Anda di halaman 1dari 23

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII

PT. PLN (Persero) WKSKT


Cabang Kuala Kapuas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PLTD Buntok memiliki 12 Unit mesin dengan daya terpasang 6.380 kW, 3
diantaranya masih dalam proses penghapusan kerena kerusakan yang sudah sangat
parah.
Pendinginan pada setiap PLTD sangat diperlukan untuk keandalan serta
efisiensi kerja mesin diesel, Sistem Pendingin mengambil sebagian panas dari
bagian-bagian tertentu di mesin. Panas tersebut dikarenakan pembakaran bahan
bakar di dalam ruang bakar dengan demikian diperlukan pendinginan pada bagian
mesin seperti Cylinder Head, Cylinder Liner, Exhaust Valve Housing, Piston, Cylinder
Block, Radiator dan lain-lain Untuk menjaga agar tidak terjadi panas yang melebihi
toleransi serta menjaga suhu kerja pelumasan. Besarnya daya pakai/indikator adalah
panas hasil pembakaran dikurangi dengan kerugian panas yang terbawa bersama
air pendingin dan dan gas bekas (neraca panas mesin diesel). Air pendingin di PLTD
Buntok menggunakan air PDAM untuk sistem pendingin.
1.2 Perumusan Masalah
Pengoperasian Satuan Pembangkit Diesel (SPD) pada PLTD Buntok pada
saat ini terjadi penurunan daya mampu yang cukup signifikan. Dari table 1.1 dapat
dilihat bahwa derating daya dari 9 mesin yang beroperasi adalah sebesar 1.370 kw,
bila hal ini terus dibiarkan dan tidak dilakukan analisa lebih dini dikhawatirkan akan
terjadi kerusakan yang lebih parah lagi.
Tabel 1.1 Derating daya mesin s.d. bulan agustus 2006 di PLTD Buntok
JENIS PEMBANGKIT

DAYA

UNIT

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

STATUS

DERATING

(KONDISI)

DAYA

MERK

TIPE

NO.
SERI

TERPS.

MAMPU

MAMPU

(KW)

(KW)

(%)

MESIN/LOKASI

(%)

DEUTZ MWM
DEUTZ
DEUTZ
DEUTZ MWM
DEUTZ/MWM
DEUTZ
MIRRLESS
MIRRLESS
DEUTZ MWM
DEUTZ MWM
DEUTZ MWM
DEUTZ-AG

TBD 232 V12


BA 6 M-816U
BA 6 M-816U
TBD 616 V12
TBD 616 V12
BA 6 M-816U
ESL 8 MK 2
ESL 8 MK 2
TBD 616 V12
TBD 616 V12
TBD 616 V12
TBD 620 V12

72762
7073445
7073442
2203515
2205186
7073030
7127-03
7132-01
2200876
2204507
2204057
2204438

220
260
260
500
500
260
940
940
500
500
500
1.000

130
400
400
700
700
400
400
300
800

59
80
80
74
74
80
80
60
80

Baik/PLTD Lama
Rusak/PLTD Lama
Rusak/PLTD Lama
Baik/PLTD Lama
Baik/PLTD Lama
Rusak/PLTD Lama
Baik/PLTD Baru
Baik/PLTD Baru
Baik/PLTD Baru
Baik/PLTD Baru
Baik/PLTD Baru
Baik/PLTD Baru

41
20
20
26
26
20
20
40
20

6.380

4.230

TOTAL

(Data Neraca Daya Pembangkitan CKLP)


Analisa dan Perencanaan Water Treatment
Di PLTD Buntok

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

Gangguan yang terjadi tahun 2005 sampai sekarang di PLTD Buntok :


Tabel 1.2 Gangguan mesin TAHUN 2005-2006 akibat pendinginan kurang baik

No

TANGGAL

GANGGUAN/KERUSAKAN

UNIT/MESIN

5 juli 2006

Engine trip dan tercium bau terbakar pada


motor radiator

30 Mei 2006

Radiator rusak dan keropos, blade kipas


radiator

18 April 2006

Mesin trip saat pararel akibat komponen


radiator panas.

DEUTZ MWM TBD 616


V12 2205186
Mireless
Blackstone/ESL8MK2
7132-01
DEUTZ MWM 616V12
2200876

8 oktober 2005

Radiator bocor dan fan blade radiator patah,


engine trip

DEUTZ AG TBD620V12
2204438

11 September 2005

Retak pada dudukan exhaust valve


setting/cyl. Head dan kerak putih pada cyl.
Liner saat diperiksa kondisi radiator rusak
parah, kropos dan buntu. Engine trip dan
pemadaman.

Mireless
Blackstone/ESL8MK2
7132-01

29 Mei 2005

Low water pressure trip bekerja akibat floating


seal Jacket water pump bocor.

