Lporan Kimia Air Pnya Quwzz
Lporan Kimia Air Pnya Quwzz
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Salah satu permasalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah sampai pada jenjang perguruan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru,
pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan
lainnya, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang merata. Sebagian
sekolah, terutama dikota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang
cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan .
Berdasarkan data ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang
salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita? Dari berbagai pengamatan dan
analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak
mengalami peningkatan secara merata. Faktor Pertama, kebijakan dan
penyelenggaraan Pendidikan Nasional menggunakan pendekatan education
production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara
konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai
pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan
dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output
yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan
seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana
serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) akan
terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi.
Mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education
production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
1
mempertanggungjawabkan
hasil
pelaksanaan
pendidikan
kepada
masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak utama yang
berkepentingan dengan pendidikan (Stakeholder).
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi
penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis
pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
Adanya sistem pendidikan berbasis kompetensi (KBK) yang merupakan
sistem pendidikan yang terbaru di Indonesia merupakan awal dari kebangkitan
sistem pendidikan. Pada Sistem pendidikan KBK ini siswa diwajibkan untuk lebih
aktif, kreatif, dan mandiri serta guru difungsikan hanya sebagai fasilitator saja.
Dalam pembelajaran Produktif Kimia Air di SMK N 13 Bandung secara
otomatis akan mengikuti metode pembelajaran KBK. Oleh karena itu setiap siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar dan praktikum yang masing-masing
kelompok terdiri dari 2 orang siswa atau lebih dan ditugaskan untuk membuat
1.2
mempertanggungjawabkan
setiap
hasil
praktikum
yang
didapatkan.
3. Untuk menentukan layak atau tidaknya sampel air untuk digunakan
sebagai air sanitasi, air pendingin, air proses, dan air pengisi ketel, dll.
1.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI
Persyaratan untuk air minum mencakup syarat kimia, fisika, biologi, dan
radioaktif. Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
01/Birhukmas/l/1975 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang
dikeluarkan WHO. Standarisasi kualitas air tersebut bertujuan untuk memelihara,
melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam
pengelolaan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum
untuk masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai
kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan
manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan
sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun
tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan
sekitar sumbernya.
Siklus Air
Siklus Hidrologi
Alat Sampling
Air yang baik yang digunakan untuk air minum dan keperluan rumah
tangga harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
A. Syarat fisik:
Tidak berbau
Tidak berasa
Tidak berwarna
Tidak keruh
Suhu air lebih kecil dari suhu udara
B. Syarat syarat kimia:
Air tersebut tidak mengandung zat zat yang bersifat racun bagi tubuh.
Air tersebut tidak merusak alat alat rumah tangga yang terbuat dari
logam.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
6
C. Syarat bakteriologis :
Air tidak boleh mengandung bakteri pathogen
Air tidak boleh mengandung bakteri yang apatogen terlalu banyak.
Untuk mengetahui kriteria atau kualitas air maka perlu dilakukan analisa
terhadap air tersebut, beberapa analisa air dan parameter yang dianggap penting,
diantaranya:
A. Parameter Fisik :
Warna
Penentuan pH
Kekeruhan
Daya Hantar Listrik
Zat padat
B. Parameter Kimia :
Asiditas atau Alkalinitas
Kesadahan
Kalsium
Magnesium
Mangan
Silika
Oksigen ( DO )
COD
BOD
Total Sulfida
Klorida
Zat organik ( angka permanganate )
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
7
Ammonium
Ammonium proteid
Nitrat
Nitrit
Sulfat
Pospat
Syaratsyarat air minum di Indonesia yang ditetapkan oleh Laboratorium
Ilmu Kesehatan Teknik Bandung adalah:
A. PARAMETER FISIKA
1)
2)
3)
Tidak berasa
4)
Tidak berbau
5)
B. PARAMETER KIMIA
1) Zat zat yang terlarut
: < 10 ppm
3) CO2
: Tidak ada
4) H2S
: Tidak ada
5) NH4 +
: Tidak ada
6) NO2 2-
: Tidak ada
7) NO3 -
: < 20 ppm
8) Cl -
9) SO4 2-
10) Mg
11) Fe
12) Mn
13) As
14) Pb
15) Cu
16) Zn
17) F-
: 1,5 ppm
18) pH
: 6,5 9
19) Kesadahan
: 5 10 D
: < 100
2) Bakteri Coli
b Kontak air dengan zat organik yang lapuk atau penguraian zat
organik oleh bakteri dalam air, umumnya yang berlangsung secara
anaerob.
a.2 Metode pengujian
b Analisis warna
b. 1. TEORI DASAR
Warna di dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi
dan mangan), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Warna air
biasanya dihilangkan terutama sekali untuk penggunaan air industri dan air
minum.
Warna dalam air dapat disebabkan oleh beberapa hal :
Karena adanya kontak antara air dengan zat organik yang sudah lapuk,
misalnya daun-daunan, kayu dan sebagainya, dalam keadaan tertentu zat
organik tersebut akan terurai menghasilkan senyawa yang larut dalam air
sehingga menyebabkan berwarna.
Adanya besi dengan kadar tinggi dalam air akan menyebabkan air berwarna
kuning
Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan,
air limbah yang dikeluarkan pabrik tekstil. Air limbah industri pulp dan
kertas mempunyai warna yang tinggi karena mengandung senyawa
lignin/lindi hitam.
Derajat warna atau warna air mempunyai persyaratan tertentu di dalam
pemakaiannya. Sebagai air proses, tidak boleh berwarna, karena akan sangat
berpengaruh terhadap hasil produksi. Untuk air industry atau air sanitasi, warna
dari air tersebut biasanya diturunkan. Untuk air minum sebaiknya air mempunyai
derajat warna sebanyak 5 unit Pt Co.
Penentuan warna adalah analisa agak kasar. Penyimpangan baku yang
relatif untuk warna bisa sampai beberapa persen, dan untuk warna nampak sampai
10%.
Pengawetan Sampel
Sampel dapat diawetkan di kulkas (suhu 4oC), dan analisa sampel tersebut
boleh ditunda paling lama 2 hari.
