Venostatis
Hiperkoagulabilitas
EDEMA PARU
KOR PULMONALE
Manifestasi klinis:
yang
disertai
GAGAL NAFAS
Penyebab:
1. Hipoksia
2. Hiperkapnae
3. Sakit kepala
4. Kekacauan mental
5. Gangguan penilaian
6. Bicara kacau, gangguan fungsi motorik, agitasi,
gelisah, delirium, tidak sadar
PENGOBATAN GAGAL NAFAS
Infeksi: antibiotik
Bronkospasme; bronkodilator
KANKER PARU
T1 tumor 3 cm
T2 tumor > 3 cm
Rangsangan
parasimpatis
(kolinergik)
Rangsangan
simpatis
(adrenergik)
PROSEDUR DIAGNOSIS
Penyebab hipoksia:
Hipoventilasi alveolar
Gangguan difusi
Penyebab:
ekstrapulmonal
(gangguan
SSP,
neuromuskuler, deformitas rongga thorax, trauma
rongga thorax), intrapulmonar (gangguan pleura dan
parenkim)
Atelektasis
absorpsi:
timbul
bila
mukus
menghalangi masuknya udara ke saluran nafas distal,
absorbsi gas dalam alveoli akan menyebabkan alveoli
kolap
Bakteri patogen
Pneumokoniosis:
kelompok
penyakit
yang
disebabkan inhalasi debu anorganik atau organik yang
dapat menyebabkan fibrosis interstitialis yang luas
Cortex Adrenal:
1. H. Glukokorticoid kortisol - hidrokortison
2. H. Mineralokorticoid aldosteron
3. H. Androgen mirip testosteron
Medulla Adrenal
1. H. Adrenalin
2. H. Noradrenalin
PEMERIKSAAN
Gejala:
1. Hipertensi
2. Poliuria
3. Polidipsia
4. Kelemahan otot
5. Tetani
Laboratorium:
1. Hipokalemia
2. Alkalosis
3. Kadar aldosteron tinggi di urine dan plasma
4. Letak tumor:
5. Roentgen negatif jika tumor kecil
6. CT Scan
Pengobatan:
VIRILISASI
HORMON PANKREAS
1. Sel H.glukagon
2. Sel H.Insulin
3. Sel H.Somatostatin (belum jelas)
DIABETES MELLITUS
Idiopatik
Didalam sel GC G + C
KRITERIA DIAGNOSIS
Menurut WHO:
1. Random 200 mg%
2. Puasa 140 mg%
3. 2 jam PP 200 mg% (75 gr glukose)
Darah (normal)
Urine (normal)
Reduksi negatif
GEJALA KLINIS
KOMPLIKASI DM
Gangguan
atau
hilangnya
sensasi
nyeri
menyebabkan hilangnya rasa nyeri akibat penekanan
sepatu atau trauma
Bertambah
parah
jika
disertai
gengguan
vaskularisasi
Label: PATOFISIOLOGI
Reaksi:
PATOFISIOLOGISISTEMENDOKRIN
Dr. Suparyanto, M.Kes
GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN
SISTEM KOMUNIKASI
Macam hormon:
1. Steroid dan tironin (larut lemak)
2. Polipeptide dan katekolamin (larut air)
MACAM HORMON
kortisol,
aldosteron,
tiroksin
(T4)
dan
Somatotropik GH Akromegali
Gigantisme
Prolaktin
KELAINAN HIPOFISIS
AKROMEGALI
Gejala klinik:
1. Osteoporosis
2. Obesitas dengan Moon Face
3. Pertumbuhan rambut berlebihan
4. Hipertensi
Komplikasi: patologik fraktur akibat osteoporosis
DIABETES INSIPIDUS
Hormon gl.Thiroid
1. H. Tiroksin (T4)
2. H. Tri-iodotironin (T3)
3. H. Calsitonin
Morfologi:
Diagnostik patologik:
Metabolisme
pd
sistem
cardivaskuler
PENYEBAB HIPERTIROIDISME
1. Stroma toksik difus (penyakit Graves)
2. Stroma nodus toksik
3. Pengobatan berlebihan dengan tiroksin
