PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak proklamasi kemerdekaan hingga saat sekarang ini telah
banyak pengalaman yang diperoleh
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka permasalahan yang
dibahas dalam makalah ini adalah keanekaragaman kebudayaan yang ada
di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan cara pelestarian keanekaragaan
di Indonesia.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui macam
kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan cara
melestarikan kebudayaan tersebut di kehidupan sehari-hari.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai patokan bagi masyarakat untuk mencintai dan tetap melestarikan
budaya bangsa Indonesia dalam proses globalisasi budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
dengan
orang-orang
yang
berbeda
budaya
dan
sehingga
menghasilkan
bentuk
yang
indah.
sendiri
dibentuk
dengan
Udan
Liris,
dan
beberapa
motif
lainnya.
Kawung
Bribil
disebut
Kawung
Sen.
disamak,
kemudian
digambar
pola
bentuk
karakter
dan
Mahabharata
menjadi
poin
sentral
dalam
lari dari ikatan terhadap cerita utama dalam pakem. Contoh lakon
carangan antara lain Wahyu Triangga, Wahyu Dharma, Dewa
Ruci, Begawan Bima Suci, Bondan Paksa Jandhu, Prasetya
Ganggadata, dan lain sebagainya.
Dalam pakeliran wayang purwa sendiri terdapat banyak
genre khas suatu daerah atau yang dikenal dengan gagrak. Setiap
daerah memiliki ciri khas sendiri dalam bentuk boneka wayang,
cerita, konsep pertunjukan, dan sampai kepada tata nada dalam
pertunjukkan. Bahkan dalam suatu daerah dapat terdapat beberapa
gagrak. Adapun gagrak yang cukup terkenal adalah Sala,
Klatenan, Ngayogjan, Bagelenan (Purworejo dan Kebumen), Kedu,
Jawa Timuran (terutaman Malangan), Banyumasan, Tegalan,
Pesisiran (Pekalongan dan daerah pantura), dan Badra Cerbon
Dermayon (Cirebon dan Indramayu).
Pertunjukan dibagi atas tiga babak yang dikenal sebagai
pathet. Tiga bagian tersebut adalah Pathet Nem, Pathet Sanga,
Pathet Manyura. Setiap pathet menggambarkan jalan hidup
seorang
manusia
sesuai
jangka
umurnya.
Pathet
Nem
kayon). Pada bagian ini iringan kembali fantastis karena bagian ini
adalah penyelesaian dari perjalanan lakon. Selain itu dikenal juga
tarian khas boneka wayang, tayungan, di akhir bagian ini, yang
menggambarkan lepasnya nafas dari tubuh manusia.
Dalam pertunjukkan wayang kulit purwa, dikomandoi oleh
dalang, dengan dibantu para penabuh gamelan dan waranggana.
Dalang bertindak sebagai master dari keseluruhan pertunjukkan itu.
Ia membabar cerita secara naratif dengan antawacana dan
pocapan. Ia juga menggerakkan boneka wayang dengan sabetan.
Dalang pun melagukan jalannya cerita dan emosi lewat suluk.
Selain itu dalang juga bertindak sebagai arranger dari pertunjukan
itu dengan kode kombangan, dhodhogan, dan keprakan.
2. Kebudayaan Jawa Barat
a. Tari Jaipong
Tari Jaipong atau dikenal sebagai Jaipongan adalah tarian
yang diciptakan pada tahun 1961 oleh Gugum Gumbira. Pada masa
itu, ketika Presiden Soekarno melarang musik rock and roll dan
musik barat lainnya diperdengarkan di Indonesia, seniman lokal
tertantang untuk mengimbangi aturan pelarangan tersebut dengan
menghidupkan kembali seni tradisi. Tari Jaipong merupakan
perpaduan gerakan ketuk tilu, tari topeng banjet, dan pencak silat
(bela diri).
Ketuk tilu sangat populer di desa, tetapi pada saat itu
dianggap buruk di kalangan perkotaan, karena gerakannya yang
sensual, bahkan erotis. Tak jarang penari ketuk tilu merangkap juga
sebagai pelacur. Dalam karyanya, Gugum Gumbira pada saat itu
berusaha melestarikan bentuk dasar ketuk tilu, tetapi dengan tempo
musik yang dipercepat. Sehingga membuat penari menjadi lebih
aktif. Ia juga mempertahankan bentuk tradisioanl ketuk tilu, di
dalam
ini
biasanya
dilakukan
secara
rampak
TokohPemeranReogPonorogo
ReogPonorogomempunyai5pemeranutamayangselalu
bermaindisaatpertunjukanyaitu:
SinggoBarongyangberbentukkepalaharimaudengantatanan
bulumerakyangmengembanglebarsebagaimahkotayangdi
sebutdengandadakmerak,beratnyabisamencapai5060kg
yangdigigitdengangigi,jadipenariharuskuatdanmengerti
tekniknya.
Pujangga Anom atau Bujanganong,memakai yang bentuknya
lucudanseram,geraktariannyalincahdanakrobatik.
Raja Klono Sewandono adalah seorang raja, juga memakai
topengyangbercirikhassatriadanpemberani
Sekelompok Jathilan jumlahnya bisa mencapai empat ,enam,
delapandanseterusnyadanharusgenap,penariberpenampilan
kesatriatapifeminimdenganmenunggangkudareplikadari
kepangatauanyamanbambu.