Pengawetan Sampel
Analisis
Volume
sampel
Asiditas/alkalinitas
BOD
CO2
COD
DHL
200
1000
200
100
500
Fosfat
100
Kekeruhan
Kesadahan
Klor
50
500
500
Logam
500
N NH3
500
N - Nitrat
200
N Nitrit
200
NH3 - Proteid
500
Cara Pengawetan
Didinginkan
Didinginkan
Dianalisis segera
ditambah H2SO4 (pH<2)
Didinginkan
Penyaringan segera, lalu
dibekukan pada -10oC
Disimpan ditempat gelap
Ditambah HNO3 (pH<2)
Dianalisis Segera
Penyaringan segera, lalu
ditambahkan HNO3 (Ph<2)
Dianalisis segera atau tambahkan
H2SO4 (pH<2) dan didinginkan
tambahkan H2SO4 (pH<2) dan
didinginkan
Dianalisis segera atau dibekukan
-20oC
didinginkan atau tambahkan
H2SO4 (pH<2)
500
Ph
100
Suhu
Warna
500
Zat tersuspensi
200
Catatan :
Didinginkan pada suhu 4oC
segera
Cara titrasi (analisis segera atau
tambahkan H2SO4 pH<2)
Dianalisis segera
Dianalisis segera
Didinginkan
Didinginkan
0,5 / 1 jam
8 jam
2 jam
2 hari
7 / 14 hari
Proses Pengukuran :
Pengukuran dilakukan secara Kolorimetri dengan membandingkan
intensitas warna sampel air dengan standar harian
Alat yang digunakan adalah tabung nessler dan comparator.
Proses Pengukuran :
Pengukuran dilakukan secara Kolorimetri dengan membandingkan
intensitas warna sampel air dengan standar harian.
Alat yang digunakan adalah tabung nessler dan comparator.
2.2.2 pH
Derajat keasaman atau pH adalah suatu besaran yang menunjukkan
kadar sifat asam atau basa dari suatu larutan. Derajat keasaman mempengaruhi
suasana air dan kehidupan alami didalamnya, misalnya kehidupan biologi dan
mikrobiologi. pH dari air penting ditetapkan, karena air yang mempunyai pH
rendah (asam) dan pH tinggi (basa) tidak dikehendaki, karena dalam
penggunaannya secara teknis akan menyebabkan kerusakan pada peralatan.
Misalnya pada pipa dan peralatan lainnya. Sebaiknya air yang akan digunakan
pH-nya netral (pH=7,0).
Dari kedua sifat larutan ini, asam dan basa, dibedakan lagi dalam dua bentuk,
yaitu asam / basa kuat dan asam / basa lemah. Harga derajat keasaman berkisar
antara 7 14 skala pH.
pH dalam air dipengaruhi oleh :
a) Banyaknya mineral/zat terlarut
b) CO2 terlarut
c) Aktivitas bakteri
d) Turbulensi air
e) Limbah buangan manusia
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
15
Pengaruh pH :
1) Terlalu asam/basa korosi (melarutkan logam)
2) Banyak biota air yang mati pada pH<5 dan >9)
Secara Potensiometri, dengan pH meter.
Setiap kali melakukan pengukuran pH sampel air harus dilakukan kalibrasi
terhadap alat pH-meter yang akan digunakan, dan mengukur suhu cairan
baik untuk standar maupun untuk sampel air yang akan diperiksa dengan
menggunakan alat termometer.
Pada alat pH-meter, umumnya dilengkapi dengan :
-
Penunjuk angka pH
Pengatur suhu
Pengatur kalibrasi
Elektroda
pH air secara teoritis dapat bervariasi antara 0 sampai dengan 14. pH air di
Indonesia pada umumnya bervariasi antara 2 sampai dengan 10. Data pH
diragukan keabsahannya apabila pH air kurang dari 2 atau lebih dari 10. .
(Pusat Litbang Sumber Daya Air)
Perubahan
Trayek pH
Warna
Kuning Ungu
5,2 - 6,8
Kuning Biru
6,0 7,6
Kuning Merah
6,8 8,4
Tak Berwarna
8,2 10,00
Fenolptalein
Merah
3.Secara potensiometri, dengan pH meter.
Konsentrasi
0,04 %
0,04 %
0,04 %
0,05 %
Secara
kolorimetri
dengan
menggunakan kertas pH
Membandingkan warna yang terjadi pada kertas pH yang telah dicelupkan
ke dalam contoh air dengan warna standar dari kertas pH tersebut.
Secara
kolorimetri
dengan
alat
Persiapan Potensiometer
1. Hubungkan potensiometer dengan power suplay 220 watt,
2. Nyalakan alat potensiometer,
3. Kemudian akan muncul menu utama.
Kalibrasi alat pH-meter
1. Siapkan larutan buffer pH 4,7, dan 10.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
18
2.2. 4 SUHU
2.2.4.1 TEORI DASAR
Alat : Termometer
2.2.4.4 Cara Kerja
3. Masukkan Termometer yang bersih dan kering kedalam gelas kimia yang
berisi contoh sampel air.
Zat
Padat
Dispersi Koloid
10-9 10-7 m
Suspensi (Padatan)
< 10-9 m
Cara kerja
Pinggan Penguapan dikonstankan
Pengukuran sampel air (sampel diperkirakan mengandung padatan 50-250
mg). Perkiraan ini didapat dari harga DHL.
Perkiraan TS = 4/3 x DHL
Misal : DHL = 375 mmho TS = 4/3 x 375 = 500 mg/L
Maka contoh air yang harus diukur paling sedikit :
50/500 x 1000 mL = 100 mL
Masukkan dalam pinggan kisatkan
Pengeringan (103-105 C) Penimbangan Residu
Bila terlalu banyak zat tersuspensi pada penyaring banyak air yang
terperangkap dalam padatan perlu waktu lama saat pengeringan padatan
tersuspensi.
Metode : Gravimetri
Prinsip
Cara Kerja
Saring sejumlah tertentu air ( misal 100 mL ) dengan Cawan Gouch, Kaca
Masir dengan pori-pori 0,5 mikron (m) atau menggunakan Millipored
0,45 mikron.
Setelah selesai penyaringan, masukkan penyaring dengan endapannya ke
dalam oven selama 1 jam.
Dinginkan dalam eksikator, kemudian timbang sampai diperoleh berat
yang konstan.