DEUTZ AG TBD620V12
2204438

15 April 2006

Motor Radiator panas, pada saat mesin


operasi prarel beban, tiba-tiba genset trip

19 AprIL 2005

28 Januari 2005

10

24 Januari 2005

DEUTZ MWM TBD 616


V12 2200876
Mireless
Sambungan pipa Fresh water pecah dan
Blackstone/ESL8MK2
Radiator bocor akibat korosi.
7132-01
DEUTZ AG TBD620v12
Water pump dan floating seal rusak
2204438
Mesin trip dan pemadaman, saat operasi.
Mireless
Radiator keropos dan penyumbatan da n
Blackstone/ESL8MK2
7132-01
kerusakan pada kisi-kisi.
(Data gangguan Mesin PLTD Buntok tahun 2005-2006)

Contoh-contoh kerusakan akibat air pendingin yang kurang baik di PLTD Buntok

Scale/Kerak di saluran air


Unit 8

Cyl. Head Pecah


di Unit 6
Radiator Berkarat dan
Bocor Unit 1

Cyl. Liner Berkarat


di Unit 8

Storage Tank yang sudah


berkarat
Mesin Berkarat di Unit 5

Gambar 1.1 Contoh kerusakan akibat rendahnya kualitas air pendingin


Analisa dan Perencanaan Water Treatment
Di PLTD Buntok

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

Oleh sebab itu dipelukan deteksi lebih awal agar kerusakan mesin dapat
diminimalisir,

1.3 Tujuan
a. Mencegah kerusakan pada mesin dan sistem pendingin yang disebabkan
Cooling Water yang tidak sesuai.
b. Meningkatkan kinerja sistem pendingin dan daya mampu mesin existing dari
daya terpasang serta Mengurangi derating mesin yang disebabkan oleh
Cooling

Water.sehingga

bisa

membantu

sistem

dalam

mengikuti

perkembangan beban.
c. Mencegah timbulnya korosi dan scale (kerak).

1.4 Pra Anggapan


Penyebab seringnya gangguan sistem pendingin mesin di PLTD Buntok
adalah sebagai berikut :
Air PDAM Kabupaten Buntok kurang memenuhi standard air pendingin
mesin mengakibatkan kurang efektifnya pendinginan mesin mengakibatkan
gangguan dan derating pada mesin, korosi dan kerak sehingga timbul
pengecilan diameter pipa serta daya mampu mesin terbuang pada panas
mesin sehingga keandalan serta pasokan listrik terhambat.
Machine

Man

Kurangnya Pengetahuan
dan Pelatihan

Banyak Terdapat
kerak dan korosi
AKIBAT

Penyempitan diameter
saluran/pipa

Tidak ada Kontrol


dan analisa
Air pendingin

Air Pendingin tidak


sesuai dengan
standard

Methode

Efisiensi dan daya mampu


mesin berkurang (sering
pemadaman)
Derating mesin semakin
tinggi
live time mesin semakin
berkurang

Kekurangan alat bantu


dan tidak ada alat ukur

Material

Gambar 1.2 Fish Bone Diagram sebab akibat turunnya efisiensi mesin di PLTD Buntok

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Jenis Air


Macam-macam air baku (Raw Water) berdasarkan sumbernya dapat
dibedakan sebagai berikut :
a. Air Hujan.
b. Air Permukaan (Danau, Kolam, Sungai, Waduk, dan Air Laut).
c. Air Sumber (Sumur).
Pengelompokan air berdasarkan kebutuhan di sebuah Pembangkit Diesel
adalah sebagai beikut :
a. Demin water
Demin water (Make Up Water) adalah air yang tidak mengandung mineralmineral. Mineral-mineral yang terkandung dalam air harus dihilangkan atau
diminimalkan sekecil mungkin karena dapat menyebabkan korosi dan pembentukan
kerak pada instalasi pengolahan air dan mesin.
b. Service water
Service water adalah air yang dapat digunakan untuk beberapa keperluan
antara lain Fire hydrant Operasional unit-unit, mis : pompa, dll.
c. Potable water
Potable water merupakan air yang dapat digunakan untuk sanitasi, misalnya
air minum dan keperluan mandi, cuci.

2.2 Water Quality


Beberapa Impurities yang ditemukan dalam Raw Water, dampak yang
ditimbulkan serta metoda treatment yang harus dilakukan dapat dilihat pada table di
bawah.
Tabel 2.1 . Impurites yang biasa ditemukan dalam Raw Water

No.

Unsur

Chemical
Formula

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

Dampak

Treatment

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas
1

Turbidity

Hardness

Alkalinity

Expressed
Units

Unsur Estetika

Coagulation

Deposit di jalur pipa


&
treatment
equipment

Settling/pengendapan

Calcium
&
Magnesium
Salts,
Expressed as
CaCO3

Penyebab
utama
Scaling
(Pengerakan)
di
Heat
Exchange
Equipment

Softening

Bicarbonate
(HCO3-)

Foam & CarryOver


dari padatan

Lime & Lime-Soda Softening

Carbonate
(CO32-)

Produksi CO2 dalam


steam
yang
merupakan sumber
corrosion.

Demineralization
Dealkalinization
Exchange

Corrosion

Neutralization dengan Alkali

pH
asam
mempunyai
kecenderungan
bersifat korosif & pH
basa
mempunyai
kecenderungan
menimbulkan kerak

pH dinaikkan dengan Alkalies

as

Hydroxide (OH)
Expressed
CaCO3
4

Free Mineral
Acid

pH

Demineralization
Surface Active Agents
Internal Boilers Water Treatment

Acid Treatment

as

Konsentrasi
Hidrogen

pH diturunkan dengan asam

Conductivity

Menunjukkan
besarnya kadar
garam dalam
air
sebagai
padatan terlaut.
Calcium,
natrium,
ammonia dll.

Conductivity
yang
tinggi
cenderung
bersifat korosif

Anion Exchange

Sulfate

SO42-

Pengaruhnya tidak
terlalu
signifikan,
tetapi
apabila
bergabung dengan
Calcium,
akan
membentuk Calcium
Sulfate
yang
menyebabkan Scale.