Warok peran sebagai pembinaataun sesepuh diperankan oleh
laki laki yang bertubuh kekar, mempunyai jambang dan
kunis yang tebal serta memakai tutup kepala yang disebut
belangkon
MusikPengirigReogPonorogo
Musikpengiringinidibagimenjadi duakelompok yaitu
kelompokpenyanyiyangterdiridariduapenyanyiyangmenyanyi
lagu daerah seperti Jathilan Jonorogo apabila diadakan di
kabupatenPonorogodanapabiladiSurabayaparaaguyubanreog
diSurabayaseringmenggantinyadenganSemanggiSurabayaatau
Jembatan Merah yang merupakan lagu khas Surabaya dengan
bahasajawalalukelompokinstrumentgamelanmemilikianggota
sekitar9orangyangterdiridari:
2orangpenabuhgendang
1orangpenabuhketipungatugendangterusan.
2orangpeniupslompret
2orangpenabuhkenong
1orangpenabuhgong
2orangpemainangklung
Salah satu ciri khas dari tabuhan reog adalah bentuk
perpaduaniramayangberlainanantarakethukkenongdangong
yang berirama selendro dengan bunyi slompret yang berirama
pelogsehinggamenghasilkaniramayangterkesanmagis.
ApresiasiTerhadapReogPonorogo
A.Fungsipertunjukanreoginidizamandahulusebagaiupacara
adattetapiseiringdenganperubahanwaktuberubahmenjadi
keseniantradisionaldanteaterrakyat
B.KeunikanpertunjukanreogponorogoyaituSingoBarongyang
memiliki berat 50 60kg hanya di bawakan danditarikan
menggunakangigidanhanyabisadilakukanolehorangyang
terlatih
C.Keunikanmusikreogponorogoyaitubentukperpaduanirama
yangberlainanantarakethukkenongdangongyangberirama
selendrodenganbunyislompretyangberiramapelogsehingga
menghasilkaniramayangterkesanmagis
D.Pendapat sayatentang senitaridanteater reogadalahReog
merupakansebuahkesenianyangmemilikinilaibudayatinggi
danberbentuktariatauteateryangseharusnyakitajagadan
rawatagartidaklunturataumunkinbahkanhilangdimakan
globalisasidanmodernisasidunia.
LatarBelakangReogPonorogoMuncul
Menurut beberapa cerita turun menurun reog ponorogo
merupakanbentukupacaraadatkepercayaangaibsetempatyaitudi
kawasanPonorogoyangkentalakanauramagisdanilmukebatinan
yang kental, seiring dengan perubahan zaman maka berubahlah
ReogPonorogoitumejadisuatubentukhiburandankesenianteater
rakyat yang dalam bukan lagi menggunakan kekuatan gaib
melainkandenganteknikteknikkhususdanlatihanyangkeras.
mereka
terkadang
tidak
bangga
terhadap
produk
atau
harus
mengimplementasikan
kebijakan-kebijakan
yang
pemerintah
kebudayaan-kebudayaan
yang
pantas
didukung
adalah
penampilan
BAB III
KESIMPULAN
Indonesia memiliki berbagai macam kebudayaan yang harus kita
jaga dan lestarikan. Kebudayaan daerah bisa berupa tarian daerah, pakaian,
seni, rumah, alat musik tradisional, senjata tradisional, bahasa daerah dll.
Di Pulau Jawa ini saja memiliki berbagai macam kebudayaan, seperti di
Jawa Barat terdapat tari jaipong. Tari jaipong pada awal kemunculannya,
merupakan tarian modern yang berbeda dari tarian-tarian tradisional Sunda
sebelumnya yang mengedepankan sopan santun dan kehalusan budi para
penarinya. Penari (yang biasanya perempuan) bahkan menundukkan
pandangannya, dan tak boleh menatap pasangannya. Selain itu,di Jawa
Tengah terdapat batik, batik terdiri dari beberapa macam yaitu, batik
Keraton, batik Sidaluhur, batik Kawung, dan batik Sidamukti. Di Jawa
Tengah terdapat juga wayang kulit. Sementara itu,di Jawa Timur terdapat
kebudayaan reog ponorogo, reog adalah salah satu budaya daerah di
Indonesia yang masih sangat kental akan bau mistik dan ilmu ilmu
kebatinan.
Kebudayaan tersebut harus kita lestarikan dengan cara,
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam memajukan budaya
lokal, memaksimalkan potensi budaya lokal beserta pemberdayaan dan
pelestariannya, menghidupkan kembali semangat toleransi, kekeluargaan,
keramah-tamahan dan solidaritasyang tinggi, Selalu mempertahankan
budaya Indonesia agar tidak punah dan mengusahakan agar semua orang
mampu mengelola keanekaragaman budaya lokal.
DAFTAR PUSTAKA
Ganjar, Kurnia. 2003. Deskripsi Kesenian Jawa Barat. Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Jawa barat. Bandung.
Pogadaev, Victor. 2002. The Magic of Batik in Vostochnaya Kollektsiya (Oriental
Collection), spring 2002,p.71-74
Singai, John. 2012. Mengenal Corak Batik Jawa. budayasemasa.blogspot.com.
(diunduh pada tanggal 29 desember 2013)