

KULIT
Lesi awal skofuloderma nodul subkutan atau infiltrat subkutan
yang keras berwarna merah kebiruan dan tidak menimbulkan
keluhan kemudian akan melebar dan menjadi kenyal, lalu
berubah menjadi cair dan fluktuatif sampai akhirnya pecah dan
menimbulkan ulkus.
Frekuensi gejala dan tanda TB Patu sesuai
kelompok umur
Kelompok umur bayi anak Akil balik
Gejala
Demam Sering Jarang Sering
Keringat malam Sangat jarang Sangat jarang Jarang
Batuk Sering Sering Sering
Hemoptisis Sangat jarang Sangat jarang Seing
batuk produktif Tidak pernah Sangat jarang Sangat jarang
Dispneu Sering Sangat jarang Sangat jarang
Tanda
Ronki basah Sering Jarang Sangat jarang
Mengi Sering jarang Jarang
fremitus Sangat jarang Sangat jarang Jarang
Perkusi pekak Sangat jarang Sangat jarang Jarang
Suara nafas berkurang Sering Sangat jarang jarang
Diagnosis TB pada anak
Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan
ditemukannya M. tuberculosis pada
pemeriksaan sputum, bilas lambung, cairan
serebrospinal, cairan pleura, dan biopsi
jaringan.
Namun pada anak, kesulitan menegakkan
diagnosis pasti disebabkan oleh sdikitnya
jumlah kuman dan sulitnya pengambilan
spesimen

Uji tuberkulin

Uji tuberkulin positif :
A. infeksi TB alamiah
- Infeksi TB tanpa sakit TB
- Infeksi Tb dan sakit TB
- Tb yang telah sembuh
B. Imunisasi BCG
C. Infeksi mikobakterium atipik
Uji tuberkulin negatif
a. Tidak ada infeksi TB
b. Dalam masa inkubasi infeksi TB
c. Anergi


Klasifikasi individu berdasarkan status
Tuberkulosis
kelas Kontak Infeksi Sakit
0 - - -
1 + - -
2 + + -
3 + + +
Radiologis
Gambaran foto toraks pada TB tidak khas.
Pemeriksaan foto toraks saja tidak dapat digunakan
untuk mendiagnosis TB, kecuali gambaran milier
Gambaran radiologis yang sugestif TB adalah :
a. Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dengan/tanpa infiltrat
b. Konsolidasi segmental
c. Milier
d. Kalsifikasi dengan infiltrat
e. Kavitas
f. Efusi pleura
g. tuberkuloma
Serologis
Untuk membedakan antara infeksi Tb dan
sakit TB. Dengan pemeriksaan Ag-Ab untuk
M.Tb ELISA dengan menggunakan PPD, A60,
lipoarabinoman (LAM)

Mikrobiologis
terdiri dari 2 pemeriksaan , yaitu : apusan
langsung untuk menemukan BTA dan biakan
kuman M. Tb.
Patologi Anatomi
pemeriksaan PA dapat menunjukkan
gambaran granuloma yang ukurannya kecil,
terbentuk dari agregasi sel epiteloid yang
dikelilingi oleh limfosit.


Tatalaksana



OAT untuk MDR-TB
Nama obat Dosis harian
(mg/kgbb/hari)
Dosis maksimal (mg
per hari)
Efek samping
Ethionamide atau prothionamide 15-20 1000 Muntah, gangguan
gastrointestinal, sakit
sendi
Floroquinolones
Ofloxacin
Levofloxacin
Maxifloxacin
Gatifloxacin
ciprofloxacin

15-20
7,5-10
7,5-10
7,5-10
20-30

800
-
-
-
1500
Aminoglycoside
Kanamycin
Amikacin
Capreomycin

15-30
15-22,5
15-30

1000
1000
1000

Otoktoksisitas, toksisitas
hati
Cycloserin terizidone 10-20 1000 Gangguan psikis,
gangguan neurologis
Para-aminosalicylic acid 150 12000 Muntah, gangguan
gastrointestinal
Non medikamentosa
Pendekatan DOTS
Lacak Sumber Penularan
Edukasi
Pencegahan imunisasi BCG
Kemoprofilaksis
Kemoprofilasksi primer mencegah terjadinya
infeksi TB
Kemoprofilasksi sekunder mencegah
berkembangnya infeksi menjadi sakit TB
Kemoprofilaksis primer INH dosis 5-10
mg/kgBB/hari selama 6 bulan (pada anak yang
kontak dengan Tb menular, terutama dengan
BTA sputum positif, tetapi belum terinfeksi)
Kemoprofilasksis sekunder selama 6-12
bulan ( pada anak yang telah terinfeksi, tetapi
belum sakit, ditandai dengan uji tuberkulin
positif, sedangkan klinis dan patologis normal)
Profilaksis sekunder
a.umur dibawah 5 tahun
b.menderita penyakit infeksi (morbili,
varicella)
c.mendapat obat imunosupresif (sitostatik,
steroid, dll)
d.umur akil balik
e.kalau ada infeksi HIV

TB Pada Keadaan Khusus
(overview)
TB Milier
Biasanya diawali oleh serangan akut berupa demam
tinggi yang remiten, Os tampak sakit berat dalam
beberapa hari, tetapi belum ada tanda dan gejala
respiratorik.

