DEFINISI
Disebut juga batu empedu, gallstones, biliary
calculus.
Kolelitiasis: pembentukan batu di dalam
kandung empedu.
Batu kandung empedu gabungan beberapa
unsur yang membentuk suatu material mirip
batu yang terbentuk di dalam kandung empedu.
ETIOLOGI
Empedu 70% garam empedu (terutama kolik dan
asam chenodeoxycholic), 22% fosfolipid (lesitin), 4%
kolesterol, 3% protein dan 0,3% bilirubin.
Etiologi batu empedu masih belum diketahui dengan
sempurna namun yang paling penting adalah gangguan
metabolisme yang disebabkan oleh perubahan
susunan empedu, stasis empedu dan infeksi
kandung empedu.
Sementara itu, komponen utama dari batu empedu
adalah kolesterol yang biasanya tetap berbentuk cairan.
Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol,
maka kolesterol bisa menjadi tidak larut dan
membentuk endapan di luar empedu.
FAKTOR RESIKO
TIPE BATU
Batu kolesterol
Bentuk oval, multi focal/ mulberry, mengandung
> 70% kolesterol
MANIFESTASI KLINIS
Kolik bilier
Berasal dari spasme tonik akibat obstruksi transien
duktus sistikus oleh batu.
Biasanya timbul malam hari/ dini hari, berlangsung
30-60 menit, menetap, nyeri terutama timbul di
daerah epigastrium.
Nyeri dapat menjalar ke abdomen kanan, pundak,
punggung, dapat menyerupai angina pektoris.
PHYSICAL EXAMINATION
Patients with the lithogenic state or asymptomatic
gallstones have no abnormal findings on physical
examination.
Since the gallbladder is not inflamed in uncomplicated
biliary colic, the pain is poorly localized and visceral in
origin; the patient has an essentially benign abdominal
examination without rebound or guarding.
Fever is absent.
In acute cholecystitis, inflammation of the gallbladder
with resultant peritoneal irritation leads to well-localized
pain in the right upper quadrant, usually with rebound
and guarding.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Foto polos abdomen
USG
Kolesistografi
Penelitian ini tidak dapat dikerjakan bila kadar bilirubin > 2 mg%, pada
kehamilan, bila ada reaksi alergi terhadap kontras.
Foto Rontgent
pada
kolelitiasis
PENATALAKSANAAN
Kolesistektomi
Litolisis sistemik
Litolisis lokal
Extracorporeal shock-wave-lithotripsy
PREVENTION
Ursodeoxycholic acid treatment can prevent gallstone
formation.
This has been demonstrated in the setting of rapid
weight loss caused by very low-calorie diets or by
bariatric surgery, which are associated with a high risk of
new cholesterol gallstones (20-30% within 4 mo).
Administration of ursodeoxycholic acid at a dose of 600
mg daily for 16 weeks reduces the incidence of gallstones
by 80% in this setting.
Recommending dietary changes of decreased fat intake
is prudent; this may decrease the incidence of biliary
colic attacks.
However, it has not been shown to cause dissolution of
stones.
DIAGNOSA BANDING
Appendicitis
Bile Duct Strictures
Bile Duct Tumors
Cholangiocarcinoma
Cholecystitis
Gallbladder Cancer
Gastric Ulcers
Gastritis and Peptic Ulcer Disease
Gastroenteritis
Pancreatic Cancer
Pancreatitis, Acute
KOMPLIKASI
Asimtomatik
Obstruksi duktus sistikus
Kolik bilier
Kolesistitis akut
Perikolesistitis
Peradangan pankreas (pankreatitis)
Perforasi
Kolesistitis kronis
Hidrop kandung empedu
Empiema kandung empedu
Fistel kolesistoenterik
Batu empedu sekunder (Pada 2-6% penderita, saluran
menciut kembali dan batu empedu muncul lagi)
Ileus batu empedu (gallstone ileus)
PROGNOSIS
Less than half of patients with gallstones become
symptomatic.
The mortality rate for an elective cholecystectomy is
0.5% with less than 10% morbidity.
The mortality rate for an emergent cholecystectomy
is 3-5% with 30-50% morbidity.
Following cholecystectomy, stones may recur in the
bile duct.
Approximately 10-15% of patients have an
associated choledocholithiasis.
