FK UNI VERSI TAS SUMATERA UTARA SMF OBSTETRI DAN GI NEKOLOGI RSU DR. PI RNGADI KOTA MEDAN 201 4
1 LAPORAN KASUS PRESENTASI BOKONG PENDAHULUAN 2 Presentasi bokong terjadi ketika bokong janin lebih dulu memasuki rongga panggul. Untuk alasan tertentu, presentasi bokong umumnya terjadi jauh sebelum aterm
Presentasi bokong hanya terjadi pada sekitar 3 sampai 4 persen kelahiran bayi tunggal TINJAUAN PUSTAKA 3 Definisi
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau keduanya.
4 Faktor Predisposisi Relaksasi Uterus Abnormalit as struktur uterus Plasenta previa Polihidram nion Anomaly janin Mioma uteri Kehamilan ganda Riwayat persalinan bokong sebelumnya Klasifikasi 5 Diagnosa 6 Pemeriksaan abdominal Pemeriksaan dalam Pemeriksaan penunjang Penanganan Masa Kehamilan 7 Versi kepala eksternal Versi poladik internal Versi kepala eksternal 8 Dilakukan pada pasien setelah usia kehamilan 36 minggu Kontraindikasi : jika sudah terjadi proses engagement, oligohidramnion, plasenta previa, uterin anomaly, kehamilan kembar, ketuban pecah dini dan riwayat operasi uterus sebelumnya Komplikasi : lepasnya plasenta, rupture uterus, emboli cairan amnion, kelahiran premature, fetal distress dan kematian janin.
Versi poladik internal 9 Versi poladik internal 10 Jarang digunakan Dimana pemutaran janin dilakukan dengan memasukkan satu tangan kedalam rongga uterus, menangkap salah satu atau kedua kaki janin, dan menariknya keluar lewat serviks sementara mendorong bagian atas badan janin kearah yang rberlawanan secara transabdominal Versi poladik internal 11 12 Persalinan Persalinan Pervaginam 13
Terdapat 3 tipe persalinan pervaginam: 1. Spontaneous breech delivery : persalinan tanpa adanya traksi atau manipulasi pada bayi 2. Assisted breech delivery: persalinan yang paling sering dilakukan, dimana bayi dibiarkan lahir dengan sendirinya hingga ke bagian umbilicus, kemudian dibantu dengan melakukan beberapa maneuver untuk melahirkan badan, bahu dan kepala 3. Total breech extraction: Kaki janin dipertahankan, dan seluruh janin ditarik. Tidak boleh dilakukan pada janin tunggal karena leher rahim mungkin tidak cukup melebar untuk memungkinkan lewatnya kepala janin. Persalinan Pervaginam 14 Dua fase pada persalinan dengan presentasi bokong: Fase I : fase menunggu Sebelum bokong lahir seluruhnya, kita hanya melakukan observasi
Fase II: fase untuk bertindak cepat Bila badan janin sudah lahir sampai pusat, tali pusat akan tertekan antara kepala dan panggul, maka janin harus lahir dalam waktu delapan menit. Untuk mempercepat lahirnya janin, dapat dilakukan manual aid.
Melahirkan bahu dan lengan 15 Cara klasik (Deventer) Pegang bokong dengan menggunakan ibu jari berdampingan pada os sacrum dan jari lain dilipatan paha. Kemudian janin ditarik kearah bawah, sehingga scapula berada dibawah simfisis. Lalu lahirkan bahu dan lengan belakang, kemudian lengan depan. Cara Lovset Setelah sumbu bahu janin berada dalam ukuran muka belakang, tubuhnya ditarik kebawah lalu lahirkan bahu serta lengan belakang, lalu dikeluarkan seperti biasa.
