Anda di halaman 1dari 88

UJI KUALITAS AIR

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Salah satu permasalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah sampai pada jenjang perguruan
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru,
pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan
lainnya, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, berbagai
indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang merata. Sebagian
sekolah, terutama dikota-kota menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang
cukup menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan .
Berdasarkan data ini, maka berbagai pihak mempertanyakan apa yang
salah dalam penyelenggaraan pendidikan kita? Dari berbagai pengamatan dan
analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan tidak
mengalami peningkatan secara merata. Faktor Pertama, kebijakan dan
penyelenggaraan Pendidikan Nasional menggunakan pendekatan education
production function atau input-output analysis yang tidak dilaksanakan secara
konsekuen. Pendekatan ini melihat bahwa lembaga pendidikan berfungsi sebagai
pusat produksi yang apabila dipenuhi semua input (masukan) yang diperlukan
dalam kegiatan produksi tersebut, maka lembaga ini akan menghasilkan output
yang dikehendaki. Pendekatan ini menganggap bahwa apabila input pendidikan
seperti pelatihan guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, dan perbaikan sarana
serta prasarana pendidikan lainnya dipenuhi, maka mutu pendidikan (output) akan
terjadi. Dalam kenyataan, mutu pendidikan yang diharapkan tidak terjadi.
Mengapa? Karena selama ini dalam menerapkan pendekatan education
production function terlalu memusatkan pada input pendidikan dan kurang
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
1

UJI KUALITAS AIR

memperhatikan pada proses pendidikan. Padahal, proses pendidikan sangat


menentukan output pendidikan.
Faktor kedua, penyelenggaraan pendidikan nasional dilakukan secara
sentralistik, sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggara pendidikan
sangat tergantung pada keputusan birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat
panjang dan kadang-kadang kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan
kondisi sekolah setempat. Dengan demikian, sekolah kehilangan kemandirian,
motivasi dan inisiatif untuk mengembangkan dan memajukan lembaganya
termasuk peningkatan mutu pendidikan sebagai salah satu tujuan pendidikan
nasional.
Faktor ketiga, peran serta masyarakat, khususnya orang tua siswa dalam
penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim. Partisipasi masyarakat
selama ini pada umumnya lebih banyak bersifat dukungan input (dana), bukan
pada proses pendidikan (pengambilan keputusan, monitoring, evaluasi, dan
akuntabilitas). Berkaitan dengan akuntabilitas, sekolah tidak mempunyai beban
untuk

mempertanggungjawabkan

hasil

pelaksanaan

pendidikan

kepada

masyarakat, khususnya orang tua siswa, sebagai salah satu pihak utama yang
berkepentingan dengan pendidikan (Stakeholder).
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu
dilakukan upaya-upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi
penyelenggaraan pendidikan, yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis
pusat menuju manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah.
Adanya sistem pendidikan berbasis kompetensi (KBK) yang merupakan
sistem pendidikan yang terbaru di Indonesia merupakan awal dari kebangkitan
sistem pendidikan. Pada Sistem pendidikan KBK ini siswa diwajibkan untuk lebih
aktif, kreatif, dan mandiri serta guru difungsikan hanya sebagai fasilitator saja.
Dalam pembelajaran Produktif Kimia Air di SMK N 13 Bandung secara
otomatis akan mengikuti metode pembelajaran KBK. Oleh karena itu setiap siswa
dibagi ke dalam beberapa kelompok belajar dan praktikum yang masing-masing
kelompok terdiri dari 2 orang siswa atau lebih dan ditugaskan untuk membuat

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
2

UJI KUALITAS AIR

laporan Uji Kualitas Air sebagai pertanggungjawaban atas kegiatan praktikum


kimia air yang dikerjakan pada semester genap tahun pelajaran 2007-2008.

1.2

Tujuan Pembuatan Laporan


1. Sebagai suatu keharusan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
nilai kelulusan.
2. Untuk

mempertanggungjawabkan

setiap

hasil

praktikum

yang

didapatkan.
3. Untuk menentukan layak atau tidaknya sampel air untuk digunakan
sebagai air sanitasi, air pendingin, air proses, dan air pengisi ketel, dll.
1.3

Metode Penulisan Laporan


Metode penulisan Laporan Kimia Air adalah metode pendekatan rasional

dengan menggunakan pola berpikir deduktif, yakni dengan cara mengemukakan


keterangan - keterangan berdasarkan teori atau pendapat (rujukan-rujukan) yang
telah ditemukan sebelumnya.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
3

UJI KUALITAS AIR

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TEORI
Persyaratan untuk air minum mencakup syarat kimia, fisika, biologi, dan
radioaktif. Standar mutu air minum atau air untuk kebutuhan rumah tangga
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
01/Birhukmas/l/1975 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Standar baku air minum tersebut disesuaikan dengan Standar Internasional yang
dikeluarkan WHO. Standarisasi kualitas air tersebut bertujuan untuk memelihara,
melindungi, dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam
pengelolaan air atau kegiatan usaha mengolah dan mendistribusikan air minum
untuk masyarakat umum. Dengan adanya standarisasi tersebut dapat dinilai
kelayakan pendistribusian sumber air untuk keperluan rumah tangga.
Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan
manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan
sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun
tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan
sekitar sumbernya.
Siklus Air

Gambar Siklus Air Di Alam


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
4

UJI KUALITAS AIR

Siklus Hidrologi

Gambar Siklus Hidrogen


Air yang kita perlukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat di
ambil dari setiap titik siklus hidrologis. Sumber-sumber air yang terdapat di
alam adalah :
Laut yaitu memiliki konsentrasi unsur tertinggi, TDS tinggi 30.000-36.000
mg/L. Dan laut adalah tempat akhir dari perjalanan aliran air.
Hujan yaitu penguapan air permukaan/laut dan mengabsorbsi gasgas,uap,debu,bakteri yang ada di udara.
Air permukaan yaitu sungai, danau, kolam dan merupakan kumpulan air
hujan atau air tanah yang mengalir dipermukan tanah.
Air tanah yaitu mengandung garam-garam terlarut, bergantung pada
kondisi tanah dan memiliki kandungan garam lebih banyak.
Atmosfer adalah bentuk awan.
SAMPLING :
Ada beberapa cara untuk mengambil sampling yang baik dan benar, tapi
harus disesuaikan dengan keadaan dan tempat air yang akan disampling. Dan
dibawah ini adalah 3 (tiga) cara yang kami ketahui untuk penyamplingan yang
baik dan benar,diantaranya :
1. Sampling sesaat (Grab sampling)
SejumLah volume air diambil langsung dari badan air.
2. Sampling sesaat tersusun (Integrated sampling)
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
5

UJI KUALITAS AIR

Sampling saat titik pengambilan terdiri dari beberapa aliran.


3. Sampling campuran (Composite sampling)
Sampling untuk mewakili secara merata perubahan parameter selama masa
yang cukup panjang.

Alat Sampling
Air yang baik yang digunakan untuk air minum dan keperluan rumah
tangga harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
A. Syarat fisik:
Tidak berbau
Tidak berasa
Tidak berwarna
Tidak keruh
Suhu air lebih kecil dari suhu udara
B. Syarat syarat kimia:
Air tersebut tidak mengandung zat zat yang bersifat racun bagi tubuh.
Air tersebut tidak merusak alat alat rumah tangga yang terbuat dari
logam.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
6

UJI KUALITAS AIR

C. Syarat bakteriologis :
Air tidak boleh mengandung bakteri pathogen
Air tidak boleh mengandung bakteri yang apatogen terlalu banyak.
Untuk mengetahui kriteria atau kualitas air maka perlu dilakukan analisa
terhadap air tersebut, beberapa analisa air dan parameter yang dianggap penting,
diantaranya:
A. Parameter Fisik :
Warna
Penentuan pH
Kekeruhan
Daya Hantar Listrik
Zat padat
B. Parameter Kimia :
Asiditas atau Alkalinitas
Kesadahan
Kalsium
Magnesium
Mangan
Silika
Oksigen ( DO )
COD
BOD
Total Sulfida
Klorida
Zat organik ( angka permanganate )
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
7

UJI KUALITAS AIR

Ammonium
Ammonium proteid
Nitrat
Nitrit
Sulfat
Pospat
Syaratsyarat air minum di Indonesia yang ditetapkan oleh Laboratorium
Ilmu Kesehatan Teknik Bandung adalah:
A. PARAMETER FISIKA
1)

Suhu harus dibawah suhu udara

2)

Tidak berwarna ( jernih )

3)

Tidak berasa

4)

Tidak berbau

5)

Memiliki kekeruhan < 1 ppm SiO2

B. PARAMETER KIMIA
1) Zat zat yang terlarut

: < 1000 ppm

2) Zat organik ( angka permanganat )

: < 10 ppm

3) CO2

: Tidak ada

4) H2S

: Tidak ada

5) NH4 +

: Tidak ada

6) NO2 2-

: Tidak ada

7) NO3 -

: < 20 ppm

8) Cl -

: < 250 ppm

9) SO4 2-

: < 250 ppm

10) Mg

: < 125 ppm

11) Fe

: < 0,2 ppm

12) Mn

: < 0,1 ppm

13) As

: < 0,05 ppm

14) Pb

: < 0,05 ppm

15) Cu

: < 3,0 ppm

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
8

UJI KUALITAS AIR

16) Zn

: < 3,0 ppm

17) F-

: 1,5 ppm

18) pH

: 6,5 9

19) Kesadahan

: 5 10 D

C. Syarat syarat Bakteriologis


1) Angka kuman dalam 1 ml

: < 100

2) Bakteri Coli

: Tidak ada dalam 100 ml

2.2 Parameter Fisika

2.2.1 Bau dan Warna


a. Analisis bau
a.1 TEORI DASAR :
Analisa bau air yang dilakukan pada percobaan praktikum kimia air ini
sifatnya relatif, karena untuk pengukurannya dilakukan dengan langsung
menggunakan hidung kita serta tidak disediakan parameter standar. Maka setiap
orang pasti memiliki hasil yang berbeda-beda.
Bau dalam air dapat disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah
adanya kandungan logam-logam berat yang terlarut dalam air dan ada juga yang
disebabkan karena pengaruh mikroorganisme yang hidup di dalam air yang dapat
menguraikan air dan zat-zat organik dan anorganik yang menimbulkan bau yang
tidak sedap.
Ilmu Untuk Mencium
Oleh Tomi Rustamiaji, S.Si
Institut Teknologi Bandung
Bau kesuksesan : Teknologi mikrocipBau mempengaruhi banyak dari
tingkah laku kita, termasuk apa yang kita pilih untuk makan, siapa yang kita rayu,
dan bahaya apa yang ada di sekitar kita. Namun, dibalik kepentingan dari
penciuman, sedikit dari kita yang mengetahui ilmu dibalik penciuman. Kini,
ilmuwan dari French National Research Institute fo Agricultural Research (INRA)
di Jouy-en-Josas, Perancis, telah menggunakan teknologi mikrochip dalam
laboratorium untuk memberikan sedikit pencerahan pada proses yang rumit ini.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
9

UJI KUALITAS AIR

Para ilmuwan mengetahui bahwa molekul aroma, atau odoran, terikat ke


reseptor olfaktori (RO) yang berada dibawah lapisan mukus dibagian atas dari
hidung. Terdapat lebih dari 350 RO yang berbeda pada manusia, dan kinerja dari
kombinasi RO yang berbeda ini yang membuat kita mampu untuk mencium
berbagai jenis aroma. Odoran yang terikat kepada RO membuat suatu reaksi
berantai terjadi yang merubah energi pengikatan kimia menjadi sebuah sinyal
elekrik saraf, dan diterjemahkan oleh otak sebagai bau.
Yang membingungkan disini adalah bagaimana mekanisme pengikatan
pertama dapat terjadi. Kebanyakan dari odoran memiliki sifat hidrofobik,
sementara mukus yang menyelubungi RO dalam hidung adalah cairan. Para
ilmuwan telah berasumsi bahwa ada spesi lain yang terlibat untuk membantu
odoran menembus lapisan mukus ini; sebuah protein pengikat odor (PPO). Namun
interaksi yang melibatkan ketiga spesi ini belum pernah didemonstrasikan hingga
penelitian ini diterbitkan.
Kini Jasmina Vidic, Edith Pajot-Augy dan rekan sejawat telah mengamati
interaksi seperti ini. Menggunakan resonansi permukaan plasmon (RPS) para
peneliti telah mempelajari pengikatan dari ketiga spesi pada sebuah sensor
berbentuk cip. RPS menggunakan sinar untuk mengeksitasi permukaan plasmon
(gelombang elektromagnetik pada sebuah permukaan). Osilasi mereka sangat
sensitif terhadap perubahan di lingkungan, sehingga proses pengikatan dapat
diamati pada cip dengan mengukur perubahan pada osilasi ini.
Seiring dengan penemuan tentang peran transpor pasif dari PPO, ilmuwan
Perancis menemukan bahwa protein memiliki peran aktif dalam hidung yaitu
menjaga aktivitas RO pada konsentrasi odoran yang tinggi. "Telah ada prediksi
dalam arah ini", ujar Virdic. "Namun dugaan ini belum pernah didemonstrasikan
sebelumnya".
"Skema deteksi tanpa penandaan berdasarkan RPS mulai diminati oleh
para ilmuwan untuk studi berbagai macam jenis interaksi reseptor-ligan", ujar
Sabine Szuneritz, seorang ahli dari Grenoble Institute of Technology, Perancis.
Dia mengungkapkan bahwa studi ini "...telah menunjukkan bahwa sensor

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
10

UJI KUALITAS AIR

bioelektronik RPS adalah alat ampuh untuk penyelidikan pertanyaan-pertanyaan


seputar biologi makhluk hidup"
-

Syarat syarat air minum di Indonesia :


1. Tidak berasa,
2. Tidak berbau,
3. Tidak berwarna, dan
4. Tidak mengandung logam berat.

Adanya Bau dan Rasa dalam air dapat diakibatkan oleh :

a Zat-zat anorganik yang terlarut dalam air, misalnya :


Ion/senyawa sulfida bau sulfur
Klor yang tinggi bau kaporit
Ion besi dan mangan yang tinggi bau anyir
Garam (NaCl) yang tinggi rasa asin
dll

b Kontak air dengan zat organik yang lapuk atau penguraian zat
organik oleh bakteri dalam air, umumnya yang berlangsung secara
anaerob.
a.2 Metode pengujian

Secara manual menggunakan indra penciuman.


