Anda di halaman 1dari 4

ETIKA SEORANG KONSULTAN

Persoalan etis utama dari seorang Konsultan adalah menyangkut dirinya sebagai pengemban
kekuasaan. Konsultan memegang kekuasaan yang berasal dari pengetahuan dan keterampilan
yang dia miliki ataupun dengan lembaga yang memberikan kewenangan kepada dia.
Penyalahgunaan kekuasaan oleh Konsultan dapat menimbulkan kerugian, baik terhadap komunitas
maupun terhadap program intervensi itu sendiri.
Persoalan etika kekuasaan Konsultan yang penting lainnya adalah keterlibatan Konsultan
dalam mendefinisikan masalah dari komunitas yang didampinginya. Ada sebagian konsultan yang
menggunakan cara pandang dokter – pasien. Dianggapnya komunitas adalah pasien dan Konsultan
adalah sang dokter. Bila Konsultan secara sepihak menentukan masalah komunitas tanpa ada
partisipasi atau konsultasi dengan komunitas, apalagi disertai dengan tindakan perumusan rencana
program yang tidak diketahui komunitas, maka terjadilah pelanggaran etis.

• TIPOLOGI PENGARUH
Mengingat kekuasaan berasal dari gambaran keahlian Konsultan, apakah pengaruh politis yang
utama dari intervensi sosial ? Istilah ‘politik’ digunakan untuk mencakup setiap perubahan dalam
pembagian kekuasaan, pengaruh dan wewenang dalam setiap unit yang mencakup individu,
kelompok, komunitas dan negara. Tipologi pengaruh secara umum dibagi menjadi : pemeliharaan
sistem dan perubahan sistem.
Intervensi sosial dapat membantu dan memelihara atau memperkuat sistem dengan cara – cara
berikut :

• Legitimasi moral
Kehadiran Konsultan yang nyata dan dipercaya sering memperkuat perasaan anggota
komunitas yang tidak puas atau justru sangat puas dengan sistem sosial yang ada. Hal ini
disebabkan oleh kepercayaan komunitas bahwa Fasilitator adalah Konsultan, bertanggungjawab
dan berhak atas kekuasaan serta kedudukannya.

• Pengorbanan
Dalam rangka mencapai kohesi interen yang lebih besar, hampir setiap masyarakat memilih
seorang “korban” yang kepadanya dapat diproyeksikan rasa bersalah, frustasi atau ketidakpuasan.
Pengkambinghitaman seperti itu membantu untuk mempertahankan sistem dengan menyalurkan
agresi melawan pihak yang lemah dari pihak yang kuat.

• Penyesuaian Diri
Intervensi dapat mendorong individu dan kelompok untuk menyesuaikan diri dengan suatu
sistem melalui pikiran, perasaan dan tindakan dalam batas – batas yang telah ditentukan. Konsultan
pada umumnya dapat meningkatkan penyesuaian diri dengan menanamkan suatu etika pragmatis.
Dalam etika ini, tindakan politik, tindakan organisasi atau tindakan lainnya hanya dapat diterima
dalam jajaran pilihan yang disetujui pihak yang berwenang. Tekanan terhadap apa yang mungkin,
apa yang praktis dan apa yang bisa membuat sistem terpelihara.
• Pengumpulan informasi
Konsultan tanpa disadari dapat saja memperkuat posisi pihak yang berwenang dengan
mengumpulkan informasi mengenai ketidaksepakatan atau ketidakpuasan.

• Meredam oposisi
Keuntungan politis yang diperoleh dari informasi ialah bahwa informasi itu dapat digunakan oleh
pihak yang berwenang untuk menghadapi oposisi. Konsultan dapat dengan sengaja atau tidak
sengaja bekerja untuk meredam kekuatan yang tidak setuju. Ia dapat saja menutup ruang yang
cukup bagi oposan untuk berkembang melalui cara – cara menumpas atau setidaknya mengurangi
pengaruh para oposan.
Intervensi sosial adalah tindakan yang menghasilkan atau dirancang untuk menghasilkan
perubahan. Memang banyak bentuk intervensi sosial ialah peningkatan kesadaran bahwa ada
sesuatu yang tidak beres dengan kehidupan seseorang dan keyakinan bahwa situasi itu dapat
diperbaiki. Intervensi juga dapat membantu individu untuk mengatasi keharusan structural yang
mengitari mereka dan memahaminya, meskipun samara-samar, kekuatan – kekuatan yang
mempengaruhi dan membentuk hidup mereka.

