Keperawatan Transkultural
Keperawatan Transkultural
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
Faktor Sosial dan Kekerabatan, Gaya Hidup dan Nilai Budaya
Oleh:
KELOMPOK II
A. Arnida
Fitriani 023
Akifa Syahrir
Haryana Hasban
Aldy Renaldi
Husnul Khatimah
Asnirawati
Darmariyani
Megawati
Dinianti
Etty Iswahyuni
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala inayah dan
kenikmatan yang senantiasa dicurahkan-Nya pada penulis berupa kesehatan,
kekuatan, serta kesempatan sehingga makalah ini dapat selesai dengan semestinya.
Tidak lupa penulis kirimkan shalawat dan salam beriringan dengan ucapan terima
kasih yang tiada terhingga kepada Baginda Rasulullah SAW karena atas segala
pengorbanan yang telah dilakukannya beserta para sahabat, sehingga kini kita mampu
mengkaji alam ini lebih tinggi dari gunung tertinggi, lebih dalam dari lautan terdalam,
serta lebih jauh dari batas pandangan mata.
Adapun tulisan ilmiah ini berisikan materi tentang Faktor Sosial dan
Kekerabatan, Gaya Hidup dan Nilai Budaya yang bertujuan sebagai bahan
bacaan, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Dalam
makalah ini,
penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisannya. Oleh karena itu,
mohon kiranya kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembimbing dan
pembaca guna untuk kesempurnaan pada pembuatan makalah penulis selanjutnya.
Makassar,
Oktober 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
15
18
A. Kesimpulan
18
B. Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawat dalam menjalankan tugasnya sering menghadapi klien yang
memiliki latar belakang etnik, budaya, dan agama yang berbeda. Untuk
menghadapi situasi ini penting bagi perawat untuk memahami bahwa klien
memiliki pendangan dan interpretasi mengenai penyakit dan kesehatan yang
berbeda. Pandangan tersebut didasarkan pada keyakinan sosial-budaya klien.
Perawat harus sensitif dan waspada terhadap keunikan warisan budaya dan tradisi
kesehatan klien dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien dari latar
belakang kebudayaan yang berbeda. Perawat harus mengkaji dan mendengarkan
dengan cermat tentang konsistensi warisan budaya klien. Pengakajian tentang
budaya klien merupakan pengkajian yang sisrematik dan komprehensif dari nilainilai pelayanan budaya, kepercayaan, dan praktik individual, keluarga, komunitas.
Tujuan pengkajian budaya adalah untuk mendapatkan informasi yang signifikan
dari klien sehingga perawat dapat menerapkan kesamaan budaya. Perawat dalam
melakukan pengkajian terhadap kebudayaan klien dimulai dari menentukan
warisan kultural budaya klien, latar belakang organisasi sosial, dan keterampilan
bahasa serta menayakan penyebab penyakit atau masalah untuk mengetahui klien
mendapatkan pengobatan rakyat secara tradisional baik secara ilmiah maupun
mesogisoreligus atau kata ramah, suci untuk mencegah dan mengatasi penyakit.
Hal ini dilakukan untuk pemenuhan kompoen pengakajian budaya untuk
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini, yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana faktor sosial dan kekerabatan dalam keperawatan transkultural
?
2. Bagaimana gaya hidup dan nilai budaya dalam keperawatan transkultural
?
3. Bagaimana analisis penerapan teori keperawatan transkultural
dan
2.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
sebagai
"hubungan
dekat"
daripada
"keturunan"
(juga
disebut
"konsanguitas"), meskipun kedua hal itu bisa tumpang tindih dalam pernikahan di
antara orang-orang yang satu moyang.
Hubungan kekeluargaan adalah salah satu prinsip mendasar untuk
mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan
silsilah. Hubungan keluarga dapat dihadirkan secara nyata (ibu, saudara, kakek)
atau secara abstrak menurut tingkatan kekerabatan. Sebuah hubungan dapat
memiliki syarat relatif (mis., ayah adalah seseorang yang memiliki anak), atau
mewakili secara absolut (mis, perbedaan status antara seorang ibu dengan wanita
tanpa anak). Tingkatan kekerabatan tidak identik dengan pewarisan maupun
suksesi legal.
Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat adalah
nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota
keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin
oleh keluarga.
B. Gaya Hidup dan Nilai Budaya (cultural value and life ways)
1. Pengertian Gaya Hidup dan Nilai Budaya
a. Pengertian Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Gaya hidup diartikan dalam WHO 1998 yaitu lifestyle is a
way of living based on identifiable patterns of behaviour which are
determined
by
the
interplaybetween
an
individuals
personal
manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Ditinjau dari sudut bahasa
Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta buddhayah yaitu
bentuk jamak dari buddhi , yang berarti budi atau akal. Dengan demikian
kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Kebudayaan
adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya terkandung ilmu
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat-istiadat dan
kemampuan yang lain yang di dapat manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Koentjaningrat, kebudayaan adalah seluruh system gagasan
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat
yang didapat dengan belajar dan dijadikan milik manusia sendiri.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Bahasa, sebagai mana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwarisskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha
berkomunikasi
dengan
orang-orang
yang
berbeda
budaya
dan
menyimpulkan
pendapat
Boyle
dan
Andrews
yang
proses yang selalu berubah dan dinamis, berubah seiring kondisi kebutuhan
kelompoknya, misalnya tentang partisipasi wanita dan sebagainya. Penelitian
Brunner yang ditulis Koetjanddiningrat, pada suku Bataak Toba di Indonesia
yang beradaptasi dengan suku Sunda dengan merubah adat ketatnya karena
menyesuaikan diri dengan budaya setempat.