a.3 Prinsip penetapan

Sejumlah tertentu sampel disiapkan, kemudian baunya dicium dengan


menggunakan indera penciuman (hidung).
a.4 Prosedur Kerja

1. Siapkan beberapa mL sampel.


2. Cium bau yang terasa oleh indera penciuman
3. Catat hasilnya.

b Analisis warna
b. 1. TEORI DASAR

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
11

UJI KUALITAS AIR

Warna di dalam air dapat disebabkan oleh adanya ion-ion metal alam (besi
dan mangan), humus, plankton, tanaman air dan buangan industri. Warna air
biasanya dihilangkan terutama sekali untuk penggunaan air industri dan air
minum.
Warna dalam air dapat disebabkan oleh beberapa hal :
Karena adanya kontak antara air dengan zat organik yang sudah lapuk,
misalnya daun-daunan, kayu dan sebagainya, dalam keadaan tertentu zat
organik tersebut akan terurai menghasilkan senyawa yang larut dalam air
sehingga menyebabkan berwarna.
Adanya besi dengan kadar tinggi dalam air akan menyebabkan air berwarna
kuning
Senyawa-senyawa lain, misalnya zat warna yang dipakai dalam pencelupan,
air limbah yang dikeluarkan pabrik tekstil. Air limbah industri pulp dan
kertas mempunyai warna yang tinggi karena mengandung senyawa
lignin/lindi hitam.
Derajat warna atau warna air mempunyai persyaratan tertentu di dalam
pemakaiannya. Sebagai air proses, tidak boleh berwarna, karena akan sangat
berpengaruh terhadap hasil produksi. Untuk air industry atau air sanitasi, warna
dari air tersebut biasanya diturunkan. Untuk air minum sebaiknya air mempunyai
derajat warna sebanyak 5 unit Pt Co.
Penentuan warna adalah analisa agak kasar. Penyimpangan baku yang
relatif untuk warna bisa sampai beberapa persen, dan untuk warna nampak sampai
10%.
Pengawetan Sampel
Sampel dapat diawetkan di kulkas (suhu 4oC), dan analisa sampel tersebut
boleh ditunda paling lama 2 hari.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
12

UJI KUALITAS AIR

Pengawetan Sampel
Analisis

Volume
sampel

Asiditas/alkalinitas
BOD
CO2
COD
DHL

200
1000
200
100
500

Fosfat

100

Kekeruhan
Kesadahan
Klor

50
500
500

Logam

500

N NH3

500

N - Nitrat

200

N Nitrit

200

NH3 - Proteid

500

Cara Pengawetan
Didinginkan
Didinginkan
Dianalisis segera
ditambah H2SO4 (pH<2)
Didinginkan
Penyaringan segera, lalu
dibekukan pada -10oC
Disimpan ditempat gelap
Ditambah HNO3 (pH<2)
Dianalisis Segera
Penyaringan segera, lalu
ditambahkan HNO3 (Ph<2)
Dianalisis segera atau tambahkan
H2SO4 (pH<2) dan didinginkan
tambahkan H2SO4 (pH<2) dan
didinginkan
Dianalisis segera atau dibekukan
-20oC
didinginkan atau tambahkan
H2SO4 (pH<2)

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
13

Waktu Pengawetan maksimal


anjuran/batasan
1 / 14 hari
6 jam / 14 hari
0
7 / 28 hari
28 hari
2 hari
1 / 2 hari
6 bulan
0,5 / 2 jam
6 bulan
7 / 28 hari
2 hari
0/2 hari
7 / 28 hari

UJI KUALITAS AIR

Cara elektroda khusus (analisis


DO

500

Ph
100
Suhu
Warna
500
Zat tersuspensi
200
Catatan :
Didinginkan pada suhu 4oC

segera
Cara titrasi (analisis segera atau
tambahkan H2SO4 pH<2)
Dianalisis segera
Dianalisis segera
Didinginkan
Didinginkan

b.2 Metode Pengujian

0,5 / 1 jam
8 jam
2 jam
2 hari
7 / 14 hari

a. Metoda kolorimetri dengan alat tabung nessler.


b. Pengamatan secara langsung.
b.3 Prinsip penetapan

Pemeriksaan warna ditentukan dengan membandingkan secara visual warna


dari sampel dengan larutan standar warna yang diketahui konsentrasinya. Di
dalam metoda ini sebagai standar warna digunakan larutan platina-kobalt
(K2PtCl6 dan CoCl2) dengan satuan mg/l Pt-Co. Warna Pt-Co juga tersedia
sebagai cetakan di set peralatan Merckoquant (jauh lebih sederhana, cocok
untuk lapangan, tapi ketelitiannya lebih rendah).
b.4 Prosedur kerja

Proses pengukuran derajat warna :

- Penyiapan Larutan standar induk 500 Unit Pt.Co


- Campuran 1,246 gram K2PtCl6 dan 1,00 gram CoCl2 dilarutkan dalam 100
mL HCl pekat diencerkan sampai 1 L

Penyiapan larutan standar harian :


5, 10, 15, 20, 30, 40 Unit Pt.Co (Diencerkan dari larutan standar induk).

Proses Pengukuran :
Pengukuran dilakukan secara Kolorimetri dengan membandingkan
intensitas warna sampel air dengan standar harian
Alat yang digunakan adalah tabung nessler dan comparator.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
14

UJI KUALITAS AIR

Proses Pengukuran :
Pengukuran dilakukan secara Kolorimetri dengan membandingkan
intensitas warna sampel air dengan standar harian.
Alat yang digunakan adalah tabung nessler dan comparator.

2.2.2 pH
Derajat keasaman atau pH adalah suatu besaran yang menunjukkan
kadar sifat asam atau basa dari suatu larutan. Derajat keasaman mempengaruhi
suasana air dan kehidupan alami didalamnya, misalnya kehidupan biologi dan
mikrobiologi. pH dari air penting ditetapkan, karena air yang mempunyai pH
rendah (asam) dan pH tinggi (basa) tidak dikehendaki, karena dalam
penggunaannya secara teknis akan menyebabkan kerusakan pada peralatan.
Misalnya pada pipa dan peralatan lainnya. Sebaiknya air yang akan digunakan
pH-nya netral (pH=7,0).
Dari kedua sifat larutan ini, asam dan basa, dibedakan lagi dalam dua bentuk,
yaitu asam / basa kuat dan asam / basa lemah. Harga derajat keasaman berkisar
antara 7 14 skala pH.
pH dalam air dipengaruhi oleh :
a) Banyaknya mineral/zat terlarut
b) CO2 terlarut
c) Aktivitas bakteri
d) Turbulensi air
e) Limbah buangan manusia
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
15

UJI KUALITAS AIR

Pengaruh pH :
1) Terlalu asam/basa korosi (melarutkan logam)
2) Banyak biota air yang mati pada pH<5 dan >9)
Secara Potensiometri, dengan pH meter.
Setiap kali melakukan pengukuran pH sampel air harus dilakukan kalibrasi
terhadap alat pH-meter yang akan digunakan, dan mengukur suhu cairan
baik untuk standar maupun untuk sampel air yang akan diperiksa dengan
menggunakan alat termometer.
Pada alat pH-meter, umumnya dilengkapi dengan :
-

Penunjuk angka pH

Pengatur suhu

Pengatur masuk arus listrik

Pengatur kalibrasi

Elektroda

pH air secara teoritis dapat bervariasi antara 0 sampai dengan 14. pH air di
Indonesia pada umumnya bervariasi antara 2 sampai dengan 10. Data pH
diragukan keabsahannya apabila pH air kurang dari 2 atau lebih dari 10. .
(Pusat Litbang Sumber Daya Air)

2.2.2.1 Metode Pengujian :


1. Secara kolorimetri menggunakan kertas pH
2.Secara kolorimetri dengan komparator dengan menggunakan larutanlarutan indikator.
Adapun indikator yang biasanya dipakai adalah :
Indikator
Brom Kresol
Puple
Brom Timbel Biru
Fenol Merah

Perubahan

Trayek pH

Warna
Kuning Ungu

5,2 - 6,8

Kuning Biru

6,0 7,6

Kuning Merah

6,8 8,4

Tak Berwarna

8,2 10,00
Fenolptalein
Merah
3.Secara potensiometri, dengan pH meter.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
16

Konsentrasi
0,04 %
0,04 %
0,04 %
0,05 %

UJI KUALITAS AIR

2.2.2.2 Prinsip Penetapan :

Secara potensiometri dengan alat pH


meter
Elektroda mempunyai kemampuan untuk mengukur konsentrasi H+ dalam
air secara elektrometri dengan cara mengukur GGL sel. pH-meter dapat
juga digunakan untuk menentukan pH air yang biasanya tidak dapat
ditetapkan dengan menggunakan komparator karena ada hal-hal seperti
kekeruhan yang tinggi dan tidak dapat dihilangkan dengan cara
penyaringan.

Secara

kolorimetri

dengan

menggunakan kertas pH
Membandingkan warna yang terjadi pada kertas pH yang telah dicelupkan
ke dalam contoh air dengan warna standar dari kertas pH tersebut.

Secara

kolorimetri

dengan

alat

komparator dengan menggunakan larutan-larutan indikator


Membandingkan warna antara contoh air dengan air aquadest (standar),
dimana masing-masing telah diberi larutan indikator penunjuk pH dalam
tabung komparator.

2.2.2.3 Prosedur Kerja :


2.2.2.3.1Secara kolorimetri dengan kertas pH
Celupkan sepotong kertas pH ke dalam contoh air yang akan
diperiksa. Hasilnya kertas akan berwarna. Sesuaikan dengan warna
yang tercantum pada warna-warna standar.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
17

UJI KUALITAS AIR

2.2.2.3.2 Secara Kolorimetris dengan comparator dengan


menggunakan larutan-larutan indikator
Metode :kolorimetri
perbandingan intensitas warna
Prosedur :
1. Masukkan ke dua tabung comparator Masing-masing 10 mL contoh air
2. Ke dalam salah satu tabung tambahkan 0,5 mL larutan indikator kemudian
kocok
3. Samakan warna yang terjadi dengan skala warna comparator (disc) yang
sesuai dengan indikator yang dipakai dengan menempatkan tabung yang
dibubuhi indikator di sebelah kanan yang tidak dibubuhi.
4. pH-nya dapat dibaca sesuai angka yang ditunjukkan.

2.2.2.3.3 secara potensiometri,dengan pH meter.


Metode : Potensiometri
Alat : pH meter

Persiapan Potensiometer
1. Hubungkan potensiometer dengan power suplay 220 watt,
2. Nyalakan alat potensiometer,
3. Kemudian akan muncul menu utama.
Kalibrasi alat pH-meter
1. Siapkan larutan buffer pH 4,7, dan 10.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
18

UJI KUALITAS AIR

2. Cuci elektroda dengan aquadest sebanyak 3 kali, keringkan dengan


kertas tissue.
3. Masukkan elektroda ke dalam larutan buffer pH 4,01. Atur suhu sesuai
suhu percobaan. Kemudian tekan cal untuk memulai mengkalibrasi.
4. Tekan tombol read untuk membaca.
5. Lihat hasilnya dan sesuaikan dengan standar buffer pH.
6. Lakukan pengerjaan yang sama untuk buffer pH 7.00 dan 9.21.
7. Bilas kembali sel elektroda dengan aquadest dan simpan pada
tempatnya.
Prosedur

1. Masukkan contoh air pada gelas kimia


2. Kalibrasi Alat pH meter
3. Bilas Elektroda dengan aquadest
4. Keringkan dengan tissue
5. Masukkan Elektroda ke gelas kimia yang berisi contoh air
6. Baca skala yang ditunjukkan pH meter jika angkanya sudah konstan.

2.2.3 DHL (Daya Hantar Listrik)


2.2.3.1 TEORI DASAR
Daya hantar listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk
menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi zat yang
terionisasi dalam air. Jenis ion, valensi dan konsentrasi relatif, suhu
mempengaruhi besarnya daya hantar listrik (DHL). Absorbsi CO 2 dari udara oleh
air dapat menyebabkan DHL bertambah/naik.
Kation yang diperhitungkan dalam proses pengawasan ini adalah kalsium
(Ca2+), magnesium (Mg2+), natrium (Na+), dan kalium (K+). Anionnya adalah
bikarbonat (HCO3-), sulfat (SO42-), klorida (Cl-), dan nitrat (NO3-). Pengawasan
terhadap hubungan antara DHL dengan jumlah kation/anion dilakukan sebagai
berikut :
a) kadar tiap-tiap parameter yang satuannya mg/L dibagi dengan berat

ekivalennya sehingga menjadi miliekivalent/L;


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
19

UJI KUALITAS AIR

b) hasil perhitungan jumlah miliekivalen/L baik kation maupun anion masing-

masing harus 1/100 x nilai DHL;


c) apabila jumlah miliekivalen/L baik kation maupun anion tidak sesuai dengan

rumus di atas, data tersebut diragukan keabsahannya;


d) batas toleransi yang masih diterima adalah sesuai rumus berikut :

100 x miliekivalen kation/anion = k x DHL (dalam satuan S atau mhos/cm)


Catatan 2 : Nilai k antara 0,9 sampai dengan 1,1
Apabila hubungan antara kedua parameter tersebut tidak sesuai dengan rumus di
atas, data tersebut diragukan keabsahannya. (Pusat Litbang Sumber Daya Air)

2.2.3.2 Metode Pengujian


Metode : Konduktometri (menggunakan alat conduktivitymeter, model CN-2A).
Pengukuran Conductivity
Alat : Konduktometer
Satuan :
mho/cm atau S/cm
100 S/m 1 mho/cm
1 mho/m 1 S/m

2.2.3.3 Prinsip kerja:


Pengukuran DHL berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk
menghantarkan arus listrik yang dialirkan ke dalam air. Energi yang dihasilkan
dapat dibaca langsung pada alat dengan satuan micromhos/ cm.
2.2.3.4 Prosedur kerja :
1. Hidupkan aliran listrik dengan menekan tombol power dan biarkan untuk
beberapa saat, agar terjadi fluktuasi tegangan listrik.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
20

UJI KUALITAS AIR

2. Bersihkan elektroda dengan air suling, kemudian keringkan dengan tissue.


3. Elektroda dimasukkan ke dalam contoh air yang akan diukur, sesuaikan
temperaturnya (misalnya: bila temperatur air 260C, maka putarlah tombol
DEG0C pada angka 26).
4.Kalibrasi dengan menggunakan larutan standar (KCl 0,01 N 1413
mho/cm)
5.Jarum penunjuk yang menyimpang ke sebelah kiri dari skala tengah
dikembalikan ke skala tengah dengan menekan tombol 1, kemudian
tombol 2 dan seterusnya sampai tombol 4, sehingga jarum penunjuk betulbetul tepat di skala tengah.
6.Baca dan catat angka yang ditunjukkan oleh angka digital dalam satuan
mikrohos/cm.
Pengukuran DHL :
1) Ukur temperatur sampel air.
2) Putar pengatur suhu sesuai dengan suhu sampel air.
3) Elektroda yang bersih dimasukkan ke dalam contoh air. Jarum
penunjuk yang menyimpang ke sebelah kiri dari skala tengah
dikembalikan ke skala tengah dengan memutar tombol 1, kemudian
tombol 2 dan seterusnya sampai tombol 4, sehingga jarum penunjuk
betul-betul tepat diskala tengah. Baca dan catat angka yang
ditunjukkan oleh angka digital dalam satuan micromhos/ cm.

2.2. 4 SUHU
2.2.4.1 TEORI DASAR

Suhu air sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan proses biologi


dan kimia dalam sistem aquatik.
Pengaruh yang ditimbulkan :
1. DO level
2. Proses fotosintesis
3. Metabolisme organisme air
4. Reproduksi dan perpindahan beberapa spesies.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
21

UJI KUALITAS AIR

Temperatur air secara teoritis dapat bervariasi antara 0oC sampai


dengan100oC. Temperatur air di Indonesia pada umumnya bervariasi antara 15 oC
sampai dengan 35oC. Data temperatur diragukan keabsahannya apabila nilai
temperatur kurang dari 15oC atau lebih dari 35oC.
(Pusat Litbang Sumber Daya Air)

2.2.4.2 METODE PENGUJIAN

Metode : Pengukuran langsung


2.2.4.3 Prinsip kerja :

Prinsip : Di dasarkan pada pengukuran suhu pada Termometer.