Demineralization

Meningkatkan
karakter air untuk
menjadi Corrosive

Demineralization

Chloride

Ion

HCL

pH = log 1/(H+)

by

as

H2SO4
Expressed
CaCo3

Filtration

Cl-

Reverse Osmosis
Evaporation

Reverse Osmosis
Evaporation

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas
9

Nitrate

NO3-

Pengaruhnya
signifikan

tidak

Demineralization
Reverse Osmosis
Electrodialysis
Evaporation

10

Fluoride

F-

Menyebabkan bintikbintik email di gigi

Alum Coagulation

Tidak
terlalu
berpengaruh
di
industri
11

Sodium

Na+

Membentuk padatan
ketika
bereaksi
dengan OH-

Demineralization
Reverse Osmosis
Evaporation

12

Silica

SiO2

Scale pada Cooling


Water Sistem

Hot & Warm Process Removal


dengan Magnesium Salts

Deposit Silica
Turbin Blade

Adsorbtion dengan Highly Basic


Anion Exchange Resin

di

Reverse Osmosis
Evaporation
13

Iron

Fe2+ (Ferrous)
Fe

3+

(Ferric)

Discolor
water di
precipitasi (lapisan
endapan)
Sumber
deposit
pada jalur pipa

Aeration
Coagulation & Filtration
Lime Softening
Cation Exchange
Contact Filtration
Surface Active Agents for iron
retention

14

Manganese

Mn2+

Discolor water
precipitasi

di

Aeration
Coagulation

Sumber
deposit
pada jalur pipa

Lime Softening
Cation Exchange
Surface Active Agents
Manganese retention

15

Alumunium

Al3+

Biasanya
merupakan hasil dari
flok yang ter-carry
over dari Clarifier

Peningkatan
Operasi
Clarifier & Filter

16

Oxygen

O2

Corrosion pada jalur


pipa, heat exchange
equipment,
return
lines & boilers

Corrosion Inhibitors

17

Hydrogen
Sulfide

H2S

Menimbulkan
busuk

Aeration

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

bau

for

dari

Highly Basic Anion Exchange

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas
18

19

Ammonia

Dissolved
Solids

NH3

None

Corrosion
dari
copper & Zinc oleh
pembentukan
Complex Soluble Ion

Cation Exchange with Hydrogen


Zeolite

Konsentrasi
yang
tinggi
akan
menyebabkan
timbulnya Foaming
serta
deposits
mineral

Lime
Softening
&
Cation
Exchange dengan Hydrogen
Zeolite

Deaeration

Demineralization
Reverse Osmosis
Evaporation

21

Suspended
Solids

None

Deposits pada Heat


Exchange
Equipment

Filtration
Coagulation
Settling

21

Total Solids

None

Mengacu
pada
Dissolved Solid &
Suspended Solids

Mengacu pada Dissolved Solids


& Suspended Solids
(Betz Hanbook:2,111)

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa hal-hal yang harus diperhatikan dalam Cooling
Water Sistem Pendingin Mesin Diesel adalah sebagai berikut Total Solids (TS),
Alkalinity, Total Suspended Solids (TSS), pH, Total Dissolved Solids (TDS), Chloride,
Turbidity, Silika, Conductivity, Iron, Hardness, Sulphates, Oksigen. Untuk itu perlu
dilakukan monitoring dan kontrol secara khusus terhadap parameter-parameter
diatas yang berpengaruh pada mesin diesel.
2.3 Akibat Rendahnya Kualitas Air
Akibat yang ditimbulkan dari rendahnya kualitas air adalah:
a. Korosi.
Proses korosi terjadi terkikisnya metal oleh oksigen dan water impurities
lain yang . Untuk mencegah terjadinya korosi, karakteristik air yang harus
diperhatikan adalah Alkalinity, Acidity (pH), Dissolved atau Suspended Solids,
Chloride, Conductivity.
(Betz Handbook:171)

b. Kerak/scale.
Adalah deposit dari material inorganic (Magnesium , Silica, iron) yang
membentuk susunan tidak teratur, ditimbulkan dari unsur-unsur yang terlarut
dalam air. Deteksi terhadap kemungkian terbentuknya Scale adalah Alkalinity dan
Acidity (pH), Jumlah material pembentuk Scale yang terkandung dalam air, Silika,
Analisa dan Perencanaan Water Treatment
Di PLTD Buntok

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

Hardness.
Korosi

dan

pendingin/tube
menurunkan

kerak

akan

mengakibatkan

penyempitan

saluran

air

menghambat laju perpindahan panas mesin yang akan


daya

dari

mesin

itu

sendiri

sehingga

diperlukan

treatment/pengolahan air dan chemical cleaning.


Chemical Cleaning dilakukan untuk membuang kerak dan korosi serta
material lain seperti grease, oli dll.Jika tidak dilakukan akan merusak alat-alat
pengolahan air itu sendiri. Larutan yang digunakan harus mengandung
polyphosphate, surfactant dan antifoam.
(BETZ Handbook:235)

2.4 Pengolahan Air


Ada beberapa cara pengolahan air sebelum dipakai masuk sistem a.l.
1. Pengolahan Secara Fisika
a. Filtrasi (Penyaringan
Filtrasi adalah suatu proses pemisahan zat padat dari fluida (cair maupun
gas)/ pemisahan antara padatan/koloid dengan cairan yang membawanya
menggunakan

suatu

medium

berpori

atau

bahan

berpori

lain

untuk

menghilangkan sebanyak mungkin zat padat halus yang tersuspensi dan koloid.
Jenis jenis filter berdasarkan jenis media yang dipakai, yaitu :
Filter single medium,
Filter dual media
Filter multi media
Treatment yang termasuk dalam jenis filtrasi adalah Reverse Osmose.
Reverse osmose R.O. (Reverse Osmosis) adalah suatu metode pemurnian
melalui membran semi permeable di mana suatu tekanan tinggi (50-60 PSI)
diberikan sehingga akan memaksa air melewati bagian yang memiliki kepekatan
tinggi ke bagian dengan kepekatan rendah. Selama proses ini terjadi, kotoran dan
bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar. daya saring membran
RO adalah 0.01 mikron.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Reverse Osmose