• Delegitimasi
Intervensi sosial juga membantu terjadinya perubahan dengan menantang legitimasi suatu
sistem tertentu. Hal ini dilakukan melalui pembongkaran landasan keyakinan orang-orang yang
dikuasai. Intervensi juga dapat diarahkan langsung untuk melemahkan dasar kekuasaan dari
pemimpin yang mapan.

• Kemampuan
Intervensi lebih lanjut dapat menyebabkan perubahan karena memasok lawan, kelompok minoritas,
atau kelompok yang menentang lainnya dengan kemampuan, peluang, sarana dan insentif untuk
bertindak. Intervensi dapat meyakinkan orang-orang bahwa mereka dapat menjadi sumber tindakan
sosial. Intervensi dapat mengajarkan individu dan kelompok untuk melihat diri mereka sendiri
sebagai pemula tindakan, mampu berprakarsa, mampu meramalkan dan mampu mengendalikan diri
sendiri dan orang lain.

KEBEBASAN
Menurut definisi, kebebasan membutuhkan - di atas segala – galanya - kemampuan dan
peluang, untuk memilih. Jika individu yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dan tidak
memperoleh informasi untuk memahami dan mempertimbangkan akibat-akibat dari partisipasi
mereka, atau jika mereka dipaksa, didesak atau dimanipulasi oleh tekanan lingkungan untuk
berpartisipasi, maka kebebasan akan berkurang. Kemampuan memahami suatu intervensi seringkali
berkembang oleh peluang partisipasi dari dekat.
Hambatan utama bagi kebebasan terletak dalam ketidak-mampuan orang untuk memahami
hakikat dan akibat dari partisipasi mereka dalam intervensi. Dalam kasus lain, hambatan itu berupa
informasi yang tidak memadai mengenai intervensi itu dan akibat-akibatnya.
Sebuah persoalan yang muncul ialah mengenai batas-batas pengungkapan informasi.
Pengungkapan informasi biasanya ditegaskan keharusannya secara etis dalam intervensi sosial.
Namun masalahnya mengenai seberapa jauh pengungkapan harus dilakukan. Misalnya, apakah
Konsultan harus membeberkan seluruh ‘kartu’nya di atas meja, termasuk menyingkap seluruh
perlengkapan teknik yang dipakainya ?
Kebebasan individu juga dikendalikan oleh paksaan dan tekanan yang ditemukan dalam
lingkungan. Dalam kasus lain, kendala untuk kebebasan bukan berasal dari paksaan langsung
melainkan dari tekanan kelompok atau ancaman kuat dan perangsang. Dalam kegiatan-kegiatan
pengembangan komunitas, pimpinan komunitas dapat menegaskan dengan jelas bahwa setiap
anggota komunitas bebas untuk berpartisipasi atau tidak, sesuai dengan pertimbangannya. Namun
kebebasan ini ternyata dapat palsu jika kebanyakan anggota suatu komunitas memutuskan untuk
berpartisipasi, dan para penolak merasa ditekan untuk maju bersama.
Akhirnya dan ironisnya, kebebasan individu kadang – kadang dapat dimusyawarahkan secara
serius dengan menawarkan imbalan dan perangsang positif. Meskipun demikian, kita harus tetap
bertanya apakah secara etis dapat dibenarkan jika menggunakan imbalan materi untuk
mempercepat perubahan pelaku dalam intervensi sosial.
Mengingat banyak keterbatasan kemampuan dan peluang, langkah-langkah apakah yang dapat
diambil untuk melindungi kebebasan manusia dalam intervensi . tipologi usaha – usaha
perlindungan yang disajikan berikut ini disusun berdasarkan perbedaan-perbedaan asumsi
kemampuan untuk menangkap hakikat dan akibat-akibat dari intervensi sosial.