Alat : Termometer
2.2.4.4 Cara Kerja

1. Masukkan contoh sampel air dalam gelas kimia.


2. Pastikan termometer yang akan digunakan dalam keadaan bersih dan
kering.

3. Masukkan Termometer yang bersih dan kering kedalam gelas kimia yang
berisi contoh sampel air.

4. Biarkan selama 3'


5. Baca dan catat suhu yang tertera pada termometer.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
22

UJI KUALITAS AIR

2.2. 5 Analisis Padatan(solid analisis


Larut Larutan sejati
< 10-9 m

Zat
Padat

Dispersi Koloid
10-9 10-7 m

Suspensi (Padatan)
< 10-9 m

a) Total Padatan / Total Solid ( TS )


Total Solid (TS)
Definisi Total Solid : Semua Total
zat yang
tersisa sebagai residu, jika sampel
Padatan
air dikeringkan pada suhu tertentu.
Gangguan yang sering terjadi pada saat penetapan Total Solid:
Analisis
Zat
Partikel besar yang tidak homogen
mengambang Solid
dan tenggelam
Total Dissolved
(TDS) harus
Total Padatan terlarut
Padat
dihilangkan
Minyak dan lemak harus ikut dianalisis
Total Suspended Solid (TSS)
Total Padatan tersuspensi
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
23

UJI KUALITAS AIR

Garam-garam yang telah mengendap sangat higroskopis penimbangan


harus segera.
Metode : Gravimetri
Prinsip : Sampel air diuapkan di atas penangas air dalam pingan yang telah
diketahui beratnya. Setelah kisat lalu dipanaskan dalam oven 103-105oC,
kemudian ditimbang sampai konstan.

Cara kerja
Pinggan Penguapan dikonstankan
Pengukuran sampel air (sampel diperkirakan mengandung padatan 50-250
mg). Perkiraan ini didapat dari harga DHL.
Perkiraan TS = 4/3 x DHL
Misal : DHL = 375 mmho TS = 4/3 x 375 = 500 mg/L
Maka contoh air yang harus diukur paling sedikit :
50/500 x 1000 mL = 100 mL
Masukkan dalam pinggan kisatkan
Pengeringan (103-105 C) Penimbangan Residu

b) Zat Tersuspensi / Suspended Solid


Definisi TSS : Semua zat padat yang tidak larut dalam air (partikel kasar)
Gangguan yang mungkin terjadi :
Tersumbatnya pori-pori penyaring turunnya filtrat menjadi lama
sampel dapat disaring memakai labu isap dan pompa vakum
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
24

UJI KUALITAS AIR

Bila terlalu banyak zat tersuspensi pada penyaring banyak air yang
terperangkap dalam padatan perlu waktu lama saat pengeringan padatan
tersuspensi.

Metode : Gravimetri
Prinsip

Sampel air disaring dengan penyaring yang diketahui beratnya dan


padatan yang tersaring dikeringkan dalam oven 103 01050 C kemudian ditimbang
sampai konstan

Cara Kerja
Saring sejumlah tertentu air ( misal 100 mL ) dengan Cawan Gouch, Kaca
Masir dengan pori-pori 0,5 mikron (m) atau menggunakan Millipored
0,45 mikron.
Setelah selesai penyaringan, masukkan penyaring dengan endapannya ke
dalam oven selama 1 jam.
Dinginkan dalam eksikator, kemudian timbang sampai diperoleh berat
yang konstan.

c) Penetapan Residu Terlarut / Total Dissolved Solid


Definisi TDS : Semua zat padat yang larut sempurna dalam air (termasuk
juga partikel koloid)
Gangguan yang dapat terjadi :
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
25

UJI KUALITAS AIR

Air yang kadar mineralnya tinggi (Ca2+, Mg2+, Cl- dan SO42-) dapat
bersifat higroskopis memerlukan pemanasan yang lama, pendinginan
dalam eksikator yang baik, dan penimbangan yang cepat

2.2.6 Kekeruhan
Kekeruhan dalam air diakibatkan oleh :

Zat-zat yang tersuspensi dalam air (bentuk koloid sampai bentuk


lumpur kasar) berupa senyawa organik atau pun anorganik (misal
: Fe2O3, MnO2)

Tinggi rendahnya kekeruhan (yang nampak) dipengaruhi oleh


turbulensi dalam air

Penentuan Kekeruhan dalam air :


Ada 3 metode pengukuran yang dapat digunakan :
1. Metode Nefelometri (unit kekeruhan NTU)
2. Metode Hellige Turbidimetri (unit kekeruhan SiO2)
3. Metode Visual (unit kekeruhan Jackson)

Metode : Turbidimetri
PROSES PENGUKURAN TURBIDITAS (Turbidity) TNT-100

Alat ukur : turbidimeter,


Prinsip kerjanya :
Interaksi

cahaya

dengan

partikel

penyebab

Pengukuran cahaya yang dipendarkan oleh zat zat tersuspensi.


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
26

kekeruhan.

UJI KUALITAS AIR

Cara Kerja
1. kalibrasi alat turbidi

2. Siapkan larutan blanko (biasanya aquadest) Turbiditas 0 NTU


3. Setelah itu ukur turbiditas sampel air

2.3 PARAMETER KIMIA


2.3.1 Asiditas dan Alkalinitas
2.3.1.1 TEORI DASAR :
Asiditas (keasaman) ialah banyaknya basa yang diperlukan untuk
menetralkan asam dalam air. Pada umumnya yang menyebabkan keasaman dalam
air adalah:
1. Karbon dioksida (CO2), umumnya terdapat dalam air alam, tetapi juga terdapat
dalam air permukaan dimana CO2 diserap dari udara jika tekanan CO2 dalam
air lebih kecil dari tekanan CO2 dalam udara. CO2 juga terdapat dalam air,
karena proses dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme.
Umumnya juga terdapat dalam air yang telah tercemar.
2. Asam mineral, umumnya terdapat dalam air limbah industri pengolahan
logam atau industri pembuatan senyawa kimia. Kadang-kadang juga asam
mineral terdapat dalam air alam.
3. Asam humus, umumnya terdapat dalam air rawa atau danau karena adanya
rumput-rumputan atau tumbuh-tumbuhan yang hidup dalam air tersebut
melepaskan senyawa asam dan warna.
Air yang bersifat asam dapat mempercepat pengkaratan dari pipa-pipa air,
apabila pipa-pipa tersebut tidak terbuat atau dilindungi bahan antikarat. Untuk
menanggulangi hal tersebut di atas, maka pH air harus dinaikkan, dengan
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
27

UJI KUALITAS AIR

menambahkan senyawa kimia yang bersifat basa, pada umumnya digunakan


kapur (CaO).
Alkalinitas (kebasaan) ialah banyaknya asam yang diperlukan untuk
menetralkan basa dalam air. Pada umumnya yang menyebabkan air bersifat basa
ialah bikarbonat(HCO3-), karbonat(CO32-). Hidroksida (OH-) dan senyawa lain
yang menyebabkan air bersifat basa, tetapi hanya sedikit terdapat dalam air,
sehingga dapat diabaikan. Kombinasi campuran yang mungkin terdapat dalam air
ialah:
1.

OH- + CO32-

2.

HCO3- + CO32Perhitungan Asiditas


1. Jika p > q, asiditas disebabkan oleh H+ & CO2
H+ (mg/L)

1000
x [(p x NNaOH) (q x NHCl)] x 1
100

CO2 (mg/L)

1000
x q x NHCl x 44
100

Reaksi yang terjadi :


I. H+ + OH- H2O

atau

CO2 + OH- HCO3-

II. HCO3- + H+ CO2 + H2O


2. Jika p< q, asiditas disebabkan oleh HCO3 - & CO2
CO2 (mg/L)
HCO3- (mg/L) =

1000
x p x NNaOH x 44
100

1000
x [(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
100

Reaksi yang terjadi :


I. CO2 + OH- HCO3-(*)
II. HCO3- / HCO3-(*) + H+ CO2 + H2O
3.

Jika p = q, asiditas disebabkan oleh CO2

CO2 (mg/L)

1000
x p x NNaOH x 44 atau
100

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
28

UJI KUALITAS AIR

CO2 (mg/L)

1000
x q x NHCl x 44
100

Reaksi yang terjadi :


I. CO2 + OH- HCO3-(*)
II. HCO3-(*) + H+ CO2 + H2O
4.

Jika p=0, q ada, asiditas disebabkan oleh HCO3-

HCO3- (mg/L) =

1000
x (q x NHCl) x 61
100

Reaksi yang terjadi :


I. - (langsung TA)
II. HCO3- + H+

CO2 + H2 O

5. Jika p ada, q=0, asiditas disebabkan oleh H+


H+ (mg/L) =

1000
x (p x NNaOH) x 1
100

Reaksi yang terjadi :


I. H+ + OH- H2O
II. - (Langsung TA)
PERHITUNGAN ALKALINITAS
1.

Jika p > q, asiditas disebabkan oleh OH+ & CO32-

OH-(mg/L)
CO32- (mg/L) =

1000
x (p q) x NHCl x 17
100

1000
x q x NHCl x 60
100

Reaksi yang terjadi :


I. OH- + H+ H2O dan CO32- + H+ HCO3II. HCO3- + H+ CO2 + H2O
2.

Jika p < q, alkalinitas disebabkan oleh CO32- & HCO3-

CO32- (mg/L) =

1000
x p x NHCl x 60
100

HCO3- (mg/L) =

1000
00 x (q p) x NHCl)] x 61
100

Reaksi yang terjadi :


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
29

UJI KUALITAS AIR

I. CO32- + H+ HCO3-(*)
II. HCO3- / HCO3-(*) + H+ CO2 + H2O

Alkalinitas dihitung juga sebagai mg/L CaCO3

Tahapan pengerjaan sama 2 tahapan titrasi, dengan larutan standar


adalah HCl atau H2SO4 Tahap 1 indikator ppt, tahap 2 metil jingga

Keterangan :
(p+q) = Volume total larutan standar asam, mL
Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan
keabsahan data dapat dilakukan berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
a) asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH lebih kecil dari 4,5;
b) asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 sampai dengan
8,3;
c) alkalinitas sebagai HCO3- hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 sampai
dengan 8,3;
d) alkalinitas sebagai CO32- hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari 8,3;
e) alkalinitas sebagai hidroksida hanya ada dalam air pada pH lebih besar dari
10,5.
Data di luar ketentuan di atas merupakan data yang diragukan
keabsahannya.
(Pusat Litbang Sumber Daya Air)

Untuk menentukan apakah percobaan Asiditas/Alkalinitas yang harus kita


kerjakan maka kita harus menambahkan indikator Fenolptalein ke dalam contoh
air (10 mL contoh air + 0,5 mL Fenolptalein). Jika contoh air berwarna ungu
merah maka pHnya basa sehingga yang dilakukan adalah alkalinitas. Sedangkan
bila larutan tidak berwarna ungu merah (tetap warna asli dari contoh air) maka pH
asam sehingga yang dilakukan adalah asiditas.
Setelah dicek dengan cara di atas , pada praktikum kali ini kami
melakukan praktikum asiditas.

2.3.1.2 Metode Penetapan :


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
30

UJI KUALITAS AIR

Titrasi penetralan (Alkalimetri dan Asidimetri) dengan menggunakan


NaOH standar dan HCl standar sebagai larutan penitrasi.
2.3.1.3 Prinsip Penetapan

Asidimetri : Sejumlah tertentu sampel air dititrasi pertama-tama oleh


NaOH standar dengan indikator fenolpthalein dari tidak berwarna menjadi ros
pucat, kemudian tambahkan indikator metil jingga dan titrasi kembali dengan
larutan HCl standar sampai larutan berwarna jingga merah.
Alkalimetri: Sejumlah tertentu sampel air dititrasi pertama-tama oleh
larutan HCl standar dengan indikator fenolphtalein dari warna merah muda
menjadi ros pucat, kemudian tambahkan indikator metil jingga kemudian titrasi
kembali dengan larutan HCl standar sampai larutan berubah warna dari kuning
menjadi jingga merah.
2.3.1.4 Pereaksi

1. Larutan standar HCl 0,1 N


Dibuat dengan mengencerkan 8,85 ml HCl pekat (12 N) dilarutkan dengan
aquadest hingga 1 Liter. Kemudian larutan tersebut di standarkan terhadap
zat baku primer boraks atau soda abu.
2. Larutan standar NaOH 0,1 N
Dibuat dengan melarutkan 4,2 g NaOH dalam aquadest dingin yang telah
dididihkan hingga 1 L. Kemudian larutan tersebut di standarkan terhadap
zat baku primer asam oksalat (H2C2O4.2H2O).
3. Larutan indikator fenolpthalein 0,1 %
0,1 g fenolpthalein dilarutkan dalam 100 ml alkohol 70 % kemudian
dinetralkan dengan NaOH 0,1 N sampai berwarna rose.
4. Larutan indikator metil jingga 0,1 %
0,1 g metil jingga dilarutkan dalam 100 ml aquadest.

2.3.1.5 Prosedur penetapan :


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
31

UJI KUALITAS AIR

CO2 asam mineral dan asam humus dalam air dinetralkan oleh larutan
standar basa dan asam dengan indikator ppt dan metil jingga.
Titrasi dilakukan dalam 2 tahap :
Tahap 1
Sampel dititrasi dengan larutan standar NaOH 0,1 N, indikator
phenolptalein. Perubahan warna saat TA dari tidak berwarna menjadi ros pucat
(jika Volume NaOH = p mL)
Tahap 2
Sampel tadi dilanjutkan dititrasi dengan larutan standar HCl 0,1 N,
indikator metil jingga. Perubahan warna saat TA dari kuning menjadi jingga
merah
(jika Volume HCl = q mL)

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
32

UJI KUALITAS AIR

Kesadahan (Total, Tetap, dan Sementara), Kalsium (Ca), dan Magnesium


(Mg).
2.3.2.1 TEORI DASAR :
Kesadahan air disebabkan oleh ion-ion Ca dan Mg. Jadi air yang
mempunyai kesadahan tinggi mengandung banyak garam-garam Ca dan Mg. Pada
umumnya air yang terdapat di alam adalah sadah. Kandungan ion Ca dan Mg
dalam air dapat dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :
1. Faktor Alamiah : karena sumber air berdekatan dengan lokasi penambangan
batu kapur atau pun daerah tersebut dekat lokasi persawahan.
2. Faktor non alamiah : karena ditambahkan dalam air baik disengaja atau pun
tidak sengaja.
Kesadahan merupakan petunjuk kemampuan air untuk membentuk busa
apabila dicampur dengan sabun. Pada air berkesadahan rendah, air akan dapat
membentuk busa apabila dicampur dengan sabun, sedangkan pada air
berkesadahan tinggi tidak akan terbentuk busa. Kesadahan sangat penting artinya
bagi para akuaris karena kesadahan merupakan salah satu petunjuk kualitas air
yang diperlukan bagi ikan. Tidak semua ikan dapat hidup pada nilai kesadahan
yang sama. Dengan kata lain, setiap jenis ikan memerlukan prasarat nilai
kesadahan pada selang tertentu untuk hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga
merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk
memanipulasi nilai pH.
Kesadahan pada umumnya dinyatakan dalam satuan ppm (part per million/
satu persejuta bagian) kalsium karbonat (CaCO3), tingkat kekerasan (0D), atau
dengan menggunakan konsentrasi molar CaCO3. Satu satuan kesadahan Jerman
atau 0D sama dengan 10 mg CaO (kalsium oksida) per liter air. Di Amerika,
kesadahan pada umumnya menggunakan satuan ppm CaCO3, dengan demikian
satu satuan Jerman (0D) dapat diekspresikan sebagai 17.8 ppm CacO 3. Sedangkan
satuan konsentrasi molar dari 1 mili ekuivalen = 2.8 0D= 50 ppm. Perlu
diperhatikan bahwa kebanyakan teskit pengukur kesadahan menggunakan satuan
CaCO3. Untuk lebih jelasnya bacalah petunjuk pembacaan pada teskit yang anda

