PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
I.2
A. Ekstraksi sederhana
BAB II
TEORI SINGKAT
A. Salam
1 Klasifikasi Tanaman (Flora, 2003)
Regnum
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Myrtales
Family
: Mrytaceaea
Genus
: Syzygium
Species
: Syzygium polianthyum
B. TEORI SINGKAT
1. Defenisi Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat aktif dari
bagian tanaman, hewan, dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut.
Proses ekstraksi dalam tanaman (zat aktif) yaitu pelarut organik
menembus membran atau dinding sel dan masuk kedalam inti (Anonim,
2007).
2. Jenis-Jenis Ekstraksi
1. Ekstraksi secara maserasi
2. Ekstraksi secara perkolasi
3. Ekstraksi secara infudasi
4. Ekstraksi cair-cair
5. Ekstraksi padat-cair
3. Cara-cara Ekstraksi
a. Maserasi (Dirjen POM, 1979)
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana.
Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk-serbuk simplisia
dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel
dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif
akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel maka larutan yang
terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang-ulang sehingga
terjadi. Keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di
dalam sel.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang
mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak
waktu
tertentu.
Waktu
tersebut
diperlukan
untuk
Digesti
dapat
dilakukan
modifikasi,
misalnya
3.
Remasi
Cairan penyari dibagi 2. seluruh serbuk simplisia
dimaserasi dengan cairan penyari pertama, sesudah dienap
tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cara
penyari yang kedua.
4.
Maserasi melingkar
Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan
maserasi
melingkar
penyarian
tidak
dapat
Perkolasi
c.
d.
E. Ekstraksi cair-cair
Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam
dua macam zat pelarut yang tidak saling bercampur atau dengan kata
lain perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organic dan
pelarut ait (Anonim, 2007)
BAB III
PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Bejana maserasi
3. Bejana perkolasi
4. Botol markisa
5. Cawan porselen
6. Corong pisah
7. Gunting
8. Hair Dryer
9. Jarum infuse
10. Karet sumbat
11. Kipas angin
12. Kompor gas
13. Penangas air
14. Selang infus
15. Sendok tanduk
16. Stirer
17. Timbangan Ohaus
B. Bahan yang digunakan
1. Aluminium Foil
2. Aquadest
3. Dietil eter
4. Kertas saring
5. Kertas timbang
6. Label
7. Metanol
8. Daun salam (Syzygium polyanthyum)
9. Tissu
C.
Cara Kerja
a. Maserasi
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Simplisia yang telah kering dan halus ditimbang sebanyak 500 gram.
3. Dimasukkan ke dalam bejana kemudian ditambahkan dengan cairan
penyari (metanol) hingga sampel terendam dengan cairan penyari
volumenya lebih tinggi 2 cm.
4.
5.
6.
1.
2.
3.
4.
5.
2.
3.
d. Ekstraksi Cair-Cair
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan .
2. Ditimbang ekstrak metanol sebanyak 3 gram
3. Ditambahkan 10 ml air sehingga diperoleh suspensi yang homogen
dan cukupkan hingga 20 ml.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Eksteksi Secara Maserasi
Bobot awal (serbuk)
= 700 mg
Bobot ekstrak
= 300 mg
Persen kadar
= 2,3 %
= 250 mg
Bobot ekstrak
= 140 mg
Persen kadar
= 1,8 %
= 250 mg
Bobot ekstrak
= 100 ml
Persen kadar
= 100 ml
4. Ekstraksi Padat-Cair
a. Ekstrak non-polar (eter)
Berat ekstrak methanol kental/kering = 3 gram
jumlah pelarut yang digunakan
= 60 ml (3 gr x 20 ml)
= 0,2 gram
= 3 gram
= 60 ml (3 gr x 20 ml)
= 0,2 gram
B. PEMBAHASAN
A. Ekstraksi Sederhana
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau aktif dari bagian
tanaman, hewan, beberapa jenis ikan termasuk biota laut. Proses ekstraksi
dengan tanaman (zat aktif) yaitu pelarut organik membran-membran atau
dinding sel dan masuk ke dalam inti atau rongga sel kemudian larut dengan
zat aktif dan berdifusi dan memiliki perbedaan konsentrasi di luar dan dalam
sel.