• Informasi yang meningkat hasilnya


Jika dapat diandaikan bahwa peserta berada pada posisi untuk memahami intervensi dan
melindungi kepentingan mereka sendiri manakala diberi informasi yang memadai, maka
tantangannya ialah memberikan informasi ini dengan cara yang paling mungkin dapat dimengerti.
Oleh karena itu, tugas utama Konsultan ialah memasok orang yang bersangkutan dengan
pemberitahuan yang jelas dan lengkap mengenai kemungkinan resiko dan manfaat dari partisipasi
dalam kelompok.

• Partisipasi
Partisipasi dan perundingan bersama adalah sarana efektif untuk membantu tercapainya
kesepakatan. Asumsi di balik usul-usul tersebut ialah bahwa orang mempunyai kemampuan dasar
untuk melindungi kepentingannya, namun mereka harus memperoleh kesempatan untuk mengambil
bagian dalam keputusan tentang apakah memang harus ada intervensi, kapan dan dimana
intervensi itu harus berlangsung, dan bagaimana intervensi dilaksanakan.

• Penguasaan
Jika dibiarkan berbuat menurut kemauan mereka sendiri, maka orang – orang yang kurang
beruntung sering tidak berada dalam posisi siap untuk berpartisipasi sebagai orang-orang yang
sederajat dalam perundingan mengenai penyelesaian konflik. Pemecahan paling etis ialah tidak
mengandalkan pihak yang paling siap dan juga tidak mempercayakan penyelesaiannya kepada
pihak luar, melainkan memperbesar kemampuan kaum lemah untuk mewujudkan kepentingan
mereka sendiri. Fasilitator harus meningkatkan kemampuan pihak-pihak yang lebih lemah untuk
mengambil keputusan yang paling baik dengan membantu mereka memberikan informasi yang
diperlukan dan keterampilan untuk menjalankannya.

PERTANGGUNGJAWABAN
Apakah Konsultan harus bertanggungjawab untuk kegiatan mereka ? jika mereka
bertanggungjawab kepada siapa, dan bagaimana ?. Tiga jenispertanggungjawaban Konsultan dapat
dibedakan ke dalam pertanggungjawaban pribadi, hukum dan profesi.
Pertama adalah tanggung jawab ‘pribadi’ yang diambil oleh seseorang untuk tindakannya. Ada
anggapan yang luas, yang diakui dalam pernyataan Deklarasi Universal tentang Hak HAk Asasi
Manusia, bahwa individu, tanpa memperhatikan status dan profesinya, beranggungjawab secara
moral atas perilakunya. Jadi Konsultan tidak berhak untuk membunuh, menipu, membohongi,
mencuri atau melanggar kode-kode moral yang diakui dalam melaksanakan suatu intervensi.
Bentuk pertanggungjawaban kedua dan ketiga ialah tanggung jawab hukum dan profesi.
Konsultan bertanggungjawab terhadap komunitas atas kerugian yang terjadi. Komunitas mempunyai
hak untuk mengajukan para professional ini ke pengadilan jika mereka yakin bahwa :
• Secara professional mereka telah lalai atau tidak etis dalam menjalankan tugasnya
• Oleh karena itu mereka dirugikan, dan
• Pendekatan alternative untuk mengganti kerugian komunitas tidak memberikan hasil yang
memuaskan.
Pertanggungjawaban profesi harus melalui organisasi Konsultan. Organisasi profesi harus
meminta pertanggungjawaban dan mengambil langkah-langkah yang perlu. Sampai sekarang,
konsep mengenai pertanggungjawaban hukum dan profesi untuk Konsultan lebih bersifat teoritis
ketimbang actual .

Anda mungkin juga menyukai