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
33

UJI KUALITAS AIR

miliki untuk mengetahui dengan pasti satuan pengukuran yang digunakan, untuk
menghindari terjadinya kesalahan pembacaan.
Berikut adalah criteria selang kesadahan yang biasa dipakai
0
pH
D
Keterangan
0-4

0 70

sangat rendah (sangat lunak)

4-8

70 140

rendah (lunak)

8 - 12

140 210

Sedang

12 - 18

210 320

agak tinggi (agak keras)

18 - 30

320 530

tinggi (keras

Ada dua macam kesadahan, yaitu:


1. Kesadahan Sementara (temporer hardness)
2. Kesadahan Tetap (permanent hardness)
Kesadahan sementara adalah kesadahan karena adanya garam bikarbonat
dari Ca dan Mg, sedangkan kesadahan tetap karena adanya garam non karbonat
seperti sulfat, klorida, nitrat. Kesadahan sementara dan tetap disebut kesadahan
jumlah (total hardness).
Kesadahan sementara dapat dihilangkan dengan memanaskannya, karena
CO2 akan keluar dan meninggalkan garam karbonat yang tidak larut (mengendap).
Air yang mempunyai kesadahan tinggi tidak baik apabila dipergunakan sebagai
air pengisi ketel (boiler feed) maupun dalam pencucian dengan sabun.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
34

UJI KUALITAS AIR

Penentuan Kesadahan

a Tinjauan penyebab kesadahan adalah Ca2+ dan Mg2+


b Kesadahan ditetapkan melalui metode titrimetri Kompleksometri
c Larutan baku EDTA (Ethylen Diamin Tetra Acetic Acid)/Complexon
II/TItriplex II
Complexon III/Titriplex III/Na-EDTA

d Satuan Kesadahan :
1. Derajat Kesadahan Jerman = oD (Germany Degree)
1oD = 10 mg CaO/L
2. Derajat Kesadahan Francis = oF (French Degree)
1oF = 10 mg CaCO3/L
3. Derajat Kesadahan Inggris = oE (England Degree)
1oE = 1 g/gallon = 14,3 mg CaCO3/L
3. Derajat Amerika (Dalam mg CaCO3/L)
2.3.2.2 Metode Penetapan

Metode Penetapan kesadahan tetap,sementara,Total& Ca :


Titrimetri ( kompleksometri ) dengan menggunakan EDTA standar sebagai
larutan penitrasi.

Kesadahan Sementara
Metode

: cara tidak langsung

Penentuan Kesadahan Magnesium


METODE

: Cara tidak langsung

2.3.2.3 Prinsip penetapan

Kesadahan Total
Prinsip
Sejumlah tertentu sampel air yang mengandung Ca2+ dan Mg2+ dititrasi
oleh larutan standar EDTA pada pH 10 dengan indikator EBT. Pada saat TA
terjadi perubahan warna TA dari warna merah anggur menjadi biru jelas.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
35

UJI KUALITAS AIR

Kesadahan tetap
Prinsip
Sejumlah tertentu sampel air dipanaskan terlebih dahulu untuk
menghilangkan ion bikarbonat,selama 15 menit, Ca2+ dan Mg2+ dalam sentrat
dititrasi oleh larutan standar EDTA pada pH 10 dengan indikator EBT. Pada
saat TA terjadi perubahan warna dari merah anggur ke biru

Kesadahan Sementara
Prinsip : Diperhitungkan dari hasil pengurangan kesadahan total dengan
kesadahan tetap.

Kesadahan Ca
Prinsip
Sejumlah tertentu Ca2+ dalam sampel air dibasakan dengan NaOH kemudian
dititrasi dengan larutan EDTA standar pada pH > 11 dengan indikator
Murexide. Pada saat TA terjadi perubahan warna dari merah ke ungu biru.
TE : mol Ca2+ = mol EDTA.

Penentuan Kesadahan Magnesium


Prinsip

: Didapatkan dari hasil pengurangan kesadahan total dan

kesadahan Ca2+
2.3.2.4 Pereaksi

1. Larutan standar EDTA (compexion III) 0,0179 M ~ 6,6429 g/L.


Dibuat dengan melarutkan 6,6429 g dinatrium etilen diamin tetra asetat
(Na2H2C10H12O8N2.2H2O) dalam aquadest hingga 1liter. BM = 372.
2. Indikator Eriochrome Black T (EBT) 1 % dalam NaCl pa.
0,5 g EBT digerus dalam mortar dengan 50 g NaCl sampai didapat
campuran yang homogen.
3. Larutan buffer pH = 10
Bila Mg-EDTA tersedia, 16,9 NH4Cl dilarutkan dalam 143 ml
NH4OH pekat dalam labu seukuran 250 ml. Ditambahkan 1,25 g MgEDTA, kemudian diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas dan
simpan dalam botol plastik bertutup rapat.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
36

UJI KUALITAS AIR

Bila Mg-EDTA tidak tersedia, 1,179 g Na2EDTA dan 0,780 g


MgSO4.7H2O (0,644 g MgCl2.6H2O) dalam 50 ml aquadest, larutan ini
dimasukan ke dalam labu labu seukuran 250 ml yang berisi 16,9
NH4CL dan 143 ml NH4OH pekat, diaduk, kemudian diencerkan
dengan aquadest hingga tanda batas, dan simpan dalam botol plastik
yang bertutup rapat.
Pereaksi
1. Larutan standar EDTA (compexion III) 0,0179 M ~ 6,6429 g/L.
Dibuat dengan melarutkan 6,6429 g dinatrium etilen diamin tetra asetat
(Na2H2C10H12O8N2.2H2O) dalam aquadest hingga 1liter. BM = 372.
2. Larutan NaOH 3 N
Larutkan 120 gram NaOH dalam aquadest hingga 1 Liter.
3. Indikator Murexide 1 % dalam NaCl pa.
0,5 gram Murexide digerus dalam mortar dengan 50 gram NaCl sampai
terjadi campuran yang homogen.
2.3.2.5 Prosedur Kerja

Kesadahan Total
Cara Kerja
1. Ambil 100 mL sample, masukkan ke dalam labu erlenmeyer 250 mL
2. Tambah 2 mL larutan buffer pH = 10
3. Tambah 50 mg indikator EBT
4. Titrasi dengan larutan standar EDTA sampai terjadi perubahan warna dari
Merah menjadi biru.

Kesadahan tetap
Cara Kerja
1. Ambil 100 mL sample
2. Masukkan ke dalam erlenmeyer, tutup dengan corong
3. Penaskan selama 15 menit.
4. Dinginkan. Saring, tampung filtratnya
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
37

UJI KUALITAS AIR

5. Tambahkan 2 mL larutan buffer pH 10, dan 50 mg EBT


6. Titrasi dengan larutan EDTA standar sampai terjadi perubahan warna dari
merah anggur menjadi biru.

Kesadahan Sementara
Secara tidak langsung
Kesadahan Ca
Cara Kerja
1. ambil 100 mL sample
2. Tambahkan 1 mL NaOH 3N
3. Tambahkan 50 mg Murexide
4. Dititrasi dengan EDTA standar sampai terjadi perubahan warna dari merah
menjadi ungu biru.

Penentuan Kesadahan Magnesium


Secara tidak langsung
Penggunaan

paramater

kesadahan

total

sering

sekali

membingungkan, oleh karena itu, sebaiknya penggunaan parameter ini


dihindarkan.
2.3.3 Penetapan Dissolved Oksigen (DO)
2.3.3.1 TEORI DASAR

Oksigen Terlarut (Do)


Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad
hidup untukpernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.Disamping itu, oksigen
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
38

UJI KUALITAS AIR

juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan
tersebut(SALMIN,2000). http://www.oseanografi.lipi.go.id/download/ose_xxx3_oksig.pdf.
Kelarutan oksigen (O2) dalam air sangat dipengaruhi oleh temperatur,
tekanan udara dan gerak dari pada air (turbulensi). Oksigen yang terdapat dalam
air ini sangat diperlukan untuk kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan air.
Kadar oksigen dalam air juga tergantung kepada bersih atau kotornya air
itu. Makin kotor air tersebut makin kecil kadar oksigen dalam air itu. Oleh karena
itu oksigen juga sering dipakai sebagai parameter untuk menentukan tingkat
pencemaran pada air, khususnya untuk air limbah. Untuk keperluan air minum
dan kehidupan aquatik, makin tinggi kadar oksigen makin baik, tetapi untuk
keperluan secara teknik (misalnya untuk pengisian ketel uap) kadar oksigen yang
tinggi tidak dikehendaki.
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan
normal dan tidak tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen
terlarut ini mum ini sudah cukup mendukung kehidupan organisme (SWINGLE,
1968). http://www.oseanografi.lipi.go.id/download/ose_xxx3_oksig.pdf
ANALISIS OKSIGEN TERLARUT (DO)
Oksigen terlarut dapat dianalisis atau ditentukan dengan 2 macam cara, yaitu :
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
2. Metoda elektrokimia
1. Metoda titrasi dengan cara WINKLER
Metoda titrasi dengan cara WINKLER secara umum banyak digunakan untuk
menentukan kadar oksigen terlarut. Prinsipnya dengan menggunakan titrasi
iodometri.
2. Metoda elektrokimia
Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda elektrokimia adalah cara
langsung untuk menentukan oksigen terlarut dengan alat DO meter. Prinsip
kerjanya adalah menggunakan problem oksigen yang terdiri dari katoda dan
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
39

UJI KUALITAS AIR

anoda yang direndam dalarn larutan elektrolit.

2.3.3.2 Metode Penetapan

Metode : Titrimetri (Iodometri)/Titrasi winkler.


2.3.3.3 Prinsip Pengerjaan :
Oksigen dalam sampel akan mengoksidasi Mn2+ yang ditambahkan pada
kondisi basa, sehingga terbentuk endapan MnO2. Dengan penambahan H2SO4 dan
KI, maka akan dibebaskan I2 yang ekivalen dengan O2 terlarut. I2 yang dibebaskan
dititrasi oleh larutan standar Na2S2O3 dengan bantuan indikator amylum. TA
ditunjukkan oleh warna biru tepat menghilang.
2.3.3.4 Cara kerja

1. Botol bersumbat gelas diisi dengan contoh air kemudian ditutup dengan
hati-hati sehingga tidak ada gelembung didalamnya.
2. 2 mL MnSO4 dan 2 mL larutan alkali Iodida Azida dengan pipet ukur dari
dasar botol.
3. Botol ditutup kembali dengan hati-hati dan dikocok selama 1 menit,
kemudian dibiarkan hingga endapan turun

4. Cairan jernih yang terpisah dituangkan secara dekantasi kemudian melalui


dinding botol ditambahkan 12 mL H2SO4 6N
5. Kemudian dititrasi dengan Na2S2O3 standar 0,025 N dengan indikator
amylum sampai TA biru tepat hilang.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
40

UJI KUALITAS AIR

4 Penetapan Zat Organik (ZO) , Penetapan Chemical Oxygen Demand


(COD) & BOD (Biochemical Oxygen Demand)
TEORI DASAR :
Penetapan zat organik :
Metode ini digunakan untuk penentuan nilai permanganat dengan metode
oksidasi suasana asam dalam contoh air dan air limbah yang mempunyai kadar
klorida (Cl-) kurang dari 300 mg/L. SNI 06-6989.22-2004
Adanya zat organik yang melebihi dari yang disyaratkan berarti menunjukkan
adanya pencemaran/pengotoran terhadap air tersebut. Zat organik merupakan
makanan mikroorganisme, yang menyebabkan pesatnya

pertumbuhan

sehingga membahayakan masyarakat yang menggunakannya. Zat organik


dapat pula mengganggu proses pengolahan, disamping menyebabkan air
menjadi berwarna, memberikan rasa dan bau yang tidak sedap. Untuk
mengetahui berapa banyak zat organik dalam air sulit sebab banyak sekali
macamnya, maka zat organik lalu ditetapkan dengan pemakaian oksigen
secara kimia, yang dikenal dengan COD.

Metode Penetapan
Titrimetri ( permanganimetri )
Prinsip Pengerjaan :
Zat organik dalam contoh air dioksidasi oleh KMnO 4 standar berlebih
dalam suasana asam dan panas. Kelebihannya direaksikan dengan asam
oksalat berlebih, dan sisanya dititrasi oleh KMnO4 standar.
Pereaksi :
1. Larutan KMnO4 0,01 N
Dibuat dengan mengencerkan Larutan KMnO4 0,1 N
2. Larutan H2C2O4 0,01 N
Dibuat dengan mengencerkan Larutan H2C2O4 0,1 N
3. H2SO4 4N bebas zat organik dan zat-zat reduktor lainnya.
4. NaOH ( 1 : 2 )

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
41

UJI KUALITAS AIR

Cara Kerja :
1. 100 mL contoh air dimasukkan kedalam erlenmeyer
2. Ditambahkan 5 mL H2SO4 4N
3. Ditetesi dengan KMnO4 0,01N hingga berwarna merah jambu dan

panaskan sampai hampir mendidih.


4. Ditambahkan 10 mL KMnO4 0,01N, kemudian dididihkan selama 10

menit tepat.
5. Ditambahkan 10,00 mL asam oksalat 0,01N
6. Dititrasi kelebihan oksalat dengan larutan KMnO4 0,01N sampai berwarna
merah jambu.
Teori Dasar :
COD (CHEMICAL OXYGEN DEMAND)
COD (chemical oxygen demand) atau KOK (kebutuhan oksigen kimiawi)
adalah jumlah (mg) oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasikan zat
organik dalam 1 liter air dengan menggunakan oksidator kalium dikromat
selama 2 jam pada suhu 150o C.
COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat
organik secara kimia dalam tiap liter air pada kondisi tertentu.
Metode Penetapan :
Titrimetri ( ferrometri )
Prinsip Pengerjaan :
Zat-zat yang bersifat reduktor dalam contoh air dioksida oleh K 2Cr2O7
berlebih, sisanya dititrasi oleh garam ferro terhadap indikator ferooin dengan
perubahan warna dari hijau menjadi merah coklat.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
42

UJI KUALITAS AIR

Pereaksi :
1. Larutan standar Kalium Bikromat 0,250 N
12,259 g K2Cr2O7 pa dilarutkan dalam labu seukuran dengan aquadest
hingga 1 liter.
2. Larutan standar Ferro Ammonium Sulfat 0,25 N
98 g Fe(NH4(SO4)2).6H2O pa. dilarutkan dengan air,di tambah 20 ml
H2SO4 pekat , didinginkan kemudian diencerkan hingga 1 liter.
Larutan ini harus distandarkan dengan K2Cr2O7 dengan cara sebagai
berikut :

25,00 ml larutan K2Cr2O7 0,250 N diencerkan dengan aquadest hingga


250 ml dalam labu erlenmeyer 500 mL.

