Anda di halaman 1dari 3

Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Beriman bahwa Tuhan itu adalah iman yang paling utama. Jika seseorang
sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu
dalam kesesatan yang nyata. Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah
melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena
itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada.
Cuma khayalan orang belaka. Banyak pakar yang memperdebatkan masalah
bukti adanya Tuhan, banyak bahkan yang mengkaji ulang perihal masalah
yang satu ini, ilmu sekarang betul-betul telah berkembang dan digunakan
untuk menafsir, memperkirakan bahkan memberi kejelasan tentang bukti
adanya Tuhan. Di sini akan dikemukakan dalil-dalil yang menyatakan wujud
(adanya) Allah swt, untuk memberikan pengertian secara rasional. Tak hanya
itu, konsep tentang tauhid dan pengertiannya juga akan dibahas agar tak hanya
sekedar percaya saja tapi juga mentauhidkan Tuhan.
B. Permasalahan
1. Bagaimanakah hakikat Tuhan itu?
2. Bagaimanakah pembuktian adanya Tuhan?
3. Bagaimanakah konsep dari tauhid?
4. Apakah pengertian tauhid?
C. Tujuan
1. Memberikan penjelasan tentang hakikat Tuhan
2. Memberikan pembuktian tentang adanya Tuhan
3. Memberikan penjelasan tentang konsep tauhid
4. Memberikan pengertian tentang tauhid

Bab III
Penutup
3.1. KESIMPULAN
Tuhan itu Maha Ada. Dia ada dari diri-Nya sendiri, Self Existent. Dia adalah Esa. Esa
artinya tidak berbilang, tidak ternamakan, tidak terfikirkan, tidak pula terusahakan,
tidak terkenali. Dia satu-satunya Dzat, satu-satunya yang mampu, yang lainnya bukan
Dzat dan tidak berkemampuan. Maka dari itu, kita wajib mempercayai adanya Tuhan.
Namun tak cukup dengan mempercayai adanya Tuhan saja, mentauhidkan Allah juga
wajib dilakukan. Mentauhidkan Allah jauh lebih sukar dari sekadar mempercayai
akan wujud Allah. Mentauhidkan Allah membutuhkan suatu perjuangan berat, dan
kemampuan menghayati sikap bertauhid secara tetap (consistent) merupakan suatu
prestasi yang paling mulia, karena itu pula pantas mendapat ganjaran yang paling
tinggi. Mentauhidkan Allah pada hakekatnya merupakan kebutuhan manusia di dalam
menjalani hidupnya di dunia.
3.2. SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang dapat diberikan oleh penulis ialah
semakin yakinlah kita atas kebenaran ajaran agama Islam tanpa adanya keraguan lagi.
Mari kita serahkan segala hidup ini hanya kepada-Nya, dengan menjadikan agama
Islam sebagai satu-satunya sumber tuntunan dalam kehidupan kita. Tiada tempat yang
layak untuk kita bergantung dan memohon pertolongan selain kepada Allah. Semoga
kita termasuk orang-orang yang berada dalam pelukan cinta kasih-Nya. Bagi kita
yang selama ini telah hidup dalam kesesatan dan terkungkung dalam kehidupan
religiusitas yang semu dan hipokrit sebagai dampak dari keragu-raguan kita atas
hakikat keberadaan-Nya sebagai Sang Pencipta, masih ada waktu bagi kita untuk
memperbaiki diri.

DAFTAR PUSTAKA

Melisa Solo. (2013), Konsep Ketuhanan dalam Islam.


http://melisasolo.blogspot.com/2013/04/konsep-ketuhanan-dalam-islam.html
(Diakses 22 Oktober 2013)
Elsa Fitriani Halim. (2013), Konsep Ketuhanan dalam Islam.
http://elsafitriani4083.blogspot.com/2013/04/konsep-ketuhanan-dalam-islam.html
(Diakses 22 Oktober 2013)

Anda mungkin juga menyukai