4. Tiroiditis
5. Metastasis karsinoma tiroid
GEJALA HIPERTIROID
Metabolik:
1. Tidak tahan terhadap suhu tinggi
2. Nafsu makan meningkat
3. Berat badan menurun
4. Diare
5. Menoragia
Kardivaskuler:
1. Palpitasi
2. Tekanan denyut besar/ pulses seler
3. Takikardi juga sewaktu tidur atau istirahat
4. Fibrilasi atrium
Neuropsikiatrik;
1. Hiperkinesia
2. Insomnia
3. Kurang stabil emosi
4. Tremor
5. Kelemahan otot
Mata
1. Eksoftalmus karena proptosis
2. Retraksi kelopak mata
3. Oftalmoplegi (kelumpuhan otot mata)
4. Juling/ strabismus (otot mata terjepit)
Kulit
1. Miksedema
2. Udema pretibia
PENANGANAN GRAVES
Penyebab:
1. Penyakit Hipotalamus
2. Kerusakan kelenjar Hipofisis
3. Defisiensi Jodium
4. Obat antitiroid
5. Tiroiditis
6. Struma Hasimoto gangguan autoimune
7. Hipotiroidisme ianogenik hipotiroid setelah
tiroidektomi atau terapi yodium radioaktif (ablasio
radioaktif)
PATOFISIOLOGIIMUNOLOGI2
Dr. Suparyanto, M.Kes
PATOFISIOLOGI IMUNOLOGI 2
REAKSI MERUGIKAN OBAT
Reaksi-reaksi
yang
menyerupai
peristiwa
imunologis dijumpai pada obat-obat (morfin, tiamin,
polimiksin, tubokurarin) yang menyebabkan pelepasan
histamin langsung dari sel mast dan basofil manusia
menyebabkan biduran dan urtikaria ditempat suntikan
DEFISIENSI IMUN
AIDS
Uji penapisan standart adalah ELISA (enzymelinked immuno sorbent assay) dan uji konfirmasi yang
tersering adalah Western blot
Fase
simptomatik
dini:
ditandai
dengan
limfadenopati generalisata persisten (PGL) dengan
gejala: demam menetap, keringat malam, diare,
penurunan BB fase awal penyakit AIDS
Respon
imun
seluler
bersifat
langsung
dilaksanakan oleh limfosit T
4.
GANGGUAN IMUNOLOGI
Reaksi
hemolitik
terhadap
darah
yang
ditransfusikan menimbulkan fenomena IH yang sangat
berbahaya dan dramatis yang dijumpai secara klinis
Dengan
mempertimbangkan
akibat
yang
mengerikan ini, maka harus dipertimbangkan setiap
tindakan yang layak dilakukan untuk mencegah atau
mengurangi timbulnya reaksi transfusi hemolitik
Hipersensitivitas
tipe
lambat (DTH):
yang
diperantarai oleh limfosit yang tersensitisasi secara
spesifik, memberikan pertahanan major terhadap virus,
fungi dan bakteri yang menyesuaikan terhadap
pertumbuhan
intrasel
dan
juga
menghalangi
pertumbuhan sel ganas
REFERENSI
Azotemia dan
Obstruksi uretra
Lamanya 7 10 hari
Hipervolemia
Hiperkalemia
Sindrom uremik
STADIUM DIURETIK GGA
Selama 2 3 minggu
SINDROMA UREMIA
Asidosis
metabolik:
ginjal
tidak
mampu
mengsekresi asam (H+)
Stadium
1:
menurunya
cadangan
ginjal,
asimtomatik, GFR menurun hingga 25%N
Diabetes
Hipertensi
Glomerulonefritis (GN)
Pengendalian hipertensi
Transplantasi ginjal
PH URINE
Batu dalam urine basa: kalsium fosfat, MgAmonium fosfat (batu triple fosfat/ struvit)
REFERENSI
Ginjal
juga
berfungsi
mengekskresi
sisa
metabolisme (urea, kreatinine dan asam urat), metabolit
