Pengertian Dan Kriteria Ilmu Pengetahua1
Pengertian Dan Kriteria Ilmu Pengetahua1
UNIVERSITAS
INDRAPRASTA
PGRI
BAB I
PENDAHULUAN
Bila ada istilah yang mengatakan bahwa buku adalah jendela maka ilmu juga
bisa diartikan sebagai penerang dunia. Karena ibarat hidup tanpa ilmu maka kita
akan hidup dalam sebuah kegelapan yang tanpa berujung. Oleh karena itu penting
bagi kita untuk selalu mencari dan memperdalam ilmu supaya kita bisa mengikuti
perkembangan jaman tanpa dihantui rasa ketakutan karena kedangkalan ilmu yang
kita miliki.
Dalam makalah kami ini, kami akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan
ilmu pengetahuan, arti definisinya, klasifikasi menurut obyek dan subyeknya serta
klasifikasi menurut para filosofis.
Tentunya makalah kami ini sangat banyak sekali kekurangannya, maka dari
itu saran serta kritik dari pembaca yang budiman sangat kami harapkan.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
PENGERTIAN ILMU
TAUFIQ
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan
eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya
#THOMAS
KUHN
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk
penolakan maupun
pengembangannya
# Dr.MAURICE BUCAILLE
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama
maupun sebentar.
#NS.ASMADI
Ilmu merupakan sekumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui
melalui
penyelidikan
POESPOPRODJO
Ilmu
adalah
yang
sistematis
proses perbaikan
uji
diri
dan
secara
empiris
2
terkendali
(metode
bersinambungan
yang
ilmiah)
meliputi
MINTO
RAHAYU
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum,
sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan
belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan
diuji.
#POPPER
ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi.
#DR.H.M.GADE
Ilmu adalah falsafah. yaitu hasil pemikiran tentang batas-batas kemungkinan
pengetahuan
#FRANCIS
manusia.
BACON
Ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang valid dan hanya fakta-fakta yang dapat
menjadi
objek pengetahuan.
#CHARLES SINGER
Ilmu adalah suatu proses yang membuat pengetahuan (science is the process which
makes knowledge)
2. Pengertian Pengetahuan
Logika yang sedang kita pelajari adalah ilmu. Dalam bahasa indonesia ilmu
seimbang dengan science dan dibedakan pemakaiannya secara jelas dengan kata
pengetahuan. Dengan kata lain ilmu dengan pengetahuan mempunyai pengertian
yang berbeda secara mendasar.
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktifitas mengetahui, yakni tersingkatnya
suatu pernyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya.
Ketidakraguan merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat dikatakan
mengetahui. Kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata pengetahuan dan
ilmu dari apa yang kita tangkap dari jiwa. Pengetahuan (knowledge) sudah puas
menangkap tanpa ragu kenyataan sesuatu, sedangkan ilmu atau scince
menghendaki penjelasan lebih lanjut dari sekedar apa yang dituntut pengetahuan.
dengan suatu pemikiran secara cermat dan teliti dengan menggunakan berbagai
metode.[1]
Ilmu pengetahuan diambil dari kata bahasa inggris science , yang berasal dari
bahasa
bentuk
kata
berarti
mempelajari,
mengetahui.[2] Ilmu pengetahuan adalah suatu proses pemikiran dan analisis yang
rasional, sistematik, logis, dan konsisten.
A. Perbedaan Ilmu Pengetahuan Dengan Pengetahuan Biasa
Apabila kita memperbandingkan antara pengetahuan biasa dengan ilmu
pengetahuan dapat dikatakan sebagai berikut :
Pengetahuan biasa( knowledge/ common sense): tidak memandang sebabsebabnya, tidak mencari rumusan secara obyektif, tidak menyelidiki obyeknya,
tidak ada sintesis, tidak bermetode dan bersistem.
Ilmu pengetahuan (science) : mementingkan sebab-sebabnya, mencari rumusan,
menyelidiki obyek, melakukan sintesis, bermetode dan bersistem.[3]
Perbedaan antara ilmu pengetahuan dengan pengetahuan biasa terlihat dari sifat
sistematik dan cara memperolehnya[4]
1) Teoritis
a. Nomotetis: ilmu yang menetapkan hukum-hukum yang universal berlaku,
mempelajari obyeknya dalam keabstrakannya dan mencoba menemukan
unsur-unsur yang selalu terdapat kembali dalam segala pernyataannya
yang konkrit bilamana dan di mana saja, misalnya adalah ilmu alam, ilmu
kimia, sosiologi, ilmu hayat dan sebagianya.
b. Ideografis (ide: cita-cita, grafis: lukisan), ilmu yang mempelajari obyeknya
dalam konkrit menurut tempat dan waktu tertentu, dengan sifat-sifatnya
yang menyendiri (unik). Misalnya ilmu sejarah, etnografi (ilmu bangsabangsa), sosiologi dan sebagainnya.