Di tambah 20 ml H2SO4 pekat, kemudian didinginkan.

Kemudian dititrasi dengan larutan Ferro Ammonium Sulfat standar


0,250 N terhadap indikator feroin.

( NH 4 ) 2 Fe( SO4 ) 2

ml K 2 Cr2 O7 0,25
ml ( NH 4 ) 2 Fe( SO4 ) 2

3. H2SO4 pekat pa.


4. Larutan indikator feroin.
Cara Kerja :
1. 50 mL air dimasukkan ke dalam labu didih.
2. Ditambahkan 10 mL larutan standar K2Cr2O7 0,25 N dan 25 mL H2SO4
Pekat melalui dinding labu.
3. Batu didih dimasukkan, campuran diaduk, direfluks selama 2 jam
4. Didinginkan, alat refluks dibilasi 3x dengan sedikit air, dipindahkan ke
erlenmeyer 500 mL, diencerkan sampai 300 mL.
5. Ditambahkan 2 3 tetes indikator ferroin. Dititrasi dengan larutan FAS
standar 0,25 N sampai terjadi perubahan warna dari hijau ke merah coklat

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
43

UJI KUALITAS AIR

BOD (Biochemical Oxygen Demand)


BOD didefinisikan sebagai jumlah oksigen yang diperlukan oleh
mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan zat organik yang terkandung.
BOD merupakan parameter yang menunjukkan banyaknya zat organik
yang teroksidasi oleh mikroorganisme pada suhu 20oC selama 5 hari, sedangkan
COD menunjukkan banyaknya zat organik yang teroksidasi oleh larutan oksidator
kuat K2Cr2O7 pada temperatur 150oC selama 2 jam. Berdasarkan kenyataan ini
maka berlaku ketentuan berikut.
Kadar COD kadar BOD
Data di luar ketentuan di atas merupakan data yang diragukan keabsahannya.
Penetapan Besi (Fe)
2.3.5.1 Teori dasar :
Secara umum Fe (II) terdapat dalam air tanah berkisar antara 1,0 10,0
mg/L, namun demikian tingkat kandungan besi sampai sebesar 50 mg/L dapat
juga ditemukan dalam air tanah di tempat-tempat tertentu. Air tanah yang
mengandung Fe(II) mempunyai sifat unik. Dalam kondisi tidak ada oksigen air
tanah yang mengandung Fe(II) jernih, begitu mengalami oksidasi oleh oksigen
yang berasal dari atmosfer, ion ferro akan berubah menjadi ion ferri dengan reaksi
sebagai berikut :
4 Fe2+ + O2 + 10 H2O

4 Fe(OH)3 + 8 H+

Dan air menjadi keruh. Pada pembentukan besi (III) oksidasi terhidrat
yang tidak larut menyebabkan air berubah menjadi abu-abu.
Besi (II) dapat terjadi sebagai jenis stabil yang larut dalam dasar danau dan
sumber air yang kekurangan oksigen. Ion Fe(OH)+ dapat terjadi dalam perairan
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
44

UJI KUALITAS AIR

yang bersifat basa, tetapi bisa ada CO2 maka terbentuk FeCO3 yang tidak larut.
Dalam perairan dengan pH sangat rendah, kedua bentuk ion ferro dan ferri dapat
ditemukan. Hal ini terjadi bila perairan memperoleh buangan dari limbah tambang
asam (Acid Mine Waters). Limbah yang bersifat H2SO4 yang dihasilkan oleh
oksidasi dari oksidasi FeS2 (bijih Besi) melalui reaksi sebagai berikut:
4 H+ + 4 SO42- + 2 Fe2+

2 FeS2(s) + 2 H2O + 7 O2

Dan tahap selanjutnya oksidasi dari ion ferro menjadi ion ferri dalam suatu
proses yang terjadi sangat lambat. Di bawah pH 3,5 oksidasi tersebut dikatalisi
oleh bakteri besi, Thiobacillus ferroxidaus. Bakteri lainnya yang terlibat dalam
oksidasi besi dengan adanya air tambang asam adalah Thiobacillus thiooxidaus
dan Thiobacillus ferrooxidaus.
Dengan bantuan bakteri ini ion ferri selanjutnya melarutkan pyrite
FeS2(s) + 14 Fe3+ + 8 H2O

15 Fe2+ + 2 SO42- + 16 H+

Ion ferro selanjutnya mengalami oksidasi menjadi ion ferri. Peristiwa


tersebut merupakan siklus dari pelarutan pyrite.
Kerusakan perairan yang disebabkan oleh aliran limbah tambang asam ini
diperlihatkan dengan penutupan permukaan air oleh suatu lapisan yang sangat
tipis dari Fe (OH)3 yang bersifat semi gelatin.
Besi dalam air berada dalam 2 bentuk, yaitu
- Fe2+ yang larut dalam air (air tidak berwarna)
- Fe3+ yang tidak larut dalam air menyebabkan
kekeruhan dalam air (larut pada pH < 5)
Umumnya dalam air tanah besi berada dalam bentuk Fe2+ dan
dipermukaan berbentuk Fe3+
Bentuk besi (ferro/ferri) berubah-ubah akibat adanya bakteri besi
Tingginya kandungan besi menyebabkan :
1. Noda pada pakaian, kertas dan peralatan
2. Rasa logam pada air
3. Bau amis/anyir
2.3.5.2 Metode Penelitian :
Metode Kolorimetri dengan menggunakan tabung nessler.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
45

UJI KUALITAS AIR

2.3.5.3 Prinsip Pengerjaan :


Besi dalam air ditetapkan sebagai besi total dalam bentuk Fe 3+, Fe2+
dioksidasi menjadi Fe3+, Fe3+ dengan pereaksi KSCN membentuk senyawa
Fe(SCN)3 yang berwarna kuning merah darah. Warna yang terbentuk
dibandingkan dengan standar.
2.3.5.4 Pereaksi :
1. Larutan standar Fe ( 1 mL = 0,10 mg Fe)
0,860 g Fe(NH4(SO4)2).12H2O dilarutkan dalam aquadest hingga 1 liter
dalam labu seukuran, sebelum diencerkan sampai tanda batas ditambah
25 ml H2SO4 pekat.
2. Asam Sulfat 4N
111 ml H2SO4 pekat pa. diencerkan dengan aquadest hingga 1 liter.
3. Larutan Kalium tiosianat 20 %
Melarutkan 100 g KCNS dalam aquadest hingga 500 mL.
4. Air Brom jenuh
2 ml brom (Br2) dimasukan ke dalam 100 ml air suling.
Fungsi air Brom adalah untuk

mengoksidasi ferro menjadi ferri

sehingga di dalam sampel air hanya ada ferri sehingga kadar besi dapat
ditetapkan.
2.3.5.5 Cara pengerjaan :
1. Pembuatan larutan induk Fe3+ 100 ppm dari Tawas Ferri
2. Pembuatan standar pengukuran 0,1 0,5 ppm dalam tabung nessler
3. Preparasi sampel : (max. Fe 0,5 ppm)
Masukkan 100 mL sampel kedalam labu erlenmeyer. Tambahkan
H2SO4 + Br2 dan panaskan warna Br2 hilang. Dinginkan dan masukkan
Dalam tabung Nessler.
4. Tambahkan ke dalam sampel dan standar H2SO4 dan pereaksi KSCN

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
46

UJI KUALITAS AIR

Penetapan Mangan (Mn)


2.3.6.1 TEORI DASAR
Mangan (Mn) sifatnya hampir sama dengan besi. Mn dalam air bila
teroksidasi akan menimbulkan endapan kecoklatan dari MnO2. Bila kadar Mn
dalam air lebih dari 0,5 mg/L akan menimbulkan noda pada pakaian/kertas berupa
titik coklat yang sukar dihilangkan. Dalam konsentrasi yang lebih tinggi akan
bersifat racun.
Keberadaan Mangan dalam air

Mangan dalam air berada dalam 2 bentuk, yaitu


- Mn2+ yang larut dalam air (air tidak berwarna)
- Mn4+

yang tidak larut dalam air (MnO2) yang dapat menyebabkan

kekeruhan dalam air

Umumnya dalam air tanah Mangan berada dalam bentuk Mn2+ dan
dipermukaan berbentuk MnO2

Tingginya kandungan Mangan menyebabkan :


1. Noda pada pakaian, kertas dan peralatan (> 0,5 ppm)
2. Rasa logam pada air
3. Bau amis/anyir
4. Konsentrasi yang lebih tinggi bersifat racun

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
47

UJI KUALITAS AIR

2.3.6.2 METODE PENELITIAN :


Metode kolorimetri dengan menggunakan tabung nessler.
2.3.6.3 Prinsip Pengerjaan :
Mn2+ dalam sampel air dioksida dengan persulfat dalam suasana asam
membentuk KMnO4 yang berwarna merah ungu. Warna yang terjadi
dibandingkan dengan warna standar KMnO4 yang diukur menggunakan
tabung nessler, mg Mn dalam standar = mg Mn dalam sampel.
2.3.6.4 Pereaksi

1. Asam Nitrat 8 M
50 ml HNO3 pekat diencerkan dengan 50 ml aquadest.
2. Larutan Perak Nitrat 5%
5 g AgNO3 dilarutkan dalam 100 ml aquadest dan disimpan dalam botol
berwarna coklat/ gelap.
3. K2S2O8
Penambahan asam nitrat dan AgNO3 untuk mengendapkan Cl- yang
terdapat dalam sampel agar tidak mengganggu pada saat penetapan Mn
karena apabila terdapat Cl- maka akan mengkonsumsi MnO4- sehingga
mek MnO4- tidak ekuivalen dengan mek MnO2.Setelah Cl- mengendap,
saring. Baru tambahkan Kalium persulfat.
Fungsi

penambahan

kalium

persufat

sebagai

oksidator

untuk

mengoksidasi Mn2+ menjadi Mn4+ agar bisa diamati warnanya dengan


standar MnO4- yang telah dibuat.
2.3.6.5 Cara kerja

1. Ambil 100 mL contoh


2. Ditambahkan 1 mL HNO3 8N dan larutkan AgNO3 5 % sedikit berlebih
3. Dipanaskan sampai mendidih. Kemudian ditambahkan 200 mg K2S2O8
Dan dididihkan lagi selama 5 menit.
4. Warna ungu merah yang terbentuk dibandingkan dengan standar
PENETAPAN KLORIDA (Cl-)
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
48

UJI KUALITAS AIR

2.3.7.1 TEORI DASAR :


Bermacam-macam zat kimia seperti ozon (O 3), Klor (Cl2), klordioksida
(ClO2), dan proses fisik seperti penyinaran dengan ultra-violet, pemanasan dan
lain-lain, digunakan untuk desinfeksi air. Dari bermacam-macam zat kimia yang
disebutkan di atas, klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya
murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah
pembubuhannya (residu klor).
Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme seperti amoeba,
ganggang dan lain-lain, klor dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe2+, Mn2+,
dan memecah molekul organis seperti warna. Selama proses tersebut, klor sendiri
direduksi sampai menjadi klorida (Cl-) yang tidak mempunyai daya desinfeksi. Di
samping ini klor juga bereaksi dengan amoniak.
Klor berasal dari gas klor(Cl2), NaOCl, Ca(OCl)2, atau larutan HOCl
(asam hipoklorit). Breakpoint chlorination (klorinasi titik retak) adalah jumlah
klor yang dibutuhkan, sehingga:
Semua zat yang dapat dioksidasi teroksidasi
Amoniak hilang sebagai gas N2
Masih ada residu klor aktif terlarut yang konsentrasinya dianggap perlu untuk
pembasmi kuman-kuman.
Klorida sering terdapat dalam air dalam bentuk terikat maupun bebas.
Kandungan klorida dalam tiap air alam selalu berbeda. Penentuan klorida
sangant penting sebagai awal dari penentuan kadar zat organik. Selain itu juga
kadar klorida yang terlalu tinggi akan mengganggu indra rasa karena
menyebabkan rasa asin dan juga dapat menyebabkan endapan dalam alat
masak / ketel uap di industri.
2.3.7.2 Metode Pengerjaan :
Metode titrimetri/titrasi Argentometri
2.3.7.3 Prinsip pengerjaan :
Prinsip :
Senyawa klorida dalam contoh uji air dapat dititrasi dengan larutan perak
nitrat dalam suasana netral atau sedikit basa (pH 7 sampai dengan pH 10),
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
49

UJI KUALITAS AIR

menggunakan larutan indikator kalium kromat. Perak klorida diendapkan secara


kuantitatif sebelum terjadinya titik akhir titrasi, yang ditandai dengan mulai
terbentuknya endapan perak kromat yang berwarna
merah kecoklatan.
SNI 06-6989.19-2004
2.3.7.4 Pereaksi
1. Larutan standar AgNO3 1/35,5 N atau 0,0282 N ( 1 mL = 1,0 mg Cl)
Larutkan 4,7995 g AgNO3 pa. Dalam aquadest hingga 1 liter. Kemudian
simpan dalam botol gelap.
2. HNO3 8 N
50 ml HNO3 pekat diencerkan dengan 50 ml aquadest..
3. Serbuk MgO (Magnesium Oksida)
4. Larutan Kalium Kromat 10 %
10 g K2CrO4 dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml.
2.3.7.5 Cara Kerja :
1. 100 mL samprl dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL
2. Ditambahkan HNO3 8N sampai bereaksi asam, lalu ditambahkan 0,5 mL
K2CrO4 10 %
3. Serbuk Mg ditambahkan jika sampai cairan berubah warnanya dari kuning

jingga menjadi kuning jelas.