DEFINISI
Reaksi inflamasi akut dinding kandung empedu
yang disertai keluhan nyeri perut kanan atas,
nyeri tekan, dan demam.
ETIOLOGI
Faktor yang mempengaruhi timbulnya
serangan kolesistitis akut:
Stasis cairan empedu
Infeksi kuman
Iskemia dinding kandung empedu
PATOGENESIS
Bagaimana stasis di duktus sistikus dapat
menyebabkan kolesistitis akut, masih belum jelas.
Diperkirakan banyak faktor yang berpengaruh
kepekatan cairan empedu, kolesterol,
lisolesitin, prostaglandin merusak lapisan
mukosa dinding kandung empedu reaksi
inflamasi & supurasi.
Kolesistitis akut akalkulus dapat timbul pada pasien
yang dirawat cukup lama & mendapat nutrisi secara
parenteral, pada sumbatan karena keganasan
kandung empedu.
GEJALA KLINIS
Khas: kolik perut di sebelah kanan atas/
epigastrium & nyeri tekan serta demam.
Kadang-kadang sakit menjalar ke
pundak/ skapula kanan & dapat
berlangung sampai 60 menit tanpa reda.
Pasien kolesistitis akut umumnya wanita,
gemuk, berusia di atas 40 tahun.
Pemeriksaan fisik: teraba massa kandung
empedu, nyeri tekan disertai tanda-tanda
peritonitis lokal (Murphy sign)
DIAGNOSIS
USG memperlihatkan besar, bentuk, penebalan
dinding kandung empedu, batu & saluran empedu
ekstrahepatik.
Skintigrafi saluran empedu menggunakan zat
radioaktif HIDA/ 99n Tc6 lminodiacetic acid
gambaran duktus koledokus tanpa adanya
gambaran kandung empedu.
CT scan abdomen mampu memperlihatkan
adanya abses perikolesistik yang masih kecil yang
mungkin tidak terlihat pada pemeriksaan USG
HISTOLOGIC FINDINGS
Edema and venous congestion are early acute
changes.
Acute cholecystitis is usually superimposed on a
histologic picture of chronic cholecystitis.
Specific findings include fibrosis, flattening of the
mucosa, and chronic inflammatory cells.
Mucosal herniations known as Rokitansky-Aschoff
sinuses are related to increased hydrostatic pressure and
are present in 56% of cases.
Focal necrosis and an influx of neutrophils may
also be present.
Advanced cases may show gangrene or perforation.
DIAGNOSIS BANDING
Penjalaran nyeri saraf spinal
Kelainan organ di bawah diafragma
apendiks yang retrosekal, sumbatan usus,
perforasi ulkus peptikum, pankreatitis akut.
Infark miokard.
PENGOBATAN
Istirahat total, pemberian nutrisi parenteral, diet ringan,
obat penghilang rasa nyeri petidin & antispasmodik.
Pemberian antibiotik pada fase awal mencegah
komplikasi peritonitis, kolangitis, & septisemia.
Ampisilin, sefalosporin, metronidazole mematikan
kuman-kuman yang umum terdapat pada kolesistitis
akut: E. coli, S. faecalis, Klebsiella.
Kolesistektomi
Komplikasi: trauma saluran empedu, perdarahan dan
kebocoran empedu
(+): mengurangi nyeri pasca operasi, menurunkan angka
kematian, secara kosmetik lebih baik, memperpendek
perawatan di RS, mempercepat aktivitas pasien.
Endoscopic Treatment
Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography
PROGNOSIS
Penyembuhan spontan didapatkan pada 85% kasus,
sekalipun kandung empedu menjadi tebal, fibrotik,
penuh dengan batu & tidak berfungsi lagi.
Tidak jarang menjadi kolesistitis rekuren.
Kadang-kadang kolesistitis akut berkembang secara
cepat menjadi gangren, empiema & perforasi kandung
empedu, fistel, abses hati/ peritonitis umum dapat
dicegah dengan pemberian antibiotik yang adekuat pada
awal serangan.
Tindakan bedah akut pada pasien lansia (>75 th)
mempunyai prognosis yang jelek disamping
kemungkinan banyak timbul komplikasi pasca bedah.