(applied dalam
arti
sempit)
yaitu
ilmu yang
mengatakan
2) Auguste Comte
4. Ilmu kimia
10
Klasifikasi ilmu pengetahuan menurut Auguste Comte secara garis besar dapat
diklasifikasikan sebagi berikut:
1. Ilmu pengetahuan
a. Logika (matematika murni)
b. Ilmu pengetahuan empiris (astronomi, fisika, biologi, sosiologi)
2. Filsafat
a. Metafisika
b. Filsafat ilmu pengetahuan[7]
bisa mendapat pengetahuan yang lebih umum tidak sekedar kasus yang menjadi
dasar pemikiran kita. Kedua, pernyataan yang di hasilkan melalui cara berfikir induksi
tadi memungkinkan proses penalaran selanjutnya, baik secar induktiv maupun
deduktif.
Deduksi merupakan kegiatan berfikir merupakan kebalikan dari penalaran induksi.
Deduksi adalah cara berfikir dari pernyataan yang bersifat umum, menuju
kesimpulan yang bersifat khusus.
Usaha untuk mendefinisikan atau memberi batasan kebenaran mengalami banyak
kesulitan misalnya sukar untuk menghindari proyeksi posisi seorang filsuf kedalam
suatu definisi prasangka seorang filsuf dapt dilekkan pencerminan marilah kita
sepakati bersama bahwa kebenaran adalah suatu pertimbangan yang sesuai dengan
realitas kebenaran adalah suatu pertimbangan yang sesuai dengan realitas, bahwa
pengetahuan kita mengenai realitas dan kenyataan sejajar secara harmonis,
sehingga sistem- sistem pendapat yang diintegrasikan dalam benak kita secara
terperinci tepat dengan dunia realitas.
Kepercayaan tentang apa yang tidak perhan dialami, tidaklah berkenan Manuasia
selalu dirangsan tentang kebenaran tidaklah berkenan dengan individu yang tidak
pernah mengalami, tetapi berkenaan dengan kelas dimana tidak seorangpun dari
anggotanya pernah dialami. Suatu kepercayaan harus selalu sanggup untuk
dianalisis dan ke dalam unsur-unsur dimana pengalaman membuatnya dapat
dipaham, tetapi bila suatu kepercayaan diuraikan dalam bentuk logis ia sering
13
membaawa kita pada analisis yang berbeda, yang agaknya akan menyangkut
komponen-komponen yang tidak diketahui dari pengalman. Bila analisis psikologis
yang menyesatkan dihindari,kita dapat mengatakan secara umum bahwa setiap
kepercayaan yang tidak semata-mata merupakan dorongan untukbertindak pada
hakikatnya
merupakan
gambaran
digabung
dengan
suatu
perasaan
yang
mengiyakan atau meniadakan , dimana dalam perasaan yang mengiyakan hal ini
adalah benar bila terdapat fakta yang menggambarkan kesamaan dengan yang
diberikan sebuah prototipe terhadap bayangan, sedangkan dalam perasaan yang
meniadakan, ia adalah benar bila tak terdapat fakta seperti itu. Suatu kepercayaaan
yang tidak benar disebut salah. Inilah suatu definisi tentangn kebenaran.
Manusia selalu dirangsang berbagai masalah tentang kebenaran. Dan berusaha
merumuskan definisi tentang kebenaran. Tiga penafsiran utama telah timbul, yaitu:
1. Kebenaran sebagai sesuatu yang mutlak
2. Sebenaran sebagai sesuatu yang subyektif, sebagai masalah pendapat pribadi
3. Kebenaran sebagai seuatu kesatuan yang tidak bisa dicapai, sesuatu yang tidak
mungkin (ketidak mungkinan).