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

b. Sedimentasi (Pengendapan)
Sedimentasi merupakan proses pengendapan bahan padatan dari air
olahan. Prinsip sedimentasi adalah pemisahan bagian padatan

dengan

memanfaatkan gaya grafitasi sehingga bagian yang padat berada di dasar kolam
pengendapan sedangkan air murni di atas.
c. Absorpsi
Absorpsi merupakan penangkapan/pengikatan ion-ion bebas di dalam air
oleh absorben. Contoh zat yang digunakan untuk proses absorpsi adalah zeolit
dan resin/karbon. Aplikasi absorpsi yaitu dengan cara mencampurkan absorben
dengan serbuk karbon aktif selanjutnya larutan disaring..
2. Pengolahan Secara Kimia
a. Koagulasi
Koagulasi merupakan proses pencampuran koagulan dalam air melalui
pengadukan cepat. Untuk menentukan dosis koagulan yang tepat digunakn jar
test.

Yang

mempengaruhi

dosis

koagulan

adalah

pH

air,

kekeruhan,

intensitas/lama pengadukan, dan suhu air. Fungsi dari pemberian koagulan


adalah untuk menetralkan ion-ion yang terkandung dalam air laut yang cenderung
bersifat negatif sehingga nantinya dapat bergabung membentuk gumpalangumpalan yang lebih besar. Sedangkan fungsi dari pengadukan yang dilakukan
adalah untuk mendispersi larutan koagulan secara merata ke seluruh bagian zat
cair dengan cepat. Untuk proses tersebut diperlukan turbulensi/mixing (adukan)
secara mekanis/manual.
b. Aerasi
Aerasi (jatuhan) merupakan suatu sistem penangkapan O2 dari udara pada
air olahan yang akan diproses. Proses aerasi terutama untuk menurunkan kadar
besi (Fe) dan magnesium (Mg).
(kusnaedi:21)

3. Pengolahan Secara Mikrobiologi


Pengolahan air secara mikrobiologi yang paling konvensional adalah
dengan cara mematikan mikroorganisme. Proses ini bisa dilakukan sekaligus
dengan proses koagulasi ataupun dengan mendidihkan air hingga mencapai
suhu 1000 C.

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

2.5 Sistem Pendingin


Pengertian sistem pendingin adalah sebuah proses dan perlengkapan yang
digunakan untuk memindahkan panas dari satu media ke media yang lain (Betz
Handbook:167). Sistem pendingin pada mesin berfungsi untuk mengalirkan media
pendingin (cair atau udara) ke bagian-bagian mesin yang hendak didinginkan.
Dilihat dari media yang digunakan untuk pendinginan, sistem pendinginan
dibagi dua :

2.4.1 Sistem pendingin udara


Prinsip kerjanya adalah : Kepala dan dinding luar silinder di buat bersirip-sirip
untuk memperluas bidang yang hendak didinginkan, agar lebih banyak panas-panas
yang dapat diambil. Blower yang mendapat putaran dari poros mesin, meniupkan
udara ke celah-celah sirip yang ada untuk mengambil panas.

2.4.2 Sistem Pendingin Air


Pada sistem pendingin air ini dibedakan pada dua jenis ;
a. Sistem pendinginan terbuka
Yaitu sistem pendingin yang pengggunaan air pendinginnya hanya sekali
(tidak di sirkulasikan lagi), dimana air dipompakan ke bagian-bagian yang
memerlukan pendinginan, kemudian dibuang langsung.
b. Sistem pendinginan tertutup
Air dari radiator dipompakan ke bagian mesin yang akan didinginkan,
Kemudian air tersebut dikembalikan ke radiator untuk didinginkan dan seterusnya
digunakan kembali untuk mendinginkan mesin.
Memakai radiator
Menggunakan Cooling tower

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

10

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

PEMIPAAN SISTEM
PENDINGINAN TERTUTUP
MENGGUNAKAN RADIATOR

PRESSURE GAUGE

p
SCREW DOWN VALVE

DIESEL ENGINE
COOLING WATER
CONSUMPTION TANK

t
THERMOMETER

THERMOSTAT 3 WAY
VALVE

COOLING WATER
PUMP

FLEXIBLE PIPE

SCREW DOWN VALVE

RADIATOR
OIL CIRCUIT FROM ENGINE
COCK (FILLING AND
DRAIN)

Gambar 2.2 Siklus sistem pendinginan tertutup menggunakan radiator

PEMIPAAN SISTEM PENDINGINAN


TERTUTUP MENGGUNAKAN
COOLING TOWER

DIESEL ENGINE
PRESSURE GAUGE

p
JCW COOLER

SCREW DOWN VALVE

t
INTERCOOLER
COOLING WATER
PUMP
M

LUBRICATION
OIL COOLER

COOLING TOWER

THERMOSTAT 3 WAY
VALVE

Gambar 2.3 Siklus sistem pendingin tertutup dengan menggunakan cooling tower

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

11

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Lay Out PLTD dan Sirkulasi Air Pendingin di PLTD Buntok
Dari pengamatan dilapangan dapat dilihat kondisi Lay out PLTD dan sirkulasi
air pendingin di PLTD Buntok seperti dilihat pada gambar 3.1.

