Anda di halaman 1dari 21

ASPEK MEDIKOLEGAL

PENGGALIAN KUBUR
(EKSHUMASI) FORENSIK
Oleh:
Catharina Endah W.
Chusnul Khotimah
Gama Yuniharizky
Muetia Agussyali
Adhy Hermawan
Fransiscus Ronaldo

FK Undip
FK Undip
FK Undip
FK Trisakti
FK Trisakti
FK Trisakti

Dosen Pembimbing: Dr. Gatot Suharto, Sp.F, DFM, SH, M.Kes


Residen Pembimbing: Dr. Istiqomah, MHKes

Makam Korban Pembunuhan Dipindahkan ke Jakarta,


Pembongkaran Makam Jadi Tontonan Warga
Jumat, 27 Mei 2011

PLERED, RAKA Makam korban


pembunuhan yang dibuang di Kawasan
Cirata, Sonhadji Ridwan (56), warga
Jalan Purwa I Blok P Blok DKI,
Cipeda, Jagakarsa, Jakarta Selatan di
Kampung Cadas gantung, Desa
Cadassari,
KecamatanTegalwaru,
Kamis (26/5) siang, kembali digali
setelah pihak keluarga meyakini bahwa
mayat yang di temukan Sabtu (21/05)
lalu itu adalah mayat anggota keluarga
mereka.
Selain menyedot perhatian warga,
penggalian kuburan diwarnai isak
tangis anak dan kelurga korban.
Penggalian kembali kuburan Sonhadji
dilakukan setelah sebelumnya keluarga
korban mengenali korban dari pakaian
yang dikenakannya saat pergi dari
rumah untuk melakukan pertemuan
dengan rekan bisnisnya. Di samping
juga atas bukti dan petunjuk lain dari
polisi, terutama ciri fisik korban.
Sonhadji dilaporkan hilang saat
mengadakan pertemuan dengan Erwin,
rekan bisnis korban dikawasan Tebet,
Jakarta Selatan, Kamis (19/5) lalu.
Kemudian warga sekitar Cirata, Sabtu
pagi, gempar dengan penemuan mayat
laki-laki tak dikenal disebuah semak.
Setelah proses identifikasi, Minggu
(22/05) siang sekitar pukul 11.00 Wib
jenazah
korban
selanjutnya
dimakamkan
disekitar
lokasi
penemuan.
Berbekal slip ATM disaku korban,
polisi
kemudian
melakukan
penelusuran
identitas
korban.

Berdasarkan informasi dari pihak


Bank, belakangan diketahui bahwa
korban merupakan Sonhadji, seorang
pengusaha batu beraasal Jakarta
Selatan. Setelah itu, polisi pun
langsung menghubungi pihak keluarga
korban. Rabu (25/05) malam keluarga
korban berangkat ke Purwakarta untuk
memastikan kabar tersebut. Setelah
dilakukan pencocokan, rupanya identik
bahwa
jasad
yang
ditemukan
dikawasan Cirata itu adalah anggota
keluarga mereka yakni Sonhadji.
Penggalian kuburan diwarnai isak
tangis kelurga korban. Anak korban,
Rizal, yang turut menyaksikan
penggalian
ayahnya
tak
kuasa
menahan kesedihan melihat jasad
ayahnya yang harus tewas secara
mengenaskan.
Kelurga
korban
menduga korban tewas bukan hanya
karena motif perampokan, namun
korban tewas dibunuh dan sudah
direncanakan oleh para pelakunya.
Pihak kelurga juga meminta pihak
kepolisian
agar
mengusut
dan
menangkap
pelaku
dan
menghukumnya dengan ketentuan
hukum yang berlaku. Sementara mayat
korban setelah digali langsung dibawa
pihak keluarganya untuk dimakamkan
kembali di Jakarta. "Kepada pihak
kepolisian kami sangat mengharapkan
agar kasus ini bisa segera terungkap.
Dan para pelakunya agar dihukum
sesuai ketentuan," tandas Bagus Mulya
(32), menantu korban. (nos)

EKSHUMASI ???
Ex : Keluar

Humus : Tanah
Pemeriksaan terhadap mayat yang sudah dikuburkan dari
dalam kuburannya yang telah disahkan oleh hukum untuk
membantu peradilan

Forensik
Alasan
Ekshumasi

Non Forensik

Pro

EKSHUMASI

ASPEK HUKUM ??

Kontra

INDIKASI EKSHUMASI
Pengakuan terdakwa telah membunuh seseorang dan mengubur di suatu tempat
Jenazah setelah dikubur beberapa hari baru kemudian ada kecurigaan bahwa
jenazah meninggal secara tidak wajar
Atas perintah hakim untuk melakukan pemeriksaan ulang terhadap jenazah
Pada kasus kriminal untuk menentukan penyebab kematian yang diragukan,
misalnya pada kasus pembunuhan, yang ditutupi seakan bunuh diri
.