Kebenaran-kebenaran tersebut didukung oleh argumentasi-argumentasi yang
terkandung pada sifat kebenaran itu sendiri. Kebenaran yang mutlak dituntut untuk
dapat dieterima secara umum dengan dukungan data dan argumentasi ilmiah yang
kuat. Sifat kenbenaran mutlak ini menuntutb syarat-syarat yang lebih berat,
sedangkan yang subyektif tentunya agak dibatasi oleh pengalaman subyek tertentu
14
dalam lingkungan pergaulannya, dan kebenaran yang tisak bisa dicapai adalah
pencapaian kebenaran atau kenyataan bahwa sesuatu tidak mungkin terjadi.
Kebenaran pada hakikatnya adalah tujuan dari aktivitas ilmu pengetahuan yang
selalu berkembang, jadi mencari kebenaran sebagaimana telah dikemukakan adalah
tujuan ilmu pengetahuan.
5. Syarat-syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus tentang
apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut
sebagai ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigma
ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1.
Objektif. Ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah
yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam.
Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji
keberadaannya. Dalam mengkaji objek, yang dicari adalah kebenaran, yakni
persesuaian antara tahu dengan objek, sehingga disebut kebenaran objektif; bukan
subjektif berdasarkan subjek peneliti atau subjek penunjang penelitian.
3.
mampu
menjelaskan
rangkaian
sebab
akibat
menyangkut
objeknya.
beku sehingga mereka tidak sungkan mengorbankan banyak hal demi mewujudkan
satu produk ilmu pengetahuan yang seharusnya tidak terjadi.
a.Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan
17
berkembang
ilmu
pengetahuan,
semakin
berkembang
pula
keserakahan manusia akan suatu hal, segala aspek dan hidup, itu tidak menjadi
soal, karena masih banyak juga manusia yang melihat manfaat perkembangan ilmu
pengetahuan untuk nak cucu kita dimasa depan, Ilmu pengetahuan memang
diperuntukan untuk generasi masa depan.
18
tujuan
untuk
mensejahterakan
kehidupan
manusia
di
dunia
ini.
Perkembangan ilmu pengetahuan itu harus terus bias membuat manusia menjadi
lebih baik
19
KESIMPULAN
20
BAB III
PENUTUP
Makalah kami yang sangat ringkas ini bermaksud menjelaskan apakah ilmu
pengetahuan itu, apa makna definisi dan juga klasifikasinya. Setelah kita pelajari
bersama, dapatlah diketahui bersama bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses
pemikiran dan analisis yang rasional, sistematik,logis, dan konsisten. Sedangkan
menurut ensiklopedia Indonesia ilmu pengetahuan adalah suatu sistem dari
berbagai pengetahuan yang masing-masing didapatkan sebagai hasil pemeriksaaanpemeriksaan yang dilakukan secara teliti dengan menggunakan metode-metode
tertentu.
Perbedaan
ilmu
pengetahuan
dengan
pengetahuan
biasa (
common
DAFTAR PUSTAKA
[2] Drs.Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal 62
[3] Burhanuddin Salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 8
[4] Amsal Bachtiar. Filsafat Ilmu.(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hal 92
[5] Rizal munir. Filsafat Ilmu. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hal 143
[6] Burhanuddin salam. Pengantar Filsafat. (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal 20-23
[7] Surajiyo. Ilmu Filsafat Sebgai Pengantar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hal 72-74
http://tugasteknikmesin.blogspot.com/2011/12/definisi-ilmu-pengetahuan.html
http://carapedia.com/pengertian_definisi_ilmu_menurut_para_ahli_info515.html
www.anneahira.com
22
DAFTAR ISI
BAB I.Pendahuluan ............................................................................................. 1
BAB 2.Pembahasan ............................................................................................ 2
Pengertian Ilmu ................................................................................................... 2
Pengertian Pengetahuan ..................................................................................... 4
Pengertian Ilmu Pengetahuan ............................................................................. 4
A.Perbedaan Ilmu Pengetahuan dengan ilmu Biasa .................................... 5
B.Klasifikasi Ilmu Pengetahun ...................................................................... 6
C.Klasifikasi Ilmu Pengetahuan Menurut para Filusuf .................................. 9
Kriteria Ilmu Pengetahuan ................................................................................... 11
a.Kriteria kebenaran ..................................................................................... 12
Syarat-Syarat Ilmu ............................................................................................... 15
Perkembangan Ilmu Pengetahuan ...................................................................... 16
a.Penyalahgunaan Ilmu Pengetahuan .......................................................... 17
b.Pengetahuan yang membuuh .................................................................... 18
Hakekat Ilmu Pengetahuan ................................................................................ 19
Kesimpulan .......................................................................................................... 20