Dalam melakukan suatu ekstraksi harus di perlukan pengetahuan
yang baik mengenai karakteristik suatu simplisia yang akan di ekstraksi yang
sesuai sehingga di peroleh hasil yang maksimal. Dalam penentuan metode
ekstraksi yang sesuai perlu diketahui sifat fisik dan kimia dari suatu simplisia
karena dapat mempengaruhi kecepatan penyarian.
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan
cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain : gaya berat, kekentalan, daya larut,
tegangan permukaan, difusi, osmosis, adhesi, daya kapiler dan gaya
gesekan.
Pembuatan sediaan ekstrak dimaksudkan agar zat berkhasiat pada
simplisia dengan bentuk kadar tinggi dan untuk memudahkan zat berkhasiat
dapat di atur dosisnya.
Cara perkolasi lebih baik di bandingkan dengan cara maserasi
karena :
a. Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan
yang terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah,
sehingga
meningkatkan
derajat
perbedaan-perbedaan
konsentrasi.
b. Ruangan di antara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran
tempat mengalir cairan penyari. Karena kecilnya saluran kapiler
tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk mengurangi
lapisan
batas,
konsentrasi.
sehingga
dapat
meningkatkan
perbedaan
akan disari. Serbuk kina yang mengandung sejumlah besar zat aktif
yang larut, tidak baik bila diperkolasi yang sempit sebab perkolat akan
segera menjadi pekat dan berhenti mengalir.
Pada pembuatan tinktur dan ekstrak cair, jumlah cairan penyari
yang tersedia lebih besar dibandingkan dengan jumlah cairan penyari
yang diperlukan untuk melarutkan zat aktif. Pada keadaan tersebut,
pembuatan sediaan digunakan perkolator lebar untuk mempercepat
proses perkolasi.
B. Ekstraksi cair cair
disebut
fase)
dan
setelah
beberapa
waktu
dicapai
adalah
suatu
proses
penyarian
yang
umumnya
digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut pada air. Karena
cara ini sangat sederhana maka sering digunakan oleh masyarakat dan lebih
dikenal
dengan
rebusan.
Pada
metode
infudasi
digunakan
prinsip
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil percobaan diperoleh kesimpulan :
1. Persen kadar yang diperoleh dengan cara maserasi serbuk simplisia
dengan pelarut tertentu adalah 2,3 %
2. Persen kadar yang diperoleh dengan cara perkolasi serbuk simplisia
dengan larutan penyari tertentu adalah 1,8 %
3. Volume akhir yang diperoleh dengan cara infudasi dari serbuk simplisia
adalah 100 ml
4. Berat ekstrak yang diperoleh dengan cara ekstrak cair-cair menggunakan
pelarut non polar (eter) yaitu 0,2 gram sedang dengan menggunakan
pelarut polar (n-butanol) yaitu 0,2 gram
B. Saran
Sebaiknya format laporan jangan diubah-ubah
DAFTAR PUSTAKA
Tim penyusun, 2006. Penuntun Praktikum Farmakognosi I. Fakultas
Farmasi Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Iskandar S., 2005. Wawasan Ilmu Farmasi. Fakultas Farmasi Universitas
Muslim Indonesia. Makassar
Tim penyusun, 1986. Sediaan Galenik. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Dalimartha, Setiawan., 2004. Atlas Tumbuhan Indonesia Edisi II. Trubus
Agriwidjaya. Jakarta
Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan
RI. Jakarta
SKEMA KERJA
Ekstraksi Sederhana
1. Maserasi
Disiapkan alat dan bahan
Ditimbang beratnya
2. Perkolasi
Disiapkan alat dan bahan
3. Infudasi
Didinginkan
Disaring
Diamati