Anda di halaman 1dari 5

Macam - Macam Proses Pembuatan Semen (Cement Manufacturing)

Semen berasal dari bahasa latin "cementum" artinya perekat / pengikat dan sekarang semen diartikan perekat hidrolis yang dihasilkan dari
penggilingan clinker yang kandungan utamanya kalsium silikat dan kalsium sulfat sebagai bahan tambahan. Disebut perekat hidrolis karena
senyawa-senyawa yang terkandung di dalam semen tersebut dapat bereaksi dengan air membentuk zat baru yang bersifat perekat terhadap
batuan.
Ditinjau dari kadar air umpan maka teknologi pembuatan semen dibagi menjadi 4 proses, yaitu :
1. Proses Basah ( wet process )
2. Proses Semi Basah ( semi wet process )
3. Proses Semi Kering ( semi dry process )
4. Proses Kering ( dry process )
* Proses Basah
Umpan tanur berupa slurry dengan kadar air 25 40 %, yang pada umumnya menggunakan Long Rotary Kiln dengan perpindahan
panas awal terjadi pada rantai atau chain section.
Proses ini boros, karena menggunakan panas sekitar 1500 1900 kcal/kg terak, dan biasanya mempunyai suhu exit gas 150 250 C.
Kerugian :
1. Pemakaian bahan bakar lebih banyak, karena kebutuhan panas selama pembakaran tinggi 1500 1900 kcal / kg
2. Tanur putar yang digunakan ukurannya lebih panjang dibandingkan tanur putar pada proses kering
3. Memerlukan air proses dalam jumlah banyak
Keuntungan :
1. Pencampuran dari komposisi slurry lebih mudah karena berupa luluhan
2. Kadar alkalis tidak menimbulkan gangguan penyempitan dalam saluran preheater atau pipa
3. Debu yang dihasilkan relatif sedikit
4. Deposit yang tidak homogen tidak berpengaruh karena mudah mencampur dan mengoreksinya
* Proses Semi Basah
Pada proses ini umpan masuk tanur berupa granular atau pallet (cake) dengan kadar air 15 25 % dibuat dengan bantuan filter press.
Konsumsi panas pada proses ini 1000 1200 kcal / kg terak.
Kerugian :
1. Tanur yang digunakan lebih panjang

2. Membutuhkan filter
Keuntungan :
1. Umpan lebih homogen
2. Debu relatif lebih sedikit

* Proses Semi Kering


Umpan tanur pada proses ini berupa tepung kering, lalu dengan alat granulator (pelletizer) disemprot dengan air untuk dibentuk menjadi
granular dengan kadar air 10 12 % dan ukurannya 10 12 mm seragam. Konsumsi panas pada umumnya sekitar 1000 kcal / kg terak. Proses
ini menggunakan tungku tegak (shaft kiln) atau long rotary kiln, namun kapasitas rata-rata shaft kiln rendah sedangkan jika memakai long rotary
kiln maka harus dilengkapi grate preheater dan kapasitasnya bisa lebih tinggi.
Kerugian :
1. Menghasilkan debu
2. Membutuhkan filter
Keuntungan :
1. Tanur yang digunakan lebih pendek
2. Diperoleh terak yang uniform
* Proses Kering
Pada proses ini bahan baku dipecah dan digiling sampai kadar air 1% dan tepung bahan baku yang telah homogen ini diumpankan dalam
keadaan kering untuk mendapatkan terak. Terak selanjutnya didinginkan dan dicampur dengan gypsum dalam perbandingan 96 : 4 kemudian
digiling dalam finish mill hingga menjadi semen.
Kerugian :
1. Kadar air sangat mengganggu operasi karena material lengket
2. Impuritas alkali menyebabkan penyempitan pada saluran
3. Campuran kurang homogen
4. Banyak debu yang dihasilkan sehingga dibutuhkan alat penangkap debu
Keuntungan :
1. Rotary kiln yang digunakan relative pendek

1.
2.
3.
4.
5.