Cara Lovset 16 Melahirkan bahu dan lengan 17 Cara Mueller Tarik janin vertikal kebawah lalu lahirkan bahu dan lengan depan. Cara melahirkan bahu-lengan depan bisa spontan atau dikait dengan satu jari menyapu muka. Lahirkan bahu belakang dengan menarik kaki ke atas lalu bahu_ lengan belakang terkait menyapu kepala. Cara Bracht Bokong ditangkap, tangan diletakkan pada paha dan sacrum, kemudian janin ditarik ke atas. Biasanya hal ini dilakukan pada janin kecil dan multipara. Melahirkan bahu dan lengan 18 Cara Potter Dikeluarkan dulu lengan dan bahu depan dengan menarik janin kebawah dan menekan dengan 2 jari pada scapula. Badan janin diangkat ke atas untuk malahirkan lengan dan bahu belakang dengan menekan scapula belakang
Melahirkan Kepala 19 Melahirkan kepala 20 Mauriceau (veit smellie) Masukkan jari-jari dalam mulut (muka mengarah kekiri = jari kiri, mengarah ke kanan = jari kanan). Letakkan anak menunggang pada lengan, sementara tangan lain memegang tengkuk, lalu tarik kebawah sampai rambut dan kepala dilahirkan. Kegunaan jari dalam mulut, hanya untuk menambah fleksi kepala.
Melahirkan kepala 21 de Snoo Tangan kiri menandah perut dan dada serta 2 jari diletakkan dileher (menunggang kuda). Tangan kanan menolong menekan diatas simfisis. Perbedaannya dengan Mauriceau ialah disini tangan tidak masuk dalam vagina.
Melahirkan kepala 22 Wigand Martin Winckel Satu tangan (kiri) dalam jalan lahir dengan telunjuk dalam mulut janin sedang jari tengah dan ibu jari pada rahang bawah. Tangan lain menekan diatas simfisis atau fundus.
Melahirkaan kepala 23 Naujoks Satu tangan memegang leher janin dari depan, tangan lain memegang leher pada bahu, tarik janin kebawah dengan bantuan dorongan dari atas simfisis. Cara Praque Dilakukan pada ubun-ubun kecil terletak sebelah belakang. Satu tangan memegang bahu janin dari belakang, tangan lain memegang kaki lalu menarik janin kearah perut ibu dengan kuat Seksio Sesaria 24 Pilihan persalinan dengan seksio sesarian dilakukan pada keadaan-keadaan berikut ini: Primigravida Janin besar Panggul sempit ataupun panggul yang tidak adekuat Kepala hiperekstensi Belum inpartu, namun ada indikasi maternal maupun fetal untuk pelahiran, misalnya hipersensi dalam kehamilan atau pecah ketuban sudah >12 jam Disfungsi uterus Seksio Sesaria 25 Presentasi kaki Janin preterm dengan usia gestasi 25-26 minggu atau lebih dan ibu sudah dalam fase persalinan aktif atau bayi harus segera dilahirkan Pertumbuhan janin terhambat Riwayat kehamilan perinatal atau anak sebelumnya mengalami trauma lahir Permintaan sterilisasi
26 LAPORAN KASUS
Status Ibu hamil 27 Anamnesa Pribadi Nama : Ny. RW Umur : 23 Tahun Alamat : Kampung lansekjording, Kec: Palembayan, Prov. Sumatera Barat Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Suku/Bangsa : Minang / Indonesia Status : Menikah Tanggal masuk : 31 Agustus 2014 Pukul :23:24 WIB G P A : G1P0A0
Anamnesa Penyakit 28 Anamnesa Penyakit Ny. RW, 23 tahun, G1P0A0, Minang, Islam, SMU, IRT, i/d. Tn. A, 24 tahun, Mandailing, Islam, SMA, Wiraswasta, datang ke IGD RSUPM pada tanggal 31 Agustus 2014 pukul 23:24 wib, dengan
Keluhan utama : Mules-mules mau melahirkan
Anamnesa Telaah : Hal ini dialami os sejak tgl 31/08/2014 pukul 17:00 WIB, mules-mules dirasakan teratur dan semakin sering. Riwayat keluar lendir darah dari kemaluan (+) pada tgl 31/08/2014 pukul 14:30 WIB. Riwayat keluar air-air dari kemaluan (+) pada tgl 31/08/2014 pukul 17:30 WIB. Riwayat BAB (+) normal. Riwayat BAK (+) normal.