Pada kasus dimana sebab kematian yang tertera dalam surat keterangan kematian
tidak jelas dan menimbulkan pertanyaan seperti keracunan dan gantung diri
Penguburan mayat secara ilegal untuk menyembunyikan kematian atau karena
alasan kriminal
Pada kasus dimana identitas mayat yang dikubur tidak jelas kebenarannya atau
diragukan

Peminta ekshumasi
Tindak pidana biasa:
penyidik POLRI
Pelanggaran HAM:
penyelidik Komnas
HAM, penyidik Jaksa
Agung

TIM PEMERIKSA

Dokter spesialis forensik (SpF)


Ahli antropologi forensik
Ahli serologi forensik
Ahli DNA forensik
Ahli-ahli forensik lainnya: ahli odontologi
forensik, toksikologi forensik, balistik,
kimia forensik, fisika forensik, dsb.

Beberapa prinsip ekshumasi


Semakin dini dilakukan semakin baik
Pemeriksaan yang terbaik adalah
pemeriksaan pertama dan satu-satunya
Pengamanan benda bukti dilakukan
semaksimal mungkin sejak dari fase
penggalian: melibatkan ahli

Hal-hal yang Harus Diperhatikan


dalam Ekshumasi

Persiapan penggalian kuburan


Waktu yang baik
Kehadiran petugas
Keamanan

PROSEDUR EKSHUMASI
Surat permintaan penyidik
Informasi modus dan identitas
korban
Penggalian kubur

Pemastian Identitas
Label identitas
Sampel tanah jika perlu

Ekshumasi

Menentukan tempat (pada


lokasi atau di kamar mayat?)
Persiapan pemeriksa
Pemeriksaan
Jenazah

Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam

Upaya identifikasi kerangka

Gambar 1: Proses penggalian kubur


Aggrawal, Anil. Exhumation - Medical and Legal Aspects. Journal of Forensic Medicine and Toxicology.
2001; 2(2)

Gambar 2,3. Pengambilan sampel tanah pada ekshumasi


Aggrawal, Anil. Exhumation - Medical and Legal Aspects. Journal of Forensic Medicine and Toxicology.
2001; 2(2)

ASPEK
MEDIKOLEGAL
EKSHUMASI

Dasar Hukum Ekshumasi


KUHAP pasal 135
Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan perlu melakukan penggalian
mayat, dilaksanakan menurut ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 133
ayat (2) dan pasal 134 ayat (1) undangundang ini.

KUHAP pasal 120


KUHAP pasal 133
KUHAP pasal 134
KUHAP pasal 136
KUHAP pasal 7 ayat 1h
KUHAP pasal 180
KUHP pasal 222

Pasal 133(1) KUHAP


Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan atau MATI, yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada AHLI
KEDOKTERAN KEHAKIMAN atau
dokter atau ahli lainnya

Penjelasan pasal 133(1) KUHAP


Keterangan yang
diberikan oleh ahli
kedokteran kehakiman
disebut KETERANGAN
AHLI, sedangkan
keterangan yang diberikan
oleh dokter bukan ahli
kedokteran kehakiman
disebut keterangan

Pasal 222 KUHP


Barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalangi, atau menggagalkan
pemeriksaan mayat untuk pengadilan
dihukum dengan penjara selama-lamanya 9
bulan atau denda sebanyak- banyaknya tiga
ratus ribu rupiah.

SIMPULAN
Ekshumasi merupakan pemeriksaan
terhadap mayat yang sudah dikubur
Biasanya berkaitan dengan tindak pidana
untuk kepentingan peradilan
Ekshumasi diatur dalam KUHAP pasal 135
dan terkait dengan pasal 120, 133, 134 dan
136 KUHAP dan bagi yang menghalangi
dikenakan sangsi hukum (pasal 222 KUHP)

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Amir, A.. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik Edisi Kedua. Medan: Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2007
Aggrawal, Anil. Exhumation - Medical and Legal Aspects. Journal of Forensic Medicine and Toxicology. 2001; 2(2)
Exhuming a Corpse For Forensic Analysis. [serial online] 2010 [cited 2012 Feb 8]. Available from:
www.exploreforensics.co.uk
Claridge, Jack. Exhuming a Corpse For Forensic Analysis. [serial online] c2010 [updated 2010 July; cited 2012 Feb 8].
Available from: www.exploreforensics.co.uk
Kuburan mayat berluka bakar digali. [serial online] 2010. [cited 2012 Feb 8]. Available from: www.hamline.edu
Exhumation. [serial online] 2010 [cited 2012 Feb 8]. Available from: www.enotes.com/forensic-science/exhumation)
Exhume Law and Legal Definition. [serial online] 2010 [cited 2012 Feb 8]. Available from:
definitions.uslegal.com/e/exhume)
Sekitar Penggalian Kuburan Massal di Wonosobo. [serial online] 2000. [cited 2012 Feb 8]. Available from:
www.hamline.edu
Solichin, S. Penggalian Jenazah. Surabaya: Bagian Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Airlangga; 2008.
Polri : TNI Tak Punya Kewenangan Gali Kuburan Massal Aceh. [serial online] 2003. [cited 2012 Feb 8]. Available
from: www.dephan.go.id
Amir, A. Autopsi Medikolegal Edisi Kedua. Medan: Percetakan Ramadan; 2004.
Prameng, Bambang; Yulianti, Kunti; Hardinisa, Arista. Petunjuk Teknis Otopsi. Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro; 2009.
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) Indonesia. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981.

Anda mungkin juga menyukai