1
14

12

8
10
7

13
9

11

Gambar 3.1 Lay out Kantor Ranting dan PLTD Buntok

Keterangan :
1. Kantor Ranting Buntok
2. Kantor Ophar PLTD Buntok
3. PLTD Buntok Lama
4. PLTD Buntok Baru
5. Pos Keamanan
6. Gudang
7. Toilet

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

8. Rumah Incenerator
9. Rumah RO
10. Cartridge Filter
11. Cooling Tower
12 . Centrifugal Separator
13. Raw Water Tank
14. Meter PDAM

12

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

SURVEY DATA
SISTEM
SISTEM PEMIPAAN
PEMIPAAN AIR
AIR PLTD
PLTD BUNTOK
BUNTOK

STORAGE
TANK

POMPA AIR
PDAM
ENGINE

ENGINE

UNIT 7,8

UNIT 1-6
AND 9-12

POMPA

COOLING
TOWER

RADIATOR

PORTABLE
WATER

SERVICE WATER
& FIRE WATER

Gambar 3.2 Kondisi existing dan Sirkulasi air pendingin PLTD Buntok

Dari kondisi di atas dapat dilihat bahwa tidak ada treatmen lanjutan, tidak
pernah dilakukan analisa laboratorium serta tidak ada Chemical Injection sama sekali
sehingga menyebabkan korosi pada mesin, radiator serta storage tank dalam kondisi
berkarat.

3.2 Water Treatment Plant Existing


Water Treatment yang ada di PLTD Buntok adalah sebagai berikut:
a. 1 Buah Unit Filtrasi
Merupakan Unit tambahan (Bukan Bawaan dari mesin), Filter ini belum
digunakan sampai saat ini, Memiliki Kapasitas Output yang 8 ltr/menit (480
lt/jam)/11.520 lt/hari (11,5 m3/hari) belum digunakan Alasannya adalah karena
storage tank yang dipakai dan sistem pendingin yang terbuat dari besi sudah
berkarat sehingga dikhawatirkan akan menyumbat filter dan memperlambat output
dari air pendingin.

Gambar 3.3 Unit Filtrasi PLTD Buntok

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

13

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

b. Bak Penampung
Gambar 3.4 Water Storage Tank PLTD Buntok

c. Bak Penampung Fiber


Ada 2 buah Storage Tank dengan kapasitas masing-masing 3.000 liter, yang
masih belum digunakan.

Gambar 3.5 Water Storage Tank PLTD Buntok

d. Filter tipe carbon aktif


Ada 1 buah cartridge filter tipe carbon yang belum digunakan.

Gambar 3.6 Filter tipe Carbon

3.3 Kriteria dan Hasil Analisa Lab Air Pendingin di PLTD Buntok
a. Kriteria Air Pendingin mesin Deutz
Tabel 3.1 Kriteria air pendingin Mesin DEUTZ

NO

ANALYSIS VALUES

MIN

MAX

6.5

pH

Chloride ion content

mg/liter

100

Sulphate ion content mg/liter

100

Total hardness

120dGH = 214,8 ppm

dGH

(DEUTZ Service Information Service:2)

Dengan rekomendasi sbb:

pH terlalu rendah
Tambahkan air dengan Soda Ash/Caustic soda atau potash lye dan aduk.

Total hardness terlalu tinggi


Air di treatment dengan ion exchanger.

Chloride dan atau sulphate terlalu tinggi

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

14

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

Air di treatment dengan ion exchanger.


b. Kriteria Air Pendingin mesin Mirleess
Dari data Engine Manual Book Mirlees tidak disebutkan syarat-syarat air
pendingin hanya menyarankan agar dilakukan pembersihan setiap 1500 jam dan
kelipatannya pada cleaning tube dan komponen sistem pendingin untuk (Raw water).
Dari ke 3 mesin tersebut belum memenuhi syarat-syarat terutama untuk
perawatan sistem pendingin sebagai penunjang operasi mesin diesel yang optimal,
oleh karena itu digunakan beberapa referensi sebagai acuan dan standard air
pendingin, sehingga diperoleh standard air pendingin dan hasil analisa di lab PLTU
Sektor asam-asam didapatkan kualitas air sebagai berikut sbb:
Tabel 3.2 Kriteria air pendingin dan hasil analisa di lab PLTU Sektor Asam-asam
SUMBER
NO

PARAMETER

SATUAN

BETZ
HANDBOOK

KOMULATIF

HASIL
ANALISA
LAB

7-8

6,3

<10

2,64

<170

319

<170

208

< 23

483

<50

<40

12

<50

12

ASTM
5,5-9

pH (Acidity)

Turbidity

NTU

<10

TDS

ppm

TSS

ppm

Conductivity

<23

Total Alkalinity (CaCo3)

ppm

<40

Ca Hardness

ppm

<50

Mg Hardness

ppm

<20

<20

30

ppm

<170

<170

40

<10

43

<10

5,6

<100

<40

7,5

<10

2,23

Hardness

7-9

Total Hardness
8

Chloride

ppm

<10

Silica

ppm

<10

10

Sulphates

ppm

<40

11

Iron (Fe)

ppm

(D1293)
-

<170
(D1888)

<170
(D1888)

(D1121-98)

(D1126)

<40
(D 4327)

(D516)

<10
(D4985)