KOLESISTITIS KRONIK
Gejala klinik:
Dispepsia
Rasa penuh di epigastrium
Nausea (khususnya setelah makan makanan
berlemak tinggi, kadang-kadang hilang setelah
bersendawa)
Riwayat batu empedu di keluarga
Ikterus & kolik berulang
Nyeri lokal di daerah kandung empedu disertai
tanda murphy +
Intoleransi lemak
Ulkus peptik
Kolon spastik
Karsinoma kolon kanan
Pankreatitis kronik
Kelainan duktus koledokus
PANKREATITIS
Reaksi peradangan pankreas.
KLASIFIKASI
Pankreatitis akut
Pankreatitis kronik
EPIDEMIOLOGI
Di AS pankreatitis akut > banyak berhubungan
dengan pemakaian alkohol daripada batu empedu.
Di negara barat penyakit ini seringkali ditemukan &
berhubungan erat dengan penyalahgunaan
pemakaian alkohol & penyakit hepatobilier.
Frekuensi berkusar antara 0,4 1% atau 10-15
pasien pada 100.000 penduduk
Terdapat kecenderungan menya insidensi
pankreatitis akut & etiologi alkogol sebagai akibat
pankreatitis akut makin ber+ di negara-negara yang
konsumsi alkoholnya ber+
ETIOLOGI
Pemakaian alkohol
Batu empedu
Idiopatik
Trauma pada pankreas
Tukak peptik yang menembus pankreas
Obstruksi saluran pankreas oleh fibrosis/ konkrema
Penyakit metabolik hiperlipoproteinemia, hiperkalsemia (sarkoidosis,
metastasis tulang, hiperparatiroidisme), DM, gagal ginjal, hemokromatosis,
pankreatitis herediter.
Kehamilan
Pemakaian obat-obat tertentu (tiazid, furosemid, kontrasepsi, steroid,
azatiprin, isoniasid, tetrasiklin, salazopirin, asparginase, indometasin)
Infeksi virus
Penyakit vaskuler primer (SLE, perarteritis nodosa)
Akibat ERCP
Elastase
Kimotripsin
kalikrein
Autodigesti
lipase
Nekrosis pankreas
Asam empedu
Lesitin
Aktiviasi
fosfolipase
Efek detergen
Aktivasi
proenzim
pankreas
PATOLOGI
Pankreatitis akut interstisial
Makroskopik:
Pankreas membengkak secara difus & tampak pucat.
Tidak didapatkan nekrosis/ perdarahan/ bila ada
minimal sekali.
Mikroskopik:
Daerah interstisial melebar karena adanya edem
ekstraseluler, disertai sebaran sel-sel leukosit PMN.
Saluran pankreas dapat terisi dengan bahan purulen.
Tidak didapatkan destruksi asinus
Mikroskopis:
GEJALA KLINIS
Nyeri yang timbul tiba-tiba, intens, terus menerus,
makin lama makin ber+
Lokasi nyeri di epigastrium, kadang-kadang agak ke kiri/
kanan.
Rasa nyeri dapat menjalar ke punggung, menyebar di
perut & menjalar ke abdomen bagian bawah.
Nyeri berlangsung beberapa hari.
Mual
Muntah-muntah
Demam
Tanda-tanda kolaps kardiovaskular
Renjatan
Gangguan pernapasan
PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri tekan pada perut bagian atas karena rangsangan
peritoneum.
Tanda-tanda peritonitis lokal, bahkan kadang-kadang
peritonitis umum.
Me-nya bising usus ileus paralitik.
Meteorismus abdomen
massa di epigastrium yang sesuai dengan pankreas yang
membengkak & adanya infiltrat radang di sekitar
pankreas.
Ikterus
Asites yang berwarna seperti sari daging & mengandung
kadar amilase yang
Efusi pleura terutama sisi kiri
KELAINAN LABORATORIUM
PENYULIT
Penyulit lokal
Pembentukan pseudokista
Abses pankreas
Penjalaran peradangan yang bersifat hemoragik
Nekrosis pada organ-organ sekitar
Pembentukan fistel
Ulkus duodenum
Ikterus obstruksi
Asites dengan kadar amilase
Kardiovaskular
Eksudat perikard, perubahan aspesifik ST-T pada EKG
SSP
Psikosis, emboli lemak
Steatonekrosis
Bercak-bercak lemak apda omentum & peritoneum, nekrosis
lemak pada jaringan subkutan, mediastinum, pleura SSP
Perubahan GIT
Nekrosis dinding duodenum, kolon; perubahan dari pankreas
melalui duktus pankreatikus
Ginjal
Trombosis arteri/ vena renalis. GGA
Metabolik
Hiperglikemia, ketoasidosis, koma, hipokalsemia, hiperlipemia
DIAGNOSIS BANDING
PENGOBATAN
Tujuan: menghentikan proses peradangan & autodigesti/
menstabilkan sedikitnya keadaan klinis memberi kesempatan
resolusi penyakit tsb.