Air yang kadar mineralnya tinggi (Ca2+, Mg2+, Cl- dan SO42-) dapat
bersifat higroskopis memerlukan pemanasan yang lama, pendinginan
dalam eksikator yang baik, dan penimbangan yang cepat
2.2.6 Kekeruhan
Kekeruhan dalam air diakibatkan oleh :
Metode : Turbidimetri
PROSES PENGUKURAN TURBIDITAS (Turbidity) TNT-100
cahaya
dengan
partikel
penyebab
kekeruhan.
Cara Kerja
1. kalibrasi alat turbidi
OH- + CO32-
2.
1000
x [(p x NNaOH) (q x NHCl)] x 1
100
CO2 (mg/L)
1000
x q x NHCl x 44
100
atau
1000
x p x NNaOH x 44
100
1000
x [(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
100
CO2 (mg/L)
1000
x p x NNaOH x 44 atau
100
CO2 (mg/L)
1000
x q x NHCl x 44
100
HCO3- (mg/L) =
1000
x (q x NHCl) x 61
100
CO2 + H2 O
1000
x (p x NNaOH) x 1
100
OH-(mg/L)
CO32- (mg/L) =
1000
x (p q) x NHCl x 17
100
1000
x q x NHCl x 60
100
CO32- (mg/L) =
1000
x p x NHCl x 60
100
HCO3- (mg/L) =
1000
00 x (q p) x NHCl)] x 61
100
I. CO32- + H+ HCO3-(*)
II. HCO3- / HCO3-(*) + H+ CO2 + H2O
Keterangan :
(p+q) = Volume total larutan standar asam, mL
Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan
keabsahan data dapat dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
a) asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH lebih kecil dari 4,5;
b) asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 sampai dengan
8,3;
c) alkalinitas sebagai HCO3- hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 sampai
dengan 8,3;
d) alkalinitas sebagai CO32- hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari 8,3;
e) alkalinitas sebagai hidroksida hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari
10,5.
Data di luar ketentuan di atas merupakan data yang diragukan
keabsahannya.
(Pusat Litbang Sumber Daya Air)
CO2 asam mineral dan asam humus dalam air dinetralkan oleh larutan
standar basa dan asam dengan indikator ppt dan metil jingga.
Titrasi dilakukan dalam 2 tahap :
Tahap 1
Sampel dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N, indikator
phenolptalein. Perubahan warna saat TA dari tidak berwarna menjadi ros pucat
(jika Volume NaOH = p mL)
Tahap 2
Sampel tadi dilanjutkan dititrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N,
indikator metil jingga. Perubahan warna saat TA dari kuning menjadi jingga
merah
(jika Volume HCl = q mL)
miliki untuk mengetahui dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk
menghindari terjadinya kesalahan pembacaan.
Berikut adalah criteria selang kesadahan yang biasa dipakai
0
pH
D
Keterangan
0-4
0 70
4-8
70 140
rendah (lunak)
8 - 12
140 210
Sedang
12 - 18
210 320
18 - 30
320 530
tinggi (keras
Penentuan Kesadahan
d Satuan Kesadahan :
1. Derajat Kesadahan Jerman = oD (Germany Degree)
1oD = 10 mg CaO/L
2. Derajat Kesadahan Francis = oF (French Degree)
1oF = 10 mg CaCO3/L
3. Derajat Kesadahan Inggris = oE (England Degree)
1oE = 1 g/gallon = 14,3 mg CaCO3/L
3. Derajat Amerika (Dalam mg CaCO3/L)
2.3.2.2 Metode Penetapan
Kesadahan Sementara
Metode
Kesadahan Total
Prinsip
Sejumlah tertentu sampel air yang mengandung Ca2+ dan Mg2+ dititrasi
oleh larutan standar EDTA pada pH 10 dengan indikator EBT. Pada saat TA
terjadi perubahan warna TA dari warna merah anggur menjadi biru jelas.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
35
Kesadahan tetap
Prinsip
Sejumlah tertentu sampel air dipanaskan terlebih dahulu untuk
menghilangkan ion bikarbonat,selama 15 menit, Ca2+ dan Mg2+ dalam sentrat
dititrasi oleh larutan standar EDTA pada pH 10 dengan indikator EBT. Pada
saat TA terjadi perubahan warna dari merah anggur ke biru
Kesadahan Sementara
Prinsip : Diperhitungkan dari hasil pengurangan kesadahan total dengan
kesadahan tetap.
Kesadahan Ca
Prinsip
Sejumlah tertentu Ca2+ dalam sampel air dibasakan dengan NaOH kemudian
dititrasi dengan larutan EDTA standar pada pH > 11 dengan indikator
Murexide. Pada saat TA terjadi perubahan warna dari merah ke ungu biru.
TE : mol Ca2+ = mol EDTA.
kesadahan Ca2+
2.3.2.4 Pereaksi
Kesadahan Total
Cara Kerja
1. Ambil 100 mL sample, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
2. Tambah 2 mL larutan buffer pH = 10
3. Tambah 50 mg indikator EBT
4. Titrasi dengan larutan standar EDTA sampai terjadi perubahan warna dari
Merah menjadi biru.
Kesadahan tetap
Cara Kerja
1. Ambil 100 mL sample
2. Masukkan ke dalam erlenmeyer, tutup dengan corong
3. Penaskan selama 15 menit.
4. Dinginkan. Saring, tampung filtratnya
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
37
Kesadahan Sementara
Secara tidak langsung
Kesadahan Ca
Cara Kerja
1. ambil 100 mL sample
2. Tambahkan 1 mL NaOH 3N
3. Tambahkan 50 mg Murexide
4. Dititrasi dengan EDTA standar sampai terjadi perubahan warna dari merah
menjadi ungu biru.
paramater
kesadahan
total
sering
sekali
juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut(SALMIN,2000). http://www.oseanografi.lipi.go.id/download/ose_xxx3_oksig.pdf.
Kelarutan oksigen (O2) dalam air sangat dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan udara dan gerak dari pada air (turbulensi). Oksigen yang terdapat dalam
air ini sangat diperlukan untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan air.
Kadar oksigen dalam air juga tergantung kepada bersih atau kotornya air
itu. Makin kotor air tersebut makin kecil kadar oksigen dalam air itu. Oleh karena
itu oksigen juga sering dipakai sebagai parameter untuk menentukan tingkat
pencemaran pada air, khususnya untuk air limbah. Untuk keperluan air minum
dan kehidupan aquatik, makin tinggi kadar oksigen makin baik, tetapi untuk
keperluan secara teknik (misalnya untuk pengisian ketel uap) kadar oksigen yang
tinggi tidak dikehendaki.