Menurut Samovar dan Porter, ada 6 karakteristik budaya :
1) Budaya itu bukan keturunan tapi di pelajari, jika seorang anak lahir di
Amerika dan hidup di Amerika dari orang tua yang berkebangsaan Indonesia
maka tidaklah secara otomatis anak itu bisa berbicara dengan bahasa
Indonesia tanpa ada proses pembelajaran oleh orang tuanya.
2) Budaya itu di transfer dari satu generasi ke generasi berikutnya, kita
mengetahui banyak haltentang kehidupan yang berhubungan dengan budaya
karena generasi sebelum kita mengajarkan kita banyak hal tersebut. Suatu
contoh upacara penguburan plasenta pada masyarakat Jawa, masyarakat
tersebut tidak belajar secara formal tetapi mengikuti perilaku nenek
moyangnya.
3) Budaya itu berdasarkan symbol, untuk bisa mempelajari budaya orang
memerlukan symbol. Dengan symbol inilah nantinya kita dapat saling
bertukar pikiran dan komunikasi sehingga memungkinkan terjadinya proses
transfer budaya dari satu generasi ke generasi berikutnya. Contoh beberapa
symbol yang mengkarakteristikan buadaya adalah kalung pada suku Dayak,
manik2 gelang dan semua itu menandakan symbol pada budaya tertentu.
4) Budaya itu hal yang bisa berubah, karena budaya merupakan system yang
dinamis dan adaptif maka budaya rentan terhadap adanya perubahan.
dapat
dipergunakan
untuk
menggambarkan
sruktur
atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak,
menantu, cuc, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek,dan seterusnya.
Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok
kekerabatan dari yang jumlahnya relatiif kecil hingga besar seperti keluarga
ambilineal, plan, fatri, dan separuh masyarakat. Dimasyarakat umum, juga
dikennal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas,
keluuarga bilatteral, dan keluarga unilateral.
Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan keluargayang
dibentuk oleh masyarak, baik yang berbadan hukum maupun yangg tidak
berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam
pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup
bersam-sama manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuantujan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.
4) Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia
untuk saling berkomunikasi atau berhubungan baik lewat tulisan, lisan,
ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati
atau kemauan kepada lawan bicara (orang lain). Melalui bahasa, manusia
dapat menyuusuaikan diri dengan tingkah laku, adat istiadat, tatakrama
masyarakat, dan sekaligus mudah memebaurkan dirinya kedalam segala
bentukmasyarakat.
Bahasa memiliki bebrappa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi
umum dan fingsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat
berekspresi, berkomunikasi, serta alat untuk mengadakan intergarsi dan
adptasi
sosial.
sedangkan,
fungsi
bahasa
secara
khusus
adalah
6) Sistem kepercayaan
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia
dalam menguasai rahsia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan,
muncul keyakinan akan adanya penguasa tertingggi dari sistem jagat raya ini
yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian dari jagat raya.
Sehubungan
dengan
itu,
baik
secara
individual
maupun
hidup
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang
mempengaruhi
perkembangan,
kepercayaan
dan
perilaku
klien.
budaya
dengan
dilakukan
kesehatan.
bila
budaya
pasien
tidak
yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein
hewani lain.
c. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola
rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan
sesuai dengan keyakinan yang dianut.
C. Analisis Penerapan Teori Keperawatan Transkultural dan Implikasinya
Dalam Dunia Perawatan
Sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat
dengan kehidupan sehari-hari. Setiap kegiatan manusia hampir tidak pernah lepas
dari unsur sosial budaya. Sebab sebagian besar dari kegiatan manusia dilakukan
secara kelompok. Manusia adalah makhluk sosial, dimana manusia itu senang
bergaul
dan
berinteraksi
dengan
manusia
lain
di
dalam
kehidupan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor sosial adalah faktor yang dipengaruhi oleh orang-orang disekitar
kita. Hubungan kekeluargaan adalah salah satu prinsip mendasar untuk
mengelompokkan tiap orang ke dalam kelompok sosial, peran, kategori, dan
silsilah.
Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat adalah
nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota
keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin
oleh keluarga.
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh
penganut budaya yang dianggap baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah
suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Jenis budaya terdiri atas dua yaitu pertama, etno-caring yaitu budaya yang
dipelajari dari orangtuanya. Kedua, professional caring yaitu budaya yang
dipelajari dari pendidikan formal.
Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya
hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan
diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana
hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas seharihari.
B. Saran
Sebagai calon perawat hendaklah nantinya mengaplikasikan teori-teori
Leininger dalam setiap melakukan proses keperawatan, tanpa membeda-bedakan
pasien, baik itu dari segi agama, budaya, dan sebagainya sehingga pelayanan
kesehatan dapat dilakukan secara optimal. Selain itu, dengan adanya makalah ini,
para mahasiswa keperawatan dapat mengetahui konsep keperawatan transkultural
sehingga mulai sekarang mempersiapkan diri menghadapi beragam perbedaan
dengan pasien yang nantinya akan didapatkan di pelayanan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Carol Taylor, Carol Lillis. 1997. Fundamentals of Nursing : the art and science of
nursing care. Vol I 3ed . Philadelphia: Lippincott.
Kozier, Barbara et al. 2000. Fundamental of Nursing : The nature of nursing practice
in Canada. 1st Canadian Ed. Toronto: Prentice Hall Health.