Pankreatitis hemoragik yang berat dengan nekrosis subtotal/ total
tindakan bedah.
Pankreatitis bilier kolangiografi retrograd secara
endoskopi & papilotomi endoskopik untuk mengeluarkan
batu saluran empedu.
Pemberian analgesik kuat petidin/ pentazokin
Pasien dipuasakan
Diberikan nutrisi parenteral total cairan elektrolit, nutrisi,
cairan protein plasma
Penghisapan cairan lambung pada kasus berat.
Antagonis reseptor H2 mencegah tukak akibat stress/ riwayat
gastritis sebelum menderita pankreatitis akut.
TINDAKAN
Renjatan
Sepsis
Antibiotik, operasi
Gagal ginjal
Hemodialisis
Gangguan respirasi
Hipokalsemia
Hiperglikemia
Insulin
Intoksikasi
Lavase peritoneum
Batu bilier
Papilotomi endoskopik
Heparin
Pindahkan ke ICU
Resusitasi cairan
Perawatan pernapasan
Pipa nasogastrik
Terapi infeksi
Pembuangan enzim pankreas yang aktif
Anti nyeri
Terapi pada penyulit metabolik
Dukungan gizi
TINDAKAN BEDAH
Perburukan sirkulasi & fungsi paru sesudah
beberapa hari terapi intensif
Timbulnya sepsis
Gangguan fungsi ginjal yang progresif
Tanda-tanda peritonitis
Bendungan & infeksi saluran empedu
Perdarahan intestinal yang berat
PANKREATITIS KRONIS
Terjadi ketika enzim-enzim pencernaan menyerang
dan merusak pankreas dan jaringan-jaringan
didekatnya, menyebabkan luka parut dan sakit.
Penyebab umum dari pankreatitis kronis adalah
penyalahgunaan alkohol bertahun-tahun, namun
bentuk kronis mungkin juga dapat dipicu oleh hanya
satu serangan akut, terutama jika saluran-saluran
pankreas rusak peradangan pankreas,
perusakkan jaringan-jaringan, dan terbentuknya
jaringa-jaringan parut.
ETIOLOGI
alkoholisme
saluran pankreas yang terhalang atau menyempit karena
luka berat (trauma) atau terbentuknya pseudocysts
penyebab tidak diketahui yang diwariskan/diturunkan
(idiopathic)
kondisi-kondisi sejak lahir seperti pancreas divisum
cystic fibrosis
tingkat kalsium yang tinggi didalam darah
(hypercalcemia)
tingkat yang tinggi dari lemak-lemak didalam darah
(hyperlipidemia atau hypertriglyceridemia)
beberapa obat-obatan
kondisi-kondisi tertentu autoimmune
GEJALA
Kebanyakan orang dengan pankreatitis kronis
mempunyai sakit abdomen (perut), walaupun
beberapa orang tidak mempunyai sakit sama sekali.
Sakitnya mungkin dapat memburuk ketika makan
atau minum, menyebar ke punggung, atau menjadi
menetap dan melumpuhkan.
Pada kasus-kasus tertentu, sakit abdomen hilang
ketika kondisi berlanjut, mungkin karena pankreas
tidak menghasilkan lagi enzim-enzim pencernaan.
Gejala-gejala lain termasuk mual, muntah,
kehilangan berat badan, dan kotoran (feces) yang
berlemak.
DIAGNOSIS
Ultrasonic imaging
Endoscopic retrograde
cholangiopancreatography (ERCP)
CT scan
Tes darah, air seni, (feces)
TERAPI
Diet yang tinggi karbohidratnya dan rendah
lemaknya.
Enzim-enzim pankreas
Insulin
Operasi
Berhenti minum alkohol, patuh pada diet yang
diresepkan, dan minum obat-obatan yang tepat.