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen
terlarut ini mum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (SWINGLE,
1968). http://www.oseanografi.lipi.go.id/download/ose_xxx3_oksig.pdf
ANALISIS OKSIGEN TERLARUT (DO)
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
2. Metoda elektrokimia
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Metoda titrasi dengan cara WINKLER secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi
iodometri.
2. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara
langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip
kerjanya adalah menggunakan problem oksigen yang terdiri dari katoda dan
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
39
1. Botol bersumbat gelas diisi dengan contoh air kemudian ditutup dengan
hati-hati sehingga tidak ada gelembung didalamnya.
2. 2 mL MnSO4 dan 2 mL larutan alkali Iodida Azida dengan pipet ukur dari
dasar botol.
3. Botol ditutup kembali dengan hati-hati dan dikocok selama 1 menit,
kemudian dibiarkan hingga endapan turun
pertumbuhan
Metode Penetapan
Titrimetri ( permanganimetri )
Prinsip Pengerjaan :
Zat organik dalam contoh air dioksidasi oleh KMnO 4 standar berlebih
dalam suasana asam dan panas. Kelebihannya direaksikan dengan asam
oksalat berlebih, dan sisanya dititrasi oleh KMnO4 standar.
Pereaksi :
1. Larutan KMnO4 0,01 N
Dibuat dengan mengencerkan Larutan KMnO4 0,1 N
2. Larutan H2C2O4 0,01 N
Dibuat dengan mengencerkan Larutan H2C2O4 0,1 N
3. H2SO4 4N bebas zat organik dan zat-zat reduktor lainnya.
4. NaOH ( 1 : 2 )
Cara Kerja :
1. 100 mL contoh air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 5 mL H2SO4 4N
3. Ditetesi dengan KMnO4 0,01N hingga berwarna merah jambu dan
menit tepat.
5. Ditambahkan 10,00 mL asam oksalat 0,01N
6. Dititrasi kelebihan oksalat dengan larutan KMnO4 0,01N sampai berwarna
merah jambu.
Teori Dasar :
COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND)
COD (chemical oxygen demand) atau KOK (kebutuhan oksigen kimiawi)
adalah jumlah (mg) oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasikan zat
organik dalam 1 liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat
selama 2 jam pada suhu 150o C.
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat
organik secara kimia dalam tiap liter air pada kondisi tertentu.
Metode Penetapan :
Titrimetri ( ferrometri )
Prinsip Pengerjaan :
Zat-zat yang bersifat reduktor dalam contoh air dioksida oleh K 2Cr2O7
berlebih, sisanya dititrasi oleh garam ferro terhadap indikator ferooin dengan
perubahan warna dari hijau menjadi merah coklat.
Pereaksi :
1. Larutan standar Kalium Bikromat 0,250 N
12,259 g K2Cr2O7 pa dilarutkan dalam labu seukuran dengan aquadest
hingga 1 liter.
2. Larutan standar Ferro Ammonium Sulfat 0,25 N
98 g Fe(NH4(SO4)2).6H2O pa. dilarutkan dengan air,di tambah 20 ml
H2SO4 pekat , didinginkan kemudian diencerkan hingga 1 liter.
Larutan ini harus distandarkan dengan K2Cr2O7 dengan cara sebagai
berikut :
( NH 4 ) 2 Fe( SO4 ) 2
ml K 2 Cr2 O7 0,25
ml ( NH 4 ) 2 Fe( SO4 ) 2
4 Fe(OH)3 + 8 H+
Dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat
yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu.
Besi (II) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan
sumber air yang kekurangan oksigen. Ion Fe(OH)+ dapat terjadi dalam perairan
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
44
yang bersifat basa, tetapi bisa ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut.
Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat
ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang
asam (Acid Mine Waters). Limbah yang bersifat H2SO4 yang dihasilkan oleh
oksidasi dari oksidasi FeS2 (bijih Besi) melalui reaksi sebagai berikut:
4 H+ + 4 SO42- + 2 Fe2+
2 FeS2(s) + 2 H2O + 7 O2
Dan tahap selanjutnya oksidasi dari ion ferro menjadi ion ferri dalam suatu
proses yang terjadi sangat lambat. Di bawah pH 3,5 oksidasi tersebut dikatalisi
oleh bakteri besi, Thiobacillus ferroxidaus. Bakteri lainnya yang terlibat dalam
oksidasi besi dengan adanya air tambang asam adalah Thiobacillus thiooxidaus
dan Thiobacillus ferrooxidaus.
Dengan bantuan bakteri ini ion ferri selanjutnya melarutkan pyrite
FeS2(s) + 14 Fe3+ + 8 H2O
15 Fe2+ + 2 SO42- + 16 H+
sehingga di dalam sampel air hanya ada ferri sehingga kadar besi dapat
ditetapkan.
2.3.5.5 Cara pengerjaan :
1. Pembuatan larutan induk Fe3+ 100 ppm dari Tawas Ferri
2. Pembuatan standar pengukuran 0,1 0,5 ppm dalam tabung nessler
3. Preparasi sampel : (max. Fe 0,5 ppm)
Masukkan 100 mL sampel kedalam labu erlenmeyer. Tambahkan
H2SO4 + Br2 dan panaskan warna Br2 hilang. Dinginkan dan masukkan
Dalam tabung Nessler.
4. Tambahkan ke dalam sampel dan standar H2SO4 dan pereaksi KSCN
Umumnya dalam air tanah Mangan berada dalam bentuk Mn2+ dan
dipermukaan berbentuk MnO2
1. Asam Nitrat 8 M
50 ml HNO3 pekat diencerkan dengan 50 ml aquadest.
2. Larutan Perak Nitrat 5%
5 g AgNO3 dilarutkan dalam 100 ml aquadest dan disimpan dalam botol
berwarna coklat/ gelap.
3. K2S2O8
Penambahan asam nitrat dan AgNO3 untuk mengendapkan Cl- yang
terdapat dalam sampel agar tidak mengganggu pada saat penetapan Mn
karena apabila terdapat Cl- maka akan mengkonsumsi MnO4- sehingga
mek MnO4- tidak ekuivalen dengan mek MnO2.Setelah Cl- mengendap,
saring. Baru tambahkan Kalium persulfat.