Demam lalu bertambah tinggi dan terus menerus
(kontinu), tanpa gejala respiratorik atau gejala
minimal, foto thorax masih normal

Beberapa minggu kemudian, hampir di semua organ
terbentuk tuberkel difus multipel, terutama di paru,
limpa, hati dan sumsum tulang. Gejala yang muncul
umumnya adalah gejala respiratorik


2-3 minggu setelah penyebaran kuman
hematogen, lesi milier terlihat pada foto thorax,
berupa tuberkel halus (millii) di seluruh lapang
paru, ukuran 1-3mm
Diagnosis TB milier
berdasarkan adanya riwayat
kontak dengan pasien TB
dewasa yang infeksius + klinis
+ radiologis + tuberkulin
positif


Tatalaksana medikamentosa TB
milier adalah pemberian 4-5
macam OAT selama 5 bulan
pertama, dilanjutkan dengan
Isoniazid Rifampisin selama 6-10
bulan sesuai perkembangan
klinis

Berikan prednison 1-2mg/kgBB/hari selama 2-4
minggu lalu tapoff selam 2-6 minggu

2-3 minggu demam hilang, peningkatan
appetide dan perbaikan kualitas hidup sehari
hari serta peningkatan BB. Gambaran milier
akan hilang umumnya dalam waktu 1 bulan.

TB Ekstrapulmonal
TB kelenjar limfe superfisialis
Penyebaran hematogen pembesaran sepintas (transien) semua
kelenjar superfisialis

Kapsul kelenjar limfe dapat pecah dan menyebabkan penyebaran
infeksi ke sekitarnya. Traktus sinus yang mengeluarkan cairan

Diagnosis definitif menggunakan pemeriksaan histologis dan
bakteriologis dengan biopsi

Pengobatan menggunakan 3 macam OAT (RHZ) selama 2 bulan
pertama, lalu RH dilanjutkan hingga 6 bulan, perhatikan pula
keadaan gizinya.
TB Ekstrapulmonal
TB Kulit, Klasifikasi :
Berkaitan dengan kompleks primer
Lesi akibat penyebaran hematogen
Reinfeksi eksogenus
Abses

Paling sering Skrofuloderma

Tatalaksana OAT RH selama 6 bulan, sedangkan
Z tetap 2 bulan. Tatalaksana topikal, cukup
dikompres dan higiene yang baik
TB Ekstrapulmonal
TB Sistem Skeletal
Pada tl.belakang spondilitis TB
Pada panggul koksitis TB
Pada sendi lutut gonitis TB

Pada tahap awal terdapat gambaran osteoporosis regional
periartikuler dan pembengkakan jaringan lunak di sekitar sendi

Pada tahap lanjut terdapat penyempitan celah sendi, destruksi
tulang rawan sendi dan lesi osteolitik pada epifisis.

Tata laksana : 4 atau lebih OAT, yaitu RHZE. RH 12 bulan
dilanjutkan dengan ZE selama 2 bulan pertama
TB Ekstrapulmonal
TB Susunan Saraf Pusat
Meningitis, tuberkuloma dan arakhnoiditis

Protein kuman tb ke ruang subarakhnoid merangsang
reaksi sensitivitas yang hebat, selanjutnya menyebabkan
reaksi radang yang paling banyak terjadi di basal otak
pembentukan massa fibrotik yang melibatkan saraf kranialis
dan menembus pembuluh darah
Vaskulitis dan trombosis serta infark pembuluh darah yang
melintasi membran basalis
Hidrosefalus komunikans

fase intensif dengan 4-5 OAT, dilanjutkan dengan 2 OAT
(RH) hingga 12 bulan

TB Ekstrapulmonal
TB Pleura
Terjadi reaktivitas tipe lambat, antigen kuman TB di
dalam rongga pleura sbg akibat dari pecahnya fokus
supleura

Manifestasi : demam akut dengan batuk non-
produktif dan nyeri dada tanpa peningkatan leukosit
darah tepi
TB dengan HIV
Infeksi HIV menyebabkan imunokompromise
sehingga diagnosis dan tatalaksana jadi lebih sulit
dikarenakan :
1. Beberapa penyakit erat kaitannya dengan HIV,
termasuk TB, banyk memiliki kemiripan gejala
2. Interpretasi uji tuberkulin kurang dapat
dipercaya
3. Anak dengan kontak orangtua pengidap HIV
dengan BTA sputum positif mempunyai
kemungkinan terinfeksi TB maupun HIV
Manifestasi klinis kurang spesifik, antara lain status
gizi yang buruk, gejala infeksi kronik, uj tuberkulin,
gambaran radiologis, respons terhadap OAT

Indurasi > 5mm atau lebih infeksi TB positif

Terapi RHZ pada 2 bulan pertama, diikuti dengan
pemberian rifampisin dan isoniazid. Total lama
pemberian OAT adalah 6-9 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Rahajoe NN, Supriyanto B, Setyanto DB. Buku
Ajar Respirologi Anak edisi pertama. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI. 2010.
Hasan R, Alatas H (editor). Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta : Infomedika,
IKA FKUI Jakarta. 2007.
Rahajoe NN, Basir D, Kartasasmita
CB.Pedoman Tuberkulosis Anak. Jakarta : IDAI.
2007

Anda mungkin juga menyukai