(Dari Berbagai Sumber)

3.4 Analisa Data


Analisa kualitas air PDAM dilakukan di Laboratorium PT. PLN Persero Sektor
Asam-asam.Tanggal 6 September 2006, hasil analisa laboratorium yang dilakukan
didapatkan kualitas air sebagai berikut:
a. Clarified

Water dari PDAM dari hasil pengujian hanya memenuhi

parameter saja yaitu turbidity, Total Alkalinity, Ca hardness, Total hardness,


Analisa dan Perencanaan Water Treatment
Di PLTD Buntok

15

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

silica, sulphates dan iron.


b. Ada 6 parameter yang tidak memenuhi kriteria air pendingin PLTD Buntok
yaitu pH, TDS, TSS, Conductivity, Mg Hardness, Chloride.
c. Chloride, conductivity dan Ph yang rendah/asam menimbulkan korosi pada
sistem pendingin dan sebagian komponen mesin yang dilalui oleh air
pendingin.
d. Mg hardness, TDS dan TSS menimbulkan deposit dan kerak/scale pada
sistem pendingin dan sebagian komponen mesin yang dilalui oleh air
pendingin.
e. Chloride dapat diturunkan dengan RO
f. TSS Filtrasi atau RO
g. Mg Dapat diturunkan dengan proses aerasi atau Cation Exchanger
h. TDS diturunkan dengan Cation exchange atau RO
i. pH diturunkan dengan injeksi soda ash/kapur.
j.

Conductivity diturunkan dengan Anion Exchange.

k. Tidak dilakukan pengukuran Oksigen karena tidak mungkin menghilangkan


unsur oksigen dalam senyawa air karena dalam senyawa air sendiri sudah
ada unsur oksigen, untuk menghindari korosif akibat reaksi antara oksigen
dan besi digunakan Corrotion Inhibitor yang berfungsi melindungi lapisan besi
pada cooling circuit,
Sesuai dengan rekomendasi dari PT. MENRA BINA DIESEL Spare Part &
Service agen tunggal mesin DEUTZ dan MIRELEES Nomor 001/SD/1/05 inhibitor
dan antifreeze yang digunakan adalah DEUTZ protective agent for cooling circuit
dengan spesifikasi teknis
5 litre containers

Part No. 0101 1490

20 litre containers

Part No. 0101 6416

5 litre containers

Part No. 1221 1500

Dengan unsur Ethylene Glycol yang akan menjaga korosi dengan melapisi
permukaan besi. Dosis yang direkomendasikan adalah :
Tabel 3.3 Dosis penambahan DEUTZ Inhibitor yang direkomendasikan
Antifreeze Agents

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

50%

Water

90%

85%

80%

75%

70%

65%

60%

55%

50%

-40C

-70C

-100C

-130C

-180C

-220C

-280C

-350C

-450C

Antifreeze
Effective Up To

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

16

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

Atau dengan produk lain yang direkomendasikan antara lain.


Tabel 3.4 Inhibitor yang direkomendasikan
NO

PRODUCT NAME
Bedia Liquid BL1
Bedia BS/BT mit BP 1

MANUFACTURER/SUPLIER

BEDIA

FUCHS ANTICORIT S 2000 A

Fuchs

DEWT-NC/CWT-110, Liquidewt, Maxiguard

Drew Ameroid Dutschland GmBH

5
6

Liquid-Perry LP-20
Perry Filters & Detergent
Nalfleet 9-108, Nalfleet 9-111, Nalflettt 9131.
CWT Diesel/QC 2

Bedio Maschimen Fabrik

Deutsche Nalco-Chemie GmbH


Vecom GmbH
(DEUTZ Service Information Service)

3.5 Perhitungan Pemakaian Air


Pemakaian air untuk Cooling Water berfluktuatif dari data yang diambil pada
bulan juli tahun 2006 berdasarkan meter PDAM Buntok adalah sebanyak 134 M3
atau 4,7 m3/hari namun Pemakaian air untuk Cooling Water Sistem berfluktuatif
tergantung dari operasi mesin. Data pemakaian air untuk Cooling Water Sistem tidak
tercatat dengan baik. Dengan jumlah karyawan sebanyak 36 orang dan dengan
asumsi penggunaan service water sebesar 40% dari portable water maka
perhitungan pemakaian air diasumsikan dengan pemakaian air total sebagai berikut :
Pemakaian Air = (Cooling Water + Portable Water + Service Water )
Dimana :

Portable Water = Jumlah karyawan x pemakaian harian


= 36 x 50 l/org/hr
= 1.800 l/hr = 1,8 m3/hr

Service Water

= 40% x Portable Water


= 0,4 x 1.800 l/hr
= 720 l/hr = 0,8 m3/hr

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

17

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

Cooling Water = Jumlah pemakaian air total (Potable water + Service water)
= 4,7 (1,8+0,8) m3/hr
= 2,1 m3/hr

3.6 Design Treatment Plant


Dari hasil analisa dan perhitungan besar pemakaian air di atas dapat dibuat
sistem pengolahan air seperti di bawah:
Injeksi Soda Ash/kapur untuk mrnurunkan kadar pH air, dosis injeksi harus
dilakukan jar tes lebih lanjut untuk penambahan dalam storage tank yang
selanjutnya ditulis dalam form penambahan Soda Ash
Cation Exchanger dengan kapasitas 4,5 m3 untuk mengurangi kadar Mg dan
TDS
Anion Exchanger dengan kapasitas 4,5 m3 untuk mengurangi conductivity
Reverse Osmose sistem dengan kapasitas 3 m3/hari untuk mengurangi kadar
Chloride, TSS dan TDS
Injeksi Corrotion Inhibitor sesuai dengan yang direkomendasikan atau dengan
produk yang sesuai
Gambar design treatment plan sistem pengolahan air dapat dilihat pada
gambar 3.7.
WATER
WATER TREATMENT
TREATMENT DESIGN
DESIGN PLAN
PLAN
PLTD BUNTOK
PORTABLE
WATER