Fungsi
penambahan
kalium
persufat
sebagai
oksidator
untuk
AN AL I S I S S E N YAW A N I T R O G E N
Bentuk persenyawaaan nitrogen dalam air
Gas nitrogen (N2)
NH4+
N
I
T
R
O
G
E
N
Ammoniak (NH3)
NH4+ dalam pH
rendah
NH4+- Protein
Nitrit (NO2-)
Nitrat (NO3-)
Penetapan NH4+ :
1. TEORI DASAR :
Keberadaan Gas Nitrogen (N2) Dalam Air
Gas N2 dalam air berasal dari udara, digunakan oleh ganggang dan
beberapa jenis bakteri untuk pertumbuhannya
Gas N2 tidak reaktif
N2 mudah keluar dalam air tingkat kejenuhannya rendah
Keberadaan dalam air tidak berbahaya
Keberadaan Amoniak (NH3) Dalam Air
Ammoniak, pada pH rendah NH4+ (amonium), pH tinggi NH3
(amoniak)
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
51
2.
Pereaksi Nessler
a.
b.
c.
3.
100 g kalium natrium tartrat dilarutkan dalam 100 mL air. Larutan ini
dididihkan hingga bebas NH4+ (di test dengan pereaksi Nessler)
4.
5.
Larutan tawas Al
2 g tawas Al dilarutkan dalam 100 mL air bebas NH4+
6.
Pereaksi
1.
2.
Prosedur kerja
Tahapan Penentuan Konsentrasi NH4+ Dalam Air (bebas)
a)Pembuatan larutan induk NH4+ 100 ppm dari NH4Cl
b)Pembuatan standar pengukuran 0,1 0,5 ppm dalam tabung nessler
c)Preparasi sampel :
Masukkan 100 mL sampel (dengan gelas ukur) kedalam tabung nessler
(Jika ada gangguan harus dihilangkan sebelum diukur)
d) Tambahkan 1 mL larutan Siegnette kocok dan 1 mL Pereaksi Nessler, kocok
ke dalam sampel dan standar
e) Biarkan 15 menit, dan bandingkan warna yang terjadi
Penentuan Amonium-Protein (NH4+-Protein) Dalam Air
Metode penentuan kolorimetri ketinggian tetap
Pereaksi pembentuk warna pereaksi Nessler
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
54
c2
b1.c1
b2
b1.c1
b2
Saat oksidasi, nitrogen dalam protein diubah menjadi garam NH4+ maka
NH4+ yang larut bertambah dari hasil oksidasi ini.
Jadi untuk menghitung konsentrasi NH4+-Protein dalam air harus dikoreksi
terhadap NH4+ bebas yang larut dalam air.
NH4+-Protein = ppm NH4+(jumlah) - ppm NH4+(bebas)
- naphtylamin
1 bagian
Ketiga zat digerus dalam lumpang sampai halus dan tercampur dengan
baik (homogen).
Larutan standar nitrit ( 1 mL = 0,05 mg NO2-)
0,2463 NaNO2 tak berair dilarutkan dengan air bebas nitrit hingga 1 liter,
kemudian ditambahkan 1 mL kloroform atau toluol.
Larutan standar nitrit ( 1 mL = 0,01 mg NO2-)
20 mL larutan standar nitrit di atas (no.2) diencerkan dengan air hingga
100 mL dan ditambahkan 2 tetes kloroform.
5. Prosedur Pengerjaan :
Tahapan Penentuan Nitrit (NO2-) Dalam Air
- Pembuatan standar pengukuran 0,01 0,05 ppm dalam tabung nessler dari
larutan induk 50 ppm.
- Preparasi sampel :
Masukkan 100 mL sampel kedalam tabung nessler. Tambahkan 100 mg Pereaksi
nitrit (Griez-Romyn), kocok. Biarkan selama 10 dilakukan bersamaan
antara sampel dan standar.
- Bandingkan warna yang terjadi, sebelum 30 menit
6. Perhitungan Nitrit :
Perhitungan Nitrit dalam mg/L
Metode kolorimetri ketinggian berubah
Intensitas warna yang sama menunjukkan konsentrasi yang sama
Menurut Hukum Lambert-Beer
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
58
A1 = A2
1.b1.c1 = 2.b2.c2
1= 2 , maka :
b1.c1 = b2.c2
Jika : 1 standar, 2 sampel, maka :
c2
b1.c1
b2
Penetapan Nitrat :
1.
Teori dasar :
3.Prinsip pengerjaan :
Nitrat dan Nitrit dalam sampel direduksi oleh H2 dari Al dan larutan NaOH
menjadi NH4+, NH4+ dengan pereaksi nessler membentuk senyawa yang berwarna
kuning-coklat, warna yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan
warna larutan standar.
4.Pereaksi :
1. Larutan NaOH 25%
250 g NaOH dilarutkan dalam 1250 mL air, di tambahkan beberapa lembar
Al-foil dan biarkan 1 malam. Kemudian larutan tersebut diuapkan sampai
didapat volume 1000 mL.
2. Lembaran Alumunium foil (Al-foil)
Lembaran Al itu dipotong dengan ukuran p = 10 mm ; l = 6 mm ; t = 0,3
mm.
3. Pereaksi lainnya sama dengan pereaksi pada penetapan ammonium.
5.Prosedur Pengerjaan :
Tahapan Penentuan NO3- (Nitrat) Dalam Air
1. Pembuatan standar pengukuran NH4+ 0,1 0,5 ppm dalam tabung nessler
dari larutan induk 100 ppm.
2. Preparasi sampel :
Masukkan 100 mL sampel kedalam labu erlenmeyer
Tambahkan lar. NaOH 25% dan logam Al, biarkan 1 malam
Saring dan filtratnya dilanjutkan
3. Masukkan ke tabung nessler tambahkan1 mL larutan Siegnette kocok dan 1
mL pereaksi Nessler, kocok ke dalam sampel dan standar.
4. Biarkan 15 menit, dan bandingkan warna yang terjadi
6.
