Pendahuluan
Nyeri leher didfeinisikan sebagai nyeri yang
terjadi di daerah yang dibatasi oleh garis nuchae
di bagian atas, margo lateralis leher di bagian
samping dan di bagian bawah dibatasi oleh garis
transvers imaginer melalui processus spinosus
T1 (Thoracal 1). Sedangkan nyeri leher radiculer
didefinisikan sebagai nyeri yang diakibatkan
karena gangguan neurologis, yaitu kombinasi
hilangnya fungsi sensoris, motoris, atau
gangguan reflek, dalam distribusi segmental.
PEMBAHASAN
ANATOMI
ETIOLOGI
Klasifikasi nyeri leher menurut Intensitas
Serius namun jarang: Vertebral tumors, Discitis, Septic arthritis,
Osteomyelitis, Meningitis
Valid but rare or unusual: Rheumatoid arthritis, Ankylosing spondilits,
Crystal arthopathies termasuk gout, Polymyalgia rheumatica, Longus colli
tendiinitis, Fractures
Miscellaneous: Torticollis
Detectable but of questionable validity: Diffuse idiopathis skeletal
hyperostosis, Ossificarion of the posterior longitudinal ligament, Pagets
disease, Spondyoliosis/ degenerative disease, Osteoarthritis, Synovial cyst
Neurologic: Thoracic outlet syndrome, Spinal cord tumors, Nerve injuries,
Myelopathy, Radiculopathy, Spurious or vague
Soft tissue injuries: Whiplash cervical strain, Psychogenic pain, Postural
disorders, Fibrositis, myofasial pain, Hyoid bone syndrome,
Sternocleidomastoid tendinitis, Fibromyalgia
Nyeri kronik
- ringan : NSAID + analgetik ajuvant
- sedang : NSAID + analgetik ajuvant + codein
- berat
: NSAID + analgetik ajuvant + morfin
Obat penghilang nyeri atau relaksan otot dapat diberikan
pada fase akut. Obat-obatan ini biasanya diberikan selama
7-10 hari.
Ibuprofen 400 mg, tiap 4-6 jam (PO)
Naproksen 200-500 mg, tiap 12 jam (PO)
Fenoprofen 200 mg, tiap 4-6 jam (PO)
Indometacin 25-50 mg, tiap 8 jam (PO)
Kodein 30-60 mg, tiap jam (PO/Parentral)
1. Traksi
Traksi adalah suatu tindakan untuk memindahkan
tulang yang patah / dislokasi ke tempat yang normal
kembali dengan menggunakan daya tarik tertentu atau
dengan kata lain suatu pemasangan gaya tarikan pada
bagian tubuh, yang diindikasikan pada pasien dengan
fraktur dan atau dislokasi.
Tindakan ini dilakukan apabila dengan istirahat keluhan
nyeri tidak berkurang atau pada pasien dengan gejala
yang berat dan mencerminkan adanya kompresi radiks
saraf. Traksi dapat dilakukan secara terus-menerus atau
intermiten.
Halter Traction
Traksi halter digunakan untuk traksi servikal
jangka pendek. Penggunaannya meliputi
cedera leher minor tanpa kejelasan adanya
fraktur contoh spasme otot leher, terapi
conservative dari lesi di diskus servika
Tidak nyaman
Nyeri di Tempero-mandibular
Traksi Skeletal
Pada cedera servikal yang lebih serius, penjepit tulang kepala seperti caliper Cones
diinndikasikan. Indikasi termasuk terapi konservatif dari fraktur servik dan dislokasi.
Aplikasi Caliper Cones
Cukur rambut dibawah area telinga
Anastesi Lokal
Hindari Masseter
Hindari arteri temporal
Insisi kecil dibawah telinga segars dengan meatus auditorius
Kaitkan pada pin hingga perforasi dari tulang luarl
Ikat pada tali
Anak-anak
Sepsis Lokal
2. Cervical Collar
Pemakaian cervical collar lebih ditujukan untuk proses imobilisasi serta
mengurangi kompresi pada radiks saraf, walaupun belum terdapat satu
jenis collar yang benar-benar mencegah mobilisasi leher. Salah satu jenis
collar yang banyak digunakan adalah SOMI Brace (Sternal Occipital
Mandibular Immobilizer).
Collar digunakan selama 1 minggu secara terus-menerus siang dan malam
dan diubah secara intermiten pada minggu II atau bila mengendarai
kendaraan. Harus diingat bahwa tujuan imobilisasi ini bersifat sementara
dan harus dihindari akibatnya yaitu diantaranya berupa atrofi otot serta
kontraktur. Jangka waktu 1-2 minggu ini biasanya cukup untuk mengatasi
nyeri pada nyeri servikal non spesifik. Apabila disertai dengan iritasi radiks
saraf, adakalanya diperlukan waktu 2-3 bulan. Hilangnya nyeri, hilangnya
tanda spurling dan perbaikan defisit motorik dapat dijadikan indikasi
pelepasan collar.