4. Dititrasi dengan AgNO3 standar sampai berwarna merah jingga.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
50

UJI KUALITAS AIR

AN AL I S I S S E N YAW A N I T R O G E N
Bentuk persenyawaaan nitrogen dalam air
Gas nitrogen (N2)
NH4+
N
I
T
R
O
G
E
N

Ammoniak (NH3)
NH4+ dalam pH

rendah

NH4+- Protein

Nitrit (NO2-)
Nitrat (NO3-)

Penetapan NH4+ :
1. TEORI DASAR :
Keberadaan Gas Nitrogen (N2) Dalam Air
Gas N2 dalam air berasal dari udara, digunakan oleh ganggang dan
beberapa jenis bakteri untuk pertumbuhannya
Gas N2 tidak reaktif
N2 mudah keluar dalam air tingkat kejenuhannya rendah
Keberadaan dalam air tidak berbahaya
Keberadaan Amoniak (NH3) Dalam Air
Ammoniak, pada pH rendah NH4+ (amonium), pH tinggi NH3
(amoniak)
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
51

UJI KUALITAS AIR

Dalam air permukaan berasal dari :


- Kotoran manusia (air seni dan tinja)
- Dekomposisi zat organik secara mikrobiologi
C,H,O,N,S + O2

CO2 + H2O + NH3

- Pencemaran dari penggunaan pupuk dalam pertanian


Kandungan ammoniak dalam air permukaan (30 mg/L) lebih besar
dibanding air tanah
Kandungan ammoniak yang tinggi dalam air menunjukkan pencemaran
yang tinggi (bau dan rasa)
Syarat air minum NH3 harus 0 ppm, dalam air sungai yang baik 0,5 ppm
Penghilangan melalui proses aerasi dan klorinasi
Penentuan Konsentrasi Amoniak (NH3) Dalam Air
Ditetapkan sebagai :
- NH4+ (amonium), yang terlarut dalam air
- NH4+-Protein, senyawa nitrogen dalam bentuk protein
Metode penentuan kolorimetri ketinggian tetap, menggunakan tabung
nessler dan comparator
Gangguan Pada proses analisis :
1. Sulfida yang tinggi
tambahkan Zn(CH3COO)2, filtrat dilanjutkan
2. Ca2+ dan Mg2+ yang tinggi
tambahkan larutan caustic soda, filtrat dilanjut
3. Kekeruhan
tambahkan koagulan (tawas Al), filtrat dilanjut
Penentuan Konsentrasi Amonium (NH4+) Dalam Air
Metode penentuan kolorimetri ketinggian tetap, menggunakan tabung
nessler dan comparator
Pereaksi pembentuk warna pereaksi Nessler
Gangguan Pada proses analisis :
1. Sulfida yang tinggi
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
52

UJI KUALITAS AIR

tambahkan Zn(CH3COO)2, filtrat dilanjutkan


2. Ca2+ dan Mg2+ yang tinggi
tambahkan larutan caustic soda, filtrat dilanjut
3. Kekeruhan
tambahkan koagulan (tawas Al), filtrat dilanjut
Metode pengerjaan :
Metoda kolorimetri menggunakan tabung nessler.
Prinsip Penetapan :
Penetapan NH4+ bebas
NH4+ dalam air dengan pereaksi nessler membentuk senyawa yang berwarna
kuning-coklat, warna yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan warna
larutan standar.
Penetapan NH4+ Proteid :
Protein dalam sampel dioksidasi oleh K2S2O8 dalam suasana asam menjadi garam
NH4+, NH4+ dengan pereaksi nessler membentuk senyawa yang berwarna kuningcoklat, warna yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan warna larutan
standar.
Pereaksi :
1.

Larutan standar Ammonium ( 1 mL = 0,1 mg NH4+)


0,2972 g NH4Cl dilarutkan dalam aquadest hingga 1 liter.

2.

Pereaksi Nessler
a.

100 g HgI2 dan 70 g NH4Cl dalam 100 mL air bebas NH4+

b.

160 g NaOH dilarutkan dalam 500 mL aquadest.

c.

Larutan a dan b dicampurkan sambil diaduk kemudian diencerkan


dengan aquadest hingga 1 liter. Larutan ini disimpan dalam botol
pyrex di tempat gelap ( larutan tahan 1 tahun ).

3.

Larutan Garam Siegnette (Rochelle Salt)

100 g kalium natrium tartrat dilarutkan dalam 100 mL air. Larutan ini
dididihkan hingga bebas NH4+ (di test dengan pereaksi Nessler)

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
53

UJI KUALITAS AIR

4.

Di tambahkan ke dalam larutan tersebut 200 ml air bebas NH4+

Larutan campuran NaOH dan Na2CO3


50 g NaOH dan 100 g Na2CO3 dilarutkan dalam 300 mL air. Larutan ini di
test terhadap NH4+. Bila ada NH4+ , larutan dididihkan hingga bebas NH4+.

5.

Larutan tawas Al
2 g tawas Al dilarutkan dalam 100 mL air bebas NH4+

6.

Larutan seng asetat


30 g Zn (CH3COO)2 dilarutkan dalam 100 mL air bebas NH4+

Pereaksi
1.

Kalium Persulfat bebas NH4+

10 g K2S2O8 dilarutkan dalam 100 mL air, sambil dipanaskan hingga


mendidih.

Ditambah 1 g KOH, dididihkan lagi sampai amoniaknya hilang.

Didinginkan dan garam yang mengkristal diambil sebagai K2S2O8 yang


bebas NH4+.

2.

Larutanlarutan yang digunakan dalam penetapan pada penetapan NH4+.

Prosedur kerja
Tahapan Penentuan Konsentrasi NH4+ Dalam Air (bebas)
a)Pembuatan larutan induk NH4+ 100 ppm dari NH4Cl
b)Pembuatan standar pengukuran 0,1 0,5 ppm dalam tabung nessler
c)Preparasi sampel :
Masukkan 100 mL sampel (dengan gelas ukur) kedalam tabung nessler
(Jika ada gangguan harus dihilangkan sebelum diukur)
d) Tambahkan 1 mL larutan Siegnette kocok dan 1 mL Pereaksi Nessler, kocok
ke dalam sampel dan standar
e) Biarkan 15 menit, dan bandingkan warna yang terjadi
Penentuan Amonium-Protein (NH4+-Protein) Dalam Air
Metode penentuan kolorimetri ketinggian tetap
Pereaksi pembentuk warna pereaksi Nessler
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
54

UJI KUALITAS AIR

Tahapan Penentuan Konsentrasi NH4+ Dalam Air


- Pembuatan standar pengukuran 0,1 0,5 ppm dalam tabung nessler dari larutan
induk 100 ppm.
- Preparasi sampel :
Masukkan 100 mL sampel kedalam labu erlenmeyer
Tambahkan H2SO4 4 N (kertas kongo merah)
Tambahkan 0,1g K2S2O8, panaskan 15 di penangas air
- Dinginkan lalu masukkan ke tabung nessler tambahkan1 mL larutan Siegnette
kocok dan 1 mL pereaksi Nessler, kocok ke dalam sampel dan standar.
- Biarkan 15 menit, dan bandingkan warna yang terjadi.
Perhitungan :
Perhitungan NH4+ dalam mg/L
Metode kolorimetri ketinggian tetap (Metode Nessler) Intensitas warna
yang sama menunjukkan konsentrasi yang sama
Menurut Hukum Lambert-Beer
A1 = A2
1.b1.c1 = 2.b2.c2
b1= b2 ; 1 = 2
c1 = c2

Perhitungan NH4+ dalam mg/L


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
55

UJI KUALITAS AIR

Metode kolorimetri ketinggian berubah


Intensitas warna yang sama menunjukkan konsentrasi yang sama
Menurut Hukum Lambert-Beer
A1 = A2
1.b1.c1 = 2.b2.c2
1= 2 , maka :
b1.c1 = b2.c2
Jika : 1 standar, 2 sampel, maka :

c2

b1.c1
b2

Perhitungan NH4+-Protein dalam mg/L


Metode kolorimetri ketinggian berubah
Intensitas warna yang sama menunjukkan konsentrasi yang sama
Menurut Hukum Lambert-Beer
A1 = A2
1.b1.c1 = 2.b2.c2
1= 2 , maka :
b1.c1 = b2.c2
Jika : 1 standar, 2 sampel, maka :
c2

b1.c1
b2

Perhitungan NH4+-Protein dalam mg/L

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
56

UJI KUALITAS AIR

Saat oksidasi, nitrogen dalam protein diubah menjadi garam NH4+ maka
NH4+ yang larut bertambah dari hasil oksidasi ini.
Jadi untuk menghitung konsentrasi NH4+-Protein dalam air harus dikoreksi
terhadap NH4+ bebas yang larut dalam air.
NH4+-Protein = ppm NH4+(jumlah) - ppm NH4+(bebas)

Penetapan Nitrit (NO2-):


1. TEORI DASAR :
Keberadaan Nitrit (NO2-) Dalam Air
Nitrit bersifat tidak stabil (tidak bertahan lama) keadaan sementara dari
proses oksidasi NH4+ menjadi NO3- (nitrifikasi)
2NH4+ + 3 O2 2NO2- + 4H+ +2H2O + energi
2NO2- + O2 2 NO3- + energi
Nitrit dalam air berasal dari bahan inhibitor korosi yang banyak dipakai di
pabrik
Senyawa nitrogen dalam bentuk nitrit inilah yang berbahaya bagi tubuh
manusia :
1. Bereaksi dengan hemoglobin dalam darah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
2. membentuk nitrosin (RRN-NO) karsinogenik
Penentuan Nitrit (NO2-) Dalam Air
Metode penentuan kolorimetri ketinggian tetap
Pereaksi pembentuk warna Griez-Romyn
2. Metode Pengujian :
Metode Kolorimetri dengan menggunakan tabung nessler.
3. Prinsip Pengerjaan :
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
57

UJI KUALITAS AIR

Nitrit dalam sampel dengan pereaksi Griez-Romyn membentuk


senyawa yang berwarna merah, warna yang terbentuk kemudian
dibandingkan dengan warna larutan standar.
5. Pereaksi :
Pereaksi Nitrit dari Griez-Romyn

- naphtylamin

1 bagian

10 bagian asam sulfonil

89 bagian asam tartrat

Ketiga zat digerus dalam lumpang sampai halus dan tercampur dengan
baik (homogen).
Larutan standar nitrit ( 1 mL = 0,05 mg NO2-)
0,2463 NaNO2 tak berair dilarutkan dengan air bebas nitrit hingga 1 liter,
kemudian ditambahkan 1 mL kloroform atau toluol.
Larutan standar nitrit ( 1 mL = 0,01 mg NO2-)
20 mL larutan standar nitrit di atas (no.2) diencerkan dengan air hingga
100 mL dan ditambahkan 2 tetes kloroform.
5. Prosedur Pengerjaan :
Tahapan Penentuan Nitrit (NO2-) Dalam Air
- Pembuatan standar pengukuran 0,01 0,05 ppm dalam tabung nessler dari
larutan induk 50 ppm.
- Preparasi sampel :
Masukkan 100 mL sampel kedalam tabung nessler. Tambahkan 100 mg Pereaksi
nitrit (Griez-Romyn), kocok. Biarkan selama 10 dilakukan bersamaan
antara sampel dan standar.
- Bandingkan warna yang terjadi, sebelum 30 menit
6. Perhitungan Nitrit :
Perhitungan Nitrit dalam mg/L
Metode kolorimetri ketinggian berubah
Intensitas warna yang sama menunjukkan konsentrasi yang sama
Menurut Hukum Lambert-Beer
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
58

UJI KUALITAS AIR

A1 = A2
1.b1.c1 = 2.b2.c2
1= 2 , maka :
b1.c1 = b2.c2
Jika : 1 standar, 2 sampel, maka :
c2

b1.c1
b2

Penetapan Nitrat :
1.

Teori dasar :

Keberadaan Nitrat (NO3-) Dalam Air


Nitrat senyawa nitrogen yang bersifat stabil
Dalam air berasal dari :
- Buangan industri bahan peledak, pupuk, cat, dll
- Penggunaan pupuk dalam pertanian
Kadar nitrat dalam air tidak boleh melebihi 10 ppm
Tingginya kandungan nitrat bisa menyebabkan :
- Stimulasi pertumbuhan ganggang dan tanaman air yang tak terbatas
DO level rendah hewan air mati
- Penyakit metamoglobinemia (cynose/penyakit biru pada bayi). Nitrat
direduksi oleh bakteri asam susu dalam ASI menjadi nitrit. Nitrit berikatan
dengan hemoglobin dalam darah.
Penentuan Nitrat (NO3-) Dalam Air
Metode penentuan kolorimetri ketinggian tetap
Pereaksi pembentuk warna Nessler
2.Metode Pengerjaan :
Metode Kolorimetri menggunakan tabung nessler
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
59

UJI KUALITAS AIR

3.Prinsip pengerjaan :
Nitrat dan Nitrit dalam sampel direduksi oleh H2 dari Al dan larutan NaOH
menjadi NH4+, NH4+ dengan pereaksi nessler membentuk senyawa yang berwarna
kuning-coklat, warna yang terbentuk kemudian dibandingkan dengan
warna larutan standar.
4.Pereaksi :
1. Larutan NaOH 25%
250 g NaOH dilarutkan dalam 1250 mL air, di tambahkan beberapa lembar
Al-foil dan biarkan 1 malam. Kemudian larutan tersebut diuapkan sampai
didapat volume 1000 mL.
2. Lembaran Alumunium foil (Al-foil)
Lembaran Al itu dipotong dengan ukuran p = 10 mm ; l = 6 mm ; t = 0,3
mm.
3. Pereaksi lainnya sama dengan pereaksi pada penetapan ammonium.
5.Prosedur Pengerjaan :
Tahapan Penentuan NO3- (Nitrat) Dalam Air
1. Pembuatan standar pengukuran NH4+ 0,1 0,5 ppm dalam tabung nessler
dari larutan induk 100 ppm.
2. Preparasi sampel :
Masukkan 100 mL sampel kedalam labu erlenmeyer
Tambahkan lar. NaOH 25% dan logam Al, biarkan 1 malam
Saring dan filtratnya dilanjutkan
3. Masukkan ke tabung nessler tambahkan1 mL larutan Siegnette kocok dan 1
mL pereaksi Nessler, kocok ke dalam sampel dan standar.
4. Biarkan 15 menit, dan bandingkan warna yang terjadi
6.

Perhitungan :

Perhitungan Nitrat dalam mg/L


Metode kolorimetri ketinggian berubah
Intensitas warna yang sama menunjukkan konsentrasi yang sama
Menurut Hukum Lambert-Beer
A1 = A2
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
60

UJI KUALITAS AIR

1.b1.c1 = 2.b2.c2
1= 2 , maka :
b1.c1 = b2.c2
Jika : 1 standar, 2 sampel, maka :
c2

b1.c1
b2

Perhitungan Nitrat dalam mg/L


Saat reduksi terjadi nitrat dan nitrit dalam sampel diubah menjadi NH4+
maka NH4+ yang terukur merupakan amonium total dari nitrit, nitrat dan
amonium bebas.
Jadi untuk menghitung konsentrasi Nitrat dalam air harus dikoreksi
terhadap NH4+ bebas dan nitrit.
NH4+ dari NO3- = NH4+(total) - NH4+ dari NO2- - NH4+(bebas)
ppm NH4+dari NO2-

ppm NO3-

= Mr. NH4+ x ppm NO2Mr. NO2-

= Mr. NO3- x ppm NH4+ dari NO3Mr. NH4+

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
61

UJI KUALITAS AIR

BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
III. 1 . METODE SAMPLING
Mengumpulkan Sejumlah Volume air secara teliti, dengan jumlah sekecil
mungkin tetapi masih mewakili (Representatif)
Dari ketiga cara penyamplingan ini kami dapat mengambil sample air
yang akan kami analisis dengan cara yang baik dan benar. Karena sample
air kami adalah sample air yang keluar dari air tanah yang berada di
masjid al-hikmah adi penyamplingan yang tepat adalah cara Sampling
Campuran (Composite Sampling).
SAMPLING
Waktu dan Tempat Penyamplingan
Waktu

11maret 2008 Jam 09.30 WIB

Tempat

SMKN 13 BANDUNG.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
62

UJI KUALITAS AIR

Jl.soekarno hatta km.10 Telp./fax +62-227318960 BANDUNG 40286

III.2 . PARAMETER FISIKA


III. 2.1 BAU DAN WARNA
ANALISIS BAU

: Analisa bau pada sampel yang kami tidak berbau

ANALISA WARNA : Analisa Warna pada sampel yang kami bening tak
berwarna agak keruh.
Pembahasan :
1. Pengamatan bau dan warna harus langsung dari tempat penyamplingan karena
pengamatan warna menggunakan indra (penciuman & pengelihatan) langsung.
2. Pengamatan bau dan warna tidak mutlak benar karena setiap orang memiliki
parameternya masing-masing sehingga ketika pengamatan setidaknya harus
ada lebih dari satu orang sehingga kesalahan pengamatan dapat dikurangi.
3. Pengamatan bau dan warna tidak dapat diamati oleh orang yang sedang
mengalami gangguan kesehatan pada indra penciuman dan pengelihatannya.
III. 2.2 pH
Reaksi : Reaksi
H2O

H+ + OH-

pH = -log [H+]
Data Pengamatan :
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
63

UJI KUALITAS AIR

Hasil yang didapat:


pH air berdasarkan pengukuran secara potensiometri dengan menggunakan
potensiometer yaitu 7,66.
Pembahasan :
1. Pengamatan pH menggunakan alat pH meter, sehingga alat tersebut harus
dikalibrasi terlebih dahulu agar didapatkan hasil pengukuran yang benar.
2. Cara mengkalibrasi pH meter adalah dengan memasukkan elektroda ke dalam
larutan asam yang sudah diketahui pHnya (misalkan pH 4) kemudian set pada
pH 4, lalu bilas elektroda dengan aqudest dan keringkan dengan tissue, lalu
lakukan hal yang sama pada larutan basa (misalkan pH 10) lalu set pada pH
10. Alat pH meter sudah siap digunakan dan jangan dimatikan bila sudah
mengukur sampel karena bila dimatikan alat harus dikalibrasi ulang.
III.2.3 SUHU
Data Pengamatan :
Suhu yang di baca pada termometer yaitu :280C
III.2.4 Daya Hantar Listrik ( DHL )
Reaksi:
H+ + OH-

H2O

Data Pengamatan
DHL

sample

yang

diperoleh

berdasarkan

pengukuran

secara

konduktometri dengan menggunakan alat Konduktometer yaitu 443 mho / cm.