2. Heat comsumption rendah yaitu sekitar 800 1000 kcal / kg terak sehingga bahan bakar yang digunakan lebih sedikit
3. Kapasitas produksi besar
4. Biaya operasi rendah
Dari keempat proses tersebut yang sering digunakan utk proses pembuatan pabrik adalah "Proses Kering" seperti PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk karena biaya operasi yang rendah dan kapasitas produksi yang besar.
Secara umum proses pembuatan semen dengan proses kering dibagi atas 5 bagian yaitu :
Penyediaan Bahan Baku
Pengolahan Bahan
Pembakaran dan Pendinginan
Penggilingan Semen
Pengisian dan Pengantongan Semen
Kelima tahap tersebut direpresentasikan menjadi 5 unit operasi utama yaitu :
Tahap I : Unit Crusher
Tahap II : Unit Raw Mill
Tahap III : Unit Kiln and Coal Mill
Tahap IV : Unit Finishing Mill
Tahap V : Unit Packer
1. Penyediaan Bahan Baku * Bahan Utama
a. Batu kapur / Gamping / Limestone ( CaCO3 )
Batu kapur dalam keadaan murni berupa bahan CaCO3 yang mengandung calsite dan aragonite. Sifat kimia batu kapur yaitu dapat mengalami
kalsinasi. Batu kapur ini yg menjadi bahan dasar dari semen dan sangat menentukan kualitas semen karena yg sangat menentukan adalah
kualitas Calsium (Ca).
Reaksi :

b. Tanah Liat / Clay ( Al2O3.2SiO2.xH2O )

Tanah liat terbentuk dari beberapa senyawa kimia antara lain : alkali silikat dan beberapa jenis mika. Sifat kimia tanah liat yaitu dapat
mengalami pelepasan air hidrat bila dipanaskan pada suhu 500C.Dari bahan baku ini yg menentukan adalah Silica (Si).
Reaksi :

* Bahan Tambahan
a. Pasir Besi / Copper Slag
Sebagai pengganti pasir besi karena mempunyai kandungan besi yang tinggi sehingga menyebabkan material ini mempunyai densitas yang
tinggi. Sifat kimia copper slag yaitu dapat bereaksi dengan Al2O3 dan CaO membentuk calsium alumina ferrit.
Reaksi :

b. Pasir Silika (SiO2 )


Sebagai pembawa oksida silika (SiO2) dan juga mengandung oksida aluminium dan oksida besi. Sifat kimia pasir silica yaitu dapat bereaksi
dengan CaO membentuk garam kalsium silikat.
Reaksi :

c. Gypsum
Gypsum adalah bahan sedimen CaSO4 yang mengandung 2 molekul hidrat yang berfungsi sebagai penghambat proses pengeringan pada semen
dan membuat semen lama menggumpal. Sifat kimia gypsum yaitu dapat mengalami pelepasan air hidrat.
Reaksi :

2. Pengolahan Bahan Baku


Pada tahap ini bahan baku utama dan tambahan dicampur pada komposisi tertentu agar bisa jadi umpan kiln.
3. Pembakaran dan pendinginan

Ada 4 tahap dalam proses ini :


* Persiapan dan Pengolahan Batu Bara, batu bara yang digunakan utk bahan bakar dihaluskan dan dipisahkan dari logam
* Persiapan Umpan Kiln, umpan kiln dimasukkan ke silo utk proses umpan kering
* Proses Pembuatan Terak, umpan kering masuk ke preheater shg air dan hidrat teruapkan kemudian masuk ke rotary kiln
* Pendinginan Terak, terak dari rotary kiln didinginkan mendadak di grate cooler dg tujuan :
> Agar terak menjadi amorf dan rapuh sehingga mudah digiling
> Agar lebih tahan terhadap sulfat
> Untuk mencegah terbentuknya kristal MgO
4. Penggilingan Semen
5. Pengisian dan Pengantongan Semen

Batu kapur
Tanah liat

Pasir besi
Pasir silika
gypsum

Bahan baku
lebih kecil
Drilling

blasting

Bahan
baku

Belt
conveyer

chruse
r

Uap

Ruang
pengering
Duodan mill
Separator

Quarry

Gas panas

Conveying

Chrusing

Pendingi
n

Penggilingan

Material
bentuk
bubuk
Finishing

Pre
heater

Material
kiln

Pembakaran

Blending
silo

Homogenisasi

Material
efisien

Anda mungkin juga menyukai