target dalam jumlah yang cukup untuk dapat memberikan aktivitas. Parameter sifat fisika kimia
yang paling berperan dalam proses distribusi tersebut adalah parameter lipofilik. Parameter sifat
lipofilik yang sering digunakan dalam hubungan kuantitatif struktur aktivitas salah satunya
adalah logaritma koefisien partisi (log P), tetapan Hansch-Fujita, tetapan fragmentasi f Rekker,
tetapan fragmentasi f Hansch-Leo dan tetapan kromatografi Rm.
P = Co / Cw
Co = kadar obat dalam minyak (pelarut non polar)
Cw = kadar obat dalam air (pelarut polar)
Bila tidak ada interaksi anatara zat dan pelarut, maka :
Co = Cm - Cw
Untuk senyawa yang terionisasi, pengaruh derajat ionisasi () tidak boleh diabaikan.
P = Co / Cw (1-)
Nilai P senyawa sangat bervariasi dengan jarak yang sangat besar, untuk memudahkan
perhitungan biasanya digunakan dalam bentuk logaritmanya (log P)
pH = pKa + log Ci / Cu
Cu = (1-) dan Ci =
pKa
= tetapan inonisasi
Cu
Ci
Pelarut non polar yang digunakan pada penentuan koefisien partisi antara lain
adalah kloroform, karbontetraklorida, paraffin cair, benzena dan 1-oktanol. Pelarut non
polar yang paling sering digunakan adalah 1-oktanol.
Pelarut polar yang sering digunakan adalah air, air yang didapar pada pH tertentu
atau air yang didapar pada pH 7,4 sebagai pendekatan model cairan biologis.
Hal-hal yang harus diperhatikan dala penentuan koefisien partisi adalah :
a. Senyawa, pelarut non polar dan dapar yang digunakan harus mempunyai kemurnian
yang tinggi.
b. Metode penetapan kadar senyawa harus mempunyai ketelitian yang tinggi (dapat
mengukur hingga 1 bpj), pada umumnya digunakan metode spektrofotometri-UV
c. Pelarut non polar dan air atau dapar yang digunakan harus sudah saling dijenuhkan.
d. Senyawa dilarutkan dalam pelarut yang lebih mudah dilarutkan.
e. Senyawa digojog dengan tangan dalam botol gojok selama 5 sampai 15 menit.
Pemisahan pelarut poar dan non polar dilakukan dengan cara disentrifuge pada 2000
rpm selama 1 jam, atau didiamkan selama semalam.
f. Batas pengukuran log P antara -3 dan +3, di luar batas tersebut kemungkinan
terjadinya kesalahan pengukuran cukup besar.
= koefisien
PSH
= koefisien
Menurut Hansch, nilai dari gugus-gugus dapat dihitung secara aditif dengan syarat
tidak ada interaksi antar gugus, sehingga hubungan nilai log P senyawa dengan nilai
gugus-gugus dapat dinyatakan melalui persamaan sebagai berikut :
log P =
Untuk perhitungan nilai log P ( ) senyawa dengan struktur molekul yang kompleks
perlu diperhatikan factor-faktor koreksi karena adanya pengaruh dari percabangan,
lipatan, penggabungan cincin dan adanya ikatan hydrogen intramolekul.
Faktor folding disebabkan oleh adanya interaksi antara gugus-gugus elektronegatif (X),
seperti Cl, Br, F, I, OH, OCH3, NH2, COOH, COOCH3, CN dengan orbital cincin
aromatic pada struktur fenilpropil-X. interaksi ini disebabkan adanya momen dipole dari
ikatan CH2 - X dan dipol + akan berinteraksi dengan electron cincin aromatic. Hal ini
digambarkan sebagai berikut :
Pada persamaan diatas perlu diperhatikan adanya efek dekatan dengan menggunakan
tetapan ajaib (magic constant = cM) karena adanya pengaruh pemisahan gugus-gugus
elektronegatif,
konjungasi,
kondensasi
aromatic,
ikatan
hydrogen
dan
factor
memperbaiki
kesalahan
perhitungan
log
dengan
memperbaiki
dan
a = jumlah fragmen
b = jumlah factor F
F = factor yang mempengaruhi keseimbangan partisi
Rm = log {(1/Rf) - 1}
Senyawa dengan lipofilitas tinggi akan mempunyai nilai Rf yang kecil, sehingga
nilai Rm akan positif, sedangkan senyawa dengan lipofiitas rendah akan mempunyai nilai
Rf yang tinggi, sehingga nilai Rm akan negatif.