Perhitungan :
1.b1.c1 = 2.b2.c2
1= 2 , maka :
b1.c1 = b2.c2
Jika : 1 standar, 2 sampel, maka :
c2
b1.c1
b2
ppm NO3-
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
III. 1 . METODE SAMPLING
Mengumpulkan Sejumlah Volume air secara teliti, dengan jumlah sekecil
mungkin tetapi masih mewakili (Representatif)
Dari ketiga cara penyamplingan ini kami dapat mengambil sample air
yang akan kami analisis dengan cara yang baik dan benar. Karena sample
air kami adalah sample air yang keluar dari air tanah yang berada di
masjid al-hikmah adi penyamplingan yang tepat adalah cara Sampling
Campuran (Composite Sampling).
SAMPLING
Waktu dan Tempat Penyamplingan
Waktu
Tempat
SMKN 13 BANDUNG.
ANALISA WARNA : Analisa Warna pada sampel yang kami bening tak
berwarna agak keruh.
Pembahasan :
1. Pengamatan bau dan warna harus langsung dari tempat penyamplingan karena
pengamatan warna menggunakan indra (penciuman & pengelihatan) langsung.
2. Pengamatan bau dan warna tidak mutlak benar karena setiap orang memiliki
parameternya masing-masing sehingga ketika pengamatan setidaknya harus
ada lebih dari satu orang sehingga kesalahan pengamatan dapat dikurangi.
3. Pengamatan bau dan warna tidak dapat diamati oleh orang yang sedang
mengalami gangguan kesehatan pada indra penciuman dan pengelihatannya.
III. 2.2 pH
Reaksi : Reaksi
H2O
H+ + OH-
pH = -log [H+]
Data Pengamatan :
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
63
H2O
Data Pengamatan
DHL
sample
yang
diperoleh
berdasarkan
pengukuran
secara
Data Pengamatan
Tabel penimbangan pinggan kosong
Penimbangan ke Berat pinggan
Berat rata rata
1
49,0827 gram
2
49,0818 gram
49,08185 gram
3
49,0819 gram
1
49,1145 gram
2
49,1153 gram
49,11535 gram
3
49,1154 gram
Total Solid
=(ba)x
1000
Vs
1000
100
= [ ( 49,11535 49,08185 ) x
= 335 mg / L
3
31,0973 gram
31,0973 gram
1
31,1037 gram
4
31,0973 gram
2
3
31,1031 gram 31,1033 gram
31,1032 gram
= 31,1032 gram( a )
= 31,0973 gram( b )
Perhitungan
TSS ( mg/L) = ( b a ) x
=
1000
Vs
= 59 mg/L
= TS TSS
= 335 mg/L 59 mg/L = 276 mg/L
III1.6 Kekeruhan
Data Pengamatan
Turbiditas sample = 45,5 NTU
III.2.Analisis Kimia
III.2.1 Asiditas/Alkalinitas
Data Pengamatan
Reaksi
TAHAP I
TAHAP II
:
:
:
H+ + OH-
H2O
CO2 + OH-
HCO3- ..................... p mL
HCO3- + H+
H2CO3 ..................... q mL
p>q
p<q
: CO2, HCO3-
p=q
: CO2
p = 0, q 0
: HCO3-
p 0, q = 0
: H+
Tabel pengamatan
Ppt
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)
Perhitungan
0,14
0,00
0,14
0,15
0,00
0,15
metil jingga
4,18
4,20
0,00
0,00
4,18
4,20
1000
(p x NNaOH ) x 44
Vs
HCO3- (mg/L)
1000
[(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
Vs
[NaOH] = 0,1009 N
=VxN
= 0,14 mL x 0,1009 N
= 0,014126 mek
mek HCl
=VxN
= 4,18 mL x 0,1011N
= 0,422598 mek
CO2 (mg/L)
1000
(0,14 x 0,1009) x 44
100
= 6,22 mg/L
HCO3- (mg/L) =
=
1000
[(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
100
1000
[ (4,18x 0,1011) (0,14x0,1009)] x 61
100
= 249,17mg/L
II. mek NaOH
=VxN
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
67
= 0,15 mL x 0,1009 N
= 0,015135 mek
mek HCl
=VxN
= 4,20 mL x 0,1011 N
= 0,42462 mek
CO2 (mg/L)
1000
(0,15x 0,1009) x 44
100
= 6,66mg/L
HCO3- (mg/L) =
=
1000
[(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
100
1000
[ (4,20 x 0,1011) (0,15 x 0,1009)] x 61
100
= 249,17mg/L
Pembahasan :
a. Untuk penentuan asiditas/alkalinitas, pada percobaan kali ini yang dilakukan
adalah penetapan asiditas, karena pada saat ditambahkan indikator
Fenolphtalein 10 tetes ke dalam sampel (10 mL) warna sampel tidak berubah
menjadi rose pucat
b. Karena Volume HCl > NaOH maka kemungkinan reaksi yang terjadi pada
asiditas adalah menghasilkan CO2 dan HCO3- maka pada perhitungan
digunakan mek CO2 dan HCO3- untuk menentukan asiditasnya
Tabel pengamatan
1
5,76
0,00
5,76
2
5,77
0,00
5,77
mg CaO
= 0,0887 x 56 = 4,9672 mg
mgcao
ppm CaO
= volsampel
=
D =
=
4,9672mg
= 49,672 mg/L
0,1L
ppmCao
10
49,672mg / l
10mg / l
= 4,97 D
II) mmol Ca2+ & Mg2+ = [EDTA] x mL titrasi
= 0,0154 x 5,77 = 0,0889 mmol
= mmol Ca2+ & Mg2+ x Mr CaO
mg CaO
= 0,0889 x 56 = 4,9784 mg
mgCao
ppm CaO
= volsampel
=
D =
=
4,9784 mg
= 49,784 mg/L
0,1L
ppmCao
10
49,784mg / l
10 mg / l
= 4,98oD
Rata rata =
(4,97 4,98)
2
= 4,975 D
Kesadahan tetap
Data pengamatan
Reaksi
Ca(HCO3)2 (panas) CaCO3(s) + H2O +CO2
Mg(HCO3)2 (panas) Mg(OH)2(s) + CO2
Ca2+ + HIn2- CaIn- + H+ // Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+
MgIn-(merah anggur) + H2Y2- MgY2- + HIn2- (biru) + H+
Tabel pengamatan
1
2,74
0,00
2,74
2
2,95
0,00
2,95
Perhitungan
I) mmol Ca2+ & Mg2+ = [EDTA] x mL titrasi
= 0,0154 Mx 2,74mL = 0,0422 mmol
mg CaO
ppm CaO
mgCao
= volsampel
=
D =
=
2,3632mg
= 23,632 mg/L
0,1L
ppmCao
10
23,632
10
= 2,36oD
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
70
mg CaO
= 0,0454 x 56 = 2,5424 mg
mgCao
ppm CaO
= volsampel
=
D =
=
2,5424mg
= 25,424 mg/L
0,1L
ppmCaO
10
25,424
10
= 2,54 D
Rata rata =
( 2,36 2,54)
2
= 2,45 D
Kesadahan Sementara
Data pengamatan
Kesadahan sementara
Pembahasan :
1.