POMPA
PDAM
3
m3
BAK
PENAMPUNG

24
m3

CARBON FILTER

HYDRAN

INJEKSI
CORROTION
INHIBITOR

0,48
m3/jam

3
m3
INJEKSI
SODA ASH

DUAL MEDIA
FILTER

STORAGE TANK

ANION
EXCHANGE

CATION
EXCHANGE

3 m3

m33
33m

ENGINE
UNIT 1,2,3,4,5
AND 6
(PLTD LAMA)

ENGINE UNIT
7,8,9,10, 11
AND 12
(PLTD BARU)

3 m3

COOLING WATER
STORAGE TANK

REVERSE OSMOSIS

Gambar 3.7 Design Treatment Plant

3.7 Mechanical Cleaning and Chemcal Cleaning


Apabila Water Treatment Plant sudah terinstall, maka sebelum dilakukannya
Run Test, harus dilakukan Chemical Cleaning dan Mechanical Cleaning pada
Analisa dan Perencanaan Water Treatment
Di PLTD Buntok

18

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

masing-masing unit mesin. Siklus Pendinginan harus dibersihkan dari kontaminasi


kerak, kotoran dan korosi. Seluruh air pendinghin harus dikeluarkan dan dibilas
dengan larutan yang sesuai sampai sistem pendingin.
a. Mechanical Cleaning
Mechanical Cleaning adalah prasyarat sebelum dilakukan chemical cleaning
dan pemanfaatan demin water, dilakukan untuk membuang atau mengeluarkan karat
dan kerak yang sudah timbul akibat air pendingin yang tidak sesuai. Pembersihan
dilakukan secara manual pada bagian-bagian sistem pendingin (tube, radiator, pipapipa dll).
b. Chemical Cleaning
Chemical cleaning dilakukan harus terhadap semua bagian sistem pendingin
dengan pemakaian bahan kimia sbb:

Neutralizing and Passivating S-4801 atau S-4803

Sulfamic acid P28

Scale Remover-Hermes 1076

Atau bahan kimia lain yang sesuai


(Rusmanto:5)

Teknik pelaksanaan cleaning dilakukan sesuai dengan kondisi dari sistem, bila
sudah berkarat harus dilakukan test run sampai bersih. Untuk menjaga kondisi mesin
agar tidak terjadi kerusakan. Pelaksanaan cleaning dilakukan setiap 6 bulan sekali
atau disesuaikan dengan kondisi mesin dan sistem pendingin. Proses Chemical
Cleaning ini sudah pernah dilakukan dan terbukti di PLTD Sektor Mahakam Kaltim.
Bila

tidak

dilakukan

Mechanical

Cleaning

dan

Chemcal

Cleaning

akan

mempengaruhi kinerja dari sistem pendinginan.

3.8 Perhitungan Kehilangan Kwh


Total daya terpasang adalah 6,380 MW, 3 mesin (Deutz BA-816U) tidak
beroperasi lagi maka total daya terpasang existing sampai bulan Agustus 2005
adalah sebesar 5,600 MW daya mampu 4,230 MW = 1,370 MW.
PLTD Buntok berfungsi penyuplay daya listrik di kecamatan buntok dan
sekitarnya dengan beban yang berfluktuatif, maka dapat diasumsikan masing-masing
mesin beroperasi selama 12 Jam/Hari secara bergantian.
Apabila mesin mengalami derating maka tidak ada alternative lain selain

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

19

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

pemadaman dengan harga 1 kwh = Rp. 549,34 /KWh (data penjualan bulan agustus
2006 Ranting Buntok) maka setiap terjadi derating 1 MW saja kerugian yang
diakibatkan sebesar:
= 1.000 KW x (12 jam/hari x 365 hari) x Rp. 549,34,= 2.406.109.200 Rupiah/tahun
(Belum termasuk harga penggantian Engine Spare Part akibat air pendingin yang
tidak sesuai dan rusaknya Spare Part air Pendingin).

3.9 Initial cost


Rincian biaya yang diperlukan untuk instal 1 unit pengolahan air pendingin
mesin di PLTD Buntok adalah sbb :
Tabel 3.5 perincian biaya pengadaan satu unit instalasi sistem pendingin di PLTD buntok
kapasitas 3.000 liter/hari
NO
I

II

III

VI

KETERANGAN

UNIT

HARGA/UNI
HARGA (Rp)
T

TOTAL

FILTER
Dual Media Filter
Activated Carbon Filter

1
1

Sudah Ada
Sudah Ada

ION EXCHANGE SYSTEM


3
Cation Exchange(4,5 m /jam)
3
Anion Exchange(4,5 m /jam)

1
1

50.000.000
50.000.000

50.000.000
50.000.000

100.000.000

REVERSE OSMOSE SYSTEM


3
R.O. Kapasitas (3 m /jam)

50.000.000

50.000.000

50.000.000

RESERVOIR
Bak 500 liter
Raw Water Storage tank
Cooling Water Storage Tank
3
Make Up Storage Tank(3 m /jam)