DHL
443 mho/cm
TDS
212mg/L
PEMBAHASAN
:
1. Pengamatan DHL menggunakan alat konduktometer, sehingga alat tersebut
harus dikalibrasi terlebih dahulu agar didapatkan hasil pengukuran yang benar.
2. Cara mengkalibrasi konduktometer adalah dengan memasukkan elektroda ke
dalam larutan KCl 0,0100 M dan set pada 1413 Mikro mho/cm pada suhu
250C.
III.1.5 Analisis Padatan

a) Total Padatan / Total Solid ( TS )


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
64

UJI KUALITAS AIR

Data Pengamatan
Tabel penimbangan pinggan kosong
Penimbangan ke Berat pinggan
Berat rata rata

1
49,0827 gram

2
49,0818 gram
49,08185 gram

3
49,0819 gram

Tabel penimbangan pinggan + residu


Penimbangan keBerat pinggan + residu
Berat rata rata

1
49,1145 gram

2
49,1153 gram
49,11535 gram

3
49,1154 gram

Berat pinggan + residu = 49,11535 gram(a)


Berat pinggan kosong = 49,08185 gram...(b)

Total Solid

=(ba)x

1000
Vs
1000
100

= [ ( 49,11535 49,08185 ) x
= 335 mg / L

b) Zat Tersuspensi / Suspended Solid


Data Pengamatan
Tabel penimbangan kaca masir kosong
Penimbangan ke 2
Berat kaca masir
31,0979 gram
Berat rata rata
Tabel penimbangan pinggan + residu
Penimbangan keBerat kaca masir + residu
Berat rata rata

3
31,0973 gram
31,0973 gram

1
31,1037 gram

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
65

4
31,0973 gram

2
3
31,1031 gram 31,1033 gram
31,1032 gram

UJI KUALITAS AIR

Berat kaca masir + residu

= 31,1032 gram( a )

Berat kaca masir kosong

= 31,0973 gram( b )

Perhitungan
TSS ( mg/L) = ( b a ) x
=

1000
Vs

[(31,1032 31,0973) 1000]


0,1L

= 59 mg/L

c) Penetapan Residu Terlarut / Total Dissolved Solid


Data Pengamatan
TDS ( mg/L )

= TS TSS
= 335 mg/L 59 mg/L = 276 mg/L

III1.6 Kekeruhan
Data Pengamatan
Turbiditas sample = 45,5 NTU

III.2.Analisis Kimia
III.2.1 Asiditas/Alkalinitas
Data Pengamatan
Reaksi
TAHAP I
TAHAP II

:
:
:

H+ + OH-

H2O

CO2 + OH-

HCO3- ..................... p mL

HCO3- + H+

H2CO3 ..................... q mL

Kemungkinan perbandingan saat titrasi :


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
66

UJI KUALITAS AIR

p>q

: yang ada dalam larutan H+, CO2

p<q

: CO2, HCO3-

p=q

: CO2

p = 0, q 0

: HCO3-

p 0, q = 0

: H+

Tabel pengamatan
Ppt
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)
Perhitungan

0,14
0,00
0,14

0,15
0,00
0,15

metil jingga
4,18
4,20
0,00
0,00
4,18
4,20

p < q, asiditas disebabkan oleh CO2 & HCO3CO2 (mg/L)

1000
(p x NNaOH ) x 44
Vs

HCO3- (mg/L)

1000
[(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
Vs

Diketahui : [HCl] = 0,1011 N


I. mek NaOH

[NaOH] = 0,1009 N

=VxN
= 0,14 mL x 0,1009 N
= 0,014126 mek

mek HCl

=VxN
= 4,18 mL x 0,1011N
= 0,422598 mek

CO2 (mg/L)

1000
(0,14 x 0,1009) x 44
100

= 6,22 mg/L
HCO3- (mg/L) =
=

1000
[(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
100
1000
[ (4,18x 0,1011) (0,14x0,1009)] x 61
100

= 249,17mg/L
II. mek NaOH
=VxN
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
67

UJI KUALITAS AIR

= 0,15 mL x 0,1009 N
= 0,015135 mek
mek HCl

=VxN
= 4,20 mL x 0,1011 N
= 0,42462 mek

CO2 (mg/L)

1000
(0,15x 0,1009) x 44
100

= 6,66mg/L
HCO3- (mg/L) =
=

1000
[(q x NHCl) - (p x NNaOH)] x 61
100
1000
[ (4,20 x 0,1011) (0,15 x 0,1009)] x 61
100

= 249,17mg/L
Pembahasan :
a. Untuk penentuan asiditas/alkalinitas, pada percobaan kali ini yang dilakukan
adalah penetapan asiditas, karena pada saat ditambahkan indikator
Fenolphtalein 10 tetes ke dalam sampel (10 mL) warna sampel tidak berubah
menjadi rose pucat
b. Karena Volume HCl > NaOH maka kemungkinan reaksi yang terjadi pada
asiditas adalah menghasilkan CO2 dan HCO3- maka pada perhitungan
digunakan mek CO2 dan HCO3- untuk menentukan asiditasnya

III.2.2 Penetapan Kesadahan


Kesadahan Total
Data Pengamatan
Reaksi
Ca2+ + HIn2- CaIn- + H+
Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+
MgIn- (merah anggur) + H2Y2- MgY2- + HIn2- (biru) + H+
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
68

UJI KUALITAS AIR

Tabel pengamatan
1
5,76
0,00
5,76

Volume akhir (mL)


Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)
Perhitungan

2
5,77
0,00
5,77

I) mmol Ca2+ & Mg2+ = [EDTA] x mL titrasi


= 0,0154 x 5,76 = 0,0887 mmol
= mmol Ca2+ & Mg2+ x Mr CaO

mg CaO

= 0,0887 x 56 = 4,9672 mg
mgcao

ppm CaO

= volsampel
=

D =
=

4,9672mg
= 49,672 mg/L
0,1L

ppmCao
10
49,672mg / l
10mg / l

= 4,97 D
II) mmol Ca2+ & Mg2+ = [EDTA] x mL titrasi
= 0,0154 x 5,77 = 0,0889 mmol
= mmol Ca2+ & Mg2+ x Mr CaO

mg CaO

= 0,0889 x 56 = 4,9784 mg
mgCao

ppm CaO

= volsampel
=

D =
=

4,9784 mg
= 49,784 mg/L
0,1L

ppmCao
10
49,784mg / l
10 mg / l

= 4,98oD
Rata rata =

(4,97 4,98)
2

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
69

UJI KUALITAS AIR

= 4,975 D

Kesadahan tetap
Data pengamatan
Reaksi
Ca(HCO3)2 (panas) CaCO3(s) + H2O +CO2
Mg(HCO3)2 (panas) Mg(OH)2(s) + CO2
Ca2+ + HIn2- CaIn- + H+ // Mg2+ + HIn2- MgIn- + H+
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
Mg2+ + H2Y2- MgY2- + 2H+
MgIn-(merah anggur) + H2Y2- MgY2- + HIn2- (biru) + H+
Tabel pengamatan
1
2,74
0,00
2,74

Volume akhir (mL)


Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)

2
2,95
0,00
2,95

Perhitungan
I) mmol Ca2+ & Mg2+ = [EDTA] x mL titrasi
= 0,0154 Mx 2,74mL = 0,0422 mmol
mg CaO

= mmol Ca2+ & Mg2+ x Mr CaO


= 0,0422mmol x 56 = 2,3632 mg

ppm CaO

mgCao

= volsampel
=

D =
=

2,3632mg
= 23,632 mg/L
0,1L

ppmCao
10
23,632
10

= 2,36oD
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
70

UJI KUALITAS AIR

II) mmol Ca2+ & Mg2+ = [EDTA] x mL titrasi


= 0,0154 Mx 2,95mL = 0,0454 mmol
= mmol Ca2+ & Mg2+ x Mr CaO

mg CaO

= 0,0454 x 56 = 2,5424 mg
mgCao

ppm CaO

= volsampel
=

D =
=

2,5424mg
= 25,424 mg/L
0,1L

ppmCaO
10
25,424
10

= 2,54 D
Rata rata =

( 2,36 2,54)
2

= 2,45 D

Kesadahan Sementara
Data pengamatan
Kesadahan sementara

= kesadahan total kesadahan tetap


= 4,975 2,45
= 2,52 D

Pembahasan :
1.

Fungsi pemanasan pada saat penetapan kesadahan tetap adalah untuk


menghilangkan kesadahan sementara, karena CO2 akan keluar meniggalkan
garam karbonat yang tidak larut (mengendap).

2.

Nilai kesadahan diubah ke dalam derajat kesadahan Jerman( 0D),karena derajat


kesadahan Jerman yang dipakai sebagai standar ukuran kesadahan di
Indonesia. 10D(Jerman) = 10 mg CaO/L

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
71

UJI KUALITAS AIR

3.

Fungsi larutan buffer pada saat penetapan adalah untuk menjaga pH agar tetap
stabil pada kisaran pH 10, karena perubahan warna indikator EBT berada pada
kisaran pH 10.

4.

kesadahan dalam air disebabkan oleh ion-ion logam terlarut.Namun dalam


analisisnya yang ditetapkan hanya Ca dan Mg.Karena keduanya merupakan
yang paling dominan menyebabkan kesadahan.

5.

Pada penetapan kesadahan tetap sampel didihkan untuk menghilangkan


kesadahan

sementara

yang

berasal

dari

garam-garam

bikarbonat

(HCO3-).HCO3- akan menguap sebagai CO2 dan H2O sedangkan yang tinggal
hanya kesadahan tetap dari garam Ca & Mg non-bikarbonat.

Kesadahan Ca
Data pengamatan
Reaksi
Mg2+ + OH- Mg(OH)2 (s)
Ca2+ + H2In3- CaIn3- + 2H+
Ca2+ + H2Y2- CaY2- + 2H+
CaIn3-(merah) + H2Y2- CaY2- + H2In3- (ungu-biru)
Tabel pengamatan
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)
Perhitungan :
I)mek Ca 2+

1
3,79
0,00
3,79

2
3,82
0,00
3,82

= ( VxN ) EDTA
= 3,79ml x 0,0154 M = 0,0584 mmol

mg CaO

= mek Ca x 56
= 0,0584 mmol x 56 = 3,2704 mg

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
72

UJI KUALITAS AIR

ppm CaO

II) mek Ca 2+

1000
x mg Ca
100

1000
x 3,2704 = 32,704 ppm
100

32,704
= 3,27oD
10

= ( VxN ) EDTA
= 3,82ml x 0,0154 M = 0,0588

mg Ca

= mek Ca x 56
= 0,0588 mmol x 56 = 3,2928 mg

ppm Ca

Rata rata =

1000
x mg Ca
100

1000
x 3,2928mg = 32,928 ppm
100

32,928
= 3,29oD
10

(3,27 3,29)
2

= 3,28 D

Penentuan Kesadahan Magnesium


Kes. Mg2+ = Kes. Total Kes. Ca2+
= 4,97 3,28 = 1,69 D
Pembahasan :
1. Fungsi penambahan larutan NaOH 3 N adalah untuk menaikan pH menjadi
basa, karena perubahan warna indikator murexside adalah pada pH>11.
2. Kadar Mg ditentukan secara tidak langsung yaitu dengan cara mengurangi
nilai kesadahan total dengan kesadahan Ca, karena di dalam sampel air jika
ditentukan dengan menggunakan metode kompleksometri menggunakan
indikator murexide kesadahan yang dapat teramati/terukur adalah kesadahan
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
73

UJI KUALITAS AIR

Ca dan Mg, sehingga untuk menghemat penggunaan larutan dan biaya serta
mengefektifkan waktu kadar Mg ditentukan secara tidak langsung.

III.2.3 Penetapan Fe
Data pengamatan
Reaksi
Fe2+ + Br2

Fe3+ + Br-

Fe3+ + SCN- Fe(SCN)2 (aq) Fe(SCN)3 [Fe(SCN)6]3Perhitungan :


PERHITUNGAN STANDAR FE :
[Fe NH4 (SO4)2 12 H2O] =
[Fe] =
=

70,4mg
= 704 ppm
0,1L

ArFe
Mr

clar

56
704 81,7925 ppm
482

C standar =

0,5ml 81,7925 ppm


=0,41 ppm
100

Cstd

= 0,41 ppm

bstd

= 15 cm

bsampel

Hukum Lambert-beer =>


A1 = A2
1.b1.c1

= 2.b2.c2

b1 =

Csampel

; 1 = 2

cstd bstd

= bsampel
=

[Fe]

b2

0,46 ppm 15cm


= 0,298 ppm
20,6cm

= Csampel x f pengenceran

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
74

= 20,6 cm

UJI KUALITAS AIR

100
= 2,98 ppm
10

= 0,298 x

III.2.4 Penetapan Mn
Data Pengamatan :
Reaksi :
2Mn2+ + 5S2O8 2- + 8H2O 2MnO4- + 10SO42- + 16H+
Perhitungan :
PERHITUNGAN STANDAR
[KMnO4]

= N x BE x 1000
= 0,0101 N x 31,6 mg/l x 1000
=319,16 ppm

[KmnO4]std

1
x 319,16 ppm
100

= 3,1916 ppm
C std Mn

ArMn
xC
MrKMnO 4

55
x 3,1916 = 1,11ppm
158

[Mn2+] = 0, karena pada saat penambahan K2S2O8 tidak terbentuk warna


ungu merah
Pembahasan :
1.

Fungsi penambahan AgNO3 dan HNO3 adalah untuk mengendapkan ion Clyang terdapat dalam air, karena ion Cl - dapat bereaksi dengan ion MnO 4-,
sehingga kadar mangan dalam sampel air menjadi berkurang sehingga
penetapan menjadi tidak benar.

2.

Penambahan AgNO3 tidak boleh terlalu berlebih karena kelebihan Ag akan


mengendap sebagai kacaperak.