2.
3.
Fungsi larutan buffer pada saat penetapan adalah untuk menjaga pH agar tetap
stabil pada kisaran pH 10, karena perubahan warna indikator EBT berada pada
kisaran pH 10.
4.
5.
sementara
yang
berasal
dari
garam-garam
bikarbonat
(HCO3-).HCO3- akan menguap sebagai CO2 dan H2O sedangkan yang tinggal
hanya kesadahan tetap dari garam Ca & Mg non-bikarbonat.
Kesadahan Ca
Data pengamatan
Reaksi
Mg2+ + OH- Mg(OH)2 (s)
Ca2+ + H2In3- CaIn3- + 2H+
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
CaIn3-(merah) + H2Y2- CaY2- + H2In3- (ungu-biru)
Tabel pengamatan
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)
Perhitungan :
I)mek Ca 2+
1
3,79
0,00
3,79
2
3,82
0,00
3,82
= ( VxN ) EDTA
= 3,79ml x 0,0154 M = 0,0584 mmol
mg CaO
= mek Ca x 56
= 0,0584 mmol x 56 = 3,2704 mg
ppm CaO
II) mek Ca 2+
1000
x mg Ca
100
1000
x 3,2704 = 32,704 ppm
100
32,704
= 3,27oD
10
= ( VxN ) EDTA
= 3,82ml x 0,0154 M = 0,0588
mg Ca
= mek Ca x 56
= 0,0588 mmol x 56 = 3,2928 mg
ppm Ca
Rata rata =
1000
x mg Ca
100
1000
x 3,2928mg = 32,928 ppm
100
32,928
= 3,29oD
10
(3,27 3,29)
2
= 3,28 D
Ca dan Mg, sehingga untuk menghemat penggunaan larutan dan biaya serta
mengefektifkan waktu kadar Mg ditentukan secara tidak langsung.
III.2.3 Penetapan Fe
Data pengamatan
Reaksi
Fe2+ + Br2
Fe3+ + Br-
70,4mg
= 704 ppm
0,1L
ArFe
Mr
clar
56
704 81,7925 ppm
482
C standar =
Cstd
= 0,41 ppm
bstd
= 15 cm
bsampel
= 2.b2.c2
b1 =
Csampel
; 1 = 2
cstd bstd
= bsampel
=
[Fe]
b2
= Csampel x f pengenceran
= 20,6 cm
100
= 2,98 ppm
10
= 0,298 x
III.2.4 Penetapan Mn
Data Pengamatan :
Reaksi :
2Mn2+ + 5S2O8 2- + 8H2O 2MnO4- + 10SO42- + 16H+
Perhitungan :
PERHITUNGAN STANDAR
[KMnO4]
= N x BE x 1000
= 0,0101 N x 31,6 mg/l x 1000
=319,16 ppm
[KmnO4]std
1
x 319,16 ppm
100
= 3,1916 ppm
C std Mn
ArMn
xC
MrKMnO 4
55
x 3,1916 = 1,11ppm
158
Fungsi penambahan AgNO3 dan HNO3 adalah untuk mengendapkan ion Clyang terdapat dalam air, karena ion Cl - dapat bereaksi dengan ion MnO 4-,
sehingga kadar mangan dalam sampel air menjadi berkurang sehingga
penetapan menjadi tidak benar.
2.
3.
Mangan dalam air dioksidasi menjadi ion MnO4- oleh kalium persulfat,
sehingga mangan menjadi senyawa berwarna dan dapat ditentukan kadarnya
dengan menggunakan standar KMnO4.
4.
AgNO3
AgCl2(s)
NO3-
NO3-
(putih)
CrO42- +
AgNO3
Ag2CrO4
(merah bata)
Tabel pengamatan
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)
1
3,35
0,00
3,35
2
3,31
0,00
3,31
Perhitungan
I) mek Cl- = mek AgNO3
= 3,31 mL x 0,0286 N
= 0,094666 mek
mg Cl- = mek Cl- x Ar Cl= 0,094666 mekx 35,5
= 3,3606 mg
mgCl
3,3606
0,1
= 33,61 mg/L
II) mek Cl- = mek AgNO3
= 3,28 mL x 0,0286 N
= 0,093808 mek
mg Cl- = mek Cl- x Ar Cl= 0,093808 mek x 35,5
= 3,330184 mg
mgcl
3,330184 mg
0,1L
= 33,30 mg/L
Rata rata =
(33,61 33,30)
2
= 33,45 mg/L
PEMBAHASAN :
1.
2.
3.
Data Pengamatan
Reaksi
2
0,82
0,00
0,82
Perhitungan
I) mek Zat Organik
mg Zat Organik
= mek ZO x 31,6
= 0,006767 x 3,16
= 0,2138 mg
mgZo
= volsampel
=
0,2138
0,1L
= 2,14 mg/L
mg Zat Organik
= mek ZO x 31,6
= 0,008282 x 3,16
= 0,2617 mg
ppm Zat Organik
mgZo
= volsampel
=
0,2617 mg
0,1L
= 2,62 mg/L
Rata rata =
( 2,14 2,62)
2
= 2,38 mg/L
Pembahasan :
1. Penambahan 10 mL KMnO4 pertama berfungsi untuk mereaksikan sampel air
(zat organiknya) dengan KMnO4 yang kemudian sisanya akan direaksikan
dengan H2C2O4. Kemudian kelebihan H2C2O4 akan dititrasi dengan KMnO4
standar dan akhirnya dapat diketahui kadar zat organiknya.
2. Penetapan zat organik sangat ditentukan dengan kadar klorida, karena jika
kadar Cl- < 300 ppm maka penetapan kadar zat organik harus secara asam dan
jika kadar Cl- > 300 ppm maka penetapan kadar zat organik harus secara basa,
pada penetapan kali ini kami memakai cara asam, karena setelah dilakukan
penetapan klorida didapatkan kadarnya sebesar 41,44 ppm (Cl- < 300).