Pemasangan cervicalcollar adalah memasang alat cervicalcollar untuk
immobilisasi leher (mempertahankan tulang servikal)
3. Thermoterapi
Thermoterapi dapat juga digunakan untuk membantu menghilangkan
nyeri. Modalitas terapi ini dapat digunakan sebelum atau pada saat traksi
servikal untuk relaksasi otot. Kompres dingin dapat diberikan sebanyak 1-4
kali sehari selama 15-30 menit, atau kompres panas/pemanasan selama
30 menit 2-3 kali sehari jika dengan kompres dingin tidak dicapai hasil
yang memuaskan. Pilihan antara modalitas panas atau dingin sangatlah
pragmatik tergantung persepsi pasien terhadap pengurangan nyeri.
Thermotherapy merupakan pemberian aplikasi panas pada tubuh untuk
mengurangi gejala nyeri akut maupun kronis. Terapi ini efektif untuk
mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot walaupun
dapat juga dipergunakan untuk mengatasi berbagai jenis nyeri yang lain.
Panas pada fisioterapi dipergunakan untuk meningkatkan aliran darah
kulit dengan jalan melebarkan pembuluh darah yang dapat meningkatkan
suplai oksigen dan nutrisi pada jaringan. Panas juga meningkatkan
elastisitas otot sehingga mengurangi kekakuan otot.
Variabel
Efek
Spasme otot
Menurun
Persepsi nyeri
Menurun
Aliran darah
Meningkat
Kecepatan metabolisme
Meningkat
Elastisitas kolagen
Meningkat
Kekakuan sendi
Menurun
Permeabilitas kapiler
Meningkat
pembengkakan
Meningkat
Indikasi Thermotherapy
Nyeri bahu yang sering terjadi adalah rotator cuff. Rotator cuff disusun oleh otot dan tendon yang menhubungkan
humerus dengan scapula. Tendon pada rotator cuff biasanya kuat akan tetapi dapat mengalami radang dan sobek pada
penggunaan yang berlebihan. Cedera rotator cuff dan gejala bahu beku dapat diperbaiki dengan thermotherapy.
e. Tendinitis (radang tendo)
f. Bursitis (radang bursa)
g. Sprain ( robekan ligamen sendi)
h. Strain ( robekan otot)
i. Nyeri pada mata yang diakibatkan oleh peradangan kelopak mata (blepharitis).
j. Gangguan sendi temporo mandibular.
k. Nyeri dada yang disebabkan oleh nyeri pada tulang rususk (costochondritis).
l. Nyeri perut dan pelvis.
m. Fibromyalgia dengan gejala nyeri otot, kekakuan, kelelahan dan gangguan tidur.
n. Gangguan nyeri kronis seperti pada lupus dan nyeri myofascial.
o. Asthma
a. Krim panas.
b. Bantal pemanas (Heat Pad)
c. Kantung Panas (Heat Pack)
d. Tanki whirlpool
e. Parafin Bath
f. Contrast Bath
g. Shortwave dan Microwave Diathermy
h. Terapi Ultrasound
4. Latihan
Berbagai modalitas dapat diberikan pada
penanganan nyeri leher. Latihan bisa dimulai
pada akhir minggu I. Latihan mobilisasi leher
kearah anterior, latihan mengangkat bahu atau
penguatan otot banyak membantu proses
penyembuhan nyeri. Hindari gerakan ekstensi
maupun flexi. Pengurangan nyeri dapat
diakibatkan oleh spasme otot dapat ditanggulangi
dengan melakukan pijatan.
Intensitas (beban)
: 100% dari kontraksi
maksimum
Durasi
: 5 detik tiap kontraksi
Repetisi
: 5-10 kontraksi
Frekuensi
: 5 hari tiap minggu
Lama program
: 4 minggu atau lebih
Saran
Untuk mencapai kondisi pemulihan pasien sehingga bisa secepatnya
kembali bekerja adalah kesadaran tentang pentingnya kesehatan
dan lingkungan kerja yang baik. Untuk mencegah terjadinya nyeri
tengkuk ada beberapa nasehat yang bermanfaat:
Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dada terangkat, bahu
santai, dagu masuk, leher merasa kuat, longgar dan santai.
Tidur dengan bantal atau bantal Urethane.
Memelihara sendi otot yang fleksibel dan kuat dengan latihan yang
benar.
Pencegahan nyeri cervical ulangan yaitu dengan memperhatikan
posisi saat duduk, mengendarai kendaraan, dan posisi leher yang
berkaitan dengan berbagai pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.3,4
Kesimpulan