Riwayat penyakit terdahulu : tidak ada Riwayat pemakaian obat : tidak ada
32 Status Obstetrikus Abdomen : membesar asimetris TFU : 3 jari dibawah Proc. Xiphoideus (30 cm) Teregang : Kanan Terbawah : Bokong Gerak : (+) His : 3 x 30 detik/ 10 menit DJJ : 148x/menit, regular
Leopold Leopold 1 : kepala janin teraba di fundus Leopold 2 : teraba punggung janin pada sisi kanan Leopold 3 : teraba bagian terbawah janin yang lunak dan tidak melenting Leopold 4 : Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
33 Status Ginekologi VT : Cx sakral , ukuran 3 cm, effacement 80%, selaput ketuban (-) ST : Lendir darah (+), air ketuban (+)
Adekuasi Panggul Promontorium : tidak teraba Linea iluminata : teraba 2/3 anterior Arcus pubis : > 90 Spina Ischiadica : tidak menonjol Os Coccygeus : mobile Os Sacrum : cekung Kesan : Panggul adekuat
34 USG TAS Janin tunggal, letak sungsang, anak hidup FM (+),FHR (+) 148x/ menit regular BPD : 90,0 mm FL : 66,0 mm AC : 345,0 mm Plasenta fundal EBW 2600-2700 gr Air ketuban cukup Kesan : IUP (38-40 minggu)+ PB+ AH
35 Laboratorium Tanggal 1 September 2014 pukul 00:12 Leukosit : 12.200 /mm 3
Terapi IVFD RL 20 gtt/i Rencana Sectio Cesarea a/i Presentasi Bokong + Primigravida 36 LAPORAN PERSALINAN SEKSIO SESAREA Pada tanggal 1 September 2014 dengan SC a/i Presentasi Bokong pada Primigravida
Ibu dibaringkan di meja operasi dengan posisi supine dengan infus dan kateter terpasang baik. Dibawah spinal anastesi dilakukan tindakan aseptik & antiseptik pada dinding abdomen dengan larutan povidon iodine dan alkohol 70% dan ditutup dengan doek steril kecuali lapangan operasi. Dilakukan insisi pfannensteil mulai cutis, subkutis dan fascia. Fascia digunting dengan menyelipkan pinset anatomis dibawahnya,otot dikuakkan secara tumpul, peritoneum ditembus, dikuakan ke atas dan ke bawah.Haak blast dipotong, dilakukan insisi konkaf pada low servical sampai endometrium, ditembus dan dikuakan tumpul secukupnya.
37 Selaput ketuban dipecahkan, dengan menarik kaki hingga pusat dilanjutkan manuver lovset untuk melahirkan bahu dan lengan, dengan manuver mauriceau untuk melahirkan kepala.Lahir bayi , BB 2550 gr, PB 48 cm, A/S 6/8, anus (+). Tali pusat diklem pada 2 tempat dan digunting di antaranya. Kemudaian plasenta dilahirkan secara PTT, kesan lengkap. Uterus dijahit dengan continuous interlocking . Evaluasi perdarahan, kesan terkontrol. Identifikasi tuba dan ovarium kanan dan kiri dalam batas normal
38 Cavum abdomen dibersihkan dari sisa air ketuban dan stoll cell, kesan bersih Cavum abdomen ditutup lapis demi lapis, kemudian luka ditutup dengan sufratul, kassa steril dan hipavix, kontraksi (+) kuat. Keadaan umum ibu post SC baik dan stabil.