3. Kesalahan Pada Zat organik dalam akan terdeteksi pada kondisi kurang asam
dan Perbedaan konsentrasi KMnO4 & H2C2O4 pada saat:
1
22,98
0,00
22,98
2
22,50
0,00
22,50
Perhitungan
I) O2
1000
1000
x 22,98 x 0,0230 x 8
562 4
= 7,58 mg/L
II) O2
=
=
1000
x Vtiosulfat x [tiosulfat] x BE O2
Vbotol 4
1000
x 22,50 x 0,0230 x 8
562 4
= 7,42 mg/L
Rata rata =
(7,58 7,42)
= 7,5 mg/L
2
PEMBAHASAN :
Pembahasan :
1. Berat O2 diperoleh hasilnya 8 yaitu dari (
1
1
x Mr O2), sedangkan
diperoleh
4
4
dari reaksi O2 yang melibatkan 4e-, sesuai persamaan reaksi : O2 + 4H+ + 4e 2H2O
2. Volume Elemeyer berasah harus ditera terlebih dahulu, tujuannya untuk
mengetahui dengan pasti volume sampel yang mampu ditampungnya, karena
Vsampel akan diikutkan dalam perhitungan
3. Volume sampel dalam elemeyer dikurangi 4, angka 4 didapat dari 2 mL
MnSO4 dan 2 mL alkali yodida azida.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
80
4. Pereaksi Alkali Iodida azida berfungsi sebagai katalisator, karena zat organik
sangat sukar bereaksi. Kalau MnSO4 berfungsi untuk mengikat oksigen
menjadi Mn(OH)2 yang kemudian akan teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat.
Cr 3+ + Fe3+
merah
Tabel pengamatan
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)
Blanko
9,82
0,00
9,82
2
8,99
0,00
8,99
Perhitungan
= ppm Cl- x 0,23
= 33,2 7,6935
= 25,51
PEMBAHASAN :
1. Pada penetapan COD kemungkinan zat yang teroksidasi oleh larutan
dikromat bukan hanya zat-zat yang dapat teroksidasi secara
biologis,melainkan juga zat-zat yang inert.
2. Cl- akan ikut teroksidasi oleh dikromat.
Cl- + CrO72- + 14 H+
Cstdxbstd
= bsampel
=
(0,1x 23,70)
17,2
= 0,13 ppm
PEMBAHASAN :
1. Pengukuran volume sampel dan standar harus dilakukan dengan gelas ukur
karena tabung nessler bukanlah alat ukur.
2. Pada penetapan ammonium bebas sebelum ditambahkan pereaksi nessler
harus
ditambahkan
perekasi
Zn(CH3COO)2
yang
berfungsi
untuk
Perhitungan
Cstdxbstd
bsampel
C sample =
=
1 ppmx 22,6cm
= 1,01 ppm ( sebagai NH4+jumlah)
22,3cm
[NH4+rotein]
PEMBAHASAN :
1)
Pada penetapan NH4+ proteid dioksidasi oleh K2S2O8 dalam suasana asam
dengan penambahan H2SO4
2)
3)
Reaksi diazotisasi asam sulfonil oleh asam nitrit, yang diikuti oleh reaksi
kopling dengan -naftilamina membentuk suatu zat pewarna azo yang merah
Perhitungan
C sample
Cstdxbstd
= bsampel
= 0,0053 ppm
ppm NH4+dari NO2=
= 0,0021 ppm
PEMBAHASAN :
Pereaksi nitrit yang digunakan adalah Griez- Romyn
o 1 bagian naphtylamin
o 10 bagian asam sulfonil
o 89 bagian asam tartrat
Ketiganya digerus dalam lumpang sampai halus dan tercampur dengan
baik (homogen).
Pereaksi tersebut harus dalam keadaan fresh karena apabila ketiganya
sudah dicampur maka kestabilannya kurang dan mudah terurai oleh
cahaya, tapi dalam bentuk terpisah, stabil.
Nitrit diamati sebelum 30 menit setelah penambahan pereaksi, karena
apabila lebih dari 30 menit maka intensitas warna nitrit akan pudar karena
teroksidasi oleh oksigen menjadi nitrat sehingga kita tidak akan
memperoleh data yang akurat karena sebagian dari nitrit yang akan
ditetapkan berubah menjadi nitrat.
Apabila larutan sampel yang akan diukur kadar nitritnya keruh, maka
perlu dijernihkan dulu dengan cara koagulasi memakai tawas.
Pada
penentuan
NO2-,setelah
ditambahkan
pereaksi
nitrit,larutan
NO3- + 4H2
Cstdxbstd
bsampel
( 23,4cmx0,3 ppm)
23,00cm
= 0,3052 ppm
ppm NO3=
= 0,596 ppm
Pembahasan :
1. Penetapan nitrat digunakan cara yang sama dengan penetapan ammonium,
karena nitrat diukur dalam bentuk ammonium dan untuk menghitung nitrat
Mr NO 3
Mr NH 4
bentuk ammonium.
2. Penetapan nitrat harus didiamkan selama satu hari, hal ini bertujuan untuk
mengoksidasi nitrat menjadi ammonium oleh gas hidrogen agar berlangsung
secara sempurna.
pengujian
Kesadahan
Satuan
tetap
sementara
total
TSS
TDS
TS
Mg2+
Ca2+
HCO3CO2
Fe
DO
ClMn2+
ZO
NH4+ bebas
NH4+ proteid
NO2-
hasil
standar
Max 24 jam
2,45
o
2,52
Ppm
ppm
Ppm
o
D
o
D
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Mg KmnO4/L
Ppm
Ppm
Ppm
4,97
59
276
335
1,69
3,28
304,63
26,14
0,27
5,13
10,20
0
6,70
0,96
0,08
0,80
< 10
<1500
<150
<200
<6
<600
<0,5
<10
<20,00
0,00 kecuali
sumur yang
<500
<30
<75
0,1
<200
<0,05
-
NO3pH
1.4
NO
1
2
3
4
Ppm
-
1,24
7,1
dalam
20,00
6,5-9,2
WAKTU PENGUJIAN
11 maret 2008
18 maret 2008
25 maret 2008
01 april 2008