4
1
1
3

400.000
Sudah Ada
Sudah Ada
2.000.000

1.600.000

6.000.000

46.000.000

46.000.000

Paket

2.000.000

2.000.000

48.000.000

Paket

60.000.000

60.000.000

60.000.000

7.600.000

VII ACCESSORIES

Hach DREL/2400 Complete Water


Quality Laboratory & Turbidimeter

1
$4559.00

Pemipaan
VIII TREATMENT SYSTEM
Perlengkapan :
Pompa Tekanan Tinggi
Flow meter
Pressure Gauge
Regulator Valve, Check Valve
Panel Kontrol
Analisa dan Perencanaan Water Treatment
Di PLTD Buntok

20

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas
IX

BAHAN KIMIA UNTUK INJEKSI


Soda Ash/Kapur
Asam Chlorida (Kation Exchanger)
HCL
Caustic Soda (Anion Exchanger)
NaOH
Chemical Cleaning
Corrotion Inhibitor

/tahun
/tahun

500.000
500.000

500.000
500.000

/tahun

500.000

500.000

1.500.000

3.000.000

10.000.000

10.000.000

2x
pertahun
/tahun

TOTAL

14.500.000
280.100.000

3.10 Perbandingan Perhitungan Kehilangan Kwh dan Initial Cost


Dengan asumsi terjadi depresiasi dan perawatan sebesar 20% pertahun maka
perbandingan initial cost, operation and maintenance cost dengan perhitungan Kwh
Loses adalah sbb :
Tabel 3.6 Perbandingan Initial Cost, Operation & Maintenance Cost
NO
1

INITIAL, OPERATION AND MAINTENANCE COST (Rp)


Initial Cost Tahun Pertama

Kwh LOSES (Rp)

280.100.000

2.406.109.200

65.180.000

2.406.109.200

2
Operation And Maintenance Cost/tahun
Bahan Kimia/Soda Ash

500.000

Resin Kation dan Anion

1.000.000

Chemical Cleaning

3.000.000

Corrotion Inhibitor

10.000.000

Depresiasi dan Perawatan (20%/tahun


x Initial Cost)

50.680.000

Dari hasil analisis ekonomis dapat dilihat bahwa dengan menginstal Sistem
Pengolahan Air (Water Treatment) PLTD Buntok akan menghemat beaya milyaran
rupiah dari sisi Derating 1 MW (Belum termasuk penggantian Spare Part akibat
rusaknya Spare Part oleh air Pendingin seta nilai KWh yang hilang jika ada
gangguan.

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

21

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Dari kajian ini didapat beberapa simpulan antara lain:
1. Untuk memperoleh air yang sesuai dengan kriteria air pendingin dibutuhkan
pengolahan dan pengawasan yang sesuai.
2. Derating mesin disebabkan oleh kurang efektifnya air pendingin (Cooling
Water) di PLTD Buntok.
3. Dengan initial cost Rp. 248.400.000 dan biaya perawatan dan depresiasi
sebesar 20% (50.180.000) pertahun akan menyelamatkan Kwh jual jutaan
rupiah.

4.2 Saran
1. Untuk mendapatkan efisiensi mesin dan pasokan listrik yang optimal
sebaiknya dilakukan pengecekan parameter air pendingin di setiap unit PLTD
yang berpendingin air.
2. Untuk PLTD Buntok sebaiknya menggunakan pengolahan air seperti yang
telah dijelaskan di atas.
3. Pembenahan di bidang SDM untuk mengadakan pelatihan tentang sistem air
pendingin.

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

22

Telaahan Staf Siswa OJT Angkatan VII


PT. PLN (Persero) WKSKT
Cabang Kuala Kapuas

DAFTAR PUSTAKA

DEUTZ Service Information Service, 2004, Technical Circular Medium and Large
Size, PT. MBD, Jakarta.
HACH Company, 2001, Hach DREL/2400 Complete Water Quality Laboratory &
Turbidimeter, HACH Company USA.
Kusnaedi, 2005, Mengolah Air Gambut dan Air Kotor Untuk Air Minum, Penebar
Swadaya, Jakarta.
MWM Diesel, Operasi dan Perawatan Operation and Servicing D 232-TD 232-TBD
232, MWM Diesel, Mannheim.
PT PLN (Persero) Jasa Diklat Unit Pendidikan & Pelatihan Suralaya, 2006, Kimia Air,
PT. PLN (Persero), Suralaya.
PT. METITO INDONESIA, System Design Data RO, Banjarmasin.
PUSDIKLAT PERUM PLN, Operasi dan Pemeliharaan PLTD (Dasar), PERUM PLN,
Kebayoran Jakarta.
Rusmanto, 2005, Upaya Meningkatkan Daya Mampu Satuan Pembangkit Diesel
(SPD) Existing PT. PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam, PT.
PLN (Persero) Wilayah Kaltim Sektor Mahakam, Mahakam.
Unit Bisma, Buku Petunjuk Pengoperasian Motor Diesel Bisma Lisensi Deutz, PT.
Boma Bisma Indra (Persero), Surabaya.
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2004, Laporan Studi Upaya Pengelolaan
lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Pada PLTD Buntok, PT.
PLN (Persero) Wilayah Kalsel & Kalteng, Banjarbaru.
Waluyo Daddy, 2005, Proposal Radiator Make Up Water Treatment Package By
Using Reverse Osmosis (RO), PT. METITO INDONESIA, Jakarta.

Analisa dan Perencanaan Water Treatment


Di PLTD Buntok

23

Anda mungkin juga menyukai