TERAPI - Bed rest - IVFD RL + oksitosin 10-10-5-5 IU 20 gtt/i - Inj Ceftriaxone 1 g/12 jam - inj Ketorolac 30 mg/8 jam - inj Transamin 500 mg/ 8 jam (24 jam I)
39 ANJURAN - Awasi vital sign, kontraksi uterus , dan tanda-tanda perdarahan - Cek darah lengkap 2 jam post SC
NEONATUS Jenis kelahiran : Tunggal Lahir tanggal/jam : 1 September 2014/ 01:10 WIB Keadaan Lahir : Hidup Nilai APGAR : 6/8 Jenis Kelamin : Laki-laki Berat badan : 2550 gr Panjang Badan : 48 cm Kelainan bawaan : Tidak ada Trauma lahir : Tidak ada Konsul : Konsul ke bagian anak untuk perawatan bayi baru lahir
Pemantauan post SC 40 Jam (WIB) 03.00 03.30 04.00 04.30 05.00 Nadi per menit 84 80 80 82 84 TD (mmHg) 110/70 110/80 110/80 120/80 120/80 Pernafasan permenit 22 22 20 20 20 Perdarahan (cc) 10 cc 5 cc - - - Kontraksi Uterus Kuat Kuat Kuat Kuat Kuat 41 Hasil Laboratorium 2 jam Post SC Tanggal 1 September 2014 pukul 05:36 WIB Leukosit : 15600 /mm 3
Follow up 42 Tanggal 01-09-2014 02-09-2014 Keluhan utama Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi Status Presens Sensorium : compos mentis Tek.darah :110/80mmHg Frekuensi nadi : 80x/i Frekuensi nafas : 20x/i Temperatur : 36,5C Anemis : (-) Ikterik : (-) Sianosis : (-) Dyspnoe : (-) Edema : (-) Sensorium : compos mentis Tek. darah:110/70mmHg Frekuensi nadi : 76x/i Frekuensi nafas : 20x/i Temperatur : 36,4C Anemis : (-) Ikterik : (-) Sianosis : (-) Dyspnoe : (-) Edema : (-) 43 Tanggal 01-09-2014 02-09-2014 Status Lokalisata Diagnosis Abdomen:soepel,peristaltik (+) TFU : 1 jari bawah pusat Kontraksi : baik Perdarahan pervaginam: (-) Luka operasi : tertutup verban kesan kering BAK: (+), via kateter dengan uop 80cc/jam BAB : (-), flatus (-) Abdomen:soepel,peristaltik (+) TFU : setentang pusat Kontraksi : baik Perdarahan pervaginam: (-) Luka operasi : tertutup verban kesan kering BAK: (+), via kateter dengan uop 100cc/jam BAB : (-), flatus (+) Diagnosis Post SC a/I PB + NH 0 Post SC a/i PB+ NH 1
Terapi
- IVFD RL + oksitosin 10-10-5-5 20 gtt/i -Inj.ceftriaxon 1g/12 jam - inj Ketorolac 30 mg/8 jam - inj Transamin 500 mg/ 8 jam
Hb 2 jam Post SC = 12,7 - IVFD RL 20 gtt/I -Inj.Ceftriaxon 1g/12 jam -inj.Ketorolac 30mg/8 jam
Rencana Awasi vital sign, kontraksi uterus , tanda perdarahan. Ganti obat injeksi menjadi obat oral Aff kateter Mobilisasi Bertahap 44 Tanggal 03-09-2014 04-09-2014 Keluhan utama Nyeri luka operasi Nyeri luka operasi Status Presens Sensorium : compos mentis Tek.darah :110/80mmHg Frekuensi nadi : 80x/i Frekuensi nafas : 18x/i Temperatur : 36,5C Anemis : (-) Ikterik : (-) Sianosis : (-) Dyspnoe : (-) Edema : (-) Sensorium : compos mentis Tek. darah:120/80mmHg Frekuensi nadi : 76x/i Frekuensi nafas : 18x/i Temperatur : 36,0C Anemis : (-) Ikterik : (-) Sianosis : (-) Dyspnoe : (-) Edema : (-) 45 Tanggal 03-09-2014 04-09-2014 Status Lokalisata Abdomen:soepel,peristaltic (+) TFU : 1 jari bawah pusat Kontraksi : baik Perdarahan pervaginam: (-) Luka operasi : tertutup verban kesan kering BAK: (+), via kateter dengan uop 100cc/jam BAB : (-), flatus (-) Abdomen:soepel,peristaltik (+) TFU : setentang pusat Kontraksi : baik Perdarahan pervaginam: (-) Luka operasi : tertutup verban kesan kering BAK: (+), via kateter dengan uop 100cc/jam BAB : (-), flatus (+) Diagnosis Post SC a/I PB + NH 2 Post SC a/i PB+ NH 3