3.

Mangan dalam air dioksidasi menjadi ion MnO4- oleh kalium persulfat,
sehingga mangan menjadi senyawa berwarna dan dapat ditentukan kadarnya
dengan menggunakan standar KMnO4.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
75

UJI KUALITAS AIR

4.

Tidak terbentuknya warna ungu KmnO 4 menandakan keberadaan Mn dalam


sampel negatif.

III.2.5 Penentuan Klorida


Data Pengamatan :
Reaksi :
Cl-

AgNO3

AgCl2(s)

NO3-

NO3-

(putih)

CrO42- +

AgNO3

Ag2CrO4
(merah bata)

Tabel pengamatan
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)

1
3,35
0,00
3,35

2
3,31
0,00
3,31

Perhitungan
I) mek Cl- = mek AgNO3
= 3,31 mL x 0,0286 N
= 0,094666 mek
mg Cl- = mek Cl- x Ar Cl= 0,094666 mekx 35,5
= 3,3606 mg
mgCl

ppm Cl- = volsampel


=

3,3606
0,1

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
76

UJI KUALITAS AIR

= 33,61 mg/L
II) mek Cl- = mek AgNO3
= 3,28 mL x 0,0286 N
= 0,093808 mek
mg Cl- = mek Cl- x Ar Cl= 0,093808 mek x 35,5
= 3,330184 mg
mgcl

ppm Cl- = volsampel


=

3,330184 mg
0,1L

= 33,30 mg/L

Rata rata =

(33,61 33,30)
2

= 33,45 mg/L
PEMBAHASAN :
1.

Karena [AgNO3] yang digunakan encer,maka TA yang teramati adalah


terbentuknya warna kuning telur endapan Ag2CrO4

2.

Penambahan MgO pada saat percobaan adalah untuk merubah warna


dari kuning jingga menjadi kuning jelas. Penambahan ini dilakukan
untuk mempermudah dalam melihat perubahan endapan pada saat titik
akhir.

3.

Aquadest yang digunakan harus terlebih dahulu di cek terhadap klorida


agar tidak terjadi penambahan kadar klorida dari aquadest yang
menyebabkan sampel air tidak ekivalen dengan AgNO 3. Cara
mengeceknya adalah dengan mengambil beberapa mL aquadest
kemudian tambahkan ke dalamnya Ba(OH) 2 jika terbentuk endapan
putih maka aquadest tak layak pakai.

III.2.6 Penentuan Zat Organik


Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
77

UJI KUALITAS AIR

Data Pengamatan
Reaksi

C, H, O + MnO4 - + H+ CO2 + Mn2+ + H2O


2MnO4 sisa + 5H2C2O4 2- berlebih + 6H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
H2C2O4 2- sisa + 2MnO4- + 6H+ 2Mn2+ + 10CO2 + 8H2O
Tabel pengamatan
1
0,67
0,00
0,67

Volume akhir (mL)


Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)

2
0,82
0,00
0,82

Perhitungan
I) mek Zat Organik

= {(10+Vtitrasi) x [KMnO4] 10 x [H2C2O4] }


= (10+0,67) x 0,0101 (10x0,0101)
= 0,107767 0,101
= 0,006767 mek

mg Zat Organik

= mek ZO x 31,6
= 0,006767 x 3,16
= 0,2138 mg

ppm Zat Organik

mgZo

= volsampel
=

0,2138
0,1L

= 2,14 mg/L

II) mek Zat Organik

= {(10+Vtitrasi) x [KMnO4] 10 x [H2C2O4] }


= (10+0,82) x 0,0101 (10x0,0101)
= 0,109282 0,101
= 0,008282 mek

mg Zat Organik

= mek ZO x 31,6
= 0,008282 x 3,16

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
78

UJI KUALITAS AIR

= 0,2617 mg
ppm Zat Organik

mgZo

= volsampel
=

0,2617 mg
0,1L

= 2,62 mg/L

Rata rata =

( 2,14 2,62)
2

= 2,38 mg/L
Pembahasan :
1. Penambahan 10 mL KMnO4 pertama berfungsi untuk mereaksikan sampel air
(zat organiknya) dengan KMnO4 yang kemudian sisanya akan direaksikan
dengan H2C2O4. Kemudian kelebihan H2C2O4 akan dititrasi dengan KMnO4
standar dan akhirnya dapat diketahui kadar zat organiknya.
2. Penetapan zat organik sangat ditentukan dengan kadar klorida, karena jika
kadar Cl- < 300 ppm maka penetapan kadar zat organik harus secara asam dan
jika kadar Cl- > 300 ppm maka penetapan kadar zat organik harus secara basa,
pada penetapan kali ini kami memakai cara asam, karena setelah dilakukan
penetapan klorida didapatkan kadarnya sebesar 41,44 ppm (Cl- < 300).
3. Kesalahan Pada Zat organik dalam akan terdeteksi pada kondisi kurang asam
dan Perbedaan konsentrasi KMnO4 & H2C2O4 pada saat:

Ketika penambahan H2C2O4 tidak berwarna

Ketika penambahan H2C2O4 dipanaskan terbentuk warna coklat.

III.2.7 Penetapan Oksigen Terlarut (DO)


Data Pengamatan
Reaksi
MnSO4 + 2KOH Mn(OH)2 + K2SO4
2Mn(OH)2 + O2 MnO2 + H2O
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
79

UJI KUALITAS AIR

MnO2 + 4H+ + I- Mn2+ + I2 + H2O


I2 + 2S2O3 2- 2I- + S4O6 2Tabel pengamatan
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)

1
22,98
0,00
22,98

2
22,50
0,00
22,50

Perhitungan
I) O2

1000

= (Vbotol 4) x Vtiosulfat x [tiosulfat] x BE O2


=

1000
x 22,98 x 0,0230 x 8
562 4

= 7,58 mg/L
II) O2

=
=

1000
x Vtiosulfat x [tiosulfat] x BE O2
Vbotol 4
1000
x 22,50 x 0,0230 x 8
562 4

= 7,42 mg/L
Rata rata =

(7,58 7,42)
= 7,5 mg/L
2

PEMBAHASAN :
Pembahasan :
1. Berat O2 diperoleh hasilnya 8 yaitu dari (

1
1
x Mr O2), sedangkan
diperoleh
4
4

dari reaksi O2 yang melibatkan 4e-, sesuai persamaan reaksi : O2 + 4H+ + 4e 2H2O
2. Volume Elemeyer berasah harus ditera terlebih dahulu, tujuannya untuk
mengetahui dengan pasti volume sampel yang mampu ditampungnya, karena
Vsampel akan diikutkan dalam perhitungan
3. Volume sampel dalam elemeyer dikurangi 4, angka 4 didapat dari 2 mL
MnSO4 dan 2 mL alkali yodida azida.
Annissa nur aisyah & Hani haryani
Level 05 ak 2
80

UJI KUALITAS AIR

4. Pereaksi Alkali Iodida azida berfungsi sebagai katalisator, karena zat organik
sangat sukar bereaksi. Kalau MnSO4 berfungsi untuk mengikat oksigen
menjadi Mn(OH)2 yang kemudian akan teroksidasi menjadi MnO2 berhidrat.

III.2.8 Penentuan Chemical Oxygen Demand (COD)


Data Pengamatan
Reaksi :

C, H ,O, N, S + Cr2O7 2- CO2 + H2O + NH3 + Cr3+


Cr2O7 2- sisa + Fe2+
Fe2+ + Ferroin

Cr 3+ + Fe3+
merah

Tabel pengamatan
Volume akhir (mL)
Volume awal (mL)
Vol. pemakaian (mL)

Blanko
9,82
0,00
9,82

2
8,99
0,00
8,99

Perhitungan
= ppm Cl- x 0,23

= 33,45 ppm x 0,23


= 7,6935 ppm
COD

= { ( Vblanko Vtitrasi ) x [FAS] x 8000 / Vol sample } d


={

(9,82 8,99) x 0,25 x8000


}- (33,45 x 0,23)
50

= 33,2 7,6935
= 25,51
PEMBAHASAN :
1. Pada penetapan COD kemungkinan zat yang teroksidasi oleh larutan
dikromat bukan hanya zat-zat yang dapat teroksidasi secara
biologis,melainkan juga zat-zat yang inert.
2. Cl- akan ikut teroksidasi oleh dikromat.
Cl- + CrO72- + 14 H+

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
81

UJI KUALITAS AIR

III.2.9 Penentuan NH4+ bebas


Data Pengamatan
Reaksi :
Pereaksi Nessler : HgI2, KI, NaOH (K2HgI4)
NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(HH2)I(s) + 7I- + 3H2O
Perhitungan
[NH4+ bebas]

Cstdxbstd

= bsampel
=

(0,1x 23,70)
17,2

= 0,13 ppm
PEMBAHASAN :
1. Pengukuran volume sampel dan standar harus dilakukan dengan gelas ukur
karena tabung nessler bukanlah alat ukur.
2. Pada penetapan ammonium bebas sebelum ditambahkan pereaksi nessler
harus

ditambahkan

perekasi

Zn(CH3COO)2

yang

berfungsi

untuk

mengendapan ion sulfida menjadi ZnS, saring filtratnya. Kemudian


tambahkan NaOH dan Na2CO3 untuk mengendapkan Ca dan Mg saring
filtratnya. Kemudian tambahkan tawas untuk menjernihkan air.

3.2.10 Penentuan NH4+ protein


Data Pengamatan
Reaksi:
Pereaksi Nessler : HgI2, KI, NaOH (K2HgI4)
R-NH2 + H+ + S2O82- CO2 + H2O + (NH4)2SO4
NH4+(*) + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(NH2)I(s) + 7I- + 3H2O
Coklat Terdipersi

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
82

UJI KUALITAS AIR

Perhitungan
Cstdxbstd
bsampel

C sample =
=

1 ppmx 22,6cm
= 1,01 ppm ( sebagai NH4+jumlah)
22,3cm

[NH4+rotein]

= NH4 +umlah NH4+bebas


= 1,01 ppm-0,13 ppm
= 0,88 ppm

PEMBAHASAN :
1)

Pada penetapan NH4+ proteid dioksidasi oleh K2S2O8 dalam suasana asam
dengan penambahan H2SO4

2)

Oksidasi pada penetapan NH4+ proteid dipercepat dengan pemanasan


dilakukan diatas penangas karena NH4+ mudah menguap.

3)

Untuk sampel yang keruh,harus dihilangkan dahulu kekeruhannya dengan


cara disaring atau ditambah koagulan.

III.2.11 Penentuan NO2Data Pengamatan


Reaksi :

Reaksi diazotisasi asam sulfonil oleh asam nitrit, yang diikuti oleh reaksi
kopling dengan -naftilamina membentuk suatu zat pewarna azo yang merah
Perhitungan
C sample

Cstdxbstd

= bsampel

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
83

UJI KUALITAS AIR

(11,50 x 0,01 ppm)


21,5cm

= 0,0053 ppm
ppm NH4+dari NO2=

= Mr. NH4+ x Csampel


Mr. NO218
x 0,0053 ppm
46

= 0,0021 ppm
PEMBAHASAN :
Pereaksi nitrit yang digunakan adalah Griez- Romyn
o 1 bagian naphtylamin
o 10 bagian asam sulfonil
o 89 bagian asam tartrat
Ketiganya digerus dalam lumpang sampai halus dan tercampur dengan
baik (homogen).
Pereaksi tersebut harus dalam keadaan fresh karena apabila ketiganya
sudah dicampur maka kestabilannya kurang dan mudah terurai oleh
cahaya, tapi dalam bentuk terpisah, stabil.
Nitrit diamati sebelum 30 menit setelah penambahan pereaksi, karena
apabila lebih dari 30 menit maka intensitas warna nitrit akan pudar karena
teroksidasi oleh oksigen menjadi nitrat sehingga kita tidak akan
memperoleh data yang akurat karena sebagian dari nitrit yang akan
ditetapkan berubah menjadi nitrat.
Apabila larutan sampel yang akan diukur kadar nitritnya keruh, maka
perlu dijernihkan dulu dengan cara koagulasi memakai tawas.
Pada

penentuan

NO2-,setelah

ditambahkan

pereaksi

nitrit,larutan

didiamkan 10 menit agar reaksi berjalan sempurna.


Larutan standar nitrit dibuat dengan melarutkan 0,2463 g NaNO2 tak berair
hingga 1 Liter air bebas NO2-, kemudian tambah 1 mL kloroform.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
84

UJI KUALITAS AIR

3.2.12 Penentuan NO3Data Pengamatan


Reaksi :
6NaOH + 2Al 3H2 + 2Na3AlO3
NO2- + 3H2

NH3 + OH- + H2O

NO3- + 4H2

NH3 + OH- + 2H2O

NH4+ + 2[HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(HH2)I(s) + 7I- + 3H2O


Perhitungan
[NH4+total]

Cstdxbstd
bsampel

( 23,4cmx0,3 ppm)
23,00cm

= 0,3052 ppm
ppm NO3=

= Mr. NO3- x ppm NH4+ dari NO3Mr. NH4+


62
x ( 0,3052 0,0021- 0,13 )
18

= 0,596 ppm
Pembahasan :
1. Penetapan nitrat digunakan cara yang sama dengan penetapan ammonium,
karena nitrat diukur dalam bentuk ammonium dan untuk menghitung nitrat

murni dapat digunakan faktor

Mr NO 3

Mr NH 4

dan dikalikan kadar nitrat dalam

bentuk ammonium.
2. Penetapan nitrat harus didiamkan selama satu hari, hal ini bertujuan untuk
mengoksidasi nitrat menjadi ammonium oleh gas hidrogen agar berlangsung
secara sempurna.

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
85

UJI KUALITAS AIR

3. Fungsi garam siegnete adalah untuk menahan pH agar warna yang


ditimbulkan oleh pereaksi nessler tetap stabil.

pengujian
Kesadahan

Satuan

tetap
sementara
total
TSS
TDS
TS
Mg2+
Ca2+
HCO3CO2
Fe
DO
ClMn2+
ZO
NH4+ bebas
NH4+ proteid
NO2-

hasil

standar

Max 24 jam

2,45
o

2,52

Ppm
ppm
Ppm
o
D
o
D
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Ppm
Mg KmnO4/L
Ppm
Ppm
Ppm

4,97
59
276
335
1,69
3,28
304,63
26,14
0,27
5,13
10,20
0
6,70
0,96
0,08
0,80

< 10
<1500
<150
<200
<6
<600
<0,5
<10
<20,00
0,00 kecuali
sumur yang

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
86

<500
<30
<75
0,1
<200
<0,05
-

UJI KUALITAS AIR

NO3pH

1.4
NO
1
2
3
4

Ppm
-

1,24
7,1

dalam
20,00
6,5-9,2

Waktu Pelaksanaan Praktikum


PARAMETER PENGUJIAN
Bau, Warna, DHL, Disolved Oxygen, Asiditas,
Klorida, Nitrit, pH,dan turbiditas
Kesadahan, Ca ,Mg dan TS
Zat Organik(angka permanganat),Fe,TSS,TDS
dan Mn
Ammonium bebas,amonium proteid,Nitrat,dan
COD

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
87

WAKTU PENGUJIAN
11 maret 2008
18 maret 2008
25 maret 2008
01 april 2008

UJI KUALITAS AIR

Annissa nur aisyah & Hani haryani


Level 05 ak 2
88

Anda mungkin juga menyukai