(hormon) dan zat kimia asing (obat)
Ginjal mensekresi (fungsi endokrin):
1. Renin (penting untuk pengaturan tekanan
darah)
2. 1,25 dihidroksi vit D3 (penting untuk mengatur
kalsium)
3. Eritropoietin (penting untuk sintesis eritrosit)
MEKANISME
RENIN
ANGIOTENSIN
ALDOSTERON
BAGAN
MEKANISME
ALDOSTERON
RENIN
ANGIOTENSIN
MEKANISME ADH
Pemeriksaan radiologi
Biopsi Ginjal
PROTEINURIA
Fungsional
Glomerulus
Tubulus
Proteinuria fungsional (sementara) terdapat pada
kasus ginjal normal, akibat ekskresi protein berlebihan
Proteinuria
glomelural
adalah
peningkatan
permeabilitas glomelural akibat hilangnya jumlah atau
ukuran sawar glomerulus (lapisan glomerulus: endotel,
membran basal dan epitel) yang dapat lolos protein
dgn BM rendah
HEMATURIA
SEDIMEN URINE
Radiografi
radioopak
polos
ukuran
ginjal
dan
batu
BIOPSI
GANGGUAN LEUKOSIT
LEUKEMIA
Leukemia penyakit neoplastik sumsum tulang
(proliferasi lekopetik)
ETIOLOGI LEUKEMIA
Penyebab dasar tidak diketahui
Radiasi
LEUKEMIA AKUT
LEUKEMIA KRONIK
Gejala: hipermetabolik: kelelahan, penurunan BB,
tidak tahan panas, splenomegali, anemia, takikardia,
pucat, nafas pendek
LIMFOMA
Limfoma keganasan sistem limfatik
Pengobatan: kemoterapi
MULTIPLE MIELOMA
Multiple mieloma: neoplastik sel plasma
Pengobatan: kemoterapi
HEMOSTASIS
Hemostasis dan koagulasi adalah serangkaian
komplek reaksi yang menyebabkan pengendalian
perdarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan
fibrin pada tempat cidera
FAKTOR PEMBEKUAN
I Fibrinogen
II protrombin
III Tromboplastin
IV kalsium
V Akselerator plasma globulin
VII Akselerator konversi proteombin serum
VIII Globulin anti hemolitik
IX Faktor Christmas
X Faktor Stuart Prower
XI Pendahulu Tromboplastin Plasma
XII Faktor Hageman
XIII Faktor Penstabil Fibrin
HEMOSTASIS
Hemostasis dan koagulasi melindungi individu dari
perdarahan masif akibat trauma
Vasokonstriksi sementara
HEMOSTASIS
Setelah pembentukan bekuan, penghentian
pembekuan darah lebih lanjut penting untuk
menghindari keadaan trombotik yang tidak diinginkan
yang disebabkan oleh pembentukan bekuan sistemik
yang berlebihan
HEMOFILIA
REFERENSI
Reaksi:
PATOFISIOLOGIDARAH1
Dr. Suparyanto, M.Kes
PATOFISIOLOGI DARAH 1
DARAH
Enzim, hormon
1.
2.
3.
HEMATOPOIESIS
Hematopoiesis:
proses
pembentukan
dan
pematangan sel darah
PEMERIKSAAN DARAH
Hitung sel darah
PEMERIKSAAN DARAH
Anemia
bukan
diagnosa,
tetapi
cerminan
perubahan patofisiologik
trauma,
ulkus,
polip,
keganasan, hemoroid, menstruasi
2. Penghancuran eritrosit (hemolisis) anemia
sel sabit, thalasemia (gangguan sintesis globin),
sferositosis
(gangguan
membran
eritrosit),
defisiensi enzim (G6PD, piruvatkinase), transfusi,
malaria, hipersplenisme, luka bakar, katup jantung
buatan
Mengancam jiwa
Pansitopenia
ANEMIA MEGALOBLASTIK