Terapi - Cefadroxil tab 2x500 mg -As.Mefenamat tab 3x500 mg -B. comp 2x1 - Cefadroxil tab 2x500 mg -As.Mefenamat tab 3x500 mg -B. comp 2x1 Rencana Mobilisasi bertahap. PBJ,kontrol Ulang tgl 08/09/2014 ANALISA MASALAH 46 47 Teori Kasus Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya bokong, kaki atau keduanya. Terjadi pada 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (37 minggu) Pada kasus, dijumpai umur kehamilan (38-40 minggu) dengan presentasi bokong dan janin tunggal 48 Teori Kasus Pemeriksaan Abdominal Leopold I, kepala janin yang keras, bulat dan dapat diraba dengan ballottement sudah menempati bagian fundus uteri. Leopold II, menunjukkan punggung sudah berada pada satu sisi abdomen dan bagian- bagian kecil berada pada sisi yang lainnya. Leopold III, bila engagement belum terjadi, bokong janin masih dapat digerakkan di p.a.p. Setelah terjadi Engagement Leopold IV menunjukkan posisi bokong yang mapan dibawah simfisis.
Dari pemerikssan Leopold pasien didapatkan: Leopold 1 : kepala janin teraba di fundus Leopold 2 : teraba punggung janin pada sisi kanan Leopold 3 : teraba bagian terbawah janin yang lunak dan tidak melenting Leopold 4 : Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul
49 Teori Kasus DIAGNOSIS Suara jantung janin biasanya terdengar paling keras pada daerah sedikit diatas umbilicus, sedangkan jika sudah terjadi engagement kepala janin susara jantung terdengan dibawah umbilicus.
Pencitraan Pemeriksaan USG akan tampak keadaan janin yakni presentasi bokong
Pada pemeriksaan DJJ terdengar diatas umbilikus perut kanan ibu
USG TAS Janin tunggal, letak sungsang, anak hidup FM (+),FHR (+) 148x/ menit regular BPD : 90,0 mm FL : 66,0 mm AC : 345,0 mm Plasenta fundal EBW 2600-2700 gr Air ketuban cukup Kesan : IUP (38-40 minggu)+ PB+ AH
50 PENATALAKSANAAN Pilihan persalinan dengan seksio sesarian dilakukan salah satu pada keadaan-keadaan berikut ini: 1) Primigravida 2) Janin besar 3) Panggul sempit ataupun panggul yang tidak adekuat 4) Kepala hiperekstensi 5) Belum inpartu, namun ada indikasi maternal maupun fetal untuk pelahiran 6) Disfungsi uterus 7) Presentasi kaki 8) Janin preterm dengan usia gestasi 25-26 minggu atau lebih dan ibu sudah dalam fase persalinan aktif atau bayi harus segera dilahirkan 9) Pertumbuhan janin terhambat 10) Riwayat kehamilan perinatal atau anak sebelumnya mengalami trauma lahir 11) Permintaan sterilisasi.
Pasien ditatalaksana dengan Seksiosesaria atas indikasi presentasi bokong pada primigravida Teori Kasus PERMASALAHAN 51 1. Sebagai dokter umum apa yang kita lakukan jika di puskesmas di daerah mendapat pasien dengan presentasi bokong pada primigravida? 2. Kapan waktu rujukan yang tepat pada pasien ini untuk dilakukan tindakan operasi? 3. Persiapan apa saja yang perlu dilakukan sebelum merujuk pada pasien ini?